piu tang

Upload: udinto-uchiha

Post on 12-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PIUTANG

1. Pengertian PiutangPiutang merupakan klaim/tagihan perusahaan terhadap pihak ketiga yang timbul karena adanya suatu transaksi. Pada dasarnya piutang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Piutang DagangPiutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang dagang umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun sehingga dilaporkan sebagai aktiva lancar.

b. Piutang weselPiutang wesel adalah piutang berupa perjanjian tertulis debitur kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Umumnya piutang wesel berjangka waktu lebih dari 60 hari, apabila piutang wesel berjangka waktu kurang dari satu tahun dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar, sedangkan untuk piutang wesel berjangka waktu lebih dari satu tahun diperlakukan sebagai piutang jangka panjang.

c. Piutang lain-lainPiutang lain-lain adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain akibat dari transaksi yang secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan normal usaha perusahaan. Beberapa contoh yang termasuk dalam piutang lain-lain diantaranya : Uang muka pembelian Uang muka kepada pegawai Uang muka pembelian saham Uang muka menjamin kontrak Piutang dividen Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang Tuntutan kerugian kepada perusahaan asuransi Tuntutan atas pengurangan pajak

2. Pencatatan Piutang

a. Kartu piutangMerupakan catatan akuntansi berupa buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap pelanggannya.Contoh kartu piutang :KARTU PIUTANG

No. Rekening :

Nama :

Alamat :Lembar ke :

Syarat :

Batas kredit :

TanggalKeteranganFolMUTASISALDO

DEBETKREDITDEBET KREDIT

b. Jurnal Penjualandigunakan untuk mencatat timbulnya piutang karena adanya penjualan kredit.

c. Jurnal Retur Penjualandigunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya retur penjualan.

d. Jurnal Umumdigunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya piutang yang dihapus.

e. Jurnal Penerimaan Kasdigunakan untuk mencatat pengurangan piutang karena adanya pelunasan piutang.

ReturPenjualanRetur penjualan adalah dokumen yang menyimpan data pengembalian item yang telah diorder sebelumnya oleh customer. Pengembalian item bisa dikarenakan ketidak sesuai pesanan atau barang yang diterima rusak atau cacat. Data pengembalian item bisa diimport dari invoice penjualan atau dari data pengiriman.Contoh soal retur penjualanTanggal 20 Januari 2000, CV Rian menerima kembali barang telah dijual kepada toko Maju seharga Rp. 400.000,- karena rusak dengan bukti nota kredit nomor 021.TanggalAkunRefDebetKredit

Jan 20Retur penjualanRp. 400.000,-

Piutang dagangRp.400.000,-

PENGERTIAN ANJAK PIUTANGAnjak piutang adalah transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring, yang kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan factoring (factor). Anjak piutang (bahasa Inggris: factoring) merupakan suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon.Manfaat Anjak Piutang adalah: Menurunkan biaya produksi Memberikan fasilitas pembayaran di muka Meningkatkan daya saing perusahaan klien Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba Menghindari kerugian karena kredit macet Mempercepat proses ekonomi

PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM ANJAK PIUTANGDalam, kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat yaitu: a. Perusahaan anjak piutang (factor), Factor adalah perusahaan atau pihak yang menawarkan jasa anjak piutang.b. Klien (supplier) dan Klien adalah pihak yang menggunakan jasa perusahaan anjak piutang.c. Nasabah (customer) atau disebut debitor. Nasabah adalah pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan klien.

Umumnya, pada waktu penjualan:1. Langganan yang piutangnya dijual diberitahu untuk melunasinya ke bank atau lembaga kredit tersebut.2. Untuk menentukan jumlah uang yang akan dibayarkan, bank atau lembaga kredit akan memeriksa keadaan piutang yang akan dibelinya (saat timbulnya, periode potongan, dan jangka waktu kredit)3. Piutang yang masih dalam jangka waktu potongan, diakui sebesar jumlah bersihnya. Potongannya dicatat dalam buku penjual piutang.4. Bila piutang yang dijual tersebut telah dicadangkan kerugian piutangnya, maka cadangan kerugian piutang dihapus.

Contoh SoalPT BATUR pada tanggal 10 Januari 2007 menjual piutang sebesar Rp50.000.000,00. Syarat pembayaran adalah 2/10, n/30. Cadangan kerugian piutang yang sudah dibentuk sebesar Rp2.000.000,00. Piutang ini dibeli oleh Bank S seharga Rp45.000.000,00. Setelah diteliti, piutang yang masih berada dalam periode potongan adalah sebesar Rp40.000.000,00. Jurnal sbb:10 Januari 2007Kas Potongan PenjualanCadangan Kerugian PiutangMacam-macam BiayaRp 45.000.000,00 Rp 800.000,00Rp 2.000.000,00Rp 2.200.000,00

PiutangRp50.000.000,00

Perhitungan:Piutang yang dijual Rp50.000.000,00Potongan penjualan: 2% x Rp40.000.000,00 = Rp 800.000,00Cadangan kerugian piutang Rp 2.000.000,00Harga jual Rp 45.000.000,00 (Rp47.800.000,00)Rugi penjualan piutang Rp 2.200.000,00

KAS KECILPengertian dan Fungsi Dana Kas Kecil (Petty Cash Fund)Posted on 14 Mei 2009 by Hadi Muttaqin Hasyim Pengeluaran kas didalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan biasanya membentuk suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).

Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut :sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek ). Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. Tetapi ada perkiraan-perkiraan karena alasan tertentu tidak dibayarkan dengan kas kecil, walaupun jumlahnya relatif kecil.Dalam sebuah perusahaan yang sudah besar, fungsi dana kas kecil sangatlah penting untuk menunjang kelancaran aktivitas dari perusahaan, karena setiap pengeluaran yang relatif kecil tidak efektif jika dilakukan dengan menggunakan cek disebabkan penarikan cek memebutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi dengan adanya dana kas kecil semua pengeluaran tersebut dapat dilakukan dengan segera. Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin. Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:- Biaya makan minum- Biaya perlengkapan- Biaya keperluan kantor- Serta biaya-biaya lainnya.Karena fungsinya yang demikian penting, maka pada perusahaan yang berukuran menengah besar, dana kas kecil ini sudah merupakan kebutuhan yang mutlak harus ada. Dapat dibayarkan betapa tidak efesiennya apabila dana kas kecil ini tidak disediakan anggarannya oleh perusahan tersebut, karena pada saat akan melakukan pengeluaran uang harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu. Tapi kalau perusahaan tersebut menyediakan anggaran bagi dana kas kecil, maka setiap melakukan pengeluaran yang kecil-kecil tidak harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu tetapi bisa langsung pembayarannya mengunakan dana kas kecil tadi.Jumlah dana kas kecil yang tersedia ditangan juga tidak boleh terlalu besar jumlahnya, karena akan menyebabkan sejumlah dana yang menganggur dan juga dapat menimbulkan resiko kehilangan. Dengan adanya dana kas kecil yang jumlahnya sesuai kebutuhan, tentu aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar. Dalam mengelola dana kas kecil ada dua metode yang bisa digunakan yaitu Imprest Fund Method dan Fluctuation Method.a. Imprest Fund MethodPada sistem Imprest Fund, Baridwan ( 1992 ) mendefinisikan : Didalam sistem ini jumlah dana dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk untuk membentuk dana kas kecil Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diperjelas bahwa pada sistem Imprest Fund jumlah dana kas kecil selalu konstan dan tidak berubah-ubah. Biasanya kas kecil ini diisi dengan sejumlash uang yang telah ditetapkan untuk keperluan pembayarn-pembayaran selama jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu, dua minggu, ataupun sebulan. Bilamana jangka waktunya telah habis dan jumlah uang dalam kas kecil pun telah menipis, maka kas kecil diisi kembali dengan menarik dana dari kas besar sampai dengan jumlah dana yang telah ditetapkan besarnya. Untuk setiap pengisian kembali dana kas kecil, pemegagang kas kecil selalu melampirkan kas kecil serta bukti-bukti pendukungnya.Walaupun secara teoritis ada dua sistem penggelolaan deana kas kecil, tetapi dalam kenyataanya hampir semua perusahaan yang telah membentuk dana kas, mengelolanya dengan sistem imprest dengan alasan untuk mempermudah pengawasan.Dari penjelasan tersebut maka jelaslah bahwa dana kas kecil yang dikelola dengan sistem Imprest Fund menghasilkan beberapa keuntungan bagi pihak perusahaan yaitu untuk mempermudah pengawasan, perhitungan dan pertaggung jawaban (Accountabilities).b. Fluctuation MethodMenurut Baridwan ( 1992 ) Fluctuation Method dikatakan Dalam sistem fluktuasi saldo rekening kas kecil tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisisan kembali dan pengeluran- pengeluaran dari kas kecil .Dari definisi diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Fluctuation Method merupakan suatu sistem penggeloalaan dana kas kecil yang saldo rekeningnya tidak tetap dan tergantung pada besar kecilnya pengeluaran yang terjadi untuk periode tertentu, misalnya dalam waktu dua minggu, sebulan dan sebagainya.Pada sistem ini rekening kas kecil yang diselenggarakan harus menunjukkan saldo pada setiap saat sebesar jumlah dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil.Ada beberapa prosedur yang perlu dilakukan untuk melaksanakan dana kas kecila. Prosedur Pembentukan Dana Kas KecilTahap pertama dalam menetapkan dana kas kecil adalah mentaksir jumlah dana yang diperlukan untuk kas kecil tersebut. Setelah jumlah ini ditentukan kita misalkan sejumlah Rp. 150.000,-, maka akan ditarik selembar cek untuk sejumlah dana tersebut dan dibuat pencacatan untuk dana kas kecil. Ayat jurnal yang harus dibuat adalah sebagai berikut:Kas kecil Rp. 150.000,-Kas/Bank Rp. 150.000,-Pencacatan yang dilakukan pada sistem Imprest Fund dan pada sistem fluctuation adalah sama yaitu dengan mendebet kas kecil dan mengkredit perkiraan kas atau bank ( yang dimaksud kas di sini adalah kas besar ).b. Prosedur Pengeluaran Dana Kas KecilUntuk pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil perlu dibuat bukti pengeluaran kas kecil ( petty cash record ). Tabel 1-1 memperlihatkan contoh bukti pengeluaran kas kecil (petty cash voucher ). Tabel 1-2 memperlihatkan contoh kas kecil (petty cash record). KAS KECILDalam hal-hal tertentu tidaklah praktis untuk menggunakan cek/giro bilyet sebagai alat pembayaran seperti untuk pembelian perangko, pembayaran ongkos angkut dan berbagai macam pembayaran lainnya yang jumlahnya relatif kecil. Kwantitas transaksi ini relatif besar dan sifatnya segera. Untuk keperluan tersebut perusahaan mengalokasikan sejumlah kas dalam jumlah tertentu yang disediakan untuk keperluan-keperluan pembayaran yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan check/Giro bilyet, yang disebut Kas Kecil. Pembentukan kas kecil adalah menyisihkan sejumlah dana untuk keperluan khusus, dengan mentransfer / memindahbukukan sejumlah dana dari rekening kas yang ada di bank.Salah satu bentuk pengontrolan pengeluaran yang dilakukan melalui kas kecil adalah system imprest. Beberapa ketentuan dalam system ini adalah: Kas kecil disediakan untuk keperluan pembayaran yang jumlahnya kecil dan tidak praktis bila dilakukan dengan check. Semua pengeluaran kas kecil dicatat pada buku kas kecil dan hanya diposting ke buku besar sekali saja pada saat pengisian kembali kas kecil. Dana yang ditentukan dalam kas kecil harus ditetapkan melelui keputusan manajemen dan tidak boleh melebihi ketentuan tersebut. Pengeluaran-pengeluaran kas kecil hanya dapat dilakukan setelah perintah pengeluaran kas telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Pengisian kembali kas kecil dilakukan secara berkala (misalnya 1 x seminggu), untuk mengganti sejumlah kas yang telah digunakan melalui penarikan tunai dari bank. (tidak boleh dari penerimaan harian). Hal ini perlu dilakukan agar semua penerimaan kas harian selalu sama dengan jumlah yang disetorkan ke bank. Karena transaksi pengisian kas kecil adalah mengeluarkan kas untuk membayar transaksi yang telah dibayar melalui dana kas kecil, yang telah disediakan sebelumnya. maka transaksi kas kecil cukup dibukukan satu kali saja pada saat pengisian kembali kas kecil. Sedangkan keterangan lebih rinci mengenai penggunaan kas kecil dicatat pada buku kas kecil yang dicatat secara terpisah dengan buku besar.*** (Transaksi pengeluaran kas untuk pengisian kas kecil adalah transaksi pengantian dana yang telah dikeluarkan dan dicatat pada pada transaksi pengeluaran kas)Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ilustrasi berkut :Pada saat perusahaan mengambil keputusan untuk membentuk kas kecil, maka perusahaan menyisihkan sejumlah dana untuk kas kecil, sebesar jumlah tertentu yang ditetapkan oleh manajemen.Pemindahbukuan/transfer : Periode awalRekening Keterangan Debit KreditBank X Pembentukan Kas kecil 99,999,999Kas Kecil Pembentukan kas kecil 99,999,999 Pengeluaran kas : Pengisian kas kecilRekening Keterangan Debit KreditBank X Pengisian Kas kecil Periode x y 99,999,999Biaya Onkos angkut 99,999,999 Biaya Perjalanan Dinas 99,999,999 Biaya Perawatan 99,999,999 Biaya Administrasi 99,999,999 Biaya lainnya 99,999,999 Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa pada buku besar, penerimaan kas kecil hanya di catat sekali saja yaitu pada saat pembentukan kas kecil. Untuk selanjutnya dana tersebut diisi kembali secara berkala sesuai dengan biaya yang digunakan melalui dana tersebut. Informasi detail mengenai kas kecil hanya tersimpan pada buku kas kecil dan buku besar hanya mencatat transaksi yang telah dikelompokan.Bila pada saat tertentu dana yang ditetapkan sudah tidak relevan lagi maka ketetapan mengenai dana kas kecil harus diperbaharui melalui ketetapan manajemen.Jurnal : Perubahan dana kas kecilBila ditambahPemindahbukuanRekening Keterangan Debit KreditBank X Penyesuaian dana Kas kecil 99,999,999Kas Kecil Penambahan dana kas kecil 99,999,999 Bila dikurangi :Pemindah bukuanRekening Keterangan Debit KreditBank X Penyesuaian dana Kas kecil 99,999,999 Kas Kecil Pengurangan dana kas kecil 99,999,999

KAS BANK

Keamanan dan kecepatan dalam menyelesaikan transaksi keuangan menjadi dambaan bagi setiap perusahaan. Tetapi hal ini sangat kecil kemungkinannya dapat berhasil dengan baik tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu kerja sama dengan lembaga keuangan yaitu perbankan menjadi alternative pilihan yang harus diambil oleh suatu perusahaan. Perbankan akan membatu memberikan jasa meringankan pekerjaan perusahaan antara lain dalam hal menyimpan, mengeluarkan, dan menerima uang perusahaan dari transaksi yang terjadi. Adanya kerjasama dengan pihak perbankan maka untuk keamanan, perusahaan tidak lagi menyimpan uang tunai atau kas dalam jumlah yang besar diperusahaan. Uang tunai atau kas yang ada diperusahaan cukup dalam jumlah kecil sebatas untuk membiaya keperluan sehari-hari yang relative kecil. Dengan demikian, maka kas perusahaan tersimpan di dua tempat, yaitu di perusahaan dalam jumlah yang relative kecil yang biasa disebut Kas Kecil (Petty Cash) dan di bank dalam jumlah relative besar yang biasa disebut Kas Bank. Sebelum membicarakan mengelola administrasi kas bank, terlebih dahulu akan kita bahas tentang kas terlebih dahulu.Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan Kas (Cash), adalah sebatas uang kertas maupun uang logam yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.. Sedangkan dalam Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa yang dimaksud dengan kas ialah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Dengan demikian yang dimaksud kas dalam pengertian akuntansi meliputi uang kertas maupun uang logam dan benda-benda lain yang mempunyai sifat seperti uang. Adapun sesuatu dapat dikatakan kas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah Dapat digunakan setiap saat bila diperlukan Penggunaannya bersifat bebas Diterima sesuai nominalnya pada waktu diuangkanDari uraian di atas, maka yang termasuk dalam golongan kas antara lain: Mata uang dalam negeri, yaitu Rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia ( BI ) Mata uang asing yang dikeluarkan oleh negara lain, misalnya ; US dollar, Yen, Mark, dll Demand deposit, yaitu simpanan di bank yang setiap waktu dapat diambil kembali Cek sebagai pembayaran yang diterima dari pihak lain Trevelers Check ( Cek Perjalanan) Chasirs Check ( Kasir Cek) Wesel Pos Ada beberapa yang secara sepintas nampak sebagai golongan kas namun tidak dapat digolongkan sebagai kas, antara lain: Uang yang disisihkan untuk tujuan tertentu Cek mundur Cek kosong Persediaan prangko Deposito berjangka Rekening giro pada bank di luar negeri yang tidak dapat segera dipakai KELENGKAPAN PENGELOLAAN KAS BANK Kegiatan utama yang berhubungan dengan kas meliputi tiga kegiatan, yaitu : Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, dan Penyimpanan Kas. Pengelolaan kas yang dilakukan perusahaan mungkin berbeda-beda, namum pada dasarnya akan mengarah kepada pengawasan kas yang bertujuan untuk keamanan kas dari penyelewengan ataupun kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu dalam rangka pengelolaan kas perlu dipahami lebih dahulu tentang Prosedur Penerimaan Kas, Prosedur Pengeluaran Kas, serta selanjutnya menentukan bahan dan alat yang diperlukan.Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas BankSebelum membicarakan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas lebih lanjut terlebih dahulu kita lihat apa yang dimaksud prosedur dalam lingkup akuntansi. Prosedur adalah suatu urutan kegiatan kralikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang tejadi berulang-ulang.Kegiatan klasikal itu sendiri adalah kegiatan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, buku besar, dan buku lainnya, meliputi : Menulis Menggandakan Menghitung Memberi kode Mendaftar Memilih memindah Membandingkan Bahan dan Peralatan Dalam Pengelolaan Kas BankBahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pengelolaan kas bank secara akuntansi manual, antara lain: Bukti penerimann dan Pengeluaran Kas Buku jurnal penerimaan kas dan buku jurnal pengeluaran kas. Buku kas kecil Alat tulis kantor ( pulpen, pensil, penggaris dll) Kalkulator atau alat hitung lain Rekening koran dari bank Formulir-formulir laporan

IDENTIFIKASI MUTASI KAS dan BANK a. Mutasi Kas BankBertambah dan berkurangnya kas disebabkan transaksi penerimaan ataupun pengeluaran kas yang terjadi pada perusahaan. Transaksi-transaksi tersebut, misalnya :Penerimaan Kas (Kas Bertambah)Pengeluaran Kas (Kas Berkurang)

Setoran modalPengambilan pribadi

Penjualan tunaiPembelian tunai

Penerimaan piutangPembayaran hutang

Pinjaman uangBunga pinjaman

Bunga simpananBeban adminitrasi bank

Penerimaan lainnyaPengeluaran lainnya

b. Dokumen Mutasi Kas BankSetiap transaksi yang terjadi harus dibuatkan dokumen transaksi sebagi dasar yang digunakan untuk melakukan pencatatan. Dokumen transaksi mutasi kas bank sebagai berikut :Dokumen penerimaan kasDokumen sumber pencatatan dan dokumen pendukung sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan penerimaan kas, antara lain : Bukti Kas Masuk / Kuitansi Faktur (Nota) Penjualan Tunai Pita Register Kas Daftar Surat Pemberitahuan (DSP) Surat Pemberitahuan (SP) Memo (Nota) kredit bank Bukti Setor BankDokumen pengeluaran kasDokumen sumber pencatatan dan dokumen pendukung sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas, antara lain : Bukti Kas Keluar / Kuitansi Faktur (Nota) Pembelian Tunai Faktur Pembelian Kredit Bukti Penerimaan Barang Bukti Permintaan Cek Permintaan Pengisian Kas Kecil Bukti Pengeluaran Kas Kecil Surat Permintaan Pengeluaran Kas KecilPENCATATAN MUTASI KAS BANK Mutasi kas terjadi karena adanya penerimaan dan pengeluaran kas. Transaksi penerimaan kas akan dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas, dan transaksi pengeluaran kas akan dicatat dalam Jurnal Pengeluaran Kas. Kedua jurnal tersebut secara periodik diposting kedalam buku besar sehingga akan diketahui saldo kas perusahaan. Sebagai gambaran mutasi kas dapat dilihat dalam contoh berikut ini.

- See more at: http://4shareilmu.blogspot.com/2011/11/pengelolaladministrasi-kas-dan-bank.html#sthash.20MCAzQw.dpufContoh :

Saldo Kas Bank UD. Pujasari pada tanggal 1 Desember 2007 sebesar Rp 105.000.000,00. Pencatatan mutasi kas yang terjadi selama bulan Desember 2007 nampak dalam Jurnal Kas Masuk, Jurnal Kas Keluar dan Buku Besar Kas Bank di bawah ini.Transaksi mutasi kas yang tejadi selama bulan Desember 2007 sebagai berikut :

AKTIVA TETAP1. Aktiva tetap merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan. Aktiva semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama atau relatif permanen, dan diharapkan dapat memberi manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun seperti tanah, bangunan, mesin dan peralatan. Manfaat yang diberikan aktiva tetap umumnya semakin lama semakin menurun keculi tanah. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dala buku Stanadar Akuntansi Keuangan (2012 : 16.1) aktiva tetap adalah asset berwujud yang (1) dimiliki untuk disediakan dalam produksi atau penyediaan baramng atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan yang administratif; dan (b) diperkirakan untuk digunakan lebih dari satu periode.Menurut Akbar dalam buku Akuntansi Pengantar (2004 : 237) aktiva tetap merupakan jenis aktiva yang digunakan untuk jangka panjang dan relatif permanen dalam operasi bisnis normal. Aktiva ini dikuasai oleh perusahaan dan tidak untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Aktiva yang dikategorikan sebagai aktiva tetap harus memberikan manfaat lebih dari satu tahun.Menurut Firdaus dalam buku Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi (2010 : 177) aktiva tetap adalah asset yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.Menurut Giri dalam buku Akuntansi Keuangan Menengah 1 (2012 : 217) aktiva tetap adalah asset yang memiliki karakteristik sebagai berikut:- Memiliki wujud fisik- Diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan, dan tidak dimaksudkan untuk dijual- Memberikan manfaat ekonomi untuk periode jangka panjang, dan merupakan subjek depresiasi.Menurut Hery dan Widyawati dalam buku Akuntansi Keuangan Menengah 2 (2011 : 2) aktiva tetap adalah aktiva yang secara fisik dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan yang panjang.Menurut Kasmir (2012 : 39) aktiva tetap adalah harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun. Menurut Rudianto dalam buku Pengantar Akuntansi (2008 : 4) aktiva tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, tidak untuk diperjualbelikan.Menurut Soemarsono dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar (2005 : 20) aktiva tetap adalah aktiva berwujud (tangible fixed assets) yang : (1) masa manfaatnya lebih dari satu tahun; (2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, serta (4) nilainya cukup besar.Menurut Sugiri dalam buku Akuntansi Pengantar 2 (2009 : 137) aktiva tetap adalah asset berwujud yang tujuan pemilikannya adalah untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.2. Jenis Aktiva TetapAktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan bisa berupa: tanah, bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat kantor, kendaraan dan alat-alat kantor dan sebagainya. Ditinjau dari umurnya aktiva tetap dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:1. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Termasuk dalam kelompok aktiva ini ialah; tanah yang dipakai sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik dan bangunan kantor, tanah untuk pertanian dan lain-lain yang semacamnya. Terhadap aktiva tetap yang mempunyai masa kegunaan yang tidak terbatas tidak dilakukan penyusutan atas harga perolehannya, karena manfaatnya tidak akan berkurang di dalam menjalankan fungsinya selama jangka waktu yang tidak terbatas.2. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaanya telah berakhir. Termasuk dalam kelompok aktiva ini antara lain : bangunan, mesin dan alat-alat pabrik, meubel dan alat-alat kantor, kendaraan dan alat-alat transport dan lain sebagainya. Karena manfaat yang diberikan di dalam menjalankan fungsinya semakin berkurang atau terbatas jangka waktunya, maka harga perolehan aktiva ini harus disusut selama masa kegunaannya,3. Aktiva tetap yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaanya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini: misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain sebagainya atau biasa disebut aktiva sumber alam. Sumber alam akan semakin habis melalui kegiatan eksploitasi sumber tersebut, oleh sebab itu harga perolehan aktiva sumber alam harus dialokasikan kepada periode-periode di mana sumber-sumber itu memberikan hasilnya.Ditinjau dari mobilitasnya, aktiva tetap dibedakan menjadi dua golongan , yaitu:1. Aktiva tetap berwujud bergerak, yaitu aktiva tetap berwujud yang dapat dengan mudah berpindah atau dipindahkan. Misalnya kendaraan, perlengkapan dan sebagainya,2. Aktiva tetap berwujud tidak bergerak, misalnya tanah, gedung dan sebagainya.Ditinjau dari undang-undang perpajakan, aktiva tetap dibedakan menjadi empat golongan, yaitu:1. Golongan I, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis sampai 4 tahun, misalnya: peralatan, mebel, kendaraan, dan truk ringan2. Golongan II, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis diatas 4 tahun, misalnya: mebel dan peralatan yang terbuat dari logam, truk berat, mobil tangki, dll3. Golongan III, yaitu aktiva tetap selain bangunan yang mempunyai umur ekonomis antara 8 sampai 20 tahun, misalnya: mesin-mesin yang menghasilkan peralatan, mesin produksi, dll4. Golongan IV, yaitu aktiva tetap berwujud yang berupa tanah dan bangunan.C. METODE PEROLEHAN AKTIVA TETAPAktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat diperoleh dengan beberapa cara dimana masing-masing cara akan menimbulkan masalah akuntansi tersendiri, terutama yang berhubungan dengan penentuan atau penilaian harga perolehan dari aktiva tetap tersebut. Proses perolehan aktiva tetap yang dimaksud adalah mulai sejak pembelian, pengangkutan, pemasangan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai dalam kegiatan perusahaan. Harga perolehan diukur dengan kas yang dibayarkan pada suatu transaksi secara tunai. Dalam hal aktiva tidak dibayar dengan kas, maka harga perolehan ditetapkan sebesar nilai wajar dari aktiva yang diperoleh atau aktiva yang diserahkan, yang mana yang lebih layak berdasarkan bukti atau data yang tersedia. Apabila harga perolehan telah ditetapkan, maka harga perolehan tersebut akan menjadi dasar untuk akuntansi selama masa pemakaian aktiva yang bersangkutan. Akuntansi tidak mengakui pemakaian harga pasar atau harga pengganti selama pemakaian suatu aktiva tetap.