proposal isnawati dinas kesehatan

Upload: runafri

Post on 17-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    1/28

    1

    PERSEPSI PASIEN JAMKESMAS TERHADAP KINERJA

    PELAYANAN PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP

    PUSKESMAS WATAMPONE KABUPATEN BONE

    A. Latar belakang

    Kesehatan merupakan hak masyarakat yang perlu terus

    diperjuangkan terutama masyarakat miskin karena sudah merupakan

    komitmen global pemerintah. Oleh karena itu peningkatan mutu

    pelayanan kesehatan di puskesmas maupun di Rumah sakit harus

    dijadikan indikator penetapan kebijakan dibidang pelayanan kesehatan.

    Relokasi dana juga perlu terus dikembangkan untuk membantu

    penduduk miskin (Muninjaya, 2004).

    Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah

    diakibatkan karena sulitnya akses dan peningkatan biaya kesehatan yang

    diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya, pola

    pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket

    (Departemen Kesehatan, RI, 2006).

    Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan

    kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang dasar

    1945, awal agenda 100 hari pemerintahan kabinet Indonesia bersatu

    berupaya untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui

    pelaksanaan kebijakan program jaminan pemeliharaan kesehatan

    masyarakat miskin (Jamkesmas). Dimana program ini diselenggarakan

    1

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    2/28

    2

    oleh Departemen kesehatan melalui penugasan kepada PT. Asuransi

    kesehatan berdasarkan SK nomor/1241/Menkes/SK/XI/2004, tentang

    pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin

    (Departemen kesehatan, RI, 2008).

    Widyarini (2005) mengemukakan bahwa perawat merupakan

    tulang punggung pelayanan di Rumah Sakit maupun Puskesmas yang

    harus selalu siaga untuk melakukan fungsi dan perannya sebagai

    perawat yang selalu menghadapi berbagai situasi darurat, namun pada

    kenyataan bahwa masih banyak keluhan masyarakat terhadap kualitas

    pelayanan perawat, sering terdengar di lingkungan sekitar kita atau

    terbaca di media masa berbagai keluhan mengenai sikap dan tindakan

    perawat.

    Adanya keluhan pasien tentang pelayanan kesehatan di instansi

    pemerintah di antaranya salah seorang pasien pengguna kartu jaminan

    kesehatan masyarakat miskin mengungkapkan bahwa meski dilayani,

    tapi jika dibandingkan dengan pasien umum kadangkala kami

    dinomorduakan (berita kota Makassar, 09 april 2008, p.1).

    Oroh dan Kuntjoro (2006) menyatakan bahwa dengan

    pemahaman terhadap persepsi pasien akan kualitas pelayanan, penyedia

    jasa tidak akan menempatkan pandangan dalam satu sisi yang dianggap

    telah mampu memberikan kepuasan. Di sisi lain masih sangat

    dimungkinkan, apa yang menjadi keyakinan pemberi pelayanan

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    3/28

    3

    kesehatan ternyata masih belum melihat keunikan dari pasien dan kultur

    dari masyarakat disekitarnya. Menjadi institusi yang terbuka dalam

    menerima kritik, mutlak diperlukan untuk kualitas pelayanan dan

    kepuasan pasien. Kenyataan ini diperoleh dari pengaduan masyarakat

    yang disampaikan melalui surat pengaduan masyarakat seperti

    Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis pertama masih mengalami

    masalah yakni implementasi kurang berorientsi pada masalah dan

    kebutuhan masyarakat setempat, hal ini berdampak terhadap kurangnya

    kepuasan pasien terhadap perawat dalam memberikan pelayanan, yang

    pada akhirnya akan mempengaruhi pelayanan perawat baik di

    puskesmas maupun di rumah sakit.

    B. Rumusan masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti dapat

    merumuskan masalah Bagaimana persepsi pasien jamkesmas terhadap

    kinerja pelayanan perawat di ruang rawat inap puskesmas Watampone

    kabupaten Bone

    C. Tujuan dan kegunaan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya persepsi pasien

    jamkesmas terhadap kinerja pelayanan perawat di ruang rawat inap

    puskesmas Watampone kabupaten Bone.

    1. Kegunaan Penelitian

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    4/28

    4

    a. Dari segi teoritis atau aspek keilmuan, hasil penelitian ini

    diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi pengembangan konsep

    keilmuan khususnya dalam bidang kajian serta sebagai bahan

    perbandingan bagi penelitian-penelitian mendatang khususnya

    yang berkaitan dengan sistem manajemen pemerintahan desa.

    Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

    referensi dan sebagai bahan masukan terhadap semua pihak yang

    terkait.

    D. Tinjauan Pustaka1. Tinjauan umum persepsi

    a. Pengertian persepsi

    Fisher dalam Mulyana (2008) mendefinisikan persepsi

    sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai

    representase dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah

    pengetahuan yang di tangkap oleh oleh indera kita. Karena

    persepsi tidak lebih sekedar pengetahuan mengenai apa yang

    tampak sebagai realitas bagi diri kita, realitas yang kita

    persepsikan adalah yang paling yang jelas. Sementara indera kita

    punya keterbatasan, karenanya bias, sehingga pengetahuan yang

    kita simpulkan bukanlah suatu kenyataan yang sebenarnya.

    1) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    5/28

    5

    Rivai (2004) menyatakan bahwa ada 2 faktor yang

    mempengaruhi perngembangan persepsi seseorang yaitu:

    faktor pengembangan persepsi dan faktor persepsi seleksi

    persepsi.

    2) Faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi

    seseorang.

    Psikologi yakni tanggapan seseorang mengenai segala

    sesuatu yang terjadi di alam dunia ini sangat dipengaruhi oleh

    keadaan psikologi, begitu pula dengan keluarga memiliki

    pengaruh yang sangat kuat dimana cara pandang dan sikap

    seorang anak biasanya diturunkan oleh keluaraga. Di samping

    itu kebudayaan merupakan faktor yang dapat berpengaruh

    karena faktor ini dapat mempengaruhi sikap nilai dan cara

    seseorang memandang dan memahami keadaan di

    sekelilingnya.

    3) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses seleksi seseorang

    persepsi, terdiri dari dua yakni:

    Faktor dari luar yang meliputi

    a) Intensitas, semakin besar intensitas stimulus dari luar

    semakin besar juga hal itu dipahami.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    6/28

    6

    b) Ukuran, semakin besar ukuran suatu objek, semakin mudah

    untuk diketahui.

    c) Berlawanan atau kontras, prinsip berlawanan dengan

    sekelilingnya ini akan menarik perhatian.

    d) Pengulangan, stimulus dari luar yang diulang akan

    memberikan perhatian yang lebih besar dari pada yang

    sekali dilihat atau didengar.

    e) Gerakan, orang akan memberikan banyak perhatian kepada

    benda yang bergerak.

    Faktor dari dalam meliputi

    a) Belajar dan persepsi, contoh dari faktor ini yakni seorang

    anak yang diajari oleh orang tuanya bahwa daging babi itu

    haram dan liur anjing itu mengandung najis, maka pada diri

    anak tersebut akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi

    harus dijauhi.

    b) Motivasi dan persepsi, mempengaruhi terjadinya persepsi,

    sebagai contoh membicarakan tentang seks kepada

    masyarakat yang tabuh untuk berbicara tentang seks akan

    sangat menarik perhatian, tetapi bagi masyarakat yang

    sudah biasa tidak begitu menarik.

    c) Kepribadian dan persepsi, kepribadian, nilai-nilai dan juga

    termasuk usia akan mempengaruhi persepsi seseorang.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    7/28

    7

    2. Tinjauan umum jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas)

    a. Pengertian jaminan kesehatan masyarakat.

    Jamkesmas adalah program bantuan sosial untuk

    pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

    Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi

    silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang

    menyeluruh bagi masyrakat miskin (Depkes, RI, 2008).

    Dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 1

    No.15 disebutkan bahwa jaminan pemeliharaan kesehatan adalah

    suatu cara penyelenggaran pemelliharaan kesehatan yang

    paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan,

    yang berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta

    pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya.

    b. Tujuan jamkesmas

    Depkes (2006) menyatakan bahwa penyelanggaran

    program Jamkesmas mempunyai dua tujuan yakni tujuan umum

    meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap

    seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat

    kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.

    Dan tujuan khusus yang ingin di capai adalah Meningkatnya

    cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat

    pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    8/28

    8

    Rumah Sakit, meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi

    masyarakat miskin dan terselenggaranya pengelolaan keuangan

    yang transparan dan akuntabel.

    c. Sasaran jaminan kesehatan masyarakat

    Sasaran program ini adalah seluruh masyarakat miskin

    dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa,

    tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan

    lainnya, yang membutuhkan pelayanan kesehatan di pemerintah

    dan swasta yang ditunjuk (Depkes, 2008).

    d. Ruang lingkup Jaminan kesehatan masyarakat

    Depkes (2006) Ruang lingkup dari jaminan kesehatan

    masyrakat meliputi: pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan

    jaringannya, pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit, balai

    pengobatan penyakit paru (BP4), balai kesehatan mata

    masyarakat (BKMM).

    3. Tinjauan umum kinerja

    a. Pengertian kinerja

    Mangkuprawira (2007) mengemukakan bahwa kinerja

    merupakan suatu hasil dari suatu proses pekerjaan tertentu secara

    terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi

    bersangkutan. Ukuran kinerja dapat dilihat dari sisi jumlah dan

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    9/28

    9

    mutu tertentu. Hal itu terkait dengan fungsi organisasi dan atau

    pelakunya. Bentuknya dapat bersifat tangible dan itangible

    tergantung pada bentuk dan proses pelaksanaan pekerjaan itu

    sendiri.

    b. Manfaat yang dapat dicapai dalam penilaian kerja

    Dengan adanya penilaian dapat merangsang minat dan

    pengembangan pribadi serta memberikan kesempatan kepada

    mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam

    kerangka pencapaian tujuan pelayanan sehingga terjadi

    peningkatan pada prestasi staf yang pada gilirannya akan

    mempengaruhi sumber daya manusia secara keseluruhan, baik

    secara individu maupun kelompok. Disamping itu yang tidak kalah

    pentingnya penilaian ini dapat membantu instansi untuk dapat

    menyusun program pengembangan dan pelatihan staf yang tepat

    guna, sehingga akan mempunyai tenaga yang cakap dan terampil

    untuk pengembangan keperawatan dimasa depan.

    Untuk menilai kinerja suatu puskesmas perlu dilaksanakan

    suatu survei yakni dengan menilai mutu pelayanan melalui survei

    kepuasan pelanggan berdasarkan persepsi pasien (Depkes, RI,

    2006).

    4. Tinjauan umum pelayanan keperawatan

    a. Pengertian pelayanan keperawatan

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    10/28

    10

    Perawat adalah seorang (seseorang profesional) yang

    mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan

    melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai

    jenjang pelayanan keperawatan (Kusnanto, 2004).

    Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan

    profesional yang merupakan bagian integral dari layanan

    kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,

    layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual

    komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok,

    dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh

    proses kehidupan manusia (Asmadi, 2008).

    Ali, Z (2002) merumuskan bahwa pelayanan keperawatan

    merupakan suatu upaya untuk membantu individu baik yang sakit

    maupun yang sehat dari lahir sampai meninggal dalam bentuk

    peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki

    sehingga individu tersebut dapat melakukan kegiatan secara

    mandiri dan optimal.

    Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas

    atau sesuai (yang berhubungan dengan standar-standar) dari

    suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan

    hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah

    mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    11/28

    11

    kematian, kesakitan, ketidak mampuan dan kekurangan gizi

    (Wiyono, 2000).

    b. Bentuk Pelayanan Perawat dalam Keperawatan

    Hidayat (2002) membagi pelayanan keperawatan dalam 6

    aspek penanganan yaitu:

    1) Jumlah tenaga pelaksana.

    Jumlah tenaga pelaksana terdiri atas dua yakni pelayanan

    keperawatan tunggal (solo practice) yang dilaksanakan oleh

    perorangan dan pelayanan keperawatan berkelompok (group

    practice) yang dilaksanakan secara berkelompok.

    2) Keahlian tenaga pelaksana.

    Pelayanan keperawatan umum (general nursing services)

    dilaksanakan oleh perawat umum. Pelayanan keperawatan

    spesialis (specialist nursing services) dilaksanakan oleh tenaga

    spesialis.

    3) Hubungan pelayanan dengan rumah sakit.

    a) Pelayanan keperawatan didalam rumah sakit (hospital based

    nursing services).

    b) Pelayanan keperawatan diluar rumah sakit (community

    based nursing services)

    4) Kondisi klien

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    12/28

    12

    a) Pelayanan keperawatan klien sakit (sick client nursing

    services)

    b) Pelayanan keperawatan klien sehat (healthy client nursing

    services)

    5) Jumlah klien

    a) Pelayanan keperawatan individual (individual nursing

    services)

    b) Pelayanan keperwatan keluarga (family nursing services)

    c) Pelayanan keperawatan kelompok (community nursing

    services)

    6) Orientasi pelayanan

    a) Pelayanan kesehatan medis (medical nursing services)

    b) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat (public

    health nursing services).

    c. Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana pelayanan

    keperawatan.

    1) Peran perawat

    Doheny dalam Kusnanto 2004, mengidentifikasi bahwa

    beberapa elemen peran perawat profesional, meliputi:

    Care giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan,

    peran utamanya adalah memberi asuhan keperawatan kepada

    klien yang meliputi inetervensi /tindakan keperawatan

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    13/28

    13

    observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan

    medis sesuai dangan pendelegasian yang diberikan.

    Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi

    klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien

    dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan

    klien ,membela kepentingan klien dan membantu klien

    memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang

    diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional

    maupun profesional.

    Counselor, sebagai pemberi bimbingan/konseling klien,

    tugas utama perwat adalah memberikan konseling/bimbingan

    kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah

    kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan kepada

    induvidu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman

    kesehatan dangan pengalaman yang lalu, pemecahan masalah

    difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah prilaku

    hidup ke arah prilaku hidup sehat.

    Educator, sebagai pendidik klien, perawat membantu

    klien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian

    pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan

    medik yang diterima sehingga klien atau keluarga dapat

    menerima tanggung jawab kepada hal-hal yang diketahuinya.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    14/28

    14

    Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan

    kesehatan kepada kelompok keluarga yang berisiko tinggi,

    kader kesehatan.

    Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan, perawat

    dituntut untuk dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan

    lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun

    pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan

    ksehatan klien.

    Coordinator, perawat diharapkan memanfaatkan semua

    sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi maupaun

    kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada

    intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih.

    Change agent, sebagai pembaharu, perawat

    mengadakan inovasi dalam cara berfikir, bersikap, bertingkah

    laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar

    menjadi sehat.

    Consultant, elemen ini berkaitan dengan permintaan

    klien terhadap informasi perawat adalah sumber informasi

    yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien.

    2) Fungsi perawat

    Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus

    dilaksanakan sesuai dengan perannya, dalam hal ini fungsi

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    15/28

    15

    dapat berubah sesuai keadaan. Fungsi perawat dalam

    melaksanakan perannya yang meliputi 3 fungsi diantaranya:

    a) Fungsi independent yaitu fungsi dimana perawat

    melaksanakan perannya secara mandiri tidak tergantung

    pada orang lain

    b) Fungsi dependent adalah kegiatan yang dilaksanakan

    seorang perawat atas instruksi dari tim kesehatan lain

    c) Fungsi yang terakhir adalah interdependent berupa kerja

    tim yang sifatnya saling ketegantungan baik dalam

    keperawatan maupun kesehatan (Mubarak et.al, 2005).

    3) Standar praktik keperawatan

    Persatuan perawat Indonesia (PPNI) dalam Nursalam

    (2007) mengemukakan bahwa standar praktek keperawatan

    dibagi dalam lima standar yang meliputi:

    Standar yang pertama adalah pengkajian keperawatan

    dimana perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan

    klien dilakukan secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat

    dan berkesinambungan. Dengan kriteria: Pengumpulan data

    dengan cara wawancara, observasi pemeriksaan fisik, dengan

    sumber data dari klien, keluarga, dan orang yang terkait,

    kemudian data yang terkumpul di fokuskan pada keadaan klien

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    16/28

    16

    Standar yang kedua, selanjutnya perawat menganalisa

    data pengkajian untuk merumuskan diagnosis keperawatan,

    dengan kriteria proses diagnosa terdiri dari analisis, interpretasi

    data, identifikasi masalah klien.

    Standar ketiga, perawat membuat rencana tindakan

    keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan

    kesehatan klien, dengan kriteria: Harus ada prioritas masalah,

    tujuan dan rencana tindakan keperawatan, bekerjasama

    dengan klien dan keluarga dalam menyusun rencana

    tindakan, perencanaan sesuai kebutuhan klien dan

    mendokumentasikan rencana keperawatan.

    Standar keempat, Perawat mengimplementasikan

    tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan

    keperawatan, dengan kriteria: Bekerjasama dengan klien,

    kolaborasi dengan profesi lain, melakukan tindakan

    keperawatan, member informasi kepada klien dan keluarga,

    menjadi advokat untuk klien dan merevisi tindakan

    keperawatan berdasarkan respon klien.

    Standar yang kelima, perawat mengevaluasi kemajuan

    klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian

    tujuan, dan merevisi data dasar dan perencanaan.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    17/28

    17

    Elizadiani (2003) menyatakan bahwa standarmenyajikan kriteria dimana praktek semua perawat (registered

    nurse) akan di ukur oleh publik, klien, employer, kolega, dan

    perawat itu sendiri. Selain itu tujuan utama dari sebuah profesi

    adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan praktik para

    anggotanya dan pada saat yang sama memperluas basis

    pengetahuannya yang terpisah dan berbeda dari profesi lain.

    Standar adalah level kinerja (performance) yang diinginkan dan

    dapat dicapai dimana kinerja aktual dapat dibandingkan. Ia

    memberikan petunjuk kinerja mana yang tidak cocok atau tidak

    dapat diterima. Standar praktik keperawatan adalah pernyataan

    tentang apa yang dibutuhkan oleh (perawat) untuk dijalankan

    sebagai profesional keperawatan. Praktek keperawatan

    didefinisikan sebagai kinerja dari pelayanan kesehatan yang

    memerlukan penerapan pengetahuan dan keterampilan

    keperawatan profesional.

    4) Dimensi Kualitas Pelayanan Keperawatan.

    Untuk menilai kualitas suatu pelayanan ada lima

    dimensi kualitas yang perlu diperhatikan yaitu:

    Tangible (Keberwujudan) Yaitu penampilan fasilitas

    fisik, peralatan, personal, dan media komunikasi yang dapat

    dilihat langsung oleh pasien yang meliputi: Kebersihan,

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    18/28

    18

    kerapihan dan kenyamanan ruangan, penataan interior dan

    eksterior ruangan, kelengkapan, persiapan dan kebersihan.

    Adrian pamer dalam Diana (2008)

    Reliability (Kehandalan) Yaitu kemampuan untuk

    melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan

    terpercaya. Misalnya: Pelayanan pemeriksaan, pengobatan

    dan perawatan yang tepat dan cepat, jadwal pelayanan

    dijalankan secara tepat, prosedur pelayanan yang tidak

    berbelit-belit ziethaml dalalm Diana (2008)

    Sedangkan Widyarini (2005) menjelaskan bahwa

    reliability adalah tanggung jawab yang mencakup kecepatan

    dan ketepatan dalam memberikan pelayanan serta keakuratan

    dalam memberikan informasi.

    Responsiveness (Ketanggapan) Yaitu kemampuan

    untuk membantu pelanggan atau menanggapi dan melakukan

    sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan pasien, meliputi hal-

    hal berikut ini: kepastian dalam memberikan informasi waktu

    pelayanan, kemampuan memberikan pelayanan tepat dan

    cepat bagi yang membutuhkan, kesediaan dalam membantu

    pasien yang membutuhkan bantuan (Nurcaya, 2007).

    Assurance (Jaminan) Yaitu pengetahuan dan

    kesopanan petugas serta kemampuan mereka untuk

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    19/28

    19

    menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang meliputi:

    Pengetahuan dan kemampuan medis menetapkan diagnosis,

    keterampilan medis / para medis dalam bekerja, pelayanan

    yang sopan dan ramah, jaminan keamanan, kepercayan status

    sosial Adrian dalam diana (2008). Sesuai dengan pendapat

    widyarini (2005) mengemukakan bahwa assurance atau

    kepastian yaitu bentuk layanan langsung dalam membantu

    pasien yang didukung dengan pengetahuan dan keterampilan.

    Empathy (Empati) merupakan kemampuan untuk

    memahami dan memperhatikan kondisi psikologis pasien, yang

    dalam hal ini diperlukan upaya untuk memberikan kenyamanan

    pada pasien (widyarini, 2005). Selanjutnya (Nurcaya, 2007)

    menjelaskan bahwa ketersediaan untuk peduli serta

    memberikan perhatian pribadi dan kenyamanan. meliputi hal-

    hal: Perhatian personal terhadap pasien, kepedulian terhadap

    kebutuhan pasien, pemahaman terhadap kebutuhan pasien

    Dari beberapa uraian diatas dapat kita ketahui bahwa

    untuk menilai kualitas suatu pelayanan keperawatan kepada

    klien perlu digunakan standar praktek keperawatan yang

    merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan

    asuhan keperawatan.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    20/28

    20

    Persepsi pasien

    terhadap kinerja

    pelayanan

    perawat

    E. Kerangka KonseptualPelayanan yang diberikan oleh perawat akan diperhatikan oleh

    pasien sehingga pasien akan mempersepsikan sesuai dengan

    pengetahuan yang diperoleh. Bagan di bawah ini akan menunjukkan

    persepsi pasien jamkesmas terhadap Pelayanan perawat.

    Persepsi pasien Jamkesmas terhadap kinerja perawat dalam

    memberikan pelayanan keperawatan berdasarkan lima dimensi

    pelayanan yaitu sarana fisik (tangible), kehandalan (reliability),

    ketanggapan (responsiveness), jaminan/keyakinan (assurance),

    kepedulian (empaty) sebagai proses, persepsi pasien terhadap

    pelayanan perawat sebagai out put. Dimana pelayanan keperawatan

    yang tidak sesuai dengan harapan pasien akan dipersepsikan bahwa

    pelayanan perawat buruk.

    Input Proses Output

    Dimensi kualitaspelayanankeperawatan

    TangibleReliabilityResponsiveness

    AssuranceEmpaty

    Pasienjamkesmas

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    21/28

    21

    F. Metode Penelitian1. Tipe penelitian

    Desain penelitian dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

    rancangan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.

    Peneliti menggunakan bentuk penelitian ini untuk mendekskripsikan

    peristiwa atau pengalaman informan dengan mengutamakan

    pandangan dan informasi yang diberikan. Dalam hal ini peneliti dapat

    menjabarkan informasi yang diperoleh dari informan dan memberikan

    makna melalui analisis, sehingga peneliti dapat mengetahui persepsi

    pasien tentang kinerja perawat dalam memberikan pelayanan

    keperawatan yang dinilai dari lima dimensi kualitas pelayanan.

    2. Populasi dan sampel

    a. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

    objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Sugiyono (2004).

    Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien yang memiliki

    kartu Jamkesmas di wilayah kerja puskesmas Watampone kab.

    Bone sebanyak ?????? jiwa.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    22/28

    22

    b. Sampel

    Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau

    sebagai jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam

    penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria inkulsi dan

    kriteria ekskulsi (Hidayat, 2007).

    Sampel dalam penelitian ini adalah pasien jamkesmas

    rawat inap. Dengan menggunakan teknik porpusive sampling yaitu

    teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

    tertentu dengan jumlah sampel 10 orang, yang mana sampel

    tersebut telah memenuhi kriteria inklusi:

    Pasien Jamkesmas di wilayah kerja puskesmas

    Watampone.

    1) Pasien Jamkesmas telah rawat inap selama 3 hari.

    2) Pasien Jamkesmas yang bersedia menjadi informan.

    3. Teknik penelitian

    a. Library research (penelitian kepustakaan)

    Penelitian dilakukan dengan membaca buku-buku literatur,

    dokumen-dokumen, petunjuk-petunjuk dan brosur-brosur tentan

    pengadaan dan yang berhubungan dengan penelitian ini.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    23/28

    23

    b. Field research (penelitian lapangan)

    Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi lokasi

    penelitian untuk melakukan pengamatan secara langsung guna

    mendapatkan data yang diperlukan dalam memecahkan masalah.

    4. Teknik pengumpulan data

    a. Wawancara

    Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang akan digunakan

    adalah wawancara semiterstruktur (semistructure interview)

    dimana termasuk dalam kategori in-depth inteview yang

    pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan wawancara jenis ini adalah

    untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana

    pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya

    (Sugiyono, 2008).

    b. Observasi

    Observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi

    pasif(passive participation) dalam hal ini peneliti datang di tempat

    kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut dalam kegiatan

    tersebut (Sugyono, 2008).

    5. Teknik Analisis

    Peneliti menggunakan teknik analisis data di Lapangan Model

    Miles dan Huberman (Sugiyono2008). Aktivitas teknik analisis data ini

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    24/28

    24

    yaitudata reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

    Penjelasannya sebagai berikut.

    a. Data Reduction (Reduksi Data)

    Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang telah direduksi

    akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

    peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

    mencarinya bila diperlukan.

    b. Data Display(Penyajian Data)

    Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah

    menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

    antarkategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini, peneliti

    melakukan penyajian data dalam bentuk teks yang bersifat narasi.

    Ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Miles and Huberman

    (1984 dikutip dalam Sugiyono 2008), yang menyatakan bahwa

    penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

    bersifat naratif.

    c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan

    Verifikasi)

    Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan akan

    berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

    mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    25/28

    25

    apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

    oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

    lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

    dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

    G. Rencana IsiRencana isi dari proposal ini adalah sebagai berikut:

    Bab Satu : Bab Pendahuluan, didalamnya dikemukakan latar belakang

    masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian

    dan sistematika pembahasan.

    Bab Dua : Bab pengkajian teori, menguraikan persepsi, meliputi:

    pengertian persepsi, faktor-faktor yang mempengaruhi

    persepsi. Jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas),

    meliputi: pengertian jaminan kesehatan masyarakat, tujuan

    jamkesmas, sasaran jaminan kesehatan masyarakat, ruang

    lingkup Jaminan kesehatan masyarakat. Kinerja, meliputi:

    pengertian kinerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja,

    manfaat yang dapat dicapai dalam penilaian kerja. Pelayanan

    keperawatan, meliptui: pengertian pelayanan keperawatan,

    bentuk Pelayanan Perawat dalam Keperawatan, peran dan

    fungsi perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan.

    Bab Tiga : Bab Keadaan Umum Lokasi Penelitian, menguraikan tentang

    struktur organisasi, jenis kegiatan/program yang dibina,

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    26/28

    26

    jaringan puskesmas. Sumber daya manusia (tenaga

    kesehatan).

    Bab Empat: Merupakan Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan,

    membahas tentang pandangan pasien Jamkesmas tentang

    keberadaan fasilitas fisik (tangible), pandangan pasien

    Jamkesmas tentang kemampuan perawat dalam

    memberikan pelayanan keperawatan (reliability), pandangan

    pasien Jamkesmas tentang respon perawat dalam

    memberikan pelayanan keperawatan (responsiveness),

    pandangan pasien Jamkesmas tentang kenyamanan

    perawat dalam memberikan tindakan keperawatan

    (assurance), pandangan pasien Jamkesmas tentang

    kepedulian atau perhatian perawat dalam memberikan

    pelayanan keperawatan (empathy).

    Bab Lima : Bab penutup, menampilkan beberapa kesimpulan dan saran.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    27/28

    27

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Z, 2002, Dasar-dasar keperawatan professional, ed 1, Widya Medika,Jakarta.

    Asmadi, 2008, Konsep Dasar Keperawatan, ed 1, EGC, Jakarta.

    Departemen kesehatan, RI, 2006, Pedoman penilaian kinerja puskesmas,Direktorat jenderal bina kesehatan masyarakat, Jakarta.

    Diana, W, I, 2008, Manajemen pemasaran dan usaha kesehatan, ed I, Mitracendekia, Yogyakarta.

    Departemen kesehatan, RI, 2008, Pedoman pelaksanaan jaminan kesehatanmasyarakat, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

    Elizadini, D, 2003, Standar untuk praktek keperawatan, digitized by USUDigital Librarys

    Hidayat A, A, 2008, Metode penelitian, keperawatan dan teknik analisa data,ed 3, Salemba Medika, Jakarta.

    Halta, G, R.,Erkadius, Sidik, N, A. (2008) Pedoman manajemen informasikesehatan di sarana pelayanan kesehatan, ed 1, Universitas

    Indonesia press, 2008.Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi dan Praktek Keperawatan Profesional, ed

    1, EGC, Jakarta.

    Muninjaya G, A, 2004, Manajemen kesehatan, ed 2,EGC, Jakarta.

    Mangkuprawira, S, Hubeis, A,V, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia,ed 2, Ghalia Indonesia, Jakarta.

    Mubarak,W, I., Santoso, B, A., Rozikin, K., Patonah, S,2005, Pengantarkeperawatan komunitas, ed 1, Sagung seto. Jakarta.

    Mulyana, A, (2008), Memahami diri dan orang lain dalam komunikasi, diaksestanggal 03 November 2009, http: //kuliah.dagdigdog.com.

    Nursalam, 2007, Manajemen Keperawatan; Aplikasi dalam PraktikKeperawatan Profesional, ed2, Salemba Medika, Jakarta.

  • 7/23/2019 Proposal Isnawati Dinas Kesehatan

    28/28

    28

    Nurcaya, I, R., 2007,Analisis kualitas pelayanan rumah sakit di provinsi bali,Jurnal Udayana, diakses 20 Agustus 2009, www. akademik. unsri. ac.

    id.Notoatmodjo, S, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, ed 3, Rineka cipta,

    Jakarta.

    Oroh,O, S, Kuntjoro, T, 2006, Persepsi pasien terhadap mutu pelayananpuskesmas kota Yogyakarta, jurnal kmpk UGM, diakses 2 Agustus2009, http://Lrc-Kmpk.Ugm.ac.id

    Potter dan perry, 2005, Buku ajar fundamental keperawatan, vol 1, ed 4,EGC, Jakarta.

    Pelayanan buruk pasien miskin menurun, Berita Kota Makassar online, 09April, 2008, p.1.

    Rivai, V, 2004, Kepemimpinan dan prilaku organisasi, ed 2, PT raja grafindopersada, Jakarta.

    Rahmat, 2006, perbedaan tingkat kepuasan pasien jamkesmas dan nonjamkesmas terhadap pelayanan keperawatan di RS. WahidinSudirohusodo. Makassar. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar:Program study ilmu keperawatan UNHAS MAKASSAR.

    Sugyono, 2001, Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta,

    Bandung.Wijono, D, 2000, Manajemen mutu pelayanan kesehatan; Teori strategi dan

    aplikasi, vol 1, Air langga Universitas press, Jakarta.

    Widyarini, N, 2005, Makna profesionalisme perawat dalam perspektif pasien,Jurnal Gunadarma, diakses 2 agustus 2009, http;//Respiratory.Gunadarma.ac.id.