14 bab 5 pengetahuan dasar dinamika struktur (2)

Upload: febriansyah-nurdin

Post on 20-Feb-2018

258 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    1/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    71

    C H A P T E R 0 5

    5.1 Pendahuluan

    Dalam bab ini, hanya akan dibahas secara singkat mengenai dinamika struktur sebagai dasar

    dalam perencanaan sebuah struktur tahan gempa. Untuk membantu dalam pemahaman mengenai

    analisis dinamik, dalam bab ini sengaja hanya ditampilkan dalam bentuk resume dari beberapa bahan

    bacaan dan referensi yang penulis sajikan secara singkat. Untuk pemahaman yang lebih detail dan

    mendalam mengenai analisis dinamik, maka dapat dipelajari secara lengkap dalam beberapa buku-

    buku referensi seperti yang tercantum dalam daftar pustaka.

    5.1.1 Analisis dan Beban Dinamik

    Pada analisis dinamik selain melibatkan dimensi gaya (force) dan panjang (length) yang

    digunakan dalam analisis statik, juga melibatkan dimensi waktu (time) dalam formulasi matematisnya.

    Sehingga komponen beban dinamik seperti magnitudo beban, arah dan posisi beban merupakan

    fungsi waktu. Karena komponen beban dinamik adalah fungsi waktu, maka respon struktur yang

    dihasilkan seperti tegangan, regangan, gaya dalam, displacementdan reaksi perletakan juga dalam

    bentuk fungsi waktu (Suhendro, 1992).

    Dalam analisis dinamik solusi yang ada untuk setiap kasus, tidak hanya berupa satu jawaban

    seperti dalam analisis statik tetapi, sebuah unique solution yang merupakan fungsi waktu, sehingga

    harus dipilih pengaruh yang dianggap paling kritis pada respon struktur yang dianalisis.

    Apabila ditinjau dari definisi terhadap karakteristik beban dinamiknya, analisis dinamik dapat

    dibagi menjadi dua yaitu :

    1. Analisis deterministik

    Adalah kondisi dimana beban dinamiknya dapat didefinisikan secara pasti, seperti pada

    beban getaran yang dihasilkan oleh mesin. Hasil dengan analisis ini akan memberikan

    jawaban berupa respon struktur yang cukup mendekati dengan kondisi yang sebenarnya.

    2. Analisis non deterministik

    Adalah kondisi kebalikan dari analisis deterministik atau beban dinamiknya tidak dapat

    didefinisikan secara pasti, sehingga perlu ditempuh dengan prosedur statistik untuk proses

    mendefinisikannya, seperti yang dijumpai pada beban akibat gempa bumi dan beban angin.

    Selain itu, hasil analisis yang dihasilkan berupa respon struktur dalam bentuk statistik dan

    probabilitas sehingga tidak terdefinisikan dengan baik.

    Dalam praktek kehidupan sehari-hari di lingkungan dunia teknik sipil khususnya, beban dinamik

    dapat dijumpai dalam bentuk beban getaran akibat mesin, gempa bumi, angin, ledakan bom (impuls),

    gelombang laut, getaran akibat pemancangan tiang pancang, lalu lintas kendaraan dan lain

    sebagainya

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    2/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    72

    C H A P T E R 0 5

    )(tP

    Gambar 5.1 Beban dinamik akibat mesin

    Pada gambar di atas terlihat sebuah struktur yang mengalami beban dinamik akibat mesin.

    Komponen horisontal dari gaya dinamik akibat putaran mesin (unbalanced machinery) yang

    ditimbulkan oleh massa m yang berputar dengan eksentrisitas e (Suhendro, 1992), dapat

    diekspresikan dalam bentuk fungsi harmonis sebagai berikut :

    P(t) = m . e . 2 . sin t (5.1)

    Dimana :

    m = massa yang berputar.

    e = eksentrisitas massa terhadap sumbu putarnya.

    = kecepatan sudut (radian/detik).

    Pembebanan dapat dinyatakan dalam fungsi sinus, cosinus ataupun kombinasi dari keduanya

    yang dikenal dengan beban harmonis. Frekuensi natural ( f ) adalah jumlah siklus getaran yang

    dilakukan oleh sistem dalam setiap detik dengan satuan Hertz (Hz). Sedangkan waktu getar alami ( T )

    adalah waktu yang diperlukan oleh sistem untuk melakukan satu siklus getaran dengan satuan detik.

    Hubungan antara, f , T dan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan :

    f =T

    1=

    2

    (5.2)

    Akibat gempa bumi, tanah dasar yang merupakan pijakan dari struktur akan bergetar dalam

    arah tiga dimensi, yang dapat diwakili oleh komponen arah utara-selatan (north-south), timur-barat

    (east-west) dan arah vertikal, secara tidak beraturan dalam waktu tertentu. Percepatan tanah akibat

    getaran ini, dikenal dengan nama ground acceleration. Akibat adanya getaran tanah tersebut,

    menyebabkan pondasi struktur ikut bergetar yang selanjutnya getaran ini menjalar ke struktur di

    atasnya dan seolah-olah menimbulkan beban dinamik arah vertikal dan horisontal yang terkosentrasi

    di setiap tingkat lantai struktur. Hal ini dikarenakan, pada level tersebut merupakan pusat massa, baik

    akibat beban mati ataupun beban hidup yang berada di atasnya. Beban dinamik yang dihasilkan oleh

    gempa bumi termasuk beban dinamik non periodik (non periodic loading), karena tidak terjadi

    pengulangan atas pola beban yang sama, dalam waktu kurun tertentu dan termasuk sebagai

    pembebanan dinamik yang cukup lengkap. Sedangkan, pada sebuah struktur yang mengalami

    ledakan bom misalnya, maka struktur tersebut akan mengalami beban dinamik dengan durasi

    pembebanan (t1) yang relatif lebih kecil dibandingkan periode getar dari struktur tersebut (T).Pembebanan dengan kondisi seperti itu, dikenal dengan beban impuls.

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    3/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    73

    C H A P T E R 0 5

    5.2 Derajat Kebebasan

    Dalam dinamika struktur, jumlah koordinat bebas (independent coordinates) diperlukan untuk

    menentukan susunan atau posisi pada setiap saat yang berhubungan dengan derajat kebebasan

    (degrees of freedom). Pada umumnya, struktur berkesinambungan (continous structure) mempunyai

    jumlah derajat kebebasan (number of degrees of freedom) yang tidak berhingga, sehingga perludilakukan proses idealisasi atau seleksi dalam bentuk sebuah model matematis yang dapat mereduksi

    jumlah derajat kebebasan tersebut menjadi jumlah derajat kebebasan diskrit. Derajat kebebasan

    sendiri dibedakan dalam dua kondisi yaitu, derajat kebebasan tunggal (single degrees of freedom)

    dan derajat kebebasan banyak (multi degrees of freedom).

    Secara umum dalam bab ini, akan dipelajari secara singkat mengenai prinsip-prinsip dasar dan

    pemodelan secara matematis dari derajat kebebasan sebuah struktur derajat kebebasan tunggal

    (single degrees of freedom) ataupun derajat kebebasan banyak (multi degrees of freedom).

    5.2.1 Derajat Kebebasan Tunggal

    Sistem derajat kebebasan tunggal dalam analisis dinamik adalah struktur yang dimodelisasikan

    sebagai sistem dengan perpindahan koordinat tunggal (single coordinates displacement). Secara

    matematis sistem derajat kebebasan tunggal dapat dimodelkan sebagai sebuah sistem seperti dalam

    Gambar 4.1 yang terdiri dari empat elemen utama (Paz, 1996), yaitu :

    1. Elemen massa m yang menyatakan massa dan sifat inersia dari struktur.

    2. Elemen pegas k yang menyatakan gaya balik elastis (elastic restoring force) dan kapasitas

    energi potensial (potential energy) dari struktur.

    3. Elemen redaman c yang menyatakan sifat geseran dan kehilangan gaya energi dari struktur.

    4. Elemen-elemen gaya pengaruh F(t) yang menyatakan gaya luar yang bekerja pada sistem

    struktur. Gaya-gaya F(t) ditulis sedemikian rupa untuk menyatakan fungsi waktu.

    mc

    k

    F(t)

    y

    Gambar 5.2 Model matematis untuk sistem derajat kebebasan tunggal

    Dengan mengambil model matematis seperti pada gambar di atas, maka dianggap bahwa

    setiap elemen dalam sistem menyatakan sifat yang khusus, yaitu massa m yang menyatakan sifat

    inersia (property of inersia) dan bukan elastisitas atau kehilangan energi. Kemudian pegas k yang

    menyatakan elastisitas bukan inersia atau kehilangan energi dan peredam c yang menyatakan

    kehilangan energi. Perlu diingat bahwa bentuk di atas adalah modelisasi secara matematis dari

    konsep idealisasi struktur yang sebenarnya dan tidak terdapat dalam bentuk fisik di lapangan. Dengan

    demikian model matematis dapat memberikan pengetahuan yang lengkap dan teliti dari sifat model itu

    sendiri sehingga dalam praktek, analisis model matematis dapat membantu dan memberikan

    gambaran terhadap sifat dinamik dari sistem fisik yang ada di lapangan.

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    4/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    74

    C H A P T E R 0 5

    Jumlah derajat kebebasan adalah sama dengan jumlah koordinat bebas yang diperlukan untuk

    menentukan posisinya. Sedangkan, diagram freebody dari keseimbangan dinamis menurut

    penggunaan prinsip d Alembert adalah diagram dengan sistem yang terpisah dengan bagian yang

    lainnya yang kemudian menggambarkan semua gaya luar yang bekerja termasuk inersia. Kekakuan

    atau konstanta pegas dari sistem linier adalah gaya yang diperlukan untuk membuat satuan unitperpindahan (Paz, 1996).

    Persamaan diferensial osilator sederhana tidak teredam dalam gerak bebas dinyatakan dalam

    bentuk :

    ym + ky = 0 (5.3)

    Solusi umum dari persamaan di atas adalah :

    y = A cost + A sint (5.4)

    Dimana A dan B adalah konstanta awal yang ditentukan dari kondisi awal (initial condition) :

    A = y0 (5.5)

    B =0 (5.6)

    Frekuensi alami tidak teredam () :

    =m

    k(5.7)

    Dimana :

    = frekuensi alami tidak teredam dalam rad/detik.

    k = kekakuan struktur.

    m = massa yang bekerja.

    Frekuensi alami (f) dalam siklus perdetik :

    f =

    2

    (5.8)

    Periode natural (T) :

    T =f

    1(5.9)

    Persamaan gerak dapat ditulis dalam beberapa bentuk :

    y = C sin (t +) (5.10)

    atau :

    y = C cos (t ) (5.11)

    Dimana :

    C =

    2

    020

    y (5.12)

    tan =

    0

    0y (5.13)

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    5/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    75

    C H A P T E R 0 5

    tan =0

    0

    y

    (5.14)

    Dimana :

    y0 = perpindahan awal. = kecepatan awal.

    Rasio redaman () :

    =rc

    c(5.15)

    Dimana :

    c = redaman.

    cr = redaman kritis.

    Redaman kritis (cr) :

    cr = 2m

    k(5.16)

    Frekuensi alami teredam (D) :

    D = 21 (5.17)

    Contoh 5.1 :

    Diketahui sebuah struktur kantiliver seperti tergambar dengan panjang (L) sebesar 12 meter.

    Apabila diberikan nilai E = 2.106 kg/cm2, inersia penampang (I) = 500 cm4 dan percepatan gravitasi (g)

    = 980 cm/det2. Hitunglah periode alami (T) dan frekuensi alami (f) pada struktur tersebut !

    5.3 Model matematis struktur kantiliver sistem derajat kebebasan tunggal

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    6/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    76

    C H A P T E R 0 5

    Penyelesaian :

    Kekakuan struktur (k) :

    k1 =3

    3

    L

    EI

    =3

    6

    1200500.10.2.3

    = 375 kg/cm

    k2 = 100 kg/cm

    Massa pada kantiliver (m) :

    m =g

    W

    = 0,1

    Karena nilai k1 dan k2 dihubungkan secara seri, maka k ekivalen diperoleh sebagai berikut :

    ekk

    1=

    1

    1

    k+

    2

    1

    k

    =375

    1+

    100

    1

    =37500

    475

    kek = 78,947 kg/cm

    frekuensi alami struktur () :

    = mkek

    =1,0

    ekk

    = 28,10

    Periode alami struktur (T) :

    T =2

    =10,28

    2

    = 0,22360 detik/siklus (sps)

    f =T

    1

    =2236,0

    1

    = 4,47225 siklus/detik (cps)

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    7/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    77

    C H A P T E R 0 5

    Contoh 5.2 :

    Sebuah sistem bergetar terdiri dari berat W = 10 lb, dan pegas kekakuan (k) = 20 lb/in, apabila

    dipengaruhi oleh redaman liat (viscous damped) sehingga dua amplitudo puncak berurutan adalah

    1,00 sampai 0,85 maka hitunglah frekuensi alami dari sistem tidak teredam, pengurangan logaritmik

    (logarithmic decrement), rasio redaman (damping ratio), koefisien redaman dan frekensi alamiteredam ?

    Penyelesaian :

    Frekuensi alami dari sistem tidak teredam dalam satuan radian/detik :

    =m

    k

    =lb

    ininlb

    10

    sec/386/20 2

    = 27,78 radian/detik

    Frekuensi alami dalam putaran/detik :

    f =

    2

    =278,27

    = 4,42 siklus/detik (sps)

    Pengurangan logaritmik () :

    = ln

    2

    1

    y

    y

    = ln85,0

    1

    = 0,163

    Rasio redaman mendekati harga yang sama dengan :

    2

    =2

    163,0= 0,026

    Koefisien redaman (c) :

    c = . cr

    = 2 . 0,026 .386

    2010

    = 0,037 lb.det / in

    Frekensi natural teredam (D) dari sistem :

    D = 21

    = 27,28 . 2026,01

    = 27,77 radian/detik

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    8/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    78

    C H A P T E R 0 5

    Contoh 5.3 :

    Diketahui sebuah struktur yang dimodelisasikan dalam sistem derajat kebebasan tunggal

    seperti tergambar di bawah ini. Apabila diketahui berat pada ujung atas struktur (w) = 25 ton, K = 20

    ton/cm, g = 980 cm/det2 dan amplitudo berturut turut dari hasil test lapangan sebesar 1,00 cm dan

    0,85 cm. Hitunglah frekuensi alami (f) dan periode alami struktur (T), damping ratio (), koefisienredaman (C) serta frekuensi alami teredam dari struktur (D) !

    m

    k

    V(t)

    C

    Gambar 5.4 Model matematis massa di atas untuk sistem derajat kebebasan tunggal

    Penyelesaian :

    Massa di ujung atas struktur (m) :

    m =

    g

    W

    =980

    25

    = 0,0255 ton.det2

    Frekuensi alami dari sistem tidak teredam dari sistem dalam satuan radian/detik :

    =m

    k

    =0255,0

    20

    = 28 radian/detik

    T =2

    =28

    2

    = 0,2244 detik

    f =2244,0

    1

    = 4,4560 siklus/detik (cps)

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    9/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    79

    C H A P T E R 0 5

    Damping ratio () :

    =).(.2 ni

    nii

    =

    85,0..2

    85,01

    = 0,028

    Koefisien redaman (C) :

    C = . ccr

    = . 2 . m .

    = 0,028 . 2 . 0,255 . 28

    = 0,040 ton.det/cm

    Frekuensi alami teredam dari struktur (D) :

    D = 2

    1

    = 28 . 2028,01

    = 27,989 radian/detik

    TD =D2

    =989,27

    2

    = 0,22449 detik

    5.2.2 Respon Akibat Beban Harmonis

    Derajat kebebasan tunggal dengan beban harmonis dapat dinyatakan dalam fungsi sinus,

    cosinus atau exponensial dan dapat diselesaikan secara matematis dengan tingkat kesulitan minimum

    untuk struktur teredam dan struktur tidak teredam (Paz,1996). Persamaan differensial gerak untuk

    sistem linier berderajat kebebasan tunggal adalah persamaan diferensial orde kedua dalam bentuk :

    ym +

    yc + ky = Fo sin t (5.18)

    Atau dapat ditulis dalam bentuk lain :

    y + 2

    y +2y =

    m

    F0 sin t (5.19)

    Dimana :

    = frekuensi gaya.

    = frekuensi alami tidak teredam.

    = rasio redaman.

    Solusi umum dari persamaan (6.18) didapat dari penjumlahan solusi komplementer (transient)

    dan solusi partikulir(steady state) dalam bentuk :

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    10/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    80

    C H A P T E R 0 5

    y = tBtAe DDt sincos +

    222

    0

    )2()1(

    )sin(

    rr

    tk

    F

    (5.20)

    Dimana A dan B merupakan konstanta integrasi.

    Rasio frekuensi (r) :

    r =

    (5.21)

    D = frekuensi alami teredam.

    Sudut fasa () :

    = tan-121

    2

    r

    r

    (5.22)

    Bagian transien dari solusi persamaan di atas, mengecil secara cepat menjadi nol sebab

    adanya faktor eksponensial negatif, sehingga yang tertinggal hanya keadaan tetap (steady state). Hal

    penting lainnya adalah kondisi resonansi r = 1/ untuk sistem teredam yang mengakibatkan

    amplitudo gerak menjadi besar sekali dan cenderung menjadi tidak berhingga untuk sistem tidak

    teredam. Respon struktur akibat gerakan penyokong atau pondasi didapat dalam besaran gerakan

    absolut dari massa atau gerakan negatif terhadap penyokong (support). Pada keadaan selanjutnya,

    persamaan yang dianggap mempunyai bentuk yang sederhana dan tepat adalah :

    um +

    uc + ku =Feff(t) (5.23)

    Feff(t) = )(tym s

    (5.24)

    u = y ys (5.25)

    Dimana :

    Feff(t) = gaya efektif.

    u = perpindahan relatif.

    Untuk pengaruh beban harmonis pada pondasi, solusi persamaan (5.23) dalam besaran gerak

    relatif sama dengan solusi persamaan (5.18) dan merupakan solusi kondisi gaya yang bekerja pada

    sebuah massa. Sedangkan redaman yang terjadi pada suatu sistem, dapat dievaluasi secara

    eksperimen dari amplitudo puncak maupun bentuk bandwith yang didapat dari hasil plot lengkung

    ampitudo frekuensi, apabila suatu sistem dipaksa bergerak harmonis. Dalam pembahasan mengenaiisolasi getaran terdapat dua masalah yang menyangkut hal tersebut yaitu, gerak relatif yang

    disalurkan dari pondasi ke struktur dan transmisibilitas gaya (force transmissibility) yaitu besar relatif

    dari gaya yang disalurkan dari struktur ke pondasi. Untuk kedua masalah tersebut, nilai transmisibilitas

    diberikan dalam bentuk persamaan :

    Tr =222

    2

    )2()1(

    )2(1

    rr

    r(5.26)

    Dimana :

    r = rasio frekuensi.

    = rasio redaman.

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    11/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    81

    C H A P T E R 0 5

    Contoh 5.4 :

    Diketahui sebuah struktur balok baja dengan perletakan sederhana (simple supported) di

    bebani dengan sebuah mesin yang di letakan di tengah balok dengan berat W = 3860 lb. Selanjutnya

    sebuah torak bergerak ke atas dan ke bawah pada mesin tersebut, sehingga menghasilkan getaran

    harmonis sebesar (F0) 7000 lb dan frekuensi sebesar 60 radian/detik. Apabila berat sendiri balokbaja tersebut diabaikan dan dianggap besarnya redaman yang terjadi sebesar 10% dari redaman

    kritis, E sebesar 30000 ksi, I sebesar 120 in4 dan nilai k = 105 lb/in, maka hitunglah amplitudo yang

    dihasilkan dari gerakan mesin, besarnya gaya yang tersalurkan ke perletakan, serta berapa besarnya

    sudut fasa yang dihasilkan?

    Gambar 5.5 Sistem balok dengan mesin

    Penyelesaian :

    Kondisi di atas dapat diselesai dengan cara, dimodelkan secara matematis seperti dalam

    gambar di bawah ini :

    Gambar 5.6 Pemodelan matematis dari sistem balok dengan mesin

    Osilator redaman pada gambar di atas digunakan sebagai model dari sistem :

    Frekuensi alami :

    =m

    k

    =3860

    386105

    = 100 rad/detik

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    12/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    82

    C H A P T E R 0 5

    Rasio redaman () = 10%

    Rasio frekuensi (r) :

    r =

    =10060

    = 0,6

    Lendutan (yst) statis dapat dihitung dengan persamaan :

    yst =k

    F0 (5.27)

    Dimana :

    F0 = getaran harmonis.

    k = kekakuan struktur.

    yst =k

    F0

    =510

    7000

    = 0,07 inchi

    Amplitudo dari gerak (Y) dapat dihitung dengan persamaan :

    Y =222 )2()1( rr

    yst (5.28)

    Dimana :

    Y = amplitudo dari gerak.

    yst = lendutan statis.

    r = rasio frekuensi.

    Y =222 )2()1( rr

    yst

    =222 )10,06,02()6,01(

    07,0

    = 0,1075 inchi

    Dengan satu sudut fasa () :

    = tan-121

    2

    r

    r

    = tan-126,01

    10,06,02

    = 10,6o

    Transmisibilitas :

    Tr = 0F

    AT= 222

    2

    )2()1(

    )2(1

    rr

    r

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    13/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    83

    C H A P T E R 0 5

    Tr =222

    2

    )2()1(

    )2(1

    rr

    r

    =222

    2

    )10,06,02()6,01(

    )10,06,02(1

    = 1,547

    Amplitudo yang disalurkan ke pondasi (AT) dapat dihitung dengan persamaan :

    AT = F0 . Tr (5.29)

    = 7000 . 1,574

    = 10,827 lb

    Sudut fasa () yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan :

    = tan-122

    3

    )2(1

    2

    rr

    r(5.30)

    = tan-122

    3

    )10,06,02(6,01

    )10,06,02(

    = 3,78o

    5.2.3 Sistem Derajat Kebebasan Banyak

    Sebelum membahas sistem derajat kebebasan banyak (multi degree of freedom) maka akan

    ditinjau struktur dengan dua derajat kebebasan (two degree of freedom). Pada gambar di bawah ini

    terlihat sebuah struktur dengan dua derajat kebebasan.

    )(1 tP )(2 tP

    1

    **

    1. ym 2**

    2. ym

    1 2

    )(1 ty )(2 ty

    Gambar 5.7 Contoh sistem dua derajat kebebasan

    Dari gambar tersebut dapat ditulis persamaan-persamaan dalam bentuk :

    2

    1

    y

    y=

    2221

    1211

    dd

    dd.

    2

    1

    0

    0

    m

    m.

    2

    **1

    **

    y

    y+

    2221

    1211

    dd

    dd.

    )(

    )(

    2

    1

    tP

    tP(5.31)

    Atau dapat ditulis :

    {Y(t)} = [D] . [M] . {**

    Y } + [D] . {P} (6.32)

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    14/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    84

    C H A P T E R 0 5

    Untuk kondisi free vibration :

    P1(t) = 0

    P2(t) = 0

    Assumed solution :

    2

    1

    yy =

    )sin()sin(

    2

    1

    tata = )sin(

    2

    1

    t

    aa

    2

    **1

    **

    y

    y=

    )sin(

    )sin(2

    2

    21

    ta

    ta= )sin(2

    2

    1

    ta

    a(5.33)

    Atau dalam bentuk matriks dapat ditulis :

    {Y} = {A} . sin (t +)

    {Y} = {A} .2 . sin (t +).

    Dengan mensubtitusikan persamaan (6.32) ke dalam persamaan (6.31) diperoleh :

    )1..()..(

    )..()1..(

    222

    1212

    1

    122

    1112

    1

    dmdm

    dmdm

    .

    2

    1

    a

    a=

    0

    0(5.34)

    Atau :

    (2 . D . M I ). A = {0} atau Determinan = 0

    Agar diperoleh non trivial solution :

    )1..()..(

    )..()1..(

    222

    1212

    1

    122

    1112

    1

    dmdm

    dmdm

    = 0

    m1 . m2 (d11 . d22 d12 . d21) . (2)2 + ( m1 . d11 m1 . d22) . (2) + 1 = 0

    Diperoleh :

    (12) 1 = 21)(

    (22) 2 = 22 )(

    Nilai1 dan2 diurutkan dimana1

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    15/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    85

    C H A P T E R 0 5

    {2} =

    21

    11=

    2

    1

    a

    a

    Sehingga dengan demikian {1} disebut sebagai the fundamental mode of vibration. Sedangkan

    ij adalah komponen ke i dari eigenvector ke j, sebagai contoh 21 adalah komponen ke 2 dari

    eigenvectorke 1. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem dua derajat kebebasan dapat meihat contoh

    di bawah ini.

    Contoh 5.5 :

    Diketahui sebuah struktur balok yang terletak di atas tumpuan sederhana (simply supported),

    dibebani dengan dua buah massa simetris m1 = m2 = 2 ton. Jika diketahui balok berukuran 15 x 20

    cm2, maka hitunglah frekuensi alami dari struktur tersebut !

    Gambar 5.8 Balok dengan sistem dua derajat kebebasan

    Penyelesaian :

    I =12

    1. b . h3

    =12

    1. 0,15 . 0,203

    = 0,0025 m4

    11d 12d

    21d 22d

    Gambar 5.9 Beban 1 satuan pada balok dengan sistem dua derajat kebebasan

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    16/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    86

    C H A P T E R 0 5

    d11 =EI

    L

    .768

    .9 3=

    0025,0..768

    4.9 3

    E= 300 E

    d12 =EI

    L

    .768

    .7 3=

    0025,0..768

    4.7 3

    E= 234 E

    d21 =EI

    L

    .768

    .7 3=

    0025,0..768

    4.7 3

    E= 234 E

    d22 =EI

    L

    .768

    .9 3=

    0025,0..768

    4.9 3

    E= 300 E

    Matriks kekakuan D :

    [D] =

    2221

    1211

    dd

    dd=

    300234

    234300.E

    Matriks massa M :

    [M] =

    2

    1

    0

    0

    m

    m=

    20

    02

    Matriks identitias I :

    [I] =

    10

    01

    (2 . D . M I ). A = {0}

    10

    01

    20

    02

    300234

    2343002 E

    2 . D . M =

    10

    01

    .600.468

    .468.60022

    22

    E

    2 . D . M I = E

    1.600.468

    .4681.60022

    22

    1.600.468

    .4681.60022

    22

    persamaan x

    ( 1.600 2 ) . ( 1.600 2 ) ( 2.468 ) . ( 2.468 ) = 0

    360000 . (2)2 1200 .2 + 1 219024 . (2)2 = 0

    140976 . (2)2 1200 .2 + 1 = 0

    Hasil determinan diperoleh dalam bentuk akar persamaan pangkat dua :

    140976 . (2)2 1200 .2 + 1 = 0

    Sehingga dengan penyelesaian secara matematik diperoleh :

    (2)1 = 0,00094 1 = 00094,0 = 0,03066

    (2)2 = 0,00758 2 = 00758,0 = 0,08706

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    17/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    87

    C H A P T E R 0 5

    Masukan nilai1 ke dalam baris pertama dari persamaan x :

    22 .4681.600 .

    2

    1

    a

    a= 0

    [ 22 0,03066.46810,03066.600 ]

    -0,43 . a11 + 0,43 . a21 = 0

    21

    11

    a

    a=

    43,0

    43,0= 1,00

    a11 = 1

    a21 = 1

    The fundamental mode of vibration :

    f1 =

    2

    1

    =2

    03066,0

    = 0,00487

    Eigenvectorpertama {1} menjadi :

    {1} =

    21

    11=

    2

    1

    a

    a

    Masukan nilai2 ke dalam baris kedua dari persamaan x :

    1.600.468 22 .

    2

    1

    a

    a= 0

    [ 10,08706.6000,08706.468 22 ]

    3,54 . a12 + 3,54 . a21 = 0

    22

    12

    a

    a=

    54,3

    54,3= 1

    a12 = 1

    a22 = 1

    The second mode of vibration :

    f2 = 22

    =2

    08706,0

    = 0,01385

    Dengan memasukan nilai a1 = 1, maka a2 = a2 dan eigenvectoryang kedua menjadi :

    {2} =

    21

    11=

    2

    1

    a

    a

    Selanjutnya, bentuk dari mode getaran struktur balok dengan dua sistem derajat kebebasan

    dapat digambarkan dalam bentuk Gambar 5.10.

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    18/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    88

    C H A P T E R 0 5

    Gambar 5.10 Mode getaran dengan sistem dua derajat kebebasan

    Pada gambar di bawah ini, terlihat sebuah struktur yang merupakan struktur dengan derajat

    kebebasan banyak sehingga persamaan-persamaan yang berlaku adalah sebagai berikut :

    )(6 tP

    )(5 tP

    )(4 tP

    )(3 tP

    )(2 tP

    )(1 tP

    )(6 ty

    )(5 ty

    )(4 ty

    )(3 ty

    )(2 ty

    )(1 ty

    Gambar 5.11 Struktur dengan 6 derajat kebebasan

    y1(t) = 166

    **

    66122

    **

    22111

    **

    11 .)(........)(.)( dtpymdtpymdtpym

    y2(t) = 266

    **

    66222

    **

    22211

    **

    11 .)(........)(.)( dtpymdtpymdtpym

    y3(t) = 366

    **

    66322

    **

    22311

    **

    11 .)(........)(.)( dtpymdtpymdtpym

    y4(t) =466

    **

    66422

    **

    22411

    **

    11.)(........)(.)( dtpymdtpymdtpym

    y5(t) = 566

    **

    66522

    **

    22511

    **

    11 .)(........)(.)( dtpymdtpymdtpym

    y6(t) = 666

    **

    66622

    **

    22611

    **

    11 .)(........)(.)( dtpymdtpymdtpym

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    19/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    89

    C H A P T E R 0 5

    Persamaan-persamaan di atas dapat dituliskan dalam bentuk matriks sebagai berikut :

    )(

    )(

    )(

    )(

    )(

    )(

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    ty

    ty

    ty

    ty

    ty

    ty

    =

    666564636261

    575655535251

    464544434241

    363534333231

    262524232221

    161514131211

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    .

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    00000

    00000

    00000

    00000

    00000

    00000

    m

    m

    m

    m

    m

    m

    .

    6

    **5

    **4

    ** 3

    **2

    **1

    **

    y

    y

    y

    y

    y

    y

    +

    666564636261

    575655535251

    464544434241

    363534333231

    262524232221

    161514131211

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    dddddd

    .

    )(

    )(

    )(

    )(

    )(

    )(

    6

    5

    4

    3

    2

    1

    tp

    tp

    tp

    tp

    tp

    tp

    Atau dapat dituliskan dalam bentuk :

    {Y(t)} = [D] . [M] . {**

    Y } + [D] . {P} (5.35)

    Atau apabila diprakalikan dengan invers matriks [D]-1 akan menghasilkan : [D]-1 = [K]

    [M] . {**

    Y } + [K] . [Y] = {P} (5.36)

    Dimana :

    dij = koefisien fleksibiltas.kij = koefisien kekakuan.

    Kondisi awal :

    y1(t = 0) = y1,0

    y2(t = 0) = y2,0

    y3(t = 0) = y3,0

    y4(t = 0) = y4,0

    y5(t = 0) = y5,0

    y6(t = 0) = y6,0

    Contoh 5.6 :

    Diketahui sebuah struktur portal yang dimodelkan sebagai shear buiding, seperti tergambar

    dibawah ini. Apabila kekakuan dan massa yang bekerja pada struktur tersebut diketahui, maka

    hitunglah frekuensi alami dari struktur tersebut !

    k1 = 600

    k2 = 1200

    k3 = 1800

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    20/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    R E K A Y A S A G E M P A

    90

    C H A P T E R 0 5

    Gambar 5.12 Shear building

    Penyelesaian :

    Matriks massa [M] :

    [M] =

    3

    2

    1

    00

    00

    00

    m

    m

    m

    =

    100

    05,10

    002

    Matriks kekakuan untuk shear building:

    3k

    2k

    1k

    3

    2

    1

    1k

    21 kk

    2k

    0

    3k

    2k

    1k

    3

    2

    1

    3k

    32 kk

    2k

    0

    3k

    2k

    1k

    3

    2

    1

    3k

    0

    0

    3k

    Gambar 5.13 Matriks kekakuan strukturshear building

    [K] =

    333231

    232221

    131211

    kkk

    kkk

    kkk

    =

    33

    3322

    221

    0

    (

    0)(

    kk

    kkkk

    kkk

    =

    6006000

    60018001200

    012003000

    Non trivial solution :

    K 2 . M = 0

    6006000

    60018001200

    012003000

    2 .

    100

    05,10

    002

    = 0

    ).1600(6000

    600).5,11800(1200

    01200).23000(

    2

    2

    2

    = 0

    Determinan matriks di atas disederhanakan menggunakan koefisien B.

  • 7/24/2019 14 Bab 5 Pengetahuan Dasar Dinamika Struktur (2)

    21/21

    H E N C E M I C H A E L W U A T E N

    91

    C H A P T E R 0 5

    Dimana koefisien B :

    B =600

    2

    Dengan demikian menjadi :

    )1(10

    1).5,13(202).25(

    B

    BB

    = 0

    Determinan matriks yang telah disederhanakan :

    0]0)1).(2).[(2()]1).(.5,13).[(.25( BBBB = 0

    )]2B.2.(2)B.5,1B.5,42).[(B.25( 2

    B3 5,5 . B2 + 7,5 . B 2 = 0 polinomial pangkat tiga

    Dari hasil penyelesaian persamaan polinomial pangkat tiga, dihasilkan :

    B1 = 0,351 12 = 210 1 = 14,5 f1 = 2,3077 T1 = 0,4333B2 = 1,610 12 = 966 2 = 31,1 f2 = 4,9815 T2 = 0,2007

    B3 = 3,540 12 = 2124 3 = 461 f3 = 73,370 T3 = 0,0136

    Untuk memperoleh mode 1, masukan nilai1 = :

    )B1(10

    1)B.5,13(2

    02)B.25(

    .

    3

    2

    1

    a

    a

    a

    =

    0

    0

    0

    )351,01(10

    1)351,0.5,13(2

    02)351,0.25(

    .

    31

    21

    11

    a

    a

    a

    =

    0

    0

    0

    Diperoleh :

    a11 = 0,3027

    a21 = 0,3027

    a31 = 1

    1 =

    1

    3027,0

    3027,0

    Mode 2 dan 3 diperoleh dengan cara yang sama :

    a21 = 2,4700 a31 = -0,607

    a22 = -2,567 a32 = -0,601

    a23 = 1 a33 = 1

    2 =

    1

    570,2

    4700,2

    3 =

    1

    601

    607,0