sk2-respi
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 SK2-Respi
1/32
LI1. Memahami dan menjelaskan Anatomi Saluran Nafas Bawah1.1. Anatomi Makroskopis1.2. Anatomi Mikroskopis
LI2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi ernafasan
LI!. Memahami dan Menjelaskan Mycobacterium TuberculosisLI.". Memahami dan Menjelaskan #u$erkulosis aru".1. %e&nisi".2. 'tiologi".!. 'pidemiologi
ndonesia sekarang $erada pada ranking kelima negara dengan $e$an #B tertinggidi dunia. 'stimasi pre(alensi #B semua kasus adalah se$esar ))*+*** ,-/+2*1*0 dan estimasi insidensi $erjumlah "!*+*** kasus $aru per tahun. umlahkematian aki$at #B diperkirakan )1+*** kematian per tahunna.
Indonesia merupakan negara dengan per3epatan peningkatan epidemi I4 angtertinggi di antara negara5negara di Asia. I4 dinatakan se$agai epidemikterkonsentrasi ,a 3on3entrated epidemi30+ dengan perke3ualian di pro(insi apuaang pre(alensi I4na sudah men3apai 2+67 ,generali8ed epidemi30. Se3aranasional+ angka estimasi pre(alensi I4 pada populasi dewasa adalah *+27.Sejumlah 12 pro(insi telah dinatakan se$agai daerah prioritas untuk inter(ensiI4 dan estimasi jumlah orang dengan I49AI%S di Indonesia sekitar 1:*.***5"**.***. 'stimasi nasional pre(alensi I4 pada pasien #B $aru adalah 2.;7.
Angka M%!2 kasus #B telah ditemukan dan dio$ati ,data awal Mei 2*1*0 dan le$ih dari1):.21! diantarana terdeteksi B#A?. %engan demikian+ =ase Noti&3ation ! per 1**.*** ,=ase %ete3tion !70.
-
7/21/2019 SK2-Respi
2/32
Se$anak 2; pro(insi di Indonesia $elum dapat men3apai angka penemuan kasus,=%*7 dan hana 6 pro(insi menunjukkan pen3apaian >*7 =%< dan ;67kesem$uhan.
#a$el !. en3apaian target pengendalian #B per pro(insi 2**:
%engan angka nasional proporsi kasus relaps dan gagal pengo$atan di $awah 27+maka angka resistensi o$at #B pada pasien ang dio$ati di pelaanan kesehatanpada umumna masih rendah. Namun demikian+ se$agian $esar data $erasal dariuskesmas ang telah menerapkan strategi %/#S dengan $aik selama le$ih dari 6
S bulan , lakukan e7aluasi baik klinis maupun pemeriksaan penun&ang"-7aluasi klinis pada B anak merupakan parameter terbaik untuk menilai keberhasilan
pengobatan" Bila di&umpai perbaikan klinis yang nyata $alaupun gambaran radiologik tidakmenun&ukkan perubahan yang berarti, /! tetap dihentikan"
Kategori Anak (R/' 1R)
Prinsip dasar pengobatan B adalah minimal + macam obat dan diberikan dalam $aktu >bulan" /! pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif maupun tahap lan&utandosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak"
Tabel 3.*. Dosis OAT ombipak pada anak
-
7/21/2019 SK2-Respi
16/32
#enis %batBB5 4 kg
BB4 6 4 kg
BB4 6 kg
1soniasid =? mg 4?? mg *?? mg
#ifampicin F= mg 4=? mg +?? mg
Pirasinamid 4=? mg +?? mg >?? mg
24
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
Tabel 3.+. Dosis OAT DT pada anak
eterangan:
Bayi dengan berat badan kurang dari = kg diru&uk ke rumah sakit
!nak dengan BB 4= C 4 kg dapat diberikan + tablet"
!nak dengan BB I ++ kg , diru&uk ke rumah sakit"
/bat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah
/! . dapat diberikan dengan cara : ditelan secara utuh atau digerus sesaat
sebelum diminum"
Pengobatan Pen7egahan (Profilaksis) untuk Anak
Pada semua anak, terutama balita yang tinggal serumah atau kontak erat denganpenderita B dengan B! positif, perlu dilakukan pemeriksaan menggunakan sistemskoring" Bila hasil e7aluasi dengan skoring sistem didapat skor J =, kepada anaktersebut diberikan 1sonia bulan"Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi B92, imunisasi B92 dilakukansetelah pengobatan pencegahan selesai"
8. P039AA&A3 ;030,A3 %BAT
alah satu komponen ./ adalah pengobatan paduan /! &angka pendek denganpenga$asan langsung" 3ntuk men&amin keteraturan pengobatan diperlukan seorang P%/"
4" Persyaratan P%/
-
7/21/2019 SK2-Respi
17/32
eseorang yang dikenal, dipercaya dan disetu&ui, baik oleh petugas kesehatan
maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh pasien"
eseorang yang tinggal dekat dengan pasien"
Bersedia membantu pasien dengan sukarela"
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersamasama denganpasien
*" iapa yang bisa men&adi P%/ebaiknya P%/ adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di .esa, Pera$at,Pekarya, anitarian, uru 1mmunisasi, dan lain lain" Bila tidak ada petugas kesehatanyang memungkinkan, P%/ dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PP1,P, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga"
+" ugas seorang P%/
%enga$asi pasien B agar menelan obat secara teratur sampai selesaipengobatan"
%emberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur"
%engingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada $aktu yang telahditentukan"
Berat badan (kg) bulan tiap hari R/ (
-
7/21/2019 SK2-Respi
18/32
d" 1nformasi penting yang perlu dipahami P%/ untuk disampaikan kepada pasien dankeluarganya:
B dapat disembuhkan dengan berobat teratur
B bukan penyakit keturunan atau kutukan
9ara penularan B, ge&alage&ala yang mencurigakan dan cara pencegahannya
9ara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lan&utan)
Pentingnya penga$asan supaya pasien berobat secara teratur
emungkinan ter&adinya efek samping obat dan perlunya segera meminta
pertolongan ke 3P
-
7/21/2019 SK2-Respi
19/32
masih tetap positif, tahap lan&utantetap diberikan"
ebulansebelum !khirPengobatan
0egatif Pengobatan dilan&utkan
PositifPengobatan diganti dengan /!ategori * mulai dari a$al"
!khirPengobatan
(!P)
0egatif Pengobatan diselesaikan
Positif Pengobatan diganti dengan /!ategori * mulai dari a$al"
Pasien B! positifdengan pengobatanulang kategori *
!khir 1ntensif
0egatiferuskan pengobatan dengan tahaplan&utan"
Positif
Beri isipan 4 bulan" ika setelahsisipan masih tetap positif, teruskan
pengobatan tahap lan&utan" ikamungkin, ru&uk ke unit pelayananspesialistik"
ebulansebelum !khirPengobatan
0egatif Pengobatan diselesaikan
PositifPengobatan dihentikan dan segeraru&uk ke unit pelayanan spesialistik"
!khirPengobatan(!P)
0egatif Pengobatan diselesaikan
Positif #u&uk ke unit pelayanan spesialistik"
27
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
Tatalaksana Pasien yang berobat tidak teratur
-
7/21/2019 SK2-Respi
20/32
Tabel 3.0. Tatalaksana pasien &ang berobat tidak teratur
indakan pada pasien yang putus berobat kurang dari 4 bulan:Lacak pasien
.iskusikan dengan pasien untuk mencari masalah berobat tidak teratur Lan&utkan pengobatansampai seluruh dosis selesai
indakan pada pasien yang putus berobat antara 4* bulan:
indakan4 indakan*
Lacak pasien .iskusikandan
cari masalahPeriksa + kali
dahak P dan lan&utkanpengobatan sementaramenunggu hasilnya
Bila hasilB! () ataub eNtraparu:
Lan&utkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai
Bila satuatau lebihhasil B!(')
Lama pengobatansebelumnya kurang dari= bulan O
Lan&utkan pengobatan sampaiseluruh dosis selesai
Lama pengobatansebelumnya lebih dari =bulan
ategori4: mulaikategori*
ategori*: ru&uk,mungkin kasus
kronik"
indakan pada pasien yang putus berobat lebih * bulan (.efault)
Periksa + kali dahak P
.iskusikan dan carimasalah
entikan pengobatan
sambil menunggu hasilpemeriksaan dahak"
Bila hasilB! () ataub eNtraparu:
Pengobatan dihentikan, pasien diobser7asi bilage&alanya semakin parah perlu dilakukan pemeriksaankembali (P dan atau biakan)
Bila satuatau lebihhasil B!
ategori4 %ulai kategori*
ategori* #u&uk, mungkin kasus kronik"
-
7/21/2019 SK2-Respi
21/32
(')
eterangan :Oindakan pada pasien yang putus berobat antara 4* bulan:
- Lama pengobatan sebelumnya kurang dari = bulanlan&utkan pengobatan dulu sampai seluruhdosis selesai dan 4 bulan sebelum akhir pengobatan harus diperiksa dahak"
28
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
asil Pengobatan
embuhPasien telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap dan pemeriksaan ulangdahak (follo$up) hasilnya negatif pada !P dan pada satu pemeriksaan follo$upsebelumnya
Pengobatan Lengkap!dalah pasien yang telah menyelesaikan pengobatannya secara lengkap tetapi tidakmemenuhi persyaratan sembuh atau gagal"
%eninggal
!dalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan karena sebab apapun"
Pindah!dalah pasien yang pindah berobat ke unit dengan register B ?+ yang lain dan hasilpengobatannya tidak diketahui"
.efault (Putus berobat)!dalah pasien yang tidak berobat * bulan berturutturut atau lebih sebelum masapengobatannya selesai"
2agal
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali men&adi positifpada bulan kelima atau lebih selama pengobatan"
>. P039%BATA3 TB PAA K0AAA3 K=&=&.
a. Kehamilan
Pada prinsipnya pengobatan B pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatanB pada umumnya" %enurut /, hampir semua /! aman untuk kehamilan, kecualistreptomisin" treptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan karena bersifat
permanent ototo!ic dan dapat menembus barier placenta" eadaan ini dapatmengakibatkan ter&adinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap
-
7/21/2019 SK2-Respi
22/32
pada bayi yang akan dilahirkan" Perlu di&elaskan kepada ibu hamil bah$a keberhasilanpengobatannya sangat penting artinya supaya proses kelahiran dapat ber&alan lancardan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan tertular B"
b. !bu menyusui dan bayinya
Pada prinsipnya pengobatan B pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan padaumumnya" emua &enis /! aman untuk ibu menyusui" eorang ibu menyusui yang menderitaB harus mendapat paduan /! secara adekuat" Pemberian /! yang tepat merupakan caraterbaik untuk mencegah penularan kuman B kepada bayinya" 1bu dan bayi tidak perludipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui" Pengobatan pencegahan dengan 10diberikan kepada bayi tersebut sesuai dengan berat badannya"
29
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
7. Pasien TB pengguna kontrasepsi
#ifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil B, suntikan B, susuk B),sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut" eorang pasien B sebaiknyamengggunakan kontrasepsi nonhormonal, atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosistinggi (=? mcg)"
d. Pasien TB dengan infeksi !?'A!&
atalaksanan pengobatan B pada pasien dengan infeksi 1QE!1. adalah sama sepertipasien B lainnya" /bat B pada pasien 1QE!1. sama efektifnya dengan pasien B yangtidak disertai 1QE!1."Prinsip pengobatan pasien B1Q adalah dengan mendahulukan pengobatan B" Pengobatan!#Q(antiretro7iral) dimulai berdasarkan stadium klinis 1Q sesuai dengan standar /"Penggunaan suntikan treptomisin harus memperhatikan Prinsip C prinsip 3ni7ersalPrecaution ( e$aspadaan eamanan 3ni7ersal ) Pengobatan pasien B1Q sebaiknyadiberikan secara terintegrasi dalam satu 3P untuk men&aga kepatuhan pengobatan secarateratur"
Pasien B yang berisiko tinggi terhadap infeksi 1Q perlu diru&uk ke pelayanan Q9 (Qoluntary
9ounceling and esting D Rnsul sukarela dengan test 1Q)
7. Pasien TB dengan hepatitis akut
Pemberian /! pada pasien B dengan hepatitis akut dan atau klinis ikterik, ditunda sampaihepatitis akutnya mengalami penyembuhan" Pada keadaan dimana pengobatan b sangatdiperlukan dapat diberikan streptomisin () dan -tambutol (-) maksimal + bulan sampaihepatitisnya menyembuh dan dilan&utkan dengan #ifampisin (#) dan 1soniasid () selama >bulan"
1. Pasien TB dengan kelainan hati kronik
-
7/21/2019 SK2-Respi
23/32
Bila ada ke7urigaan gangguan faal hati$ dian"urkan pemeriksaan faal hatisebelum pengobatan Tb. Kalau &9%T dan &9PT meningkat lebih dari kali %ATtidak diberikan dan bila telah dalam pengobatan$ harus dihentikan. Kalaupeningkatannya kurang dari kali$ pengobatan dapat dilaksanakan atauditeruskan dengan penga+asan ketat. Pasien dengan kelainan hati$ Pirasinamid
(/) tidak boleh digunakan. Paduan %AT yang dapat dian"urkan adalahR0&'8R atau 0&'40
2. Pasien TB dengan gagal gin"al
!soniasid ()$ Rifampisin (R) dan Pirasinamid (/) dapat di ekskresi melaluiempedu dan dapat di7erna men"adi senya+a-senya+a yang tidak toksik. %AT
"enis ini dapat diberikan dengan dosis standar pada pasien-pasien dengangangguan gin"al.&treptomisin dan 0tambutol diekskresi melalui gin"al$ oleh karena itu hindaripenggunaannya pada pasien dengan gangguan gin"al. Apabila fasilitas
pemantauan faal gin"al tersedia$ 0tambutol dan &treptomisin tetap dapatdiberikan dengan dosis yang sesuai faal gin"al. Paduan %AT yang paling amanuntuk pasien dengan gagal gin"al adalah R/'1R.
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
f. Pasien TB dengan iabetes ;elitus
.iabetes harus dikontrol" Penggunaan #ifampisin dapat mengurangi efektifitas obat oral antidiabetes (sulfonil urea) sehingga dosis obat anti diabetes perlu ditingkatkan" 1nsulin dapatdigunakan untuk mengontrol gula darah, setelah selesai pengobatan B, dilan&utkan dengananti diabetes oral" Pada pasien .iabetes %ellitus sering ter&adi komplikasi retinopathydiabetika, oleh karena itu hatihati dengan pemberian etambutol, karena dapat memperberatkelainan tersebut"
g. Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid
"ortikosteroid hanya digunakan pada keadaan khusus yang membahayakan &i$a pasienseperti:
%eningitis BB milier dengan atau tanpa meningitis
T# dengan Pleuritis eksudativaT# dengan Perikarditis konstriktiva"elama fase akut prednison diberikan dengan dosis +?? mg per hari, kemudian diturunkansecara bertahap" Lama pemberian disesuaikan dengan &enis penyakit dan kema&uanpengobatan"
h. !ndikasi operasi
Pasienpasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru), adalah: 3ntuk B paru:
-
7/21/2019 SK2-Respi
24/32
Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara konser7atif"
Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara
konser7atif"
Pasien %.# B dengan kelainan paru yang terlokalisir"3ntuk B ekstra paru:Pasien B ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien B tulang yang disertai
kelainan neurologik"
@. 00K &A;P!39 %AT A3 P03ATA,AK&A3AA33A
abel berikut, men&elaskan efek samping ringan maupun berat dengan pendekatan ge&ala"
Tabel 3.1 fek samping ringan OAT
0fek &ing Penyebab Penatalaksanaan
idak ada nafsu makan, mual,sakit perut
#ifampisin emua /! diminum malam sebelum tidur
0yeri endi Pirasinamid
Beri !spirin
esemutan sEd rasa terbakar dikaki
10 Beri 7itamin B> (piridoNin) 4??mg per hari
arna kemerahan pada air seni(urine)
#ifampisinidak perlu diberi apaapa, tapi perlu pen&elasankepada pasien"
31
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
Tabel 3.11. fek samping berat OAT
0fek &ing Penyebab Penatalaksanaan
2atal dan kemerahan kulit emua &enis 1kuti petun&uk penatalaksanaan
-
7/21/2019 SK2-Respi
25/32
/! diba$ah O)"
uli treptomisin
treptomisin dihentikan, ganti
-tambutol"
2angguan keseimbangan treptomisintreptomisin dihentikan, ganti-tambutol"
1kterus tanpa penyebab lainampir semua/!
entikan semua /! sampai ikterusmenghilang"
Bingung dan muntahmuntah(permulaan ikterus karena obat)
ampir semua/!
entikan semua /!, segeralakukan tes fungsi hati"
2angguan penglihatan -tambutol entikan -tambutol"
Purpura dan ren&atan (syok) #ifampisin entikan #ifampisin"
Penatalaksanaan pasien dengan efek samping 6gatal dan kemerahan kulit8:
$ika seorang pasien dalam pengobatan O%T mulai mengelu& gatal-gatal singkirkan dulukemungkinan penyebab lain #erikan dulu anti-&istamin' sambil meneruskan O%T dengan
pengawasan ketat atal-gatal tersebut pada sebagian pasien &ilang' namun pada sebagianpasien mala&an teradi suatu kemera&an kulit #ila keadaan seperti ini' &entikan semua O%TTunggu sampai kemera&an kulit tersebut &ilang $ika geala efek samping ini bertamba& berat'
pasien perlu diruuk
Pada 3P #u&ukan penanganan kasuskasus efek samping obat dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Bila &enis obat penyebab efek samping itu belum diketahui, maka pemberian kembali/! harus dengan cara 6drug c&allenging8 dengan menggunakan obat lepas" al inidimaksudkan untuk menentukan obat mana yang merupakan penyebab dari efeksamping tersebut"
-fek samping hepatotoksisitas bisa ter&adi karena reaksi hipersensiti7itas atau karenakelebihan dosis" 3ntuk membedakannya, semua /! dihentikan dulu kemudian diberikembali sesuai dengan prinsip dechallengerechalenge" Bila dalam proses rechallengeyang dimulai dengandosuis rendah sudah timbul reaksi, berarti hepatotoksisitas
karena reakasi hipersensiti7itas"
-
7/21/2019 SK2-Respi
26/32
Bila &enis obat penyebab dari reaksi efek samping itu telah diketahui, misalnyapirasinamid atau etambutol atau streptomisin, maka pengobatan B dapat diberikanlagi dengan tanpa obat tersebut" Bila mungkin, ganti obat tersebut dengan obat lain"Lamanya pengobatan mungkin perlu diperpan&ang, tapi hal ini akan menurunkan risikoter&adinya kambuh
32
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
E adangkadang, pada pasien timbul reaksi hipersensiti7itas (kepekaan) terhadap 1soniasidatau #ifampisin" edua obat ini merupakan &enis /! yang paling ampuh sehingga merupakanobat utama (paling penting) dalam pengobatan &angka pendek" Bila pasien dengan reaksihipersensiti7itas terhadap 1soniasid atau #ifampisin tersebut 1Q negatif, mungkin dapatdilakukan desensitisasi" 0amun, &angan lakukan desensitisasi pada pasien B dengan 1Qpositif sebab mempunyai risiko besar ter&adi keracunan yang berat"
".:. Domplikasi".1*. rognosis".11. en3egahan
1. Pada a$al tahun 4?an / dan 13!L. telah mengembangkan strategipenanggulangan B yang dikenal sebagai strategi ./ (Directly observed TreatmentS&ort-course) dan telah terbukti sebagai strategi penanggulangan yang secaraekonomis paling efektif (cost-efective)" trategi ini dikembangkan dari berbagi studi,clinical trials' best practices, dan hasil implementasi program penanggulangan Bselama lebih dari dua dekade" Penerapan strategi ./ secara baik, disampingsecara cepat merubah kasus menular men&adi tidak menular, &uga mencegahberkembangnya %.#B"
5okus utama ./ adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan kepadapasien B tipe menular" trategi ini akan memutuskan penularan B dan dengan demkianmenurunkan insidens B di masyarakat" %enemukan dan menyembuhkan pasien merupakancara terbaik dalam upaya pencegahan penularan B"
Pada tahun 4=, / telah merekomendasikan strategi ./ sebagai strategi dalampenanggulangan B" Bank .unia menyatakan strategi ./ sebagai salah satu inter7ensikesehatan yang paling efektif" 1ntegrasi strategi ./ ke dalam pelayanan kesehatan dasarsangat dian&urkan demi efisiensi dan efektifitasnya" atu studi cost benefit yang dilakukan oleh/ di 1ndonesia menggambarkan bah$a dengan menggunakan strategi ./, setiap dolaryang digunakan untuk membiayai program penanggulangan B, akan menghemat sebesar3S == selama *? tahun"
trategi ./ terdiri dari = komponen kunci:
4" omitmen politis
*" Pemeriksaan dahak mikroskopis yang ter&amin mutunya"
-
7/21/2019 SK2-Respi
27/32
+" Pengobatan &angka pendek yang standar bagi semua kasus B dengan tatalaksanakasus
yang tepat, termasuk penga$asan langsung pengobatan"
" aminan ketersediaan /! yang bermutu"
=" istem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil
pengobatan pasien dan kiner&a program secara keseluruhan"
.alam perkembangannya dalam upaya ekspansi penanggulangan B, kemitraan global dalampenanggulangan B (stop T# partners&ip) mengembangkan strategi sebagai berikut :
4" %encapai, mengoptimalkan dan mempertahankan mutu ./
*" %erespon masalah B1Q, %.#B dan tantangan lainnya
+" Berkontribusi dalam penguatan system kesehatan
" %elibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun s$asta"
=" %emberdayakan pasien dan masyarakat
>" %elaksanakan dan mengembangkan riset
omitmen politis untuk men&amin keberlangsungan program penanggulangan B adalah
sangat penting bagi keempat komponen lainnya agar dapat dilaksanakan secara terusmenerus dan untuk men&amin bah$a program penanggulangan B adalah prioritas sertamen&adi bagian yang esensial dalam sistem kesehatan nasional"
Penanggulangan uberkulosis (B) di 1ndonesia sudah berlangsung se&ak penanggulangan dilakukan secara nasional melalui Puskesmas" /bat anti tuberkulosis (/!)yang digunakan adalah paduan standar 10, P! dan treptomisin selama satu sampai duatahun" Para !mino !cid (P!) kemudian diganti dengan Pira
-
7/21/2019 SK2-Respi
28/32
%isi
%en&amin bah$a setiap pasien B mempunyai akses terhadap pelayanan
yang bermutu,
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena B
%enurunkan resiko penularan B
%engurangi dampak sosial dan ekonomi akibat B
. T=#=A3 A3 TAR90T
u&uan%enurunkan angka kesakitan dan angka kematian B, memutuskan rantai penularan, serta
mencegah ter&adinya multidrug resistance (%.#), sehingga B tidak lagi merupakan masalahkesehatan masyarakat 1ndonesia"
argetarget program penanggulangan B adalah tercapainya penemuan pasien baru B B! positifpaling sedikit F?K dari perkiraan dan menyembuhkan @= K dari semua pasien tersebut sertamempertahankannya" arget ini diharapkan dapat menurunkan tingkat pre7alensi dan kematianakibat B hingga separuhnya pada tahun *?4? dibanding tahun 4?, dan mencapai tu&uanmillenium de7elopment goal (%.2) pada tahun *?4="
. K0B!#AKA3
4" Penanggulangan B di 1ndonesia dilaksanakan sesuai dengan a
-
7/21/2019 SK2-Respi
29/32
3nit Pelayanan esehatan (3P), meliputi Puskesmas, #umah akit Pemerintah dans$asta, #umah akit Paru (#P), Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP), linikPengobatan lain serta .okter Praktek $asta (.P)"
>" Penanggulangan B dilaksanakan melalui promosi, penggalangan ker&a sama dan
kemitraan dengan program terkait, sektor pemerintah, non pemerintah dan s$astadalam $u&ud 2erakan erpadu 0asional Penanggulangan B (2erdunas B)
F" Peningkatan kemampuan laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditu&ukan untukpeningkatan mutu pelayanan dan &eå"
@" /bat !nti uberkulosis (/!) untuk penanggulangan B diberikan kepada pasiensecara cumacuma dan di&amin ketersediaannya"
" etersediaan sumberdaya manusia yang kompeten dalam ¨ah yang memadaiuntuk meningkatkan dan mempertahankan kiner&a program"
4?" Penanggulangan B lebih diprioritaskan kepada kelompok miskin dan kelompokrentan terhadap B"
44" Pasien B tidak di&auhkan dari keluarga, masyarakat dan peker&aannya"
4*" %emperhatikan komitmen internasional yang termuat dalam %illennium .e7elopment
2oals (%.2s)
1. &TRAT09!
4" Peningkatan komitmen politis yang berkesinambungan untuk men&amin ketersediaansumberdaya dan men&adikan penanggulangan B suatu prioritas
*" Pelaksanaan dan pengembangan strategi ./ yang bermutu dilaksanakan secarabertahap dan sistematis
+" Peningkatan ker&asama dan kemitraan dengan pihak terkait melalui kegiatan ad7okasi,komunikasi dan mobilisasi sosial
" er&asama dengan mitra internasional untuk mendapatkan komitmen dan bantuansumber daya"
=" Peningkatan kiner&a program melalui kegiatan pelatihan dan super7isi, pemantauandan e7aluasi yang berkesinambungan
2. K09!ATA3
4" Penemuan dan pengobatan"
*" Perencanaan
+" Pemantauan dan -7aluasi
-
7/21/2019 SK2-Respi
30/32
" Peningkatan .% (pelatihan, super7isi)
=" Penelitian
>" Promosi
F" emitraan
8. %R9A3!&A&! P0,AK&A3AA3
a. Tingkat Pusat.
3paya penanggulangan B dilakukan melalui 2erakan erpadu 0asional Penanggulanganuberkulosis (2erdunasB) yang merupakan forum lintas sektor diba$ah koordinasi %enkoesra" %enteri esehatan #"1" sebagai penanggung &a$ab teknis upaya penanggulangan B"
. Tingkat Propinsi
i tingkat propinsi dibentuk 9erdunas-TB Propinsi yang terdiri dari TimPengarah dan Tim Teknis. Bentuk dan struktur organisasi disesuaikan dengankebutuhan daerah.
. Tingkat Kabupaten ' Kota.
i tingkat kabupaten ' kota dibentuk 9erdunas-TB kabupaten ' kota yang terdiridari Tim Pengarah dan Tim Teknis. Bentuk dan struktur organisasi disesuaikan
dengan kebutuhan kabupaten ' kota.
d. =nit Pelayanan Kesehatan.
.ilaksanakan oleh Puskesmas, #umah akit, BPElinik dan Praktek .okter $asta"
10
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
Puskesmas
.alam pelaksanaan di Puskesmas, dibentuk kelompok Puskesmas Pelaksana (PP)yang terdiri dari Puskesmas #u&ukan %ikroskopis (P#%), dengan dikelilingi olehkurang lebih = (lima) Puskesmas atelit (P)"Pada keadaan geografis yang sulit, dapat dibentuk Puskesmas Pelaksana %andiri(PP%) yang dilengkapi tenaga dan fasilitas pemeriksaan sputum B!"
#umah akit 3mum, #umah akit Paru (#P) dan BP"
#umah sakit dan BP dapat melaksanakan semua kegiatan tatalaksana pasien B"#umah sakit dan BP dapat meru&uk pasien kembali ke puskesmas yang terdekatdengan tempat tinggal pasien untuk mendapatkan pengobatan dan penga$asanselan&utnya"
-
7/21/2019 SK2-Respi
31/32
Balai Pengobatan dan .okter Praktek $asta (.P)"
ecara umum konsep pelayanan di Balai Pengobatan dan .P sama denganpelaksanaan pada rumah sakit dan BP" linik dan .P dapat meru&uk pasien danspesimen ke puskesmas, rumah sakit atau BP"
-
7/21/2019 SK2-Respi
32/32
optimalisasi infrastruktur dan sumber daya manusia yang tersedia dapat dikurangi denganpelayanan ./ berbasis masyarakat"
P-./%!0 0!1/0!L P-0!0223L!02!0 3B-#3L/1
b. &trategi ungsional
Pencapaian misi penanggulangan B melalui ekspansi dan mobilisasi masyarakat harusdidukung oleh strategi untuk memperkuat fungsifungsi mana&erial dalam program" !dapunstrategi fungsional tersebut:4" %emperkuat kebi&akan dan membangun kepemilikan daerah terhadap program
*" %emberikan kontribusi dalam penguatan sistim kesehatan dan pengelolaan program +"%emperkuat penelitian operasional
LI. 6. Memahami dan Menjelaskan 'tika Batuk dan De$ersihanMenurut andangan Islam