diferensiasi sel

Download Diferensiasi Sel

If you can't read please download the document

Upload: zuldiansyah

Post on 20-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

MODUL 2

28

ANALISA MASALAH

DIFERENSIASI SEL

Perbedaan fungsi dan struktur dari sel darah, sel otot,sel tulang, sel saraf dan sel epitel.

(Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi fungsional, P. Victor Eroschenko. Hal : 7-104)

DARAH

Darah adalah salah satu jaringan ikat yang terutama terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit. Sel-sel ini terendam dalam plasma. Sel darah mengangkut gas, nutrient, produk limbah, hormon,antibodi, sel, berbagai bahan kimia, ion, dan substansi lain didalm plasma ke sel-sel berbagai bagian tubuh.

Proses pembentukan darah disebut hemopoiesis. Semua sel darah berasal dari sel induk hemopoietik pluripotensial. Pada embrio hemopoesis terjadi didalam kantong kuning telur (yolk sac), dan pada tahap perkembangan lebih lanjut terjadi di hati, limfa, dan limfonodus. Setelah lahir hemopoesis hamper seluruhnya berlangsung dalam sum-sum merah tulang. Pada orang dewasa sum-sum merah ditemukan terutama pada tulang pipih tengkorak, sternum dan iga, vertebre, dan tulang pelvis. Tulang yang lain menimbun lemak maka sum-sumnya menjadi kuning dan tidak dapat melakukan fungsi hemopoesis.

Darah terdiri dari :

Plasma darah :Serum plasma dara yang tidak punya fibrinogen.Fibrinogen

Eritrosit.

Tidak mempunyai inti.diameternya kira-kira 7,5m. eritrosit matang sangat dikhusunskan untuk mengakut oksigen dan karbondoksida.hemoglobin mengikat molekul oksigen dan didalam darah diangkut ke jaringan dalam bentuk oksihemoglobin. Karbondioksida dari sel-sel dan jeringan dibawa ke paru-paru dan sebagian terlarut didalam darah. Sebagian lagi terikat pada hemoglobin sebagai karbaminohemoglobin.

Eritrosit matang berbentuk bikonkaf yang dikelilingi membran dan mengandung hemoglobin dan beberapa enzim.

Leukosit.GranulositNeutrofilNeutrofil segmen

28

Neutrofil stap

Sitoplasma tampak bening. Intinya terdiri atas beberapa lobus yang dihubungkan ole benang kromatin. Netrofil adalah sel fagositik yang bersifat fagositosis.

Eosinofil

28

Eosinofil merupakan 2-4 % leukosit dalam darah, intinya bilobar kadang-kadang ada lobus ketiga yang kecil. Eosinofil juga sel fagositik dengan afinitas khusus terhadap kompleks antigen antibody.

Basofil

28

Granula pada basofil tidak sebanyak pada eosinofil namun ukuran granulnya lebih berfariasi.jumlahnya kurang dari 1% dari leokosit darah. Baofil berfungsi serupa dengan sel mast. Granul-granulnya dapat membebaskan hitamin dan heparin ada reaksi alergi, mengakibatkan peningkatan respon radang.

Agranulosit.LimpositLimposit B

28

Limposit T

Limposit jumlahnya sekitar 20-30% leukosit darah. Besarnya berfariasi dari yang lebih kecil dari eritrosit sampai dua kali besarnya. Limposit berperan penting dalam mekanisme pertahanan imunologik tubuh. Bila dirangsang antigen spesifik, sebagian limposit B berdiferensiasi menjadi sel plasma yang akan menghasilkan antibody.

Monosit28

Monosit adalah leukosit terbesar, intinya berfariasi, dari bulat atau lonjong sampai berlekuk atau berbentuk kapal kuda.kromatinnya lebih halus terdispersi, sitoplasmanya banyak dan sedikit basofilik dan sering mengandung sedikit granula azurofilik halus.jumlahnya kira-kira 3-8% leukosit darah.

Leukosit melakukan fungsi utamanya diluar pembulu darah. Leukosit bermigrasi keluar pembulu darah melalui dinding kapiler dan memasuki jaringan ikat, jaringan limpoid, dan sumsum tulang.sel ini berinti dan berfungsi sebagai system pertahanan terhadap infasi bakteri atau teradap benda asing didalam tubuh.Iti sebabnya leukosit terkonsentrasi dalam jaringan ikat. Monosit adalah f agosit kuat yang berdiferensiasi menjadi makrofag jaringan pada tempat terjadi infeksi, kemudian akan menghancurkan bakteri dan benda-benda asing.

Trombosit.

Bentuknya paling kecil dalam darah berupa keeping-keping sitoplasma megakariosit tidak berinti yang merupakan sel multi danlobular paling besar didalam sumsum tulang. Fungsi utamanya adalah untuk membantu pembekuan darah.bila dinding pembulu darah pecah atau cedera, trombosit melekat pada daerah dinding pembulu darah yang cedera itu, menjadi aktif dan membebaskan bahan kimia yang mengawali proses pembekuan darah yang sangat rumit.setelah terbentuk bekuandarah dan perdarahan beranti, trombosit membantu retraksi bekuan.

Mega kariosit : sisa sitoplasma sel sumsum tulang besar.trombosit bersama eritrosit melakukan fungsi utamanya didalam pembulu darah.

OTOT

Ada 3 jenis jaringan otot dalam tubuh :

Otot rangka (skelet).Otot polos.Otot jantung.

Semua jaringan otot terdiri atas sel sel panjang yang disebut serat.

Setiap sitoplasma serat otot mengandung banyak miofibril, yang mengandung 2 jenis filamen kontraktil, aktin dan miosin.

Otot Polos.

Serat otot polos mengandung filamen aktin dan miosin, namun filamen filamen ini tidak tersusun dalam pola bergurat seperti pada otot rangka atau otot jantung.Akhirnya otot otot ini tampak polos tidak bergurat.

Serat otot polos adalah otot involunter, berbentuk fusiform atau mirip kumparan, dan mengandung 1 inti dipusat.

Otot ini banyak dijumpai melapisi organ viseral dan pembuluh darah.

Otot polos biasanya menampakkan aktivitas spontan berupa kontraksi lambat secara bergelombang menjalari seluruh ototnya. Otot polos saling berkontraksi melalui taut rekah (gap junctions). Ini memungkinkan perpindahan stimulus antar serat otot.

Otot polos juga dipersarafi oleh divisi simpatis danm parasimpatis susunan saraf otonom yang mempengaruhi kontraktilitasnya.

Otot rangka (lurik).

Otot rangka bersifat volunteer karena kontraksi dan relaksasinya dikendalikan kesadaran. Didalam sitoplasma otot rangka, susunan filament aktim dan miosin sangat teratur. Akibatnya, filament kontraktil ini membentuk gurat-gurat melintang jelas yang dibawah mikroskop tampak sebagai pita I yang terang dan pita A yang gelap, melintang terhadap serat ototnya. Karma gurat-gurat melintang inilah, maka otot rangka disebut juga otot bergurat melintang atau lurik.inti-intinya tersebar di ferifer. Otot ini dikelilingi jaringan ikat dan dibungkus lapis jaringan ikat padat tak teratur yang disebut epimisium. Jaringan ikat kurang padat tak teratur disebut perimysium, mengelilingi berkas serat otot rangka atau fasikulus. Selapis tipis serat-serat jaringan ikat disebut endomysium.

Otot rangka dipersarafi oleh akson. Setiap serat otot rangka memiliki tempat berakhirnya akson (akson terminal) disebut motor endplate (taut neuro muscular).

Didalam otot rangka juga terdapat reseptor regangan sensitive yang disebut gelendong otot (neuro muscular spindle) yang terdiri atas serat intra fusal dan akhiran saraf atau nerve ending dan semuanya ini dikelilingi simpai atau kapsul jaringan ikat.

Fungsi utama gelendng otot : mendeteksi perubahan panjang atau regangan serat otot.

Otot jantung

Intinya besar dan lonjong.otot jantung memiliki satu atau dua inti di tengah, lebih pendek dari serat otot rangka, dan bercabang. Ujung terminal serat-serat otot bersebelahan membentuk kompleks tautan end-to-end yang disebut discus interkalaris.didaerah ini, membran sel berseblahan saling berkontak dan membentuk taut rekah (gap junctions). Otot jantung memiliki discus interkalaris yang mengikat dan menggabungkan semua serat otot jantung sehingga memungkinkan penyebarancepat stimuli untuk kontraksi seluruh muskulatur jantung. Otot jantung bekerja sama sebagai satu sinsisium fungsional.

Divisi parasipatis dan simpatis susunan saraf pusat otonom mempersarafi jantung didekat modus. Para simpatis memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah. Simpatis meningkatkan irama sel-sel pacemaker.

Otot jantung terdapat didalam dinding dan septa jantung, dan didalam dinding pembulu besar yang langsung melekat pada jantung. Akti dan miosinnya tersusun teratur. Otot ini involunter dan berkontraksi secara ritmik dan otomatis. Kontraksi ritmik itu diatur serabut saraf dari system saraf otonom dan berbagai hormon.

Pada otot jantung terdapat nodus SA (Sinoatrial), nodus AV (atrio ventricular), berkas his, dan serat purkinje. Nodus SA dianggap sebagai pace maker jantung.

Serat purkinje lebih tebal dan lebih besar dari serat otot jantung dan mengandung banyak glikogen. Filament kontraktilnya lebih sedikit. Serat purkinje meneruskan stimulus dari nodus ke otot otot jantung lain, mengakibatkan kontraksi ventrikel dan darah diejeksikan keluar.

TULANG

Tulang Rawan.

Tulang rawan adalah jaringan ikat yang mempunyai fungsi utama menyokong jaringan lunak. Tulang ini terdiri atas sel-sel (kondrosit dan kondroblas) dan matriks (serat dan substansi dasar).

Matriks mengandung serat kolagen atau serat elastin yang memberi kekuatan dan kelenturan. Akibatnya tulang rawan memiliki kekuatan regang, penyokong struktural, dan memungkinkan fleksibilitas tanpa distorsi. Pembagian tulang rawan berdasarkan jumlah dan jenis serat didalam matriks :

Hialin.

28

bentuk yang paling umum dalam tubuh. Pada embrio tulang rawan hialin berfungsi sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang yang terbentuk melalui osifikasi endokondral. Pada orang dewasa sebagian besar tulang rawan hialin diganti dengan tulang kecuali tulang rawan permukaan sendi, ujung iga, hidung, larings, trakea, dan bronkus.

Lakuna : Rongga-rongga lonjong pada matriks yang berisi sel tulang rawan dewasa (kondrosit).

Matriks tampak homogen dan umumnya basofilik. Matriks diantara sel-sel atau kelompok sel disebut matrik intertorial.Matrik yang lebih basofilik di sekitar sel-sel tulang rawan adalah matrik teritorial.Di sekitar setiap lacuna,matrik membentuk kapsul tulang rawan tipis.Hialin merupakan srtuktur penting dan penyangga yang fleksibel.

Elastis.

T28

erdapat pada telinga luar (auricula), dinding tuba auditiva (eustachii), epiglotis, dan larings.

Fibrokartilago (tulang rawan28

fibrosa).

Ditandai berkas-berkas serat kolagen, padat dan tidak teratur. Fibrokartilago terdiri atas lapisan matriks tulang diselingi lapisan serat kolagen padat. Serat ini terorientasi kearah stress fungsi. Fibrokartilago terdapat pada diskus intervertebralis, simfisis pubis, dan sendi tertentu.

Fibrokartilago penting untuk daerah yang memerlukan ketahanan, kekuatan peregangan,penahan beban dan ketahan terhadap regangan dan kompresi.

Kebanyakan tulang rawan didalam tubuh dikelilingi selapis jaringan ikat yang disebut perikondrium, kecuali tulangrawan hialin permukaan sendi. KArena selalu berhubungan dengan jaringan ikat padat, fibrokartilago tidak memiliki perikondrium ( lembaran jaringan ikat padat yang mengelilingi tulang rawan hialin dan elastis). Bagian dalam perikondrium merupakan lapisan kondrogenik tempat kondroblas berkembang.

Tulang rawan berkembang dari sel-sel mesenkin yang berdiferensiasi menjadi kondroblas.Tulang rawan bersifat non faskuler namun dikelilingin jaringan ikat faskuler.Semua nutrien masuk dan metabolit keluar dari tulang rawan secara difusi menerobos matrik.Karena martrik ini masih lunak dan tidak sekeras tulang,pertumbuhannya melalui 2 cara secara bersamaan:secara interstisial dan aposisional.

Pertumbuhan interstisil terjadi melalui mitosis kondrosit di dalam matrik, disertai endapan matrik baru di antara sel menambah ukuran tulang rawan dari dalam.

Pertumbuhan aposisional terjadi di tepi: kondroblas berdiferensiasi dari jaringan ikat perikondrium bagian dalam dan mengendapkan selapis tulang rawan yang bersisian dengan tulang rawan yang sudah ada.

Tulang (Osteosis)

Terdiri atas:sel,serat,dan matrik.Tulang berfungsi sebagai kerangka kaku bagi tubuh dan menyedikan tempat penambat bagi otot dan organ.Tulang juga berfungsi untuk hemopoiesis(pembentukan sel darah dan sebagai reservoir kalsium,fosfat, dan mineral lain).

Proses pembentukan tulang(Osifikasi)

Perkembangan tulang dimulai di dalam embrio melalui 2 proses:osifikasi intra membranosa dan osifikasi endrokondral.

Osifikasi endokondral.

Osifikasi endokondral membentuk sebagian besar tulang kerangka.setiap tulang didahului tulang rawan hialin sementara. Kemudian kondrositnya membesar (hipertrofi) dan menjadi dewasa, dan mengalami perkapuran. Dengan mengapurnya tulang rawan, difusi nutrient dan gas-gas melalui matriksnya berkurang. Akhirnya, kondrosit mati dan matriks berkapur dipecah-pecah, mulai berfungsi sebagai kerangka structural bagi deposisi materi tulang. Tulang rawan berkapur kemudian diganti oleh tulang.

Osifikasi Intramembranosa.

Tulang tidak berkembang melalui model tulang rawan, tetapi dari jaringan ikat mesenkim.

Tulang angat vascular dan menampakkan system saluran atau kanal unuik yang disebut kanalikuli.

Tulang adalah struktur dinamis yang secara terus menerus diperbaharui, sebagai respon atas kebutuhan mineral tubuh, stress mekanik, penipisan tulang akibat penuaan atau penyakit, atau penyembuhan fraktur.Kalsium penting untuk kontraksi otot, pembekuan darah, permeabilitas membran sel, transmisi impuls saraf, dan fungsi vital lain.

Tulang dewasa dan yang sedang berkembang mengandung 4 jenis sel berbeda :sel osteogenic (osteoprogenitor), osteoblast, osteosit, dan osteoklas.

Sel osteogenic sel induk pluripoten yang belum berdiferensiasi, berasal dari jaringan ikat mesenkim. Selama perkembangan tulang, sel osteogenik berfloriferasi melalui mitosis dan berdiferensiasi menjadi osteoblast.

Osteoblast terdapat pada permukaan jaringan tulang. Fungsinya : Untuk membuat, menyekresikan, dan mengendapkan unsur organic matriks tulang baru yang disebut osteoid. Osteid adalah matriks tulang belum mengapur yang baru dibentuk yang tidak mengandung mineral, namun, tidak lama setelah deposisi, osteoid segera mengalami mineralisasi dan menjadi tulang.

Osteosit sel utama tulang. Fungsi utamanya mempertahankan matriks tulang.

Osteoklas sel multi nuclear besar ysng terdapat disepanjang permukaan tulang tempat terjadinya resopsi, dan perbaikan tulang. Fungsi utamanya : meresopsi tulang.`

SARAF

Jaringan saraf dibagi menjadi 2 bagian besar :

Susunan saraf pusat (SSP).Susunan sarf tepi (SST).

SSP terdiri atas neuron dan akson yang terdapat pada otak dan medula spinalis, yaitu pusat pengintegrasi dan komunikasi tubuh.

SST terdiri atas neuron dan akson yang terletak diluar SSP, yaitu :

Nervus kranialis dari otak.Nervus spinalis dari medula spinalis.Ganglia terkait.

Otak dan medula spinalis terdiri atas substansi putih (alba) dan substansi kelabu (grisea).

Substansi alba terutama terdiri atas :

Akson bermielin.Beberapa akson tanpa mielin.Sel penyokong.

Selubung mielin pada akson memmberikan warna putih (alba).

Substansi grisea terdiri atas :

Neuron.Dendrit.Sel neuroglia.

Neuron.

Jaringan saraf terdiri atas 2 jenis sel utama :

Neuron (sel saraf).Neuroglia (sel penyokong).

Neuron : sel struktural dan fungsional jaringan saraf.

3 kelompok utama neuron :

Multipolar.Bipolar.Unipolar.

Neuron multipolar : Neuron motoris dan interneuron otak dan medula spinalis.

Neuron bipolar : Sel reseptor sensoris pada retina mata, telinga dalam, dan epitel olfaktoris di bagian atap rongga hidung.

Neuron unipolar : Neuron yang hanya memiliki 1 cabang, bersifat sensoris, terdapat pada banyak ganglion kraniosakral tubuh.

Neuroglia : sel penyokong pada SSP yang nonneural, dengan banyak cabang yang terdapat diantara neuron.

Jumlahnya kira kira 10 kali jumlah neuron di dalam susunan saraf.

Ada 3 jenis sel neuroglia :

Astrosit.Oligodendrosit.Mikroglia.

Dalam SST juga terdapat sel penyokong yaitu sel Schwann (neurolemosit) dan sel satelit.

Sel Schwann membungkus dan terdapat di sepanjang akson.

Sel satelit : sel sel kuboid kecil yang terdapat pada ganglia paravertebral dan perifer.

Sel satelit mengelilingi sel saraf pada ganglia.

Sel Schwann membentuk selubung mielin yang kaya lipid di sekitar akson yang lebih besar.Di SSP, pembentukan dan mielinisasi selubung mielin dilakukan oleh oligodendrosit.

Di sepanjang akson bermielin terdapat celah celah kecil dalam selubung mielin di antara sel Schwann yang disebut Nodus Ranvier.

Sitoplasma atau perikarion neuron bercirikan banyak gumpalan granul kasar (massa basofilik).Gumpalan ini adalah badan Nissl.

Secara fungsional, neuron digolongkan menjadi :

Aferen (sensoris).Eferen (motoris).Interneuron.

Neuron sensoris menghantarkan impuls dari reseptor intern atau ekstern ke SSP. Neuron motoris meneruskan impuls dari SSP ke otot efektor atau kelenjar.Interneuron berfungsi sebagai sel perantara dan terletak diantara neuron sensoris dan motoris didalam SSP.

Neuron sangat dikhususkan untuk iritabilitas, konduktivitas, dan sintesis substansi neuroaktif seperti neurotransmiter dan neurohormon.

Astrosit : sel neuroglia terbesar dan terdiri atas 2 jenis astrosit fibrosa dan astrosit protoplasmik.

Pada SSP, kedua jenis astrosit itu melekat pada dinding kapiler dan neuron. Astrosit ini membantu pertukaran metabolik diantara neuron dan kapiler SSP. Astrosit juga mengendalikan lingkungan kimiawi di sekitar neuron.

Mikroglia : sel neuroglia terkecil. Fungsi utamanya seperti makrofag dan ditemukan di seluruh SSP.

Setiap berkas atau fasikulus saraf dikelilingi selubung jaringan ikat perineurium yang menyatu dengan jaringan ikat interfasikular.

Sel satelit mengelilingi neuron pada ganglion yang berbeda. Sel sel ini berperan penting sebagai penyokong struktural dan metabolik untuk neuron yang dikelilinginya.

Madulla spinalis dikelilingi meninges jaringan ikat, terdiri atas :

Duramater (luar) jaringan fibrosa tebal.Araknoid (tengah) lebih tipis.Piamater (dalam) lapisan paling dalam yang tipis dan melekat erat pada permukaan medula spinalis.

Medula spinalis secara tidak sempurna dibagi menjadi belahan kanan dan kiri oleh sebuah alur posterior yang sempit (yaitu sulkus mediana posterior), dan sebuah celah yang dalam di anterior (yaitu fisura mediana anterior).

Diantara sulkus mediana posterior dan kornu posterior substansia grisea terdapat columna dorsalis substansia alba. Di daerah servikal medula spinalis, setiap kolumna dorsalis dibagi menjadi 2 fasilikus, kolumna posteromedial (fasikulus grasilis) dan kolumna posterolateralis (fasikulus kuneatus).

Substansi grisea kornu anterior mengandung neuron motoris multipolar besar. Cirinya banyak dendrit yang terjulur ke arah berbeda dari perikarion (badan sel).

Pada piamater terdapat banyak pembuluh darah spinal anterior dan posterior dengan berbagai ukuran.

Diantara araknoid dan piamater terdapat kavum subaraknoid.

Diantara araknoid dan duramater terdapat kavum subdural.

Epitel.

Jaringan epitel / epitel terdiri dari lembaran sel yang menutupi permukaan luar tubuh, melapisi rongga dalam, membentuk berbagai organ dan kelenjar, dan melapisi salurannya.

Berdasarkan jumlah lapisan sel dan morfologi sel permukaan, epitel dibagi menjadi :

Epitel selapis 1 lapis sel.Epitel bertingkat banyak lapis sel.

Epitel bertingkat semu terdiri dari 1 lapis sel yang semuanya melekat di membran kapsul, namun tidak semua sel mencapai permukaan.

Berdasarkan bentuk :

Gepeng epitel yang sel sel permukaannya gepeng.Kuboid permukaan sel bulat / tinggi dan lebarnya sama.Silindris sel lebih tinggi dari lebarnya.

Epitel dipisahkan dari jaringan ikat dibawahnya oleh membran basal.

Epitel itu nonvaskular, artinya tidak memiliki pembuluh darah. Akibatnya oksigen, nutrien, dan metabolit harus berdifusi dari pembuluh darah yang terdapat di bawah jaringan ikat ke epitel.

Pada sel epitel, kadang ada modifikasi permukaan, seperti :

Silia : struktur motil yang terdapat pada sel tertentu di tuba uterina, uterus, dan saluran konduksi sistem pernapasan.Mikrovili : tonjolan nonmotil kecil yang melapisi semua sel absorptif pada intertinum tenue (usus halus) dan tubulus kontortus proksimal ginjal.Stereosilia : mikrovili nonmotil panjang, bercabang, yang melapisi sel sel dalam epididimis dan vas (duktus) deferens.

Jenis epitel :

Epitel selapis :Epitel selapis gepeng.melapisi permukaan luar organ digestif, paru, dan jantung mesoteli.Melapisi lumen jantung, pembuluh darah, dan pembuluh limfe endotelium.Melapisi permukaan sehingga memungkinkan transpor pasif udara dan cairan.Dalam rongga peritonium, epitel selapis gepeng memudahkan gerakan visera yang licin, mengurangi gesekan antarorgan, dan memungkinkan transpor cairan

Epitel selapis kuboid.

Melapisi duktus ekskretorius kecil pada berbagai organ. Pada tubulus kontortus proksimal ginjal, permukaan apikal epitel selapis kuboid dilapisi brush border (mikrovili).

Epitel selapis silindris / kolumnar.

Melapisi permukaan organ digestif (gaster, intestinum tenue dan crassum, dan vesika fellea). Pada intestinum tenue, permukaan sel absorptif yang melapisi vili memiliki striated border (mikrovili).

Intinya lonjong, terletak di basal.

Sel ini bersifat sekretoris dan menghasilkan produk yang disebut mukus.

Fungsi utama epitel pada usus halus adalah absorpsi. Fungsi ini ditingkatkan dengan vili mirip jari yang ditutupi epitel selapis kolumnar dengan sriated borders atau mikrovili mengabsorpsi nutrien dan cairan dari isi usus.

Epitel bertingkat / berlapis :

- Epitel transisional dapat berubah bentuk dan dapat menyerupai epitel berlapis gepeng atau epitel berlapis kuboid, tergantung peregangan atau pengerutan epitel tersebut.

Bila berkerut, sel sel permukaan tampak berbentuk kubah.

Bila diregangkan, epitel terlihat gepeng.

Epitel transisional melapisi kaliks minor dan mayor, pelvis renis, uterus, dan vesika urinaria pada sistem urinaria.

Fungsi utama epitel transisional adalah memungkinkan peregangan organ organ urinaria selama penampungan urine dan pengerutan selama pengosongan saluran urinaria, tanpa memutuskan kontak sel pada epitel. Epitel transisional membentuk sawar osmotik penting antara urine dengan cairan jaringan di bawahnya.

- Epitel berlapis gepeng sel sel basalnya kuboid / silindris yang menghasilkan sel yang bermigrasi ke permukaan dan menjadi gepeng.

2 jenis epitel berlapis gepeng :

Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan keratin sel sel permukaan hidup dengan inti dan melapisi rongga basah seperti mulut, faring, esofagus, vagina, dan liang anus.Epitel berlapis gepeng dengan lapisan keratin (tanduk) menutupi kulit dan lapisan permukaan, terdiri dari sel sel yang mati berisi keratin.

Epitel berlapis gepeng dikhususkan untuk menahan gesekan dan tarikan pada rongga badan basah.

Epitel berlapis kuboid dan epitel berlapis kolumnar melapisi duktus ekskretorius pankreas, kelenjar air liur, dan kelenjar keringat.Epitel silindris bertingkat semu :

Melapisi jalan napas, lumen epididimis, dan vas deferens.

Pada trakea, bronki, dan bronkioli yang lebih besar, sel permukaannya dilapisi silia motil.

Pada epididimis dan vas deferens, sel permukaannya dilapisi stereosilia nonmotil.

Pada jalan napas, epitel bertingkat semu mengandung sel goblet, dan sel bersilia. Sel bersilia membersihkan udara yang masuk dan menghantar mukus dan partikel melalui permukaan sel keluar tubuh.

Perubahan apa saja yang terjadi pada sel akibat adanya injury ?

(Patifisiologi, Elizabeth J. Corwin, 2001.Hal : 20 28)

Apabila sel mengalami cedera, maka sel tesebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetic dan sifat-sifat transportasinya.

Cedera sel terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi apabila rangsangan terlalu lama atau terlalu berat. Berat ringannya cedera akan menentukan apakah sel tersebut dapat pulih kembali.

Perubahan sel akibat cedera seluler

Penyebab utama cedera dan cara kerjanya :

Trauma kerusakan mekanik jaringan Suhu : panas atau dingin Racun ( terkena asam kuat ) koagulasi protein jaringan Obat obatan ( dosis parasetamol berlebih hasil metabolisme terikat pada protein sel hati dan lipoprotein organisme infeksius racun dan enzim radiasi pengion ( sinar X ) kerusakan DNAMenghirup karbon monoksida mencegah transfor oksigen

Gambaran sel setelah cedera

Perubahan hidropik

Sitoplasma menjadi pucat dan membengkak karena terjadi

penimbunan cairan dan akibat adanya gangguan metabolisme seperti hipoksia atau keracunan bahan kimia.

Bengkak keruh : pembengkakan intraseluler yang ringan

Penambahan lebih lanjut dari cairan dan pembengkakan organel menyebabkan terjadinya vakuola dalam sitoplasma.

Perubahan lemak

Vakuolisasi sel sering disebabkan oleh penimbunan lipid akibat gangguan fungsi ribosom dan uncoupling lipid dari metabolisme protein. Vakuola vakuola kecil bergabung menjadi satu, membentuk vakuola besar yang mengisi sel dan mendesak inti kerah pinggir.

Mekanisme hantaran impuls saraf nyeri.

(Buku ajar Fisiologi kedokteran, William F. Ganong Edisi 20. Hal : 135)

Emosi dan system saraf otonom. Stimulus yang membangkitkan emosi yang kuat seperti kemarahan, ketakutan atau rasa nyaman dapat memodifikasi aktifitas secara otonom.reaksi nyeri yang dirasakan seseorang berkaitan dengan emosi merupakan suatu persepsi dari seseorang yang merasakan hal itu.

Impuls nyeri disalurkan kesusunan saraf pusat oleh dua system saraf.sistem nosiseptor yang pertama yang terdiri dari serat kecil bermielin A, bergaris tengah 2-5 m dengan kecepatan hantar 12-30 m/detik. Sistem yang lain terdiri dari serat C tak bermialin dengan garis tengah 0,4-1,2 m. Sistem ini berada dibagian sebelah lateral radiks dorsalis dan sering disebut serat C radikdorsalis. Kecepatan hantarnya lambat yaitu 0,5-2 m/det. Kedua sitem berakhir di kornu dorsalis,serat A terutama berakhir di neuron lamina I dan V, sedangkan serat C radiks dorsalis berakhir di neuron lamina I dan II.

Gambar mekanisme Nyeri.

Macam-macam sel saraf sensorik pada kulit.

(Anatomi & fisiologi, Ethel Sloane. Hal : )

Saraf sensorik berperan untuk mentransduksi lingkungan menjadi impuls saraf.

Berdasarkan sumber (lokasi) sensasi.Eksteroseptor sensitive terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak pada atau didekat permukaan tubuh; misalnya sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit, dan suhu.Proprioseptor terletak pada tubuh dalam otot, tendon dan persendian. Jika distimulasi, bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan posisi again tubuh, besarnya tonus otot, dan ekuilibrium.Interoseptor (Viseroseptor) dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ viseral dan pembuluh darah yang memiliki inovasi motorik dari SSO.Berdasarkan jenis sensasi yang terdeteksi.Mekanoreseptor sensitive terhadap regangan, vibrasi, tekanan, propriosepsi, pendengaran, ekuilibrium dan tekanan darah.Termoreseptor sensitive terhada perubahan suhu.Nosiseptor (Saraf nyeri) sensitive terhadap kerusakan jaringan.

Semua saraf sensorik dapat berfungsi sebagai nosiseptor jika stimulusnya cukup kuat.

Fotoreseptor mendeteksi energi cahaya.Kemoreseptor sensitive terhadap perubahan konsentrasi ion, pH, kadar gas, darah, dan glukosa darah.Berdasarkan distribusi reseptor.Penginderaan umum mengacu pada informasi dari tubuh sebagai satu kesatuan.Penginderaan khusus mengacu pada organ yang terletak dalam kepala.Berdasarkan ujung saraf sensorik.Ujung saraf bebas tidak memiliki lapisan selular dan terdapat dalam kulit, jaringan ikat, dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan, dan suhu.Ujung saraf berkapsul, terbungkus dalam bermacam jenis kapsul dan terletak di klit, otot, tendon, persendian, dan organ tubuh. Jenis-jenis saraf berkapsul :

Korpuskel Pacinian mendeteksi stimulus dan tekanan vibratori.

Korpuskel Meissner & Diskus Merkle mendeteksi sentuhan.

Korpuskel Ruffini responsive terhadap tegangan disekitar jaringan ikat dan memantau tekanan.

Ujung Bulbus Krause tipis, berkapsul dan dipercaya berkontribusi terhadap sentuhan, kesadaran akan posisi dan kesadaran akan gerakan.

Spindel Neuromuskular memantau tonus otot (regangan da tegangan) dalam otot dan organ tendon golgi memantau tegangan dalam tendon.

Mekanisme radang. ( Patologi Umum dan Sistematik Vol 1. J.C.E. Underwood. Hal : 232-238)

Radang respon fisiologi lokal terhadap cedera jaringan.

Radang biasanya diklasifikasikan berdasarkan waktu kejadiannya, Sebagai :

Radang akut reaksi jaringan yang segera dan hanya dalam waktu lama, terhadap cedera jaringan.Radang kronis reaksi jaringan selanjutnya yang diperlama mengikuti respons awal.

Radang Akut.

Penyebab radang akut ialah :

Infeksi mikrobial, misalnya bakteri piogenik, virus.Reaksi hipersensitifitas, misalnya parasite, basil tuberklosis.Agen fisik, misalnya trauma, radiasi pengion, panas, dingin.Kimiawi, misalnya korosif, asam, basa, agen pengurang, toksin bakteri.Jaringan nekrosis, misalnya infark iskemik.

Tanda- tanda Radang Akut, ialah :

Warna kemerahan (rubor).

Jaringan yang mengalami radang akut akan tampak merah. Warna kemerahan ini akibat adanya dilatasi pembuluh darah kecil dalam daerah yang mengalami kerusakan.

Panas (Kalor).

Peningkatan suhu hanya tampak pada bagian perifer/ tepi tubuh, seperti pada kulit. Peningkatan suhu ini diakibatkan oleh meningkatnya aliran darah (hiperemia) melalui daerah tersebut, mengangkibatkan sistem vaskuler dilatasi dan mengalirkan darah yang hangat pada daerah tersebut.

Bengkak (Tumor).

Pembengkakan sebagai hasil adanya edemamerupakan suatu akumulasi cairan didalam rongga ekstavakuler yang merupakan bagian dari cairan eksudatdan, dalam jumlah sedikit, kelompok sel radang masuk dalam daerah tersebut.

Cairan Eksudat cairan dengan kandungan protein dan kotoran sel yang lolos dari pembuluh darah serta diendapkan didalam jaringan, atau peda permukaan jaringan, biasanya merupakan hasil peradangan.

Rasa sakit (Dolor).

Rasa sakit, sebagian disebabkan oleh regangan dan distorsi jaringan akibat edema dan terutama karena tekanan pus didalam rongga abses. Beberapa mediator kimiawi deperti bradykinin, prostaglandin, dan serotonin, juga dapat mengakibatkan rasa sakit.

Hilangnya Fungsi (Funtio Laesa)

Kehilangan fungsi merupakan konsekuensi dari suatu proses radang. Gerakan yang terjadi pada daerah radang, baik yang dilakukan secara sadar ataupun secara refleks akan mengalami hambatan oleh rasa sakit.

Mekanisme radang (inflammasi) akut :

Perubahan diameter pembuluh darah, dengan konsekuensi alirannya.Kenaikan permeabilitas vaskuler dan pembentukan cairan eksudat.Pembentukan cairan eksudat selular berupa emigrasi neutrofil polimorf ke dalam rongga ekstravaskular.

Perubahan diameter pembuluh darah.

Sirkulasi mikro terdiri atas anyaman kapiler kecil yang mempunyai dinding muskuler tebal, dan dinding venula yang tipis. Anyaman kapiler ini terletak diantara arteriol. Kapiler tidak mempunyai otot polos pada dindingnya (untuk mengontrol diameternya) dan sangat sempit sehingga eritrosit yang melewatinya dalam susunan satu baris. Otot polos pada dinding arteriol membentuk spingter prekapiler yang mengatur aliran darah melalui jarring-jaring kapiler. Aliran yang melalui kapiler adalah intermitten, dan beberapa membentuk saluran penerima lain untuk mengalirkan darah sewaktu yang lain menutup.

Perubahan yang terjadi di dalam sirkulasi mikro merupakan respons fisiologi. Perubahan yang ditemukan pada cedera dari reaksi radang akut telah diuraikan oleh Lewis pada tahun 1927 sebagai tiga respons terhadap cedera. Apabila benda tumpul digesekkan dengan keras pada kulit, akan terjadi perubahan berturut-turut sebagai berikut :

Terjadi garis keputihan yang bersifat sementara, segera setelah benturan. Ini sebagai akibat vasokontriksi arteriol.Kemerahan : diikuti garis merah pudar akibat dilatasi kapiler.Membara : Timbulnya daerah merah merah menyala, irregular, mengelilingi derah cedera, akibat dilatasi arteriol. Disamping itu faktor saraf dan kimiawi ikut berperan dalam perubahan vakuler.Bengkak : derah edema timbul akibat eksudasi cairan ke dalam ruang ekstravaskuler.

Fase awal konstiksi arteriol terjadi sementara, yang mungkin kurang penting pada radang akut. Fase vasodilatasi (hiperemia aktif) berikutnya dapat bertahan dari 15 menit sampai beberapa jam, tergantung dari berat ringannya cedera. Secara eksperimental telah dibuktikan bahwa aliran darah kedaerah yang cedera dapat meningkat sampai 10 kali lipat.

Peningkatan permeabilitas vaskuler.

Dalam keadaan normal, tekanan hidrostatik yang tinggi pada ujung arteriol kapiler akan memaksa cairan keluar untuk masuk kedalam rongga ekstravaskuler. Cairan ini masuk kembali ke dalam kapiler darah pada ujung venanya yang tekanan hidrostatiknya rendah.

Pada radang akut, tidak hanya tekanan hidrostatik kapiler yang meningkat, tetapi protein plasma juga keluar dan masuk kedalam rongga ekstravaskuler, yang akan meningkatkan tekanan osmotik koloid. Sebagai akibatnya, lebih banyak lagi cairan meninggalkan pembuluh darah daripada yang kembali masuk. Keluarnya cairan yang kaya protein disebut eksudasi, dan cairannya disebut caran eksudat.

Tabel Penyebab kenaikan permeabilitas kapiler.

Waktu kejadian

Mekanisme

Segera, sementara

Segera, menetap

Diperlambat, lebih lama

Mediator kimiawi, seperti histamin.

Cedera vaskuler langsung yang hebat, seperti trauma.

Cedera sel endotel, seperti sinar X, toksin baktri.

Pembentukan eksudat seluler berupa emigrasi neutrofil polimorf.

Peningkatan jumlah neutrofil polimorf didalam rongga ekstraseluler merupakan gambaran utama diagnosis histologic pada proses radang akut.

Marginasi neutrofil

Dalam sirkulasi normal, sel hanya terdapat pada bagian tengah aliran dalam pembuluh darah dan tidak mengalir pada bagian tepi (zona plasmatik) dekat endotel. Meskipun demikian, hilangnya cairan intravaskuler dan meningkatnya viskositas plasma disertai lambatnya aliran pada tempat terjadinya radang akut , memungkinkan neutrofil mengalir ditepi zona plasmatik.

Penempelan neutrofil.

Menempelnya neutrofil secara adhesi pada endotel pembuluh darah terjadi pada tempat radang akut, dikenal sebagai pavementing dari neutrofil.

Meningkatnya adhesi leukosit merupakan hasil dari interaksi antara perlekatan molekul pada leukosit dan permukaan endotel. Ekspresi adhesi molekul permukaan leukosit meningkat karena :

Komplemen komponen C5a.Leukotrien B4Faktor nekrosis tumor.

Ekspresi sel endotel dari endothelial-leukocyte adhesion molecule-1 (ELAM-1) dan intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1), dimana adhesi molekul permukaan leukosit mengikat, meningkat karena :

Interleukin- 1EndotoksinFaktor nekrosis tumor.

Emigrasi neutrofil.

Leukosit migrasi dengan gerak ameboid yang aktif melewati dinding venula dan vena kecil, tetapi biasanya tidak keluar dari kapiler.Neutrofil dan eosinofil polimorf serta makrofag bermigrasi melalui celah diantara sel endotel, melintasi lamina basalis untuk sampai kedalam dinding pembuluh darah. Celah yang terjadi akan menutup dengan sendirinya dan sel endotel tidak mengalami kerusakan.

Diapedesis.

Sel darah merah dapat juga keluar dari pembuluh darah; pada peristiwa ini prosesnya berlangsung pasif dan tergantung pada tekanan hidrostatik yang memaksa sel darah merah keluar. Proses diats disebut diapedesis. Ditemukannya eritrosit dalam jumlah yang banyak dalam rongga ekstravaskuler menandakan adanya cedera yang hebat pada pembuluh darah, seperti sobeknya dinding pembuluh darah.

Mediator kimiawi pada radang akut :

Histamin mengakibatkan dilatasi vaskuler dan fase segera yang sementara naiknya permeabilitas vaskuler.Lisosom dilepas dari neutrofil, termasuk protein kationik yang dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler dan protease netral, yang dapat mengaktifkan komplemen.Prostaglandin merupakan golongan asam lemak rantai panjang derivat dari asam arakidonat. Prostaglandin diketahui dapat mengakibatkan rasa sakit pada radang akut dan dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler yang disebabkan oleh komponen lain.Leukotrien Kelompok ini juga disintesis dari asam arakidonat, terutama dalam neutrofil, dan kelihatannya mempunyai kemampuan vasoaktif.5-hodroksitriptamin ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi dalam sel mast dan trombosit. 5-hidroksitriptamin merupakan bahan vasokonstiktor yang kuat.Sitokon Selain peran utamanya dalam hipersensitivitas tipe IV, sitokin juga mempunyai kemampuan vasoaktif atau kemotaksis.

Mekanisme pembekuan darah. (Anatomi dan fisiologi, Ethel Sloane. Hal :225)Mekanisme ekstrinsik pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah itu sendiri.

Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktifasi protrombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk membentuk trombin.Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut, menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Benang- benang fibrin membentuk bekuan atau jaring-jaring fibrin, yang menangkap sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak.

Mekanisme instrinsik untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang lebih sederhana dari pada cara yang dijelaskan diatas. Mekanisme ini melibatkan 13 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap faktor protein (ditunjukkan dengan angka romawi) berada dalam kondisi tidak aktif; jika salah satu diaktivasi, maka aktivitas enzimatiknya akan mengaktivasi factor selanjutnya dalam rangkaian, dengan demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk bekuan.

Tabel 1. Faktor-faktor pembekuan darah.

(Anatomi dan fisiologi, Ethel Sloane. Hal : 226 )

Faktor

Asal dan fungsi

Nomor

Nama

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

XI

XII

XIII

Fibrinogen

Protrombin

Tromboplastin

Ion kalsium

Proakselerin (Faktor labil)

(Nomor tidak dipakai lagi)

Prokonvertin (akselerator konversi serum protrombin)

Faktor antihemofilik

Plasma tromoplastin

(faktor Christmas)

Faktor Stuart-Power

Anteseden tromboplastin plasma

Faktor Hageman

Faktor penstabilan fibrin

Protein plasma yang disintesis dalam hati; diubah menjadi fibrin.

Protein plasma yang disintesis dalam hati; diubah menjadi trombin.

Lipoprotein yang dilepas jaringan rusak; mengaktivasi faktor VII untuk pembentukan trombin.

Ion anorganik dalam plasma, didapat dari makanan dan tulang; diperlukan dalam seluruh tahap pembekuan darah,

Protein plasmayang disintesis dalam hati; diperlukan untuk mekanisme ekstrinsik dan intrinsik.

Fungsinya dipercaya sama dengan fungsi faktor V.

Protein plasma (globulin) yang disintesis dalam hati; diperlukan dalam mekanisme intrinsik.

Protein plasma (enzim) yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K); berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik.

Protein plasma yang disintesis dalam hati ( memerlukan vitamin K); berfungsi dalam mekanisme intrinsik.

Protein plasma yang disintesis dallam hati (memerlukan vitamin K); berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik dan intrinsik.

Protein plasma yang disintesis dalam hati; berfungsi dalam mekanisme intrinsik.

Protein plasma ang disintesis dalam hati; berfungsi dalam mekanisme intrinsik.

Protein yang ditemukan dalam plasma dan trombosit; hubungan silang filamen-filamen fibrin.

Sumber faktor-faktor pembekuan :

Hati mensintesis sebagian besar factor pembekuan, sehingga berperan penting dalam pembekuan darah.Vitamin K sangat penting dalam sintesis protrombin dan faktor pembekuan lainnya dalam hati. Absorpsi vitamin ini dari usus bergantung pada garam empedu yang diproduksi hati.Perubahan Protrombin menjadi Trombin.

(Fisiologi kedokteran, Guyton & hall. Hal : 582)

Setelah aktivator protrombin terbentuk sebagai akibat pecahnya pembuluh darah atau sebagai akibat kerusakan pada zat-zat aktivator dalam darah, dengan adanya ion Ca++ dalam jumlah yang mencukupi akan menyebabkan protrombin menjadi trombin.

Trombosit juga berperan penting dalam mengubah protrombin menjadi trombin, karena banyak protrombin mula-mula melekat reseptor protrombin pada trombosit yang telah berikatan dengan jaringan yang rusak. Kemudian pengikatan ini akan mempercepat pembentukan trombin dari protrombin, yang terjadi dalam jaringan dimana bekuan diperlukan.

Perubahan Fibrinogen menjadi Fibrin Pembentukan bekuan.

(Fisiologi kedokteran, Guyton & hall. Hal : 582)

Trombin adalah enzim protein dengan kemampuan proteolitik. Ia bekerja terhadap fibrinogen dengan cara melepaskan empat peptida yang berberat molekul rendah dari setiap molekul fibrinogen, sehingga membentuk molekul fibrin monomer yang mempuya kemampuan otomatis untuk berpolimerisasi dengan molekul fibrin monomer yang lain. Dengan cara demikian, dalam beberapa detik banyak molekul fibrin monomer berpolimerisasi menjadi benang-benang fibrin yang panjang, sehingga terbentukah retikulum bekuan.

Bekuan darah. Bekuan darah terdiri dari jaringan benang fibrin yang berjalan dalam segala arah dan menjerat sel-sell darah, trombosit, dan plasma. Benang-benang fibrin juga melekat pada permukaan pembuluh darah yang rusak. Oleh karena itu, bekuan darah menempel pada lubang di pembuluh dan dengan demikian mencegah kebocoran darah

Mekanisme infeksi dan akibatnya.

Infeksi adalah masuknya mikroorganismesampai berkembang biak, sehingga menimbulkan keadaan abnormal pada tubuh.

Mekanisme Mikroorganisme pathogen masuk kedalam tubuh, bisa melalui luka, udara/pernapasan, makanan/ minuman, benda yang terkontaminasi yang menyebabkan mikroorganisme tersebut berkembang biak, menimbulkan toksin dan melakukan perusakan-perusakan lainnya (sel, jaringan, organ dan tubuh).

Terdapat 2 jalan tempat infeksi yang dapat mencapai kulit, yaitu :

Internal melalui berbagai jalan seperti aliran darah.Eksternal dengan menembus barrier kulit.

Infeksi dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme, seperti Fungi, virus, dan bakteri. Banyak organisme yang hidup / bahkan tumbuh didalam kulit tetapi tidak menimbulkan kerugian terhadap inang, ini disebut komensal. Tetapi apabila organisme ini mengkonsumsi bahan-bahan yang mati maka mereka disebut saprofit.

Penyebab Infeksi :

Infeksi Virus.

Virus membantu parasit intraseluler yang mengambil alih proses replikasi sel untuk replikasinya sendiri pada kulit virus cenderung menjadi parasite sel basalis epidermis yang memproduksi DNA dan RNA baru.

Infeksi Bakteri.

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Contoh :

Empetigo Infeksi yang disebabkan stafilokokus pada anak dan orang tua yang menimbulkan kumpulan pus (nanah) dibawah Stratum Korneum.

Infeksi Fungi.

adalah infeksi jamur yang menyerang kulit.

Contoh : Keputihan disebabkan Fungi Candida Albicans.

Infeksi Parasit

adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing, amuba, dan plasmodium.

Contoh : Infeksi malaria yang disebabkan oleh plasmodium.

Jenis obat untuk mengurangi rasa nyeri, dosis, dan mekanisme kerjanya.

( Kuliah pakar oleh Ibu Ness. Tgl : 20 sept 2006)

Istilah untuk obat penghalang / mengurangi rasa nyeri disebut Analgetika.

Atas dasar kerja farmakologinya, analgetika dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu :

Analgetika Perifer (Non-narkotik), Obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.Analgetika narkotika, khusus digunakan untuk menghalangi rasa nyeri hebat, seperti pada kanker dan fraktura (patah tulang).

Penanganan rasa nyeri atau mekanisme kerja obat anti nyeri berdasarkan proses terjadinya, rasa nyeri dapat dilawandengan beberapa cara, yakni :

Merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan analgetika perifer.Merintangi penyaluran rangsangan disaraf-saraf sensori misalnya dengan anestesi local.Blokade pusat nyeri di SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau dengan anestesi umum.

Nyeri Ringan dapat ditangani dengan obat perifer.Untuk nyeri sedang dapat ditambahkan kofein atau kodein.Nyeri yang disertai pembengkakan atau akibat trauma (jatuh, tendangan, tubrukan) diobati dengananalgetika anti radang seperti aminofenizon dan mefenaminat.Nyeri berat perlu ditanggulangi dengan morfin atau opiate lainnya.

Jenis Obat dan dosisnya :

Asetosol Salisilat = Asam Asetil Salisilat = Aspirin.

Tablet : Untuk anak-anak 100 mg

Untuk dewasa 500 mg.

Analgesik = Antipiretik, Dosis dewasa 325 650 mg, diberikan secara oral tiap 3 atau 4 jam. Untuk anak 15 20 mg/Kg diberikan tiap 4 6 jam dengan dosis total tidak lebih 3,6 g/hari.

Parasetamol.

Tablet :Untuk anak-anak 100mg

Untuk dewasa 500 mg

Sirup :120 mg/5 ml

Selain itu parasetamol sering dikombinasi dalam bentuk tablet maupun cairan.

Dosis dewasa 300 mg 1 g perhari, DM 4 g perhari.

Anak-anak 6 12 tahun 150 300 mg perhri, DM 1,2 g perhari.

Anak-anak 1 - 6 tahun 60 120 mg perhari, maksimum 6 kali sehari.

Bayi < 1 tahun 60 mg perhari, maksimum 6 kali sehari.

Fenil butazon dan Oksifenbutazon.

Sebagai tablet bersalut gula 100 mg dan 200 mg. juga dalam bentuk suntikan.

Asam mefenamat dan meklofenamat.

Dosis : 3 x 250 500 mg sehari.

Tablet : 500 mg

Kapsul : 250 mg 500 mg.

Dosis meklofenamat untuk terapi penyakit sendi : 200 400 mg.

Ibuprofen.

Dosis sebagai analgesik 4 x 400 mg sehari, tetapi sebaiknya dosis optimal pada tiap individu ditentukan sendiri.

Piroksikom.

Indikasi hanya untuk penyakit inflammasi sendi seperti Artritis rematoid, Osteoartritis spondilitis amkilosa dengan dosis 10 20 mg sehari.

Alopurinal.

Untuk penyakit pirai karena menurunkan kadar asam urat. Dosis untuk penyakit pirai ringan 200 400 mg sehari, 400 600 mg untuk penyakit yang lebih berat. Untuk penderita gangguan fungsi ginjal dosisnya cukup 100 200 mg sehari. Untuk anak 6 10 tahun 300 mg sehari dan dibawah 6 tahun 150 mg sehari.

Metamizol = Autalgin = Dipiron = Merampiron = Novalgin = Doloneurobion.

Dosis : Oral 0,5 4 g sehari dalam 3 4 dosis.

Efek samping : kelainan darah (agranulositosis). Tidak boleh digunakan selama kehamilan dan laktasi.

Tramadol = Tramol = Theradol.

Efek analgetis dari 120 mg tramadol oral setaraf dengan 30 60 mg morfin. Tramadol tidak dianjurkan untuk masa kehamilan dan laktasi.

Dosis : Anak 1 4 tahun : 3 4 kali, 1 2 mg/kg.

> 14 tahun : 3 4 kali, 50 100 mg, DM 400 mg.

Propinazon = saridon.

Resiko Agrinulositosis lebih ringan.

Dosis : 1 3 kali, 150 300 mg, umumnya terkombinasi dengan analgetic lainnya.

IV. SKEMA

Stem Cell

Jaringan epitel Jaringan Otot Jaringan Saraf Jaringan Ikat/Penyokong

T. Rawan Tulang Darah

Injury

Perubahan sel Akibat injury Mekanisme Pembekuan

darah

Perubahan hidropik Perubahan lemak Infeksi

Mekanisme Akibat

Inflammasi

Mekanisme Inflammasi

Kalor Rubor Tumor Dolor Functio Laesa

Differensiasi sel

Farmakologi nyeri Mekanisme

Jenis Obat Dosis Mekanisme

V. LEARNING OBJEKTIF

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang differensiasi sel.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang perubahan sel akibat injury.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penjalaran impuls saraf.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme nyeri.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Mekanisme pembekuan darah.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang macam-macam sel sensorik pada kulit.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang mekanisme infeksi dan akibatnya.Mahasiswa dapat menjelaskan tentang jenis obat penghilang rasa nyeri, dosis dan mekanisme kerjanya (Farmakologi nyeri).