assets default risk.pdf

Upload: dhe-desty

Post on 16-Feb-2018

271 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    1/17

    1

    ANALISIS PERBANDINGANASSETS DEFAULT RISKDALAM

    KEGIATAN PASAR UANG DAN PASAR MODAL PADA ASURANSI

    JASA TANIA TBK (ASJT) DAN ASURANSI BINTANG TBK (ASBI)

    MELATI DAN BUDI [email protected]

    ABSTRAK

    Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri

    pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya

    karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yangmungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Pemerintah melalui

    KMK No158/PMK.10/2008 yang merupakan perubahan kedua atas KMK No424/KMK.06/2003 menetapkan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi danReasuransi. Begitu pula Peraturan Ketua Bapepam dan LK No PER-02/BL/2009 telah

    menetapkan Pedoman Perhitungan BTSM bagi perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

    Berdasarkan beberapa Keputusan dan peraturan di atas, maka merupakan hal yang

    penting bagi perusahaan Asuransi untuk menilai kesehatan Perusahaan Asuransi. Salahsatu komponen untuk menilai kesehatan dan BTSM Perusahaan Asuransi adalah dengan

    menilai Assets Default Risks (Kegagalan Pengelolaan Kekayaan). Assets Default Risks

    adalah perhitungan besarnya risiko kerugian yang timbul sebagai akibat dari deviasidalam pengelolaan kekayaan. Pada Skripsi ini, penulis ingin menganalisisAssets Default

    Risks dalam kegiatan Pasar Uang dan Pasar Modal pada Asuransi Jasa Tania dan

    Asuransi Bintang pada periode 2006 sampai dengan 2007. Penulis menggunakan analisisAssets Default Risks dalam kegiatan Pasar Uang pada Deposito sedangkan dalam

    kegiatan Pasar Modal pada Obligasi dan saham. Berdasarkan hasil analisisAssets DefaultRiskspada Asuransi Jasa Tania dan Asuransi Bintang, dapat disimpulkan bahwa Assets

    Default riskspada kedua Asuransi baik, walaupun pada Asuransi Bintang ada kenaikan

    persentase hasilAssets Default Riskspada jenis investasi Deposito. Kenaikan / PenurunanAssets Default Risks pada jenis Investasi Deposito disebabkan oleh Investasi deposito

    yang di Investasikan pada bank mempunyai CAR > 8 % dan nilai yang di investasikan

    dalam bentuk deposito jumlahnya banyak, sedangkan penurunan Assets Default Risks

    juga dapat disebabkan oleh nilai yang di investasikan dalam bentuk deposito sedikitjumlahnya walaupun sama di investasikan pada bank yang mempunyai CAR > 8 %.

    Kenaikan/ Penurunan Assets Default Risks pada Investasi Saham disebabkan karenaSaham tersebut tercatat didalam LQ 45 atau tidak tercatat didalam LQ 45. SedangkanKenaikan / Penurunan Assets Default Riskspada Investasi Obligasi disebabkan karena

    peringkat obligasi. Semakin baik peringkat obligasi, maka semakin kecil faktor risiko

    yang menyebabkan kegagalan Pengelolaan kekayaan.

    Kata kunci :Assets Default RisksAsuransi Jasa Tania dan Asuransi Bintang

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    2/17

    2

    PENDAHULUAN

    Tidak seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang

    akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis.

    Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah

    dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh

    dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat

    diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu dimasa yang

    akan datang hanya dapat direka-reka semata.

    Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya

    kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang

    dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau

    resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi,

    sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

    Untuk mengurangi resiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan datang,

    seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau

    resiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut.

    Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap resiko yang bakal

    dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan

    perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan

    terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.

    Jumlah perusahaan Perasuransian di Indonesia adalah 357 perusahaan yang

    memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia, terdiri atas 173 perusahaan asuransi

    dan perusahaan reasuransi, dan 184 perusahaan penunjang asuransi. Perusahaan Asuransi

    dan reasuransi terdiri dari 60 perusahaan asuransi jiwa, 104 perusahaan asuransi

    kerugian, 4 perusahaan reasuransi, 2 perusahaan penyelenggara program asuransi sosial

    & jamsostek dan 3 perusahaan penyelenggara asuransi untuk PNS, TNI dan Polri.

    Perusahaan penunjang usaha asuransi per akhir agustus 2003 ada 184 perusahaan, terdiri

    dari 119 perusahaan pialang asuransi, 20 perusahaan pialang reasuransi, 25 perusahaan

    adjuster asuransi dan 20 konsultan aktuaria.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    3/17

    3

    Pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 158 /PMK.10/2008

    telah menetapkan Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi

    yang merupakan perubahan kedua atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

    424/KMK.06/2003 yang menjelaskan tentang dana jaminan yang harus dimiliki oleh

    perusahaan asuransi dan reasuransi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan. Selain itu

    Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/ KMK.06/2003 menjelaskan tentang Penilaian

    atas kekayaan Investasi yang berasal dari investasi ataupun yang bukan dari investasi.

    Selain berdasarkan kepada Keputusan Menteri tersebut, ada Peraturan Ketua

    Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Nomor PER-

    02/BL/2009 telah menetapkan Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas

    Minimum bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

    Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui hal-hal yang menyebabkan Risiko kegagalan dalam pengelolaan

    kekayaan (Assets Default Risks)

    2. Untuk melakukan analisis dan interpretasi tentang Risiko kegagalan dalam

    Pengelolaan Kekayaan (Assets Default Risks).

    TINJAUAN PUSTAKAPeraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008.

    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008 tentang perubahan

    kedua atas Keputusan Menteri Keuangan nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan

    Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi adalah menjelaskan/mengatur

    tentang :

    1. Penilaian Surat Utang Negara, Surat Berharga Lain Yang Diterbitkan oleh Negara

    atau Efek lain dalam hal nilai pasar tidak Wajar.

    2. Dana Jaminan yang harus dimiliki oleh Perusahaan Asuransi dan Perusahaan

    Reasuransi.

    3. Penempatan dana jaminan dalam bentuk deposito dan atau surat berharga lain yang

    diterbitkan oleh negara.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    4/17

    4

    4. Jatuh tempo surat utang atau surat berharga lain yang diterbitkan oleh negara harus

    memiliki jangka waktu sampai jatuh tempo sekurang-kurangnya 3 tahun pada saat

    penempatan sebagai dana jaminan.

    5. Seluruh dana jaminan harus ditata usahakan pada bank kustodian. Bank Kustodian

    yang dimaksud di sini adalah Bank Umum yang telah mendapat persetujuan

    Bapepam dan LK untuk bertindak sebagai Bank Kustodian dan bukan merupakan

    afiliasi dari perusahaan Asuransi Atau Perusahaan Reasuransi.

    6. Penatausahaan dana jaminan oleh Bank Kustodian harus didasarkan pada perjanjian

    antara Perusahaan Asuransi atau Reasuransi dan Bank Kustodian. Perjanjian harus

    memuat pendelegasian atau pemberian kuasa oleh Perusahaan Asuransi Atau

    Perusahaan Reasuransi kepada Bank Kustodian untuk tidak mencairkan,

    memindahkan atau menyerahkan dana jaminan tanpa terlebih dahulu memperoleh

    persetujuan Kepala Biro Perasuransian.

    7. Apabila Dalam Hal Kepala Biro Perasuransian berhalangan, Kepala Biro

    Perasuransian menunjuk 2 Kepala Bagian di lingkungan Biro Perasuransian untuk

    menolak atau memberikan persetujuan atas pencairan atau penggantian dana

    jaminan.

    8. Cara pembentukan atau penambahan dana jaminan .

    9. Cara melakukan penggantian dana jaminan bagi Perusahaan Asuransi Atau

    Perusahaan Reasuransi.

    10. Penyampaian Laporan Dana Jaminan per 31 Maret, 30 Juni, 30 September dan 31

    Desember kepada Biro perasuransian bersamaan dengan penyampaian Laporan

    Perhitungan tingkat Solvabilitas triwulanan.

    11. Bentuk dan susunan laporan perkembangan dana jaminan ditetapkan dalam

    peraturan Ketua Bapepam dan LK.

    12. Penyampaian Laporan Bulanan dana jaminan kepada Biro Perasuransian paling

    lambat tanggal 15 bulan berikutnya.

    13. Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi wajib menyesuaikan

    penatausahaan dana jaminan paling lambat 2 bulan sejak tanggal ditetapkannya

    Peraturan Menteri Keuangan ini.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    5/17

    5

    14. Bagi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi yang telah melakukan penatausahaan

    dana jaminan tetapi masih memiliki dana jaminan dalam bentuk deposito atas nama

    menteri keuangan qq perusahaan yang bersangkutan, wajib mengganti deposito

    dimaksud menjadi deposito dan atau surat berhargalain yan gditerbitkan oleh negara

    atas nama perusahaan yang bersangkutan paling lambat tanggal 31 Desember 2009.

    15. Wajib menyesuaikan kepemilikan besarnya dana jaminanterhitung sejak tanggal 1

    januari 2009 bagi Perusahaan Asuransi Dan Reasuransi.

    Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 424/ KMK.06 /2003

    Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan

    Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi menjelaskan tentang banyak

    hal, salah satu diantaranya adalah menjelaskan tentang : Kekayaan Yang

    Diperkenankan.dan penilaian atas kekayaan terhadap Perusahaan Asuransi dan

    Reasuransi dengan prinsip konvensional.

    Kekayaan yang diperkenankan harus dimiliki dan dikuasai oleh Perusahaan

    Asuransi atau Perusahaan Reasuransi, dalam bentuk :

    a. Investasi.

    b. bukan Investasi.

    Jenis Investasi untuk perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi terdiri dari

    a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito pada bank, termasuk deposit on call dan

    deposito yang berjangka waktu kurang dari atau sama dengan satu bulan.

    b. saham yang tercatat di bursa efek.

    c. obligasi dan Medium Term Notes dengan peringkat paling rendah A atau yang

    setara pada saat penempatan.

    d. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh Pemerintah atau Bank Indonesia.

    e. Unit penyertaan Reksadana

    f. penyertaan Langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek).

    g. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk

    investasi.

    h. Pinjaman hipotik

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    6/17

    6

    i. Pinjaman Polis.

    Jenis kekayaan yang bukan investasi untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan

    Reasuransi, terdiri dari :

    a. Kas dan Bank

    b. Tagihan premi penutupan langsung

    c. Tagihan reasuransi

    d. Tagihan hasil investasi

    e. Bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, untuk

    dipakai sendiri.

    f. Perangkat keras komputer.

    Penilaian atas kekayaan Investasi untuk perusahaan Asuransi dan Reasuransi

    adalah :

    a. deposito berjangka, berdasarkan nilai nominal

    b. sertifikat deposito, berdasarkan nilai tunai.

    c. saham yang tercatat di bursa efek berdasarka nilai pasar.

    d. obligasi dan Medium Term Notes, berdasarkan nilai pasar.

    e. surat berharga yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah atau Bank Indonesia ,

    berdasarkan nilai pasar, atau nilai tunai dalam hal nilai pasar tidak tersedia.

    f. unit penyertaan reksadana, berdasarkan nilai aktiva bersih.

    g. penyertaan langsung (saham yang tidak tercatat di bursa efek ) berdasarkan nilai

    ekuitas.

    h. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, umtuk

    investasi, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar

    pada instansi yang berwenang, atau NJOP dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh

    lembaga penilai.

    i. pinjaman hipotik, berdasarkan nilai sisa pinjaman.

    j. pinjaman polis, berdasarkan nilai sisa pinjaman.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    7/17

    7

    Penilaian atas kekayaan bukan Investasi untuk Perusahaan Asuransi dan

    Perusahaan Reasuransi adalah :

    a. kas dan bank, berdasarkan nilai nominal.

    b. tagihan premi penutupan langsung, berdasarkan nilai sisa tagihan.

    c. tagihan reasuransi, berdasarkan nilai sisa tagihan.

    d. tagihan hasil investasi, berdasarkan nilai sisa tagihan.

    e. bangunan dengan hak strata (strata title) atau tanah dengan bangunan, yang dipakai

    sendiri, berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh lembaga penilai yang terdaftar pada

    instansi berwenang, atau NJOP dalam hal tidak dilakukan penilaian oleh Lembaga

    penilai..

    f. perangkat keras komputer berdasarkan nilai buku.

    Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor

    PER-02/BL/2009

    Peraturan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor

    PER-02/BL/2009 tentang Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum

    bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dijelaskan dalam Pasal 2 yang

    menerangkan tentang perhitungan besarnya risiko kerugian yang mungkin timbul

    sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban wajib

    dilakukan berdasarkan Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas

    sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Ketua BaPEPAM dan LK.

    Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM) adalah jumlah minimum tingkat

    solvabilitas yang harus dimiliki perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi, yaitu

    sebesar jumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin

    timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban. BTSM

    terdiri dari komponen-komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)

    Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06 /2003 tentang Kesehatan Keuangan

    Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana telah beberapa kali diubah,

    terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/ PMK.010/2008.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    8/17

    8

    Pedoman Perhitungan BTSM untuk Usaha Asuransi atau Usaha Reasuransi

    dengan Prinsip Konvensional. Komponen BTSM terdiri dari :

    a. Kegagalan pengelolaan Kekayaan (Assets Default Risk)

    b. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban.

    c. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata

    uang asing.

    d. perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan.

    e. ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam

    penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh.

    f. ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim.

    METODE PENELITIAN

    Objek penelitian yaitu Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT) dan Asuransi Bintang

    Tbk (ASBI). Data / Variabel yang digunakan adalah berupa data sekunder yaitu berupa

    Catatan atas Laporan Keuangan dan lampiran Peraturan Bapepam dan LK.

    BTSM terdiri dari dari komponen-komponen sebagaimana dimaksud dalam Pasal

    3 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan

    Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagaimana telah beberapa

    kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.010/2008.Komponen BTSM terdiri dari :

    a. Kegagalan pengelolaan kekayaan (Assets Default Risks).

    b. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban.

    c. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap jenis mata

    uang asing.

    d. Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang diperkirakan.

    e. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan dalam

    penetapan premi dengan hasil investasi yang diperoleh.

    f. Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar klaim.

    Pada Analisis PerbandinganAssets Default Risksdalam kegiatan Pasar Uang dan

    Pasar Modal, penulis hanya menggunakan dua perusahaan yaitu Perusahaan Asuransi

    Jasa Tania dan Asuransi Bintang karena Investasi di Pasar Uang yang berupa deposito

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    9/17

    9

    dan Investasi di Pasar Modal yang berupa Saham dan Obligasi mengenai Informasi

    tentang investasi tersebut dijelaskan secara detail dan memadai. Sedangkan Informasi

    mengenai Investasi yang lain berupa Surat Berharga yang diterbitkan oleh pemerintah,

    pinjaman hipotik, pinjaman polis dan jenis yang bukan Investasi seperti Investasi yang

    direstrukturisasi dan Investasi yang diragukan tidak dijelaskan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Tabel 1

    Hasil perhitungan Assets Default Risk pada Deposito

    Tahun Asuransi Total Investasi Assets Default Risk Persentase

    Assets Default

    Risk2006 Asuransi

    Jasa Tania 31.160.100.000 630.202.000 2,022 %

    2007 Asuransi

    Jasa Tania 36.799.350.000 742.987.000 2,019 %

    2006 Asuransi

    Bintang 43.652.047 171.044,94 0,39 %

    2007 Asuransi

    Bintang

    15.966.614 319.332,28 2 %

    Sumber : Hasil Olahan Data

    Berdasarkan pada tabel diatas, Assets Default Risk Asuransi Jasa Tania dimana

    pada tahun 2006 sebesar 2,022 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 2,019

    %.

    Assets default Riskstahun 2006 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 2,022 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Semakin besar risiko kegagalan pengelolaan

    kekayaan maka semakin besar pula jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi

    risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total investasi yang berupa deposito

    berjangka yang telah di investasikan.

    Assets default Riskstahun 2007 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 2,019 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Semakin kecil

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    10/17

    10

    risiko kegagalan pengelolaan kekayaan maka semakin kecil pula jumlah dana yang

    dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total

    investasi yang berupa deposito berjangka yang telah di investasikan.

    Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito besar maka

    risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam

    Deposito kecil.

    Dari TabelAssets Default Risksdi atas pada Asuransi Bintang dimana pada tahun

    2006 sebesar 0,39 %. Pada tahun 2007 mengalami kenaikan menjadi 2 %.

    Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 0,39 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan kecil. Semakin kecil risiko kegagalan pengelolaan

    kekayaan maka semakin kecil pula jumlah dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi

    risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total investasi yang berupa deposito

    berjangka yang telah di investasikan.

    Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 2 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan besar dibandingkan tahun sebelumnya. Semakin besar

    risiko kegagalan pengelolaan kekayaan maka semakin besar pula jumlah dana yang

    dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan dari total

    investasi yang berupa deposito berjangka yang telah di investasikan.

    Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito besar maka

    risikonya lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam

    Deposito kecil.

    Tabel 2

    Hasil perhitungan Assets Default Risk pada Saham

    Tahun Asuransi Total Investasi Assets Default Risk Persentase

    Assets Default

    Risk

    2006 Asuransi

    Jasa Tania 1.080.319.962 162.047.994,3 15 %

    2007 Asuransi

    Jasa Tania 1.336.675.000 175.688.750 13,14 %

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    11/17

    11

    2006 AsuransiBintang 11.056.691 1.551.439,65 14,03 %

    2007 AsuransiBintang 16.980.084 1.799.196,5 10,6 %

    Sumber : Hasil Olahan Data

    Dari Tabel Assets Default Risks di atas pada Asuransi Jasa Tania dimana pada

    tahun 2006 sebesar 15 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 13,14 %.

    Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 15 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena banyak saham yang

    tidak masuk dalam LQ 45 yang menyebabkan risiko kegagalan pengelolaan kekayaan

    semakin besar.

    Assets default Riskstahun 2007 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 13,14 %.Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan kecil dibandingkan tahun sebelumnya. . Hal itu

    disebabkan karena banyak saham yang masuk dalam LQ 45 yang menyebabkan risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan kecil.

    Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Saham besar maka risikonya

    lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito

    kecil.

    Dari Tabel Assets Default Risks diatas pada Asuransi Bintang pada tahun 2006

    sebesar 14,03 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 10,6 %

    Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 14,03 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena nilai dari saham yang

    tidak masuk dalam LQ 45 besar yang menyebabkan risiko kegagalan pengelolaan

    kekayaan menjadi besar.

    Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 10,6 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan kecil dibandingkan tahun sebelumnya. . Hal itu

    disebabkan karena besarnya nilai saham yang masuk LQ 45 banyak yang menyebabkan

    risiko kegagalan pengelolaan kekayaan menjadi kecil.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    12/17

    12

    Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Saham besar maka risikonya

    lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Deposito

    kecil.

    Tabel 3

    Hasil perhitungan Assets Default Risk pada Obligasi

    Tahun Asuransi Total Investasi Assets Default Risk Persentase

    Assets DefaultRisk

    2006 Asuransi

    Jasa Tania 12.339.813.550 76.784.515,5 0,62 %2007 AsuransiJasa Tania 16.588.500.000 98.600.000 0,59 %

    2006 AsuransiBintang 6.516.610 150.606,85 2,31 %

    2007 AsuransiBintang 14.587.830 200.360,15 1,37 %

    Sumber : Hasil Olahan Data

    Dari TabelAssets Default Risksdiatas pada Asuransi Jasa Tania pada tahun 2006

    sebesar 0,62 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 0,59 %.

    Assets default Riskstahun 2006 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 0,62 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan dalam pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena hasil Assets

    Default Risks lebih besar dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang

    diinvestasikan.

    Assets default Riskstahun 2007 pada Asuransi Jasa Tania adalah sebesar 0,59 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena hasil Assets Default

    Riskslebih kecil dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang di investasikan

    apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi besar maka risikonya

    lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    13/17

    13

    kecil. Dari Perhitungan Assets Default Risks diatas pada Asuransi Bintang pada tahun

    2006 sebesar 2,31 %. Pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 1,37 %.

    Assets default Risks tahun 2006 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 2,31 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan dalam pengelolaan kekayaan besar. Hal itu disebabkan karena hasil Assets

    Default Risks lebih besar dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang

    diinvestasikan.

    Assets default Risks tahun 2007 pada Asuransi Bintang adalah sebesar 1,37 %.

    Persentase tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan kecil. Hal itu disebabkan karena hasil Assets Default

    Riskslebih kecil dibandingkan dengan jumlah nominal dari obligasi yang di investasikan

    apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Apabila Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi besar maka risikonya

    lebih kecil dibandingkan dengan Jumlah / Nilai yang di Investasikan dalam Obligasi

    kecil.

    Pembahasan

    PerbandinganAssets Defau lt Risks pada ASJT dan

    ASBI pada jenis Inves tasi Deposito

    0,00%

    0,50%

    1,00%

    1,50%

    2,00%

    2,50%

    2006 2007

    CAR > 8 %

    %A

    ssetsDefault

    Risks

    ASJT

    ASBI

    Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Jasa Tania tidak mengalami

    penurunan yang signifikan. Hal itu disebabkan karena Investasi deposito yang di

    Investasikan pada bank mempunyai CAR > 8 % dan nilai yang di investasikan dalam

    bentuk deposito jumlahnya banyak. Sedangkan persentase Assets DefaultRisks pada

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    14/17

    14

    Asuransi Bintang mengalami kenaikan yang signifikan. Hal itu disebabkan karena nilai

    yang di investasikan dalam bentuk deposito pada tahun 2007 lebih sedikit jumlahnya

    dibandingkan dengan total dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko kegagalan

    pengelolaan kekayaan yang lebih besar jumlahnya, meskipun sama-sama di investasikan

    pada Bank yang mempunyai CAR > 8 %.

    PerbandinganAssets Default Risks pada ASJT

    dan ASBI pada jenis Investasi Saham

    0%

    5%

    10%

    15%

    20%

    2006 2007

    Saham LQ 45 dan Non LQ 45

    %A

    ssets

    Default

    Ris

    ks ASJT

    ASBI

    PersentaseAssets Default Riskspada Asuransi Jasa Tania mengalami penurunan.

    Hal itu disebabkan karena pada tahun 2007, Investasi pada saham banyak yang tercatat

    dalam LQ 45 dibandingkan pada tahun 2006 yang jenis investasi pada sahamnya tidak

    tercatat dalam LQ 45. Semakin banyak saham yang tercatat dalam LQ 45, maka faktor

    risiko investasi semakin kecil yang mengakibatkanAssets Default Risksjuga kecil.

    Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Bintang mengalami penurunan.

    Hal itu disebabkan karena pada tahun 2007, Investasi pada saham banyak yang tercatat

    dalam LQ 45 dibandingkan pada tahun sebelumnya,yang jenis investasi sahamnya tidak

    tercatat dalam LQ 45.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    15/17

    15

    PerbandinganAssets Default Risks pada ASJT

    dan ASBI pada jenis investasi obligasi

    0,00%

    0,50%

    1,00%

    1,50%

    2,00%

    2,50%

    2006 2007

    Peringkat Obligasi

    %A

    ssetsDefau

    lt

    Risks ASJT

    ASBI

    Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Jasa Tania tidak mengalami

    penurunan yang signifikan hanya mengalami penurunan 0,03 %. Hal itu disebabkan

    karena lebih banyak peringkat obligasi AA di tahun 2007 dibandingkan dengan tahun

    2006 yang peringkat obligasi AA sedikit. Semakin baik peringkat obligasi maka semakin

    kecil faktor risiko yang mengakibatkanAssets Default Risksjuga menjadi kecil.

    Persentase Assets Default Risks pada Asuransi Bintang mengalami penurunan

    signifikan. Hal itu disebabkan karena pada tahun 2006 ada 2 obligasi yang tidakdiperingkat ( Peringkat D ) yang mengakibatkan persentase Assets Default Risks besar.

    Sedangkan pada tahun 2007 meskipun sama-sama ada 2 obligasi yang tidak diperingkat (

    Peringkat D ) tetapi tidak mengakibatkan persentaseAssets Default Risks besar, karena

    ditutupi oleh banyak Obligasi yang mempunyai peringkat yang baik.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat mengambil kesimpulan sebagai

    berikut :

    Assets Default Risks pada jenis Investasi Deposito Asuransi Jasa Tania pada

    Tahun 2006 sampai 2007 dari 2,022 % menjadi 2,019 %. Hal ini menunjukkan bahwa

    Assets Default Risks baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    16/17

    16

    disebabkan oleh Investasi pada Deposito di investasikan pada bank yang mempunyai

    CAR > 8 %.

    Assets Default Risks pada jenis Investasi saham Asuransi Jasa Tania pada tahun

    2006 sampai 2007 dari 15 % menjadi 13,14 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets

    Default Risksbaik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan

    oleh Investasi saham banyak yang tercatat di dalam LQ 45.

    Assets Default Riskspada jenis Investasi Obligasi Asuransi Jasa Tania pada tahun

    2006 sampai 2007 dari 0,62 % menjadi 0,59 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets

    Default Risksbaik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan

    oleh banyaknya Investasi obligasi yang mempunyai peringkat yang baik.

    Assets Default Riskspada jenis Investasi Deposito Asuransi Bintang pada Tahun

    2006 sampai 2007 dari 0,39 % menjadi 2 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets Default

    Risks tidak baik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan besar yang disebabkan

    oleh nilai yang di investasikan dalam bentuk deposito pada tahun 2007 lebih sedikit

    jumlahnya dibandingkan dengan total dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi risiko

    kegagalan pengelolaan kekayaan yang lebih besar jumlahnya, meskipun sama-sama di

    investasikan pada Bank yang mempunyai CAR > 8 %.

    Assets Default Risks pada jenis Investasi saham Asuransi Bintang pada tahun

    2006 sampai 2007 dari 14,03 % menjadi 10,6 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets

    Default Risksbaik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan

    oleh Investasi saham banyak yang tercatat di dalam LQ 45.

    Assets Default Riskspada jenis Investasi Obligasi Asuransi Bintang pada tahun

    2006 sampai 2007 dari 2,31 % menjadi 1,37 %. Hal ini menunjukkan bahwa Assets

    Default Risksbaik, karena risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil yang disebabkan

    oleh banyaknya Investasi obligasi yang mempunyai peringkat yang baik.

    Dari beberapa kesimpulan di atas, maka dapat diketahui hal-hal yang

    menyebabkan Risiko kegagalan dalam pengelolaan kekayaan (Assets Default Risks)

    timbul dari adanya :

    1. Kehilangan atau penurunan nilai kekayaan.

    2. Kehilangan atau penurunan hasil pengembangan kekayaan.

  • 7/23/2019 Assets Default Risk.pdf

    17/17

    17

    Saran

    Berdasarkan dari kesimpulan, penulis memberikan saran sebagai berikut :

    1. Kepada pihak manajemen / pengelola untuk Asuransi Jasa Tania maupun Asuransi

    Bintang disarankan untuk selalu berusaha meningkatkan nilai kekayaan yang

    dimiliki.

    2. Dalam pengelolaan dan pengembangan kekayaan seperti berinvestasi, di usahakan

    kekayaan yang ingin di investasikan pada deposito, saham dan obligasi yang

    memiliki faktor risiko kecil sehingga jumlah dana yang dibutuhkan untuk

    menanggulangi risiko kegagalan pengelolaan kekayaan kecil.

    DAFTAR PUSTAKA

    Abbas Salim. 1993.Dasar-Dasar Asuransi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

    Hasymi Ali.1995. PengantarAsuransi.Bumi Aksara. Jakarta

    Herman Darmawi. 2006.Manajemen Asuransi.Bumi Aksara. Jakarta

    Kasmir. 2002.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi ke enam. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta

    Radiks Purba. 1995.Memahami Asuransi di Indonesia. CV Teruna Grafica. Jakarta

    Soeisno Djojosoedarso.1999. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Salemba

    Empat. Jakarta