lapak konsumsi o2

Upload: nurhalimah

Post on 20-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    1/31

    LAJU KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

    PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

    Kelompok 9

    Kelas B

    USI SUPINAR 230110140074

    NURHALIMAH 230110140097

    WAHYU SETIAWAN 230110140122

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    PROGRAM STUDI PERIKANAN

    JATINANGOR

    2015

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    2/31

    i

    DAFTAR ISI

    BAB Halaman

    DAFTAR TABEL ....................................................................... iii

    I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

    1.2 Tujuan Praktikum ................................................................. 2

    1.3 Kegunaan Praktikum ............................................................ 2

    II. LANDASAN TEORI ................................................................... 4

    2.1

    Ikan Mas (Cyprinus carpio) ................................................. 4

    2.2 Laju Pernapasan ................................................................... 6

    2.3 Suhu Air dan Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) ............ 8

    2.4 Laju Metabolisme ................................................................. 10

    2.5 Pengaruh Usia Ikan pada Metabolisme dan Kebutuhan

    Oksigen................................................................................. 13

    2.6 Pengaruh Bobot Ikan Terhadap Kebutuhan Oksigen ........... 13

    III. BAHAN DAN METODE ............................................................ 14

    3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ............................................. 14

    3.2 Alat dan Bahan Praktikum ................................................... 14

    3.2.1 Alat Praktikum ...................................................................... 14

    3.2.2 Bahan Praktikum .................................................................. 16

    3.3 Prosedur Praktikum .............................................................. 16

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 18

    4.1 Hasil ..................................................................................... 18

    4.2

    Pembahasan .......................................................................... 20

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    3/31

    ii

    V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 24

    5.1 Kesimpulan........................................................................... 24

    5.2 Saran ..................................................................................... 24

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 25

    LAMPIRAN ................................................................................. 26

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    4/31

    iii

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Halaman

    1. Tabel 1. Alat-alat Praktikum ........................................................ 14

    2. Tabel 2. Bahan Praktikum ............................................................ 16

    3. Tabel 3. Hasil Pengamatan Konsumsi O2Kelompok 9 ............... 18

    4. Hasil Pengamatan Konsumsi O2Kelas B .................................... 18

    5. Tabel 3. Hasil Pengamatan Konsumsi O2di Laboratorium MSP 19

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    5/31

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ikan adalah anggota vertebrata berdarah dingin (poikilotermik) yang hidup di

    air dan bernafas dengan insang. Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang

    berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembab. Bagian

    terluar insang berhubugan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat

    dengan kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen, dan tiap

    filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuuh

    darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan O2 berdifusi masuk

    dan CO2berdifusi keluar.

    Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuan memperoleh

    oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam

    perairan tentu saja akan mempengaruhi fisiologi respirasi ikan dan hanya ikan yang

    memiliki sistem respirasi yang sesuai yang dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004).

    Menurut Villa, et., al. (1988), konsumsi oksigen digunakan untuk menilai laju

    metabolisme ikan sebab sebagian besar energi berasal dari metabolisme aerobik.

    Menurut Fujaya (2004) oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk

    berbagai metabolisme.

    Oksigen yang terlarut atau tersedia bagi hewan air lebih sedikit daripada hewan

    darat yang hidup dalam lingkungan dengan 21% oksigen (Ville, et. al. 1988). Ikan

    dapat hidup dalam air dan mengkonsumsi oksigen karena ikan memiliki insang.

    Insang memberikan permukaan luar yang dibasahi oleh air. Oksigen yang terlarut

    dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang ke jaringan sebelah dalam dari badan

    (Kimball,1988).

    Salah satu paramter yang digunakan untuk mengukur kualitas suatu perairan

    adalah jumlah oksigen terlarut (DO), yaitu menempati urutan kedua setelah Nitrogen

    (Cole, 1991). Namun dilihat dari segi kepentingan untuk budidaya ikan, oksigen

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    6/31

    2

    menempati urutan teratas, karena dibutuhkan untuk pernapasan. Oksigen yang

    diperlukan untuk pernapasan ikan harus terlarut dalam air. Oksigen merupakan salah

    satu faktor pembatas, sehingga jika ketersediaan dalam air tidak mencukupi

    kebutuhan ikan, maka segala aktivitas dan proses pertumbuhan ikan akan terganggu,

    bahkan akan mengalami kematian.

    Menurut Zonnelved dkk. (1991), kebutuhan oksigen mempunyai dua aspek

    yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang

    bergantung pada keadaan metabolisme ikan. Ikan membutuhkan oksigen guna

    pembakaran untuk menghasilkan aktivitas, pertumbuhan, reproduksi dan lain-lain.

    Oleh karena itu, oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas ikan, konveksi

    pakan, demikian juga laju perumbuhan bergantung pada oksigen dengan ketentuan

    faktor kondisi lainnya adalah optimum.

    Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen

    yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan oksidasi

    dari makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk

    menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju

    metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.

    Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen antara lain temperatur,

    spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Tujuan praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai Konsumsi Oksigen adalah

    untuk mengetahui jumlah kebutuhan konsumsi oksigen pada ikan mas yang sensitif

    terhadap kadar oksigen terlarut dalam media tempat hidupnya.

    1.3 Kegunaan Praktikum

    Dengan adanya praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai Konsumsi Oksigen

    pada Ikan Mas, diharapkan praktikan mengetahui berapa kadar oksigen yang

    dibutuhkan ikan dalam waktu tertentu, mengetahui konsumsi oksigen pada beberapa

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    7/31

    3

    ikan yang memiliki massa yang berbeda dan mengetahui perbedaan konsumsi

    oksigen pada umur ikan yang berbeda.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    8/31

    4

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)

    Makhluk hidup membutuhkan kemampuan untuk bernapas dalam

    berlangsungnya proses metabolisme dalam tubuh, begitu pula dengan ikan. Ikan

    merupakan makhluk hidup poikilotermik, yaitu jenis makhluk hidup yang dapat

    menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lungkungan. Ikan mas termasuk famili

    Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk memanjang

    dan sedikit pipih ke samping (Compressed) dan mulutnya terletak di ujung tengah

    (terminal), dan dapat di sembulkan, di bagian mulut di hiasi dua pasang sungut, yang

    kadang-kadang satu pasang di antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat

    beragam (Susanto,2007). Ikan mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Susanto,

    2007) sebagai berikut:

    Kingdom : Animalia

    Filum : Chordata

    Class :Actinopterygii

    Ordo : Cypriniformes

    Famili : Cyprinidae

    Genus : Cyprinus

    Spesies : Cyprinus carpio

    Tubuh ikan mas digolongkan tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada

    kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak

    berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat

    pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000). Jaringan

    tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan

    dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas.

    Disamping alat-alat yang terdapat dalam, rongga peritoneum dan pericardium,

    http://id.wikipedia.org/wiki/Actinopterygiihttp://id.wikipedia.org/wiki/Actinopterygii
  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    9/31

    5

    gelembung renang, ginjal, dan alat reproduksi pada sistem pernapasan ikan umumnya

    berupa insang (Bactiar,2002).

    Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

    Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada

    ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut, dengan suhu 20oC-25oC pH air

    antara 7-8 (Herlina,2002).

    Ikan ini merupakan ikan pemakan organisme hewan kecil atau renik ataupun

    tumbuh-tumbuhan (omnivora). Kolam yang di bangun dari tanah banyak

    mengandung pakan alami, ikan ini mengaduk lumpur, memangsa larva insekta,

    cacing-cacing, dan mollusca (Djarijah,2001).

    Cahyono (2000) menyatakan, jenis makan dan tambahan yang biasa di berikan

    pada ikan mas adalah bungkil kelapa atau bungkil kacang, sisa rumah pemotongan

    hewan, sampah rumah tangga dan lain-lain, sedangkan untuk makanan buatan

    biasanya di berikan berupa crumbledan pellet.

    Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak

    terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau.Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150600 meter di atas

    permukaan airlaut (dpl)dan pada suhu 25-30C. Meskipun tergolong ikan air tawar,

    ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang

    bersalinitas (kadar garam)25-30%.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Dplhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Payau&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Salinitashttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadar_garamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kadar_garamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Salinitashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Payau&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dplhttp://id.wikipedia.org/wiki/Laut
  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    10/31

    6

    2.2 Laju Pernapasan

    2.2.1Pernapasan

    Pernapasan adalah proses pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida

    oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Proses pengikatan oksigen tersebut

    dipengaruhi struktur alat pernapasan, juga dipengaruhi perbedaan tekanan parsial O2

    antara perairan dengan darah. Perbedaan tersebut menyebabkan gas-gas berdifusi ke

    dalam darah atau keluar melalui alat pernapasan.

    2.2.2Mekanisme Pernapasan

    Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kanan dan kiri kepalanya.

    Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap.

    Bagian terluar dari insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam

    berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari

    sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada

    filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga

    memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan

    bertulang sejati seperti ikan mas, ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum,

    sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum

    melainkan ditandai dengan memiliki garis-garis pernapasan. Membuka dan

    menutupnya operkulum beriringan dengan membuka dan menutupnya mulut.

    Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap, yaitu :

    1. Tahap I (Tahap Pemasukan/Inspirasi) :

    Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel pada

    tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar, sebaliknya celah belakang

    insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih kecil daripada

    tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi aliran air ke dalam

    rongga mulut.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    11/31

    7

    2. Tahap II (Tahap Pengeluaran/Ekspirasi) :

    Mulut menutup, kemudian rongga bukofaring dan rongga insang mulai

    menyempit, sementara katup mulut mencegah aliran air keluar melalui mulut.

    Operkulum dengan tutup insang tetap tertutup, telah mencapai kondisi lebih lanjut

    dari penyempitan dan air berkumpul di luar insang. Pada kondisi ini celah insang

    terbuka. Air bergerak keluar melalui celah insang dan menyentuh lamela insang

    atau lembar insang.

    Gambar 2. Mekanisme pernapasan ikan

    Pada lamela insang terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan

    CO2ke dalam air dan mengikat O2 dari air. Pada fase inspirasi, O2dan air masuk ke

    dalam insang, kemudian O2 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-

    jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2yang dibawa oleh

    darah dari jaringan akan bermuara ke insang dieksresika keluar tubuh.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    12/31

    8

    2.3 Suhu Air dan Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

    2.3.1Suhu

    Suhu menurut Kangingan (2007:52-53) adalah suatu besaran yang menyatakan

    ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu menunjukkan derajat panas

    benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.

    Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap

    atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan

    maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom

    penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur.

    Benda yang panas memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan benda yang dingin. Alat

    yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Namun dalam kehidupan

    sehari-hari, untuk mengukur suhu masyarakat cenderung menggunakan indera

    peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah

    termometer untuk mengukur suhu dengan valid.

    Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),

    ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang

    berarti bahang dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada

    bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.

    2.3.2Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

    Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup

    untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian

    menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen

    juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses

    aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi

    dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut

    (Salmin, 2000).

    Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti

    kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus,

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    13/31

    9

    gelombang dan pasang surut. Odum (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam

    air laut akan bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan berkurang

    dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan, kadar oksigen

    akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta

    adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan

    kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar

    oksigen yang ada banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan

    organik dan anorganik. Keperluan organisme terhadap oksigen relatif bervariasi

    tergantung pada jenis, stadium dan aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam

    keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan dengan ikan pada saat

    bergerak atau memijah. Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen

    dari udara bebas, memiliki daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan

    oksigen terlarut (Wardoyo, 1978).

    Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan

    nornal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut

    minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (Swingle, 1968).

    Idealnya, kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama

    waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan sebesar 70% (Huet, 1970).

    KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm untuk kepentingan

    wisata bahari dan biota laut (Anonimous, 2004).

    2.3.3Konsumsi Oksigen dalam Perairan

    Peningkatan suhu sebesar 10% akan meningkatkan oksigen sebesar 10%

    dekomposisi bahan organik dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar

    oksigen terlarut hingga mencapai O2 (anaerob). Hubungan antara kadar oksigen

    terlarut jenuh dan suhu menggambarkan bahwa semakin tinggi suhu kelarutan

    oksigen semakin berkurang. Kelarutan oksigen dan gas-gas lain juga berkurang

    dengan meningkatnya salinitas. Konsentrasi oksigen terlarut merupakan parameter

    yang sangat penting dalam menentukan kualitas perairan.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    14/31

    10

    Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses

    metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi. Untuk

    pertumbuhan dan pembiakan, disamping itu oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi

    bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik.

    2.3.4Pengaruh Suhu Terhadap Proses Respirasi

    Ikan beradaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi fisiologi ikan salah satunya

    berhubungan dengan sistem respirasi. Pada adaptasi ini terlihat dari gerakan

    operculum ikan. Adaptasi ini dipengaruhi oleh temperatur dan keadaan

    lingkungannya. Kenaikan suhu pada suatu perairan menyebabkan kelarutan oksigen

    (Dissolved Oxygen) di perairan tersebut akan menurun, sehingga kebutuhan

    organisme air terhadap oksigen semakin bertambah dengan pergerakan operculum

    yang semakin cepat, penurunan suhu pada suatu perairan dapat menyebabkan

    kelarutan oksigen dalam perairan itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam

    air terhadap oksigen semakin berkurang. Hal ini menyebabkan jarangnya frekuensi

    membuka serta menutupnya operculum pada ikan tersebut.

    2.4 Laju Metabolisme

    Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh

    per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi

    karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang

    bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia yang

    terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:

    C6H12O6+ 6O2 6 CO2+ 6H2O + ATP

    (Tobin, 2005).

    Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen

    yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena

    oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui)

    untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    15/31

    11

    metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.

    Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan

    menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander.

    Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju

    konsumsi oksigennya.

    Respirasi merupakan proses pengambilan O2dari lingkungan ke dalam tubuh

    hewan dan pengeluaran CO2dari dalam tubuh ke lingkungan. Respirasi pada hewan

    air, contoh pada ikan meliputi ekstraksi atau pengambilan O2 dari perairan. Laju

    metabolisme pada ikan ditunjukkan dengan konsumsi O2per unit waktu. Intensitas

    ikan dari pernafasan ikan menurun dengan peningkatan bobot ikan. Laju konsumsi

    O2juga menurun dengan tersedianya kadar O2yang sedikit untuk ikan. Pertumbuhan

    ambang batas konsentrasi O2 akan lebih tinggi pada suhu yang tinggi, bertepatan

    dengan laju konsumsi O2 yang lebih tinggi.perubahan yang sama dengan ambang

    peningkatan aktivitas atau laju pemberian makanan pada ikan. Konsentrasi O2yang

    umum dalam air akan membatasi aktivitas ikan, termasuk mengembangkan makanan

    yang akan diubah menjadi daging ikan (Yuwono, 2001).

    Oksigen adalah suatu zat yang sangat esensial bagi pernapasan dan merupakan

    komponen yang utama bagi metabolisme ikan dan organisme perairan lainnya

    Parameter kualitas air mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan ikan adalah suhu

    selama penelitian diperoleh 25 270C, suhu air juga merupakan salah satu faktor

    yang banyak mempengaruhi penggunaan oksigen terlarut dalam air, namun suhu air

    yang diperoleh tersebut masih normal dan dalam kisaran suhu yang dapat ditolerir

    oleh ikan (Fathuddin, 2002).

    Konsumsi oksigen digunakan sebagai indikator metabolisme pada ikan, dan

    perbedaan salinitas mempengaruhi energi yang dibutuhkan untuk osmoregulasi pada

    beberapa spesies. Respon respirasi berbeda dengan perbedaan salinitas diantara

    spesies teleos. Angka konsumsi oksigen rendah diperoleh pada salinitas isosmosis.

    Angka konsumsi oksigen rendah pada air tawar dan pemakaiannya meningkat dengan

    menambah salinitas. Hal ini menunjukkan bahwa ikan di air laut mempunyai angka

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    16/31

    12

    konsumsi oksigen lebih rendah dibandingkan di air tawar (Tsuzuki et al., 2008).

    Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain umur, jenis

    kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiologis, aktivitas, musim,

    ukuran tubuh dan temperatur lingkungan (Tobin, 2005).

    Metode Winkler merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya oksigen

    yang terlarut di dalam air (Anonim, wikipedia.org). Dalam metode ini, kadar Oksigen

    dalam air ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan penambahan suatu larutan

    yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan lain yang tidak

    diketahui konsentrasinya secara bertahap sampai terjadi kesetimbangan (Chang,

    1996).

    2.5 Pengaruh Usia Ikan pada Metabolisme dan Kebutuhan Oksigen

    Semakin dewasa usia ikan, maka semakin rendah kebutuhan Oksigennya. Hal

    tersebut dikarenakan ikan yang usianya lebih tua sudah memiliki daya metabolisme

    yang lebih kuat. Sebaliknya ikan yang masih muda membutuhkan Oksigen yang lebih

    rendah dibandingkan ikan dewasa karena daya metabolisme tubuhnya masih lemah.

    Hal itu ditunjukkan dengan lebih agresifnya ikan saat berada dalam toples.

    2.6 Pengaruh Bobot Ikan Terhadap Kebutuhan Oksigen

    Pada dasarnya ikan yang memiliki bobot tubuh lebih berat atau dapat dikatakan

    berukuran besar dianggap memerlukan Oksigen yang lebih tinggi dibandingkan

    dengan ikan yang lebih rendah bobot tubuhnya. Akan tetapi hal tersebut tidak benar,

    ikan yang berukuran lebih besar justru lebih sedikit memerlukan Oksigen.

    Sebaliknya, ikan yang berukuran lebih kecil memerlukan banyak Oksigen untuk

    kebutuhan metabolisme tubuhnya.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    17/31

    14

    BAB III

    BAHAN DAN METODE

    3.1 Waktu dan Tempat

    Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

    Tanggal : 19 Oktober 2015

    Waktu : Pukul 10.00 WIB - selesai

    Tempat : Lab. MSP

    3.2 Alat dan Bahan

    Dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan sebagai berikut :

    3.2.1 Alat

    Tabel 1. Alat-alat Praktikum

    No Alat Fungsi Gambar

    1 Wadah plastik Utuk tempat

    percobaan

    2 DO meter Untuk mengukur

    DO awal dan DO

    akhit

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    18/31

    15

    3 Jam tangan untuk penunjuk

    waktu

    4 Timbangan untuk mengukur

    bobot ikan

    5 Penutup wadah Sebagai penutup

    wadah

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    19/31

    16

    3.2.2 Bahan

    Tabel 2. Bahan Praktikum

    No Bahan Fungsi Gambar

    1 Ikan Mas Bahan uji konsumsi

    oksigen

    2 Air Untuk media hidup

    ikan

    3.1

    Prosedur Praktikum

    Dalam percobaan ini langkah-langkah yang harus diperhatikan antara lain :

    1. Wadah plastik disiapkan yang sebelumnya terlebih dahulu diisi air penuh.

    2. Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode

    Winkler, kemudian dicatat hasilnya.

    3. Ikan ditimbang, lalu dicatat bobotnya.

    4. Ikan dimasukkan dengan hati-hati tanpa ada air yang memercik.

    5. Wadah percobaan ditutup dengan cling wrap, agar tidak ada kontak dengan

    udara luar.

    6. Wadah percobaan dibiarkan selama 60 menit

    7. Setelah selesai, pentup plastik dibuka, ikan dipindahkan secara hati-hati ,

    jangan sampai terjadi percikan air, lalu diukur oksigen terlarut pada media air

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    20/31

    17

    wadah percobaan tersebut dengan menggunakan DO meter atau titrasi metode

    Winkler, kemudian dicatat hasilnya.

    8. DO awal - DO akhir adalah konsumsi oksigen ikan tersebut

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    21/31

    18

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 HASIL

    Perhitungan nilai Konsumsi O2pada ikan mas (Cyprinus carpio)

    Konsumsi Oksigen (mg/l) =(DO Awal DO Akhir)x 2

    Bobot Ikan

    Dengan :

    Bobot Ikan 83,77 gram

    DO Awal = 5,4 mg/lDO Akhir = 3,7 mg/l

    Maka, Konsumsi Oksigen =( )

    =

    (5.4 3.7)

    83.77= 0.040 mg/l

    4.1.1 Data Hasil Pengamatan Konsumsi O2Kelompok 9

    Tabel 3. Hasil Pengamatan Konsumsi O2Kelompok 9

    KelompokBobot Ikan

    (g)

    DO Awal

    (mg/l)

    DO Akhir

    (mg/l)

    Konsumsi O2

    (mg/l)

    9 83.77 5.4 3.7 0.040

    4.1.2 Data Hasil Pengamatan Konsumsi O2Kelas B

    Tabel 4. Hasil Pengamatan Konsumsi O2Kelas B

    KelompokBobot Ikan

    (g)

    DO Awal

    (mg/l)

    DO Akhir

    (mg/l)

    Konsumsi O2

    (mg/l)

    12

    3

    4

    5

    68101

    91

    119

    102

    55

    5

    5

    5

    3.43.9

    3.1

    3.3

    3.4

    0.0470.022

    0.042

    0.028

    0.032

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    22/31

    19

    KelompokBobot Ikan

    (g)

    DO Awal

    (mg/l)

    DO Akhir

    (mg/l)

    Konsumsi O2

    (mg/l)

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    2021

    22

    23

    119

    102

    86.73

    83.77

    82.86

    83.77

    87.76

    150.84

    58.96

    70.96

    125

    140

    111.68

    141.20

    140.17112.69

    128.16

    95.5

    5

    5

    5.4

    5.4

    5.4

    5.4

    5.4

    5.4

    5.4

    5.4

    5

    5

    5

    5

    55

    5

    5

    3.3

    3.2

    3.0

    3.7

    2.3

    3.6

    3.6

    4.0

    2.1

    2.4

    2.9

    2.8

    2.9

    2.9

    2.82.7

    2.5

    2.5

    0.028

    0.035

    0.055

    0.040

    0.074

    0.043

    0.041

    0.018

    0.111

    0.084

    0.033

    0.031

    0.037

    0.029

    0.0310.040

    0.039

    0.052

    4.1.3 Data Hasil Pengamatan Konsumsi O2Laboratorium MSP

    Tabel 5. Hasil Pengamatan Konsumsi O2di Laboratorium MSP

    Kelompok Bobot Ikan

    (g)

    DO Awal

    (mg/l)

    DO Akhir

    (mg/l)

    Konsumsi O2

    (mg/l)

    8 86.73 5.4 3.0 0.055

    9 83.77 5.4 3.7 0.040

    10 82.86 5.4 2.3 0.074

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    23/31

    20

    KelompokBobot Ikan

    (g)

    DO Awal

    (mg/l)

    DO Akhir

    (mg/l)

    Konsumsi O2

    (mg/l)

    11

    12

    13

    14

    15

    83,77

    87.76

    150.84

    58.96

    70.96

    5,4

    5.4

    5.4

    5.4

    5.4

    3,6

    3.6

    4.0

    2.1

    2.4

    0,043

    0.041

    0.018

    0.111

    0.084

    4.2 PEMBAHASAN

    Laju konsumsi oksigen pada setiap jenis ikan berbeda-beda. Konsumsi oksigen

    dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, ukuran tubuh, aktivitas yang

    dilakukannya (Djuhanda. 1981). Dari hasil pengukuran oksigen terlarut (DO)

    kelompok 9, didapat nilai DO sebesar 5,4 mg/l. Nilai DO tersebut berlaku untuk

    kelompok 8 hingga 15 pada laboratorium MSP. Setelah 30 menit penutupan,

    kemudian dilakukan pengukuran dan didapat nilai DO akhir sebesar 3,7 mg/l. Maka

    laju konsumsi oksigennya didapat sebesar 0,040 mg/l, setelah melalui penghitungan.

    Dari hasil yang didapat, laju konsumsi oksigen ikan kelompok 9 cukup rendahbila dibandingkan dengan laju konsumsi oksigen ikan kelompok lain di laboratorium

    MSP. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama dari bobot ikan. Bobot ikan

    kelompok 9 yang diamati cukup besar, yaitu 83,77 gram. Pada beberapa kelompok

    yang memiliki bobot ikan yang tidak terlalu jauh dengan kelompok 9, diketahui

    bahwa laju konsumsi oksigennya hampir sama atau mendekati. Namun pada

    kelompok 10 dengan berat 82,86 gram memiliki laju konsumsi yang cukup tinggi.

    Pada kelompok 14 diketahui bobot ikannya sebesar 58,96 gram, terkecil

    dibandingkan kelompok lain. Serta kelompok 13 yang memiliki ikan terberat dengan

    bobot 150,84 gram. Dapat dilihat bahwa laju konsumsi ikan kelompok 14 terbesar

    dengan nilai 0,111 mg/l, dan ikan kelompok 13 memiliki laju konsumsi terendah

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    24/31

    21

    sebesar 0,018 mg/l. Dapat disimpulkan bahwa bobot ikan sangat mempengaruhi laju

    konsumsi oksigen.

    Faktor berikutnya adalah aktivitas dari ikan tersebut. Terlihat dari pembahasan

    sebelumnya, ikan yang memiliki bobot yang besar memiliki nilai konsumsi oksigen

    yang rendah. Sedangkan ikan yang memiliki bobot kecil, laju konsumsinya sangat

    cepat. Hal tersebut diakibatkan karena bobot ikan mempengaruhi daya aktivitas dari

    ikan tersebut. Semakin banyak ikan tersebut beraktivitas maka mempengaruhi laju

    metabolisme di dalam tubuhnya (semakin cepat), sehingga laju konsumsi oksigen pun

    berbanding lurus dengan laju metabolisme. Energi yang dihasilkan akan dengan cepat

    digunakan dan habis terpakai bila aktivitas ikan semakin agresif.

    Dari faktor tersebut mempengaruhi laju metabolisme dari ikan. Pada ikan yang

    memiliki bobot yang kecil seperti pada kelompok 14, memiliki laju konsumsi oksigen

    yang tinggi. Hal ini menyebabkan laju metabolisme meningkat seiring meningkatnya

    konsumsi yang tinggi. Ikan yang memiliki daya aktivitas yang tinggi memerlukan

    oksigen yang banyak, sehingga melakukan respirasi yang cukup cepat. Semakin

    tinggi tingkat respirasi yang dilakukan, maka laju metabolisme yang dilakukan akan

    semakin cepat pula. Hal tersebut terjadi pada ikan kelompok 13dengan laju konsumsi

    sebesar 0,111 mg/l.

    Faktor selanjutnya adalah umur dari ikan, namun dalam praktikum kali ini

    umur dari ikan yang akan dipraktikumkan tidak diketahui. Ikan yang berumur lebih

    muda akan mengkonsumsi oksigen yang lebih banyak daripada ikan yang berumur

    lebih tua. Karena semakin tua umur/ usia ikan maka semakin sedikit respirasi yang

    dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh penurunan regenerasi sel sehingga respirasi yang

    dibutuhkan pun sedikit.

    Kemudian tingkat emosi/ stress menjadi faktor yang mempengaruhi laju

    konsumsi oksigen. Pada hasil pengamatan, ikan kelompok 9 tidak terlalu mengalami

    stress yang berlebihan. Hal tersebut terlihat dari daya aktivitas ikan yang tidak

    agresif, kemudian ukuran tubuh ikan yang terlalu lebar yang tidak diikuti oleh wadah

    plastik yang terlalu sempit. Sehingga pergerakan ikan menjadi terganggu dan

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    25/31

    22

    terbatas, menyebabkan laju konsumsi oksigen pun sedikit. Kemudian dari proses

    pemindahan wadah, menyebabkan ikan melakukan adaptasi. Bila ikan tidak mampu

    beradaptasi dengan cepat, maka ikan tersebut akan mengalami stress yang

    menyebabkan laju metabolisme yang meningkat.

    Faktor berikutnya adalah jenis kelamin, jenis kelamin mempengaruhi laju

    konsumsi oksigen dikarenakan perbedaan sistem hormonal. Pada jenis kelamin betina

    lebih banyak melakukan respirasi, sehingga laju konsumsi oksigen pun meningkat.

    Jenis kelamin betina memiliki sistem hormonal yang lebih kompleks dibandingkan

    jantan, sehingga memerlukan jumlah oksigen yang cukup besar dalam melakukan

    aktivitas atau pergerakan. Dalam praktikum kali ini, jenis kelamin tidak dilakukan

    pengamatan. Padahal penentuan jenis kelamin dapat membantu proses analisa dari

    laju konsumsi oksigen pada ikan.

    Faktor yang terakhir berasal dari eksternal yaitu, dari suhu lingkungannya.

    Temperatur pada laboratorium MSP berkisar pada suhu normal. Sehingga tidak

    mempengaruhi daya aktivitas ikan yang akan diamati.

    Dari data keseluruhan dapat dilihat bahwa pada Lab. FHA, rentang bobot 100-

    119 gram memiliki rentang laju konsumsi 0,22-0,35 mg/l; bobot terkecil pada

    kelompok 1 dengan berat 68 gram, serta nilai laju konsumsi 0,047 mg/l. Sedangkan

    pada Lab. Akuakultur, rentang bobot 111-113 gram memiliki laju konsumsi 0,037-

    0,040 mg/l; pada rentang 140-141 gram (terberat) didapat laju konsumsi sebesar

    0,029-0,031 mg/l; dan bobot terkecil pada kelompok 23 dengan 95,5 gram, serta laju

    konsumsi sebesar 0,052 mg/l. Kemudian dari data Lab.MSP seperti pada pembahasan

    sebelumnya. Maka dapat dianalisis dan dilihat terdapat perbedaan dari hasil DO awal

    sehingga mempengaruhi laju konsumsi oksigen pada data keseluruhan kelas B.

    Bila data tersebut dibandingkan dengan data kelas atau data dari laboratorium

    lain. Terdapat perbedaan yang dihasilkan dari setiap laboratorium. Pada Lab. MSP

    DO awal didapat sebesar 5,4 mg/l. Namun, pada Lab. FHA dan Akuakultur didapat

    DO awal sebesar 5 mg/l. Dari perbedaan jumlah DO awal akan mempengaruhi nilai

    yang dihasilkan dari laju konsumsi oksigen.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    26/31

    23

    Kemudian dari cara penutupan wadah, terdapat pula perbedaan. Pada Lab.FHA

    dan Akualtur menggunakan cling wrapsebagai alat bantu untuk menutup. Sedangkan

    pada Lab.MSP menggunakan tutup dari wadah plastik tersebut. Dari perbedaan

    tersebut sebenarnya memberikan pengaruh terhadap hasil akhir DO. Hal ini

    disebabkan karena cling wrap memiliki tingkat kerapatan yang cukup tinggi

    dibandingkan dengan tutup wadah plastik. Dengan semakin rapatnya tutup maka

    mencegah oksigen dari udara masuk kedalam wadah yang berisi air (memiliki tingkat

    kepercayaan yang tinggi).

    Pengaruh berikutnya dari pengukuran DO akhir, bila menggunakan cling wrap

    maka pengukuran dilakukan dengan menusuk tutup untuk menghindari terlalu

    lebarnya celah dibandingkan dengan menggunakan tutup wadah. Pembacaan skala

    pada DO meter juga mempengaruhi nilai DO akhir yang didapatkan. Kesalahan

    membaca akan mempengaruhi keabsahan atau kebenaran hasil dari penghitungan laju

    konsumsi oksigen.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    27/31

    24

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    28/31

    24

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

    Laju konsumsi oksigen berbanding lurus dengan tingkat agresifitas (aktifitas),

    laju metabolisme dan tingkat emosi/stress.

    Laju konsumsi oksigen pada setiap ikan memiliki jumlah yang berbeda-beda

    bergantung dengan jenisnya (spesies), bobot, jenis kelamin, dan umur ikan.

    Hasil dari laju konsumsi oksigen kelompok 9 dengan bobot 83,77 gram sebesar

    0,040 mg/l.

    Faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen adalah bobot ikan, daya

    aktivitas ikan tersebut, laju metabolisme, umur ikan, tingkat emosi/ stress, jenis

    kelamin, dan suhu lingkungan.

    Faktor lain yang mempengaruhi pengukuran nilai DO adalah perbedaan alat

    bantu untuk menutup wadah, dan cara pengukuran DO akhir.

    5.2 SARAN

    Untuk mendapatkan hasil yang absolut dan benar dibutuhkan alat-alat yang

    berfungsi dengan baik, serta tingkat ketelitian dari praktikan. Sehingga

    pengukuran dan penghitungan yang dilakukan meminimalkan tingkat kesalahan

    dari praktikan (human error) dan kesalahan akibat alat yang tidak dapat

    berfungsi dengan baik.

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    29/31

    25

    DAFTAR PUSTAKA

    Alfiansyah, Muhammad. 2011. Sistem Pernafasan Ikan (Pisces). Dari

    http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-

    pisces.html#.VEHzdGeM_H0 (diakses pada tanggal 18 Oktober 2014

    pada pukul 09.00 WIB).

    Arsyad. 1999. Klasifikasi Ikan Mas (Cyprinus carpio). PT Gramedia Utama. Jakarta.

    Fujaya Yushinta. 2002. Fisiologi Ikan. Fakultas Ilmu Kelautan dan perikanan,

    Universitas Hasanudin. Makassar.

    Kimball, J. W. 1988. Biologi Jilid II. Diterjemahkan oleh Siti Soetarmi Tjitrosomo

    dan Nawangsari Sugiri. Erlangga. Jakarta

    Ville, C. A., W. F. Walker and R. D. Barnes. 1988. Zoologi Umum. Erlangga. Jakarta

    Zipcodezoo. Cyprinus carpio. Dari

    http://zipcodezoo.com/Animals/C/Cyprinus_carpio_carpio/ (diakses

    pada tanggal 09 Oktober 2014 pada pukul 12.14 WIB).

    Zonneveld, N. H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. PT. Gramedia Pustaka

    Utama. Jakarta

    http://alfiansyah%2C%20muhammad.%202011.%20sistem%20pernafasan%20ikan%20%28pisces%29.%20dari%20http/www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html#.VEHzdGeM_H0http://alfiansyah%2C%20muhammad.%202011.%20sistem%20pernafasan%20ikan%20%28pisces%29.%20dari%20http/www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html#.VEHzdGeM_H0http://alfiansyah%2C%20muhammad.%202011.%20sistem%20pernafasan%20ikan%20%28pisces%29.%20dari%20http/www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html#.VEHzdGeM_H0http://zipcodezoo.com/Animals/C/Cyprinus_carpio_carpio/http://zipcodezoo.com/Animals/C/Cyprinus_carpio_carpio/http://alfiansyah%2C%20muhammad.%202011.%20sistem%20pernafasan%20ikan%20%28pisces%29.%20dari%20http/www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html#.VEHzdGeM_H0http://alfiansyah%2C%20muhammad.%202011.%20sistem%20pernafasan%20ikan%20%28pisces%29.%20dari%20http/www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html#.VEHzdGeM_H0http://alfiansyah%2C%20muhammad.%202011.%20sistem%20pernafasan%20ikan%20%28pisces%29.%20dari%20http/www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html#.VEHzdGeM_H0
  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    30/31

    26

    LAMPIRAN

    Praktikan Mempersiapkan toples/Wadah

    plastic yang telah diisi air untuk tempat

    percobaan dan Penutup wadah yangterbuat dari plastic

    Praktikan Memaasukkan 1 ekor

    ikan mas ke dalam wadah

    Praktikan Mengukur massa/berat ikan

    Asisten Laboratorium dan

    praktikan mengukur DO awal

  • 7/24/2019 Lapak Konsumsi O2

    31/31

    Ikan di biarkan didalam toples yang telah

    diisi dengan air dalm keadaan toples

    tertutup rapat selama 30 menit

    Ikan setelah 30 menit

    Asisten Laboratorium dan praktikan

    mengukur DO akhir