laporan beton 3

Upload: djoel-firmansyah

Post on 12-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang tahan

    terhadap tekanan, akan tetapi tidak tahan terhadap tarikan. Sedangkan baja

    adalah suatu material yang sangat tahan terhadap tarikan. Dengan

    mengkombinasikan antara beton dan baja dimana beton yang menahan tekanan

    sedangkan tarikan ditahan oleh baja akan menjadi material yang tahan terhadap

    tekanan dan tarikan yang dikenal sebagai beton bertulang (reinforced

    concrete).Jadi pada beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan,

    sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ).

    Sehingga pada beton bertulang, penampang beton tidak dapat efektif 1 !

    digunakan, karena bagian yang tertarik tidak diperhitungkan sebagai pemikul

    tegangan.

    "al ini dapat dilihat pada sketsa gambar disamping

    ini. Suatu penampang beton bertulang dimana

    penampang beton yang diperhitungkan untuk

    memikul tegangan tekan adalah bagian diatas garis

    netral (bagian yang diarsir), sedangkan bagian

    dibawah garis netral adalah bagian tarik yang tidak

    diperhitungkan untuk memikul gaya tarik karena

    beton tidak tahan terhadap tegangan tarik.

    #aya tarik pada beton bertulang dipikul oleh besi penulangan ( rebar).

    $elemahan lain dari konstruksi beton bertulang adalah berat sendiri (self

    1

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    2/25

    weight) yang besar, yaitu %.& kgl'm, dapat dibayangkan berapa berat

    penampang yang tidak diperhitungkan untuk memikul tegangan (bagian tarik ).

    ntuk mengatasi ini pada beton diberi tekanan awal sebelum beban*beban

    bekerja, sehingga seluruh penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya,

    inilah yang kemudian disebut beton pratekan atau beton prategang (prestressed

    concrete).

    Dengan demikian, penulis ingin merancang desain beton prategang pada jembatan

    yag mempunyai struktur simple beam. Struktur ini menggunakan penampang

    type * +

    1.2. Tujuan+ujuan penulis merancang desain beton prategang ialah untuk mengetahui dimensi

    penampang beton yang lebih ekonomis untuk memikul beban enampang struktur

    akan lebih kecil'langsing, sebab seluruh luas penampang dipergunakan secara

    efektif. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari pada jumlah berat besi

    penulangan pada konstruksi beton bertulang biasa.

    1.3. Permasalahan

    -agimana mendapatkan dimensi yang ekonomis pada beton berpenamapang'pada

    struktur yang sudah diketahui beban yang akan dipikul oleh struktur.

    1.4. Batasan Masalah

    -atasan masalah digunakan untuk membatasi bahasan yang diambil penulis agar

    tetap fokus dan tidak melebar. -atasan yang diambil sebagai berikut

    1. enulis hanya menganalisis gelagar pada struktur jembatan dengan over stake

    tunggal

    %. embebanan sudah ditentukan

    1.. !"stemat"ka Penul"san

    Sistematikan penulisan yang digunakan untuk tugas akhir ini adalah sebagai

    berikut Secara umum, bahasan dalam makalah ini mencakup analisis dan

    perencanaan struktur beton prategang. ertama, bahasan dimulai dengan

    pendahuluan dalam -ab / yang membahas sifat bahan beton, jenis struktur beton,

    2

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    3/25

    peranan mekanika teknik dalam

    perencanaan, serta perencanaan struktur beton.

    -ahasan dilanjutkan dengan -ab // yang berisikan sifat permukaan datar, antara

    lain, luas permukaan, momen statis permukaan terhadap garis*garis yang melalui

    titik awal tata sumbu, titik berat dan momen inersial.

    0nalisis batang aksial*lentur disajikan dalam -ab ///. Sajian mencakup

    bahasan regangan dan tegangan batang, gaya resultanta tegangan, garis netral,

    batas daerah inti $ern, dan tegangan serta pada penampang. /si bahasan ini

    merupakan dasar analisis dan perencanaan struktur beton prategang dalam bab*

    bab mendatang.

    -ahasan diteruskan dengan -ab / yang -erisikan analisa data yang telah

    disebutkan pada bab sebelumnya

    -ahasan selanjutnya dalam -ab adalah -erisikan penutup yaituh

    rangkuman, kesimpulan dan saran

    BAB II

    DA!A# TE$#I

    2.1.!"%at Bahan Bet&n

    Seperti diketahui, beton adalah suatu baton yang mempunyai kekuatan yang tinggi

    terhadap to kan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relatif sangat rendah

    terhadap tarik. /lengan menggunakan kombinasi beton dengan baja sebagai bahan

    struktur, maka tegangan*tegangan tekan didalam penampang dipikulkan kepada

    beton, sedangkan tegangan*tegangan tarik dipi kulkan kepada baja. +egangan tarik

    3

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    4/25

    didalam penampang yang dipikulkan kepada baja menyebabkan beton disekitarnya*

    retak*retak. 2emang beton tidak bekerja efektif seluruhnya didalam penampang*

    penampang struktur beton bertulang, hanya bagian yang tertekan baja yang efe tif

    bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja

    efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. "al inilah yang

    menyebabkan tidak dapatnya diciptakan struk tur*struktur beton bertulang dengan

    bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak

    efektif. Disamping itu, retak*retak sekitar baaja tulangan merupakan tempat*tempat

    meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan, yang merupakan somber

    proses keretakan yang berbahaya bagi struktur. utusnya baja tulangan akibat

    karatan adalah fatal bagi struktur.

    bagian kekurangan*kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti

    diuraikan dimuka, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi bahan beton

    secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja yang

    ditanam

    2.2. 'en"s !truktur Bet&n

    erbedaan utama antara beton bertulang dan beton pratekan.

    %.%.1. -eton bertulang

    3ara bekerja beton bertulang adalah mengkombinasikan antara beton dan

    baja tulangan dengan membiarkan kedua material tersebut bekerja sendiri*

    sendiri, dimana beton bekerja memikul tegangan tekan dan baja

    penulangan memikul tegangan tarik.Jadi dengan menempatkan

    penulangan pada tempat yang tepat, beton bertulang dapat sekaligus

    memikul baik tegangan tekan maupun tegangan tarik.

    %.%.%. -eton rategang

    ada beton prategang, kombinasi antara beton dengan mutu yang tinggi dan

    baja bermutu tinggi dikombinasikan dengan cara aktif, sedangan beton

    4

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    5/25

    bertulang kombinasinya secara pasif. 3ara aktif ini dapat dicapai dengan

    cara menarik baja dengan menahannya kebeton, sehingga beton dalam

    keadaan tertekan. $arena penampang beton sebelum beban bekerja telah

    dalam kondisi tertekan, maka bila beban bekerja tegangan tarik yang

    terjadi dapat dieliminir oleh tegangan tekan yang telah diberikan pada

    penampang sebelum beban bekerja.

    %.%.. $euntungan -eton rategang

    $onstruksi beton prategang (restressed concrete) mempunyai beberapa

    keuntungan bila dibandingkan dengan konstruksi beton bertulang biasa,

    antara lain

    a. +erhindarnya retak terbuka didaerah tarik, sehingga beton prategang

    akan lebih tahan terhadap korosi.

    b. 4ebih kedap terhadap air, cocok untuk pipa dan tangki air.

    c. $arena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang sebelum

    beban rencana bekerja, maka lendutan akhir setelah beban rencana

    bekerja, akan lebih kecil dari pada beton bertulang biasa.

    d. enampang struktur akan lebih kecil'langsing, sebab seluruh luas

    penampang dipergunakan secara efektif.

    e. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari pada jumlah berat besi

    penulangan pada konstruksi beton bertulang biasa.

    f. $etahanan geser balok dan ketahanan puntirnya bertambah.

    Dengan ini, maka suatu struktur dengan bentangan besar penampangnya

    akan lebih langsing, hal ini mengakibatkan 5atural 6re7uency dari struktur

    berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat beban getaran gempa

    5

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    6/25

    atau angin, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup atau

    kekakuannya ditambah.

    -ila ditinjau dari segi ekonomis, maka ada beberapa hal yang perlu

    diperhatikana. Jumlah 8oluma beton yang diperlukan lebih kecil.

    b. Jumlah baja'besi yang dipergunakan hanya 1'9 1' nya.

    c. +etapi biaya awalnya tidak sebanding dengan pengurangan beratnya.

    "arga baja dan beton mutu tinggi lebih mahal, selain itu formwork dan

    penegangan baja prate*gang perlu tambahan biaya. erbedaan biaya awal ini

    akan menjadi lebih kecil, jika beton prategang yang dibuat adalah beton

    pracetak dalam jumlah yang besar.

    d. Sebaliknya beton prategang hampir*hampir tidak memerlukan biaya

    pemeliharan, lebih tahan lama karena tidak adanya retak*retak, berkurangnya

    beban mati yang diterima pondasi, dapat mempunyai bentang yang lebih besar,

    dan tinggi penampang konstruksinya berkurang.

    0da beberapa keuntungan dari beton prategang bila dibandingkan dengan beton

    bertulang biasa

    1. $arena pada beton prategang dipergunakan material yang bermutu tinggi,

    baik beton dan baja prategang, maka 8oluma material yang dipergunakan lebih

    kecil bila dibandingkan dengan beton bertulang biasa untuk beban yang

    sama. 2enurut pengalaman dengan meningkatkan mutu beton %: lipat

    akan menghemat biaya sekitar !.

    %. ada beton prategang seluruh penampang beton aktif menerima beban,

    sedangkan pada beton bertulang biasa hanya penampang yang tidak retak saja

    yang menerima beban.

    6

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    7/25

    &. -eton pratekan akan lebih ringan atau langsing ( karena 8olumanya lebih

    kecil) sehingga secara estetika akan lebih baik. ntuk bentangan*bentangan

    yang besar seperti jembatan dimana pengaruh berat sendiri sangat besar,

    maka penggunaan beton prategang akan sangat menguntungkan, karena

    lebih ringan dapat menghemat pondasinya.

    9. $arena tidak terjadi retak pada beton prategang, maka baik baja penulangan

    dan baja prategang akan lebih terlindungi terhadap bahaya korosi, sehingga

    akan lebih cocok untuk struktur yang bertempat didaerah korosif.

    ;. 4endutan efektif untuk beban jangka panjang dapat terkontrol lebih baik pada

    beton prategang penuh maupun prategang sebagian.

    %.%.&. Jenis 2aterial -eton dan -aja yang digunkan

    a. Beton

    -eton yang dipakai pada beton prategang umumnya mempunyai kuat

    tekan %

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    8/25

    $ekuatan batas strand ada % jenis yaitu 1>% 2a dan 1 kawat.

    !tran( ) ka*at

    Ta+el s,es"%"kas" stran( ) ka*at

    @ 5ominal (mm) 4uas 5ominal mm% $uat utus (k5)

    ;,9 %,%% &

    >,A& >,&% ;&,9

    A,9 91,;1 A%,A 1;,1

    19,%& 1A,9 %&,%

    . -atang -aja

    -atang baja yang digunakan untuk beton prategang disyaratkan

    pada 0S+2 0 %%, kekuatan batas minimum adalah 1 2a.

    2odulus elastisitas 1,>% 19B 1,A.192a. -atang baja mutu

    tinggi tersedia pada panjang sekitar %& m. -atang*batang baja

    tersedia sampai @ &,A mm

    &. #routing

    #routing dibutuhkan sebagai bahan pengisi selubung baja

    prategang (tendon) untuk metode pasca tarik. ntuk metode

    pratarik tidak dibutuhkan selubung sehingga tidak dibutuhkan

    grouting. Selubung terbuat dari logam yang digal8anisir. -ahan

    grouting berupa pasta semen.

    2.3. Met&(e Prategang

    Pada dasarnya ada 2 macam methode pemberian gaya

    prategang pada beton, yaitu:a Pratarik (Pre!ension "ethod# "ethode ini ba$a prategang

    diberi gaya prategang du%u sebe%um beton dicor, o%eh karena

    &

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    9/25

    itu disebut pretension method' dapun prinsip dari Pratarik ini

    secara singkat ada%ah sebagai berikut:

    !ahap 1: )abe% (!endon # prategang ditarik atau diberi

    gaya prategang kemudian diangker pada suatu abutmenttetap (gambar **5 #'

    !ahap 2: Beton dicor pada cetakan ( +ormork# dan %andasan

    yang sudah disediakan sedemikian sehingga me%ingkupi

    tendon yang sudah diberi gaya prategang dan dibiarkan

    mengering ( gambar **5 B#'

    !ahap 3: -ete%ah beton mengering dan cukup umur kuat

    untuk menerima gaya prategang, tendon dipotong dan

    di%epas, sehingga gaya prategang ditrans+er ke beton

    ( gambar **5 .#'

    -ete%ah gaya prategang ditrans+er kebeton, ba%ok beton tsb'

    akan me%engkung keatas sebe%um menerima beban ker$a'

    /

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    10/25

    -ete%ah beban ker$a beker$a, maka ba%ok beton tsb' akan

    rata'

    b' asca tarik ( ost*+ension 2ethod)

    ada methode ascatarik, beton dicor lebih dahu%u, dimana

    sebe%umnya te%ah disiapkan sa%uran kabe% atau tendon yang

    disebut duct' -ecara singkat methode ini dapat di$e%askan

    sebagai berikut:

    +ahap 1 Dengan cetakan (formwork) yang telah disediakan lengkap dengan

    saluranlselongsong kabel prategang (tendon duct) yang dipasang

    melengkung sesuai bidang momen balok, beton dicor ( gambar

    ; 0).

    +ahap % Setelah beton cukup umur dan kuat memikul gaya prategang,

    tendon atau kabel prategang dimasukkan dalam selongsong (tendon

    duct), kemudian ditarik untuk mendapatkan gaya prategang.

    1*

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    11/25

    2ethode pemberian gaya prategang ini, salah satu ujung kabel

    diangker, kemudian ujung lainnya ditarik ( ditarik dari satu sisi).

    0da pula yang ditarik dikedua sisinya dan diangker secara

    bersamaan. Setelah diangkur, kemudian saluran di grouting

    melalui lubang yang telah disediakan. (#ambar ; -).

    +ahap Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya

    prategang telah ditransfer kebeton. $arena tendon dipasang

    melengkung, maka akibat gaya prategang tendon memberikan beban

    merata kebalok yang arahnya keatas, akibatnya balok melengkung

    keatas ( gambar ; 3).

    $arena alasan transportasi dari pabrik beton kesite, maka biasanya beton

    prategang dengan sistem posttension ini dilaksanakan secara segmental (balok

    dibagibagi, misalnya dengan panjang 1 1,9 m), kemudian pemberian gaya

    prategang dilaksanakan disite, setelah balok segmental tsb. dirangkai.

    2.4. Taha, Peme+e+anan

    +idak seperti pada perencanaan beton bertulang biasa. pada perencanaan beton

    prategang ada dua tahap pembebanan yang harus dianalisa. ada setiap tahap

    pembebanan harus selalu diadakan pengecekan atas kondisi pada bagian yang

    tertekan maupun bagian yang tertarik untuk setiap penampang. Dua tahap

    pembebanan pada beton prategang adalah +ahap +ransfer dan +ahap Ser8ice

    (4ayan).

    a.+ahap +ransfer

    ntuk metode pratarik, tahap transfer ini terjadi pada saat angker dilepas dan

    gaya prategang direansfer ke beton. ntuk metode pascatarik, tahap transfer

    ini terjadi pada saat beton sudah cukup umur dan dilakukan penarikan

    kabel prategang. ada saat ini beban yang bekerja hanya berat sendiri

    struktur, beban pekerja dan peralatan, sedangkan beban hidup belum

    bekerja sepenuhnya, jadi beban yang bekerja sangat minimum,

    11

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    12/25

    sementara gaya prategang yang bekerja adalah maksimum karena belum

    ada kehilangan gaya prategang.

    b. +ahap Ser8ice

    Setelah beton prategang digunakan atau difungsikan sebagai komponen

    struktur, maka mulailah masuk ke tahap ser8ice, atau tahap layan dari

    beton prategang tersebut. ada tahap ini beban luar seperti li8e load, angin,

    gempa dll. mulai bekerja, sedangkan pada tahap ini semua kehilangan gaya

    prategang sudah harus dipertimbangkan didalam analisa strukturnya.

    ada setiap tahap pembebanan pada beton prategang harus selalu dianalisis

    terhadap kekuatan, daya layan, lendutan terhadap lendutan ijin,nilai retak

    terhadap nilai batas yang di*ijinkan. erhitungan untuk tegangan dapat dilakukan

    dengan pendekatan kombinasi pembebanan, konsep kopel internal (internal

    couple concept) atau methode be*ban penyeimbang (load balancing method),

    yang akan dibahas pada kuliah*kuliah berikutnya.

    2.. Peren-anaan Bet&n Prategang

    erencaan struktur beton sekarang ini dapat digolongkan atas % jenis, yaitu yang

    didasarkan atas kekuatan (strength based design) dan yang didasarkan atas

    performa (performance based design). Dalam perencanaan kekuatan, yang

    menjadi tolok utama adalah tegangan*tegangan dalam struktur dibandingkan

    dengan kekuatan bahan (kekuatan elastis atau plastis), sementara dalam

    perencanaan menurut performa, penampilan struktur menjadi tolok ukur utama,

    misalnya keretakan terkontrol, lendutan tidak begitu besar, dan sewaktu gempa,

    struktur memberikan kesempatan waktu untuk penyelamatan penghuni.

    Dalam perencanaan menurut kekuatan, dikenal dua jenis perencanaan sesaui denga

    tingkat kekuatan bahan yang diperkenankan digunakan, yaitu

    12

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    13/25

    1) Corking stress method (metode beban kerja)

    rinsip perencanaan disini ialah dengan menghitung tegangan yang terjadi

    akibat pembebanan (tanpa dikalikan dengan faktor beban ) dan

    membandingkan dengan tegangan yang di*ijinkan. +egangan yang di*

    ijinkan dikalikan dengan suatu faktor kelebihan tegangan ( o8erstress

    factor) dan jika tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangan yang di*

    ijinkan tersebut, maka struktur dinyatakan aman.

    %) 4imit state method (metode beban batas)

    rinsip perencanaan disini didasarkan pada batas*batas tertentu yang dapat

    dilampaui oleh suatu sistim struktur. -atas*batas ini ditetapkan terutama

    terhadap kekuatan, kemampuan layan, keawetan, ketahanan terhadap beban,

    api , kelelahan dan persyaratan*persyaratan khusus yang berhubungan dengan

    penggunaan struktur tersebut.

    13

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    14/25

    #ambar 1.&.1 0lur +indak erencanaan

    2.. Anal"sa Lentur Bal&k Prategang

    Seperti kita ketahui bahwa lentur mengakibatkan sebagian penampang balok

    berada dalam keadaan tarik. Daerah tarik tersebut berada pada bagian bawah

    balok untuk momen lentur positif dan berada pada bagian atas untuk momen

    lentur negatif. Dengan demikian, pemasangan kabel prategang dilakukan pada

    bagian yang tertarik tersebut, sehingga pada umumnya lay*out kabel mengikuti

    bentuk bidang momen akibat gaya luar.

    2..1. Perjanj"an Tan(a

    ntuk kemudahan dalam mengikuti pembahasan dalam buku ini, maka

    diambil perjanjian tanda untuk koordinat dan gaya*gaya. $ita akan menggunakan

    perjanjian tanda yang khusus untuk struktur beton prategang karena dihadapi

    kondisi yang khusus dan berbeda dengan mekanika teknik biasa. Sebagai contoh,

    gaya aksial tarik biasanya diberi tanda positif dalam mekanika teknik. Dalam

    struktur beton prategang, gaya aksial tekan diberi tanda positif.

    erjanjian tanda positif ditunjukkan dalam #ambar ;.%.1 berikut ini. +ata

    sumbu ),,( ZYX diambil mengikuti aturan tangan kanan (right-hand-screw rule)

    seperti dalam gambar, dengan sumbu X diambil berimpit sumbu aksial batang

    dan sumbu YX, menyesuaikan diri. +egangan dan gaya resultan tegangan

    normal diambil positif jika merupakan tekan terhadap penampang, sementara

    14

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    15/25

    resultanta momen yM

    dan zM ditandai positif jika arah 8ektorialnya mengarah

    ke sumbu ZY, positif.

    #ambar ;.%.1 erjanjian +anda

    2..2. Tegangan Ij"n

    Dalam bab terdahulu telah dijelaskan bahwa menurut S5/ +ata 3ara

    erancangan -eton racetak dan -eton rategang untuk -angunan #edung,

    perencanaan struktur beton prategang dilakukan berdasarkan metoda beban kerja,

    dan di beberapa lokasi yang dipandang sebagai penampang kritis, dilakukan

    pemeriksaan kapasitas batas penampang.

    Dengan demikian, dalam perencanaan kita menggunakan persyaratan

    tegangan ijin baja prategang sebagai berikut. +egangan tarik pada baja prategang

    tidak boleh melebihi nilai berikut.

    15

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    16/25

    o .A& pyf

    akibat gaya pengangkuran baja prategang, tetapi tidak lebih besar

    dari . puf

    untuk kasus tendon pasca tarik pada perangkat angkur dan kopel

    segera setelah penyaluran gaya.

    2..3. Anal"s"s Penam,ang

    ntuk mudahnya, kita akan lebih sering membahas kasus balok dengan

    penampang persegi. 5amun, kita akan membahas formulasi dengan kasus yang

    lebih umum. ntuk itu, pandanglah suatu penampang dengan luas A yang

    padanya didirikan tata sumbu ),,( ZYX yang berawal pada titik berat Cdari

    penampang. enampang memiliki minimal sumbu Ysebagai sumbu simetri

    dengan ty

    dan by

    masing*masing sebagai jarak dari serat teratas dan serat

    terbawah terhadap titik berat.

    2..4. Penam,ang Dengan /a0a Prategang Eksentr"s

    0kibat gaya prategang F dengan eksentrisitas e , timbul tegangan*

    tegangan pada penampang. ada serat teratas dan terbawah, timbul tegangan

    sebesar

    )(y/

    6.e

    0

    6f

    )(y/

    6.e

    0

    6f

    b

    ??

    cb

    t

    ??

    ct

    b

    a

    +=

    +=

    (;.&.1)

    erlu ditambahkan bahwa kalau e bernilai sedemikian hingga gaya Fbertitik

    tangkap tepat pada batas bawah daerah $ern, yaitu

    16

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    17/25

    bke=

    (;.&.%)

    maka diperoleh

    )(y/

    6.e

    0

    6f

    )(f

    b

    ??

    cb

    ct

    b

    a

    +=

    =

    (;.&.)

    sedangkanfct> . Dengan demikian, seluruh penampang berada dalam keadaan

    tekan dan serat teratas persis pada keadaan batas antara tekan dan tarik.

    .4.2 Penam,ang Dengan M&men Lentur

    0kibat bobot mati dan beban hidup, pada penampang timbul momen

    lentur dM

    dan M

    dengan arah 8ektorial di sumbu Z . Dengan demikian, pada

    serat teratas dan terbawah, timbul tegangan sebesar

    )(y/

    2y

    /

    2f

    )(y/

    2y

    /

    2f

    b

    ??

    b

    ??

    dcb

    t

    ??

    t

    ??

    dct

    b

    a

    +=

    +=

    (;.&.&)

    .4.3 Penam,ang Dengan /a0a &m+"nas"

    Dalam asal 9. telah diterangkan bahwa tahap*tahap yang menjadi

    perhatian adalah tahap transfer gaya prategang dan beban mati balok sudah

    bekerja, dan tahap layan. mumnya, pada tahap transfer, diambil gaya prategang

    17

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    18/25

    awal F

    sebagai gaya pada baja prategang, dan gaya prategang efektif eF

    sebagai gaya baja prategang pada tahap layan.

    0kibat gaya prategang eksentris dan bobot mati, pada penampang timbul

    tegangan normal kombinasi menurut ers. (;.&.1) dan (;.&.&). Dengan demikian,

    pada serat teratas dan terbawah, timbul tegangan sebesar

    )(y/

    2y

    /

    .e6

    0

    6f

    )(y/

    2y

    /

    .e6

    0

    6f

    b

    ??

    db

    ??

    cb

    t

    ??

    dt

    ??

    ct

    b

    a

    ++=

    ++=

    (;.&.9)

    Dalam tahap ini, akibat adanya tegangan tekan pada serat atas akibat

    beban mati, maka untuk kondisi batas yang dinyatakan dalam ers. (;.&.a),

    maka eksentrisitas e bisa bernilai mutlak lebih besar dari pada batas bawah

    daerah $ern jadi,

    bke < (;.&.;)

    0kibat gaya prategang eksentris, bobot mati serta beban hidup, pada

    penampang timbul tegangan normal kombinasi menurut ers. (;.&.1) dan (;.&.&).

    Dengan demikian, pada serat teratas dan terbawah, timbul tegangan sebesar

    )(y/

    2y

    /

    2y

    /

    .e6

    0

    6f

    )(y/

    2y

    /

    2y

    /

    .e6

    0

    6f

    b

    ??

    b

    ??

    db

    ??

    eecb

    t

    ??

    t

    ??

    dt

    ??

    eect

    b

    a

    +++=

    +++=

    (;.&.>)

    Dalam tahap ini, akibat adanya tegangan tarik pada serat bawah akibat

    beban hidup, maka untuk kondisi batas bahwa pada akhirnya

    1&

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    19/25

    fcb = (;.&.

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    20/25

    -erdasarkan pentahapan di atas maka batas atas penempatan baja prategang,

    diterapkan ers. (;.&.>b), dengan kondisi

    =cbf (;.9.)

    sehingga

    e

    tt

    e

    d

    b

    yy

    tF

    Mk

    F

    MM

    y

    re =

    +=

    %

    (;.9.&)

    dalam mana eF adalah gaya prategang efektif pada tahap layan, dan tM adalah

    momen total akibat bobot mati, beban superimpose dan beban hidup.

    Dalam ers.(;.9.%) maupun (;.9.&) terlihat bahwa nilai momen*momen dM

    dan M

    ber8ariasi dari penampang ke penampang sesuai dengan bentuk bidang

    momen mati dan bidang momen hidup. Dengan demikian, kita memperoleh batas*

    batas dari tata letak kabel, berupa batas atas dan batas bawah seperti yang ditunjukkan

    dalam #ambar ;.9.1. Dari ers. (;.9.%) terlihat bahwa batas atas penempatan baja

    prategang dapat diukur dari tk

    sebesar,' FMd dan dari ers. (;.9.&) terlihat bahwa

    batas bawah penempatan baja prategang dapat diukur dari bk

    sebesar.' et FM

    #ambar ;.9.1 +ata 4etak $abel rategang

    2*

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    21/25

    2enyimak batas*batas letak baja prategang dalam #ambar ;.9.1, kita dapat

    menghadapi kasus. $asus pertama, dihadapi kondisi dalam mana batas atas sangat

    berjauhan dari pada batas bawah, seperti dalam #ambar ;.9.%a. Dalam hal ini, balok

    dapat diperkecil karena dimensi kebesaran. $asus kedua, dihadapi kondisi dalam

    mana batas atas berpotongan dengan batas bawah, seperti dalam #ambar ;.9.%b.

    Dalam hal ini, balok harus diperbesar karena dimensi tidak mencukupi untuk

    ditempati baja prategang. $asus ketiga, dihadapi kondisi dalam mana batas atas

    cukup dekat dengan batas bawah namun masih mempunyai margin bagi penempatan

    baja prategang. $asus ini merupakan kasus yang ideal, sebagai mana terlihat dalam

    #ambar ;.9.%c.

    #ambar ;.9.% $ecukupan Dimensi $omponen -alok

    21

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    22/25

    . M&men #etak Penam,ang

    2omen yang menimbulkan retak rambut pertama dalam balok beton

    prategang, dinamakan momen retak (cracking moment). 2omen retak dihitung

    dengan teori elastisitas dengan mengasumsikan bahwa serat beton ekstrim tarik

    mencapai kekuatan tarik crf

    , yaitu

    fy

    /

    2y

    /

    .e6

    0

    6 crb

    ??

    tb

    ??

    ee =++ (;.;.1)

    sehingga

    f

    0y

    /6e62 cr

    b

    ??eecr

    b

    zz

    y

    ++=

    (;.;.%)

    .) M&men Batas Penam,ang

    Dalam bab terdahulu telah diterangkan bahwa desain struktur beton prategang

    didasarkan atas metoda beban kerja, dan kapasitas momen batas penampang perlu

    diperiksa pada penampang*penampang yang dianggap kritis. Dengan demikian, kita

    perlu melakukan analisis kapasitas momen batas penampang.

    Seperti terlihat dalam #ambar ;.>.1, kapasitas penampang diperoleh dengan

    jalan meninjau keseimbangan gaya hori?ontal pada penampang. kesimbangan gaya

    hori?ontal memberikan

    dbkfk3 Ec1= (;.>.1)

    dalam manaE

    c1 fk adalah tegangan eki8alen seragam pada saat keruntuhan beton.

    Dengan demikian, diperoleh

    22

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    23/25

    )(k

    0

    )(k

    0

    k

    3

    E

    1

    s

    E

    1

    s

    E

    1

    bbdf

    fk

    abf

    f

    bfdk

    c

    s

    c

    s

    c

    =

    ==

    (;.>.%)

    $arena gaya tekan 3 berada pada titik tengah blok tegangan persegi seragam, maka

    diperoleh dengan momen sebesar

    =

    %

    k*1da

    (;.>.)

    sehingga kapasitas momen batas menjadi

    )%'1(02 s kdfs = (;.>.&)

    ntuk ..&) memberikan

    =

    bdf!

    fAdf

    c

    sss Es .;)

    ntuk penampang persegi, kita menggunakan)'(0s bd= , dan untuk kapasitas

    batas kita menggunakan suf=sf , sehingga

    =

    Esu

    9A.102

    c

    susu

    f

    fdf

    (;.>.>)

    23

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    24/25

    #ambar ;.>.1 $apasitas 2omen -atas enampang

    !

    y

    )F)((G%

    ))(( %%

    fwff

    fwff

    thbbhb

    thbbhb

    A ))(( fwff thbbhb

    )F)((G&

    F))((GF))((G

    1%%%

    fwff

    fwff

    fwffthbbhb

    thbbhbthbbhb

    F)(G1%

    1 wfff bthtb +

    24

  • 7/23/2019 Laporan Beton 3

    25/25

    %

    r)F)((G

    )(

    1%

    1

    fwff

    wfff

    thbbhb

    bthtb

    +

    %

    r%

    %%%

    )F)((G&

    F))((G

    ))((

    ))((

    1

    fwff

    fwff

    fwff

    fwff

    thbbhb

    thbbhb

    thbbhb

    thbbhb

    %

    r

    t

    )F)((G%

    ))(( %%

    fwff

    fwff

    thbbhb

    thbbhbh

    b

    )F)((G%

    ))(( %%

    fwff

    fwff

    thbbhb

    thbbhb

    25