ahmad harfa-fu.pdf

86
7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 1/86 KESEIMBANGAN PENCIPTAAN BUMI MENURUT AL- QUR’AN DAN SAINS  SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud) Oleh: AHMAD HARFA NIM:106034001208 JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2011 M

Upload: taufiq-abdurrahman

Post on 17-Feb-2018

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 1/86

KESEIMBANGAN PENCIPTAAN BUMI MENURUT AL-

QUR’AN DAN SAINS 

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

Oleh:

AHMAD HARFA

NIM:106034001208

JURUSAN TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2011 M

Page 2: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 2/86

ii

ABSTRAKSI

Ahmad Harfa, “ Keseimbangan Penciptaan Bumi Menurut Al-Qur’an Dan Sains” 

Salah satu keistimewaan yang diberikan oleh Allah Swt, kepada manusia

adalah kemampuan berpikir dengan mengunakan akal yang sehat. Kemampuan ini

sangat membantu manusia dalam menemukan kebenaran dan keyakinan. Selain

itu, kemampuan berpikir yang baik dan benar dapat menjadi jalan untuk

mengantarkan seseorang dalam meraih kebenaran dan akan membawa

kemaslahatan bagi orang lain. Sebaliknya, berpikir juga bisa menjadi pemicu

munculnya kemudaratan, khususnya jika seseorang salah dalam mengunakan

 pikiranya. Pemikiran seseorang tersebut harus lah menggunakan akal yang sehat

dan hati nurani sehingga mampu menghasilkan sebuah kebenaran yang

mengokohkan keimanan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keselarasan dan

keharmonisan antara al-Qur’an dan sains, sehingga membuktikan kebenaran akan

tanda-tanda kebesaran-Nya.

Penelitian ini berpijak dari pemikiran bahwa setiap kalam-Nya haruslah

sesuai dengan ciptaan-Nya dalam hal penciptaan Bumi. Adalah sebuah

kemustahilan bila al-Qur’an benar bertentangan dengan ilmu pengetahuan sains

modern yang meneliti dengan tepat. Dapun jika perbedaan ini terjadi maka sangat

dimungkinkan bahwa ada salah satu yang salah diantara keduanya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tafsir

maudhu’i  (tematik), yang secara umum menggunakan langkah-langkah:

menetapkan masalah yang akan dibahas (topik); menghimpun ayat-ayat yang

 berkaitan dengan masalah, menyusun pembahasan dalam kerangka yang

sempurna (outline); dan mempelajari ayat-ayat tersebut. Selain itu, penulis juga

menggunakan metode content analisis  atau analisis isi, yang dengan metode ini

dua message yang berbeda yang memiliki kaitan erat dengan keseimbangan Bumi

dari Ayat-ayat al-Qura’an dan sains dapat dibandingkan. 

Data yang ditemukan menunjukkan bahwa ayat-ayat yang mengisyaratkan

mengenai keseimbangan penciptaan Bumi dapat di temukan dalam al-Qur’an.Yang secara umum berkaitan erat dengan masalah keseimbangan penciptaan

Bumi.

Setelah mengkaji ayat-ayat tersebut secara seksama, penulis dapat

menyimpulkan bahwa keseimbangan penciptaan Bumi menurut al-Qur’an dan

sains akan selalu selaras dan sejalan. Dari awal terbentuknya Bumi memang

merupakan sebuah kreasi maha Pencipta yang didalam terdapat kesempurnaan dan

keseimbangan. Segala gejala dan proses yang terjadi di Bumi merupakan Tanda-

tanda kebesaran-Nya yang menjadi sebuah kesempurnaan sang maha Pencipta.

Page 3: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 3/86

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan :

1.  Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan gelar strata 1 (S1), di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2.  Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3.  Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta,15 November 2011

Penulis,

( Ahmad Harfa )

Page 4: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 4/86

 

iv

KESEIMBANGAN PENCIPTAAN BUMI MENURUT AL-

QUR’AN DAN SAINS

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin

( S.Ud )

Oleh :

AHMAD HARFA

NIM. 106034001208

Di bawah Bimbingan :

Dr. Mafri Amir, MA

NIP. 195803011992031001 

JURUSAN TAFSIR HADITS

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H / 2011 M

Page 5: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 5/86

v

PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Skripsi ini berjudul Keseimbangan Penciptaan Bumi Menuru t Al Quran Dan Sains

telah di ujikan dalam  sidang munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 19 Desember 2011.

Skripsi ini telah diterima sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud)

 pada Jurusan Tafsir Hadits.

Jakarta, 20 Desember 2011

SIDANG MUNAQASAH

Ketua Sidang, Sekertaris Sidang,

Dr. M. Suryadinata, MA  Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA 

NIP. 19600908 198903 1 005 NIP. 19711003 199903 2 001 

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. M. Suryadinata, M.A  Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA 

NIP. 19600908 198903 1 005 NIP. 19711003 199903 2 001 

Pembimbing,

Dr. Mafri Amir, MA

NIP. 19580301 199203 1 001 

Page 6: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 6/86

 

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI1 

Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

tidak dilambangkan

B Bep

T Te

Ts te dan es

J Je

H h dengan garis bawah

Kh ka dan ha

D da

Dz De dan zet

R Er

Z Zet

S Es

Sy es dan ye

S es dengan garis bawah

D de dengan garis bawah

T te dengan garis bawah

Z zet dengan garis bawah

„  koma terbalik keatas, menghadap ke kanan

Gh ge dan ha

1 Pedoman ini disesuaikan dengan pedoman akademik fakultas Ushuluddin dan Filsafat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006/2007, hal. 101 - 105

Page 7: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 7/86

 

vii

F Ef

Q Ki

K Ka

L El

M Em

 N En

W We

H Ha

„  Apostrof

Y Ye

Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal alih

aksaranya adalah sebai beeriku:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

 ___   ___   

a  fathah 

 ___  ___   i kasrah 

 ___   ___   

u dammah 

Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي

 __  

 __ ai a dan i

 __  

 __    au a dan u

Page 8: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 8/86

 

viii

Vokal Panjang (Madd )

Ketentuan alih aksara vokal panjang ( Madd ), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ا

â a dengan topi di atas

î i dengan topi di atas

û u dengan topi di atas

Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu alif dan lam, dialih aksarakan menjadi huruf /l/ , baik diikuti oleh

huruf  syamsyiah  maupun qamariyah. Contoh: al -rijâl   bukan ar -rijâl, al-dîwân

 bukan ad-dîwân.

Syaddah  (Tashdid )

Syaddah  atau tasydid   yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda  syaddah  itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda  syaddah  itu terletak setelah kaata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf  syamsiyyah. Misalnya yang secaraa lisan

 berbunyi ad -daruurah, tidak ditulis “ad -darûrah”, melainkan “al -darûrah”,

demikian seterusnya.

Ta Marbûtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan manjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti

oleh kata sifat (na’t) (lihat contoh 2). Akan tetapi, jika huruf ta marbûtah tersebut

diikuti oleh kata benda (isim), maka huruf tersebutdialihaksarakan menjadi huruf

/t/ (lihat contoh 3).

Page 9: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 9/86

 

ix

Contoh:

no Kata Arab Alih aksara

1 tarîqah

2 al-jâmî ah al-islâmiyyah

3 wahdat al-wujûd

Huruf KapitalMeskipun dalam tulisan Arab huruf capital tidak dikenal, dalam alih

aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan memiliki ketentuan yang

 berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, antara lain

yang menuliskan kalimat, huruf awal nama tempat nama bulan, nama diri, dan

lain-lain. Penting diperhatikan, jika nama didahului oleh kata sandang, maka yang

ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal

atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid al-Ghazâli bukan Abû Hamid Al-

Ghazâli, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Page 10: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 10/86

x

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis sanjungkan hanya kepada Allah Swt, yang

dengan taufiq-Nya, penelitian berjudul “ Keseimbangan Penciptaan Bumi

 Menurut Al-Qur‟an Dan Sains”  ini, dapat diselesaikannya tugas akhir penulisan

skripsi ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw,

keluarga dan para sahabatnya, yang merupakan suri tauladan bagi seluruh umat

manusia.

Tentunya di dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan

kesalahan, yang kelak ditemukan oleh mereka yang mau menelaahnya dengan

teliti. Segala kesalahan tersebut tak lain adalah bukti keterebatasan penulis di

dalam melakukan penelitian ini.

Penelitian ini merupakan wujud kepedulian dan rasa keingintahuan penulis

terhadap beberapa masalah yang kelihatannya sepele namun memiliki pengaruh

yang sangat besar dalam bidang tafsir. Penulis juga menyadari bahwa, penelitian

ini tidak luput dari jasa lembaga dan orang-orang tertentu yang telah membantu

 penulis, baik moril maupun materil. Maka pada kesempatan ini, izinkanlah

 penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, khusus kepada:

1. 

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor), Prof. Dr. Zainun Kamaluddin Fakih

M.A (Dekan Fakultas Ushuluddin), Dr. Bustamin, M.Si (Ketua Jurusan Tafsir

Hadits), dan Dr. Lilik Umi Kultsum, MA (Sekjur Tafsir Hadits).

Page 11: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 11/86

xi

2.  Bapak Dr.Mafri Amir, MA,  selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang

dengan keikhlasannya membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis

hingga selesai skripsi ini.

3.  Dr. M. Suryadinata, MA, yang banyak memberikan masukan, arahan dan

motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. 

Segenap dosen Fakultas Ushuluddin, khususnya dosen-dosen di jurusan

Tafsir Hadits yang telah banyak berbagi ilmu kepada penulis, sehingga berkat

merekalah penulis mendapatkan setetes air dari samudra ilmu pengetahuan.

5.  Yang tercinta Ayahanda Makmun Nawawi dan Ibunda Iis Sutianah yang

senantiasa mencurahkan kasih sayang dan perhatian dengan segenap hati dan

yang selalu mendoakan ananda untuk mencapai kesuksesan di masa depan,

semoga penulis selalu mendapat ridho mereka dan dapat berbakti kepadanya.

kepada, adik-adikku (Fahmi Hakim, M. Ramdan, M. Najwan, Siti Nabilah,

dan Syaid Hasbi) serta saudara-saudaraku tercinta yang memberikan motivasi

dan membantu penulis baik materil maupun inmaterial sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6.  Untuk teman-teman UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, khususnya teman-

teman Jurusan Tafsir Hadits angkatan 2006/2007, khususnya kelas TH-A:

Amir Mu’min, Ahmad Hazami, Didit, Junaedi, Irfan, Haikal, Kholid, Ust.

Ubaid, Ahmad Firdausi, Hasan, Adi, Aang, Malik, Umam, dll. yang dengan

ikhlas turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Teman-teman KKN 80 dan

seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam ungkapan yang singkat ini.

Page 12: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 12/86

xii

7.  Teman-teman penulis di manapun berada, khususnya sahabat-sahabatku

yaitu; Abi, Anggara Jauhari, Apankz , Adink, Bang Ozy, Bang Asep, Iqbal,

Fajar, Wahyu, Kendari, Yudo rada-rada, Fuad, Fauzan Bin Abdul Azis, Mas

Afud, Om Bode, Mas Dermawan, Mas Dedwi dan semua rekan-rekan

seperjuangan yang selalu memberi Support dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

8.  Terakhir, untuk orang yang pernah melihat saya (ra‟ ânî yaqazatan kâna am fi

al-manân), bertemu dengan saya (laqiyanî), belajar bersama saya (jâlasanî),

tinggal bersama saya (aqâma ma‟ î), pernah mendengar suara dan ocehan saya

(sami‟ a minnî wa akhaza „annî  syai‟an), semua orang yang mau menerima

dan memperkenankan saya untuk mengambil hikmah darinya (wa akhaztu

„anhu al -hikam wa al-„ul ûm), dan semua orang yang hidup semasa dengan

saya („a saranî). Ini bukan karena saya yang istimewa, melainkan anda semua

lah yang begitu spesial bagi saya. Bolehlah saya berharap dan ber-tafa‟ul  

kepada nabi agar semua orang yang tersebut di atas menjadi orang yang

 beruntung, sekali lagi- bukan karena saya, tetapi karena kita dianugerahkan

oleh Allah Swt untuk bisa saling berhubungan. Teriring doa,  “ Tûbâ  liman

ra‟ ânî (bifadlih), wa tubâ liman ra‟ â man ra‟ ânî (bifad lih)”. Atas semua

kebaikan tersebut, tidak ada suatu yang dapat penulis sampaikan, kecuali

ucapan terima kasih yang tidak terhingga, serta doa; semoga amal kebaikan

kita semua diterima dan dibalas oleh Allah Swt. Jazâkumullâh ahsan al-jazâ,

 Âmî n…..! 

Page 13: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 13/86

xiii

Akhirnya hanya kepada Allah jualah, penulis mengharap ridha dan rasa

syukur penulis yang tak terhingga. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat,

khususnya bagi penulis. Amin

Jakarta, 17 November 2011

Ttd,

Ahmad Harfa

Penulis

Page 14: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 14/86

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………...

i

ABSTRAKSI….…………………………………………………………….. ii

LEMBAR PERNYATAAN………….……………………………………... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………. iv 

PERSETUJUAN TIM PENGUJI………………………………………….. v 

PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………… vi 

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. x

DAFTAR ISI………………………………………………………………… xiv 

BAB I : PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B.  Pembatasan dan Perumusan Masalah................................................. 11

C.  Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 12

D.  Studi Terdahulu yang Relevan.......................................................... 13

E. 

Metodologi Penelitian....................................................................... 14

F.  Sistematika Penulisan........................................................................ 16

BAB II : LANDASAN TEORITIS TENTANG PENCIPTAAN PLANET

BUMI

A.  Pengertian Planet Bumi ………………..………….……………....... 17 

B.  Teori Penciptaan Bumi

a.  Menurut Pandangan Ilmuwan dan Filosof …………...………... 27

 b.  Menurut Pandangan  Muffasir ………………………………...... 32

Page 15: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 15/86

xv

BAB III : KESEIMBANGAN BUMI MENURUT AL-QURAN DAN SAINS

A. 

Keseimbangan Bumi………………………………………………… 38

a.  Suhu Bumi……………………………………………………….. 44

 b. 

Medan Magnet Bumi …………….......…..………………………  47

c.  Ketepatan Atmosfer Bumi ………………………………………. 51

d.  Keseimbangan Untuk Kehidupan………………………………… 57

B.  Hikmah Dibalik Keseimbangan Penciptaan Bumi…………………... 63

BAB IV : PENUTUP

A. 

Kesimpulan………………………………………………………….. 67

B. 

Saran………………………………………………………………… 68 

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………  69 

Page 16: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 16/86

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Alam semesta, di sana terdapat ribuan galaksi yang dihiasi jutaan

cahaya yang bergerak dengan keteraturanya masing-masing, milyaran planet

yang mengarungi jagad raya dengan struktur pembentuknya yang di dalamnya

terdapat tanda-tanda yang membimbing manusia kepada Allah swt serta

kegaiban dan keangungan-Nya.

Pengetahuan manusia tentang benda langit semakin luas dengan

semakin majunya teknologi yang ada. Pikiran manusia menjelajah hingga ke

hal yang terkecil sekalipun. Pikiran manusia menerawang tentang sebuah

 bentuk keseimbangan dalam penciptaan.

Allah swt, yang telah menciptakan alam semesta, memberikan isyarat

kepada manusia akan tanda-tanda kebesaran- Nya dalam al Qur‟an. Dalam

dimensi ilmu pengtahuan, Al Qur‟an telah memberi ilmu mengenai fenomena

 jagad raya dan membantu pikiran manusia untuk melakukan terobosan

terhadap rahasia-rahasia keseimbangan jagad raya dan planet-planet yang

terdapat di alam semesta. Dan al Qur‟an menunjukkan kepada Realitas

Intelektual Yang Maha Besar, yaitu Allah SWT melalui ciptaan-Nya

Dalam sistem keyakinan Islam, al Qur‟an adalah sumber ajaran yang

menjadi petunjuk bagi manusia untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan di

akhirat. Argument akan sebuah kebenaran al Qur‟an, oleh ulama, antara lain

Page 17: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 17/86

2

dirumuskan dalam sebuah konsep yang membahas segi-segi

kemujizatannya(i‟jaz  al Qur‟an). Diskursus seputar ini dimulai sejak abad ke-

2 H/ awal abad ke-3 H,1

dan menjadi bagian tersendiri dalam ilmu-ilmu al

Qur‟an. 

Dalam hal ini, hubungan antara al Qur‟an dengan ilmu pengetahuan

dan informasi kontemporer, kalangan muslim menyakini bahwa al Qur‟an

telah mengisyaratkan ilmu-ilmu pengetahuan modern. Intinya al Qur‟an

selalu selangkah lebih dulu dari ilmu pengetahuan yang baru.

Ian G. Barbour berpendapat, dalam salah satu tipologi tentang

munculnya hubungan sains dengan kitab suci yaitu tipologi integrasi nature

theology, terdapat klaim bahwa eksistensi tuhan dapat disimpulkan dari bukti

tentang desain alam, yang dari alam tersebut dapat menyadari adanya Tuhan.2 

Tentunya dalam hal ini kitab suci yang dimaksud adalah al Qur‟an. Allah swt

memberikan tanda-tanda akan keberadaan-Nya melalui sebuah kesempurnaan

segala ciptaan-Nya yang diatur dengan keteraturan dan keseimbangan yang

 begitu mengagumkan. Argumen kosmologi Ian G. Barbour ini menegaskan

 bahwa setiap pristiwa harus memiliki “sebab” sehingga harus mengakui

“sebab pertama” yaitu Allah swt.

Menurut Ahmad Khan, al Quran secara mutlak tidak bertentangan

dengan hukum alam. Mengenai prinsip ini, sejak awal, Ahmad Khan telah

mendeklarasikan bahwa alam dan al Qur ‟an sama-sama hasil kreasi Allah

1 Mustafa Muslim, Mabahis Fi ijaz al-Qur‟an, ( Jeddah: Dar al-Manar As-Saudiyah,

1988 M/1408 H), cet. I, hal. 13. 2

 Ian G, Barbour, Juru Bicara Tuhan, terj. E.R. Muhammad, (Mizan: Bandung, 2002) ,Cet. I, hal. 82-83.

Page 18: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 18/86

3

swt; alam merupakan hasil kerja-Nya sedangkan Al Qur ‟an merupakan

kalam-Nya. Atas dasar itu tidak akan ada kontradiksi antara  science modern

dengan firman Allah swt yang terdapat al Qur ‟an. Prinsipnya adalah: “The

word of God (Alquran) must be in harmony with the work of God (nature)”.  

al Qur ‟an adalah kalam Allah, sedangkan hukum alam adalah hasil perbuatan-

 Nya ( N ature is the “Work of God” and the Qur‟ân is the “Word of God”). Atas

dasar itu dapat dipastikan bahwa mustahil terjadi pertentangan antara

 perkataan dan perbuatan-Nya sendiri,  atau tidak ada kontradiksi antara

 pernyataan Al Qur ‟an dengan sains modern.3 

Lebih lanjut, seorang muffasir   seperti Muhammad Kamil Daww

menulis dalam bukunya al-Qur‟an al -Karim wa Ulum al-Hadits  bahwa

keajaiban muatan “ilmiah” al Qur‟an lebih besar daripada keajaiban kefasihan

 bahasa yang tak ada bandingnya. Kesesuaian antara al Qur‟an dan ilmu

 pengetahuan bagi muffasir ilmiah modern merupakan suatu bukti kejujuran

 Nabi Muhammad saw yang menyakan dan karenanya merupakan kebenaran

dari semua peryataan al Qur‟an, termasuk yang berkaitan dengan Tuhan, Hari

Akhir, Hari kebangkitan dan seterusnya. Mereka tidak pernah bosan bahwa

 bagaimanapun keajaiban besar bahwa awal abad ke-7 seorang Nabi pembawa

 pesan yang berisi ibarat-ibarat ilmu pengetahuan yang tidak dikembangkan

hingga abad ke-19. Para ulama generasi awal berpendapat bahwa kebesaran

alam membuktikan adanya Tuhan dan secara tidak langsung menyatakan

3  Mukti Ali,  Alam Pokiran Islam Modren di India dan Pakistan (Bandung: Mizan,

1995), h. 90 

Page 19: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 19/86

4

sifat-sifatnya.4  Sebagai contoh muatan ilmiah yang disebutkan dalam al

Qur‟an adalah, firman Allah swt: 

“ Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya

langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,

kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan

 segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga

beriman?”5 

Sungguh bukan suatu kebetulan belaka al-Qur‟an yang telah

diwahyukan empat belas abad yang lalu sebagai penerang jalan kemanusiaan.

Telah menyampaikan informasi bagaimana alam semesta ini tercipta. Allah

swt secara tegas menyatakan bahwa Dia telah menciptakan alam semesta dari

ketiadaan untuk hal yang khusus, disertai dengan sistem dan keseimbangan

yang dirancang khusus untuk menunjang kehidupan manusia.

Jika penelitian ini menunjukan adanya keserasian dan keseimbangan

dalam hukum-hukum alam semesta merupakan sebuah bentuk akan

keberadaan Allah swt yang mengusai seluruh alam semesta yang berada

dalam kendali-Nya atau sebaliknya.6  Hukum dan fenomenanya teratur dan

tepat meliputi ruang yang maha luas sampai pada unsur terkecil dalam alam

semesta, tunduk kepada suatu pola dan susunan yang sama. Sungguh hanya

4 Fakruddin ar-Razi, Mafatihul Ghayb,(Beirut: Dar Al-Fikri, 1994), juz. V, hal. 501.

5 QS. Al-Anbiyaa’: 30 

6

 Afzalur Rahman, Al-Qur‟an Sumber Ilmu Pengetahuan, terj.H. M. Arifin, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,1992), cet. II, hal. 4. 

Page 20: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 20/86

5

Allah swt yang menciptakan alam semesta dengan berjuta galaksi bintang dan

 planet yang tunduk pada aturan yang ditetapkan secara sempurna.7 

Maha besar Allah dengan firman-Nya:

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali

tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang

tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat

 sesuatu yang tidak seimbang?. Kemudian pandanglah sekali lagi

niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak

menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam Keadaan

 payah”8.

Dalam al Qur‟an dinyatakan  bahwa manusia harus melihat dan

mempertimbangkan semua sistem dan keseimbangan di alam semesta yang

telah diciptakan Allah swt untuknya serta mengambil pelajaran dari

 pengamatannya:

“ Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan

untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan

7 Afzalur Rahman, Al-Qur‟an Sumber Ilmu Pengetahuan, terj.H. M. Arifin, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta,1992), cet. II, hal. 5. 8 QS. Al Mulk : 3- 4  

Page 21: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 21/86

6

 perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada

tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya),”9 

Menurut M.Quraish Shihab, tanda-tanda kekuasaan Allah swt yang

telah disebutkan dalam firman di atas hanya kaum yang berakal yang mau

memanfaatkan akalnya untuk memahami apa-apa yang terjadi pada tanda-

tanda kebesaran-Nya.10 

Kebenaran nyata yang dipapar kan al Qur‟an juga ditegaskan oleh

sejumlah penemu penting ilmu astronomi modern, Galileo, Kepler, dan

 Newton. Semua menyadari bahwa sruktur alam semesta, rancangan tata surya,

hukum-hukum fisika dan keadaan seimbang semuanya diciptakan Tuhan11.

Allah mengajak kepada manusia untuk mempertimbangkan kebenaran

ini dalam ayat berikut:

“Apakah kamu yang lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah

telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu

menyempurnakannya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan

menjadikan siangnya terang benderang. dan bumi sesudah itu

dihamparkan-Nya”12 

Menurut M. Quraish Shihab, dalam ayat tersebut Allah Swt

menunjukan bukti kuasa-Nya yang dapat ditarik dari alam raya. Allah

 berfirman sekaligus “bertanya” dengan tujuan mengecam bahwa penciptaan

9 QS. An Nahl : 12 

10 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 7, hal. 198. 11

 Harun yahya, The Creation of The Universe, (London: Ta-Ha publisher Ltd, 2000),

cet. I, hal. 2 12 QS. An Nazi‟at : 27- 30 

Page 22: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 22/86

7

langit lebih sulit dari pada penciptaan manusia. Ayat ini menjelaskan

kuasanya mengenai penciptaan langit yang kokoh dan harmonis. Dia

meninggikan bagunannya sehingga langit menjadi bagaikan atap bagi Bumi,

dan juga meninggikan gugusan-gugusan bintangya lalu menyempurnakannya

sehingga menjadi padu tanpa sedikit ketimpanganpun dan jarak pun menjadi

sesuai untuk menunjang kehidupan di bumi. Kata samkahâ terambil dari kata

 As-samk   yang dari segi bahasa antara lain diartikan atap  atau  jarak antara

bagian atas sesuatu dan bagian bawahnya. Para ulama memahami kata

tersebut sebagai bermakna jarak antara Bumi dan benda langit lainnya

sehingga kehindupan di bumi bisa berlangsung dengan nyaman.13 

Sementara Hamka dalam tafsirnya mengambil pendapat dari ulama

tafsir lain yaitu, Syekh Muhammad Abduh dalam tafsir juz‟ammanya

menjelaskan tentang ayat ini:

“ Bagunan itu menggabungkan sudut-sudut yang tersebar keseleruh

 penjuru hingga jadi satu kesatuan, terikat demikian rapat dalam satu

bangunan. Demikian Allah swt mengatur bintang-bintang. Sama

 sekali terletak ditempat yang teratur dan seimbang diantara

hunbungan yang satu dengan yang lain; semua berjalan dijalannya

 sendiri,”14 

Senada dengan pernyataaan di atas seorang ilmuwan bernama George

Watherill dalam karyanya “how special Jupiter is” :

“Tanpa planet besar yang dengan te pat ditempatkan di posisi Yupiter,

bumi tentunya telah ditabrak ribuan kali lebih sering oleh komet atau

13 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 15, hal. 44. 14

 Hamka, Tafsir Al-Azhar , (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), Cet. Ke-3, Juz. 30, hal.36 

Page 23: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 23/86

Page 24: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 24/86

9

 permukaan, suhu permukaan, medan magnet, ketersediaan unsur-unsur, serta

 posisi pada jarak tepat pada matahari, tampak telah dirancang secara khusus

untuk tempat hidup.

Keseimbangan yang terdapat dalam penciptaan bumi merupakan

sebuah tanda dari kebesaran Allah swt.

Maha besar Allah dalam firman-Nya :

“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)

 Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga

 jelas bagi mereka bahwa Al Qur ‟ an itu adalah benar. Tiadakah cukup

bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”17  

Selain itu, ada ayat lain yang menyebutkan akan kebesaran Allah

melalui penciptaan langit dan bumi dalam al Quran :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang

 yang berakal.”18 

17

 QS. Al Fushsilat : 53 18 QS. Ali Imran : 190 

Page 25: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 25/86

10

Ini menandakan terdapat keselarasan atau tanda-tanda kebesaran Allah

dalam penciptaan Bumi sehingga dapat dihuni oleh manusia dan mahluk

lainnya. Penulis mencoba menelisik lebih jauh akan tanda-tanda yang terdapat

dalan keseimbangan penciptaan Bumi melalui penafsiran para ulama tafsir

dan ilmuwan, sehingga bisa menghasilkan sebuah kesimpulan akan kebenaran

tanda-tanda kebesaran Allah dalam penciptaan Bumi sehingga dapat

menopang kehidupan.

Penulis menganggap permasalahan ini menarik untuk dibahas karena

 jarang sekali yang memikirkan akan ciptaan Allah yang sangat sempurna ini

yaitu Bumi sehingga bisa dihuni oleh manusia. Pembahasaan ini pula dapat

menambah keyakinan kepada Allah melalui sisi lain akan sebuah keyakinan.

Berdasarkan deskripsi di atas, penulis akan mengadakan penelitian

tentang “KESEIMBANGAN PENCIPTAAN BUMI  DALAM

PERSPEKTIF ALQUR’AN DAN SAINS”.

B.  Pembatasan dan Perumusan Masalah

Al Qur‟an adalah sumber ilmu pengetahuan yang mencakup segala

aspek kehidupan termasuk sesuatu yang berkaitan dengan kosmologi. Dalam

al Qur‟an banyak sekali yang membahas penciptaan Bumi, kurang lebih ada

350 ayat yang membahas tentang Bumi beberapa diantaranya: 2:22, 4: 97, 7:

10, 11: 7 dan seterusnya19. akan tetapi penulis hanya akan membatasi pada

 permasalahan yang menyangkut tentang keseimbangan penciptaan bumi yang

19

Lihat Sukmadjaja Asyarie, indeks Al-Quran, (Bandung : Pustaka, 1984), cet. Ke-1,hal. 37.

Page 26: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 26/86

11

 bersifat materi seperti atmosfer, suhu, medan magnet dan keseimbangan yang

menopang kehidupan di Bumi. Adapun identifikasi ayat-ayatnya adalah20 :

1. 

Ayat-ayat yang mengisyaratkan tentang Atmosfer Bumi dan Magnet

Bumi adalah : (QS 40:64, 67:15), (QS 21:32), (QS 40:64), (QS 2: 22),

dst.

2. 

Ayat-ayat yang mengisyaratkan tentang Suhu Bumi dan Keseimbangan

Yang Menjadi Penopang Kehidupan Di Bumi adalah : ( QS 29:44), (QS

79: 27-33), (QS 91: 1-5), (QS 2: 116), (QS 36: 26), (QS 31: 20), (QS 2:

116), (QS 45: 13 ), (QS 6: 73), (QS 14:19), (QS 3:3), (QS 44:39), (QS

45:22), (QS 64:3), dst..

Dikarenakan dalam al Qur‟an banyak sekali ayat-ayat yang

mengisyaratkan keseimbangan penciptaan Bumi dan memiliki

kesamaan makna. Maka hanya dibatasi pada permasalahan dan ayat-

ayat berikut:

1.  Suhu Dan Medan Magnet Bumi : (QS. 29:44),(QS 21:23)

2.  Atmosfer Bumi Dan Keseimbangan Yang Menjadi Penopang

Kehidupan Di Bumi : (QS. 40:64), (QS. 67: 15), (QS. 79:27-33).

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan

 permasalahannya tentang Bagaimana sudut pandang al-Qur‟an dan sains

dalam keseimbangan penciptaan Bumi?

20

 Agus purwanto, Ayat-Ayat Semesta, ( Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2009), cet. Ke-3, hal. 45.

Page 27: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 27/86

12

C.  Tujuan dan Manfaat Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan

 penulisan ini adalah:

1.  Untuk mengetahui pandangan alquran dan sains tentang konsep

keseimbangan penciptaan bumi

2.  Untuk mengetahui tujuan dibalik adanya keseimbangan dalam

 penciptaan bumi

3.  Untuk memenuhi syarat akhir studi S1 di Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat.

Adapun manfaat atau kegunaan penulisan skripsi ini adalah:

1.  Secara akademis tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk menambah

khazanah keilmuan tentang literatur  , sehingga berguna bagi menjadi

setetes pengetahuan yang bermanfaat bagi para pemikir dan praktisi

yang haus akan pengetahuan .

2.  Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan bagi para

teoritis, praktisi dan aktivis Islam pada umumnya termasuk juga civitas

akademika Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta.

D.  Studi Terdahulu

Dalam kajian ini bukanlah kajian baru, telah banyak yang memilih

kajian-kajian yang hampir mirip judul tersebut namun penulis belum

menemukan judul yang sama seperti yang penulis bahas, antara lain:

Page 28: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 28/86

13

1.  Mudrika,  Bumi sebagai poros: studi penafsiran Muhammad Shalih atas

ayat rotasi dan revolusi dalam Al-Qur‟an, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin,

Uin Syarif Hidayatullah,2008.

Dalam skripsi ini membahas tentang rotasi bumi, skripsi ini hanya

terbatas kepada ayat-ayat yang berkaitan dengan rotasi bumi, melalaui

 penafsiran Muhammad Shalih al-Utsaimin. Contoh penafsiran Muhammad

Shalih al-Utsaimin ketika menafsirkan bahwa ketika Allah SWT menerbitkan

matahari, sehingga jelas sekali menunjukan bahwa mataharilah yang bergerak

mengelilingi bumi. Seandainya bumi yang berotasi niscaya Allah SWT tidak

mengatakan bahwa mataharilah yang terbit.

2.  Ridwan,  I‟jaz Al -Qur‟an Dalam Mengungkap Rotasi Bumi: Sebuah

 Analisa Tafsir Ilmi,  skripsi S1 fakultas Ushuluddin, Uin syarif

Hidayatullah,2004.

Skripsi ini membahas tentang rotasi bumi, dalam hal ini ayat-ayat

yang berhubungan dengan rotasi bumi yang terbatas surat Yassin ayat 40 dan

Al Anbiyaa‟ ayat 33. Dalam skripsi ini hanya menguraikan sebatas bagaimana

teori-teori astronomi dapat dikompromikan dengan al Qur‟an khususnya pada

ayat-ayat tersebut.

3.  Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,  Penciptaan Bumi Dalam

 Perspektik Al-Qur‟an Dan Sains (Tafsir „Ilmi), (Jakarta: Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2010) 

Buku ini membahas tentang penafsiran al-Qur‟an tentang ayat-ayat

mengenai Bumi. Dalam buku tafsir ini menjelas tentang struktur dan

Page 29: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 29/86

Page 30: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 30/86

15

untuk rnemaparkan ayat-ayat yang berkaitan dengan permasalahan yang

dibahas berdasarkan sumber data yang ada untuk kemudian dianalisa, dan

menyeleksi data sehingga dapat terbentuk suatu susunan yang logis dan

obyektif tentang permasalahan tersebut.

 Ketiga. dalam penelitian ini penulis menggunakan metode yang

ditempuh, yaitu isi (content analysys). Analisa di sini yaitu dengan melakukan

tinjauan secara ayat demi ayat, berdasarkan pengertian yang terkandung

dalam ayat itu, kemudian diadakan pengelompokkan terhadap ayat-ayat al-

Qur„an dan disusun secara logis, sehingga diharapkan dalam melakukan

 penelitian ini al-Qur„an dapat mengungkapkan secara keseluruhan dan utuh

tentang keseimbangan penciptaan Bumi dalam persfektif al-Qur'an dan sains.

Penulisan skripsi ini berpedoman kepada buku Pedoman Penuiisan Karya

Iimiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi dengan tim penulis Dr. Hamid Nasuhi,

MA. dkk tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan penulisan ini terbagi dalam lima bab, di mana setiap

 babnya mempunyai spesifikasi dan penekanan tersendiri mengenai topik

tertentu adapun urutan penulisan adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

 perumusan masalah, tujuan penulisan, metodelogi penelitian dan

sistematika penulisan. Bab satu ini akan membahas mengenai

hipotesis serta dasar pemikiran yang menjadi alasan pengambilan

 judul serta hal-hal yang menjadi acuan penelitian terhadap bab-bab

selanjutnya pada skripsi ini.

Page 31: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 31/86

16

Bab II : Tinjauan teoritis tentang planet dan Bumi, meliputi pengertian

 planet bumi dan teori penciptaan Bumi menurut pandangan

ilmuwan, ulama sains dan filosof, pengertian keseimbangan, serta

hikmah dibalik keseimbangan penciptaan Bumi. Bab dua ini sangat

lah penting untuk mengetahui bagaimana Bumi tercipta sehingga

akan menjelaskan hipotesis-hipotesis serta permasalahan yang

ditawarkan pada bab sebelumnya

Bab III : Konsep keseimbangan Bumi menurut al-Qur'an dan Sains,

meliputi inventaris ayat-ayat yang berhubungan dengan konsep

keseimbangan, suhu, massa, medan magnet Bumi, ketetapan

atmosfer Bumi dan keseimbangan untuk kehidupan, serta analisis

tentang keseimbangan penciptaan Bumi menurut al-Qur‟an dan

Sains. Bab tiga ini akan menjalaskan ketika pengertian tentangkesimbangan dan bumi itu sendiri telah diketahui maka saatnya lah

untuk menjelaskan serta menguji hipotesi-hipotesis pada bab

sebelumnya.

Bab IV : Penutup yang berisi kesimpulan dari bab sebelumnya yang

menentukan benar atau tidak hipotesis yang diajukan dari bab –  bab

sebelumnya. Bab ini pula berisi saran-saran penulis yang tetang

 bagaimana umat manusia memperlakukan Bumi khususnya umat

islam dan agar menjadi motivasi untuk mengembangkan berbagai

macam ilmu pengetahuan yang berdasarkan al Qur‟an dan hadits. 

Page 32: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 32/86

17

BAB II

LANDASAN TEORITIS TENTANG PENCIPTAAN PLANET

BUMI

A.  Pengertian Planet Bumi

Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani “ Asteres Planetai” yang

artinya “ Bintang Pengelana”. 

Dinamakan demikian karena berbeda

dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-

 pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini

(pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar

mengelilingi matahari.1 

Dalam Dictionary of astronomi, Jacqueline Milton menjelaskan planet

sebagai berikut2:

“ Planet An astronomical body, with not enough mass to become a star or

a brown dwarf. The upper mass limit for a planet is about 0.013 solar

masses (equivalent to about 13 jupiter masses). Thouhgt planets have

traditionally been considered as object in the orbit around parent star,

isolated bodies of very low mass discovered in regions of star formation

have also described as “ free- floating planet.”To qualify as planet in the

 solar system, a body must be in orbit around the sun, and massive enough

both to take on a shape close to spherical and to have swept away most

 smaller objects from the vicinity of the orbit, under this definition, thereare eight planet in the solar system.” 

Artinya:

“ Planet merupakan Sebuah benda astronomi, dengan massa yang tidak

cukup untuk menjadi bintang atau “brown dwarf”. Batas atas

1 “planet” diakses pada Pkl. 20:21, 11 juli 2011, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Planet, 

diubah pada Pkl. 19:12, 29 Juni 2011. 2

 Jacqueline Milton, Cambrige Illustrated Dictionary Of Astronomy, (New York:Cambridge Universty Press, 2007), hal. 269 

Page 33: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 33/86

18

untuk massa planet adalah sekitar 0,013 massa matahari (setara dengan

 sekitar 13 massa Jupiter). Pemikiran planet secara tradisional dianggap

 sebagai obyek diorbit sekitar bintang induknya, benda yang terisolasi

dengan massa yang sangat rendah ditemukan juga di daerah formasi

bintang yang digambarkan sebagai "planet mengambang bebas." Untukmemenuhi syarat sebagai planet di tata surya, sebuah benda harus berada

diorbit mengelilingi matahari, dan cukup besar baik untuk mengambil

bentuk dekat “spherical” dan memiliki berat yang paling kecil dari

 sekitar orbit, dibawah definisi ini, ada delapan planet di tata surya” 

Lebih lanjut lagi Jacqueline Milton menjelaskan tentang planet yang

termasuk dalam sistem tata surya, dalam hal ini planet yang berada di orbit

sekitar matahari.sebagai berikut3:

“planet  may be basically rocky object, such as the inner planet - Mercury,

Venus, Earth and Mars, or primarily liquid and gas with small solid core

like the outer planet  –  Jupiter, Saturn, Uranus and Neptune. These eight

are regreded as the major planets of the solar system.historically, Pluto

was also considered to be a major planet, but that catagorrization was

called in to question by the discover of other transneptutian object similar

in sixe to Pluto, or even larger. In 2006, the International Astronomy

Union adopted the term dwarf planet to describe Pluto, the largest

asteroid Ceres, and the other similarly sized bodies orbiting the sun.”

Artinya:

“P lanet mungkin pada dasarnya objek berbatu, seperti planet dalam -

 Merkurius, Venus, Bumi dan Mars, atau terutama cairan dan gas

dengan inti padat kecil seperti planet luar - Yupiter, Saturnus, Uranus

dan Neptunus. Ini adalah delapan yang diterima sebagai planet utama

dari surya sistem. Menurut sejarah, Pluto juga dianggap sebagai sebuah

 planet besar, akan tetapi katagorisasi itu membawa kedalam sebuah

masalah dengan mengemukakan objek “transneptutian” serupa lainnya

dalam masalah seperti Pluto, atau bahkan lebih besar. Pada tahun 2006,

 Persatuan Astronomi Internasional mengadopsi istilah “ planet kerdil ” untuk menggambarkan Pluto, Asteroid terbesar Ceres , dan benda

berukuran hampir sama lain yang mengorbit matahari. 

Demikian beberapa definisi mengenai kata planet. Adapun Bumi

merupakan sebuah planet yang akan menjadi objek pemikiran kali ini

3 Jacqueline Milton, Cambrige Illustrated Dictionary Of Astronomy, hal. 270. 

Page 34: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 34/86

19

merupakan salah satu planet yang mengorbit Mathari sebagai bintang induknya,

adalaha sebuah planet yang memiliki keistimewaan tersendiri.

Bumi adalah planet yang mengelilingi matahari, garis tengah bumi

sekitar 17.560 km, massa bumi sekitar 598x 1000 ton, volume bumi sekita 1 juta

cu km. Bumi memerlukan 365 hari, 6 jam, 9 menit, dan 9 detik untuk

menyelesaikan perjalanan mengelilingi matahari.  4

  Keadaan bumi paling dekat

dengan matahari yaitu pada bulan januari tanggal 3 atau 4, ketika jarak matahari

terhadap bumi 147.0 juta Km. Kemudian, enam bulan selanjutnya bumi berada

 pada jarak terjauh dengan matahari sekitar 152.0 juta Km.5 

Bumi juga mempunyai gerakan lain, yaitu berotasi pada porosnya,

sebuah garis maya yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan. Bumi

 berotasi sekali 24 jam ( tepatnya 23 jam, 56 menit, dan 4 detik)6. Perputaran

rotasi bumi memiliki garis kemiringan khatulistiwa sekitar 230

27’ terhada p orbit

 bumi. Dikarenakan kemiringan ini menyebabkan munculnya musim siklus

tahunan7.

Dalam dictionary of astronomy, difinisi bumi “ Earth” dijelaskan sebagai

 berikut8:

“Earth the third planet from the sun. like Mercury, Venus, and Mars,

 Earth is the one of rocky, smaller planets in the inner solar system know

as the terrestrial planets. Is the only of the four with a large natural

 satellite-the Moon”.

4 Budianto, Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006), Cet. Ke-1,

hal. 40.5 Jacqueline Milton, Cambrige Illustrated Dictionary Of Astronomy, hal. 94.

6 Budianto, Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan , Cet. Ke-1, hal. 40.

7

Jacqueline Milton, Cambrige Illustrated Dictionary Of Astronomy, hal. 94.8 Jacqueline Milton, Cambrige Illustrated Dictionary Of Astronomy, hal. 93.

Page 35: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 35/86

20

Artinya:

“ Bumi planet ketiga dari Matahari. seperti Merkurius, Venus, dan Mars,

 Bumi adalah salah satu planet yang padat, planet kecil di tata surya

bagian dalam. Yang diketahui Sebagai “ Planet Terestrial”. Bumimerupakan salah satu dari empat planet dengan satelit alam yang

besar yaitu Bulan.

Struktur bumi terdiri dari beberapa unsur, yaitu: kerak, mantel dan inti

 bumi. Jari-jari di kutub bumi adalah 6.356,8 km, sedangkan jari-jarinya di

ekuator adalah 6.378,2 km. kondisi kutub utara dan selatan agak pepat. Pepatnya

 bola bumi ini disebabkan pada saat baru terbentuk bumi belum terlalu padat, dan

rotasinya membuat mengembung pada bagian yang tegak lurus sumbu rotasi,

yakni bagian ekuator. Luas permukaan bumi kurang lebih 510.101.000 km2 dan

volumenya adalah 1.083.320.000.000.000.000 km3.9 

Ukuran bumi ini begitu tepat, tidak terlalu kecil sehingga akan kehilangan

atmosfernya, karena gravitasi yang kecil gagal mencegah gas lepas ke angkasa.

Dan ukuran bumi tidak terlampau besar sehingga gravitasinya menahan begitu

 banyak atmosfir gas yang berbahaya.10

 Kerak bumi, yaitu kerak batuan yang menutupi bumi lapisan kulit ini

tebalnya kira-kira 32-48 km di bawah benua dan kira-kira 4,8 km di bawah

lautan.  11Kerak bumi terbentuk kira-kira sekitar 4 milyar tahun yang lalu12.

Batuan yang membentuk kerak bumi terbuat dari mineral dan dapat

dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu:

9 Abdul Rahman Ritonga, Alam Semesta, (Jakarta: FE UI, 1997), hal. 125

10Harun Yahya, The Creation of The Universe, (London: Ta-Ha publisher Ltd, 2000), cet.

I, hal. 82.11

 Budianto, Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan, hal. 41.12

 Achmad Baiquni, AlQuran Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, (Yogyakarta: PT. DanaBhakti Prima Yasa, 1997), hal. 100.

Page 36: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 36/86

21

1. 

Batuan beku

Dibentuk dari bahan batu yang panas yang berupa cairan (magma) yang

kemudian membeku dan mengeras. Karena berbagai alasan, magma sering

keluar menuju permukaan dan memancarkan keluar melalui retakan dikerak

 bumi. Jika aliran magma ini cukup lama berlasung, sebuah  gunung api dapat

terbentuk. Magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lahar sebagian besar

lahar mengeras dalam beberapa minggu setelah keluar ke permukaan.

2.  Batuan sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari pasir, lumpur, atau bahan-bahan lain yang

tersimpan di laut yang terbawa oleh aliran air dari daratan. Simpanan ini disebut

sedimen. Batuan sedimen bearti batuan yang terbuat dari sedimen. Sebagaian

terbuat dari mineral lautan yang mengendap ketika air menyusut atau atau

mongering. Endapan tersebut menjadi batuan setelah waktu yang berabad-abad.

3.  Batuan metamorf

Batuan metamorf beaarti batuan yang telah diubah. Jika magma naik ke

atas, maka banyak batuan yang sudah ada terkena tekenan suhu yang besar.

Karena tekanan dan suhu ini, menyebabkan perubahan penting pada batuan.

 Mantel, dibawah lapisan bumi terdapat lapisan batuan padat yang tebal

yang disebut mantel. Tebalnya kira-kira 2.880 km dan suhunya 2.760 C. Mantel

ini merupakan sumber batuan mencair/meleleh yang menjadi magma gunung

merapi. Batuan di mantel terbuat dari magnesium, silicon, oksigen, besi, dan

Page 37: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 37/86

22

alumunium. Bila gunung merapi meletus, semburan gas batuan

meleleh(magma). Dan lahar yang keluar berasal dari lapisan mantel bumi.13 

Setelah mantel adalah inti bumi, inti bumi terbentuk pada suhu sekitar

6000 C elemen-elemen berat seperti besi mengumpul sebagai inti bumi yang

dibagian dalam padat dikarenakan tekanan yang semakin dalam semakin

tinggi.14

  inti bumi mempunyai tebal kira-kira 2.240 km dan terbuat dari nikel

dan besi cair. Setelah lapisan inti adalah inti bagian dalam yang berbentuk bola.

Suhunya kira-kira 4.982 C. para ilmuwan menduga inti bagian dalam juga

terbuat dari nikel dan besi15.

Suhu dan atmosfer adalah unsur terpenting pertama bagi kehidupan di

Bumi. Bumi memiliki suhu yang memungkinkan untuk hidup dan atmosfer yang

digunakan mahluk hidup untuk bernafas, khususnya bagi mahluk hidup yang

kompleks seperti manusia. Faktor yang menentukan bumi begitu ideal sehingga

 bias ditempati oleh manusia dan mahluk hidup lainnya. Dikarenakan posisi bumi

yang dengan matahari. Bumi tidak akan menjadi memeiliki sebuah kehidupan

anada saja bumi berada lebih dekat terhadap matahari seperti Venus yang

 bersuhu hingga 4500 C atau lebih jauh seperti Yupiter yang bersuhu -1430 C.16 

Molukul berbasis karbon hanya mampu bertahan pada suhu antara -200 C dan

1200  C, dan bumi satu-satunya planet dengan suhu rata-rata dalam batas

tersebut.17 

13 Budianto, Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan, hal. 41.

14 Achmad Baiquni, AlQuran Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, hal. 100.

15 Budianto, Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan, hal. 42.

16

 Setiawan Sandi, Gempita Tarian Cosmos, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hal 121.17 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal. 79.

Page 38: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 38/86

23

Jika melihat alam semesta secara keseluruhan, mendapati ruang suhu

yang sangat sempit untuk menunjang sebuah kehidupan ini merupakan hal yang

sangat sulit karena suhu diseluruh alam semesta bervariasi dari beberapa juta

derajat pada bintang terpanas hingga nol derajat mutlak (-2730 C). dalam selang

suhu yang begitu lebar, toleransi suhu yang memungkinkan adanya kehidupan

sangatlah sempit, namun bumi memilikinya.18 

Bumi diselubungi oleh campuran gas yang bias disebut udara. Udara

merupakan zat yang sangat penting untuk menunjang kehidupan untuk seluruh

mahluk hidup di bumi. Udara atau atmosfer terdiri dari campuran bermacam-

macam gas dengan nitrogen sebagai unsur yang paling banyak terdapat (78%).

Gas yang kelimpahannya berada di bawah nitrogen adalah oksigen (21%),

kemudian diikuti oleh gas-gas seperti Argon, Karbondioksida, uap air dan

sebagainya.19 

Kadar oksigen yang hanya 21 % bukan merupakan sebuah kebetulan

melainkan hasil dari kesempurnaan Allah swt dalam menentukan kadar yang

tepat bagi berlasungnya sebuah kehidupan. Kadar oksigen yang hanya 21%

 berkaitan langsung dengan kehidupan manusia dan mahluk lainnya di bumi. Para

 peneliti berpendapat bahwa seandainya kada oksigen 15%, maka apai tidak akan

menyala. Karena, kandungan oksigen tidak akan cukup untu berinteraksi.

18 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal. 79.

19

 A. Gunawan Admiranto, Tata Surya Dan Alam Semesta,( Yogyakarta : Kanisius,2000), hal. 74.

Page 39: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 39/86

24

Seandainya kadar oksigen mencapai lebih dari 25% maka segala yang ada di

 bumi akan hangus tanpa perlu disulut api, cukup dengan panas matahari saja.20 

Atmosfer mungkin tampak sebagai udara tipis belaka, namun

sesungguhnya atmosfer memiliki struktur yang sangat kompleks. Atmosfer

memiliki karakteristik sendiri, yaitu dari troposfer yang berputar di atas tanah

hingga eksosfer jernih yang jauh tinggi diluar angkasa. Atmosfer memiliki

kedalaman sekitar 700 km, namun tidak ada batas yang nyata. Atmosfer lenyap

 begitu saja diangkasa ketika udara menjadi semakin tipis. Adpun lapisan-lapisan

atmosfer atmosfer sesuai perbedaan suhu dan ketinggiannya. Di troposfer

sebagai terbawah kemudian stratosfer, mesosfer terletak diatas stratosfer,

merupakan lapisan gas tipis di mana suhu turun dengan sangat cepat. Gas-gas

dalam tiga lapisan terakhir atmosfer-ionosfer, termosfer, dan eksosfer-menjadi

semakin tipis. Dalam lapisan atmosfer terbawah, yaitu troposfer, udara terus

menerus begerak karena ada perbedaan tekanan. Ini dipicu oleh distribusi panas

matahari yang tidak merata antara daerah kutub dan ekuator. Gerakan

 berkelanjutan menyebabkan perbedaan kondisi cuaca di seluruh dunia. Dan

menimbulkan keberanekaragaman flora dan fauna yang ada. Tanpa atmosfer

 bumi tidak akan memiliki kehidupan. Atmosfer menjaga agar bumi tetap hangat,

melindungi dari sinar matahari yang berbahaya dan dari meteor.21 

Selain itu, dikarenakan gravitasi bumi yang tepat maka bumi mampu

menyimpan air yang cukup bagi kehidupan. Air merupakan salah satu penunjang

20Hisham Thalbah dkk, Esiklopedia Mukjizat Alquran Dan Hadits, terj. Syarif Hade

Masyah dkk, ( Jakarta : PT. Sapta Sentosa, 2009), cet. III, vol 8, hal . 33.21

 Richard Walker dkk, Ensiklopedia Ipa: Visual Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika,terj. Anis apriliawati dkk, (Jakarta : PT Lentera Abadi, 2009) , jilid. 3, hal, 290.

Page 40: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 40/86

25

kehidupan yang sangat penting, air dapat ditemukan hampir disemua kehidupan

yang ada di bumi. Tubuh manusia 70% nya adalah air. Oksigen yang berguna

untuk manusia, hewan dan tumbuhan salah satu unsur pembentuknya adalah air.

Air adalah salah satu molekul yang paling berlimpah di bumi. sekitar . ada

sekitar 350 juta kilometer kubik air di planet ini. hampir 97% dari semua

air ditemukan di lautan, yang mencakup dua pertiga dari luas permukaan

 planet. sekitar 90% dari semua air segar beku dalam es di kutub utara

dan selatan. Dan 1% dari semua air di bumi yang tersedia untuk konsumsi, dan

sebagian besar adalah ditemukan di bawah tanah akuifer.22 

A. E. Needhem seorang ahli biokimia, menunjukan betapa pentingnya air

 bagi pembentukan kehidupan. Jika hukum alam semesta memungkinkan

keberadaan zat padat atau gas saja, maka tidak akan pernah ada kehidupan.

Alasannya adalah bahwa atom-aton zat padat berikatan terlalu rapat dan terlalu

statis dan sama sekali tidak memungkinkan proses mulekuler dinamis yang

 penting bagi terjadinya kehidupan. Sebaliknya, dalam gas, atom-atom bergerak

 bebas dan acak. Mekanisme kompleks bentuk kehidupan tidak mungkin

 berfungsi dalam struktur seperti itu.23 

Dengan demikian, lingkungan cair mutlak diperlukan untuk

 pembentukan suatau kehidupan. Perlu dingatkan ini terjadi dikarenakan ukuran

 bumi yang tepat sehingga memungkinkan terbentuknya suatu kehidupan di

 bumi.

22 K. Lee Lerner dkk, U.X.L Encylopedia of Water Science, (USA : Thomson Gale,

2005), hal. 1.23 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal. 118.

Page 41: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 41/86

26

Ukuran dan massa bumi merupakan sesuatu yang spesial dari jutaan

kemungkinan penciptaan bumi. Ahli geologi Amerika Frank Press dan Raymond

siever meberikan komentar tentang ketepatan ukuran bumi seperti yang dikutip

oleh Harun Yahya24:

“Dan ukuran bumi begitu tepat tidak terlalu kecil sehingga kehilangan

atmosfernya, karena gravitasi yang kecil gagal mencegah gas lepas ke

angkasa, dan tidak terlalu besar sehingga gravitasinya menahan begitu

banyak atmosfer, termasuk gas yang berbahaya”. 

Kemudian selain massa dan ukuran bumi, inti bumi dirancang khusus.

Disebabkan intinya, bumi memiliki medan magnet yang kuat yang berperan

dalam menjaga kelangsungan hidup. Menurut press dan siever 25:

“ Perut bumi luar biasa besar, namun merupakan mesin penghasil panas

 yang diseimbangkan secara rumit dengan bahan bakar radio aktif. Andai

bekerja lebih lambat, aktivitas geologi akan berjalan lebih lambat. Besi

tidak mungkin mencair dan terbenam membentuk inti cair, dan medan

magnet tidak pernah terbentuk andai lebih banyak bahan bakar

radioaktif, dan mesin bekerja lebih cepat, gas dan debu vulkanik tentutelah menghalangi matahari, sehingga atmosfer menjadi pekat mematikan.

 Dan permukaan bumi diguncang oleh gempa dan letusan gunung api

 setiap hari.” 

Singkatnya, jika proses yang terjadi didalam perut bumi tidak stabil

maka tidak akan terbentuk medan magnet yang melindungi bumi dari energi

yang mematikan.

Dari penerangan mengenai bumi sebagai sebuah planet, bumi memang

dirangcang khusus untuk menopang sebuah kehidupan.

24

 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.82 .25 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.83 .

Page 42: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 42/86

27

B.  Teori Penciptaan Bumi

a.  Menurut Pandangan Ilmuwan dan Filosof

Pada proses penciptaan planet-planet, khususnya planet-planet yang

mengitari matahari, termasuk diantaranya planet bumi yang permukaannya

terdapat mahluk hidup. Para ilmuwan belum sepakat seputar pembentukan

 planet-planet di sekitar bintang-bintangnya atau bulan di sekitar planet-

 planetnya. Namun sejumlah ahli telah mencoba untuk merumuskan teori untuk

menjelaskan cara pembentukan planet-planet di sekitar bintang.

Teori yang paling popular adalah teori yang menyatakan bahwa meteri

yang membentuk planet mengitari matahari tersebut berasal dari luar matahari

dan bersandar pada keyakinan bahwa kuantitas unsur-unsur alami yang terdapat

dalam planet-planet tersebut, terutama bumi, tidak mungkin dihasilkan dari

matahari. Pendapat ini menyatakan bahwa materi planet berasala dari hasil

ledakan bintang yang berjumlah banyak setelah kehabisan bahan bakar yang

 berupa hidrogen dan unsur-unsur ringan lainya yang berubah menjadi unsur-

unsur alami yang berbeda-beda. Materi-materi bintang yang berterbangan jatuh

 pada seluruh gravitasi matahari, lalu mulai berotasi mengelilingi matahari dan

akhirnya membentuk planet-planet yang berbeda26

.

Teori lain mengatakan, asal usul terciptanya bumi berasal dari radiasi

yang dipancarkan oleh matahari yang baru lahir menolak materi awan debu

disekitarnya. Yang tersisa hanyalah sebuah cakram debu yang mengitari

matahari. Perlahan-lahan butir-butir tersebut saling bergabung dalam proses

26

 Hisham Thalbah dkk, Esiklopedia Mukjizat Alquran Dan Hadis, terj. Syarif HadeMasyah dk, cet. III, vol 8, hal . 19.

Page 43: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 43/86

28

yang disebut akresi. Lambat laun, cakram debu berubah menjadi sejumlah

 planet, yang salah satunya adalah bumi. Massa bumi terus bertambah sehingga

medan gravitasinya terus meningkat. Hingga terus memampat dan terbentuklah

 bola padat yang intinya meleleh. Inti bumi terdiri dari lelehan besi pekat, yang

diselimuti oleh mantel silikat padat. Aktivitas gunung api dan gempuran hujan

meteor membentu rupa permukaan planet bumi. Ketika pembentukan bumi

hamper rampung, sebuah benda seukuran planet mars membenturnya sehingga

terlemparlah awan materi ke jalur orbit bumi. Selanjutnya, awan debu tersebut

memampat dan menjadi satelit bumi dengan nama bulan.27 

Menurut teori lain, bumi dulu merupakan suatu massa yang terdiri dari

gas yang berputar yang terlempar dari matahari pada saat matahari masih muda.

Gas tersebut perlahan menjadi dingin, bentuknya berubah menjadi cairan. Cairan

ini, yaitu magma, menjadi dingin dan mineral yang terkandung didalamnya

mulai mengkristal. Mineral-mineral berat cenderung tenggelam kedalam cairan

magma, sedangkan mineral yang ringan terapung diatas mineral yang berat.

Sementara pendinginan terus berlanjut, batuan mulai memadat. Pada waktunya

 batuan ini membentuk kerak bumi. Pada saat magma mengeras menjadi kerak

 bumi, sering terjadi magma dalam jumlah yang besar dan pada suhu yang sangat

tinggi akan terjebak/terkurung dalam kerak bumi. Gas yang terdapat dalam

magma akan mengeluarkan tekanan yang sangat besar yang menekan batuan

kerak bumi yang di atasnya. Batuan tersebut sering tidak dapat menahan

27

Charles Taylor dkk,“ Ensiklopedia Sains untuk pelajar dan umum”terj. Tim Penerbitlentera abadi, ( Jakarta : PT Lentera Abadi,2007) , jilid. 1, hal. 2.

Page 44: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 44/86

29

tekanannya sehingga magma akan naik membentuk lapisan-lapisan yang lebih

tinggi.dan terbentuklah gunung berapi28.

Selain terjadi batuan kerak bumi, karena posisi bumi yang sangat

istimewa terhadap matahari, terbentuk juga materi bumi yang lain yang sangat

 penting yaitu air yang menggenang diatas kerak bumi sebagai lautan. Permukaan

 bumi saat ini 2/3 nya merupakan air dan 1/3 nya berupa daratan. Dari siklus air

yaitu penguapan-hujan-mengalir kembali kelaut serta angin dan perubahan suhu

siang-malam, batuan-batuan tersebut lama-lama menjadi pecah-pecah. Pecahan-

 pecahan tersebut terbawa air dan terdampar didanau atau bagian laut yang

dangkal. Pecahan-pecahan ini saling menekan karena berat yang semakin

 bertamabah dan dengan perlahan berubah menjadi batuan sedimen29.

Pada tahun 1755 M, Immanuel kant salah seorang filsuf terbaik Jerman

 berpendapat30

:

“ The sol ar system  – The Sun, Planets, Moons, Comets and the rest- were

 formed from a Nebula-a great mass of thin and like gas” 

Artinya:

“Sistem tata surya seperti Matahari,  Planet-planet, Bulan, Komet-

komet dan sisanya terbentuk dari sebuah Nebula yaitu sebuah massa yang

besar dan seperti gas.” 

Dalam waktu yang bersamaan, naturalis Perancis George Louis leclerc,

Comte the Buffon, memberikan jawabannya sendiri atas pertanyaan31:

28 Budianto, Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan, hal. 44.

29 Budianto, Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan, hal. 44.

30 Howard Graham dkk, The Book of Popular Science,( Canada: Grolier Limited, 1977),

vol 1, hal. 2731

 Howard Graham dkk, The Book of Popular Science, vol 1, hal. 28

Page 45: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 45/86

30

”how was the earth born?he belived that, ages ago, the Sun collided whith

a comet and that, as a result, a great deal of material was forced out of it.

This material later cooled and gave rise to the planets ” 

Artinya:

“Bagaimana bumi telah tercipta? Dia Percaya Bahwa, pada masa lalu,

 Matahari bertabrakan dengan komet dan bahwa, sebagai hasilnya,

banyak Bahan Dipaksa Keluar. Bahan ini kemudian didinginkan

dan memunculkan planet-planet .” 

Pendapat Buffon ini sangat disayangkan, bahwa sebuah komet yang

 bertabrakan dengan sama sekali tidak dapat mempengaruhi itu. Walau

 bagaimanapun, teori ini menjadi awal untuk hipotesis-hipotesis modern

mengenai sebuah idea tabrakan benda langit.

Sekitar tahun 1900 M, seorang astronome Forest Ray Moulton dan

seorang geolog T. C. chamberlin, menyajikan sebuah teori baru, yang mereka

sebut “planetesimal hypothesis , menurut Moulton dan Chamberlin32:

“a star speeding through space came very close to our sun. the greatly

increased gravitational forces between the two star caused each to raise

 great tides in the hot gaseous body of the other. As the solar tides by the

 pull of the passing star become greater and greater, masses of gas werethrown clear of the sun and began whirling round and round. Some of the

 followed the orther star as it dashed off into space;held by the attraction

of the sun, started to move around that body. The great solar tides

 subsided when the orther star move on; the masses of gas flung off from

the sun settled down into orderly paths around it. As they became cooler,

they changed into liquid form and the gradually became small solid

masses. These fragments-planetesimal-eventually drew together to form

 planet. ” 

Artinya:

“Sebuah bintang datang melaju dari ruang angkasa mendekati matahari

kita. Gaya gravitasi sangat meningkat antara kedua bintang disebabkan

oleh masing-masing panas gas yang meningkatkan di dalam kedua benda.

Sebagai tata surya yang sedang naik dengan tarikan bintang yang lewat

menjadi lebih besar dan lebih besar, massa gas terlempar dari matahari

dan mulai berputar-putar. Beberapa bintang mengikuti yang lainnya

melesat keangkasa, di tahan oleh daya tarik Matahari, mulai bergerak di

 sekitar benda itu. Arus tata surya yang besar berkurang ketika bintang

lainnya mulai bergerak, massa gas terlempar dari matahari mereda ke

32 Howard Graham dkk, The Book of Popular Science, vol 1, hal. 29

Page 46: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 46/86

31

 jalan yang teratur disekitarnya.   Karena mereka menjadi dingin,

mereka berubah menjadi bentuk cair dan bertahap menjadi massa

 padat yang kecil. Fragmen ini -planetesimal- akhirnya menarik bersama

untuk membentuk planet.” 

Kemudian sekitar tahun 1918 M, Sir James jeans and H. jefreys, dua

ilmuwan Inggris, mengeluarakan sebuah teori yang disebut “Tidal Theory” teori

ini terinspirasi dari “Teori Tabrakan”. Menurut mereka33:

“The planets were formed directly from the priginal mass of gas pulled out

of the sun by passing the star, and not by the building up of large solid

bodies from small particles. The tidal theory, as the star approached, or

even sidewiped our sun, its gravitational, pull drew out a long

cigarshaped filament of gas from the sun a filaments largest in the middle

 section and tapering at boths end.” 

Artinya: 

 Planet-planet terbentuk secara langsung dari massa gas asli yang ditarik

keluar dari matahari oleh bintang yang lewat, dan bukan merupakan

bangunan benda padat yang besar dari partikel-partikel yang kecil.

“Teori tidal” , sebagai bintang mendekati, atau bahkan pada sisi lain,

 Matahari kita, gaya gravitasi ini, tarik menarik sebuah filamen berbentuk

cerutu panjang gas dari Matahari sebuah filamen terbesar dibagian

tengah dan meruncing pada akhir keduanya.

Lebih lanjut lagi, seorang astonom amerika Fred L. Whipple

menawarkan sebuah teori awan debu alam semesta “dust-cloud theory of the

universe”, menurutnya34:

“the solar system to be was at the first a vast cloud of cosmic dust and

 gasses which assumed a disclike shape. irregularities whithin the cloud

brought about rotation; the rotating dust and gases became concentrated

and the cloud collapsed. the solid particles within it collided, stuck

together and became planets.the gases at the center of the former clouddeveloped into the sun.”

Artinya :

“ sistem tata surya yang pada awalnya adalah sebuah gumpalan awan

debu kosmik dan gas yang belum memiliki bentuk. Ketidak teraturan dalm

awan yang disebabkan oleh rotasi; perputaran debu dan gas menjadi

terkonsentrasi dan awan memadat. Partikel partikel padat di dalmnya

33

 Howard Graham dkk, The Book of Popular Science, vol 1, hal. 2934 Howard Graham dkk, The Book of Popular Science, vol 1, hal. 30.

Page 47: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 47/86

32

 saling bertabrakan, saling menempel dan menjadi planet-planet. Gas yang

berada di bagian tengah awan berubah bentuk menjadi Matahari.” 

Itulah beberapa teori yang diusul untuk memperediksi bagaimana Bumi

tercipta. Tidak ada salah satu teoripun yang dianggap dapat memberikan

 jawaban yang memuaskan mengenai kelahiran Bumi dan planet lainnya. Ini

dikarenakan teori-teori tersebut berbasis spekulasi dan merupakan sebuah

dugaan yang cerdas.

 Namun, para astronom modern percaya bahwa terciptanya Bumi secara

teratur dan bertahap bukan hanya pada sebuah bencana tabrakan yang

 beruntung.seperti yang tertulis dibuku “The Book of  Popular Science”35 :

“Many modern astronomers are inclined to discount theories based on the

collision or the near-collision between a sun and passing star. they believe

that the universe as a whole has evolved in a gradual and orderly fashion,

and not through chance catastrophes beyond the normal course of

events.” 

Artinya:

“Banyak astronom modern cenderung mengabaikan teori –   teori yang

didasarkan kepada tabrakan atau hampir mendekatinya antara Matahari

dan bintang yang lewat. Meraka percaya bahwa alam semesta secara

keselurahan telah berkembang secara bertahap dan teratur, dan bukan

melalui bencana dari sebuah kemungkinan dari kejadian yang luar

biasa.”

Pengakuan para astronom mengindikasikan ada sebuah kekomplekan yang

teratur dari jutaan kesempatan sebuah penciptaan.

b.  Menurut Pandangan Muffasir

Adapun al Qur’an memberikan informasi mengenai penciptaan langit dan

Bumi dalam waktu enam hari. Maha besar Allah Dalam firman-Nya:

35 Howard Graham dkk, The Book of Popular Science, vol 1, hal. 30.

Page 48: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 48/86

33

“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara

keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy.

tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak

(pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak

memperhatikan?36 .

Akan tetapi al Qur’an belum cukup menyebutkan hakikat alam ini. Oleh

karena itu, ada hakikat pendukung tentang penjelasan dari hari-hari penciptaan

langit dan bumi tersebut. Begitu juga tentang keadaan alam ketika pertama kali

diciptakan. pada hakikatnya penciptaan bumi tidak memakan waktu selama

enam hari. Hal ini seperti yang termaktub dalam firman-Nya berikut:

“ Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang

menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-

 Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam". Dan Dia

menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia

memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan

(penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi

orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan

langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya

dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku

36 QS. Al-Sajdah: 4

Page 49: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 49/86

34

dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang

dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua

masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi

langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami

memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.37  

Adapun kata yaum/hari pada ayat di atas dalam penggunaan bahasa Arab

tidak harus dipahami dalam arti 24 jam. Ia bahkan digunakan untuk menunjukan

satuan waktu bagi selesasinya suatu kegiataan, baik pendek maupun panjang.

Perlu dingat bahwa satuan-satuan waktu yang digunakan oleh manusia bertalian

dengan rotasi bumi dan revolusi bumi. Dengan demikian, apabila seorang

meninggalkan bumi menuju planet lain, maka panjang pendek satuan waktu itu

di masing-masing planet memiliki perbedaan.38 

Sebagaimana yang telah diungkapkan pada ayat di atas, bahwa Allah swt

telah menciptakan bumi dalam waktu dua hari dan dua hari sisanya buat

 pemberkahan dan penyiapan makanan bagi para penghuninya. dia juga telah

menciptakan langait dalam waktu yang sama. Sementara itu, ayat-ayat lain

menyebutkan bahwa waktu penciptaan langit dan bumi adalah enam hari.

Adapun kronologis konsep enam masa penciptaan langit dan bumi

tercantum dalam al Qur’an sebagai berikut, Allah swt berfirman: 

37 QS. Fushilat : 9-11.

38

 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,(Jakarta: Lentera Hati, 2007), Vol. 12, hal. 382.

Page 50: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 50/86

35

“ Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah

membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,

 Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya

terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia

memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang

ternakmu.”39 

Menurut ahli astronomi ayat tersebut, memberi petunjuk tentang

kronologis enam proses penciptaan langit dan bumi, yaitu40

:

 Masa Pertama,  dipahami dari ayat 27 yang memberi petunjuk tentang

 penciptaan alam semesta dengan pristiwa  Big Bang , yaitu ledakan besar sebagai

awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.

 Masa Kedua,  dipahami dari ayat 28 yang memberi petunjuk tentang

 pengembangan alam semesta, sehingga benda-benda langit makin berjauhan “

…lalu menyempurkannya..”, memebri pengertian bahwa pembentukan benda

langit bukanlah proses sekali jadi tetepi proses evolutif.

 Masa Ketiga, diperoleh petunjuk dari ayat 29 tentang adanya tata surya

yang juga berlaku pada bintang-bintang lain. Masa ini adalah masa penciptaan

matahari bersinar dan bumi yang berotasi hingga adanya siang dan malam.

 Masa Keempat, diperoleh petunjuk dari ayat 30 yang sepertinya

menjelaskan proses evolusi bumi karena tumbukan benda langit lainnya, dan

 bumi dihamparkan mungkin pada saat lempeng benua besar Pangea mulai

terpecah tetapi bias jadi lebih tua dari pangea.

39 QS. An- Nazi’at: 27-33.

40 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Penciptaan Bumi Dalam Perspektik Al-Qur‟an

 Dan Sains (Tafsir „Ilmi), (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2010), Cet.1, hal. 21.

Page 51: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 51/86

36

 Masa Kelima, dipahami dari ayat 31 yang memberi petunjuk tentang

awal penciptaan kehidupan di bumi dengan menyediakan air.

 Masa Keenam, diperoleh petunjuk dari ayat 32 dan 33 yang menjelaskan

timbulnya gunung-gunung akibat evolusi geologi dan mulai diciptakannya

hewan dan kemudian manusia.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa penciptaan bumi terjadi pada

masa ketiga sampai dengan keenam. Seperti yang termaktub dalam ayat di atas.

Pada  Masa Ketiga, masa penciptaan matahari dan bumi serta planet-planet

lainya bumi terbentuk semula oleh sekumpulan gas (cloud of gas) dan debu,

lebih dari 4,5-4,6 milliar tahun yang lalu. Elemen-elemen ringan termasuk

hydrogen (H) dan oksigen(O) yang jumlahnya sangat besar terkumpul dalam

 planet sebagai gas yang terkondensasi dan membentuk batuan yang lunak dan

mulailah sejarah bumi dan planet-planet lainnya. Material-material yang ada

kemudian terpisah berdasarkan berat jenisnya. Material berat memisahkan diri

dan menempati tempat yang dalam, sedangkan material ringan naik ke atas. Pada

masa ini yang dalam geologi disebut sebagai hadean eon (masa hadean), dimana

 bumi masih pada awal penciptaannya dan belum terbentuk batuan, kecuali

meteorit. Meteorit tertua diketahui berumur sekitar 4,6 milliar tahun yang lalu.

Rentang waktu masa hadean sekitar 4,6-3,8 milliar tahun yang lalu. Batuan yang

tertua yang diketemukan di kanada dan diketahui berumur 3,8-4,3 milliar tahun

yang lalu. Bias jadi inilah yang menandai akhir masa ketiga dan memasuki

masa keempat.

Page 52: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 52/86

Page 53: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 53/86

38

BAB III

KESEIMBANGAN PENCIPTAAN BUMI MENURUT

ALQUR’AN DAN SAINS 

A.  Keseimbangan Penciptaan Bumi

Keseimbangan diambil dari kata imbang yang bermakna setimbang

(berat,ukuran, derajat, dsb) sedangkan keseimbangan memiliki makna suatu

keadaan yang berimbang.1 

Al Qur’an bukan hanya mengungkap bahwa Tuhan berkuasa menciptakan

alam semesta akan tetapi memeliharanya dengan keseimbangan untuk semua

ciptaan-Nya2. Allah berfirman dalam firman-Nya:

“ Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah

agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya

kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. dan Tuhanmu

 Maha memelihara segala sesuatu.”3 

Hukum-hukum keseimbangan yang mengatur alam sesungguhnya adalah

hukum Allah swt. Maha besar Allah dengan firman-Nya, yang menciptakan

segala sesuatunya keseimbangan takaran yang sempurna:

1 Tim Redaksi KBBI,  Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) ,

hal. 425.2

 A. Hidayat, Teologi Qur‟ani,( Bandung :Gunung Jati Press, 1998). hal. 178.3 QS. Saba’ : 21 

Page 54: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 54/86

39

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”4.

Al Maraghi menjelaskan sesungguhnya yang terjadi didalam kehidupan ini

adalah dengan ketentuan Allah dan pembentukan-Nya, menurut ketentuan

hikmah-Nya yang maha bijaksana dengan aturan-Nya yang menyeluruh dan

sesuai dengan sunah-sunah yang Dia letakan pada makhluk-Nya5.

Maha besar Allah dengan firman-Nya:

“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak

mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya),

dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-

ukurannya dengan serapi-rapinya.”6  

Hukum Allah atau sunnatullah, memiliki tiga sifat. Pertama, pasti (exact);

Kedua, objektif; Ketiga, tetap dan tidak berubah. Yang dimaksud pasti adalah

hukum itu mesti berlaku, tidak boleh tidak. Misalkan, bahwa jika diangkat

sebuah batu kemudian dilepas, pasti batu itu jatuh, ia tidak mungkin melayang-

layang jika ada sebuah hukum Tuhan (gravitasi) pasti berlaku padanya7.

Yang dimaksud objektif ialah hukum itu berlaku pada apa saja. Sebelum

 Newton lahir setiap batu yang terkena dampak hukum gravitasi jika dilemparkan

ke atas pasti akan ajatuh ke bawah, Hukum Gravitasi adalah hukum Allah yang

 pertama kali dipopulerkan oleh Newton.8 

Maha besar Allah dengan firman-Nya:

4 QS. Al Qamar : 49

5 Bahrun Abu Bakar, dkk, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (semarang: Toha Putera, 1998),

cet. II, hal. 177. 6 QS. Al Furqaan : 2

7

 A. Hidayat, Teologi Qur‟ani,( Bandung :Gunung Jati Press, 1998) Hal. 179.8 Nasrudin Razak, Dienul Islam ( Bandung: al-Ma’arif, 1996), hal. 65.

Page 55: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 55/86

40

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali

tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak

 seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu

 yang tidak seimbang?”9 

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menciptakan tujuh langit dengan

keserasian antara yang satu dengan yang lainnya. Pada ciptaan Allah tersebut

tidak ditemukan ketidak serasian. Karena Dia menghadapakan sanggahan-Nya

kepada semua pihak atau manusia untuk memeriksa, mencermati dan meniliti

hasil ciptaan-Nya berulang-ulang, apakah dalam ciptaan-Nya ditemukan ketidak

satuan, ketidak serasian dan ketidak selarasan antara satu dengan yang lainya.

Bila disimak ayat sebelum dan sesudahnya, nyata sekali penekan akan

kesimbangan dan kesempurnaan ciptaan Allah SWT. Sebab itu semua kreasi-

 Nya berada dalam keragaman dan keserasian yang mutlak antara masing-

masingnya. Andaikan tidak terjadi keseimbangan dan ketidak serasian dalam

rancangan-Nya atau kekacauan dalam ciptaan-Nya akan membawa kepada

kerusakan dan kebinasaan di alam semesta tidak hanya di bumi.10 

Ditinggikannya langit dalam arti diciptakannya tinggi tanpa tiang.

Ketinggian itu terlihat dengan mata kepala oleh penghuni bumi, dan pada saat

yang sam ketinggiannya itu adalah ketinggian kedudukannya, karena biasanya

langit dinilai sebagai tempat turunya malaikat dan turunya rahmat, bahkan tidak

9 QS. Al-Mulk: 3.

10

 Sirujuddin Zar, Konsep Penciptaan Alam Dalam Pemikiran Islam, Sains Dan Al-Qur‟an,( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997) , Cet. III, hal. 74.

Page 56: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 56/86

41

 jarang manusia menunjuk kerah langit untuk mengisyaratkan wujud Tuhan atau

kuasa-Nya.11 

Al Zamakhsyariy mengungkapkan bahwa ciptaan adalah mengagungkan

 persoalan ciptaan-Nya dan untuk memperingatkan atas keselamatan ciptaan-Nya

dari ketidak selarasan dan ketidak seimbangan. Sebagai hasil ciptaan Allah yang

maha sempurna sudah pasti serasi antara satu dengan yang lainya.12 

Alam merupakan lapangan tujuan dimana segala sesuatu memenuhi suatu

tujuan dan dengan cara demikian memberikan sumbangan bagi kesejahteraan

dan kesimbangan segalanya. Dari sebutir batu kerikil yang bernyawa dilembah,

 bima sakti-bima sakti dengan matahari-mataharinya, pohon-pohon raksasa, ikan

 paus dan gajah dan segala sesuatu yang ada, melalui kelahiran dan

 pertumbuhanya, kehidupan dan kematiannya memenuhi suatu tujuan yang telah

ditetapkan untuknya oleh Tuhan, yang perlu bagi mahluk-mahluk lainnya.

Semua mahluk adalah saling bergantung, dan semua ciptaan berjalan lancar

karena adanya keselarasan yang sempurna antara bagian-bagiannya untuk segala

sesuatau.

Ayat-ayat yang mengajak manusia untuk memikirkan nikmat-

nikmat Tuhan kepada ciptaan-Nya, banyak ayat yang mengandung

 pernyataan-pernyataan yang baik sekali untuk dihadapkan dengan Sains

modern. Dari segi pandangan ini ayat-ayat tersebut malah lebih penting

11 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2007), Vol. 6, hal. 548.12

 Abi Al-Qasim jar-Allah Mahmud bin Umar Al-Zamakhsyariy, Al-Kasyaaf, (Beirut :Dar al-Kutub ilmiyyah, 1995), juz IV, hal 563.

Page 57: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 57/86

42

karena tidak menyebutkan kepercayaan-kepercayaan yang bermacam-

macam mengenai fenomena alamiah.13 

Dalam ayat –  ayat penciptaan alam semesta dimana Sang Maha Pencipta

memang menginformasikan bahwa segala sesuatu itu telah Dia ciptakan

menurut ukurannya sehingga tidak ada ketidakstabilan didalamnya.

Maha besar Allah swt dengan segala firman-Nya;

“Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi, Yang Menciptakan, dan

menyempurnakan (penciptaan-Nya), Dan yang menentukan kadar

(masing-masing) dan memberi petunjuk”.14 

Bagaimana ayat diatas menunjukan segala sesuatu dalam penciptaan

telah melalui proses rancangan yang begitu sempurna bahkan sejak awal mula

 penciptaan. Paul Davies berkomentar bagaimana hukum-hukum Fisika

memberikan kondisi ideal bagi kehidupan15;

“Kal au saja alam memilih serangkaian angka yang sedikit berbeda,

dunia akan menjadi tempat yang sangat ama berbeda. Barangkali kita

tidak akan ada untuk melihatnya. Penemuan baru tentang kosmos

 primitive mewajibkan kita menerima bahwa alam semesta yang

mengembang telah diatur dalam geraknya dengan suatu ketelitian yang

 sangat menakjubkan.”

13Maurice Bucaille, Bibel, Qur-an, dan Sains Modern, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979),

hal. 5014

 QS. Al A’la  : 1-315

 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.29.

Page 58: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 58/86

43

Arno Penzias, yang pertama mendeteksi radiasi latar belakang kosmik

 bersama Robert Wilson. (keduanya menerima hadiah Nobel tahun 1965 untuk

 penemuan ini), mengomentari rancangan indah alam semesta16

;

“ Astronomi mengarahkan kita pada sebuah pristiwa unik, alam semesta

 yang diciptakan dari ketiadaan, alam semesta yang dengan

keseimbangan yang sangat rumit, yang diperlukan untu menediakan

kondisi tepat bagi kehidupan. Dan alam semesta yang mempunya

rencana dasar. (bisa dikatakan super-rasional).”

Kemudian, Seorang ahli biologi molekuler Micheal Dalton

mengomentari bagai mana tepatnya ukuran gaya yang mengatur alam semesta

ini, menurutnya 17:

“ Jika, misalnya, gaya gravistasi satu trilliun lebih kuat, maka alam

 semesta akan jauh lebih kecil dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek.

Sebuah bintang rata-rata akan mempunyai massa satu trilliun lebih kecil

dari Matahari dan masa hidup sekitar satu tahun. Dilain pihak, jika

 gravitasi kurang kuat, tidak akan pernah ada bintang atau galaksi yang

akan terbentuk. Hubungan dan nilai-nilai lain tidak kurang kritisnya.

 Jika gaya nuklir kuat sedikit lebih lemah saja, satu-satunya unsure yang

akan stabil han hydrogen saja. Tidak ada atom lain yang terbentuk. Jika

 gaya nuklir kuat sedikit lebih kuat dalam kaitannya dengan

elekromgnetisme, maka inti atom yang terdiri dari dua proton menjadi

 yang paling stabil di alam semesta, yang bearti tidak akan ada

hydrogen, dan jika ada bintang atau galaksi lain yang terbentuk, mereka

akan sangat berbeda dari bentuknya sekarang. Jelas sekali jika semua

konstanta ini tidak mempunyai nilai yang tepat, demikian tidak akan ada

bintang, supernova, atom, planet, dan kehidupan.” 

Peryataan-peryataan para ilmuwan-ilmuwan yang dengan serius meneliti

keseimbangan yang terjadi di alam semesta menunjukan bahwa di alam

semesta terdapat rancangan yang begitu unik dan teratur. Tidak bias

dipungkiri lagi bahwa pembuat rancangan adalah Allah SWT, yang

menciptakan seglanya dengan ukuran dan rancangan yang luar biasa. Dalam

ayat-Nya, Allah swr menarik perhatian manusia, pada keteraturan penciptaan

alam semesta, yang derncanakan dan diperhitungkan secara detail.

16 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.29.

17

 Michael Denton, Nature's Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in theUniverse, (The New York: The Free Press, 1998), hal. 12-13.

Page 59: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 59/86

44

Maha Besar Allah swt dengan segala firman-Nya;

“ Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya

 gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut

ukuran”18. 

a. Suhu Bumi

“ Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada

 yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-

orang mukmin.”19 

Ayat di atas yang menunjukan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang

mukmin. Orang-orang mukmin disebutkan secara khusus karena hanya meraka

sajalah yang dapat mengambil manfaat dari hal tersebut untuk memperkuat

keimanannya20.

Ayat penciptaan langit dan bumi dari proses lahirnya sehingga terbentuk

sebuah bentuk, sering dilukiskan oleh al Qur’an dengan kata khalaqa, walau dari

segi bahasa berarti mencipta atau mengatur sesuatu dengan pengaturan ukuran-

ukuran yang sangat teliti. Jika ada kata khalaqa  bersama kata lain yang

diciptakan-Nya maka kata itu hanya berarti mencipta atau mengatur saja. Namun

 jika berdiri sendiri seperti ayat di atas maka penciptaan meliputi seluruh

 pengaturan dan pengendalianya.21Termasuk komponen-komponen yang

18 QS. Al Hijr : 19

19 QS. Al Ankabut : 44

20 Imam Jalalain, Tafsir Jalalain, terj. Bahrun Abubakar, (Bandung: Sinar Baru

Algesindo,2009), cet. Ke-6, hal. 435.21

 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), vol. 10,hal.350

Page 60: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 60/86

45

menglengkapi agar bumi memenuhi syarat untuk menopang sebuah kehidupan

salah satunya nyaitu keseimbangan dalam penentuan atau pengaturan suhu

Bumi, meskipum ayat tersebut tidak menyebutkan secara jelas mengenai suhu

Bumi.

Suhu Bumi adalah unsur terpenting pertama bagi kehidupan di bumi.

Bumi memiliki suhu yang memungkinkan untuk hidup dan atmosfer yang

digunakan mahluk hidup untuk bernafas, khususnya bagi mahluk hidup yang

kompleks seperti manusia. Faktor yang menentukan bumi begitu ideal sehingga

 bisa ditempati oleh manusia dan mahluk hidup lainnya. Dikarenakan posisi bumi

yang ideal dengan matahari. Bumi tidak akan memiliki sebuah kehidupan andai

saja bumi berada lebih dekat terhadap matahari seperti Venus yang bersuhu

hingga 4500 C atau lebih jauh seperti Yupiter yang bersuhu -1430 C.22 Molukul

 berbasis karbon hanya mampu bertahan pada suhu antara -200 C dan 1200 C, dan

 bumi satu-satunya planet dengan suhu rata-rata dalam batas tersebut.23 

Ahli geologi Amerika, Frank press dan Raymond siever seperti yang

telah dikutip oleh Harun Yahya menunjukan keistimewaan suhu rata-rata bumi,

mereka menyatakan:

“kehidupan seperti yang kita ketahui hanya mungkin terjadi pada selang

 suhu yang sangat sempit. Selang suhu ini mungkin hanya 1 atau 2 persen

dari selang suhu antara nol mutlak dan suhu permukaan matahari” Terjaganya selang suhu ini juga berkaitan dengan jumlah panas yang di

hasilkan oleh Matahari, di samping jarak bumi dengan Matahari. Menurut

 perhitungan, penurunan 10% saja dari cahaya yang dipancarkan oleh matahari

dapt mengakibatkan Bumi diselimuti lapisan es setebal beberapa meter, dan

22 Setiawan Sandi, Gempita Tarian Cosmos, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hal 121.

23

 Harun Yahya, The Creation of The Universe, (London: Ta-Ha publisher Ltd, 2000),cet. I, hal. 79.

Page 61: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 61/86

46

andaikan panas Matahari naik maka seluruh permukaan Bumi akan gersang dan

hangus oleh panas Matahari dan kemungkinan bila terjadi badai matahari Bumi

akan menjadi hangus terbakar bagaikan tanah yang dibuat untuk batu bata. Tidak

hanya suhu panas yang ideal, tapi suhu rata-rata harus menyebar secara merata

keseluruh permukaan planet Bumi. Dan sejumlah kondisi khusus telah

diciptakan untuk memungkinkan hal tersebut terjadi.

Sumbu rotasi bumi yang miring 23’27’ terhadap bidang ecliptic ( garis

edar Bumi mengitari Matahari). Kemiringan ini mencegah panas berlebihan di

wilayah antara kutub dan khatulistiwa, membuat suhu menjadi lebih sedang. Jika

kemiringan ini tidak ada perubahan suhu antara jutub dan dareah khatulistiwan

akan sangat tinggi dan daerah bersuhu dengan tidak akan ada atau Bumi tidak

memungkinkan untuk menjadi tempat tinggal. Tidak hanya itu kecepatan rotasi

 juga yang menjaga penyebaran panas menjadi seimbang dan terjaga pada suhu

yang memungkinkan untuk kehidupan. Bumi melkukan rotasi 24 jam dala sehari

yang menyebabkan pergantian siang dan malam menjadi singkat. Karena

 periode ini singkat, maka perubahan suhu antara kedua sisi menjadi rendah.

Pentingnya hal ini dapat diambil contoh dari planet Merkurius, di mana siang

lebih dari setahun dan perbedaan antara suhu siang dan malam adalah 1000 C.

Pada saat yang sama ada sejumlah sistem otomatis yang menjaga suhu

atmosfer agar tetap terjaga dan seimbang. Misalnya, pada saat suhu di suatu

wilayah naik, penguapan air akan semakin meningkat, sehingga jumlah awan

akan meningkat. Awan ini memantulkan cahaya kembali ke udara dan menjaga

agar tidak terjadi peningkatan suhu dibawah permukaan.

Page 62: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 62/86

47

Jika melihat alam semesta secara keseluruhan, mendapati ruang suhu

yang sangat sempit untuk menunjang sebuah kehidupan ini merupakan hal yang

sangat sulit karena suhu diseluruh alam semesta bervariasi dari beberapa juta

derajat pada bintang terpanas hingga nol derajat mutlak (-2730 C). dalam selang

suhu yang begitu lebar, toleransi suhu yang memungkinkan adanya kehidupan

sangatlah sempit, namun bumi memilikinya.24 

Keagungan Allah swt itu terlihat pada ciptaan langit dan Bumi. Bagi

orang yang beriman dan menggunakan akal pikirannya, semua ciptaan Allah itu

mengandung hikmah, dan tidak dijadikan percuma begitu saja. Dengan demikian

kejadian langit dan bumi, memungkinkan manusia untuk menambah cakrawala

 pengetahuannya25.

b.  Medan Magnet Bumi

“ Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang

mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang

terdapat padanya.” 26  

Dalam ayat ini, Allah mengarahkan perhatian manusia kepada benda-

 benda langit, yang diciptakan-Nya. Sedemikian rupa sehingga masing-masing

 berjalan dan beredar dengan teratur, tanpa jatuh berguguran atau bertabrakan

satu sama lain27. ”  Menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara”,

sebagai mana atap yang manaungi rumah terpelihari hingga tidak ambruk 28.

24 Harun Yahya, Penciptaan Alam Raya, terj. Catur sriherwanto, hal. 79.

25 H. bustami A. Gani, dkk, al Qur‟an Dan Tafsirnya, (Yogyakarta: Universitas Islam

Indonesia, 1990), jilid.VII, hal. 460.26

 QS. Al Anbiya’: 3227

 H. bustami A. Gani, dkk, al Qur‟an Dan Tafsirnya, (Yogyakarta: Universitas Islam

Indonesia, 1990), jilid.VI, hal. 273.28 Imam Jalalain, Tafsir Jalalain, terj. Bahrun Abu bakar, cet. Ke-6, hal. 127.

Page 63: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 63/86

48

M. Quraish shihab berpendapat dalam ayat ini, menurutnya ayat

menjelaskan tentang langit dengan menyatakan : “ Dan kami menjadikan langit

itu sebagai atap yang terpelihara…”, yakni pada langit dan segala

isinya.29karena itu kata al Qur’an ini dapat mencakup banyak hal, seperti benda -

 benda langit. Allah swt menjadikan semuanya itu di atas kita dan dalam saat

yang sama yang maha kuasa itu memeliharanya sehingga dapat melindungi

kehidupan yang ada di bumi.30Jika melihat dari fungsi atap yang sebagaimana

halnya atap rumah yang melindungi rumah, maka salah satu pelindung Bumi

adalah Magnetosfer.

Oleh sebab itu, bumi merupakan sebuah planet yang selain dilindungi

oleh atmosfer, bumi juga di lindungi oleh sebuah magnetosfer, yang melindungi

 bumi dari bombardemen radiasi dan benda-benda angkasa.31  Medan magnet

 bumi ini membentang hingga 18.000 Km dari Bumi, yang melindungi bola ini

dari energi mematikan.32 

Kemudian selain massa dan ukuran bumi, inti bumi dirancang khusus.

Disebabkan intinya, bumi memiliki medan magnet ( Magnetic Field ) yang kuat

yang berperan dalam menjaga kelangsungan hidup. Menurut Thomas T. Arny33:

“The magnetic field is generated by electric current flowing in its molten

iron core. Scientists are still unsure about how such currents originate

but hypothesize that they originate from combination of rotational motionand convection. Studies of magnetic field of other solar system bodies

 support this views. For exemple, bodies with weak or no magnetic field,

 such as monn and venus, are either to small to have a large convecting

29 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,

(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 8, hal. 346.30

 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an, Vol. 8,

hal. 347.31

 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Penciptaan Bumi Dalam Perspektik Al-Qur‟an

 Dan Sains (Tafsir „Ilmi), Cet.1, hal. 35.32

 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.85.33

 Thomas T. Arny, Exploration Star Galaxies And Planets, (New York: The McGraw-hill Componies. Inc, 2004), hal. 386.

Page 64: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 64/86

49

core or rotate very slowly. On the other hand bodies with large magnetic

 field such as Jupiter and Saturn, rotate very rapidly and probably have

very active core.”

Artinya :

“Medan magnet dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti besi.

 Para ilmuwan tetap tak begitu percaya tentang bagaimana arus seperti

itu berasal tetapi mereka tetap berhipotesis bahwa arus itu berasal dari

kombinasi pergerakan rotasi dan konveksi. Studi medan magnet mengenai

benda-benda tata surya mendukung pandangan ini. Sebagai contoh,

benada-benda yang lemah atau sama sekali tidak memiliki medan magnet,

 seperti Bulan dan planet Venus, palanet tersebut terlalu kecil untuk

memiliki konveksi inti yang besar atau berotasi terlalu lambat. Disisi yanglain benda benda yang memiliki medan magnet yang besar seperti Jupiter

dan Saturnus, berotasi begitu cepat dan menyebabkan inti yang sangat

aktif.” 

Adapun John D. Fix berpendapat mengenai “ Magnetosphere”  sebagai

 berikut, menurutnya:

“The magnetosphere is a region about the earth that is dominated by

earth's magnetic field. within the magnetosphere are region of trapped

electrons an ions known its as the van allen belts. the solar wind creates

currents of electron in magnetosphere.”34 

Artinya :

“ Magnetosfer merpakan salah satu wilayah bagian Bumi yang didominasi

oleh medan magnet Bumi. Dalam magnetosfer electron-elektron ion

terjebak dalam suatu wilayah yang diketahui sebagai “sabuk Van  Allen”.

 Angin solar menciptakan arus elekron di magnetosfer.” 

Dikarenakan magnet bumi ini maka terciptalah sebuah perisai yang

melindungi bumi dari terjebaknya partikel-partikel ion yang dipancarkan

Matahari sehingga terbentuklah pelindung berupa radiasi van allen atau dkenal

dengan Sabuk Van Allen. Sabuk Van Allen adalah suatu lapisan yang tercipta

akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan

34

John D. Fix,  Astronomy : Journey To The Cosmic Frontier,  4

th

  ed ,  (New York :McGraw-Hill, 2006), hal. 175. 

Page 65: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 65/86

50

radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus- menerus

dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi

makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa

yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan

menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.

Sabuk Van Allen ini merupakan hasil dari keberadaan medan magnet

Bumi. Kadar sabuk Van allen sendiri tercipta karena proses perputaran di dalam

 perut Bumi sehingga menghasilkan ukuran yang tepat untuk berlangsungnya

sebuah kehidupan.lebih lanjut lagi, menurut press dan siever 35:

“ Perut bumi luar biasa besar, namun merupakan mesin penghasil panas

 yang diseimbangkan secara rumit dengan bahan bakar radio aktif. Andai

bekerja lebih lambat, aktivitas geologi akan berjalan lebih lambat. Besi

tidak mungkin mencair dan terbenam membentuk inti cair, dan medan

magnet tidak pernah terbentuk andai lebih banyak bahan bakar

radioaktif, dan mesin bekerja lebih cepat, gas dan debu vulkanik tentu

telah menghalangi matahari, sehingga atmosfer menjadi pekat

mematikan. Dan permukaan bumi diguncang oleh gempa dan letusan

 gunung api setiap hari.” 

Singkatnya, jika proses yang terjadi didalam perut bumi tidak stabil maka

tidak akan terbentuk medan magnet yang melindungi bumi dari energi yang

mematikan.

Dr. Hugh Ross berkata tentang perang penting Sabuk Van Allen bagi

kehidupan kita:36 

“Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet -planet lain

di tata surya kita. Inti bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah

 yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan

magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen,

 yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika

lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan takkan mungkin dapat

35 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.83 .

36

 “ Atap Yang Terpelihara” diakses pada Pkl. 15:21 WIB, 1 September 2011, darihttp://www.keajaibanalquran.com/astronomy_roof.html. 

Page 66: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 66/86

51

berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang

berkemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius - tapi

kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi.

 Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet.

 Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.” 

c.  Ketepatan Atmosfer Bumi

“ Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan

langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu

 serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik-baik. yang

demikian itu adalah Allah Tuhanmu, Maha Agung Allah, Tuhan semesta

alam”.37  

Allah menjadikan Bumi bagi kamu sebagai tempat menetap dan langit

sebagai atap, dimana fungsi atap yaitu untuk menaungi dan melindungi yang

 berada di bawahnya38.

Lebih lanjut lagi M. Quraish Shihab menjelaskan tentang ayat ini, bahwa

Allah Yang Maha Pencipta dan Maha melimpahkan Nikmat-Nya kepada umat

manusia. Dengan dijadikannya Bumi buat mahluk hidup dalam kondisi stabil

sehingga dapat menjadi hamparan dan tempat menetap yang layak buat

kehidupan mahluk hidup yang ada di Bumi walau Bumi senantiasa beredar, dan

menjadikan menjadikan langit sebagai pelindung, walau langit tanpa tiang. Kata

37

 QS. Ghảfir : 64 38 Imam Jalalain, Tafsir Jalalain, terj. Bahrun Abubakar, cet. Ke-6, hal. 725.

Page 67: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 67/86

52

tabâraka terambil dari kata barkah yang bermakna sesuatu yang mantap juga

 berarti kabajikan yang melimpah dan beraneka ragam serta berkesinambungan.39 

Bumi tidak hanya dilindungi oleh magnet bumi teteapi juga oleh

rancangan khusus atmosfer bumi yang terdiri dari kumpulan gas-gas yang telah

diatur kadarnya sedemikianrupa sehingga dapat menaungi bumi dari hujan

 benda-benda asing yang menabrak planet Bumi.

Atmosfer mungkin tampak sebagai udara tipis belaka, namun

sesungguhnya atmosfer memiliki struktur yang sangat kompleks. Atmosfer

memiliki karakteristik sendiri, yaitu dari troposfer yang berputar di atas tanah

hingga eksosfer jernih yang jauh tinggi diluar angkasa. Atmosfer memiliki

kedalaman sekitar 700 km, namun tidak ada batas yang nyata. Atmosfer lenyap

 begitu saja diangkasa ketika udara menjadi semakin tipis. Adapun lapisan-

lapisan atmosfer atmosfer sesuai perbedaan suhu dan ketinggiannya. Di

troposfer sebagai terbawah kemudian stratosfer, mesosfer terletak diatas

stratosfer, merupakan lapisan gas tipis di mana suhu turun dengan sangat cepat.

Gas-gas dalam tiga lapisan terakhir atmosfer-ionosfer, termosfer, dan eksosfer-

menjadi semakin tipis. Dalam lapisan atmosfer terbawah, yaitu troposfer, udara

terus menerus begerak karena ada perbedaan tekanan. Ini di picu oleh distribusi

 panas matahari yang tidak merata antara daerah kutub dan ekuator. Gerakan

 berkelanjutan menyebabkan perbedaan kondisi cuaca di seluruh dunia. Dan

menimbulkan keberanekaragaman flora dan fauna yang ada. Tanpa atmosfer

39

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 12, hal. 351.

Page 68: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 68/86

53

 bumi tidak akan memiliki kehidupan. Atmosfer menjaga agar bumi tetap hangat,

melindungi dari sinar matahari yang berbahaya dan dari meteor.40 

Atmosfer bumi terdiri dari 77% nitrogen, 21% oksigen, 1%

karbondioksida41. Kehidupan di bumi tidak akan berkembang andaikan bumi

iklimnya sangat panas yang suhunya ratusan derajat. Tidak ada mahluk hidup di

 bumi yang tahan terhadap suhu yang begitu tinggi seperti di planet Venus42.

Ketepatan komposisi yang ada dalam atmosfer menyebabkan bumi memiliki

suhu yang stabil sehingga berada dalam kedaan yang seimbang untuk

memungkinkan adanya sebuah kehidupan.

Harlan T. Stetson menurutnya atmosfer memiliki peranan yang sangat

 penting dalam kehidupan di Bumi. Menurutnya43:

“The atmosphere protect man from a steady hail of meteoric particles

that would otherwise make his life upon earth a constan nightmare.

 Meteors range in size from tiny fragments to huge rocks; the vast

majority are very small. It is estimated the over of hundred billion

meteors strike the earth‟s atmosphere every twenty-four hours, but they

as came in contact with the air most of the are reduced to gas and dust

through friction. It so probable that the atmosphere protects man not

only from meteor but also from certain type of electrically charged

 particles from the sun. If there were no atmosphere, the sky above the

earth would be forever dead black. The beautiful blue of a clear day

time sky, the stirring colors of sunrise and sunset and even the celestial

arch of the rainbow could not exist were it not for the presence of an

atmosphere.” 

Artinya :

“ Atmosfer melindungi manusia dari hujan partikel-partikel meteor

 secara terus menerus. Karena itu membuat hidup manusia tidak menjadi

mimpi buruk ketika hidup di Bumi. Meteor-meteor dari ukuran potongan

kecil- kecil sampai batu yang sangat besar; kebanyakan meteor sangat

kecil. Hal ini diperkirakan lebih dari seratus milliard meteor menyerang

40 Richard Walker dkk, Ensiklopedia Ipa: Visual Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika,

terj. Anis apriliawati dkk, (Jakarta : PT Lentera Abadi, 2009) , jilid. 3, hal, 290.41

 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.86 .42

 Achmad Baiquni, AlQuran Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, hal. 109.43 Howard Graham dkk, The Book of Popular Science, vol 1, hal. 230.

Page 69: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 69/86

54

atmosfer Bumi setiap dua puluh empat jam, tetapi meteor-meteor itu

bersentuhan dengan udara (atmosfer) kebanyakan dari meteor-meteor

direduksi menjadi gas dan debu dengan gesekan. Ini sangat

memungkinkan atmosfer melindungi manusia tidak hanya dari meteor

tetapi juga dari tipe tertentu partikel bermuatan listrik dari Matahari. Jika atmosfer tidak ada, langit di atas Bumi akan selamanya mati dan

berwarna hitam. Biru indah dari siang hari yang jelas, perpaduan warna

ketika Matahari terbit dan Mathari terbenam dan bahkan lengkungan

 pelangi surgawi tidak akan pernah ada jikata tanpa adanya atmosfer.” 

Dalam buku  Pathway To Astronomy, menjelaskan tentang pentingnya

atmosfer sebagai berikut44:

“ M ost planet in the solar system have an atmosphere, but the earth‟s has

many unique features, one of the striking differences between atmosphere

of the earth and the other planet‟s it‟s composition. For example the

atmosphere of Mars and Venus are nearly complety carbondioxide while

the atmospheres of the jovian planets are mostly hydrogen and hydrogen

compounds. On the other hand, earth‟s atmosphere is primarily a

mixture of hydrogen and oxygen. Nitrogen molecules make up 78% of the

atmosphere and oxygen about 21% the remaining is mostly the gas argon

but include trace a mounts of carbon dioxide. And ozone gases crucial

 for protecting us and making live pissible”.

Artinya :

“kenbanyakan planet di tata surnya memiliki atmosfer, tetepi yang

dimiliki Bumi mempunyai keistimewaan yang unik. Salah satu perbedaan

mendasara antara atmosfer planet Bumi dan planet lainya adalah

komposisinya. Sebagai contoh, atmosfer planet Mars dan Venus hampir

 semuanya karbondioksida sementara itu atmosfer “planet jovian”

kebanyakan hidrogen dan campuran hydrogen. Disis lain, atmosfer yang

dimiliki Bumi komposisi utamanya adalah campuran hydrogen dan

oksigen. 78% molekul atmosfer terbuat dari nitrogen dan 21% oksigen

 sisanya ebagaian besar argon dan ditemukan sekumpulankarbondioksida. Dan ozon memliki peran penting dalam melindingi kita

dan membuat hidup memungkinkan.” 

Keunikan atmosfer bumi yang terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen,

1% karbondioksida45. Penetapan ukuran oksigen yang hanya 21% juga

merupakan sebuah keajaiban yang langka diantara berjuta-juta planet.

44

 Stephen E. Schelder, dkk, Patway To Astronomy, (New York: The McGraw-hillComponies. Inc, 2007), hal. 270.

Page 70: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 70/86

55

Hal yang menarik bahwa oksigen yang dihirup oleh manusia telah tepat

disesuaikan, Michael denton menulis tentang hal ini46:

“Could your atmosphere contain more oxygen and still support life? No!Oxygen is a very reactive element. Even the current percentage of oxygen

in the atmosphere, 21 percent, is close to the upper limit of safety for life

at ambient temperatures. The probability of a forest fire being ignited

increases by as much as 70 percent for every 1 percent increase in the

 percentage of oxygen in the atmosphere.” 

Bahwa peningkatan oksigen pada atmosfer dapat berakibat fatal bagi

Bumi. Seluruh hutan di Bumi akan terbakar dengan mudah oleh panas Matahari.

Menurut ahli biokimia dari Inggris, James Lovelock:

“Kandungan oksigen di atas 25 % , sedikit sekali dari timbuhan saat ini 

 yang mampu bertahan dari amukan api yang memusnahkan hutan hujan

tropisdan padang lumut kutub. Kandungan oksigen saat ini adalahpada titik

dimana resiko dan keuntungan tepat seimbang.” 

Apa yang di maksud James Lovelock, adalah bahwa Kadar oksigen dibumi

selalu berada dalam keadaan tapat melalui proses “daur ulang” yang luar biasa.

Yaitu dimana binatang terus menerus menghirup oksigen dan mengeluarkan

karbondioksida, tumbuhan tepat sebalik, tumbuhan menghirup karbondioksida

dan mengeluarkan oksigen. Dikarenakan sistem ini berlangsung secara terus

menerus sehingga keadaan oksigen di atmosfer tetap stabil dan terjaga. 47 

Thomas T. Arny menulis dalam bukunya “Exploration Star Galaxies And

 Planets” bahwa48:

“The oxygen in our atmosphere not only important to us for breathing bit

it also forms vitally protective blanket. Shielding us form harsh solar

ultraviolet radiation, but most of it come from another molecular from

45 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.86 .

46 Michael Denton, Nature's Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in the

Universe, (The New York: The Free Press, 1998), hal. 12147

 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.86 .48

 Thomas T. Arny, Exploration Star Galaxies And Planets, (New York: The McGraw-hill Componies. Inc, 2004), hal. 381.

Page 71: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 71/86

56

oxygen, O3 or Ozone. In fact is doubtful that life could exist on the earth‟s

 surface whitout the Ozone layer to shiled us”.

Kemudian John D. fix menambahkan pendapatnya mengenai fungsi dari

ozon itu sendiri, menurutnya:

“the ability of ozone layer to block potent ially lethal solar ultraviolet

radiation is vital to continued existence of life on the earth.”  

Dari beberapa peryataan di atas tanpa adanya atmosfer kehidupan di

Bumi akan sulit tercipta. Jika planet Bumi tidak memiliki atmosfer bisa jadi

 planat Bumi akan seperti Bulan yang tidak memiliki atmosfer yang dipenuhi

kawah-kawah yang sangat besar yang diakibatkan oleh hantaman benda-benda

langit yang berjatuhan tanpa adanya pelindung.

Seluruh keseimbangan yang tepat ini menujukan bahwa atmosfer telah

dengan telah sengaja dirancang dengan teliti sehingga memungkinkan

terciptanya kehidupan. merupakan sebuah kenyataan ilmu pengetahuan yang

telah menemukan jalanya sendiri untuk mencapai Tuhan. Dengan kenyataan ini

menunjukan bahwa Bumi bukanlah tercipta dari sebuah kebetulan belaka.

Tidaklah diragukan lagi terdapat sang pencipta yang mengatur dan membentuk

materi sesuai kehendak-Nya.

d.  Keseimbangan yang Menopang Kehidupan di Bumi

Page 72: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 72/86

57

“ Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah

membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.

 Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya

terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya. Ia

memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh,

(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang

ternakmu.”49(6)

Menurut M.Quraish Shihab, dalam ayat tersebut Allah SWT menunjukan

 bukti kuasa-Nya yang dapat ditarik dari alam raya. Allah SWT berfirman

sekaligus “bertanya” dengan tujuan mengecam bahwa penciptaan langit lebih

sulit dari pada penciptaan manusia. Ayat ini menjelaskan kuasanya mengenai

 penciptaan langit yang kokoh dan harmonis. Dia meninggikan bagunannya

sehingga langit menjadi bagaikan atap bagi Bumi, dan juga meninggikan

gugusan-gugusan bintangya lalu menyempurnakannya sehingga menjadi padu

tanpa sedikit ketimpanganpun dan jarak pun menjadi sesuai untuk menunjang

kehidupan di bumi. Kata  samkahâ terambil dari kata  As-samk   yang dari segi

 bahasa antara lain diartikan atap  atau  jarak antara bagian atas sesuatu dan

bagian bawahnya. Para ulama memahami kata tersebut sebagai bermakna jarak

antara Bumi dan benda langit lainnya sehingga kehindupan di bumi bisa

 berlangsung dengan nyaman.50 

Menurut Hamka, ketika ayat al qur’an menyebutkan “apakah kamu yang

lebih sukar diciptakan ataukah langit?, ini merupakan pertanyaan yang tepat

untuk menginsyafkan manusia dari kesombongannya. Mana yang lebih sukar

menjadikan manusia jika dibanding dengan menjadikan langit. kemudian kata “

49 QS. An Na’ziat : 27-33.

50

 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur‟an,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), Vol. 15, hal. 44.

Page 73: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 73/86

58

lalu disempurnakan- Nya..”  bahwa keadaan langit tetap seperti dahulu berada

dalam keteraturannya.51 

Dalam tafsir Jalalain, lafadz                                   menunjukan proses tantang cara

 penciptaan langit yang telah Allah SWT bina sehingga bisa menopang

kehidupan52.

Bagaimana peryataan para ulama tafsir di atas mempercayai bahwa Bumi

memang dirancang istimewa untuk menunjang kehidupan dengan segala

keharmonisannya. Yang kemudian penjelasan mengenai segala keteraturan

 penciptaan Bumi itu dapat di temukan di dunia sains.

Di samping keseimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya, posisi bumi

 juga merupakan salah satu keseimbangan sempurna yang membuat Bumi dapat

 bertahan dari hantaman benda luar angkasa. Menurut seorang ilmuwan bernama

George Watherill dalam karyanya “how special Jupiter is” 53:

“Without a large planet positioned precisely where Jupiter is, the earth

would have been struck a thousand times more frequently in the past by

comets and meteors and other interplanetary debris. If it were not for

 Jupiter, we wouldn't be around to study the origin of the solar system.” 

Lihatlah bagaimana letak posisi Yupiter dan struktur tata surya yang

telah dirancang untuk memberikan peran bagi kalangsungan hidup yang ada di

Bumi. Lebih lanjut lagi, Michael denton dalam bukunya nature‟s destiny

menjelaskan bagaimana letak keberadaan tata surya yang didiami oleh Bumi

 berada di salah satu tepian cabang spiral galaksi Bima Sakti, menurutnya 54:

51 Hamka, Tafsir Al-Azhar , (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), Cet. Ke-3, Juz. 30, hal. 36

52 Imam Jalalain, Tafsir Jalalain, terj. Bahrun Abubakar, cet. Ke-6, hal. 1257.

53 Harun Yahya, The Creation of The Universe, cet. I, hal. 68

54

 Michael Denton, Nature's Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in theUniverse, (The New York: The Free Press, 1998), hal. 262.

Page 74: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 74/86

59

“What is so striking is that the cosmos appears to be not just supremely

 fit for our own being and for our biological adaptations, but also for our

understanding... Because of the position of our solar system on the edge

of the galactic rim, we can gaze farther into the night to distant galaxies

and gain knowledge of the overall structure of the cosmos. Were we positioned in the center of a galaxy, we would never look on the beauty

of a spiral galaxy nor would we have any idea of the structure of our

universe.” 

Lihatlah bagaimana keseimbangan posisi Bumi yang memang di desain

untuk kehidupan manusia. Bumi yang berada lebih dekat ke tepi dari pada ke

tengah galaksi Bima Sakti membuat manusia dapat menyaksikan galaksi yang

spiral dan memilki gagasan tentang struktur alam semesta.

Bahkan, perkembangan mahluk hidup di Bumi tidak akan terjadi seperti

sekarang andaikan bumi tidak berputar sebagaimana mestinya, sehingga tidak

terjadi pergantian siang dan malam. Karena rotasi Bumi, Bumi memiliki iklim

yang bervariasi. Untuk memberikan iklim yang membina adanya Allah telah

melatakan bumi pada jarak 150 Km dari Matahari, memberikan pada bumi

sumbu miring dengan sudut kira-kira 66,5 derajat terhapad bidang orbit

 perputaran bumi mengelilingi Matahari, serta memberikan rotasi kepada Bumi

dengan waktu putar sekitar 24 jam dalam sehari semalam55.

Letak bumi dari Matahari serta sudut Bumi yang begitu direncanakan

memungkinkan terjadinya variasi cuaca yang ada di Bumi sehingga

menimbulkan keaneka ragaman flora dan fauna.

55 Achmad Baiquni, AlQuran Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, hal. 110.

Page 75: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 75/86

60

Bumi yang memang telah di desain secara rumit untuk bisa menopang

kehidupan memang menjadi sebuah teka-teki ilmiah yang membawa kepada

kebesaran sang Pencipta. Menurut Jhon D. Fix56

:

“We can‟t expect another planet to be just like the earth, but we can use

what we know about the earth‟s as a starting point or standar

comparison.”

Peryataan di atas menunjukan bahwa sangat amat sulit bahkan hampir

mendekati mustahil untuk menemukan kehidupan di planet selain Bumi yang

memang diciptakan khusus untuk menunjang kehidupan bagi manusia.

Keseimbangan yang rumit yang menjadikan bumi layak untuk dihuni

manusia memang bukan hanya sebuah kebetulan. Para ahli astronomi Amerika

membuat daftarnya sendiri mengenai faktor yang menentukan kehidupan 57: 

Gravitasi di Permukaan

  Jika lebih kuat: atmosfer terlalu banyak menahan ammonia dan

methana.

 

Jika lebih lemah: atmosfer terlalu banyak kehilangan air.

Jarak dengan Bintang Induk Matahari

  Jika lebih jauh: planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang

stabil.

 

Jika lebih dekat: planet akan terlalu panas bagi siklus air yang

stabil.

Ketebalan Kerak Bumi

56 John D. Fix, Astronomy : Journey To The Cosmic Frontier, 4

th ed , (New York :

McGraw-Hill, 2006), hal. 153.57 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal.92 .

Page 76: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 76/86

61

  Jika lebih tebal: terlalu banyak oksigen yang pindah dari atmosfer

ke kerak bumi.

 

Jika lebih tipis: aktifitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar.

Periode Rotasi

  Jika lebih lama: perbedaan suhu antara siang dan malam terlalu

 besar.

  Jika lebih cepat: kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi.

Interaksi Gravitasi dengan Bulan

  Jika lebih besar: efek pasang-surut pada laut, atmosfer dan

 periode rotasi semakin merusak.

  Jika lebih kecil: perbuhan tidak langsung kepada orbit

menyebabkan ketidakstabilan iklim.

Medan Magnet

 

Jika lebih kuat: badai elektro magnetik terlalu merusak.

  Jika lebih lemah: kurang perlindungan dari radiasi bintang yang

membahayakan.

Albedo

  Jika lebih besar: zaman es tak terkendali akan terjadi.

 

Jika lebih kecil: efek rumah kaca tak terkendali kan terjadi.

Aktivitas Gempa

 

Jika lebih besar: terlalu banyak mahluk hidup yang binasa.

 

Jika lebih kecil: bahan makanan di dasar laut yang dibawa oleh

aliran sungai tidak akan didaur ulang ke daratan oleh

 pengangkatan tektonik.

Page 77: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 77/86

62

“Keputusan rancangan”  ini dibuat agar kehidupan yang ada dapat

 bertahan. Ini menunjukan kemustahilan orang yang menyatakan keberadaan

Bumi adalah sebuah kebetulan acak alam semesta.

Keseimbangan alam semesta termasuk bumi membuat para ilmuan

menyadari akan keberdaan sang pencipta. Albert Einstein pernah berkata58:

"kita menemukan di dunia nyata sebuah keteraturan tingkat tinggi."

Kemudian Isaac Newton menambahkan59:

“Sistem paling indah yang terdiri dari matahari, planet dan komet ini

dapat muncul dari tujuan dan kekuasaan Zat yang berkuasa dan cerdas .. Dia mengendalikan semuanya, tidak sebagai jiwa namun penguasa dari

 segalanya, dan disebabkan kekuasaan-Nya, Dia biasa disebut sebagai

Tuhan yang Maha Agung. ” 

Hal ini menunjukan bahwa Bumi dan alam semesta terdapat hukum alam

yang sesuai kehendak-Nya yang begitu tak terbatas dan amat rumit. Kenyataan

ini mengembalikan akan kekuasaan Allah swt dan hanyalah Allah swt yang

menciptakan alam semesta dari kehampaan dan mengaturnya dengan begitu

istimewa.

Hal ini pula sesuai dengan yang di isyaratkan firman Allah swt:

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali

tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak

 seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu

 yang tidak seimbang?”60 

58 Harun Yahya, The Creation of The Universe, hal. 76.

59 Michael A. Corey, God and the New Cosmology: The Anthropic Design Argument ,

(Maryland: Rowman & Littlefield Publishers, Inc., 1993), hal. 25960 QS. Al-Mulk: 3.

Page 78: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 78/86

63

B.  Hikmah Dibalik Keseimbangan Bumi

1. 

Bukti Keberadaan Allah Yang Maha Pencipta

Bukti dari sebuah kebenaran ialah ada persesuaian antara perkataan

dan kenyataan. Dalam hal ini kalam Allah, yaitu yang tertuang dalam al

qur’an haruslah memiliki keserasian yang membuktikan keberadaan-Nya.

Menurut Ahmad Khan, al Qur ’an secara mutlak tidak bertentangan

dengan hukum alam. Mengenai prinsip ini, sejak awal, Ahmad Khan telah

mendeklarasikan bahwa alam dan Alquran sama-sama hasil kreasi Allah;

alam merupakan hasil kerja-Nya sedangkan Alquran merupakan kalam-

 Nya. Atas dasar itu tidak akan ada kontradiksi antara  sicience  modern

dengan firman Allah yang terdapat Alquran. Prinsipnya adalah: “The word

of God (Alquran) must be in harmony with the work of God (nature)”.  

Alquran adalah kalam Allah, sedangkan hukum alam adalah hasil

 perbuatan-Nya ( N ature is the “Work of God” and the Qur‟ân is the “Word of

God”). Atas dasar itu dapat dipastikan bahwa mustahil terjadi pertentangan

antara perkataan dan perbuatan-Nya sendiri,  atau tidak ada kontradiksi

antara pernyataan Alquran dengan sains modern.61 

Kebenaran ini mengarahkan manusia kepada pemikiran, ketika

manusia berpikir bahwa alam itu ada, secara otomatis dia mengakui akan

61 Mukti Ali, Alam Pokiran Islam Modren di India dan Pakistan (Bandung: Mizan, 1995),

h. 90

Page 79: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 79/86

64

keberdaan-Nya.maka tidak logislah seseorang percaya wujud dari sesuatu

yang tidak mutlak. Demikian itu merupakan analogi yang batal.62 

Jika Allah, menurunkan wahyu-Nya melalui para nabi-Nya, itu

semata-mata untuk kepentingan manusia sendiri dan merupakan wujud

dari kasih saying-Nya. Kepada manusia, agar manusia memperoleh

keselamatan dan kebahagiaan63.

 Nama-nama dan sifat-sifat Tuhan muncul hanya dalam konteks

hugungan-Nya dengan alam, sedangkan dalam konteks diri-Nya sendiri,

Dia tidak memiliki sifat apa-apa kecuali dzat-Nya. Diperkenalkan sifat-

sifat dan nama-nama Tuhan dalam al qur’an tidak lain dari upaya Tuhan

untuk memperkenalkan diri-Nya kepada mahluk-Nya terutama manusia.64 

2.  Tanda-tanda kekuasaan Allah

Teks-teks Islam seringkali melukiskan alam semesta sebagai tanda-

tanda akan keberadaan sang Pencipta. Hal ini merujuk pada banyak ayat-

ayat al Qur’an yang berkaitan  dengan kegiatan tulis menulis. Manusia

diciptakan dalam citra Allah dan penguasaan bahasa dalam segenap

dimensinya adalah salah satu sifat menonjol al Qur’an menggunakan

tamsil yang erat kaitanya dalam menjelaskan asal usul Nya sendiri, serta

segala sesuatu yang diciptakan, kitab itu adalah ucapan Allah dan alam

semesta adalah hasil dari ucapan- Nya pada segala sesuatu “ jadilah”. 65 

62 Waheeuddin khan, Islam Menjawab Tantangan Zaman.(Surabaya : Bina

Ilmu,1982),hal. 44.63

 Musa Asy’arie, Filsafat Islam, Sunah Nabi Dalam Berfikir ,(Yogyakarta : Lesfi, 2002),

cet. III, hal. 119.64

 Mulyadi Kartanegara, Menembus Batas Waktu, Panorama Filsafat Islam,  (Bandung :

Mizan, 2005) cet. III, hal. 40.65 Sachiko Murata, The Tao Of Islam, Edisi terjemah, (Bandung: Mizan, 2004),` hal. 73.

Page 80: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 80/86

65

Tidak sepotong ayat pun mengisyaratkan bahwa bumi terguncang

dengan sendirinya, akan tetapi ia “diguncangkan”, maka terjadilah gempa.

Dalam sekian banyak ayat al Qur’an yang berbicara tentang terjadinya

gempa secara faktual, al Qur’an mengunakan akata “kami”. Redaksi ini

apabila menunjukan kepada Allah swt maka ia antara lain, untuk

mengisyaratkan bahwa ada keterlibatan selain Allah pada peristiwa

tersebut. Boleh jadi manusia itu sendiri atau paling tidak hukum-hukum

alam yang telah ditetapkan-Nya.66 

Kelerasan alam semesta memang merupakan suatu tanda akan

keberadaan Allah dengan segala keseimbangan penciptaan. Kalau

dibayangkan besarnya Matahari yang mencapai satu juta kali lipat

 besarnya Bumi, dan dia bergerak di angkasa raya yang begitu luas. Dan ini

 pada giliranya menimbulkan rasa kagum kepada- Nya. Karena “ Inilah

 Pengetahuan Tuhan Yang Maha Perkasa Lagi Maha Mengetahui”.67 

3.  Agar Manusia Berpikir

Sebagai manusia yang dianugrahi akal manusia dituntut untuk

 berpikir tentang segala sesuatu yang ada disekelilingnya. Dengan adanya

gejala-gejala alam yang ada di Bumi ini manusia dapat mencermati dan

 belajar sehingga bisa mengambil pelejaran dari segla sesuatu yang ada di

Bumi.

Maha besar Allah swt dengan segala firman-Nya;

66 M. Quraish Shihab, Lentera hati:kisah dan hikmah kehidupan , (Jakarta: Mizan

Pustaka,1994) , hal. 323.67 M. Quraish shihab, Tafsir Al-Misbah, hal. 448.

Page 81: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 81/86

66

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan

untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan

 perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami

(Nya),”68 

68 QS. An Nahl : 12

Page 82: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 82/86

Page 83: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 83/86

68

sehingga tidak terjadi kepincangan dan ketidakseimbangan yang akibatnya

akan menimpa manusia itu sendiri. Dalam keadaan Bumi yang nyaman ini

sungguh sangat disayangkan bila manusia hidup dalam kesiasiaan tidak

 bersujud mengakui adanya Tuhan yang telah menunjukan keberadaan-Nya

melalui ciptaan-Nya yang sangat mengagumkan ini.

B.  Saran-saran

Kebesaran Tuhan yang menciptakan alam semesta termasuk Bumi dengan

kedaan yang seimbang sehingga menunjang kehidupan dan menjadi manusia

sebagai  Khalifah di Bumi, agar manusia yang diberikan kecerdasan akal untuk

mengelola Bumi ini dengan baik dan menjaga segala sesuatu agar Bumi ini

 berada dalam Keadaan yang serasi dan harmonis bagi kehidupan.

Sebagai umat islam, penulis berharap umat islam tidak melupakan ilmu

 pengetahuan tetang sains yang menjadi salah satu tanda akan keberadaan Tuhan.

Serta, menunjukan kepada umat lain bahwa islam datang dengan kemajuan

dalam berbagai ilmu pengetahuan.

Penelitian ini sangatlah sederhana dan belum optimal, dalam menyingkap

rahasia keagungan penciptaan Bumi. Namun peneliti berharap dengan tulisan

yang sederhana ini banyak memberikan inspirasi, dan menyatakan bahwa ilmu

 pengetahuan dapat mengungkap sebuah kebenaran akan keyakinan yang masih

diragukan oleh sebagian orang. Dengan pembenaran ini semoga menjadi sebuah

tindak lanjut dalam lebih mengamalkan ajaran-ajaran Al Qur’an.

Page 84: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 84/86

69

DAFTAR PUSTAKA

Admiranto, A. Gunawan, Tata Surya Dan Alam Semesta, Yogyakarta : Kanisius,

2000.Ali, Mukti,  Alam Pokiran Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung:

Mizan, 1995.

Arny, Thomas T,  Exploration Star Galaxies And Planets,  New York: The

McGraw-hill Componies. Inc, 2004

Asyarie, Sukmadjaja, Indeks Al-Quran, Bandung : Pustaka, 1984, cet. Ke-1.

Asyarie, Musa, Filsafat Islam, Sunah Nabi Dalam Berfikir ,Yogyakarta : Lesfi,

2002, cet. Ke-3.

Barbour, Ian G,  Juru Bicara Tuhan, terj. E.R. Muhammad, Mizan: Bandung,2002, Cet. Ke-1.

Baiquni, Achmad, AlQuran Dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, Yogyakarta: PT.

Dana Bhakti Prima Yasa, 1997.

Bergamini, David, The Universe, New York : Time-Life Books, 1970.

Bucaille, Maurice, Bibel, Qur-an, dan Sains Modern, Jakarta : Bulan Bintang,

1979.

Budianto,  Risalah Alam Semesta Dan Kehidupan, (Jakarta: G-Kreatif, 2006),

Cet. Ke-1

Denton, Michael, Nature's Destiny:How The Laws of Biology Reveal Purpose in

the Universe, The New York: The Free Press, 1998.

Field, George B, Cosmic Evolution : An Introduction To Astronomy, Boston :

Houghton Mifflin Company, 1978.

Fix, john D,  Astronomy : Journey To The Cosmic Frontier, 4th ed ,  New York :

McGraw-Hill, 2006.

Gani, H. bustami A., dkk, al Qur’an Dan Tafsirnya, Yogyakarta: Universitas

Islam Indonesia, 1990

Glasse, Cyril, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999, cet. Ke-

1.

Graham , Howard, dkk, The Book of Popular Science,( Canada: Grolier Limited,

1977).

Hamka, Tafsir Al-Azhar , (Jakarta: Pustaka Panjimas, 2000), Cet. Ke-3, Juz. 30.

Hidayat, Ahmad, Teologi Qur’ani, Bandung :Gunung Jati Press, 1998.

Page 85: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 85/86

70

Ibnu katsir, Tafsir al-Qur’an al -Azim, Beirut  : Dar al-Fikr, 1994.

Jalalain, Imam, Tafsir Jalalain, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009, cet. Ke-

6. 

Jauhari, al-Tantawi, al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al -Karim, Kairo: Musthafa

al-Bab Halab, 1350 H.

Kartanegara,  Mulyadi,  Menembus Batas Waktu, Panorama Filsafat Islam, 

Bandung : Mizan, 2005, cet. III

Khan, Waheeuddin,  Islam Menjawab Tantangan Zaman.Surabaya : Bina

Ilmu,1982.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an,  Penciptaan Bumi Dalam Perspektik Al-

Qur’an Dan Sains (Tafsir ‘Ilmi), Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur’an, 2010, Cet. Ke-1.

Lerner , K. Lee, dkk, U.X.L Encylopedia of Water Science,  (USA : Thomson

Gale, 2005).

al-Marâghi, Ahmad Mustafâ, Tafsir al-Maraghi, Terj. Bahrun Abu Bakar, dkk,

Semarang: CV. Toha Putra, 1998.

Michael A. Corey, God and the New Cosmology: The Anthropic Design

 Argument , Maryland: Rowman & Littlefield Publishers, Inc., 1993.

Milton, Jacqueline, Cambrige Illustrated Dictionary Of Astronomy, New York:

Cambridge Universty Press, 2007.

Misriyadi, M. Ratim, Bumi Dan Antariksa 1, Bandung : Angkasa, 1982, cet. Ke-

2

Murata, Sachiko, The Tao Of Islam, Edisi terjemah, Bandung: Mizan, 2004.

Muslim, Mustafa, Mabahis Fi ijaz al-Qur’an, Jeddah: Dar al-Manar As-

Saudiyah, 1988 M/1408 H, cet. Ke-1.

 Nasuhi, Hamid, dkk,  Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

 Disertasi),  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: CeQda, 2007, cet.Ke-1

Purwanto, Agus,  Ayat-Ayat Semesta, Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2009, cet.

Ke-3.

Rahman, Afzalur,  Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, terj. Arifin, Jakarta:

PT. Rineka Cipta,1992, cet. Ke-2.

Ritonga, Abdul Rahman, Alam Semesta, Jakarta: FE UI, 1997.

Razak, Nasrudin, Dienul Islam, Bandung: al-Ma’arif, 1996. 

Page 86: AHMAD HARFA-FU.pdf

7/23/2019 AHMAD HARFA-FU.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/ahmad-harfa-fupdf 86/86

71

ar-Razi, Fakruddin, Mafatihul Ghayb,Beirut: Dar Al-Fikri, 1994, juz. V.

Sandi, Setiawan, Gempita Tarian Cosmos, Yogyakarta: Andi Offset, 1994.

Schelder, Stephen E, dkk,  Patway To Astronomy, New York: The McGraw-hill

Componies. Inc, 2007

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah:  Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,

Jakarta: Lentera Hati, 2002.

--------------------------, M. Quraish Shihab,  Lentera hati:kisah dan hikmah

kehidupan, Bandung: Mizan Pustaka,1994

Taylor , Charles, dkk,  Ensiklopedia Sains untuk pelajar dan umum, terj. Tim

Penerbit lentera abadi, Jakarta : PT Lentera Abadi,2007.

Thalbah, Hisham, dkk,  Esiklopedia Mukjizat Alquran Dan Hadis, terj. Syarif

Hade Masyah dkk, ( Jakarta : PT. Sapta Sentosa, 2009), cet. Ke-3.

Tim Redaksi KBBI,  Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka,

2007.

Walker, Richard dkk, Ensiklopedia Ipa: Visual Fisika, Kimia, Biologi, dan

 Matematika, terj. Anis apriliawati dkk, Jakarta : PT. Lentera Abadi, 2009.

Yahya, Harun, the creation of universe, London : Ta-Ha Publisher Ltd, 2000,

cet. Ke-1.

Yahya, Harun, Penciptaan Alam Raya, terj. Catur sriherwanto, Bandung :Dzikra, 2003.

Zar, Sirujuddin, Konsep Penciptaan Alam Dalam Pemikiran Islam, Sains Dan

 Al-Qur’an, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997, cet. Ke-3.

al-Zamakhsyariy, Abi al-Qasim jar-Allah Mahmud bin Umar, Al-Kasyaaf, Beirut

: Dar al-Kutub ilmiyyah, 1995, juz IV