Download - Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
1/26
Seperti aset, kewajiban merupakan elemen neraca yang akan membentuk
informasi semantik berupa posisi keuangan bila dihubungkan dengan elemen yang lain
yaitu aset dan ekuitas atau pos-pos rinciannya. Kewajiban merepresentasi sebagian
sumber dana dari aset badan usaha berupa potensi jasa (manfaat) fisis dan nonfisis yang
memampukannya untuk menyediakan barang dan jasa.
Pengertian
FASB mendefinisi kewajiban dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No.
6, prg. 35):
Liabilities are probable future sacrifices of economic benefits arising from
present obligations of a particular entity to transfer assets or provide services to
other entities in the future as a result of past transactions or events.
(Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datangyang cukup
pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk
mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain di
masa datangsebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.)
Dengan makna yang sama, IASC mendefinisi kewajiban sebagai berikut:
A liability is a present obligation of the enterprise arising from past events, the
settlement of which is expected to result in an outflow from the enterprise
resources embodying economic benefit.
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standards
Board (AASB)mendefinisi kewajiban sebagai berikut (prg. 12):
Liabilities are the future sacrifices of service potential or future economicbenefits that the entity is presently obliged to make to other entities as a result of
past transaction or other past events.
Definisi-definisi di atas memisahkan antara makna atau pengertian dan
pengukuran serta pengakuan sehingga definisi tersebut lebih bersifat semantic daripada
struktural. Definisi IASC dan AASB menanggalkan kata probable karena dianggap
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
2/26
bahwa tia merupakan kriteria pengakuan bukan sifat dari kewajiban. Kriteria ini
dinyatakan AASB sebagai berikut (penebalan oleh penulis):
A liability shall be recognised in the statement of financial position when and
only when:
(a)it is probablethat the future sacrifice of service potential or future economicbenefits will be required; and
(b)the amount of the liability can be measured rel iably.
Seperti dalam mendefinisi aset, APB No. 4 mendefinisi kewajiban dengan
menggabungkan makna, pengakuan, dan pengukuran sebagai berikut (prg. 132):
Liabilitieseconomic obligations of an enterprise that are recognized and
measured in conformity with generally accepted accounting principles.
Liabilities also include certain deferred credits that are not obligations but that
are recognized and measured in conformity with generally accepted accounting
principles.
Sumber-sumber di atas dianggap cukup mewakili untuk membahas pengertian
kewajiban. Mathews dan Perera (1986, hlm. 167-169) membahas perkembangan
pendefinisian kewajiban dan mengutip pengertian kewajiban dari berbagai sumber.
Kata-kata kunci yang terkandung dalam tiap definisi antara lain:
a debt owed
money cost of discharging an enforceable obligation
payable in money or goods and services
existing legal (or equitable) duty to render service
future outlay of moneyobligations to convey assets or perform services
a negative present value of an anticipated actual or constructive cash flow
Definisi FASB digunakan sebagai basis pembahasan dalam bab ini karena
definisi tersebut cukup lengkap secara semantik. Artinya definisi tersebut telah
mencakupi berbagai gagasan atau kata kunci yang terkandung dalam beberapa definisi
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
3/26
kewajiban oleh sumber-sumber yang lain. Definisi IASC dan AASB secara substantif
tidak berbeda dengan definisi FASB.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa kewajiban mempunyai tiga karakteristik
utama yaitu: (a) pengorbanan manfaat ekonomik masa datang, (b) keharusan sekarang
untuk mentransfer aset, dan (c) timbul akibat transaksi masa lalu.
Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu
tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk
melunasi, menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat
ekonomik yang cukup pasti di masa datang.
Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa
datang harus timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian sekarang dalam hal ini
mengacu pada dua hal: waktu dan adanya. Waktu yang dimaksud adalah tanggal
pelaporan (neraca).
Jenis-jenis keharusan, antara lain:
1. Keharusan kontraktual: keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturanhukum yang di dalamnya kewajiban bagi suatu kesatuan usaha dinyatakan secara
eksplisit ataau implisit dan mengikat.
2. Keharusan konstruktif: keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usahadalam rangka menjalankan dan memajukan usahanya memenuhi apa yang disebut
praktik usaha yang baik atau etika bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban
yuridis.3. Keharusan demi keadilan: keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan
kewajiban bagi perusahaan semata-mata krena panggilan etis atau moral dari pada
karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat.
4. Keharusan bergantung atau bersyarat: keharusan yang pemenuhnnya tidak pastikarena bergantung pada kejadian masa datang atau terpenuhinya syarat-syarat
tertentu di masa datang.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
4/26
Akibat Transaksi atau Kejadian Masa Lalu
Transaksi masa lalu yang dimaksud di sini adalah transaksi yang menimbulkan
keharusan sekarang telah terjadi. Sebagai contoh, karena perusahaan mendapat
pinjaman bank (dengan kontrak), keharusan sekarang berupa keharusan kontraktual
timbul pada akhir perioda akuntansi (berupa pokok pinjaman dan bunga) yang menuntut
pengorbanan sumber ekonomik masa datang (suatu saat setelah akhir perioda tersebut).
Hak Kewajiban Tak Bersyarat
Konsep ini menyatakan bahwa walaupun kontrak telah ditandatangani, salah
satu pihak tidak mempunyai kewajiban apapun sebelum pihak lain memenuhi apa yang
menjadi hak pihak lain. Konsep hak-kewajiban tak bersyarat menyatakan tidak ada hak
tanpa kewajiban dan sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak. Secara teknis, konsep
ini diartikan bahwa hak atau kewajiban timbul bila salah satu pihak telah berbuat
sesuatu. Kontrak-kontrak semacam ini dikenal dengan nama kontrak saling
mengimbangi tak bersyarat atau kontrak eksekutori .
Secara konseptual, diperlukan pedoman atau kriteria untuk memilih saat yang
tepat. Most, mengemukakan hal yang harus dipertimbangkan untuk memilih saat yang
tepat yaitu :
1. Pemenuhan definisi aset dan kewajiban2. Kekuatan mengikat yaitu seberapa kuat bahwa pelaksanaan kontrak tidak dapat
dibatalkan
3. Kebermanfaatan bagi keputusan
Karakteristik Pendukung
Selain ketiga karakteristik tersebut, FASB menyebutkan beberapa karakteristikpendukung, yaitu :
1. Keharusan Membayar Kas
Pelunasan kewajiban pada umumnya dilakukan dengan pembayaran kas.
Keharusan membayar kas pada waktu dan jumlah rupiah tertentu di masa datang
merupakan petunjuk yang kuat atau jelas mengenai adanya kewajiban. Akan tetapi,
untuk menjadi kewajiban, penyerahan aset (kas) bukan satu-satunya kriteria tetapi
meliputi pula penyerahan jasa. Esensi kewajiban lebih terletak pada pengorbanan
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
5/26
manfaat ekonomik masa datang dari pada terjadinya pengeluaran kas.
2. Identitas Terbayar Jelas
Jika identitas terbayar sudah jelas, maka hal tersebut hanya sekedar menguatkan
bahwa kewajiban memang ada tetapi untuk menjadi kewajiban. Identitas terbayar tidak
harus dapat ditentukan pada saat keharusan terjadi.
Jadi yang penting adalah bahwa keharusan sekarang pengorbanan sumber ekonomik di
masa datang telah ada dan bukan siapa yang harus dilunasi atau dibayar.
3. Berkekuatan Hukum
Memang ada pada umumnya, keharusan suatu entitas untuk mengorbankan
manfaat ekonomik timbul akibat klaims yuridis yang mempunyai kekuatan memaksa.
Adanya daya paksa yuridis hanya menunjukkan bahwa kewajiban tersebut memang ada
dan dapat dibuktikan secara yuridis material. Definisi kewajiban sebenarnya merupakan
bayangan cermin aset.
Gambar 7.1
Definisi Kewajiban sebagai Bayangan Cermin Definisi Aset
Penguasaan/pengendalian
ASET sekarang
menimbulkan pemerolehan
Transaksi
Atau
Kejadian Masa Lalu Masa Datang
menimbulkan Pengorbanan
KEWAJIBAN Keharusan Sekarang
Manfaat Ekonomik
Manfaat Ekonomik
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
6/26
Pengakuan, Pengukuran, dan Penilaian
Sebagai cermin asset, kewajiban juga harus diukur dan diakui pada saat
terjadinya. Kalau asset diukur atas dasar penghargaan sepakatan (kos), demikian juga
kewajiban. Jadi, kos sebagai pengukur tidak hanya diterapkan untuk aset pada saat
perolehan tetapi juga untuk kewajiban pada saat terjadinya. Sebagai ketentuan umum,
pengukuran kewajiban harus sejalan dengan pengukuran aset yang berkaitan.
Kalau aset yang direpsentasi oleh kos mengalami tiga tahap perlakuan
(perolehan, pengolahan, dan penyerahan), kewajiban sebenarnya juga mengalami tiga
tahap perlakuan yaitu penanggungan (pengakuan terjadinya), penelusuran dan
pelunasan (penyelesaian). Dalam hal kewajiban, penelusuran berarti penentuan status
dan jumlah rupiah (kos) kewajiban setiap saat. Penentuan kos setiap saat (termasuk pada
tanggal neraca) dapat disebut dengan penilaian kewajiban. Begitu terjadi dan dicatat
atau diakui, kewajiban akan tetap menjadi kewajiban sampai kesatuan usaha
menyelesaikannya, atau sampai adanya transaksi atau kejadian yang membatalkannnya
atau yang membebaskan kesatuan dari usaha melunasinya.
Pengakuan
Pada prinsipnya, kewajiban diakui pada saat keharusan telah mengikat akibat
transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Mengikatnya suatu keharusan harus dievaluasi
atas dasar kaidah pengakuan (recognition rules). Kam (1990,hlm.109) membedakan
kaidah pengakuan dan kriteria pengakuan (recognition criteria). Kriteria pengakuan
lebih berkaitan dengan pedoman umum dalam rangka memenuhi karakteristik kualitatif
informasi sehingga elemn statemen keuangan hanya dapat diakui bila criteria definisi,
keterpautan, keterandalan, dan keterukuran dapata dipenuhi. Kriteria umum disini tidak
operasional sehingga diperlukan kaidah pengakuan sebagai penjabaran teknis kriteriapengakuan umum. Jadi,kaidah pengakuan merupakan prosedur aplikasi untuk menandai
adanya elemen dan saat dipenuhinya kriteria pengakuan umum.
Dalam hal kewajiban, kaidah pengakuan berkaitan dengan saat atau apa yang
menandai bahwa kewajiban telah mengikat sehingga suatu kewajiban dapat diakui
(dibukukan). Kam juga mengajukan empat kaidah pengakuan untuk menandai
pengakuan kewajiban yaitu pada hal.119-120 sebagai berikut :
1) Ketersediaan dasar hukum.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
7/26
2) Keterterapan konsep dasar konservatisma3) Ketertentuan subtansi ekonomik transaksi.4) Keterukuran nilai kewajiban.
Keempat kaidah ini secara teknis memicu pencatatan atau pengakuan kewajiban.
Dengan kata lain, memberi petunjuk tentang adanya bukti teknis (technical evidence)
untuk mengakui kewajiban.
1. Ketersediaan dasar hukumKalau terdapat bukti yuridis yang kuat tentang adanya daya paksa untuk
memenuhi keharusan, jelas tidak dapat disangkal bahwa suatu kewajiban memang ada.
Kaidah ini terkait dengan kualitas keterandalan dan keberpautan informasi. Faktur
pembelian (invoice)dan tanda penerimaan barang (receiving report) merupakan dasar
hukum yang cukup meyakinkan untuk mengakui kewajiban dimana dengan adanya
bukti ini kewajiban juga dapat diakui bila terdapat bukti substantif adanya keharusan
konstruktif.
2. Keterterapan konsep dasar konservatismaKaidah ini merupakan penjabaran teknis kriteria keterandalan. Keadaan-keadaan
tertentu yang menjadikan konsep konservatisma terterapkan dapat memicu pengakuan
kewajiban. Implikasi dianutnya konsep konservatisma adalah rugi dapat segera diakui
tetapi tidak demikian dengan untung. Ini berarti kewajiban dapat segera diakui
sedangkan aset tidak.
3. Ketertentuan subtansi ekonomik transaksiSubstansi suatu transaksi dapat memicu pencatatan seluruh kewajiban yang
timbul ketika transaksi terjadi meskipun secara yuridis/kontraktual kewajiban baru akan
mengikat secara berkaitan pada saat keharusan sekarang timbul. Kaidah ini berkaitan
langsung dengan masalah relevansi informasi. Dengan kata lain, kewajiban dapat atau
bahkan harus diakui kalau secara substantif.
4. Keterukuran nilai kewajiban
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
8/26
Keterukuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai keterandalan
informasi. Definisi kewajiban mengandung sumber ekonomik masa mendatang tetapi
juga pada jumlah rupiahnya. Oleh karena itu, adanya kepastian mengenai jumlah rupiah
dapat memicu diakuinya suatu kewajiban. Kalau pengukuran suatu pos kewajiban
bersifat sangat subjektif dan arbitrer pada umumnya pos tersebut tidak diakui.
Yang menjadi masalah teknis ialah kapan keempat kaidah ini dipenuhi, hal ini
berkaitan penentuan dengan penentuan saat (timing) pengakuan kewajiban. Pada
umumnya saat pengakuan terjadinya sangat jelas karena kebanyakan kewajiban timbuk
dari kontrak yang menyebutkan secara tegas saat mengikatnya kontrak, jumlah rupiah
pembayaran kewajiban, dan saat pembayaran. Akan tetapi beberapa kasus, jumlah
rupiah (kos) kewajiban bergantung pada kejadian dimasa mendatang meskipun cukup
pasti bahwa keharusann membayar dimasa datang tidak dapat dihindari. Hendriksen dan
van Breda (1991,hlm 675-676) menunjukkan saat-saat untuk mengakui kewajiban yaitu :
a. Pada saat penandatanganan kontrak bila pada saat itu hak dan kewajiban telahmengikat. Dalam hal kontrak eksekutori, pengakuan menunggu sampai salah
satu pihak memanfaatkan/menguasai manfaat yang diperjanjikan atau memenuhi
kewajibannya (to perform).
b. Bersamaan dengan pengakuan biaya bila barang dan jasa yang menjadi biayabelum dicatat sebagai aset sebelumnya.
c. Bersamaan dengan pengakuan aset. Kewajiban timbul ketika hak untukmenggunakan barang dan jasa diperoleh.
d. Pada akhir perioda karena penggunaan asas akrual melalui proses penyesuaian.Pengakuan ini menimbulkan pos utang atau kewajiban akruan (accrued
liabilities)
Keempat kaidah ini sebagai bukti tehnis dan ketentuan saat pencatatan sebagaimanadiuraikan bahwa mudah diidentifikasi dan diterapkan untuk keharusan kontraktual,
konstruktif, dan demi keadilan.
Pengakuan Kewajiban Bergantung
Untuk keharusan bergantung (khususnya yang menimbulkan kewajiban), kaidah
pengakuan keempat (keterukuran nilai kewajiban) dan pasti tidaknya pengorbanan
sumber ekonomik masa mendatang akan terjadi menimbulkan masalah pengakuan.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
9/26
Kewajiban kontraktual, konstruktif, dan demi keadilan dalam beberapa kasus juga
bersifat bergantung terutama bila kewajiban tersebut melibatkan penafsiran jumlah
masa datang yang meragukan. Oleh karena itu, diperlukan ketentuan yang lebih tegas
untuk mengakui kewajiban yang berkaitan dengan rugi bergantung. FASB memberi
contoh keadaan-keadaan kebergantungan rugi (loss contingencies) yang berpotensi
memicu pengakuan kewajiban sebagai berikut (SFAS No.5,prg.4) :
a. Ketertagihan piutang usaha.b. Keharusan berkaitan dengan jaminan produk dan kerusakan produk.c. Risiko rugi atau kerusakanproperty (fasilitas) kesatuan usaha akibat kebakaran,
ledakan, dan bahaya lainnya.
d. Ancaman pengambilalihan aset oleh pemerintah.e. Persengketaan yang memberatkan atau menunggu keputusan.f. Klaim, atau pungutan yang telah diajukan/dikenakan atau yang mungkin
(possible) terjadi.
g. Risiko rugi akibat bencana yang ditanggung oleh perusahaan asuransi kerugiandan kecelakaan dan perusahaan reasuransi.
h. Jaminan terhadap utang pihak lain.i. Keharusan bank komersial dalam ikatan standby letters of credit.
j. Perjanjian untuk membeli kembali piutang atau aset yang terkait yang telahdijual.
Rugi potensial yang dapat ditimbulkan oleh keadaan kebergantungan diatas
dapat diakui (dibebankan ke pendapatan) sebelum terlaksananya kejadian yang menjadi
syarat terjadinya rugi atau hanya diakui pada saat diperolehnya kepastian tentang status
kejadian yang menjadi syarat. FASB menetapkan bahwa rugi taksiran yang dapat terjadi
dari kebergantungan rugi harus diakrual (to be accruded) dengan membebankannya kependapatan (sebagai biaya atau rugi) bila kedua kondisi berikut dipenuhi (SFAS
No.5,prg.8) :
a. Informasi yang tersedia sebelum penerbitan statemen keuangan menunjukkanbahwa suatu aset cukup pasti telah turun nilainya (impaired) atau suatu
kewajiban cukup pasti telah terjadi pada tanggal statemen keuangan. Pada
tanggal statemen keuangan harus sudah dapat disimpulkan bahwa kejadian atau
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
10/26
beberapa kejadian yang menegaskan adanya rugi, cukup pasti (probable) akan
terjadi.
b. Jumlah rupiah rugi dapat diestimasi dengan cukup tepat (reasonably estimated).Bila kondisi diatas tidak terpenuhi, jumlah rupiah potensil harus tetap diungkapkan
dengan menjelaskan sifat dan implikasi kebergantungan tersebut. Ketentuan tentang
dapat diakrulnya rugi potensial sebelum kejadian yang menegaskan terjadinya dilandasi
oleh interpretasi tentang makna kewajiban dan aset serta konsep dasar penandingan
(matching)dan konservatisma.
Pengukuran
Pengukuran dilakukan setelah suatu kewajiban terukur dengan cukup pasti.
Penentuan kos kewajiban pada saat terjadinya paralel dengan pengukuran aset.
Terjadinya kewajiban pada umumnya disertai dengan pemrolehan aset atau timbulnya
biaya. Pemerolehan aset dapat berupa penguasaan barang dagangan atau aset nomoneter
lainnya yang terjadi dari transaksi pembelian. Pemerolehan aset dapat juga berupa kas
yang terjadi dari transaksi peminjaman (penerbitan obligasi) atau penerimaan uang
muka untuk barang atau jasa. Oleh karena itu pengukur yang paling objektif untuk
menentukan kos kewajiban pada saat terjadinya adalah penghargaan sepakatan
(measured considerations)dalam transaksi-transaksi tersebut dan bukan jumlah rupiah
pengorbanan ekonomik masa mendatang. Jadi,konsep dasar penghargaan berlaku baik
untuk aset maupun untuk kewajiban. Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban jangka
panjang.
Untuk kewajiban jangka pendek, kos penundaan dianggap tidak cukup material
sehingga jumlah rupiah kewajiban yang diakui akan sama dengan jumlah rupiah
pengorbanan sumber ekonomik (kas masa mendatang). Dengan kata lain, untukkewajiban jangka pendek, kos pendanaan (financing cost) atau kos penundaan (bunga
sebagai nilai waktu uang) dianggap tidak material.
Kewajiban Dalam Pembelian Kedit.
Dasar pengukuran aset yang paling objektif adalah kos tunai (cash cost) atau kos tunai
implicit (implied cash cost). Karena kewajiban merupakan bayangan cermin aset,
pengukurannya juga mengikuti pengukuran aset.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
11/26
Misalnya suatu perusahaan menandatangani kontrak pembelian mesin. Perusahaan
menyepakati harga kontrak mesin Rp 1.600.000,- dan dibayar dalam delapan kali
angsuran tiap akhir triwulan sebesar Rp 200.000,- tanpa menyebutkan adanya bunga
secara eksplisit. Dalam kasus ini sebenarnya harga nominal (kontrak) melebihi kos tunai
implicit yaitu jumlah rupiah yang diperlukan seandainya pembelian dilakukan secara
tunai Rp 1.465.000,- maka jumlah rupiah ini kos tunai implicit sedangkan selisih
sebesar Rp 135.000,- adalah setara dengan bunga dan harus dibebankan terhadap
pendapatan selama jangka waktu kontrak. Bunga ini akhirnya akan menjadi biaya yang
sesungguhnya terjadi atau nyata dan bukan bungan hipotetis. Dengan demikian, secara
konseptual kewajiban harus diakui pada saat transaksi sebagai berikut :
Mesin1.465.000,-
Utang Usaha 1. 465.000,-
Secara teknis pembukuan dapat saja jumlah rupiah bunga dicatat untuk
kepentingan internal dan jumlah utang dicatat sebesar nominalnya sebagai berikut :
Mesin1.465.000,-
Bunga Tanggungan.....135.000,-
Utang Usaha 1. 465.000,-
Bila cara diatas dilakukan, pelaporan kewajiban harus tetap menunjukkan nilai
tunai implisitnya dengan cara mengurangkan bunga tangguhan terhadap utang usaha.
Bunga tangguhan tidak dilaporkan sebagai aset.
Diskon dan Premium Utang Obligasi.
Nilai nominal atau jatuh tempo utang obligasi sering dianggap sebagai jumlahrupiah kesepakatan pada saat penerbitan obligasi baik bagi penerbit maupun kreditor.
Dasar pengukuran demikian sebenarnya tidak tepat. Untuk suatu kontrak utang dengan
ketentuan pembayaran bunga periodik dan pokok pinjaman pada akhir jangka kontrak,
pengukuran jumlah rupiah (kos) utang dan aset untuk dasar pencatatan pertama kali
yang tepat adalah kos tunai implisit.
Dalam hal obligasi jangka panjang, jumlah rupiah uang yang diterima oleh
penerbit dan yang dibayarkan oleh kreditor pada saat penerbitan hanyalah merupakan
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
12/26
bagian kecil dari jumlah total yang terlibat dalam kontrak obligasi. Jumlah rupiah total
ini adalah seluruh rupiah pembayaran masa mendatang (bunga periodic dan nominal
obligasi). Pembayaran masa datang ini sebenarnya terditi atas dua unsure yaitu : (1)
nilai sekarang pembayaran bunga periodic dan nilai sekarang nominal obligasi dan (2)
bunga efektif yang terlibat dalam penentuan harga obligasi tersebut.
Makna Harga Efektif Obligasi
Setelah transaksi terjadi maka kesepakatan dalam hubungannya dengan
obligasi tersebut mulai menunjukkan makna yang sebenarnya. Dengan berjalanya
kesepakatan dalam transaksi obligasi diatas, bunga Rp 100.000,- tiap tahun mulai
terhimpun dan dibayar secara periodic sampai jatuh tempo. Bersamaan dengan itu,
jumlah rupiah utang obligasi yang mula-mula tercatat akan berangsur-angsur berubah
(bertambah) menuju jumlah rupiah nilai jatuh tempo atau nominal. Kalau kos utang dan
aset dicatat sebesar nominal pada saat terjadinya, jelas kos ini tersaji lebih (overstated).
Diskon Obligasi
Diskon utang obligasi pada waktu penerbitan adalah suatu jumlah rupiah debit yang
menunjukkan biaya bunga yang harus dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Dengan
demikian, diskon harus dilaporkan dalam neraca sebagai akun pengurang nilai nominal
(jatuh tempo) utang obligasi. Jadi, akun diskon obligasi merupakan akun penilaian
(valuation account) terhadap akun utang obligasi sebagai bunga dibayar dimuka
(prepaired interest).
Premium Obligasi
Sejalan dengan penalaran tentang makna diskon obligasi yang dilandasi konsep dasarpenghargaan sepakatan, dapat disimpulkan bahwa premium yang dibayarkan investor
untuk obligasi merupakan unsure dari jjumlah rupiah utang perusahaan. Bersamaan
dengan berjalannya waktu mendekati jatuh tempo, jumlah rupiah bagian utang yang
merupakan premium harus diamortisasi secara sistematis dengan cara memisahkan dari
penghargaan sepakatan bagian yang diperhitungkan sebagai pembayaran bunga
tangguhan (deferred income) jelas tidak tepat karena secara konseptual pendapatan atau
laba tidak timbul dari proses pemrolehan utang. Pendapatan hanya timbul dari kegiatan-
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
13/26
kegiatan pembetukan pendapatan (earning process). Atas dsaar konsep kontinutitas
usaha, premium obligasi yang belum diamortisasi adalah benar-benar merupakan utang
dan jumlah amortisasi periodic adalah penyesuai (pengurang) terhadap biaya bunga dan
bukannya merupakan elemen pendapatan. Tanpa penyesuaian ini biaya bunga periodic
akan menjadi tersaji lebih (overstated).
Kewajiban Moneter dan Nonmoneter
Kewajiban dapat bersifat moneter dan nonmoneter. Kewajiban moneter adalah
kewajiban yang pengorbanan sumber ekonomik masa datangnya berupa kas dengan
jumlah rupiah dan saat yang pasti (baik jumlah tunggal maupun beberapa pembayaran
secara berkala). Secara konseptual, pada saat terjadinya, kewajiban moneter diukur atas
dasar nilai diskonan pembayaran kas masa datang (discounted future cash outflows).
Hal ini berlaku khususnya untuk kewajiban moneter jangka panjang. Untuk kewajiban
jangka pendek, kewajiban dapat diukur atas dasar nilai nominal (fase value) berdasarkan
konsep dasar materialitas.
Kewajiban nonmoneter adalah keharusan untuk menyediakan barang dan jasa dengan
jumlah dan saat yang cukup pasti yang biasanya timbul karena penerimaan pembayaran
dimuka untuk brang dan jasa. Bila pembayaran dimuka penuh, kewajiban nonmoneter
diukur atas dasar pembayaran tersebut yang menunjukkan harga yang disepakati untuk
barang dan jasa. Pembayaran penuh dimuka tersebut sebenarnya merepresentasikan
jumlah untuk menutup kos barang dan jasa yang akan diserahkan dan laba. Jumlah yang
digunakan untuk menutup menutup kos itulah yang murni merupakan kewajiban
sedangkan jumlah untuk menutup laba merupakan laba tangguhan yang tidak dapat
disebut sebagai kewajiban karena tidak memenuhi definisi kewajiban.Sebagai ilustrasi, misalkan suatu Perusahaan menerima uang muka sebesar Rp
100.000 yang menggambarkan jumlah rupiah penuh harga barang yang dipesan seorang
pelanggan. Dimisalkan pula kos produksi, pemasaran dan penjualan ditaksir dengan
cukup pasti sebesar Rp 80.000. Atas dasar permasalahan diatas, terdapat tiga alternative
untuk mengakui kewajiban yaitu :
a) Kas .. 100.000
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
14/26
Kewajiban Menyerahkan Barang
100.000
b) Kas 100.000Pendapatan Tangguhan
100.000
c) Kas 100.000Kewajiban Menyerahkan Barang .
80.000
Laba Tangguhan
20.000
Bila kos barang dan jasa merupakan unsur yang dominan, pembayaran di muka dapat
dianggap seluruhnya menimbulkan kewajiban (sebagai kewajiban lancar). Akan tetapi,
kalau kos merupakan unsure yang kecil dari seluruh harga jual barang dan jasa,
pembayaran dimuka dapat ndianggap seluruhnya kredit atau pendapatan tangguhan atau
pendapatan takterhak (unearned revenues) yang merupakan kewajiban non keharusan.
Keduanya masih memenuhi defiisi kewajiban karena adanya keharusan untuk
menyerahkan barang dan jasa. Perlakuan ini secara konseptual lebih didukung daripada
pemisahan uang muka menjadi komponen kos (merepresentasi kewajiban) dan laba.
Berikut argument-argumen yang mendukung :
a. Keharusan menyerahkan barang dan jasa merupakan bagian dari operassiperusahaan secara keseluruhan sehingga barang dan jasa dinyatakan dalam harga
jual dari kaca mata kedua pihak yang bertransaksi. Dengan demikian,
pemabayaran di muka merupakan pendapatan tangguhan yang menunggu
penyerahan barang bukan jumlah untuk menutup kos barang dan jasa.
b.
Sebagai bagian dari operaasi Perusahaan secara keseluruhan, penerimaan uangmuka lebih tepat bila diperlakukan seluruhanya sebagai kewajiban. Ini
merupakan konsekuensi argument a di atas.
c. Laba secara automatis tercipta pada saat pendapatan telah diakui sehinggapemisahan anatar kewajiban dan laba tangguhan tidak ada manfaatnya karena
keduannya sama-sama akan dilaporkan di sisi kredit dan bersifat kewajiban yang
keduannya terselesaikan pada saat barang dan jasa telah diserahkan.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
15/26
d. Kas yang diterima dapat dikaitkan dengan kos penyediaan barang/produk ataujasa yang diberi uang muka karena beberapa komponen produk atau jasa pada
umumnya sudah diperoleh perusahaan (misalnya depresiasi) bahkan beberapa
komponen mungkin belum diperoleh perusahaan pada saat penerimaan uang
muka. Tidak ada basis untuk menghubungkan secara rasional uang muka dengan
kos barang dan jasa yang harus diserahkan. Ini memperkuat argument b di atas.
e. Penyerahan barang merupakan saat yang kritis untuk mengakui pendapatandaripada saat penerimaan kas sehingga lab (baik sekarang atau tangguhan) tidak
dapat diakui pada saaat penerimaan kas. Jadi, percuma saja untuk memisahkan
uang muka untuk merepresentasi kos dan laba.
Penilaian
Penilaian kewajiban pada saat tertentu adaalah penentuan jumlah rupiah yang harus
dikorbankan seandainya pada saat tersebut kewajiban harus dilunasi. Dengan kata lain
penilaian adalah penentuan nilai sekarang kewajiban. Dalam hal obligasi, nilain
sekarang tersebut disebut nilai bawaan (carrying value) atau nilai pelunasan sekarang
(current settlement value). Nilai pelunasan sekarang pada umumya bergantung pada
nilai pasar obligasi. Amortisasi diskun atau premium merupakan proses dalam rangka
penelusuran kewajiban untuk menentukan nilai pelunsan sekarang. Untuk kewajiban
moneter, nilai sekarangnya biasanya ditentukan atas dasar aliran kas keluar masa datang
diskunan dengan tingkat bunga pasar sebagi tariff diskun.
Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang disengaja dilakukan oleh kesatuan usaha
untuk memenuhi (to satisfly) kewajiban pada saatnya dan dalam kondisi normal usaha
(in due course of business) sehingga tia bebas dari kewajiban tersebut. Pelunasan
biasannya merupakan pemenuhan secara langsung kepada pihak yang berpiutang.Pelunasan menjadikan kewajiban tersebut hapus, tiada, atau lenyap (extinguished)
secara langsung (kewajiban langsung didebit). Kebanyakan kewajiban dipenuhi dengan
pentransfer asset atau penyedia jasa oleh kesatuan usaha kepada kesatuan usaha lainya.
Beberapa kewajiban menjadi batal atau kesatuan usaha menjadi bebas dari kewajiban
lantaran pengampunan (forgiveness) sebagian/seluruhnya, kompromi,
penimbulan/pengakuan kewajiban baru/pengganti, pengambil-alihan kewajiban oleh
pihak lain, atau keadaan khusus misalnya dalam kasus restrukturisasi utang.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
16/26
Dasar atau atribut penialian kewajiban
Basis (Atribut) Penialain Keterangan Contoh Pos yang Berputar
Harga pasar sekarang berbagai kewajiban yang kewajiban penerbit opsi (baik
(current market value) melibatkan komoditas dan call maupun put options) sebelum
Surat-surat berharga (comodi - jangka opsi habis (expired) dan
Ties And securities) beberapa kewajiban pedagang efek
Nilai pelunasan neto (net settlement berbagai kewajiban yang meli- utanng usaha, utanng garansi. dan
Value) batkan jumlah rupiah yang cukup utanng wesel jangka pendek
pasti tetapi waktu pelunasannya
tidak cukup pasti
Nilai diskunaan aliran kas masa kewajiban moneter jangka pan- utang obligasi, dan utang wesel
Datang (discounted value of jang jumlah rupiah maupun jangka panjang.
Future cash flows) saat pembayaran cukup pasti
a. Nilai pelunasan neto ini harus dibedakan dengan nilai pelunasan sekarang. Nilaipelunasan neto adalah jumlah rupiah kas tak diskunan (undiscouted) yang
diharapakan akan dibayarkan untuk melunasi utanng pada saatnya termasuk kos
langsung yang diperlukan dalam rangka pelunasan.
b. Kewajiban semacam ini banyak timbul bagi para pedagang efek atau bagiperusahaan yang sering melakukan jual bel saham sebagi investasi jangka
pendek.
FASB member pedoman tentang saat pelenyapan (extinguishment) kewajiban. Debitur
harus mengawaakui suatu kewajiban hanya apabila telah lenyap. Pada mulanya FASB
menentukan criteria lenyapnya suatu kewajiban dalam SFAC no. 76 sebagai berikut :
a. Debitur membayar atau melunsai kreditor dan bebas dari semua keharusan yangberkaitan dengan utang. Pelunasan ini meliputi pemerolehan kembali sekuritas
utang yang beredar di pasar modal, tanpa memperhatikan apakah sekuritas utang
tersebut dibatalkan (canceled) atau ditahan sementara sebagai obligasi, treasuri..b. Debitur telah dibebaskan secara hokum dari statusnya sebagi penanggung utang
(obligor) utama baik oleh keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat
dipastikan (probable) bahwa debitor tidak akan diharuskan melakukan
pembayaran dimasa datang yang berkaitan dengan utang dengan pinjaman
dalam bentuk apapun (debt under any guarantes)
c. Debitor menaruh kas atau asset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalamsuatu perwalian (trust) yang semata-mata digunakan untuk pelunasan pembayara
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
17/26
bunga serta pokok suatu pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi
debotor untuk diharuskan lagi dilakukan pembayaran di masa datang yang
berkaitan dengan pinjaman tersebut.
Didalam FASB menetapkan bahwa suatu kewajiban dapat dikatakan lenyap kalau salah
satu kondisi berikut dipenuhi :
a. Debitur membayar kreditor dan terbebaskan dari keharusan yang melekat padakewajiban. Membayar kreditor mencakupi penyerahan kas, asset financiall lain,
barang, atau jasa atau penebusan sekuritas utang oleh debitor untuk menghapus
utang atau untuk menahannya sebagi utang obligasi treasuri.
b. Debitor telah dibebaskan secara hokum dari status nya sebagai penanggunngutang (obligor) utama baik oleh keputusan pengadilan maupun oleh kreditor.
Instrument financial adalah kas, bukti pemilikan (ownership interesta) dalam suatu
entitas, atau suatu kontrak yang memuat ketentuan berikut :
a. Mengenakan atas suatu entitas keharusan kontraktual untuk (1) menyerahkankas instrument financial lainnya kepada entitas kedua atau (2) menukar
instrument finansial yang dipegang entitas kedua dengan instrumen financial
lain atas entitas kedua.
b. Mengalihakn atau member kepada entitas kedua diatas suatu ha kontraktualuntuk (1) menerima kas atau instrumen financial lainnya dari entitas pertama
atau (2) menukarkan instrument financial yang dipegangnya dengan instrument
financial lain dari entitas pertama atas keuntunagn entitas kedua.
Transfer Aset Finansial
Untuk melunasi kewajiban, suatu entitas dapat mentransfer asset financial (termasuk
kas), barang, atau jasa. Pada umumnya, bila kewajiban telah dilunasi dengan
mentransfer secar penuh kas, baranng, atau jasa ke debitor, maka pada saat itu di anggaptuntas. Debitor tidak lagi terlibat dengan asset atau kreditor secara financial. Pelunasan
kewajiban dengan asset financial juga dapat bersifat tuntas bila penyerahanaset financial
bersifat tak bersyarat dan dianggap penjualan. Artinya, asset fianansial dijual dianggap
dijual secara tunai dank as yang diterima seketika itu pula dianggap untuk meluasi
kewajiban.
Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
18/26
Bila kewajiban dilunasi pada saat jatuh tempo,, nilai jatuh tempo (nominal) dengan
sendirinnya merefleksi nilai sekaranng (saat pelunasan) kewajiban sehingga tidak ada
selisih antara jumlah rupiah yang dibayar dan nilai nominal. Nilai jatuh tempo juga akan
sama dengan nilai buku atau nilai bawaan (carrying value) kewajiban karena proses
amortisasi selisih antara nominal dan nilai pasar pada saat penerbitan utang (misalnya
obligasi). Selama beredar, nilai pasar atau nilai sekarang kewajiban berfluktuasi
megikuti tingkat bunga yang berlaku tetapi pada umumnya fluktuasi tersebut tidak
diakui dalam pembukuan debitor. Dengann kata lain, debitor tidak mengakui untung
atau rugi fluktuasi harga. Oleh karena itu, bila utang dilunasi sebelum jatuh tempo
(APBO no.26 menyebutnya sebagai esrly extinguisment of debt), debitor harus menebus
utang tersebut dengan harga pasarnya sehingga dapat terjadi selisih antara nilai bawaan
dan nilai penebusan. Yang menjadi masalah adalah apakah selisih dapat diperlakukan
sebagai untung atau rugi (masuk statement laba-rugi) atau sebagai penyesuai ekuitas
pemegang saham (adjustment to stakeholders equity).
Kriteria untuk menentukan hal ini adalah apakah pos tersebut merupakan akibat
transaksi atau kejadian yang mempunyai sifat sebagai berikut :
A. Sangat berbeda dengan kegiatan operasi rutin kesatuan usahaB. Tidak diharapkan akan sering terjadiC. Berpengaruh material terhadap operasi perusahaan secara keseluruhanKetentuan APB dan FASD diatas berlaku baik untuk penarikan kembali utang dengan
atau tanpa pendanaan (refunding atau non refunding estinguishment).APB berargumen
bahwa sifat semua pelunasan utang sebelum jatuh tempo pada dasarnya sama.untuk
pelunasan dengan pendanaan sebenarnya terdapat tiga perlakuan alternative untuk
selisih yaitu :
A.
Selisih diamortisasih selama sisa umur semula utang yang ditarik kembaliB. Selisih diamortisasih selama umur utang baru yang diterbitkanC. Selisih diakui pada saat penarikan dan dilaporkan distatement labarugi tahun
bersangkutan.
Alternatif (a) dilandasi oleh pemikiran bahwa selisih tersebut merupakan penyesuai
terhadap pos peminjaman ( pos bunga ) lama selama sisa waktu pinjaman akibat
diperolehnya pinjaman baru.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
19/26
Alternatif (b) dilandasi oleh gagasan bahwa motivasi pendanaan kembali utang adalah
untuk mendapatkan tingkat bunga yang lebih menguntungkan selama umur utang baru
dibanding tingkat bunga selama sisa umur utang lama.
Alternatif (c) didasarkan pada pemikiran bahwa pelunasan lebih awal dengan pendanaan
kembali sifatnya sama dengan pelunasan yang lain.
Utang terkonversi
Utang terkonversi atau konvertibel merupakan salah satu instrumen financial.
Sekuritas yang semacam ini biasanya mempunyai status sebagai kewajiban dan ekuitas
sekaligus. Artinya pemegang instrumen mempunyai hak istimewa untuk mengubah
status utang menjadi ekuitas setiap saat selama hak tersebut masih berlaku. Instrumen
semacam ini adalah salah satu bentuk dari apa yang disebut sekuritas hibrida.
Contoh yang paling sering dijumpai dalam praktik adalah obligasi
terkonversi.obligasi terkonersi pada umumnya diterbitkan untuk menarik para investor
karena mereka dapat meggeser resiko atau mengubah status sekuritas menjadi lebih
menguntungkan. Hak konversi digunakan untuk menarik investor untuk mengimbangi
tingkat bunga umum. Oleh kaena itu harga perdana biasanya jauh lebih ringgi dari
obligasi biasa dengan tingkat resiko yang sama. Kelebihan ini dapat dipandang sebagai
harga hak konversi yang setara dengan hak opsi atau waran seandainya saham
diterbitkan secara terpisah. Hebdriksen dan van breda menunjukkan bahwa obligasi
terkonversi biasaya mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Tingkat bunga nominal jauh dibawah tingkat bunga pasar untuk obligasi biasayang setara
2. Harga konversi yang ditetapkan lebih tinggi dari harga pasar saham biasa3. Harga konversi tidak pernah menurun selama masa hak konversi kecuali karena
penyesuaian yang diperlukan akibat pengambilan hak yang melekat pada sahambiasa seperti dalam hal terjadi pemecahan saham atau dividen saham
Hal diatas menjadi karakteristik obligasi terkonversi karena pada umumnya
perusahaan penerbit merupakan perusahaan yang agresif dan sedang berkembang
sehingga memerlukan dana yang cukup murah. Itulah sebabnya karakteristik 1 selalu
melekat pada obligasi konversi. Karakteristik 2 dan 3 dimaksudkan agar pemegang
obligasi tidak segera mengkonversi obligasinya.karena akan kehilangan kesempatan
untuk memanfaatkan pengamatan pajak. Bila prospek perusahaan sangat baik, obligasi
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
20/26
tekonversi masih tetap menarik bagi investor. harga saham yang cukup pasti memicu
investor utuk mengkonversi obligasinya.
Karena bersifat kewajiband an ekuitas masalah pada saat pengakuan adalah
apakah harga penerbitan (kos) obligasi harus dipecah menjadi porsi merepresentasi
utang obligasi dan porsi yang merepresentasi hak konversi atau haraga penerbitan tidak
pecah dan tang terkonversi dianggap utang semata-mata. pendukung alokasi
berargumen bahwa kaena utang tekonversi mengandung sifat utang dan ekuitas, kedua
komponen harus diakui secara terpisah. Pandangan ini didasarkan atas pemmikiran
sebagai berikut:
a. Hak konversi mempuyai nilai ekonomik sehingga tidak berbeda dengan sifat hakopsi atau waran. Oleh karena itu nilai tersebut harus dilaporkan secara terpisah
dengan nilai utang sejalan dengan perlakuan hak opsi atau waran. Analogi
dengan goodwill, nilai hak konversi secara logis juga harus dipisahkan. Bila
tidak dipisahkan akan terjadi inkonsistensi perlakuan akuntansi.
b. Pada saat penerbitan hak konversi atau nilai utang obligasi biasa dapat diukursecara cukup andal sehingga tidak ada kesulitan teknis utuk mengimplementasi
pemisahan tersebut. nilai informasional pemisahan jauh lebih peting dari
masalah kepraktisan sehingga kepraktisan tidak relevan sebagai basis penolakan
pemisahan
c. Tujuan penebitan utang terkonversi yang sebenarnya adalah pendanaan denganekuitas. Sifat utang semata-mata untuk melindungi inveator dari keadaan jelek
yang dapat menimpa perusahaan.
Sementara itu, pendukung semata-mata utang mengajukan argumen sebalinya.
Dasar pemikiran yang melandasi perlakuan sebagai utang semata-mata dapat
dikemukakan sebagai berikut:a. Utang obligasi tekonversi merupakan sekuritas hibrida sehingga harus dpandang
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hak konversi tidak
independen terhadap utang oblligasi. Artinya hak konversi tidak dapat dijual
tanpa menjual obligasi terkonversi atau sebaliknya. Pilihan antra
mempertahankan obligasi dan mengambil hak konversi bersifat saling
meniadakan
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
21/26
b. Penilaian hak konversi akan bersifat subjektif karena ketidakterpisahan keduakomponen. Alasannya adalah adanya ketidakkpastian dalam hal saat
pengambilan hak konversi dan nilai saham pada saat konversi. Kesulitan praktis
akan lebih terasa bila tidak ada sekuritas sejenis yang dijual secara bebas
Jadi ketidakterpisahan dan kepraktisan menjadi landasan pikiran untuk
memperlakukan utang terkonversi semata-mata sebagai utang. Hal ini lah yang menjadi
basis opini APB yang memandang nilai obligasi dan hak konversi sebagai satu kesatuan.
Meskipun demikian untuk sekuritas utang dengan hak beli saham yang terpisah,
APB mengambil posisi sebaliknya yaitu porsi nilai securitas yang melekat pada hak beli
harus diperlukan sebagai modal setoran dan nilainya ditentukan atas dasar nilai wajar
relatif dari kedua sekuritas pada saat penerbitan. Hal ini berlaku untuk securitas utang
dengan hak beli saham atau waran terpisah. Artinya waran tetap berlaku meskipun
utnag sudah dilunasi atau pengambilan hak waran tidak harus disertai dengan
penyerahan sekuritas utang yang berkaitan. Bila waran melekat pada sekuritas utang,
perlakuan terhadap kas hasil penerbitan sekuritas utang sama dengan perlakuan terhadap
utang terkonversi. Perdebatan mengenai perlakuan sekuritas hibrida timbul karena
pembedaan elemen kewajiban dan ekuitas secara defisional sehingga selalu timbul
masalah klasifikasi terhadap sekurutas hibrida atau instrumen keuangan. Salah satu
pemecahan masalah ini adalah mendefinisakan ekuitas dalam arti luas yang mencakupi
utang kemudian mengklasifikasi ekuitas menjadi beberapa kelas.
Cara lain adalah menyediakan subklasifikasi yang tegas untuk berbagai
instrumen finansial untuk dapat diakui dan dilaporkan dalam neraca secara mudah atas
dasar FASB. Instrumen finansial tersebut adalah:
1. Unconditional receivable payable contracts2.
Conditional recevable payable contracts
3. Financial option contracts4. Financial guarantees or other conditional exchange contracts5. Financial forward contracts6. Equity instruments
Pembebasan Substabsif
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
22/26
Pada mulanya FASB menetapkan bahwa kewajiban dapat dianggap lenyap
apabila debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam
suatu perwalian dan aliran kas dari aset tersebut akan cukup untuk pelunasan
pembayaran bunga serta poko pinjaman
Bila telah dicapai saat sehingga debitor tidak perlu lagi melakukan pembayaran
dimasa datang yang berkaitan dengan pinjaman tersebut maka pada saat tersebut secara
substansif debitr sudah bebas dari kewajiban sehingga dapat mengakui kewajiban dan
aset dalam perwalian meskipun utnag belum jatuh waktu. Demikian juga bila debitor
membentuk dana pelunaasan utang obligasi pada saat debitor sudah tidak perlu lagi
membayar atau menyetor kas ke dana tersebut sudah pasti akan cukup untuk menutup
utang pada saat jatuh tempo, maka pada saat itu kewajiban debitor secara substansif
dianggap lenyap meskipun kewajiban belum jatuh tempo. Jadi pada saat tidak adal lagi
keharusan membayar, telah terjadi pembebasan substansif. Masalah teoritis dalam hal
ini adalah apakah pada saat terjadi pembebasan substansif perusahaan dapat mengakui
kewajiban.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa FASB membolehkan pengawaakan
kewajiban pada saat tercapainya pembebasan substansif melalui SFAS. Namun
kemudian FASB membatalkan ketentuan tersebut dengan dikeluarkannya SFAS dalam
standar ini FSAB menegaskan bahwa pada saat terjadi pembebasan substansif,
kewajiban tidak dapat dihapus karena kejadian tersebut tidak emenuhi karakteristik atau
kriteria kritis sebagai berikut:
a. Debitor tidak dengan sendirinya menjadi bebas dari kewajiban secara hukum hanyalataran perusahaan menematkan aset kedalam suatu pewalian. Alasannya adalah
bahwa kalau aset dalam perwalian teryata tidak cukup debitor tetap harus menutup
kekurangan tersebut.b. Untuk pelunasan kewajiban, sumber dana tidak dibatasi hanya dari dana yang
ditemoatkan dalam perwalian. Bahwa perusahaan secara substansif mempunyai
kemampuan untuk melunasi utang tidak dengan sendirinya utang tersebut dapat
dihapus
c. Creditor tidak mempunyai kekuasaan untuk menggunakan secara bebas aset dalamperwalian dan juga tidak dapat menghentikan atau membatalkan perwalian tersebut.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
23/26
d. Kalau ternyata aset dalam perwalian melebihi apa yang diperlukan untuk membayarpokok dan bunga pinjaman debitor dapat menggunakan kelebihan tersebut. ini
berarti bahwa aset dalam perwalian masih dikuasai oleh debitor
e. Kreditor atau agennya bukan pihak yang terikat dalam kontrak pembentukann danapembebasan utang
f. Debitor tidak menyerahkan kendali atas manfaat aset karena anfaat aset tersebutmasih melekat pada debitor meskipun debitor telah mengawakuinya sementara itu
kreditor juga tidak mengakuinya sebagai aset sehingga praktis aset tersebut masih
dikuasai debitor
Alasan lain yang sering dikemukakan adalah pengawakaan kewajiban pada saat
tercapainya pembebasan substantif sama saja dengan mengkompensasi kewajiban
dengan aset. Kritik lain adalah pengawaakuan kewajiban pada saat terjadinya
pembebasan subtantif dapat dimanfaatkan oleh debitor untuk melakukan manajemen
laba dan peningkatan kinerja. Hal ini dapat dilakukan karenakeutungan bagi debitor
sebagai berikut:
a. Kewajiban dihapus dari neraca sehingga resiko kewajiban-ekuitas membaikb. Laba tahun berjalan akan meningkat dengan jumlah utang yang tejadi dalam
pengawakuan kewajiban. Hal ini terjadi bila selisih antara nilai tunai dana aset dan
nominal utang dicatat sebagai untung
c. Untung pengawakuan kewajiban tidak dikenai pajak kerena untuk tersebutsebenarnya belum teralisasi sehingga perusahaan dapat menghemat atau menunda
pajak dan meningkatkan profitabilitas secara cukup berarti pada saat pembebasan
subtantif
d. Bila berupa obligasi pemerintah perusahaan dapat menghemat pajak karenapenghitungan pajak pendapatan bunga obligasi pemerintah dapat dikompensasi olehbiaya bunga utang
e. Pembebasan subtantif memungkinkan perusahaan untuk memperlakukan kewajibanjangka panjang seperti mengelola surat-surart berharga disisi aset. Artinya,
perusahaan seakan-akan bebas melunasi utang jangka panjang setiap saat
dikehendakinya hanya dengan menyisihkan aset tertentu
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
24/26
Penolakan FASB terhadap pengawaakuan kewajiban pada saat pembebasan
subtantif seakan-akan bertentagan dengan konsep subtantif mengungguli bentuk.
Substansi ekonomik juga harus menggambarkan realitas ekonomik.
Penyajian
Secara umum kewajiban disajikan dalam neraca atas dasar urutan kelancarannya
sejalan dengan penyajian aset. PSAK No.1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan
menurut urutan likuiditas sedangkan kewjiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.
Dari segi urutan perlindungan dan jaminan, utang yang dijamin pada umumnya
disajikan lebih dahulu untuk menunjukkan dalam hal ini terjadi likuidasi utang ini harus
dibayar dan kewajiban disajikan lebih dahulu daripada ekuitas.
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek bila:
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasiperusahaan
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neracaSiklus operasi normal perusahaan sangat sulit untuk diidentifikasi sehingga
dalam implementasinya, waktu satu tahun dianggap sebagai siklus operasi normal
perusahaan karena dianggap praktis untuk kepentingan akuntansi. Paragraf 47
menyebutkan bahwa kewajiabn berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam waktu
dua belas bulan sejak tanggal neraca apabila:
a. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belasbulan
b. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaanjangka panjang
c. Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembaliatau penjadualan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebleum laporan
keuanga disetujui
Penyajian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam kewajiban lancar akan
mempengaruhi likuiditas. Oleh karena itu syarat di atas diperlukan agar kewajiban
jangka pendek tidak diklasifikasi sebagai utang jangka panjang
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
25/26
Standar akuntansi yang berkaitan dengan berbagai jenis kewajiban dan kontrak
biasanya menetapkan hal-hal yang harus diungkapkan
Hak mengkompensasi
Kewajiban tidak selayaknya disajikan di neraca dengan mengkompensasinya
atau mengkotraknya dengan aset yang dianggap berkaitan. Misalnya dalam hal subtantif,
dana pelunasan obligasi tidak dapat dikompensasikan dengan utang obligasi.
Kompensasi tidak dapat dilakukan karena tidak ada transaksi yang menghubungkan
antara debitor dan kreditor. Artinya pembentukan dana merupakan kegiatan internal
perusahaan atau kehendak manajamen dan bukan transaksi yang melibatkan kreditor.
Adakalanya hak mengontra diperbolehkan bila kondisi tertentu dipenuhi.
Kondisi ini bisaya berkaitan dengan apa yang disebut sebagai kontrak bersyarat dan
kontrak pertukaran. Kontrak bersyarat adalah kontrak yang hak dan kewajiban
bergantung pada timbulnya kejadian masa datang tertentu yag belum tentu terjadi dan
dapat mengubah saat penerimaan, penyerahan atau pertukaran jumlah rupiah.
Contohnya adalah futures contrac dan forward purchase sale contracts. Kontrak
pertukaran adalah kontrak yang mewajibkan adanya pertukan aset dan kewajiban
dimasa datang dan bukan hanya transfer aset dari satu pihak saja. Contohnya adalah
interest rate swaps dan currency swaps.
Secara umum pengkompensasian aset dan kewajiban dalam neraca adalah tidak
layak kecuali terdapat hak mengontra. FASB mengidentifiksi hak mengontra adalah hak
yuridis debitor, lantaran kontrak atau lainnya untuk menghapus semua atau sebagian
utang kepada pihak lain dengan cara mengkompensasi utang tersbut dengan jumlah
yang pihak lain berutang kepada debitor. Hak mengontra ini dikatakan ada bilamana
semua kondisi berikut dipenuhi:a. Tiap pihak dari dua pihak yang berkontrak utang kepada yang lain suatu jumlah
rupiah tertentu.
b. Puhak pelapor mempunyai hak menngontra jumlah yang diutangnya denganjumlah yang diutang pihak lain.
c. Pihak pelapor memang berniat untuk mengontra.d. Hak mengontra terpaksakan secara hukum.
-
7/22/2019 Teori Akuntansi_Kewajiban.docx
26/26