displasia cervix
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Displasia Cervix
1/2
Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel, berubah
menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih.
Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium
displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif.
erdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan
oleh adanya mutasi gen pengendali siklus sel. !en pengendali tersebut adalahonkogen, tumor supresor gene, dan repair genes. "nkogen dan tumor supresor gen
mempunyai efek yang berla#anan dalam karsinogenesis, dimana onkogen
memperantarai timbulnya transformasi maligna, sedangkan tumor supresor gen akan
menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam
pertumbuhan sel. $eskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan
intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. %esi preinvasif akan
mengalami regresi secara spontan sebanyak & ' &.
entuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi.
*aktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (K+S) berkisar antara
1 - tahun, sedangkan #aktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasifadalah & 0 tahun (/+$ K+, 122). 3roses perkembangan kanker serviks
berlangsung lambat, dia#ali adanya perubahan displasia yang perlahan'lahan menjadi
progresif. 4isplasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang
meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimia#i, infeksi virus atau bakteri
dan gangguan keseimbangan hormon. 4alam jangka #aktu - 10 tahun
perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada
stroma serviks dengan adanya proses keganasan. 3erluasan lesi di serviks dapat
menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis
serviks. %esi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya
dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. 5irus 467 ini menyerang epitel
permukaan serviks pada sel basal 8ona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain
mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki,
menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi
keganasan (Suryohudoyo, 1229: 4ebbie, 1229). erbagai jenis protein diekspresikan
oleh ;35 yang pada dasarnya merupakan pendukung siklus hidup alami virus
tersebut. 3rotein tersebut adalah
-
7/23/2019 Displasia Cervix
2/2
7pabila terjadi degradasi fungsi p& maka proses karsinogenesis berjalan tanpa
kontrol oleh p&. "leh karena itu, p& juga dapat dipakai sebagai indikator prognosis
molekuler untuk menilai baik perkembangan lesi pre'kanker maupun keberhasilan
terapi kanker serviks (Kaufman et al, 000). 4engan demikian dapatlah diasumsikan
bah#a pada kanker serviks terinfeksi ;35 terjadi peningkatan kompleks p&'.
4engan pernyataan lain, terjadi penurunan p& pada kanker serviks terinfeksi ;35.4an, seharusnya p& dapat dipakai indikator molekuler untuk menentukan prognosis
kanker serviks. ila pembuluh limfe terkena invasi, kanker dapat menyebar ke
pembuluh getah bening pada servikal dan parametria, kelenjar getah bening obtupator,
iliaka eksterna dan kelenjar getah bening hipogastrika. 4ari sini tumor menyebar ke
kelenjar getah bening iliaka komunis dan pada aorta. Secara hematogen, tempat
penyebaran terutama adalah paru'paru, kelenjar getah bening mediastinum dan
supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak (3rayetni, 122-).