percobaan 1 metode fitokimia-dewi

Upload: dewi-el-deza

Post on 09-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    1/24

    LAPORAN

    PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

    (AKKC 364)

    PERCOBAAN I

    METODE FITOKIMIA

    Dosen:

    Dra. Leny, M.Si

    Dra. Rilia Iriani, M.Si

    Asisten Praktikum:

    Mika Ariani

    Novia Fitri Fadhilah

    Disusun Oleh:

    Dewi Artika

    A1C311038

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    BANJARMASIN

    MARET 2014

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    2/24

    PERCOBAAN I

    Judul : Metode Fitokimia

    Tujuan : 1. Untuk dapat mengidentifikasi awal tumbuh-tumbuhan yang

    mengandung senyawa kimia aktif.

    2. Untuk mengetahui pereaksi spesifik yang digunakan dan cara

    pembuatannya.

    Hari/ Tanggal : Rabu/ 12 Maret 2014

    Tempat : Laboratorium KimiaPMIPA FKIP Unlam Banjarmasin

    I. DASAR TEORITumbuh-tumbuhan adalah penghasil berbagai jenis senyawa metabolit

    sekunder. Kelompok metabolit ini tidak memiliki kaitan langsung dengan kebutuhan

    tumbuh-tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, tetapi memiliki

    fungsi ekologis, seperti menangkal serangan organisme lain atau sebagai penarik

    serangga untuk penyerbukan. Kelompok senyawa metabolit sekunder itu adalah

    alkaloid, triterpen, steroid, flavonoid, saponin, dan senyawa fenolik. Keberadaan

    alkaloid, triterpen, steroid, flavonoid, saponin, dan senyawa fenolik dapat dideteksi

    di dalam tumbuh-tumbuhan.

    Senyawa Metabolit Pada Tumbuhan

    Alkaloid

    Alkaloid adalah kelompok besar senyawa organik alami dalam hampir

    semua jenis organisme seperti tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi dan rendah, binatang,

    serangga, mikroorganisme dan organisme laut. Berbagai efek farmakologi yang

    ditimbulkannya seperti anti-kanker, anti-inflamasi dan anti-mikroba, juga dapat

    ditimbulkan oleh alkaloid.

    Alkaloid berarti mirip alkali. Setelah ekstraksi, alkaloid bebas dapat

    diperoleh dengan pengolahan lanjutan dengan basa dalam air.

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    3/24

    Beberapa contoh alkaloid asal usulnya dan efek farmakologinya, dapat

    dilihat pada gambar 1 dan 2.

    10

    5

    1

    4

    2

    3

    8

    7

    9

    6

    13

    14

    12

    11 17

    16

    15

    18

    N22

    20

    CH323

    CH321

    CH319

    H

    H

    H

    H

    (conanin)

    Morfin (analgesik)

    NH

    Piporilin

    NH

    Piperidin

    Isokuinolin

    N

    Kuinolin

    N

    Indol

    N

    H

    Gambar 2, beberapa alkaloid dengan jenis cincin heterosiklik yang merupakan

    bagian dari struktur molekul

    HO

    O

    NCH3H

    HO

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    4/24

    Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun

    dari tumbuh-tumbuhan. Senyawa alkaloid dapat dipandang sebagai hasil

    metabolisme dari tumbuh-tumbuhan atau dapat berguna sebagai cadangan bagi

    biosintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan ialah sebagai pelindung dari

    serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon.

    Alkaloid adalah senyawa turunan asam amino dan dibagi berdasarkan

    kerangka asam amino yang menyusunnya. Alkaloid tidak selalu dihasilkan dari asam

    amino namun kadang juga oleh pemasukan senyawa amonia atau transaminasi ke

    dalam kerangka suatu senyawa. Alkaloid dianggap turunan asam amino

    diindikasikan dengan terdapatnya atom nitrogen di dalam kerangka suatu senyawa.

    Dikarenakan atom nitrogen merupakan electron donor (kelebihan 1 pasang electron)

    maka ini akan bersifat basa atau alkali. Sehingga senyawa-senyawa golongan ini

    disebut alkaloid.

    Alkaloid memiliki kemampuan berkombinasi dengan golongan C2, C5 dan

    C9 sehingga akan menghasilkan berbagai macam senyawa dengan gugus

    farmakoforik (gugus yang berinteraksi dengan reseptor obat). Berbagai gugus baruini akan menghasilkan berbagai aktivitas farmakologik. Sifat basa dari alkaloid yang

    cukup moderat menyebabkan alkaloid mampu menembus barier biologis sehingga

    sangat mungkin mencapai reseptor secara maksimal. Posisi nitrogen yang bervariasi

    memberikan range pH tertentu yang mempermudah cara isolasi. Dari aspek teknologi

    farmasetika senyawa larut air mempermudah formulasinya untuk dibuat bentuk

    sediaan dan lebih terjamin homogenitas kadarnya

    Adapun salah satu contoh alkaloid dapat dilihat pada Gambar 3.

    HO

    O

    NCH3H

    HO morfin (analgesik)

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    5/24

    Gambar 3, contoh alkaloid asal-usulnya dan efek farmokologi

    Alkaloid bersifat basa, di alam berada sebagai garam dengan asam-asam

    organik. Adanya sifat basa ini mempermudah memisahkan ekstrak total alkaloid dari

    komponen lainnya. Demikian juga, adanya nitrogen dalam alkaloid cenderung

    membentuk senyawa-senyawa kompleks dengan ion-ion logam berat yang tidak larut

    dalam air. Sifat ini dimanfaatkan dalam merancang cara uji yang cepat dalam

    mendeteksi alkaloid dalam suatu ekstrak. Pereaksi tetes yang lazim digunakan untuk

    maksud tersebut adalah pereaksi Dragendorff dan Meyer.

    Steroid

    Steroid merupakan komponen pembentuk membran tanaman. Yang

    termasuk golongan steroid di antaranya senyawa-senyawa sterol, sapogenin, dan

    hormon. Struktur senyawa ini pada dasarnya mempunyai cincin

    siklopentaperhidrofenantren.

    Triterpen dan saponin tersebar hanya dalam kelompok tumbuh-tumbuhantertentu. Karena keterbatasan penyebarannya, dapat dijadikan sebagai marker

    taxonomi tumbuh-tumbuhan. Misalnya cimigenol (Cimicifuga dahurica), diosgenin

    (Dioscorea hypoglauca), glycyrrhizin (Glycyrrhiza uralensis) adalah senyawa

    bioaktif. Cimigenol telah dibuktikan mampu menurunkan kadar kolesterol dari cairan

    empedu dan glycyrrhizin memperlihatkan berbagai efek farmakologi seperti

    antinflamasi, antiviral dan antikanker. Strkutur dari cimigenol, diosgenin dan

    glycyrrhizin dapat dilihat pada gambar 4.

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    6/24

    H3C

    H

    CH3H3CH3C

    H3C

    OH

    O

    H3C

    O

    O CH3

    O

    OH

    OH

    O OH

    O

    OHOH

    OH

    O OH

    Glycyrrhinin

    HO

    HO

    O

    HO OH

    OH

    CH3HCH3

    HO

    CH3HH3C

    Cimigenol

    H

    HH3C

    HO

    H

    H

    CH3

    O

    H3C OCH3

    H

    Diogenin

    Gambar 4. struktur senyawa bioaktif

    Triterpen

    Triterpen adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan

    isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon yaitu skualena yang

    strukturnya berupa siklik kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat

    Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang kurang empat golongan senyawa

    antara lain triterpen sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Senyawa

    triterpen ini berfungsi sebagai pelindung untuk menolak serangga dan serangan

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    7/24

    mikroba (Harbone. 1987). Triterpena tertentu terkenal karena rasanya terutama

    karena kepahitannya. Contohnya limonin, suatu senyawa pahit yang larut dalam

    lemak dan terdapat dalam buah jeruk. Citrus, senyawa termasuk dalam deret

    triterpena penta siklik yang rasanya pahit serta dikenal sebagai limonoid dan

    kuasinoid (Waterman dan Grundon, 1983). Kelompok triterpena pahit lainnya adalah

    kukurbitasin, yang terdapat terbatas hanya dalam biji berbagai Cucurbitaceae,

    meskipun dapat juga dideteksi pada suku lain termasuk Cruciferae (Curtis dan

    Meade, 1971).

    Adapun struktur beberapa triterpenoid antara lain :

    Saponin

    Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam

    lebih dari 90 suku tumbuhan (Tsehesche dan Wulff, 1973). Saponin merupakan

    senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksiberdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Dari

    segi ekonomi saponin penting juga karena kadang-kadang menimbulkan keracunan

    pada ternak (misalnya saponin alfalfa, Medicago sativa) atau karena rasanya yang

    manis (misalnya glisirizin dari akar manis, Glycyrrhiza glabra). Pola glikosida

    saponin kadang-kadang rumit, banyak saponin yang mempunyai satuan gula sampai

    lima dan komponen umum adalah asam glukuronat.

    OH

    Kolesterol

    Skualena

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    8/24

    Saponin tersebar hanya dalam kelompok tanaman tertentu. Karena

    keterbatasan penyebarannya, dapat dijadikan marker taksonomi tumbuhan. Misalnya

    cimigenol (Cimicuga dehurica), diosgenin (Dioscorea hypoglauca), glychimizin

    (Glychimiza uralensis) adalah senyawa boiaktif. Cimigenol telah dibuktikan mampu

    menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, diogenin meningkatkan

    eksresi kolesterol dari cairan empedu dan glychimizin memperlihatkan berbagai efek

    farmakologi seperti anti-inflamasi, antiviral dan antikanker.

    Flavonoid

    Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk

    flavon yang terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula, dan semuanya

    mempunyai sejumlah sifat yang sama. Dikenal sekitar 10 kelas flavonoid.

    Flavonoid terutama berupa senyawa larut dalam air. Mereka dapat diekstrak dengan

    etanol 70 % dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak dikocok dengan eter

    minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila

    ditambah basa atau amonia. Falvonoid mengandung sistem aromatik yang

    terkonjugasi, flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh tetapibeberapa kelas labih tersebar dari pada yang lainnya. Dalam tumbuhan flavonoid

    terdapat dalam bentuk campuran.

    II. ALAT DAN BAHAN2.1 Alat yang digunakan

    1) Neraca analitik 1 buah2) Lumpang dan alu 1 buah3) Tabung reaksi 6 buah4) Rak tabung 1 buah5) Penjepit tabung 1 buah6) Gelas ukur 10 mL 1 buah7) Pipet tetes 1 buah8) Corong biasa 1 buah

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    9/24

    9) Hot plate 1 buah10)Cawan porselin 1 buah11)Batang pengaduk 1 buah12)Spatula 1 buah13)Kaca arloji 1buah

    2.2 Bahan yang digunakan

    1) Kloroform2) Amoniak 25%3) H2SO45%4) Pereaksi Meyer5) Bubuk Mg6) Etanol7) Eter8) HCl pekat9) Na2SO4 anhidrus10)Sampel (daun kacang panjang (Vigna sinensis) dan batang tanaman sri

    rezeki (Diaffenbachia)).

    III. PROSEDUR KERJA3.1 Identifikasi Alkaloid

    3.1.1 Ekstraksi Alkaloid

    1) Memotong-motong 4 g daun kacang panjang segar menjadi potongankecil dan menggerus bersama-sama dengan 10 mL kloroform.

    2) Menambahkan kloroform-amonia dan menambahkan sekitar 1 mL asamsulfat 5% ke dalam hasil gerusan tersebut, mengocok dan membiarkan

    kedua lapisan memisah.

    3) Mengambil lapisan air (ekstrak alkaloid total) dan menempatkan ke dalam2 tabung reaksi.

    3.1.2 Uji Alkaloid

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    10/24

    1) Meneteskan 1-2 tetes pereaksi Meyer ke dalam salah satu ekstrak alkaloiddalam air. Apabila ekstrak tersebut mengandung alkaloid akan terjadi

    endapan putih atau kuning muda. Endapan yang sangat banyak dapat

    dinyatakan sebagai (+++), jumlah endapan sedang sebagai (++) dan

    sedikit endapan (+).

    3.2 Identifikasi Triterpan, Steroid, dan Saponin

    3.2.1 Ekstraksi Triterpan dan Steroid

    1) Menggerus sekitar 5 gram daun kacang panjang dengan lumpang alu2) Mendidihkan hasil gerusan dalam labu Erlenmeyer dengan 15 mL etanol

    di atas penangas air selama 10 menit.

    3) Menyaring larutan etanol panas dengan kertas saring biasa ke dalamcawan porselin dan melanjutkan dengan penguapan etanol di atas

    penangas air, sehingga diperoleh ekstraksi yang kering.

    4) Menambahkan kloroform ke dalam ekstrak kering tersebut, mengaduk,dan memisahkan ekstrak yang larut dalam eter ke dalam tabung reaksi .

    3.2.2 Uji Busa dengan Metode Simes

    1) Memasukkan bagian yang tidak larut dalam eter dari pekerjaan (3.2.1.)ke dalam tabung reaksi

    2) Menambahkan 5 mL air ke dalamnya,3) Mengocok kuat-kuat dan membiarkan busa yang terbentuk.

    3.3 Uji Flavanoid

    3.3.1 Dengan Pereaksi Shinoda

    1) Mengekstrak 0,5 gram daun kacang panjang dengan 5 mL etanol panasselama 5 menit di dalam tabung reaksi.

    2) Menyaring hasil ekstrak dan pada filtrat menambahkan 3 tetes HCl pekat,lalu menambahkan 0,1 gram bubuk Mg.

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    11/24

    N.B : Melakukan kembali semua langkah diatas dengan sampel batang

    tanaman sri rezeki.

    IV. HASIL PENGAMATANNo. Perlakuan Hasil Pengamatan

    A

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    Identifikasi Alkaloid

    a.Ekstraksi Al kaloidMemotong kecil dan menggerus

    4 g daun bersama 10 mL

    kloroform

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiMenambahkan 10 mL

    kloroform-amonia, mengaduk.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiMenyaring ke dalam tabung

    reaksi.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezeki

    Ekstrak kloroform-amonia + 1

    mL H2SO45%, mengocok.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiMendiamkan

    - Daun kacang panjang

    - Batang tanaman sri rezeki

    - Hasil gerusan berwarna hijau tua- Hasil gerusan berwarna hijau

    - Tetap berwarna hijau tua- Tetap berwarna hijau

    - Ekstrak kloroform-amonia- Ekstrak kloroform-amonia (hijau

    cerah

    - Bercampur- Hijau muda

    - Lapisan atas: bening; lapisanbawah: hijau tua.

    - Lapisan atas: bening; lapisan

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    12/24

    6. Mengambil lapisan air (ekstrak

    alkaloid), menempatkan ke

    dalam 2 tabung reaksi.

    - Daun kacang panjang

    bawah: hijau muda.

    - Lapisan air (ekstrak alkaloid)

    No. Perlakuan Hasil Pengamatan

    1.

    2.

    - Batang tanaman sri rezeki

    b.Uji alkaloidTabung 1: Lapisan air + 2 tetes

    pereaksi Meyer, mendiamkan.

    - Daun kacang panjang

    - Batang tanaman sri rezekiTabung 2: Lapisan air

    (ekstrak alkaloid).

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezeki

    - Lapisan air (ekstrak alkaloid)

    - Campuran keruh, positifmengandung alkaloid (++).

    - Larutan bening, negatifmengandung alkaloid

    - Bening- Bening

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    13/24

    B.

    1.

    2.

    3.

    Identifikasi Triterpen, Steroid,

    dan Saponin

    a. Ekstraksi Saponin

    Menggerus 5 g daun/batang.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiHasil gerusan +15 mL etanol,

    memanaskan selama 10 menit di

    atas penangas air.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiMenyaring larutan etanol panas

    dengan kertas saring ke dalam

    cawan porselin.

    - Hasil gerusan hijau tua- Hasil gerusan hijau

    - Lapisan atas: hijau; Lapisanbawah: ampas gerusan

    - Lapisan atas: hijau muda;Lapisan bawah: ampas gerusan

    No. Perlakuan Hasil Pengamatan

    4.

    5.

    6.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiMenguapkan etanol di atas

    penangas air.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiEkstrak kering + 3 mL

    kloroform, mengaduk.- Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiMemisahkan ekstrak yang larut

    dalam kloroform ke dalam

    tabung reaksi.

    - Daun kacang panjang

    - Filtrat berwarna hijau (ekstrak)- Filtrat berwarna hijau muda

    - Ekstrak kering- Ekstrak kering

    - Berwarna hijau lunut- Berwarna hijau

    - Terpisah

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    14/24

    - Batang tanaman sri rezeki - Terpisah

    1.

    2.

    b. Uj i Busa dengan M etode

    Simes

    Ekstrak yang tidak larut dalam

    kloroform + 5 mL air,

    mengocok kuat-kuat dan

    membiarkan busa yang

    terbentuk.

    - Daun kacang panjang

    - Batang tanaman sri rezekiMengukur busa yang

    terbentuk.

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezeki

    - Busa yang terbentuk tidakpermanen.

    - Busa yang terbetuk permanen

    - (-) mengandung saponin

    - 1 cm, (+) mengandung saponin

    No. Perlakuan Hasil PengamatanC.

    1.

    2.

    3.

    Uju Flavonoid

    Dengan pereaksi Shinoda

    0,5 g daun/batang diekstrak

    dengan 5 mL etanol

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiMemanaskan selama 5 menit di

    dalam tabung reaksi.

    - Daun kacang panjang

    - Batang tanaman sri rezeki

    Menyaring

    - Daun kacang panjang

    - Ekstrak berwarna hijau- Ekstrak berwarna hijau muda

    - Lapisan atas: filtrat (hijau);Lapisan bawah: ampas

    - Lapisan atas: filtrat (hijau muda)Lapisan bawah: ampas

    - Residu: ampas

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    15/24

    4.

    5.

    - Batang tanaman sri rezeki

    Filtrat + 3 tetes HCl pekat

    - Daun kacang panjang- Batang tanaman sri rezekiFiltrat + 3 tetes HCl pekat + 0,1

    g bubuk Mg

    - Daun kacang panjang

    - Batang tanaman sri rezeki

    Filtrat: Berwarna hijau

    - Residu: ampasFiltrat: Berwarna hijau muda

    - Hijau kecoklatan- Tetap hijau

    - Jingga kecoklatan (+)mengandung Flavonoid

    - Tetap hijau (-) mengandungFlavonoid

    V. ANALISIS DATA5.1 Identifikasi Alkaloid

    Uji Al kaloid

    Pada percobaan ini, untuk pengujian alkaloid digunakan sampel daun

    kacang panjang dan batang tanaman sri rezeki. Sampel yang digunakan digerus

    dengan menggunakan kloroform, kemudian ditambahkan lagi kloroform-

    amoniak sehingga diperoleh ekstrak dengan kloroform-amonia. Penambahan

    kloroform-amonia ini bertujuan untuk mengubah alkaloid yang terdapat dalam

    tanaman menjadi basa bebas dengan penambahan amonia. Kemudian ekstrak

    kloroform-amonia ditambahkan asam sulfat 5% yang bertujuan untuk

    melarutkan alkaloid sebagai garam. Penambahan tersebut dilakukan agar

    suasana larutan bersifat asam, sebab alkaloid biasanya diekstraksi dari tumbuhan

    sebagai basa dalam kondisi asam lemah. Adanya kandungan alkaloid dalam

    sampel dapat diidentifikasi karena pada saat direaksikan dengan berbagai reaksi

    akan menghasilkan 2 lapisan, dimana lapisan atas merupakan lapisan air bahwa

    senyawa ini tidak dapat bercampur disebabkan perbedaan kepolaran

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    16/24

    Masing-masing ekstrak dari sampel yang digunakan direaksikan dengan

    pereaksi Meyer. Pereaksi Meyer berfungsi mengendapkan alkaloid sehingga

    dapat diketahui ada tidaknya kandungan alkaloid dalam sampel. Adanya

    kandungan alkaloid dalam sampel ditandai dengan terbentuknya endapan putih

    atau kuning muda.

    Berdasarkan dari hasil pengamatan yang diperoleh daun kacang panjang

    mengandung alkaloid (++) sedangkan daun batang tanaman sri rezeki tidak

    mengandung alkaloid. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya endapan yang

    dibuktikan dengan berubahnya ekstrak daun kacang panjang menjadi keruh.

    Sedangkan pada ekstrak batang tanaman sri rezeki tetap bening.

    Alkaloid sesungguhnya diturunkan secara biosintesis dari asam amino

    dan biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Kegunaan

    alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat

    tumbuhan dan pengatur kerja hormon.

    Secara kimia, alkaloid begitu heterogen dan begitu banyak sehingga

    mereka tidak dapat diidentifikasi dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan

    kromatografi tunggal. Pada umumnya sukar mengidentifikasinya dari suatu

    tumbuhan baru tanpa mengetahui kira-kira jenis alkaloid apa yang terkandung

    didalamnya. Akibat adanya sifat-sifat alkaloid yang bervariasi, cara umum untuk

    memisahkan alkaloid dari tumbuhan mungkin tidak berhasil mendeteksi

    senyawa alkaloid yang khas.

    5.2 Identifikasi Triterpen, Steroid dan Saponin

    Uj i Saponin

    Sampel yang digunakan untuk uji saponin sama dengan sampel yang

    digunakan pada uji alkaloid. Sampel yang digunakan digerus, kemudian hasil

    gerusan ditambahkan etanol dan memanaskannya dalam penangas air.

    Penggunaan etanol dan dilakukannya pemanasan dimaksudkan untuk

    mempercepat prosedur ekstraksi dan penyaringan bertujuan untuk memisahkan

    ekstrak tanaman dari bagian padatnya (ampas). Proses penguapan dapat

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    17/24

    membantu agar pelarut etanol cepat menguap sehingga yang tertinggal ekstrak

    yang kering. Lalu ekstrak kering ditambahkan dengan laritan kloroform.

    Penggunaan kloroform ini karena sebagian besar senyawa saponin merupakan

    senyawa nonpolar oleh karena itu digunakan kloroform untuk memisahkan

    senyawa tersebut dari komponen tumbuhan yang polar. Dengan menguapnya

    etanol maka pada pengujian senyawa etanol tidak ikut teridentifikasi.

    Selanjutnya ekstrak yang tidak larut dalam kloroform dilakukan uji busa

    dengan metode Simes, uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan

    saponin pada sampel (tanaman). Pada uji simes ini, ekstrak yang tidak larut tadi

    ditambahkan dengan air lalu mengocoknya agar terbentuk busa. Saponin

    merupakan glikosida yang membentuk busa dalam air, senyawa aktif permukaan

    yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok oleh sebab itu untuk mengetahui

    adanya saponin dalam tanaman digunakan metode simes.

    Dari hasil percobaan yang dilakukan, pada sampel daun kacang panjang

    menunjukkan hasil yang negatif mengandung senyawa saponin karena busa yang

    terbentuk tidak permanen. Sedangkan pada sampel batang tanaman sri rezeki

    menunjukkan hasil yang positif mengandung senyawa saponin, hal inidibuktikan dengan terbentuknya busa yang permanen, busa yang terbentuk yaitu

    kurang lebih 1 cm (+).

    5.3Uji FlavonoidDengan Pereaksi Shinoda

    Pada percobaan ini, sampel yang digunakan sama dengan uji alkaloid dan

    saponin. Sampel digerus bersama dengan etanol, lalu dipanaskan dalam

    penangas air. Penggunaan etanol dan dilakukannya pemanasan dimaksudkan

    untuk mempercepat prosedur ekstraksi. Kemudian dilakukan penyaringan

    dengan tujuan untuk memisahkan ekstrak tanaman dari bagian padatnya

    (ampas). Filtrat yang diperoleh ditambahkan larutan HCl pekat agar memberikan

    suasana asam pada filtrat. Lalu serbuk Mg ditambahkan sebagai indikator warna

    pada larutan.

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    18/24

    Berdasarkan hasil percobaan, sampel yang menunjukkan hasil positif

    mengandung senyawa flavanoid yaitu daun kacang panjang yang dibuktikan

    dengan dihasilkannya larutan berwarna jingga kecoklatan. Sedangkan batang

    tanaman sri rezeki menunjukkan hasil negatif mengandung senyawa flavonoid,

    karena larutan tetap berwarna hijau/warna awal.

    Adanya flavanoid dalam jaringan tumbuhan dinyatakan dengan adanya

    warna larutan yang berubah menjadi merah, merah muda atau orange. Warna ini

    merupakan warna yang diserap oleh tumbuhan dan dipancarkan ketika ada

    pelarut tertentu yang ditambahkan. Jika ditambahkan pereaksi shinoda, sampel

    yang mengandung flavanoid berubah warna menjadi merah, merah muda atau

    orange.

    Flavanoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi oleh karena

    itu menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum UV dan spektrum

    tampak. Flavanoid terdapat pada tumbuhan berpembuluh sebagai campuran,

    karena jarang sekali ditemui dalam flavanoid tunggal pada jaringan tumbuhan.

    Selain itu, flavanoid banyak terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi dan

    tumbuhan yang merupakan zat warna seperti warna merah,ungu atau biru.

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    19/24

    VI. KESIMPULANKesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini, yaitu:

    1. Metode fitokimia dapat digunakan untuk mengetahui kandungan senyawaaktif dalam tumbuhan.

    2. Sampel daun kacang panjang yang diuji dengan pereaksi Meyer,diidentifikasi positif mengandung senyawa alkaloid, sedangkan batang

    tanaman sri rezeki negatif mengandung senyawa alkaloid.

    3. Sampel daun kacang panjang yang diuji dengan metode Simes,diidentifikasi negatif mengandung senyawa saponin, sedangkan batang

    tanaman sri rezeki positif mengandung senyawa saponin.

    4. Sampel daun kacang panjang yang diuji dengan pereaksi Shinoda,diidentifikasi mengandung senyawa flavonoid, sedangkan batang tanaman

    sri rezeki negatif mengandung senyawa flavonoid.

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    20/24

    DAFTAR PUSTAKA

    Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: PMIPAUGM.

    Fessenden dan Fessenden. 1989.Kimia Organik II. Jakarta: Erlangga.

    Robinson, Trevor. 1995.Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.

    Syahmani dan Rilia Iriani. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Banjarmasin:

    FKIP Unlam.

    Abdurahman, Maman. Tatang Hidayat, Ace. 2000. Analisis Fitokimia Tumbuhan di

    Kawasan Gunung Simpang sebagai Penelaahan Keanekaragaman Hayati.

    http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/06/laporan_akhir_diks_g

    unung_simpang_-_rustaman.pdf.(diakses pada 15 Maret 2014).

    http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/06/laporan_akhir_diks_gunung_simpang_-_rustaman.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/06/laporan_akhir_diks_gunung_simpang_-_rustaman.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/06/laporan_akhir_diks_gunung_simpang_-_rustaman.pdfhttp://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/06/laporan_akhir_diks_gunung_simpang_-_rustaman.pdf
  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    21/24

    LAMPIRAN I

    Jawaban Pertanyaan

    1. Yang dimaksud dengan skiring fitokimia adalah suatu metode yang digunakanuntuk mengidentifikasi senyawa-senyawa alkaloid, steroid, triterpenoid,

    saponin dan flavanoid.

    2. Ciri-ciri tumbuhan yang mengandung :a. Alkaloid

    Tumbuhan tingkat tinggi

    memiliki batang, buah, daun, akar sejati (contoh : kelapa)

    tumbuhan tingkat rendah (contoh : rumput-rumputan)

    b. SteroidTumbuhan yang memiliki klorofil.

    c. TriterpenoidTumbuhan Kayu Keras.

    d. SaponinTumbuhan yang memiliki lender.

    e. FlavanoidTumbuhan yang memiliki struktur berbagai kayu.

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    22/24

    LAMPIRAN

    FOTO

    PADA DAUN

    Ket gambar :

    Kertas berlabel etanol itu merupakan pencampuran pada pengujian 3.1(Ekstraksi Triterpen dan Steroid) pada daun serta gambar A merupakan

    penguapan etanol hingga diperoleh ekstrak kering

    Kertas berlabel kloroform merupakan pengujian 2.1 (ekstraksi Alkaloid)

    Ket Gambar uji alkaloid :

    Kertas berlabel tabung 1 merupakan lapisan air (ekstrak alkaloid total) Kertas berlabel tabung 2 merupakan lapisan air (ekstrak alkaloid total dengan

    penambahan 1-2 tetes pereaksi mayer)

    Gambar A

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    23/24

    Gambar uji flavonoid pada daun

    PADA BATANG

    Ket gambar :

    Kertas berlabel etanol itu merupakan pencampuran pada pengujian 3.1(Ekstraksi Triterpen dan Steroid) pada daun serta gambar A merupakan

    penguapan etanol hingga diperoleh ekstrak kering

    Kertas berlabel kloroform merupakan pengujian 2.1 (ekstraksi Alkaloid)

  • 7/22/2019 Percobaan 1 Metode Fitokimia-Dewi

    24/24

    Ket Gambar uji alkaloid :

    Kertas berlabel tabung 1 merupakan lapisan air (ekstrak alkaloid total)

    Kertas berlabel tabung 2 merupakan lapisan air (ekstrak alkaloid total denganpenambahan 1-2 tetes pereaksi mayer)

    Gambar Uji Flavonoid pada batang