memaksimalkan pengapian motor

Upload: nardi-alsas

Post on 25-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Memaksimalkan Pengapian Motor

    1/4

    MEMAKSIMALKAN PENGAPIAN MOTOR

    Dunia kompetisi tanah air, memang tak bisa lepas dari perkembangan teknologipengapian yang selalu diburu dan diracik oleh tuner. Sebagai penunjang korekan

    mesin serta mempermudah final seting, yakni untuk mencari kurva power mesinyang sebanding dengan korekan yang dimaksud.Hal inilah yang kemudian memunculkan jenis dan system pengapian yang dinamisdengan tujuan sama, yakni untuk mendongkrak power mesin dan speed. Apa sajalangkah untuk merombak dan menyempurnakan system pengapian saat dipakaikompetisi ?

    VARIABEL DESAIN ROTOR MAGNETSistem pengapian memiliki beberapa jenisdan level. iasa diterapkan dari hasil inspirasi regulasi yang biasa diberlakukan dieven road race. Hal ini, biasa dibedakan dari perangkat penunjangnya, yakni rotormagnet. eberapa pilihannya diantaranya !

    ". #otor magnet standariasanya dikonsumsi untuk pengapian yang memakai spul atau menganut systemA$ %Alternating $urrent&. Sebab tuner dalam konteks ini memahami jika sistem A$,bengis di gasingan atas. 'ntuk itu rotor sengaja dibuat standar, begitu juga denganmodul magnetnya, untuk mendapat bobot maksimal penunjang as kruk dan konsepkorekan yang diaplikasi.

    (. #otor magnet bubutanerada pada level medium, konsep pemakaian rotor magnet seperti ini biasanyasudah beralih dalam pemakaian system pengapian D$ %Direct $urrent& yang takmemakai spul. Dan jenis rotor seperti ini biasanya diaplikasi pada kelas yang masihterbebani dengan limit regulasi. Sehingga tuner tetap mengalami ketergantungandengan bobot rotor, tapi tetap bisa untuk dikreatifi.

    ). #otor atau casing magnetnya sajaArtinya sudah memasuki tahap korekan yang ekstrim dan menganut sistempengapian D$ *otalos. Dan fungsi rotor di sini lebih jelas hanya sebagai pengaturdan penyampai ke $D+, kapan saatnya pengapian berlangsung. ada bagian ini,tuner telah memiliki alternatif korekan yang diaplikasi dan tak lagi menghendakikeberadaan bobot rotor dan magnet.

    -. #otor customHanya sebagai konsumsi pengapian yang menganut system D$ *otalos, rotor jenisini hanya bisa dipakai pada konsep korekan yang input torsi mesinnya diperoleh daridesain noken as, berikut dengan pemakaian gigi rasio yang memiliki perbandinganringan dan rapat. Dan minimalisai bobot rotor custom, jadi lebih memungkinkanuntuk diterapkan pada konsep korekan yang output power mesinnya berlangsung diatas "( ribu rpm, urai /uhaimin tuner Aldan 0ight Speed di kawasan Asem /ulya,Surabaya.

    Dalam konteks ini, biasanya dibuatkan dari lempengan besi. $ontohnya pengapian

    totalos untuk 1upiter 2 dapat memakai rotor /io, dengan pertimbangan posisinyamenghadapnya magnet sama seperti magnet 324"(5.

  • 7/25/2019 Memaksimalkan Pengapian Motor

    2/4

    1adi proses pembuatannya lebih mudah. $uman, pada dimensi pick up coilnyaharus dirombak ulang sesuai dimensi pick up coil motor yang mengaplikasi, kalau1upiter tinggi pick up coilnya ",5 mm dan panjangnya 56,55 mm. Sistem bobok laslistrik dan bubut bisa menjadi solusinya, timpal /erit, tuner tim 3amaha #/

    /edan di kompetisi /otorpri7 dan +ndopri7.

    CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION)Di pasaran terbagi dengan dua jenis,manual %paten& dan programmable. 8alau $D+ manual biasa dicomot dari bawaanmotor dan hingga saat ini yang paling sering diaplikasi adalah $D+ #$4"99, Shogun""9 :;6 dan $rypton.

    Sedang, $D+ programmable di pasaran terdapat merk #e7tor, #*, bulan pemakaian

    dan busi idealnya (4) kali even, saran Sinyo dari Dunia #acing di erum ala7yumi ermai, Surabaya. Dia juga menambahkan kalau pemakaian $D+

  • 7/25/2019 Memaksimalkan Pengapian Motor

    3/4

    rogrammable disarankan tetap memakai koil standar bawaan motor.

    SINKRONISASI KURVA PENGAPIAN 0ebih ditekankan pada konsep pemakaianperbandingan kompresi. Di sini dimaksudkan sebagai penyerasi. /isalkan,

    pemakaian perbandingan kompresinya lebih rendah, maka kurva pengapian dapatdiseting kasar dan sebaliknya.

    +ndikasi paling mudah, terlepas dari pemakaian jenis /, misalkan kurvapengapian terlalu tinggi, maka bawaan motor mirip dengan rasio kompresi yangterlalu tinggi sehingga terkesan liar dan cuman menghentak4hentak, sementaraspeed tak didapat. 8ondisi demikian ini, biasanya disertai dengan pen big end seringgosong atau muncul warna pelangi. Dan kondisi kurva pengapian yang terlalu kasar,sama halnya dengan timing pengapian yang terlalu awal atau nge4na. @feknyapower mesin mudah habis lantaran juga mempengaruhi power band makin pendek.

    $uman dalam prakteknya, kurva pengapian kasar saat ini diaplikasi untukmenunjang desain noken as yang memiliki kontur berdurasi lebar. /aka di sini lebihditekankan dan dibutuhkan proses riset dan seting untuk mengetahui efek sebagaiinput data dalam rombakan kurva pengapian yang lebih baik, ingat /uhaimin.

    CDI MANUAL DC LEBIH DISUKA $D+ manual memiliki program pengapian paten.1ika diaplikasi dengan kondisi posisi fulser standar, kemungkinan mesin tak bisahidup. Dan di sini kembali data timing pengapian pada $D+ yang dirancang olehpabrikan itu mesti dipahami lebih dulu, baru kemudian dikonversi ke perubahan titikpulser motor yang mengaplikasi.

    egitu juga dengan menyerasikan derajat perubahan */A dan */ agar prosesmelebar dan merapatnya timing pengapian dapat sinkron dengan tipikal mesin yangterbagi bore dan stroke. $uman dalam konteks ini, pemakaian $D+ manual, sistempengapiannya harus memiliki persamaan dengan motor yang mengaplikasi. 1adimisalkan $D+ dengan system pengapian A$, maka hanya bisa dikonsumsi untukmotor dengan sistem pengapian jenis A$, begitu juga dengan system D$.

    Dan belakangan ini, terjadi trend atas pemilihan $D+ =inja "59 berlabel Denso "-5-%made in 1apan& dengan sistem D$ milik 8awasaki Serpico "59 kembaran 8## "59.8urva pengapiannya lebih rapat dibanding 8## "59, sehingga saat mengaplikasinya

    tak perlu menggeser atau merubah pick up coil. Dan $D+ ini merupakanpamungkasnya setelah $D+ #$4"99 dan ## yang pernah diaplikasi.

    /engingat power bawah kurang galak kalau dibandingkan $D+ Denso "-5-,apalagi panjang trek cuman (9" meter, ujar @ko Sulistyo dragster senior Semarangyang juga tuner berbendera rogB Speed. *api pemakaian $D+ seharga #p. ( jutaini lebih konsumtif buat =inja "59 keluaran tahun (999 ke atas yang sudahmenganut sistem pengapian D$ dan lagi soketnya sama, timpal Deni pada =inja"59 korekannya yang berjuluk Angry ird itu.

    Sedang di jagad bebek - tak "55 cc tune up yang didominasi oleh Satria , mulai

    marak menerapkan $D+ =ew Smash yang menganut sistem D$. Soketnya samadengan Satria ', sipnya tak pakai limiter. Dan data ditinjau dari data timing

  • 7/25/2019 Memaksimalkan Pengapian Motor

    4/4

    pengapian, $D+ =ew Smash lebih molor di "5 derajat sebelum */A saat rpm "599.Sedang $D+ Satria4' timing pengapiannya lebih rapat, yakni 5 derajat sebelum*/A. *api ingat, makin awalnya timing pengapian, power bawah berpeluangterkuras dan top speed dipastikan ngedrop, terang undul Speed di *enggilis >;,Surabaya yang sukses menerapkan di Satria .

    /aka $D+ =ew Smash dipastikan dapat membagi porsi power mesin di gasinganbawah sampai atas lebih rata untuk (9" meter. Saat mengaplikasi, penyerasiannyacukup dengan memotong dengan gerinda atas pick up coil atau benjolan pada rotormagnet sepanjang () mm dari panjang standarnya ); mm. 1adi sisa panjang pickup coil nantinya adalah "> mm, makin pendeknya panjang pick up coil, input datapengapian yang dikirim ke $D+ jadi lebih singkat, yakin undul.

    MAGNET ASSY YZ 125Diklaim sebagai sistem pengapian manual sistem A$ yangmemiliki kurva pengapian smooth medium ketika digambarkan dengan grafik yangmeruncing di atas. Sipnya lagi, limiter pada $D+ yang berlabel -SS itu bisa tembus

    hingga ").599 rpm dengan nilai aktual ").999 rpm. /aka konsep pengapian iniyang paling disuka rider drag bike, lantaran memudahkan proses saat start, terangSinchand tuner 41os di 1l. *idar "-5, Surabaya.

    $uman untuk pemakaiannya, lebih konsumtif saat diaplikasikan buat sport ataubebek yang tipikal mesinnya mendekati stroke 5-.5 mm, mengingat spesifikasi 324"(5 bore 7 strokenya 5- mm 7 5-.5 mm. Hal ini ditujukan untuk menyamakan rotasipick up coil dan rotor untuk mempermudah proses seting timing pengapian. Dengancara ini, parameter posisi standarnya timing pengapian jadi mudah diketahui,sehingga mempermudah proses memaju4mundurkan timing pengapian,