Download - 2009-1-00479-TIAS Bab 2
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
1/45
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasokan)
Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer,
sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang
dunia kedua. Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat
terpakai pada urusan pengiriman barang. Di sini terjadi kerjasama antara
perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pengaturannya mulai dilakukan
oleh pihak ketiga. Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai
banyak perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi.
Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara
dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah
contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang lebih
penting lagi.
Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan,
dengan pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang
Penyimpanan, Transporasi,Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang.
Kelima komponen tadi harus dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi
secara individual tidak disarankan karena bisa membuat sistem secara
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
2/45
7
keseluruhan menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya untuk menekan
biaya produksi kita coba pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain yang
lebih murah. Tapi mungkin ini akan berakibat ongkos transport yang lebih
mahal, dan sebagainya.
Definisi Supply Chain Management (SCM) menurut Simchi-Levi et al.
(1999), merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk
mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang (warehouse), dan tempat
penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dan
didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu yang tepat
untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan. Definisi lain
menyebutkan Supply Chain merupakan sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang
mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada
konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri
dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari bumi/alam, perusahaan
yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau
komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan dengan
suatu jaringan value adding activities.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
3/45
8
Supply Chain Management terdiri dari 3 elemen yang saling terikat satu
sama lain, yaitu:
1. Struktur jaringan supply chain
Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan anggota supply chain
lainnya.
2. Proses bisnis supply chain
Aktivitas-aktivitas uang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi
pelanggan.
3. Komponen manajemen supply chain
Variabel-variabel manajerial dimana proses bisnis disatukan dan
disusun sepanjang supply chain.
Pelaksanaan SCM meliputi pengenalan anggota suppy chain dengan siapa
dia berhubungan, proses apa yang perlu dihubungkan dengan tiap anggota inti
dan jenis penggabungan apa yang diterapkan pada tiap proses hubungan
tersebut. Tujuannya adalah memaksimalkan persaingan dan keuntungan bagi
perusahaan dan seluruh angotanya, termasuk pelanggan akhir.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
4/45
9
Gambar 2.1. Kerangka Kerja Supply Chain Management
2.1.1. Proses Bisnis Supply Chain
Bila dua perusahaan membina hubungan, aktivitas-aktivitas internal mereka
akan terhubung dan tersusun bersama di antara keduanya. Sebagai contoh,
aktivitas internal perusahaan dihubungkan dan mempengaruhi aktivitas
internal distributor, dan sebaliknya juga dapat berhubungan dengan aktivitas
retail. Akhirnya, aktivitas internal retail berhubungan dan mempengaruhi
pelanggan akhir. Dengan demikian, keberhasilan SCM memerlukan
perusahaan dari fungsi individual untuk menyatukan aktivitas-aktivitas pada
proses bisnis inti supply chaindan mengkoordinasikannya.
Supply chainbussines
process
Supply chain
managementcomponents
Supply chain
networkstructure
2. What processes should belinked with each of these key
supply chain members
1. Who are the key supply chain
members with whom the link
processes ?
3. What level integration and
management should be
applied for each process link
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
5/45
10
Keberhasilan SCM memerlukan:
Dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan dan komitmen untuk
berubah.
Memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan.
Menyetujui visi dan proses inti SCM.
Komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses-proses bisnis intisupply chainterdiri dari 8 proses, yaitu:
1. Customer Relationship Management(CRM)
2. Customer Service Management(CSM)
3.
Demand Management
4. Customer Order Fulfillment
5. Manufacturing Flow Management
6. Procurement
7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi
8. Retur
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
6/45
11
Tujuan atau hasil dari proses SCM ini adalah:
Mengembangkan team yang berfokus pada pelanggan sehingga dapat
memberikan persetujuan produk dan jasa yang menguntungkan kedua
belah pihak pada pelanggan penting secara strategik.
Membuat kontak hubungan yang secara efisien menangani pertanyaan-
pertanyaan dari semua pelanggan.
Secara terus-menerus mengumpulkan, menyusun dan meng-update
permintaan pelanggan untuk menyesuaikan demand dengan supply.
Mengembangkan sistem produksi fleksibel yang tanggap secara cepa
pada perubahan kondisi pasar.
Mengatur hubungan supplier sehingga quick response dan perbaikan
berkesinambungan dapat berjalan lancar.
Pengiriman pesanan tepat waktu dan benar 100%
Minimasi waktu siklus ketersediaan retur (return to available)
2.1.2. Komponen-komponen Manajemen SCM
Komponen-komponen manajemen bersifat kritis dan fundamental bagi
keberhasilan SCM karena dibutuhkan untuk menunjukkan dan menentukan
bagaimana setiap jaringan proses disatukan dan disusun. Tingkat integrasi dan
manajemen sebuah jaringan proses bisnis merupakan fungsi dari angka dan
tingkat yang disusun dari yang rendah sampai yang tinggi dari komponen-
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
7/45
12
komponen yang ditambahkan ke jaringan. Penambahan komponen-komponen
manajemen atau peningkatan tingkat tiap komponen dapat meningkatkan
tingkat integrasi dari jaringan proses bisnis tersebut.
Literatur SCM, rekayasa ulang proses bisnis dan hubungan buyer-supplier
menganjurkan diperbanyak kemungkinan komponen yang harus menerima
perhatian manajerial ketika mengatur hubungan supply chain. Tiap komponen
dapat memiliki beberapa subkomponen dimana kepentingannya dapat berubah-
ubah sesuai dengan proses yang sedang disusun.
Komponen-komponen utamanya adalah:
1. Metode perencanaan dan pengendalian.
2. Struktur aliran kerja/aktivitas kerja.
3.
Struktur organisasi.
4. Struktur fasilitas aliran komunikasi dan informasi.
5. Struktur fasilitas aliran produk.
6. Metode manajemen.
7. Struktur wewenang (power) dan kepemimpinan (leadership).
8. Struktur risiko dan reward.
9. Budaya dan sikap.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
8/45
13
Gambar 2.2. Komponen-Komponen Manajemen Fundamental
2.2. Manajemen Logistik
Selama ini manajemen logistik banyak diartikan sebagai Bisnis logistik,
Channel management, Distribution, Industrial logistics, Logistical
Management, Logistics, Material Management, Physical Distribution, Quick-
response System, dan juga Supply Chain Management. The Council of
Logistics Management(CLM), organisasi pelopor logistik di Amerika Serikat
yang memiliki anggota sekitar 15.000 orang mendefinisikan Manajemen
Logistik sebagai berikut:
Manajemen Logistikmerupakan bagian dari proses Supply Chainyang
berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
keefisiensian dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan
Physical and
Technical
Planning and
Control methode
Work/flow
activity structures
Communication
and informationflow facility
Organization
structure
Product flow
facility structure
Managerial and
behavioral
Culture and
attitude
Risk and reward
structure
Power and
leadership
Management
methode
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
9/45
14
dan informasi terkait dari titik permulaan (point-of-origin) hingga titik
konsumsi (point-of-consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan para pelanggan.
Jadi terkait dengan semua hal di dalam suatu organisasi, baik berupa aliran
barang, pelayanan dan informasi pada sektor produk maupun jasa. Sektor
pabrik meliputi segala jenis perusahaan yang memproduksi barang yang
sifatnya divergen misalnya otomotif, komputer, kosmetik dan anggota badan
buatan, pesawat terbang dan bahan makanan. Sedangkan sektor jasa meliputi
organisasi pemerintahan, rumah sakit, bank, universitas, pedagang eceran,
pedagang grosir.
Martin (1998) mengartikan manajemen logistik sebagai proses yang secara
strategik mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan
penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi
terkait) melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu
sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik untuk jangka waktu sekarang
maupun waktu mendatang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang
efektif.
Jaringan logistik meliputi supplier, gudang (warehouse), pusat distribusi,
retail juga bahan baku. Barang setengah jadi (inventory work in process/ WIP)
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
10/45
15
dan barang jadi yang mengalir di antara fungsi-fungsi bisnis yang
bersangkutan.
2.2.1. Input dan Output dalam Proses Logistik
Input proses logistik meliputi sumber daya alam, manusia, finansial dan
sumber informasi. Perencana logistik merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan input ini dalam berbagai bentuk, meliputi bahan mentah
(seperti subassemblies, lokasi, pengepakan bahan, komoditi dasar), barang
setengah jadi, serta barang siap pakai (seperti produk lengkap siap dijual pada
pelanggan tingkat menengah maupun pelanggan akhir).
Output proses logistik meliputi keuntungan kompetitif untuk organisasi,
hasil dari orientasi pemasaran dan keefisienan serta keefektifan operasional,
pemanfaatan waktu dan tempat, dan perpindahan yang efisien ke pelanggan.
Output lainnya terjadi ketika pelayanan logistik bercampur sedemikian rupa
sehingga menjadi aset milik organisasi. Output ini dibuat seefektif dan
seefisien mungkin pada hasil dari 13 aktivitas logistik seperti yang disajikan
pada Gambar 2.3.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
11/45
16
2.2.2.Aktivitas-Aktivitas Utama Logistik
Aktivitas-aktivitas utama logistik ada 13, yaitu:
1. Customer Service(Pelayanan Pelanggan)
2. Demand Forecasting(Peramalan Permintaan)
3. Inventory Management(Manajemen Persediaan)
4. Logistics Communications(Komunikasi Logistik)
5. Material Handling(Penanganan Material)
Gambar 2.3. Komponen-Komponen Manajemen Logistik
Management Actions
Plannin Implementati Control
Logistics management
Raw
materia
In
rocess
Finishe
d oods
Su lie Custom
Logistic Activities
Customer service
Demand forecasting
Inventory management
Logisticcommunications
Materials handling
Order processing
Packaging
Parts and service support
Plant and warehouse siteselection
Procurement
Reverse logistics
Traffic and transportation
Warehousing and storage
Competitive
advantage(marketing
orientation and
operationalefficiencies and
effectiveness
Time and
place utility
Efficientmovement to
consumer
Propietary
assets
Natural
resources(land, facilities,
and equipment)
Human
resources
Financial
resources
Information
resources
Inputs into
logistic
Outputs of
logistic
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
12/45
17
6.
Order Processing(Proses Pemesanan)
7. Packaging Style (Sistem Pengemasan)
8. Dukungan komponen dan jasa
9. Pemilihan lokasi dan gudang
10.Procurement/Purchasing
11.Reverse Logistics
12.Transportasi
13.Gudang dan Penyimpanan
Berikut ini akan dijelaskan secara detail mengenai aktivitas-aktivitas tersebut:
1. Pelayanan Pelanggan (Customer Service)
Pelayanan pelanggan merupakan suatu proses yang berlangsung di
antara pembeli, penjual dan pihak ketiga yang menghasilkan nilai tambah
untuk pertukaran produk atau jasa dalam jangka waktu pendek seperti
transaksi tunggal ataupun jangka panjang seperti hubungan berdasarkan
kontrak. Nilai tambah ini juga terbagi pada masing-masing kelompok
transaksi atau kontrak, yang dalam keadaan lebih baik pada penyelesaian
transaksi dibandingkan sebelum transaksi. Dengan demikian, Customer
Service merupakan proses penyediaan keuntungan nilai tambah yang
penting pada Supply Chaindengan cara efektif.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
13/45
18
2.
Peramalan Permintaan (Demand Forecasting)
Ramalan permintaan manajemen logistik menentukan berapa banyak
dari tiap barang yang diproduksi perusahaan yang harus diangkut ke
berbagai pasar. Selain itu, manajemen logistik harus mengetahui di mana
asalnya permintaan sehingga dapat menempatkan dan menyimpan produk
dengan jumlah yang tepat di setiap area pasar. Perkiraan akurat tentang
permintaan yang akan datang memungkinkan manajer logistik untuk
menyediakan sumber (anggaran belanja) pada aktivitas-aktivitas yang akan
melayani permintaan tersebut. Pengambilan keputusan tanpa keyakinan
akan kurang optimal karena sangatlah sulit untuk menyediakan sumber-
sumber di antara aktivitas logistik tanpa mengetahui jenis produk dan jasa
yang akan diperlukan. Untuk itu, sangatlah penting bagi organisasi untuk
menjalankan beberapa tipe ramalan permintaan dan mendiskusikan hasil
tersebut dengan beberapa bagian pemasaran, produksi, dan departemen
logistik. Software komputer, analisis trend, perkiraan pokok penjualan,
ataupun metode lain dapat membantu pembuatan ramalan yang diperlukan.
3. Manajemen Persediaan (Inventory Management)
Aktivitas pengendalian persediaan (Inventory control activity) bersifat
kritis karena membutuhkan finansial atas pemeliharaan persediaan produk
yang cukup untuk mempertemukan kebutuhan pelanggan dengan
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
14/45
19
kebutuhan produksi. Bahan baku dan komponennya, WIP (work in
process), dan persediaan barang jadi, semuanya menghabiskan ruang fisik,
waktu kerja dan modal. Uang yang diinvestasikan pada persediaan tidak
tersedia untuk dipergunakan.
Alasan pengadaan persediaan dalam perusahaan :
Memungkinkan perusahaan mencapai skala ekonomis.
Menyeimbangkan persediaan dan permintaan.
Memungkinkan spesialisasi produksi.
Melindingi ketidakpastian permintaan dan siklus pemesanan.
Bertindak sebagai penyangga/bufferdiantara interfaceyang bersifat
kritis dalam rantai supply (Supply Chain).
Buffer pada supply chain meliputi:
Supplier Procurement (purchasing)
Procurement Production
Production Marketing
Marketing Distribution
Distribution Intermediary/Retail
Intermediary/Retail Customer
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
15/45
20
Gambar 2.4. Aliran Logistik
Semua aliran produk yang ada pada gambar 2.4 adalah transaksi antara
perusahaan dan pelanggan atas keputusan oleh konsumen akhir untuk
membeli produk. Semua proses tersebut memerlukan jaringan komunikasi
yang mengalirkan informasi dari pelanggan ke perusahaam, dari
perusahaan balik ke pelanggan lagi dan juga pada supplier. Modal
perusahaan banyak digunakan pada persediaan. Oleh karena itu, tujuan
Reverse Logistics flow
Forward Logistics flow
Finished
goods
inventory at
plant
locations
Raw
materials
inventory
Work-in-
process
inventory
Supplier
inventory
Finished
goods
inventory at
field locations
Retail
Inventory
Consumer
inventory
Waste and
buy-product
Waste
disposal
Reworking or
repacking of
product
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
16/45
21
dari manajemen persediaan adalah untuk meningkatkan keuntungan
perusahaan, untuk memprediksikan pengaruh kebijakan pada tingkat
persediaan dan untuk meminimalkan biaya total ativitas logistik.
4. Komunikasi Logistik (Logistic Communication)
Sukses dalam lingkungan bisnis saat ini membutuhkan manajemen
sistem komunikasi yang kompleks. Komunikasi yang efektif harus
berlangsung dalam :
Organisasi, supplierdan pelanggan.
Fungsi utama dalam organisasi, seperti logistik, perekayasaan
keuangan, pemasaran, dan produksi.
Ketiga belas aktivitas logistik lainnya.
Berbagai jenis aspek dari tiap aktivitas logistik,
sepertikoordinasi gudang material, WIP dan barang akhir.
Berbagai anggota supply chain, seperti pelanggan/penyedia
sekunder yang tidak secara langsung berhubungan dengan
perusahaan.
Komunikasi merupakan jaringan vital di antara seluruh proses logistik
dan pelanggan perusahaan. Komunikasi yang akurat dan pada saat yang
tepat merupakan dasar dari keberhasilan manajemen logistik.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
17/45
22
5. Penanganan Material (Material Handling)
Penanganan material berhubungan dengan setiap aspek gerakan atau
aliran bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi dalam pabrik atau
gudang.
Tujuan penanganan material adalah :
Menyederhanakan dan menghapus sistem penanganan apapun yang
memungkinkan.
Meminimalkan jarak tempuh
Meminimalkan barang setengah jadi
Menyediakan aliran bebas yang serentak dari bottleneck
Meminimalkan kerugian akibat pembuangan, kerusakan dan
pencurian.
Meminimasi biaya penanganan material dengan analisa aliran
material yang cermat.
Penanganan material terjadi pada semua siklus proses manufaktur
produk, baik itu sebelum maupun sesudah proses produksi. Bahan baku
juga biasanya bergerak dari bentuk aslinya sampai pada suatu bentuk
tertentu sebelum akhirnya dapat diolah dipabrik. Setelah selesai
diproduksi, produk dipindahkan/didistribusikan pada berbagai pemakai.
Setelah suatu produk selesai masa pakainya, produk ini harus
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
18/45
23
dibuang/didaur ulang. Untuk proses pembuangan ini, perlu dilakukan satu
atau lebih perpindahan sebelum material tersebut benar-benar dibuang, tapi
untuk proses daur ulang, terjadi kembali perpindahan ke kegiatan utama
yang bertujuan untuk proses perbaikan ke sifat-sifat semula, proses inilah
yang disebut sebagai perputaran penanganan pemindahan material.
Seperti pada gambar 2.5 di atas, perhatikan bahwa perpindahan terjadi
pada semua perputaran. Contohnya perpindahan tidak hanya terjadi antar
phase, tetapi ini juga terjadi didalam phase itu sendiri (contohnya :
material handling yang terjadi di dalam pabrik). Diagram ini
disederhanakan dengan hanya menunjukan distribusi dari sebuah kotak,
padahal sesungguhnya distribusi ini melibatkan atau terdiri dari beberapa
kotak (misal : grosir, retailer, gudang, ruang regional dan lain-lain).
Gambar 2.5. Siklus Proses Manufaktur Produk
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
19/45
24
Konsep-konsep penggunaan perlengkapanMaterial Handling
Beberapa tipe dasar dari peralatan material handling, adalah seperti
dibawah ini1:
1. Conveyors Gravitasi atau peralatan yang menggunakan sumber
energi tertentu berguna untuk memindahkan material dari satu titik
tetap menuju titik tetap lainnya
2. Truk Industri Kendaraan baik (baik manual atau yang membutuhkan
sumber energi tertentu) digunakan untuk memindahkan material
dengan berbagai bentuk dimana proses pemuatan barang dilakukan
secara terputus-putus (intermittent).
3. Cranes dan Hoist (katrol) Peralatan overhead lifting yang
dipergunakan untuk memindahkan beban di area yang tetap. Peralatan
sangat berguna untuk memindahkan produk atau beban yang memiliki
bentuk dan ukuran yang bervariasi secara terputus-putus.
4. Container dan rak Peralatan yang digunakan untuk menyimpan
material-material penting dan juga digunakan untuk menyatukan
sejumlah barang untuk disimpan atau digunakan.
5. Elevator dan lift Peralatan yang digunakan untuk menaikan atau
menurunkan material, peralatan yang dimaksud disini menggunakan
kekuatan dari bawah dan berada tetap pada satu titik.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
20/45
25
6.
Automatic Guided Vehicles (AGVs) Kendaraan yang tidak
memerlukan pengendara, mampu bergerak dengan pola-pola tertentu
dan mampu melakukan berbagai kegiatan yang ditentukan.
7. Automatic Storage dan Retrieval System (ASRS) adalah system
penyimpana pada rak dimana lokasi penyimpanan dan catatan dari
inventorinya dilakukan oleh sistem kontrol.
6. Proses Pemesanan (Order Processing)
Komponen-komponen proses pemesanan terbagi dalam 3 kelompok :
a. Elemen Operasional (Operational Elements)
Meliputi pemasukan pesanan (order entry) atau perubahan pesanan,
penjadwalan (scheduling), persiapan pengiriman pesanan dan
pemfakturan (invoicing).
b. Elemen Komunikasi (Communication Elements)
Meliputi modifikasi pesanan, status penyelidikan pesanan, peniruan
dan percepatan pesanan, koreksi kesalahan dan permintaan
informasi produk.
c. Kredit dan Elemen Pengumpulan (Credit and Collection Elements)
Meliputi pemeriksaan kredit dan proses penerimaan atau
pengumpulan rekening.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
21/45
26
Komputer dan E-commercedapat membantu mengurangi waktu yang
diperlukan di antara penempatan pesanan dan pengiriman produk. Dalam
banyak kasus, pesanan dapat dikirimkan secara langsung dari komputer
pembeli menuju komputer penjual, hal ini berhubungan denganElectronic
Data Interchange (EDI). Pesanan juga dapat ditetapkan melalui internet
atau mesin fax. Sistem komunikasi, meskipun pada awalnya mahal bagi
perusahaan, tetapi banyak membantu dalam menghemat waktu. Biasanya
penghematan biaya-biaya logistik lainnya (contoh: persediaan,
transportasi, pergudangan) atau meningkatkan penjualan dari perbaikan
pelayanan pelanggan akan seimbang dengan biaya dari sistem order-
processingyang terkomputerisasi.
7. Sistem Pengemasan (Packaging Style)
Sistem pengemasan merupakan fase terakhir dalam Teknik
Produksi/Manufaktur. Pengemasan produk dilakukan untuk keamanan dan
keselamatan dari produk tersebut terhadap guncangan, goresan, debu dan
hal lain yang dapat menyebabkan produk tersebut cacat, kemudian juga
untuk melindungi produk dari kerusakan ketika akan disimpan atau
diangkut. Pengemasan yang pantas dapat memudahkan penyimpanan serta
pemindahan produk, sehingga mengurangi biaya penanganan material.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
22/45
27
Dari perspektif logistik, fungsi pengemasan adalah untuk mengatur,
melindungi dan mengidentifikasikan produk dan material. Dalam
melakukan fungsinya, pengemasan memakan tempat dan menambah berat.
Fungsi spesifik pengemasan ada 6 yaitu:
a. Penahanan (Containment)
Produk harus ditahan sebelum dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lainnya. Jika bungkusan rusak, barang didalamnya akan
rusak atau hilang, atau berdampak polusi jika barang tersebut
merupakan material berbahaya.
b. Proteksi (Protection)
Isi dari bungkusan harus dilindungi dari kerusakan atau kerugian
akibat pengaruh lingkungan luar seperti kelembaban, debu,
serangga dan pencemaran.
c. Pembagian (Apportionment)
Keluaran harus dikurangi dari produksi industri untuk dapat
dikendalikan, disesuaikan dengan keinginan konsumen, itulah
perwujudan keluaran luas dari produksi ke dalam kuantitas yang
lebih kecil dari kegunaan yang lebih baik untuk para pelanggan.
d. Pengunitan (Unitization)
Pengemasan primer dapat diunitkan menjadi pengemasan sekunder
yang kemudian dapat diunitkan menjadi bagian pallet yang
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
23/45
28
terbungkus dan pada akhirnya ke dalam sebuah wadah yang diisi
dengan beberapa pallet.
e. Kesempatan Waktu (Convenience)
Pengemasan membuat produk agar dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya.
f. Komunikasi (Communication)
Pengemasan bisa mengatasi keambiguan, agar mudah dimengerti
diberi simbol seperti Kode Produk Universal (Universal Product
code/UPC).
Di pasaran terdapat bermacam-macam cara pengemasan, diantaranya
mengunakan polybox, kardus, plastik, karton dan yang lainya. Perusahaan
perusahaan menerapkan sistem pengemasan (packaging style) yang
berbeda-beda tergantung dari karakteristik produk tersebut.
Toyota merancang polybox dengan ukuran yang dapat disusun
(stacking) antara yang satu dengan yang lain sehingga dapat dihasilkan
sistem pengemasan yang maksimal dan efisien serta keselamatan barang
dapat dijamin. Standar ukuran polybox tersebut dikenal dengan standar
ukuran TP (Toyota Polybox), yaitu :
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
24/45
29
8. Komponen-komponen dan Pelayanan Pendukung (Parts and Service
Support)
Salah satu aktivitas pemasaran perusahaan adalah memberikan
pelayanan pasca penjualan kepada pelanggan, seperti penyediaan bagian-
bagian pengganti ketika produk rusak atau tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Sebagai contoh, dealer mobil harus memiliki departemen
pelayanan yang efisien untuk menawarkan pelayanan yang sempurna dan
perbaikan secara cepat. Memiliki cadangan persediaan dan bagian-bagian
pengganti sangatlah penting bagi aktivitas service dan perbaikan, dan
logistik bertanggungjawab meyakinkan bagian-bagian tersebut tersedia
kapan dan dimana pelanggan membutuhkannya.
Tabel 2.1 Standar Ukuran TP (Toyota Polybox)
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
25/45
30
9. Seleksi Lokasi Pabrik dan Tempat Penyimpanan/Gudang (Plant and
Warehouse Site Selection)
Pergudangan merupakan bagian internal dari semua sistem logistik
yang berperan penting dalam melayani pelanggan dengan total biaya
seminimal mungkin, juga merupakan jaringan primer di antara prosedur
dan pelanggan yang digunakan untuk menyimpan persediaan selama
seluruh bagian proses logistik berjalan.
Terdapat 2 tipe dasar persediaan, yaitu:
1. Bahan mentah, komponen-komponen dan bagian-bagiannya
(Persediaan Fisik).
2. Barang jadi akhir (Distribusi Fisik).
Mungkin juga terdapat WIP, meskipun dalam banyak perusahaan, WIP
hanya berupa bagian kecil dari total investasi persediaan perusahaan.
Pada umumnya, tempat penyimpanan persediaan diperlukan untuk:
Mencapai transportasi yang ekonomis
Mencapai produksi yang ekonomis
Memelihara sumber persediaan
Mengantisipasi kondisi perubahan pasar (seperti musiman,
fluktuasi permintaan, kompetisi)
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
26/45
31
Mengatasi perbedaan ruang dan waktu yang berada di antara
produsen dan konsumen
Menetapkan setidak-tidaknya biaya total logistik seimbang dengan
tingkat pelayanan pelanggan yang diinginkan
Mendukung program just-in-time dari supplier dan pelanggan.
10. Purchasing(Procurement)
Istilahpurchasingdan procurementsering tertukar, meskipun berbeda
pelaksanaannya. Purchasing pada umumnya berhubungan dengan
pembelian aktual material dan segala aktivitas yang berhubungan dengan
proses pembelian. Aktivitasprocurementdikenal sebagaiprocess-oriented
dan strategik.
Tujuan dari Purchasing:
1. Memberikan aliran material, persediaan dan pelayanan yang
berkesinambungan yang dibutuhkan untuk menjalankan organisasi.
2. Meminimalkan investasi persediaan dan kerugian.
3. Menjaga dan memperbaiki kualitas.
4. Menemukan atau mengembangkan kemampuan supplier.
5. Menstandarisasikan, dimana kemungkinan barang dibeli.
6. Pembelian barang yang diperlukan dan pelayanan pada tingkat
biaya total rendah.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
27/45
32
7.
Mengembangkan posisi organisasi yang kompetitif.
8. Mencapai keharmonisan, hubungan kerja yang produktif dengan
area fungsional lainnya dalam organisasi.
9. Menyempurnakan sasaran pembelian pada kemungkinan tingkat
biaya administratif yang terendah.
11. Reverse Logistics
Penanganan barang-barang retur baik berupa salvage dan scrap
disposal, merupakan bagian dari proses yang berkaitan erat dengan reverse
logistics, dan juga merupakan komponen logistik yang memerlukan
perhatian lebih. Apalagi pelanggan menuntut kebijakan retur yang lebih
fleksibel yang berhubungan dengan proses daur ulang dan lingkungan
hidup. Barang-barang diretur bisa dikarenakan kerusakan produk,
kadaluarsa, kesalahan pengiriman, trade-ins, dan alasan-alasan lainnya.
Reverse logistics juga melibatkan pemindahan dan pembuangan sisa
material dari bagian produksi, distribusi atau pengemasan.jika sisa material
tidak dapat digunakan untuk menghasilkan produk lain, material harus
dibuang. Apapun produk tambahannya, proses logistik harus
menanganinya secara efektif dan efisien, mengangkut dan menyimpannya
bila produk tambahan tersebut dapat digunakan lagi atau di daur ulang.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
28/45
33
Logistik mengatur transportasinya ke lokasi produksi atau ke lokasi daur
ulang. Biasanya permasalahan ini diserahkan ke pihak ketiga.
12. Transportasi
Fungsi transportasi berhubungan dengan bagian dalam dan luar
departemen logistik. Yaitu berhubungan dengan bagian finansial (freight
bills/biaya pengiriman), engineering(pengemasan, transportasi peralatan),
manajemen persediaan (bahan baku, komponen, gudang jadi), hukum
(kontrak gudang dan alat angkut), produksi (pengiriman tepat waktu),
purchasing (pemilihan supplier), marketing/sales (standar pelayanan
pelanggan), receiving (klaim, dokumentasi), dan pergudangan (supply
peralatan, penjadwalan).
Network and assetrationalization
Lead Times
Vendor SourcingEconomic order
quantity
Landed costsInbound in transit
inventory
managementReduced raw
material and
work in processinventory
Interplant movementsJIT and other
specialized services
Network and assetrationalization
Lead Times
Vendor SourcingEconomic order
quantity
Planning Procurement Manufacturing Distribution
Tabel 2.2. Bagian-bagian Supply Chain yang Berhubungan Dengan Transportasi
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
29/45
34
13. Pergudangan dan Penyimpanan (Warehouse and Storage)
Penduduk harus disimpan dalam pabrik atau pada suatu tempat
sebelum dijual, semakin besar waktu antara produksi dan konsumsi,
semakin besar pula tingkat atau jumlah persediaan yang dibutuhkan.
Aktivitas pergudangan dan penyimpanan meliputi keputusan mengenai
apakah fasilitas penyimpanan seharusnya milik sendiri, dikontrakkan atau
disewakan, perencanaan dan perancangan fasilitas penyimpanan,
pertimbangan produk gabungan (seperti apakah seharusnya produk
disimpan), prosedur pengamanan dan pemeliharaan, pelatihan personalia
dan pengukuran produktivitas.
2.3. Transportasi
2.3.1. Pengertian Umum Transportasi
Persoalan transportasi membahas masalah pendistribusian suatu komiditi
(produk) dari sejumlah sumber kepada sejumlah tujuan. Dalam menggunakan
metoda transportasi pihak manajemen mencari rute distribusi yang akan
mengoptimumkan tujuan tertentu. Misalnya tujuan meminimumkan total
biaya transportasi, memaksimumkan laba atau meminimumkan waktu yang
digunakan. Banyak kegunaan dari metoda transportasi terutama dapat
diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah seperti:
1. Skedul pengiriman dari pabrik ke lokasi gudang atau wilayah pemasaran.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
30/45
35
2.
Penentuan lokasi pabrik.
3. Penentuan daerah/wilayah penjualan.
4. Skedul produksi
5. Penugasan karyawan atau mesin
6. Penepatan layout fasilitas atau mesin.
7. Seleksi proyek maupun subkontraktor dan lain-lain.
2.3.2. Manajemen Operational Penentuan Rute
Perusahaan transportasi terdiri dari berbagai jenis angkutan. Angkutan
sewa meliputi angkutan yang disebut umum dan yang disebut angkutan
kontrak. Beberapa angkutan umum mengangkut barang-barang umum,
sedangkan yang lainnya merupakan angkutan khusus yang terbatas pada satu
kelompok barang. Angkutan umum bertanggung jawab penuh atas
keselamatan pengangkutan kiriman. Angkutan kontrak yang digunakan dalam
kontrak individual dan kontrak khusus dapat dibuat sebagai bagian dari
organisasi perusahaan.
Travelling Salesman Problem( TSP ) merupakan salah satu metode yang
membahas pendistribusian dari sebuah tempat ke beberapa tempat lainnya
dalam sekali tempuh. Metode yang paling sederhana dari Travelling Salesman
Problem ini dengan pendekatan closest unvisited city atau kota terdekat
yang belum dikunjungi.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
31/45
36
1.
Mulailah kunjungan pada salah satu kota dan kunjungi kota yang belum
dikunjungi yang paling dekat. Lanjutkan langkah ini sampai semua kota
terkunjungi.
2. Ulangi semua langkah tersebut, sampai semua titik menjadi titik awal
kunjungan. Pilih solusi yang paling baik.
Untuk memecahkan masalah ini dapat dilakukan 2 observasi, yaitu :
1. Prosedur solusi heuristicyang tidak memberikan hasil yang optimal tapi
memberikan kita solusi awal yang baik dan menolong kita dalam menguji
permasalahan.
2. Prosedur analisa, yang akan menghasilkan solusi yang sangat baik jika
diakhiri dengan penggambaran peta sehingga solusinya dapat dilihat.
G
AB
C D
E
F
Gambar 2.6. Solusi Perjalanan Salesman
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
32/45
37
1 2
6 DEPOT 3
5 4
Karena dalam semua kasus, solusi optimal tidaklah nyata maka prosedur
analisa menjadi sangat menolong. Solusi yang yang dapat digunakan adalah
prosedur Multiple Travelling Salesman Problem. Solusi ini digunakan jika
kendaraan tidak menjadi masalah, apabila semua beban dapat dilayani satu
kendaraan maka digunakan satu kendaraan untuk melayani walaupun memilki
lebih dari satu kendaraan. Transportasi routing problem merupakan
permasalahan yang memerlukan lebih dari kendaraan. Untuk memecahkan
permasalhan ini dapat digunakan prosedur yang dikembangkan oleh Clark
dan wright.
Prosedur Clark dan Wright diawali dengan asumsi yang tidak masuk akal,
yaitu masing-masing dari N pemberhentian harus dilayani oleh kendaraan
yang terpisah, mulai bergerak dari depot (gudang), pergi ke tempat yang harus
dilayani dan kembali lagi ke depot. Gambar 2.7 menggambarkan situasi ini
(perlu diketahui, walaupun asumsi ini dibuat pada awal prosedur, hanya
sedikit, itu pun jika ada, yang memiliki solusi seperti asumsi tersebut diatas).
Gambar 2.7. Formulasi Inisialisasi Rute untuk Prosedur Clark and Wright
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
33/45
38
i j
Depot
SavedSaved
Extra
Langkah selanjutnya dari clark dan Wright adalah menghitung
penghematan yang terjadi dengan mengkombinasikan 2 kota atau membentuk
1 rute dari dua buah rute. Untuk permasalahan simetris (jarak dari tempat i ke
tempat j sama dengan jarak dari kota tempat j ketempat i), penghematan (S ij)
yang didapatkan dari mengkombinasikan tempat i dengan j, adalah :
Sij = Coi+ Coj- Cij
Coi = Jarak dari depot ke tempat i
Coj = Jarak dari depot ke tempat j
Hal ini ditunjukan oleh gambar 2.3
Prosedur Clark dan Wright kemudian mengurutkan penghematan tersebut
dalam urutan yang semakin kecil sehingga kombinasi yang terletak paling atas
adalah kombinasi dengan penghematan yang paling besar, dan urutan kedua
adalah kombinasi yang menimbulkan saving kedua yang paling besar, dan
demikian seterusnya.
Gambar 2.8 Penghematan untuk Kombinasi Pemberhentian i dan j
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
34/45
39
Prosedur ini dimulai dengan mengambil kombinasi pertama dari daftar
tersebut dan membuat ke dua tempat dalam kombinasi tersebut terletak dalam
1 rute (jika pembatas-pembatas yang ada mengijinkan kombinasi tersebut)
dan dilanjutkan kebawah sampai didapatkan solusi yang lengkap.
2.4. Sistem Manajemen Transportasi
Dalam sistem produksi dikenal adanya Toyota Production Systematau yang
biasa disebut TPS. TPS adalah konsep lean manufacturing system yang
dikembangkan oleh Toyota. Definisi dari APICS dictionary (2005),
menyebutkan bahwa leanadalah suatu filosofi bisnis yang berlandaskan pada
minimasi penggunaan sumbersumber daya (termasuk waktu) dalam berbagai
aktivitas perusahaan. Sasaran leanadalah identifikasi dan eliminasi aktivitas
aktivitas tidak bernilai tambah (pemborosan) atau yang biasa disebut waste
atau muda dalam bahasa Jepang. Pada tabel 2.3 berikut merupakan beberapa
contoh identifikasi muda.
Tabel 2.3. Contoh IdentifikasiMudaatau Waste
Muda Deskripsi Root cause
Overproduction Memproduksi lebih daripada
kebutuhan pelanggan internal
dan eksternal, atau
memproduksi lebih cepat
ketiadaan komunikasi atau
informasi akan pemenuhan
kebutuhan pelanggan
internal dan eksternal
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
35/45
40
daripada kebutuhan pelanggan
Inventory Kelebihan dari apa yang
dibutuhkan untuk memberikan
service (produk) kepada
pelanggan, baik internal
maupun eksternal
Peralatan yang tidak andal,
aliran kerja yang tidak
seimbang, pemasok yang
tidak kapabel, permalan
kebutuhan yang tidak
akurat, ukuran batch yang
besar
Correction Pemborosan yang timbul
karena kita memperbaiki
kesalahan yang tidak
terdekteksi dari awal
Tidak adanya SOP yang
benar, kurangnya sense of
quality
Over
processing
Proses proses tambahan atau
aktivitas yang kerja yang tidak
bernilai tambah atau tidak
efisien
Ketidak tepatan
penggunaan peralatan,
pemeliharaan peralatan
yang jelek, proses kerja
parallel yang dibuat serial
Motion Setiap pergerakan dari orang
atau mesin yang tidak bernilai
tambah
Organisasi kerja yang
jelek, tata letak yang jelek,
metode kerja yang tidak
konsisten
Waiting Keterlambatan karena
menunggu material, orang,
proses sebelumnya, atau hal
hal dinamis lainnya yang
berimplikasi pada terbuangnya
waktu
Inkonsistensi metode kerja,
changeover yang lama
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
36/45
41
transportation Memindahkan material atau
orang dalam jarak yang sangat
jauh dari satu proses ke proses
berikutnya yang dapat
mengakibatkan penanganan
,material bertambah
Tata letak yang jelek,
lokasi penyimpanan yang
banyak dan saling
berjauhan
Sedangkan dari sisi kualitas, transportasi yang baik harus mendukung
terciptanya 8 rights tanpa membuat pemborosan. 8 rights yang dimaksud
adalah right material, right quantity, right time, right place, right source, right
price, right quality, dan right service.
Berdasarkan hal diatas, maka yang dimaksud dengan lean transportation
management system adalah sistem transportasi efektif dan terintegrasi untuk
menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value
added) produk (barang/jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan.
Transportasi seringkali menjadi kambing hitam dalam kelebihan inventory
dan biaya logistik. Manajemen transportasi sangat diperlukan dalam melihat
pemborosanpemborosan yang mungkin tidak terlihat dalam alirannya. Empat
hukum lean transportasi seperti yang dijabarkan Linda Taylor (dari FedEx) dan
Robert Martichenko (LeanCor LLC), dapat menjelaskan bagaimana transportsi
menjdai optimal dan memberikan dampak yang positif kepada kinerja
organisasi. Hukum lean transportasi tersebut ialah sebagai berikut:
Hukum Lean Transportasi 1 Hukum Pemborosan Transportasi
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
37/45
42
Semua transportasi bukanlah pemborosan dan transportasi dapat
digunakan sebagai strategi, akan tetapi transportasi yang berlebihan dari
apa yang dibutuhkan adalah pemborosan dan harus dihilangkan
Hukum Lean Transportasi 2 Hukum Strategi Transportasi
Strategi transportasi dan eksekusinya seharusnya mendukung strategi
inventory yang didesain untuk memenuhi harapan pelanggan. Inventory
dan strategi pelanggan seharusnya tidak menjadi hasil dari strategi
transportasi berdasarkan optimasi dari fungsi transportasi
Hukum Lean Transportasi 3 Hukum Manajemen Harian
Pengurangan biaya transportasi tidak dapat diwujudkan melalui desain
jaringan transportasi yang jarang. Penghematan yang nyata hanya akan
terjadi dari menajemen harian dan optimisasi persyaratan variable
transportasi
Hukum Lean Transportasi 4 Hukum Kinerja Transportasi
Pelayanan transportasi dibedakan dengan jelas dan kinerja yang
terukur
Dengan adanya 4 hukum di atas, meskipun tidak mengikat akan bisa
menjadi acuan kita dalam mendesain konsep leantransportation management
system.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
38/45
43
2.5. SistemMilk-run
2.5.1. SejarahMilk-run
Berawal dari masa lalu, petani susu di Eropa menampung susu di dalam
kaleng dan meletakkannya dipinggir jalan di depan rumah mereka. Kemudian
tukang pengumpul susu mengumpulkannya dan mengirimkan ke pabrik susu.
Hal ini yang kemudian dikenal dengan Milk-run. Dan berkembang menjadi
salah satu metode atau sistem transportasi dan distribusi yang banyak
diaplikasikan di dunia industri.
2.5.2. Pengertian SistemMilk-run
Transportasi saat ini membutuhkan optimasi dalam hal waktu dan harga.
Cara pengangkutan atau rute pengiriman sering kali perlu untuk direncanakan
dan harus sistematis. Milk-run adalah metode yang sudah terbukti dan telah
teruji untuk mengoptimalisasikan sistem pengangkutan. Milk-run dapat
memecahkan masalah cara dan jadwal pengiriman berdasarkan sistem
transpotasi internal produksi dan gudang dalam industri otomatif dan
elektronik. Pada kondisi tertentu, Milk-runjuga dapat mengoptimalkan sistem
pengangkutan.
DefinisiMilk-runialah salah satu konsep pengiriman yang maju yang dapat
memperbaiki sistem manajemen transportasi. Dengan sistem Milk-run
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
39/45
44
pengiriman dapat terjadi beberapa kali pengangkutan atau penurunan barang
pada lokasi yang berbeda dalam jadwal yang sama atau teratur.
Gambar 2.9. Aliran SupplySebelum dan SesudahMilk-run
Seperti pada gambar 2.9 diatas, pengiriman secaraMilk-rundilakukan untuk
membawa barang dari satu lokasi ke beberapa tempat penerimaan, atau
membawa barang dari beberapa lokasi menuju satu tempat penerimaan, dengan
bantuan pihak ketiga yaitu Logistic Partner (LP). Penjadwalan pengiriman
secaraMilk-runlebih rumit daripada penjadwalan pengiriman secara langsung.
Keputusan yang diambil harus berkaitan dengan kuantitas pengiriman yang
terdiri dari beberapa produk, volume produk, berkaitan dengan frekuensi
pengiriman, dan yang paling penting adalah penentuan rute dan urutan
pengambilan dan pengiriman. Harus ditentukan cycle issue dan loading pattern
yang tepat agar efisiensi pengiriman dapat optimal.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
40/45
45
Milk-runmenjadi sangat kompeten untuk kasus-kasus berikut :
1. Terdapat permintaan pengangkutan / pengiriman berkali-kali untuk
keadaan mendesak, karena itu perlu untuk mengoptimalkan sistem
pengiriman.
2. Ketika supplier menggunakan beberapa jenis kendaraan untuk mengirim
barang, maka dibutuhkan optimasi pengiriman.
3. Ketika part atau komponen otomatif / elektronik dari supplierbutuh untuk
segera dikirimkan dengan berdasar padajust in time(JIT) ke arah supply
chainberikutnya.
Berikut ini adalah kasus-kasus umum yang menggunakan metodeMilk-run:
1.
Pada awal distribusi secara Milk-run dipergunakan, mungkin hanya
pengiriman atau pengangkutan barang secara kolektif.
2. Kemudian penentuan yang menjadi masalah pada supplier, seperti jarak,
biaya, prioritas pengiriman / pengangkutan, cycle time dari produk.
Dalam setiap poin pada jaringan distribusi, Milk-run bertugas untuk
mengoptimalkannya. Artinya, jika masalah yang dialami oleh supplier
adalah jarak, prioritas pengiriman / pengangkutan, maka ditentukan
dengan melihat condong kearah yang mana dan ditakar untuk
memutuskannya.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
41/45
46
3.
Proses akan terjadi secara terus-menerus sampai semua syarat terpenuhi.
Dengan mempertimbangkan truk yang sama tidak hanya untuk mengirim
tetapi juga untuk mengangkut barang, maka terdapat penambahan
variabel pada daftar yang sudah ada. Ketika semua variabel tersedia,
maka Milk-run adalah salah satu dari beberapa metode optimasi yang
telah teruji.
2.5.3. Keuntungan SistemMilk-run
Keuntungan dari metode pengiriman ini adalah fakta bahwa efesiensi akan
terjadi pada cara pengangkutan dan biaya penerimaan produk dari supplier
akan berkurang karena tidak akan menghadapi banyaknya supplier yang datang
dan juga tidak membutuhkan lahan yang luas. JikaEconomic Order Quantities
(EOQ) dibutuhkan untuk beberapa produk berbeda oleh lokasi penerimaan
lebih kecil dari besarnya muatan truk, Milk-run memberikan keleluasaan
adanya kombinasi dari beberapa produk sampai ditemukan cara agar sama
dengan besar muatan truk. Jika terdapat banyak lokasi penerimaan yang
membutuhkan jumlah produk yang sedikit, mereka bisa dilayani hanya dengan
sebuah truk saja.
Keuntungan dari sistemMilk-run:
Minimalisasi biaya, ketika jumlah dari sarana pengiriman untuk
permintaan yang sama bertambah, biaya juga akan meningkat.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
42/45
47
Mengoptimalkan rute pengiriman akan diperlukan untuk meminimasi
biaya.
Mengurangi waktu dan jumlah pengiriman
Mudah untuk disesuaikan dan dilaksanakan pada semua sistem
pengiriman.
2.6 Produksi Tepat Waktu (Just In Time)
Produksi tepat waktu (Just-In-Time) Toyota merupakan suatu metode
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan
perubahan permintaan dengan membuat semua proses menghasilkan barang
yang diperlukan Syarat pertama untuk produksi JIT adalah membuat semua
proses mengetahui penetapan waktu yang tepat dan jumlah yang dibutuhkan.
Untuk memberitahukan pada semua proses mengenai penetapan waktu yang
diminta dan jumlah produksi suku cadang, Toyota menggunakana Kanban.
Apakah kanban itu ? Menurut buku pertama Yasuhiro Monden Sistem
Produksi Toyota Kanban adalah suatu alat untuk mencapai produksi JIT.
Kanban berupa suatu kartu yang biasanya ditaruh dalam amplop vinil
berbentuk empat persegi panjang.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
43/45
48
Gambar 2.10. Cycle Issuepada Kanban
Pada kanban, ditetapkan cycle issuepengiriman agar JIT dapat maksimal.
Pada gambar 2.10 diatas dijelaskan penggambaran tentang cycle issue, yang
pengertiannya yaitu interval waktu pengiriman part dalam satuan X, Y, Z
yang artinya untuk X ialah satuan hari, Y ialah satuan berapa kali pengiriman,
dan Z ialah satuan interval order.
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
44/45
49
2.7. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)
Diagram sebab akibat, yang terkenal dengan istilah lain diagram tulang
ikan (fish-bone diagram), diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof. Kouru
Ishikawa (Tokyo University) pada tahun 1943.
Kadang-kadang diagram ini disebut pula dengan diagram Ishikawauntuk
menghormati nama dari penemunya. Diagram ini berguna untuk menganalisa
dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan didalam
menentukan karakteristik kualitas output kerja. Disamping juga untuk
mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah. Dalam
hal ini metode sumbang saran (brainstorming method) akan cukup efektif
digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan
kerja secara detail.
Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas
hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 (lima) faktor
penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:
Manusia (man)
Metode Kerja (work-method)
Mesin atau peralatan kerja lainnya (machine/equipment)
Bahan-bahan baku (raw materials)
Lingkungan kerja (work environment)
-
7/25/2019 2009-1-00479-TIAS Bab 2
45/45
50
Hubungan penyimpangan kualitas dengan faktor-faktor penyebab tersebut
dapat digambarkan dalam diagram 2.1 dibawah ini.
Diagram 2.1. Diagram Sebab-Akibat (Fish-bone Diagram)
Akibat (effect) = Kualitas hasil kerja
Sebab (cause) = Faktor-faktor yang secara signifikan memberikan
pengaruh dan mengakibatkan sesuatu pada kualitas
output kerja.
Diagram sebab-akibat ini sangat bermanfaat untuk mencari faktor-faktor
penyebab sedetail-detailnya dan mencari hubungannya dengan penyimpangan
kualitas kerja yang ditimbulkannya.
Lokasi
Mesin Material
Metoda
SEBAB AKIBAT