resiprok kisi kristal

Upload: findi-diansari

Post on 10-Feb-2018

1.404 views

Category:

Documents


222 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    1/214

    FISIK Z T P D T

    O l e h

    DRS. P A R N O, M.Si

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN FISIKAPebruari 2006

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    2/214

    i

    Ralat fisika zat padat 2006

    hal ralat

    10 Gambar 1.9 CsCl

    13 c/a = (2/3) akar 618 Baris ke-8 dalam table: . berikutnya

    25 Pers (1.30) fkr,hkl27 KBR seharusnya adalah KBr

    35 interaksi seharusnya Interaksi

    41 Baris ke-2 dr bw: dobel +

    42 03.b. primitip adalah; 06.

    48 2.1 dan 2.3

    57 Letak Pers 2.34

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    3/214

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Mahaesa atas segala rahmat-Nyasehingga penulisan buku FISIKA ZAT PADAT ini dapat diselesaikan.

    Buku ini disusun atas dasar deskripsi matakuliah FIU 437 FISIKA ZAT

    PADAT di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang dan dengan maksud

    agar perkuliahan matakuliah tersebut dapat berlangsung lebih efektif dan efisien.

    Disamping itu, buku ini diharapkan dapat melengkapi pilihan pustaka mahasiswa

    dalam memahami konsep dan gejala mendasar dalam zat padat.

    Isi buku ini dirancang untuk kuliah satu semester dengan tiga sampai empat

    kredit pada semester kedua tahun ketiga. Dengan demikian mahasiswa diharapkan

    sudah menempuh matakuliah prasyaratnya, yaitu FISIKA KUANTUM dan FISIKA

    STATISTIK.

    Dalam setiap bab buku ini disajikan urutan subbab sedemikian rupa sehingga

    memahami subbab sebelumnya menjadi bekal yang cukup baik untuk memahami

    subbab sesudahnya. Oleh karena itu dalam mempelajari setiap bab buku ini

    mahasiswa diharapkan membaca dan memahaminya mulai dari awal sampai akhirsecara berturutan.

    Diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

    buku FISIKA ZAT PADAT ini dapat diselesaikan. Saran dan kritik membangun dari

    para pembaca sangat diharapkan demi lebih sempurnanya buku ini.

    Semoga buku ini berguna. Amin!

    Malang, Pebruari 2006

    Penyusun,

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    4/214

    ii

    DAFTAR ISI

    halaman

    B A B I STRUKTUR KRISTAL1.1SIMETRI DAN STRUKTUR KRISTAL 2

    1.1.1 Pengertian Pokok 2

    1.1.1.1.Zat padat Kristal 21.1.1.2 Kisi Kristal 3

    1.1.1.3 Vektor Basis 4

    1.1.1.4 Sel Satuan Primitip dan Non-Primitip 41.1.1.5 Tiga Dimensi 5

    1.1.2 Macam Dasar Kisi kristal 6

    1.1.3 Beberapa Kristal dengan Struktur Sederhana 91.1.3.1 Struktur NaCl 9

    1.1.3.2 Struktur CsCl 101.1.3.3 Struktur Intan 11

    1.1.3.4 Struktur ZnS 12

    1.1.3.5 Struktur HCP 121.1.4 Geometri Kristal 13

    1.1.4.1 Arah kristal 13

    1.1.4.2 Bidang Kristal dan Indek Miller 14

    1.1.4.3 Jarak antar Bidang Sejajar 161.1.4.4 Fraksi Kepadatan 18

    1.2 DIFRAKSI KISI KRISTAL 181.2.1 Hamburan Sinar-X oleh Kisi Kristal 191.2.1.1 Hukum Bragg 19

    1.2.1.2 Teori Hamburan 20

    1.2.1.3 Kisi Resiprok 231.2.1.4 Difraksi Sinar-X 24

    1.3 IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL 28

    1.3.1 Gaya Antaratom 281.3.2 Jenis Ikatan Kristal 30

    1.3.2.1 Ikatan Ionik 30

    1.3.2.2 Ikatan Kovalen 32

    1.3.2.3 Ikatan Logam 341.3.2.4 Ikatan Van Der Walls 35

    1.3.2.5 Ikatan Hidrogen 37

    RINGKASAN 38

    LATIHAN SOAL BAB I 41

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    5/214

    iii

    B A B II DINAMIKA KISI KRISTAL2.1. GETARAN DALAM ZAT PADAT 47

    2.1.1 Getaran Elastik dan Rapat Moda Getar 472.1.2 Kuantisasi Energi Getaran dalam Zat Padat 52

    2.1.2.1 Model Einstein tentang CvZat Padat 532.1.2.2 Model Debye tentang CvZat Padat 56

    2.2 GETARAN DALAM KISI KRISTAL 58

    2.2.1 Getaran dalam Kisi Linier 58

    2.2.1.1 Kisi Monoatomik Satu Dimensi 58

    2.2.1.2 Kisi Diatomik Satu Dimensi 632.2.1.3 Kisi Tiga Dimensi 66

    RINGKASAN 66

    LATIHAN SOAL BAB II 68

    BAB III ELEKTRON DALAM LOGAM I(MODEL ELEKTRON BEBAS)

    3.1 MODEL ELEKTRON BEBAS KLASIK 73

    3.1.1 Teori Drude tentang Elektron dalam Logam 73

    3.1.2 Model Elektron Bebas Klasik 76

    3.2 MODEL ELEKTRON BEBAS TERKUANTISASI 78

    3.2.1 Sumbangan Elektron Bebas pada Harga CV 803.2.2 Paramagnetik Pauli 82

    3.2.3 Konduktivitas Listrik dalam Logam 83

    3.3 PERILAKU ELEKTRON DALAM LOGAM 87

    3.3.1 Hukum Matthiessen 873.3.2 Efek Hall 88

    3.3.3 Resonansi Siklotron 90

    3.3.4 Pancaran Termionik 91

    3.4 KEBERATAN TERHADAP MODEL ELEKTRON BEBAS

    TERKUANTISASI 93

    RINGKASAN 94

    LATIHAN SOAL BAB III 96

    BAB IV LOGAM II (TEORI PITA ENERGI)

    4.1 TEORI PITA ENERGI UNTUK ZAT PADAT 99

    4.1.1 Teorema Bloch 100

    4.1.2 Model Kronig-Penney 101

    4.1.3 Pita Energi dan Energi Elektron dalam Atom 105

    4.1.4 Refleksi Bragg dan Celah Energi 1084.1.5 Logam, Isolator dan Semikonduktor 110

    4.1.6 Metode LCAO 115

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    6/214

    iv

    4.2 DINAMIKA ELEKTRON DALAM KRISTAL 119

    4.2.1 Kecepatan Kelompok dan Massa Efektif Elektrondalam Kristal 119

    4.2.2 Pengaruh Medan Listrik pada Kecepatan Elektron

    dalam Kristal 1254.2.3 Konduktivitas listrik 1274.2.4 Dinamika Elektron dalam Medan Magnet 129

    4.2.4.1 Efek Hall 129

    4.2.4.2 Resonansi Siklotron 130

    RINGKASAN 133

    LATIHAN SOAL BAB IV 136

    BAB V SEMIKONDUKTOR5.1 KLASIFIKASI SEMIKONDUKTOR 140

    5.2 SEMIKONDUKTOR INTRINSIK 140

    5.3 SEMIKONDUKTOR EKTRINSIK 1445.3.1 Ketidakmurnian Donor dan Akseptor 145

    5.3.1.1 Donor 1455.3.1.2 Aseptor 147

    5.4 PENGUKURAN CELAH ENERGI

    DENGAN METODE OPTIK 149

    RINGKASAN 150

    LATIHAN SOAL BAB V 152

    BAB VI BAHAN DIELEKTRIK

    6.1 RUMUSAN DASAR POLARISASI BAHAN 1546.2 KONSTANTA DIELEKTRIK BAHAN

    (PANDANGAN MAKROSKOPIS) 156

    6.3 POLARISABILITAS BAHAN

    (PANDANGAN MIKROSKOPIS) 157

    6.3.1 Persamaan Clausius-Mosotti 157

    6.3.2 Sumber Polarisabilitas 1616.3.2.1 Polarisabilitas Polar 163

    6.3.2.1.1 Polarisabilitas Polar Statik 163

    6.3.2.1.2 Polarisabilitas Polar Bolak-balik 164

    6.3.2.2 Polarisabilitas Ionik 167

    6.3.2.3 Polarisabilitas Elektronik 1706.3.2.3.1 Polarisabilitas Elektronik Statik 170

    6.3.2.3.2 Polarisabilitas Elektronik Bolak-balik 171

    6.4 GEJALA PIEZOELEKTRIK 172

    6.5 GEJALA FERROELEKTRIK 173

    RINGKASAN 173

    LATIHAN SOAL BAB VI 178

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    7/214

    v

    BAB VII BAHAN MAGNETIK

    7.1 SUSEPTIBILITAS MAGNETIK BAHAN 183

    7.2 GEJALA DIAMAGNETIK LANGEVIN 184

    7.3 GEJALA PARAMAGNET 186

    7.4 GEJALA MAGNETIK DALAM LOGAM 1907.5 GEJALA FERROMAGNETIK 193

    7.5.1 Gejala Ferromagnetik pada Isolator 1937.5.1.1 Teori Medan Molekuler 193

    7.5.1.2 Magnetisasi Spontan dan Hukum Curie-Weiss 194

    7.5.2 Gejala Ferromagnetik pada Logam 197

    7.6 GEJALA ANTIFERROMAGNETIK

    DAN FERRIMAGNETIK 198

    RINGKASAN 199

    LATIHAN SOAL BAB VII 201

    DAFTAR RUJUKAN

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    8/214

    B A B I

    STRUKTUR KRISTAL

    Zat padat, yang terlihat sebagai benda tegar padat, secara mikro terdiri dari

    atom. Atom-atom zat padat tidaklah diam, melainkan bervibrasi dengan amplitudo

    kecil di sekitar titik kesetimbangannya. Karena posisinya yang relatif tetap, maka

    atom-atom tersebut cenderung membentuk struktur tertentu. Hal ini berbeda

    dengan cairan atau gas, yang mana atom-atomnya bergerak pada jarak yang lebih

    besar sehingga strukturnya tidak tertentu.

    Distribusi setimbang atom-atom mendefinisikan struktur padatan, yang

    terdiri dari tiga bagian besar, yaitu kristalin, amorf, dan polikristal. Dalam zat

    padat kristal, atom tersebut terdistribusi teratur relatif terhadap yang lain.

    Terdapat beberapa jenis struktur kristal yang bergantung pada geometri susunan

    atom. Pemahaman tentang struktur kristal bahan adalah hal penting dalam fisika

    zat padat, karena, umumnya, struktur kristal mempengaruhi sifat zat padat. Zat

    padat polikristal dibentuk oleh sejumlah besar kristal-kristal kecil, yang disebut

    kristalin. Atom-atom membentuk pola dalam suatu kristal, tetapi orientasinya

    akan lenyap pada batas kristalin. Sedangkan dalam zat padat amorf, terjadidistribusi atom secara acak. Bahan-bahan zat padat dapat berbentuk kristalin,

    polikristal atau amorf, bergantung pada bagaimana bahan tersebut dipreparasi.

    Selanjutnya, dalam diktat ini hanya dibahas zat padat kristal saja.

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    9/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    2

    Bagian awal bab ini menyajikan pengertian struktur kristal beserta

    perluasannya melalui rumusan dasar matematika. Kemudian dibahas jenis struktur

    yang mungkin, dan dikenalkan konsep indek Miller. Struktur kristal dapat

    ditentukan dengan menggunakan difraksi sinar-X. Bab ini ditutup oleh bahasan

    gaya antaratom yang menyebabkan terjadinya ikatan dalam kristal.

    1.1 SIMETRI DAN STRUKTUR KRISTAL

    1.1.1 Pengertian Pokok

    1.1.1.1 Zat Padat Kristal

    Suatu benda padat berbentuk kristal, apabila atom, ion, atau molekulnya

    (selanjutnya disebut atom saja) teratur dan periodik dalam rentang yang panjang

    dalam ruang. Kristal sempurnamempunyai keperiodikan tak berhingga. Namun,

    kenyataannya, tidak mungkin mempreparasi kristal sempurna karena berbagai

    keterbatasan fisis, yaitu (a) adanya permukaan kristal, (b) cacat geometrik, (c)

    ketakmurnian, dan (d) pada suhu T>0 K atom dalam kristal bergetar harmonik di

    sekitar titik setimbangnya.

    Gambar 1.1 berikut menyajikan geometri kristal dua dimensi.

    Gambar 1.1 Zat padat kristal. Seluruh atom tersusun periodik.

    Kedudukan dalam ruang dua dimensi di atas merupakan kedudukan atomnya.

    Setiap titik di dalamnya terletak pada ujung vektor kisibnanR

    21 += (1.1)

    dengan (n1, n2) adalah pasangan bilangan bulat; dan bdana

    adalah vektor basis.

    R

    a

    b

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    10/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    3

    Bahan kristal memiliki simetri translasi, artinya seluruh kristal itu digeser

    sejauh vektor R

    di atas (yang menghubungkan dua buah atomnya), maka

    keadaannya tetap sama. Dengan kata lain kristal bersifat invarian terhadap

    translasi semacam itu.

    1.1.1.2 Kisi Kristal

    Dalam kristalografi (bahasan geometri kristal), setiap atom dalam kristal

    dianggap sebagai suatu titik, tepat pada kedudukan setimbang tiap atom itu di

    dalam ruang. Pola geometrik yang diperoleh dinamakan kisi kristal.

    Terdapat dua kelas kisi, yaitu Bravais dan non-Bravais. Dalam kisi

    Bravais, seluruh titik kisi adalah ekivalen, artinya kisi bersifat invarian terhadap

    operasi simetri translasi. Dengan demikian semua atom dalam kristal haruslahsejenis. Sedangkan dalam kisi non-Bravais terdapat beberapa titik kisi yang tidak

    ekivalen.

    Gambar 1.2 berikut menyajikan kisi non-Bravais.

    Gambar 1.2 Kisi non-Bravais dengan basis A dan A

    Tempat kisi A, B dan C adalah ekivalen, begitu juga A, B dan C. Tetapi, dua

    tempat kisi A dan A tidak ekivalen karena kisi tidak invarian terhadap translasi

    sepanjang AA. Kisi non-Bravais seringkali disebut sebagai kisi dengan suatu

    basis.Basis yang dimaksud adalah kumpulan atom yang ditempatkan di sekitar

    titik kisi Bravais. Dalam Gambar 1.2 di atas basisnya adalah A dan A.

    Kisi non-Bravais dapat dipandang sebagai kombinasi dari dua atau lebih

    kisi Bravais yang saling menembus dengan orientasi tertentu.

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    11/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    4

    1.1.1.3 Vektor Basis

    Lihat kembali Gambar 1.1. Posisi semua titik kisi dinyatakan oleh

    persamaan (1.1), yakni bnanR

    21

    += . Perhatikanlah bahwa bdana

    , yang

    dinamakan vektor basis, (a) bersifat tidak unik, dan (b) haruslah tidak kolinier.

    1.1.1.4 Sel Satuan Primitip dan non-Primitip

    Luas daerah jajaran genjang (paralelogram) yang sisinya dibatasi oleh

    vektor basis disebut sel satuan, seperti luasan daerah bayang-bayang dalam

    Gambar 1.3 berikut.

    Gambar 1.3 Vektor bdana

    membentuk sel satuan

    Sel satuan merupakan dasar pola elementer karena berulang secara periodik dan

    membentuk struktur kisi suatu kristal. Bila sel satuan tersebut dilakukan translasi

    oleh vektor kisi R

    di atas, maka seluruh kisi kristal tercakup olehnya. Luas daerah

    paralelogram dengan sisi a

    dan b

    adalah ba

    =ab sin , dimana adalah sudut

    antara a

    dan b

    .

    Perhatikanlah bahwa sel satuan itu (a) tidak unik, (b) setiap sel satuan

    mempunyai luasan yang sama, dan (c) dalam contoh di atas sel satuan

    mengandung satu titik kisi.

    Yang dibicarakan di atas adalah sel primitip,yakni sel satuan yang hanya

    mengandung satu titik kisi perselnya. Sedangkan sel non-primitipmemiliki lebihdari satu titik kisi perselnya. Vektor basis yang membentuk sel satuan primitip

    disebut vektor basis primitip; dan sel satuan non-primitip disebut vektor basis

    non-primitip. Gambar 1.4 berikut memperjelas perbedaan keduanya.

    R

    a

    b

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    12/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    5

    Gambar 1.4 Sel primitip (3, 4 dan 5) dan

    non-primitip (1 dan 2 dengan dua titik kisi persatuan sel)

    Perhatikanlah bahwa jika sel satuannya adalah sel primitip, maka titik-titik

    kisi hanya ada pada tiap-tiap pojok jajaran genjang, yaitu sebanyak 4 titik kisi.

    Setiap titik kisi menjadi milik bersama antara 4 buah sel, sehingga jumlah total

    titik kisi dalam sel satuan primitip sebanyak 4x=1. Hal demikian tidak terjadi

    pada sel satuan nonprimitip.

    Beberapa hal penting yang berkaitan dengan sel satuan adalah (a) sel non-

    primitip menunjukkan simetri lebih besar, (b) luas sel non-primitip merupakan

    kelipatan bulat dari luas sel primitip, dan (c) sel primitip dan non-primitip berkait

    dengan pemilihan vektor basis dalam kisi Bravais.

    1.1.1.5 Tiga Dimensi

    Bahasan kristal dalam tiga dimensi sama dengan dalam dua dimensi,

    hanya keadaannya ditambah dengan satu dimensi lagi. Disamping itu, hal yang

    perlu diperhatikan adalah

    (a) ungkapan vektor basis menjadi

    cnbnanR

    321 ++= (1.2)

    dengan vektor basis ),,( cba

    yang tidak koplanar,

    (b) vektor basis membentuk sel satuan volume berbentuk paralelepipidum,

    5

    43

    2

    1

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    13/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    6

    (c) antarvektor basis satu sama lain membentuk sudut , dan seperti terlihat

    pada Gambar 1.5 berikut.

    (d) volume paralelepipidum dengan sisi

    a

    , b

    dan c

    adalah luas bagian

    dasar berbentuk paralelogram ba

    yang dikalikan dengan komponen c

    sepanjang sumbu yang tegak lurus

    terhadap bagian dasar tersebut, yaitu

    bacV

    = .

    Gambar 1.5 Kisi tiga dimensi dengan

    vektor basis ),,( cba

    dan sudut , , antaranya

    Perhatikanlah bahwa sel satuan pada Gambar 1.5 adalah sel satuan

    primitip, yaitu titik-titik kisi berjumlah 8 hanya ada pada tiap pojok

    paralelepipidum. Setiap titik kisi menjadi milik bersama sebanyak 8 sel satuan,

    sehingga jumlah total titik kisi dalam sel satuan primitip tersebut sebanyak

    8x 81 =1. Hal demikian tidak terjadi pada sel satuan nonprimitip.

    1.1.2 Macam Dasar Kisi Kristal

    Kondisi simetri translasi dalam kristal mempunyai konsekwensi terhadap

    terbatasnya kemungkinan jenis kisi Bravais yang dapat terjadi, baik dalam kisi

    kristal dua maupun tiga dimensi.

    Dalam dua dimensi, kisi kristal yang mungkin sebanyak lima jenis, seperti

    terlihat dalam Tabel 1.1 dan Gambar 1.6 berikut.

    Tabel 1.1 Macam kisi dua dimensi

    No Kisi Sel Satuan Sisi dan Sudut

    1 Genjang Jajaran genjang a b 900

    2 Persegi Bujur sangkar a = b = 9003 Heksagonal Belah ketupat a = b = 1200

    4 Empat persegi panjang P Empat persegi panjang a b = 9005 Empat persegi panjang I Empat persegi panjang a b = 900

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    14/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    7

    Gambar 1.6 Lima jenis dasar kisi Bravais dua dimensi

    Tampak bahwa hanya kisi empat persegi panjang I yang memiliki sel satuan

    nonprimitip

    Untuk kasus tiga dimensi ternyata ada 14 buah kisi Bravais yang

    terlingkupi dalam 7 buah sistem kristal. Hal ini sebagai konsekuensi dari simetri

    rotasi sebuah kristal, yakni rotasi-1, 2, 3, 4, dan 6, seperti disajikan dalam Tabel

    1.2 dan Gambar 1.7 berikut.Tabel 1.2 Macam kisi tiga dimensi

    NoSistemKristal

    Kisi Bravais Geometri Kristal Simetri Khas

    1 Triklinik P a b c Tidak ada2 Monoklinik P , C a b c = = 900900 Sebuah sumbu rotasi-2

    3 Ortorombik P , C, I, F a b c = = = 900Tiga sumbu rotasi-2ortogonal

    4 Tetragonal P , I a = b c = = = 900 Sebuah sumbu rotasi-4

    5 Trigonal Ra = b = c = = < 1200

    tetapi bukan 900Sebuah sumbu rotasi-3

    6 Heksagonal P a = b c = = 900

    = 1200

    Sebuah sumbu rotasi-3

    7 Kubik P , I , F a = b = c = = = 900Empat sumbu rotasi-3sepanjang diagonalkubus

    Kisi Bravais P, C, I, F, dan R, masing-masing mengandung jumlah titik kisi persel

    satuannya adalah 1, 2, 2, 4, dan 1.

    a

    aa

    a

    b

    a

    b

    a

    b

    a

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    15/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    8

    Gambar 1.7 Empat belas kisi Bravais berdimensi tiga

    dan distribusinya dalam 7 sistem kristal

    P = primitip C = base centered

    I = body Centered F = face centered

    R = rombohedral primitip

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    16/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    9

    1.1.3 Beberapa Kristal dengan Struktur Sederhana

    1.1.3.1 Struktur Sodium Khlorida (NaCl)

    Na Cl mempunyai struktur FCCdengan basis satu atom Na dan satu atomCl yang terpisah sepanjang setengah diagonal ruang kubus. Sepanjang ketiga arah

    sumbu utama kubiknya terdapat alternasi atom Na dan Cl, seperti ditunjukkan

    oleh Gambar 1.8 berikut.

    Gambar 1.8 Struktur NaCl tiga dimensi

    Setiap sel satuan memiliki 4 perangkat NaCl yang atomya berkedudukan di

    Cl : 0 0 0 0 0 0 Na: 0 0 0 0 0 0

    Jika sisi kubik adalah a, maka kedua atom dalam basis terpisah sejauh 3a, dan

    setiap atom memiliki 6 atom tetangga terdekat yang berbeda jenis dengan jarak

    pisah masing-masing a. Nilai konstanta a untuk NaCl berharga 5,63 .

    NaCl dapat pula dipandang sebagai struktur non-Bravais, yang terdiri dari

    dua subkisi FCC, masing-masing untuk Na dan Cl, yang saling menembus. Kedua

    subkisi tersebut terpisah sejauh a satu sama lain.

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    17/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    10

    Beberapa kristal yang memiliki struktur NaCl adalah LiH, MgO, MnO,

    AgBr, PbS, KCl, dan KBr dengan konstanta kisi masing-masing 4,08; 4,20; 4,43;

    5,77; 5,92; 6,29; dan 6,59 .

    1.1.3.2 Struktur Sesium Khlorida (CsCl)

    CsCl memiliki struktur SC dengan basis satu atom Cs dan satu atom Cl.

    Alternasi atom Cs dan Cl terdapat sepanjang diagonal ruang kubik, seperti terlihat

    pada Gambar 1.9 berikut.

    Gambar 1.9 Struktur CsCl

    Setiap sel satuan mengandung satu molekul CsCl, dengan posisi atom

    Cs : 0 0 0 Cl :

    CsCl dapat pula dipandang sebagai struktur non-Bravaisyang terdiri dari

    dua subkisi SC (kubik sederhana), yang masing-masing dibentuk oleh atom-atom

    Cs dan Cl, yang keduanya terpisah sejauh 3a (setengah diagonal ruang).

    Jumlah titik terdekat setiap atom adalah 8 atom yang berbeda jenis. CsCl memiliki

    konstanta kisi 4,11 .

    Beberapa kristal yang memiliki struktur CsCl adalah BeCu, AlNi, CuZn,

    CuPd, AgMg, LiHg, NH4Cl, TlBr, dan TlI dengan konstanta kisi masing-masing

    2,70; 2,88; 2,94; 2,99; 3,28; 3,29; 3,87; 3,97; dan 4,20 .

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    18/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    11

    1.1.3.3 Struktur Intan

    Struktur intan dapat dilihat sebagai struktur yang sel satuannya adalah sel

    FCC dengan suatu basis, yakni dua atom C yang posisinya

    0 0 0 dan

    seperti terlihat pada Gambar 1.10 dan 1.11 berikut.

    Gambar 1.10 Struktur kristal intan dengan ikatan tetrahedralnya

    Gambar 1.11 Proyeksi posisi atom dalam struktur intan sel kubik

    pada salah satu sisi kubik. Bilangan pecahan menunjukkan

    ketinggian di atas bidang dasar

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    19/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    12

    Dalam setiap sel satuan terdapat 8 atom C dan bilangan koordinasinya adalah 4.

    Keempat atom terdekat membentuk suatu tetrahedral, dengan pusat atom yang

    bersangkutan. Konfigurasi semacam itu sering dijumpai pada semikonduktor, dan

    dinamakan ikatan tetrahedral. Struktur intan merupakan contoh ikatan kovalen

    dalam unsur-unsur kolom IV tabel periodik.

    Struktur intan dapat pula dipandang sebagai gabungan dari dua subkisi

    FCCyang saling menembus dengan titik asal, masing-masing 000 dan .

    Beberapa kristal yang memiliki struktur intan adalah Ge, Si, C, timah putih

    dengan konstanta kisi masing-masing 5,65; 5,43; 3,56; dan 6,46 .

    1.1.3.4 Struktur Seng Sulfida (ZnS)

    Struktur ZnS sama dengan struktur intan, tetapi dengan basis yang terdiri

    dari dua atom berbeda, yakni Zn dan S. Setiap sel satuan memiliki 4 molekul ZnS

    dengan posisi atom

    Zn : 0 0 0 0 0 0S:

    Setiap atom memiliki jarak yang sama terhadap keempat atom yang berbeda

    terdekatnya yang menempati pojok-pojok tetrahedron regular. ZnS memiliki

    konstanta kisi 5,41 .

    Beberapa kristal yang memiliki struktur ZnS adalah CuF, SiC, CuCl, AlP,GaP, ZnSe, GaAs, AlAs, CdS, InSb, dan AgI dengan konstanta kisi masing-

    masing 4,26; 4,35; 5,41; 5,45; 5,45; 5,65; 5,65; 5,66; 5,82; 6,46; dan 6,47 .

    1.1.3.5 Struktur HCP (hexagonal close-packed structure)

    Banyak cara untuk menyusun bola identik dengan jumlah tak berhingga

    secara tertentu sehingga menghasilkan susunan teratur yang memiliki fraksi

    kepadatan maksimum atau ruang kosong antarbola minimum. Gambar 1.12

    berikut melukiskan susunan satu lapis bola identik dengan pusat titik A, yang

    mana tiap bola bersinggungan dengan enam bola tetangga terdekatnya. Lapisan

    kedua yang identik ditempatkan paralel di atasnya (lapisan pertama) dengan pusat

    titik B. Penempatan lapisan ketiga memiliki dua kemungkinan, yakni

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    20/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    13

    Gambar 1.12 Lapisan bola terkemas rapat dengan pusat titik A

    (a) dengan pusat titik A, sehingga terdapat urutan lapisan ABABAB, dan

    menghasilkan struktur HCP, dan

    (b) dengan pusat titik C, sehingga terdapat urutan ABCABC, dan menghasilkan

    struktur FCC.

    Lapisan pertama A merupakan bidang dasar untuk struktur HCP atau

    bidang (111) untuk struktur FCC. Struktur HCP memiliki sel primitip kisi

    heksagonal, tetapi dengan basis dua atom. Sedangkan sel primitip FCC berbasis

    satu atom.

    Baik HCP maupun FCC mempunyai perbandingan c/a= 63

    2 =1,633 dan

    jumlah tetangga terdekat 12 buah atom, serta energi ikatan yang hanya bergantung

    pada jumlah ikatan tetangga terdekat peratom.

    Beberapa kristal yang memiliki struktur HCP adalah He, Be, Mg, Ti, Zn,

    Cd, Co, Y, Zr, Gd, dan Lu dengan nilai c/a masing-masing adalah 1,633; 1,581;

    1,623; 1,586; 1,861; 1,886; 1,622; 1,570; 1,594; 1,592; dan 1,586.

    1.1.4 Geometri Kristal

    1.1.4.1 Arah KristalTelah dikemukakan bahwa arah tertentu dalam kisi dinyatakan oleh vektor

    kisi (1.2), yaitu cnbnanR

    321 ++= . Arah vektor R

    dinyatakan dengan [n1n2

    n3], yang lazimnya dalam perbandingan bilangan bulat terkecil. Semua arah yang

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    21/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    14

    sejajar memiliki indek yang sama. Perhatikanlah beberapa arah dalam kristal

    ortorombik seperti Gambar 1.13 berikut.

    Gambar 1.13 Indek arah satuan sel ortorombik

    OA: [110] OB: [111] OC: [112] OD: [001]

    Apabila sel satuan yang ditinjau mempunyai simetri rotasi, maka

    seringkali ada arah nonparalel yang karena kesimetriannya merupakan arah yang

    ekivalen. Arah [n1n2n3] yang ekivalen menggunakan notasi . Misalnya,

    pada suatu kubik sumbu X, Y dan Z masing-masing memiliki arah [100], [010]

    dan [001] yang ekivalen, dinotasikan dengan . Secara sepenuhnya

    mencakup arah [100], [010], [001], [1 00], [0 1 0] dan [00 1 ] dimana makna dari

    1 adalah 1; dan menunjukkan semua diagonal ruang suatu kubik.

    Satu arah dengan indeks Miller besar, misalnya [157], memiliki jumlah

    atom persatuan panjang yang lebih sedikit daripada indeks yang kecil, misalnya

    [111].

    1.1.4.2 Bidang Kristal dan Indek Miller

    Representasi suatu bidang datar dalam suatu kisi kristal diungkapkan oleh

    indek Miller (hkl). Perhatikanlah Gambar 1.14 berikut.

    a

    DC

    c

    b

    B

    A

    O

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    22/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    15

    Gambar 1.14 Bidang (233)

    Bidang memotong sepanjang sumbu vektor basis cdanba

    , masing-masing pada

    x, y dan z. Didapatkan perangkat tiga bilangan

    c

    z

    b

    y

    a

    x. Lalu, diambil

    kebalikannya, yaitu

    z

    c

    y

    b

    x

    a. Indek Miller didapatkan dengan menyatakan

    perangkat tiga bilangan terakhir sebagai perbandingan bilangan bulat terkecil, dan

    dinyatakan dengan notasi

    ( )

    =

    z

    cm

    y

    bm

    x

    amlkh (1.3)

    dengan m adalah bilangan bulat untuk mereduksi indek menjadi bilangan bulat

    terkecil. Dengan demikian, kumpulan bidang paralel mempunyai representasi

    indek Miller yang sama. Pada Gambar 1.14 di atas x=3a, y=2b dan z=2c, sehingga

    jika dianggap a=b=c=1, maka bidang yang dimaksud memiliki indek Miller

    (hkl)=(233). Pada kasus lain, misalnya x=2a, y=(3/2)b, dan z=c memiliki indeks

    Miller (hkl)=(346).

    Dalam satuan sel yang memiliki simetri rotasi, beberapa bidang nonparalel

    (hkl) adalah ekivalen karena kesimetriannya, dan dinotasikan dengan {hkl}.

    Misalnya dalam sistem kubik indek {100} menunjukkan enam bidang, yaitu

    (100), (010), (001), ( 1 00), (01 0) dan (00 1 ).

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    23/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    16

    Berikut adalah beberapa contoh bidang (hkl) dalam sistem kubik.

    Gambar 1.15 Bidang (100), (110), (111), (200) dan (1 00)dalam sistem kubik

    Dalam koordinat Kartesis bidang (hkl) = (mnox mnoy mnoz) memberikan

    vektor arah yang tegak lurus terhadap bidang tersebut, yakni

    knjninnozoyoxo

    ++=

    .

    1.1.4.3 Jarak Antarbidang Sejajar Miller

    Bahasan ini dibatasi pada sistem dengan sumbu ortogonal, dengan abc.

    Perhatikanlah Gambar 1.16 berikut.

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    24/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    17

    Gambar 1.16 Cara mendapatkan jarak antarbidang Miller

    Jarak dari titik O ke titik potong P dinayatakan dengan dhkl. Jika x, y dan z

    merupakan titik potong bidang (hkl) dengan sumbu a, b dan c maka dhkl=x cos

    =y cos =z cos . Secara geometri, pada gambar di atas didapatkan hubungan

    cos2+ cos2+ cos2=1 sehingga didapatkan

    2/1

    222

    111

    1

    ++

    =

    zyx

    dhkl (1.4)

    Harga x, y dan z berkaitan dengan bilangan h, k dan l melalui ungkapan

    z

    cml

    y

    bmk

    x

    amh === ;; (1.5)

    sehingga jarak antarbidang (1.4) menjadi

    2/1

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    ++

    =

    c

    l

    b

    k

    a

    h

    mdhkl (1.6)

    Misalnya, pada sistem kubik dengan sisi a didapatkan d111

    =(1/3)

    3a; d110

    =

    2a

    dan d020=a. Pada umumnya bidang yang indek Millernya rendah memiliki jarak

    antarbidang lebih besar, tetapi memiliki kerapatan atom persatuan luas yang lebih

    besar.

    Y

    Garis normalz

    Z

    y

    x

    X

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    25/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    18

    1.1.4.4 Fraksi Kepadatan

    Fraksi kepadatan,didefinisikan sebagai proporsi maksimum dari volume

    yang ada yang dapat diisi oleh bola atom dalam sebuah sel satuan, diungkapkan

    dalam bentuk rumusan

    ( )V

    rNF

    33/4 = (1.7)

    dengan N= jumlah atom dalam sel satuan

    r = jari-jari bola atom

    V = volume sel satuan

    Jarak kesetimbangan antara pusat dua atom berdekatan dapat dipandang sebagai

    jumlah jari-jari kedua atom tersebut.

    Tabel 1.3 berikut menunjukkan hubungan antara struktur kristal dengan

    ukuran geometrik sel satuan.

    Tabel 1.3 Ukuran geometrik dan struktur kristal

    No Parameter SC BCC FCC Intan HCP1 Jari-jari atom a/2 a3/4 a2/4 a3/8 a/22 Atom persel satuan 1 2 4 8 63 Volume sel satuan a3 a3 a3 a3 3a32

    4 Fraksi kepadatan/6

    (=0,524)3/8

    (=0,68)2/6

    (=0,74)3/16(=0,34)

    2/6(=0,74)

    5 Jumlah tetanggaterdekat

    6 8 12 4 12

    6Jarak terhadaptetangga terdekat

    a ()a3 ()a2 ()a3 a

    7Jumlah tetanggaterdekat berikutnya

    12 6 6 12 6

    8Jarak terhadaptetangga terdekat

    berikutnyaa2 a a ()a13 a3

    Tampak bahwa intan memiliki struktur yang relatif kosong (hanya terisi 0,34) dan

    FCC atau HCP relatif padat (terisi 0,74).

    1.2 DIFRAKSI KISI KRISTAL

    Struktur kristal dapat dipelajari melalui difraksi foton, netron dan elektron.

    Panjang gelombang optik, misalnya 5000 , menghasilkan gelombang terhambur

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    26/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    19

    elastis dengan atom-atom kristal sehingga terjadi refraksi optik biasa. Tetapi, jika

    panjang gelombang radiasi sebanding atau lebih kecil daripada konstanta kisi

    (orde angstrom), maka didapatkan berkas difraksi yang arahnya sangat berbeda

    dengan arah berkas datang.

    1.2.1 Hamburan Sinar-X oleh Kisi Kristal

    1.2.1.1 Hukum Bragg

    W.L. Bragg menjelaskan gejala berkas difraksi kristal dengan model

    sederhana. Jika sinar-X mengenai permukaan suatu kristal, maka terjadi refleksi.

    Model disajikan pada Gambar 1.17, yakni kristal direpresentasikan oleh kumpulan

    bidang paralel yang bersesuaian dengan bidang atom. Bidang tersebut berperan

    sebagai cermin. Setiap bidang hanya merefleksikan 10-3sampai 10-5radiasi yang

    datang sehingga diperlukan 103 sampai 105 bidang untuk menghasilkan berkas

    refleksi Bragg yang sempurna. Hamburan ini dianggap elastik, yakni energi sinar-

    X tidak mengalami perubahan sebelum dan sesudah refleksi.

    (a) (b)Gambar 1.17 (a) Refleksi sinar-X dari suatu kristal. Sinar hampir paralel karena

    posisi detektor jauh dari kristal.

    (b) Intensitas refleksi kristal KBr. Pada gambar ditunjukkanbidang-bidang refleksi yang menghasilkan difraksi

    Beda lintasan untuk kedua sinar refleksi adalah =AB + BC AC = 2 AB AC

    karena AB=BC. Mengingat jarak antarbidang d, maka

    AB = d/sin dan AC = AC cos = (2d/tg ) cos

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    27/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    20

    dimana adalah sudut pantul antara berkas datang dan bidang refleksi, sehingga

    = 2 d sin . Interferensi maksimum (konstruktif) terjadi hanya jika

    = n (1.8)

    dimana n = 1, 2, 3, . (ordo refleksi) dan = panjang gelombang sinar-X,

    sehingga diperoleh hukum Bragg untuk refleksi oleh bidang kristal (hkl)

    n = 2 dhklsin (1.9)

    Harga ditentukan secara bebas dan sin diukur secara langsung dari refleksi

    eksperimen, sehingga jarak antarbidang dhkl dapat dihitung. Hal lain adalah

    difraksi hanya mungkin terjadi jika

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    28/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    21

    ( ) ( )tkDie

    eD

    AftD =,' (1.11)

    dengan feadalah panjang hamburan elektron. Terlihat bahwa penurunan

    amplitudo gelombang terhambur sebanding dengan 1/D.

    Hamburan oleh sistem dua elektron, yang masing-masing berkedudukan di

    P1dan P2disajikan pada Gambar 1.19 berikut.

    Gambar 1.19 Hamburan oleh dua elektron. r

    adalah vektor posisi elektron-1 terhadap

    elektron-2

    Gambar 1.20 Vektor hamburan s

    .

    Sudut 2adalah sudut hamburan

    Didefinisikan vektor hamburan s

    , seperti pada Gambar 1.20, yaitu

    okks

    = (1.12)

    Karena hamburan bersifat elastik kkko ==

    , maka terlihat dari Gambar 1.20

    bahwa

    sin2kss ==

    (1.13)

    Beda panjang lintasan sinar terhambur =P1M- P1N. Jika SdanSo

    , masing-

    masing merupakan vektor satuan dalam arah kdanko

    , maka ( )srk

    =

    1. Beda

    fasa antara gelombang terhambur dalam radial

    srk

    ==

    =

    2 (1.14)

    Superposisi dari dua gelombang terhambur dalam fungsi ruang

    ( )( ) ( )rsiikDeDikikDeT eeD

    Afee

    D

    Af

    + +=+= 1 (1.15)

    k s

    ko

    2

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    29/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    22

    Secara umum, bila vektor posisi 1r

    untuk elektron-1 dan 2r

    untuk elektron-2

    relatif terhadap pusat tertentu, maka

    ( )21 rsirsiikD

    eT eeeD

    A

    f

    += (1.16)

    Bila yang ditinjau atom dengan l buah elektron, masing-masing dengan

    vektor posisi lr

    , dengan l = 1, 2, 3, , n, maka bentuk umum gelombang untuk

    (1.16) dalam arah terhambur s

    tertentu

    ikD

    T eD

    Af= (1.17)

    dengan

    lrsin

    l

    e eff

    == 1 (1.18)disebutpanjang hamburan total.

    Intensitas parsial gelombang terhambur I sebanding dengan kuadrat

    besarnya medan. Oleh karena itu

    2

    1

    22 lrsin

    l

    e effI

    == (1.19)

    Jika atom dalam kristal, misalnya, terletak pada posisi lR

    , makafaktor

    hamburan kristal fkr

    =

    =N

    l

    Rsi

    alkrleff

    1

    (1.20)

    Ungkapan faktor hamburan kristal (1.20) di atas mengambil bentuk analogi dari

    atom. Posisi atom dapat ditinjau dalam sel satuannya, yaitu jc

    llRR += '

    , dimana

    c

    lR '

    adalah posisi sel satuan ke-l, dan jadalah posisi atom dalam sel satuan,

    sehingga faktor hamburan kristal (1.20) di atas dapat dinyatakan dalam bentuk

    faktorisasifkr= F S (1.21)

    dengan ==j l

    Rsisi

    aj

    clj eSdanefF

    '

    '

    (1.22)

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    30/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    23

    F dan S, masing-masing mengungkapkanfaktor struktur geometri dankisi.Faktor

    struktur kisi hanya bergantung pada sistem kristal. Sedangkan faktor struktur

    geometri bergantung pada bentuk geometri dan isi sel satuan.

    1.2.1.3 Kisi Resiprok

    Setiap struktur kristal memiliki 2 kisi, yaitu kisi kristal dan resiprok. Saat

    kristal dikenai sinar-X, akan dihasilkan pola difraksi yang merupakan peta kisi

    resiprok kristal tersebut. Kedua kisi ini memiliki relasi sebagai berikut.

    Andaikanlah vektor basis dalam kisi nyataadalah cdanba

    , , maka dapat

    didefinisikan vektor basis dalam kisi resiprok,yakni

    bxac

    bxac

    axcb

    axcb

    cxba

    cxba

    ===

    222 (1.23)

    Hal ini berarti vektor basis resiprok

    a. memiliki satuan m-1, yang sama dengan angka gelombang,

    b. bahwa a

    tegak lurus terhadap bidang ( )cb , , dan demikian pula permutasi

    siklisnya, dan

    c. bahwa bxacaxcbcxba

    == merepresentasikan volume sel satuan dengan

    rusuk vektor cdanba

    , .

    Vektor basis resiprok mendefinisikan vektor kisi resiprok

    ++= cnbnanGn

    321 (1.24)

    dengan n1, n2dan n3adalah bilangan bulat.

    Kisi resiprok memiliki hubungan dengan kisi nyata sebagai berikut.

    a. 2=== ccbbaa

    b.( ) === cxbaVdancxbaVdengan

    VV oo

    o

    o

    ,

    23

    c. Setiap vektor dari kisi resiprok ++= clbkahGhkl

    tegak lurus terhadap

    bidang kisi (hkl) dalam ruang nyata.

    d. Kisi nyata merupakan resiprok dari kisi resiprok.

    e. Jarak antarbidang dhkldan hklG

    direlasikan oleh

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    31/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    24

    2=hklhkl Gd

    (1.25)

    Perhatikanlah perbandingan kisi nyata dan resiproknya pada Gambar 1. 21

    berikut.

    Gambar 1.21 Perbandingan kisi nyata dan resiproknya

    Dari Gambar 1.21 di atas jelaslah bahwa

    a. a

    tegak lurus terhadap b

    ; dan b

    tegak lurus terhadap a

    010100

    222

    db

    daa

    ===

    b. setiap titik (hkl) dalam ruang resiprok terkait dengan perangkat bidang (hkl)dalam ruang nyata, dan

    c. simetri kelompok titik dalam ruang resiprok sama dengan simetri ruang nyata.

    Dapat pula dibuktikan bahwa terdapat hubungan sebagai berikut.

    a. Kisi resiprok kisi SC adalah kisi SC juga.

    b. Kisi resiprok kisi BCC adalah kisi FCC; dan sebaliknya.

    1.2.1.4 Difraksi Sinar-X

    Kisi resiprok berguna dalam menentukan besarnya faktor struktur.

    Ternyata

    n

    cl

    GA

    N

    l

    RAiNe

    ,1

    ' ==

    (1.26)

    120

    010

    100O

    *b

    *a

    110G

    O

    b

    a

    d010

    d100

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    32/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    25

    Dalam hal ini A

    adalah vektor sebarang dan penjumlahan dilakukan sepanjang

    vektor kisi nyata yang mengandung N buah total sel dan vektor kedudukan cl

    R '

    .

    Dengan demikian faktor struktur kisi S (1.22) berharga nol untuk setiap nilaivektor hamburan s

    , kecuali

    hklGs

    = (1.27)

    Hal ini berarti s

    harus tegak lurus terhadap bidang (hkl). Dengan menginat

    bahwa k=2/, maka substitusi persamaan (1.13) dan (1.25) ke dalam persamaan

    (1.27), dalam teori hamburan ini, menghasilkan bentuk hukum Bragg

    2 dhklsin = (1.28)

    Dapatlah dikatakan bahwa gambaran Bragg tentang difraksi yang terjadi karena

    pemantulan oleh bidang kristal, secara konseptual lebih sederhana daripada

    melihatnya sebagai interferensi konstruktif berkas terhambur oleh atom kristal

    dari teori hamburan. Gambar 1.22 berikut menjelaskan syarat terpenuhinya hukum

    Bragg menurut teori hamburan.

    Gambar 1.22 Vektor hamburan sama dengan vektor kisi resiprok

    Saat kondisi Bragg (127) terpenuhi, maka faktor struktur kisi S0, tetapi

    bernilai S=N, seperti tampak pada (1.26), sehingga

    Shkl = N (1.29)

    Substitusi (1.29) ke dalam (1.21) menghasilkan faktor hamburan kristal fkr

    menjadi

    fkr,hkl= N Fhkl (1.30)

    dan intensitas I menjadi

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    33/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    26

    22

    , hklhklkrhkl FfI (1.31)

    Setiap berkas terdifraksi bersesuaian dengan suatu perangkat bidang (hkl).

    Tetapi untuk suatu perangkat bidang (hkl) tertentu kadang intensitas berkasterdifraksi menjadi nol. Hal ini terjadi karena faktor struktur geometri Fhkl=0,

    meskipun bidang (hkl) yang bersesuaian memenuhi kondisi Bragg.

    Misalnya, semua atom identik, kedudukan atom ke-j dalam sel satuan

    cwbvaujjjj

    ++=

    dan kondisi Bragg terpenuhi

    ++== clbkahGshkl

    maka

    ( ) ++=j

    lwkvhui

    ahkl

    jjjefF 2

    (1.32)

    Contoh menghitung faktor struktur geometri Fhkl.

    a. Sel satuan primitip (P). Atomnya terletak di 000 sehingga (1.32) menjadi

    Fhkl= fa

    b. Sel satuan base centered C. Atomnya terletak di 000 dan 0 sehingga

    (1.32) menjadi

    Fhkl= fa(1 + ei(h + k))

    Dengan demikian Fhkl0 hanya jika h+k=2n dengan n=0, 1, 2,

    c. Sel satuan body centered I. Atomnya terletak di 000 dan sehingga

    (1.32) menjadi

    Fhkl= fa(1 + ei(h + k+ l))

    Dengan demikian Fhkl0 hanya jika h+k+l=2n dengan n=0, 1, 2,

    d. Sel satuan face centered F. Atomnya terletak di 000, 0, 0 dan 0

    sehingga (1.32) menjadi

    Fhkl= fa(1 + ei(h + k)

    + ei(h + l)

    + ei(k + l)

    )Dengan demikian Fhkl0 hanya jika h+k=2n dan k+l=2n dengan n=0, 1, 2,

    Dengan kata lain Fhkl0 hanya jika semua indek genap atau semua indek

    ganjil.

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    34/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    27

    Berikut ini diberikan contoh kurva intensitas refleksi sinar-X dan sudut

    hamburan (I vs 2) hasil eksperimen difraksi sinar-X dari bubukan KCl dan KBr.

    Gambar 1.23 Perbandingan refleksi sinar-X antara bubukan KCl dan KBr

    KCl dan KBr, keduanya, memiliki struktur FCC. Dalam KCl, jumlah elektron

    pada K+dan Cl-sama banyak sehingga faktor hamburan atom fakeduanya hampir

    sama sehingga ia terlihat oleh sinar-X sebagai kristal SC monoatomik dengan

    konstanta kisi a/2. Adanya refleksi indek-indek yang genap bulat menunjukkan

    bahwa kristal tersebut adalah SC dengan konstanta kisi a. Sedangkan dalam KBr,

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    35/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    28

    faktor hamburan atomnya berbeda sehingga ia tetap terlihat sebagai struktur FCC

    oleh difraksi sinar-X.

    Kondisi Bragg (1.27) masih dapat ditulis dalam bentuk lain. Substitusi

    (1.12) ke dalam (1.27) menghasilkan

    Gkk o

    = (1.33)

    Mengalikan kedua ruas (1.33) dengan menghasilkan

    Gkko

    =

    Persamaan ini dapat dipandang sebagai kekekalan momentum, dan difraksinya

    sebagai proses tumbukan antara foton sinar-X dan kristal. Momentum sebelum

    tumbukan hanya momentum linier foton yang datang oo kp

    = , dan setelah

    tumbukan adalah momentum linier foton terhambur kp = dan momentum linier

    kristal G

    . Dengan demikian perubahan momentum linier foton

    Gppp o

    ==

    Energi kinetik seluruh kristal Ek=(Ghkl)2/2M, dengan M adalah massa seluruh

    kristal. Karena M sangat besar relatif terhadap massa atom, maka Eksangat kecil

    dan diabaikan. Dengan demikian dalam proses hamburan foton sinar-X tidak ada

    energi yang hilang

    kkkckcEEooo

    ===

    Jelaslah bahwa proses hamburan tersebut di atas bersifat elastik.

    1.3 IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL

    1.3.1 Gaya Antaratom

    Dalam suatu kristal letak atom relatif jauh satu sama lain sehingga gaya

    inti tidak berperan. Dengan demikian formasi kristal terjadi karena gaya

    antaratom.Dalam kristal, gaya antaratom bersifat listrik.Energi kristal lebih rendah daripada energi atom bebasnya. Hal ini

    menyebabkan kristal lebih stabil daripada atom-atom bebas penyusunnya.

    Misalnya, kristal NaCl lebih stabil daripada kumpulan atom-atom Na dan Cl

    bebas. Perbedaan energi ini, disebut energi ikat (energi kohesi), besarnya sama

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    36/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    29

    dengan energi yang diperlukan untuk memecah kristal tersebut menjadi atom

    bebas bagiannya. Energi kohesi berkisar antara 0,02 eV peratom untuk ikatan

    terlemah (ikatan Van der Walls) dan 10 eV peratom untuk ikatan terkuat (ikatan

    kovalen). Ikatan logam terletak di antara dua harga ekstrim tersebut.

    Molekul adalah sekelompok atom bermuatan listrik netral, terikat kuat

    bersama dan berperilaku sebagai partikel tunggal. Suatu jenis molekul tertentu

    memiliki komposisi dan struktur tertentu pula. Energi potensial yang

    merepresentasikan interaksi antara dua atom dalam suatu molekul sebagai fungsi

    jarak diperlihatkan pada Gambar 1.24 berikut.

    Gambar 1.24 Energi potensial sebagai fungsi jarak dari ikatan dua atom

    Posisi setimbang ditandai oleh energi terendah Vo, yang terjadi pada jarak Ro

    yang berordo beberapa angstrom. Pada R>Ro, potensial naik secara bertahap

    sehingga mencapai nol pada R (dua atom bebas). Sedangkan pada R0

    untuk R

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    37/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    30

    1.3.2 Jenis Ikatan Kristal

    1.3.2.1 Ikatan Ionik

    Ikatan ini terjadi antara ion positip dan negatip sehingga sering disebutikatan heteropolar. Setelah terjadi perpindahan elektron, konfigurasi elektron ion

    menyerupai gas mulia. Oleh karena itu sebaran muatan elektronnya mempunyai

    simetri bola. Contohnya adalah ikatan yang terjadi pada alkalihalida.

    Biasanya, ikatan ionik tidak menghasilkan pembentukan molekul yang

    berpasangan, tetapi merupakan kumpulan ion positip dan negatip yang tersusun

    dalam struktur tertentu. Misalnya, struktur FCC NaCl, dalam setiap bentuk dan

    ukuran apapun selalu berisikan jumlah ion Na+dan ion Cl-yang sama banyak.

    Apabila Uijadalah energi interaksi antara ion ke-i dan ke-j, maka energi

    total ion ke-i adalah

    =j

    ijiUU (1.35)

    dimana penjumlahan dilakukan untuk semua ion kecuali j=i. Energi Uij berasal

    dari potensial tolak-menolak medan sentral empirik eksp (-rij/), dimana

    (tetapan) dan (panjang karakteristik) merupakan parameter empirik; dan tarik-

    menarik Coulomb q2/4orij. Dengan demikian

    ijo

    r

    ijr

    qeU ij

    4

    2/ = (1.36)

    Potensial tolak-menolakterjadi karena penerapan prinsip eksklusi Pauli saat jarak

    antarion berkurang (lebih kecil dari jarak kesetimbangan). Berkurangnya jarak

    antarion menyebabkab orbit elektron tumpang-tindih. Hal ini melanggar prinsip

    eksklusi Pauli karena sel terluar ion sudah komplit. Akibatnya elektron harus

    menempati tingkat energi yang lebih tinggi sehingga energi potensial naik secara

    tajam. Sedangkanpotensial Coulombterjadi antara ion sejenis (tanda +) atau tidak

    sejenis (tanda -).

    Energi kisi kristal total yang terdiri dari N buah molekul atau 2N buah ion

    Utot= N Ui

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    38/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    31

    Ungkapan ini menunjukkan bahwa setiap pasangan atau setiap ikatan hanya

    dihitung sekali. Andaikanlah r kita tulis sebagai rij=pijR, dengan R adalah jarak

    terdekat antara dua atom terdekat dan interaksi tolak-menolak hanya terjadi

    antartetangga terdekat saja, maka

    =

    )tan(4

    1

    )tan(4

    2

    2/

    terdekatggatebukanR

    q

    p

    terdekatggateR

    qe

    U

    oij

    o

    R

    ij

    (1.37)

    sehingga energi total

    ==

    R

    qezNNUU

    o

    R

    itot

    4

    2/ (1.38)

    dengan z = jumlah tetangga terdekat suatu ion

    =j ijp

    1 adalah konstanta Madelung (termasuk j=i)

    Dalam menghitung konstanta Madelung, jika ion referensi bermuatan negatip,

    maka tanda (+) digunakan untuk ion positip dan tanda (-) untuk ion negatip. Jika

    diambil syarat bahwa 0== oRR

    tot

    dR

    dU, maka diperoleh

    zqeR

    o

    Ro

    o

    4

    2

    /2 = (1.39)

    Dengan menggunakan (1.38) dan (1.39), maka energi kisi kristal total dengan 2N

    buah ion pada jarak setimbang Ro

    =

    =ooo

    RRtot RR

    qNU

    o

    1

    4

    2

    (1.40)

    BentukooR

    qN

    4

    2

    disebut energi Madelung. Harga berorde 0,1Ro sehingga

    interaksi tolak-menolak mempunyai rentang yang amat pendek dan sedikit sekali

    pengaruhnya terhadap energi kisi.

    Sebagai contoh disajikan data tentang energi permolekul dalam kristal

    KCl, yaitu energi Madelung (energi Coulomb) sebesar (25,2)/R eV dan energi

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    39/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    32

    tolak menolak (2,4.104)exp(-R/0,30) eV dimana R berorde 10-8 cm. Harga

    konstanta Madelung bergantung pada struktur kristal ionik, misalnya untuk

    NaCl, CsCl dan ZnS, masing-masing berharga 1,747565 , 1,762675 dan 1,6381.

    Ikatan ionik tergolong lebih kuat daripada ikatan lain, dengan energi rata-

    rata 5 eV setiap pasangan atom. Oleh karena itu kristal ionik mempunyai titik

    leleh yang tinggi. Misalnya titik leleh NaCl adalah 8010C, sedangkan untuk logam

    Na dan K, masing-masing adalah 97,80C dan 630C.

    1.3.2.2 Ikatan Kovalen

    Andaikanlah ada dua atom hidrogen yang terpisah pada jarak yang cukup

    jauh satu sala lainnya sehingga tidak ada interaksi di antara elektronnya, maka

    masing-masing atom memiliki orbit 1s. Jika kedua atom saling mendekat danmembentuk molekul H2, maka orbital molekulnya merupakan kombinasi linier

    dari kedua orbital atom 1s. Orbital molekul tersebut mempunyai dua

    kemungkinan, yaitu

    2121 =+= ganjilgenap dan (1.41)

    dimana 1 dan 2 merepresentasikan keadaan 1s pada dua proton. Orbital

    molekular genapdan ganjil secara grafik diperlihatkan pada Gambar 1.25 berikut.

    Gambar 1.25 Fungsi gelombang (a) genapdan (b) ganjil

    Sedangkan distribusi muatan untuk kedua orbital tersebut adalah |genap|2 dan

    |ganjil|2seperti ditunjukkan oleh Gambar 1.26 berikut.

    (a) (b)

    Gambar 1.26 Propil distribusi muatan dan representasi kontur

    a b

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    40/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    33

    (a) genapdan (b) ganjil

    Tampak bahwa genap mengandung elektron terutama pada daerah antara dua

    proton, sedangkan ganjilmengandung elektron di sekitar masing-masing proton

    yang bersangkutan dan jauh dari daerah antara dua proton.

    Kedua orbital molekul di atas mempunyai energi yang berbeda seperti

    ditunjukkan oleh Gambar 1.27 berikut.

    Gambar 1.27 Energi keadaan dasar dan eksitasi molekul hidrogen

    sebagai fungsi jarak antarinti

    Orbital genap berenergi lebih rendah daripada orbital ganjil. Bahkan orbital genapmempunyai energi negatip. Dengan demikian orbital genap merupakan orbital

    stabil (orbital bonding) dan orbital ganjil merupakan orbital tidak stabil (orbital

    antibonding). Pada gambar di atas tampak bahwa molekul hidrogen memiliki

    keadaan setimbang pada 0,74 dan energi ikat 4,48 eV (relatif terhadap keadaan

    dasar dua atom hidrogen yang terpisah pada jarak tak terhingga). Sesuai dengan

    prinsip eksklusi Pauli, kedua elektron dalam orbital bonding memiliki spin

    antiparalel.

    Keberadaan sepasang elektron di antara atom hidrogen di atas

    menyebabkan terjadinya ikatan yang kuat dalam molekul hidrogen. Ikatan yang

    terjadi karena pemakaian bersama sepasang elektron oleh atom untuk mencapai

    konfigurasi gas mulia dalam suatu molekul disebut ikatan kovalen. Hal ini

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    41/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    34

    merupakan bukti bahwa semua atom adalah identik sehingga transfer elektron dari

    satu atom ke yang lain tidak menimbulkan akibat apapun.

    Keadaan fisis ikatan kovalen dalam kristal sama dengan dalam molekul.

    Gaya tarikan terjadi antara elektron dan proton di sepanjang garis yang

    menghubungkan inti berturutan. Sedangkan gaya tolaknya terjadi karena interaksi

    prinsip eksklusi Pauli saat inti saling merapat. Gaya tarikan elektron-proton lebih

    dari cukup untuk mengimbangi penolakan langsung elektron-elektron ataupun

    proton-proton.

    Ikatan kovalen juga kuat, seperti ditunjukkan oleh intan yang tingkat

    kekerasannya tinggi dan titik leleh di atas 30000C. Ikatan dua atom karbon dalam

    struktur intan memiliki energi kohesi 7,3 eV peratom.

    1.3.2.3 Ikatan Logam

    Model ikatan logam menggambarkan adanya suatu susunan ion teratur dan

    suatu lautan elektron valensi ion tersebut yang dapat bergerak bebas di antara

    susunan ion. Dengan demikian elektron valensi atom berubah menjadi elektron

    konduksi logam. Ikatan logam terjadi bila tarikan antara ion positip dan gas

    elektron melebihi penolakan antarelektron dalam gas tersebut. Gaya tolak

    Coulomb antarion positip menjadi tidak efektif karena gas elektron melingkupi

    ion secara kuat sehingga menjadi ion noninteraksi yang netral.Atom logam bersatu sehingga terbentuk kristal logam yang stabil karena

    energi sistem kristal lebih rendah daripada energi atom bebasnya. Dalam atom

    bebas terisolasi, elektron dimodelkan sebagai sebuah partikel dalam kotak

    potensial. Dengan demikian gerakan elektron dibatasi dalam volume yang kecil

    sehingga, menurut prinsip ketidaktentuan Heisenberg, energi kinetiknya besar.

    Dengan menggunakan persamaan Scrodinger, dimana potensial interaksi nol, dan

    syarat batas periodik diperoleh energi kinetik elektron

    E V-2/3 (1.42)

    Dimana V adalah volume kotak tempat elektron bergerak. Sedangkan dalam

    kristal, elektron secara bebas bergerak dalam keseluruhan volume kristal yang

    sangat besar. Akibatnya, energi kinetik elektron turun secara tajam dan

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    42/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    35

    mengkontribusi pengurangan energi total sistem. Penurunan energi inilah yang

    menjadi sumber ikatan logam.

    Ikatan logam lebih lemah daripada ikatan kovalen dan ionik. Contohnya,

    logam Na memiliki titik leleh pada 97,80C. Energi kinetik yang kecil

    menyebabkan ikatannya lemah. Susunan kristal logam cenderung untuk memiliki

    susunan dimana setiap atom atau ion memiliki banyak tetangga (struktur tersusun

    padat), misalnya HCP (seng), FCC (tembaga), BCC (lithium dan natrium) dan

    lain-lain.

    1.3.2.4 Ikatan Van der Walls

    Ikatan ionik, kovalen dan logam terjadi karena pengaturan elektron

    valensi. Hal demikian tidak bisa terjadi pada gas muliayang sangat stabil karenasel terluarnya penuh. Distribusi elektronnya mempunyai simetri bola sehingga

    potensial listrik berharga nol di luar jari-jari atom. Demikian juga momen

    multipol listriknya. Jika hal ini benar, maka atom gas mulia tidak memiliki energi

    kohesi dan tidak dapat terkondensasi menjadi cairan. Tetapi, terjadinya

    kondensasi dan pembekuan pada suhu yang sangat rendah membuktikan bahwa

    terdapat energi ikat yang lemah pada gas ini. Gaya yang lemah antaratom dalam

    padatan gas mulia ditandai oleh titik lelehnya yang rendah, yaitu -272,20C, -

    248,70C dan -189,20C, masing-masing untuk He, Ne dan Ar.Meskipun secara rata-rata semua momen multipol listriknya sama dengan

    nol, tetapi di setiap suatu waktu momen dipol listrik tidak sama dengan nol

    sebagai akibat adanya kelebihan elektron di bagian tertentu. Ketidaksimetrisan ini

    tidak permanen, tetapi selalu berfluktuasi. Momen dipol listrik sesaat ini dapat

    menginduksi atom atau molekul tetangganya sehingga terjadi interaksi antara

    keduanya. Interaksi antara momen dipol listrik sesaat inilah yang memberikan

    ikatan antara atom gas mulia.

    Interaksi tarik-menarik dipol induksi antara dua dipol berjarak R telah

    dirumuskan oleh Van der Walls London melalui energi

    6R

    AU = (1.43)

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    43/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    36

    Interaksi tolak-menolaknya bersumber dari interaksi prinsip eksklusi Pauli. Secara

    empirik didapatkan potensial tolak-menolak

    12R

    BU= (1.44)

    A dan B adalah parameter empirik. Sehingga, biasanya, energi potensial totaldua

    atom berjarak R adalah

    ( )

    =612

    4RR

    RU

    (1.45)

    dimana dan adalah parameter baru, dengan 46=A dan 412=B. Potensial

    (1.45) di atas dikenal dengan namapotensial Lennard-Jones.

    Gaya antara dua atom ditentukan melalui dU/dR. gaya ini sangat cepatberubah dengan jarak R sehingga atom dalam kristal cenderung untuk serapat

    mungkin. Biasanya, struktur yang dimiliki oleh gas mulia adalah FCC (cubic

    close-packed).

    Energi kinetik atom gas mulia dapat diabaikan. Oleh karena itu energi

    kohesi kristal gas mulia didapatkan dengan menjumlahkan potensial Lennard-

    Jones (1.45) di atas terhadap semua pasangan atom dalam kristal. Jika terdapat N

    buah atom dalam kristal, maka energi tersebut

    ( )

    = j ijij

    totRpRp

    NU612

    21 4

    (1.46)

    dimana pijR adalah jarak antara atom ke-i dan j. Faktor muncul karena hitungan

    dilakukan dua kali pada setiap pasangan atom.

    Untuk struktur FCC, dimana terdapat 12 tetangga terdekat, perhitungan

    menghasilkan

    == j j

    ijijpp 45392,14;13188,12 612 (1.47)

    Pada posisi setimbang Ro, energi total sistem berharga minimum sehingga

    ( )

    ==

    =7

    6

    13

    12

    )45,14)(6()13,12(1220RR

    NdR

    dU

    oRR

    tot (1.48)

    dan menghasilkan harga

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    44/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    37

    Ro/= 1,09 (1.49)

    Nilai Ro/hasil pengamatan menunjukkan untuk Ne, Ar, Kr dan Xe adalah 1,14;

    1,11; 1,1 dan 1,09 yang tidak berbeda jauh dengan (1.49). Dengan demikian

    energi kohesi kristal gas mulia pada suhu nol mutlak dan tekanan nol diperoleh

    dengan mensubstitusikan (1.47) dan (1.49) ke dalam (1.46). Hasilnya diperoleh

    ( )

    =612

    )45,14()13,12(2RR

    NRUtot

    (1.50)

    dan pada posisi setimbang Ro

    Utot(Ro) = - (2,15) (4N) (1.51)

    Perhitungan energi kohesi ini berlaku jika atom-atom dalam keadaan diam. Jika

    dilakukan koreksi mekanika kuantum, maka energi tersebut harus direduksisebesar 28; 10; 6 dan 4 %, masing-masing untuk Ne, Ar, Kr dan Xe.

    1.3.2.5 Ikatan Hidrogen

    Molekul air (H2O) terisolasi berikatan kovalen sehingga atom

    penyusunnya terikat secara kuat. Tetapi, dalam kristal es, yang tersusun atas

    molekul air, ikatannya jauh lebih lemah. Hal ini ditandai oleh adanya titik leleh air

    pada 00C.

    Sifat listrik sebuah molekul air terisolasi adalah netral. Tetapi, dalam

    kristal es distribusi muatan internal sedemikian rupa sehingga menghasilkan

    interaksi antarmolekul. Elektron lebih ditarik ke arah atom oksigen sehingga

    bermuatan negatip; dan dalam waktu bersamaan atom hidrogen menjadi

    bermuatan positip. Keadaan ini menghasilkan dipol listrik dalam molekul air.

    Gaya tarik-menarik antardipol listrik inilah yang menghasilkan ikatan hidrogen

    sehingga terbentuk kristal. Hal ini dijelaskan dalam Gambar 1.28 berikut.

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    45/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    38

    Gambar 1.28 (a) Molekul air; dan (b) Susunan molekul air

    sebagai akibat adanya ikatan hidrogen

    Tetapi, gaya antarmolekul ini jauh lebih lemah daripada gaya internal yang

    mengikat molekul itu sehingga molekul tetap dapat mempertahankan identitasnyasalam kristal. Ikatan hidrogen mempunyai orde 0,1 eV.

    RINGKASAN

    01. Suatu benda padat berbentuk kristal, apabila atom, ion, atau molekulnya

    teratur dan periodik dalam rentang yang panjang dalam ruang. Bahan kristal

    memiliki simetri translasi, artinya bila seluruh kristal itu digeser sejauh vektor

    translasi kisi bnanR

    21 += , maka keadaannya tetap sama.

    02. Pola geometrik dari kedudukan setimbang tiap atom sebagai suatu titik

    dinamakan kisi kristal. Terdapat dua kelas kisi, yaitu Bravais dan non-

    Bravais.Kisi non-Bravais seringkali disebut sebagai kisi dengan suatu basis

    dan dapat dipandang sebagai kombinasi dari dua atau lebih kisi Bravais yang

    saling menembus dengan orientasi tertentu.

    03. Luas daerah jajaran genjang yang sisinya dibatasi oleh vektor basis disebut sel

    satuan. Terdapat dua jenis sel satuan, yaitu sel primitip (satu titik kisi

    perselnya)dan sel non-primitip (lebih dari satu titik kisi perselnya).Hubungan

    antara keduanya adalah (a) sel non-primitip menunjukkan simetri lebih besar,

    dan (b) luas sel non-primitip merupakan kelipatan bulat dari luas sel primitip.

    04. Dalam dua dimensi, kisi kristal Bravais yang mungkin sebanyak lima jenis,

    yaitu Genjang, Persegi, Heksagonal, Empat persegi panjang P, dan Empat

    persegi panjang I. Sedangkan untuk tiga dimensi ternyata ada 14 buah kisi

    Bravais yang terlingkupi dalam 7 buah sistem kristal, yaitu Triklinik (P),

    Monoklinik (P, C), Ortorombik (P, C, I, F), Tetragonal (P, I), Trigonal (R),

    Heksagonal (P), dan Kubik (P, I, F).

    05. Beberapa kristal dengan struktur sederhana, di antaranya NaCl, CsCl, intan,ZnS dan HCP

    06. Arah kristal, yakni vektor cnbnanR

    321 ++= , dinyatakan dengan [n1n2

    n3], yang lazimnya dalam perbandingan bilangan bulat terkecil. Sedangkan

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    46/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    39

    bidang kristal dinyatakan sebagai indek Miller (hkl). Jarak antarbidang Miller,

    khusus untuk sumbu ortogonal dengan abc dinyatakan oleh persamaan

    2/1

    222

    111

    1

    ++

    =

    zyx

    dhkl

    07. Fraksi kepadatan,didefinisikan sebagai proporsi maksimum dari volume yang

    ada yang dapat diisi oleh bola atom dalam sebuah sel satuan, diungkapkan

    dalam bentuk rumusan

    ( )V

    rNF

    33/4 =

    08. Menurut Bragg kristal direpresentasikan oleh kumpulan bidang paralel yang

    bersesuaian dengan bidang atom, yang berperan sebagai cermin. Interferensi

    maksimum (konstruktif) yang terjadi memenuhi hukum Bragg

    n = 2 dhklsin

    Dengan menggunakan hukum Bragg, secara eksperimen, jarak antarbidang

    dhkldapat dihitung.

    09. Fakta menunjukkan bahwa hamburan berkas sinar-X disebabkan oleh atom

    diskrit kristal yang bersangkutan. Oleh karena itu bahasan berikut menelaah

    hukum Bragg melalui proses hamburan elastik (hamburan Thomson) sinar-X

    oleh elektron dalam setiap atom dalam kristal. Dalam teori ini ditemukan

    bahwa intensitas parsial gelombang terhambur sebanding dengan kuadrat

    faktor hamburan kristal, yaitu Fkr = F S, dimana S dan F, masing-masing

    adalahfaktor struktur geometri dankisi.

    10. Faktor struktur kisi S berharga tidak nol, yakni S=N, hanya untuk hklGs

    = ,

    yakni vektor hamburan sama dengan vektor kisi resiprok (syarat Bragg). Dari

    hubungan ini dapatlah diturunkan hukum Bragg2dhklsin = .

    11. Jika syarat Bragg terpenuhi dan semua atom identik, maka untuk kedudukan

    atom ke-j dalam sel satuan cwbvau jjjj

    ++= , didapatkan faktor struktur

    kisi( ) ++=

    j

    lwkvhui

    ahkl

    jjjefF 2

    .

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    47/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    40

    12. Dalam suatu kristal letak atom relatif jauh satu sama lain sehingga gaya inti

    tidak berperan. Dengan demikian formasi kristal terjadi karena gaya

    antaratom (bersifat listrik). Pada titik setimbang, energi potensial terendah dan

    didominansi oleh energi tarik-menarik, serta resultan gaya nol. Pada jarak lebih

    kecil dari titik setimbang, potensial naik secara tajam menuju tak berhingga

    dan terjadi gaya tolak-menolak; sedangkan pada jarak yang lebih besar,

    potensial naik secara bertahap sehingga mencapai nol pada jarak tak berhingga

    dan terjadi gaya tarik-menarik.

    13. Ikatan ion terjadi antara ion positip dan negatip karena terjadi perpindahan

    elektron sehingga menyerupai kofigurasi gas mulia.Energi ikatan berasal dari

    potensial tolak-menolak medan sentral empirikdan tarik-menarik Coulomb.Di

    titik setimbang energi tersebut adalah

    =

    =ooo

    RRtot RR

    qNU

    o

    1

    4

    2

    14. Ikatan yang terjadi karena pemakaian bersama sepasang elektron oleh atom

    untuk mencapai konfigurasi gas mulia dalam suatu molekul disebut ikatan

    kovalen. Sepasang elektron tersebut lebih banyak terdistribusi di antara inti-

    inti. Gaya tarikan terjadi antara elektron dan proton di sepanjang garis yang

    menghubungkan inti berturutan. Sedangkan gaya tolaknya terjadi karena

    interaksi prinsip eksklusi Pauli saat inti saling merapat. Gaya tarikan elektron-proton lebih dari cukup untuk mengimbangi penolakan langsung elektron-

    elektron ataupun proton-proton.

    15. Model ikatan logam menggambarkan adanya suatu susunan ion teratur dan

    suatu lautan elektron valensi (elektron konduksi) ion tersebut yang dapat

    bergerak bebas di antara susunan ion. Ikatan logam terjadi bila tarikan antara

    ion positip dan gas elektron melebihi penolakan antarelektron dalam gas

    tersebut. Gaya tolak Coulomb antarion positip menjadi tidak efektif karena gas

    elektron melingkupi ion secara kuat sehingga menjadi ion noninteraksi yangnetral.

    16. Terdapat energi ikat yang lemah pada gas mulia. Meskipun secara rata-rata

    semua momen multipol listriknya sama dengan nol, tetapi di setiap suatu waktu

    momen dipol listrik terjadi secara fluktuatif sebagai akibat adanya kelebihan

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    48/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    41

    elektron di bagian tertentu. Momen dipol listrik sesaat ini dapat menginduksi

    atom atau molekul tetangganya sehingga terjadi interaksi antara keduanya.

    Interaksi antara momen dipol listrik sesaat inilah yang memberikan ikatan

    antara atom gas mulia. Energi ikatan Van der Walls ini adalah

    ( )

    =

    j ijij

    totRpRp

    NU

    612

    21 4

    17. Contoh ikatan hidrogen adalah kristal air. Sifat listrik sebuah molekul air

    terisolasi adalah netral. Tetapi, dalam kristal es distribusi muatan internal

    sedemikian rupa sehingga menghasilkan interaksi antarmolekul. Elektron lebih

    ditarik ke arah atom oksigen sehingga bermuatan negatip; dan dalam waktu

    bersamaan atom hidrogen menjadi bermuatan positip. Keadaan ini

    menghasilkan dipol listrik dalam molekul air. Gaya tarik-menarik antardipol

    listrikinilah yang menghasilkan ikatan hidrogensehingga terbentuk kristal.

    LATIHAN SOAL BAB I

    01. Diketahui vektor basis primitip suatu kisi adalah kccjbbiaa ,, ===

    ,

    dengan kdanji , adalah tiga vektor satuan dalam koordinat Kartesian.

    a. Gambarlah kisi tersebut!

    b. Membentuk kisi Bravais jenis apakan vektor basis tersebut?

    c. Berapakah volume sel satuan primitip tersebut?

    02.a. Sama dengan soal 01), tetapi untuk vektor basis primitip

    ))(2/())(2/(),)(2/( ikacdankjabjiaa +=+=+=

    !

    b. Buktikan bahwa ungkapan vektor satuan kdanji , sebagai kombinasi linier

    dari vektor basis primitip ialah

    cbajacbaia

    +=+= , dan cbaka

    ++=

    c. Posisi kedelapan pojok sel adalah 0, a i , a j , a k, a( ji + ), a( ki + ), a( kj + )

    dan a( kji ++ ). Nyatakan posisi-posisi tersebut dalam a

    , b

    dan c

    !

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    49/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    42

    d. Sama dengan (c), tetapi untuk 6 titik pada pusat muka, yaitu ()a( ki + ),

    ()a( kj + ), ()a( ji + ), ()a( kji 2 ++ ), ()a( kji 2 ++ ), dan

    ()a( kji 2 ++ ) ! (Nyatalah bahwa, berdasarkan (c) dan (d) semua posisiatom dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari vektor kisi primitip

    dengan koefisien bilangan bulat)

    03.a. Sama dengan soal 02), tetapi untuk vektor basis primitip

    ))(2/())(2/(),)(2/( jikacdanikjabkjiaa +=+=+=

    !

    b. Buktikan bahwa ungkapan vektor satuan kdanji , sebagai kombinasi linier

    dari vektor basis primitip adalah bajacaia

    +=+= , dan cbka

    += !

    04. Sama dengan soal (1), tetapi untuk vektor basis primitip kcjia )( 21

    21 + ,

    kcjia )( 21

    21 ++ , dan kcjia )( 2

    121 + dimana a adalah sisi bujursangkar dan

    c adalah sisi yang tegak lurus terhadap bujursangkar tersebut !

    05. Kisi kristal dapat dipetakan ke dalam dirinya sendiri oleh simetri translasi kisi,

    pencerminan dan rotasi di sekitar suatu sumbu. Kisi kristal memiliki simetri

    rotasi derajat-1, 2, 3, 4 dan 6 atau 2; 2/2; 2/3; 2/4; dan 2/6. Tetapi,

    misalnya, kisi kristal tidak memiliki simetri rotasi 2/5 karena tidak

    memungkinkan untuk mengisi seluruh ruang secara periodik dengan bentukbangun pentagon. Tunjukkan bahwa kisi dua dimensi tidak mempunyai

    simetri putar 2/5 !

    06. Buktikan bahwa struktur HCP memiliki rasio sumbu c/a= 632 =1,633 !

    07. Pada suhu 1190 K besi memiliki struktur FCC dengan parameter kisi a=3,647

    ; dan pada suhu 1670 K berstruktur BCC dengan a=2,932 . Jika berat atom

    besi adalah 55,85 sma, maka tentukan kerapatan massa pada masing-masing

    suhu tersebut!

    08. Diketahui padatan Al berstruktur FCC dengan a=4,04 dan berat atom 26,98

    sma. Hitunglah massa jenisnya!

    09. Gambarlah bidang dan arah berikut dalam sel satuan kubik: (122), [122],

    (11 2) dan [1 1 2]!

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    50/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    43

    10. Kristal Cu mempunyai struktur FCC dengan jari-jari atom 1,278 . Berapakah

    kerapatan atom yang terdapat pada bidang (100)?

    11. Sama dengan soal 08), tetapi untuk kristal Fe yang berstruktur BCC dengan

    konstanta kisi 2,86 !

    12. Buktikan bahwa dalam koordinat Kartesis bidang (hkl)=(mnox+mnoy+mnoz)

    memberikan vektor arah yang tegak lurus bidang tersebut, yakni

    knjninnozoyoxo

    ++=

    !

    13. Buktikan harga jari-jari atom dan fraksi kepadatan dari berbagai struktur

    kristal dalam Tabel 5.1!

    14. Suatu kristal kubik mempunyai konstanta kisi 2,62 . Berapakah sudut Bragg

    yang sesuai untuk terjadi refleksi oleh bidang (100), (110), (111), (200), (210)dan (211), jika berkas sinar-X monokhromatik yang digunakan mempunyai

    panjang gelombang 1,54 ?

    15. Sudut Bragg untuk refleksi kristal besi BCC pada bidang (110) adalah 220,

    dengan sinar-X yang panjang gelombangnya 1,54 .

    a. Berapakah konstanta kisinya?

    b. Jika berat atom Fe adalah 55,8 sma, maka berapakah kerapatan massanya?

    16. Buktikan bahwa persamaan (1.21) dapat diturunkan dari persamaan (1.20),

    dengan mengingat definisi (1.22)!17. Gambarkan kisi resiprok untuk kisi dua dimensi yang mana a=1,25 , b=2,50

    dan =120o!

    18.a. Buktikan bahwa vektor kisi resiprok 321 alakahG

    ++= tegak lurus

    terhadap bidang (hkl) dalam kisi kristal!

    b. Buktikan bahwa jarak antara dua bidang paralel berturutan dalam kisi adalah

    dhkl=2/ G

    !

    19. Suatu sel satuan berukuran a=4 , b=6 , c=8 dan ==900, =1200.Tentukan

    a. vektor basis a*, b* dan c* untuk kisi resiprok!

    b. jarak antar bidang (210)!

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    51/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    44

    c. sudut Bragg untuk bidang (210), jika diketahui panjang gelombang sinar-X

    yang dipakai 1,54 !

    20. Buktikan bahwa

    a. kisi resiprok suatu kisi SC adalah kisi SC juga!

    b. kisi resiprok suatu kisi FCC adalah kisi BCC, dan sebaliknya!

    21. Diketahui bahwa vektor basis primitip kisi ruang heksagonal adalah

    zcayaxaayaxaa ,)()3(,)()3( 321

    21

    221

    21

    1 =+=+=

    a. Tunjukkan bahwa volume sel primitipnya adalah (31/2/2)a2c!

    b. Tunjukkan bahwa vektor basis primitip kisi resiproknya adalah

    zc

    bya

    x

    a

    bya

    x

    a

    b 2

    ,2

    3

    2,

    2

    3

    2321

    =

    +

    =

    +

    =

    , sehingga kisi

    merupakan resiprok dirinya sendiri, tetapi dengan merotasikan 30osumbu-

    sumbunya terhadap sumbu a3!

    22. Buktikan persamaan (1.26)!

    23.a. Pada bidang yang mana dalam kisi BCC berikut yang tidak menimbulkan

    refleksi Bragg: (100), (110), (111), (200), (210) dan (211)!

    b. Sama dengan soal a), tetapi dalam kisi FCC!

    24. Hitunglah faktor struktur geometri F100 untuk kristal CsCl yang berstruktur

    BCC, jika diasumsikan bahwa fCs=3fCl!25. Teori ikatan kristal ionik model Born-Meyer menyebutkan bahwa energi

    potensial total suatu sistem kristal ionik adalahR

    qN

    R

    ANE

    n

    0

    2

    4

    = , dengan

    N adalah jumlah pasangan ion positip-negatip. Suku pertama

    merepresentasikan potensial tolak-menolak, dengan A dan n adalah konstanta

    yang ditentukan melalui eksperimen. Suku kedua merepresentasikan potensial

    tarik-menarik Coulomb, dengan adalah konstanta Madelung yang hanya

    bergantung pada struktur kristal.

    a. Tunjukkan bahwa jarak kesetimbangan antarion adalah nq

    AR n

    2

    010

    4

    = !

    b. Tunjukkan bahwa energi ikatan pada titik kesetimbangan adalah

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    52/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    45

    =nR

    NqE

    11

    4 00

    2

    0

    !

    c. Jika kristal NaCl mempunyai konstanta kisi 5,63 , energi ikat terukur 7,95

    eV/molekul dan konstanta Madelung 1,75, maka tentukan konstanta n!

    26. Berikut disajikan data eksperimen tentang pembentukan molekul NaCl

    Na (gas) + 5,14 eV (energi ionisasi) Na+(gas) + e-(elektron)e-(elektron) + Cl (gas) Cl-(gas) + 3,61 eV (afinitas elektron)

    Na+(gas) + Cl-(gas) NaCl (kristal) + 7,9 eV (energi kohesif)

    Hitunglah energi permolekul kristal NaCl tersebut! (Energi permolekul ini

    lebih kecil daripada energi kohesif/ikat permolekul (7,9 eV). Energi ikat

    molekul adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan molekul tersebutmenjadi ion-ion penyusunnya)

    27. Dalam kristal NaCl didapatkan data eksperimen tentang harga jarak suatu ion

    positip terhadap ion negatip terdekatnya adalah 2.81.10-8cm. Tentukan energi

    tarik menarik Coulomb sebagai bagian dari energi potensial antara dua ion

    tersebut! (Harga ini masih seorde dengan data eksperimen tentang energi ikat

    7,9 eV/molekul)

    29. Buktikan bahwa konstanta Madelung

    a. berharga 2 ln 2 untuk kristal ionik alternasi satu dimensi!

    b. berharga 1,747565 , 1, 762675 dan 1,6381 , masing-masing untuk kristal

    NaCl, CsCl dan ZnS!

    30. Untuk gas He, yang berstruktur FCC, hasil pengukuran menunjukkan bahwa

    parameter Lennard-Jones =50.10-16 erg dan =2,96 . Hitunglah energi

    kohesifnya dalam kJ/mol! (Nilai pengamatan energi kohesif 0,751 kJ/mol, jauh

    lebih kecil daripada hasil perhitungan sehingga koreksi kuantum sangat

    penting)

    31. Dengan menggunakan potensial Lennard-Jones, hitunglah perbandingan

    energi kohesi Ne dalam struktur BCC dan FCC! Diketahui bahwa untuk kisi

    BCC harga == j

    ij

    j

    ijpp 2533,12;11418,9 612 .

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    53/214

    I STRUKTUR KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    46

    32. Sama dengan soal 26), tetapi untuk struktur HCP dan FCC! Diketahui bahwa

    untuk kisi HCP harga == j

    ij

    j

    ijpp 45489,14;13229,12 612 .

    33. Energi total untuk 2 atom argon adalah126

    +

    =

    R

    aB

    R

    aCE oo relatif

    terhadap keadaan keduanya pada jarak tak terhingga. Harga B= 2,35.103 eV,

    C= 1,69.108 eV dan ao adalah radius Bohr. Suku pertama merepresentasikan

    energi tarik menarik antara elektron-elektron terluar; dan kedua adalah energi

    tolak menolak antara ion-ion teras. Hitunglah

    a. posisi setimbang !b. Buktikan bahwa di posisi setimbang energinya didominansi oleh energi

    tarik menarik! (harga mutlak energi tarik menarik lebih besar daripada

    energi tolak menolak, dan energi totalnya berharga negatip)

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    54/214

    B A B II

    DINAMIKA KISI KRISTAL

    Bahasan struktur kristal pada bab lalu menganggap bahwa atom bersifat

    statik pada masing-masing titik kisinya. Sebenarnya, atom tidaklah statik,

    melainkan berosilasi di sekitar titik setimbangnya sebagai akibat energi termal.

    Bab ini membahas vibrasi kisi secara agak rinci.

    Bab ini mula-mula membahas vibrasi kristal dalam batasan panjang

    gelombang elastik, yang mana kristal dapat dianggap medium kontinu. Kapasitas

    panas bahan dikemukakan dalam beberapa model, dan yang sesuai dengan

    eksperimen adalah hanya yang menggunakan konsep fisika kuantum. Akhirnya,

    bab ini ditutup oleh bahasan vibrasi kisi kristal, yang dikaitkan dengan sifat diskrit

    kisi.

    2.1 GETARAN DALAM ZAT PADAT

    2.1.1 Getaran Elastik dan Rapat Moda GetarPadatan terdiri dari atom diskrit. Atom tidaklah diam, tetapi berosilasi di

    sekitar titik setimbangnya sebagai akibat adanya energi termal. Namun, saat

    gelombang yang merambat mempunyaipanjang gelombang yang jauh lebih besar

    daripada jarak antaratom, sifat atomik dapat diabaikan dan padatan dapat

    dianggap sebagai medium kontinu. Dengan demikian persoalan fisisnya

    menyangkut lingkup makro. Gelombang yang demikian disebut gelombang

    elastik.

    Misalnya, gelombang suara elastik longitudinal merambat dalam suatubatang isotropik, yang mempunyai penampang A, massa jenis dan modulus

    Young Y, antara x dan (x+dx) menurut hukum Newton mempunyai persamaan

    gerak

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    55/214

    II DINAMIKA KISI KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    48

    [ ]AxSdxxSt

    udxA )()(

    2

    2

    +=

    (2.1)

    dimana u adalah simpangan terhadap titik setimbang dan S adalah tekanan.

    Regangan e=du/dx dan tekanan S dihubungkan oleh hukum Hooke

    S = Y u (2.2)

    Untuk bagian yang kecil sesungguhnya

    S = S(x+dx) S(x) = (S/x) dx

    sehingga persamaan gerak gelombang (2.1) di atas menjadi

    02

    2

    2

    2

    =

    t

    u

    Yx

    u (2.3)

    yang dikenal sebagai persamaan gelombang satu dimensi.

    Diambil solusi berbentuk propagasi gelombang bidang, yaitu

    u = Aoei(kx - t) (2.4)

    Dimana Ao, k dan adalah amplitudo, bilangan gelombang dan frekuensi radial

    gelombang. Substitusi solusi (2.4) ke dalam persamaan gelombang (2.3)

    menghasilkan

    = vsk (2.5)

    dengan

    vs= (Y/)1/2

    (2.6)adalah kecepatan fasa gelombang. Hubungan (2.5) antara frekuensi dan bilangan

    gelombang disebut relasi dispersi. Dalam hal ini hubungan tersebut adalah linier,

    dengan kemiringan kecepatan fasa, seperti disajikan pada Gambar 2.1 berikut.

    Gambar 2.1 Kurva dispersi gelombang elastik

    k

    =vsk

    0

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    56/214

    II DINAMIKA KISI KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    49

    Relasi dispersi linier (dengan kecepatan suara vssebagai kemiringannya) dimiliki

    oleh beberapa gelombang, antara lain gelombang optik dalam vakum, dan

    gelombang suara dalam cairan dan gas.

    Penyimpangan terhadap sifat linier di atas disebut dispersi. Ketidaklinieran

    terjadi karena, khususnya, panjang gelombang yang relatif kecil jika dibandingkan

    dengan jarak antar atom. Hal ini akan dipelajari pada getaran dalam kisi kristal.

    Persamaan (2.6) dapat digunakan untuk menentukan modulus Young.

    Misalnya, pengukuran menunjukkan untuk suatu padatan tertentu vs= 5.105cm/s

    dan = 5 gr/cm3sehingga didapatkan nilai Y = 1,25.1012gr/cm s2.

    Apabila gelombang elastik satu dimensi di atas hanya diperhatikan solusi

    domain ruangnya saja, yakni

    u = Aoeikx (2.7)

    dan ujung batang sebelah kanan berosilasi sama dengan sebelah kiri sehingga

    memiliki syarat batas periodik

    u (x=0) = u (x=L) (2.8)

    dengan L adalah panjang batang, maka substitusi (2.7) ke dalam (2.8)

    menghasilkan kondisi

    eikL= 1 (2.9)

    sehingga

    kn= (2/L) n, dimana n=0, 1, 2, (2.10)

    Setiap nilai n di atas memberikan satu harga k sebagai representasi sebuah moda

    getar.

    Jika L besar sekali, maka knhampir kontinu (pandangan makro). Dalam

    domain k, jarak antartitik adalah (2/L), sehingga jumlah moda getar antara k dan

    (k+dk) sebesar

    dN = (L/2) dk (2.11)Dalam domain frekuensi, dN di atas terletak antara dan (+d).Rapat keadaan

    g() didefinisikan sedemikian sehingga bentuk g()dmemberikan jumlah moda

    getar yang mempunyai frekuensi antara dan (+d) seperti di atas. Oleh karena

    itu didapatkan

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    57/214

    II DINAMIKA KISI KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    50

    dkd

    Lg

    /

    1

    2)(

    =

    Ungkapan ini hanya berlaku untuk gerakan dalam satu arah positip saja. Dengan

    demikian g() yang mencakup gelombang ke kiri dan ke kanan adalah

    dkd

    Lg

    /

    1)(

    = (2.12)

    Terlihat bahwa rapat keadaan g() bergantung pada relasi dispersi. Untuk

    hubungan linier (2.5), dimana d/dk=vs, maka didapatkan

    sv

    Lg

    1)(

    = (2.13)

    yang konstan tidak bergantung pada .

    Bahasan tiga dimensi kubikdengan rusuk L memberikan syarat bahwa

    ( )1

    ) =++ LkLkLki zyxe

    sehingga

    (kx, ky, kz) = [ n (2/L) , m (2/L) , l (2/L) ] (2.14)

    dimana n, m, l = 0, 1, 2, . Representasi dalam ruang k menunjukkan bahwa

    sebuah titik mempunyai volume (2/L)3dan merepresentasikan satu moda getar,

    seperti Gambar 2.2 berikut.

    Gambar 2.2 Nilai diskrit k untuk gelombang yang merambat tiga dimensi

    ky

    kx

    kontur (+d)kontur

    k

    d

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    58/214

    II DINAMIKA KISI KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    51

    Semua moda getar dengan k tertentu direpresentasikan oleh satu titik yang terletak

    padapermukaan boladalam ruang k, dengan jari-jari k dan berpusat di (kx, ky,

    kz) = (0,0,0).

    Semua moda getar dengan vektor gelombang antara k dan (k+dk) terletak

    dalam elemen volume4k2dk yang dibataskan oleh bola berjari-jari k dan (k+dk).

    Dengan demikian, jumlah moda getar dalam selang vektor gelombang di atas

    ( )dk

    kV

    L

    dkkdN

    2

    2

    3

    2

    2/2

    4

    == (2.15)

    dimana V=L3 adalah volume sampel. Rapat keadaan g() diperoleh dengan

    menggunakan hubungan dispersi (k).

    Apabila digunakan hubungan dispersi linier (2.5), maka didapatkan

    3

    2

    22)(

    sv

    Vg

    = (2.16)

    yang dilukiskan dalam Gambar 2.3 berikut.

    Gambar 2.3 Rapat keadaan dalam medium elastik

    Ternyata bahwa bertambahnya g() berbanding lurus dengan 2, tidak seperti

    dalam kasus satu dimensi dimana g() berharga konstan. Hal ini terjadi karena

    kenaikan elemen volume permukaan bola yang berbanding lurus dengan k2; dan

    karena itu berbanding lurus juga dengan 2karena sebanding dengan k.

    Ungkapan g() di atas bersesuaian dengan moda tunggal untuk setiap nilai

    k

    . Sebenarnya, dalam tiga dimensi untuk setiap nilai k

    mengandung tiga moda

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    59/214

    II DINAMIKA KISI KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    52

    berbeda, yaitu satu moda longitudinal dan dua moda transversal. Hubungan

    dispersinya juga berbeda. Dengan demikian rapat keadaan (2.16) menjadi

    += 332

    2 11

    2)( TL vvVg

    (2.17)

    dimana vLdan vT, masing-masing merupakan kecepatan gelombang longitudinal

    dan transversal. Jika vL=vT, maka ungkapan (2.17) menjadi

    3

    2

    22

    3)(

    sv

    Vg

    = (2.18)

    2.1.2 Kuantisasi Energi Getaran dalam Zat Padat

    Teori klasik kinetik gas menganggap bahwa energi dalam untuk suatu gas

    tersimpan sebagai energi kinetik atom tersebut. Hukum ekipartisi menyatakan

    bahwa besaran fisis energi yang besarnya berbanding lurus dengan kuadrat jarak

    atau momentum, maka untuk setiap derajat kebebasan pada suhu T memiliki

    energi sama, yaitu ()k0T, dengan k0adalah konstanta Boltzmann. Hal ini berarti

    energi kinetik setiap atom gas memiliki energi ()k0T. Gas monoatomik memiliki

    tiga derajat kebebasan, sehingga pada suhu T energi dalam untuk gas sebanyak 1

    kilomol

    U = NA(3/2) k0T = (3/2) RT (2.19)

    Dengan demikian, kapasitas panaspada volume konstan

    RT

    UC

    V

    V2

    3=

    = (2.20)

    Sesungguhnya, kapasitas panas permol didefinisikan sebagai panas Q yang

    diperlukan tiap satu mol untuk menaikkan suhu T, yakni C=Q/T. Jika proses

    berlangsung pada volume tetap, maka Q=U, dimana U adalah kenaikan

    energi dalam sistem. Dalam hal persamaan di atas, NAadalah bilangan Avogadro

    dan R adalah tetapan gas. Menurut (2.20) teori ini menghasilkan nilai CV=12,47

    J/0K kmol. Harga ini sesuai untuk gas He dan Ar pada suhu kamar.

    Setiap atom dalam kristal, disamping memiliki 3 derajat kebebasan untuk

    geraknya di sekitar kedudukan setimbangnya (energi kinetik), juga memiliki

    energi potensial atom dalam gerak harmoniknya. Pada gerak selaras sederhana,

  • 7/22/2019 Resiprok Kisi Kristal

    60/214

    II DINAMIKA KISI KRISTAL

    Fisika Zat Padat Parno Fisika FMIPA UM

    53

    energi kinetik rata-rata sama dengan energi potensial rata-rata, sehingga energi

    total sistem atom dalam kristal menurut hukum ekipartisi

    RTTkTkNU ooA 32

    3

    2

    3

    =

    += (2.21)

    Ungkapan ini menunjukkan bahwa kapasitas panas kristal pada volume konstan

    adalah

    CV= (U/T)V= 3R (2.22)

    Harga (2.22) sesuai dengan penemuan empirik Dulong-Petit(1819), yang berlaku

    untuk hampir semua zat padat pada suhu ruang atau yang lebih tinggi.

    Selanjutnya, eksperimen menunjukkan bahwa nilai CVmenurun apabila T

    menurun, dan mendekati nol apabila T menuju 0 K. Disamping itu, terdapat

    indikasi yang sangat kuat bahwa pada suhu yang sangat rendah mendekati nol

    mutlak

    CVT3

    Penyempurnaan bahasan kapasitas panas ini, selanjutnya menggunakan teori

    mekanika kuantum.

    2.1.2.1 Model Einstein tentang CVZat Padat

    Diilhami oleh keberhasilan Planck dalam men