bab i pengaruh hormon

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perkembangan dan pertumbuhan bagian tubuh tumbuhan tidak lepas dari pengaruh zat kimia tertentu berupa protein yang disebut hormon. Hormon dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, tetapi akan merusak jika ada dalam mumlah yang banyak. Konsentrasi hormon yang amat rendah pada tumbuhan maka hormon pertama yang ditemukan yaitu asam indolasetat baru dapat diketahui. Hormon dapat menyebabkan begitu banyak respon, bila diberikan dari luar kepada tumbuhan, maka oleh banyak orang hormon itu dianggap sebagai satu-satunya hormon tumbuh (Sasmita, 1996). Pertumbuhan tidak pernah lepas dari peranan hormon yang berfungsi mempercepat pertubuhan dan memperlambat atau menghambat kerja hormon yang lain. Respon p ada organ sasaran tidak perlu bersifat memacu, karena proses seperti pertumbuhan atau differensiasi kadang mlahan terhambat oleh hormon, terutama oleh asam absisat. Karena hormon harus disintesis oleh tumbuhan, maka ion anorganik seperti K+ atau CA2+ yang dapat juga menimbulkan respon penting, dikatakan bukan hormon. Zat pengatur tumbuh organik (misalnya 2,4 D, sejenis auksin) atau yang disintesis organisme selain tumbuhan, juga bukan hormon. Batasan tersebut menyatakan bahwa hormon harus dapat dipindahkan di dalam tubuh tumbuhan. Saat ini makin banyak hormon yang telah diketahui efek serta konsentrasi endogennya, maka akan diketahui beberapa hal antara lain, setiap hormon mempengaruhi respon pada banyak bagian tumbuhan dan respon itu bergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon yang diketahui, dan berbagai faktor lingkungan. Oleh karena itu, efek hormon tidak selalu berlaku umum pada proses pertumbuhan dan perkembangan suatu organ atau jaringan tumbuhan tertentu.

Upload: manzil-wahyu

Post on 12-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 1/20

Page 2: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 2/20

2

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka rumusan masalah dari praktikum ini

adalah:

1. 

Bagaimana pengaruh hormon terhadap pemanjangan jaringan akar dan

 jaringan koleoptil kecambah jagung (Zea mays)?

2.  Pada jenis auksin apakah yang memiliki pengaruh besar terhadap

pemanjangan jaringan akar dan jaringan koleoptil kecambah jagung (Zea

mays)?

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang diatas,maka tujuan dari praktikum ini adalah 

1.  Untuk mendeskripsikan pengaruh hormon terhadap pemanjangan

 jaringan akar dan jaringan koleoptil kecambah jagung (Zea mays)

2.  Untuk mendeskripsikan jenis auksin yang memiliki pengaruh besar

terhadap pemanjangan jaringan akar dan jaringan koleoptil kecambah

 jagung (Zea mays)

1.4 Hipotesis

Ha : ada pengaruh hormon terhadap pemanjangan jaringan akar dan

 jaringan koleoptil kecambah jagung (Zea mays),jenis hormon jenis auksin yang

memiliki pengaruh besar terhadap pemanjangan jaringan akar dan jaringan

koleoptil kecambah jagung (Zea mays) adalah hormon auksin alami.

Ho : tidak ada pengaruh hormon terhadap pemanjangan jaringan akar dan

 jaringan koleoptil kecambah jagung (Zea mays),jenis hormon jenis auksin yang

memiliki pengaruh besar terhadap pemanjangan jaringan akar dan jaringan

koleoptil kecambah jagung (Zea mays) adalah hormon auksin sintesis.

Page 3: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 3/20

3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 Jagung (Zea mays L.)

Gambar 1. Kecambah jagung (Zea mays)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Ordo : Poales

Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L. 

Proses perkembangan dan pertumbuhan bagian tubuh tumbuhan tidak

lepas dari pengaruh zat kimia tertentu berupa protein yang disebut hormon.

Penggunaan istilah "hormon" sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada

hewan dan sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah

yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini

karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen,

dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan

pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon

eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Para ilmuwan sendiri lebih sering

menggunakan istilah zat pengatur tumbuh atau plant growth regulator. Hormon

Page 4: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 4/20

4

 juga dapat didefinisikan sebagai senyawa non hara, disintesis oleh tumbuhan di

suatu bagian tumbuhan tertentu, lalu ditransport atau diedarkan ke seluruh

bagian tubuh tumbuhan tepat hormon tersebut dibutuhkan. Tidak hanya satu

 jenis hormon saja yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tetapi

banyak jenis hormon lain yang berperan dalam pertumbuhan (Sasmita, 1996).

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan

berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya

hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,

sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi (Soewardiati, 1991).

Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari

proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup jenisnya. Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini

telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai

macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon

alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup

pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran

dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpabiji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena

untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman. Hormon–hormon

tersebut antara lain auksin, giberelin, sitokinin dan asam abisat (Sallisbury, 1995).

1.  Auksin

Istilah auksin ( dari bahasa Yunani auxien, “meningkatkan” )

pertama kali digunakan oleh Frits Went,seorang mahasiswa pascasarjana

di negeri Belanda pada tahun 1926 yang menemukan bahwa suatu

senyawa yang belum dapat diketahui mungkin menyebabkan

pembengkokan ini, yang disebut fototropisme. Senyawa yang ditemukan

Went didapati cukup banyak di ujung koleoptil dan menunjukkan upaya

Went untuk menjelaskan hal tersebut. Hal penting yang ingin

diperlihatkan bahwa bahan tersebut berdifusi dari ujung koleoptil

menuju potongan kecil agar. Aktivitas auksin dilacak melalui

pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan

pada sisi yang ditempeli potongan agar (Sallisbury, 1995).

Page 5: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 5/20

5

Auksin yang ditemukan Went kini diketahui sebagai asam

indolasetat (IAA) dan beberapa ahli fifiologi masih menyamakan IAA

dengan auksin. Namun, tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang

srukturnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang

sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai

hormon auksin. Salah satunya adalah asam 4- kloroindolasetat (4-

kloroIAA) yang ditemukan pada biji muda berbagai jenis kacang-

kacangan. Yang lainnya asam fenilasetat (PAA) ditemui pada banyak

 jenis tumbuhan dan sering lebih banyak jumlahnya daripada IAA,

walaupun kurang aktif dalam menimbulkan respon khas IAA (Wightman

dan Lighty, 1982; Leuba dan Le Torneau, 1990). Yang ketiga asam

indobutirat (IBA) yang ditemukan belakangan semula diduga hanya

merupakan auksin tiruan yang aktif namun ternyata ditemukan daun

 jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil sehingga barangkali zat

tersebut tersebar luas pada dunia tumbuhan (Sallisbury, 1995).

Secara kimia, IAA mirip dengan asam amino triptofan dan

barangkali memang disintesis dari triptofan. Ada dua mekanisme sintesis

yang dikenal dan keduanya meliputi pengusiran gugus asam amino dangugus karboksil –  akhir dari cincin samping triptofan. Ada dua proses

lain untuk menyingkirkan IAA yang bersifat merusak. Yang pertama

meliputi oksidasi dengan O2 dan hilangnya gugus karboksil sebagai CO2.

hasilnya bermacam-macam tapi biasanya yang utama adalah 3-

metilenoksindol. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah IAA

oksidase. Terdapat beberapa isozim bagi IAA oksidase, dan semuanya

atau hampir semuanya sama dengan peroksidase yang berperan dalam

lignin (Sallisbury, 1995).

Page 6: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 6/20

6

Gambar 2. Asam indol-3-asetat (IAA)

Selain IAA (asam indol-3-asetat) terdapat pula beberapa jenis auksin yang

telah diidentifikasi yaitu Asam Naftalenasetat (NAA), asam indobultirat

(IBA), asam 2,4 diklorofenioksi asetat (2,4D) dan asam 2 metil 4

klorofenoksiaetat (MCPA) (Sallisbury, 1995).

Gambar 3. Asam alfa naftalinasetat (NAA)

Gambar 4. Asam 2,4 diklorofenioksi asetat (2,4D)

2.  Giberelin

Giberelin ditemukan pertama kali di jepang saat mempelajari

tumbuhan padi yang tumbuh tinggi secara tidak wajar. Saat ini lebih dari

60 jenis giberelin telah diidentifikasi dari berbagai jamur dan tumbuhan,

tetapi tidak satu pun yang mengandung lebih dari 15 macam giberelin

dalam satu individu, bahkan beberapa spesies hanya mengandung

Page 7: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 7/20

7

beberapa macam giberelin saja. Giberelin diasa disingkat GA, untuk

membedakan antara giberelin satu dengan yang lainnya digunakan tanda

GA1, GA2, GA3 dan seterusnya. Diantara semua jenis hormone giberelin

yang ditemukan, hormone giberelin GA3 merupakan yang paling banyak

digunkana dibandingkan hormone giberelin yang lain (Sallisbury, 1995).

3.  Sitokinin

Sitokinin yang paling banyak dideteksi dan secara fisiologi paling

aktif pada berbagai tumbuhan yaitu zeatin, dihidrozeati dan isopentenil

adenine. Zeatin ribose merupakan sitokinin yang paling banyak dijumpai

pada tumbuhan. Sitokinin jugan dijumpai pada lumut, diatomae,

ganggang coklat dan ganggang merah.Fungsi utama sitokinin adalah

merangsang pembelahan sel (Sallisbury, 1995).

Penggunaan hormon atau zat tumbuh untuk mengatur

pertumbuhan telah dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Seperti

menghambat pertunasan pada umbi-umbian, memacu pertumbuhan akar

pada proses setek, memepertahankan buah agar tidak lekas gugur atau

masak dengan menggunakan hormon auksin serta memperbanyak

tumbuhan dengan teknik kultur jaringan dengan menggunakankombinasi hormone auksi dan sitokinin pada medium penumbuhan

(Soerodikosoemo, 1993).

Page 8: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 8/20

8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 

 Jenis Penelitian

 Jenis penelitian yang dilakukan adalah percobaan eksperimental,hal ini dapat

dilihat saat proses percobaan ini dilakukan di laboratorium dan

menggunakan beberapa variabel,yaitu variabel kontrol,variabel manipulasi

dan variabel respon.

3.2  Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Selasa,10 April 2015 Jam : 09.00 WIB

Tempat : Gedung C10 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

3.3 Variabel Penelitian

1.  Variabel manipulasi : Jenis auksin

2.  Variabel kontrol : Panjang akar dan koleoptil kecambahan

biji jagung (Zea mays),jumlah koleoptil

kecambahan biji jagung (Zea mays),volume

auksin,tempat perendaman,lama

perendaman,jenis akar dan koleoptil

kecambahan biji jagung (Zea mays)

3.  Variabel respon : Panjang akar dan koleoptil kecambahan

biji jagung (Zea mays)

3.4 Alat dan Bahan

Bahan

1. 

Kecambahan biji jagung (Zea mays) 30

2.  Larutan AIA 1ppm

3. 

Larutan 2,4 D 1ppm4.  Larutan NAA 1ppm

5.  Air suling

6.  Karet

7.  plastik

Alat

  Tabung reaksi 8 buah

  Silet 1 buah

  Penggaris 1 buah

Page 9: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 9/20

9

  Gelas ukur 1 buah

3.5 Prosedur Kerja

1.  Menyiapkan alat dan bahan

2. 

Menyediakan larutan AIA 1 ppm sebanyak 5 ml di dalam 2 tabung

reaksi, menyediakan larutan 2,4 D 1 ppm sebanyak 5 ml di dalam 2

tabung reaksi, menyediakan larutan NAA 1 ppm sebanyak 5 ml di

dalam 2 tabung reaksi, menyediakan air suling sebanyak 5 ml di

dalam 2 tabung reaksi.

3.  Memotong akar dan koleoptil kecambahan biji jagung (Zea mays)

sepanjang 5 mm,dipotong 2 mm dari kotiledon.

4. 

Memasukkan potongan akar kecambahan biji jagung (Zea mays)kedalam tabung reaksi,masing-masing 5 buah untuk setiap larutan.

5.  Menutup mulut tabung reaksi dengan plastik dan karet.

6. 

Memasukkan potongan koleoptil kecambahan biji jagung (Zea mays)

kedalam tabung reaksi,masing-masing 5 buah untuk setiap larutan.

7. 

Menutup mulut tabung reaksi dengan plastik dan karet.

8.  Membiarkannya selama 48 jam

9. 

Mengukur pertambahan panjang

10. Mencatat pertambahan panjang ke dalam laporan sementara

Page 10: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 10/20

10

3.6 Rancangan Percobaan

Menyediakan larutan AIA 1 ppm sebanyak 5ml di dalam 2 tabung reaksi, menyediakan

larutan 2,4 D 1 ppm sebanyak 5 ml di dalam

2 tabung reaksi, menyediakan larutan NAA 1

ppm sebanyak 5 ml di dalam 2 tabung reaksi,

menyediakan air suling sebanyak 5 ml di

dalam 2 tabung reaksi 

Menyiapkan alat dan bahan

Memotong akar dan koleoptil

kecambahan biji jagung (Zea

mays) sepanjang 5

mm,dipotong 2 mm dari

kotiledon.

Memasukkan potongan akar

kecambahan biji jagung (Zea

mays) kedalam tabung

reaksi,masing-masing 5 buah

untuk setia larutan.

Menutup mulut tabung reaksi dengan plastik

dan karet.

Memasukkan potongan koleoptil

kecambahan biji jagung (Zea mays) kedalam

tabung reaksi,masing-masing 5 buah untuk

setiap larutan.

Menutup mulut tabung reaksi

dengan plastik dan karet.

Membiarkannya selama 48 jam Mengukur pertambahan panjang

Mencatat dalam laporan sementara

Page 11: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 11/20

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 

Hasil Penelitian

Setelah melakukan praktikum di dapatkan hasil sebagai berikut :

1. 

Tabel

Tabel 1. Pengaruh Berbagai Hormon Tumbuhan Terhadap Pemanjangan Jaringan Akar dan Jaringan Koleoptil Kecambah Jagung

(Zea mays) 

Perlakuan

 Jaringan Akar Jaringan Koleoptil

Panjang

awal (mm)

Panjang

akhir (mm)

Pertambahan

panjang

(mm)

Rata-rata

pertambahan

panjang (mm)

Panjang

awal (mm)

Panjang

akhir (mm)

Pertambahan

panjang

(mm)

Rata-rata

pertambahan

panjang (mm)

Air suling 5 6 1 0,6 5 5 0 0,4

5 6 1 5 6 1

5 6 1 5 6 1

5 5 0 5 5 0

5 5 0 5 5 0

Page 12: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 12/20

Page 13: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 13/20

13

2. 

Grafik

Grafik 1. Pengaruh Berbagai Hormon Tumbuhan Terhadap Pemanjangan

 Jaringan Akar dan Jaringan Koleoptil Kecambah Jagung (Zea mays)

4.2 Analisis

Berdasarkan data percobaan yang dilakukan dapat dianalisis bahwa hormon

auksin dapat mempengaruhi pemanjangan jaringan akar dan koleoptil kecambah jagung (Zea mays),pengaruh hormon terhadap pemanjangan jaringan akar dan

koleoptil kecambah jagung (Zea mays) dapat dilihat dari rata-rata pertambahan

panjang jaringan akar dan koleoptil kecambah jagung (Zea mays). Setelah

dilakukan perendaman selama 48 jam dapat diketahhui bahwa hormon yang

paling berpengaruh terhadap pemanjangan akar dan koleoptil kecambah jagung

(Zea mays) adalah AIA (auksin alami) dengan rata-rata pemanjangan pada

 jaringan akar kecambah jagung (Zea mays) sebesar 1,2 mm dan pada jaringan

koleoptil kecambah jagung (Zea mays) sebesar 1,6 mm.

  Akar

Pada larutan air suling akar kecambah jagung (Zea mays) memiliki

pertambahan panjang rata-rata sebesar 0,6 mm. Pada larutan NAA 1 ppm akar

kecambah jagung (Zea mays) memiliki pertambahan panjang rata-rata sebesar 0,8

mm. Pada larutan AIA 1 ppm akar kecambah jagung (Zea mays) memiliki

0,6

0,8

1,2

1

0,4

0,8

1,6

0,4

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

Air NAA AIA 2,4 D

   R  a   t  a  -  r  a   t  a  p  e  r   t  a  m   b  a   h  a  n  p  a  n

   j  a  n  g

   (  m  m   )

Perlakuan

Akar

Koleoptil

Page 14: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 14/20

14

pertambahan panjang rata-rata sebesar 1,2 mm. Pada larutan 2,4 D 1 ppm akar

kecambah jagung (Zea mays) memiliki pertambahan panjang rata-rata sebesar 1

mm.

  Koleoptil 

Pada larutan air suling koleoptil kecambah jagung (Zea mays) memiliki

pertambahan panjang rata-rata sebesar 0,4 mm. Pada larutan NAA 1 ppm

koleoptil kecambah jagung (Zea mays) memiliki pertambahan panjang rata-rata

sebesar 0,8 mm. Pada larutan AIA 1 ppm koleoptil kecambah jagung (Zea mays)

memiliki pertambahan panjang rata-rata sebesar 1,6 mm. Pada larutan 2,4 D 1

ppm koleoptil kecambah jagung (Zea mays) memiliki pertambahan panjang rata-

rata sebesar 0,6 mm.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hormon yang memiliki

pengaruh yang paling besar adalah AIA,NAA, 2,4 D dan air suling.

4.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini menggunakan jaringan akar dan koleoptil kecambah

 jagung (Zea mays) yang telah di kecambahkan selama 5 hari ukuran yang

digunakan adalah 5 mm yang di potong 2 mm dari kotiledonnya, hal ini

dilakukan untuk mengkontrol hormon auksi yang ada di dalam kecambah

 jagung (Zea mays), setelah itu akar maupun koleoptil direndam dengan beberapa

hormon (AIA,NAA, dan 2,4 D) dan air suling (sebagai kontrol) selama 2 hari.

Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa beberapa jenis hormon auksin dapat memberikan pengaruh pemanjangan

 jaringan akar dan koleoptil kecambah jagung (Zea mays) yang berbeda yang

dapat dilihat dari nilai rata-rata pertambahan panjang jaringan akar dan

koleoptil kecambah jagung (Zea mays).

Dari nilai-nilai tersebut dapat diketahui bahwa hormon yang paling besar

pengaruhnya terhadap pertambahan panjang batang maupun akar adalah IAA

dan secara berurutan NAA, 2,4 D, dan aquades.

  IAA

Pada akar dan koleoptil kecambah jagung (Zea mays) yang diberi hormon

IAA menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar karena IAA adalah hormon

Page 15: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 15/20

15

auksin alami yang dihasilkan dipucuk dan juga pada batang, aktivitas auxin,

Menurut Koeffli, Thimann dan went (1966), aktivitas IAA ditentukan oleh:

a. 

adanya struktur cincin yang tidak jenuh

b. 

adanya rantai keasaman (acid chain)

c. 

pemisahan karboksil grup (-COOH) dari struktur

cincin

d.  Adanya pengaturan ruangan antara struktur cincin

dengan rantai keasaman.

Persyaratan diatas merupakan faktor yang menentukan terhadap

aktivitas IAA. Tentang sifat dari rantai keasaman, Koeffli (1966) menerangkan

bahwa posisi dan panjang rantai keasaman, berpengaruh terhadap aktivitas IAA.

Rantai yang mempunyai karboksil grup dipisahkan oleh karbon atau karbon dan

oksigen akan memberikan aktivitas yang normal dan akan berjalan optimum jika

4 hal diatas terpenuhi.

Arti IAA bagi fisiologi tanaman,IAA sebagai salah satu hormon tumbuh bagi

tanaman mempunyai peranan terhadap pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Dilihat dari segi fisiologi, hormon tumbuh ini berpengaruh terhadapa.

 

Pengembangan sel

b.  Phototropismec

c.  Geotropisme Apical dominasie

d.  Pertumbuhan akar (root initiation)

e. 

Parthenocarpyg abisissionh.

Pengembangan sel dari hasil studi tentang pengaruh IAA terhadap

perkembangan sel, menunjukan bahwa terdapat indikasi yaitu IAA dapat

menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air,

menyebabkan pengurangan tekanan pada dinding sel, meningkatkan sintesis

protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel. Dalam

hubungannya dengan permeabilitas sel, kehadiran auxin meningkatkan difusi

masuknya air ke dalam sel. Hal inilah yang menyebabkan pertambahan panjang

pada batang dan akar lebih besar.

NAA dan 2,4 D NAA dan 2,4 D merupakan hormon sintetik yang dibuat oleh

ahli kimia dan mampu menyebabkan respon fisiologis seperti IAA sehingga

Page 16: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 16/20

16

menyebabkan pertambahan panjang pada akar dan batang. Kedua hormon

tersebut juga memiliki sebuah gugus karboksil yang menempel pada gugus lain

yang mengandung karbon dan akhirnya akan berhubungan dengan cincin

aromatik. NAA lebih mirip dengan IAA yaitu memiliki 2 cincin aromatik

sedangkan 2,4 D hanya memiliki satu cincin aromatik.

  Air

 Jaringan akar (radikula) dan batang (koleoptil) kecambah jagung (Zea mays)

yang direndam aquades mempunyai nilai pertambahan panjang rata-rata paling

rendah. Hal itu disebabkan karena aquades bukan merupakan hormon

pertumbuhan yang menyebabkan pengenduran dinding sel sehingga

pertambahan panjang jaringan hanya disebabkan oleh peristiwa osmosis yang

akan berhenti jika CIS dan CES dalam keadaan seimbang dan dinding akan

menegang sehingga pertambahan jaringan rendah batang (koleoptil).

4.4 Diskusi

 Jelaskan bagaimana pengaruh berbagai macam hormon tumbuh terhadap

 jaringan akar dan batang. Samakah pengaruhnya? Kemukakan teori pendukung

yang dapat menjelaskan terjadinya gejala-gejala tersebut.

 Jawaban :Penggunaan berbagai macam hormon tumbuh memilki pengaruh yang sama

pada tumbuhan yaitu pemanjangan jaringan. Hormon tumbuh yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuh adalah hormon IAA

dan terdapat senyawa sintetik lainnya yang serupa dengan senyawa IAA dan

mempengaruhi pemanjangan jaringan yaitu hormon NAA, 2,4 D dan sintetis

lainnya. Semua hormon tersebut mempunyai struktur kimia yang sama dengan

auksin yaitu berupa senyawa berbentuk cincin aromatik tetapi mengandung

ikatan lain yang berbeda. Pada 2,4 D terikat unsur Cl disamping terikat gugus

asetat. NAA lebih mirip dengan IAA yaitu memiliki 2 cincin aromatik sedangkan

2,4 D hanya memiliki satu cincin aromatik.

Page 17: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 17/20

17

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

ada pengaruh hormon terhadap pemanjangan jaringan akar dan jaringan

koleoptil kecambah jagung (Zea mays),hormon yang memiliki pengaruh paling

besar terhadap pemanjangan jaringan akar dan koleoptil kecambah jagung (Zea

mays) adalah AIA.

5.2 Saran

Saran untuk melakukan praktikum ini adalah menggunakan panjang akar

dan koleoptil yang panjangnya hampir sama agar persebaran hormon auksin

yang ada dalam kecambah jagung (Zea mays) merata.

Page 18: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 18/20

18

DAFTAR PUSTAKA

Sallisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB

Sasmita Mihardja, Dradjat. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB.

Soerodikosoemo, Wibisono dkk. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan.

 Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sri Rahayu, Yuni dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya

Soewardiati. 1991. Biologi Umum. Surabaya : Unipress IKIP Surabaya.

Page 19: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 19/20

19

LAMPIRAN

Rata-rata pertambahan panjang akar kecambah jagung (Zea mays) 

  Air suling

 

  NAA

 

  AIA

 

  2,4 D

 

Rata-rata pertambahan panjang koleoptil kecambah jagung (Zea mays)

  Air suling

 

 

NAA

 

  AIA

 

  2,4 D

 

Page 20: BAB I Pengaruh Hormon

7/23/2019 BAB I Pengaruh Hormon

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-pengaruh-hormon 20/20

20

Gambar

Gambar 1. Biji jagung (Zea mays) Gambar 2. Perkecambahan jagung

(Zea mays)

Gambar 3. Kecambah jagung (Zea mays) Gambar 4. Perendaman koleoptil

kecambah jagung (Zea mays) dengan

berbagai jenis larutan dan air

Gambar 5. Perendaman akar kecambah

 jagung (Zea mays) dengan berbagai jenis

larutan dan air

Gambar 6. Hasil perendaman jaringan

akar dan koleoptil kecambah jagung

(Zea mays)