s1-2015-297028-introduction

Upload: dlya-da-cruz

Post on 24-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 S1-2015-297028-introduction

    1/5

    1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan dan

    perkembangan yang bervariasi dari wajah, rahang, gigi, dan abnormalitas dentofasial

    serta perawatan perbaikannya (Harty dan Ogston, 1995). Tujuan perawatan

    ortodontik adalah memperbaiki estetik wajah, hubungan oklusi dan fungsi, susunan

    gigi-geligi, serta kesulitan pengucapan huruf tertentu sehingga meningkatkan rasa

    percaya diri (Graber dkk, 1985).

    Alat ortodontik secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu alat ortodontik lepasan

    dan cekat. Alat ortodontik lepasan yaitu alat ortodontik yang dapat dilepas dan

    dipasang sendiri oleh pasien, sedangkan alat ortodontik cekat adalah alat ortodontik

    yang difiksasi pada gigi dan tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien (Phulari, 2011).

    Komponen alat ortodontik lepasan terdiri dari: 1) plat dasar, 2) klamer, 3)

    penjangkaran, dan 4) komponen aktif atau gaya misalnya spring, elastik dan sekrup

    (Foster, 1999).

    Tipe plat dasar ortodontik lepasan yang sering digunakan diantaranya resin akrilik,

    logam dan kombinasi (Nallaswamy, 2006). Resin akrilik dapat diaplikasikan secara

    luas dibidang kedokteran gigi sebagai alat-alat ortodontik, basis gigi tiruan sebagian

    lepasan, gigi tiruan lengkap, gigi tiruan dengan pendukung gigi atau implan, dan

    untuk temporary crown (Craig dkk, 2000).

    Material yang sering digunakan sebagai plat dasar alat ortodontik lepasan adalah

    resin akrilik heat-cured (resin akrilik kuring panas), resin akrilik self-cured (resin

  • 7/24/2019 S1-2015-297028-introduction

    2/5

    2

    akrilik kuring dingin), resin akrilik microwave (resin akrilik aktivasi gelombang

    mikro), dan resin akrilik light-cured (resin akrilik aktivasi sinar tampak) (Philips,

    1991) . Keuntungan dari resin akrilik self-cured yaitu akurasi dimensinya lebih baik,

    teknik manipulasi dan reparasinya lebih mudah dan lebih cepat daripada resin akrilik

    heat-cured (Wilson dkk, 1987). Kekurangan resin akrilik self cured yaitu plat dasar

    yang mudah patah, dimensi yang mudah berubah dan memiliki resiko monomer sisa

    yang lebih tinggi dibandingkan dengan resin akrilik heat cured (Brown , 1998).

    Perbedaan penggunaan plat dasar resin akrilik pada bidang ortodonsi dan

    prostodonsi adalah jenis resin akrilik dan lama waktu penggunaannya di dalam mulut.

    Gigi tiruan pada bidang prostodonsi paling banyak menggunakan resin akrilik heat-

    cured karena bernilai estetis, memiliki sifat fisis dan mekanis yang cukup baik, serta

    mudah dimanipulasi dengan peralatan yang sederhana (Mc Cabe, 2008). Waktu

    penggunaannya sepanjang hari dan dilepaskan dari mulut setidaknya selama 6-8 jam

    sehari atau bisa melepasnya menjelang tidur yang bertujuan untuk mengistirahatkan

    jaringan mulut akibat penggunaan gigi tiruan sepanjang hari dan menjaga kelembaban

    gigi tiruan agar bentuknya tak berubah (Anonim, 2011) . Resin akrilik self-cured

    mempunyai berat molekul yang lebih kecil sehingga polimerisasinya dapat lebih

    sempurna, pengkerutan lebih kecil (Philips, 1991), selain itu resin akrilik self-cured

    juga mempunyai kecepatan polimerisasi yang lebih cepat sehingga membutuhkan

    waktu yang cukup singkat dalam pengolahan (Caul dkk, 1952), dengan sifat ini maka

    resin akrilik self-cured cocok untuk pembuatan plat dasar ortodontik lepasan. Waktu

    penggunaannya dianjurkan untuk digunakan sepanjang waktu setiap harinya termasuk

  • 7/24/2019 S1-2015-297028-introduction

    3/5

    3

    ketika waktu tidur, dan hanya dilepas pada saat makan dan ingin sikat gigi

    membersihkan mulut untuk menghindari kerusakan dan distorsi dimensi alat

    ortodontik lepasan (Alam, 2012). Plat dasar ortodontik lepasan yang digunakan

    sepanjang waktu di dalam mulut akan terus berkontak dengan saliva, dan akan

    mengabsorsi molekul tertentu dari saliva dan membentuk lapisan organik tipis yang

    disebut acquired pellicle . Acquired pellicle merupakan lapisan protein yang

    mendahului perlekatan mikroorganisme pada permukaan gigi dan menambah

    kolonisasi (Amorengen dkk, 1991).

    Plat dasar ortodontik lepasan harus memiliki permukaan yang sangat halus untuk

    menjaga kenyamanan dan kesehatan jaringan mulut, serta untuk mencegah kolonisasi

    organisme mikro dan akumulasi plak serta pewarnaan (Craig dkk, 2000). Finishing

    dan polishing harus dilakukan pada plat dasar ortodontik lepasan berbahan resin

    akrilik self-cured untuk memperoleh permukaan yang halus. Setelah proses

    polimerisasi, plat dasar ortodontik lepasan berbahan resin akrilik self-cured dipoles

    dengan metode polishing mekanis. Polishing mekanis dilakukan dengan

    menggunakan bur felt cones dan bahan abrasif serta air dilanjutkan dengan

    menggunakan serbuk kapur dan air (Al-Rifaiy, 2010). Bahan abrasif yang sering

    digunakan pada teknik polishing mekanis adalah pumice dan prophylactic pastes (Al-

    Kheraif, 2013) . Hasil polishing mekanis akan mengurangi undercut sehingga

    mendapatkan permukaan yang halus (Craig dkk, 2000). Metode polishing mekanis

    merupakan metode yang efisien, tetapi harus melakukan semua langkah secara

    berurutan, dan memakan banyak waktu. Pada tahun 1969 disajikan metode finishing

  • 7/24/2019 S1-2015-297028-introduction

    4/5

    4

    dan polishing alternatif untuk mengatasi kekurangan tersebut (Ulusoy dkk, 1986).

    Metode alternatif untuk polishing resin akrilik ini disebut polishing kimiawi. Teknik

    polishing kimiawi dilakukan dengan merendamkan protesa ke dalam rendaman metil

    metakrilat selama 10 detik. Keuntungan dari teknik polishing kimiawi yaitu

    mengeliminasi urutan dari polishing mekanis dan memungkinkan menghaluskan

    permukaan dalam dari plat resin akrilik (Braun dkk, 2003).

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan

    yaitu apakah terdapat perbedaan kekasaran permukaan plat ortodontik berbahan dasar

    resin akrilik self-cured dengan teknik polishing kimiawi dan mekanis.

    C. Keaslian Penelitian

    Penelitian yang dijadikan bahan rujukan adalah penelitian Al-Rifaiy (2010)

    mengenai pengaruh teknik polishing mekanis dan kimiawi pada kekasaran permukaan

    basis gigi tiruan resin akrilik dimana teknik polishing mekanis menggunakan pumice

    dan air . Penelitian tentang perbandingan kekasaran permukaan plat ortodontik

    berbahan dasar resin akrilik self-cured dengan teknik polishing kimiawi dan mekanis

    sejauh penulis ketahui belum pernah dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan

    penelitian sebelumnya terletak pada bahan abrasif pada teknik polishing mekanis

    yaitu prophylactic paste dan 1 kelompok kontrol dengan teknik polishing yang biasa

    digunakan di klinik ortodonsi .

  • 7/24/2019 S1-2015-297028-introduction

    5/5

    5

    D. Tujuan penelitian

    Mengetahui perbedaan kekasaran permukaan plat ortodontik berbahan dasar resin

    akrilik self-cured dengan teknik polishing kimiawi dan mekanis.

    E.Manfaat Penelitian

    1. Menambah pengetahuan mengenai perbandingan kekasaran permukaan plat

    ortodontik berbahan dasar resin akrilik self-cured dengan teknik polishing

    kimiawi dan polishing mekanis.

    2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dokter Gigi dalam menentukan teknik

    polishing pada plat dasar alat ortodontik yang akan digunakan.