-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
1/36
1
BAB I
A.PENDAHULUAN1.
Latar Belakang
Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang
dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa
gangguan fungsi otak secara fokal maupun global, yang dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain
kecuali gangguan vaskular. Menurut Junaidi (2011) stroke merupakan penyakit
gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran
darah ke otak karena perdarahan (stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke
iskemik) dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat
sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian. Stroke iskemik
merupakan suatu penyakit yang diawali dengan terjadinya serangkaian perubahan
dalam otak yang terserang yang apabila tidak ditangani dengan segera berakhir
dengan kematian otak tersebut. Sedangkanstroke hemoragik merupakan penyakit
gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran
darah ke otak yang disebabkan oleh perdarahan suatu arteri serebralis. Darah
yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam jaringan otak, sehingga
terjadi hematom.
Menurut World Health Organization (WHO) (2004) seperti yang dikutip
pada laporan The Global Burden Disease, di dunia untuk semua kelompok umur
stroke iskemik dan penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama.
Dengan penderita stroke iskemik yang meninggal di dunia adalah 7,2 juta jiwa
(12,2 %), dan penyakit jantung 5,7 juta jiwa (9,7%). Insidens rate penyakit stroke
iskemik untuk serangan pertama adalah 9 juta jiwa. Menurut peneliti dari Centers
for Disease Control and Prevention (CDC),strokebanyak ditemukan di kalangan
remaja dan orang muda dewasa.
Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena
serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat
ringan maupun berat. Secara umum, dapat dikatakan angka kejadianstroke adalah
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
2/36
2
200 per 100.000 penduduk. Dalam satu tahun, di antara 100.000 penduduk, maka
200 orang akan menderita stroke. Kejadian stroke iskemik sekitar 80% dari
seluruh total kasus stroke, sedangkan kejadian stroke hemoragik hanya sekitar
20% dari seluruh total kasusstroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2012).
Pasien stroke biasanya mengalami peningkatan metabolik dan mengalami
kelemahan sekunder sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan berkurang
yang mengakibatkan terjadinya kelemahan atau penurunan kemampuan untuk
beraktivitas. Di Pronvinsi Bali, diperkirakan pada tahun 2013, tepatnya di Rumah
Sakit Umum Bangli ruang Mawar, terdapat beberapa pasien yang mengalami
gangguan intoleransi aktivitas, yakni jumlah pasien yang dirawat ada 201 orang,
pasien yang meninggal sekitar 9 orang.
2. Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari makalah yang kami buat adalah:
a. Tujuan UmumMahasiswa mampu menerapkan dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas secara komprehensif.
b. Tujuan KhususMahasiswa mampu menjelaskan konsep tentang intoleransi aktivitas
seperti: definisi, etiologi (factor resiko, predisposisi, presipitasi), proses
terjadinya,komplikasi, pemeriksaan penunjang yang di perlukan,
penatalaksanaan keperawatan, penatalaksanaan medis, serta asuhan
keperawatan teoritisnya. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas yang meliputi:
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasiendengan intoleransi aktivitas.
2) Mahasiswa mampu menentukan rencana tindakan keperawatan padapasien dengan intoleransi aktivitas.
3) Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan padapasien dengan intoleransi aktivitas.
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
3/36
3
4) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi atau catatan perkembanganpada pasien dengan intoleransi aktivitas.
3.
Metode PenulisanLaporan kasus ini ditulis dengan deskriptif dengan melakukan teknik
observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi (rekam medis).
4. Sistematika PenulisanUntuk memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap isi dan maksud
dari makalah ini maka penulis secara sistematis membuatnya menjadi beberapa
bab diantaranya, sebagai berikut : Bab I Terdiri dari latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan. Bab II Membahas tentang
tinjauan teoritis kebutuhan dasar manusia (KDM) dengan intoleransi aktivitas
yang isinya membahas tentang definisi, etiologi (factor resiko, predisposisi,
presipitasi), proses terjadinya, komplikasi, pemeriksaan penunjang yang di
perlukan, penatalaksanaan keperawatan, penatalaksanaan medis, serta asuhan
keperawatan teoritisnya. Serta membahas tentang tinjauan teori asuhan
keperawatan terkait gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang isinya
membahas tentang pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
keperawatan. Bab III membahas tentang tinjauan kasus yang terdiri dari
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan. Bab IV
membahas tentang kesenjangan yang di dapatkan antara teori dengan tinjauan
kasus mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Bab V ini
membahas tentang kesimpulan dan saran yang menunjang dari isi yang diangkat
yaitu intoleransi aktivitas.
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
4/36
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS KDM
INTOLERANSI AKTIVITAS
A.Tinjauan Teori Terkait Intoleransi Aktivitas1. Pengertian
Intoleransi aktivitas merupakan penurunan kapasitas fisiologis seseorang
untuk melakukan penurunan kapasitas fisiologis seseorang untuk melakukan
aktivitas sampai tingkat yang di inginkan atau di perlukan (Lynda juall, 2009).
Intoleransi aktivitas merupakan kondisi dimana seseorang mengalami
penurunan energy fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas sehari-hari
(Tarwoto, 2010).
Intoleransi aktivitas merupakan kondisi di mana seseorang mengalami
ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan(Nanda,1982).
2. Etiologi
a. Factor Resiko1) Pernafasan
Dispnea, peningkatan frekuensi nafas yang berlebihan , sesak
nafas,penurunan frekuensi nafas.
2) NadiLemah, meningkat yang berlebihan, perubahan irama, gagal kembali,
ketingkat praaktivitas setelah 3 menit.
3) Tekanan DarahTidak meningkat bersama aktivitas, peningkatan diastole lebih dari 15
mmHg
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
5/36
5
4) Kelemahan5) Keletihan6) Pucat atau sianosis7) Vertigo
b. Faktor Predisposisi1) Kelemahan umum2) Badrest yang lama/ imobilisasi3) Motivasi yang kurang4) Pembatasan pergerakan akibat pembedahan5) Nyeri6) Kelelahan7) Terpasang alat medis seperti infus, oksigen, kateter, selang drain.
c. Factor presipitasi1) Tirah baring dan imobilisasi
3. Proses TerjadinyaUntuk melakukan suatu pergerakan ataupun aktivitas membutuhkan sejumlah
energy. Pembentukan energy dilakukan di sel, tepatnya di mitrokondria melalui
proses tertentu. Untuk pembentukan energy tubuh, memerlukan nutrisi dan oksigen.
Pada kondisi tertentu, dimana suplay nutrisi dan O2 tidak sampai ke sel,
menyebabkan tubuh akhirnya tidak dapat memproduksi energy yang bvanyak
sehingga respon tubuh berubah menjadi intoleransi aktivitas.
4. KomplikasiApabila intoleransi aktivitas tidak diatasi maka akan dapat menimbulkan komplikasi,
yaitu :
a. Iritasi pada kulit yang harus tertekan selama badrestb. Atrofi ototc. Paralisis atau kelemahand. Kekakuan dan sakit sendie. Penurunan gerak pernafasanf. Postural hipotensi
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
6/36
6
5. Pemeriksaan Penunjanga. CT scan : memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia, infrak
b. Rontgen : menentukan lokasi, luas daerah yang mengalami kerusakan.c. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin bagi klien ginjal.d. Hitung darah lengkap
6. Penatalaksanaan Keperawatana. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien
b. Latihan ROM aktif dan pasifc. Membantu melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap untuk melatih
kekuatan otot dan ketahanan serta kemampuan sendi agar mudah bergerak
7. Penatalaksanaan Medisa. Pemberian cairan infuse
b. Pemberian obat relaksasi otot, antispasmodic, sesuai indikasi.c. Memberi obat analgetik sesuai kebutuhand. jika diperlukan, konsultasikan dengan ahli fisioterapi untuk latihan intensif
dan ambulasi pasien
B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN TERKAIT INTOLERANSIAKTIVITAS
1. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Data subjektif
a) Kaji batasan karakteristikKelemahan, kelelahan, dispnea, kurang tidur, dan istirahat
b) Kaji factor yang berhubungan1)). Kurang motivasi
2)). Penurunan partisipasi dalam aktifitas
3)). Kurang percaya terhadap kemampuan melaksanakan aktifitas
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
7/36
7
4)). Takut cedera / memperberat luka
5)). Kesulitan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
6)). Nyeri yang mempengaruhi penampilan aktivitas
2) Data objektif
a). Kaji batasan karakteristik
Kaji kekuatan dan keseimbangan , evaluasi individu untuk:
1)). Mengubah posisi sendiri ditempat tidur
2)). Mempertahankan kesejajaran tubuh
3)). Melakukan dan mempertahankan posisi duduk
4)). Bangkit untuk posisi berdiri
5)). Mempertahankan posisi tegak ambulasi
6)). Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
b). Kaji respon terhadap aktivitas
1)). Ukuran tanda-tanda vital saat istirahat
2)). Biarkan individu melakukan aktivitas
3)). Kaji adanya pucat, sianosis, vertigo
c). Kaji faktor-faktor yang berhubungan
1)). Situasional
Personal : strategi koping memfokuskan pada penghindaranan
ketidakadekuatan dukungan sosial
Lingkungan : isolasi, ketidakcukupan istirahat
2)). Penyakit yang berhubungan
a)). Kelainan kardiopulmonal
b)). Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
c)). Kekurangan nutrisi
d)). Kelainan saraf
e)). Penyakit kronis
d). Tindakan yang berhubungan
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
8/36
8
1)). Tirah baring/ketentuan mobilisasi
2)).Obat-obatan /diet
3)).Harapan pemberi perawat
4)).Alat bantu yang memerlukan kekuatan
5)).Pemeriksaan diagnosa
6)).Jadwal tindakan dan pembedahan
b. Perencanaan
1). Prioritas
a) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat spasme otot padaekstremitas ditandai dengan pasien mengatakan sulit melakukan pergerakan
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan tirah baring ditandaidengan pasien mengatakan adanya lemas.
2). Rencana keperawatan
a) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat spasme otot padaekstremitas ditandai dengan pasien mengatakan sulit melakukan pergerakan
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapatmelakukan aktivitas seperti biasa dan kekuatan otot pasien kembali
kebatas normal.
Kriteria hasil:
1)). Dapat melakukan aktivitasnya dengan bantuan secara bertahap
2)). Pasien bisa bergerak tanpa takut memperparah lukanya
3)). Kelemahan otot pasien berkurang
4)). Secara bertahap pasien dapat memenuhi aktivitasnya
Rencana tindakan
1. Monitor keterbatasan aktivitas , kelemahan saat aktifitasRasional : merencanakan intervensi dengan tepat
2. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiriRasional: pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri
3. Monitor TTV sebelum dan sesudah aktivitas
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
9/36
9
Rasional: mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama
aktivitas
4. Istirahat yang adekuat setelah latihan dan istirahat
Rasional: membantu mengembalikan energy
5. Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
Rasional: metabolisme membutuhkan energy
6. Berikan pendidikan kesehatan tentang perubahan gaya hidup
untuk menyimpan energy dan penggunaan alat bantu
pergerakan
Rasional: meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri
8. Kolaborasi dengan fisioterapi dalam latihan dan aktivitasRasional: meningkatkan kerja sama tim dan perawatan holistic
b). intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan tirah baring ditandai dengan pasien
mengatakan lemas
Tujuan: setelah di berikan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan lemas
pasien berkurang ataupun teratasi.
Kreteria hasil: pasien berpatisipasi dalam terapi yang di rencanakan sehingga
mengembalikan efek perubahan pada penyakit yang diderita oleh pasien.
Rencana tindakan:
1) Kaji riwayat tirah baring di tempat tidur ( misalnya, jangka pendek, jangka panjang,berulang)
Rasional: untuk mengetahui adanya resiko dekubitus
2) Kaji kelemahan dan kekuatan ototRasional: untuk mengetahui kemampuan pasien beraktivitas
3) Ubah posisi pasien setiap 2 jamRasional: untuk kenyamanan pasien
4) Kaji keadekuatan asupan nutrisi
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
10/36
10
Rasional: memastikan kalor yang dibutuhkan pasien dalam memilih atau memenuhi
kebutuhannya
5) Bantu pasien beraktivitas secara bertahap melalui latihan program terencanaRasional: melatih sedini mungkin kemampuan pasien dalam bergerak
6) Tingkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hariRasional: agar tidak selalu tergantung pada keluarga atau perawat.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan ( tindakan keperawatan yang telah
direncanakan)
d. Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana tujuannya perawatan dapat di capai dan member umpan balik
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Evalusi dari diagnose intoleransi aktivitas yaitu:
1) Kelemahan berkurang2) Pasien mampu untuk mempertahankan kemampuan aktivitas yang optimalJika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak masalahnya, dicari jalan keluarnya,
kemudian catat yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensI
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
11/36
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN INTOLERANSI AKTIFITAS
DI RUANG MAWAR RSUD BANGLI TANGGAL 911 AGUSTUS
A. PengkajianPengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2013 pukul 08.00 di Ruang
Mawar RSUD Bangli dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan
dokumentasi ( rekam medis)
1. Pengumpulan dataa. Identitas pasien
Pasien Penanggung
(istri)
Nama : Tn.S Ny.K
Umur : 55 40 th
Jenis kelamin : laki-laki perempuan
Status pekawinan : menikah menikah
Suku/banga : Indonesia indonesia
Agama : hindu hindu
Pendidikan : - -
Pekerjaan : petani petani
Alamat : malet kute mesir, susut malet kute meir, susut
Alamat terdekat : malet kute mesir, susut malet kute mesir, susut
Nomor telepon : - -
Nomor register : 17 9942
Tanggal MRS : 1-8-2013
b. Riwayat kesehatan1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengatakan badan sebelah kiri lemas sejak 5 hari yang lalu
2. Keluhan utama saat pengkajian
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
12/36
12
Pasien mengatakan tidak dapat berjalan akibat kaku pada sebagian tubuh sebelah
kiri
3. Riwayat penyakit sekarangPasien mengatakan badannya tiba-tiba merasa lemas separuh tubuh sebelah
kiri,nyeri kepala, sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit. Kemudian pada
tanggal 1 Agustus 2013 jam 09.00 wita oleh keluarga dibawa ke IRD RSU
Bangli. Dari hasil pemeriksaan TTV: TD:150/100 mmHg, N:72 x/menit, R: 15
x/menit, S: 360C.
Di IRD pasien mendapat terapi:
- IVFD RL 500 ml 30 tetes/menit- Piracetam 3 gr (06,14,22)- Citicoline 500 mg (08,16)- Ondancentron 4mg (08,16)- Ranitidine 50 mg (06,14,22)Dari hasil pemeriksan diagnostic pasien didiagnosa oleh dokter denagn diagnose
medis SNH ( stokre non hmoragic) dan pasien disarankan dirawat inap di Ruang
Mawar
Dirawat inap pasien mendapat terapi:
- IVFD RL 500 ml 30 tete/menit- Piracetam 3 gr (06,14,22)- Citicoline 500 mg (08,16)- Ondancentron 4 mg (08,16)- Ranitidine 50 mg (06,14,22)
4. Riwayat penyakit sebelumnyaKeluarga pasien mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah dirawat inap
dirumah sakit dengan penyakit yang sama yaitu SNH
5. Riwayat penyakit keluargaKeluarga pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit SNH
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
13/36
13
c. Pola kebiasaan1. Bernafas
Sebelm pengkajian : keluarga pasien mengatakan pasien saat menarik
dan menghembuskan nafas tidak ada masalah
dengan pernafasannya
Saat pengkajian : keluarga pasien mengatakan pasien saat menarik
dan menghembuskan nafas tidak ada masalah dengan pernafasannya
2. Makan minumMakan
Sebelum pengkajian : pasien biasa makan 3x sehari dengan menu nasi
sayur dan tahu tempe
Saat pengkajian : pasien menghabiskan porsi makanan yang
diberikan
Minum
Sebelum pengkajian : pasien minum 6-8 gelas sehari
Saat pengkajian : pasien minum 2-3 gelas sehari
3. EliminasiBAB : sebelum pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dalam
BAB
saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAB
BAK : sebelum pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah
dengan BAK
saat pengkajian pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAK
4. Gerak dan aktifitasSebelum pengkajian : pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sendiri
tanpa bantuan keluarga
Saat pengkajian : pasien mengatakan saat beraktifitas dibantu oleh
keluarga5. Istirahat dan tidur
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak mengalami masalah dalam
Istirahat tidur
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak mengalami masalah dalam
Istirahat tidur
6. Kebiasaan diriSebelum pengkajian : pasien mengatakan mandi 2x sehari
Saat pengkajian :pasien mengatakan sejak sakit dan selama dirawat di
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
14/36
14
RS pasien hanya di lap sekali pada sore hari
7. Pengaturan suhu tubuhSebelum pengkajian :pasien tidak mengalami demam
Saat pengkajian : pasien tidak mengalami demam
8. Rasa nyamanSebelum pengkajian :Pasien mengatakan merasa nyaman dengan
keadaannya
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak nyaman karena merasa
kesemutan di bagian tubuh kirinya
9. Rasa amanSebelum pengkajian : pasien mengatakan tidak merasa takut dan cemas
Saat pengkajian : pasien merasa cemas dengan kondisinya saat ini
10.Data sosialSebelum dan saat pengkajian pasien mengatakan hubungan dengan hubungan
dengan orang lain dan sekitarnya harmonis
11.Prestasi dan produktivitasSebelum dan Saat pengkajian pasien mengatakan tidak pernah mendapat prestasi
apapun
12.BelajarPasien mengatakan tidak pernah menempuh jenjang pendidikan
13.RekreasiSebelum pengkajian : pasien mengatakan sehari-harinya bertani
Saat pengkajian :pasien mengatakan hanya bisa berbaring ditempat tidur
14. IbadahSebelum pengkalian : pasien mengatakan sembahyang setiap hari dirumah
Saat pengkajian : pasien mengatakan tidak bisa sembahyang selam
sakit
d.
Pemeriksaan fisik pada pasien Neurologis1. Keadaan umum
a. Kesadaran : composmentis (E1 V5 M5)b. Bangun tubuh : kurusc. Postur tubuh : sedangd. Cara berjalan : terganggue. Gerak motorik : tergangguf. Keadaan kulit:
Warna : normal
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
15/36
15
Turgor : elastis
Kebersihan: kurang bersih
g. Gejala kardnal: TD : 150/100 mmHgN : 72 x/mnt
S : 360C
R : 15x/mnt
h. Ukuran lainBerat badan : 55 kg
Tinggi badan: 165cm
2. KepalaBentuk simetri,sulit kepala kotor, kusam, tidak ada nyeri tekan atau luka
3. MataBentuk simetris,bola mata normal, pergerakan simetris, konjungtiva pucat, sclera
putih, reflek pupil isokor, pergerakan mata simetris, tidak ada nyeri tekan
4. HidungBentuk simetris, tidak terdapat secret, tidak ada nyeri tekan
5. TelingaBentuk simetris, kurang bersih, pendengaran baik, tidak memakai alat bantu
pendengaran, tidak ada nyeri tekan,terdapat serumen
6. MulutBentuk simetris, mukosa bibir kering
7. LeherNormal, tidak ada distensi kelenjar tiroid, tidak ada massa atau tumor
8. ToraxInspeksi : bentuk simetris,tidak terdapat retradasi dada
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi: vesikuler,s1-s2 reguler9. Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris
Auskultasi: peristaltik usus 15x/menit
Palpasi :tidak ada distensi abdomen
Perkusi :timpani
10.GenetaliaTerpasang dower kateter ( produksi urine:500cc)
11.Anus
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
16/36
16
Kotor,tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi hemoroid
12.EkstremitasAtas : tidak ada edema , tidak ada sianosis pada ujung kuku, terpasang
IVFD RL 500 ml 30 tetes/menit pada tangan kanan.
Bawah : tidak ada edema, tidak ada sianosis pada ujung kuku, tidak ada luka
Kekuatan otot
555 111
555 111
e. Pemeriksaan penunjang3. Pemeriksaan laboratorium
Ruang Hari/tanggal
Jam
Jenis pemeriksaan
laboratorium
Hasil pemeriksaan Nilai nomal
Instalansi
laboratorium
Pemeriksaan DL
WBC
LYM%
LYM
MID
MID%
GRAN
GRA%
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW%
19,4 109/1
18,8 %
3,6 109
/1
0,6 10
9
/1
3,0 %
15,2 109
/1
78,2 %
5,11 1012
/dl
15,4 109/dl
44,8 %
87,6 fl
30,3 pg
34,5 g/dl
13,2 %
3,5:10,0
15,0:50,0
0,5:5,0
0,1:1,5
2,0:15,0
1,2:8,0
35,0:80,0
3,50:5,50
11,5:16,5
35,0:55,0
75,0:100,0
25,0:35,0
31,0:38,0
11,0:16,0
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
17/36
17
RDWa
PLT
MPV
PDW
PCT
LPCR
64,5 fl
304 109
/1
7,4 fl
10,6 fl
0,22 %
10,8 %
30,0:150,0
150:400
8,0:11,0
0,1:99,9
0,01:9,99
0,1:99,9
2. Data focusData subjektif Data objektif
- Pasien mengatakan tidak mampumelakukan aktifitas sendiri
- Pasien mengatakan sejak dirawat diRS tidak bisa bangun dari tempat tidur
hanya bisa berbaring saja
-
Pasien mengatakan badannya lemas- Pasien mengatakan merasa cemas dan
takut dengan penyakitnya
- Pasien mengatakan selama sakithanya di lap 1x sehari pada sore hari
- Pasien tampak pucat dan lemah- Pasien mengatakan aktivitasnya selalu di
bantu oleh keluarga
- Kekuatan otot555 111
555 111- Pasien terlihat gelisah dan cemas
- Badan, rambut, kulit kepala, telinga, danmulut pasien tampak kotor
- Tanda-tanda vital:Td:140/80
N:60x/menit
S:360c
Rr:19x/menit
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
18/36
18
3. Analisa dataANALISA DATA PASIEN Tn.S DENGAN GANGGUAN INTOLERANSI AKTIFITAS
DI RUANG MAWAR RSUD BANGLI TANGGAL 9 AGUSTUS 2013Data subjektif Data objektif Masalah
- Pasien mengatakantidak mampu
melakukan aktifitas
sendiri
- Pasien mengatakansejak dirawat di RS
tidak bisa bangun dari
tempat tidur hanya
bisa berbaring saja
- Pasien mengatakanbadannya lemas
- Pasien tampak pucat dan lemah- Aktivitas pasien tampak selalu
di bantu oleh keluarga
- Kekuatan otot555 111
555 111
Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakanmerasa cemas dan
dengan
penyakitnya
- Pasien terlihat gelisah dancemas
- Pasien tampak bertanya-tanyatentang keadaan penyakitnya
Ansietas
- Pasien mengatakanselama sakit hanya di
lap 1x sehari pada
sore hari
- Badan, rambut, kulit kepala,telinga, dan mulut pasien tampak
kotor
Defisit perawatan diri
4. Rumusan masalaha. Intoleransi aktifitasb. Ansietasc. Defisit perawatan diri
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
19/36
19
5. Analisa masalah1. P = intoleransi aktivitas
E = kelemahan fisik
S = Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktifitas sendiri, Pasien
mengatakan sejak dirawat di RS tidak bisa bangun dari tempat tidur hanya
bisa berbaring saja, Pasien mengatakan badannya lemas, Pasien tampak pucat
dan lemah, Pasien mengatakan aktivitasnya selalu di bantu oleh keluarga.
Kekuatan otot
555 111
555 111
Proses terjadinya: karena adnya kelemahan umum, menyebabkan keterbatasan dalam
gerak dan aktifitas, sehingga pasien mengalami tirah baring yang
lama mengakibatkan intoleransi aktifitas.
Akibat jika tidak ditanggulangi: Pasien akan mengalami kekakuan otot, dimana bisa
menyebabkan penurunan fungsi otot dan atrofi otot
(otot mengecil)
2.
P = ansietasE = prognosis penyakit
S = pasien mengatakn cemas dengan penyakitnya, pasien tampak gelisah dan cemas
Proses terjadinya: ketidaktahuan dan lamanya proses penyembuhan pasien terhadap
penyakitnya menyebabkan katakutan pada pasien tentang
perkembangan penyakitnya
Akibat bila tidak ditanggulangi: Ketidaktauan dan lamanya proses penyembuhan
dapat menyebabkan ketidak patuhan pada terapi
pengobatan
3. P = defisit perawatan diriE = kelemahan fisik
S = pasien mengatakan selama sakit hanya di lap 1x sehari pada sore hari, badan
rambut, kulit kepala, telinga dan mulut. Pasien terlihat agak kotor
Proses terjadinya: Kelemahan fisik mengakibatkan pasien tidak bias melakukan ADL
sendiri.
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
20/36
20
Akibat bila tidak di tanggulangi: Kebersihan diri yang buruk dapat mempengaruhi
keadaan umum pasien dan bias mempengaruhi proses
penyembuhan.
6. Diagnosa keperawatanNama : Tn.S No. rm: : 179942
Umur : 55 th Ruang rawat : mawar
Jenis kelamin: laki-laki Diagnosa medis : SNH
No Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Paraf
Ditemukan Teratasi
1
2
3
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik ditandai
dengan pasien mengatakan tidak
mampu melakukan aktivitas
sendiri, pasien mengatakan
semenjak di rawat di RS tidak
bias bangun dari tempat tidur
hanya bias berbaring,pasien
mengatakan badannya
lemas,pasien tampak pucat dan
lemah, pasien terlihat
aktivitasnya di bantu oleh
keluarga. Kekuatan otot:
Ansietas berhubungan dengan
prognosis penyakit ditandai
dengan pasien mengatakan
cemas dan takut tentang
penyakitnya, pasien terlihat
gelisah dan cemas
9 - agustus - 2013
9 - agustus - 2013
Rica
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
21/36
21
Deficit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan
fisik ditandai dengan pasien
mengatakan selama sakit hanya
dilap satu kali sehari pada sore
hari ,badan ,rambut,kulit kepala,
telinga dan mulut pasien terlihat
agak kotor
9 - agustus - 2013
rica
\
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
22/36
22
B.PERENCANAANPrioritas masalah keperawatan
a. Intoleransi aktifitasb. Defisit perawatan diric. Ansietas
Rencana Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN
GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI
TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013
No Hari/tgl/jam Diagnose keperawatan Tujuan dan
kreteria hasil
intervensi rasional paraf
1 Kamis,
8-8-2013
08.30
wita
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan fisik ditandai
dengan
DS:
- pasien mengatakan
tidak mampu melakukan
aktivitas sendiri
- pasien mengatakan
semenjak di rawat di RS
tidak bisa bangun dari
tempat tidur hanya
berbaring saja
-pasien mengatakan
badannya lemas
Setelah
diberikan
asuhan
keperawatan
selama 2x24
jam diharapkan
masalah
intoleransi
aktivitas dapat
teratasi dengan
kreteria hasil:
1.Pasien tidak
lemah lagi
2. Kekuatan
otot meningkat
3. pasien bisa
1.observasi
TTV
2. Observasi
keadaan umum
pasien
3. latihan
ROM pasif
pada bagian
tubuh yang
mengalami
1.untuk
mengetahui
kondisi pasien
dan dapat
menentukan
rencana
selanjutnya
2. Untuk
mengetahui
perkembangan
pasien
3. Melatih tonus
otot agar tidak
kaku
rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
23/36
23
DO:
-pasien tampak pucat dan
lemah,
-pasien terlihat
aktivitasnya di bantu oleh
keluarga.
-Kekuatan otot:
555 111
555 111
beraktivitas
sendiri
4. pasien bias
duduk secara
bertahap
gangguan
4. Beri HE
tentang
pentingnya
gerak dan
aktivitas
5. Kolaborasi
dalam pem
berian obat
muscle
relaxction
4.Agar pasien
mengerti dan
paham
pentingnya
melatih
gerak,sehingga
mampu
mempercepat
proses
penyembuhan
5.untuk
mempercepat
dan
mempertahankan
kondisi pasien
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
24/36
24
C.IMPLEMENTASIPELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN
GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI
TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013
No Hari/tgl/jam Diagnose
keperawatan
Tindakan keperawatan Evaluasi respon Paraf
Kamis
8-8-13
07.30
08.00
08.00
12.00
DX 1
dx.1
dx.1
dx.1
Mengkaji kemampuan
aktivitas klien di atas
tempat tidur
Mengobservasi keadaan
umum pasien
Memberikan obat injeksi IV
perset :
-piracetam 3gr
-ranitidine 50mg
-Dexametasone 5mg
Mengukur TTV pasien
istirahat
DS :
Pasien mengatakan tidak
mampu melakukan
aktivitasnya secara
mandiri
DO :
Aktivitas pasien terlihat
di bantu oleh keluarga
Ds:
Pasien mengatakan
masih lemah
Do:
Pasien tampak
kooperatif
Ds: -
Do:
Obat masuk tanpa reaksi
alergi
Ds :-
Do :
Rica
Rica
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
25/36
25
14.00
16.00
18.00
22.00
Jumat,
9-8-2013
dx.1
dx.1
dx.1
dx.1
dx.1
Memberikan obat oral:
-kalnex 1 tab
Mengukur TTV pada saat
pasien istirahat
Melatih ROM pasif pada
pasien
Membarikan posisi yang
nyaman
Mengobservasi TTV dan
keadaan umum saat pasien
TD :140/80
N :60x/menit
S :36c
Ds: -
Pasien mengatakan
sudah minum obat
Do:
Obat sudah masuk dan
pasin tampak koopratif
tidak ada reaksi alergi
Ds:-
Do:
TD :160/100 mmHg
N :64x/menit
S :37,3
Ds:
Pasien mengatakan
belum mampu
melakukan gerakan
secara optimal
Do:
Pasien tampak belum
mampu melakukan
gerakan secara optimal
Ds: -
Paien mengatakan
lkebih nyaman setalah
pasisi di rubah
Do:
Posisi pasien di rubah
menjadi miring ke kanan
Ds:-
Do:
Rica
Rica
Rica
Rica
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
26/36
26
06.00
06.00
07.30
08.00
09.00
12.00
dx.1
dx.1
dx.1
Dx.1
dx.1
istirahat
Memberikan injeksi IV
perset:
-piracetam 3gr
-ranitidine 50 mg
-Dexametasone 5 mg
Mengkaji kemampuan
aktivitas klien di atas
tempat tidur
Memberikan obat oral:
-kalnex 1 tab
Melatih ROM pasif pada
bagian-bagian tubuh pasien
Menguikur TTV pada saat
pasien istirahat
TTV:
Td:150/90mmHg
N:55x/menit
S:360c
Ds:-
Do:
Obat masuk tanpa reaksi
alergi
Ds:
Pasien mengatakan tidak
mampu melakukan
aktivitas secara mandiri
Do:
Aktivitas pasien terlihat
di bantu oleh keluarga
Ds:
Pasien mengatakan
sudah minum obat
Do:
Obat sudah masuk dan
pasien tampak
koopratisf
Ds:
Pasien mengatakan
lebihnyaman setelah di
lakukan ROM pasif
Do:
Pasien dan kelurga
tampak kooperatif
Ds:-
Do:
Rica
Rica
Rica
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
27/36
27
13.30
14.00
16.00
22.00
22.30
dx.1
dx.1
dx.1
dx.1
dx.1
Memberikan HE tentang
pentingnya gerak dan
aktivitas kepada pasien dan
keluarga pasien
Membarikan obat terapi
injeksi melalui iv perset
- piracetam 3 gr
- ranitidin 50 mg
- dexametason 5 mg
Mengobservasi TTV dan
keadaan uum pasien saat
istirahat
Memberikan injeksi IV
perset:
-piracetam 3gr
-ranitidine 50 mg
-dexametasone 5 mg
Menganjurkan pasien untuk
istirahat
TD:150/90 mmHg
N:62x/menit
S:36c
Ds:
Pasien dan keluarga
pasien mengatakan
mengerti dengan
penjelasan peawat
Do:
Pasien dan keluarga
pasien mengatakan
mengerti tentang
penjelasan yang
diberikan perawat
Ds:-
Do:
Obat masuk,pasien
tampak koopratif dan
tidak ada reaksi alergi
Do:
TTV:
Td:150/90mmHg
N:54x/menit
S:35,60c
Ds :-
Do:
Obat masuk tanpa reaksi
alergi
Ds:
Pasien mengatakan akan
istirahat
Do:
Rica
Rica
Rica
Rica
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
28/36
28
Sabtu
10-8-2013
06.00
06.00
07.30
dx.1
dx.1
dx.1
Mengobservasi TTV pasien
saat istirahat
Memberikan obat injeksi
melalui iv perset
-piracetam 3gr
-ranitidin 50 mg
-dexametason 5mg
Mengkaji kemampuan
pasien dalam beraktivitas
Pasien terlihat akan
istirahat
Ds:-
Do:
Td :130/80
N :60x/menit
S :36c
Ds:-
Do:
Obat masuk, pasien
tampak koopratif dan
tidak terdapatreaksi
alergi.
DS :
Pasien mengatakan tidak
mampu melakukan
aktivitasnya secara
mandiri
DO :
Aktivitas pasien terlihat
di bantu oleh keluarga
Rica
Rica
Rica
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
29/36
29
D. EVALUASI1. EVALUASI FORMATIF
CATATAN PERKEMBANGAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN
GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI
TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013
No Hari/tgl/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi respon Paraf
Kamis
8-8-2013
13.30
Jumat
9-8-2013
13.30
Dx.1
Dx.1
S : - pasien mengatakan masih
lemah
O : - pasien terlihat masih lemah
dan pucat
- Pasien terlihat aktivitasnyadibantu oleh keluarga
- Kekuatan otot:
A :tujuan no 1,2,3,4 belum tecapai
masalah intoleransi aktivitas belu
teratasi
P : lanjutkan tindakan keperawatan
no 1,2,3,4
S :- pasien mengatakan masih
merasa lemah
- pasien dan keluarga pasienmengatakan mengerti
dengan penjelasan yang
diberikan
Rica
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
30/36
30
Sabtu
10-8-2013
07.30
Dx.1
O : - dengan tidak adanya
penekanan di daerah
punggung
pasien,pasien lebih nyaman
- Pasien belum mampumelakukan gerakan secara
optimal
- Obat masuk tanpa reaksialergi
A :tujuan no 1,2,3,4 belum tercapai
masalah intoleransi aktivitas
belum teratasi
P : lanjutkan tindakan keperawatan
no 1,2,3,4
S : pasien mengatakan masih lemah
O :- tidak ada penekanan di daerah
punggung membuat pasien
merasa lebih nyaman
-Pasien kooperatif dan
mengikuti saran ya ng di
anjukan perawat
A : tujuan no 1,2,3,4 belum tercapai
masalah intoleransi aktivitas
belum teratasi
P : lanjutkan tindakan keperawatan
no 1,2,3,4
Rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
31/36
31
2. EVALUASI SUMATIFEVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S DENGAN
GANGGUAN INTOLERANSI AKTIVITAS DI RUANG MAWAR RSU BANGLI
TANGGAL 8-10 AGUSTUS 2013
No Hari/tgl/jam dx. keperawatan Evaluasi respon Paraf
Sabtu
10-8-2013
dx.1 S :- pasien mengatakan masih
lemah
O : - kekuatan otot masih lemah
555 111
555 111
- Pasien belum bias dudukA : tujuan no 1,2,3,4 belum tercapai
masalah intoleransi aktivitas
belum teratasi
P : lanjutkan tindakan keperawatan
no 1,2,3,4
rica
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
32/36
32
BAB IV
A. PEMBAHASANPada bab ini akan di uraikan tentang kesenjangan yang di tentukan
antara kosewp dar treori dengan kenyataan yang di jumpai pada kasus di rsu bangli.
Dalam pengurainaanya akan di sesuaikan dengan proses keperawatan.
1. PengkajianPengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
melalui kegiatan pengumpulan data, atau perolehan data yang akurat dari pasien
guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada, perumusan masalh
keperawatn dan perumusan diagnosa keperawatan.Pada tahap pengumpulan data
hamper semua data pada konsep dasar di temukan pada pasien kecuali pada
pengkajian di dapatkan bahwa keluhan yang akan timbul pada pasien yang
mengalami intoleransi aktivitas adalah dispnea, kekurangan tidur dan istirahat
sedangkan pada saat pengkajian pada kasus penulis tidak menemukan adanya
dispnea, kurang tidur dan istirahat.
2. PerencanaanTahap perencanaan merupakan penyusunan berbagai itervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau
menghilangkan masalah-masalah pasien. Terdapat tiga langkah dalam
perencanaan yaitu penentuan prioritas diagnosa, tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan, dan penentuan rencana tindakan serta rasional tindakan. Penentuan
prioritas diagnosa dilakukan dengan mempertimbangkan masalah berdasarkan
kebutuhan dasar manusia menurut maslow, masalah yang paling dirasakan
pasien dan kebutuhan dasar manusia. Masalah intoleransi aktivitas di jadikan
sebagai masalah prioritas utama karena jika masalah ini tidak ditanggulangi
maka akan mengakibatkan pasien akan mengalami kekakuan otot, dimana bisa
menyuababkan penurunan fungsi otot dan atrofi otot. Penentuan tujuan dan
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
33/36
33
kriteria hasil berdasarkan prinsip SMART yaitu Spesifik, Measureable,
Acieveble (dapat dicapai), Reliable, Timing. sedangkan penentuan rencana
tindakan didasarkan pada teori ONEC yaitu Observasi, Nursing Treatment,
Edukasi, dan Kolaboratif. Langkah terakhir adalah penentuan rasional dari
rencana tindakan yang telah dibuat. Pada tahap perencanaan ini, dari tujuan dan
kriteria hasil yang diharapkan tidak ada kesenjangan teori yang ditemukan.
3. Pelaksanaan/ImplementasiMerupakan tahap dimana perawat melaksanakan berbagai strategi
keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan. Tindakan
perawatan yang diberikan pada prinsipnya sesuai dengan rencana keperawatan
pada implementasi yang lebih difokuskan adalah mengkaji gerak dan aktivitas
pasien.
4. EvaluasiMerupakan tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara menilai
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasikeperawatan dibedakan menjadi 2 yaitu evaluasi formatif atau catatan
perkembangan keperawatan yang dibuat setiap hari setelah pergantian shif dan
evaluasi sumatif yaitu evaluasi akhir yang mengacu pada kriteria evaluasi dan
tujuan keperawatan. Pada pasien Tn. S dari diagnosa intoleransi aktivitas yang
diberikan intervensi, dimana masalah intoleransi aktivitas pasien dapat
berkurang atau terkontrol dari dilakukannya asuhan keperawatan selama 2x24
jam. Dengan melihat perkembangan pasien dimana saat dievaluasi pasien
mengatakan masih merasa lemas, maka lanjutkan tindakan keperawatan.
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
34/36
34
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULANDari hasil pengkajian yang di lakukan oleh penulis terdapat sedikit kesenjangan
antara teori dan kenyataan sedangkan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi sudah
sesuai dengan teori. Dari hasil pengkajian di temukan beberapa diagnose yaitu; intoleransi
aktivitas, ansietas dan deficit perwatan diri.dari ketiga diagnosa keperawatan yang di temukan
penulis memprioritaskan pada intoleransi aktivitas, karena apabila masalah intoleransi
aktivitas dapat teratasi maka masalah keperawatan yang lainya dapat teratasi secara bertahap.
B. SARANGerak dan aktivitas sangat penting untuk memenuhi ADL (activity daily living ) karena
tidak mungkin seeorang dapat memenuhi kebutuhan ADL nya secara mandiri jika gerak dan
aktivitasnya terganggu maka akan berpengarauh pada pemenuhan kebutuhan keehatanya.
1. Manfaat Praktisa. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan intoleransi aktivitas
b. Bagi pasienDapat memberikan pengetahuan tentang penyakit stroke dan cara untuk memenuhi
Aktivitas pasien
c. Bagi keluarga pasienDapat memberikan pengetahuan tentang penyakit stroke dan cara untuk memenuhi
aktivitas pasien.
2. Manfaat Teoritisa. Bagi Institusi Rumah Sakit
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
35/36
35
Sebagai evaluasi dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
intoleransi aktivitas pada pasien stroke.
b. Bagi Institusi PendidikanSebagai bahan pembelajaran atau referensi bagi mahasiswa Stikes Bali dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas pada
pasien stroke.
c. Bagi Perawat atau Teman SejawatUntuk memberikan tambahan wawasan dan teori baru dalam penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan intoleransi aktivitas pada pasien stroke.
-
7/22/2019 seminar intoleransi aktiviytasssssssssssssssss.docx
36/36
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Pembimbing Ruangan Mahasiswa
Ns. I Komang Yudiarta S. Kep Widheyatma Yogastha
NIP : 1981O8172005011015 NIM : 11C10720
Pembimbing Akademik
Ns. Ni Made Manik Elisa P, S.Kep
NIR .12108