fistula preaurikula
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
1/19
rFRApf
#pffiffiffi?Ftr
FfS
T
U
LA
PRtrA [fRfK
U
LA
$d#f,f
Gffiruf
TA
f,
Dr. Hj. Abla
Ghanie,
Sp.TffiT-KI
(K)
?nd
ENT
=
I{AAD &
NH,CK
SURGKRV
CONFER.ENCE
AND
3nd
ANN{JAL
#T{}f-,{^}
MHATTNG
(PXTG
3)
13
-
15
NOPEMBTR
ZtlCIE SI
$I{K,A.R?A
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
2/19
Teropi
Operatif
Fistul
a Preau
fi
kula
TERAPI
OPERATIF
FISTULA
PREAURIKULA
KONGENITAL
I
Abla
Ghanie
ABSTRAK
Fistula
preaurikula
merupakan
suatu
kelainan
kongenital,
berupa
cekungan
kecil
atau
pit
yang
letaknya
berdekatan
dengan
liang
telinga
pada
margin
anterior
dari timb
heliks
asenden.
Kelainan
ini
bervariasi
dari
hanya
lubang
buntu
hingga
bentuk
yang
lebih
kompreks
yang
bercabang
-
eabang.
Kelainan
ini biasanya
asimptomatik,
meskipun
adapula
yang
mengalami
infeksi
dari
yang
keluar
cairan
terus
menerus
ataupun
telah
terbentuk
abses.
Terapi
operatif
berupa
eksisi
fistula
nrerupakan penatalaksanaan
utama,
terutama
bila
infeksinya
rekuren
ataupun
persisten.
Dilaporkan
dari
Departemen
THT
RS.Dr.
Moh.Hoesin
Palemb
ang,
7
kasus
fistula
preaurikula
yang
dilakukan
operasi
dengan
teknik
sederhana
dan
standar,
yang
sebelumnya didahului dengan penyuntikan metilen
biru
untuk mengetahui
saiuran
fistuta,
selanna
periode
Januari
2006
sampai
Januari
200g.
Tidak
terdapat
angka
kekarnbuhan.
Kata
kunci:
Fistula
preaurikula,
sinus
preaurikula,
preauicular
pit,
terapi
operatif
PENDAFIULUAN
Fistula preaurikula adalah kelainan malformasi
kongenital
pada
daun
telinga
berupa
lubang
atau
cekungan
kecil
yang
terbuka
pada
daerah
preaurikula.
Bervariasi
dapat
dikenal
sebagai
preauricular
pit,
preauricular
srnus,
preauricular
fistula,
preauricular
tract
dan
preauricular
cysf.
1-5
o
Fistula
preaurikula
pertama
kali
diperkenalkan
oleh
Van
Heusinger
tahun
1864,
yang
awal
terjadinya
berasal
dari
fusi
tidak
komplet
dan
tidak
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
3/19
,
sempurna
dari
6 hillocks
yang
membentuk
saluran
yang
dilapisi
epitel.
Jika
saluran
berhubungan
dengan
permukaan
kulit,
maka
akan
bertendensi
untuk
keluarnya
cairan
yang
terqs
nrenerus
atau
intermiten. Biasanya
tampak
berdekatan
dengan
telinga
luar,
dan
terletak
pada
margin
anterior
dari
limb
heliks
asenden.
Kelainan
ini
paling
sering
terjadi
pada
telinga
kanan.l-7
Secara
klinis,
pasien
kadang
tidak
sadar
bila
memiliki
fistula
preaurikula,
pasien
baru
mengetahui
pada
saat
pemeriksaan
THT.
Sehingga
dikatakan
asimptomatik.
Kebanyakan pasien
baru
berobat
setelah
adanya
tanda
-
tanda
infeksi.o
Terapi
operatif
biasanya
direkomendasikan
pada
kasus
kasus
dengan
infeksi
yang
berulang.
Biasanya
diterapi
dengan
eksisi
setelah
infeksinya
reda
dengan pemberiqn
antibiotik.
Angka
kekambuhan
lebih
kecil
bila
eksisi
komplet
dilakukan
padd
saluran
fistula
2-s
Dilaporkan
ada
7
kasus
fistula
preaurikula
yang
dilakukan
terapi
operatif
standar
dengan
eksisi
fistula
di
Departemen
THT
RS.
Dr.
Moh.Hoesin
Palembang
selama
3
tahun
terakhir.
6
kasus
terinfeksi,
sed:n.,ka''
1,
kasus
tidak
terinfeksi.
Setelah
1
tahun
di
follow
up
pasca
operasi
tidak
didapatkan
rekurensi
ANATCMI
secara
anatomi,
teringa
dibagi
menjadi
tiga
bagian
meliputi
telinga
l';ar,
tengah,
dan
dalam.
reringa
luar
dan
tengah
berkembang
dari
alat
brankial
sedangkan
telinga
dalam
seluruhnya
berasal
dari
plakoda
optik.
Telinga
luar
termasuk
daun
telinga
atau
pinna
dan
liang
telinga.
Daun
telinga
atau
pinna
berasal
dari
pinggir
-
pinggir
celah
brankial pertama
dan
arkus
brankial
pertama
dan
kedua.
Daun
telinga
dipeisarafi
oleh
cahang
aurikulotemporalis
dari
saraf
mandibularis
serta
saraf
aurikularis
mayor
dan
oksipitalis
minor
yang
merupakan
cabang
pleksus
servikalis
B,e
o
Daun
telinga
mempunyai
kerangka
dari
tulang
rawan
yang
dilapisi
kulit.
Di
bagian
anterior
daun
telinga,
kulit
tersebut
melekat
erat
pada
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
4/19
..-..
irL .rl: :tlia Jiir,.: :. "
'
t
-
,
*
,t",
,,ry
perikondrium
sedangkan
di
bagian
posteriornya,
kulit
melekat
secara
longgar.
Daun
telinga
terdiri
dari
bagian
yang
bertulang
rawan
dan
bagian
yang
tidak
bertulang
rawan.
Bagian yang
bertulang
rawan
terdiri dari
heliks,
antiheliks,
tragus,
antitragus,
konka,
sulkus
retroaurikula.
Sedangkan
bagian
yang
tidak
bertulang
rawan
terdiri
dari
lobulus.
B,s
Fc-ss"
trrrnrrlaii(
iTlbs.cllum
:uiaulrE:,
--
Sntihdiri
lierix
-
-
-
Cg',iha nureulie
.-.
--
tleiir,r'
Ar.ttrag,rl
/
iccL)lus
a.,if,ulae
-'
Gambar
1.
Daun
Telinga;
tampak lateral
(ka)10
Daun
telinga,
terbentuk
dari
sebuah
kartilago
yang
elastik,
kecuali
di
daerah
lobul
yang
kekurangan
rangka
kartilago.
Kulit
tipis
meiekat
erat
pada
aspek
lateral
daun
telinga,
sedangkan
pada
aspek
medial
lebih
tebal
dan
longgar
Aspek
medial
kartilago
konka
mendekati
tulang
mastoid
dan
buttress
telinga,
pegangan
telinga
menjauhi
kepala.
Antiheliks
lembut,
seperti
bukit
yang
meninggiyang
melingkari
batas
lateral
konka.
r
Ke
arah
superior,
antiheliks
membagi
menjadi
krus
superior
dan
krus
inferior
dan membentuk
lekukan
(penurunan)
yang
dangkal,
dikenal
sebagai
fossa
triangutaris.
Antara
antiheliks
dan
heliks
ada
bagian
yang
melingkari
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
5/19
-
"t
'
r
t
t
-
-
":"
heliks
disebut
fossa
skapoid.
Krus
heliks
anterior
sebagian
membagi
kavitas
konka
menjadi
simba
konka
dan
kavum
konka'
Kearahinferior,antiheliksberhubungandenganpinggiranluar
kartilago
auditori
oleh
kartilago
yang
menyempit
dikenal
sebagai
isthmus'
yang
berhadaPan
dengan
tragus
11
SINUS
PREAURIKULA
Sinusaurikuladansinuspreaurikulabiasanyaberdirisendiridanhalini
sering
dihubungkan
dengan
aksesoris
auricular
tags
dan
abnormalitas
pinna.12
;
Lokasi
sinus
preaurikula
adalah
disamping
tragus
dan
melekat
pada
anterior
superior
heliks.
Biasanya
pada margin
anterior
limb
heliks
ascenden
(Gambar
2)a'5
Congdonpernahmelaporkantempat-tempatyangbiasanvaterdapat
orificium
kutaneus
dari
sinus
aurikula,
namun
tempat
yang sering
terdapat
sinus
preaurikula
dijelaskan
pada
gambar
2'1'
12
Biasanya
Sir]rlS
preaurikula
sempit,
panjangnya
bervariasi,
tetapi
biasanya
pendek
dan
c,rificiurnnya
biasanya
kecil'
Biasanya
terlindungi
dan
bercabang
sekitar
telinga'luar.
Biasanya
ditemukan
lateral'
superior
dan
posterior
dari
saraf
fasial
da..n
kelenjar
parotis
yang
jarang
sekali
meluas'
Pada
beberapa
kasus,
saluran
berhubungan
dengan
perikondrium
kartilago
telinga.
a'5
Chapmanmelaporkanberdasarkanpengalamannyapada6pasien,
sinus
preaurikula
terdiri
dari
srnus
sac
dengan
salurannya
yang
meluas
ke
anterior
dan
posterior,
berhubtrngan
dengan
dinding
kartilago
anterior
MAE'
juga
berhubungan
dengan
kartilago
antiheliks
(Gambar
2'21,t2'tt
saluran
sinus
umLlmnya
meluas
ke
anterior'
saluran
relatif
membesar
ke
posterior
ke
arah
mastoid
process'
Sinus
dan
salurarfnya
terletak
pada dasar
subplatismal
ke arah
superfisial
ke
kelenjar
panotis dan
lapisan
fasia
temporalis
yang berdekatan
dengan
arteri
temporal
superfisial'
'I
'l
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
6/19
.r'l,,:,.
.,., i:."i,. ]iill *,i,:,',
t
,
,,
t
-'''"
-
Saluran
sinus
terletak
dekat
dengan
saraf
fasial
pada
2
bagian.
Fada
bagian
badan
(trunk\
N.
fasial
bisa
saja
rusak
pada saat
pengangkatan
saluran
fistula
ke
arah
posterior
dan 5nedial
yang berlanjut
dengan
kaftilago
MA['
Pada
bagian
cabang
dari
N.
fasial
bisa
saja
rusak
pada
saat
pengangkatan
saluran
fistula
ke
aralr
anterior
dan
yang meluas
sampai
perbratasan
kelenjar
parotisl2
i;:
fo{
[ENiirl
lrtE
.&tr.Ih: r
ifr';rrJ
rldiltct
\;\llri
tJ'-lit
k
rt
iiU
'Urn"vt'
Gambar
2.
Fistula
Preaurikula
la
Gambar
2.1.
Ilustrasi
dari
tipe
sinus
preaurikula.
Garis
i
inclikasi
insisi
dan
anak
panah
mengindikasikan
ellips
yang
mengitari
tempat
yang
yallg
biasanya
terdapat
oriJicittrn
kutaneus
sinus
Gambar
2.2.
Ilustrasi
saluran
yang
menyebar
dari
badatl
sinus'
]'biasanya
diternukari
postaurikula
yang
meluas;2.
saluran
berhubungan
riengan
antihelir;3'
saluran
berhubungan
dengan
eksternal
cartilago
rneatus;
4.
saluran
menyebar
ke
anterior;
Anak
panatr
rnengindikas
ikan
badan
sinus
EMBRIoLoGI
1'4'5'15
Pembentukan
sinus
preaurikula
terjadi
sejak
pro$e$ ernbriogenesis
dan
berkaitan
erat
dengan
pembentukan
telinga
$elarna
6
nringgu
geslasi'
Telinga
terbentuk
dari
arkus
brankial
ke
- 1
clan
ke
-
2,'
Tutta
eusta$iu$
tumbuh
dari
faringear
pouch
pertama.
Jaringan
dari
brankiar
kleft
pridi'iia-rJai,
i
I
I
I
lt,
I
't
ift
1i'l
\\
\\
\
t
I
I
*--*1
rn
.,1
__.*_
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
7/19
Ter api
Operatif
Fistala
Praou
tiku la
kedua
berkembang
menjadi
6
auditori
hillocks,
yang
menyatu
untuk
membentuk
telinga
luar.
Jadi
telinga
terbentuk
dari
proliferasi 6
mesenkim,
yang dikenal
sebagai
hillocks.
tebih
khusus
lagi,
3
hillocks dari
batas kaudal
arkus
brankial
pertama.
Dan
3
lainnya
tumbuh
dari
batas
sefalik
arkus
brankial
kedua.
Hillocks
*
hitlocks
ini
nantinya
menyatu
untuk
membentuk
telinga.
Terdapat
3 teori
yang,
menjelaskan
pembentukan
sinus
preaurikula'
Teori
pertama
mengatakan
terjadi
dari
fusi
yang
tidak
sempurna
dari
6
hittocks
aurikula
sehingga
menghasilkan
fistula
preaurikula._ Hillocks
pertama
membentuk
tragus, kedua
menjadi
krus
heliks, ketiga
menjadi
sisa
atau
kelebihan
heliks,
keempat
membentuk
antiheliks,
kelima
menjadi
antitragus,
dan
keenam
berkembang
menjadi
heliks
bawah
dan
lobul
Teori
kedua
menyatakan
adanya
penutupan
yang
tidak
sempurna
pada
bagian
dorsal
daritonjolan
faringeal
pertama.
Teori
ketig:
menyatakan
bahwa
perkembangan
sinus
preaurikula
dari
lekukan
.;rtodermal
yarig
terpisah
pisah
selama
pembentukan aurikula'
Sinus
preaurikula
sering
dikaburkan
dengan
fistula
bnankial.
Dimana
?rroffi?li
kleft
brankial
berk.ritan
erat
dan
melibatkan
meatus
akustikus
eksternus,
membran
timpani,
atau
angulus
mandibula.
Sedangkan
sinus
preaurikula
tidak
demikian.
Serupa
dengan
diatas
sinus
preaurikula
tidak
melibatkan
cabang
saraf
fasial,
meskipun
penatalaksanaannya
dapat
saja
merusak
saraf
fasial.
Fenomena
perkembangan
spesifik
pada
kelainan
kongenital
diklasifikasikan
sebagai
migrasi
abnormal
sel,
proliferasi
abnormal
sel,
dan
kematian
sel
yang
atipikal.
Pada
kasus
-
kasus
telinga
luar,
seharucnya
berada
pada
tempatnya
selama
usia
janin
4 sampai
12
minggu,
ini
disebut
periode
kritis
pembentukan
telinga
luar
yang
hampir
lengkap'
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
8/19
Terapi
Operatif
Fistula
Preaurikala
li,
$r
"J
'*"-{
.-/
/ ii{'
Gambar
4.
Embriologi Aurikulas
EPIDEMIOLOGI
Kista
dan
sinus
preaurikula
merupakan
kelainan
yang
umum
terjadi,
dengan
insiden
15,5
sampai
43,7
per
10.000
kelahiran
lridup.
Selkrik
dan
Skokan
melaporkan
insiden
fistula
kurang
dari 1
%
pada
ras
Eropa
dan
Amerika,
5,2o/o
pada
ras
Negro
dan 10
%
pada
ras
oriental.
Laki
dan
perempuan
perbandingannya
hampir
seimbang.
Kasus
bilateral sekitar
35
-
50
%.3
Di
usA insidennya
0,1-0,9
Yo, Hungaria
0,47o/o,
lnggris
a,go/o,
Taiwan
2,5o/o
dan
Afrika
4
-
10
%. Namun
insiden
yang
sebenarnya
tidak
tercatat.
Karena
banyak
yang
tidak
mengeluhkan gejaranya
dan hanya
pasien
-
pasien
yang
terinfeksi
yang
baru
datang
untuk
berobat"
Di
Scoflandia
0,06%.3,16
Ellies dkk,
melaporkan
secara retrospektif
antara
tahun
1970
hi;rgga
1996
pada
62
pasien
fistula
preaurikula.
Pada
operasi
pe.rtama
bervariasi
antara
usia
t
hingga
59
tahun
dan
pada
operasi kedua
bervariasi
antara
usia
3 hingga
57 tahun.
Didapatka
n 46
%
pria
dan
54
%
wanita.1s
Dilaporkan
ada
7
kasus
fistula
preaurikula
yang
dilakukan
terapi
operatif standar
dengan
eksisi
fistula
di
Departemen
THT
RS.
Dr. Moh.Hoesin
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
9/19
-
a
t
-'
-
-*
-
-''
'"'*
Palembang
selama
2 tahun
terakhir.
(
Januari
2006
-
januari
2008
),
Laki
-
laki
3
pasien
dan
perempuan
4
pasien.
ETIOLOGI
Fistula
preaurikula
merupakan
kelainan
anomali
telinga
luar
yang
penyebabnya
tidak
diketahui.
Hipotesa
yang
paling
bisa
diterima
adalah
autosomal
dominan
yang
diturunkan
atpu
bawaan'
Sinus
preaurikula
terjadinya
sioradik
atau
bawaan.
Lebih
dari
50%
kasus
seluruhnya
unilateral,
dan
tersering
sporadik.
Kebanyakan
terjadi
pada
sebelah kanan.
Pada
25-
lQo/o
kasus
sinus
terjadi
bilateral.
Biasanya
diturunkan,
dimana
terjadi
pola
inkomplet
autosomal
dominan
yang
berkurang
sekitar
B5%.
Penelitian
terbaru
di
China
terdapat
adanya
lokus
pada
kromosom
8q11,1-q13,3
untuk
terjadinya
fistula
preaurikula
kongenital.
Penelitian
tersebut
menggunakan
hubungan
analisis
familial
yang
terpengaruh
atauPun
tidak.
:
3'a
tustin
menyatakan
aktivasi
gen
sekuensial
diperlukan
untuk
perkembangan telinga
dan
fasial
yang
normal.
TerganEgunya
aktivasi
gen
lekuensial
pada
binatarrg
percobaan
,
mengganggu
perkembangan telinga'17
Merlob
dkk,
seperti
yang
dikutip
dari
Scheinfeld
a,
menyatakan
bahwa
sinus
merupakan
penanda
adanya
paparan
teratogenik
dan
mengatakan
bahwa
penurunan
prevalensi fistula
preaurikula
di
lsrael
merupakan
tanda
menurunnya
pula
paparan terhadap
zal
-
zat teratogen
GEJALA
KLINIS
Fistula
preaurikula berupa
lubang
kecil yang
berdekatan
clengan
telinga
luar,
biasanya
terletak
pada
margin
anterior
hari
limb
heliks
asenden.a'5
Pernah
dilaporkan
juga
sepanjang
margin
posterosuperior
heliks,
pada
tragus
ataupun
lobul.
Pif
yang
tampak
menggambarkan
deformitas'
yang
luas,
ukuran
panjang
sinus
yang
bervariasi,
cabang
dan
.ialan
yang
berliku.
Hal
ini
biasanya
melibatkan
masalah
kosmetik
.16
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
10/19
:r11iiii;aiilliil&itai
:irs{,
t},r.
r:::;:d.*.,
_^
"'"ffi
,
--=-
,
,
,,,
,,.-.
-r
r
,
Sinus
preaurikula
dapat
mengakibatkan
terbentuknya
kista
subkutan
yang
berkaitan
dengan
kartilago
tragus
dan
anterior
krr-rs
heliks.
Pada
keseluruhan
kasus,
bagian
,
dari
saluran
sinus
bercampur
dengan
perikondrium
kartilago
aurikula.
Kebanyakan
pasien
dengan
kelainan
ini
asimtomatik.
Hanya
1
dari
3
pasien
yang
menyadari
memiliki
kelainan
ini.
Saluran
sinus
biasanya
lateral
dan superior
dari
saraf
fasialis
dan
kelenjar
parotis,
hal
ini
kontras
dengan
branchiar
c/eft
pertama,
yang
berhubungan
erat
dengan
struktur
ini.1,15
,-
Gejala
fistula
yakni
adanya
pembengkakan,
nyeri dan
keruar
cairan.
Keluarnya
cairan memudahkan
terjadinya
infeksi.
Beberapa
pasien
rnengeluh
keluarnya
cairan
purulen
kronis
dan
intermiten
dari
lubang
tersebut.
Sekalinya
sudah
terinfeksi,
sinus
tersebut
biasanya
jarang
asimptomatik.,
seringnya
terjadi
infeksi
kronis
eksaserbasi
akut, kemudian
dapat
terbentuk
jaringan
parut
dan
rusaknya
kulit
secara
kosmetik.1,4,5'16'
Pada
beberapa
pasien
mengeluh
selurlitis
fasial
atau
ulserasi
pada
bagian
anterior
telinga.
Ulserasi
sering
diterapi
tanpa
mencari
sumber
yang
jelas
dan
sisa sinus
preaurikula
tidak
diperhatikan.l
Elliesls
melaporkan
dari
penelitiannya,
pasien
dengan
tanda
dan
gejala
seperti
palpasi
yang
resisten,
ostium
yang
tampak,
adanya
inflamasi,
rasa
gatal,
keluarnya
sekret
yang
intermiten
dan
persisten,
Keluhan
yang
terbanyak
adalah
pembengkakan
dan
nyreri,
hal
ini
menunjukkan
peradangan.l
Masahiro
dkk, melaporkan
kasus dengan
riwayat
infeksi
sekitar
5,8
o/o
18
PATOLOGI
sinus
preaurikula
biasanya
sempit,
ukurannya
bervariasi
tetapi
biasanya
pendek
dan
orificiumnya
kecir.
pada
hampir
semua
kjsus--
salurannya
berhubungan
dengan
perikondrium
kartirago
telinga.a
'
Bisa
unilateral
ataupun
bilateral,
dan
bervariasi
dari
yang
saluran
simple
yang
buntu
hingga
sinus
yanq
bercabang
-
cabang
kompleks,
sampai
i
i.
ti
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
11/19
t ,
,-
. ,tt-,
t-t. :
..t.,
60%
mempunyai
komponen
kistik.
Ellies
15
melaporkan
dari
62 kasus
,
13
kasus
(21To)
bilateral.
Masahiro
dkk18 menemukan
103
dari
396 kasus
i26%)
bilateral.
Ukuran
panjang
dari
saluran
fistula
bervariasi
antara
3
hingga
22
mm.
Beberapa
penulis
mengatakan
bahwa inflamasi
pada
fistula
mungkin
memperpanjang
saluran fistula.
Elliesls
menernukan
panjang
fistula
sekitar
25mm.
Metilen
biru
dapat memprediksi
panjang
saluran.
fl/letode
lain
dengan
menyuntikkan
liquid
kontras
melalui lubang
sinus
(fistuiognaphy)
'e
Sinus
preaurikula
biasanya
lateral,
superior
dan
pcrstericlr
cjari saraf
fasialis
dan
kelenjar
parotis
h{lsroloct
4'5
Dari
pemeriks;an
secara
kasar,
sinus
preaurikula
terdiri
dari'struktur
tubular
yang
simpel
alau
p'ola
yang
berlekuk
*
lekuk,
hisa
tipis
dan
berk;iauan
atau
benruarna
purlh
tebal.
Epitelnya
skuamous
stratlfikasi
yang
menunjukkan
lriperkeratosls
dan
parakeratosis
yang
melapisi
h-rbang
sinus
dan
terisi
dengan
materl
seperti
smegma
dan
mengandung kelenjar sebaseus atau sebocit, kelenjar
keringat
dan
folikel
rambut.
Jaringan
sekitar"
mengandung
plasrna
sei,
linifcsit
elan
netrofil.
Jika
terjadi
inflamasi.
Lapisan
epitel
sering
tertutup
jaringan
granulasi.
BAKTERI
Dari
beberapa
literatur,
kolonisasi
bakteri
yang
terseriniT
i"ri*iiiruii
streptokokus
salivarius,
stapilokokus
pyogenes,
bakteri
Srfim
positip
dan
iliasil
gram
negatip.
15
Etliesls
rnelaporkan penelitiannya
terbanyak
arialair
stapiioknkirm,
epidermidis,
aureus,
streptokokus
viriclans, pepi*kr:kus
clan
proteus
Pada
salah
satu
penelitian,
terCepat
5?
%
pasir:n
drtngan
ini.larn;rsi
pada
sinus,
34
o/o
dengan
ab*es
sinus,
18 'r;
tiengnn
irrfeksi
s+ini"is.
Liruiarr
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
12/19
**ej
'l'eropi
Opentif
Fistula
Preaurikula
terbanyak
yakni
Stapilokokus
epidermidis
(31%),
Stapilokokus
aureus
(3'l%),
Stretokokus
viridan
(15%),
Peptokokus
(15%)
dan
Proteus
i8%)1'5'15
DIAGNOSIS
Diagnosis
dari
klinis.
Pemeriksaan
diagnosis
dan
terapi.
fistula
preaurikula
berdasarkan
anamnesis
dan
gejala
mikrobiologi
dan
patologi
anatomi
dapat
mendukung
DIAGNOSIS
BANDING
Banyak diagnosis banding yang dapat dipertimbangkan , kecuali
pada
preauricular
pit.
Furunkel,
atau
infeksi
kiste
sebaseL s,
seringkali
salah
didiagnosis
menjadi
diagnosis
banding
pada
sinus
preaurikula
yang
telah
terbentuk
abses.20
PENATALAKSANAAN
Mayoritas
pasien
pasien
dengan
sinus
preaurikula
adalah
asimptomatik.
Terapi
dari
kista
dan fistula
baru
diindikasikan
bila ada
geiala
dan
keluhan.
Hal ini d'ljadikan
prinsip
bagi sebagian
besar
ahli
THT.
Meskipun
ada beberapa
yang
beranggapan
pada
sinus
yang
tenang
tetap
harus
diterapi
karena mekanismenya
yang
belum
jelas.
5
Pengangkatan
saluran
secara
komplet
sangat
perlu
untuk
mencegah
kekambuhan
dan
infeksi berulang.
Diseksi teliti
pada
sinus
oleh ahli
THT
dengan
anestesi
umum
akan
memininralkan
r"esiko kekambuhan.
Pengalaman
ahli bedah
dalam
mengangkat
sinus
merupakan
kunclgukses
terapetik.
a
Teknik operasi
standar
berupa
insisi
elips
yang
mengitari
sinus
dan
jarang
melakukan
diseksi
pada,
lubang saluran.
Sebelr"rmnya
dilakukhn
lnfiltrasi
dengan
vasokontriksi.
Mbmeriksa
saluran
fistula dapat
nnembantu
diseksi
secara
tepat. $ebelumnya
dilakukan
pewarnaan
dengan
metilen
biru
::
ii
tl
ll
ii
1i
1{
lr
1
i:
ii
't
.i
it
;
1'l
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
13/19
Terapi Opemtif
Fistuls
Preaurikula
untuk
mengikuti
aliran
lubang saluran
dan
pewarnaan
fistula.
Beberapa
ahli
berpendapat
dengan
menggunakan
mikroskop
operasi
dapat
memberikan
keuntungan yang berbeda ketika mengikuti saluran fistula
dan
mempermudah
eksisi
secara
komplet.
a'21
,
I
Anggapan
bahwa
teknik
yang
lebih
sukses
dengan
pendekatan
supra
aurikula,
dimana
tidak
seperti
teknik
sebelumnya,
tidak ada
kesulitan
untuk
mengidentifikasi
saluran.
Pendekatan
supra
aurikula
meluas
hingga
insisi
postaurikula.a
.,
Pembedahan
baru
bisa
dilakukan
setelah
infeksi
sinus
preaurikula
mereda. Aspirasi
jarum diperuntukkan
pada pasien
-
pasien dengan
lesi
infeksi
yang
tid:k
respon dengan
terapi
antibiotik
oral.
17
'tVide
eksisi
berguna
jika
terjadi
edema
dan
inflamasi
yanE
bernubungan
dengan
rnfeksi
berulang
sirtus
yang
tidak sembuh
dengan
antibiotik.
a'5
Ada
banyak
.rhli THT
yang
melakukan
berbagai
variasi
terapi
pada
kelainan
ini.
Ellies
15
menyuntikkan
lubang dengan
metilen biru
sebelum
dilakukan
eksisi
lalu dilanjutkan
dengan
sirkumskripsi
oval
pada
arificiurn
dan
eksisi
keseluruhan
pada
panjangnya
saluran,
dibantu
dengan
kaca
pembesar
atau mikroskop
operasi
Granizo
dkk
memperkenalkan
teknik
operasi
kombinasi.
Dengan
menggunakan
lakrimal
probe
untuk
mengkanalisasi
lubang
saluran
dan
penyuntikan
metilen
biru
yang
biasanya
refluks
nnelalui
arificium
tersebut.
Sebelum
dilakukan
operasi
diberikan
antibiotika.
Beberapa
ahli
bedah,
mulai
dari
$cheinfeld
melakukan-kanalisasi
orificium
dan
menyuntikkan
pewarnaan
metilen
biru
ke"dalam
saluran
selarna
3
hari sebelum
operasi
dalam
keadaan
yang
steril.
Lubang
yang
terbuka
dijahit
dengan
benang.
Teknik
ini menggembungkan
saluran
dan
memperluas
saluran
oleh
pewarnaan
metilen
biru tersebut.
15
o
El-Mallah
memberikan
antibiotik
pada
keadaan
infeksi
akut,
setelah
kultur dan
resistensi.
Bila
terbentuk
abse$,
tr"larus diin*lsi
pada
Earis
eksisi^
12
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
14/19
,1
ti
iil
li.l
,;itl
;ilt
iili
,il
".i$.:
,i;,
Tr
rapi
()perttiJ'
I;istula
Preou
ril
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
15/19
':att.
:ryae{
-sutn
l**nrkuu
Saluran
fistula
akan membantu
diseksi
Secara
tepat.
Dengan
pewarnaan
metilen
biru,
akan menelusuri
saluran
sinus
dan
memberi
sedikit
pewarnaan
pada
fistula.
1'a'5
'
Baatenburg
de
Jong3
*emp"rf"nalkan
teknik
terbaru
2005
tentang
modifikasi
teknik
wide lokal
eksisi.
Yang
hampir
sama tetapi
dimodifikasi
untuk
meminimalkan
resiko
kekambuhan.
Prosedur
teknik
ini diperkenalkan
sebagai
"inside
out".
yang
pertamakalinya
dulu
pernah
diperkenalkan
oleh
Jesma
dari
Rotterdam,
tetapi
tidak
dipublikasikan.
Metode ini
menggunakan
*mikroskop.
Sinus
yang
tampak
diikuti
baik
dari
luar
(
seperti teknik
klasik
)
dan
dalam. Cahang
-
cabang
trakturs
yang terbuka
diikuti
sampai
ujungnya
diident:iikasi
dan drcksisi.
Menurut
Baatenburg
de
Jong angka
rekurensi
dilaporkan
0%
dengan teknik
inside
ouf
ini. Saat
ini
rnetode
ini
bukan
rnerupskdn
metode
yang
oroakai
secara
luas
tetapi
hal ini
nrenarik
dan
perlu
untuk dicoba.l'3
Penulis
lain merekomendasikan
destruksi
saluran
sinus
dengan
solusio sklerotik
atau elektrodiatermi
sebagai
alternatif
untuk diseksi,
yang
hasilnya
bervariasi,
dengan
keuntungan
yang
belum
jelas.l
PROGNOSIS
Eksisi
yang
tidak
komplet
akan mengakibatkan
rekurensi dari sinus
preaurikula.
Angka
rekurensi
pernah
dilaporkan
0
dan
42
%.
Tingginya
angka
rekurensi berkaitan
dengan
kenyataan
bahwa
sinus
preaurikula
sering
dianggap
keadaan
yang
sepele dan
operasinya
dilakukan oleh
ahli
yang
tidak
berpengalaman.
1' 13'17
Currie
dkk
13
melakukan
penelitian
secara
retrospektif selama
periode
B tahun
di Hongkong
untuk
mencari
faktor
-
faktor
yufg
**tpengaruhi
hasil
dilanjutkan
eksisi bedah
sinus
preaurikula.
Dari
159
pasien
dilakukan
operasi
pada
117
pasien.
Ditemukan eksisi
sebelumnya,
penggunaan
probe
rjntuk
alur
sinus,
luka sepsis
post
operatif
dan
selama
operasi dengan
anestesi
lokal.
Keseluruhan
mempengaruhi
peningkatan
rekurensi.
(
faktor
pernbedah
LI
t'+
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
16/19
Terupi
(ipemrif
Fistul$ I'reouilhalc
dan
pasien
tidak
dihitung, dan
anali$i$
statistilt
tidak dibuai).
Mereka
rnengobservasi
faktor
*
faktor
yang
muncul
untuk
mngurangi
kemungkinan
rekuren.
Hal
ini
tennasuli
ctiseksi
yang
teliti
pnela
*inus
berclasarkan
pengalaman
ahli THT dalam
anestesi
umum.
menggunakan
pendekatan
supra-aurikula
ke
fasia ternporalis,
menghindari
rupturnya sinus
dart
penutupan
wound dead
space
(space
bekas
c,perasi),
Perbandingan
teknik
simpel
sinektomi
dengan
pefidekatan
supra
aurikula
yang
dilaporkan
Prasad
dkk tahun
1990 dan
Lanr tahun
2001
*dalah
''sebagai
berikut;
teknik
pendekatan
supra
aurikula
memiliki iasio
rekurensi
lebih
rendah yaitu
sekitar
5 % pada 21 pasien, dibandingkan
sin'lpel
sinektomi
42
o/o
pada
12
pasien.
Dan
3,70/o
(27
pasien)
dibandingkan
32%
{25
pasien)1'3
Sedangkan
Baatenburg de
'long
nrenjelaskan
angka
rekurensl 0?b
pada
23
pasien
berdasarkan
teknik
inside
-
ouf.3
LAPORAN
KASUS
Dilaporkan
ada 7
pasien
yans
didiagnosis
fistula
preaurikuia
kongenital
yang
dilakukan operasi
di
Deparfemen
THT RS. Dr.
Mohammad
Hoesin Palembang.
Periode
Januari
2006
hingga
Janurari
2008.
3
Laki
-.laki
dan
4
wanita. Usia berkisar
g
-
35
tahun.
6
pasien
dengan kelulran
yang
sama
yakni
adanya
infeksi berulang
di depan telinga kanan,mulai
dari
keluarnya cairan
dari
oificiunr
(pit),
pembenEkakan,
rnerah,
terbentuk
abses
hingga terbentuk
scar atau sikatrik. Sedangkan
1
pasien
denEan tidak
ada
keluhan infeksi, hanya untuk
kepentingan
kosrnetik.
2 dari 7
pasien
nremiliki
fistula
preaurikula
bilateral,
sedang
5 lalnnya unilateral. ?
pada
telinga
kiri dan
3
pada
telinEa
kanan. Letak fistula
preaurilru[fr
secara
ke:*e$uruhan
padd
margin anterior
linrb
heliks
"u""fldenu.
Rata
-
rata
pasien
telah
berobat
di
dokter"un'luril dan
clr:rkter
lain
cliberi
antibiotik
tetapi
belum
ada
perubahan.
Dari
pemeriksaan
fislk didapatkan
pasien
dalam kondisi
baril{"
$nri
pemeriksaan
THT
diternr:kan
adanya
penebalan,
&rea
hiperemrs, tlan
scffi-
t5
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
17/19
I
i
I
{
*
I
1
'i
1
{
,'i
1
I
Teropi Operatif F E'jtiai;
ctriniii;aia-
--"-*-'-"':'-
-
ataupun
abses.
Didapatkan
pula
1 lubang
kecil
(pit)
pada
margin
anterior
heliks asendens.
Ukuran
area
hiperemis
0,5 x 0,5
x 0,5 cm.
Tidak ada
pit
di
kanalis
telinga,
dan membran
tinipani
utuh.
Diberikan
terapi
Clindamicin
untuk
mengurangi
infeksi.
Operasi
dilakukan
dalam
narkose
dengan teknik
eksisi
simpel
(sinektomi)
dan
wide
eksisi
(supra-aurikular
approach\.
Setelah
dilakukan
tindakan
,
aseptik
antiseptik,
lokasi sekitar
pit
diinfiltrasi
dengan
epinefrin.
Dilakukan
penyuntikan
metilen
biru
ke dalam
prT,
dengan
menggunakan
abbocath
*needlo
tube
no
?2
G
untuk
mewarnai
saluran
fistula.
Kemudian
dilakukan
insisi elips
mengitarr
pif
segaris dengan garis
wajah.
Kemudian
dilakukan
eksisi
mengikuti
saluran
.fistula
yang
telah
diwarnai
metilen biru
hingga
ke
ujungnya.
Harus
dipastikarr
seluruh
saluran
fistula
benar
-
benar
terangkat
dan bersih.
Kemudian
daerah operasi
dijahit
lapis
demi
lapis.
DISKUSI
Fistula
preaurikula
merupakan
kelainan
kongenital,
dimana terdapat
lubang kecil atau
pit
dan
saluran
sinus
pada
regio
preaurikula
.'-5 Kelainan
lni
biasnya
bersifat asimptomatik
atau tanpa
gejala,
sehingga kadang
pasien
tidak
menyadari
rnerniliki
fistula
preaurikula.
Pasien baru
menyadari
setelah
tanpa
disengaja
melakukan
pemeriksaan
T'HT"
6
Dilaporkan
7 kasus
pasien
fistr;la
preaurikula
yang
dilakukan operasi.
Periode Januari
2006
hingga
Januari
2008.
Terdapat
3
pria
dan
4
wanita.
Hal
ini sesuai dengan literatur
bahwa
insiden antara
pria
dan wanlta
seimbang"3
Ugia
bervaniasi
dari
9
-
35
tahun.
15
Dari 7
pasien
didapatkan
2
pasien
memiliki fistula
preaurikula
bilateral
dan 5 unilateral.
2
"pada
telinga
kiri
dan 3
pada
telinga
kanan.
Hal ini
sesuai
dengan
literatur bahwa
kebanyakan
didapat
pada
telinga
kanan.l-7
6
dari 7
pasien
rata
-
rata merniliki
riwayat
infeksi berulang
pada
telinganya,
sesuai
.dengan
literatur
dan
t'rdt ini
merupakan
indikasi
untuk
dilakukan
operasi,l'1u'18
Hanya
'l
pa*ien yang
tlrJak
memiliki
keluhan
infeksi
dan
dilakukan
operasi
karena alasan
kosmetik.l-6
i,i
, .
'{
.:]il*
,,,lif
:i
I
i.rf
,,:iii,*
.''i$
'
,,
*
rl.,,{
'I
:,
,lll.
lrl
.J
,i:l;
rlil
,
,i.l;.lli
t6
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
18/19
i
1
l
I
\
.a
j
I
I
r
u
1
-
,
, a,
^
:rr
r'',
lnsisi
abses
tidak
dilakukan
untuk
menghindari
diskontinuitas
saluran
fistula
dan
rekurensi
infeksi.
Biasanya
diberikan
antibiotik
agar
infeksinya
mereda.
Bila
tidak
respon dengan antibiotik bisa dilakukan aspirasi
pada
abses.17
Pada
pasien
ini sebelumnya
diberikan
terapi
clindamicin.
Hal ini
sesuai
dengan
literatur
bahwa
bakteri
yang
biasanya
ditemukan
Stapilokokus
epidermidis
dan
aureus.
Bakteri
ini
lebih
sensitif
dengan
pemberian
penicillin,
sefalosporin,
eritromicin,
linkomicin
atau
clindamicin.l'5'15
*.
Tujuh
pasien
dilakukan
operasi
dalam
narkose
,
dengan
teknik
eksisi
sirnpel
(sinektomi)
dan
ada pula yang
dilakukan dengan
teknik wide
eksisi
(supra
auricular
approach).a'5'21
Hal ini
tergantung
panjang
dan
luas
saluran
I
fistel
seperti
yang
disebutkan
di
literatur.
Sebelum
dilakukan
eksisi
fistula,
dilakukan
infiltrasi
dengan
vasokonstriksi
yang
kemudian
dilanjutkan
dengan
menyuntikkan
metilen
biru
pada
orificium
alau
pit
untuk
mengikuti
saluran
fistula
atau sebagai
petunjuk
pada
saat
dilakukan
eksisi.15
Kemudian
dilakukan
insisi mengitari
prt
sesuai
garis
wajah.
Tahapan
selanjutnya
adalah
eksisi komplet
untuk
mengangkat
seluruh
saluran
sinus atau
fistula. Tahapan
-
tahapan
tersebut
diatas
sesuai
dengan
literatur.a's'21'2s'24'
Pengalaman
ahli
bedah
atau
jam
terbang
yang
tinggi
dari
operator
dalam
hal
ini
juga
sangat
mempengaruhi
keberhasilan
dan
meminimalkan
adanya
angka
rekurensi
seperti
yang
disebutkan
dalam
literatur.22-24
Dari
7
pasien,
setelah
di
lakukan
follow
up
1 tahun, tidak
dijumpai
rekurensi.
Hal
ini
juga
sesuai
literatur
bahwa
eksisi
komplet
dan
pengangkatan
saluran
fistula
sebersih
mungkin
akan
rnenurunkan
angka
rekurensi
21-24
I7
-
7/25/2019 Fistula Preaurikula
19/19
Terapi Operail
Fistula
Preauilkula
I
.i
,r,.@
.r
il*
trAFTAR
FUATAH3&
{' tpn t,
Cren{igafifilllsc
H, Mltopsll
1.ts,
rnn Fnrsdurrqur'dt
glt"rrJbi
A
flsVtsw
et
li*
aetiology,
clinical
presentation
and management.
lnternational
Journal
of
Pediatric
Otorhinolaryngology.
2005;69:
1
469-74
2.
Lam
HCK,
Soo G,
Wormald
PJ.
Excision
cf the
Preauricr;lar
Sinus:
A
Comparison
of
Two
Surgical
Techniques.
The
Laryngoscope
2001
;
111:317
-
e1v
3. De Jong
RJB.
A
new surgical
technique for
treatment
of
preauricular
sinus.
Surgery
2005;137(5):567-70
4.
Scheinfeld NS,
Silverberg NB,
Weinberg
Jttd,
Nozad
V.
The
preauricular
sinus:
a
review of
its
clinical
presentation,
treatment
and
association.
Clinical
Review.
P
6,;rFrc,
C
^rmdskr2y
.2(fr4'.21
(
3).
1
9
1
4
5. Scheinfeld
itS. Preauricular
Sinuses.
(cited
2005
February
2) Available
from:
U R L.
Http i/www
.
r1
qd]q
e-cgq(l e
rlnl.lo;'
. l I
r',r_tt-,
I
6.
Leung
AK,
Robsor,
WLM.
Association
of
Preauricular
Sinuses
and RenalAnomalies.
Urology.
September
1.005;
(a0);259
1
7.
Lee
KJ.
Noninfectio't,s
Disorders
of
the ear.
ln
Lee
KJ
editor.
Essential
Otolaryngology
7ih
ed. Appleton
&
Lange;1 999.p.7
i
1
8.
Gulya
J.
Developmental
Anatomy
of Temporal
Bone
and
Skull Base.
ln
Glasscock.
Surgery
of
the
Ear
2003;ed.5:3-5
9. Liston
S,
Duvall
A.
Embriologi, Anatomi
dan Fisiologi
Tetinga.
ln
Penyakit
THT,1997;ed.6:27
-
38
10. Putz
R,
Pabst
R,
Telinga.
ln
Suyono
J.
Ailas
Anatomi
Manusia
Boies,
Buku
Ajar
$obotta
2000;ed
z1:382
11.
LarrabeeWF,
Makielski
KH,
Henderson
JL.
SurgicalAnatomy
of
the
Face.
Lippincott
W&W,
USA. 2004:P.
167-80
12.
Chapman
P.
The surgical
management
of congenital
pre-auricular
sinus.lnt
J
of
Pediatric
Otorhinolaryngology.
1
98
2;4:
1
S-21
13.
Currie
AR,
King
\n
/VK,
Vlantis
AC,
LiAKC.
Fitfalls
in
the
management
of
preauricular
sinuses^
British
Journal
of
Surg. tslckwell
Science
Ltd.19g6;83:1772-74
1
4.
Atlas
Adams
cited at
embryology.
med. unsw. edv.
avlNoteslears.
htm
15.
Ellies
M,
Laskawi
R,
Arglebe
C, Altroggef
C.
Clinical
Evaluation
anrJ
$urgical
Management
of Congenital
Preauricular
Fistulas.
American
Ass
of Oral
and
Maxilofac
Surg.
1
998;56:827-30
16. Tom
LWC,
Samadi
DS. Surgical Treatment
of
Preauricular
Sinus/Cysts.
Operative
Techniques
in
Otolaryngology-Head
and Neck
Surgery.
March
2AO2;(13),4447
17. Austin
M .Preauricular
Cysts,Pits,
and
Fissures
(cited
2002 November
22)
Availabte
f rom : U R L : h
_tpllUfUry
pmgdfSl
n9
Q
I
r il,
\.,,
r
:tr :tl I I
r
-
r
1lj il,r_
18. lida
M,
Sakai
M.
A
statistical
study
of
fistula
auris congenital
in
Japen. Tokai
J Exp
Clin Med.1
997;22(3):133-1
36
19.
Sosialisman
,
Heli'ni.
Kelainan
Telinga
luar.
Dalam
Soepardi
EA, lskandar
N
editors.
Buku
Ajar
llmu
Kesehatan
Telinga
Hidung Tenggorok,
41h
ed. Batai
Ponerbit
FKUI,
Jakarta;2000.
p.44-8
20. coatesworth
AP,
Patmore
H,
Jose
J.
short
cornrnunication,
Management
of
an
U8infected
preauricular
sinus,
using
a
lacrimal
probe.
The
Journal
of
Laryngology
&
Otology.
2003;117:983-4
3
21.
Kumar KK,
Narayanamurthy
VB,
Sumathi
V, Vijay
R. Preauricular
Sinus:
Operating
Microscop
lnput
Outcome.
lndian
Journal
of Otolaryngology
and
head
and neck
surgery.
2006;58(
1
):6-8
22. Yeo SW,
Jun
tsC,
Fark
SN,et al.
The
Preauricular
Sinus :
Factors
contribriting
to
recurrence
after
surgery. Am
J Ototaryngot.2006;22(6):396-400
23.
Gur
E,Yeung
A,
Al
Azzawi
M, Thomson
H.
the
excised
preauricular
sinus
in
14
years
of experience.
ls
there
a
problem?.
Plastic Reconstr.surg
1 9g8; 1
02(s): 1a0s-g
24.
Choi SJ,
Choung
YH,
Park K,
Bae
J,
Park
HY. The
varian
type
of
Preauricular"sinus:
postauricular
sinus.Laryngoscope
2OO7;117(10):1798-802
t
t8