Download - Resusitasi Jantung Paru[1] 2
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
1/21
2.1. Resusitasi Jantung Paru (RJP)
RJP adalah teknik penyelamatan hidup yang bermanfaat pada banyak
kedaruratan, seperti serangan jantung, tenggelam, dimana pernapasan dan denyut
jantung seseorang berhenti. Ketika jantung berhenti, tiadanya darah teroksigenasi
dalam beberapa menit dapat menyebabkan kerusakan otak yang tidak dapat
diperbaiki. Kematian terjadi dalam 8-10 menit. Perhitungan terhadap aktu
adalah penting saat menolong pasien tidak sadar yang tidak bernapas.
2.2. Tujuan RJP
Pemberian RJP memiliki dua tujuan utama, yaitu !
a. "en#egah berhentinya sirkulasi darah atau berhentinya pernapasan
b. "emberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi $melalui kompresi dada%
dan &entilasi $melalui bantuan napas penolong% dari pasien yang
mengalami henti jantung atau henti napas.
2.3. Indikasi RJP
RJP dilakukan pada pasien yang mengalami henti jantung #ardia# arrest.
'ardia# arrest ialah tidak adanya akti&itas mekanis jantung, yang dapat
dikonfirmasi dengan tidak terabanya denyut nadi, tidak ada respon dan apnea atau
napas gasping $terengah-engah%. (stilah #ardia# arrest lebih umum digunakan jika
dibandingkan dengan #ardiopulmonary arrest karena istilah ini lebih ditujukan
pada pasien yang tidak bernapas $atau hanya gasping% sekaligus nadinya tidak
teraba. Pernapasan gasping merupakan pernapasan abnormal dan tidak dapat
dianggap sebagai tanda pernapasan yang adekuat. )enti jantung yang tidak
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
2/21
tertangani akan berujung pada kematian yang berlangsung tiba*tiba yang disebut
dengan +udden 'ardia# rrest $+'%. +' merupakan suatu kondisi kematian
alamiah yang didahului dengan hilangnya kesadaran dalam aktu satu jam sejak
onset perubahan akut pada status kardio&askular.
2.3. Rantai Kelangsungan Hidup (Chain o !ur"i"al)
paya untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam penyelamatan jia
melalui bantuan hidup dasar dan lanjut, diperlukan suatu tindakan yang
terkoordinasi dan terpadu yang digambarkan dengan #hain of sur&i&al $rantai
kelangsungan hidup%. 'hain of sur&i&al menunjukkan rangkaian tindakan ideal
yang harus dilakukan sesegera mungkin setelah mengenali onset +', yang
terdiri dari / tindalan yang digambarkan dengan rangkaian mata rantai yang saling
bertautan, yaitu !
1. arly re#ognition and a#ti&ation. "elakukan ppengenalan segera pada
kondisi henti jantung dan mengakti&asi sistem respon gaat darurat
$"+mergen#y "edi#al Responses%
/. arly 'PR. "emberikan resusitasi jantung paru sedini mungkin
2. arl defibrilation. "elakukan defibrilasi sesegera mungkin. Pada tempat
dan fasilitas umum, biasanya tersedia $utomated 3ternal
efibrilation%
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
3/21
4. ffe#ti&e ad&an#ed life support. melakukan pemberian bantuan hidup
lanjut dengan efektif.
5. (ntegration of post-#ardia# arrest #are. "elakukan pemberian peraatan
pas#a henti jantung yang terintegrasi.
6antuan hidup dasar meliputi mata rantai 1 sampai dengan mata rantai 2,
sedangkan mata rantai 4 dan 5 termasuk pemberian bantuan hidup lanjut. +etiap
orang dapat menjadi penolong pada korban yang tiba-tiba mengalami henti
jantung. Keterampilan RJP dan penerapannya bergantung pada pelatihan yang
pernah dijalani, pengalaman dan keper#ayadirian penolong. Kompresi dada
merupakan fondasi RJP sehingga setiap penolong baik terlatih mauppun tidak,
harus mampu memberikan kompresi dada pada setiap korban henti jantung.
Karena pentingnya, kompresi dada yang dikombinasikan dengan &entilasi $napas
buatan%. +edangkkan penolong yang telah sangat terlatih diharapkan memberikan
pertolongan dalam bentuik tim.
2.#. Kontraindikasi RJP
- 6ila henti jantung $arrest% telah berlangsung lebih dari 5 menit
- Pada keganasan stadium lanjut
- Payah jantung refrakter
- dema paru refrakter
- +yok yang mendahului arrest
- Kelainan neurologik yang berat
- Penyakit gagal ginjal, paru dan hati yang lanjut
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
4/21
2.$. Ko%plikasi RJP
RJP merupakan tindakan yang tidak akan menimbulkan komplikasi jika
dilakukan dengan tepat. 7amun komplikasi yang dapat mun#ul akibat pemberian
napas bantuan dan kompresi dada yaitu !
a. kibat napas buatan
- (nflasi gaster
- Regurgitasi
6ila terjadi inflasi gaster, perbaiki jalan napas dan hindari tidal &olume
yang besar dan laju pemberian napas buatan yang terlalu #epat.
b. kibat kompresi dada
- raktur iga dan sternum. Komplikasi ini sering terjadi terutama pada
orang tua. RJP tetap diteruskan alaupun terasa ada fraktr iga. Posisi
tangan yang salah saat melakukan kompresi dada dapat menyebabkan
fraktur iga.
- Pneumotoraks
- )emothoraks
- Kontusio paru
- 9aserasi hati dan limpa
Posisi tangan yang terlalu rendah akan menekan pro#esus 3ipoideus ke
arah heparlimpa dan menyebabkan #edera pada hati dan limpa
- mboli lemak
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
5/21
2.&. Penghentian RJP
paya pemberian bantuan hidup dasar dihentikan pada beberapa kondisi
di baah ini, yaitu !
a. Kembalinya sirkulasi : &entilasi spontan
b. da yang lebih bertanggung jaab
#. Penolong lelah atau sudah 20 menit tidak ada respon
d. danya o 7ot Resus#itation $7R%
e. ;anda kematian yang ire&ersibel.
6eberapa tanda kematian yang dapat diidentifikasi yaitu !
- 9ebam mayat, mun#ul sekitar /0-20 menit setelah kematian, darah
akan berkumpul pada bagian tubuh yang paling rendah akibat daya
tarik bumi. ;erlihat sebagai arna ungu pada kulit.
- Kaku mayat $rigor mortis%. Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah
kematian. ;erjadi 1-/2 jam kematian.
- Pupil melebar $midriasis% dan refleks terhadap #ahaya negatif
- 'edera mematikan, yaitu #edera yang bentuknya begitu parah
sehingga hampir dapat dipastikan pasienkorban tersebut tidak
mungkin bertahan hidup.
2.'. angkahlangkah (!ekuens) Resusitasi Jantung Paru
+ejak tahun 1-6-'? yaitu membuka jalan napas korban $iray%, memberikan
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
6/21
bantuan napas $6reathing% dan kemudian memberikan kompresi dada
$'ir#ulation%. 7amun ternyata sekuens ini berdampak pada penundaan bermakna
sekitar 20 detik untuk memberikan kompresi pada lebih aal untuk
mempertahankan sirkulasi pada korban. Pada menit-menit aal korbanpasien
mengalami henti jantung, dalam darah pasien masih terkandung residu oksigen
dalam bentuk ikatan oksihemoglobin yang dapat diedarkan dengan bantuan
sirkulasi bantuan melalui kompresi dada. +ehingga dalam @uidelines /010, )
mengatur ulan sekuens RJP A-6-'? menjadi >'--6?, sehingga memungkinkan
setiap penolong memulai kompresi dada sesegera mungkin.
Rangkaian bantuan hidup dasar pada dasarnya dinamis, namun sebaliknya
tidak ada langkah-langkah yang terleatkan untuk memperoleh hasil yang
optimal. Pedoman baru ini berisi beberapa rekomendasi yang didasarkan pada
pembuktian ilmiah, yaitu !
-Pengenalan segera henti jantung tiba-tiba $suddent #ardia# arrest%
didasarkan pada pemeriksaan kondisi unresponsi&e dan tidak adanya
napas normal $seperti, korban tidak bernapas atau hanya
gaspingterengah-engah%. Penolong tidak boleh menghabiskan aktu
lebih dari 10 detik untuk melakukan pemeriksaan nadi. Jika nadi tidak
dapat dipastikan dalam 10 detik, maka dianggap tidak ada nadi dan
RJP harus dimulai atau memakai $utomati# 3ternal
efibrilator% jika tersedia.
- Perubahan pada RJP in berlaku pada korban deasa, anak dan bayi
tapi tidak pada bayi baru lahir.
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
7/21
- >9ook, 9isten and eel? telah dihilangkan dari algoritme bantuan
hidup dasar
-Ke#epatan kompresi dada 100 kali per menit
- Penolong terus melakukan RJP hingga terjadi return of spontaneous
#ir#ulation $RB+'%
- Kedalaman kompresi untuk korban deasa telah diubah dari 1,/- /
in#hi menjadi / in#hi $5#m%
- Peningkatan fokus untuk memastikan baha RJP diberikan dengan
high-Cuality didasarkan pada !
o Ke#epatan dan kedalaman kompresi diberikan dengan adekuat
dan memungkinkan full #hest re#oil antara kompresi
o "eminimalkan interpsi saat memberikan kompresi dada
o "enghindari pemberian &entilasi yang berlebihan
2.*. Resusitasi jantung paru dengan satu orang penolong
+ebelum melakukan tahapan resusitasi jantung paru, harus terlebih dahulu
dilakukan prosedur aal pada korban pasien, yaitu !
a. anger $6ahaya%
"emastikan keamanan baik penolong, korban maupun
lingkungan. 6iasanya disingkat dengan 2 $;ga man%. Keamanan
penolong harus lebih dulu diutamakan sebelum mengambil keputusan
untuk menolong korban agar penolong tidak menjadi korban kedua atau
korban berikutnya.
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
8/21
b. Response
"emastikan keadaan pasien dengan memanggil namasebutan
yang umum dengan keras seperti > PakD 6uD "asD? sidertai menyentuh
atau menggoyangkan bahu dengan lembut dan mantap untuk men#egah
pergerakan yang berlebihan. "emanggil korban juga dapat disertai dengan
memberikan instruksi sederhana seperti >Pak, buka matanyaD?, >Pak, siapa
namanya pakE?. Prosedur ini disebut sebagai teknik >tou#h and talk?. )al
ini #ukup untuk membangunkan orang tidur atau merangsang seseorang
untuk bereaksi. Jika tidak ada respon, kemungkinan pasien tidak sadar.
Jika pasien berespon atau terbangun, tinggalkan pada posisi seperti pada
saat ditemukan dan hindari kemungkinan risiko #edera lain yang bisa
terjadi. nalisa kebutuhan perlunya bantuan dari tim gaat darurat. Jika
sendirian, tinggalkan pasien sementara dan meminta bantuan, kemudian
lakukan obser&asi dan kaji ulang se#ara reguler.
#. 'all for help
Jika pasienkorban tidak memberikan respon terhadap instruksi atau
panggilan, segera meminta bantuan dengan berteriak >;olong ada orang
yang tidak sadar? untuk engaktifkan emergen#y medi#al ser&i#e $"+%.
d. Pengaturan posisi
1. Posisi pasien
Pasien terbaring pada permukaan keras dan rata. Jika
tidak dalam posisi terlentang, terlentangkan pasien dengan
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
9/21
teknik log roll yaitu digulingkan bersamaan kepala leher dan
punggung.
/. Posisi penolong
6erlutut sejajar dengan bahu pasien agar apa
memberikan resuisitasi jantung patu $RJP% se#ara efektif tanpa
harus mengubah posisi atau menggeser lutut
+etelah melakukan prosedur dasar, maka langkah-langkah prosedur
selanjutnya yang harus dilakukan yaitu !
+. Cir,ulation
;erdiri dari / tahapan yaitu !
1. "emastikan ada atau tidaknya denyut nadi korban
da atau tidaknya denyut nadi korban ditemukan dengan meraba arteri
karotis yang berada di daerah leher pasien atau korban dengan menggunakan
dua jari tangan $jari telunjuk dan jari tengah% diletakkan pada pertengahan
leher sehingga teraba trakhea, kemudian jari digese kir /-2 #m ke sisi kanan
atau kiri $sebaiknya posisi yang terdekat dengan penolong%. Jika dalam 10
detik nadi karotis sulit dideteksi, kompresi dada harus segera dimulai.
) guideline /010 tidak menekankan pemeriksaan nadi karotis sebagai
mekanismeuntuk menilai henti jantung karena penolong sering mengalami
kesulitan dalam mendeteksi nadi, sehingga penolong aam tidak harus
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
10/21
memeriksa denyut nadi karotis. Korban dianggap #ardia# arrest jika pasien
tidak sadar, tidak bernafas atau bernafas tapi tidak normal $gasping%.
/. "elakukan bantuan sirkulasi
6ila nadi karotis tidak teraba , segera mulai lakukan siklus 20 kompresi
dan / &entilasi, dengan teknik sebagai berikut !
- Penolong berlutut di sisi bahu korban
- Posisi badan tepat diatas dada pasien , bertumpu pada kedua tangan
- Penolong meletakkan salah satu tumit telapak tangan pada 1/
sternum, diantara / puting susu dan telapak tangan lainnya diatas tangan
pertama dengan jari saling bertaut
- engan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dada lurus
kebaah se#ara teratur dengan ke#epatan 1003menit $ /3detik% dengan
kedalaman yang adekuat. ) @uideline /010 merekomendasikan agar
kompresi dada dilakukan dengan #epat dan dalam $push and hard% dengan
kedalaman yang adekuat, yaitu !
- easa ! / in#hi $5 #m%, rasio 20 ! / $1 atau / penolong%
- nak ! 12 diameter antero-posterior dada $F5 #m%, rasio 20!/
$1 penolong% dan 15! / $ / penolong%
- 6ayi ! 12 diameter antero-posterior dada $F4#m %, rasio 20 ! /
$1 penolong% dan 15! / $ / penolong%
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
11/21
+elain itu kompresi yang dilakukan memungkinkan terjadinya #omplete
#hest re#oil atau pengembangan dada seperti semula setelah kompresi sebelum
memulai kompresi kembali. ari tindakan kompresi yang benar hanya akan
men#apai tekanan sistolik =0-80 mmhg dan diastolik yang sangat rendah,
sedangkan #urah jantung $ #ardia# output% hanya /5G dari #urah jantung normal.
+elang aktu mulai dari menemukan pasien dan dilakukan prosedur dasar sampai
dilakukannya tindakan bantuan sirkulasi $ kompresi dada% tidak boleh lebih dari
20 detik.
-. +ira/
Penolong memastikan jalan napas bersih dan terbuka sehingga
memungkinkan pasien dapat diberi bantuan napas, sehingga langkah ini terdiri
dari / tahapan, yaitu !
1. "embersihkan jalan napas
- "embuka mulut dengan #ara jari silang $#ross finger%, ibu jari diletakkan
berlaanan dengan jari telunjuk pada mulut korban
- "emeriksa adanya sumbatan jalan napas. Jika ditemukan sumbatan benda #air,
bersihkan dengan teknik finger seep $sapuan jari% yaitu dengan menyusuri
rongga mulut dengan dua jari, bisa dilapisi dengan kassa atau potongan kain untuk
menyerap #airan. Jika ditemukan sumbatan benda padat, dapat dikorek dengan
menggunakan jari telunjuk yang dibengkokan. 7amun teknik ini harus dilakukan
dengan hati-hati karena teknik ini dapat mendorong sumbatan semakin dalam
semakin dalam. +emua prosedur ini tidak boleh dilakukan lebih dari 10 detik.
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
12/21
/. "embuka jalan napas
+etelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan benda asing, jalan
napas pasien atau korban harus dibuka. 6iasanya pada korban yang tidak sadar
tonus-tonus ototnya menghilang termasuk tonus otot pada palatum sehingga
palatum dapat turun dan dapat menempel pada epiglotis. Kondisi ini menjadi
penyebab sumbatan jalan napas pada pasien tidak sadar. Pembebasan jalan napas
dapat dilakukan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu head tilt $tengadah
kepala%, #hin lift $angkat dagu% dan ja thrust $dorongan rahang%. Ketiga teknik
ini dikenal dengan ;riple iray "anu&er.
) @uideline /010 merekomendasikan untuk !
1. "enggunakan head tilt-#hin lift untuk membuka jalan napas pada pasien
yang tidak ada ke#urigaan trauma kepala dan leher. +ekitar 0,1/-2,HG
mengalami #edera spinal dan resiko #edera spinal meningkat jika pasien
mengalami #edera kraniofasial dan @'+ I8.
/. @unakan ja thrust jika pasien di#urigai mengalami #edera ser&ikal. Pasien
dengan #edera spinal lebih diutamakan dilakukan retriksi manual $menempatkan 1
tangan di tiap sisi kepala pasien% dari pada menggunakan spinal immobiliatition
de&i#es kareana dapat menganggu jalan napas, namun alat ini bermanfaaat untuk
mempertahankan kesejajaran spinal selama transportasi.
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
13/21
C. -reathing
6antuan napas dapat dilakukan mulut ke mulut, mulut ke hidung atau
mulut ke stoma $ lubang yang dibuat pada tenggorokan% dengan #ara memberikan
hembusan napas sebanyak / kali hembusan. aktu yang dibutuhkan untuk tiap
kali hembusan adalah 1,5-/ detik dan &olume udara yang dihembuskan adalah
400-=00 ml $10 mlkg% atau sampai dada pasienkorban tampak mengembang.
Jika mengalami kesulitan untuk memberikan hembusan napas yang efektif,
periksa apakah masih ada sumbatan dimulut pasien serta perbaiki posisi tengadah
kepala dan angkat dagu pasienkorban.
Pemberian bantuan pernapasan terdiri atas teknik !
- "outh to mouth $ mulut ke mulut%
;eknik ini merupakan #ara ang #epat dan efektif untuk emberikan
udara ke paru- paru koeban atau pasien. Pada saat dilakukan hembusan
napas penolong harus mengambil napas terlebih dahulu dan mulut
penolong harus dapat menutup semua mulut pasien korban dengna baik
agar tidak terjadi kebo#oran saat menghembuskan napas dan penolong
juga harus menutup lobang hidup pasienkorban dengan ibu jari dan jari
telunjuk untuk men#egah udara keluar kembali dari hidung.
- "outh to nose $ mulut ke hidung%
;eknik ini direkomendasikan jika usaha bantuan napas dari mulut
korban tidak memungkinkan misalnya pada mulut korban mengalami
luka yang berat. ;ekniknya sama dengan mouth to mouth, pebedaannya
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
14/21
pada saat memberikan hembusan pada hidung pasien atau korban
penolong harus menutup mulut pasienkorban.
- "outh to stoma $ mulut ke stoma %
Pasien yang pernah mengalami laringotomi memiliki lobang atau
stoma pada area leher yang menghubungkan trakhea langsung ke kulit.
6ila pasien ini menglami kesulitan pernapasan maka harus dilakukan
bantuan pernapasan dari mulut ke stoma. +etelah dilakukan pemberian /
kali hembusan napas maka penolong segera melanjutkan kembali
pemberian kompresi 20 kali dan &entilasi / kali hingga 5 siklus
0. "aluasi ( penilaian ulang )
+esudah pemberian 5 silklus kompresi dan &entilasi $kira-kira / menit%,
penolong kemudian melakukan e&aluasi, dengan ketentuan sebagai berikut !
- Jika tidak ada nadi karotis, penolong kembali melanjutkan kompresi
dan &entilasi dengan rasio 20!/ sebanyak 5 siklus
- Jika ada nadi tapi napas belum ada, penolong memberikan bantuan
napas sebanya 10-1/3menit dan memonitor nadi tiap / menit
- Jika ada napas dan denyut nadi teraba namun pasien belum sadar,
letakkan pasienkorban pada posisi pemulihan $re#o&ery position% agar
jalan napas tetap terbuka dan bila pasien muntah tidak terjadi aspirasi.
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
15/21
aspa terhadap kemungkian pasien menglami henti napas kembali, jika
terjadi segera terlentangkan pasien dan lakukan bantuan napas kembali.
. 0eirilation
efibrilasi adalah suatu terapi kejut jantung dengan memberikan energi
listrik. )al ini dilakukan jika penyebab henti jantung adalah kelainan
irama jantung yang disebut fibrilasi &entrikel. +ekarang sudah tersedia
alat untuk defibrilasi yang dapat digunakan oleh orang aam yang
disebut utomti# 3ternal efibrilation, dimana alat tersebut dapat
mengetahui korban henti jantung ini harus dilakukan defibrilasi atau
tidak, jika perlu dilakukan defibrilasi alat tersebut dapat memberikan
tanda kepada penolong untuk melakukan defibrilasi atau melanjutkan
bantuan napas dan bantuan sirkulasi.
Pada a/i.
Kebanyakan henti jantung pada bayi karena kehabisan oksigen, seperti pada
tenggelam atau ter#ekik. 6ila diketahui adanya onbstruksi jalan napas, lakukan
pertolongan pertama untuk ter#ekik. 6ila anda tidak tau kenapa bayi tidak
bernapas, lakukian RJP.
ntuk memulai, nilai situasi. ;epuk bayi dan lihat responnya, seperti gerakan,
namun jangan gun#ang sang bayi.
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
16/21
6ila tidak ada respon, ikuti prosedur '6 dibaah dan kapan minta bantuan
adalah sebagai berikut !
1. 6ila anda sendiri dan dibutuhkan RJP, lakukan RJP selama / menit, sekitar
5 siklus. +ebelum menelpon nomor emergensi.
/. 6ila ada penolong lain, suruh dia menelpon ketika anda menolong bayi.
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
17/21
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
18/21
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
19/21
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
20/21
-
7/24/2019 Resusitasi Jantung Paru[1] 2
21/21