uji fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak jantung pisang batu-libre (2)

Upload: anonymous-fkwobbk7b

Post on 24-Feb-2018

456 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    1/39

    Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan

    Ekstrak Jantung Pisang Batu (Musa balbisiana Colla)

    Diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Praktikum Kimia Bahan Alam

    Oleh:

    Fahri rachmat

    Anissa nurlely

    Ameliani

    Sri suci mulyani

    Program Studi Kimia

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2013 M / 1434 H

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    2/39

    ii

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah subhanallahuwataala atas

    karunia yang tak terhingga dengan selesainya penyusunan makalah yang berjudul Uji

    Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu (Musa

    balbisiana Colla). Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat berpartisipasi dalam

    membangun kemajuan ilmu pengetahuan bangsa dan dapat bermanfaat bagi kehidupan

    masyarakat Indonesia. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

    yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih,

    terutama kepada :

    1. Dosen Pembimbing kami Eka Rizky Amelia S.Si

    2. Kepala Laboratorium Kimia yang telah mengizinkan kami melakukan penelitian ini.

    3. Serta pihak-pihak yang tak sempat disebutkan yang telah membantu atas bantuan dan

    dukungan yang tak terhingga, mohon maaf atas kekhilafan penulis.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan riset di bidang pangan

    khususnya dan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Penulis menyadari akan

    kekurangan yang tak dapat dihindari pada makalah ini, sehingga masukan kiritik dan saran

    sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

    Ciputat, 20 Oktober 2013

    Penulis

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    3/39

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

    Daftar Isi ......................................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

    1.3 Hipotesis .......................................................................................... 2

    1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2

    1.5

    Manfaat Penelitian ........................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Botani Tanaman Pisang ...................................................................... 4

    2.2 Pisang Batu ........................................................................................ 6

    2.3 Jantung Pisang .................................................................................... 7

    2.4 Ekstraksi ............................................................................................ 8

    2.5

    Metode Ekstraksi ................................................................................. 9

    2.5.1Maserasi .................................................................................... 9

    2.5.2Perkolasi ................................................................................... 9

    2.5.3Sokletasi ................................................................................... 10

    2.6 Fitokimia ............................................................................................ 10

    2.6.1Alkaloid ..................................................................................... 11

    2.6.2Flavonoid .................................................................................. 12

    2.6.3

    Terpenoid .................................................................................. 12

    2.6.4Saponin ..................................................................................... 13

    2.6.5Kuinon ...................................................................................... 13

    2.6.6Tanin ......................................................................................... 14

    2.6.7Polifenol ................................................................................... 14

    2.7 Antioksidan ........................................................................................ 15

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    4/39

    iv

    BAB III METODELOGI PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 17

    3.2 Bahan dan Alam ................................................................................. 17

    3.3

    Metode Penelitian ............................................................................... 17

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Ekstraksi ............................................................................................ 23

    4.2 Uji Fitokimia ..................................................................................... 24

    4.3 Uji Aktivitas Antioksidan ................................................................... 27

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 30

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 31

    LAMPIRAN ...................................................................................................................... 34

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    5/39

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pisang (Musa balbisiana Colla) merupakan tanaman buah-buahan tropika

    yang berasal dari Asia Tenggara, Brazil dan India. Di Asia Tenggara, pisang diyakini

    berasal dari Semenanjung Malaysia dan Filipina. Pisang telah lama berkembang di

    India yaitu sejak 500 tahun sebelum masehi dan menyebar sampai ke daerah Pasifik.

    Pisang memiliki peranan penting di Indonesia karena dikonsumsi oleh konsumen

    tanpa memperhatikan tingkat sosial (Satuhu dan Supriadi, 2000). Indonesia

    merupakan salah satu sentra primer keragaman pisang,baik pisang segar, olahan dan

    pisang liar. Lebih dari 200 jenis pisang terdapat di Indonesia. Sentra produksi pisang

    di Indonesia tersebar di 16 provinsi, 70 kabupaten. Provinsi tersebut antara lain NAD,

    Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Riau, Jawa Timur

    ,Jawa Barat, Jawa Tengah ,Banten, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan,

    Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara. Selama periode 1995 sampai

    2002 luas panen pisang berfluktuasi, namun pada tahun 2003-2004 cenderung

    meningkat (BPS, 2003).

    Di Indonesia tanaman pisang adalah tanaman yang multiguna, selain buahnya

    yang digunakan sebagai bahan konsumsi, daunya juga dapat digunakan sebagai

    pembungkus dan bakal buahnya atau yang sering dikenal sebagai jantung pisang

    digunakan sebagai sayur. Pisang memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat,

    vitamin, mineral, air, lemak dan protein(Direktor Jenderal Bina Reproduksi

    Hortikultura, 2003).

    Selain itu, pisang merupakan jenis buah yang mengandung banyak senyawa

    kimia yang bersifat antioksidan. Penelitian terhadap pisang menunjukan bahwa pisang

    tersebut banyak mengandung phenolik serta karotene (Fatemeh et al.,2012). Selain

    pada buah pisang, antioksidan juga terdapat pada kulit pisang. Antioksidan yang

    terdapat pada kulit pisang memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingan dengan

    buah pisang sendiri (Nagabhushan dan Bhide, 1988).

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    6/39

    - 2 -

    Penelitian-penelitian mengenai aktivitas antioksidan pada buah maupun kulit

    pisang sudah banyak dilakukan namun, penelitian-pennelitian tersebut belum banyak

    menggunakan bakal buah atau jantung pisang khususnya jantung pisang batu (Musa

    balbisiana Colla). Selain itu pisang batu merupakan holtikultura asli Indonesia.Oleh

    karna itu, penelitian ini dilakukan guna mengetahui senyawa antioksidan pada

    Jantung pisang (Musa balbisiana Colla) serta aktivitas antioksidan yang terdapat pada

    Jantung pisang (Musa balbisiana Colla). Diharapkan hasil penelitian ini dapat

    memberikan informasi serta manfaat yang berguna bagi dunia kesehatan maupun

    dunia pendidikan.

    1.2.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang timbul pertanyaan, senyawa antioksidan apa yang

    terdapat pada Jantung Pisang (Musa balbisiana Colla) serta bagaimanakah aktifitas

    antioksidan dari ekstrak etil asetat dan etanol Jantung Pisang (Musa balbisiana Colla).

    1.3. Hipotesis

    Aktifitas jantung pisang (Musa balbisiana Colla). Memiliki aktivitas

    antioksidan yang baik. Senyawa antioksidan yang terdapat pada jantung pisang (Musa

    balbisiana Colla) yaitu flavonoid.

    1.4. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini antara lain:

    1.4.1. Mengetahui senyawa antioksidan yang terdapat pada Jantung Pisang (Musa

    balbisiana Colla).

    1.4.2. Mengetahui aktifitas antioksidan dari ekstrak etil asetat dan kloroform JantungPisang (Musa balbisiana Colla).

    1.5.

    Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini antara lain:

    1.5.1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

    manfaat Jantung Pisang (Musa balbisiana Colla) sebagai sumber antioksidan

    kepada masyarakat dan sebagai dasar ilmiah dalam pengembangan danpemanfaatannya bagi kesehatan.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    7/39

    3

    1.5.2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

    aktifitas antioksidan dari ekstrak Jantung Pisang (Musa balbisiana Colla)

    dengan pelarut etil asetat dan etanol sebagai dasar ilmiah dalam

    pengembangan dan pemanfaatan bagi dunia penelitian.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    8/39

    - 4 -

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Botani Tanaman Pisang

    Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia

    Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika

    (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Menurut Ahli sejarah dan botani

    mengambil kesimpulan, bahwa tanaman pisang berasal dari Asia Tenggara yang

    disebarkan oleh para penyebar agama Islam (Satuhu dan Supriyadi, 2004). Di Jawa

    Barat, pisang biasa disebut dengan Cau sedangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur

    dinamakan sebagai gedang.

    Menurut Astawan (2005) kata pisang berasal dari bahasa Arab, yaitu maus

    yang oleh Linneus dimasukkan ke dalam keluarga Musaceae untuk memberikan

    penghargaan kepada Antonius Musa, dokter pribadi kaisar Romawi (Octaviani

    Agustinus) yang menganjurkan untuk memakan pisang. Itulah sebabnya dalam bahasa

    Latin, pisang disebut Musa paradisiacal. Tanaman pisang termasuk dalam kingdom

    Plantae filum Spermatophyte, kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledone, ordo

    Scitamineceae, family Musaceae (Anonim, 2005), Spesies Musa Spp dan terdiri dari

    dua genus yaitu Ensente dan Musa. Genus Musa dibagi menjadi empat golongan yaitu

    Australimusa, Eumusa, Callimusa, Rodochlamys. Australimusa dan Eumusa adalah

    golongan yang banyak dimanfaatkan sebagai buah konsumsi. Golongan Eumusa

    adalah golongan yang saat ini paling banyak dibudidayakan. Kultivar pisang yang

    dapat dimakan dan terkenal sekarang merupakan hasil persilangan dari dua spesies

    liar anggota Eumusa yaitu Musa acuminata (AA) dan Musa balbisiana (BB)(Simmonds, 1959). Hasil persilangan pisang budidaya diploid tersebut menghasilkan

    turunan hibrid steril baik diploid, triploid maupun tetrapolid dengan genom AB,

    AAA, AAB, ABB dan seterusnya.

    Menurut Satuhu dan Supriyadi (2004) pisang merupakan tanaman yang mudah

    tumbuh di sembarang tempat. Namun, agar produktivitas tanaman optimal, sebaiknya

    ditanam di dataran rendah. Dimana ketinggian tempat harus di bawah 1000 meter di

    atas permukaan laut. Di atas itu, produksi pisang kurang optimum dan waktu berbuah

    menjadi lebih lama serta kulitnya lebih tebal. Iklim yang dikehendaki tanaman ini

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    9/39

    5

    adalah iklim basah dengan curah hujan merata sepanjang tahun. Oleh karena itu,

    pisang memberikan hasil yang baik pada musim hujan dan hasil yang kurang

    memuaskan pada musim kemarau. Jenis tanah yang disukai tanaman pisang adalah

    tanah liat yang mengandung kapur atau tanah alluvial dengan pH antara 4.5-7.5

    (Satuhu dan Supriyadi, 2004).

    Tanaman pisang sangat banyak membutuhkan zat mineral seperti kalium dan

    fosfor untuk pertumbuhannya (Munadjim, 1983). Mineral ini banyak terdapat di

    dalam tanaman yang telah membusuk seperti sampah, kompos dan lain-lain. Di

    samping itu, mineral kalium dan fosfor banyak terdapat di dalam tanah yang

    mengandung kapur. Tanaman pisang yang ditanam pada tanah biasa dapat tumbuh

    dengan subur dan memiliki produktivitas yang tinggi jika dilakukan pemupukan yang

    mengandung kalium dan fosfat (Rusmianto, 2007). Berikut adalah nilai kandungan

    gizi pada buah psang per 100 gram bahan dalam tabel 1.

    Pisang adalah bahan pangan yang bergizi merupakan sumber karbohidrat,

    protein, vitamin, dan mineral. Komponen karbohidrat terbesar pada buah pisang

    adalah pati pada daging buahnya, dan akan diubah menjadi sukrosa, glukosa dan

    fruktosa pada saat pisang matang (15-20 %) (Bello et al., 2000). Berdasarkan

    jenisnya pisang di kelompokkan menjadi empat jenis yaitu (1) pisang yang dapat

    dimakan langsung buahnya tanpa dimasak contohnya pisang kepok, susu, hijau,

    emas, raha, ambon dll. (2) Pisang yang dapat dimakan setelah buahnya dimasak

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    10/39

    - 6 -

    (diolah terlebih dahulu) contohnya pisang tanduk, oli dan kapas. (3) Pisang yang

    diambil seratnya dimanfaatkan untuk keperluan tekstil dengan memanfaatkan serat

    batangnya. Pisang ini disebut sebagai pisang manila karena di duga berasal dari

    Manila., dan pisang berbiji yaitu pisang batu (pisang klutuk).

    2.2 Pisang Batu

    Berdasarkan jenisnya pisang batu termasuk ke dalam jenis pisang berbiji yaitu

    M.usa brachycarpa Back yang di Indonesia daunnya sering dimanfaatkan (Hendro

    Sunaryono, 2003:41). Nama lain dari tanaman ini yaitu Musa balbisiana Colla atau

    pisang klutuk, pisang biji dan pisang bereng. Pisang batu merupakan tanaman yang

    dijumpai sebagai tanaman liar atau dibudidayakan, dan diduga bahwa pisang yang

    umumnya dibudidayakan sekarang merupakan turunan dari Musa balbisana Colla dan

    Musa acuminate Colla yang banyak memiliki keanekaragaman di Muangthai,

    Malaysia, Indonesia, dan Papua Nugini (Anonim 1977). Tanaman budidaya biasanya

    tidak diambil daging buahnya tetapi diambil bagian daunnya sebagai kemasan

    pembungkus karena daunnya lebih tebal (banyak mengandung lapisang lilin)

    dibandingkan daun pisang jenis lain sehingga tidak mudah sobek atau rusak ketika

    diguna-kan (Irbiati 2002).

    Tanaman pisang batu memiliki ciri-ciri pertumbuhan yaitu bersemak,

    berumpun, tinggi tanaman 3 meter dengan lingkar batang 60-70 cm, memiliki batang

    semu, berpelepah, berwarna hijau dengan atau tanpa coklat kehitaman, memiliki daun

    tunggal yang panjangnya 60-200cm, bentuk lanset memanjang, mudah koyak, pada

    permukaan bawah daun berlilin, tandan buah mencapai panjang 80-100 cm, jantung

    berbetuk bulat telur memiliki daun pelindung (kelopak luar) berwarna ungu dan

    sebelah berwarna merah, mudah rontok, mahkota bunga segitiga berwarna putih

    kekuningan. Buah bulat memanjang tersusun seperti sisir dua baris, berwarna hijau.

    Biji kecil bulat dan hitam, Daging buah putih atau kekuning-kuningan, rasa kurang

    manis dan tekstur agak kasar (Anonim, 2006).

    Bagian dari tanaman pisang batu yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

    yaitu bagian buah, akar dan daun. Buah pisang batu memiliki biji yang dapat

    membedakan jenis pisang ini dari pisang lainnya. Selain memiliki biji, daun pisang

    batu sangat tebal sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    11/39

    7

    tradisional. Kandungan kimia yang dimiliki oleh pisang batu yaitu serotonin dan

    norepinefrin yang berfungsi sebagai penenang bagi tubuh.

    2.3

    Jantung Pisang

    Jantung pisang merupakan nama lain dari bunga pisang karena bentuknya

    menyerupai jantung. Jantung pisang adalah salah satu bagian dari tanamanpisang

    yang mempunyai warna merah keunguan. Menurut Simonds (1962, dalam Pazmino-

    Duren et al,. 2001), variasi pada jantung pisang berhubungan dengan kandungan

    antosianin yang terdapat di dalamnya. Dengan adanya antosianin tersebut pada

    tanaman pisang menyebabkan tanaman pisang akan tumbuh sepanjang tahun dan

    mudah dibudidayakan. Pada umumnya jantung pisang dimanfaatkan untuk dibuat

    sayur karena memiliki kandungan gizi yaitu protein, lemak, karbohidrat, kalsium,

    besi, fosfor, vitamin A, B dan vitamin C. Selain dibuat sayur, jantung pisang dapat

    pula dibuat manisan, acar, maupun lalapan. Namun, jantung pisang belum

    dimanfaatkan secara optimal, bahkan sering dibuang begitu saja. Menurut Satuhu dan

    Supriyadi (2004), bunga jantung pisang berkelamin satu dan berumah satu dalam

    tandan. Daun penumpu bunga berjejal rapat dan tersusun secara spiral. Daun

    pelindung bunga atau seludang yang berada di luar berwarna merah tua dan di dalam

    berwarna putih kekuningan, daun pelindung berlilin dan mudah rontok denganpanjang10-25 cm. Bunga tersusun dalam dua baris melintang. Rangkaian bunga pada pangkal

    merupakan bunga betina dan bisa menjadi buah. Rangkaian bunga bagian tengah

    merupakan bunga sempurna dan dapat menjadi buah. Sedangkan bunga yang berada

    di bagian pucuk adalah bunga jantan dan tidak bisa menjadi buah. Bunga betina

    berada di bawah bunga jantan (jika ada). Lima daun tenda bunga melekat sampai

    tinggi, panjangnya 6-7 cm. Benang sari 5 buah pada bunga betina tidak sempurna,

    bakal buah persegi, sedangkan pada bunga jantan tidak ada benang sari (Rusmianto,

    2007).

    Menurut Putro dan Rosita (2006), jantung pisang terdiri dari empat rasa.

    Keempat rasa tersebut yaitu :

    a. Rasa gurih dan hambar, terdapat pada jantung pisang kepok, jantung pisang batu

    (klutuk), dan jantung pisang hutan.

    b. Rasa asam, terdapat pada jantung pisang marlin, jantung pisang kole dan jantung

    pisang muli.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    12/39

    - 8 -

    c. Rasa sepat, terdapat pada jantung pisang susu, tanduk dan jantung pisang raja.

    d. Rasa pahit, terdapat pada jantung pisang ambon putih dan jantung pisang nangka.

    Jantung pisang memiliki nilai gizi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.

    Komposisi nilai gizi dari setiap jantung pisang berbeda-beda, hal ini dikarenakan jenis

    dan tempat pertumbuhannya berbeda-beda pula. Komposisi gizi jantung pisang

    disajikan pada Tabel 2

    .

    J

    a

    n

    t

    u

    n

    g pisang kaya akan protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, fosfor, vitamin A, B

    dan vitamin C. Semua komponen gizi yang terdapat pada jantung pisang sangat

    bermanfaat bagi tubuh manusia.Jantung pisang klutuk atau yang lebih dikenal dengan

    jantung pisang batu merupakan jenis jantung pisang yang memiliki nilai gizi tertinggi

    jika dibandingkan dengan jantung pisang lainnya. Jantung pisang batu memiliki warna

    seludang merah hati sehingga jantung pisang batu dapat dibedakan dari jantung pisang

    lainnya.

    2.4 Ekstraksi

    Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan

    bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang

    diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching

    adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya.

    Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian

    dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi

    dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven

    pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut

    dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena

    efektivitasnya (Anonim 2013a). Proses pemisahan ekstraksi terjadi atas dasar

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    13/39

    9

    kemampuan kelarutan yang berbeda dari komponen-komponen yang terdapat di

    dalam campuran (Bernasconi, et al, 1987).

    2.5 Metode Ekstraksi

    Terdapat beberapa metode ekstraksi senyawa organik bahan alam yang sering

    digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut :

    2.5.1 Maserasi

    Menurut Guenther (1987), maserasi adalah proses perendaman sampel

    dengan pelarut organic yang digunakan pada temperature ruang. Umumnya

    perendaman dilakukan 24 jam dan selanjutnya pelarut diganti dengan pelarut

    baru. Namun dari beberapa penelitian melakukan perendaman hingga 72 jam.

    Selama proses perendaman, cairan akan menembus dinding sel dan masuk ke

    dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Kemudian zat aktif akan larut

    dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel

    dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa

    tersebut terus berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan

    antara larutan di luar sel dengan larutan di dalam sel. Keuntungan cara

    ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang

    sederhana. Namun metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu cara

    pengerjaannya yang lama dan ekstraksi yang kurang sempurna (Anonim

    2013a).

    2.5.2 Perkolasi

    Perkolasi merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan

    mengalirkan pelarut melalui bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut

    tertarik ke dalam pelarut (Anonim 2013 a

    ). Pada prinsipnya, serbuk sampel

    ditempatkan di dalam suatu bejana silinder yang dibawahnya diberikan sekat

    berpori. Kemudian cairan pelarut dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk

    tersebut sehingga akan melarutkan zat aktif (Lestari, 2008).

    Keutamaan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat,

    kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi, daya

    kapiler dan daya geseran (friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat. Perkolasi

    banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    14/39

    - 10 -

    proses perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan

    pelarut. Dengan pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka semakin

    banyak komponen yang tertarik.

    Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu

    yang lama, sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak.

    Keuntungannya adalah tidak memerlukan pemanasan sehingga teknik ini baik

    untuk substansi termolabil (yang tidak tahan terhadap panas) (Anonim 2013a).

    2.5.3 Sokletasi

    Sokletasi adalah proses ekstraksi dimana sampel yang akan diekstraksi

    ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel (kertas saring) terhadap

    pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan

    dikondensaasikan di atas sampel. Kemudian kondesat akan jatuh ke dalam

    timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah

    sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi

    secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat

    sampai ekstraksi terjadi sempurna (Anonim, 2013a). Ekstraksi sempurna

    ditandai apabila cairan di kertas saring tidak berwarna lagi, tidak tampak noda

    jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali (Sukandar et al., 2013).

    2.6 Fitokimia

    Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, sedangkan dalam arti luas fitokimia

    adalah segala jenis zat kimia atau nutrient yang diturunkan dari tumbuhan. Menurut

    Sukandar et al,. (2013), fitokimia berasal dari kata phytochemical. Phyto adalah

    tumbuhan dan Chemical adalah zat kimia. Dengan demikian fitokimia merupakan zat

    kimia alami yang terdapat di dalam tumbuhan dan dapat memberikan rasa, aroma atau

    warna pada tumbuhan itu. Akan tetapi senyawa fitokimia tidak termasuk kedalam zat

    gizi karena bukan berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral maupun air.

    Fitokimia adalah salah satu ilmu yang mempelajari berbagai senyawa

    organik yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia,

    biosintetis, perubahan dan metabolisme, serta penyebaran secara alami dan fungsi

    biologis dari senyawa organik (Anonim, 2013 a). Sampai saat ini sudah sekitar

    30.000 jenis fitokimia yang ditemukan dan sekitar 10.000 terkandung dalam makanan

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    15/39

    11

    (Anonim, 2013 a). Secara garis besar, fitokimia terdiri dari alkaloid, flavonoid,

    terpenoid, saponin, kuinon dan tannin.

    2.7 Jenis-Jenis Senyawa Fitokimia

    2.7.1 Alkaloid

    Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang

    kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tumbuhan (tetapi ini tidak

    mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida,

    protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak

    digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral

    yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini

    (Anonim, 2013b).

    Menurut Sastrohamidjojo (1995), sifat fisika dari senyawa alkaloid

    yang telah diisolasi merupakan padatan Kristal dengan titik lebur yang tertentu

    atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang termasuk amorf

    dan beberapa seperti nikotin (20) dan konini (21) berupa cairan. Kebanyakan

    alkaloid tersebut tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks,

    spesies aromatic berwarna (contoh, berberin (22) berwarna kuning dan betanin

    (23) merah). Pada umumnya basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut

    organic, meskipun pseudo dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid

    dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.

    Sedangkan sifat kimia dari alkaloid menurut Sastrohamidjojo (1995),

    adalah bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan electron

    pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat

    melepaskan electron, sebagai contoh gugus alkil, maka ketersediaan electron

    pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Sebaliknya apabila gugus

    fungsional yang berdekatan bersifat menarik electron (contoh, gugus karbonil0

    maka ketersediaan pasangan electron berkurang dan pengaruh alkaloid yang

    ditimbulkan dapat bersifat netral atau sedikit asam. Contohnya adalah senyawa

    yang mengandung gugus amida.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    16/39

    - 12 -

    2.7.2 Flavonoid

    Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit

    sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman

    (Rajalakshmi dan S. Narasimhan, 1985). Flavonoid termasuk dalam golongan

    senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (White dan Y. Xing, 1951;

    Madhavi et al., 1985; Maslarova, 2001) (Gambar 1). Kerangka flavonoid

    terdiri atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah

    berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin

    ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya

    (Hess, tt). Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di

    sekitar molekulnya (Cook dan S. Samman, 1996).Berbagai jenis senyawa,

    kandungan dan aktivitas antioksidatif flavonoid sebagai salah satu kelompok

    antioksidan alami yang terdapat pada sereal, sayur-sayuran dan buah, telah

    banyak dipublikasikan. Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara

    mendonasikan atom hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat

    logam, berada dalam bentuk glukosida (mengandung rantai samping glukosa)

    atau dalam bentuk bebas yang disebut aglikon (Cuppett et al.,1954).

    2.7.3 Terpenoid

    Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari

    senyawa terpen. Terpen merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak

    dihasilkan oleh tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Rumus molekul

    terpen adalah (C5H8)n. Terpenoid disebut juga dengan isoprenoid. Hal ini

    disebabkan karena kerangka karbonnya sama seperti senyawa isopren. Secara

    struktur kimia terenoid merupakan penggabungan dari unit isoprena, dapat

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    17/39

    13

    berupa rantai terbuka atau siklik, dapat mengandung ikatan rangkap, gugus

    hidroksil, karbonil atau gugus fungsi lainnya (Anonim 2012).

    2.7.4

    Saponin

    Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid

    atau triterpena. Saponin mempunyai aktifitas farmakologi yang cukup luas

    diantaranya meliputi: immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, antivirus,

    anti jamur, dapat membunuh kerang-kerangan, hipoglikemik, dan efek

    hypokholesterol. Saponin juga mempunyai sifat bermacam-macam, misalnya:

    terasa manis, ada yang pahit, dapat berbentuk buih, dapat menstabilkan

    emulsi, dapat menyebabkan hemolisis. Dalam pemakaiannya saponin bisa

    dipakai untuk banyak keperluan, misalnya dipakai untuk membuat minuman

    beralkohol, dalam industry pakaian, kosmetik, membuat obat-obatan, dan

    dipakai sebagai obat tradisional. Biarpun saponin bisa diisolasi dari binatang

    tingkat rendah, sebenarnya saponin ditemukan terutama dalam tumbuh-

    tumbuhan. Namanya diambil dari Genus suatu tumbuhan yaitu Saponaria,

    akar dari famili Caryophyllaceae dapat dibuat sabun. Saponin juga bisa

    didapatkan dalam beberapa famili tumbuhan yang lain (Anonim, 2013 c).

    2.7.5

    Kuinon

    Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor dasar

    seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang

    berkonjugasi dengan dua ikatan rangkap karbo-karbon. Untuk tujuan

    identifikasi kuinon dapat dibagi atas empat kelompok yaitu : benzokuinon,

    naftokuinon, antrakuinon dan kuinon isoprenoid. Tiga kelompok pertamabiasanya terhidroksilasi dan bersifat fenol serta mungkin terdapat dalam

    bentuk gabungan dengan gula sebagai glikosida ataudalam bentuk kuinol

    (Harborne, 1987).

    Senyawa-senyawa kuinon merupakan zat warna yang terdapat dalam

    tumbuh-tumbuhan yang berasal dari turunan senyawa aromatik. Menurut Hart

    (1983: 273)Kuinon merupakan golongan senyawa karbonil yang unik.

    Senyawa ini merupakandiketon terkonjugasi siklik. Contoh paling sederhana

    ialah 1,4-benzokuinon. Semuakuinon berwarna dan banyak diantaranya

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    18/39

    - 14 -

    berupa pigmen alami yang digunakansebagai zat warna.Warna pigmen

    kuinon alam beragam, mulai dari kuning pucat sampai kehampir hitam, dan

    struktur yang telah dikenal jumlahnya lebih dari 450. Walaupun mereka

    tersebar luas dan strukturnya sangat beragam, sumbangannya terhadap

    warnatumbuhan tinggi nilai nisbi kecil. Jadi, pigmen ini sering terdapat dalam

    kulit, galihatau akar, atau dalam jaringan lain (misalnya daun), tetapi pada

    jaringan tersebutwarnanya tertutupi pigmen lain.

    2.7.6 Tanin

    Tanin adalah senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada beberapa

    tanaman. Tanin mampu mengikat protein, sehingga protein pada tanaman dapat

    resisten terhadap degradasi oleh enzim protease di dalam silo ataupun rumen

    (Kondo et al., 2004). Tanin selain mengikat protein juga bersifat melindungi

    protein dari degradasi enzim mikroba maupun enzim protease pada tanaman

    (Oliveira et al., 2009), sehingga tanin sangat bermanfaat dalam menjaga

    kualitas silase. Tanin merupakan senyawa kimia yang tergolong dalam

    senyawa polifenol (Deaville et al., 2010). Tanin mempunyai kemampuan

    mengendapkan protein, karena tanin mengandung sejumlah kelompok ikatanfungsional yang kuat dengan molekul protein yang selanjutnya

    akanmenghasilkan ikatan silang yang besar dan komplek yaitu protein tanin.

    Tanin mempunyai berat molekul 0,5-3 KD. Tanin alami larut dalam air dan

    memberikan warna pada air, warna larutan tanin bervariasi dari warna terang

    sampai warna merah gelap atau coklat, karena setiap tanin memiliki warna

    yang khas tergantung sumbernya (Ahadi, 2003).

    2.7.7 Polifenol

    Senyawa yng termasuk kedalam polifenol ini adalah semua

    senyawayang memiliki struktur dasar berupa fenol. Fenol sendiri merupkan

    struktur yangterbentuk dari benzena tersubtitusi dengan gugus OH. Gugus

    OH yang terkandungmerupakan aktivator yang kuat dalam reaksi subtitusi

    aromatik elektrofilik (Fessenden,1982).

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    19/39

    15

    Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada

    tumbuhan. Polifenol (polyphenol) merupakan senyawa kimia yang bersifat

    antioksidan kuat. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus

    fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu

    tumbuhanseperti warna daun saat musim gugur. Pada beberapa penelitian

    disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang

    baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit

    jantung dan pembuluh darah dan kanker. Terdapat penelitian yang

    menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

    2.8

    Antioksidan

    Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau

    lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam

    (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu

    antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik) (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).

    Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih,

    sehingga jika terjadi paparan radikal berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan

    eksogen. Adanya kekhawatiran akan kemungkinan efek samping yang belum

    diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif

    yang sangat dibutuhkan (Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005). Antioksidan alami mampu

    melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif,

    mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu menghambat

    peroksidae lipid pada makanan. Meningkatnya minat untuk mendapatkan antioksidan

    alami terjadi beberapa tahun terakhir ini. Antioksidan alami umumnya mempunyai

    gugus hidroksi dalam struktur molekulnya (Sunarni, 2005).

    Antioksidan adlah senyawa yang dapat menunda, memperlambat dan

    mencegah terjadinya reaksi oksidasi. Winarno (2002) menyatakan bahwa antioksidan

    adalah suatu zat yang dapat menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.

    Mekanisme kerja dari antioksidan tersebut yaitu :

    a. Pemberi atom hydrogen (anti oksidan primer). Senyawa ini dapat

    memberikan atom hydrogen secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_Alzheimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kankerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_jantunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_jantunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_jantunghttp://id.wikipedia.org/wiki/Antioksidanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Musim_gugurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fenolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan
  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    20/39

    - 16 -

    atau mengubahnya kebentuk yang lebih stabil, sementara turunan dari

    radikal antioksidan (A*) tersebut memilki keadaan lebih stabil

    dibandingkan dengan radikal lipida.

    b. Memperlambat laju antioksidasi dengan berbagai mekanisme diluar

    mekanisme pemutusan rantai autiiksidasi dengan pengubahan radikal

    lipida ke bentuk lebih stabil.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    21/39

    17

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Lokasi Penelitian

    Pada penelitian kali ini di lakukan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT)

    Universitas Islam Negeri Jakarta (UIN) pada bulan September dan Oktober 2013.

    3.2. Bahan Dan Alat

    Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jantung pisang batu kering

    dan basah , pelarut teknis klroroform , pelarut teknis etil asetat, pelarut teknis etanol,

    akuades, kertas saring , aluminium foil, metanol, DPPH,HCI 2%, FeCl3 1,%,NaOH 2

    N, sebuk Mg, reagen lieberman-burchard, reagen mayer, reagen dragendorff. Alat

    yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah blender, rotary evaporator, soklet,

    vorteks,serta alat-alat gelas.

    3.3. Metode Penelitian

    Metode penelitian di bagi menjadi dua yaitu penelitian pendahuluan dan

    penelitian lanjutan Penelitian pendahuluan terdiri dari persiapan sampel melalui

    proses ekstraksi bertingkat dan persiapan larutan hasil ekstraksi. Sedangkan penelitian

    lanjutan terdiri dari aktivitas antioksidan dengan metode DPPH free radical

    scavenging activity. Selain itu dilakukan pula analisis senyawa fitokimia.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    22/39

    - 18 -

    3.3.1. Persiapan sampel

    3.3.1.1. Proses Ekstrasi

    Pada penelitian pendahuluan dilakukan ekstraksi

    jantung pisang yang sudah dikeringkan kemudian akan diuji

    aktivitas antioksidannya. Ekstraksi dilakukan menggunakan

    metode maserasi bertingkat dengan tiga pelarut yang berbeda

    kepolarannya, yaitu kloroform, etil asetat, dan etanol. Pelarut

    yang perbandingan pe;arut yang digunakan aalah sampai

    pelarut merendam jantung pisang yang ingin dimaserasi dan

    proses ekstraksi dilakukan selama 3 x 24 jam dengan

    menngunakkan erlenmeyer yang ditutupi dengan alumunium

    foil. Tahapan ekstraksi dapat dilihat melalui tahapan berikut :

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    23/39

    19

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    24/39

    - 20 -

    3.3.1.2.

    Pembuatan Konsentrasi Sampel

    Ekstrak jantung pisang hasil pemekatan ditimbang

    sebanyak 0,1 gram kemudian dilarutkan kedalam 20 mL pelarut

    yang digunakan saat ekstraksi pada peelitian digunakan

    kloroform, etanol, etil asetat, dan metanol (5000 ppm). Dari

    5000 ppm larutan dibuat kedalam bebrbagai konsentrasi (100

    ppm, 50 ppm, 25 ppm,12,5 ppm, 6,25 ppm, 3,175 ppm).

    3.3.2. Penelitian Lanjutan

    3.3.2.1. Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH free radical

    scavenging activity (Hatano et al, 1988)

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    25/39

    21

    Pada tahap ini dilakukan uji aktivitas antioksidan

    terhadap ekstrak jantung pisang .Pengujian aktivitas

    antioksidan lanjut ini dengan menggunakan metode DPPH

    (Hatano et al., 1988). Pengukuran aktivitas antioksidan dengan

    metode ini berdasarkan pada DPPH free radical scavanging

    activity. Sebanyak 2 mL larutan sampel yang sudah diukur

    dengan berbagai konsetrasi (100 ppm, 50 ppm, 25 ppm,12,5

    ppm, 6,25 ppm, 3,175 ppm) dimasukkan kedalam tabung reaksi

    kemudian ditambahkan dengan 2 mL DPPH 0,002% (dilakukan

    dalam ruang gelap). Setiap konsentrasi dibuat duplo. Kemudian

    dikocok dan diinkubasi pada suhu 37 selama 30 menit lalu

    diukur dengan spektrofotometer UV-Vis (panjang gelombang

    DPPH = 517 nm). Selanjutnya dihitung nilai presentase inhibisi

    yang diwakili oleh IC50dengan rumus sebagai berikut :

    Persen inhibisi = x 100%

    Dimana nilai persen inhibisi sebagai absis (x) dan konsentrasi

    ekstrak sebagai ordinat (y)

    3.3.3. Uji Fitokimia

    3.3.3.1.

    Pengujian golongan terpenoid dan steroid

    Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalamtabung reaksi kemudian ditambahkan beberapa tetes reagen

    Liberman-Burchard ke dalam tabung tersebut (positif

    triterpenoid jika terbentuk cincin kecoklatan atau violet dan

    positif steroid jika berwarna hijau).

    3.3.3.2. Pengujian golongan saponin

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    26/39

    - 22 -

    Ekstrak tanaman sebanyak 2mL dikocok dengan

    menggunakan vortex ( positif jika terdapat busa yang stabil

    selama 10 menit).

    3.3.3.3. Pengujian golongan alkaloid

    Ekstrak tanaman sebanyak 4 mL dimasukkan kedalam

    tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 0,5 mL HCl 2%

    ke dalam tabung tersebut. Setelah itu divortex dan dibagi

    kedalam 2 tabung. Tabung pertama ditambahkan 2-3 tetes

    Reagen Dragendorf (positif alkaloid jika terdapat endapan

    jingga), sedangkan tabung kedua ditambahkan 2-3 tetes Reagen

    Meyer (positif alkaloid jika terdapat endapan kuning).

    3.3.3.4. Pengujian golongan flavonoid

    Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam

    tabng reaksi kemudian ditambahkan sedikit serbuk Mg kedalam

    tabung tersebut dan 1 mL HCl 2% (positif flavonoid jika timbul

    busa dan berwarna bening-oranye).

    3.3.3.5. Pengujian golongan kuinon

    Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam

    tabung reaksi kemudian ditambahkan NaOH 2 N 1 mL kedalam

    tabung reaksi tersebut dan dikocok (positif jika berwarna

    merah).

    3.3.3.6.

    Pengujian golongan tanin

    Ekstrak tanaman sebanyak 2 mL dimasukkan kedalam

    tabung reaksi lalu ditambahkan 2-3 tetes FeCl3 1% kedalam

    tabung tersebut dan dikocok (positif jika berwarna hjau

    kehitaman atau biru tinta).

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    27/39

    23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 EkstraksiProses ekstraksi jatung pisang batu dilakukan dengan cara maserasi

    bertingkat. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar zat aktif dalam sampel bisa

    diekstraksi secara maksimal. Selain itu perbedaan pelarut yang digunakan bertujuan

    untuk mengekstraksi zat aktif yang berbeda polaritasnya sehingga bisa diekstraksi

    dengan baik.

    Sampel kering yang telah dipotong kecil-kecil ditimbang sebanyak 50 gram

    yang kemudian dimaserasi menggunakan kloroform sebagai pelarut semi polar yang

    akan mengekstraksi senyawa non polar dalam jaringan sampel. Maserasi dilakukan

    selama 3x24 jam dalam suhu ruang. Kemuadian ekstrak tersebut di pekatkan dengan

    rotary evaporator. Selanjutnya, dengan sampel yang sama maserasi dlanjutkan

    dengan etil asetat dengan cara yang sama seperti maserasi menggunakan kloroform

    dan maserat terakhir menggunakan etanol sebagai pelarut polar yang akan

    mengekstraksi senyawa polar dari jaringan jantung pisang batu.Cara maserasi

    bertingkat ini memaksimalkan ekstraksi senyawa aktif dari sampel.

    Selanjutnya ekstraksi dilakukan dengan cara sokletasi menggunakan

    pelarut methanol. Cara sokletasi ini memisahkan zat dari jaringan sampel jantung

    pisang batu dengan cara melarutkan zat tersebut dengan pelarut yang diuapkan dan

    diembunkan seolah pelarut yang digunakan selalu baru. Cara ini cukup efektif

    mengingat pelarut yang digunakan dalam jumlah yang sama tetapi kemampuan

    melarutkannya seperti pelarut baru dimana pelarut itu belum jenuh dengan senyawa

    yang diekstrak. Hasil dari setiap ekstraksi dilanjutkan dengan uji fitokimia. Hasil

    pekat ekstraksi dapat dilihat pada Tabel 4.1

    Tabel 4. 1 Hasil pekat ekstrak jantung pisang batu

    Sampel

    Kering

    Ekstrak

    Kloroform

    Ekstrak Etil

    Asetat

    Ekstrak

    Etanol

    Sokletasi

    (metanol)

    50 gram 3,99 gram 0,96 gram 0,57 gram 0,64 gram

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    28/39

    - 24 -

    4.2 Uji Fitokimia

    Uji fitokimia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui senyawa metabolit

    sekunder dari sampel. Dalam hal ini senyawa-senyawa metabolit sekunder yang

    terdapat dalam jantung pisang batu diuji secara kualitatif menggunakan berbagai

    macam pereaksi. Hasil uji fitokimia dapat dilihat pada Tabel 4.2

    Secara umum hasil uji fitokimia dari jantung pisang batu berhasil negatif.

    Tetapi ada beberapa senyawa yang positif yaitu flavonoid, steroid, tannin dan

    polifenol. Hasil uji fitokimia terhadap senyawa metabolit sekunder tersebut tidak

    merata pada setiap ekstrak. Hal tersebut terjadi karena perbedaan karakteristik

    pelarut yang sangat penting saat ekstraksi. Senyawa tertentu hanya bisa diekstraksi

    oleh pelarut tertentu. Selain itu polaritas pelarut sangat berperan penting dalam

    ekstraksi yang akan memepengaruhi hasil dari uji fitokimianya.

    Tabel 4. 2 Hasil uji fitokimia ekstrak jantung pisang batu

    Senyawa

    yang

    identifikasi

    Sampel

    kering

    Ekstrak

    kloroform

    Ekstrak etil

    asetat

    Ekstrak

    etanol

    Sokletasi

    (metanol)

    Alkaloid - - - - -

    Flavonoid + - - - +Triterpenoid - - - - -

    Streroid - - - - +

    Kuinon - - - - -

    Tannin - - - - +

    Saponin - - - - -

    Polifenol + - - - -

    Jantung pisang batu menunjukan reaksi positif terhadap uji flavonoid pada

    sampel kering dan hasil sokletasi yang menggunakan methanol. Uji Flavonoid

    positif jika menunjukan warna merah atau jingga. Hasil uji flavonoid pada sampel

    kering dan hasil sokletasi menunjukan warna merah jambu. Warna merah atau

    jingga yang menunjukan adanya flavonoid ini disebabkan terbentuknya garam

    flavilium (Achmad, 1986)

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    29/39

    25

    O

    O

    OH

    + HCl

    OH

    O

    OH

    +

    +

    Flavonol Garam flavilium

    Cl-

    Perubahan warna pada identifikasi flavonoid adalah sifat alami flavonoid

    sebagai indikator alami dimana penambahan HCl akan menyababkan larutan

    bersuasana asam. Pada suasana ini yang diamati adalah perubahan warna jika

    terdapat senyawa flavonoid pada sampel. Ditinjau dari reaksi yang terjadi pada

    identifikasi senyawa flavonoid, penambahan serbuk Mg betujuan untuk mengikat

    anion Cl yang merupakan hasil samping reaksi. Garam flavilium akan berwarna

    merah pada suasana asam dan tidak berwarna pada suasana netral.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lydia et al., (2009) jantung

    pisang batu diketahui memiliki senyawa antosianin berupa delfinidin dan sianidin.

    Kedua senyaa ini memiliki struktur yang tidak terlalu kompleks sehingga dapat

    terekstrak dan teridentifikasi meski dalam jumlah yang kecil. Antosianin

    menurapakan senyawa yang merupakan pewarna alami merah sampai biru pada

    tanaman. Antosianin merupakan glikosida antosianidin yang merupan senyawa

    flavonoid golongan flavon. Senyawa antosianin ini merupakan senyawa dengan

    aktifitas sebagai antioksidan yang baik.

    Jantung pisang batu bereaksi positi dengn pereaksi Liberman-Buchard yang

    merupakan campuran asam asetan anhidrat dan asam sulat pekat. Pada sampel

    kering dan ekstrak lain uji ini tidak berhasil positif tetapi pada hasi sokletasi uji ini

    berhasil positif. Hal ini mungkin dikarenakan pada ekstraksi menggunakan metode

    sokletasi pelarut yang digunkan seolah baru dehingga senyawa ini bisa terekstraksi.

    Sedangkan jika menggunakan metode maserasi tidak bisa mengekstraksi steroid dari

    jaringan jantung pisang batu karena jumlah steroidnya sedikit. Selain itu pada

    metode maserasi pelarut dapat terbilang jenuh untuk mengekstraksi steroid yang

    julmahnya sedikit karena telah mengekstraksi senyawa lain yang lebih dominan

    terdapat pada sampel.

    Selain itu untuk menunjukan keberadaan steroid dalam jantung pisang batu

    telah dibuktikan oleh penelitian sebelumnya. Menurut penelitian yang dilakukan

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    30/39

    - 26 -

    oleh Elly et al., dengan mengkonsumsi jantung pisang batu dapat meningkatkan

    produksi ASI sebesar 9,57 kali. Hal ini disebabkan karena jantung pisang batu

    menandung steroid yang merupakan prekursor dari hormon-hormon seks yang

    membantu hormo prolakton untuk merangsang pembentukan ASI.

    Reaksi umum yang terjadi pada uji steroid adalah sebagai berikut:

    HO H3CCOO

    SO3H

    1. Asam asetat anhidrat

    2. H2SO4

    Sterolberwarna hijau

    Polifenol berhasil diidentifikasi pada sampel kering jantung pisang batu. Uji

    ini menunjukan perubahan warna pada larutan sampel kering yang diberi larutan

    FeCl3dari warna kuning menjadi warna hijau sampai hitam. Polifenol merupakan

    senyawa kompleks yang memiliki banyak gugus fenol. Gugus fenol bereaksi dengan

    Fe membentuk Fe(OH)3 yang berwarna hijau kehitaman. Uji polifenol ini hanya

    dilakukan pada sampel kering untuk menguji adanya senyawa antioksidan atautidak.

    Reaksi yang umum terjadi pada uji polifenol adalah sebagai berikut:

    OH

    HO

    HO

    OH

    OH

    + Fe Cl3

    OH

    OH

    + Fe (OH)3

    Uji tanin dilakukan pada ekstrak hasil maserasi bertingkat dan hasilnya

    negatif. Uji tannin hanya positif pada hasil sokletasi kemungkin terjadi karena faktor

    yang sama pada uji steroid. Jumlah tannin pada sampel yang sedikit tidak

    terekstraksi oleh metode maserasi karena faktor kejenuhan. Tannin tetap terdeteks

    dalam jumlah sedikit pada hasil ekstraksi dengan metode sokletasi. Keberadaan

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    31/39

    27

    tannin ini di dukung dengan positifnya uji polifenol pada sampe kering. Tannin

    meripakan salah satu senyawa polifenol yang merupakan antioksidan.

    4.3 Uji Aktivitas Antioksidan

    Setelah semua sampel diuji kandngan fitokimianya, ekstrak pekat jantung

    pisang diuji aktifitas antioksidannya dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-

    pikrihidrazil). DPPH bersifat radikal bebas sehingga tidak stabil. DPPH yang radikal

    berwarna ungu yang akan mengikat atom H dari senywa antioksidan dan menjadikan

    dirinya stabil (1,1-difenil-2-pikrihidrazin) dan warnya berubah menjadi kekuningan.

    Sifat DPPH ini dimanfaatkan untuk mengukur antioksidan dalam suatu sampel

    secara kuantitatif.

    N N

    *

    O2N

    O2N

    NO2N N

    H

    O2N

    O2N

    NO2

    1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (radikal bebas) 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin (stabil)

    Pengujian aktifitas antioksidan ini dapat dilakukan karena konsentrasi

    antioksidan dalam sampel berbanding lurus dengan konsentrasi DPPH. Dengan

    menghitung absorbansi dari DPPH sebagai standar pada panjang gelombang

    maksimumnya yaitu 517 nm. Sampel ekstrak dari kloroform dilarutkan dalam

    pelarut yang sama seperti pelarut DPPH yaitu metanol sedangkan pada ekstrak etil

    asetat dilarutkan pada etanol agar pelarut yang digunakan sama dengan pelarut

    DPPH. Perlakuan ini bertujuan agar DPPH tidak menyerang pelarut yang digunakan

    pada ekstrak sehingga mengurangi akurasi dari pengujian kuantitatifnya. Setelah

    ekstrak dilarutkan kemudian diencerkan dengan konsentrasi 100, 50, 25, 12.5, 6.25,

    3.125 ppm.

    Setiap variasi konsentrasi sampel ditambahkan DPPH (sampel : DPPH 1:1)

    yang diinkubasi selama 30 menit dalam suhu ruang pada tempat yang gelap.

    Perlakuan ini bertujuan agar DPPH yang bersifat radikal tidak menyerang pelarut

    karena adanya cahaya. Setelah diinkubasi campuran diukur absorbansinya pada

    panjag gelombang yang sama yaitu 517nm dan ditentukan persen inhibisinya.Pengukuran ini dilakukan secara duplo unutk menembah akurasi mengukuran. Hasil

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    32/39

    - 28 -

    persen inhibisi yang telah ditentukan pada variasi konsentrasi dijadikan standar

    untuk menghitung nilai IC50 yaitu konsentrasi antioksidan yang dibutuhka untuk

    menginhibisi 50 persen radikal bebas.

    Hasil dari uji aktivitas anti oksidan dari jantung pisang batu dapat dilihat

    pada tabel 4.3

    Tabel 4. 3 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak jantung pisang batu

    Ekstrak Kloroform Etil Asetat

    Pelarut DPPH Metanol Etanol

    Absorbansi blanko 0,497 0,241

    Konsentrasi (ppm)Absorbansi

    rata-rata

    % InhibisiAbsorbansi

    rata-rata

    % Inhibisi

    100 0,212 57,3 0,089 63,1

    50 0,251 49,5 0,109 54,7

    25 0,262 47,3 0,117 51,4

    12,5 0,272 45,8 0,127 47,3

    6,25 0,283 43,1 0,134 44,4

    3,125 0,292 41,2 0,139 42,5

    IC 50 49,57 ppm 31,83 ppm

    Hasil pengujian aktivitas antioksidan dari sampel jantung pisang batu

    menunjukan aktivitas yang sangat tinggi. IC50dari ekstrak kloroform sebesar 49,57

    ppm sedangkan ekstrak etil asetat lebih tinggi aktivitas antioksidannya dari ekstrak

    kloroform yang ditunjukan nilai IC50 ekstrak etil asetat sebesar 31,83 ppm.

    Perbedaan ini menunjukan adanya pengaruh pelarut yang digunakan sangat

    berpengauh pada aktivitas senyawa aktif. Artinya polaritas pelarut yang digunakan

    sangat berarti. Dilihat dari nilai indeks polaritasnya etil asetat lebih polar dari

    klorofom. Etil asetat memiliki nilai indeks polaritas 4,4 sedangkan kloroformmemiliki nilai indeks polaritas sebesar 4,1

    (http://macro.lsu.edu/howto/solvents/Polarity%20index.htm, diakses pada 18

    Oktober 2013).

    Ditinjau dari hasil uji fitokimia yang menunjukan bahwa tannin terdapat dalam

    jantung pisang batu hanya diperlihatkan oleh hasil sokletasi karena hasil ekstrak lain

    tidak positif terhadap identifikasi tannin. Dalam hal ini yang lebih berperan aktif

    sebagai senyawa antioksidan adalah antosianin golonga flavonoid.

    http://macro.lsu.edu/howto/solvents/Polarity%20index.htmhttp://macro.lsu.edu/howto/solvents/Polarity%20index.htm
  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    33/39

    29

    Antosianin merupaka pigmen alami yang juga merupakan golongan polifenol.

    Secara fisik dapat dilihat bahwa jantung pisang batu berwarna warna merah dimana

    intersitas warna tersebut menunjukan kandungan antosianin sebagai pigmen warna

    merah. Selain itu, penelitian Lydia et al., menunjukan bahwa kandungan antosianin

    pada jantung pisang batu sebesar 909,44 mg 225,97 mg/100 g berat

    kering,meskipun hal ini dipengaruhi oleh kualits sampel yang memilki latar

    belakang tempat dan kondisi lingkungan pohon sampel tumbuh. Tetapi dapat ditarik

    kesimpulan bahwa semakin merah warna kelopak dari jantung pisang maka semakin

    tinggi kandungan antioksidannya.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    34/39

    - 30 -

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan sampel jantung pisang batu ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Ekstrak pekat yang didapatkan menggunakan pelarut kloroform seberat 3,99

    gram, pelarut etil asetat seberat 0,96 gram, pelarut etanol 0,57 gram, pelarut

    methanol seberat 0,64 gram.

    2. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa jantung pisang mengandung senyawa

    flavonoid, steroid, polifenol, tannin.

    3. Ekstrak jantung pisang batu memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi.

    4. Ekstrak jatung pisang batu dengan pelarut kloroform menghasilkan IC50

    sebesar 49,57 pmm sedangkan dengan pelarut etil asetat didapatkan IC50

    sebesar 31,83 ppm.

    5. Aktifitas antioksidan dapat ekstrak jantung pisang batu sebagian besar berasal

    dari senyawa antosinin yang termasuk golongan flavonoid sekaligus polifenol.

    5.2 Saran

    Adanya kekurangan dalam penelitian ini mengharuskan penelitian selanjutnya

    di lakukan dengan tujuan memperjelas dan melengkapi kekurangan dari penelitian

    ini. Adapun saran yang dapat diajukan sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya

    adalah sebagai berikut:

    1. Penelitian dilanjutkan ketingkat yang lebih sfesifik seperti karakterisasi

    senyawa yang terdapat dalam setiap ekstrak seperti penentuan strukrur atau

    isolasi dan uji aktivitas lainnya.

    2. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jantung pisang batu agar

    manfaatnya bisa diketahui dan dibuktikan secara ilmiah sehingga dapat

    dimanfaatkan secara maksimal khalayak umum.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    35/39

    31

    DAFTAR PUSTAKA

    Agro inovasi. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Pisang, Diunduh dari:

    URL:

    http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_hortikultura/pisang/pisa

    ng-bagian-b.pdf..[diunduh pada: 14 okrober 2013].Ahadi, 2003. Dalam. Anonim. 2012a. Tinjauan Pustaka Tanin,

    http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20

    Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3 [19 Oktober 2013, pukul 15:01 WIB.

    Anonim. 1977. Buah-buahan. Bogor: Lembaga Biologi Nasional. hlm: 105.

    Anonim. 2005. Kandungan dan manfaat pisang,Http://mydiarest.blogspot.com.[18Oktober 2013, pukul 21.00].

    Anonim. 2006. Pisang, Http://www.idionline.org [19 Oktober 2013, pukul 21.12wib].

    Anonim. 2012. Biosintesis Terpenoid,

    zhttp://widyaistianichem.blogspot.com/2012/10/biosintesis-terpenoid.html .

    [19 Oktober 2013, pukul 14:24 wib].

    Anonim. 2011.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16577/4/Chapter%20II.pdfDiunduh pada tanggal 18 Oktober 2013

    Anonim. 2013a. Ekstraksi, http://ardydii.wordpress.com/2013/03/10/ekstraksi/ [18

    Oktober 2013, pukul 22.00 wib].

    Anonim. 2013b. Alkaloid,http://hersipa.wordpress.com/alkaloid/ [19 Oktober 2013,

    pukul 13.19 wib].

    Anonim. 2013c. Saponin, http://mhanafi123.files.wordpress.com/2012/11/saponin-

    makalah.pdf [19 Oktober 2013, pukul 14:32 wib].

    Aspiatun. 2004. Mutu dan Daya Terima Nugget Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

    dengan Penambahan Jantung Pisang. Skripsi. Departemen Gizi Masyarakat

    dan Sumber Daya Keluarga Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor,

    Bogor.Astawan, M. 2005. Pisang Buah Kehidupan,Http://www.kompas.com [30 November

    2006]Astawan, M., 2008. Pisang. Sebagai Buah. Kehidupan.www.edukasi.kompas.com

    Bello-Prez, L.A. A. De Francisco, E.Agama-Acevedo, F. Gutierrez-Meraz, F. J.L.Garca-Suarez. 2005.Morphological and Molecular Studies of Banana

    Starch. SAGE Publications, DOI: 10: 1177.Bernasconi, Gester, Hauser, Stauble, Schneiner. 1987. Terjemah Lienda Handojo.

    Teknologi Kimia Bagian 2. PT Pradnya Pramita, Jakarta.Cook, N. C. and S. Samman. (1996). Review Flavonoids-Chemistry, Metabolism,

    Cardioprotective Effect, And Dietary Sources, J. Nutr. Biochem (7): 66-76

    Cuppett, S., M. Schrepf and C. Hall III. (1954). Natural Antioxidant Are They

    Reality. Dalam Foreidoon Shahidi: Natural Antioxidants, Chemistry, Health

    Effect and Applications, AOCS Press, Champaign, Illinois: 12-24.

    Dalimartha, S. dan Soedibyo, M. (1999). Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan Diet

    Supleme., Trubus Agriwidya, Jakarta. hal. 36-40.

    Deaville et al., 2010. Dalam. Anonim. 2012a. Tinjauan Pustaka Tanin ,

    http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3 [19 Oktober 2013, pukul 15:01 wib].

    http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_hortikultura/pisang/pisang-bagian-b.pdfhttp://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_hortikultura/pisang/pisang-bagian-b.pdfhttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://www.idionline.org/http://widyaistianichem.blogspot.com/2012/10/biosintesis-terpenoid.html%20.%20%5b19http://widyaistianichem.blogspot.com/2012/10/biosintesis-terpenoid.html%20.%20%5b19http://ardydii.wordpress.com/2013/03/10/ekstraksi/http://hersipa.wordpress.com/alkaloid/http://hersipa.wordpress.com/alkaloid/http://mhanafi123.files.wordpress.com/2012/11/saponin-makalah.pdf%20%5b19http://mhanafi123.files.wordpress.com/2012/11/saponin-makalah.pdf%20%5b19http://www.kompas.com/http://www.kompas.com/http://www.edukasi.kompas.com/http://www.edukasi.kompas.com/http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://www.edukasi.kompas.com/http://www.kompas.com/http://mhanafi123.files.wordpress.com/2012/11/saponin-makalah.pdf%20%5b19http://mhanafi123.files.wordpress.com/2012/11/saponin-makalah.pdf%20%5b19http://hersipa.wordpress.com/alkaloid/http://ardydii.wordpress.com/2013/03/10/ekstraksi/http://widyaistianichem.blogspot.com/2012/10/biosintesis-terpenoid.html%20.%20%5b19http://widyaistianichem.blogspot.com/2012/10/biosintesis-terpenoid.html%20.%20%5b19http://www.idionline.org/http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_hortikultura/pisang/pisang-bagian-b.pdfhttp://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_hortikultura/pisang/pisang-bagian-b.pdf
  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    36/39

    - 32 -

    Endra, Yuli. 2006. Analisis Proksimat Dan Komposisi Asam Amino Buah Pisang Batu

    (Musa balbisiana Colla), [Skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika Dan Ilmu

    Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

    Fatemeh, S. R., Saifullah, R., Abbas, F. M. A. and Azhar, M. E. Total phenolics,

    flavonoids and antioxidant activity of banana pulp and peel flours: influence

    of variety and stage of ripeness. International Food Research Journal 19 (3):1041-1046 (2012).

    Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. UI Pres, Jakarta.

    Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: ITB. Dalam. Anonim. 2011.

    Antrakuinon,http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapte

    r%20II.pdf [19 Oktober 2013, pukul 14:40 wib].

    Hart, H. 1983. Kimia Organik. Terjemahan Suminar, Jakarta: Erlangga. Dalam.

    Anonim.2011.Antrakuinon,http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/

    Chapter%20II.pdf [19 Oktober 2013, pukul 14:40 wib].Irbiati HH. 2002. Karakterisasi sifat fisikokimia dan mekanis daun pisang batu

    sebagai bahan kemasan, [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian,Institut Pertanian Bogor.

    Kondo et al., 2004. Dalam. Anonim. 2012a. Tinjauan Pustaka Tanin ,

    http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20

    Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3 [19 Oktober 2013, pukul 15:01 wib].

    Lestari, E. 2008. Toksisitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanusamaryllifolius

    Roxb.) dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Artikel Karya

    Ilmiah. Semarang : Universitas Diponegoro.

    Lestario, Lydia Ninan,. dkk. 2009. Kandungan Antosianin Dan Antosianidin Dari

    Jantung Pisang Klutuk (Musa brachycarpa Back) Dan Pisang Ambon ( Musa

    acuminata Colla),J.Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XX No. 2

    Molyneux, P. 2003. The use of stable free radical diphenylpicrylhidrazyl (DPPH) for

    estimating antioxidant activity.http://www.aseanbiodiversity.info/Abstract/53004092.pdf Diunduh pada

    tanggal 18 Oktober 2013

    Musita, Nanti. 2009. Kajian Kandungan Dan Karakterisik Pati Resisten Dari

    Berbagai Varietas Pisang, Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian.

    Vol.14, No.1 : 68-79.

    Nurhidayah bt. Pazil,Siti.2009.Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pisang

    Raja (Musa AAB Pisang Raja) dengan Vitamin A, Vitamin C dan Katekin

    Melalui Penghitungan Bilangan Peroksida.[SRIPSI]. Depok: FK UI

    Oliveira et al., 2009. Dalam. Anonim. 2012a. Tinjauan Pustaka Tanin ,

    http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20

    Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3 [19 Oktober 2013, pukul 15:01 wib].

    Pazmino-Duran, EA, Giusti MM, Wrolstad RE, Gloria MB. A. 2001. Anthocyanins

    from Banana Bracts (Musa X paradisiaca) a s Potential Food Colorant, Food

    Chemistry 73 : 321-332.

    Rajalakshmi, D dan S. Narasimhan. (1985). Food Antioxidants: Sources and Methodsof Evaluation dalam D.L. Madhavi: Food Antioxidant, Technological,

    Toxilogical and Health Perspectives. Marcel Dekker Inc., Hongkong: 76-77.

    Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya DalamSistem Biologis, Jurnal Belian, Vol. 9, No. 2 : 196-202.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/61538/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=3http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24745/4/Chapter%20II.pdf
  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    37/39

    33

    Rohdiana, D.(2001). Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun Teh,

    Majalah Jurnal Indonesia 12, (1), 53-58.

    Rusmianto. 2007. Penambahan Isolat Protein Kedelai Pada Pembuatan Dendeng

    Jantung Pisang Batu (Musa brachycarpa Back), Skripsi. Institut Pertanian

    Bogor.

    Samsu, H, Farid, Masruroh, Luluk,. 2008. Perancangan Dan Pembuatan OtomatisasiPada Alat Pengeringan Sale Pisang Berbasis Mikrokontroler Renesa

    R8C/13, Jurnal Neutrini. Vol.1 No, 1

    Sastrohamidjojo, Hardjono. 1995. Sintesis Bahan Alam, Gadjah Mada University

    Press : Yogyakarta.

    Satuhu, S., Ahmad Supriyadi. 2004. Budi daya, Pengolahan dan Prospek PasarPisang. Penebar Swadaya,Jakarta.

    Simmonds, N. W. 1959. Bananas,John Willey and Sons Inc. New York. 466p.\

    Suhartono, E., Fujiati, Aflanie, I. (2002). Oxygen toxicity by radiation and effect of

    glutamic piruvat transamine (GPT) activity rat plasma after vitamine C

    treatmen, Diajukan pada Internatinal seminar on Environmental Chemistry

    and Toxicology, Yogyakarta.Sukandar, Dede et al,. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Bahan Alam, Pusat

    Laboratorium Terpadu (PLT) : UIN Jakarta.

    Sunarni,T., (2005). Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa

    kecambah Dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae, Jurnal Farmasi Indonesia

    2 (2), 2001, 53-61.

    Sunaryono, Hendro. 2003. Pengenalan Jenis Tanaman Buah-Buahan dan Bercocok

    Tanam Buah-Buahan Penting di Indonesia. Bandung : Sinar Baru

    Algensindo

    http://macro.lsu.edu/howto/solvents/Polarity%20index.htm diakses pada tanggal 19

    Oktober 2013 pikul 21.35

    Wattimena, M, Mulyani, Bintoro, S.V.P.Kualitas Bakso Berbahan Dasar Daging

    Ayam Dan Jantung Pisang Dengan Bahan Pengikat Tepung Sagu, Jurnal

    Aplikasi Teknologi Pangan. Vol.2 No. 1 : 36-39.White, P.J. and Y. Xing. (1954). Antioxidants from Cereals and Legumes dalam

    Foreidoon Shahidi : Natural Antioxidants, Chemistry, Health Effect andApplications. AOCS Press, Champaign, Illinois: 25-63.

    Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedya Pustaka Utama.

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    38/39

    - 34 -

    LAMPIRAN

    Pelarut DPPH menggunakan methanol dan absorbansinya 0,497 pada panjang gelombang

    517 nm

    Tabel 1 Data absorbansi uji antioksidan pada ekstrak kloroform

    Ekstrak kloroform

    konsentrasi (ppm) absorbansi 1 absorbansi 2 absorbansi

    rata-rata

    % inhibisi

    100 0,207 0,217 0,212 57,3

    50 0,244 0,268 0,251 49,5

    25 0,258 0,266 0,262 47,3

    12,5 0,265 0,279 0,272 45,8

    6,25 0,277 0,289 0,283 43,13,175 0,277 0,291 0,284 42,8

    Grafik 1 Standard konsentrasi ekstrak terhadap % indihibisi uji antiokdsidan

    IC50ekstrak kloroform

    y = 0,142x + 42,96

    50 = 0,142x + 42,96

    0,142x = 5042,96 = 7,04

    x = 49,57 ppm

    y = 0,142x + 42,96

    R = 0,978

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    3 34 62 93

    %Inhibisi

    Konsentrasi (ppm)

    Ekstrak kloroform

    Ekstrak Kloroform

    Linear (Ekstrak Kloroform)

  • 7/25/2019 Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jantung Pisang Batu-libre (2)

    39/39

    DPPH yang digunakan menggukanan pelarut etanol dengan absorbansi 0,241 yang diukur

    pada panjang gelombang 517 nm

    Tabel 2 Data absorbansi Uji Antioksidan ekstrak etil asetat

    Ekstrak Etil Asetatkonsentrasi (ppm) absorbansi 1 absorbansi 2 absorbansi

    rata-rata

    %

    inhibisi

    100 0,086 0,092 0,089 63,1

    50 0,096 0,122 0,109 54,7

    25 0,107 0,117 0,112 49,1

    12,5 0,106 0,148 0,127 47,3

    6,25 0,119 0,149 0,134 44,4

    3,175 0,127 0,152 0,139 42,5

    Grafik 2 Standard konsentrasi ekstrak etil aseta terhadap % indihibisi uji antiokdsidan

    IC50ekstrak etil asetat

    y = 0,202x + 43,57

    50 = 0,202x + 43,57

    0,202x = 5043,57 = 6,43

    x = 31,83 ppm

    y = 0,202x + 43,57

    R = 0,977

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    3 10 17 24 31 38 45 52 59 66 73 80 87 94

    % Inhibisi

    Konsenrasi (ppm)

    Ekstrak Etil Asetat

    Ekstrak Etil Asetat

    Linear (Ekstrak Etil Asetat)