uji efektivitas ekstrak etanol daun sirih (piper betle linn) terhadap mastitis subklinis“

7/24/2019 UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP MASTITIS SUBKLINIS“

http://slidepdf.com/reader/full/uji-efektivitas-ekstrak-etanol-daun-sirih-piper-betle-linn-terhadap-mastitis 1/27

“UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH ( Piper betle Linn)

TERHADAP MASTITIS SUBKLINIS“

(Efficacy of Piper betle Linn Towa! S"#c$inica$ Ma%&i&i%)

Di%"%"n o$'

F'i An!iyan&o ( *+**,-,+A )

TEORI ,

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

-.*,



ABSTRAK

Kandungan minyak atsiri daun sirih ( Piper betle Linn) dilaporkan mempunyai

daya antibakteri. Pada penelitian ini ekstrak daun sirih diuji efektivitasnya sebagai

antibakteri terhadap mastitis subklinis. Secara in vitro ekstrak daun sirih diuji

efektivitasnya sebagai antibakteri dengan metode difusi kertas cakram pada 4

konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu !"# $!# %$&! dan '&$! dengan bakteri uji

yang diisolasi dari susu sapi penderita mastitis subklinis yaitu Streptococcus

agalactiae, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. asil uji in vitro

menunjukkan bah*a ekstrak daun sirih mempunyai efektivitas sebagai antibakteri

terhadap ketiga bakteri uji tersebut. +fektivitas ekstrak daun sirih secara in vivo

dilakukan dengan cara pencelupan,dipping puting dari ambing sapi penderita mastitis

subklinis. Parameter yang diamati berupa jumlah total mikroba dalam susu sebelum

dan setelah perlakuan. asil uji menunjukkan bah*a ekstrak daun sirih efektif

menurunkan jumlah kuman dalam susu sapi penderita mastitis subklinis.

Ka&a K"nci -aun Sirih& ntibakteri& In Vitro, Invivo& /astitis/



BAB *

PENDAHULUAN

A/ . LATAR BELAKAN0 MASALAH

/astitis atau radang ambing merupakan salah satu penyakit yang sangat

merugikan peternak sapi perah& karena meyebabkan penurunan produksi susu

(S012353& %67!). Kasus mastitis pada sapi perah sangat tinggi terutama kasus

mastitis subklinis (/SK). Pada /SK perlu dilakukan pemeriksaan khusus terhadap

susu karena kejadian mastitis subklinis ini banyak tidak diketahui oleh para peternak.

ampir suatu kemutlakan bah*a dalam pengobatan radang ambing selalu

memerlukan obat8obatan antimikrobial terutama antibiotika. Pemakaian antibiotika

untuk pengobatan mastitis dapat mengakibatkan terjadinya residu antibiotika pada

susu yang berakibat langsung timbulnya alergi pada konsumen dan terjadinya

resistensi kuman. /erupakan kenyataan didalam praktek bah*a kontrol terhadap

pelarangan penjualan air susu yang mengandung residu antibiotika sulit sekali

dilakukan. Kemungkinan adanya residu antibiotika dalam susu sangat besar&

mengingat antibiotika akan tetap berada dalam susu sampai dengan hari kelima

setelah pengobatan terakhir. Kenyataannya peternak sapi perah biasanya sudah

menjual susu dalam *aktu 47 jam setelah pengobatan terakhir kepada Koperasi 0nit

-esa (K0-)& 9ndustri Pengolahan Susu (9PS). ntibiotika tahan terhadap pemanasan

di ba*ah titik didih susu. :adi bila dikonsumsi dalam bentuk pasteurisasi maka

antibiotik tersebut masih berada di dalam susu (S012353& %67!).



Penggunaan produk alami pada pangan menjadi salah satu tuntutan konsumen

pada saat ini. Perlu kiranya dilakukan seleksi dan karakterisasi senya*a8senya*a

antimikroba alami yang berasal dari bahan8bahan yang umum digunakan.Penggunaan

antimikroba alami perlu ditingkatkan untuk menggantikan bahan sintesis pada produk

pangan. 1egitupun pengobatan terhadap mastitis diperlukan obat alternatif alami

sebagai pengganti antibiotika& salah satu pilihan obat alami diantaranya adalah daun

sirih (Piper bitle Linn).

Sirih sudah dikenal sejak lama di 9ndonesia& namun penelitian mengenai

budidaya& pasca panen& maupun pemanfaatannya belum banyak dilakukan (-2;9S&

%66%). ampir semua bagian tanaman sirih dapat digunakan sebagai obat& tetapi yang

paling banyak digunakan adalah daunnya. Pemakaian sirih sebagai obat untuk

menyembuhkan berbagai jenis penyakit sudah meluas namun masih bersifat

tradisional. /enurut S3+-91<3 (%66%) daun sirih banyak digunakan untuk

pengobatan beberapa penyakit maupun pera*atan kecantikan. -aun sirih digunakan

sebagai obat kumur& saria*an& asma& batuk& encok& hidung berdarah& kepala pusing&

radang selaput lendir mata& batuk kering& mulut berbau dan radang tenggorokan.

-aun sirih merupakan salah satu dari %= jenis tumbuhan yang memiliki aktivitas

antibakteri paling tinggi (S0;3-3 et al.& %66%). 3leh karena itu tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas daun sirih sebagai antibakteri

untuk pengobatan mastitis secara in vitro dan in vivo.



B/ PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah

Pertama& pakah karakteristik simplisia daun Sirih dapat diidentifikasi >

Kedua& pakah kandungan golongan senya*a kimia yang terdapat dalam daun Sirih>

Ketiga& pakah ekstrak etanol daun Sirih mempunyai aktivitas sebagai antibakteri

terhadap Streptococcus agalactiae, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus

epidermidis>

1/ TUJUAN PENELITIAN

5ujuan dari penelitian ini adalah#

Pertama untuk mengetahui karakteristik simplisia daun sirih.

kedua untuk mengetahui kandungan golongan senya*a kimia yang terdapat dalam

daun sirih.

Ketiga untuk mengetahui ekstrak etanol daun Sirih mempunyai aktivitas sebagai

antibakteri terhadap Streptococcus agalactiae, Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus epidermidis.

D/ MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu

pengetahuan dalam bidang obat tradisional& dengan menambah data klinis khususnya

yang berkhasiat sebagai antibakteri dari daun sirih ( piper betle L.) terhadap /astitis

Subklinis.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A/ Tana2an Da"n Sii

-/*/ Da"n Sii 3 Piper betle L.

merupakan salah satu tanaman obat potensial yang diketahui secara empiris

memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit& di samping juga

memiliki nilai spritual yang tinggi. Sirih merah termasuk dalam satu elemen penting

yang harus disediakan dalam setiap upacara adat& khususnya di <ogyakarta.

5anaman ini termasuk di dalam famili Piperaceae dengan penampakan daun yang

ber*arna merah keperakkan dan mengkilap saat kena cahaya. Pada tahun %66"8an

sirih merah difungsikan sebagai tanaman hias oleh para hobis& karena

penampilannya yang menarik. Permukaan daunnya merah keperakan dan mengkilap.

Pada tahuntahun terakhir ini ramai dibicarakan dan dimanfaatkan sebagai tanaman

obat. -ari beberapa pengalaman& diketahui sirih merah memiliki khasiat obat untuk

beberapa penyakit (2obinson& 5.& %66%&).

-/*/*/ K$a%ifi4a%i I$2ia



Klasifikasi ilmiah atau taksonomi dari daun sirih adalah sebagai berikut

Kingdom Plantae

-ivision /agnoliophyta

?lass /agnoliopsida

3rdo Piperales

@amily Piperaceae

Aenus Piper Gambar 1 : Daun sirih

Species P. 1etle

-/*/-/ 0a2#aan U2"2

Sirih merupakan tanaman menjalar dan merambat pada batang pokok di

sekelilingnya dengan daunnya yang memiliki bentuk pipih seperti gambar hati&

tangkainya agak panjang& tepi daun rata& ujung daun meruncing& pangkal daun

berlekuk& tulang daun menyirip& dan daging daun yang tipis. Permukaan daunnya

ber*arna hijau dan licin& sedangkan batang pohonnya ber*arna hijau tembelek atau

hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut8kerut. Sirih hidup

subur dengan ditanam di atas tanah gembur yang tidak terlalu lembab dan

memerlukan cuaca tropika dengan air yang mencukupi. Sirih merupakan tumbuhan

obat yang sangat besar manfaatnya. -alam farmakologi ?ina& sirih dikenal sebagai

tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. -i 9ndia& daun sirih memegang



peranan penting dalam kebudayaan pada masyarakat indu. Semua upacara

tradisional menggunakan daun sirih sebagai komponen dalam upacara tersebut. -aun

sirih juga sering digunakan dalam upacara. adat perka*inan di pulau :a*a. -alam

beberapa cara adat lain& daun sirih sering dihidangkan untuk menyambut para tamu.

-aun sirih juga dikunyah oleh sebagian masyarakat& bahkan masyarakat Bietnam

mengatakan bah*a Cdaun sirih menga*ali percakapanC yang mengacu pada kegiatan

mengunyah daun sirih

-/*/, J'ni%5 J'ni% Da"n Sii

1erdasarkan bentuk daun& rasa& dan aromanya& sirih dibedakan menjadi beberapa

jenis yaitu

D Da"n %ii 6awa

-aun sirih ja*a ber*arna hijau tua dan rasanya tidak begitu tajam. -aun sirih

ini merupakan jenis yang sering digunakan masyarakat untuk menyirih.

Aambar $ -aun sirih :a*a

-/*/7 Na2a A%in8 !an Na2a Da'a



-isebabkan manfaatnya yang besar bagi kesehatan& sirih tidak saja dikenal di

ka*asan sia& tetapi juga di +ropa& frika& dan merika. al ini tentunya memba*a

konsekuensi logis terhadap nama sirih itu sendiri& yakni masing8masing *ilayah

menyebut sirih sesuai dengan bahasanya. /isalnya

D rab tamul atau tanbul

D ?ina ju jiang& tu *ei teng& *ei Ee& *ei ye& dafeng teng

D 9nggris betel& betel pepper& betel vire

D @rancis betel& poivrief betel

D :erman betelpfeffer& betel8pfeffe

D Aujarat paan& tanbolaa

D 9ndia pan

D Kanada eleballi& panu& vileyadele

D /alaysia bakik serasa

D /arathi pan, vidyache pan

D epal naagavallii



1angsa 9ndonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki

tradisi& budaya& dan bahasa yang berbeda sehingga istilah untuk menyebut sirih pun

bermacam8macam seperti

D Sumatera ranub, blo, sereh, purokawo, belo, ibun, cambai, sireh, suruh, serasa,

D :a*a sedah, suruh, seureuh, sere

D usa tenggara base, sedah, nahi, kuta, mota, taa, mokeh, malu

D Kalimantan uwit, buyu, sirih, uduh sifat, uruisepa

D Sula*esi gapura, ganjang, baulu, buya, bolu, komba, lalama, sangi, dondili

D /aluku mota, aniani, papek, raunge, nien, rambika, kamu, kakina, bido, garmo,

D Papua afo, nai wadok, mirtan, freedor, dedami, mera, wangi, manaw, reman

-/-/ 9a&5:a& ;an8 T'!a<a& Pa!a Da"n Sii

-aun sirih mengandung flavonoid& alkaloid senya*a polifenolat& tanin dan

minyak atsiri. (Sude*o& 1.& $""F&) . Senya*a8senya*a di atas di ketahui memiliki

sifat antibakteri.

-/-/* F$a=onoi!/

Senya*a flvonoid adalah senya*a polifenol yang mempunyai %! atom

karbon. Aolongan flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senya*a ?'8?=8?'.

Kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus ?' (cincin benen tersubstitusi)

disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon. (2obinson %66!)



-/-/- Sa<onin

Saponin adalah senya*a aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa

jika dikocok dengan air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan

hemolisis sel darah merah& dalam larutan yang sangat encer saponin sangat beracun

untuk ikan& karena itu tumbuhanyang mengandung saponin sering digunakan sebagai

racun ikan. (2obinson %66!)

-/-/, Tanin

5anin adalah suatu senya*a turunan fenol& mempunyai rasa sepat& dan

mempunyai kemampuan menyamak kulit (/anitto %66$)

5anin 5anin merupakan alat pertahanan bagi tumbuhan& membantu mengusir

he*an pemangsa tumbuhan& mempunyai aktivitas antioksidan& menghambat

pertumbuhan tumor dan mendenaturasi protein. 5anin larut dalam air tetapi tidak larut

dalampelarut organic nonpolar (2obinson %66!).

-/, K'8"naan !an Manfaa&

5anaman sirih merah berkhasiat mengurangi sekresi pada liang vagina&

keputihan akut& ketombe& gatal8gatal pada kulit& sekaligus sebagaii pembersih muka

dan berkhasiat membasmi aneka penyakit& seperti diabetes mellitus& luka yang sulit

sembuh & kanker payu dara dan rahim& leokimia& 51?& radang pada lever& lemah

syah*at& ambeyen& jantung koroner& darah tinggi& asam urat& radang tenggoorokan&

saria*an& dan batuk. (Sude*o $""!).



B/ SIMPLISIA

*/ P'n8'&ian Si2<$i%iaSimplisia adalah bahan alami yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain&

simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa

simplisia nabati& he*ani& dan simplisia pelika atau meniral (Auna*an G

/ulyani $""4).

*/*/ Si2<$i%ia na#a&i/Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa

tanaman utuh& bagian tanaman atau eksudat tanaman (Auna*an G /ulyani

$""4).

*/-/ Si2<$i%ia 'wani/Simplisia he*ani adalah simplisia yang berupa

he*an utuh& bagian he*an yang dihasilkan oleh he*an yang masih berupa Eat

kimia murni (Auna*an G /ulyani $""4).

*/,/ Si2<$i%ia <'$i4a a&a" 2in'a$/Simplisia pelika atau mineral

adalah simplisia yang berupa bahan pelika atau mineral yang belum diolah atau

telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa Eat kimia murni

(Auna*an G /ulyani $""4).

-/ P'n8"2<"$an Si2<$i%ia

Simplisia yang digunakan adalah simplisia nabati dan yang digunakan

adalah seluruh bagian herba.Pemanenan dan pengumpulan herba pada

umumnya ketika herba berbunga. Pengumpulan herba dilakukan sebaiknya

pada saat cuaca kering& bila suasana basah akan menurunkan mutu dan

*arnanya akan hilang serta berubah selama pengeringan (-epkes 29 %67!).

,/ P'n8'in8an



Pengeringan simplisia ditujukan untuk mengurangi kadar air agar

menjamin penyimpanan dan mencegah pertumbuhan jamur serta mencegah

terjadinya proses ata reaksi enEimatik yang dapat menurunkan mutu&

pengeringan dapat dilakukan baik secara langsung di ba*ah sinar matahari

dan pengeringan secara tidak langsung (-epkes 29 %67!).

1/ PEN;ARIAN

*/ P'n8'&ian P'nyaian

Penyarian merupakan peristi*a perpindahan massa Eat aktif yang

semua berada dalam sel& ditarik oleh cairan penyari sebagai Eat aktif larut

dalam cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila

permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas.

Pemilihan pelarut harus mempertimbangkan banyak factor.Larutan penyari

yang baik harus memenuhi kriteria yaitu mudah diperoleh& stabil secara kimia&

bereaksi netral& tidak mudah menguap& murah& tidak mudah terbakar& selektif

hanya menarik Eat berkhasiat yang dikehendaki& tidak mempengaruhi Eat

berkhasiat (-epkes 29 %67!).



-/ P'$a"&

Penggunaan bahan pelarut untuk ekstraksi harus disesuaikan dengan

kelarutan dari kandungan bahan simplisia.Pelarut tersebut harus mampu

mendesak masuk ke dalam simplisia& membrane sel simplisia yang mongering

dan mengkerut harus diubah kondisinya sehingga memungkinkan bahan

pelarut ka bahan (Boigt %664).Stabilitas Eat aktif tumbuhan adalah sifat yang

penting untuk memperoleh sediaan obat yang tepat& oleh karenanya banyak

Eat aktif tumbuhan yang larut dalam air atau alcohol karena kepolarannya

(Boigt %664).Pelarut8pelarut yang biasa digunakan antara lain etanol& methanol& eter&

kloroform& alcohol dan etil asetat.+kstraksi tergantung dari tekstur dan

kandungan bahan dalam tumbuhan.kandungan senya*a dalam tumbuhan

memiliki kelarutan yang bebrbeda8beda dalam pelarut yang berbeda.+kstraksi

biasanya dilakukan secara bertahap dimulai dengan pelarut yang non polar

(kloroform atau n8heksan)& semipolar (etilasetat atau dietil eter)& dan pelarut

polar (metanol atau etanol) (@arah $""7). Polaritas beberapa macam pelarut

disajikan dalam tabel berikut Ta#'$ -/ In!'4% <o$ai&a% #'#'a<a 6'ni% <'$a"& &'%'#"& !ia&a%

P'$a"&In!'4% Po$ai&a%

n8heksan (?'%4) "

5oulen (?F7) $&4-ietil eter (?4%"3) $&7

-iklormetan (?$?l$) =&%

1utanol (?463) =&6

Kloroform (??l=) 4&%+til asetat (?$!?33?=) 4&4

seton (?=?3?=) !&%



/ethanol (?=3) !&%

+tanol (?$!3) !&$

setonitril (?=?) !&7sam asetat (?=?33) '&$

ir ($3) 6&"

(;atson $""6).

,/ E4%&a4%i

+kstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi Eat

aktif dari simplisia nabati atau he*ani menggunakan pelarut yang sesuai&

kemudian semua atau hamper semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang

ditetapkan. Pembuatan ekstrak dimaksudkan agar Eat berkhasiat yang ada di

dalam simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar yang tinggi

dan ini memudahkan Eat berkhasiat untuk diatur dosisnya. Sediaan ekstrak

dapat distandarisaikan Eat berkhasiatnya& sedangkan kadar Eat berkhasiat

dalam simplisia dalam simplisia sukar dan beragam (-epkes 29 %6F6).

7/ Ma%'a%i

Pembuatan ekstrak dalam penelitian ini menggunakan metode

maserasi& maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. 1ahan

simplisia yang dihaluskan sesuai syarat farmakope (umumnya dipotong H

potong atau berupa serbuk kasar)& disatukan dengan bahan pegekstraksi.

Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung dan cahaya langsung

(mencegah reaksi yang di katalisis cahaya atau perubahan *arna) dan dikocok

kembali.*aktu lamanya maserasi berbeda H beda masing H masing farmakope

mencantumkan 4 H %" hari. /enurut pengalaman& ! hari pada suhu %! H $" o?



telah memadai untuk memungkinkan berlangsungnya proses yang menjadi

dasar dari cara ini. Persyaratannya adalah bah*a rendaman tadi harus dikocok

berulang H ulang (kurang lebih = kali sehari) maka akan didapat

keseimbangan konsentrasi bahan ekstraktif yang lebih cepat di dalam cairan.

Keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan

aktif (Boigt %664).

asil maserasi atau rendaman disaring dan sisanya diperas (kain

pemeras). ?airan maserasi dan cairan yang diperoleh dari pemerasan

dijadikan satu (dicampur) kemudian diatur sampai mencapai kadar dan jumlah

yang diinginkan dengan cairan hasil pencucian sisa perasan mengguanakan

bahan pengekstraksi. Proses pencucian tersebut dilakukan untuk memperoleh

sisa kandungan bahan ekstraktif dan juga untuk menyeimbangkan kembali

kehilangan akibat penguapan yang terjadi pada saat penyaringan dan

pengepresan. asil ekstraksi disimpan dalam kondisi dingin selama beberapa

hari kemudian cairan dituang dan disaring (Boigt %664).



D/ MASTITIS SUBKLINIS

/astitis didefinisikan sebagai peradangan pada jaringan internal kelenjar

ambing. Penyakit ini umum terjadi pada peternakan sapi perah di seluruh dunia

(-uval %66F). Peradangan dapat terjadi pada satu kelenjar atau lebih dan mudah

dikenali apabila pada kelenjar susu menampakkan gejala peradangan yang jelas.

Kelenjar ambing membengkak& oedematus berisi cairan eksudat disertai tanda8tanda

peradangan lainnya& seperti # suhu meningkat& kemerahan& rasa sakit dan penurunan

fungsi. kan tetapi seringkali sulit untuk mengetahui kapan terjadinya suatu

peradangan& sehingga diagnosis terhadap mastitis sering dilakukan melalui pengujian

pada produksi susunya& misalnya dengan melakukan penghitungan jumlah sel

somatik (:SS) dalam susu (1ramley %66%).

/astitis subklinis merupakan mastitis yang paling umum terjadi& yaitu kira8

kira %! H 4" kali lebih banyak dibandingkan dengan mastitis klinis (urley dan /orin

$"""). Sebagian besar kejadian mastitis di 9ndonesia merupakan mastitis subklinis

(;iba*an et al. %66!). Pada mastitis subklinis terjadi peningkatan jumlah sel radang&

adanya mikroorganisme patogen dan terjadi perubahan kimia susu (Sudar*anto

%66=). -iagnosis mastitis subklinis dapat dilakukan dengan melakukan penghitungan

jumlah sel somatik (:SS) dalam susu (1ramley %66%)& tapi jumlah sel somatik pada

susu dapat meningkat seiring dengan bertambahnya umur sapi (-uirs and /acmillan

%6F6).



E/ HIPOTESIS

1erdasarkan perumusan masalah di atas& maka dibuat hipotesis sebagai berikut

Pertama& Simplisia daun sirih dapat diidentifikasi dan mempunyai karakteristik

tertentu.

Kedua& Kandungan golongan senya*a kimia yang terdapat dalam daun sirih adalah

alkaloid& flavonoid& glikosida& tanin& saponin& dan steroid,triterpenoid.

Ketiga& +kstrak etanol daun sirih mempunyai aktivitas antibakteri terhadap

Streptococcus agalactiae, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis



BAB III

METODE PELAKSANAAN

A/ Po<"$a%i !an Sa2<'$

Populasi dalam penelitian ini adalah daun sirih ( Piper betle Linn) yang

berasal dari tanaman sirih yang ditanam di -esa Sidomulyo& Kecamatan

Karangdo*o& Kabupaten Klaten& :a*a 5engah pada %" ovember $"%=.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih ( Piper betle

Linn) yang diperoleh dari tanaman sirih yang sehat& daun panjang8pipih& berpelepah

panjang& yang diambil secara acak sebanyak %&! kg dari -esa Sidomulyo& Kecamatan

Karangdo*o& Kabupaten klaten& :a*a 5engah.

B/ Vaia#'$ P'n'$i&ian

*/ I!'n&ifi4a%i =aia#'$ "&a2a

Bariabel utama dalam penelitian ini adalah fraksi ekstrak etanol daun sirih

terhadap sapi penderita mastitis sub klinis. Bariabel utama yang kedua adalah dosis

asetat ekstrak etanol daun sirih. Bariabel utama yang ketiga adalah sapi penderita

mastitis sub klinis.

-/ K$a%ifi4a%i =aia#'$ "&a2a



Vaia#'$ "&a2a yang telah diidentifikasi terlebih dahulu dapat

diklasifikasikan ke dalam macam variabel yaitu variabel bebas& variabel moderator&

variabel tergantung& dan variabel terkendali.

Vaia#'$ #'#a% yang dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel yang

sengaja diubah8ubah untuk dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung.

Bariabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis asetat ekstrak etanol daun

sirih.

Vaia#'$ &'4'n!a$i merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

tergantung&sehingga perlu dinetralisir atau ditetapkan kualifikasinya agar hasil yang

didapatkan tidak tersebar dan dapat diulang oleh peneliti yang lain secara tepat.

Bariabel terkendali dalam penelitian ini adalah metode fraksinasi herba meniran&

kondisi pengukur atau peneliti& laboratorium& dan kondisi fisik he*an uji yang

meliputi berat badan& usia& jenis kelamin& galur& dan lingkungan tempat tinggal.

,/ D'fini%i o<'a%iona$ =aia#'$ "&a2a

Bariabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi ekstrak etanol daun sirih.

-imana dibagi dalam tiga variasi ekstrak etanol daun sirih yang berbeda.

Bariabel terkendali adalah variabel yang dianggap berpengaruh selain variabel

bebas. Bariabel terkendali dalam penelitian ini adalah metode fraksinasi daun sirih&

kondisi pengukur atau peneliti& laboratorium& dan kondisi fisik he*an uji yang

meliputi berat badan& usia& jenis kelamin& galur& dan lingkungan tempat tinggal.



1/ Baan !an A$a&

a/ A$a& yan8 !i8"na4an

lat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat untuk membuat

simplisia antara lain oven dengan suhu rendah dan konstan& mesin penggiling&

blender& dan ayakan. Kemudian alat untuk mengukur susut pengering adalah moisture

balance ohaus. lat untuk membuat ekstrak etanolik herba meniran yaitu bejana

maserasi& kain flanel& timbangan elektrik& bekker glas& vakum rotaevaporator tipe

heildoph.

lat untuk uji farmakologis.lat yang digunakan terdiri dari pinset&gunting

steril&spuit injeksi&jarum suntik&tabung penampung darah&sentrifuge&tabung

sentrifuge& tabung sentrifuge mikro&mikro pipet&spektrofotometer dan alat8alat gelas.

b. Baan yan8 !i8"na4an

1ahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih ( Piper

betle Linn) yang diambil dari kec Karangdo*o& Klaten :a*a tengah.

1ahan kimia yang digunakan untuk identifikasi kandungan kimia simplisia

adalah etanol 6!& @e?l= !&serbuk magnesium&?l dan a?l yang diperoleh dari



laboratorium Klinik 0niversitas Setia 1udi.Pelarut yang digunakan untuk pembuatan

ekstrak adalah aIuades& etanol F"& dan metanol.

c/ H'wan <'co#aan

-iperlukan ' ekor sapi perah penderita mastitis subklinis untuk = konsentrasi

ekstrak yang dipakai ($ ekor,konsentrasi ekstrak).

-ipping dilakukan setiap kali sehabis pemerahan dan parameter yang diamati

adalah jumlah bakteri dalam susu sebelum dan setelah dipping yaitu hari ke8"& F& %4

dan $%. Sebagai pembanding digunakan antiseptik 1iocide.

D/ Ja$annya <'n'$i&ian

a/ P'2#"a&an '4%&a4 !a"n %ii ( Piper betle Linn)



-aun sirih yang telah dikeringkan dan dibuat serbuk& diekstraksi secara

maserasi dengan menggunakan etanol dan metanol. Sebanyak %"" g simplisia

dimaserasi dalam %""" ml etanol dan metanol pro analisis (66&7) dan didiamkan

selama $4 jam. @iltrat yang diperoleh disaring dan kemudian dipekatkan dengan

rotavapor hingga diperoleh ekstrak kental.

#/ I%o$a%i !an i!'n&ifi4a%i #a4&'i <'ny'#a# 2a%&i&i% %"#4$ini%

Sampel susu dikoleksi dari sapi penderita mastitis subklinis yang ada di :a*a

5engah untuk isolasi dan identifikasi bakteri. Sapi penderita mastitis subklinis

dideteksi dengan menggunakan metode ?/5 (?alifornia /astitis 5est) atau 9P1%

(S0-2;53& %666).

c/ U6i !aya an&i#a4&'i '4%&a4 !a"n %ii &'a!a< #'#'a<a #a4&'i <'ny'#a#

2a%&i&i% %'caa in vitro

+kstrak pekat daun sirih diencerkan dengan a?l fisiologis steril hingga

diperoleh konsentrasi ekstrak !"# $!# %$&! dan '&$!. +kstrak daun sirih diuji daya

hambatnya terhadap bakteri penyebab mastitis dengan metode cakram. Kertas cakram

direndam dalam ekstrak daun sirih pada berbagai konsentrasi kemudian diletakkan

diatas permukaan media agar /ueller inton yang telah diinokulasi dengan bakteri



uji dan diinkubasikan selama $4 jam pada temperatur =FJ?. -iameter daerah hambat

bakteri yang terbentuk di sekitar kertas cakram diukur dengan mistar.

!/ U6i 'f'4&i=i&a% '4%&a4 !a"n %ii <a!a %a<i <'a <'n!'i&a 2a%&i&i% %"#4$ini%

%'caa in vivo

Pengujian efektvitas ekstrak daun sirih secara in vivo pada sapi penderita

mastitis subklinis dilakukan dengan cara melakukan dipping puting sapi ke dalam

ekstrak daun sirih. 0ntuk dipping diperlukan ' ekor sapi perah penderita mastitis

subklinis untuk = konsentrasi ekstrak yang dipakai ($ ekor,konsentrasi ekstrak).

-ipping dilakukan setiap kali sehabis pemerahan dan parameter yang diamati adalah

jumlah bakteri dalam susu sebelum dan setelah dipping yaitu hari ke8"& F& %4 dan $%.

Sebagai pembanding digunakan antiseptik 1iocide.

'/ Ana$i% !a&a



nalisa data dalam penelitian ini menggunakan SPSS. -ata hasil pengamatan

yang diperoleh pada 0ji efektifitas ekstrak etanol daun sirih ( Piper betle Linn)

dianalisis secara statistic menggunakan kolmogorov8smirnov. pabila hasil yang

diperoleh terdistribusi normal& maka dilanjutkan dengan analisa 3B satu jalan&

apabila ada perbedaan dilanjutkan dengan uji t8LS-.

DAFTAR PUSTAKA



2953A& P.:. $""=. Kasus mastitis subklinis pada kambing perah di P5 5aurus

-airy @arm Sukabumi menggunakan pereaksi 9P18% dan metode breed. Skripsi.

@akultas Kedokteran e*an 9P1. 1ogor

10?KL+& K..& 2.. +-;2-S& A.. @L++5 dan /. ;3353. 9lmu Pangan.

098Press& :akarta.

+BS& P..& ;.S. 13;+2S dan +.:. @0K. %674. !. "gric. #ood $hem. =% %$!4.

-2;9S. %66%. Potensi Sirih ( Piper betle Linn) Sebagai 5anaman 3bat. ;arta

5umbuhan 9ndonesia. %(%) 6H%%.

-;9-:3S+P0523. - %667. -asar8dasar mikrobiologi. -jambatan :akarta.

+<+& K. %67F. 5umbuhan berguna 9ndonesia. :ilid 999. 1adan Penelitian dan

Pengembangan

Kehutanan& :akarta.

:+& :.:. %6F". +conomic Losses 2esulting from /astitis 2evie*. !. %airy

Sci. != %%!%H%%'%.

K3/L& 9. $""=. Pengaruh ekstrak daun sirih ( Piper betle Linn) terhadap bakteri

penyebab

mastitis. Skripsi. @akultas Kedokteran e*an 9P1. 1ogor.Philpot& ;.. and ?.

ickerson.

$""". ;inning the fight against /astitis. ;estfalia Surge 9nc. 0S.

SS523/9:3:3& .S. %6'!. 3bat sli 9ndonesia. -ian 2akyat& ?etakan 999.

:akarta.



S3+-91<3& /. %66%. /anfaat Sirih dalam Pera*atan Kesehatan dan Kecantikan.

;arta 5umbuhan 9ndonesia. %(%) %%H%$.

S3+12353. %67!. 9lmu Penyakit 5ernak 9. Aajah /ada 0niversity Press&

<ogyakarta.

S3+;3-3& S.& S9-9K& S0/-9LA 2.S. dan 2./.

S3+L2K3. %66%. ktivitas ntibakteri -aun Sirih ( Piper bitle Linn). 5erhadap

1akteri

Ainggivitis dan 1akteri Pembentuk Plak, Karies Aigi (Streptococcus mutans).

;arta 5umbuhan 3bat.%(%) %H4.

S0-2;53& /.1.& %666. 0saha Peningkatan Produksi Susu /elalui Program

Pengendalian mastitis Subklinis. @akultas Kedokteran e*an 9nstitut Pertanian

1ogor

uji efektivitas ekstrak etanol daun sirih (piper betle linn) terhadap mastitis subklinis“

Documents