teori alt.docx

Upload: theamyma

Post on 10-Feb-2018

266 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    1/58

    Asepwandi's Blog

    Just another WordPress.com site

    Skip to content

    Home About external contoh kata pengantar ilmu ANALISIS PROKSIMAT ilmu analisis proksimat 2 ilmu antibiotik ilmu antibiotik 3 ilmu asam oksalat ilmu BAB 8 DAYA KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK ilmu BOILER KETEL UAP (STEAM) ilmu contoh jenis desinfektan ilmu DAYA KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK ilmu desinfektan ilmu jenis-jenis antibiotika dan kemoterapetika ilmu kbm ilmu laporan mikrobiologi ilmu mikrobiologi 2 ilmu mikrobiologi 4 ilmu mikrobiologi oligodinamik ilmu mpn ilmu Pencemaran air 1 ilmu PENENTUAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) ilmu uji amilolitik ilmu UJI BAKTERI ESCHERICIA COLI PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG ilmu ultrastuktur laporan kimia bahan makanan . teknik sampling batubara . oleh asep wandi kelas xii ak 1

    , smkn 13 bandung

    makalah mikrobiologi tpc mpn uji bonterey dan kawan kawan

    http://asepwandi.wordpress.com/http://asepwandi.wordpress.com/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-penentuan-angka-lempeng-total-alt/#contenthttp://asepwandi.wordpress.com/ilmu-penentuan-angka-lempeng-total-alt/#contenthttp://asepwandi.wordpress.com/http://asepwandi.wordpress.com/http://asepwandi.wordpress.com/about/http://asepwandi.wordpress.com/about/http://asepwandi.wordpress.com/external-contoh-kata-pengantar/http://asepwandi.wordpress.com/external-contoh-kata-pengantar/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-analisis-proksimat/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-analisis-proksimat/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-analisis-proksimat-2/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-analisis-proksimat-2/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-antibiotik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-antibiotik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-antibiotik-3/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-antibiotik-3/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-asam-oksalat/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-asam-oksalat/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-bab-8-daya-kerja-antimikroba-dan-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-bab-8-daya-kerja-antimikroba-dan-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-boiler-ketel-uap-steam/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-boiler-ketel-uap-steam/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-contoh-jenis-desinfektan/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-contoh-jenis-desinfektan/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-daya-kerja-antimikroba-dan-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-daya-kerja-antimikroba-dan-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-desinfektan/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-desinfektan/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-jenis-jenis-antibiotika-dan-kemoterapetika/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-jenis-jenis-antibiotika-dan-kemoterapetika/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-kbm/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-kbm/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-laporan-mikrobiologi/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-laporan-mikrobiologi/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-2/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-2/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-3/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-3/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mpn/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mpn/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-pencemaran-air-1/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-pencemaran-air-1/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-penentuan-angka-lempeng-total-alt/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-penentuan-angka-lempeng-total-alt/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-uji-amilolitik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-uji-amilolitik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-uji-bakteri-eschericia-coli-pada-depo-air-minum-isi-ulang/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-uji-bakteri-eschericia-coli-pada-depo-air-minum-isi-ulang/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-ultrastuktur/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-ultrastuktur/http://asepwandi.wordpress.com/laporan-kimia-bahan-makanan-teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-smkn-13-bandung/http://asepwandi.wordpress.com/laporan-kimia-bahan-makanan-teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-smkn-13-bandung/http://asepwandi.wordpress.com/laporan-kimia-bahan-makanan-teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-smkn-13-bandung/http://asepwandi.wordpress.com/laporan-kimia-bahan-makanan-teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-smkn-13-bandung/http://asepwandi.wordpress.com/laporan-kimia-bahan-makanan-teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-smkn-13-bandung/http://asepwandi.wordpress.com/makalah-mikrobiologi-tpc-mpn-uji-bonterey-dan-kawan-kawan/http://asepwandi.wordpress.com/makalah-mikrobiologi-tpc-mpn-uji-bonterey-dan-kawan-kawan/http://asepwandi.wordpress.com/makalah-mikrobiologi-tpc-mpn-uji-bonterey-dan-kawan-kawan/http://asepwandi.wordpress.com/laporan-kimia-bahan-makanan-teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-smkn-13-bandung/http://asepwandi.wordpress.com/laporan-kimia-bahan-makanan-teknik-sampling-batubara-oleh-asep-wandi-kelas-xii-ak-1-smkn-13-bandung/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-ultrastuktur/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-uji-bakteri-eschericia-coli-pada-depo-air-minum-isi-ulang/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-uji-amilolitik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-penentuan-angka-lempeng-total-alt/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-pencemaran-air-1/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mpn/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-3/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-mikrobiologi-2/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-laporan-mikrobiologi/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-kbm/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-jenis-jenis-antibiotika-dan-kemoterapetika/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-desinfektan/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-daya-kerja-antimikroba-dan-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-contoh-jenis-desinfektan/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-boiler-ketel-uap-steam/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-bab-8-daya-kerja-antimikroba-dan-oligodinamik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-asam-oksalat/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-antibiotik-3/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-antibiotik/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-analisis-proksimat-2/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-analisis-proksimat/http://asepwandi.wordpress.com/external-contoh-kata-pengantar/http://asepwandi.wordpress.com/about/http://asepwandi.wordpress.com/http://asepwandi.wordpress.com/ilmu-penentuan-angka-lempeng-total-alt/#contenthttp://asepwandi.wordpress.com/
  • 7/22/2019 teori alt.docx

    2/58

    ilmu PENENTUAN ANGKA LEMPENG

    TOTAL (ALT)

    BAB I

    PENENTUAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT)

    Metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk menentukan jumlah total

    mikroorganisma aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) pada produkperikanan.

    Istilah dan definisi :

    Angka lempeng total aerob :Jumlah mikroorganisma hidup yang membutuhkan oksigen yang

    terdapat dalam suatu produk yang diuji.

    Inkubasi : Pengkondisian mikroorganisma untuk tumbuh dan berkembang biak sesuai dengan

    suhu dan waktu yang diperlukan.

    Koloni : Sel mikroba yang tumbuh pada media agar dan dapat dilihat secara visual.

    Mikroorganisma : Kelompok organisma yang berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dibawah

    mikroskop.

    Media Agar : Media padat yang digunakan untuk pertumbuhan mikrorganisme.

    Psikofilik : Kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu kurang dari 20C.

    Mesofilik : Kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu 20 C-40C.

    Termofilik : Kelompok mikroorganisme yang hidup pada suhu lebih besar dari 40C.

    Pertumbuhan mikroorganisme aerob dan anaerob (psikrofilik, mesofilik dan termofilik) setelah

    contoh diinkubasikan dalam media agar pada suhu 35C 1C selama 24 jam 48 jam 1 jammikroorganisme ditumbuhkan pada suatu media agar, maka mikroorganisma tersebut akan

    tumbuh dan berkembang biak dengan membentuk koloni yang dapat langsung dihitung.

    Penentuan Angka Lempeng Total dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, metoda cawan agartuang/pour plate yaitu dengan menanamkan contoh ke dalam cawan petri terlebih dahulukemudian ditambahkan media agar. Kedua, metode cawan agar sebar/spread plate yaitu dengan

    menuangkan terlebih dahulu media agar ke dalam cawan petri kemudian contoh diratakan pada

    permukaan agar dengan menggunakan batang gelas bengkok.

    Peralatan

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    3/58

    1. Timbangan dengan ketelitian 0,0001 g;2. Autoclave;3. Inkubator 35 C 1C4. Anaerobic jar;5. Cawan petri 15 mm x 90 mm;6.

    Botol pengencer 20ml;7. Alat penghitung koloni;

    8. Blender besertaJaryang dapat disterilisasi atau stomacher;9. Batang gelas bengkok diameter 3 mm4 mm, dengan panjang tangkai 15 cm-20 cm;10.Pipet gelas atau pipetor : 0,1 ml, 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Media dan pereaksi

    o Plate CountAgar, sesuai lampiran A (normatif);o LarutanButterfields phosphate buffered, sesuai lampiran B (normatif);o Gaspackdan indikator airanaerob.

    Kondisi

    Pada metode cawan agar tuang, untuk menghindari berkurangnya populasi bakteri akibat panasyang berlebihan maka media agar yang akan dituang mempunyai suhu

    45C 1C.

    Preparasi contohBerat contoh yang akan diuji diambil dengan ketentuan sebagai berikut:

    a) Contoh dengan berat lebih kecil dari 1 kg

    Dengan menerapkan teknik aseptis, ambil contoh secara acak dan potong kecil-kecil hingga

    beratnya mencapai 100 g.

    b) Contoh dengan berat 1 kg4,5 kg

    Dengan menerapkan teknik aseptis, ambil contoh secara acak dan potong kecil kecil hinggaberatnya mencapai 300 g.

    c) Contoh dengan berat lebih besar dari 4,5 kg

    Dengan menerapkan teknik aseptis, ambil contoh secara acak dan potong kecil kecil hinggaberatnya mencapai 500 g.

    Timbang contoh secara aseptik sebanyak 25 g untuk contoh dengan ketentuan a) dan b) dan 50 guntuk contoh dengan ketentuan c) diatas, kemudian masukkan dalam wadah atau plastik steril.

    Untuk contoh 25 g tambahkan 225 ml larutan butterfields phosphate buffereddan untuk contoh

    50 g tambahkan 450 ml larutan butterfields phosphate buffered, homogenkan selama 2 menit.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    4/58

    Homogenat ini merupakan larutan pengenceran 10-1. Dengan menggunakan pipet steril, ambil

    1ml homogenat diatas dan masukkan ke dalam 9ml larutan butterfields phosphate buffered

    untuk mendapatkan pengenceran 10-2. Siapkan pengenceran selanjutnya (10-3) denganmengambil 1 ml contoh dari pengenceran 10-2 ke dalam 9 ml larutan butterfields phosphatebuffered. Pada setiap pengenceran dilakukan pengocokan minimal 25 kali. Selanjutnya lakukan

    hal yang sama untuk pengenceran 10-4, 10-5 dst sesuai kondisi contoh.

    Langkah Kerja :1.Teknik Dilusi (Pengenceran)

    Teknik dilusi sangat penting di dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua metode

    perhitungan jumlah sel mikroba mempergunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count).

    Cara Kerja :

    Dari larutan kultur kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml air steril ataularutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/10 bagian.

    Dari larutan dilusi 1/10 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml air steril ataularutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/100 bagian.

    Dari larutan dilusi 1/100 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml air steril ataularutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/1000 bagian.

    Dari larutan dilusi 1/1000 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam 9 ml air sterilatau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi 1/10.000 bagian.

    DstMaksud dari 1/10, 1/100, 1/1000, 1/10.000 dst adalah suatu rasio dilusi yang apabila pada tiap

    dilusi ditumbuhkan ke dalam suatu media dan koloninya yang tumbuh dapat dihitung, makajumlah sel mikroba dapat diketahui dengan cara :

    Maksud dari 1/10, 1/100, 1/1000, 1/10.000 dst adalah suatu rasio dilusi yang apabila pada tiap

    dilusi ditumbuhkan ke dalam suatu media dan koloninya yang tumbuh dapat dihitung, maka

    jumlah sel mikroba dapat diketahui dengan cara :

    Jumlah koloni x 1

    Pengenceran

    Misal :

    Apabila pada dilusi 1/100 tumbuh sebanyak 20 koloni, maka dapat diketahui jumlah sel adalah: 20 koloni x 1 = 2000 sel

    1/100

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    5/58

    Apabila pada dilusi 1/1000 tumbuh sebanyak 3 koloni, maka dapat diketahui jumlah sel adalah

    : 2 koloni x 1 = 3000 sel

    1/1000

    Oleh karena itu, dengan metode dilusi kita dapat memperkirakan jumlah sel mikroba pada suatubenda atau produk.

    2.Metode Pour Plate

    Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan mikroorganismedi dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur

    bakteri. Teknik ini biasa digunakan pada uji TPC (Total Plate Count). Kelebihan teknik ini

    adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar.

    Pada cara ini dilakukan pengenceran dengan menggunakan sejumlah botol pengencer yang diisi

    aquadestilata steril.Agar cair didinginkan sampai suhu sekitar 440 C dan baru kemudiandituangkan ke cawan petri(gambar 7.2).Setelah agar membeku cawan dieramkan selama 2448jam (370C).Lempengan yang digunakan dalam perhitungan bakteri ialah lempengan yang

    mengandung 30300 coloni. Jumlah bakteri perml ialah jumlah koloni dikalikan factor

    pengencer.

    Cara kerja:

    Hari pertama

    1. Tandailah botol A,B dan C yang berisi aquadestilata steril.Tandai pula masingmasingcawan petri dengan nilai pengencerannya .2. Kocok suspensi kuman yang akan dihitung jumlah bakterinya dan pindahkan 1mlsuspensi ke botol A.

    3. Kocok botol A sehingga bakteri tersebar dan terlepas dari kelompok atau rantainya(gambar 7.1)

    4. Pindahkan 1ml dari botol A ke botol B,kemudian kocok.Dari botol B dipindahkan 0.1mlke cawan petri yang bertanda 10-5 dan 1.0ml ke cawan petri yang bertanda 10-

    4.Pindahkan 1ml dari botol B ke botol C,kemudian kocok.Dari botol C dipindahkan

    0.1ml ke cawan petri yang bertanda 10-7 dan 1ml ke cawan petri yang bertanda 10-6.5. Tuangkan agar nutrien bersuhu 500C ke dalam setiap cawan petri,putarputar cawan

    tersebut sehingga suspensi tercampur dengan baik.

    6.

    Setelah agar membeku,baliklah cawn petri dan masukan ke dalam lemari pengeramselama 2448 jam(370

    C)

    Hari kedua

    1. Hitung jumlah koloni pada lempengan agar.gunakan lempengan agar yang mempunyai

    30-300 koloni.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    6/58

    Bila tidak ada lempengan yang mempunyai kisaran jumlah koloni tersebut gunakan

    lempengan agar yang mempunyai koloni 300 koloni.

    2. Tentukan jumlah mikroorganisme hidup dengan cara mengalihkan jumlah koloni dengan

    faktor pengeceran.

    3. Metoda cawan agar sebar /spread plate method

    Teknik spread plate (lempeng sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan

    mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau

    mengapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan pour plate adalah,pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat sedangkan pour plate

    kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah

    mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar.

    Cara kerja :

    1. Tuang 12 ml15 ml PCA ke dalam cawan-cawan petri steril dan dinginkan. Pipet 1 mldari setiap pengenceran (10

    -1,10

    -2, dst) ke dalam cawan petri yang telah berisi media PCA

    diatas dan ratakan dengan menggunakan batang gelas bengkok. Lakukan secara duplo

    untuk setiap pengenceran.

    CATATAN Untuk pengujian bakteri termofilik, media PCA yang dituang kedalam cawansebanyak 40 ml50 ml.

    1. Setelah contoh meresap kedalam agar (diamkan sekurang-kurangnya 1 jam); Untukpenentuan mikroorganisme aerob inkubasi cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik

    dalam inkubator selama 48 jam 2 jam pada suhu 22C 1C (psikrofilik); 35C(mesofilik); 45C (termofilik). Untuk penentuan mikroorganisme anaerob, inkubasi

    cawan-cawan tersebut dalam posisi terbalik dalam anaerobik jar dan masukkan kedalaminkubator selama 48 jam 2 jam pada suhu 22C 1C (psikrofilik); 35C (mesofilik);

    45C (termofilik).

    2. Lakukan kontrol tanpa contoh dengan mencampur larutan pengencer dengan media PCA. Pembacaan dan perhitungan koloni pada cawan petri

    a. Cawan yang mengandung jumlah 25 koloni250 koloni dan bebas spreader

    Catat pengenceran yang digunakan dan hitung jumlah total koloni. Perhitungan Angka LempengTotal sebagai berikut :

    N = C

    [(1x n 1) + (0,1x n2)] (x d)

    dengan :

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    7/58

    Nadalah jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni per g;

    C adalah jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung;

    n1 adalah jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung;

    n2 adalah jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung;

    dadalah pengenceran pertama yang dihitung.

    CONTOH:

    Pengenceran : 1:100 1:1000

    Jumlah koloni : 232 dan 244 33 dan 28

    N= (232 +244 +33+ 28)

    [(1x 2) + (0,1x 2)]102

    = 537/0,022

    = 24.409

    = 24.000

    b.Cawan dengan jumlah koloni lebih besar dari 250

    Bila jumlah koloni per cawan lebih besar dari 250 pada seluruh pengenceran maka laporkanhasilnya sebagai terlalu banyak untuk dihitung (TBUD), tetapi jika salah satu pengenceran

    mempunyai jumlah koloni mendekati 250 laporkan sebagai perkiraan ALT.

    CONTOH:

    Pengenceran : 1 : 100 1 :1000

    Jumlah koloni : TBUD 640

    Perkiraan ALT koloni per ml atau per g : 640.000

    Spreader

    Kolonispreaderdibedakan menjadi 3 tipe :

    1. Rantai koloni, antara koloni saling menyambung yang disebabkan karena bakteri yangsaling mengelompok.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    8/58

    2. Spreaderberasal dari lapisan air antara agar dan dasar cawan.3. Spreaderberasal dari lapisan air pada sisi/pinggir cawan atau pada permukaan agar.

    Jika cawan ditumbuhispreaderlebih besar dari 25% maka laporkan sebagaispreader:

    Spreadertipe 1, jika hanya ada 1 rantai maka nyatakan sebagai 1 koloni.

    Jika 1 atau lebih rantai terlihat berasal dari sumber yang berbeda, laporkan

    masing-masing sumber sebagai 1 koloni.

    Spreadertipe 2 dan 3 umumnya berasal dari koloni yang berbeda dan laporkan

    masing-masing sebagai 1 koloni.

    1. Jumlahkanspreaderdan koloni untuk menghitung Angka Lempeng Total.c. Jumlah koloni semua cawan kurang dari 25 koloni atau cawan tanpa koloni.

    Bila pada kedua pengenceran yang digunakan diperoleh koloni kurang dari 25, catat koloni yang

    ada, tetapi nyatakan perhitungan sebagai kurang dari 25 dan dikalikan dengan 1/d, dimana dadalah faktor pengenceran pertama yang digunakan dan dilaporkan sebagai perkiraan ALT.

    CONTOH:

    Pengenceran : 1:100 1:1000

    Jumlah koloni : 18 dan 0 2 dan 0

    Perkiraan ALT koloni per ml atau koloni per g : lebih kecil dari 2.500 lebih kecil dari 2.500.

    Pelaporan Untuk menghasilkan perhitungan yang akurat dan teliti, maka laporkan hasilnya

    dengan dua angka (digit) pertama sebagai hasil pembulatan.

    Bulatkan keatas dengan cara menaikkan angka kedua menjadi angka yang lebih tinggibila angka ketiga adalah 6, 7, 8 atau 9 dan gunakan angka 0 untuk masing-masing angka

    pada digit berikutnya.

    Bulatkan ke bawah bila angka ketiga adalah 1, 2, 3 atau 4. Bila angka ketiga 5, bulatkankeatas bila angka kedua ganjil dan bulatkan kebawah bila angka kedua itu genap.

    CONTOH:

    Hasil perhitungan ALT

    12.700 13.000

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    9/58

    12.400 12.000

    15.500 16.000

    14.500 14.000

    Beri tanda bintang (*) untuk cawan yang kurang dari 25 koloni.CONTOH:

    Pengenceran : 1:100 1:1000

    Jumlah koloni : 18 dan 0 2 dan 0

    Perkiraan ALT koloni : lebih kecil dari 2.500* lebih kecil dari 2.500*

    per ml atau koloni per g

    Jika seluruh cawan berisispreaderatau cawan terkontaminasi oleh sesuatu yang tidakdiketahui, maka laporkan hasil sebagai Kegagalan dalam pengujian.

    Contoh perhitungan :

    1. Cawan dengan jumlah koloni 25-250

    Perhitungan Angka Lempeng Total sebagai berikut :

    N = C

    [(1x n 1) + (0,1x n2)] (x d)

    dengan :

    Nadalah jumlah koloni produk, dinyatakan dalam koloni per ml atau koloni per g;

    C adalah jumlah koloni pada semua cawan yang dihitung;

    n1 adalah jumlah cawan pada pengenceran pertama yang dihitung;

    n2 adalah jumlah cawan pada pengenceran kedua yang dihitung;

    dadalah pengenceran pertama yang dihitung.

    CONTOH:

    Pengenceran : 1:100 1:1000

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    10/58

    Jumlah koloni : 232 dan 244 33 dan 28

    N= (232 +244 +33+ 28)

    [(1x 2) + (0,1x 2)]102

    = 537/0,022

    = 24.409

    = 24.000

    2. Seluruh cawan berisispreaderdan atau Kegagalan dalam pengujian. Laporkan hasil

    sebagai Spreader (SPR) atau kegagalan dalam pengujian

    3. Seluruh cawan berisi lebih dari 100 koloni/cm2 . Perkiraan jumlah angka lempeng totaladalah lebih besar dari (>) 100 dikalikan pengenceran tertinggi dan kalikan dengan luas cawan.

    Contoh dibawah berdasarkan pada penghitungan rata-rata 110/cm2.

    CONTOH:

    Perkiraan ALT/ml (g)

    Pengenceran : 1 : 100 1:1000

    Jumlah koloni : tak hingga 7.150a

    lebih besar dari 6.500.000b

    tak hingga 6.490c

    lebih besar dari 5.900.000

    a

    berdasarkan luas area 65 cm2

    Perkiraan jumlah ALT

    c

    berdasarkan luas area 59 cm2

    CATATAN : Untuk perhitungan koloni yang menggunakan metode cawan agar sebar/spread

    plate, jumlah koloni yang dihitung dikalikan dengan 10 dari pengenceran yang digunakan.

    Skema penentuan angka lempeng total (ALT)

    6.Total Count

    Dimaksud dengan total count yaitu kalau perhitungan jumlah tidak berdasarkan kepada jenis,

    tetapi secara kasar terhadap golongan atau kelompok besar mikroorganisme umum sepertibakteri, fungi mikroalge ataupun terhadap kelompok bakteri tertentu.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    11/58

    Total count bacteria misalnya ditentukan berdasarkan penanaman bahan dalam jumlah dan

    pengenceran tertentu ke dalam media yang umum untuk bacteria. Setelah melalui masa inkubasi

    pada temperature kamar selama waktu maksimal 4 x 24 jam, perhitungan koloni dilakukan.Dianggap bahwa tiap koloni berasal dari sebuah sel, maka jumlah koloni dapat diperhitungkan

    sebagai jumlah sel mewakili dan terdapat di dalam bahan yang dianalisis.

    Juga terdapat total count fungi dilakukan metoda yang sama, kecuali temperature inkubasi 28 10

    C. Di dalam pelaksanaan agar selama pertumbuhan tidak diganggu oleh koloni bakteri maka

    kepada permukaan media sebelum diberi bahan yang akan dianalisis, ditambahkan terlebihdahulu larutan asam laktat 3%.

    Terhadap mikroalge, media yang digunakan harus bersifat semisolid atau cair, yaitu denganpenambahantepung agar 50% dari yang diperlukan. Karena kalau penggunaan tepung agar sesuai

    untuk bacteria ataupun fungi, pertumbuhan mikroalge akan lambat atau terhambat sama sekali.

    Berbeda dengan biakan bakteri ataupun fungi, maka biakan mikroalge harus ditempatkan pada

    tempat yang terang atau dikenai oleh cahaya matahari, selama 5- 15 hari.

    Jenis media yang digunakan untuk perhitungan total count kelompok lain, pada dasarnya

    berbentuk media selektif atau pengaya. Karena sifat selektifitas dari media, pada akhirnyakalaupun ada bacteria yang tidak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang didalamnya, selain

    memerlukan waktu yang cukup lama (diatas 10 x 24 jam) juga koloni yang kemudian terbentuk

    tidak dapat menjadi besra dan mudah hilang dari pengamatan dengan menggunakan mata biasa.Pada umumnya karena kelompok bacteria tertentu memerlukan masa adaptasi/ aklimatisasi

    terlebih dahulu, inkubasi di dalam temperature kamar memerlukan waktu antara 4-6 x 24 jam

    baru koloni akan tampak jelas pertumbuhannya.

    Misal, total count bakteri-pereduksi-sulfat, bakteri belerang dan bakteri-besi, dsb. Dari hasil

    perhitungan ini akan diketahui sampai berapa jauh kandungan bakteri yang mempunyaikemampuan untuk melakukan deteriosasi, korosi, dan degradasi terhadap benda (khususnyabenda-benda logam) di dalam perairan. Dapat juga ditentukan hubungan nilai antara kehadiran

    kelompok bakteri di atas dengan nilai korosi pada benda-benda logam yang berhubungan

    langsung dengan perairan.

    Total count terhadap bakteri pathogen, khususnya untuk penyebab penyakit perut, seperti tifus,paratifus, kolera, disentri, dsb, yang disebabkan oleh Salmonella,shigella dan Vibrio, juga

    memerlukan media pengaya dan media selektif.

    Total count terhadap bakteri penghasil racun, khususnya yang menyebar melalui air danmengenai bahan makanan dan disebabkan oleh bakteri aerobic (Pseudomonas,Staphylococcus)

    dan anaerob (Clostridium) serta total count dan identifikasi jenis-jenis fungi penghasil

    mikotoksin khususnya yang termasuk kelompokAspergillus, Penicillium, danfusarium,jugasama seperti untuk golongan pathogen.

    Dari hasil/data sementara ternyata bahwa pada lingkungan yang jelek populasi dan jumlah jenismikroorganisme tersebut sangat tinggi, sehinga kasus atau gejala penyakit dan keracunan juga

    sangat tinggi. Khusus untuk fungi penghasil mikotoksin sangat ditakuti pertumbuhannya pada

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    12/58

    bahan makanan, karena akan menghasilkan racun jamur (mikotoksin) yang bersifat karsinogenik

    (dapat merangsang terjadinya kanker, terutama pada kanker hati).

    Keberhasilan analisi terhadap kelompok pathogen dan penghasil toksin, baru dapat berhasil kalau

    menggunakan media pengaya dan selektif. Hal ini mengingat pula bahwa kemungkinan besar

    kehadiran kelompok tersebut di dalam substrat sagat sedikit atau jarang jumlahnya.

    Penghitungan Jumlah Bakteri

    Untuk menentukan jumlah bakteri dapat dilakukan beberapa cara:

    1. Jumlah bakteri secara keseluruhan (total cell count).2. Jumlah bakteri yang hidup (viable count).

    Cara in hanya menggambarkan sel yang hidup,sehingga lebih tepat dibandingkan teknik pada

    butir 1.

    1) PENGHITUNGAN BAKTERI SECARA KESELURUHAN

    1. a. Menghitung Langsung Secara MikroskopisPada cara ini dihitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat kecil.Untuk ini digunakankaca objek khusus yang bergaris berbentuk bujur sangkar.Jumlah cairan yang terdapat antara

    kaca obyek dan kaca penutup mempunyai volume tertentu,sehingga satuan isi yang terdapat

    dalam satu bujur sangkar juga tertentu.

    Pembesaran yang digunakan untuk melihat bakteri membatasi volume cairan yang

    diperiksa.Hanya cairan yang mengandung bakteridalam jumlah tinggi yang dapat menggunakancara ini.Selain menghitung secara langsung dengan mata,dapat pula menggunakan alatpenghitung elektronik Coulter counter.Dengan alat ini dihitung semua benda yang memiliki

    ukuran diameter 30 um,sehingga cairan yang akan dihitung jumlah bakterinya haruslah benar-

    benar hanya mengandung bakteri.

    1. b. Menghitung Dengan Cara KekeruhanCara ini menggunakan spektrofotometer atau nefelometer.Dasar teknik ini adalah banyaknya

    cahaya yang diabsorsi sebandig dengan banyaknya baktri pada batas- batas tertentu.

    Cara ini akan diterangkan pada akhir bab ini, karena diperlukan keterampilan teknik menghitungjunlah hidup.

    2. MENGHITUNG BAKTERI DENGAN METODE KERAPATAN OPTIK

    Jumlah mikroorgamisme dalam suspensi dapat di tentukan dengan kerapatan

    optik(OD=OPTIKAL DENSITY).Pengukuran kerapatan optik menggunakan kolorimeter yang

    membiaskan cahaya dengan gelombang tertentu.Gelombang cahaya melewati suspensi bbiakan

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    13/58

    dan banyaknya yang ditransmisikan setela melewati suspensi diukur jumlah cahaya yang

    ditransmisikan setelah melewati suspensi biakan berbanding terbalik dengan jumlah

    mikroorganisme dan jumlah cahaya yang diabsorpsi.Jumlah cayaha yang diabsorpi tergantungpada bentuk dan besar sel.

    Spektropotometer dapat mengukur kepekatan sel dalm suspensi dalam % T (transmittance )atauOD(jumlah cahaya yang di absorpsi dan di sebarkan.)

    Dalam mikrobiolog i di gunakan OD sebagai satuan hitungan,karena OD sebanding dengankepekatan sel dalam suspensi biakan.

    Dalam menggunaannya,penentuan jumlah sel dan penggunaan OD memerlukan 2 tahap(gambar

    7.3 dan 7.4).Pada tahap pertama spektropotometer dikalibrasi mempunyai daya absorpsi 0 bila

    tidak ada sel.Ini dilakukan dengan memasukan kuvet yang berisi larutan pengencer yang

    digunakan dalam perhitungan sel.Lazimnya larutan pengencer yang digunakan adalahaquadestillata,nutrient broth,atau NaCl faali.

    Kekeruhan biakan diukur dan nilai absorpsi dibaca.Nilai absorpsi sebanding dengan jumlahmikroorganisme dalam sampel dan dapat digunakan untuk menduga jumlah mikroorganisme

    dalam sampel.

    Kerapatan optik suatu suspensi tidak langsung menunjukan jumlah sel dalam suatu

    populasi,namun menunjukan jumlah cahaya yang disebarkan oleh populasi tersebut.untuk

    memperoleh jumlah mikroorganisme,maka nilai kerapatan optik harus disetarakan terlebihdahulu dengan jumlah mikroorganisme(CFU/ml).untuk memperoleh nilai ini dilakukan berbagai

    pengenceran sampel yang digunakan dalam OD.jumlah mikroorganisme ditentukan dengan cara

    jumlah hitung mikroorganisme hidup(viable count).setalah diperoleh nila ini dibuat kurva

    kalibrasi dengan sumbu X sebagai jumlah hidup(viable count) dan sumbu Y sebagai nilai OD.

    a.Penentuan Jumlah Hitung Dengan Mengukur Kerapatan Optik (OD).

    Hari pertama

    1. buat pengenceran bertingkat dari biakan E.coli.Pengenceran yang digunakan adalah,1/4 ,1/8 ,1/16,dan 1/32.

    - Tndai tabung yang mengandung 5ml TSB dengan faktor pengenceran (1/2-1/32)

    - Campur biakan E.coli dengan baikm dengan cara menggoyang bagian dasar tabungbeberapa kali dengan jari telunjuk sedangkan tangan lainnya memegang ujung tabung (gambar

    6.7)

    - Pindahkan 5ml suspensi biakan E.coli ke dalam tabung dengan pengenceran ,kemudian

    campur dengan baik.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    14/58

    - Pindahkan 5ml dari pengenceran kedalam tabung pengenceran kemiudian campur

    dengan baik.

    - Lakukan hal yang sama untuk memperoleh pengenceran 1/8,dan 1/16,dan 1/32.

    1.

    Kalibrasi spektrofotometer untuk nilai absorpsi 0.0 dengan larutan pengencer TSB(Trypticase Soy Broth)

    - Atur panjang gelombang pada 686 nm.

    - Nyalakan kolorimeter dan biarkan selama 20 menit.

    - Atur kolorimeter sehingga jarum menunjukan absorpsi 0.0 dengan mengutar tombol

    pengatur.

    - Pipet 5ml TSB dan masukan kedalam kuvet.Perhatikan bahwa kuvet tetap bersih.Kuvet

    yang tidak bersih menggangu jalannya cahaya sehingga membiarkan hasil yang menyimpang.

    - Buka tempat penutup sampel,kemudian masukan kuvet yang mengisi TSB.

    Tutup penutup tempat sampel.

    - Atur absorpsi sehingga jarum menunjukan 0.0 dengan memutar tombol.

    - Keluarkan kuvet yang berisi TSB.

    1. Baca nilai absorpsi dari biakan E.coli.- Pipet 5ml biakan E.coli dan masukan kedalam kuvet yang bersih gunakan teknik aseptis

    sewaktu pemindahan biakan sehingga tidak mencemari peralatan yang digunakan.

    - Masukan kuvet,tutup penutup temap sampel dan baca nilai absorpsi.

    - Tulis hasil pembacaan pada kertas yang telah disiapkan.

    - Keluarkan kuvet,dan bung biakan dalam pembuangan yang disediakan.

    - Lakukan hal yang sama untuk memperoleh nilai absorsi dari pengenceran suspensi -

    1/32.

    1. laporkan hasil perapatan optik dari biakan E.coli serta pengenceran suspansi1/2-1/32.Hari kedua

    1.buat kurva kalibrasi dengan OD pada sumbu Y dan jumlah hidup pada sumbu X.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    15/58

    2. laporkan hasil pengukuran.

    BAB II

    MPN

    Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum

    digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yangbersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif dan tidak membentuk spora.

    Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam

    pada suhu 35C (Hadioetomo, 1993).

    Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang menggunakan

    medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang

    ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabungpositif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham

    (Sutedjo, 1991).

    Mikroorganisme sebagai indicator kualitas air :

    Panda pemeriksaan microbiologist yang rutin terhadap air untuk menentukan aman tidaknya

    unstuck diminum, tidaklah cukup bila mendasarkan uji-uji yang digunakan hanya terhadap

    adanya (terisolasinnya) mikroorganisme patogenik karena alasan sebagai berikut :

    1. Kemungkinan besar pathogen masuk ke dalam air secara sporadic, tetapi karena tidakdapat bertahan hidup lama mungkin saja tidak terdapat di dalam contoh air yang

    dikirimkan ke laboratorium.

    2.

    Bila terdapat jumlahnya amat sedikit, maka besar kemungkinan pathogen-patogentersebut ridak terdeteksi olah prosedur laboratories yang digunakan.

    3. Hasil pemeriksaan laboratorium baru dapat diketahui setelah 24 jam atau lebih. Arabiaternate ditemukan adanya pathogen sementara itu tentunya banyak orang telah

    mengkonsumsi air tersebut dan telah tereksposi terhadap infeksi sebelum dapat dilakukan

    usaha untuk mengatasi situasu tersebut.

    Mikroorganisme indicator

    Istilah mikroorganisem indicator sebagaimana digunakan dalam analisi air mengacu pada

    sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut

    terpolusi oleh tinja dari manusia atau hewan merdarah panas. Artinya, terdapat peluang bagiberbagai macam mikroorganisme patogenik, yang secara berkala terdapat dalam saluran

    pencernaan, untuk masuk ke dalam ait tersebut.

    Beberapa ciri penting suatu organisme indicator adalah :

    1. teradpat dalam air tercemer dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.2. terdapat dalam air bila ada patogen.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    16/58

    3. jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi.4. mempnyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada patogen.5. mempunyai sifat yang seragam dan mantap.6. tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.7. terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada patogen (hal ini membuatnya mudah

    terdeteksi).8. mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.Beberapa spesies atau kelompok bakteri telah dievaluasi untuk menentukan sesuai tidaknyauntuk digunakan sebagai oeganisme indikator. Di antara organisme-organisme yang dipelajari,

    yang hampir memenuhi semua persyaratan suatu organisme indikator yang ideal ialah

    Escherichia coli dan kelompok bakteri koli lainnya. Bakteri-bakteri tersebut dianggap sebagai

    indikator polusi tinja yang dapat diandalkan.

    Escherichia colidan bakteri koliform lain

    Escherichia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan nerdarahpanas. Biasanya tidak patogenik, anggota lain kelompok koliform ialahKlebsiella pneumoniae,

    yang tersebar luas di alam; terdapat dalam tanah, air, dan padi-padian, dan juga dalam saluranpenceranaan manusia dan hewan.Eterobacter aerogenes, sejenis bakteri koliform yang terdapat

    dalam saluran pencernaan manusia dan hewan juga terdapat dalam tanah, air. Koliform sebagai

    suatu kelompok dicirikan sebagai bakrei berbentuk batang gram negative, tidak membentukspora, aerobic dan anaerobic fakultatif yang memfermentasi lactose dengan menghasilkan asam

    dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 350C.

    Kelompok koliform mempunyai beberapa cirri yang juga dimiliki oleh anggota-anggota genus

    Salmonella dan Shigella, yaitu duagenera yang mempunyai spsies-spesies enteric patogenik.

    Namun, ada perbedaan biokimiawi utama yangn nyata yaitu bahwa koliform dapatmemfermentasikan lactose dengan menghasilkan asam dan gas, sedangkan Salmonella danShigella tidak memfermentasikan lactose.

    Pemeriksaan bakteriologis untuk menentukan potabilitas air

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air :

    1. contoh air harus ditempatkan dalam botol yang steril.2. contoh tersebut harus dapat mewakili sumbernya.3. contoh air tidak boleh terkontaminasi selama dan setelah pengambilan.4. contoh tersebut harus diuji segera setelah pengmbilan.5. apabila ada penundaan pemeriksaan maka contoh tersebut harus disimpan pada suhu

    antara 0 sampai 100C.

    Prosedur yang biasa digunakan adalah hitungan cawan (plate count) untuk menetapkan jumlahbakteri yang ada dan uji-uji untuk menepakkan adanya bakteri koliform.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    17/58

    Pengujian bakteri Coliform yang berasal dari cemaran tinja (faecal coliform) secara serentak

    dengan uji penegasan yang menggunakan media BGLB, maka dilakukan juga hal yang sama

    yaitu 1 ose kultur yang positif dari LST Broth atau LB, dipindahkan ke dalam tabung ECmedium yang baru. Semua tabung MC medium yang telah diinokulasikan oleh kultur dari LST-

    Broth, kemudian diinkubasikan pada suhu 45,5C selama 24 jam dan hasil pembentukan gas

    dicatat. Kerapatan bakteri faecal coliform diperkirakan dengan tabel MPN. Diferensiasi baktericoliform dapat diarahkan ke dalam reaksi IMVIC (Buckle, 1987).

    Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi ujikuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen

    untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi

    makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung

    berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpananserta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).

    BAHAN DAN CARA

    1. Jenis sampel yang diteliti

    Bahan-bahan yang diperiksa dalam penelitian ini adalah air minum untuk para pasien maupun

    petugas rumah sakit yaitu air putih matang dan air teh, air mandi pasien yang ada di bangsal-bangsal perawatan, air untuk keperluan masak di dapur umum, air cud alat-alat serta air cucitangan perawat. Sedangkan jenis makanan dan minuman yang diperiksa adalah nasi/bubur,

    sayur/ lauk, daging/telur, roti dan susu dalam bentuk minuman.

    2. Cara pengambilan sampel

    Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis. Untuk sampel air diambil sebanyak 200 ml daritiap-tiap jenis air yang diteliti dan ditempatkan pada botol steril. Untuk sampel makanan di-ambil

    kira-kira sebanyak 10 gram untuk tiap jenis makanan yang diteliti dan dimasukkan ke dalamwadah yang steril pula. Transportasi sampel dari rumah sakit ke laboratorium di-lakukan dengan

    menempatkan sampel-sampel tersebut ke dalam box es dengan suhu sekitar 4 C.

    3. Idenfikasi mikrobiologis

    Identifikasi mikrobiologis dilakukan dengan menggunakan metode yang telah dibakukan olehWHO (1987)

    Dalam identifikasi mikrobiologis ini terutama untuk sampel makanan dan

    minuman pertama-tama dilakukan kultur terhadap masing-masing sampel dengan media spesifik.

    Dari tahap kulturisasi kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi pe-meriksaanmikroskopis setelah terlebih dahulu dilakukan penawaran Gram dan pemeriksaan yang lain

    seperti uji biokimia dan uji serologi untuk identifikasi jenis mikroba tertentu. Identifilcasi

    mikrobiologi ini ditujukan untuk deteksi beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksinosokomial

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    18/58

    seperti : Staphylococcus sp, Pseudomonas, E. coil Salmonella, Shigella, Streptococcusm

    Klebsiella, Proteus dan kuman-kuman gram negatip maupun gram positip lainnya. Identifikasi

    mikrobiologi terhadap sampel air dilakukan dengan metode MPN (Most Probable Number)per100 ml air. Metode ini ditujukan untuk mendeteksi adanya pencemaran air oleh tinja manusia.

    Sebagai indikator terhadap pencemaran tinja manusia adalah adanya bekteriE. coli/coliform

    dalam sampel airyangdiperiksa.

    BAB III

    UJI BONTEREY

    1.FERMENTASI KARBOHIDRAT

    Uji fermentasi karbohidrat dilihat dari kemampuan mikroorganisme memfermentasikan berbagai

    karbohidrat. Hasil akhir fermentasi ditentukan oleh sifat mikroba, media biakan yangdigunakan,serta factor lingkungan.glukosa termasuk senyawa yang paling seing digunakan untuk

    fermentasi.

    Untuk menentukan adanya fermentasi dilaboratorium digunakan media kaldu karbohidrat dan

    media MR-VP. Pembentukanasam dapat ditentukan dengan menambahkan indikatorkedalam

    media

    Kaldu karbohidrat digunakan untuk uji pembentukan asam dan gas.dengan menggunakn tabungsmith atau tabung durham. Tabung smith digunakan bila jumlah dan macam gas yang dihasilkan

    harus ditentukan, sedangkan tabung durham digunakan jika jumlah dan macam gas tidak

    ditentukan. Bila terbentuk gas maka, gas masuk kedalam tabung durham dan mendesak cairan

    dalam tabung ini. Gas ini terlihat sebagi gelembung udara yang terperangkap dalam tabung.

    Kaldu karbohidrat mengandung 0,5-1% karohidrat. Yang sering digunakan adalah

    glukosa,laktosa,dan manitol,maltosa dan sukrosa. Selain karbohidrat juga ditambahkan beefextract dan peptone sebagai sumber nitrogen, vitamin dan mineral. Bila dalam fermentasi bakteri

    ditumbuhkan dalam biakna cair yang mengandung glukosa, maka hasil fermentasi berupa

    asam.asam yang dihasilkan akan menurunkan pH media biakan. Indicator yang digunakan aalahmerah fenol dan bromcesol purple. Bila dalam media biaka ditambahkan ditambahkan indicator

    tersebut maka pembentukan asam ini ditandai oleh perubahan warna menjadi kuning, pada pH

    >7, merah fenol berwarna merah sedangkan bromcesol purple berwarna ungu.

    Bahan yang diperlukan :

    Bahan : Escherichia coli

    Staphilococcus aureus

    Micrococcus luteus

    Saccaromyces cereviciae

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    19/58

    Media : kaldu karbohidrat

    Glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol yang mengandung indikator BCP (brom cresolpurple). Selain BCP dapat digunakan PR (phenol red) sebagai indikator pH.

    Cara kerja :

    Hari pertama

    1. Tandai tabung kaldu karbohidtar dengan : jenis karbohidrat, nama siswa, biakan yangdiinokulasikan, biakan yang digunakan untuk deret karbohidrat pertama adalah E. Coli,derat kedua S. Aureus, deret ketiga M. Luteus, deret keempat S. Cereviciae dan deret

    kelima sebagai kontrol.

    2. Inokulasi deret karbohidrat pertama dengan E. Coli, derat kedua S. Aureus, deret ketigaM. Luteus, deret keempat S. Cereviciae dan deret kelima sebagai kontrol. Lakukaninokulasu dengan hati-hati sehingga tidak menimbulkan gelembung gas dalam tabung

    durham.3. Inkubasikan kelima deret tabung dalam inkubator 35 0C selama 24 jam.Hari kedua

    1. Periksa adanya fermentasi karbohidrat dengan melihat pembentukan asam danmpembentukan gas. Pembentukan asam terlihat sebagai perubahan warna kaldu karbohidratmenjadi kuning. Pembentukan gas terlihat dalam durham. Perhatikan bahwa dalam

    tabung kontrol tidak terjadi pembetnukan gas. Pembentukan gas dalam tabung kontrol

    dapat terjadi bila sewaktu diinokulasi tabung yang berisi kaldu dikocook terlalu keras

    atau bila digunakan kaldu yang disimpan dalam lemari es. Daya larut oksigen berkurang

    dalam kaldu yang dingin, namun sewaktu diinkubasikan pada suhu 37

    0

    C oksigen dapatterperangkap dalam tabung durham.

    2. Laporkan hasil reaksi dalam kaldu karbohidrat.2.UJI METHYL RED

    Uji methyl red diguakan untuk menentukan adanya fermwntasi asam campuran beberapa bakteri

    memefermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai produk sehingga akan menurunkan pH

    media pertumbuhannya menjadi 5.0 atau lebih rendah. Penambahan indicator pH methyl reddapat menunjukan adanya perubahan pH menjadi asam. Methyl red berwarna merah pada

    lingkungan dengan pH 4.4 dan berwarna kuning dalam pH 6.2.

    Fermentasi asa campuran ditentukan dengan cara menumbuhkan mikroorganisme dalam kaldu

    yang mengandung glukosa, dan setelah masa inkubasi menambbahkan reagens methyl red

    kedalam kaldu. Bila terjadi fermentasi asam campuran maka kaldu biakan berubah menjadikunin setelah penambahn methyl red. Uji ini sangat berguna dalam identifikasi kelompok bakteri

    yang menempati saluran pencernaan.

    Bahan yang diperlukan :

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    20/58

    Escherichia coli

    Enterobacter aerogenes

    Kaldu MR-MV (methyl red- voges proskauer)

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

    1. tandai tabung kaldu MR-MV dengan biakan bakteri yang digunakn2. inokulasi kaldu MR-MV dengan biakan bakteri.3. inkubasikan dalam 35 0C selama 5 x 24 jam

    Hari kedua

    1.

    tambahkan 5 tetes reagens methyl red ke dalam tabung MR-MP2. Laporkan hasil nya.Uji bersifat positif bila kaldu berwarna merah setelah penambahan reagens methyl red .

    Uji negatif bila kaldu MR-MV berubah menjadi kuning atau jingga setelah penambaha reagens.

    3.UJI VOGES-PROSKAUER

    Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang melaksanakan fermentasi 2,3

    butanadiol. Bila memfermentasikan karbohidrat menjadi 2,3 butanadiol sebagai produk utama,

    akan terjadi pennumpukan bahan tersebut dalam media pertumbuhan. Penambahan 40% KOHdan 50% larutan alphanaphtol dalam etanol dapat menentukan adanya asetoin yaitu senyawa

    pemua dalam sintesis 2,3 butanadiol. Pada penambahn KOH adanya asetoin ditunjukan dengan

    adanya perubahan warna kaldu enjad merah muda. Perubahan warna diperjelas denganperubahan warn aalpha naphtol.

    Uji voges proskauersebenarnya merupakan uji tidak langsung ntuk megetahui adanya 2,3

    butanadiol. Asetoin adalah senyawa pendahhulu dan selalu didapatka secera serentak sehingga

    uji VP abash untuk menentukan adanya 2,3 butanadiol.

    Bahan yang diperlukan ;

    Biakan : Escherechia coli enterobacter aerogenes

    Kaldu MR-MV (Methyl RedVoges Proskauer )

    Larutan 40 % KOH

    Larutan 5 5 alpha-naphtol

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    21/58

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama :

    1) Tandai kaldu MR-MV dengan biakan bakteri iyang digunakan.

    2) Inokulasi kaldu MR-MV dengan biakan bakteri.

    3) Inkubasikan dalam 350C selama 2448 jam.

    Hari kedua

    1. tambahkan 10 tetes larutan 40 % KOH dan 15 tetes larutan alpha-naphtol dalam kalduMR-MV.kocok tabung sehingga kaldu terlihat berbuih. Pengocokan dengan baik

    meningkatkan aerasi sehingga terjadi paningkatan oksidasi 2,3 butanadiol menjadi

    asetoin dan memperjelashasil reaksi uji ini. Hasil reaksi dapat trelihat paling lambat

    setelah 30 menit.2. laporkan hasilnya.Uji bersifat posotof bila kaldu berwarna merah dalam waktu 30 menit setelah penambahan

    reagens.

    Uji bersifat negatif bila kaldu MR-MV tidak memperlihatkan perubahan warna setelah

    penambahan reagens.

    4.UJI OKSIDASE

    Uji ini berfungsi untuk menentukan adanya oksidasesitokrom yang ditemukan padamikroorganisme tertentu. Uji ini berguna dalam identifikasi mikroorganisme pathogen. Seperti

    misalnyaNeisseria gonorrhoea danPseudomonas aeruginosa. Kedua bakteri ini memberikan

    hasilpositif dalam uji oksidase. Bila koloni bakteri yang bersifat oksidase positif diberi reagenoksidase, maka warna koloni berbah menjadi hitam dalam waktu 30 menit. Perubahan wara ini

    disebabakan oksidase sitokrom mengoksidasikan larutan reagens. Reagens yang dioksidasi

    berwarna hitam, namun bila terjadi reaksi reduksi, tidak terjadi perubahan warna.

    Bahan yang diperlukan :

    Escherichia coli

    Enterobacter aerogenes

    Kaldu MR-MV (methyl red- voges proskauer)

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    22/58

    1. Tandai tabung kaldu MR-MV dengan biakan bakteri yang digunakn2. Inokulasi kaldu MR-MV dengan biakan bakteri.3. Inkubasikan dalam 35 0C selama 5 x 24 jam

    Hari kedua

    1. Tambahkan 5 tetes reagens methyl red ke dalam tabung MR-MP2. Laporkan hasil nya.

    Uji bersifat positif bila kaldu berwarna merah setelah penambahan reagens methyl red .

    Uji negatif bila kaldu MR-MV berubah menjadi kuning atau jingga setelah penambaha reagens.

    5.UJI KATALASE

    Katalase adalah enzim yang mengkatalasisakan penguraian hidroge peroksida menjadi air dan

    O2. hydrogen peroksida bersifat toksik terhadap sel karena bahan ini menginativasikan enzimdalam sel. Hydrogen peroksida tetrbentuk sewaktu metabolisme aerob,sehingga mikroorganisme

    yang tumbuh dalam lingkungan aerob harus menuraika bahn toksik tersebut. Katalase adalah

    salah satu enzim yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan hydrogen peroksidaadalah peroksidase. Pada penguraian hydrogen peroksida oleh peroksidase tidak dihasilkan

    oksigen.

    Uji katalase berguna dalam identifikasi kelompok bakteri bentuk kokus, uji katalase digunakan

    untukmembedaka Staphylococus dan Streptococus. KelompopkStreptococus bersifat katalase-positif.

    Penentuan adanya katalase diuji dengan larutan 3% H2O2 pada koloni terpisah. Pada bakteri yagersifat katalase positif terlihat pembentukan gelembung udara sekitar kolon. Reasi kmiawi yangdikatalisiskan oleh enzim katalase terlihat berikut ini:

    H2O2 H2O + O2

    Katalase gelembung udara

    Bahan yang diperlukan :

    Biakan : Streptococcus faecalis

    Staphylococcus epidermidis

    Larutan 3 % H2O2

    Cara mengerjakan :

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    23/58

    1. Tambahkan beberapa tetes reagens pada koloni terpisah S.epidermidis. lakukan hal yangsama dengan S.faecalis.

    katalase positif ditandai oleh pembentukan gelembung udara pada koloni dan sekitarnya.

    1.

    Laporkan hasil pengujian

    6.REDUKSI NITRAT

    Beberapa organisme mampu menggunakan molekul buakan bukan oksigen sebagai akseptor

    electron terakhir. Bila akseptor electron terakhir ini bukan merupakn oksigen makamikroorganisme tersebut melaksanakan respirasi anaerobic dengan menggunakan nitrat. Nitrat

    ini dirduksi menjadi nitrit.

    Kemampua mikroorganisme mereduksi nitrat dapat digunakan sebagai cirri dalam identifikasi

    bakteri. Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa mampu menggunakan nitrat sebagai

    akseptor electron terakhir.Escherichia coli mereduksinya menjadi nitrit sedangkanPseudomonas aeruginosa mampu mereduksinya lebih lanjut menjadi N2.

    Uji nitrat dilakukan dengan menumbuhkan mikroorganisme dalam kaldu nutrient yangmengandung 0,5% KNO3 dan tabung durham.setelah masa inkubasi diperhatikan adanya gas

    dalam tabung durham dan nitrit dalam media. Gas yang terperangkap merupakan camouran gas

    N2 dan CO2. gas N2 berasal dari penguraian sempurna nitrat sedangkan CO2 berasal darirespirasi anaerobic. Keberadaan nitrit dalam media dapat diuji dengan asam sulfanilat dan

    alphanaphtylamin. Nitrit dalam media biakan akan bereaksi dengan kedua bahan tersebut dan

    terlihat sebagai perubahan warna menjadi merah atau merah muda.

    Alphanaphtylamin bersifat karsinogenik sehingga asam sulfanilat dan alphanaphtylamin dapatdiganti dengan asam sulfamat. Asam sulfamat ( 4 gram asam sulfamat dalam 100 ml 20%

    H2SO4 ) dalam media yang mengandung nitrit menyebabkan pembentukan gelembung gasN2.sebagai hasil reduksi nitrat menjadi nitrit.

    Bahan yang diperlukan :

    Biakan : Escherichia coli

    Pseudomonas fluorescens

    Staphylococcus epidermidis

    Kaldu nitrat (nutrient broth yang mengndung 0,5 % KNO2)

    Asam sulfanilat

    Larutan alpha-naphtiamin

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    24/58

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

    1. Beri tanda pada tabung kaldu dengannama, tanggal, dan biakan mikroorganisme yangdiinokulasikan. Gunakan tabung kontrol untuk melihat pembentukan gas dalam tabungdurham.

    2. Inokulasikan tabung nitrat kecuali tabung kontrol.3. Inkubasikan pada suhu 35 0C.

    Hari kedua

    1. Perhaikan adanya petumbuhan dalam biakan kaldu yang diinokulasi; tabung konrol harustetap bersih.

    2. Perhatikan adanya pembentukan gas dalam tabung Durham.3. Tambahkan 1 ml asam sulfanilat dan 1 ml alpha-naftilamin kedalam tabung biakan.

    Perhatikan adanya perubahan adanya perubahan warna setelah penambahsnreagens.perubahan warna menunjukkan bahwa nitrst direduksikan menjadi nitrit danterjadinya proses respirasi anaerobik. Pada tabung yang tidak menunjukkan warna,

    tambahkan bubuk Zn untuk mwlihat reduksi nitrat menjadi amonium. Bila didapatkan

    nitrat dalam medium, maka kaldu berubah menjdai merah muda atau merah karena Znmereduksi nitrat menjadi nitrit, nitrit in bereaksi dengan reagens sehingga terjadi warnamerah.

    4. Laporkan hasil pengujian.7.UJI INDOL

    Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein,sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganismeakibat penguraian

    protein.bakteri sepertiE.coli mampu menggunakan triptofan sebagai karbon.

    E.coli menghasilkan enzim triptofan yang mengkatalisikan penguraian gugus indol dan triptofan.

    Dalam media biaka indolmenumpuk sebagai produk buangan sedangkan sebagian lainnya darimolekul triptofan yang dapat memenuhi kebutuhan zat hara mikroorganisme.

    Pembentukan indol dari triptofan oleh mikroorganismedapat diketahui dengan meumbuhksnnysdalam mdia biakan yang kaa dengan triptofan.triptofan biasanya diberikan dalam bentuk

    tripton.yaitu suatu polipeptida yang kaya dengan reidu tiptofan. Penumpukan indol dalam media

    dapat diketahui dengan penambahn berbagai reagens. Yang akan bereaksi dengan indol danmenghasilkan senyawa yang tidak larut dalam air dan berwarna merah dalam permukaanmedium.

    Untuk ui ini digunakan media semi padat yang kaya akan triptofan. Untuk melihat adanya indol

    dapat digunakan beberapa reagens yaitu Kovacs,Gore,Ehrlich.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    25/58

    Media untuk melihat pembentukan indol yang digunakan dilaboratorium brersfat semi padat,

    oleh karena itu dapat digunakan juga untuk melihatpergerakan bakteri. Jika bakteri bergeraka

    akan terlihat pertumbuhan disekitar tusukan dan juga permukaan media.media indoldiinokulasikan dengan menusukkan jarum kedalam media semi padat.

    Bahan yang diperlukan :

    Biakan : E.coli

    Enterobacter aerogenes

    Proteus vulgaris

    Biakan semi padat yang kaya triptofan.

    Reagens utnuk melihat pembentukan indol

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

    1. Tandai tabung dengan nama, tanggal, dan mikroorganisme yang digunakan.2. Inokulasi biakan semi-padat dengan cara menusukkan jarum sampai pada kedalaman

    bagian dari permukaan media.

    3. Inkubasikan pada suhu 350C selama 24-48 jam.Hari kedua

    1. Tambahkan reagens Ehrlich-Bohme ke dalam biakan semi-padat. Penumpukan indoldalam media ditandai oleh warna merah pada permukaan media beberapa menit setelah

    penambahan reagens.2. Gambar pertumbuhan mikroba pada media semi solid.3. Laporkan hasil pengujian

    Uji Ehrlich-Bohme

    Cairan A : para-metil-benzaldehida dalam alkohol 96%

    Cairan B: cairan kalium persulfat jenuh (K2S2O3)

    Reagens diteteskan ke ats biakan sebanyak 10-12 tetes, jika terdapat pembentukan indol akan

    terlihat warna merah/merah muda pada bagian atas media biakan.

    8.UJI HIDROGEN SULFIDA

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    26/58

    Banyak protein kaya akan asam amino sisitein dan methionin. Asam amino dihasilkan untuk

    memenuhi kebutuhan zzat hara. Adanya pengraian asam amino ditunjukan dengan adanya

    pembentukan asam sulfide.

    Mikrooganisme yang menghasilakn asamsulfida dibiakan dalam media yang kaya dengan asam

    amino. Fe3+ yang terdapat dalm meia beraksi dengan H2S dan menghasilkan senyaa FeS yangberarna hitam dan tidak larut dalam air.

    Produksi asam sulfide dapat terlihat dengan menggunakan media yag mengandung sulfur dan ionFe2+

    Media yang digunakan adalah TSIA (Triple Sugar Iron Agar).terutama digunakan untuk

    identifikasi bakteri gram negative. Media ini mengandung 3 macam gula yaitu glukosa, laktosa

    dan sukrosa, indicator merah fenol dan FeSO4 untuk memperlhatkan pembentukan H2S

    yangditunjukan dengan adanya endapan hitam. Konentrasi glukosa adalah 0,1 dari konsentrasilaktosa aatau sukrosaagar fermentasi glukosa dapatterlihatreaksi dilihat setelah 24-4 8 jam.

    Reaksi yang dapat terlihat pada TSIA :

    Butt bersifat asam (kuning)

    Slant bersifat basa (merah)

    Glukosa difermentasikan

    Pada seluruh media terlihat pembentukan

    asam. Seluruh media berwarna kuning.Pembentukan gas dibagian butt, media

    kadangkala terpecah

    Laktosa atau sukrosa atau keduanya

    difermentasikan.

    Pembentukan gas, misalnya H2 dan CO2

    Endapan hitam dibagiana butt Pembentukan H2S

    Seluruh media berwarna merah, bagian buttdan slant berwarna merah

    Ketiga macam gula tidak difermentasikan

    9.UJI DEKARBOKSILASE LISIN

    Dekarboksilasi merupakan proses penguraian gugus karboksil dari suatu molekul organik. Proses

    dekarboksilasi asam amino lazimnya menghasilkan CO2 ; molekul yang telah

    didekarboksilasikan digunakan dalam sebagai pemuka dalam sintesis berbagai komponen.

    Proses dekarboksilasi asam amino seringkali juga digunakan untuk menetralisasikan lingkungan

    asam. Sewaktu proses fermentasi mikroorganisme sering menghasilkan hasil sampingan yang

    bersifat asam yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Enzim dekarbiksilasemengenyahakan gugus asam dari gugus asam amino dan menghasilkan amina yang

    menyebabkan media pertumbuhan bersifat basa. Proses dekarboksilasi lisin dapat diketahuidengan menumbuhkan mikroorganisme dalam biakan yang mengandung lisin. Krbohidrat yang

    dapat difermentasikan (glukosa) dan indicator pH untuk melihat perubahan pH. Lazimnya

    indicator pH yang digunakan adalah brom cresol purple (BCP). Asam yang dihasilkan dariproses fermentasi glukosa akan menurunkan pH media biakan dan menyebabkan perubahan

    warna dari indicator pH.dari ungu menjadi kuning. Dalam suasana asam ini proses

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    27/58

    dekarboksilasi lisin dapat berlangsung sehingga terjadi pembentukan amin yang menetralisasikan

    suasana asam media pertumbuhan mikroorganisme. Proses netralisasi asam ini terlihat sebagai

    perubahan warna dari kuning menjadi ungu seperti sediakala; perubahan warna menjadi ungu inimenunjukan bahwa lisin mengalami dekarboksilasi

    Uji dekarboksilasilisin merupakan salah satu uji yang digunakan dalam pencirianmikroorganisme. Terutama yang menempati saluran pencernaan.

    Bahan yang diperlukan :

    Biakan : Eterobacter aerogenes

    Citrobacter freudi

    Kaldu dekarboksilase lisin yang mengandung lisin (LDC)

    Kaldu dekarboksilase tanpa lisin (LDC)

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

    1. Beri tanda pada tabung LDC dan DC dengan nama, tanggal, dan mikroorganisme yangdigunakan.

    2. Innokulasi tabung LDC dan DC.3. Lapisi media biakan yanh telah diinokulasi dengan 1 ml minyakmineral yang telah

    disterilkan. Gunakan ipet pasteur untuk mengalirkan minyak kedalam tabung. Perhatikan

    bahwa ujung pipet tidak menyentuh media biakan yang telah diinokulasi.4. Inkubasi pada suhu 350C selama 48 jam.Hari kedua

    1. Perhatikan adanya perubahan warna dalam media biakan. Dekarboksilasi lisin ditunjukanoleh warna ungu dalam kaldu LDC dan warna kuning tabung DC. Bila tabung LDCberwarna kuning, maka lisin mungkin tidak dikarboksilasikan. Bila tabung LDC dan DC

    berwarna ungu , maka lisin tidak diddkarboksilasikan, karena mikroorganisme ttidak

    menghasilkan asam dari fermentasi glukosa enzim dekarboksilase lisin tidak

    diaktivasikan. Kadangkala mikroorganisme dapat mereduksikan BCP sehingga terjadi

    perubahan warna dari ungu menjdai tidak berwarna. Perubahan warna media ini harusdiukur dengan menggunakan kertas indikator pH.

    2. Laporkan hasil pengujian.10.UJI IMVIC

    Untuk membedakanEnterobacter aerogenes dan Escherichia coli dilakukan Uji IMVIC yang

    terdiri dari uji-uji : Indol-Methyl red-Voges Proskeur-Citrat.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    28/58

    Kedua mikroorganisme tersebut akan memberikan hasil sebagai berikut :

    I M Vi C

    E. coli + + - -

    A. aerogenes - - + +

    11.HIDROLISIS GELATIN

    Gelatin adalah protein yang diperoleh sewaktu mereus tulang, tulang rawan atau tenunan ikat

    hewani lainnya. Protein ini bila didinginkan membentuk gel, mikroorganisme tertentu mampu

    menguraikan molekul sehingga asam amino yang dihasilkan dapat digunakn sebagi zat hara.

    Hidrolisis gelatin oleh mikroorganisme dikatalisis oeh eksoenzim yang disebut gelatinase.Gelatin yang telah dicerna tidak mampu membentuk gel dan bersifatcair. Kemampuan untuk

    mencernakan gelatin dapat digunakan dalam penirian mikroorgansme. Sebagai contoh Serratia

    marcecens dapat dibedakan dari Klebsiella pneumonia atau E. coli berdasarkan kemampuanmencernakan gelatin untuk mengetahui sifatpatogen galur mukrooranisme karena sering kalidikaitkan engan produksi enzim untuk menguraikan bahan pengikat, tenunan untuk memudahkan

    penyebaran mikroorganisme.

    Dalam laboratorium, pencairan gelatin di uji dengan cara menusukkan mikroorganisme yang

    akan di uji ke dalam media semi padat yang mengandung nutrient broth dan gelatin. Media ii diinkubasi dan di amati kemampuan mikroorganisme mencairkan glatin. Pada suhu 350C, gelatin

    dapat mencairjika di iokulasi dengan mikroorganime yang mamou maupun yang tidak mampu

    mencairkan gelatin. Berdasarkan hal tersebut gelatin harus di masukkan dalam lemari es selam

    30 menit untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme mencairkan gelatin. Bila

    mikroorganisme mampumencerna gelatin, maka meia semi padat tetap bersifat cair Setelahdikeluarkan dari lemari es. Sebaliknya bila mikrooranisme tidak mampu mencerna gelatin maka

    media semi padat gelatin membeku kembali setelah dikeluarkan dari lemari es.

    Bahan yang diperlukan :

    Biakan : Escheria coli

    Bacillus subtilis

    Seratina marcesccens

    Media biakan gelatin

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

    1. Tandai tabung dengan gelatin dengan nama, tanggal, dan mikroorganisme yang diiujikan.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    29/58

    2. Media diinokulasi dengan cara menusukan mikoorganisme yang diujikan sedalam bagian dari lapisan permukaan.

    3. Inkubasikan pada suhu 350C selama 24 jam.Hari kedua

    1. Amati petumbuhan dalam media gelatin, kemudian masukkan tabung dalam lemari esselama 30 menit.

    2. Amati pencairan gelatin setelah dikeluarkan dari lemari es. Pancairan gelatin dapat dilihatdengan memiringkan tabung. Bila gelatin tetap dalam keadaan cair, maka

    mikroorganisme mampu mencernakan atau menghidrolisiskan gelatin. Beberapa

    mikroorganisme mampu mencernakan gelatin namun memerlukan waktu yang lama. Iniberarti bahwa medium gelatin harus diinkubasikan kembali selama 1 minggu sebelum

    dapat dinyatakan bahwa hasil pengujian bersifat negatif

    3. laporkan hasil pengujian.12. HIDROLISIS UREA

    Beberapa mikroorganisme mampu menhasilkan urease yang menguraikan urea menjadi

    ammonium dan CO2.aktifitas enzim urease ini dapat diamati dengan menumbuhkan

    mikroorganisme dalam media biakan yang mengandung urea dan indicator pH (biasanyaphenolred).Bila urea dihidrolisiskan,NH4+ terakumulasi dalam media biakan dan menyebabkan pHmedia menjadoi basa. Perubahan warna dari merahjingga menjadi merah unggu merupalkan

    petunjuk terjadinya hidrolisis urea.

    Urea bersipat labil,sehingga media urea tidak dapat disterilisasikan dengan autoklaf.sterilisasi

    dilakukan dengan filtrasi.

    Bahan yang diperlukan :

    Biakan : Escherichia coli

    Proteus vulgaris

    Media biakan agar urea (miring)

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

    1. Tandai tabung dengan nama, tanggal dan mikroorganisme yang diuji.2. Inokulasi agar miring dengan mikroorganisme.3. Inkubasi pada suhu 35 0C selama 48 jam.

    Hari kedua

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    30/58

    1. Amati perubahan warna dari merah jingga menjadi merah ungu. Nila perubahan warnasulit diamati karena pertumbuhan yang subur pada permukaan agar miring, bandingkan

    bagian slant dengan bagian butt.2. Laporkan hasil pengujian.

    13.PENGGUNAAN SITRAT

    Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme menggunakan sitra sebagai satu-

    satunya sumber karbon dan energi. Untuk uji ini dapat digunakan medium sitrat-koser berupameium cair atau sitrat-simon berupa medium padat. Yaitu merupakan medium sintetik dengan na

    sitrat sebagi satu-satunya sumber karbon, NH4+ sebagai sumber N dan brom thymol blue

    sebagai indicator pH, sedangkan medium sitrat koser tidak mengandung indicator. Bilamikroorganisme mampu menggunakan sitra maka asam akan dihilangkan dari medium biakan

    sehingga meningkatkan pH dan mengubah warna medium dari hijau menadi biru. Perubahan

    warna dari hijau menjadi biru menunjukan bahwa mikroorganisme mampu menggunakan sitrat

    sebagi sumber karbon. Edangkan padamedium sitrat kser kemampuan mengguanakan sitrat

    ditunjukan oleh kekeruhan yang menandakan adanya pertumbuhan.

    Bahan yang diperlukan :

    Biakan : Escherichia coli

    Enterobacter aerogenes

    Proteus vulgaris

    Pseudomonas aeruginosa

    Media biakan Simmons citrate agar

    Cara mengerjakan :

    Hari pertama

    1. Tandai tabung Simmons citrate agar dengan nama, tanggal, dan nama mikroorganismeyang diuji.

    2. Inokulasi tabung agar dengan inokulum yang tipis.inokulum yang tebal kadangkalamenyebabkan mikroorganisme seakan-akan dapat tumbuh dalam Simmons citrate agar,

    sehingg hasil pengujian dapat memberikan hasil yang tidak benar.3. Inkubasi pada suhu 35 0C selama 48 jam.Hari kedua

    1. Perhatikan perubahan warna dengan melihat pertumbuhan dan perubahan warna darihijau ke biru.

    2. Laporkan hsil pengujian.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    31/58

    BAB IV

    MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATE (MIC) Dan

    MINIMUM KILLING CONCENTRATE (MKC)

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Mikroba

    1) Faktor-faktor Fisik

    1. Pengaruh TemperatureTemperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kehidupan. Beberapa jenismikroba dapat hidup di daerah temperatur yang luas sedang jenis lainnya pada daerah yang

    terbatas. Pada umumnya batas daerah tempetur bagi kehidupan mikroba terletak di antara 0oC

    dan 90oC, sehingga untuk masin -masing mikroba dikenal nilai temperatur minimum, optimum

    dan maksimum. Temperatur minimum suatu jenis mikroba ialah nilai paling rendah dimanakegiatan mikroba asih berlangsung. Temperatur optimum adalah nilai yang paling sesuai /baik

    untuk kehidupan mikroba. Temperatur maksimum adalah nilai tertinggi yang masih dapat

    digunakan untuk aktivitas mikroba tetapi pada tingkatan kegiatan fisiologi yang paling minimal.

    Daya tahan mikroba terhadap temperatur tidak sama untuk tiap-tiap spesies. Ada spesies yng

    mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit didalam medium pada temperature 60oC;

    sebaliknya bakteri yang membentuk spora seperti genus Bacillus dan genus Clostridium tetap

    hidup setelah dipanasi dengan uap 100oC atau lebih selama 30 menit. Oleh karena itu, proses

    sterilisasi untuk membunuh setiap spesies bakteri yakni dengan pemanasan selama 15-20 menit

    dengan tekanan 1 atm dan temperatur 121oC di dalam otoklaf.

    Mengenai pH medium kenapa berpengaruh terhadap daya tahan mikroba terhadap pemanasanbahwa sedikit perubahan pH menuju asam atau basa sangat berpengaruh terhadap pemanasan.

    Sehubungan dengan hal ini, maka buah-buahan yang masam lebih mudah disterilkan dari pada

    sayur mayur atau daging.

    Golongan bakteri yang dapat hidup pada batas-batas temperature yang sempit, misalnya

    Gonococcus yang hanya dapat hidup pada kisaran 30-40oC. golongan mikroba yang memiliki

    batas temperatur minimum dan maksimum tidak telalu besar, disebut stenotermik. Tetapi

    Escherichia coli tumbuh pada kisaran temperatur 8-46oC, sehingga beda (rentang) antara

    temperatur minimum besar, inilah yang disebut golongan euritermik. Bila mikroba dipiara

    dibawah temperatur minimum atau sedikit diatas temperatur maksimum tidak segera mati,melainkan dalam keadaan dormansi (tidur).

    Berdasarkan daerah aktivitas temperatur, mikroba di bagi menjadi 3 golongan, yaitu:

    1. Mikroba psirkofilik (kryofilik) adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerahtemperatur antara 0 C sampai 30 C, dengan temperatur optimum 15 C. kebanyakan

    golongan ini tumbuh d tempat-tempat dingin, baik di daratan maupun di lauatan.

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    32/58

    2. Mikroba mesofilik adalah golongan mikroba yang mempunyai temperatur optimumpertumbuhan antara 25 C-37 C minimum 15 C dan maksimum di sekitar 55 C. umumnya

    hidup di dalam alat pencernaan, kadang-kadang ada juga yang dapat hidup dengan baikpada temperatur 40 C atau lebih.

    3. Mikroba termofilik adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerahtemperature tinngi, optimum 55 C-60 C, minmum 40 C, sedangkan maksimum 75 C.golongan ini terutama terdapat di dalam sumber-sumber air panas dan tempat-tempat lainyang bertemperatur lebih tinggi dari 55 C.

    Temperatur tinggi melebihi temperatur maksimum akan menyebabkan denaturasi protein dan

    enzim. Hal ini akan menyebabkan terhentinya metabolisme. Dengan nilai temperatur yang

    melebihi maksimum, mikroba akan mengalami kematian. Titik kematian termal suatu jenis

    mikroba (Thermal Death Point) adalah nilai temperatur serendah-rendahnya yang dapatmematikan jenis mikroba yang berada dalam medium standar selama 10 menit dalam kondisi

    tertentu. Laju kematian termal (thermal Deat Rate) adalah kecepatan kematian mikroba akibat

    pemberian temperatur. Hal ini karena tidak semua spesies mati bersama-sama pada suatu

    temperatur tertentu. Biasanya, spesies yang satu lebih tahan dari pada yang lain terhadap suatupemanasan, oleh karena itu masing-masing spesies itu ada angka kematian pada suatu

    temperatur. Waktu kematian temal (Thermal Death Time) merupakan waktu yang diperlukanuntuk membunuh suatu jenis mikroba pada suatu temperatur yang tetap.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi titik kematian termal antara lain ialah waktu, temperatur,

    kelembaban, bentuk dan jenis spora, umur mikrroba, pH dan komposisi medium. Contoh waktukematian thermal (TDT/ thermal death time) untu bakteriE. coli yaitu dalam jangka waktu 20-

    30 menit dan suhu 570C.

    1. Kelembaban dan Pangaruh Kebasahan serta KekeringanMikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi danbakteri diperlukan kelembaban yang tinggi di atas 85%, sedangkan untuk jamur di perlukan

    kelembaban yang rendah dibawah 80%. Banyak mikroba yang tahan hidup di dalam keadaan

    kering untuk waktu yang lama, seperti dalam bentuk spora, konidia, artospora, klamidospora dankista.

    Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya, biasanya diukur

    dengan parameter aw (water activity) atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh

    pada aw 0,998-0,6. bakteri umumnya memerlukan aw 0,90- 0,999. Mikroba yang osmotoleran

    dapat hidup pada aw terendah (0,6) misalnya khamir Saccharomyces rouxii. Aspergillus glaucusdan jamur benang lain dapat tumbuh pada aw 0,8. Bakteri umumnya memerlukan aw atau

    kelembaban tinggi lebih dari 0,98, tetapi bakteri halofil hanya memerlukan aw 0,75. Mikroba

    yang tahan kekeringan adalah yang dapat membentuk spora, konidia atau dapat membentuk

    kista.

    Bakteri sebenarnya mahluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di dalam air.Hanya di dalam air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur; hal ini di sebabkan karena

    kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup basah baiklah bagi kehidupan bakteri. Banyak

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    33/58

    bakteri menemui ajalnya, jika kena udara kering. Meningococcus, yaitu bakteri yang

    menyebabkan meningitis, itu mati dalam waktu kurang daripada satu jam, jika digesekkan di atas

    kaca obyek. Sebaliknya,spora-spora bakteri dapat bertahan beberapa tahun dalam keadaankering.

    Pada proses pengeringan, air akan menguap dari protoplasma. Sehingga kegiatan metabolismeberhenti. Pengeringan dapat juga merusak protoplasma dan mematikan sel. Tetapi ada mikrobia

    yang dapat tahan dalam keadaan kering, misalnya mikrobia yang membentuk spora dan dalam

    bentuk kista. Adapun syarat-syarat yang menentukan matinya bakteri karena kekeringan ituialah:

    Bakteri yang ada dalam medium susu, gula, daging kering dapat bertahan lebih lamadaripada di dalam gesekan pada kaca obyek. Demikian pula efek kekeringan kurang

    terasa, apabila bakteri berada di dalam sputum ataupun di dalam agar-agar yang kering.

    Pengeringan di dalam terang itu pengaruhnya lebih buruk daripada pengeringan di dalamgelap.

    Pengeringan pada suhu tubuh (37C) atau suhu kamar (+ 26 C) lebih buruk daripadapengeringan pada suhu titik-beku.

    Pengeringan di dalam udara efeknya lebih buruk daripada pengeringan di dalam vakumataupun di dalam tempat yang berisi nitrogen. Oksidasi agaknya merupakan faktor-maut.

    1. Pengaruh Perubahan Nilai OsmotikTekanan osmose sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air. Apabila mikroba

    diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnyamembran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada

    larutan hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena

    cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.

    Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi (1) mikroba

    osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi, (2) mikroba halofil, adalahmikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi, (3) mikroba halodurik,

    adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar

    garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.

    Contoh mikroba osmofil adalah beberapa jenis khamir. Khamir osmofil mampu tumbuh pada

    larutan gula dengan konsentrasi lebih dari 65 % wt/wt (aw = 0,94). Contoh mikroba halofil

    adalah bakteri yang termasuk Archaebacterium, misalnya Halobacterium. Bakteri yang tahanpada kadar garam tinggi, umumnya mempunyai kandungan KCl yang tinggi dalam selnya. Selain

    itu bakteri ini memerlukan konsentrasi Kalium yang tinggi untuk stabilitas ribosomnya. Bakteri

    halofil ada yang mempunyai membran purple bilayer, dinding selnya terdiri dari murein,sehingga tahan terhadap ion Natrium.

    1. Kadar Ion Hidrogen (pH)

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    34/58

    Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat hidup pada pH tinggi

    (medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat, rhizobia, actinomycetes, dan bakteri

    pengguna urea. Hanya beberapa bakteri yang bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnyaLactobacilli, Acetobacter, dan Sarcina ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya

    Thiobacillus. Jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah. Apabila mikroba ditanam

    pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi oleh jamur, tetapi apabila pH media 8maka pertumbuhan didominasi oleh bakteri. Berdasarkan pH-nya mikroba dapat dikelompokkanmenjadi 3 yaitu (a) mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-

    5,0, (b) mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-

    8,0, dan (c) mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5.

    Contoh pH minimum, optimum, dan maksimum untuk beberapa jenis bakteri adalah sebagai

    berikut :

    Nama MikrobapH

    Minimum Optimum Maksimum

    Escherichia coli 4,4 6,6-7,0 9,0Proteus vulgaris 4,4 6,6-7,0 8,4

    Enterobacteraerogenes

    4,4 6,6-7,0 9,0

    Pseudomonasaeruginosa

    5,6 6,6-7,0 8,0

    Clostridium

    sporogenes

    5,0-5,8 6,0-7,6 8,5-9,0

    itrosomonas spp 7,0-7,6 8,0-8,8 9,4

    itrobacter spp 6,6 7,6-8,6 10,0

    ThiobacillusThiooxidans 1,0 2,0-2,8 4,0-6,0

    Lactobacillus

    acidophilus

    4,0-4,6 5,8-6,6 6,8

    Untuk menumbuhkan mikroba pada media memerlukan pH yang konstan, terutama pada

    mikroba yang dapat menghasilkan asam. Misalnya Enterobacteriaceae dan beberapa

    Pseudomonadaceae. Oleh karenanya ke dalam medium diberi tambahan buffer untuk menjagaagar pH nya konstan. Buffer merupakan campuran garam mono dan dibasik, maupun senyawa-

    senyawa organik amfoter. Sebagai contoh adalah buffer fosfat anorganik dapat mempertahankan

    pH diatas 7,2. Cara kerja buffe adalah garam dibasik akan mengadsorbsi ion H+

    dan garam

    monobasik akan bereaksi dengan ion OH-.

    1. Tegangan PermukaanTegangan muka mempengaruhi cairan sehingga permukaan cairan tersebut menyerupai membran

    yang elastis. Seperti telah diketahui protoplasma mikroba terdapat di dalam sel yang dilindungi

    dinding sel, maka apabilaada perubahan tegangan muka dinding sel akan mempengaruhi pulapermukaan protoplasma. Akibat selanjutnya dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba dan

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    35/58

    bentuk morfologinya. Zat-zat seperti sabun, deterjen, dan zat-zat pembasah (surfaktan) seperti

    Tween80 dan Triton A20 dapat mengurangi tegangan muka cairan/larutan. Umumnya mikroba

    cocok pada tegangan muka yang relatif tinggi.

    1. Tekanan HidrostatikTekanan hidrostatik mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan mikroba. Umumnya tekanan

    1-400 atm tidak mempengaruhi atau hanya sedikit mempengaruhi metabolisme dan pertumbuhan

    mikroba. Tekanan hidrostatik yang lebih tinggi lagi dapat menghambat atau menghentikanpertumbuhan, oleh karena tekanan hidrostatik tinggi dapat menghambat sintesis RNA, DNA, dan

    protein, serta mengganggu fungsi transport membran sel maupun mengurangi aktivitas berbagai

    macam enzim. Tekanan diatas 100.000 pound/inchi2 menyebabkan denaturasi protein. Akantetapi ada mikroba yang tahan hidup pada tekanan tinggi (mikroba barotoleran), dan ada mikroba

    yang tumbuh optimal pada tekanan tinggi sampai 16.000 pound/inchi2 (barofil). Mikroba yang

    hidup di laut dalam umumnya adalah barofilik atau barotoleran. Sebagai contoh adalah bakteri

    Spirillum.

    1. Pengaruh SinarKebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis, bahkan setiap radiasi dapat berbahaya

    bagi kehidupannya. Sinar yang nampak oleh mata kita, yaitu yang bergelombang antara 390 m sampai 760 m , tidak begitu berbahaya; yang berbahaya ialah sinar yang lebih pendekgelombangnya, yaitu yang bergelombang antara 240 m sampai 300 m . Lampu air rasa

    banyak memancarkan sinar bergelombang pendek ini. Lebih dekat, pengaruhnya lebih buruk.

    Dengan penyinaran pada jarak dekat sekali, bakteri bahkan dapat mati seketika, sedang padajarak yang agak jauh mungkin sekali hanya pembiakannya sajalah yang terganggu. Spora-spora

    dan virus lebih dapat bertahan terhadap sinar ultra-ungu. Sinar ultra-ungu biasa dipakai untuk

    mensterilkan udara, air, plasma darah dan bermacam-macam bahan lainya. Suatu kesulitan ialahbahwa bakteri atau virus itu mudah sekali ketutupan benda-benda kecil, sehingga dapat terhindardari pengaruh penyinaran. Alangkah baiknya, jika kertas-kertas pembungkus makanan, ruang-

    ruang penyimpan daging, ruang-ruang pertemuan, gedung-gedung bioskop dan sebagainya pada

    waktu-waktu tertentu dibersihkan dengan penyinaran ultra-ungu.

    2) Faktor-faktor Kimia

    1. Fenol Dan Senyawa-Senyawa Lain Yang SejenisLarutan fenol 2 sampai 4% berguna bagi desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya

    daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih

    banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah lain untuk fenol.

    Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik.

    1. Formaldehida (CH2O)Suatu larutan formaldehida 40% biasa disebut formalin. Desinfektan ini banyak sekali digunakan

    untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur. Formalin tidak biasa digunakan untuk jaringan tubuh

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    36/58

    manusia, akan tetapi banyak digunakan untuk merendam bahanbahan laboratorium, alat-alat

    seperti gunting, sisir dan lain-lainnya pada ahli kecantikan.

    1. AlkoholEtanol murni itu kurang daya bunuhnya terhadap bakteri. Jika dicampur dengan air murni,efeknya lebih baik. Alcohol 50 sampai 70% banyak digunakan sebagai desinfektan.

    1. YodiumYodium-tinktur, yaitu yodium yang dilarutkan dalam alcohol, banyak digunakan orang untukmendesinfeksikan luka-luka kecil. Larutan 2 sampai 5% biasa dipakai. Kulit dapat terbakar

    karenanya , oleh sebab itu untuk luka-luka yang agak lebar tidak digunakan yodium-tinktur.

    1. Klor Dan Senyawa KlorKlor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. Persenyawaan klor dengan kapur ataunatrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum.

    1. Zat WarnaBeberapa macam zat warna dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada umumnya bakterigram positif iktu lebih peka terhadap pengaruh zat warna daripada bakteri gram negative. Hijau

    berlian, hijau malakit, fuchsin basa, kristal ungu sering dicampurkan kepada medium untuk

    mencegah pertumbuhanbakteri gram positif. Kristal ungu juga dipakai untuk mendesinfeksikan

    luka-luka pada kulit. Dalam penggunaan zat warna perlu diperhatikan supaya warna itu tidaksampai kena pakaian.

    1. Obat Pencuci (Detergen)Sabun biasa itu tidak banyak khasiatnya sebagai obat pembunuh bakteri, tetapi kalau dicampurdengan heksaklorofen daya bunuhnya menjadi besar sekali. Sejak lama obat pencuci yang

    mengandung ion (detergen) banyak digunakan sebagai pengganti sabun. Detergen bukan saja

    merupakan bakteriostatik, melainkan juga merupakan bakterisida. Terutama bakteri yang gram

    positif itu peka sekali terhadapnya. Sejak 1935 banyak dipakai garam amonium yangmengandung empat bagian. Persenyawaan ini terdiri atas garam dari suatu basa yang kuat

    dengan komponen-komponen. Garam ini banyak sekali digunakan untuk sterilisasi alat-alat

    bedah, digunakan pula sebagai antiseptik dalam pembedahan dan persalinan, karena zat ini tidak

    merusak jaringan, lagipula tidak menyebabkan sakit. Sebagai larutan yang encer pun zat inidapat membunuh bangsa jamur, dapat pula beberapa genus bakteri Gram positif maupun Gram

    negatif. Agaknya alkil-dimentil bensil-amonium klorida makin lama makin banyak dipakai

    sebagai pencuci alat-alat makan minum di restoran-restoran. Zat ini pada konsentrasi yang biasadipakai tidak berbau dan tidak berasa apa-apa.

    1. Sulfonamida

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    37/58

    Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai

    penghambat pertumbuhan bakteri dan lagi pula tidak merusak jaringan manusia. Terutama

    bangsa kokus seperti Streptococcus yang menggangu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus,dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamida. Penggunaan obat-obat ini, jika tidak

    aturan akan menimbulkan gejalagejala alergi, lagi pula obat-obatan ini dapat menimbulkan

    golongan bakteri menjadi kebal terhadapnya. Khasiat sulfonamida itu terganggu oleh asam-p-aminobenzoat. Asam-p-aminobenzoat memegang peranan sebagai pembantu enzim-enzimpernapasan, dalam hal itu dapat terjadi persaingan antara sulfanilamide dan asam-

    paminobenzoat. Sering terjadi, bahwa bakteri yang diambil dari darah atau cairan tubuh orang

    yang habis diobati dengan sulfanilamide itu tidak dapat dipiara di dalam medium biasa. Barusetelah dibubuhkan sedikit asam-p-aminobenzoat ke dalam medium tersebut, bakteri dapat

    tumbuh biasa. Berikut ialah rumus bangun sulfonamide dan asam-p-aminobenzoat.

    1. AntibiotikAntibiotik yang pertama dikenal ialah pinisilin, yaitu suatu zat yang dihasilkan oleh jamur

    Pinicillium. Pinisilin di temukan oleh Fleming dalam tahun 1929, namun baru sejak 1943antibiotik ini banyak digunakan sebagai pembunuh bakteri. Selama Perang Dunia Kedua dan

    sesudahnya bermacam-macam antibiotik diketemukan, dan pada dewasa ini jumlahnya ratusan.Genus Streptomyces menghasilkan streptomisin, aureomisin, kloromisetin, teramisin,

    eritromisin, magnamisin yang masing-masing mempunyai khasiat yang berlainan. Akhir-akhir

    ini orang telah dapat membuat kloromisetin secara sintetik, obat-obatan ini terkenal sebagai

    kloramfenikol. Diharapkan antibiotik-antibiotik yang lain pun dapat dibuat secara sintetik pula.

    Ada yang kita kenal beberapa antibiotik yang dapat dihasilkan oleh golongan jamur, melainkan

    oleh golongan bakteri sendiri, misalnya tirotrisin dihasilkan oleh Bacillus brevis, basitrasin olehBacillus subtilis, polimiksin oleh Bacillus polymyxa.Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies

    bakteri, baik kokus, basil, maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatuantibiotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spektrumnya sempit.Pinisilin hanya efektif untuk membrantas terutama jenis kokus, oleh karena itu pinisilin

    dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiklin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril

    tertentu, oleh karena itu tetrasiklin dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebelum suatuantibiotik digunakan untuk keperluan pengobatan, maka perlulah terlebih dahulu antibiotik itu

    diuji efeknya terhadap spesies bakteri tertentu.

    1. GaramGaram LogamGaram dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapatmenumbuhnkan bakteri, daya mana disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali dipertunjukkan

    dengan suatu eksperimen.

    Sayang benar garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, maka alat-alat yang terbuat dari

    logam, dan lagi pula mahal harganya. Meskipun demikian orang masih bisa menggunakan

    merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat. ONa HgOH SHgCH2.CH3 CH3 NO3 COONa metafen

    mertiolat

  • 7/22/2019 teori alt.docx

    38/58

    Persenyawaan air rasa yang organik dapat pula dipergunakan untuk membersihkan bijibijian

    supaya terhindar dari gangguan bangsa jamur. Nitrat perak 1 sampai 2% banyak digunakan untuk

    menetesi selaput lendir, misalnya pada mata bayi yang baru lahir untuk mencegah gonorhoea.Banyak juga orang mempergunakan persenyawaan perak dengan protein. Garam tembaga jarang

    dipakai sebagai bakterisida, akan tetapi banyak digunakan untuk menyemprot tanaman dan untuk

    mematikan tumbuhan ganggang di kolam-kolam renang.

    3) Faktor-faktor Biologi

    1. NetralismeNetralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling mempengaruhi. Hal ini dapat

    terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah atau secara fisik dipisahkan dalam

    mikrohabitat, serta populasi yang keluar dari habitat alamiahnya. Sebagai contoh interaksi antara

    mikroba allocthonous (nonindigenous) dengan mikroba autochthonous (indigenous), dan antarmikroba nonindigenous di atmosfer yang kepadatan populasinya sangat rendah. Netralisme juga

    terjadi pada keadaan mikroba tidak aktif, misal dalam keadaan kering beku, atau fase istirahat(spora, kista).

    1. KomensalismeHubungan komensalisme antara dua populasi terjadi apabila satu populasi diuntungkan tetapi

    populasi lain tida