displasia cervix

Upload: patria-ardian

Post on 14-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Displasia Cervix

    1/2

    Karsinoma serviks adalah penyakit yang progresif, mulai dengan intraepitel, berubah

    menjadi neoplastik, dan akhirnya menjadi kanker serviks setelah 10 tahun atau lebih.

    Secara histopatologi lesi pre invasif biasanya berkembang melalui beberapa stadium

    displasia (ringan, sedang dan berat) menjadi karsinoma insitu dan akhirnya invasif.

    erdasarkan karsinogenesis umum, proses perubahan menjadi kanker diakibatkan

    oleh adanya mutasi gen pengendali siklus sel. !en pengendali tersebut adalahonkogen, tumor supresor gene, dan repair genes. "nkogen dan tumor supresor gen

    mempunyai efek yang berla#anan dalam karsinogenesis, dimana onkogen

    memperantarai timbulnya transformasi maligna, sedangkan tumor supresor gen akan

    menghambat perkembangan tumor yang diatur oleh gen yang terlibat dalam

    pertumbuhan sel. $eskipun kanker invasive berkembang melalui perubahan

    intraepitel, tidak semua perubahan ini progres menjadi invasif. %esi preinvasif akan

    mengalami regresi secara spontan sebanyak & ' &.

    entuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi.

    *aktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (K+S) berkisar antara

    1 - tahun, sedangkan #aktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasifadalah & 0 tahun (/+$ K+, 122). 3roses perkembangan kanker serviks

    berlangsung lambat, dia#ali adanya perubahan displasia yang perlahan'lahan menjadi

    progresif. 4isplasia ini dapat muncul bila ada aktivitas regenerasi epitel yang

    meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau kimia#i, infeksi virus atau bakteri

    dan gangguan keseimbangan hormon. 4alam jangka #aktu - 10 tahun

    perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang menjadi invasif pada

    stroma serviks dengan adanya proses keganasan. 3erluasan lesi di serviks dapat

    menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke kanalis

    serviks. %esi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan akhirnya

    dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. 5irus 467 ini menyerang epitel

    permukaan serviks pada sel basal 8ona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain

    mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki,

    menetap, dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi

    keganasan (Suryohudoyo, 1229: 4ebbie, 1229). erbagai jenis protein diekspresikan

    oleh ;35 yang pada dasarnya merupakan pendukung siklus hidup alami virus

    tersebut. 3rotein tersebut adalah

  • 7/23/2019 Displasia Cervix

    2/2

    7pabila terjadi degradasi fungsi p& maka proses karsinogenesis berjalan tanpa

    kontrol oleh p&. "leh karena itu, p& juga dapat dipakai sebagai indikator prognosis

    molekuler untuk menilai baik perkembangan lesi pre'kanker maupun keberhasilan

    terapi kanker serviks (Kaufman et al, 000). 4engan demikian dapatlah diasumsikan

    bah#a pada kanker serviks terinfeksi ;35 terjadi peningkatan kompleks p&'.

    4engan pernyataan lain, terjadi penurunan p& pada kanker serviks terinfeksi ;35.4an, seharusnya p& dapat dipakai indikator molekuler untuk menentukan prognosis

    kanker serviks. ila pembuluh limfe terkena invasi, kanker dapat menyebar ke

    pembuluh getah bening pada servikal dan parametria, kelenjar getah bening obtupator,

    iliaka eksterna dan kelenjar getah bening hipogastrika. 4ari sini tumor menyebar ke

    kelenjar getah bening iliaka komunis dan pada aorta. Secara hematogen, tempat

    penyebaran terutama adalah paru'paru, kelenjar getah bening mediastinum dan

    supravesikuler, tulang, hepar, empedu, pankreas dan otak (3rayetni, 122-).