a mobile mercipure
Post on 13-Apr-2018
229 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
1/29
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
GREEN SCIENTIFIC COMPETITION 2014
A Mobile MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari
Limbah Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situ dalam Upaya
Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir di Daerah
Semarang.
Disusun Oleh:
Ginanjar Argo Pambudi (24030112130125 / Angkatan 2012)
Riska Anggri Kusuma (24030112130118 / Angkatan 2012)
Aisiah Nuraini (24030112140122 / Angkatan 2012)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
2/29
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : A Mobile MERCIPURE (Membrane of
Chitosan for Water Purifier) dari Limbah KulitUdang untuk Pemurnian Air SecaraIn Situdalam
Upaya Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada
Lokasi Bencana Banjir di daerah Semarang.
2. Subtema : Antisipasi bencana alam dan masalah
lingkungan yang terjadi di Indonesia
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ginanjar Argo Pambudi
b. NIM : 24030112130125
c. Jurusan/Fakultas : Kimia/Sains dan Matematikad. Universitas : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah/Telepon : Pingit Lawang, Pingit, Pringsurat, Temanggung
/ 085729681525
f. E-mail :argo.pambudi@gmail.com
4. Anggota Kelompok : Riska Anggri Kusuma (24030112130118)
Aisiah Nuraini (24030112140122)
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Drs. Suhartana, M.Si
b. NIP : 1936101319920201001
c. Alamat Rumah dan HP : Jln. Bukit Cemara Indah 4 CD 07-08,
Bukit Kencana Jaya / 081326532973
Semarang, Maret 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Ketua Kelompok,
(Drs. Suhartana, M.Si) (Ginanjar Argo Pambudi)
NIP. 1936101319920201001 NIM.24030112130125
Mengetahui:
Pembantu Dekan III
Fakultas Sains dan Matematika
(Ngadiwiyana, S.Si, M.Si)
NIP. 196906201999031002
mailto:argo.pambudi@gmail.commailto:argo.pambudi@gmail.com -
7/24/2019 A Mobile Mercipure
3/29
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas karunia-Nya
kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan karya tulis berjudul A
Mobile MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari
Limbah Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situ dalam Upaya
Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir di Daerah
Semarang, Karya tulis ini diusulkan dalam rangka mengikuti Lomba Karya
Tulis Ilmiah Green Scientific Competition 2014 atau disingkat LKTI GSC
2014.
Oleh karena itulah, kami mengucapkan terimakasih kepada panitia atas
kesempatan yang telah diberikan kepada kami selaku mahasiswa, untuk senantiasa
mengembangkan minat kami di bidang karya tulis ilmiah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Khabibi, M.Si,selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk berdiskusi bersama kami, serta ucapan
terimakasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa restu dan
motivasi.
Melalui karya tulis ini, kami berharap agar ilmu yang telah kami perolehdapat lebih bermanfaat dalam membantu mengurangi bahkan menyelesaikan
permasalahan yang ada di lingkungan. Semoga isi karya tulis ini mampu
menginspirasi semua untuk bergerak dalam membantu program pembangunan
yang berdampak baik bagi lingkungan dan masyarakat.
Semarang, Maret 2014
Penyusun
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
4/29
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
I.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 3
I.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 3
I.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKAII.1 Banjir di Daerah Semarang .............................................................. 4
II.2 Air .................................................................................................... 5
II.3 Pengolahan Air ................................................................................. 6
II.4 Komposisi Kimia Kulit Udang ........................................................ 6
II.5 Kitin dan Kitosan ............................................................................. 7
II.6 Membran Kitosan ............................................................................. 9
BAB III METODE PENULISAN
III.1Pendekatan Penulisan ...................................................................... 10
III.2 Sumber Penulisan ........................................................................... 10III.3 Sasaran Penulisan ........................................................................... 10
III.4 Tahapan Penulisan .......................................................................... 10
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Pembuatan Kitosan ......................................................................... 11
IV.2 Pembuatan Membran Kitosan. ....................................................... 12
IV.3 Proses Persiapan Alat A Mobile MERCIPURE ............................. 13
IV.4 Proses Pemurnian Air Banjir dengan Mobile MERCIPURE ......... 15
IV.5 Keunggulan Kitosan dalam Pengolahan Air .................................. 15
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan ...................................................................................... 18
V.2 Saran ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
LAMPIRAN ..................................................................................................... 21
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
5/29
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Parameter Wajib Persyaratan Kualitas air minum ............................. 5
Tabel 2. Komposisi kimia kulit udang Penaeus sp. ........................................ 7
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
6/29
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Prosentase bencana alam di Indonesia dan grafik sebaran
jumlah kejadian banjir di pulau jawa .......................................... 4Gambar 2. Peta daerah banjir di daerah Semarang ..................................... 4
Gambar 3. Struktur Kitin............................................................................. 8
Gambar 4. Struktur Kitosan ........................................................................ 8
Gambar 5. Diagram alir proses pembuatan kitosan dari kulit udang ..........
Gambar 6. Diagram alir preoses pembuatan membran kitosan .................. 13
Gambar 7. Skema Kolom isian Softener Filter ........................................... 14
Gambar 8. Diagram Alir Aplikasi MERCIPURE Pada Pemurnian Air
Banjir .......................................................................................... 14
Gambar 9. A Mobile MERCIPURE............................................................ 15
Gambar 10. Hasil pengumpalan dengan kitosan ......................................... 17
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
7/29
A Mobile MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari
Limbah Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situdalam Upaya
Memenuhi Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir
di Daerah Semarang.
Ginanjar Argo Pambudi, Riska Anggri Kusuma, Aisiah Nuraini.
Dosen Pembimbing: Khabibi, M.Si
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,
Semarang
Abstrak
Banjir merupakan bencana alam musiman yang kerap melanda Indonesia.
Banjir di Indonesia mencapai 40.688 kejadian pada tahun 2008 dan meningkat
tahun 2011 menjadi 41.005 kejadian. Jawa Tengah menjadi langganan banjirterbesar di Indonesia dengan 2664 kejadian. Semarang merupakan salah satu kota
di provinsi Jawa Tengah yang sering dilanda bencana banjir. Melihat kondisi
geografis dan penanganannya, maka Kota Semarang dinilai tidak akan bisa
terbebas dari banjir . Banjir di Semarang hampir terjadi di berbagai wilayah,
seperti terjadi di daerah utara, barat, kota dan daerah yang lainnya. Banjir
mengakibatkan sulitnya mencari air bersih, karena sumur dan PDAM sebagai
sumber air bersih tidak berfungsi. Air bersih sangat penting bagi korban banjir,
kebutuhan air bersih akan meningkat saat terjadi bencana banjir, sedangkan
sumber air bersih sangat sulit untuk diperoleh saat terjadi banjir atau pasca banjir.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan air bersih yaitu dengan mengolah air
banjir menjadi air bersih. Dalam karya tulis ini diusulkan penggunaan kitosansebagai bahan baku pembuatan membran kitosan untuk proses pemurnian air
banjir. Kitosan merupakan polimer turunan zat kitin yang dapat diperoleh dari
kulit udang. Kitosan dapat digunakan sebagai absorben untuk menghilangkan
logam berat meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI), Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II),
Co(II), Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II), V(V), dan V(VI) dalam air limbah.
Selain itu kitosan juga mempunyai kemampuan dalam menyarap zat warna,
cemaran organik, BOD, COD dan padatan terlarut (TSS). Kitosan telah menjadi
absorben paling populer untuk mencegah ion logam dalam larutan berair, dan
sering digunakan dalam aplikasi pencegahan pencemaran air. Sebenarnya kitosan
tersebut dapat digunakan dalam bentuk bead, gel dan membran. Teknologi
membrane dari kitosan sangat sinergis dan terintegrasi dari sisi pengolahan limbahkulit udang yang merupakan bahan utama pembuatan membran, serta teknologi
ini dapat dibuat secara mobile dan dapat dipasang secara langsung pada mobil
sahingga dapat melakukan pengolahan air bersih secara in situ. Metode ini
diharapkan dapat dijadikan pertimbangan pemerintah Semarang dalam mengatasi
masalah pengadaan air bersih saat terjadi banjir.
Kata kunci : Ai r bersih, Banj ir , Kitosan, Membran, Water puri fi er
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
8/29
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Indonesia. Banjir di
Indonesia mencapai 40.688 kejadian pada tahun 2008 dan meningkat tahun 2011
menjadi 41.005 kejadian (Donny Aznan, 2012). Melihat kondisi geografis dan
penanganannya, maka Kota Semarang dinilai tidak akan bisa terbebas dari banjir.
Saat terjadi hujan dengan intensitas sedang, banyak titik-titik genangan. Apalagi
jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang cukup lama
(Suara Merdeka, 2013). Jawa Tengah menjadi langganan banjir di Indonesia
dengan 2664 kejadian. Semarang merupakan salah satu daerah di Indonesia yang
sering terjadi bencana banjir. Banjir banyak sekali mengakibatkan kerugian,
seperti lumpuhnya perekonomian, hilangnya harta benda dan sering memakan
korban jiwa. Selain itu banjir juga mengakibatkan sulitnya mencari air bersih,
karena sumur dan PDAM sebagai sumber air bersih tidak berfungsi. Hal ini
menyebabkan bencana susulan akibat terjadi kekurangan air bersih yaitu
timbulnya penyakit-penyakit water borne diseases, seperti: diare, muntaber
ataupun penyakit gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya. Untuk mengatasi masalah
ini, dibutuhkan suatu alat yang dapat mengolah air bersih dari air banjir, yaitumobileMERCIPURE.
Indonesia merupakan salah satu negara pemasok udang terbesar di dunia.
Dari data Direktorat Jenderal Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan
menunjukkan bahwa areal tambak udang nasional pada tahun 2003 seluas 478.847
ha dengan volume produksi 191.723 ton atau 400 kg per hektar. Untuk tahun 2004
di targetkan pada areal 328.475 ha dengan produksi 226.553 ton atau 690 kg per
hektar. Tahun 2005 pada areal 397.475 ha dengan produksi 251.599 ton atau
hanya 660 kg per hektar. Tahun 2006 seluas 480.850 ha dan 281.901 ton, hingga
tahun 2009 ditargetkan luas areal budidaya udang mencapai 851.852 ha serta
volume produksi sebanyak 416.616 ton (Prasetiyo, 2006). Pada umumnya udang
yang di ekspor adalah dalam bentuk beku. Oleh karena itu di Indonesia terdapat
sekitar 170 pengolahan udang dengan kapasitas produksi terpasang sekitar
500.000 ton per tahun. Dari proses pembekuan tersebut 60-70 % dari berat udang
jadi limbah (bagian kulit dan kepala). Sehingga diperkirakan dari proses
pengolahan seluruh unit pengolahan yang ada, akan dihasilkan limbah sebesar
325.000 ton per tahun. Jumlah limbah udang yang besar ini sangat potensial
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
9/29
untuk dimanfaatkan sebagai kitosan. Proses utama dalam pembuatan kitosan,
meliputi penghilangan protein dan kandungan mineral melalui proses deproteinasi
dan demineralisasi, yang masing-masing dilakukan dengan menggunakan larutan
basa dan asam. Selanjutnya, kitosan diperoleh melalui proses deasetilasi dengan
cara memanaskan dalam larutan basa (Tolaimatea et al., 2003; Rege dan
Lawrence, 1999).
Kitosan merupakan biopolimer yang diperoleh dari deasetilasi kitin.
Kitosan tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri salah
satunya adalah untuk mendapatkan air bersih yang siap dikonsumsi. Selain itu
kitosan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet, koagulan, pengkelat,
pengabsorbsi, penstabil, pembentuk film, penjernih, flokulan, antibakteri, dan
antifungal (Suptijah, 2006). Selain itu aplikasinya dalam industri menghasilkan
produk bernilai tinggi seperti kosmetik, drug carrier, feed additive, membran
semi permeable dan farmasi (Kaban, 2009).Membran kitosan adalah salah satu
polimer alam yang saat ini sedang dikembangkan. Kitosan memiliki tiga gugus
aktif yaitu gugus amin, hidroksil primer dan hidroksil sekunder yang mampu
membentuk kompleks koordinasi yang stabil dengan ion logam berat (Ngah dan
Fatinathan, 2010). Menurut Sun dkk (2006) kitosan telah menjadi absorben paling
populer untuk mencegah ion logam dalam larutan berair, dan sering digunakan
dalam aplikasi pencegahan pencemaran air. Kitosan dapat digunakan sebagai
absorben untuk menghilangkan logam berat meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI),
Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II), Co(II), Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II),
V(V), dan V(VI) dalam air limbah (Khabibi dan Lusiana, 2012). Keunggulan
penggunaan membran kitosan dalam pemurnian air yaitu mampu menghilangkan
logam berat, cemaran organik, bakteri, zat warna, dan padatan terlarut (Kumar,
2000). Namun sebenarnya kitosan dapat digunakan dalam bentuk gel, bead dan
membran. Prambaningrum, W., Khabibi dan Lusiana (2007), telah memodifikasibentuk fisik kitosan menjadi hidrogel digunakan sebagai absorben Platina dan
paladium. Pemurnian air dengan teknologi membran mempunyai kelebihan, yaitu
dapat dibentuk sesuai dengan bentuk peralatannya serta mudah dalam proses
reaktivasinya (Beppu, 2007).
Dalam karya tulis ini dilakukan proses pemurnian air banjir dengan
menggunakan membran kitosan yang dirancang menjadi alat portable dalam
bentuk mobile MERCIPURE, sehingga dapat menjangkau lokasi banjir dan
mudah dalam penggunaannya. Dengan cara ini diharapkan dapat mengatasi
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
10/29
masalah kelangkaan air bersih dilokasi banjir dengan cara yang cepat, praktis dan
memenuhi batas air yang memiliki pengaruh kesehatan.
I.2 Perumusan Masalah
Kesulitan mendapatkan air bersih pada saat bencana maupun pasca
bencana banjir berdampak pada timbulnya penyakit pasca bencana banjir terkait
air bersih yaitu water borne diseases, seperti: diare, muntaber ataupun gatal-gatal
dan penyakit kulit lainnya. Oleh karena itu diperlukan konsep penanganan air
bersih baik saat maupun pasca bencana banjir. Salah satu teknologi pemurnian air
dapat dilakukan dengan teknologi membran dari kitosan. Kitosan tersebut
diperoleh dari hasil proses deasetilasi dari senyawa kitin yang banyak terdapat
dalam kulit luar udang yang merupakan limbah hasil pengolahan udang. Melihat
masalah yang ada, maka dirancang suatu alat yang mampu mengolah air banjir
menjadi air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat terjadi bencana
banjir. Alat tersebut dirancang menjadi mobile MERCIPURE sehingga dapat
menjangkau ke tempat terjadinya banjir.
I.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menciptakan rancangan proses pemurnian air pada saat terjadi bencana
banjir di daerah Semarang dan daerah lainnya di Indonesia, untuk
menambah suplai air bersih saat terjadi bencana banjir.
2. Memanfaatkan limbah kulit udang sebagai bahan baku untuk pembuatan
kitosan dan membran kitosan.
3. Membuat membran kitosan untuk proses pemurnian air serta mengetahui
kemampuan kitosan sebagai membran untuk proses pemurnian air
I.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1.
Memberikan sumbangan pemikiran untuk menciptakan rancangan prosespemurnian air saat terjadi bencana banjir yang ada di Semarang dan daerah
di Indonesia lainnya, untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
2. Mengurangi limbah kulit udang dengan cara merubahnya menjadi kitosan.
3.
Mampu membuat proses instalasi pemurnian air bersih dengan membran
kitosan.
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
11/29
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Banjir di Daerah Semarang
Banjir terjadi karena sungai tidak mampu lagi menampung debit air yang
besar sehingga meluap memenuhi sungai dan meluber ke daerah sekitarnya.
Luberan air banjir akan merendan semua daerah yang lebih rendah. Banjir juga
sering terjadi di daerah perkotaan seperti Jakarta, yang terjadi di musim penghujan
dan sering kali berulang. Bencana banjir di Indonesia mencapai 40.688 kejadian
pada tahun 2008 dan meningkat tahun 2011 menjadi 41.005 kejadian (Donny
Aznan, 2012). Melihat kondisi geografis dan penanganannya, maka Kota
Semarang dinilai tidak akan bisa terbebas dari banjir. Saat terjadi hujan dengan
intensitas sedang, banyak titik-titik genangan. Apalagi jika terjadi hujan dengan
intensitas tinggi dan dalam waktu yang cukup lama (Suara Merdeka, 2013). Jawa
Tengah menjadi langganan banjir di Indonesia dengan 2664 kejadian.
Gambar 1. Prosentase bencana alam di Indonesia dan grafik sebaran
jumlah kejadian banjir di pulau jawa
Berikut ini merupakan gambar peta daerah banjir yang melanda daerah
Semarang dan sekitarnya.
Gambar 2. Peta daerah banjir di daerah Semarang
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
12/29
II.2. Air
Air merupakan unsur utama bagi kehidupan manusia di planet ini.
Masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air untuk
keperluan domestik terus menurun khususnya untuk air minum. Syarat air minum
berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air minum, harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan
organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia,
racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya (BPPT, 2007). Beberapa parameter
air yang biasa diuji untuk menentukan tingkat polusi air diantaranya: nilai pH,
suhu, warna, jumlah padatan, nilai Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical
Oxygen Demand (COD), pencemaran mikroorganisme pathogen, kandungan
minyak, kandungan logam berat, dan kandungan bahan radioaktif (Fardiaz,
1992).
Tabel 1. Parameter Wajib Persyaratan Kualitas air minum
Jenis Parameter SatuanKadar maksimum yang
diperbolehkan
Parameter yang berhubunganlangsung dengan kesehatan
a. Parameter Mikrobiologi
1). E. ColiJumlah per 100 ml
sample0
2). Total Bakteri KoliformJumlah per 100 ml
sample0
b. Kimia An-Organik
1). Arsen mg/l 0,01
2). Fluorida mg/l 1,5
3). Total Kromium mg/l 0,05
4). Kadmium mg/l 0,003
5). Nitrit, (sebagai NO2-) mg/l 3
6). Nitrat, (sebagai NO3-) mg/l 50
7). Sianida mg/l 0,07
8). Selenium mg/l 0,01
Parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan
a. Parameter Fisik
1). Bau Tidak Berbau
2). Warna TCU 15
3). Total Zat Padat terlarut (TDS) mg/l 500
4). Kekeruhan NTU 5
5). Rasa Tidak Berasa
6). Suhu 0C suhu udara 3
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
13/29
b. Parameter Kimiawi
1). Alumunium mg/l 0,2
2). Besi mg/l 0,3
3). Kesadahan mg/l 500
4). Khlorida mg/l 250
5). Mangan mg/l 0,4
6). pH 6,5-8,5
7). Seng mg/l 3
8). Sulfat mg/l 250
9). Tembaga mg/l 2
10). Amonia mg/l 1,5
Sumber: PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan KualitasAir minum
II.3. Pengolahan Air
Tujuan pengolahan air adalah untuk menghilangkan bahan pengotor yang
ada di dalam air dan secara efisien dapat berfungsi untuk memproduksi air jernih
yang tidak berasa, tidak berbau, aman dan menyegarkan. Salah satu langkah
penting dalam pengolahan air adalah penghilangan kekeruhan dan warna air.
Partikel-partikel pengotor dapat diendapkan setelah dilakukan proses penetralan
muatan dan peningkatan ukuran terlebih dahulu. Proses bergabungnya komponen
yang lebih kecil membentuk komponen yang lebih besar dan menggumpal dan
juga terjadinya proses penetralan muatan-muatan partikel pengotor dikenal
dengan koagulasi, dan pembentukan flok-flok dari partikel-partikel kecil disebut
flokulasi (Ismayana dan Setyaningsih, 2005).
II.4. Komposisi Kimia Kulit Udang
Untuk kebutuhan ekspor udang beku, bagian tubuh udang yang dibekukan
adalah bagian badan (abdomen) hingga ekor (uropod). Bagian kepala dan dada
(cephaloporax) yang dibungkus oleh kulit udang keras merupakan bagian yang
dibuang oleh industri pembekuan udang. Kulit udang mengandung
25-40 % protein, 30-50% kalsium karbonat dan 15-20 % kitin serta komponen
lain sebagaimana tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi kimia kulit udang Penaeus sp.
Komposisi Jumlah (%)
Air 12,86
Protein 32,75
Lemak 2,04
Abu 37,24
Karbohidrat 36,96
Kalsium 13,29
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
14/29
Magnesium 0,85
Fosfor 1,84
Besi 0,02
Mangan 0,0003
Kitin 18
Kalium 0,37
Tembaga 0,005
Natrium 0,436
Seng 0,005
Sulfur 0,419
Sumber: Arlius (1998)
Limbah udang merupakan bahan yang mudah busuk karena adanya
proses degradasi oleh bakteri pembusuk dan enzim yang berjalan dengan cepat.
Hal ini menyebabkan menurunya mutu komponen yang terdapat dalam limbah,
sehingga apabila komponen tersebut rusak maka akan menghasilkan produk yang
bermutu rendah. Oleh karena itu perlu diupayakan penanganan limbah yang baik
agar tidak cepat terdegradasi dengan tujuan untuk memperoleh produk yang lebih
baik (Suptijah dkk., 2008).
II.5. Kitin dan Kitosan
Kitin merupakan senyawa organik yang tersebar luas dan sangat melimpah
di bumi, dapat dibiodegradasi, dan tidak beracun. Di alam polimer ini terutama
terdapat sebagai penyusun kulit keras atau cangkang Crustacea (jenis udang-
udangan) dan serangga, serta terdapat dalam dinding-dinding sel yeast dan jamur
(Hartati, F.K., dkk., 2002). Kitin merupakan biopolimer terbanyak kedua di alam
setelah selulosa. Kandungan kitin dari limbah udang sebenarnya tidak terlalu
banyak, akan tetapi limbah ini mudah diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang
besar sebagai hasil dari pengolahan udang. Kitosan adalah jenis polimer alami
yang dihasilkan dari proses deasetilasi kitin. Kitosan mempunyai sifat yang khas
yakni bioaktifis, biodegradasi dan tidak beracun.
Gambar 3. Struktur Kitin
Kitosan merupakan jenis polimer alam yang mempunyai rantai tidak linier
dan mempunyai rumus (C6H11NO4)n. Mempunyai sifat tidak berbau,berwarna
putih dan terdiri dari dua jenis polimer yaitu poli (2-deoksi,2-asetilamin,2-
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
15/29
glukosa) dan poli(2-deoksi,2-amino glukosa) yang berikatan secara beta (1,4).
Kitosan larut dalam pelarut organik, HCl encer, HNO3encer, dan H3PO4 0,5%,
tetapi tidak larut dalam basa kuat dan H2SO4. Sifat kelarutan kitosan ini
dipengaruhi oleh bobot molekul dan derajat deasetilasi. Bobot molekul kitosan
beragam, bergantung pada degradasi yang terjadi selama proses deasetilasi
(Sugita, 2010).
Gambar 4. Struktur Kitosan
Kitin secara alami sering tidak lengkap asetilasinya, sedangkan kitosan
juga biasanya masih mengandung gugus asetil dengan berbagai tingkatan. Oleh
karena itu sebetulnya baik kitin maupun kitosan pada dasarnya merupakan
kopolimer N-asetil-D-glukosamin dan D-glukosamin. Kitin biasanya mempunyai
derajat deasetilasi sampai 10 %, sedangkan kitosan derajat deasetilasinya 70 %.
Penampilan fungsional kitosan ditentukan oleh sifat fisik dan kimiawinya. Seperti
halnya dengan polisakarida lain, kitosan memiliki kerangka gula tetapi dengan
sifat yang unik karena poliiner ini memiliki gugus amin bermuatan positifsedangkan polisakarida lain uinumnya bersifat netral atau bermuatan negatif.
Menurut Knorr (1982), kitosan mempunyai gugus amino bebas sebagai
polikationik, pengkelat dan pembentuk dispersi dalam larutan asam asetat. Gugus
amino bebas inilah yang memberikan banyak kegunaan pada kitosan. Bila
dilarutkan dalam asam, kitosan akan menjadi polimer kationik dengan struktur
linear sehingga dapat digunakan dalam pembentuk film atau immobilisasi dalam
beberapa reagen biologi termasuk enzim. Selain sebagai bahan flokulan,kitosan juga dapat berfungsi sebagai pengkelat atau penyaring (dalam bentuk
membran) logam-logam berat yang beracun seperti: Fe, Cu, Cd, Ag, Pb, Cr, Ni,
Mn, Co, Zn, dan bahan-bahan radioaktif seperti uranium, selain itu juga cemaran-
cemaran organik dalam air (Kumar, 2000). Kitosan dapat digunakan sebagai
absorben untuk menghilangkan logam berat meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI),
Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II), Co(II), Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II),
V(V), dan V(VI) dalam air limbah (Khabibi dan Lusiana, 2012). Kitosan
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
16/29
meimiliki sifat reaktivitas kimia yang tinggi sehingga mampu mengikat air
dan minyak. Hal ini didukung oleh adanya gugus polar dan non polar yang
dikandungnya. Karena kemampuan tersebut, kitosan dapat digunakan sebagai
bahan pengental atau pembentuk gel yang sangat baik, sebagai pengikat,
penstabil, dan pembentuk tekstur (Brzeski, 1987).
II.6. Membran Kitosan
Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa.
Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada
juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya membran terdiri dari bahan alami
dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal dari alam
misalnya pulp dan kapas,sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia,
misalnya polimer (Meriatna, 2008).
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari material yang mempunyai ukuran lebih
besar dari pada pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai
ukuran lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan
disebut konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi
dengan menggunakan membran, selain berfungsi sebagai sarana pemisahan
juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan
yang dilewatkan pada membran tersebut (Meriatna, 2008). Membran kitosan
adalah salah satu polimer alam yang saat ini sedang dikembangkan.
Membran ini terbuat dari kitosan yang berasal dari cangkang hewan
crustaceae, terutama udang melalui serangkaian proses, diantaranya
depigmentasi, deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi (Ngah, 2007).
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
17/29
BAB III
METODE PENULISAN
III.1. Pendekatan PenulisanPenyusunan karya tulis dilakukan dengan telaah pustaka,
membandingkan satu sumber dengan sumber lainnya untuk memperoleh data
yang relevan.
III.2. SumberPenulisan
Data-data yang dipergunakan dalam karya tulis ini bersumber dari
berbagai referensi atau literatur jurnal nasional maupun internasional yang relevan
dengan topik permasalahan yang dibahas. Validitas dan relevansi referensi yang
digunakan dapat dipertanggungjawabkan. Jenis data yang diperoleh berupa data
sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
III.3. SasaranPenulisan
Karya tulis ini ditujukan kepada:
1.
Pemerintah Jawa Tengah
Karya tulis ini diharapkan dapat membantu progam pembangunan
pemerintah dalam mengatasi permasalahan kebutuhan air bersih saat terjadi
bencana banjir dan bencana alam lainnya serta mengurangi jumlah limbah
kulit udang yang melimpah.
2. Masyarakat
Membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air bersih saat terjadi
bencana banjir dan bencana alam lainnya serta membantu mengurangi
limbah kulit udang.
III.4. Tahapan Penulisan
Tahapan penulisan yang dilakukan :
1. Penentuan tema
2.
Penentuan judul
3. Perumusan masalah
4. Pengumpulan data dan penyusunan karya tulis
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
18/29
BAB IV
PEMBAHASAN
IV. 1. Pembuatan Kitosan
a. Pembuatan Kitin
Deproteinasi
Proses ini dilakukan pada suhu 60 -70C dengan menggun akan larutan
NaOH 1 M dengan perbandingan serbuk udang dengan NaOH = 1:10 (gr
serbuk/ml NaOH) sambil diaduk selama 60 menit. Kemudian campuran
dipisahkan dengan disaring untuk diambil endapannya (Hargono, 2008).
Pencucian dan pengeringan
Pencucian endapan dilakukan dengan menggunakan aquadest sampai pH
netral. Selanjutnya disaring untuk diambil endapannya dan di keringkan
(Hargono, 2008).
Demineralisasi
Penghilangan mineral di lakukan pada suhu 25-30C dengan
menggunakan larutan HCl 1 M dengan perbandingan sampel dengan larutan
HCl =1:10 (gr serbuk/ml HCl) sambil diaduk selama 120 menit. Kemudian
disaring untuk diambil endapannya (Hargono, 2008).
Penghilangan warna
Endapan hasil demineralisasi di ekstrak dengan aseton dan di bleaching
dengan 0,315 % NaOCl (w/v) selama 5 menit pada suhu kamar. Perbandingan
solid dan solven 1:10 (w/v) (Hargono, 2008).
Pencucian dan pengeringan
Pencucian endapan dilakukan dengan menggunakan aquadest sampai
pH netral. Kemudian disaring, dan endapan dikeringkan (Hargono, 2008).b. Deasetilasi Kitin menjadi Kitosan
Kitin yang telah dihasilkan pada proses diatas di masukkan dalam larutan
NaOH dengan konsentrasi 20, 30, 40, 50 dan 60% (berat) pada suhu 90-100C
sambil diaduk kecepatan konstan selama 60 menit. Hasilnya berupa slurry
disaring, endapan dicuci dengan aquadest lalu ditambah larutan HCl encer agar
pH netral kemudian dikeringkan.Maka terbentuklah kitosan (Hanafi, dkk, 1999
dalam Hargono, 2008).
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
19/29
Gambar 5.Diagram alir proses pembuatan kitosan dari kulit udang
IV. 2. Pembuatan Membran Kitosan
Penyediaan Membran Kitosan (Uragami dan Tomaszeska, 1994)
a. Lima (5) g kitosan dari kulit udang dilarukan dalam 250 ml CH3COOH 1%
pada suhu 25 oC.
b. Bahan yang telah dicampur diaduk hingga homogen sehingga diperoleh kitosan
2% kemudian dituangkan ke dalam plat kaca dan dikeringkan pada suhu kamar
b. Campuran kitosan 2% di celupkan ke dalam NaOH 1% pada suhu 25 oC dan
dilanjutkan dengan pencucian berula ng-ulang dengan air murni untuk
menghilangkan kadar NaOH dan dikeringkan pada suhu kamar.
c. Membran kitosan yang dihasilkan kemudian dicelupkan ke dalam larutan
glutaraldehide 0.4 % sebanyak 50 ml yang mengandung 0.5 N H2SO4 (5
ml) kemudian di cuci berulang-ulang dengan air murni dan dikeringkan pada
suhu kamar.
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
20/29
Gambar 6. Diagram alir proses pembuatan membran kitosan
IV. 3. Proses Persiapan Alat A Mobile MERCIPURE
Bagian dalam Mobile MERCIPURE meliputi: bak penampung,
makrofilter, membran kitosan, dan softener filter.
Bak Penampung
Bak penampung sebagi penampung air banjir yang dipasang sebuah
pompa untuk mmompa air. Bak ini berbentuk seperti kerucut pada bagian
bawahnya untuk mengendapkan lumpur yang terlarut dalam air banjir. Diameter
bak adalah 1 m dan tingginya 2 m.Makrofilter
Air dari bak penampungan dipompa ke dalam filter. Makrofilter
dirancang dengan menaruh penyaring dalam tangki. Zat padat dan koloid dapat
tersaring dalam filter ini. Dalam makrofilter ini dapat berupa pasir yang dirancang
dari pasir ukuran kecil sampai bebatuan yang ukurannya kecil.
Membran Kitosan
Membran kitosan merupakan jenis membran ultrafiltrasi. Membran
dipasang secara horizontal menjadi dua bagian (bagian atas dan bawah). Membran
kitosan berupa film kitosan, dipasang menggunakan penampang. Membran
kitosan dirancang sebagai membran komposit, sehingga mudah dalam
pemasangannya dan mempunyai daya tahan yang kuat terhadap tekanan. Pada
celah antara kedua membran terdapat hydrogel kitosan. Prambaningrum, W.,
Khabibi dan Lusiana (2007), telah memodifikasi bentuk fisik kitosan menjadi
hidrogel digunakan sebagai absorben Platina dan paladium. Tebal membran
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
21/29
kitosan yaitu 3 mm dengan diameter 25 cm dan tinggi tabung 2 m. Bagian atas
antara membran dengan atap tangki dibuat celah yang panjangnya 20 cm, dan juga
pada membran bagian bawah dengan dasar tangki (Madhukar M et al., 2012).
Membran kitosan tersebut dapat menjerap logam-logam berbahaya dan cemaran
organik yang ada dalam air. Selain itu membran kitosan juga dapat
menghilangkan cemaran bakteriologis. Membran kitosan mempunyai pori-pori
0,1-0,3 mikrometer, sedangkan ukuran bakteri sekitar 1 mikrometer. Membran
yang digunakan perlu dilakukan pencucian. Teknik dan metode pencucian
membran akan sangat tergantung pada karakteristik interaksi foulant dengan
membran.
Softener Filter
Softener filter merupakan alat untuk mengurangi kesadahan air
(melunakkan air). Alat ini dibuat dari serbuk bunga pinus yang sudah dimodifikasi
dan pada ujung pipa terlebih dahulu diisi dengan zeolit. Tebal bunga pinus pada
pipa yaitu sekitar 50 cm dan zeolit 10 cm. Pipa yang digunakan memiliki diameter
4-5 cm dan panjang 2-3 m.
Gambar 7. Skema Kolom isian Softener Filter
Gambar 8. Diagram Alir Aplikasi MERCIPURE Pada Pemurnian Air Banjir
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
22/29
Alat yang sudah dirangkai dipasang pada mobil jenis bak terbuka.
Gambar 9. A Mobile MERCIPURE
IV. 4. Proses Pemurnian Air Banjir dengan Mobile MERCIPURE
Air banjir mengndung berbagai cemaran yang berbahaya. Cemaran
tersebut dapat dihilangkan dengan cara mengolahnya menjadi air bersih dengan
melalui berbagai treatment, baik melalui cara kimia, fisika dan bakteriologis.
Proses pemurnian air banjir dengan mobil MERCIPURE dimulai dengan
menampung air banjir dalam bak penampung. Pada bak penampung ditambahkan
kitosan sebagai zat koagulan (Robert, 1992) dan klorin sebagai zat desinfektan.
Penambahan koagulan bertujuan untuk mengendapkan zat padat seperti lumpur,
sedangkan klorin sebagai desinfiektan untuk menghilangkan cemaran bakteri. Airselamjutnya akan di filtrasi terlebih dahulu dengan makrofilter untuk
menghilangkan partikel-partikel fisik.
Air dari makrofilter dipompa ke dalam membran kitosan sebagai proses
utama dari alat mobile MERCIPURE. Membran kitosan mempunyai kenggulan
dalam mengsabsorbsi logam berat berbahaya, cemaran organik, zat warna dan
TSS. Cemaran yang ada dalam air banjir dapat terjerap dalam membran kitosan,
sehingga air yang keluar dari tangki dapat berupa air bersih.Setelah melewati
membran kitosan air akan dilunakkan dengan softener filter untuk menghilangkan
kesadahan air. Air yang dihasilkan ditampung dalam tangki yang selanjutnya
dapat dimanfaatkan untuk kebuthan makan, minum dan MCK. Air yang
dihasilkan dari proses, dilakukan pengujian terhadap kualitas air bersih. Parameter
kualitas air bersih dapat dilihat pada tabel 1. Alat ini perlu dilakukan pembersihan
jika kondisi air yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan air bersih. Maka
dari itu harus dilakukan pengecekan dalam jangka waktu tertentu.
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
23/29
IV. 5. Keunggulan Kitosan dalam Pengolahan Air
Air banjir mempunyai berbagai jenis cemaran. Cemaran tersebut seperti,
logam berat, cemaran organik, lumpur, bakteri (COD, BOD), padatan terlarut
(TSS), zat warna, sampah padatan, dll. Oleh karena itu diperlukan pengolahan air
untuk menghilangkan cemaran-cemaran tersebut. Kitosan dapat dijadikan
alternatif untuk proses pemurnian air, dapat berupa membran, bead atau gel.
Absorben logam berat
Kitosan dapat digunakan sebagai adsorben yang dapat menyerap logam-
logam berat berbahaya, seperti Zn, Cd, Cu, Pb, Mg dan Fe (Knoor,1984). Situs
aktif kitosan baik dalam bentuk NH2 ataupun dalam keadaan terprotonasi NH3+
mampu mengadsorbsi logam-logam berat melalui mekanisme pembentukan khelat
dan atau penukar ion. Kitosan dapat digunakan untuk menjerap logam berbahaya
(Cu2+, Hg2+, Ni2+, dan Zn2+) pada temperature 25-60 0C dan disekitar pH netral
(McKay et al., 1989). Selain itu kitosan juga dapat menjerap logam Cr (III) dalam
air limbah. Melihat kemampuan kitosan tersbut, maka kitosan banyak digunakan
untuk proses pengolahan air sebagai bahan untuk menjerap logam-logam
berbahaya di dalam air (Kumar, 2000). Menurut Khabibi dan Lusiana (2012),
kitosan dapat digunakan sebagai absorben untuk menghilangkan logam berat
meliputi Cu(II), Pb(II), U(VI), Cr(III), Cr(IV), Ni(II), Cd(II), Zn(II), Co(II),
Fe(II), Mn(II), Pt(IV), Ir(III), Pd(II), V(V), dan V(VI) dalam air limbah.
Koagulan
Kitosan dapat dijadikan sebagai koagulan untuk mengurangi kadar padatan
terlarut (Total Suspended Solid/TSS) dalam air kotor. Penurunan Kadar TSS
pada perlakuan pemberian kitosan karena penempelan molekul-molekul
kitosan pada permukaan koloid akan menyebabkan kitosan mempunyai
reaktifitas kimia yang relatif cukup tinggi dan ini dapat menyebabkan sifat
polielektronik kation sehingga sangat berperan sebagai absorben pada air
limbah. Dengan kata lain bahwa kitosan tidak beracun dan mampu
menghasilkan flok-flok yang akan mengendap bersama partikel-partikel yang
ada pada air kotor (Zeng et al., 2007).
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
24/29
sebelum penambahan kitosan sesudah penambahan kitosan
Gambar 10. Hasil pengumpalan dengan kitosan
Menurunkan cemaran organik dan bakteri
Unsur-unsur kitosan sangat berperan dalam mengabsorbsi limbah cair,
dimana jika dihubungkan dengan gugus amino dan hidroksil yang terikat,
maka akan menyebabkan kitosan mempunyai reaktifitas kimia yang tinggi,
yang menyebabkan sifat polielektronik kation sehingga sangat berperan sebagai
absorben pada air limbah. Kitosan mampu membentuk suatu ikatan anion-anion
pada air limbah sehingga akan membentuk suatu endapan yang dapat
meningkatkan kecerahan, secara jelas juga akan mempengaruhi kandungan
TSS, mengurangi BOD dan COD, serta mampu menetralkan pH (Zemmouri,
2012).
Penyerap zat warna
Kitosan mempunyai kemampuan untuk menyerap warna. Warna yang
diserap berasal dari berbagai jenis zat warna yang ada pada air, seperti zat yang
terdispersi, terlarut, reaktif, asam, lemak, sulfur dan pewarna tekstil napthol.
Kosentrasi dari pewarna dala kitosan berbanding dengan selulosa di dalamnya. pH
air berpengaruh dalam proses penyerapan pewarna dengan kitosan. Karena dalam
pH rendah, asam amino bebas dalam kitosan akan berubah menjadi kation,
menyebabkan tertariknya anion pada pewarna (Kumar,2000). Menurut Robert(1992) kitin mempunyai gugus aktif NHCOCH3 (amida), dan melibatkan
interaksi gugus hidroksi (-OH) sebagai situs aktif yang mengikat zat warna dan
kitosan mempunyai gugus aktif hidroksi (-OH) maupun amina (NH2).
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
25/29
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Kitosan merupakan produk deasetilasi kitin, yang merupakan polimer
rantai panjang glukosamin (2-amino-2-deoksiglukosa). Kitosan dapat
diperoleh dari limbah cangkang udang. Kitosan dapat dibuat menjadi
membran sebagai proses pengolahan air.
2. Proses pemurnian air dapat dilakukan dengan menggunakan membran
kitosan. Kitosan yang diperoleh dari kulit udang dibuat menjadi membran
untuk proses pemurnian air. Kitosan mampu menghilangkan cemaran
bakteriologis, logam berat, zat organik, zat warna dan mampu
mengkoagulasi zat padat terlarut.
3. Instalasi proses pemurnian air dapat membantu kebutuhan air bersih
korban banjir di daerah Semarang dan daerah lainnya di Indonesia,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan air untuk makan, minum, MCK dan
mencegah penyakit yang timbul akibat banjir.
V.2. Saran
1. Jumlah limbah udang yang melimpah mempunyai potensi yang besar
untuk dimanfaatkan sebagai kitosan. Kitosan tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan membran kitosan sebagai proses
pemurnian air.
2.
Instalasi alat proses pemurnian air dapat menjadi alternatif dalam
memenuhi kebutuhan air bersih saat terjadi bencana banjir dan pasca
banjir.
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
26/29
DAFTAR PUSTAKA
Arlius., 1998, Mempelajari ekstraksi khitosan dari kulit udang dan
pemanfaatannya sebagai koagulasi protein limbah pengolahan pindang
tongkol (Euthynnus afinis) [tesis], Program Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi., 2007, Air Bersih Bebas Bakteri dan
Zat Kimia.www.walhi.or.id/air.
Beppu, M.M., 2007, Crosslinking of chitosan membranes using glutaraldehyde:
Effect on ion permeability and water absorption, School of Chemical
Engineering, Universidade Estadual de Campinas CP6066, Campinas SP
13083-970, Brazil. 301 (2007) 126130.
Brzeski, MM., 1987, Chitin and Chitosan Putting Waste to Good Use, J InfoJish
International (5), P. 31-33.
Cahyaningtyas, M.A.M.D., 2012, Pengaruh Penambahan Kitosan dari LimbahCangkang Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Kadar Aluminium
Besi, COD, dan Kekeruhan pada Pengolahan Air sebagai Air Minum,
[Skripsi], Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, UNDIP,
Semarang.
Hargono, A dan Indro S., 2008, Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang
Udang serta Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, UNDIP, Semarang. Vol. 12 No. 1
Hidayat, R dan Raharjo, B.R., 2012,Penanganan Air Bersih Pengungsi Bencana
Gempa dan Banjir, Kolokium Hasil Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air, Bandung.
Ismayana A, Setyaningsih D., 2005, Kajian desain parameter proses sarana
pengolahan air bersih skala kecil untuk institusi pendidikan pada lingkar
kampus IPB, [laporan penelitian], Departemen Teknologi Industri
Pertanian, FATETA, IPB, Bogor.
Kaban, J., 2009, Modifikasi Kimia Dari Kitosan dan Aplikasi Produk yang
dihasilkan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 5-6.
Khabibi, dan Lusiana,R.A., 2012, Sintesis Absorben Berkapasitas Tinggi dan
Selektif Terhadap Ion Logam Berat Berbasis Biomaterial Kitosan dari
Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) Melalui Metode Ion Template ,
UNDIP, Semarang.
Khabibi, Lusiana,R.A., Indah R dan Gatot B.P., 2010, Membran Kitosan Padat
dari Limbah Cangkang Rajungan (Portunus Pelagicus) dan Aplikasinya
sebagai Absorben Mn(II) dan Fe(II), Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, Vol
XIII, No.2, hal 17-23
Knoor D., 1982, Function Properties of Chitin and Chitosan,J. Food Science,
47(2):593-595.
http://www.walhi.or.id/airhttp://www.walhi.or.id/airhttp://www.walhi.or.id/air -
7/24/2019 A Mobile Mercipure
27/29
Kumar, Majeti N.V.R., 2000, A review of chitin and chitosan applications,
Department of Chemistry, University of Roorkee, Roorkee 247 667, India.
46 (2000) 127.
Meriatna., 2008, Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar
Logam Krom (Cr) dan Nikel (Ni) Dalam Limbah Cair Pelapisan Logam
[Tesis], Sekolah Program Pasca Sarjana, USU, Medan.
Musale ,D.A. dkk., 1998, Formation and characterization of
poly(acrylonitrile)/Chitosan composite ultra filltration membranes,
Institute for Chemical Process and Environmental Technology, National
Research Council Canada,M-12, Montreal Road, Ottawa, Ont., Canada
K1A 0R6. 154 (1999) 163-173
Ngah, W.S. Wan dan Fatinathan, S., 2007, Adsorption of Cu(II) ions in aqueous
solution using chitosan beads,chitosanGLA beads and chitosanalginate
beads, School of Chemical Sciences, University Sains Malaysia. 143(2008) 6272
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Prambaningrum, W., Khabibi dan Retno A.L., 2008, Modifikasi Kitosan Menjadi
Hydrogel dan Aplikasinya sebagai Absorben Logam Fe(III), Skripsi,
Jurusan Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang.
Robert, G.A.F., 1992, Chitin Chemistry, The Macmillan Press LTD, London, 54,
page. 58-59, 211-215.
Robert., 2013. Semarang Tak Bisa Bebas Banjir, Suara Merdeka, 18 Juni 2013Sufaati, Sri., 2008, Absorbsi Zat Warna Rhodamin oleh Kitin dan Kitosan dari
Limbah Udang Putih (Paneaus Mergeunsis), [Skripsi], Jurusan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNDIP, Semarang.
Sun,S., Wang, L., dan Wang, A., 2006, Adsorption Propertiesof Crosslinked
Carboxymethyl-Chitosan Resin With Pb(II) as Template Ion, Journal of
Hazardous Material, B136, Hal. 930-937.
Suptijah, P ,dkk., 2008, Pemurnian Air Sumur dengan Kitosan Melalui Tahap
Koagulasi dan Filtrasi,Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan IPB, Bogor.
Susanto, Heru., 2011, Teknologi Membran, UPT UNDIP Press, Semarang.
Uragami, T., 1994, Chitin World. Chitosan Derrivative Membranes for
Separation of Alcohol/Water Mixtures, International Confrence on Chitin
and Chitosan, Gdynia, Poland.
Zemmouri, Hassaba, dkk., 2012, Coagulation Flocculation Test of Keddara's
Water Dam Using Chitosan and Sulfate Aluminium, BIOGEP.1877-7058.
-
7/24/2019 A Mobile Mercipure
28/29
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata Penulis 1
A. Data Pribadi
1 Nama Lengkap Ginanjar Argo Pambudi
2 NIM 24030112130125
3 Program Studi/Jurusan S1-Kimia/Kimia
4 Fakultas Fakultas Sains dan Matematika
5 Tempat Tanggal Lahir 22-Februari-1992
6 Alamat Jl. Tirto Husodo Timur No. 34, Tembalang
7 E-mail gap.sevenfold@gmail.com
8 Nomor Telepon/ HP 085729681525
B.
Penghargaan penulisan selama menjadi mahasiswa
NoJenis
Penghargaan
Institusi Pemberi
PenghargaanJudul Karya Tahun
1Finalis LKTI Jateng
2013
Dinas Pendidikan Jawa
Tengah
Optimalisasi Pembuatan
Biodisel dari Biji Karet
(Hevea brasiliensis) dengan
Teknologi Microwave dalam
Upaya Meningkatkan
Produksi Biodisel di
Indonesia Sebagai Bahan
Bakar Alternatif Ramah
Lingkungan.
2013
2
Finalis LKTI UNDIP
SCIENCE FAIR
2013
BEM FSM Universitas
Diponegoro
Optimalisasi Pembuatan
Biodiesel dari Jarak Pagar
(Jatropha curcas)
Menggunakan Perlakuan
Acid Pre-Treatment dan
Teknologi Microwave
sebagai Bahan Bakar
Alternatif yang RamahLingkungan.
2013
mailto:gap.sevenfold@gmail.commailto:gap.sevenfold@gmail.com -
7/24/2019 A Mobile Mercipure
29/29
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini;
Nama Ketua : Ginanjar Argo Pambudi
NIM : 24030112130125
Jurusan/ Fakultas : Kimia/Fakultas Sains dan Matematika
Universitas : Universitas Diponegoro Semarang
Alamat : Jl. Tirto Husodo Timur No. 34, Tembalang, Semarang.
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul, A Mobile
MERCIPURE (Membrane of Chitosan for Water Purifier) dari Limbah
Kulit Udang untuk Pemurnian Air Secara I n Situ dalam Upaya Memenuhi
Kebutuhan Air Bersih pada Lokasi Bencana Banjir di Daerah Semarang,
yang kami sertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah ini adalah benar hasil
karya kelompok kami, bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya tulis
orang lain serta belum pernah menjuarai dikompetisi serupa. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh panitia LKTI GSC 2014 berupa diskualifikasi
dari kompetisi. Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa adaunsur paksaan, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, Maret 2014
(Ginanjar Argo Pambudi)
NIM. 24030112130125
top related