Download - Case Sukbum Struma
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
1/22
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Struma
Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau
perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
Dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat
mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya. Di bagian posterior medial kelenjar
tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong
trakea, esophagus dan pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia. Hal tersebutakan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan dan elektrolit.
Bila pembesaran keluar maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat asimetris atau
tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia.
2. Anatomi Tiroid
Tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada leher
bagian bawah di sebelah anterior trakea. elenjar ini merupakan kelenjar endokrin yang
paling banyak !askularisasinya, dibungkus oleh kapsula yang berasal dari lamina pretracheal
fasia profunda. apsula ini melekatkan tiroid ke laring dan trakea. elenjar ini terdiri atas
dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh suatu jembatan jaringan isthmus tiroid yang
tipis dibawah kartilago krikoidea di leher, dan kadang-kadang terdapat lobus piramidalis
yang muncul dari isthmus di depan laring.
elenjar tiroid terletak di leher depan !ertebra cer!icalis " sampai thoracalis #, terdiri
dari lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus berbentuk seperti
buah pear, dengan apeks di atas sejauh linea obli$ue lamina kartilage thyroidea, dengan basis
di bawah cincin trakea " atau %. elenjar tiroid mempunyai panjang & " cm, lebar ' cm, dan
dalam keadaan normal kelenjar tiroid pada orang dewasa beratnya antara #( sampai )(
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
2/22
gram. *liran darah kedalam tiroid per gram jaringan kelenjar sangat tinggi +& "
mlmenitgram tiroid.
ambar #. *natomi tiroid
/askularisasi kelenjar tiroid berasal dari0
1) *. Tiroidea Superior yang merupakan cabang dari *. 1arotis 23terna
2) *. Tiroidea 4nferior yang merupakan cabang dari *. Subcla!ia
3) *. Tirodea 4ma yang merupakan cabang dari *rcus *orta
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
3/22
ambar ). /askularisasi tiroid
Saraf yang melewati Tiroid adalah 5er!us 6ekurens. Saraf ini terletak di dorsal tiroid sebelum
masuk ke laring.
ambar '. 7ersarafan tiroid
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
4/22
3. Fisiologi Tiroid
elenjar tiroid merupakan suatu kelenjar endokrin yang mensekresikan hormon
Tiroksin atau T8, Triiodotiroksin atau T' dan kalsitonin. T8 disekresi dalam jumlah lebih
banyak dibandingkan dengan T', tetapi apabila dibandingkan milligram per milligram, T'merupakan hormon yang lebih aktif daripada T8. Di dalam darah sebagian besar T' dan T8
terikat oleh protein plasma yaitu albumin , Thyro3in Binding 7re *lbumin +TB7* dan
Thyro3in Binding lobulin +TB. Sebagian kecil T' dan T8 bebas beredar dalam darah dan
berperan dalam mengatur sekresi TSH. Hormon tiroid dikendalikan oleh thyroid-stimulating
hormone +TSH yang dihasilkan lobus anterior glandula hipofise dan pelepasannya
dipengaruhi oleh thyrotropin-releasing hormone +T6H. elenjar thyroid juga mengeluarkan
kalsitonin dari parafolikular sel yang dapat menurunkan kalsium serum berpengaruh pada
tulang.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
5/22
9ungsi hormon tiroid antara lain0
# :eningkatkan kecepatan metabolisme
) 2fek kardiogenik
' Simpatogenik
8 7ertumbuhan dan sistem saraf
4. Klasifiasi Struma
7embesaran kelenjar tiroid atau struma diklasifikasikan berdasarkan efek fisiologisnya,
klinis, dan perubahan bentuk yang terjadi, dibagi menjadi0
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
6/22
# Struma Toksik, yaitu struma yang menimbulkan gejala klinis pada tubuh,
berdasarkan perubahan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi0
a. Diffusa, yaitu jika pembesaran kelejar tiroid meliputi seluruh lobus. 1ontoh0
ra!e;s disease
b. 5odosa, yaitu jika pembesaran kelenjar tiroid hanya mengenai salah satu lobus.
1ontoh 0 7lummer;s disease.
) Struma 5on-Toksik, yaitu struma yang tidak menimbulkan gejala klinis pada tubuh,
berdasarkan perubahan bentuknya dapat dibagi lagi menjadi0
a. Diffusa, ditemukan pada endemik goiter akibat defiensi yodium
b. 5odosa, ditemukan pada keganasan tiroid
2tiologi pembesaran kelenjar tiroid antara lain 0
# Hiperplasia dan Hipertrofi
Setiap organ apabila dipicu untuk bekerja akan mengalami kompensasi dengan cara
memperbesar dan memperbanyak jumlah selnya. Demikian juga dengan kelejar
tiroid pada saat pertumbuhan akan dipacu untuk bekerja memproduksi hormon
tiroksi sehingga lama kelamaan akan membesar, misalnya saat pubertas dan
kehamilan.
) 4nflamasi atau infeksi
7roses peradangan pada kelenjar tiroid seperti pada tiroidiitis akut, tiroiditis subakut
+de
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
7/22
ejala yang timbul pada hipertiroid adalah0
- 7eningkatan nafsu makan dan penurunan berat badan
- Tidak tahan panas dan hiperhidrosis
- 7alpitasi, sistolik yang tinggi dan diastolik yang rendah sehingga menghasilkan tekanan
nadi yang tinggi +pulsus sele dan dalam jangka panjang dapat menjadi fibrilasi atrium
- Tremor
- Diare
- 4nfertilitas, amenorrhae pada wanita dan atrofi testis pada pria
- 23ophtalmus
ejala yang timbul pada hipotiroid adalah kebalikan dari hipertirodi0
- 5afsu makan menurun dan berat badan bertambah
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
8/22
- Tidak tahan dingin dan kulit kering bersisik
- Bradikardi, tekanan sistolik yang rendah dan tekanan nadi yang lemah
- erak tubuh menjadi lamban dan edema pada wajah, kelopak mata dan tungkai.
4.1 Struma Difusa Tosi
a. Definisi
Struma difusa toksik dapat kita temukan pada ra!e;s Disease. Trias ra!e;s
disease meliputi pembesaran kelenjar tiroid difus, hipertiroidi dan eksophtalmus.
7enyakit ini lebih sering ditemukan pada orang muda, lebih sering pada wanita daripada
pria. :anifestasi klinisnya berupa berkeringat berlebihan, rasa haus, tremor jari-jari yangekstensi dan abduksi, tidak tahan panas, penurunan berat badan , imsomnia, kelemahan
otot-otot proksimal, ketidakstabilan emosi, rambut menjadi halus dan rontok, gangguan
menstruasi berupa amenorrhea, dan polidefekasi +sering buang air besar. 7ada pasien
yang lanjut usia seringkali ditemukan takikardi dan fibrilasi atrium. linis sering
ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid, kadang terdapat juga manifestasi pada
mata berupa eksophtalmus sampai pembengkakan supraorbital dan infraorbital.
>alaupun etiologi penyakit ra!e;s tidak diketahui pasti, tampaknya terdapat peran dari
suatu antibodi yang dapat ditangkap reseptor TSH, yasng menimbulkan stimulus terjadap
peningkatan hormon tiroid. 7enyakit ini juga ditandai dengan peningkatan absorbsi
yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
9/22
!. Patofisiologi
ra!e;s disease merupakan suatu penyakit yang disebabkan kelainan imun dalam
tubuh, di mana terdapat suatu ?at yang disebut sebagi Thyroid 6eceptor *ntibodies. @at
ini menempati reseptor TSH di sel-sel tiroid dan menstimulasinya secara berlebihan,
sehingga TSH tidak dapat menempati reseptornya dan kadar hormon tiroid dalam tubuh
menjadi meningkat.
". #e$ala Klinis
ejala dan tanda yang timbul merupakan manifestasi dari peningkatan metabolisme
di semua sistem tubuh dan organ yang mungkin secara klinis terlihat jelas. 7eningkatan
metabolisme menyebabkan peningkatan kebutuhan kalori, dan seringkali asupan +intake
kalori tidak mencukupi kebutuhan sehingga terjadi penurunan berat badan secara drastis.
7eningkatan metabolisme pada sistem kardio!askuler terlihat dalam bentuk
peningkatan sirkulasil darah, antara lain dengan peningkatan curah jantungcardiac
output sampai dua-tiga kali normal, dan juga dalam keadaan istirahat. 4rama nadi
meningkat dan tekanan nadi bertambah sehingga menjadi pulsus sele, penderita akan
mengalami takikardia dan palpitasi. Beban pada miokard, dan rangsangan saraf otonom
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
10/22
dapat mengakibatkan kekacauan irama jantung berupa ekstrasistol, fibrilasi atrium dan
fibrilasi !entrikel.
7ada saluran cerna sekresi maupun peristaltik meningkat sehingga sering timbul
polidefeksi dan diare.
Hipermetabolisme susunan saraf biasanya menyebabkan temor, penderita sulit
tidur, seing terbangun di waktu mala, penderita mengalami ketidakstabilan emosi,
kegelisahan, kekacauan pikiran, dan ketakutan yang tidak beralasan yang sangat
mengganggu.
7ada saluran napas, hipermetabolisme menimbulkan dispneu dan takipneu yang
tidak terlalu mengganggu. elemahan otot terutama otot-otot bagian proksimal, biasanya
cukup mengganggu dan seing muncul secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh gangguan
elektrolit yang dipicu oleh adanya hipertiroidi tersebut.
angguan menstruasi dapat berupa amenoreasekunder atau metrorhagia. elainan
mata disebabkan oleh reaksi autoimun berupa ikatan antibodi terhadap reseptor pada
jaringan ikat dan oto ekstrabulbi dalam rongga mata.jaringan ikat dan jaringan lemaknya
menjadi hiperplastik sehingga bola mata terdorong ke luar dan otot mata terjebpit.
*kibatnya terjadi eksoftalmus yang dapat menyebabkan kerusakan bola mata akibat
keratitis. angguan gerak oto akan menyebabkan strabismus.
d. Tatalasana
Terapi penyakit ra!es ditujukan pada pengendalian keadaan
tirotoksisitashipertiroidi dengan pemberian antitiroid, seperti propil-tiourasil +7TA atau
karbima?ol. Terapi definitif dapat dipilih antara pengobatan anti-tiroid jangka panjang,
ablasio dengan yodium radioaktif, atau tiroidektomi. 7embedahan terhadap tiroid dengan
hipertiroidi dilakukan terutama jika pengobatan dengan medikamentosa gagal dengan
kelenjar tiroid besar. 7embedahan yang baik biasanya memberikan kesembuhan yang
permanen meskipun kadang dijumpai terjadinya hipotiroidi dan komplikasi yang
minimal.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
11/22
4.2 Struma Nodosa Tosi
a. Definisi
Struma nodosa toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu lobus yang
disertai dengan tanda-tanda hipertiroid. 7embesaran noduler terjadi pada usia dewasa
muda sebagai suatu struma yang nontoksik. Bila tidak diobati, dalam #"-)( tahun dapat
menjadi toksisk. 7ertama kali dibedakan dari penyakti ra!e;s oleh 7lummer, maka
disebut juga 7lummer;s disease.
!. Patofisiologi
7enyakit ini diawali dengan timbulnya pembesaran noduler pada kelenjar tiroid
yang tidak menimbulkan gejala-gejala toksisitas, namun jika tidak segera diobati, dalam
#"-)( tahun dapat menimbulkan hipertiroid. 9aktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan dari nontoksik menjadi toksik antara lain adalah nodul tersebut berubah
menjadi otonom sendiri +berhubungan dengan penyakit autoimun, pemberian hormon
tiroid dari luar, pemberian yodium radioaktif sebagai pengobatan.
". #e$ala Klinis
Saat anamnesis, sulit untuk membedakan antara ra!e;s disease dengan 7lummer;s
disease karena sama-sama menunjukkan gejala-gejala hipertiroid. ang membedakan
adalah saat pemeriksaan fisik di mana pada saat palpasi kita dapat merasakan
pembesaran yang hanya terjadi pada salah satu lobus.
d. Tatalasana
Terapi yang diberikan pada 7lummer;s Disease juga sama dengan ra!e;s yaitu
ditujukan pada pengendalian keadaan tirotoksisitashipertiroidi dengan pemberian
antitiroid, seperti propil-tiourasil +7TA atau karbima?ol. Terapi definitif dapat dipilih
antara pengobatan anti-tiroid jangka panjang, ablasio dengan yodium radioaktif, atau
tiroidektomi. 7embedahan terhadap tiroid dengan hipertiroidi dilakukan terutama jika
pengobatan dengan medikamentosa gagal dengan kelenjar tiroid besar. 7embedahan
yang baik biasanya memberikan kesembuhan yang permanen meskipun kadang dijumpai
terjadinya hipotiroidi dan komplikasi yang minimal.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
12/22
4.3 Struma Difusa Nontosi
a. Definisi
Struma endemik adalah penyakit yang ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid
yang terjadi pada suatu populasi, dan diperkirakan berhubungan dengan defisiensi diet
dalam harian. 2pidemiologi struma endemik diperkirakan lebih dari "C pada populasi
anak sekolah dasarpreadolescent +%-#) tahun. Biasanya tiroid sudah mulai membesar
pada usia muda, awalnya difus, dan berkembang menjadi multinodular. oiter endemik
terjadi karena defisiensi yodium dalam diet. ejadian goiter endemik sering terjadi di
daerah pegunungan, seperti di himalaya, alpens, daerah dengan ketersediaan yodium
alam dan cakupan pemberian yodium tambahan belum terlaksana dengan baik.
!. Patofisiologi
Amumnya, mekanisme terjadinya goiter disebabkan oleh adanya defisiensi intake
iodin oleh tubuh. Selain itu, goiter juga dapat disebabkan oleh kelainan sintesis hormon
tiroid kongenital ataupun goitrogen +agen penyebab goiter seperti intake kalsium
berlebihan maupun sayuran famili Brassica. urangnya iodin menyebabkan kurangnya
hormon tiroid yang dapat disintesis. Hal ini akan memicu peningkatan pelepasan TSH
+thyroid-stimulating hormone kedalam darah sebagai efek kompensatoriknya. 2fek
tersebut menyebabkan terjadinya hipertrofi dan hiperplasi dari sel folikuler tiroid,sehingga terjadi pembesaran tiroid secara makroskopik. 7embesaran ini dapat
menormalkan kerja tubuh, oleh karena pada efek kompensatorik tersebut kebutuhan
hormon tiroid terpenuhi. *kan tetapi, pada beberapa kasus, seperti defisiensi iodin
endemik, pembesaran ini tidak akan dapat mengkompensasi penyakit yang ada. ondisi
itulah yang dikenal dengan gioter hipotiroid. Derajat pembesaran tiroid mengikuti le!el
dan durasi defisiensi hormon tiroid yang terjadi pada seseorang.
#oiter Difus
oiter difus adalah bentuk goiter yang membentuk satu buah pembesaran yang
tampak tanpa membentuk nodul. Bentuk ini biasa ditemukan dengan sifat non-toksik
+fungsi tirooid normal, oleh karena itu bentuk ini disebut juga goiter simpel. Dapat juga
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
13/22
disebut sebagai goiter koloid karena sel folikel yang membesar tersebut umumnya
dipenuhi oleh koloid. elainan ini muncul pada goiter endemi dan sporadik. oiter
endemik muncul di tempat yang tanah, air, maupun suplai makanannya mengandung
sedikit iodin, sehingga terjadi defisiensi iodin secara meluas di daerah tersebut. 1ontoh
daerahnya adalah daerah pegunungan *lps, *ndes atau Himalaya.
Sementara itu, goiter sporadik muncul lebih jarang dan dapat disebabkan oleh
berbagai hal, yatu konsumsi bahan yang menghambat sintesis hormon tiroid atau
gangguan en?im untuk sintesis hormon tiroid yang turun secara herediter.
7ada goiter simpel, terdapat dua fase e!olusinya, yaitu hiperplastik dan in!olusi
koloid. 7ada fase hiperplastik, kelenjar tiroid membesar secara difus dan simetris,
walaupun pembesarannya tidak terlalu besar +hingga #((-#"( gram. 9olikel-folikenya
dilapisi oleh sel kolumner yang banyak dan berdesakan. *kumulasi sel ini tidak sama di
keseluruhan kelejar. *pabila setelah itu konsumsi iodin ditingkakan atau kebutuhan tubuh
akan hornon tiroid menurun, terjadi ing!olusi sel epitel folikel sehingga terbentuk folikel
yang besar dan dipenuhi oleh koloid. Biasanya secara makroskopik tiroid akan terlihat
cokllat dan translusen, sementara secara histologis akan terlihat bahwa folikel dipenuhi
oleh koloid serta sel epitelnya gepeng dan kuboid.
". #e$ala Klinis
Sebagian besar manifestasi klinik berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid.
Sebagian besar pasien tetap menunjukkan keadaan eutiroid, namun sebagian lagi
mengalami keadaan hipotiroid. Hipotiroidisme lebih sering terjadi pada anak-anak
dengan defek biosintetik sebagai penyebabnya, termasuk defek pada transfer yodium.
d. Tatalasana
Tujuan dari pengobatan struma endemik adalah untuk mengecilkan struma dan
mengatasi hipotiroidisme yang mungkin ada, yaitu dengan pemberian So ugoli selama
8-% bulan. bila ada perbaikan, pengobatan dilanjutkan sampai tahun dan kemudian
tapering off dalam 8 minggu. Bila % bulan sesudah pengobatan struma tidak juga
mengecil maka pengobatan medikamentosa tidak berhasil dan harus dilakukan tindakan
operatif.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
14/22
4.4 Struma Nodosa Nontosi
a. Definisi
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelejar tiroid yang secara klinik
teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme. 4stilah struma
nodosa menunjukkan adanya suatu proses, baik fisiologis maupun patologis yang
menyebabkan pembesaran asimetris dari kelenjar tiroid. arena tidak disertai tanda-
tanda toksisitas pada tubuh, maka pembesaran asimetris ini disebut sebagai struma
nodosa nontoksik. elainan ini sangat seing dijumpai sehari-hari, dan harus diwaspadai
tanda-tanda keganasan yang mungkin ada.
!. Patofisiologi
S55T dapat juga disebut sebagai goiter soradis. =ika goiter endemis terjadi #(C
populasi di daerah dengan defisiensi yodium, maka goiter sopradis terjadi pada
seseorang yang tidak tinggal di daerah endemik beryodium rendah. 7enyebabnya sampai
sekarang belum diketahui dengan jelas, bisa terdapat gangguan en?im yang penting
dalam sintesis hormon tiroid atau konsumsi obat-obatan yang mengandung litium, 7TA,
fenilbuta?one, atau aminoglutatimid.
". #e$ala Klinis
7ada umunya struma nodosa non toksik tidak mengalami keluhan karena tidak ada
hipo atau hipertiroidisme. ang penting pada diagnosis S55T adalah tidak adanya gejala
toksik yang disebabkan oleh perubahan kadar hormon tiroid, dan pada palpasi dirasakan
adanya pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu lobus. Biasanya tiroid mulai
membesar pada usia muda dan berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa.
arena pertumbuhannya berangsur-angsur, struma dapat menjadi besar tanpa gejala
kecuali benjolan di leher. Sebagian besar penderita dengan struma nodosa dapat hidup
dengan strumanya tanpa keluhan. >alaupun sebagian struma nodosa tidak mengganggu
pernapasan karea menonjol ke lateral atau ke anterior, sebagian lain dapat menyebabkan
penyempitan trakea bila pembesarannya bilateral. Struma nodosa unilateral dapat
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
15/22
menyebabkan pendorongan sampai jauh ke arah kontralateral. 7endorongan demikian
mungkin tidak mengakibatkan gangguan pernafasan. 7enyempitan yang berarti
menyebabkan gangguan pernafasan sampai akhirnya terjadi dispneu dengan stridor
inspiratoar. eluhan yang sering timbul ialah rasa berat di leher, adanya benjolan yang
naik turun waktu menelan dan alasan kosmetik.
Sekitar "C dari struma nodosa mengalami degenerasi maligna. Tanda keganasan
yang dapat die!aluasi berupa setiap perubahan bentuk, pertumbuhan yang lebih cepat,
dan tanda infiltrasi pada kulit dan jaringan sekitar. 7enekanan atau infiltrasi dapat terjadi
ke n. rekurens +perubahan suara, trakea +dispnea, atau esophagus +disfagia.
d. Tatalasana
Tindakan operatif masih merupakan pilihan utama pada S55T. :acam-macam
teknik operasinya antara lain0
a obektomi, yaitu mengangkat satu lobus, bila subtotal maka kelenjar disisakan
seberat ' gram
b 4sthmolobektomi, yaitu pengangkatan salah satu lobus diikuti oleh isthmus
c Tiroidektomi total, yaitu pengangkatan seluruh kelenjar tiroid
d Tiroidektomi subtotal bilateral, yaitu pengangkatan sebagian lobus kanan dansebagian kiri, sisa jaringan )-8 gram di bagian posterior dilakukan untuk mencegah
kerusakan pada kelenjar paratiroid atau 5. 6ekurens aryngeus
4.% Karsinoma Tiroid
arsinoma tiroid adalah suatu keganasan yang terjadi pada kelenjar tiroid. arsinoma tiroid
didapat pada segala usia dengan puncak pada usia muda+E-)( tahun dan usia lanjut+8(-%(
tahun. 4nsiden pada pria yaitu '#((((( dan pada wanita F#(((((. 4nsiden lebih tinggi pada di
5egara dengan struma endemic, terutama jenis folikuler dan jenis anaplastik. urang lebih )"C
berasal dari struma nodosa.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
16/22
Klasifiasi arsinoma tiroid
eganasan tiroid dikelompokkan menjadi karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk
papiler, folikuler, dan meduler dan karsinoma tiroid berdiferensiasi buruk, yaitu bentuk
anaplastik. arsinoma sekunder pada kelenjar tiroid jarang ditemui.
Adenoarsinoma Pa&iler
*denokarsinoma papiler adalah jenis keganasan tiroid berdiferensiasi baik yang paling sering
ditemukan+"(-%(C. Sebagian besar disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening di leher.
arsinoma ini tumbuh lambat dan memiliki prognosis yang paling baik dibanding dengan
karsinoma tiroid yang lain. 9aktor yang mempengaruhi prognosis yang baik adalah usia dibawah
8( tahun, wanita, dan jenis histologic papiler. 9aktor prognosis kurang baik adalah usia 8" tahun
serta tumor dengan T'T8. Tumor ini jarang bermetastasis secara hematogen tetapi dari #(C
kasus dapat bermetastasis jauh.
Diagnosis
7ada anamnesa ditemukan keluhan benjolan pada leher. Benjolan membesar dengan lambat, bila
membesar cepat perlu dicurigai degenerasi kistik atau karsinoma anaplastic. Sering kali
diketemukan tanda-tanda penekanan organ dan struktur sekitarnya, seperti trakea atau esophagus.
7erlu ditanyakan juga riwayat paparan radiasi pada daerah leher. adang terjadi juga perbesaran
kelenjar getah bening leher. 7ada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya bejolan pada leher.
ang khas pada tumor tiroid yaitu pada saat menelan ludah tumor ikut bergerak. Tumor yang
sudah infiltrasi ke jaringan sekitar tidak dapat bergerak saat menelan ludah, hal ini menjadi
indicator bahwa tumor tidak dapat diangkat. Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang
dapat membantu dalam menegakkan diagnosis tumor tiroid. AS dilakukan untuk membedakan
nodul kistik atau padat, dan untuk menentukan !olume tumor. 7emeriksaan 6ontgen berguna
untuk melihat penyempitan trakea akibat desakan tumor dan adanya kalsifikasi pada tumor
tiroid. 9oto thora3 berguna untuk melihat ekstensi struma ke retrosternal dan penyebaran
karsinoma ke mediastinum bagian atas atau ke paru-paru. 7emeriksaan 1T terutama bermanfaat
pada stadium lanjut yaitu untuk melihat ekstensi tumor ke jaringan sekitar, adanya perbesaran,
dan metastasis pada kelenjar getah bening leher. 1T scan juga berguna untuk merencanakan
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
17/22
pembedahan tetapi tidak dapat membedakan tumor jinak dan ganas kecuali sudah menginfiltrasi
jaringan sekitar. 7ada pemeriksaan tiroid scan ditemukan penangkapan radioaktif yang kurang
atau tidak sama sekali. Biopsi insisi tidak dianjurkan pada tumor tiroid yang masih layak
dibedah. Biopsi aspirasi jarum halus merupakan cara diagnosis yang sangat baik dan sederhana.
etepatan diagnosis sangat bergantung dari cara pengambilan, persiapan slide, kejelian,serta
pengalaman dari ahli sitology.
Tatalaksana
7embedahan enukleasi pada struma bernodul tunggal sebaiknya tidak dilakukan karena dianggap
tidak adekuat. 7erlu diingat sebagian nodul tiroid tunggal bersifat ganas. 5odul tunggal jinak
jarang ditemukan pada anak dan pria+semua umur dan wanita dibawah 8( tahun atau diatas %(
tahun. Bila ditemukan nodul tunggal tiroid pada golongan tersebut harus dilakukan
istmolobektomi. 7engobatan dengan radioaktif yodium #'# tidak memberikan hasil memuaskan
karena adenokarsinoma papiler tidak menyerap yodium #'#. 7rognosis adenokarsinoma papiler
cukup baik pada T# atau T).
Adenoarsinoma Foliuler
*denokarsinoma folikuler meliputi )"C dari keganasan tiroid dan terjadi pada wanita usia
setengah baya+diatas %( tahun. Terkadang dapat ditemukan metastasis jauh pada tulang
tengkorang atau humerus, tetapi tidak bergejala karena tumor sangat kecil.
Tatalaksana
7embedahan untuk adenokarsinoma folikuler adalah tiroidektomi total. Terapi radioaktif dapat
digunakan pada karsinoma jenis ini karena dapat menangkap yodium. Bila terdapat tumor sisa
setelah pembedahan atau terjadi metastasis dapat dilakukan pemberian radioaktif yodium.
6adioterapi pada metastasis ke tulang dilaporkan memberikan hasil yang cukup baik. 7rognosis
baik terutama pada tipe mikroin!asif.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
18/22
Adenoarsinoma 'eduler
*denokarsinoma meduler meliputi "-#(C keganasan tiroid dan berasal dari sel parafolikuler atau
sel 1 yang memproduksi kalsitonin. Tumor ini berbatas tegas dan keras pada perabaan. Tumor
ini biasanya terjadi pada usia lebih dari 8( tahun. Dapat juga ditemukan pada usia lebih mudabahkan pada anak-anak dan biasanya disertai dengan gangguan endokrin lainnya. 7ada sindrom
sipple +:25 44a ditemukan kombinasi dari adenokarsinoma meduler, feokromositoma, dan
hiperparatiroid. 7ada :25 44b disertai dengan neuroma submukosa. Bila dicurigai adanya
adenokarsinoma meduler dilakukan pemeriksaan kalsitonin sebelum dan sesudah perangsangan
dengan suntikkan pegastrin atau kalsium.
Tatalaksana
7enanggulangan tumor ini adalah tiroidektomi total. 6adioterapi pada tumor ini tidak
memuaskan. 7emberian radioaktif yodium tidak efektif karena sel 1 tidak menangkap yodium.
Adenoarsinoma Ana&lasti
*denokarsinoma anaplastic jarang ditemukan dibandingkan dengan karsinoma
berdiferensiasi baik, yaitu sekitar )(C. Tumor ini sangat ganas, terdapat terutama pada usia tua
dan lebih banyak pada wanita. Sebagian tumor terjadi pada struma nodosa lama yang kemudian
membesar dengan cepat. Tumor ini sering disertai dengan nyeri dan refer pain pada daerah
telinga dan suara serak karena infiltrasi n. rekurens. Bila sudah terjadi infiltrasi pada jaringan
sekitar, seperti laring, faring, dan esophagus sehingga prognosisnya buruk.
7ada anamnesis, ditemukan riwayat struma yang telah diderita cukup lama, kemudian
membesar dengan cepat disertai adanya penekanan pada organ sekitar dan rasa sakit. Bila terjadi
suara parau pada penderita struma yang sudah lama maka harus dicurigai adanya
adenokarsinoma anaplastic. 9oto rontgen toraks, leher, dan daerah tubuh yang lain guna untuk
mencari metastasis ke daerah tersebut. Biopsi aspirasi berguna untuk menentukan jenis tumor.
Tatalaksana
7embedahan tidak dapat dilakukan untuk adenokarsinoma anaplastic. Satu-satunya terapi
yang yang bisa diberikan pada tumor jenis ini adalah radiasi eksterna dengan atau tanpa
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
19/22
kemoterapi anti kanker+doksorubisin. 7rognosis untuk tumor jenis ini buruk dan penderita
biasanya meninggal dalam waktu enam bulan hingga satu tahun setelah diagnosis.
Per!edaan nodul tiroid $ina dan ganas
urang lebih )"C dari struma nodosa mengalami keganasan. Di klinik perlu dibedakan nodul
tiroid jinak dan nodul ganas yang memiliki karakteristik 0
#. onsistensi keras pada beberapa bagian atau menyeluruh pada nodul dan
sukar digerakkan, walaupun nodul ganas dapat mengalami degenerasi kistik dan
kemudian menjadi lunak.
). Sebaliknya nodul dengan konsistensi lunak lebih sering jinak, walaupun nodul yang
mengalami kalsifikasi dapat ditemukan pada hiperplasia adenomatosa yang
sudah berlangsung lama.
'. 4nfiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya merupakan tanda keganasan, walaupun nodul
ganas tidak selalu melakukan infiltrasi. =ika ditemukan ptosis, miosis, dan enoftalmus
merupakan tanda infiltrasi ke jaringan sekitar
8. )(C nodul soliter bersifat ganas sedangkan nodul multipel jarang yang ganas tetapi
dapat juga nodul soliter tersebut merupakan salah satu dari nodul multiple.
". 5odul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar perlu dicurigai ganas terutama
yang tidak disertai nyeri atau nodul lama yang tiba-tiba membesar progresif.
%. 5odul dicurigai ganas bila disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening regional
atau perubahan suara menjadi serak.E. 7ulsasi arteri karotis teraba dari arah tepi belakang muskulus sternokleidomastoideus
karena desakan pembesaran nodul +Berry;s Sign
4.( Penegaan Diagnosis Struma
a. Anamnesis
7ada anamnesis, keluhan utama yang pasien berupa benjolan di leher yang sudah
berlangsung lama atau gejala-gejala hipertiroid atau hipotiroid. =ika pasien mengeluhkan
adanya benjolan di leher, maka harus digali lebih jauh apakah pembesaran terjadi sangat
progresif atau lamban, disertai dengan gangguan menelan, gangguan bernafas
atau perubahan suara. Setelah itu baru ditanyakan ada tidaknya gejala-gejala hipertiroid
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
20/22
atau hipotiroid. Ditanyakan juga tempat tinggal pasien dan asupan garam
untuk mengetahui apakah ada kecendrungan ke arah struma endemik. =ika pasien datang
dengan keluhan gejala-gejala hipertiroid maupun hipotiroid, harus digali lebih jauh ke
arah hiper atau hipo dan ada tidaknya benjolan di leher.
!. Pemerisaan Fisi
7ada pemeriksaan fisik pada leher, yang paling pertama dilakukan adalah inspeksi,
dilihat apakah pembesaran simetris atau tidak, timbul tanda-tanda gangguan pernapasan
atau tidak, ikut bergerak saat menelan atau tidak. 7ada palpasi perlu membedakan
kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. elenjar tiroid bergerak ketika menelan. =ika
benar pembesaran tiroid maka benjolan bergerak saat menelan, sementara jika tidak,harus dipikirkan kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening leher. 7embesaran yang
teraba harus dideskripsikan 0
okasi0 lobus kanan, lobus kiri, istmus
Akuran0 dalam sentimeter, diameter panjang
=umlah nodul0 satu +uninodosa atau lebih dari satu +multinodosa
onsistensinya0 kistik, lunak, kenyal, keras
5yeri0 ada nyeri atau tidak pada saat dilakukan palpasi
:obilitas0 ada atau tidak perlekatan terhadap trakea, muskulus
sternokleidomastoidea
elenjar getah bening di sekitar tiroid 0 ada pembesaran atau tidak
". Pemerisaan Penun$ang
7emeriksaan laboratorium yang digunakan dalam mendiagnosis penyakit tiroid0# 7emeriksaan fungsi tiroid untuk mengetahui kadar T', T8, 9T', 9T8 serta TSH
menggunakan teknik radioimmunoassay +64* dan 24S* dalam serum atau plasma
darah.
) 7emeriksaan *ntibodi terhadap macam-macam antigen tiroid yang ditemukan pada
serum penderita dengan penyakit tiroid autoimun, seperti antiboditiroglobulin dan
thyroid stimulating hormone antibodi
' 7emeriksaan radiologis 9oto rontgen dapat memperjelas adanya de!iasi trakea atau pembesaran struma
retrosternal yang pada umumnya secara klinis pun sudah bisa diduga. 9oto
rontgen leher posisi *7 dan lateral biasanyamenjadi pilihan.
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
21/22
AS tiroid yang bermanfaat untuk menentukan jumlah nodul, membedakan
antara lesi kistik maupun padat dan juga !olume tumor, tetapi tidak dapat
digunakan untuk menentukan jenis tumor. Scanning Tiroid dasarnya adalah presentasi kelenjar tiroid dalam uptake yodium
dengan menggunakan radioaktif yodium #'#. Dari uptake dapat ditentukan
ukuran, satu nodul atau multinodul atau difus, lokasi, dan yang utama ialah fungsi
bagian-bagian tiroid. Aptake normal #"-8(C dalam )8 jam. Dari hasil scanning
tiroid dapat dibedakan ' bentuk, yaitu cold nodule bila uptake nihil atau kurang
dari normal dibandingkan dengan daerah disekitarnya, ini menunjukkan fungsi
yang rendah dan sering terjadi pada neoplasma. Bentuk yang kedua adalah warm
nodule bila uptakenya sama dengan sekitarnya, menunjukkan fungsi yang nodul
sama dengan bagian tiroid lain. Terakhir adalah hot nodule bila uptake lebih darinormal, berarti aktifitasnya berlebih dan jarang pada neoplasma. 7ada penyakit
gra!e, ditemukan hot nodule yang difus. 7ada adenoma toksik ditemukan hot
nodul yang soliter. 7ada struma to3ic multinodular, ditemukan hot nodule yang
lebih dari satu.
95*B. 7emeriksaan histopatologis akurasinya F(C. 7emeriksaain ini dapat
membedakan tumor jinak atau ganas. Bila tumor ganas, dapat juga ditentukan
jenisnya. Antuk menentukan terapi definitif tidak hanya berdasarkan hasil 95*B
saja, melainkan dari hasil temuan klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
d. Tindaan Pem!eda)an
4ndikasi operasi pada struma adalah0# Struma difus toksik yang gagal dengan terapi medikamentosa
) Struma uni atau multinodosa dengan kemungkinan keganasan
' Struma dengan gangguan kompresi8 osmetik
ontraindikasi pada operasi struma0
1) Struma toksika yang belum dipersiapkan sebelumnya2) Struma dengan dekompensasi kordis dan penyakit sistemik lain yang belum
terkontrol
-
7/25/2019 Case Sukbum Struma
22/22
3) Struma besar yang melekat erat ke jaringan leher sehingga sulitdigerakkan yang
biasanya karena karsinoma. arsinoma yang demikian biasanya sering dari tipe
anaplastik yang jelek prognosisnya. 7erlekatan pada trakea ataupun laring dapat
sekaligus dilakukan reseksi trakea ataularingektomi, tetapi perlekatan dengan
jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan eksisi yang baik.
Sebelum dilakukan operasi diperlukan pembuktian apakah nodul tiroid tersebut suspek
jinak atau ganas. Bila suspek maligna, perlu dibedakan apakah kasus tersebut layak
dioperasi atau tidak. Bila nodul tiroid ganas yang tidak layak dioperasi perlu dilakukan
biopsi untuk menentukan jenis keganasan dan untuk memutuskan terapi apa yang akan
dilakukan selanjutnya. Bila nodul tiroid ganas yang layak dioperasi dan jinak dilakukan
tindakkan isthmuolobektomi atau lobektomi. Setelah dilakukan tindakkan operasi perlu
dibuktikan tumor tersebut dengan melakukan pemeriksaan patologi untuk menentukan
jenis keganasan yang terjadi. omplikasi pembedahan tiroid yang dapat terjadi0
# 7erdarahan dari *. Tiroidea superior) 1idera pada trakea dan esophagus
' olaps trakea karena malasia trakea
8 7aralisis 5. 6ekurens aryngeus. *kibatnya otot-otot laring terjadi kelemahan." 7aralisis 5. aryngeus Superior. *kibatnya suara penderita menjadi lemah dan sukar
mengontrol suara nada tinggi, karena terjadi pemendekan pita suara oleh karena
relaksasi :. rikotiroid.