Download - Isi Mariso
-
7/21/2019 Isi Mariso
1/48
[Type the company name] | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seperti telah dikemukakan oleh banyak pakar mengenai studi kota ,
bahwa penduduk akan bertempat tinggal di kota dan kawasan sekitar kota.
Hal ini didasarkan bahwa jumlah penduduk kotakota di dunia mempunyai
kecenderungan makin besar dan tidak terkecuali Kota Makassar.
Bertambahnya jumlah penduduk akan selalu diwarnai dengan
munculnya masalahmasalah akibat kehidupan penduduk yang dinamis.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi serta meningkatnya kegiatan diberbagai
sektor menimbulkan berbagai masalah di wilayah-wilayah perkotaan seperti
permasalahan yang umum terjadi di kota - kota di Indonesia.
Kota Makassar yang merupakan salah satu kota yang tumbuh cepat
secara alamiah baik dilihat dari jumlah penduduknya maupun dari
kemampuan ekonominya yang berdampak pada pemenuhan akan kebutuhan
prasarana. Kecamatan Mariso yang merupakan salah satu dari 14 Kecamatan
yang ada di Kota Makassar yang sedang tumbuh dan berkembang. Agar dalam
perkembangan fisik prasarana wilayahnya, fungsi kota dapat teroptimalkan
dengan baik maka perlu untuk diketahui kondisi infrastruktur yang ada
diwilayah tersebut. Dimaksudkan dengan menemukenali kondisi infrastruktur
yang ada maka dengan sendirinya permasalahan prasarana sebagai penopang
segala aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan hidup penduduk di wilayahMariso dapat diketahui.
Sangat disayangkan, Kondisi prasarana di Kecamatan Mariso begitu
memperihatinkan, seperti kondisi persampahan dan drainase Hampir seluruh
kelurahan yang ada di Kecamatan Mariso kondisi sampahnya sangat
menggangu masyarakat setempat. Dapat dikatakan seluruh TPS seperti
kontainer, sampahnya berserakan disekitar kontainer, drainase dipenuhi oleh
sampah, seakan memberikan kesan bahwa sampah sudah menjadi bagian yang
-
7/21/2019 Isi Mariso
2/48
[Type the company name] | 2
tak terpisahkan oleh suatu permukiman. Selain itu warga juga mengaku bahwa
pada saat musim hujan sering terjadi banjir. Prasarana air bersih bersumber
dari PAM dan air sumur namun tidak semua mesyarakat menikmati air PAM
karena persoalan biaya sedangkan untuk sumur baik itu sumur bor atu sumur
gali memang mudah untuk didapat namu air yang dihasilkan belum memenuhi
kriteria air bersih pada umumnya.
Prasarana jalan di Kecamatan Mariso cukup baik sebab merupakan
jalan aspal walaupun ada sebagian jalan yang masih rusak seperti Jl. Kutilang
dan Jalan sekitar Jl. Cendrawasih. Prasarana listrik dan Prasarana
telekomunikasi dapat dikatakan cukup baik sebab daerah ini merupakan
wilayah perkotaan sehingga selain menggunakan telepon umum yang ada di
Kecamatan Mariso, masyarakat juga menggunakan telepon genggam untuk
berkomunikasi, sedangkan untuk kebutuhan listrik untuk setiap kelurahan
telah terjangkau.
Bertitik tolak dari hal diatas, maka kami melaksanakan suatu tinjauan
pada kecamatan ini untuk mengidentifikasi masalah yang ada di Kecamatan
Mariso Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan dan membuat suatu sanitasi
untuk membuat kehidupan suatu lingkungan itu bisa manjadi lebih baik.
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah Bagaimana tingkat kebutuhan prasarana di Kecamatan
Mariso?
1.3Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
tingkat kebutuhan prasarana di Kecamatan Mariso.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat mengatasi bagaimana tingkat
kebutuhan Prasarana di Kecamatan Mariso.
-
7/21/2019 Isi Mariso
3/48
[Type the company name] | 3
1.4Sistematika Pembahasan
Untuk memberikan gambaran keseluruhan dari laporan ini, maka berikut
ini diuraikan secara garis besar.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraiakan latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, dan sistematika pembahasan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan pengertian wilayah, pengertian kota,
pengertian prasarana dan standar prasarana lingkungan.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
Bab ini menguraikan Gambaran Umum Lokasi survei Kota
Makassar dan gambaran umum Wilayah Penelitian yaitu
Kecamatan Mariso yang terdiri dari data aspek fisik dasar,
aspek kependudukan, aspek utiilitas dan aspek penggunaan
lahan.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis analisis aspek fisik
dasar, analisis kependudukan, analisis penggunaan lahan dan
analisis prasarana Kecamatan Mariso.
BAB V : KESIMPULAN & SARAN
Bab ini menguraikan Kesimpulan dan Saran
-
7/21/2019 Isi Mariso
4/48
[Type the company name] | 4
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1Pengertian Wilayah dan Kota
2.1.1Pengertian Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif atau aspek fungsional.
Dalam arti fisik keruangan, wilayah dan daerah memiliki pengertian
yang sama sebagai terjemahan dari region yaitu suatu hamparan luas
sebagai kumpulan dari lokasi-lokasi atau areal areal, baik mencakup ciri
perkotaan maupun pedesaan. (UU R.I. No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggara Penataan Ruang)
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan mahluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya. (UU No.26 Tahun 2007 tenteng
Penataan Ruang)
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Strategi penataan ruang wilayah nasional ditujukan agar pemanfaatan
sumber daya secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab sesuaidengan daya dukungnya, dengan mengutamakan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat serta memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan.
Keterpaduan dan penggunaan sumber daya dan penataan lingkungan
hidup harus di dasarkan pada Pola Tata Ruang Wilayah Nasional, yang
dapat memadu dan menyerasikan tata guna lahan, tata guna air, dan tata
guna sumber daya alam lainnya, yang sejalan dengan upaya penataan ruang
-
7/21/2019 Isi Mariso
5/48
[Type the company name] | 5
tersebut, telah tertuang dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang menetapkan penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN).
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan
pembangunan di segala bidang. Pembangunan merupakan proses
pengelolaan sumber daya alam dan pendayagunaan sumber daya manusia
dengan memanfaatkan teknologi. Dalam pola pembangunan tersebut, perlu
memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya manusia, agar
dapat terus-menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang
berkelanjutan. Tiga pilar pembangunan berkelanjutan adalah sumber daya
alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan dalam setiap
pembangunan nasional, dengan pendekatan kependudukan, pembangunan,
dan lingkungan sampai dengan integrasi aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
Menurut Emil Salim dalam buku Pembangunan berkelanjutan
(1992) menyatakan bahwa Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu
proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan
sumber daya manusia secara berkelanjutan, dengan cara menyerasikan
aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam dan sumber daya
manusia dalam pembangunan.
Menurut Sabrini Sumawinata dalam buku Pembanguan Berkelanjutan
(1992) manyatakan bahwa Pembangunan Berkelanjutan tidak harus
diartikan sebagai pembangunan yang berlangsung secara lancar, mantap dan
tanppa hambatan. Pembangunan masyarakat selalu berjalan bergelombang
dengan pasang surut. Pembangunan disebut berkelanjutan jika mampu
menghindari dan mematahkan hambatannya dan bergerak lebih lanjut ke
tingkat keseimbangan yang lebih tinggi. Manusia merupakan subjek
pembangun, karena ia merupakan pelaksana pembangunan. Manusia
menjadi objek pembangunan, sebab sasaran hasil pembangunan pada
hakikatnya untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pembangunan
-
7/21/2019 Isi Mariso
6/48
[Type the company name] | 6
dilaksanakan oleh dan untuk manusia. Karenanya, aspek kesejahteraan yang
adil dan merata di setiap wilayah harus di upayakan.
2.1.2 Pengertian Kota
Kota merupakan suatu daerah yang memiliki wilayah batas
administrasi dan bentang lahan luas, penduduk relatif banyak, adanya
heterogenis penduduk, sektor agraris sedikit atau banhkan tidak ada dan
adanya suatu sistem pemerintahan (Rinaldi Mirsa, 2009).
Menurut Bintarto dalam buku Elemen Tata Ruang Kota (2009)
menyatakan bahwa Kota dari segi geografis, merupakan suatu sistem
jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduuk yang tinggi
dan diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak
materialistis.
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintah, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (UU R.I. No. 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggara Penataan Ruang)
Kawasan perkotaan merupakan kawasan strategis, yang dapat berupa
kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, atau kawasan
strategis kabupaten. Dalam pasal 64 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 15
Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, yakni :
a. kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten;
b. kawasan perkotaan yang mencakup 2 (dua) atau lebih wilayah
kabupaten/kota pada satu atau lebih provinsi.
Karakteristik kota, meliputi beberapa aspek, antara lain:
Dari aspek morfologi, antara kota dan pedesaan terdapat perbedaan
bentuk fisik, seperti cara membangun bangunan-bangunan tempat
tinggal yang berjejal dan mencakar langit (tinggi) dan serba kokoh.
Tetapi pada prakteknya kriteria itu sukar dipakai pengukuran, karena
banyak kita temukan dibagian-bagian kota tampak seperti desa,
misalnya, didaerah pinggiran kota, sebaliknya juga desa-desa yang mirip
-
7/21/2019 Isi Mariso
7/48
[Type the company name] | 7
kota, seperti desa-desa di pegunungan di negara-negara laut tengah.
Dari aspek penduduk, secara praktis jumlah penduduk ini dapat dipakai
ukuran yang tepat untuk menyebut kota atau desa, meskipun juga tidak
terlepas dari kelemahan-kelemahan. Kriteria jumlah penduduk ini dapat
secara mutlak atau dalam arti relatif yakni kepadatan penduduk dalam
suatu wilayah.
Dari aspek sosial, gejala kota dapat dilihat dari hubungan-hubungan
sosial (social interrelation dan social interaction) di antara penduduk
warga kota, yakni yang bersifat kosmopolitan. Hubungan sosial yang
bersifat impersonal, sepintas lalu (super-fical), berkotak-kotak, bersifat
sering terjadi hubungan karena kepentingan dan lain-lain, orang ini
bebas untuk memilih hubungan sendiri.
Dari aspek ekonomi, gejala kota dapat dilihat dari cara hidup warga kota
yakni bukan dari bidang pertanian (agraria) sebagai mata pencaharian
pokoknya, tetapi dari bidang-bidang lain dari segi produksi atau jasa.
Dari aspek hukum, pengertian kota dikaitkan dengan adanya hak-hak
dan kewajiban hukum bagi penghuni, atau warga kota serta sistem
hukum tersendiri yang dianut untuk menunjukan suatu wilayah tertentu
yang secara hukum disebut kota.
Dalam pasal 65 Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, yakni:
(1)Kawasan perkotaan menurut kriteria besarnya meliputi:
a. Kawasan perkotaan kecil;
b.
Kawasan perkotaan sedang;
c. Kawasan perkotaan besar;
d. Kawasan metropolitan; dan
e. Kawasan megapolitan.
(2)Kawasan perkotaan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
memiliki kriteria paling sedikit:
a. Jumlah penduduk paling sedikit 50.000 ( lima puluh ribu) jiwa dan
paling banyak 100.000 (seratus ribu) jiwa;
-
7/21/2019 Isi Mariso
8/48
[Type the company name] | 8
b.
Dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan perdagangan
dengan jangkauan pelayanan kecamatan dan/atau antardesa; dan
c. Ketersedian prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit
kantor kecamatan dan pasar harian.
(3)Kawasan perkotaan sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hruf b
memiliki kriteria paling sedikit:
a. Jumlah penduduk lebih dari 100.000 (seratus ribu) jiwa dan kurang
dari 500.000 (lima ratus ribu) jiwa;
b.Dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa dan
perdagangan dengan jangkauan pelayanan satu wilayah kabupaten
dan/atau antar kabupaten; dan
c. Keteresediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan palingsedikit
kantor pemerintah Kabupaten/Kota , fasilitas transportasi lokal,
kantor cabang perbankan, dan pusat pertokoan.
(4)Kawasan perkotaan besar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
memiliki kriteria paling sedikit:
a.
jumlah penduduk paling sedikit 500.000 (lima ratus ribu) jiwa;
b. dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa,
perdagangan, dan industri dengan jangkauan pelayanan satu wilayah
provinsi dan/atau antarprovinsi; dan
c. ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit
kantor pemerintahan Kabupaten/kota, terminal/pelabuhan, kantor
cabang perbankan, dan kawasan pertokoan.
(5)
Kawasan metropolitan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf d
memiliki kriteria paling sedikit:
a. Merupakan kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau
kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya
yang saling memiliki keterkaitan fungsional;
b. Jumlah penduduk secara keseluruhan paling sedikit 1.000.000 (satu
juta) jiwa;
c.
Dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa,
-
7/21/2019 Isi Mariso
9/48
[Type the company name] | 9
perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan antar provinsi
dan/atau nasional;
d. Ketersedian prasarana dan sarana dasar perkotaan paling sedikit
kantor pemerintah kota/pemerintahan provinsi, fasilitas transportasi
regional, kantor perbankan, dan pusat perbelanjaan;
e. Memiliki sistem Prasarana prasarana wilayah yang terintegrasi, dan
f. Memiliki kejelasan sistem struktur ruang yang ditunjukkan adanya
pusat dan sub-pusat yang terintegrasi dengan peran ekonomi pusat
yang dapat lebih besar dari kota atau kawasan sekitar diukur dari
jumlah aktivitas jasa dan industri dan jumlah uang beredar.
(6)Kawasan megapolitan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) huruf e
memiliki kriteria paling sedikit:
a.
Merupakan gabungan 2 (dua) atau lebih kawasan metropolitan
sehingga berpusat jamak dan memiliki keterkaitan fungsional;
b. memiliki hubungan spasial masing-masing kota dengan sistem yang
dipisahkan kawasan perdesaan;
c.
memiliki jumlah penduduk yang dilayani paling sedikit 10.000.000
(sepuluh juta) jiwa;
d.
memiliki dominasi fungsi kegiatan ekonomi berupa kegiatan jasa
perdagangan, industri, dengan jangkauan pelayanan regional
antarnegara;
e.
memiliki ketersediaan prasarana dan sarana dasar perkotaan paling
sedikit fasilitas transportasi antarnegara, sarana perbankan
antarnegara, dan pusat perbelanjaan dengan skala pelayanan
regional; dan
f. menghubungkan antarpusat kegiatan dengan prasarana transportasi
utama dan memiliki sistem Prasarana prasarana wilayah yang
terintegrasi.
Fungsi Kota
Pada dasarnya peran dan fungsi kota dalam bidang pendidikan,
bidang ekonomi, dan bidang politik, pada masa pergerakan nasional sama
-
7/21/2019 Isi Mariso
10/48
[Type the company name] | 10
dengan fungsi dan peran kota di masa kini yaitu menjalankan tugas pokok
dan fungsinya sebagi administrator, stabilisator, dinamisator, fasilitator, dan
advokasi dibidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.
Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih
luas lagi antara lain sebagai berikut:
a. sebagai pusat permukiman penduduk
b. sebagai pusat kegiatan ekonomi
c. sebagai pusat kegiatan sosial budaya
d. pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintah serta tempat
kedudukan pemimpin pemerintahan.
2.2Pengertian Prasarana Wilayah Dan Kota
Prasarana adalah system bangunan yang di perlukan terlebih dahulu
agar system transportasi, teknik penyehatan, perairan, telekomunikasi, dsb
dapat berfungsi. Prasarana pelayanan umum harus harus dalam memberikan
pelayanan terhadap pemakainya harus menjaga keseimbangan dengan
lingkungan sekitarnya.
Prasarana (network):hubungan tali temalai hingga terbentuk Prasarana
atau merupakan suatu keterkaitan antar unsure. (Sumber; kamus tata ruang
oleh Dr.ir,sujana royat,halaman 38)
Lokasi suatu tempat atau suatu wilayah yang bersangkutan berkenaan
dengan hubungan atau tempat wilayah itu dengan factor alam atau faktor
budaya yang ada di sekitarnya. Jadi lokasi relative ini di tinjau dari posisi
suatu tempat atau suatu wilayah terhadap kondisi-kondisi wilayah yang ada
di sekitarnya.
Perluasan prasarana mengikuti tata ruang yang dan
pengembangannya tetap memperhatikan konstruksi penggunaan lahan
sehingga tidak mempengaruhi pola tata guna lahan sebelumnya.
Untuk menyamakan persepsi dalam studi maka di perlukan konsep
operasional sebagai berikut :
-
7/21/2019 Isi Mariso
11/48
[Type the company name] | 11
2.2.1 Prasarana Jalan
Jalan adalah salah satu elemen pembentuk pola dlok suatu kawasan
kota. Selain itu jalan bisa disebut pula sebagi ruang yang terletak diantara
blo-blok kawasan kota atau lorong-lorong ruang publik yang membuat suatu
jaringan (Rinaldi Mirsa 2009).
Prasarana jalan (road network):susunan jalan yang mengikat dan
menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada
dalam penagruh pelayanan. (Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana
royat,halaman 38)
Jalan kolektor (collector road): jalan yang melayani angkutan
pengumpulan/pembagian dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang.kecepatan
rata-rata jalan masuk di batasi.(Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana
royat,halaman 34)
Jalan local: jalan yang melayani angkutan setempat;cirri-ciri
perjalanan jarak dekat,kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk
tidak di batasi.(Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana royat,halaman
35)
Jalan primer: sisytem Prasarana jalanan jalan dengan pelayanan jas
adistribusi antar kota dan wilayah. . (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 35)
Jalan raya (highway): jalan raya atau lebar,memungkinkan digunakan
lalu lintas berkecepatan tinggi terutama diperuntukan bagi lalu lintas antar
kota.(Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana royat,halaman 36)
Jalan sekunder: jalan dengan peranan dengan pelayanan jasa distribusi
diluar kota.(Sumber; kamus tata ruang oleh Dr.ir,sujana royat,halaman 36)
-
7/21/2019 Isi Mariso
12/48
[Type the company name] | 12
Jalan utama (major road): jalan yang paling penting di antara jalan
yang salinh berpotongan atau bersalingan. (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 36)
Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa aman dan
nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan pengendara
kendaraan bermotor. Selain itu harus didukung pula oleh ketersediaan
prasarana pendukung jalan, seperti perkerasan jalan, trotoar, drainase,
lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain.
Klasifikasi ruang jalan berdasarkan karakter dan intensitas lalu
lintasnya yaitu:
a. Pelayanan A : arus bebas, kecepatan tinggi, kepadatan rendah.
b.
Pelayanan B : lalu lintas stabil, kecepatan bebas
c. Pelayanan C : lalu lintas stabil, kecepatan dibatasai
d. Pelayanan D : lalu lintas tidak stabil, kecepatan dibatasi
e.
Pelayanan E : lalu lintas tidak stabil, sering macetf. Pelayanan F : lalu lintas terhambat, macet.
Klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya yaitu:
a.
Arteri : melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan tinggi, jalan masuk dibatasi.
b. Sekunder : melayani angkutan pengumpulan, dengan ciri jarak sedang,
kecepatan sedang, jalan masuk dibatasi.
c. Lokal : melayani angkutan setempat, perjalanan jarak pendek, jalan
masuk tidak dibatasi.
2.2.2 Prasarana air bersih
Prasarana drainase adalah Prasarana pipa saluran air yang
mengalirkan air bersih kerumah-rumah yang di lainnya.(Sumber; kamus tata
ruang oleh Dr.ir,sujana royat, halaman 38)
-
7/21/2019 Isi Mariso
13/48
[Type the company name] | 13
Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang
memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan
perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan
persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/ perundangan yang telah
berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air bersih
lingkungan perumahan di perkotaan.
Air bersih adalah Air yang memenuhi persayaratan kesehatan untuk
kebutuhan minum, masak, mandi dan energi. Air sebagai salah satu faktor
essensial bagi kehidupan sangat dibutuhkan.
Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, Pengertian air bersih adalah air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan air bersih;
b) jaringan air bersih;
c) kran umum; dan
d) hidran kebakaran
Sumber air: tempat-tempat dan wadah air, baik yang terdapat di atas
maupun di bawah permukaan tanah. (Sumber; kamus tata ruang oleh
Dr.ir,sujana royat,halaman 103)
1. Air Permukaan, adalah sumber air baku yang berasal dari : sungai,
saluran irigasi, danau, dan waduk. Tiga sisitem pengolahan air
permukaan :
a. Pengelolaan air permukaan gravitasi sederhana
b. Pengelolaan air permukaan gravitasi saringan pasir lambat (SPL)
-
7/21/2019 Isi Mariso
14/48
[Type the company name] | 14
c.
Pengelolaan air permukaan non gravitasi
2.
Mata Air, adalah sumber air yang berasal dari permunculan air kepermukaan tanah sebagai akibat dari :
a.
Adanya tekanan hidrolis disebut Aliran Artetis
b.
Terhalangnya aliran air oleh lapisan tanah kedap air disebut Aliran
Gravitasi Kontak
Tujuan pembangunan air bersih yaitu :
1.
Meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama untuk masyarakat
miskin.
2. Meningkatkan dan memberdayaan masyarakat desa dalam
pembangunan sarana air bersih dan kesehatan lingkungan.
3.
Meningkatkan efisiensi waktu dan effektifitas pemanfaatan air bersih
2.2.3 Prasarana listrik
Prasarana listrik adalah bagian saluran pembawa atau transmisi tenaga
atau arus listrik,berpangkal dari pusat tenaga listrik,di distribusikan oleh
Prasarana transmisi melalui bangunan instalasi ke berbagai bangunan yang
memakainya.
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
a) Penyediaan kebutuhan daya listrik
1) setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari
PLN atau dari sumber lain; dan
2) setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum
450 VA per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total
kebutuhan rumah tangga.
b) Penyediaan jaringan listrik
-
7/21/2019 Isi Mariso
15/48
[Type the company name] | 15
1) disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki
pelayanan, dimana besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan
jumlah unit hunian yang mengisi blok siap bangun;
2) disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan
pada area damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak
menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar (lihat Gambar 1
mengenai bagian-bagian pada jalan);
3) disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang
ditempatkan pada lahan yang bebas dari kegiatan umum;
4) adap un penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500
lux dengan tinggi > 5 meter dari muka tanah;
5) sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak
dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat
permanen karena akan membahayakan keselamatan.
Pemasangan seluruh instalasi di dalam lingkungan perumahan
ataupun dalam bangunan hunian juga harus direncanakan secara
terintegrasi dengan berdasarkan peraturanperaturan dan persyaratan
tambahan yang berlaku, seperti:
a) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL);
b) peraturan yang berlaku di PLN wilayah setempat; dan
c) peraturan-peraturan lain yang masih juga dipakai seperti antara lain
AVE.
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan listrik yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a) kebutuhan daya listrik; dan
b) jaringan listrik.
2.2.4 Prasarana Drainase
Jaringan drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan, yang
harus disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan.
-
7/21/2019 Isi Mariso
16/48
[Type the company name] | 16
Prasarana Drainase adalah prasarana yang berfungsi menglirkan air
permukaan ke badan air atau kebangunan resapan air.
Drainase Sekunder
w
d
b
Keterangan : w(Lebar Penampang Atas) = 2,8 m
d (Tinggi Penampang) = 70cm
b (Lebar Penampang Bawah) = 2m
Drainase Tersier w
d
b
Keterangan : w(Lebar Penampang Atas) = 2m
d (Tinggi Penampang) = 2 m
b (Lebar Penampang Bawah) = 1,7 m
Tabel 2.1Bagian jaringan drainase
Sarana Prasarana
Badan penerima air
Sumber air di permukaan tanah (laut, sungai, danau)
Sumber air di bawah permukaan tanah (air tanah akifer)
Bangunan
Pelengkap
Gorong-gorong, Pertemuan saluran
Bangunan terjunan, Jembatan
Street inlet
Pompa
Bangunan pelengkap
Pintu air
-
7/21/2019 Isi Mariso
17/48
[Type the company name] | 17
2.2.5 Prasarana telekomunikasi
Prasarana Telekomunikasi adalah bagan atau system komunikasi yang
melayani percakapan atau pembicaraan telepon antara dua orang yang
bertempat sejauhan.
Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk merencanakan
penyediaan sambungan telepon rumah tangga adalah:
a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota dan perkembangan lokasi yang
direncanakan, berkaitan dengan kebutuhan sambungan telepon;
b. tingkat pendapatan keluarga dan kegiatan rumah tangga untuk
mengasumsikan kebutuhan sambungan telepon pada kawasan yang
direncanakan;
c.jarak terjauh rumah yang direncanakan terhadap Stasiun Telepon Otomat
(STO), berkaitan dengan kebutuhan STO pada kawasan yang
direncanakan;
d. kapasitas terpasang STO yang ada; dan
e.
teknologi Prasarana telepon yang diterapkan, berkaitan radius pelayanan.
2.2.6 Prasarana Persampahan
Prasarana Persampahan adalah Prasarana pembuangan sampah yang
berasal dari rumah tangga berupa bak atau tempat yag tersedia pada setiap
rumah tangga dan berupa container dalam suatu kawasan permukiman yang
kemudian disatukan dalam suatu wilayah yang lebih luas untuk
menampungnya.
Komponen prasarana dan sarana bidang persampahan secara umum
akan meliputi :
1. Pewadahan;
merupakan sarana yang diperlukan untuk mengisolasi sampah pada
suatu tempat / wadah sehingga tidak berserakan, disamping memudahkan
-
7/21/2019 Isi Mariso
18/48
[Type the company name] | 18
kegiatan pengumpulan berikutnya. Umumnya berupa wadah portabledengan
ukuran dan jenis bervariasi; yang penyediaan, penggunaan dan
pemeliharaannya menjadi tanggung jawab pemilik bangunan atau penghasil
sampah itu sendiri.
2. Pengumpulan;
meliputi sarana pengumpulan bermesin maupun tidak yang dapat
berupa : gerobak sampah, container / bak sampah, dan kendaraan pengumpul
(minitruk).
3. Pemindahan;
meliputi sarana container load haul / arm rollmaupun prasarana
transfer depo yang berfungsi untuk menampung sampah yang terkumpul
sebelum kemudian dilanjutkan dengan pengangkutan.
2.3Standar Prasarana Lingkungan
2.3.1
Prasarana jalan
a. Prasarana Jalan Kolektor
Karakter dari Prasarana jalan kolektor adalah jalan yang berfungsi
sebagai pengumpul lalu lintas dari Prasarana jalan lokal untuk
disalurjkan ke Prasarana jalan arteri. Dengan kata lain Prasarana jalan
ini akan merupakan penghubung jalan arteri dengan jalan lokal.Selain
itu jalan yang memotong Prasarana jalan ini sedapat mungkin dibatasi
oleh kendaraan yang melintasinya.Jalan ini direkomendasikan
berkecepatan lebih rendah dari kecepatan kendaraan pada jalan arteri.
b. Prasarana Jalan Lokal
Prasarana jalan lokal adalah jalan yang berfungsi menampung lalu
lintas dari jalan tertentu yang terlayani oleh jalan lingkungan,dan
selanjutnya akan disalurkan ke Prasarana jalan kolektor. Adapun
karakter dari jalan lokal adalah jarak perjalanannya atau identik dengan
panjang jalan ini relatif pendek dan jalan memotongnya (dapat saja
-
7/21/2019 Isi Mariso
19/48
[Type the company name] | 19
berupa gank/lorong) tidak dibatasi.selain itu direkomendasikan lebih
mudah dari ketentuan yang diberlakukan pada Prasarana jalan kolektor
maupun arteri.
Untuk hierarkhi jaringan jalan dapat kita klasifikasikan
berdasarkan kepada kecepatan kendaraan, lebar jalan dan garis
sempadan jalan, yang dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Jalan Berdasarkan Kecepatan Kendaraan, Lebar dan GSJ
Hierarki JalanKecepatan
Kendaraan
Lebar
Badan
Jalan
GSJ
terhadap
bangunan
Arteri Primer
Arteri sekunder
Kolektor Primer
Kolektor Sekunder
Lokal Primer
Lokal Sekunder
> 60 km/jam
> 30 km/jam
> 40 km/jam
> 20 km/jam
> 20 km/jam
> 10 km/jam
> 8 m
> 8 m
> 7 m
> 7 m
> 6 m
> 6m
> 22 m
> 20 m
> 17 m
> 7 m
> 12 m
> 4 m
2.3.2 Prasarana Air Bersih
Air bersih memegang peranan penting sebagai kebutuhan pokok dan
utama penghidupan dan kehidupan penduduk di kawasan
perencanaan.Beberapa sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh
penduduk kawasan perencanaan bersumber dari air permukaan (sungai)
dan dari mata air pegunungan yang dikelolah oleh PDAM dan
masyarakat.Sasaran rencana kebutuhan air bersih dikategorikan
berdasarkan jumlah kebutuhan penduduk pendukung dan kebutuhan
aktivitas perkotaan. Standarisasi kebutuhan air bersih berdasarkan
petunjuk pedoman tersebut di atas termasuk sasaranpenggunaanya, antara
lain :
-
7/21/2019 Isi Mariso
20/48
[Type the company name] | 20
Kriteria yang umum digunakan untuk menghitung kebutuhan jumlah
pipa adalah :
Pipa Primer 4-5 m/sambungan
Pipa Sekunder 6-8 m/sambungan
Pipa Tersier 9-12 m/sambungan
Standar hidrant dan sarana pemadam kebakaran pada umumnya
dalam satu kilometer pipa distribusi terdapat 4-5 buah hidrant. Ketentuan
dalam penempatan hidrant yaitu:
Sebaiknya hidrant diletakkan pada jarak 60-180 cm dari tepi jalan
Hidrant diletakkan 1 meter dari bangunan permanen
Tabel 2.3
Standar Kebutuhan Air Bersih
No Fasilitas Kebutuhan
1 Perumahan 60 liter/orang/hari
2 Pendidikan
STK 10 liter/orang/hari
SD 10 liter/orang/hari
SLTP 10 liter/orang/hari
SLTA 10 liter/orang/hari
3 Kesehatan Toko Obat 30 liter/orang/hari
Tempat Praktek Dokter 300 liter/orang/hari
4Pelayanan
Umum
(kantor lingkungan, kantor pos, parkir umum
ditambah MCK) 1000 liter/orang/hari
5 Peribadatan
Mesjid 3500 liter/orang/hari
Mushallah 2000 liter/orang/hari
-
7/21/2019 Isi Mariso
21/48
[Type the company name] | 21
Tabel 2.4
Standar Pelayanan Air bersih
Uraian Satuan Distribusi Untuk Setiap Jenis Kota
Kecil Sedang Besar Metro
Kepadatan
Sisa Tekan Minimal
di pel
Kebocoran air
Pelayanan domestik
Rasio pelayanan SL
Rasio Pelayanan
HU/TA
Pelayanan Per SL
Konsumsi SL
Pelayanan Per HU/TA
Konsumsi Hidrant
UmumPelayanan Non
Domestik
Konsumsi Non
Domestik
Kemiringan Lahan
Jiwa/Ha
m
%
%
%
%
Jiwa/SL
Ltr/jiwa
Jiwa/Hu
Ltr/jiwa
%
Ltr/unit
-
100
8
20
90
90
10
5
100
50
30
10
2000
Datar
200
8
20
85
90
10
5
125
50
30
10
2000
Datar
300
10
20
80
90
10
6
150
50
30
10
2000
Datar
400
10
20
70
90
10
6
200
50
30
10
2000
Datar
2.3.3
Prasarana Listrik
Kebutuhan sistem energi listrik dimaksudkan adalah kebutuhan sistem
yang meliputi Prasarana dan distribusinya.Pelayanan listrik di kawasan
perencanaan dibutuhkan peningkatan daya listrik serta Prasarana yang
relatif mencukupi termasuk penerangan jalan.
Keseluruhan kebutuhan energi listrik di kawasan perencanaan berdasarkan
standar perencanaan lingkungan perkotaan kebutuhan listrik adalah :
-
7/21/2019 Isi Mariso
22/48
[Type the company name] | 22
1.
Kebutuhan energi listrik perumahan dan permukiman diasumsikan tipe
kecil adalah 900 VA, tipe sedang 900 VA dan tipe besar 1.300 VA.
2. Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum dengan tipe kecil adalah
1.500 VA/Watt, tipe sedang adalah 2.500 VA/Watt dan tipe besar
dengan 3.500 VA/Watt.
3. Fasilitas umum kebutuhan energi listriknya adalah 20 %.
4. Penerangan jalan kebutuhan listriknya adalah 10 % dari total
kebutuhan keseluruhan.
Sistem distribusi Prasarana kabel listrik dengan menggunakan
tiang yang terbuat dari pipa beton yang penempatannya pada daerah
manfaat jalan dengan jarak satu dengan yang lainnya adalah lebih
kurang 50 meter dan sebagai upaya untuk menghindari gangguan
Prasarana listrik, maka di beberapa tempat akan ditempatkan gardu
listrik yang sekaligus berfungsi sebagai pengontrol gangguan listrik
yang akan terjadi.
Tabel 2.5Kebutuhan Listrik Untuk Perumahan
Jenis
rumah
Ukuran
Petak rata-
rata (m2)
Luas
bangunan
rata-rata
(m2)
Kebutuhan
(watt)
Jumlah rumah
yang dilayani
gardu (unit)
Kecil
Sedang
Besar
100
200
400
70
240
600
900
900
1300
1400
420
100
2.3.4Prasarana Drainase
Prasarana primer dan sekunder drainase harus mempunyai kapasitas
tampung yang cukup untuk menampung airyang mengalir dari area Kasiba
dan kawasan sekitarnya.
Saluran pembuangan air hujan dapat dibangun secara terbuka dengan
ketentuan sebagai berikut :
a.
Dasar saluran terbuka lingkaran dengan diameter minimum 20 cm
-
7/21/2019 Isi Mariso
23/48
[Type the company name] | 23
atau berbentuk bulat telur ukuran minimum 20/30 cm;
b. Bahan saluran terbuat dari tanah liat, beton, pasangan batu bata dan
atau bahan lain;
c.
Kemiringan saluran minimum 2 %;
d. Tidak boleh melebihi peil banjir di daerah tersebut;
e. Kedalaman saluran minimum 30 cm;
b. Apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap perubahan arah harus
dilengkapi dengan lubang kontrol dan pada bagian saluran yang lurus
lubang kontrol harus ditempatkan pada jarak maksimum 50 (lima
puluh) meter;
c. Saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah liat dan bahan-
bahan lain;
d.
Untuk mengatasi terhambatnya saluran air karena endapan pasir/tanah
pada drainase terbuka dan tertutup perlu bak kontrol dengan jarak
kurang lebih 50 m dengan dimensi (0,40x 0,40x 0,40) m3;
Setiap lingkungan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air
hujan atau kotoran yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup
seperti :
a. Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan berdasarkan
frekuensi intensitas curah hujan 2 tahunan.
b. Saluran pembuangan air hujan dapat merupakan saluran terbuka atau
tertutup.
c.
Apabila saluran dibuat tertutup, maka tiap perubahan arah harusdilengkapi dengan lubang pemeriksa, pada saluran yang lurus lubang
periksa harus dibuat tiap jarak minimum 50 meter.
-
7/21/2019 Isi Mariso
24/48
[Type the company name] | 24
Tabel 2.6
Standar Perencanaan Prasarana Drainase
NoKemiringan
Lahan
Kerapatan Saluran (m/100 Ha)Ket
Primer Sekunder Tersier total
1
2
3
4
0-2 %
2-5 %
5-15 %
15-40 %
800
600
480
320
5100
4080
3060
2040
14100
11280
8460
5640
20000
15960
12000
8000
V min
0,6 m/dt
V mak
2.5m/dt
5 > 40 % Tidak Direkomendasikan
2.3.5 Prasarana Telekomunikasi
Lingkungan perumahan harus dilengkapi Prasarana telepon sesuai
ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan / perundangan
yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara perencanaan umum
Prasarana telepon lingkungan perumahan di perkotaan.
Jenis elemen perencanaan
Jenis prasarana dan utilitas Prasarana telepon yang harus disediakan
pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
a. kebutuhan sambungan telepon; dan
b. Prasarana telepon.
Persyaratan, kriteria, dan kebutuhan
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi
adalah:
Penyediaan kebutuhan sambungan telepon
a.
tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon rumah dan
telepon umum sejumlah 0,13 sambungan telepon rumah per jiwa atau
dengan menggunakan asumsi berdasarkan tipe rumah sebagai berikut:
R-1, rumah tangga berpenghasilan tinggi : 2-3 sambungan/rumah
R-2, rumah tangga berpenghasilan menengah : 1-2 sambungan/rumah
R-3, rumah tangga berpenghasilan rendah : 0-1 sambungan/rumah
-
7/21/2019 Isi Mariso
25/48
[Type the company name] | 25
b.
dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk
setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat
kegiatan lingkungan RT tersebut;
c.
ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki jarak
radius bagi pejalan kaki yaitu 200 - 400 m;
d.penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik
seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan
dengan bangunan sarana lingkungan; dan
e.penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca (hujan
dan panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan kebutuhan
kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
Penyediaan Prasarana telepon
a.
tiap lingkungan rumah perlu dilayani Prasarana telepon lingkungan dan
Prasarana telepon ke hunian;
b. Prasarana telepon ini dapat diintegrasikan dengan Prasarana pergerakan
(Prasarana jalan) dan Prasarana prasarana / utilitas lain;
c.
tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (daerah milik jalan,
lihat Gambar 1 mengenai bagian-bagian pada jalan) pada sisi jalur hijau
yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di trotoar; dan
d. stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 10.000 sambungan
dengan radius pelayanan 3 5 km dihitung dari copper center, yang
berfungsi sebagai pusat pengendali Prasarana dan tempat pengaduan
pelanggan.
2.3.6 Prasarana Persampahan
Untuk mengestimasikan jumlah sampah yang akan dihasilkan di masa
datang dianggap bahwa jumlahnya tergantung jumlah penduduk kawasan
tersebut. Mengingat untuk mengkuantitaskanjumlah sampah yang
dihasilkan sangat sulit maka digunakan standar umum yakni 2,9
liter/orang/hari. Sedangkan untuk fasiltas perdagangan 10% dari jumlah
timbunan sampah rumah tangga, dan untuk pendidikan yaitu 1,15 liter
-
7/21/2019 Isi Mariso
26/48
[Type the company name] | 26
perhari untuk tiap siswa, perkantoran yaitu 10% dari jumlah timbunan
sampah pendidikan serta untuk sampah jalan yaitu 0,825xpanjang jalan.
Kuantitas sampah yang dihasilkanakan dikumpulkan ataupun
dikelolah dengan menggunakan sarana dan prasarana, berupa penyediaan;
Gerobak 1 M2untuk 200 KK.
Tempat pembuangan sementara (TPS) untuk 150 KK.
Container sampah dengan volume 68 M22.000 KK.
Tabel 2.7
Timbulan Sampah Kota Sedang dan Kecil di IndonesiaNo. Sumber Sampah Satuan Volume (Ltr/Hr)
1.
2.
3.4.
5.
6.
7.
Permukiman
Permanen
Semi Permanen
Temporer
Pasar
TokoKantor
Sekolah
Industri
Jalan
Org/Hari
Org/Hari
Org/Hari
Unit/Hari
Org/HariOrg/Hari
Org/Hari
Org/Hari
Meter/Hari
2,25-2,50
2,00-2,25
1,75-2,00
2.000
2,50-3,000,50-3,00
0,10-1,15
0,03
0,10-0,15
Sumber : Pedoman Teknis Pengelolaan Persampahan Dep. PU (1998)
-
7/21/2019 Isi Mariso
27/48
[Type the company name] | 27
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
3.1Gambaran Umum Kota Makassar
Kota Makassar merupakan Ibukota Sulawesi Selatan dengan luas
wilayah administrasi 176,37 km2. Dengan batas administrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kepulauan Pangkajenne
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Sebalah Barat berbatasan dengan Selat Makassar
Kota Makassar terdiri dari 14 kecamatan yaitu :
Tabel 3.1
Pembagian Daerah Administrasi
Di Kota Makassar
No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)
1
2
34
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Mariso
Mamajang
TamalateRappocini
Makassar
Ujung Pandang
Wajo
Bontoala
Ujung Tanah
Tallo
Panakukang
Manggala
Biringkanaya
Tamalanrea
1.82
2.25
18.189.24
2.54
2.63
1.99
2.1
5.94
8.71
17.15
23.74
48.22
31.86
1.03
1.27
10.35.23
1.44
1.49
1.13
1.19
3.37
4.94
9.72
13.45
27.34
18.1
Jumlah 176.37 100
Sumber: Kota Makassar Dalam Angka 2011 ( BPS )
-
7/21/2019 Isi Mariso
28/48
[Type the company name] | 28
Gambar 3.1 Grafik Pembagian Daerah Administrasi Kota Makassar
Berdasarkan Tabel 3.1 dan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa tiga wilayah
di Kota Makassar yang mempunyai persentase luas wilayah tertinggi yaitu
Kecamatan Biringkanaya dengan Persentase 27.34%, kemudian Kecamatan
Tamalanrea dengan Persentase wilayah 27.34 dan Kecamatan Manggala
denganpersentase 13.46%. sedangkan tiga wilayah yang memiliki Persentase
luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan mariso dengan persentase 1.03% yang
juga merupakan lokasi penelitian kelompok kami. Kemudian kecamatan Wajo
dengan persentase 1.13%, dan Kecamatan Bontoala dengan persentase 1.19%dari luas Kota Makassar. Untuk lebih jelasnya pembagian daerah administrasi
kota makassar dapat dilihat pada gambar 3.2 peta administrasi kota makassar.
1.03% 1.27%
10.3%
5.23%
1.44%
1.49%
1.13%
1.19%
3.37%
4.94%
9.72%
13.45%
27.34%
18.1%
mariso
mamajang
tamalate
rappocini
makassar
ujung pandang
wajo
bontoala
ujung tanah
tallo
panakukang
manggala
biringkanaya
tamalanrea
-
7/21/2019 Isi Mariso
29/48
[Type the company name] | 29
3.2Gambaran Umum Kecamatan Mariso
Kecamatan Mariso merupakan daerah Flicone Sedimentasi yang tanahnya
kurang subur pada wilayah utaranya sedangkan pada wilayah baratnya
merupakan batuan yang berupa batuan pasir kuarsa dan batu gamping dolomit.
Kecamatan Mariso merupakan daerah bukan pantai dengan topografi
ketinggian wilayah antara 5-10 meter dari permukaan laut. Menurut jaraknya
letak masingmasing kelurahan ke Ibu Kota kecamatan berkisar 12 km.
Kecamatan Mariso terdiri dari 9 desa/ kelurahan dengan kategori wilayah
swasembada yaitu yaitu ; Desa Bontorannu, Desa Tamarunang, Desa
Mattoanging, Desa kampung Buyang, Desa Mariso, Desa Lete, Desa Mario,
Desa Panambungan, Desa Kunjungmae dengan ibu kota kecamatan adalah
Kel. Mariso.
Tabel 3.2
Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi
Di Kecamatan Mariso
NoKelurahan Luas Area
(KM2)
Persentase Terhadap Luas
Kecamatan (%)1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung Buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
0.18
0.12
0.18
0.16
0.18
0.15
0.28
0.31
0.26
9.89
6.59
9.89
8.79
9.89
8.25
15.38
17.04
14.28
Jumlah 1.82 100,00
Sumber: Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011 ( BPS )
-
7/21/2019 Isi Mariso
30/48
[Type the company name] | 30
Gambar 3.3Grafik Pembagian daerah Administrasi Kecamatan Mariso
Pada tabel 3.2 dan Gambar 3.3 terlihat bahwa wilayah administrasi
Kecamatan Mariso terdiri dari 9 Desa/Kelurahan dengan luas wilayah 1.82
km2. Wilayah dengan persentase wilayah terbesar yaitu Kelurahan
Pannambungan dengan persentase 17.07% sedangkan wilayah yang
memiliki persentase wilayah terkecil yaitu Kelurahan Tamarunang dengan
persentasi wilayah 6.59% dari luas Kecamatan Mariso. Untuk lebih
jelasnya mengenai pembagian daerah administrasi Kecamatan Mariso
dapat dilihat pada gambar 3.4 peta administrasi Kecamatan Mariso.
3.2.1Aspek Fisik Dasar
A. Letak Geografis
Kecamatan Mariso merupakan salah satu kecamatan di Kota
Makassar yang terdiri dari 9 (sembilan) kelurahan. Kecamatan Mariso
mempunyai luas 1,82 km2. Kecamatan Mariso merupakan daerah bukan
pantai dengan ketinggian wilayah sampai dengan 5-10 meter dari
permukaan air laut. Yang mana Kecamatan Mariso secara administratif
berbatasan dengan:
Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ujung pandang
Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Mamajang
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tamalate
9.89% 6.59%
9.89%
8.79%
9.89%
8.25%
15.38%
17.04%
14.28%
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung Bayang
Marisoo
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
-
7/21/2019 Isi Mariso
31/48
[Type the company name] | 31
Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan selat makassar
Dari segi geografis terletak pada posisi selatan Makassar, yaitu terletak
pada :
11924o BT11924 o BB
0509o LS1012 o LU
Untuk lebih jelasnya mengenai letak geografis dapat dilihat pada
gambar 3.5 peta geografis Kecamatan Mariso.
B. Kondisi Topografi
Secara umum Kecamatan Mariso merupakan salah satu kecamatan
yang berada di Kota Makassar yang merupakan daerah bukan pantai
dengan topografi ketinggian wilayah antara 5-10 meter dari permukaan
air laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.6 peta
topografi Kecamatan Mariso.
C. Kondisi Hidrologi
Sumber mata air masyarakat Kecamatan Mariso untuk keperluan
konsumsi bersumber dari air PDAM dan sumur yang di buat
masyarakat. Keadaan hidrologi Kecamatan Mariso, berdasarkan hasil
observasi lapangan dibedakan antara lain air permukaan seperti Kanal
dan air tanah yang bersumber di bawah permukaan (air tanah) dengan
ketinggian 2 meter dari permukaan tanah. Berdasarkan hasil survey
daerah yang sebagian penduduknya masih menggunakan air sumur
diantaranya Kelurahan Mario dan Kelurahan Kunjung Mae. Untuk
lebih jelasnya mengenai sumber air Kecamatan mariso dapat dilihat
pada gambar 3.7 dan 3.8 peta hidrologi Kecamatan Mariso.
-
7/21/2019 Isi Mariso
32/48
[Type the company name] | 32
(a)Kelurahan Mariso (b) Kel. Kunjung Mae
Gambar 3.7 Air Permukaan Air Tanah di Kecamatan Mariso
D. Kondisi Klimatologi
Iklim dan Curah Hujan sebagaimana kecamatan lain di wilayah
Sulawesi Selatan beriklim tropis dengan dua musim, yakni musim
kemarau dan musim hujan. Musim hujan biasanya pada bulan
September sampai Januaari, sedangkan musim kemarau biasanya
terjadi antara bulan Februari sampai Agustus. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tebel 3.3.
Tabel 3.3
Jumlah dan Rata-Rata Curah Hujan Dirinci Perbulan
Kecamatan Mariso tahun 2011
No Bulan Rata-rata CH
(mm)
Jumlah CH
(Hari)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
869.4
472.3
277.6
228.3
143.2
124.0
99.8
56.7
227.7
223.4
240.7
761.0
27
19
17
16
18
17
14
17
24
25
21
28
Rata-rata 306.6 20
Sumber: Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011 ( BPS )
-
7/21/2019 Isi Mariso
33/48
[Type the company name] | 33
Gambar 3.8 Grafik Jumlah Curah Hujan dirinci Perbulan
Dari data tentang jumlah curah hujan di atas dapat kita ketahui
bahwa musim hujan terjadi pada bulan september hingga januari yang
ditandai dengan tingginya jumlah hari hujan, sedangkan musim kemarau
terjadi pada bulan februari hingga agustus. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.9 peta klimatologi Kecamatan Mariso.
E. Kondisi Geologi dan Jenis Tanah
Aspek geologi merupakan aspek yang mempunyai kaitan yang
erat hubungannya dengan potensi sumber daya tanah. Struktur geologi
tertentu berasosiasi dengan ketersediaan air tanah, minyak bumi, dan
lain-lain. Selain itu struktur geologi selalu dijadikan dasar
pertimbangan dalam pembangunan suatu wilayah. Kecamatan Mariso
merupakan daerah Flicone Sedimentasi yang tanahnya kurang subur
pada wilayah utaranya sedangkan pada wilayah baratnya merupakan
batuan yang berupa batuan pasir kuarsa dan batu gamping dolomit.
Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi geologi dapat dilihat pada
gambar 3.10 peta geologi dan jenis tanah kecamatan Mariso.
0
1020
30
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
2719 17 16 18 17 14 17
24 25 2128
-
7/21/2019 Isi Mariso
34/48
[Type the company name] | 34
3.2.2Aspek Demografi
Penduduk merupakan komponen utama dalam suatu wilayah. Wilayah
tidak akan berkembang jika tidak ada penduduk, karena penduduk menjadi
pengelola dari potensi masing-masing wilayah. Wilayah Kecamatan
Mariso memiliki karakteristik wilayah yang cukup baik untuk
dikembangkan, olehnya itu agar potensi tersebut bisa dikembangkan maka
peningkatan SDM adalah salah satu alternatif jumlah penduduk.
A. Jumlah dan Perkembangan Penduduk.
Perkembangan penduduk di Kecamatan Mariso dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir cenderung meningkat.Hal ini disebabkan oleh
tingkat migrasi yang tinggi baik migrasi masuk maupun migrasi keluar
dan tersedianya sarana dan prasarana di wilayah tersebut. Penduduk
Kecamatan Mariso menurut hasil registrasi penduduk tahun 2011
sebanyak 55.875 jiwa.
Pada tahun 2007 jumlah penduduk 53.825 jiwa, tahun 2008
jumlah penduduk di Kecamatan Mariso mengalami peningkatan
sebanyak 292 jiwa, begitu seterusnya hingga tahun 2011 selalu
mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
Jumlah dan Perkembangan Penduduk 5 Tahun Terakhir
Di Kecamatan Mariso
No TahunJumlah penduduk
(Jiwa)
Pertambahan
(Jiwa) %
1
2
3
4
5
2007
2008
2009
2010
2011
53.825
54.117
54.616
55.431
55.875
292
449
815
444
0.539
0.822
1.47
0.794
Rata-rata 54.778 500 0.906
Sumber : Kecamatan Mariso dalam angka 2011
-
7/21/2019 Isi Mariso
35/48
[Type the company name] | 35
Gambar 3.11 Grafik Jumlah Penduduk 5 tahun Terakhir
Berdasarkan tabel 3.4 dan Gambar 3.11, jumlah pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Mariso cenderung meningkat dimana
pertumbuhan penduduk cenderung mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pertambahan penduduk yang tertinggi terjadi pada tahun 2009
ke 2010 dengan pertambahan 815 jiwa sedangkan pertambahan
penduduk yang paling rendah terjadi pada tahun 2007 ke 2008 dengan
jumlah pertambahan 292 jiwa.
B. Penduduk Menurut Jenis Kelamin.
Penduduk Kecamatan Mariso jika diklasifikasikan menurut jenis
kelaminnya maka penduduk lakilaki di Kecamatan Mariso pada tahun
2011 sebanyak 27.836 jiwa dan penduduk dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 28.039 jiwa. Hal tersebut menjelaskan bahwa
penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki
laki di Kecamatan Mariso pada tahun 2011. Untuk lebih jelasnyajumlah penduduk menurut jenis kelamin perkelurahan dapat dilihat pada
tabel 3.5
52500
53000
53500
54000
54500
5500055500
56000
56500
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah Penduduk
-
7/21/2019 Isi Mariso
36/48
[Type the company name] | 36
Tabel 3.5
Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Di Kecamatan Mariso Tahun 2010No Desa/kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
2959
2867
1885
1783
3911
4393
2279
5740
2019
2821
2890
2082
1852
3909
4447
2295
5512
2231
5780
5757
3967
3635
7820
8840
4574
11252
4250
Jumlah 27836 28039 55875
Sumber : Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011
Gambar 3.12 Grafik Penduduk Menurut Jenis kelamin
C. Penduduk berdasarkan jumlah KK
Penduduk Kecamatan Mariso jika diklasifikasikan menurut
banyaknya jumlah kepala keluarga maka jumlah kepala kaluarga di
Kecamatan Mariso sebanyak 12.026 dari 55.875 jumlah penduduk pada
0
1000
2000
3000
4000
50006000
Laki-laki
Perempuan
-
7/21/2019 Isi Mariso
37/48
[Type the company name] | 37
tahun 2011. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk menurut jumlah
kepala keluarga perkelurahan dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Penduduk Menurut Jumlah KK
Di Kecamatan Mariso Tahun 2010
No Desa/kelurahan KK Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
1187
1248
849
698
1581
1996
1118
2532
817
5780
5757
3967
3635
7820
8840
4574
11252
4250
Jumlah 12026 55875
Sumber : Kecamatan Mariso Dalam Angka 2011
Gambar 3.13 Grafik Jumlah KK di Kecamatan Mariso
D. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kecamatan Mariso adalah sebanyak
30.457 jiwa/km2 dengan luas wilayah 1.82 km2dan jumlah penduduk
0500
10001500200025003000
1187 1248849 698
15811996
1118
2532
817
Kepala Keluarga
-
7/21/2019 Isi Mariso
38/48
[Type the company name] | 38
55.431 pada tahun 2010. Untuk lebih jelasnya kepadatan penduduk
perkelurahan dapat dilihat pada tabel 3.7
Tabel 3.7
Kepadatan Penduduk
Di Kecamatan Mariso Tahun 2010
No Desa/kelurahan Luas
(km2)
Jumlah Kepadatan
penduduk%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
0,18
0,12
0,18
0,16
0,18
0,15
0,28
0,31
0,26
5780
5757
3967
3635
7820
8840
4574
11252
4250
32111
47975
22039
22719
43444
58933
16336
36297
17385
10.80309
16.14021
7.414572
7.643344
14.61585
19.82681
5.495914
12.21139
5.848829
Jumlah 1,82 55875 30701 100
Sumber : Kecamatan Mariso Dalam Angka 2010
Gambar 3.14
Grafik Persentase Kepadatan Penduduk Kecamatan mariso
Dari tabel dan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa daerah yang
memiliki ekpadatan penduduk tinggi yaitu kelurahan Lette dengan
persentase 19.83 % dan yang paling rendah adalah Kelurahan Mrio dengan
10.80309
16.14021
7.414572
7.64334414.61585
19.82681
5.495914
12.211395.848829
Bontorannu Tamarunang Mattoanging
Kampung buyang Mariso Lette
Mario Pannambungan Kunjung Mae
-
7/21/2019 Isi Mariso
39/48
[Type the company name] | 39
persentase 5.5 % untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.15 Peta
Kapadatan Panduduk.
3.3Pola Penggunaan Lahan
Tata Guna Lahan adalah pola penggunaan tanah yang meliputi
persediaan, peruntukan dan penggunaan tanah serta pemeliharaannya.
Perencanaan Tata Ruang mencakup perencanaan struktur dan pola
pemanfaatan ruang yang meliputi tata guna tanah, tata guna air, tata guna
udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.
Dari total luas wilayah Kecamatan Mariso maka dapat diperincikan
atas jenis-jenis penggunaan lahannya sebagaimana letak geografisnya di
dataran rendah dan merupakan kawasan perkotaan. Maka jenis
penggunaan lahannya mayoritas adalah areal pemukiman, serta
penggunaan lahan lainnya yang meliputi saluran irigasi dan jalan. Dari
observasi kami di Kecamatan Mriso sebagian besar warga hanya
menempati petak-petak berukuran kecil untuk tempat hunian terutama
yang berada di permukiman kumuh. Di Kecamatana Mariso terdapat suatu
tempat yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau yaitu stadion
Andi Mattalatta.
3.4Prasarana Lokasi Studi.
3.4.1. Prasarana Jalan.
Secara umum kondisi jalan di Kecamatan Mariso merupakan
jalanan beraspal walaupun terdapat jalan yang rusak yang mengganggu
kenyamanan pengguna jalan. Jalan yang rusak itu adalah jalan Kutilang,
jalan nuri, Jalan Lingkungan di sekitar Stadion, Jalan lingkungan di sekitar
jalan Cendrawasih.
Prasarana jalan yang terdapat di Kecamatan Mariso terdiri dari
Prasarana jalan dengan sistem Prasarana jalan sekunder, kolektor primer
dan jalan lingkungan. Dimana untuk jalan Sekunder adalah jalan
Cendrawasih, jalan Rajawali , Jalan Gagak dan Jalan Kakatua serta jalan
-
7/21/2019 Isi Mariso
40/48
[Type the company name] | 40
Samratulangi. Sedangkan untuk jalan kolektor primernya adalah jalan
Merpati, jalan Kutilang, jalan Mappanyuki, Jalan Merak , Jalan Tanjung ,
Jalan Dahlia, Jalan Matahari, Jalan Nuri, Jalan Hatimurni, jalan
Hatimulya, jalan Bunga Eja dan Jalan bajiminasa. Serta untuk jalan
Lingkungan salah satunya adalah jalan Flamboyan.
(a)Jalan Cendrawasih (b)Jalan Hatimulya
Gambar 3.15 Jalan Sekunder dan Kolektor Primer di Kecamatan mariso
Adapun Jenis Kendaraan yang biasa melewati jalan sekunder
seperti jalan cendrawasih dan jalan Samratulangi yaitu kendaraan roda 6
seperti Truk, kendaraan roda 4 seperti mobil penumpang dan mobil
Pribadi serta Bus dan kendaraan roda 2. Sedangkan untuk jalan Kolektor
Primer seperti jalan Hatimulya Biasa dilewati Oleh kendaraan Roda 4
seperti mobil penumpang, mobil pribadi dan kendaraan roda 2 seperti
motor dan sepeda serta becak. Sedangkan kendaraan yang biasa melewati
jalan lingkungan seperti jalan Flamboyan adalah Becak, motor, sepeda dan
kendaraan roda 4 seperti Mobil pribadi. Adapun jalan yang seringmengalami Kemacetan yaitu Jalan Cendrawasi dan Hatimurni saat
menjelang malam hari sekitar pukul 17.00 hingga pukul 21.00 sebab
terdapat pasar senggol di Jalan Hati Murni, selain itu macet juga biasa
terjadi Di depan mall ratu indah dan toko agung yang disebabkan adanya
parkir liar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.16 Peta
Prasarana Jalan.
-
7/21/2019 Isi Mariso
41/48
[Type the company name] | 41
3.4.2. Prasarana Air Bersih
Sumber penyediaan air bersih di Kecamatan Mariso sebagian
berasal dari PDAM dan sebagian lagi menggunakan sumur gali. Karena
sumber air dari PDAM pada musim kemarau panjang sering mengalami
kemacetan maka penduduk mengantisipasinya dengan menyediakan sumur
baik air tanah dalam dengan fasilitas sumur bor maupun air tanah dangkal
dengan fasilitas sumur galian sebagai sumber air untuk dikonsumsi
masyarakat.
Pada dasarnya tingkat pelayanan kebutuhan air bersih pada
Kecamatan Mariso sudah cukup baik, dimana sumber air bersih berasal
dari pompanisasi dan PDAM yang terletak di jalan Ratulangi. Adapun
sumur gali dan sumur bor juga merupakan sumber air bersih bagi sebagian
penduduk yang belum memasukkan Prasarana PDAM ke rumah-rumah.
Pipa Prasarana primer (pipa induk) terdapat disepanjang jalan yang
selanjutnya berhubungan dengan pipa Prasarana tersier yang terdapat di
rumah-rumah penduduk. Namun permasalahan yang muncul adalah
kondisi perpipaan ini yang sudah mulai rusak dan pendistribusian air yang
tidak lancar. Untuk informasi yang lebih lengkap dapat dilihat pada
gambar 3.17 dan 3.18 Peta Prasarana Air Bersih Kecamatan Mariso.
(a)PAM (Kel.Mattoanging) (b) Pipa Tersier (Kel.Pannambungan)
-
7/21/2019 Isi Mariso
42/48
[Type the company name] | 42
(c)Sumur (Kel.Kunjungmae)
Gambar 3.17 Prasarana Air Bersih Kecamatan Mariso
Tabel 3.8
Prasarana Air Bersih di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
No Dusun PAM Pompa, sumur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Survey lapangan tahun 2011
3.4.3 Prasarana ListrikPrasarana listrik di Kecamatan Mariso ditempatkan di sepanjang
jalan. Kebutuhan pelayanan listrik di Kecamatan Mariso telah terlayani
dengan baik oleh PLN. Dimana pelayanan ini menjangkau rumah rumah
penduduk dengan tegangan antara 900 VA sampai 1300 VA setiap unit.
Sedangkan untuk gardu listrik juga sudah cukup memadai.
-
7/21/2019 Isi Mariso
43/48
[Type the company name] | 43
Gambar 3.18 gardu listrik
di Kel. mattoanging
Penggunaan tegangan listrik di Kecamatan Mariso dapat diketahui
melalui klasifikasi jalan. Tegangan listrik yang digunakan pada jalan
sekunder seperti jalan Samratulangi dan jalan Cendrawasih yaitu antara
1500 watt hingga 3500 watt sebab disepanjang jalan tersebut terdapat
fasilitas pemerintahan dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan yang
terdapat di jalan lingkungan seperti jalan Flamboyan dan jalan Merak
Menggunakan Tegangan antara 900 watt hingga 2.200 watt sebab
digunakan untuk perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat diliha pada
gambar 3.19 Peta Prasarana Listrik Kecamatan Mariso.
3.4.4 Prasarana Drainase
Prasarana Drainase yang ada di Kecamatan Mariso mengikuti pola
Prasarana jalan dengan saluran terbuka. Prasarana drainase tersebut
terbagi atas tiga jenis Prasarana yaitu Prasarana sekunder dan Prasarana
tersier dengan kondisi yang pada umunya permanen.
Prasarana drainase primer berupa aliran sungai dengan lebar 3 meter.
Prasarana drainase sekunder mempunyai ukuran lebar bagian atas kurang
lebih 100 cm , lebar bawah 80 cm, dengan tinggi 100 cm, sedangkan
Prasarana tersier mempunyai lebar kurang lebih 70 cm, lebar bawah 60 cm
dengan ketinggian 80 cm. Namun permasalahan yang ada, pembuangan
sampah di lakukan di saluran drainase baik itu drainase primer, drainase
-
7/21/2019 Isi Mariso
44/48
[Type the company name] | 44
sekunder maupun drainase tersier. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
gambar di bawah ini :
(a)Jl. Cendrawasih (b) Kel.Pannambungan
Gambar 3.20 Drainase sekunder dan tersier di kecamatan mariso
Letak Drainase sekunder berada di jalan sekunder seperti
cendrawasih dan samratulangi sedangkan Drainase Tersier terdapatt pada
jalan-jalan lingkungan seperti jalan Flamboyan dan depan rumah warga.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.21 Peta Prasarana
Drainase Kecamatan Mariso.
3.4.5 Prasarana Telekomunikasi
Telekomunikasi merupakan suatu kebutuhan dalam menghadapi
perkembangan kota. Berdasarkan hasil survey tidak ada Prasarana telepon
yang terdapat di Kecamatan Mariso Prasarana Telpon memberikan
pelayanan yang cukup baik. Walaupun tidak semua penduduk dapat
menikmati layanan jasa telekomunikasi dalam bentuk Prasarana telepon ke
rumah masing masing penduduk. Penduduk yang belum memiliki
Prasarana telpon di rumahnya menggunakan telepon celuler untuk
pemenuhan kebutuhan komunikasi termasuk juga yang sudah memiliki.
Penduduk Di Kecamatan Mariso umunya menggunakan telpon celuler
sebagai alat komunikasi. Peningkatan pelayanan akan Prasarana telepon
perlu ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan masyarakat dengan
-
7/21/2019 Isi Mariso
45/48
[Type the company name] | 45
melakukan penambahan STO. Adapun STO yang terdapat di Kecamatan
Mariso antara lain dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini :
(a)STO (b)Telepon Umum
Gambar 3.21 Prasarana Teelepon Kel.TamarunangKecamatan Mariso
Tabel 3.9
Prasarana Telekomunikasi di Kecamatan Mariso
Tahun 2010
No Dusun Telepon Umum STO Wartel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bontorannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Survey lapangan tahun 2011
Dari tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa tidak semua
Kelurahan di Kecamatan Mariso terdapat Wartel atau telapon umum dan
hanya terdapat tiga Kelurahan yang memiliki Telepon umum dan wartel
yaitu Kelurahan Tamarunang, Mario dan Kunjung Mae sedangkan daerah
lainnya hanya menggunakan Telepon seluler dan Telepon rumah untuk
rumah-rumah tetentu yang memiliki Telepon Rumah.Untuk mengetahui
-
7/21/2019 Isi Mariso
46/48
[Type the company name] | 46
daerah-daerah yang memiliki telepon umum dan wartel juga dapat dilihat
pada Gambar 3.22 Peta Prasarana Telekomunikasi.
3.4.6 Prasarana Persampahan
Berdasarkan hasil survey dan wawancara dengan penduduk
setempat, umunya sampahsampah penduduk di buang di container yang
disediakan di tiap-tiap desa/kelurahan hanya saja penyediaan kontainer di
Kecamatan Bontoala belum mencukupi untuk sekian banyak penduduk di
Kecamatan ini sehingga sampah berhamburan di sekitar kontainer, selain
itu masyarakat juga sering membuang sampah mereka di saluran drainase
sehingga drainase menjadi tidak lancar. Hal ini terjadi karena beberapa
faktor. Diantaranya, rusaknya tempat pembuangan sampah, tidak
tersedianya kontainer di tempat-tempat tertentu dan tersedia kontainer
namun kesadaran masyarakat masih kurang. Untuk lebih jelasnya jumlah
kontainer yang ada di setiap kelurahan sebagai berikut.
(a)Kel. (b) Kel.Lette
(c) Kel. Pannambungan
Gambar 3.23 Prasarana Persampahan Kec. Mariso
-
7/21/2019 Isi Mariso
47/48
[Type the company name] | 47
Tabel 3.10
Prasarana Persampahan di Kecamatan Mariso
Tahun 2010No Dusun kontainer Tempat Sampah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Bontomarannu
Tamarunang
Mattoanging
Kampung buyang
Mariso
Lette
Mario
Pannambungan
Kunjung Mae
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Survey lapangan tahun 2011
Dari data di atas dapat diketahui bahwa masih ada 3 kelurahan
yang tidak memiliki tempat pembuangan sampah seperti kontainer dan
tempat sampah melainkan membuang sampah mereka secara komunal.
Untuk lebih jelasnya dapat pula dilihat pada Gambar 3.24 Peta Prasarana
Persampahan Kecamatan Mariso.
-
7/21/2019 Isi Mariso
48/48