penumbuhan semangat kebangsaan untuk memperkuat karakter indonesia melalui pembelajaran bahasa

Upload: nadiah-galuh-azizah

Post on 10-Feb-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    1/31

    PENUMBUHAN SEMANGAT KEBANGSAAN UNTUKMEMPERKUAT KARAKTER INDONESIA MELALUIPEMBELAJARAN BAHASA

    Beniati Lestyarini

    FBS Universitas Negeri Yogyakarta email:[email protected]

    Abstrak: Pembangunan karakter bangsa harus senantiasa diiringi denganpenguatan rasa kebang- saan. Dengan semangat kebangsaan yang kuat,cerminan karakter Indonesia akan muncul dalam segala aktivitas yangditujukan bagi peningkatan kualitas bangsa. Jalur pendidikan mengambilperan penting dalam upaya pencapaian tujuan ini. Sebagai alat ekspresidiri pribadi, alat ekspresi diri makhluk sosial, alat ekspresi diri warganegara, dan alat ekspresi diri profesional, bahasa menjadi kebutuhan dasar

    dalam dunia pendidikan. Bahasa memiliki peran penting dalampembentukan karakter seseorang. Jika perspektif peran bahasa dipadukandalam proses pendidikan guru, bahasa berperan sebagai alatpengembangan kompetensi pendidik. Melalui pembelajaran bahasa yanginte- gratif dengan didasari pemahaman historis-filosofis tentangIndonesia yang berlandaskan kearifan lokal, semangat nasional, danwawasan global, semangat kebangsaan dapat tumbuh untuk mem-perkuat karakter Indonesia.

    Kata Kunci: semangat kebangsaan, karakter, pembelajaran

    bahasa IMPROVING NATIONALISM TO STRENGTHENTHE CHARACTER OF INDONESIA

    THROUGH LANGUAGE LEARNING

    Abstract: The development of nations character should be associated withthe reinforcement of nationalism. With the strong nationalism, thereflection of character of Indonesia will emerge in all activities for theimprovement of nation quality. Education takes an important role in its

    effort. As a tool of self expression, social expression, nationality expression,and professionality expression, language is become a fundamental need ineducation. By an integrated language learning based on historical-philosophycal understanding about Indonesia with its local wisdom,nationalism, and global horizon, the spirit of nationalism can be improvedto strengthen the character of Indonesia.

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    2/31

    Keywords: nationalism, character, language learning

    PENDAHULUAN

    Kondisi masyarakat dan bangsa In- donesia saat ini, dengan

    berbagai masalah nasional yang timbul akibat melemahnyakarakter bangsa, telah mendorong peme- rintah untukmengambil inisiatif pada ta- hun 2010 untuk mengarusutamakanpem- bangunan karakter bangsa. Inisiatif ini ter- tuang dalamDesain Induk Pembangunan Ka- rakter Bangsa Tahun 2010-2015.Pembangun- an karakter bangsa memiliki tiga fungsi: (1)pembentukan dan pengembangan potensi; (2) perbaikan danpenguatan; dan (3) pe- nyaring.

    Dari sisi dunia pendidikan, inisiatif tersebut menegaskankembali pesan Pasal 3 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendi-dikan Nasional bahwa pendidikan nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, setiapprogram pendidikan se- cara integratif-sistemik menunjang

    upaya pembangunan karakter dan agar dapat mempercepatkeberhasilan pembangunan- nya sebagaimana telahdicanangkan pe-

    340

    merintah melalui penerbitan desain induk di atas.

    Dalam proses pendidikan guru, pe- nguasaan bahasa sebagaialat ekspresi diri pribadi, alat ekspresi diri makhluk sosial, alat

    ekspresi diri warga negara, dan alat ekspresi diri profesionalmerupakan ke- butuhan mendasar. Berbagai macam eks- presitersebut, yang mengandung pesan komunikatif, secara alamiakan memper- oleh tanggapan dari pihak lain, baik dimin- tamaupun tidak, baik negatif, netral, mau- pun positif. Tanggapantersebut akan men- jadi asupan, baik yang diolah secara sadar

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    3/31

    maupun di bawah sadar, bagi perubahan dalam diri seseorang.Singkatnya, dapat dikatakan bahwa bahasa memiliki peranpenting dalam pembentukan karakter sese- orang. Dariperspektif lain, bahasa memi- liki berbagai peran, antara lain

    sebagai alat penyebaran dan penyerapan ilmu, alat pe-ngembangan diri secara umum, alat berpi- kir nalar, alatkomunikasi dan pengem- bangan sosial-budaya, dan alatpendidikan. Jika perspektif peran bahasa dipadukan da- lamproses pendidikan guru, bahasa ber- peran sebagai alatpengembangan kompe- tensi pendidik.

    Bahasa Indonesia sebagai bahasa na- sional jelas memiliki peran

    besar dalam pembentukan karakter Indonesia karena denganberbahasa nasional seseorang da- pat mengekspresikan rasa danpemahaman (semangat) keindonesiaannya karena mam- puberkomunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat Indonesia dimana pun mereka berada untuk berbagai macam tujuan demikepentingan Indonesia. Semangat itu akan lebih menguat jika isikomunikasi berkena- an dengan persoalan dan kepentingan In-donesia. Singkatnya, kemampuan berbaha- sa Indonesia dalampembicaraan persoalan dan kepentingan Indonesia merupakanba- gian dari karakter Indonesia. Semua peran

    bahasa tersebut akan dapat memberi kon- tribusi terhadappenguatan semangat ke- bangsaan setiap mahasiswa, yangakhirnya bermuara pada penguatan karakter bangsa Indonesia.Integrasi dari segi pembelajaran keterampilan berbahasa dandari segi isi keindonesiaan tersebut mesti tercermin da- lamkurikulum pembelajaran bahasa dalam perspektif rencana

    (dokumen), pelaksana- an (proses pembelajaran), dan keluaran(pe- nilaian hasil belajar).

    Bagaimana kenyataan di lapangan? Kenyataan menunjukkanbahwa kelas-ke- las bahasa dalam program pendidikan gu- rusedikit sekali memberikan perhatian pada penguatan semangat

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    4/31

    kebangsaan se- bagai bagian dari karakter Indonesia. Disamping itu, pembelajaran keterampilan berbahasa masihterpisah-pisah sehingga kurang saling mendukung padahalsemua keterampilan berbahasa berurusan dengan makna dan

    bentuk yang berpadu dalam mengekspresikan aktivitas danpengala- man manusia, baik aktivitas dan penga- laman fisik,pikiran, maupun semangat. Perhatian dosen dan mahasiswabanyak tercurahkan pada pembelajaran aspek ba- hasa(termasuk sastra) melalui berbagai teks, yang dalampemilihannya jarang se- kali dipertimbangkan isi yang terkaitde- ngan persoalan keindonesiaan. Jadi, ada kesenjangan antararealitas dan kondisi yang diharapkan. Kesenjangan tersebut me-

    nyiratkan adanya kebutuhan mendesak un- tuk melakukanupaya ilmiah dalam mem- perkuat semangat kebangsaanmelalui pem- belajaran bahasa.

    SEMANGAT KEBANGSAAN DALAM MEMBANGUNINDONESIA: SEBUAH TINJAUAN HISTORIS

    Mengawali wacana mengenai sejarah Indonesia dan bagaimanarasa cinta terha- dap bangsa menjelma menjadi semangat

    341

    Penumbuhan Semangat Kebangsaan untuk Memperkuat Karakter Indonesiamelalui Pembelajaran Bahasa

    342

    kebangsaan bukan merupakah satu hal yang sederhana.

    Perjuangan melawan ko- lonialisme yang telah sekian lamaseolah menjadi bagian dari kebiasaan hidup yang dialami olehmasyarakat Indonesia. Masih terekam jelas dalam buku maupuncuplik- an-cuplikan film perjuangan pahit dimana rakyat wajibmembayar upeti setiap panen, melakukan kerja paksa,merelakan anak- anak tumpuan harapan diambil oleh peme-

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    5/31

    rintah kolonial untuk menjadi pasukan militer, dan segalabentuk penjajahan lain.

    Dengan semangat perubahan dan in- telektualitas yang semakin

    berkembang, la- hirlah kemudian beberapa organisasi ge- rakandan kesukuan. Wilayah politik dan budaya menjadi lahankhusus untuk me- nyelamatkan Indonesia dari cengkramanpenjajah. Lahirnya organisasi perkumpul- an berbagai suku,sepertiJong java, Jong Su- matranen Bond (JSB), Jong Celebes, Jong

    Mi- nahasa, Ambon Studiefonds, Jong Batak Bonds, Jong IslameitenBond, sertaJong Indonesia yang kemudian diikuti denganlahirnya be- berapa organisasi pergerakan Bumiputera

    membawa situasi tersendiri dimana se- mangat bersatu menjaditonggak dalam pembentukan bangsa. Dalam hal ini, tidak hanyaperjuangan kelas yang menuntut adanya perubahan padakesejahteraan hi- dup untuk bebas dari kemiskinan. Hal yanglebih berat sekaligus bermakna ada- lah perjuangan menghadapidiri sendiri, kemauan untuk menjunjung harkat diri, semangatkebersamaan dan persatuan se- sama penduduk. Meminjamistilah Soejat- moko (2009:52) mengenai self-respect atau hargadiri, hal ini dianggap sebagai sumber kreativitas bangsa yangdalam pengem- bangannya harus diikuti dengan akselerasimodernisasi dengan memperluas basis so- sial pembangunanbangsa.

    Pikiran-pikiran persatuan dalam ber- bagai perkumpulan pelajardan organisasi

    tampak dalam buku lama mengenai Capita Selecta edisiPergerakan Pemuda dalam Anggaran Dasar pasal 2 yangmemuat tiga asas (Soeharto dan Zaenoel, 1981: 5), yaitu sebagaiberikut.

    (1) Menimboelkan pertalian antara moerid- moeridBoemipoetera pada sekolah me- nengah, dan cursus per-goeroean uitge- breid dan vakonderwijs.

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    6/31

    (2) Menambah pengetahuoean oemoem bagi anggota-anggotanja.

    (3) Membangkitkan dan mempertadjam perasaan boeat segala

    bahasa dan ke- boedajaan Indonesia.

    Semangat kebangsaan yang timbul pada jiwa bangsa Indonesiadilandasi oleh rasa kebangsaan dan paham kebangsaan (Murtidkk, 2008). Rasa kebangsaan adalah salah satu bentuk rasa cintayang melahir- kan jiwa kebersamaan pemiliknya. Untuk satutujuan yang sama, bangsa Indonesia membentuk lagu, bendera,dan lambang. Lagu diiringi dengan alunan musik yang indahsehingga lahirlah berbagai rasa. Un- tuk bendera dan lambang

    dibuat bentuk serta warna yang menjadi cermin budaya bangsasehingga menimbulkan pembelaan yang besar dari pemiliknya.Dalam ke- bangsaan kita mengenal adanya ras, ba- hasa, agama,batas wilayah, budaya dan lain-lain. Tetapi ada pula negara danbang- sa yang terbentuk sendiri dari berbagai ras, bahasa,agama, serta budaya. Rasa kebang- saan merupakan sublimasidari Sumpah Pemuda yang menyatukan tekad menjadi bangsayang kuat, dihormati, dan disegani di antara bangsa-bangsa di

    dunia.

    Ikatan nilai-nilai kebangsaan yang se- lama ini terpatri kuatdalam kehidupan bangsa Indonesia yang merupakan penge-

    jawantahan dari rasa cinta tanah air, bela negara, serta semangatpatriotisme bangsa mulai luntur dan longgar bahkan hampirsirna. Nilai-nilai budaya gotong royong,

    Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012

    kesediaan untuk saling menghargai, dan saling menghormatiperbedaan, serta ke- relaan berkorban untuk kepentingan bang-sa yang dahulu melekat kuat dalam sanu- bari masyarakat yangdikenal dengan se- mangat kebangsaannya sangat kental te- rasamakin menipis.

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    7/31

    Adapun semangat kebangsaan atau nasionalisme merupakanperpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan pahamkebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi,kekhawatiran terjadinya an- caman terhadap keutuhan dan

    kesatuan bangsa dapat dielakkan. Dari semangat ke- bangsaanakan mengalir rasa kesetiaka- wanan sosial, semangat relaberkorban, dan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme. Rasakesetiakawanan sosial akan memper- tebal semangatkebangsaan suatu bangsa. Semangat rela berkorban adalahkesediaan untuk berkorban demi kepentingan yang besar ataudemi negara dan bangsa telah mengantarkan bangsa Indonesiauntuk merdeka. Bagi bangsa yang ingin maju da- lam mencapai

    tujuannya, selain memiliki semangat rela berkorban, juga harusdi- dukung dengan jiwa patriotik yang tinggi. Jiwa patriotikakan melekat pada diri se- seorang manakala orang tersebuttahu un- tuk apa mereka berkorban.

    PENDIDIKAN MORAL-KARAKTER IN- DONESIA:BERKEARIFAN LOKAL-BER- SEMANGAT NASIONAL-BERWAWAS- AN GLOBAL

    Diskusi mengenai moral dan pendi- dikan moral-karakter tidakdapat dilepas- kan dari berbagai tema besar terkait de- ngankehidupan manusia dengan berbagai sisi kemanusiannya.Diawali oleh kesadar- an manusia terhadap dunia dan eksisten-sinya yang kemudian disikapi dengan ber- bagai aktivitas untukmembangun kons- truksi diri yang terus melaju seiring de-

    ngan perkembangan zaman, moral-karak- ter menjadi bagiandalam diri manusia atau lebih tepatnya entitas manusia itu sen-diri. Konsep eksistensialisme, konstrukti- visme, danprogresivisme menjadi paham yang melandasi arah gerakpengembangan pribadi manusia beserta moral dan mora-litasnya. Wujud praktis pemahaman ini akan terlihat dalamberbagai dimensi ke- hidupan antara lain spritualitas, sosial, po-

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    8/31

    litik, budaya, ekonomi, sains, dan sebagai- nya.

    Kesadaran terhadap pendidikan mo- ral dimulai sejak para filsufdunia lahir. Plato, dengan dilandasi oleh kondisi ma- syarakat

    pada masanya ketika korupsi dan kedangkalan (corruption andshallowness) banyak ditemukan, memimpikan sebuah republikbaru di mana pendidikan dapat menransformasikan warganegaranya me- nuju pada bentuk kebaikan (Form of the Good).Roseou, yang menyakini bahwa men and women had lostthemselves in com- parison with each other menyatakan bahwamanusia mendidik dirinya melalui alam sehingga manusiadapat belajar hidup ber- sama agar menjadi warga negara yang

    ber- etika lebih baik. Freire memandang bahwa pendidikanmenjadi sarana yang pantas (equitable) untuk mencapai relasi.Martin ti- dak hanya mengenalkan konsep persama- an(sameness) dalam pendidikan namun lebih pada kesetaraan(equity) sehingga memberikan peluang segala gender untukmemperoleh pendidikan moral. Sekarang, perbincanganmengenai pendidikan moral lebih mangacu pada bagaimanamemben- tuk masyarakat yang bermoral (moral citi- zenry) danberetika kehidupan (common life ethic) (Jacobson, 2010:45).

    John Dewey menjadi tokoh pendidik- an yang memegangperanan penting dalam perkembangan pendidikan moral danka- rakter. Dia menyatakan moral-karakter se-

    343

    Penumbuhan Semangat Kebangsaan untuk Memperkuat Karakter Indonesiamelalui Pembelajaran Bahasa

    344

    bagai fundamental method of social pro- gress and reform.DalamMy Pedagogical Creed (Reed dan Tony, 2009:99), Deweyme- nyatakan argumennya bahwa:Moral Educa- tion centers upon

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    9/31

    this conception of the school as a mode of social life, that the best anddeepest moral training is precisely that which one gets- through havingto enter into proper relations with others in a unity of world andthought. The present educational system, so far as they destroy or

    neglect this unity renders it difficult or impossible to get any genuine,regular moral training.

    Dalam uraiannya tersebut, Dewey menegaskan bahwahubungan yang tepat (proper relation) antara sekolah dan kehi-dupan sosial menjadi wahana berlatih yang terbaik bagipengembangan moral. Na- mun, banyak sistem pendidikanyang me- lupakan kesatuan antara kedua unsur ini sehinggasulit untuk mendapatkan nilai moral itu sendiri. Hal inikemudian me- munculkan berbagai perdebatan mengenaipemahaman konsep moral, moralitas, wu- jud moral, penilaianterhadap moral, dan sebagainya.

    Bagaimana upaya membantu guru dalam mengintegrasikanmoral content dan moral manner dalam kelas? Hal ini masihmenjadi diskursus dalam berbagai literatur terkait dengandefinisi moral itu sendiri (Damon, 2005, 2007; Muray, 2007),

    tempat atau seting (Socket, 2006; Oja dan Ray- mond, 2007).Dalam buku Debating Moral Education, Kiss dan Peter (2010)kurang mengeksplorasi debat yang terjadi terkait dengan isupendidikan moral. Namun da- lam buku ini, ada banyak surveimengenai pendidikan moral yang menjadi topik dis- kusikontributor misalnya mengenai tujuan sosial dan lingkungan,pembelajaran ke- warganegaraan serta agenda multikultur.

    Pusaran globalisasi juga memberikan tantangan pada manusiauntuk merespons

    segala perubahan secara cepat dan tepat. Perubahan akan selesaiketika paradigma berhenti (Fuller dalam Y ood, 2005:4). Seba-gai konsekuensinya, paradigma-paradigma baru bermunculansebagai jawaban sekali- gus dasar kritik untuk perkembangan

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    10/31

    ilmu pengetahuan selanjutnya. Karena paradig- ma mencakupsemua bidang, termasuk akademis, maka dibutuhkan sebuahrevo- lusi dimana satu set ide dikuatkan oleh ide yang lain.Bidang pendidikan yang berpe- ran sebagai wadah sekaligus

    pencipta agen perubahan (agent of change) menjadi sebuahkeniscayaan untuk terus mengembangkan dan memperkuatmoral dan karakter bang- sa dalam menyokong kehidupanmanusia. Milton (Sommerville, 2010:459) mengata- kan bahwadunia akademis harus meng- eksplorasi kemungkinan jawaban-

    jawaban dan mendiskusikannya.

    Sebagai konsekuensi logis dari apa yang sudah dipaparkan di

    atas, di setiap pribadi manusia, dalam konteks ini civitasakademika, memerlukan pegangan yang erat agar tidaktercerabut dari akar lokali- tas, budaya, nasionalisme,internasionalis- me dan dilandasi dengan nilai-nilai di- mensispiritualitas. Doris (Pamental, 2010: 149) menegaskan bahwaglobalisasi mem- bawa dua klaim. Klaim pertama menyata- kanbahwa seseorang diharapkan memiliki cross-situationallyconcistance yang ber- pandangan bahwa jika sesorang bertindak

    jujur, dalam pandangannya, dia harus se- lalu jujur di segalasituasi yang menuntut kejujuran. Klaim kedua seperti yang di-nyatakan oleh Merrit (2000:374) mengenai motivational self-sufficiency of character yang berdasar pada pandangan Aristotelesbah- waperilaku bijak yang sesungguhnya mun- cul darikarakter yang sudah terbentuk dan mantap (formed and stablecharacter).

    Perkembangan era yang semakin me- laju sekarang ini sampai

    pada masa di-

    Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012

    mana sekat-sekat ruang dan waktu sudah semakin tipis karenadapat dijangkau oleh pengetahuan dan teknologi berdampak

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    11/31

    pula pada adanya perubahan dalam dunia pendidikan. Sepertipenyataan Gough (2002) bahwa the influence of globalist think- ingin education can readily be seen in the pro- liferation of globalizededucation studies (pe- ngaruh pemikir global dapat dilihat dari

    proliferasi studi pendidikan global).

    Bagaimana konsep pendidikan glo- bal? Studi yang dilakukanoleh Ontario Mi- nistry of Education (OME) (Colaruso (2010)mengemukakan konsep pendidikan global sebagai berikut.Pendidikan global berfo- kus pada sekolah, pembelajaran, dansum- ber daya sekolah; kerja sama global seko- lah; danpenekanan pada pandangan glo- bal dalam panduan

    kurikulum,seperti pada kurikulum Bahasa Inggris tingkat duayang mengacu pada citizenship in global society (OME, 2007,hal 7), dan panduan untuk memasukkan isu lingkungan di se-mua area kurikulum (OME, 2008). Globa- lisasi dan masyarakatglobal dalam pendi- dikan ada dalam pembelajaran kultural danapresiasi pada pembelajaran yang melibat- kan aktivitas nyata didunia, menyediakan informasi dan kemudahan teknologi untukmembuat dunia menjadi lebih kecil (ter- jangkau) danmemudahkan siswa untuk berkomunikasi di tengah kehidupanma- syarakat global.

    Pendidikan di Indonesia senantiasa diarahkan dalam rangkapenguatan karak- ter dan jati diri bangsa. Pribadi Indonesiayang berkarakter Indonesia diharapkan me- njunjung tinggikearifan lokal dengan menghargai dan mengembangkan segalabudidaya manusia Indonesia. Nasionalis- me jugadikembangkan dalam waktu yang bersamaan karena hal itu

    merupakan wu- jud kecintaan terhadap tanah air sebagai tempathidup dan berkembang. Satu hal

    lagi yang menjadi bentuk kesadaran se- bagai bagian darimasyarakat internasional adalah pengembangan wawasanglobal yang menjadi sarana dan upaya mengenal dan

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    12/31

    memahami negara lain.

    Upaya ini terus dilakukan untuk mengharmonisasikan berbagaidimensi ke- hidupan yang tercermin dari sikap, peri- laku, dan

    kebisaaan yang terpuji dalam proses pembelajaran di kelasmaupun da- lam keseharian hidup. Harapannya, ber- bagaipraktik kecurangan, tindakan amo- ral, dan segala perilaku yangmenimbulkan keresahan dapat diatasi melalui manifes- tasipendidikan yang mendukung penguat- an karakter pribadisebagai makhluk tran- senden yang berketuhanan juga sebagaimakhluk universal yang senantiasa saling bekerjasama dansaling membutuhkan ma- nusia lain. Hal ini akan mengantarkan

    pe- lajar, mahasiswa, dan manusia Indonesia pada umumnyauntuk menguatkan sema- ngat kebangsaannya melalui berbagaisa- rana, cara, metode, maupun strategi dalam pembelajaran.

    Pentingnya dimensi sosial sebagai bagian dari konstruksipendidikan diakui oleh berbagai ahli. Dalam bidang bahasa dansastra misalnya, yang melibatkan re- sepsi dan respons kritisterhadap nilai-nilai moral, pemahaman terhadap bahasa seba-gai konstruksi sosial diharapkan dapat di- serap dengan lebih

    baik sehingga dapat lebih meningkatkan respons peserta didikterhadap fenomena di sekitar (Borsheim, Merrit, dan Reed, 2008;Graham, Benson, Fink, 2010; Chun, 2009). Paradigma pem-belajaran yang telah lama dikenalkan oleh Dewey, Freiremaupun Vygotsky yang ke- mudian diperkuat oleh Derridadengan teori dekonstruksinya.

    Dewey memahami bahwa pendidik- an merupakan metode

    fundamental untuk kemajuan dan reformasi sosial (Jacobson,

    345

    Penumbuhan Semangat Kebangsaan untuk Memperkuat Karakter Indonesiamelalui Pembelajaran Bahasa

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    13/31

    346

    2010:47). Dalam masyarakat multikultur,proper relation menjadiunsur penting yang senantiasa diiringi dengan sikap dan watak

    yang membentuk interaksi yang tidak lain merupakan wujudperilaku demokrasi. Da- lam bukunya Democracy and Education(li- hat juga Dalton, 2002), ia menegaskan bah- wa socialenvironment forms the mental and emotional disposition of behavior inindividuals by engaging them in activities that arouse and strengthencertain impulses, that have certain purposes and entails certainconcequences. Pembentukan sikap dan watak tidak dapatdilakukan melalui penyampaian keyakin- an, emosi, dan

    pengetahuan secara lang- sung namun harus melalui perantaraling- kungan. Sekolah dianggap sebagai ling- kungan terbaikyang dapat mempengaruhi watak mental dan moral anggotanyaatau dalam hal ini sebagai medium perantara.

    Proses menuju masyarakat dan pen- didikan demokratis, sepertiyang diung- kapkan oleh Dewey, tidak dapat dilepas- kan darilike-mindedness di mana para pe- lakunya bebas untuk berbagi,berpartisipa- si, membentuk dan membentuk kembali sikap dan

    watak yang memberikan ruang bagi perluasan makna. Namun,dalam ma- syarakat pluralistik. Hal ini menjadi tan- tangantersendiri karena keberagaman me- munculkan pemaknaanyang berbeda-beda dan benturan-benturan sosial sering trejadidikarenakan kepentingan yang berbeda- beda pula. Oleh karenaitu, model pendi- dikan demokratis yang mendorong terja-dinya interaksi dan relasi yang tepat antar anggota maupunsistem yang terlibat men- jadi kebutuhan penting untuk

    melangsung- kan proses pendidikan.

    Beberapa penelitian yang dilaukan oleh kalangan universitasmenunjukkan bahwa kondisi-kondisi yang ada masihmemerlukan peningkatan dan penguatan untuk mewujudkancivitas akademika

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    14/31

    yang berkualitas internasional sekaligus berkepribadian danberkarakter yang baik. Seperti di University Tun Hussein OnnMalaysia (UTHM) yang menyelenggarakan program pendidikandenngan modelMc Kinseys 7S capacity yang memadukan bebe-

    rapa elemen yaitu strategi, sistem, stuktur, skill, nilai guna, staf,dan gaya (Masirin, 2008:2).

    Kendati pengembangan kultur keil- muan di pendidikan tinggisudah dikem- bangkan dengan berbagai konsep baru yangmodern dan berusaha untuk meng- ikuti perkembangan zaman,Biagioli (da- lam Cohen, 2002: 6) menyatakan bahwa peer reviewstill in a problem. Penilaian yang dikembangkan baik secara

    internal maupun eksternal masih memiliki masalah yang cukupberarti. Namun, pernyataan Strathern (2000:1) menarik sekaliuntuk dicermati bahwa dia mendasarkan penga- matannya padapernyataan Tsoukas dalam Tyranny of Light yaitu making theinvisible visible yang kemudian menginspirasinya untukmembuat esai Tyranny of Transparen- cy bahwa sesuatu yangnampak bisa berarti dua hal yaitu; produktivitas riil organisasiyang dapat dilihat dan sumber potensial untuk informasi yanglebih.

    Jadi, tidak setiap hal perlu dibawa ke permukaan, tapi segala halyang dibawa ke permukaan tersembunyi ke dalam lagi. Inimenandakan bahwa ada sesuatu di dalam apapun yangnampak. Kalau kita tarik konsep ini ke dalam pengembangankultur keilmuan maka segala hal baik diferensiasi, karakter,budaya, ras, agama, metode, tek- nik, hasil penelitian yangbanyak dikem- bangkan di universitas dan apapun yang ada

    merupakan sumber potensial untuk dicermati sekaligusdikembangkan. Terma- suk pula dalam hal ini, semangatkebang- saan yang terpatri dalam jiwa masing- masing pribadi.

    Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    15/31

    BAHASA SEBAGAI ALAT EKSPRESI DIRI DAN SIMBOLREPRESENTASI BUDAYA BANGSA

    Melalui bahasa, manusia dapat meng- ekspresikan segala

    pemikiran yang dimi- liki. Dalam konteks bahasa Indonesia,Soejatmoko (2009: 141) memandang bahasa Indonesia telahmenjadi wadah tunggal tranformasi yang diperlukan untukkema- juan dan pembangunan. Dengan masuk- nya berbagaicara penyampaian informasi, pertanyaan sekarang yang munculadalah apa yang harus dilakukan dengan bahasa agar bahasaIndonesia sungguh-sungguh diintegrasikan dalam dalamkebudayaan komunitas? Usaha merangsang dinamika

    pembangunan dari bawah membuka kem- bali masalah peranandan hubungan dwi- tunggal antara bahasa Indonesia dan ba-hasa daerah sekaligus potensi keduanya untuk merangsangdinamika tersebut.

    Diskusi tentang kaitan antara bahasa, kekuatan, dan komunitassebenarya sudah diawali dari sekitar tahun 1970. Kuhn dalamThe Structure of Scientific Revolutions (Y ood, 2005:5) mengatakanbahwa per- ubahan intelektual dibangun dalam komu- nitas.

    Namun, Kuhn tidak bisa memberi- kan penjelasan mengenaihubungan recur- sif bahwa komunitas akan berperan untukumum dan untuk dirinya sendiri juga de- ngan perjuangan yangterus-menerus un- tuk menemukan makna dan relevansi da- lamdisiplin akademis. Fuller dalam sum- ber yang samamengemukakan konsep pergerakan sosial (social movement) se-bagai alternatif paradigma. Dalam konsep ini, pengetahuan barudimaknai dalam konteks perubahan intelektual dan politik dan

    dalam respon terhadap citra profesi yang diciptakannya sendiri.

    Yood (2005: 3) menambahkan uraian- nya sebagai tanggapanterhadap pandang- an Fuller, bahwa pengetahuan yang terus

    berkembang dan berubah tidak hanya dari perkembangan idesaja tetapi juga interaksi antara ide dan publik serta interaksi

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    16/31

    antara pemikiran komunitas tentang pengetahuan danaktualisasinya dalam bidang politik dan dunia penulisan.Pengetahuan meru- pakan hal yang refleksif, dalam hubungan-nya dengan pencitraan diri sekaligus per- ubahan lingkungan.

    Hal ini membutuhkan sebuah pergerakan sosial dan intelektualdalam masyarakat yang transformatif.

    Di Indonesia sebenarnya sosok Ki Hajar Dewantara sangat patutmenjadi pa- nutan. Dalam bukunya,Menuju Manusia Merdeka (2009:43) dia menyatakan bahwa pendidikan yang terdapatdalam hidup se- gala makhluk disebut sebagai laku kodrat(instinct), maka hidup manusia yang ber- adab bersifat usaha

    kebudayaan, yaitu se- bagai berikut.

    (1) Sebagai laku kodrat,pendidikan bersi-

    fat laku atau kejadian yang masih se-

    derhana. (2) Pendidikan yang berlaku sebagai ins-ting berupa pemeliharaan terhadap

    anak-anak serta latihan-latihan. (3) Pendidikan bertujuan untukmemberi tuntunan pekembangan jiwa anak unt-

    uk menuju adab kemanusiaan. (4) Mengenal sifat kodrat dansifat ke-

    budayaan merupakan hal penting. Konsep dari uraian di atassesuai un- tuk diterapkan pada masyarakat Indonesia. Kondisisosiologis dan geografis Indonesia dengan beragam suku danbudaya mesti- nya harus disikapi secara arif, artinya ha- rus

    dirancang satu sistem pendidikan yang dapat mengelaborasikekayaan-kekayaan dan sumber yang ada, menghindari prak-tik-praktik diskriminasi kesukuan, serta yang lebih utamaadalah menguatkan pe- rasaan dan pemahaman mengenaiIndone- sia yang mengantarkan masyarakat menu-

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    17/31

    ju semangat Indonesia. Penumbuhan Semangat Kebangsaan untukMemperkuat Karakter Indonesia melalui Pembelajaran Bahasa

    347

    348

    Bahasa dalam hal ini memiliki peran- an yang sangat pentingsebagai sarana penguatan semangat kebangsaan. Kekuat- anbahasa sebagai alat ekspresi diri dan simbol representasi budayaNamun, per- juangan kelas-kelas yang terdeskriminasi terutamadi Eropa telah membawa keber- hasilan gemilang denganmenggunakan sarana literasi (kebahasaan) sebagai alatperjuangan kelas seperti dari beberapa ha- sil penelitian dalambukuMaking Race Vi- sible: Literary Research for Cultural Under-standing (Greene dan Perkins (2003).

    PENDIDIKAN MORAL-KARAKTER IN- DONESIA DALAMPEMBELAJARAN

    Jika kita menilik konsep pendidikan yang diutarakan oleh BapakPendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, ada nilai-ni- lai luarbiasa yang lahir di zaman itu, yang belum banyak manusia,khususnya praktisi pendidikan peduli akan pentingnya karak-ter dan sifat dasar pendidikan. Dalam urai- annya Dewantara(2009:3-4) menegaskan makna pendidikan bahwa Pendidikanme- rupakan tuntunan hidup ..... Kekuatan ko- drati yang adapada seorang anak tiada lain adalah segala kekuatan yang adada- lam hidup batin dan hidup lahir karena ke- kuasaan kodrat.Kita sebagai pendidik ha- nya dapat menuntun tumbuhnya

    kekuatan itu agar dapat memperbaiki lakunya.

    Kodrat seperti yang diutarakan oleh dewantara di atas sejalandengan karakter dasar manusia dan inilah bagian karakterIndonesia yang digagas oleh para penda- hulu. Hal ini jugamenjadi bahasan menarik dalam tulisan Komarudin Hidayat

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    18/31

    (Zuchdi, 2008)bahwamanusia perlu melakukan lifes journeyyaitu upaya memahami kecende- rungan sifat-sifat dasar watakatau karak- ter manusia. Watak-watak ini disebut de- ngan inner

    guides. Jika manusia bisa mela- kukan lifes journey, maka dia

    akan mudah

    mengenali, mengendalikan, mengarahkan serta mengoreksinya.Hal ini tentu saja me- miliki hubungan dengan tantangan globalyang menuntut manusia untuk mampu mengontrol dirinya agartidak mudah ter- jerumus dalam pusaran arus informasi danteknologi yang memungkinkan adanya pe- nyalahgunaan hal-hal yang dapat merusak pribadi, komunitas, negara, maupun

    dunia, misalnya pemboman di Bali, India, keru- suhan daerah,konflik antar sekolah, dan sebagainya.

    Seperti yang dinyatakan oleh Lickona (1991:51), pendidikankarakter harus me- libatkan aspek knowing the good (moralknowing), desiring the good atau loving the good (moral

    feeling), dan acting the good (moral action). Perkembanganlanjut mengenai pendidikan karakter seperti yang dikemukakanoleh Elias (2010:47) menyata- kan bahwa aplikasi

    perkembangan sosial emosional dan karakter di kelas yakni ten-tang mengajarkan, memraktikkan, dan me- neladankankebiasaan pribadi yang pen- ting dan kehidupan masyarakatserta kete- rampilan yang dipahami secara universal dapatmembuat manusia menjadi pribadi yang baik. Kebiasaan inimeliputi penghar- gaan, tanggung jawa, integritas, kepeduli- an,keterbukaan, dan pemecahan masalah secara konstruktif.

    Dalam uraian lanjutnya, Elias menge- mukakan ada delapancara untuk mem- bangun perkembangan sosial, emosional, dankarakter antara lain melakukan per- bincangan tentang karakter,menunjukkan karakter pribadi, bereaksi dalam kehidup- annyata, membaca fiksi maupun nonfiksi, menulis sebagai saranaberekspresi, ber- partisipasi di sekolah maupun komunitas,

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    19/31

    strategi mengajar dengan pendekatan so- sial, emosional, dankarakter, serta mem- bantu siswa ketika mereka membutuhkan

    Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012

    bantuan. Masing-masing cara ini diuraikan praktiknya secaralebih detil.

    Pendidikan karakter memang men- jadi tema sentral arahkebijakan pendidik- an nasional yang ditargetkan terlaksanadari tahun 2010 sampai tahun 2025. Dalam buku yangditerbitkan oleh Pemerintah RI tahun 2010 mengenaipembangunan karak- ter bangsa, ada tiga fungsi utama pemba-ngunan karakter bangsa, yakni sebagai be- rikut.

    . (1) Fungsi pembentukan dan pengembang- an potensi yaitumembentuk dan me- ngembangkan potensi manusia atauwarga negara Indonesia agar berpikiran baik, berhati baik,dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidupPancasila.

    .(2) Fungsi perbaikan dan penguatan yaitu untuk memperbaikidan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, ma-

    syarakat, dan pemerintah untuk ikut ber- partisipasi danbertanggungjawab da- lam pengembangan potensi wargane- gara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yangmaju, mandiri, dan sejah- tera.

    . (3) Fungsi penyaring, yaitu untuk memilah budaya bangsasendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak

    sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yangbermartabat. Alur pikir pengembangan pendidik-

    an karakter telah diterbitkan oleh pemerin- tah melaluiKementerian Pendidikan Na- sional (2010) dan saat ini.Pengembangan karakter mencakup berbagai dimensi kehi-

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    20/31

    dupan dengan berlandaskan pada perma- salahan-permasalahanbangsa, landasan fi- losofi, ideologis, dan legalitas. Hal ini ter-tuang dalam alur pikir pembangunan ka- rakter bangsa yangdijabarkan ke dalam konteks makro pengembangan karakter.

    Sistem pendidikan yang sesuai untuk menghasilkan kualitasmasyarakat yang

    cerdas dan berakhlak mulia (berkarakter baik) adalah sistemyang bersifat humanis, yang memposisikan subjek didik sebagaipribadi dan anggota masyarakat yang per- lu dibantu dandidorong agar memiliki ke- bisaaan efektif, perpaduan antarapengeta- huan, keterampilan, dan keinginan (Zuch- di, 2009:57).

    Perpaduan ketiganya secara harmonis menyebabkan seseorangatau suatu komunitas meninggalkan ketergan- tungan(dependence) menuju kemandirian (independence).Kesalingtergantungan sangat diperlukan dalam kehidupanmodern se- perti sekarang ini karena permasalahan yangkompleks hanya dapat diatasi dengan kerjasama dan kolaborasiyang baik de- ngan sesama.

    Ada beberapa hal yang harus dimili- ki oleh guru sebagaipendidik yang meng- integrasikan pendidikan moral dan karak-ter pada anak didiknya. Xie dan Zhang (2011) menyatakanbahwa seorang pendi- dik harus melakukan (1) Cultivation anoble of mind di mana dia akan memenuhi kewa- jiban danmencintai pekerjaan serta me- ngembangkan karakter pribadiyang baik; (2) Improving of teaching ability; (3) study of the theoriesof education science; (4)partici- pation in the scientific research

    activity; (5)possession of management capability.

    Terkait dengan bagaimana integrasi pendidikan karakter dalampembelajaran, konsep dan alur pikir mengenai hal inidigambarkan secara sistematis dalam kon- teks mikropengembangan pendidikan ka- rakter. Konsep ini menjadipanduan dalam kerja praktis di lapangan khususnya di sa- tuan

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    21/31

    pendidikan yang diharapkan dapat melaksanakan prosespembelajaran yang integratifdenganpendidikan karakter. Kon-teks mikro pengembangan pendidikan ka- rakter (Kemdiknas,2010) dapat dilihat pa- da Gambar 1.

    349

    Penumbuhan Semangat Kebangsaan untuk Memperkuat Karakter Indonesiamelalui Pembelajaran Bahasa

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    22/31

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    23/31

    350

    Metode dalam implementasi pendidik- an karakterkomprehensif ada empat ma- cam, yaitu inkulkasi (inculcation),

    ketela- danan (modeling), fasilitasi (facilitation), danpengembangan keterampilan (skills build- ing) (Zuchdi, 2009:19).Dalam inkulkasi ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan, ya-itu: mengomunikasikan kepercayaan diser- tai alasan yangmendasarinya, memperla- kukan orang secara adil, menghargaipan- dangan orang lain, mengemukakan kera- gu-raguan atauperasaan tidak percata di- sertai dengan alasan dan sikaphormat, ti- dak sepenuhnya mengontrol lingkungan,

    menciptaan pengalaman sosial dan emo- sional mengenai nilai-nilai yang dikehen- daki, membuat aturan, memberikan peng-hargaan dan konsekuensi disertai alasan, membuka komunikasidengan pihak yang tidak setuju, memberikan kebebasan bagiperilaku yang berbeda-beda.

    Keteladanan merupakan nilai di mana pendidik dapat menjadicontoh yang baik bagi peserta didik dan peserta didik dapat

    meniru hal yang baik dari pendidik. Fasi- litasi melatih subjekdidik untuk mengatasi masalah-masalah dan memberikankesem- patan kepada peserta didik.

    Gambar 1. Konteks Mikro Pengembangan PendidikanKarakter

    Pengembangan keterampilan meli- puti keterampilan akademikdan sosial yang meliputi berpikir kritis, berpikir krea- tif,

    berkomunikasi dengan jelas, menyimak, bertindak asertif, danmenemukan resolusi konflik. Melalui penerapan pendekatan ini,proses habituasi penanaman nilai karakter yang baik bagimahasiswa sebagai calon guru diharapkan dapat terwujud.

    PENUMBUHAN EKSPRESI KEBANGSA- AN MELALUIINTEGRASI PEMBELA- JARAN BAHASA

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    24/31

    Berbicara mengenai pembelajaran ba- hasa maka hal ini tidakdapat dilepaskan dari keterampilan menyimak, berbicara,membaca, dan menulis. Satu hal yang da- pat dipahami adalahbahwa pembicara yang baik adalah penyimak yang baik, pe-

    nulis yang baik merupakan pembaca yang baik. Sejak tahun1980an, beberapa pene-

    Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012

    litian menunjukkan bahwa ada keuntung- an-keuntungan ataumanfaat yang dapat diraih ketika tugas penulisan dan kegiatanmembaca dikombinasikan. Shanahan (1990) mengemukakan adatiga manfaat utama dalam pembelajaran membaca dan menulis

    yang terintegrasi.

    . (1) Menciptakan kesadaran komunikatif, yang berdasar padagagasan bahwa membaca dan menulis merupakan akti-vitas komunikatif, ketika penulis mela- kukan transaksipada teks pada saat itu juga penulis menunjukkanperanannya sebagai pembaca kritis terhadap teks yangditulis. Sama halnya dengan pem- baca ketika melakukan

    transaksi terha- dap teks pada saat yang sama sebenar- nyapembaca menuliskan kembali yang menunjukkan perananpenulis (Rosen- blatt, 2004).

    . (2) Bersifat fungsional, dimana integrasi antara membaca danmenulis memberi- kan tempat bagi siswa untuk merespon.

    . (3) Menekankan pada proses kognitif ter- padu antaramembaca dan menulis yang akan memperkaya

    pengetahuan, bahkan memperkuat dimensi meta pe-ngetahuan. Sebagaimana yang dikemukakan pada

    bagian sebelumnya bahwa bahasa dipan- dang sebagai alatekspresi diri pribadi, alat ekspresi diri makhluk sosial, alatekspresi diri warga negara, dan alat ekspresi diri professionalBerbagai macam ekspresi ter- sebut, yang mengandung pesan

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    25/31

    komunika- tif, secara alami akan memperoleh tang- gapan daripihak lain, baik diminta mau- pun tidak, baik negatif, netral,maupun po- sitif. Bahasa juga memiliki berbagai peran sebagaialat penyebaran dan penyerapan il- mu, alat pengembangan diri

    secara umum, alat berpikir nalar, alat komunikasi dan pe-ngembangan sosial-budaya, dan alat pendi- dikan.

    Dalam praktik penulisan di perguru- an tinggi, mahasiswadituntut untuk men- jadi pembelajar yang lebih mandiri, yangmengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri sertamengetahui bagaimana me- nyikapi kelebihan dan kekuranganyang dimiliki. Selain itu, kepekaan dan respons terhadap segala

    fenomena yang terjadi di sekitar, baik dalam lingkup lokal,nasional, maupun global juga semestinya dimiliki dengandilandasi pemahaman yang baik, perilaku yang baik, dankepedulian untuk mengatasi berbagai persoalan.

    Segala fenomena sosial, budaya, poli- tik, keamanan, yang dapatmenuntun me- nuju rasa bangga dan cinta terhadap bang- saIndonesia, dengan dilandasi oleh pema- haman terhadapIndonesia dan segala ke- Indosia-an yang dimiliki akan

    membekali mahasiswa untuk menjadi insan yang me- milikisemangat kebangsaan yang tangguh. Melalui pembelajaranbahasa yang inte- gratif, mahasiswa akan belajar dan padaakhirnya diharapkan mampu menumbuh- kan karakter sebagaibangsa Indonesia. Hal ini akan memberikan kontribusipemikiran setiap warga negara terdidik, dan keterli- batandalam pergulatan pikiran dan rasa tentang Indonesia dalamdiskusi serta mem- buat tulisan tentang suatu persoalan ber-

    sama pemikiran pemecahannya, baik per- soalan bangsa secaraumum maupun per- soalan yang terkait dengan bidang studiyang ditekuninya.

    PENUTUP

    Semangatkebangsaan menempati po- sisi penting dalam upaya

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    26/31

    memperkuat ka- rakter dan jati diri bangsa. Berbagai per- soalanyang terjadi yang diindikasikan se- bagai bentuk melemahnyakarakter Indo- nesia tidak hanya menjadi bahan diskusi pentingsaat ini, namun juga memerlukan upaya solutif. Pendidikan

    menjadi tempat

    351

    Penumbuhan Semangat Kebangsaan untuk Memperkuat Karakter Indonesiamelalui Pembelajaran Bahasa

    352

    dimana transformasi pengetahuan dapat di- capai. Dalam halini, bahasa yang dipa- hami sebagai alat ekspresi dan simbol re-presentasi budaya dapat menjadi sarana dalam menguatkansemangat kebangsaan.

    Pemahaman terhadap landasan filo- sofis dan historispembangunan bangsa menjadi dasar dalam bagi terciptanya se-mangat kebangsaan yang kuat. Disamping itu, nilai-nilailokalitas, wawasan nasional, dan pemahaman terhadap berbagaifeno- mena di era global merupakan wujud dari upayakomprehensif memahami diri se- bagai bangsa dan semangatkebangsaan dalam diri. Pembelajaran bahasa yang inte- gratifdapat dijadikan sebagai salah satu wahana dalam meningkatkanrasa dan se- mangat nasionalisme peserta didik yang padaakhirnya dapat memperkuat karakter bangsa Indonesia.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada Redaktur JurnalPendidikan Karakter atas kesempatan yang diberikan untukmempublikasikan artikel ini. Ucapan teri- ma kasih juga penulissampaikan kepada reviewer artikel yang telah memberikan ma-sukan sebagai wujud penyempurnaan arti- kel. Semoga artikel

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    27/31

    ini dapat berguna seba- gai bentuk diskusi tertulis sertamenambah wawasan khususnya mengenai semangatkebangsaan untuk memperkuat karakter Indonesia melaluipembelajaran bahasa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Borsheim, Carlin, Kelly Merritt, & Dawn Reed. 2008. BeyondTechnology for Technologys Sake: Advancing Multi- literaciesin the Twenty-First Centu- ry dalam The Clearing House Novem-ber-Desember. www.proquest.umi.- pqd/ web.

    Chun. 2009. Critical Literacies and Gra- phic Novels for

    English-Language Learners: Teaching Maus dalamJournal ofAdolescent & Adult Literacy 53 (2) Oktober. International ReadingAssociation. www.proquest.umi.pqd- /web.

    Colaruso, Dana M. 2010. Teaching English in a MulticulturalSociety: Three Models of Reform dalam Canadian Journal ofEducation, 33, 2. www.- proquest.umi.pqd/web.

    Cohen, Sande. 2002. The Academic Thing: An Introduction to

    the Spe- cial Issue on Academic Culture Disciplines andDisjunctions,Journal of Emergences. Volume 12 No 1.

    Dalton, Thomas C. 2002. Becoming John Dewey: Dilemmas of aPhilosopher and Naturalist. Bloomington: Indiana Uni- versityPress.

    Damon, W. 2005. Personality test: The Dispositional Dispute inTeacher Pre- parationToday,andWhat to Do about It dalam

    Fwd: Arresting Insights in Education, 2(3), 1-6. www.proquest.umi.pqd/web.

    Damon, W. 2007. Dispositions and Teach- er Assessment: TheNeed for a More Rigorous Definition.Journal of Teach- erEducation, 58(5), 365-369.

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    28/31

    Dewantara, Ki Hadjar. 2009.Menuju Ma- nusia Merdeka.Yogyakarta: Leutika.

    Elias, Maurice. 2010. Character Education: BetterStudents

    Better People. The Education Digest. www.proquest.umi.pqd/web.

    Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012

    Gough, N. 2000. Locating Curriculum Studies in the GlobalVillage.Journal of Curriculum Studies, 32(2), 329 342.www.proquest.umi.pqd/web.

    Graham, Meadow Sherril, Sheila Benson, Lisa Storm Fink. 2010.A Spring- board Rather Than a Bridge: Diving into MultimodalLiteracy. English Journal (High School Edition) Urbana:November, vol 200, 153.

    Greene dan Perkins, 2003.Making Race Visible: Literary Researchfor Cultural Understanding. New York: Teacher College,Columbia University.

    Jacobson, Richard B. 2010. Moral Educa- tion and TheAcademic of Being Hu- man Together.Journal of Thought,Spring Summer. www.proquest.umi. pqd/web.

    Kementerian Pendidikan Nasional. 2010.

    Draft Induk Pendidikan Karakter.

    Kiss, Elizabeth & J. Peter Euben (eds). 2010.

    Debating Moral Education: Rethinking The Role of ModernUniversity. Dur- ham: Duke University.

    Lickona, Thomas. 1991. Educating for Cha- racter: How Our Schoolcan Teach Res- pect and Responsibility. New Y ork: Bantam Books.

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    29/31

    Masirin, Mohammad, dkk. 2008. Trans- formation of MalaysianHigher Edu- cation: A Case Study of University Tun HusseinOnn Malaysia (UTHM) Towards University-Industry Rela- tionand Internationalization.Makalah dalam Seminar International

    UNY.

    Merrit, Maria. 2000. Virtue Ethics and Situationist PersonalityPsychology. Ethical Theory and Moral Practice, 3.www.proquest.umi.pqd/web.

    Murti, dkk. 2008. Kebangsaan. http//www.- murti.blogspot.com.

    Oja, S. N., & Reiman, A. J. 2007. A Constructivist-

    Developmental Pers- pective dalam M. E. Diez & J. Raths (Eds.),Dispositions in teacher education (pp. 93-117). Charlotte, NC:Informa- tion Age Publishing.

    Pamental, Matthew P. 2010. Dewey, Si- tuationism, and MoralEducation. Educational Theory, 60, 2. www.pro-quest.umi.pqd/web.

    Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Ke- bijakan Nasional

    Pembanguan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025.

    Reed dan Tony. 2009.My Pedagogical Creed. New York: Griftin,Ltd.

    Rosenblatt, L.M. 2004. The Transactional Theory of Readingand Writing, dalam R.B. Ruddell & N.J. Unrau (eds), Theoretical

    Models and Processes of Reading, 5th edition. Newark, DE:International Reading Association.

    Shanahan, T. 1990. Reading and Writing Together: What Does itReally Mean? Dalam T. Shanahan (ed.), Reading and WritingTogether: New Perspec- tive for the Classroom. Norwood, MA.Christopher-Gordon Publishers.

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    30/31

    Sockett, H. 2006. Character, Rules, and Re- lationsdalam H.Sockett (Ed.), Teach-

    353

    Penumbuhan Semangat Kebangsaan untuk Memperkuat Karakter Indonesiamelalui Pembelajaran Bahasa

    354

    er dispositions: Building a Teacher Edu- cation Framework of MoralStandards. New York: American Association of Colleges ofTeacher Education Publi- cations.

    Soedjatmoko. 2009.Menjadi Bangsa Terdidik. Jakarta: PenerbitBuku Kompas.

    Soeharto, Pitut & A. Zainoel Ihsan. 1981.Maju Setapak: CapitaSelecta Ketiga. Ja- karta: Aksara Jayasakti.

    Sommerville, C. John. 2010. How Serious Are We About MoralEducation. Christian Scholars Review. www.pro-

    quest.umi.pqd/web.

    Strathern, Marilyn. 2000. The Tyranny of Transparency. BritishEducational Re- search Journal, Volume 26 No. 3.

    Xie, Guoyong & Fengzhi Zhang. 2011. A Brief Talk on theCultivation and Improvement of Moral Education TeachersQuality.Asian Social Scien- ce, 7,1.www.proquest.umi.pqd/web.

    Yood, Jessica. 2005. Present-Process: The Composition ofChange.Journal of Basic Writing Fall Volume 24. www.-proquest.umi.pqd/web.

    Zuchdi, Darmiyati, dkk. 2009. Pendidikan Karakter: Grand Designdan Nilai-nilai Target. Yogyakarta: UNY Press.

  • 7/22/2019 Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter Indonesia Melalui Pembelajaran Bahasa

    31/31

    Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012