kti wa ode isnawati

72
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA WAARA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA PERIODE JUNI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna Oleh: Wa Ode Isnawati PSW.1B.2013.0098 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 08-Feb-2017

28 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti wa ode isnawati

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA WAARA KECAMATAN LOHIA

KABUPATEN MUNA PERIODE JUNI TAHUN 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikandi Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh:

Wa Ode IsnawatiPSW.1B.2013.0098

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

Page 2: Kti wa ode isnawati

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Dasarpada Bayi 0-11 bulandi Desa WaaraKecamatan Lohia

Kabupaten Muna Periode JuniTahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli2016Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosdiana Ita, SST

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 3: Kti wa ode isnawati

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim PengujiKarya TulisIlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes (……………………………….)

2. Sartina, SST (……………………………….)

3. Rosdiana Ita, SST (……………………………….)

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Sartina, SST Rosdiana Ita, SST

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 4: Kti wa ode isnawati

iv

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI :

Nama : Wa Ode Isnawati

NIM : PSW.B.2013.IB.0096

Tempat / Tanggal Lahir : Banggai, 05 Juli 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Waara, Kecamatan Lohia, Kab. Muna

II. PENDIDIKAN

A. SD : SD Negeri 4 Raha 1999 – 2005

B. SMP : SMP Negeri 4 Raha 2005– 2008

C. SMA : SMA Negeri 1 Lohia 2008– 2011

D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya

tahun 2016

Page 5: Kti wa ode isnawati

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Tidak ada kata yang paling indah selain mengucap puji dan syukur kepada

Sang Maha Pencipta Alloh SWT, karena hanya karena rahmat dan ridhoNya

sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Gambaran Pengetahuan Ibu

tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di Desa Waara

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna periode Juni Tahun 2016 dapat selesai

tepat pada waktunya.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti penulis

haturkan kepada Ibu Sartina, SST selaku Pembimbing I dan Ibu Rosdiana Ita, SST

selaku Pembimbing II atas kesediaannya baik berupa waktu, bimbingan, motivasi,

petunjuk, pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangat

berharga.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini dengan penuh

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan

Sowite Kabupaten Muna yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna.

2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi

Kebidanan Paramata Raha sekaligus penguji Karya Tulis Ilmiah.

Page 6: Kti wa ode isnawati

vi

3. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang

telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Kepala Badan Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten Muna yang telah

membantu memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti untuk

melakukan penelitian ini

5. Kepala Puskesmas Waara yang telah banyak membantu penulis dalam

pemberian informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Seluruh Petugas Puskesmas Waara khususnya petugas Poli KIA/KB yang

bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian.

7. Orang tuaku Ayahanda La Ode Mongkolo dan Ibunda Wa Hisafi yang paling

kucintai, yang telah memberikan segala dukungan baik moril maupun material

serta do’a restu dan kasih sayangnya yang tidak pernah putus selama

mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah tetap menjaga orang-orang

yang paling kucintai dalam balutan rohmat dan hidayah-Nya.

8. Seluruh saudaraku yang kusayangi yang telah memberikan doa dan motivasi

selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha hingga

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman seangkatan yang namanya tak dapat saya sebutkan satu per satu,

terima kasih atas semangat yang kalian berikan dan sahabat – sahabatku atas

persahabatan yang tulus selama ini, serta yang pernah menjadi temanku,

terima kasih telah memberi warna dalam persahabatan selama ini.

Page 7: Kti wa ode isnawati

vii

Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang setimpal atas segala

kebaikan dalam mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari

bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna baik dari segi materi

maupun penulisannya, karena ”Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Olehnya

itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 8: Kti wa ode isnawati

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii

Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii

Riwayat Hidup ................................................................................................. iv

Kata pengantar ................................................................................................ v

Daftar Isi .......................................................................................................... viii

Daftar Tabel ..................................................................................................... x

Daftar Gambar.................................................................................................. xi

Intisari .......................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ………………………………………………… 8

1. Imunisasi Dasar ….………………………………………… 8

2. Manfaat Imunisasi………………………………………….. 18

3. Pengetahuan ………………………………………………. 19

B. Landasan Teori…………………………………………………. 29

C. Kerangka Konsep ……………………………………………. 30

D. Pertanyaan Penelitian…………………………………………… 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitan.................................................. 32

B. Subjek Penelitian ........................................................................ 32

C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 32

D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 33

E. Definisi Operasional ................................................................... 33

F. Instrumen Penelitian .................................................................. 34

G. Pengolahan dan Cara Analisis Data ........................................... 34

Page 9: Kti wa ode isnawati

ix

H. Jalannya Penelitian ..................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian........................................................................... 37

B. Pembahasan ............................................................................... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 49

B. Saran .......................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran – Lampiran

Page 10: Kti wa ode isnawati

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Menurut BukuKesehatan Ibu dan Anak ....................................................................... 10

Tabel 2 : Definisi Operasional dan Kriteria Objektif............................................ 33

Tabel 3 : Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Waara Kecamatan LohiaKabupaten Muna .................………………………………………….. 38

Tabel 4. Tenaga Kesehatan Puskesmas Waara Kecamatan Lohia KabupatenMuna................................…………………………………………….. 38

Table 5 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan TingkatTahu tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan diDesa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun2016………………………………………………………………….... 41

Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan TingkatPaham tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan diDesa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun2016………………………………………………………………….... 42

Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan TingkatAplikasi tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan diDesa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Tahun2016………………………………………………………………….... 43

Page 11: Kti wa ode isnawati

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Kerangka Konsep…………………………………………......... 30

Gambar 2 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu diDesa Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………... 39

Gambar 3 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu diDesa Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………... 40

Gambar 4 : Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu diDesa Waara Kabupaten Muna tahun 2016……………………... 40

Page 12: Kti wa ode isnawati

xii

INTISARI

Wa Ode Isnawati (PSW.B.2013.IB.0025) “Gambaran Pengetahuan Ibutentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Waara,Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni tahun 2016 ” di bawahbimbingan Sartina dan Rosdiana Ita

Latar Belakang: Pada tahun 2016 periode Juni di Puskesmas Waara terdapat234 bayi yang diberikan imunisasi HB0 70 bayi (29,91%), BCG sebanyak 78bayi (33,33%), polio I sebanyak 79 bayi (33,76), polio II sebanyak 64 bayi(27,35), polio III sebanyak 62 bayi (26,49%), polio IVsebanyak 52 bayi(22,22%), DPT HBI sebanyak 62 bayi (26,49%), DPT HBII sebanyak 51 bayi(21,79%), DPT HBIII sebanyak 45 bayi (19,23%) dan campak 46 bayi (19,65%)Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif denganmenggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan tehnik total sampling.Hasil Penelitian: Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasidasar berdasarkan tingkat tahu secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar54,84%, sedangkan kategori cukup sebesar 41,93% dan kategori baik sebesar3,33%. Berdasarkan tingkat paham secara umum yaitu pada kategori kurangsebesar 58,1%, sedangkan kategori cukup sebesar 41,9% dan kategori baiksebesar 0%. Berdasarkan tingkat aplikasi secara umum yaitu pada kategori kurangsebesar 83,87%, sedangkan kategori cukup sebesar 9,68% dan kategori baiksebesar 6,45%.Kesimpulan: Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasidasar berdasarkan tingkat tahu, paham dan aplikasi yang terbanyak yaitu padakategori kurang dengan persentase masing-masing yaitu sebesar 54,84% (tingkattahu), sebesar 58,1% (tingkat paham) dan sebesar 83,87% (tingkat aplikasi).

Kata kunci: Pengetahuan, Imunisasi Dasar pada BayiDaftar Pustaka : 9 (2010 – 2016)

Page 13: Kti wa ode isnawati

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu bangsa dan negara dapat diukur dengan indikator.

Angka kematian balita merupakan salah satu indikator yang sangat sensitif, tidak saja

mengukur derajat kesehatan tetapi untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa

dan negara. Dengan demikian setiap negara akan berusaha untuk menekankan supaya

angka kematian pada balita dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC,

Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu

penyebab kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kurang

lebih 1,7 juta kematian per tahun pada anak atau balita di Indonesia adalah akibat

PD3I. Agar target nasional dan global dengan cara eradikasi, eliminasi dan redusir

terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan

merata sampai mencapai tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang

tinggi (Iwansyah, 2012).

Salah satu upaya dalam mewujudkan dan meningkatkan mutu kesehatan anak

pada suatu bangsa dan negara tidak lepas dari dasar keluarga yang harmonis, penuh

kesadaran, tanggung jawab dan kesetiaan untuk berkorban serta pengetahuan ibu

dalam memberikan imunisasi terhadap anak balita dalam mencegah penyakit yang

ditimbulkan oleh PD3I atau mengurangi angka kematian terhadap anak balita.

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan

kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Penyaki-

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC, Diphteri,

Page 14: Kti wa ode isnawati

2

Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B. penyakit ini merupakan

penghambat pertumbuhan dan perkembangan anak balita (Atikah P, 2010).

Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui

pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh,

dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan

kesehatan dan memutuskan mata rantai penularan, agar penyelengaraan imunisasi

dapat mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya pedoman penyelenggaraan

imunisasi. Hal ini sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor

1053/MenKes/SK/IX/2004 (Iwansyah, 2012).

World Health Organization (WHO) mulai menetapkan program imunisasi

sebagai upaya global dengan Expanded Program on Imunization (EPI), yang

diresolusikan oleh World Health Assembly (WHA). Terobosan ini menempatkan EPI

sebagai komponen penting pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam

pelayanan kesehatan primer. Pada tahun 1981 mulai dilakukan imunisasi polio, tahun

1982 imunisasi campak, dan tahun 1997 imunisasi hepatitis mulai dilakukan. Pada

tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di indonesia cukup tinggi

dibandingkan beberapa negara berkembang lainnya (Atikah P, 2010).

Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dengan imunisasi cacar.

Tahun berikutnya imunisasi tidak berkembang signifikan, perkembangan baru

dirasakan pada tahun 1973 dengan dilakukannyan imunisasi BCG untuk

menanggulangi Penyakit Tuberklosis. Disusun imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu

hamil pada tahun 1974, kemudian imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) pada bayi

diadakan pada tahun 1976. Pada tahun 1977, Pemberian suntikan imunisasi pada

Page 15: Kti wa ode isnawati

3

bayi, tepat pada waktunya merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan

bayi. Imunisasi diberikan mulai dari lahir sampai awal masa kanak-kanak. Melakukan

imunisasi pada bayi merupan bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.

Imunisasi dapat diberikan ketika ada kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada

petugas kesehatan atau tekan imunisasi. Jika bayi sedang sakit yang disertai panas,

menderita kejang sebelumnya, atau menderita penyakit sistem saraf, pemberian

imunisasi perlu dipertimbangkan (Iwansyah, 2012).

Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh

terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal

kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi

tidak menyenangkan untuk bayi (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tetapi

rasa sementara akibat suntikan bertujuan untuk kesehatan anak dalam jangka waktu

panjang (Atikah P, 2010).

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisai. Proporsi kematian bayi yang disebabkan karena

tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu 67%. Dalam upaya

pencegahan TN maka imunisai diarahkan kepada pemberian perlindungan baru lahir

dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi tetanus neonatorum

merupakan salah satu target harus dicapai sebagai tindakan lanjut dari world summit

for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Imunisasi DPT

bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus.

Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium

diphtheria (Iwansyah, 2010).

Page 16: Kti wa ode isnawati

4

Imunisasi yang diberikan pada kanak-kanak serta bayi merupakan cara yang

paling berkesan dan kos efektif untk melindungi mereka dari penyakit tuberculosis

(TB), difteri, pertussis, tetanus, poliomyelitis, campak, rubella dan hepatitis B. walau

bagaimanapun masih terdapat kanak-kanak yang tidak diberi imunisasi karena

kekurangan pengetahuan mengenai vaksin serta Manfaat imunisai, salah paham

mengenai kontra indikasi, kerisauan tentang kesan sampingan serta komplikasi vaksin

(Iwansyah, 2010).

Berdasarkan data provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2014 jumlah bayi adalah

51325 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG sebanyak 23367 bayi (45,52%) ,polio

I - V sebanyak 45517 bayi (88,68%) DPT-HB I- III sebanyak 37372 bayi (72,81%),

campak sebanyak 44548 (86,79%) dan HB0 sebanyak 34455 bayi(67,13%) (BPS

Sultra, 2014).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada tahun 2015 jumlah

bayi untuk Puskesmas Waara adalah 233 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG

sebanyak 164 bayi (74,5%) , polio I sebanyak 168 (76,4%), polio III sebanyak 144

(65,5%) dan polio IV sebanyak 146 (66,4%), DPT-HB I sebanyak 158 (71,8%),

DPT-HB II sebanyak 158 (71,8%) DPT-HB III sebanyak 137 (62,3%), campak

sebanyak 164 (74,5%) dan HB0 sebanyak 106 bayi (48,2%) (Dinas Kesehatan Kab.

Muna , 2015).

Sementara pada tahun 2016 periode Juni 234 bayi yang diberikan

imunisasi HB0 70 bayi (29,91%), BCG sebanyak 78 bayi (33,33%), polio I

sebanyak 79 bayi (33,76), polio II sebanyak 64 bayi (27,35), polio III sebanyak

62 bayi (26,49%), polio IVsebanyak 52 bayi (22,22%), DPT HBI sebanyak 62

Page 17: Kti wa ode isnawati

5

bayi (26,49%), DPT HBII sebanyak 51 bayi (21,79%), DPT HBIII sebanyak 45

bayi (19,23%) dan campak 46 bayi (19,65%) (Dinkes, 2016).

Dari studi pendahuluan yang dilaksanakan penulis melalui metode

wawancara dengan 8 ibu yang memiliki bayi di desa Waara tahun 2016 pada

bulan Juli , diketahui bahwa 2 orang tamat SD, 2 orang tamat SMP, 2 orang

tamat SMA, dan 2 orang tamat PT hasil dari wawancara itu bahwa kebanyakan

ibu – ibu tidak mengetahui manfaat imunisasi. Hal ini menandakan bahwa

pengetahuan tentang manfaat imunisasi masih sangat kurang. Untuk mengetahui

hal tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan mengangkat judul

penelitian “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada

Bayi 0-11 bulan di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode

Juni Tahun 2016 ”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah Gambaran

Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di

Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu

tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di Desa Waara

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016

Page 18: Kti wa ode isnawati

6

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat tahu ibu

tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0 – 11 bulan di Desa

Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016

b. Mengetahui gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat pemahaman

ibu tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0 – 11 bulan di Desa

Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016

c. Mengetahui gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi ibu

tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0 – 11 bulan di Desa

Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi

bagi peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan

ilmu pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan Gambaran

Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan

di desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun

2016

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Wapunto.

Sebagai bahan masukan dalam peningkatan mutu dan peningkatan

jumlah kunjungan imunisasi.

Page 19: Kti wa ode isnawati

7

b. Bagi Institusi Pendidikan.

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar

bagi institusi pendidikan.

c. Bagi Peneliti.

Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangan kemampuan

dalam melakukan kajian-kajian ilmiah di bidang kebidanan.

d. Bagi Profesi Kebidanan.

Memberikan sumber pengetahuan yang luas di bidang kebidanan dalam

pembangunan dan kemandirian profesi kebidanan.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian

khususnya bagi peneliti yang tertarik untuk mengembangkan hasil

penelitian ini guna meningkatkan dalam pelayanan kebidanan.

Page 20: Kti wa ode isnawati

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Imunisasi Dasar

a. Imunisasi.

Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-

sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara

kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-

kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman

disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh,

maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut

dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk

antibody tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai

"pengalaman". Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh

sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga

pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam

jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit

yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi.

Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak

terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan

menimbulkan akibat yang fatal misalnya terjadinya kecacatan atau

kelumpuhan (Muslihatun, 2010)

Page 21: Kti wa ode isnawati

9

b. Imunisasi Dasar.

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan

semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi

tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya. Lima jenis imunisasi

dasar yang diwajibkan adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu :

TBC, defteri, tetanus, pertusis (batuk-batuk rejan), poliomyelitis, campak

dan hepatitis B. Ke lima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi

sebelum usia setahun tersebut adalah :

1) Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan

2) Imunisasi DPT, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan

dengan interval minimal 4 minggu

3) Imunisasi polio, yang diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan

dengan interval 4 minggu

4) Imunisasi campak, yang diberikan satu kali pada bayi usia 9-11

bulan

5) Imunisasi hepatitis B, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11

bulan, dengan interval minimal 4 minggu (Anik M, 2010).

c. Tujuan Imunisasi.

Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan tubuh

kepada bayi terhadap penyakit dan kematian bayi serta anak yang

disebabakan oleh penyakit yang sering terjangkit. Proporsi kematian bayi

yang disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup

tinggi yaitu 67%. Dalam upaya mencegah TN maka imunisasi diarahkan

Page 22: Kti wa ode isnawati

10

kepada pemberian perlindungan bayi baru lahir dalam minggu pertama

melalui ibu. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain:

1) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah diserang penyakit menular.

2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada balita (Atika P, 2010).

d. Jadwal Pemberian Imunisasi.

1) Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan

2) Imunisasi DPT, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan

dengan interval minimal 4 minggu

3) Imunisasi polio, yang diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan

dengan interval 4 minggu

4) Imunisasi campak, yang diberikan satu kali pada bayi usia 9-11

bulan

5) Imunisasi hepatitis B, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11

bulan, dengan interval minimal 4 minggu (Anik M, 2010).

Tabel 1. Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar LengkapMenurut Buku Kesehatan Ibu Dan Anak

Umur (Bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12+**Vaksin Tanggal Pemberian ImunisasiHB 0 (0-7 hari)BCG*Polio 1*DPT/HB 1*Polio 2*DPT/HB 2*Polio 3*DPT/HB 3*Polio 4Campak

Page 23: Kti wa ode isnawati

11

* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4minggu(1 bulan)

** Anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harusdiberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk pilek, diare,demam ringan dan sakit bukan halangan untuk imunisasi

Keterangan :

: Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu yang masih diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu yang tidak diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum

lengkap

e. Pentingnya Imunisasi dan Penyakit yang dapat Dicegah dengan Imunisasi.

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan efisien dalam

pencegah penyakit dan merupakan bagian kedokteran preventif yang

mendapatkan prioritas. Sampai saat ini ada tujuh penyakit infeksi pada anak

yang dapat menyebabkan kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat

bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit tersebut dimasukan pada

program imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusi, tetanus polio,

campak dan hepatitis B (Iwansyah, 2012).

1) Tuberculosis (TBC)

TBC adalah suatu penyakit penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosa). Penyakit TBC

ini dapat menyerang semua golongan umur dan diperkirakan terdapat 8

juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang pertahun.

Di negara-negara berkebang kematian ini merupakan 25% dari kematian

Page 24: Kti wa ode isnawati

12

penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95%

penderita TBC berada di negara berkembang (Iwansyah, 2012).

Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung

mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain paris.

Indikasinya untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.

Komposisi : setelah dilarutkan dengan 4 ml pelarut, tiap ml vaksin

mengandung basil BCG hidup 0,75 mg, Natrium Glutamat 1,87 mg dan

Natrium Klorida 9 mg.

Dosis dan Cara pemberian :

a) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu

dengan 4 ml pelarut NACL 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan

alat suntik steril dengan spoid 5 ml.

b) Dosis pemberian : 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi ≤ 1tahun

c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertion

musculus deltoideus), dengan menggunakan alat suntik dosis tunggal

yang steril dan jarum suntik no. 25 G

d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam.

Efek Samping : Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang

bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul

indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi

pustule, kemudian pecah menjadi ulkus. Luka tidak perlu pengobatan,

akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-

kadang terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak dan leher, terasa

Page 25: Kti wa ode isnawati

13

padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal,

tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan

sendirinya.

2) Difteri Pertusis, dan Tetanus

Difteri adalah merupakn penyakit infeksi yang dapat disebabakan

oleh coryne bacterium diphtheriae merangsang saluran pernapasan

terutama terjadi pada balita. Penyakit difteri mempunyai kasus kefatalan

yang tinggi. Pada penduduk yang belum divaksin ternyata anak yang

yang berumur 1-5 tahun paling banyak diserang kekebalan (antibodi)

yang diperoleh dari ibunya hanya berumur satu tahu.

Pertusi atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh Bordotella pertusi pada saluran pernapasan. Penyakit ini

merupakan penyakit yang cukup serius pada bayi usia dini dan tidak

jarang menimbulkan kematian. Seperti halnya penyakit infeksi saluran

pernapasan akut lainnya, pertusi sangat mudah dan cepat penularannya.

Penyakit ini dapat merupakan salah satu penyebab tingginya angka

kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk.

Tetanus adalah penyaki yang disebabkan oleh kuman bakteri

Clostridium tetani. Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara yang

sedang berkembang, terutama dengan masih seringnya kejadian tetanus

pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum). Penyakit terjadi karena kuman

Clostridium tetani memasuki tubuh bayi lahir melalui tali pusat yang

kurang terawat. Kejadian seperti ini sering kali ditemukan pada

Page 26: Kti wa ode isnawati

14

persalinan yang dilakukan oleh dukun kampung akibat memotong tali

pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang tidak steril. Tali pusat

mungkin pula dirawat dengan berbagai ramuan, abu, daun-daunan dan

sebagainya. Oleh karena itu, untuk mencegah kejadian tetanus

neonatorum ini adalah dengan pemberian imunisasi.

Vaksin DPT mengandung toksoid difteri, toxoid tetanus yang

dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin hepatitis B yang

merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan

bersifat non infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA

rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui

teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. Indikasinya untuk

pemberian kekebalan aktif terhadap pentakit difteri, tetanus, pertusis

dan hepatitis B.

Dosis dan Cara Pemberian :

a) Pemberian dengan cara intra muskuler, 0,5 ml sebanyak 3 dosis

b) Dosis pertama diberikan 2 bulan, dosis selanjutnya dengan

interval minimal 4 minggu (1 bulan).

Efek samping : Reaksi lokal atau sistemik yang bersifat ringan.

Kasus yang terjadi adalah bengkak, nyeri, penebalan kemerahan pada

bekas suntikan, menangis menjerit terus menerus lebih dari 3 jam,

kadang-kadang terjadi reaksi umum demam seperti demam > 38,5 oC,

muntah.

Page 27: Kti wa ode isnawati

15

3) Poliomyelitis

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus polio.

Berdasarkan hasil surveilans AFP (Acute Flaccide paralysis) dan

pemeriksaan laboratorium, penyakit ini sejak tahun 1995 tidak ditemukan

di indonesia. Namun kasus AFP ini dalam beberapa terakhir kembali

ditemukan dibeberapa daerah di indonesia.

Vaksin polio (Oral Polio Vaccine = OPV) Vaksin oral polio

hidup adalah Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus

poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan,

dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan

sukrosa. Indikasinya untuk pemberian kekebalan aktif terhadap

poliomyelitis.

Cara pemberian dan dosis :

a) Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial

vaksin.

b) Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua)

tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap

dosis minimal 4 minggu.

Efek samping : pada umumnya tidak terdapat efek samping.

Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat

jarang terjadi.

Page 28: Kti wa ode isnawati

16

4) Hepatitis B

Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit hepatitis B. HB0 adalah Imunisasi pertama dapat diberikan 12

jam setelah bayi lahir, atau pada bayi usia 0-7 hari. Dosis kedua pada saat

anak berusia 1-2 bulan dan dosis selanjutnya saat berusia 6-18 bulan.

Pemberian dosis ulangan juga dapat didasarkan pada jadwal imunisasi

yang ada (Anonim, 2015).

Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh virus hepatitis B. Penyakit ini masih merupakan satu masalah

kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Prioritas

pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui pemberian imunisasi

hepatitis pada bayi dan anak-anak. Hal ini dimaksudkan agar mereka

terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam hidupnya.

Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam imunisasi

dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan langkah yang

sangat diperlukan (Iwansyah, 2012).

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang telah di

inaktivasikan dan bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg yang

dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan

teknologi DNA rekombinan. Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif

terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B.

Page 29: Kti wa ode isnawati

17

Dosis dan cara pemberian :

a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspense dan homogen.

b) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID,

pemberian suntikan secara intra muskuler, pada anterolateral paha.

Efek samping : reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan

pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi

bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

5) Campak

Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan

oleh virus campak, dan termasuk penyakit akut dan sangat menular,

menyerang hampir semua anak kecil. Penyebabnya virus dan menular

melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita bernafas, batuk dan

bersin (droplet). Penyakit ini pada umumnya sangat dikenal oleh

masyarakat terutama para ibu rumah tangga. Dibeberapa daerah penyakit

ini dikaitkan dengan nasib yang harus dialamai oleh semua anak,

sedangkan di daerah lain dikaitkan dengan pertumbuhan anak.

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang

dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari

1.000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100

mcg residu kanamycin dan 30 mcg resido erythromycin. Vaksin ini

berbentuk beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest

Page 30: Kti wa ode isnawati

18

steril. Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

campak.

Dosis dan cara pemberian :

a) Sebelum di suntikan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan

dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan

pelarut aquabidest.

b) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada lengan kiri

atas, pada usia 9-11 bulan.

c) Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan

maksimum 6 jam.

Efek samping, hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan

dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah

vaksinasi. Terjadi encephalitis setelah setelah vaksinasi pernah

dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per I juta dosis yang

diberikan.

2. Manfaat Imunisasi

a. Untuk anak: mencegah penderita yang disebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan cacat atau kematian.

b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan

balita anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua

yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

Page 31: Kti wa ode isnawati

19

c. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang

kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara (Iwansyah,

2010)

3. Pengetahuan

a. Pengertian.

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan

manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup

sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang

sebagai upaya untuk memenuhi kebutuha manusia baik dimasa sekarang

maupun dimasa depan. Pengetahuan hanya sekedar menjawab pertanyaan

what misalnya apa alam, apa manusia, apa air dan lainnya (Putri Ariani,

A, 2014).

b. Tingkat Pengetahuan.

Menurut Notoadmodjo (2003) dalam Putri Ariani (2014)

pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6

tingkatan yaitu :

1) Know (Tahu)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh

sebab itu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di

Page 32: Kti wa ode isnawati

20

pelajari antara lain dengan menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Comprehension (Memahami)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat

menginterpretaskan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3) Application (Aplikasi)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari padasituasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

pengunaan hukum-hukum, rumus,metode, prinsip dan sebagainya.

4) Analysis (Analisis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi/objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam

suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Synthesis (Sintesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan/ menghubungkan bagan-bagan didalam suatu bentuk

Page 33: Kti wa ode isnawati

21

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan,

meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori

atau rumusan-rumusan yang telah ada

6) Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi/penilaian terhadap suatu materi/objek. Penilaian-penilaian

itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau

mengguankan kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara/angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di

ukur dari subjek penelitian/responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui/kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan diatas.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan.

Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Putri Ariani (2014), cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni

cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan

cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 34: Kti wa ode isnawati

22

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah ( Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorangmenghadapi

persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan

coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidakberhasil, dicoba kemungkinan yang lain

sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja

oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan

tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah

yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan

hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga

terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari

sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-

pemimpinmasyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka

agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata

lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

Page 35: Kti wa ode isnawati

23

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan,

baiktradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itumerupakan

sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang

dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat ( common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan

hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang

untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab

Page 36: Kti wa ode isnawati

24

kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan

bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepatsekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran

atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar

dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang

rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan

umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini

manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-

pernyataan yang dikemukan. Apabila proses pembuatan kesimpulan

itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum

dinamakan induksi sedangkan deduksia dalah pembuatan

kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum.

Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan

tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang

Page 37: Kti wa ode isnawati

25

ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan kedalam suatu konsep

yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir

deduksiberlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum

padakelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasaini

lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian

ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini

dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode

berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang

menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulandilakukan dengan

mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.

Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

Page 38: Kti wa ode isnawati

26

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah danberlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan

rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung

dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan perilaku

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari

Page 39: Kti wa ode isnawati

27

obyek yangdiketahui, akan menumbuhkan perilaku makin positif

terhadap obyek tersebut .

2) Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa

pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal

tersebut.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Page 40: Kti wa ode isnawati

28

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun social. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakanmanifestasi dari

keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah

nyata dalam bidang kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif

dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan

Page 41: Kti wa ode isnawati

29

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua,

selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak

waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah,

dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia

ini

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Putri Ariani (2014) pengetahuan seseoarng dapat diketahui dan

di interprestasikan dengan skala yang bersifat yaitu kualitatif.

1) Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%

2) Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%

3) Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 56%

B. Landasan Teori

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan semua

orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari

penyakit-penyakit yang berbahaya. Lima jenis imunisasi dasar yang diwajibkan

adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu : TBC, defteri, tetanus, pertusis

(batuk-batuk rejan), poliomyelitis, campak dan hepatitis B (Anik M, 2010).

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau

rangsangan yang telah di terima (Putri Ariani, Ayu, 2014).

Page 42: Kti wa ode isnawati

30

Paham diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan materi tersebut secara

benar (Putri Ariani, Ayu, 2014).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya. (Putri Ariani, Ayu, 2014).

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel bebas :

Variabel terikat :

Hubungan antara variabel :

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat tahu ibu tentang

Pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara Kecamatan

Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016 ?

Pengetahuan tentang pemberianimunisasi dasar

1. Tingkat tahu2. Tingkat paham3. Tingkat aplikasi

Ibu

Page 43: Kti wa ode isnawati

31

2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat pemahaman ibu

tentang Pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016 ?

3. Bagaimanakah gambaran pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi ibu

tentang Pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016 ?

Page 44: Kti wa ode isnawati

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian bersifat Deskriptif yakni

menggambarkan tingkat keadaan suatu obyek dalam hal ini pengetahuan ibu

tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi (Nursalam, 2016)

B. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi 0 –

11 bulan ptahun 2016 periode Juni sebanyak 31 bayi di Desa Waara

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2016).

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total Sampling .

Sampel penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu data ibu yang memilki bayi yang diberikan imunisasi akan

dikunjungi penulis di Desa Waara, Kecamatan Lohia berdasarkan data

sekunder. Data sekunder yaitu data Bayi di Desa Waara Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna periode Juni tahun 2016 yang tertulis di buku register bayi .

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11-17 Juli Tahun 2016

Page 45: Kti wa ode isnawati

33

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten

Muna

D. Identifikasi Variabel Penelitian.

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah Manfaat pemberian

imunisasi dasar pada bayi Sedangkan tingkat tahu, tingkat pemahaman, tingkat

aplikasi menjadi variabel independent dalam penelitian ini.

E. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif

Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif dapat disajikan dalam bentuk Tabel

sebagai berikut :

Tabel 2. Tabel Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

No

Variabel DefinisiOperasional

Kriteria Obyektif Alat ukur Skala

1 DependentIbu

Seorang ibu yangmemiliki bayi

2. Independenta. Tingkat tahu

Apabila ibu sekedartahu atau hanyamengingat tentangmanfaat pemberianimunisasi dasarpada bayi

Baik : jika persentase76–100 %Cukup : jika persentase56–75 %Kurang : jika prosentase< 56 %

Kuisioner Ordinal

b. Tingkatpaham

Apabila ibu tahudan dapatmemahami tentangmanfaat pemberianimunisasi dasarpada bayi

Baik : jika persentase76–100 %Cukup : jika persentase56–75 % Kurang : jikaprosentase < 56 %

Kuisioner Ordinal

c. Tingkataplikasi

Apabila ibu dapatmengingat,memahami sertadapatmengaplikasikantentang manfaatpemberianimunisasi dasarpada bayi

Baik : jika persentase76–100 %Cukup : jika persentase56–75 %Kurang : jika prosentase< 56 %

Kuisioner Ordinal

Page 46: Kti wa ode isnawati

34

F. Instrumen Penelitian

Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, instrumen yang akan

digunakan adalah kuesioner yang berisi variabel – variabel yang diteliti

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis

kegiatan, yakni :

a. Memeriksa data (Editing Data).

Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar

pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal

berikut:

1) Perhitungan dan penjumlahan

Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar

pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini dimaksudkan

untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah

yang disebarkan atau ditentukan.

2) Koreksi

Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-

hal sebagai berikut :

a) Memeriksa kelengkapan data

b) Memeriksa kesinambungan data

c) Memeriksa keseragaman data

Page 47: Kti wa ode isnawati

35

b. Memberi Kode (Coding Data).

Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau

data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar

supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah

satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah

dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data

yang sudah diklasifikasikan.

c. Tabulasi Data (tabulating).

Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan

mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah

untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel

atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual

elektronis/komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk

mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam

bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik:

P = fn x 100%Keterangan :

P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang benar

n = Jumlah soal (Putri Ariani, A, 2014)

Page 48: Kti wa ode isnawati

36

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Mengurus Surat Pengantar dari institusi Akbid Paramata Raha Kabupaten

Muna, kemudian surat tersebut disampaikan kepada Kepala Badan Kesbang

Pol dan Linmas Kabupaten Muna sebelum melakukan pengumpulan data di

wilayah kerja Puskesmas Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna.

2. Tahap Pelaksanaan

Melapor pada Kepala Puskesmas untuk melakukan penelitian dengan cara

mengunjungi responden dari rumah ke rumah, kemudian membagikan

kuesioner kepada setiap responden lalu menjelaskan cara pengisisan

kuesioner, kemudian meminta responden untuk mengisi kuesioner tersebut

sesuai dengan yang diketahuinya.

3. Tahap Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara manual, dianalisis dan

disajikan secara deskriptif sederhana dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini laporan disusun sesuai dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan.

Page 49: Kti wa ode isnawati

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis.

Puskesmas Waara adalah salah satu puskesmas yang berada dalam

naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yang terletak di desa Waara.

Wilayah kerjanya terdiri dari 5 desa yaitu desa Waara, Mantobua,

Kondongia, Mabolu dan Liangkabori. Luas wilayah kerja Puskesmas

Waara ± 29,13 km².

Puskesmas Waara terletak di desa Waara Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna. Lokasi ini strategis karena mudah dijangkau oleh

kendaraan umum dengan batas – batas wilayah adalah sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Duruka

2) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga

3) Sebelah Selatan batasan dengan Kecamatan Tongkuno

4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lohia

b. Demografi.

Jumlah penduduk Desa Waara berjumlah 1405 jiwa dengan jumlah

kepala Keluarga 358 jiwa jumlah penduduk laki – laki 702 jiwa dan

jumlah penduduk perempuan berjumlah 703 jiwa.

Page 50: Kti wa ode isnawati

38

c. Sarana pelayanan dan tenaga kesehatan.

1) Sarana pelayanan kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Waara Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas WaaraKecamatan Lohia Kabupaten Muna

No Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Jumlah

1. Poli umum 12. Poli KIA/KB 13. Poli gigi 14. Puskesmas induk 15. Polindes 56. Posyandu 57. Kendaraan roda 4 1

2) Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan di Pusekesmas Waara Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tenaga Kesehatan Puskesmas WaaraKecamatan Lohia Kabupaten Muna

No Tenaga kesehatanJumlah

PNS Honorer

1. Bidan 5 5

2. Bidan PTT 33. Perawat Gigi 24. Ners 45. Perawat 56. SKM 137. Perawat 168. Gizi 29. Sanitasi Lingkungan 210. Analisis Laboratorium 2

Page 51: Kti wa ode isnawati

39

d. Karakteristik Responden.

1) Pendidikan Responden

Distribusi responden menurut pendidikan di Desa Waara Kabupaten

Muna tahun 2016 dilihat pada Gambar 2.

Sumber: Data Primer, 2016Gambar 2. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016

Berdasarkan Gambar 2, responden terbanyak berpendidikan

SMA sebesar (65%), selanjutnya pendidikan SMP sebesar (18%),

pendidikan perguruan tinggi sebesar (13%), dan responden dengan

pendidikan terendah SD sebesar (4%).

2) Umur Responden

Distribusi responden menurut umur di Desa Waara Kabupaten Muna

tahun 2016 dilihat pada Gambar 3.

4%

18%

65%

13%

SD

SMP/Sederajat

SMA/Sederajat

Perguruan Tinggi

Page 52: Kti wa ode isnawati

40

Sumber: Data Primer, 2016Gambar 3. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016

Berdasarkan Gambar 3, responden terbanyak berumur antara

21-30 tahun yaitu sebesar (64%%), selanjutnya umur 31 -40 tahun

sebesar (26%), dan responden berumur < 20 tahun yang sebesar

(10%)

3) Pekerjaan Responden

Distribusi responden menurut pekerjaan di Desa Waara Kabupaten

Muna tahun 2016 dilihat pada Gambar 4.

Sumber: Data Primer, 2016Gambar 4. Grafik Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Ibu di Desa Waara Kabupaten Muna tahun 2016

10%

64%

26% <20

21-30

31-40

90%

3%

7%

IRT

PNS

Honorer

Page 53: Kti wa ode isnawati

41

Berdasarkan Gambar 4, pekerjaan responden terbanyak pada

IRT sebesar (90%) selanjutnya pekerjaan honorer sebesar (7%), dan

responden dengan pekerjaan terendah pada PNS (3%).

2. Hasil Analisis Data

Setelah data primer tersebut dikumpulkan kemudian dilakukan

pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam

bentuk analisis univariat.

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel

yang di teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang

selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel.

a. Tingkat Tahu

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat tahu responden

tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016 hal ini

dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Tahu

tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulandi Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

Periode Juni Tahun 2016Tingkat tahu Frekuensi (f) Persentase ( % )

Baik 1 3,33%Cukup 13 41,93%Kurang 17 54,84%

Jumlah 31 100 %

Sumber : Data primer, Juni 2016

Page 54: Kti wa ode isnawati

42

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang

mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada

pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (54,84%), pengetahuan

cukup sebesar 9 orang (41,93%) dan pengetahuan baik sebesar 1 orang

(3,33%).

b. Tingkat Paham.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat paham responden

tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna periode Juni tahun 2016 hal ini

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Paham

tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulandi Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

Periode Juni Tahun 2016Tingkat tahu Frekuensi (f) Persentase ( % )

Baik 0 0%Cukup 13 41,9%Kurang 18 58,1%

Jumlah 31 100

Sumber : Data primer, Juni 2016

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang

mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada

pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (58,1%), pengetahuan

cukup sebesar 9 orang (41,9%) dan pengetahuan baik sebesar 0%.

c. Tingkat Aplikasi.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat aplikasi responden

tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Waara

Page 55: Kti wa ode isnawati

43

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna periode Juni tahun 2016 hal ini

dapat dilihat pada Tabel 7

Tabel 7.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan Tingkat Aplikasi

tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di Desa WaaraKecamatan Lohia Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016

Tingkat Aplikasi Frekuensi (f) Persentase ( % )

Baik 2 6,45%Cukup 3 9,68%Kurang 26 83,87%

Jumlah 31 100

Sumber : Data primer, Juni 2016

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 31 responden yang

mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terbanyak pada

pengetahuan kategori kurang sebesar 26 orang (83,87%), pengetahuan cukup

sebesar 3 orang (9,68%) dan pengetahuan kurang sebesar 2 orang (6,45%).

B. Pembahasan

1. Tingkat Tahu

Hasil dari penelitian menunjukkan Tabel 5 bahwa dari 31 responden

yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada

pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (54,84%), pengetahuan cukup

sebesar 9 orang (41,93%) dan pengetahuan kurang sebesar 1 orang (3,33%).

Menurut Notoadmojo (2003) dalam Putri Ariani (2014), pengetahuan

yang tercakup dalam domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan salah

satunya adalah tingkat tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah di pelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

Page 56: Kti wa ode isnawati

44

yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain dengan

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

Dari studi pendahuluan yang dilaksanakan penulis melalui metode

wawancara dengan 8 ibu yang memiliki bayi di desa Waara tahun 2016 pada

bulan Juli , diketahui bahwa 2 orang tamat SD, 2 orang tamat SMP, 2 orang

tamat SMA, dan 2 orang tamat PT hasil dari wawancara itu bahwa

kebanyakan ibu – ibu tidak mengetahui manfaat imunisasi. Hal ini

menandakan bahwa pengetahuan tentang manfaat imunisasi masih sangat

kurang.

Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang didapat oleh peneliti bahwa

pengetahuan yang terbanyak pada kategori kurang sebesar (54,84%).

Kemudian dilihat dari pendidikan responden kebanyakan memiliki

pendidikan terakhir hanya sampai SMA.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Putri Ariani (2014) bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu

pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung

seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Page 57: Kti wa ode isnawati

45

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula.

2. Tingkat Paham

Hasil dari penelitian dari Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 31

responden yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak

pada pengetahuan kategori kurang sebesar 17 orang (58,1%), pengetahuan

cukup sebesar 9 orang (41,9%) dan pengetahuan kurang sebesar 0%.

Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Notoadmojo (2003) dalam

Putri Ariani (2014), memahami diartikan sebagai kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat

menginterpretaskan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tingkat pengetahuan

terbanyak pada kategori kurang yaitu 60 orang (54,84%) hal ini dikarenakan

informasi – informasi yang didapat dari Puskesmas Waara, responden masih

kurang paham yang berkaitan dengan manfaat imunisasi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut

Putri Ariani (2014), yaitu usia. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap

Page 58: Kti wa ode isnawati

46

dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih

berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak

melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia

tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak

waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini .

Dari studi pendahuluan juga yang dilakukan di Puskesmas Waara

bahwa telah dilakukan posyandu dengan posko – posko terdekat dari masing

– masing Desa serta kader – kader untuk menyampaikan manfaat imunisasi

dasar akan tetapi hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan

oleh peneliti karena hasil yang didapat berdasarkan tingkat paham itu

terbanyak pada kategori kurang sebesar (54,84%).

Berdasarkan teori yang dikemukakan Putri Ariani (2014) bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden adalah informasi.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal

dapat memberikan mempengaruhi jangka pendek (Immediate impact)

sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan berbagai

media massa untuk seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain – lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan

orang.

Page 59: Kti wa ode isnawati

47

3. Tingkat Aplikasi

Hasil dari penelitian Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 31 responden

yang mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terbanyak pada

pengetahuan kategori kurang sebesar 26 orang (83,87%), pengetahuan cukup

sebesar 3 orang (9,68%) dan pengetahuan kurang sebesar 2 orang (6,45%).

Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Putri Ariani (2014) bahwa

aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Putri Ariani (2014) bahwa salah

satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden adalah informasi.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal

dapat memberikan mempengaruhi jangka pendek (Immediate impact)

sehingga mengahasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan berbagai

media massa untuk seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain – lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan

orang.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa faktor yang

mempengaruhi pengatehauan diantaranya adalah lingkungan dan pengalaman.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun social. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam

Page 60: Kti wa ode isnawati

48

lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik

ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

Sedangkan pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakanmanifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Page 61: Kti wa ode isnawati

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya

maka, dapat disimpulkan bahwa :

1. Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasi dasar

berdasarkan tingkat tahu secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar

54,84%. Sedangkan kategori cukup sebesar 41,93% dan kategori baik sebesar

3,33%.

2. Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasi dasar

berdasarkan tingkat paham secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar

58,1%. Sedangkan kategori cukup sebesar 41,93% dan kategori baik sebesar

0%.

3. Gambaran pengetahuan responden tentang pemberian imunisasi dasar

berdasarkan tingkat aplikasi secara umum yaitu pada kategori kurang sebesar

83,87%. Sedangkan kategori cukup sebesar 9,68% dan kategori baik sebesar

6,45%.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut :

1. Kepada petugas kesehatan Puskesmas Waara lebih meningkatkan lagi edukasi

kepada ibu – ibu yang memiliki bayi untuk lebih mengetahui tentang manfaat

imunisasi. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi bagi bayi perlu lebih

Page 62: Kti wa ode isnawati

50

ditekankan kepada masyarakat agar masyarakat lebih sadar dan tergerak

untuk membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi.

2. Bagi masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi diharapkan untuk

meningkatkan pengetahuannya secara mandiri tidak hanya bergantung pada

tenaga kesehatan, yaitu dengan cara mencari informasi tentang imunisasi

dasar pada media cetak seperti buku, majalah, dll ataupun media elektronik

dan bisa juga bertanya pada orang yang tua atau orang yang lebih

pengalaman.

3. Bagi pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut

diharapkan agar bisa mengkaji lebih dalam mengenai sikap dan perilaku ibu

dalam pelaksanaan imunisasi berdasarkan tingkat pengetahuanya agar dapat

dikategorikan apakah tingkat pengetahuanya baik di ikuti pula oleh sikap

patuh dalam pelaksanaan imunisasi

Page 63: Kti wa ode isnawati

51

DAFTAR PUSTAKA

Anik, Maryunani (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta timur :CV Trans Info Media

Anonim, (2015) Imunisasi Hepatitis B. http://kenginfo.com/2015/06/5-lima-imunisasi-dasar-lengkap-untuk.html. Diakses tanggal 1 Agustus 2016

BPS Sultra (2014) Badan Pusat Statistik Sultrahttp://sultra.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/21. Diakses tanggal 15Juli 2016

Iwansyah (2012) Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian ImunisasiDasar Pada Bayi Umur 0-9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kelurahan Mappala Kota Makassar. http://iwansyah.com/2013/09/Gambaran- Pengetahuan -Ibu –Terhadap- Pemberian- Imunisasi Dasar -Pada –Bayi- Umur 0-9 Bulan- Di Wilayah- Kerja -Puskesmas -Kassi-Kassi -Kelurahan Mappala –Kota- Makassar.html Diakses tanggal 18 Juli2016

Muslihatun, Wafi Nur. (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta :Fitramaya

Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : SalembaMedika

Proverawati, Atikah, Fitra Setrio, Septyo, Andini (2010) Imunisasi danVaksinasi. Yogyakarta : Nuha Medika

Putri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi metodologi penelitian Kebidanan danKesehatan Reproduksi. Jakarta : Nuha Medika

Rukiyah, Ai Yeyeh,Yulianti, Lia (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.Jakarta timur : CV Trans Info Media

Page 64: Kti wa ode isnawati

KUISIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA WAARA KECAMATAN LOHIA

KABUPATEN MUNA PERIODE JUNI TAHUN 2016

1. Identitas RespondenNo responden :Nama :Umur :Pendidikan : SD

: SMP: SMA: Perguruan Tinggi

Pekerjaan :Alamat :

2. Petunjuk Pengisian :Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar !!!

A. Tingkat Pengetahuan Ibu1. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan …

a. Kekebalan tubuh balitab. Penyakitc. Kesehatan balitad. Semua jawaban salah

2. Imunisasi merupakan cara memberikan vaksin pada bayi untukmenyembuhkan..a. Penyakitb. Sakit perutc. Sakit kepalad. Semua jawaban benar

3. Imunisasi adalah untuk …a. Mencegah penyakitb. Menyembuhkan penyakitc. Tidak memberikan apa – apad. Semua jawaban benar

4. Imunisasi merupakan salah satu cara yang ……… dalam pencegahpenyakita. Efektif dan efisien

Page 65: Kti wa ode isnawati

b. bukan cara efektif dan efisienc. baikd. tidak baik

5. Tujuan dari imunisasi adalah untuk menyembuhkan ………..yang terjadi padabayia. Kecacatanb. Kelumpuhanc. Penyakit TBCd. Semua jawaban benar

6. Manfaat Imunisasi Hepatitis B dapat mencegah ……a. Penyakit Hatib. Penyakit campakc. Penyakit TBCd. Penyakit Polio

7. Imunisasi Polio yaitu dapat mencegah ...a. Penyakit Hatib. Penyakit campakc. Penyakit TBCd. Penyakit Polio

8. Manfaat Imunisasi Campak yaitu dapat mencegah....a. Penyakit Hatib. Penyakit campakc. Penyakit TBCd. Penyakit Polio

9. Manfaat Imunisasi DPT yaitu dapat mencegah penyakit….a. Penyakit Hatib. Penyakit campakc. Penyakit TBCd. Penyakit Dipteri

10. Manfaat Imunisasi BCG yaitu dapat mencegah penyakit….a. Penyakit Hatib. Penyakit campakc. Penyakit TBCd. Penyakit Dipteri

Page 66: Kti wa ode isnawati

B. Tingkat Pemahaman Ibu1. Imunisasi BCG diberikan pada usia …

a. 0-1 bulanb. 3 bulanc. 4 buland. 5 bulan

2. Imunisasi DPT adalaha. Mencegah terjadinya penyakit defteri,b. Mencegah terjadinya penyakit tetanus,c. Mencegah terjadinya penyakit pertusis (batuk-batuk rejan)d. Semua jawaban benar

3. Imunisasi Polio diberikan .... pemberiana. 1 kalib. 2 kalic. 3 kalid. 4 kali

4. Imunisasi Campak diberikan 1 kali pada usia .... bulana. 8 bulanb. 9 bulanc. 10 buland. 11 bulan

5. Pemberian imunisasi polio dengan cara diteteskan melaluia. Mulutb. Matac. Hidungd. Telinga

C. Tingkat Aplikasi IbuNo Pernyataan B S

1. Pemberian imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi 0-2

bulan?

2. Jadwal pemberian imunisasi DPT dapat diberikan bersamaan

dengan HB?

3. Imunisasi HB0 dapat diberikan pada bayi 2 bulan?

4. Imunisasi campak diberikan pada bayi umur yang 9 bulan

5. Imunisasi hepatitis B diberikan saat usia bayi 3 bulan ?

Page 67: Kti wa ode isnawati

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Responden dalam Penelitian)

Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Akademi Kebidanan Paramata Raha

Kabupaten Muna yang bernama Wa Ode Isnawati (NIM : PSW.B.2013.IB.0096)

dengan judul penelitian “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi

Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Waara Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

Periode Juni Tahun 2016”.

Saya sebagai responden memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk

kepentingan ilmiah dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi mahasiswa

tersebut dalam hal ini sebagai peneliti dan tidak merugikan siapapun. Dengan

demikian, saya dengan besar hati dan tanpa paksaan dari siapapun akan siap

membantu dalam penelitian ini dengan menjawab semua pertanyaan yang

diajukan kepada saya.

Waara, Juli 2016

Responden

Page 68: Kti wa ode isnawati

MASTER TABEL

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi DasarPada Bayi 0-11 Bulan di Desa Waara Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016No Nama Ibu Umur

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan Alamat Tahu Paham Aplikasi

B C K B C K B C K1 Ny.K 27 SD IRT Desa Waara √ √ √2 Ny.N 21 SMS IRT Desa Waara √ √ √3 Ny.M 24 SD IRT Desa Waara √ √ √4 Ny.N 22 PT Honorer Desa Waara √ √ √5 Ny.N 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √6 Ny.J 28 PT IRT Desa Waara √ √ √7 Ny.O 33 PT Honorer Desa Waara √ √ √8 Ny.S 33 SMA IRT Desa Waara √ √ √9 Ny.N 32 SD IRT Desa Waara √ √ √

10 Ny.H 23 SMA IRT Desa Waara √ √ √11 Ny.R 18 SMP IRT Desa Waara √ √ √12 Ny.M 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √13 Ny.S 25 SD IRT Desa Waara √ √ √14 Ny.I 24 SMA IRT Desa Waara √ √ √15 Ny.K 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √16 Ny.L 21 SMA IRT Desa Waara √ √ √17 Ny.S 35 SD IRT Desa Waara √ √ √18 Ny.A 25 SMA IRT Desa Waara √ √ √19 Ny.Y 20 SMP IRT Desa Waara √ √ √20 Ny.P 15 SMP IRT Desa Waara √ √ √21 Ny.S 32 SD IRT Desa Waara √ √ √

Page 69: Kti wa ode isnawati

MASTER TABEL

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi DasarPada Bayi 0-11 Bulan di Desa Waara Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna Periode Juni Tahun 2016No Nama Ibu Umur

(Tahun)Pendidikan Pekerjaan Alamat Tahu Paham Aplikasi

B C K B C K B C K22 Ny.S 18 SD IRT Desa Waara √ √ √23 Ny.A 20 SMA IRT Desa Waara √ √ √24 Ny.A 33 SMP IRT Desa Waara √ √ √25 Ny.A 21 SMA IRT Desa Waara √ √ √26 Ny.N 20 SMA IRT Desa Waara √ √ √27 Ny.R 38 SD IRT Desa Waara √ √ √28 Ny.Y 22 SMA IRT Desa Waara √ √ √29 Ny.R 33 SMA IRT Desa Waara √ √ √30 Ny.P 29 SMA IRT Desa Waara √ √ √31 Ny.A 25 SD IRT Desa Waara √ √ √

Page 70: Kti wa ode isnawati

MASTER TABEL

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada BayiDi Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna

Periode Juli Tahun 2016

No Nama Ibu Alamat

PendidikanUmur

(Tahun)Tahu Paham Aplikasi

SD SMA<20

B C K B C K B C K

1 Ny.K Desa Waara √ √ √ √2 Ny.N Desa Waara √ √ √3 Ny.M Desa Waara √ √ √ √4 Ny.N Desa Waara √ √ √5 Ny.N Desa Waara √ √ √6 Ny.J Desa Waara √ √ √ √7 Ny.O Desa Waara √ √ √8 Ny.S Desa Waara √ √ √9 Ny.N Desa Waara √ √ √ √

10 Ny.H Desa Waara √ √ √ √ √11 Ny.R Desa Waara √ √ √ √12 Ny.M Desa Waara √ √ √ √13 Ny.S Desa Waara √ √ √ √14 Ny.I Desa Waara √ √ √15 Ny.K Desa Waara √ √ √ √16 Ny.L Desa Waara √ √ √ √17 Ny.S Desa Waara √ √ √18 Ny.A Desa Waara √ √ √

Page 71: Kti wa ode isnawati

19 Ny.Y Desa Waara √ √ √20 Ny.P Desa Waara √ √ √ √21 Ny.S Desa Waara √ √ √ √

MASTER TABEL

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Polio pada BayiDi Wilayah Kerja Puskesmas Mabodo Kabupaten Muna

Periode Juli Tahun 2016

No Nama Ibu AlamatPendidikan Umur

(Tahun)Tahu Paham Aplikasi

SD SMP SMA PT B C K B C K B C K

22 Ny.S√√√√√√√√√

23 Ny.A Desa Waara √ √ √ √24 Ny.A Desa Waara √ √ √ √25 Ny.A Desa Waara √ √ √ √26 Ny.N Desa Waara √ √ √ √27 Ny.R Desa Waara √ √ √ √28 Ny.Y Desa Waara √ √ √ √29 Ny.R Desa Waara √ √ √ √30 Ny.P Desa Waara √ √ √ √31 Ny.P Desa Waara √ √ √ √

Page 72: Kti wa ode isnawati