jalan berdarah

Upload: eko-rian-fauzi

Post on 24-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Jalan Berdarah

    1/4

    Jalan Berdarah

    Mobilku terus meluncur menembus jalan sepi yang semakin gelap.

    Setidaknya mengemudi lebih mudah daripada menepis isu orang-orang

    tentang jalan ini. Konon katanya, banyak terjadi kecelakaan misterius di

    sekitar jalan yang dipagari semak-semak. Tiga belas hari yang lalu katanya

    sebuah bus menabrak pohon besar di sisi kiri jalan yang menyebabkan nyawa

    beberapa orang melayang dan yang selamat harus bermalam di rumah sakit.

    Menurutku publik terlalu berlebihan menghubungkan kecelakaan dengan hal

    mistis. Kecelakaan wajar terjadi mengingat penerangan di jalan ini minim

    sekali. Semoga saja dugaanku benar.

    Dingin, itulah yang ku rasakan. Ditambah nyanyian burung burung

    malam dibalik pepohonan membuatku tambah masuk dalam hayalan

    kengerian. Sesekali mengintip ke semak semak dari balik kaca, atau melihat

    ke belakang dari spion tengah. Sepi. Tak ada kendaraan lain, mengingat ini

    sudah lewat tengah malam maka ini wajar saja.

    Mataku mulai terbayang bayang seorang gadis di depan. Berdiri tepat

    di bawah lampu jalan sambil menatap ke arah mobilku. Ini benar benar tipuan

    pikiran. Tidak mungkin ada seorang gadis di jalan yang bagaikan hutan

    apalagi ditengah malam, mau kemana dia?

    Mobilku melaju semakin dekat dengan tempatnya berdiri. Ini bukanlah

    khayalanku saja. Sinar lampu mobilku membuatnya terlihat semakin jelas.

    Rambutnya indah menjuntai ke bawah bahunya, kulitnya merona diterpa

    lampu yang menyilaukan, benar benar tidak cocok sendirian tengah malam.

  • 7/24/2019 Jalan Berdarah

    2/4

    Gadis itu melambaikan tangan, butuh tumpangan. Mobilku mulai melambat

    dan akhirnya berhenti mulus, tepat di hadapan si gadis.

    boleh ikut sampai depan?

    tanyanya lembut dari balik pintu mobil.

    Hanya ku jawab dengan senyuman sambil membuka pintu mobil yang

    terkunci dari dalam.

    Dengan anggun, ia masuk sambil tersenyum manis, Terimakasih

    ucapnya tampak tulus.

    sama sama. Oh ya, aku Raka, kamu?

    tanyaku sambil menyodorkan

    tangan untuk berjabat kenal.

    Andin

    jawabnya, membalas jabatanku, tetap dengan senyum

    merekahnya.

    Mau kemana?

    Ia melihatku. Pantaskah pertanyaan tadi? baru dari mall

    jawabnya

    singkat.

    Rasa penasaranku mulai kembali. Untuk apa seorang wanita sendirian

    di jalan sesepi ini? Atau mungkin dia itu bukanlah seperti yang terlihat.

    Rasanya ini sudah jauh dari kewajaran. Mungkinkah dia adalah yang

    menyebabkan apa apa yang pernah terjadi di jalan ini? Karena korban

    kecelakan yang terjadi seminggu lalu mengatakan supir bus berbicara

    sendirian sejak berhenti di salah satu titik di jalan ini. Tidak, tidak mungkin

    Itu pasti hanya tambahan orang orang saja.

    Mobilku tetap melaju pelan. Rumahku masih sekitar dua kilometer.

    Entah kepekaanku yang bertambah, atau memang deruan angin semakin

  • 7/24/2019 Jalan Berdarah

    3/4

    terdengar mengeringi suara burung burung. Suasana yang membuatku

    tambah merinding. Membeku disamping wanita yang tak pernah sekalipun

    ku melihatnya.

    Andini, tahu isu tentang jalan ini nggak?

    tanyaku memecah

    keheningan.

    tahu, dan aku salah seorang korban

    jawabnya mengejutkanku.

    Sedari tadi aku sudah berfikiran negatif tentangnya, dan ia ternyata

    korban jalan ini. Ia menggenggam syal merah yang terkalung di lehernya,

    tunanganku kecelakaan di jalan ini, di tempatku berdiri tadi

    jelasnya lirih.

    Syal itu dari tunanganmu? Kau terlihat begitu menyayangi syal itu,

    tebakku, ia tersenyum.

    Sepinya jalan segera sirna ketika ku melihat sebuah cahaya dari

    belakang, ada kendaraan lain. Nyanyian burung dan deruan angin segera

    berganti dengan suara motor yang nyaring memecah keheningan,

    membuatku sedikit lebih lega. Suaranya tambah jelas terdengar, sinar lampu

    depannya semakin terang, motor itu semakin mendekat. Keadaan semakin

    baik ketika motor itu berjalan pelan tepat di sisi luar kursi pengemudi. Tapi

    ada yang aneh, si penunggang motor melihat ke arahku dengan herannya.

    Tangannya mengetuk kaca mobil tapi kemudian melajukan motornya

    kencang.

    Andin tersenyum, senyum yang misterius. Senyumnya berbeda seperti

    senyuman yang ia tebar sedari tadi.

    ***

  • 7/24/2019 Jalan Berdarah

    4/4

    Pandanganku masih buram, tak terlihat jelas di ruangan apa aku ini.

    Yang terdengar hanyalah suara mesin aneh yang jarang ku dengar

    sebelumnya.

    Raka?

    seru seorang yang sudah tak asing bagiku, Ayah.

    Raka kenapa, Yah?

    tanyaku parau. Perhatianku kembali tertuju pada

    titik lain, syal merah. Syal yang sama persis dengan yang dikenakan gadis

    itu.

    Ayah menyadari apa yang ku perhatikan, Kamu kecelakaan, kemarin

    kamu pakai syal itu

    apa ada seorang gadis di mobil, Yah?

    tanyaku memastikan.

    Ayah terdiam sebentar kemudian tersenyum menatapku, orang yang

    mengantar kamu kesini mengatakan kamu bersama gadis tapi kayaknya

    bukan gadis yang kamu maksud

    maksudnya?

    tanyaku lagi. Apa yang ayah jawab sama sekali tidak

    membuatku mengerti, ini malah membuatku tambah bingung.

    Kamu harusnya bisa menerjemahkan sendiri