proposal penelitian kapita selekta museum surabaya
TRANSCRIPT
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 1/16
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 2/16
[KAPIA SELEKTA]
1 |H a l a m a n
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia, tak salah jika Surabaya
menjadi kota yang sangat berkembang. Kondisi tektonik di Surabaya bisa dibilang
sangat aktif hingga sekarang. Surabaya memiliki kondisi geologi berupa cekungan
endapan aluvial muda hasil endapan laut dan sungai, tuff dan batu pasir (sandstone).
Menurut Nakamura, apabila endapan terdiri dari aluvial, tuff, dan batu pasir, maka
wilayah tersebut mempunyai potensi bahaya lebih besar terhadap efek intensitas
getaran tanah akibat amplifikasi dan interaksi getaran tanah terhadap bangunan karena
gempa bumi. Selain itu, Surabaya merupakan wilayah yang berdekatan dengan
beberapa sesar aktif, antara lain sesar aktif Lasem, Watu kosek, dan Grindulu.
Wilayah Surabaya merupakan kota yang memiliki perkembangan pesat di
berbagai aspek. Tidak hanya itu, Surabaya juga masih memiliki objek-objek sejarah
yang tidak bisa dilupakan dan harus dijaga. Salah satunya adalah bangunan tua yang
telah beberapa kali alih fungsi. Gedung Museum Surabaya merupakan salah satu
gedung tua dan bersejarah di Surabaya, sehingga timbul pertanyaan apakah gedung ini
masih layak digunakan dan aman terhadap ancaman gempa bumi. Sehingga
mendorong untuk lebih jauh mengkaji bangunan Museum Surabaya. Pengkajian
meliputi analisis mikrotremor untuk menentukan frekuensi natural bangunan dan
menentukan distribusi karakteristik kekuatan bangunan. Kemudian, pengolahan data
mikrotremor tanah dilakukan dengan analisis HVSR, kemudian pada bangunan
digunakan analisis FSR dan RDM. (Vivi, 2012)
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian analisis mikrotremor kali
ini adalah:
- Bagaimana nilai kerentanan bangunan berdasarkan analisis FSR terhadap
gedung museum Surabaya?
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 3/16
[KAPIA SELEKTA]
2 |H a l a m a n
- Bagaimana nilai kerentanan bangunan berdasarkan analisis RDM terhadap
gedung museum Surabaya?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan manfaat yang digunakan dalam penelitian analisis mikrotremor kali
ini adalah:
- Mengetahui nilai kerentanan bangunan berdasarkan analisis FSR terhadap
gedung museum Surabaya.
- Mengetahui nilai kerentanan bangunan berdasarkan analisis RDM terhadap
gedung museum Surabaya.
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 4/16
[KAPIA SELEKTA]
3 |H a l a m a n
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Karakteristik Wilayah Surabaya
Wilayah kota Surabaya merupakan dominan daerah dataran rendah, yang
berkisar 80% merupakan endapan aluvial dan sisanya merupakan perbukitan rendah
yang dibentuk oleh tanah hasil pelapukan batuan tersier/tua. Tanah endapan aluvial ini
terdiri dari endapan sungai, rawa, delta dan endapan pantai atau merupakan campuran.
Letak Museum Surabaya (Bekas Gedung Siola) terdapat dalam peta geologi sebelah
utara. Secara Fisiografi daerah ini termasuk dataran rendah berupa endapan Aluvium
dan endapan rawa. Gedung Museum Surabaya memiliki 3 lantai dimana gedung
tersebut didirikan pada tahun 1877 dimana pernah rusak karena di bom dan dibangun
kembali pada tahun 1950. Peta geologi wilayah Surabaya diperlihatkan oleh gambar
2.1.
Gambar 2.1 Peta Geologi Surabaya (gedung museum surabaya ditunjukkan
titik merah) (Supandjono dkk, 1992)
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 5/16
[KAPIA SELEKTA]
4 |H a l a m a n
Wilayah Jawa Timur (Jatim), khususnya kota Surabaya merupakan wilayah
yang tidak tahan terhadap gempa bumi, karena kondisi tanahnya yang bersifat
“aluvial” (lunak). Pakar Geologi Surabaya, mengemukakan Kondisi tanah di wilayah
kota Surabaya sangat buruk atau bersifat aluvial atau gembuk, sehingga bila terjadi
gempa akan mudah luluh lantak. Beberapa skala gempa yang terjadi di Aceh dan
Meksiko beberapa tahun yang lalu sebenarnya masih tergolong kecil, Namun
kerusakan menjadi sangat parah akibat kondisi tanahnya yang tidak mendukung.
Kondisi tanah yang aluvial mengakibatkan terjadinya amplifikasi sehingga ketika
gempa itu terjadi, maka bisa meluluh lantakkan semua bangunan yang ada. Kondisi
tanah yang buruk dipengaruhi oleh konstruksi bangunan yang tidak didesain dengan
bangunan yang tahan gempa. Dalam periode 1800-1985, di Surabaya pernah terjadi
beberapa gempa bumi pada 22 Maret 1836 dengan jarak epicenter 60 Km di barat
daya Mojokerto (skala VII-VIII MMI), 31 Agustus 1902 dengan jarak epiceneter 40
Km barat laut Sedayu Gresik (skala VI MMI), 11 Agustus 1939 dengan jarak
epicenter 60 Km barat laut Laut Jawa (skala VII) dan 19 Juni 1950 dengan jarak
epicenter 110 Km barat laut Laut Jawa (skala MMI). Towhata (2008) menjelaskan
bahwa wilayah Surabaya bisa digolongkan dalam zona kegempaan kelas tujuh dengan
nilai Peak Ground Acceleration (PGA) sebesar 0.05 – 0.1 g. Artinya, Surabaya
tergolong dalam wilayah yang jarang terjadi gempa. PGA merupakan nilai percepatan
batuan dasar (bedrock) suatu wilayah ketika dikenai gempa. Nilai PGA tersebut,
didasarkan pada estimasi sumber gempa, sejarah kegempaan dan keberadaan tektonik
lempang sekitar wilayah tersebut. Peta hazard kegempaan diperlukan untuk
menunjukkan tingkat hazard gempa suatu wilayah terutama untuk wilayah dengantingkat aktifitas kegempaan yang tinggi seperti Wilayah Indonesia.
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 6/16
[KAPIA SELEKTA]
5 |H a l a m a n
Gambar 2.2 Peta zonasi gempa Indonesia (Kementrian Pekerjaan Umum, 2010)
Pengaruh efek lokal terhadap gempa menunjukkan bahwa kerusakan struktur
bangunan akibat gempa dan intensitas goncangan tanah selama gempa secara
signifikan dipengaruhi oleh kondisi geologi, kondisi tanah setempat dan banyaknya
jumlah korban jiwa yang diakibatkan oleh gempa bumi sangat signifikan. Batuan
sedimen yang lunak diketahui memperkuat gerakan tanah selama gempa dan karena
itu rata-rata kerusakan yang diakibatkan lebih parah dari pada lapisan keras. Artinya
batuan sedimen merupakan faktor amplifikasi amplitudo gelombang gempa. Kota
modern yang dibangun di atas sedimen lunak akan mudah mengalami kerusakan
akibat amplifikasi gelombang gempa. Faktor penting yang digunakan untuk
mengestimasi efek lokal yang diakibatkan oleh gempa bumi adalah hubungan antara
frekuensi natural suatu bangunan dengan frekuensi natural lapisan sedimen dimana
bangunan tersebut dibangun. Sehingga bisa diketahui nilai resonansi bangunan yang
nantinya bisa diestimasi kerentanannya terhadap gelombang gempa
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 7/16
[KAPIA SELEKTA]
6 |H a l a m a n
2.2 Metoda Mikrotremor
Metoda Mikrotremor merupakan metoda pastif yang mengukur getaran yang
terjadi di tanah. Getaran tanah yang diukur dapat merupakan getaran alami seperti
gempa, getaran dari aliran air bawah permukaan, lapisan tanah keras, dan sejenisnya
atau karena aktivitas manusia seperti berjalan, kendaraan, mesin, dan sejenisnya.
Mikrotremor mempunyai frekuensi lebih tinggi dari frekuensi gempabumi, periodenya
kurang dari 0,1 detik yang secara umum antara 0.05 – 2 detik dan untuk mikrotremor
periode panjang bisa 5 detik, sedang amplitudenya berkisar 0,1 – 2,0 mikron. Dalam
implementasinya getaran yang direkam dan diambil datanya merupakan getaran yang
disebabkan aktifitas alami, hal ini dapat dilihat dari konsistensi frekuensi yang
direkam.
Metoda yang paling sering digunakan untuk menganalisa kerentanan bangunan
ada 2 bentuk yaitu metoda Floor Spectral Ratio (FSR) dan metoda random decrement
(RMD).
2.2.1 Analisis Mikrotremor FSR
Metoda FSR ini yaitu metoda fungsi transfer dari tiap lantai antara spektral
bangunan danspektral tanah. Fungsi transfer dari struktur telah diperkirakanoleh rasio
spektral struktur dan spektral tanah atau spektral bidang bebas, ini disebut floor
spektral rasio (FSR). Menurut Gosar metoda Floor Spectral Ratio (FSR) merupakan
metoda standart. Untuk evaluasi kekuatan bangunan yang disebabkan getaran seismic
dan karakteristik pembangunan dapat dilakukan dengan pencatatan rekaman
mikrotremor. Indeks kerentanan struktur terhadap bencana gempa dapat mengestimasidengan menggunakan sudut drift. Hal tersebut terkait dengan percepatan gempa input
dan perpindahan dari setiap lantai (Gosar, 2007). Parameter ini diperkirakan dari
frekuensi dasar dan amplitudo dari setiap lantai yang diperoleh fungsi transfer dari
struktur. Fungsi transfer dari struktur telah diperkirakan oleh rasio spektral struktur
dan spektral tanah atau spektral bidang bebas, ini disebut floor spektral rasio (FSR).
Menurut Gosar metoda Floor Spectral Ratio (FSR) merupakan metoda standar. Untuk
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 8/16
[KAPIA SELEKTA]
7 |H a l a m a n
evaluasi kekuatan bangunan yang disebabkan getaran seismic dan karakteristik
pembangunan dapat dilakukan dengan pencatatan Ambient.
Nakamura (2008), mengemukakan bahwa dengan menggunakan FSR dari nilai
K-values dapat ditentukan besarnya sudut simpangan (drift angle γ) guna menentukan
tingkat dan batas keamanan bangunan. Evaluasi kerentanan bangunan dari hasil
analisis FSR ditinjau dari beberapa parameter. Pertama yaitu resiko terjadinya
resonansi. Menurut Hamid (2011), fenomena resonansi dapat terjadi bila frekuensi
natural suatu benda mendekati nilai frekuensi natural (w) di mana benda itu berada.
Jadi, resonansi terjadi bila:
W struktur bangunan = n wfree field ........................................................(1)
Dengan:
N = order springing = 1, 2, 3, dst.
Kedua adalah efek jenis tanah terhadap Peak Ground Accelaration (PGA).
Caranya dengan memplotkan respon spektral hasil pengujian mikrotremor, pada lokasi
tanah permukaan dengan Desain Respon Spektra Indonesia di Lubuk Buaya-Padang.
Model kurva desain respon spektrum yang mendekati dan masuk dalam range period
getar tanah hasil pengujian respon spektrumlah yang menjadi acuan jenis tanah
permukaan di bawah bangunan tersebut berada. Gempa yang direkam di tanah lunak
mempunyai percepatan tanah maksimum yang lebih besar daripada yang direkam di
tanah keras untuk nilai PGA < 0,40 g. Untuk PGA > 0,40 g, hasil-hasil yang
sebaliknya terjadi (Kramer 1996 cit. Pawirodikromo 2012).
Ketiga adala indeks kerentanan struktur bangunan Nakamura (2000) akibat
gempa. Yaitu dengan persamaan (Sato dkk., 2008):
=
(2)
10000
................................................... (2)
Dengan:
K n = Kerentanan bangunan lantai yang ditinjau (10-6)
= Selisih amplitudo lantai yang ditinjau dengan lantai sebelumnya
f = frekuensi lantai yang ditinjau (Hz)
H = tinggi bangunan lantai yang ditinjau (m)
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 9/16
[KAPIA SELEKTA]
8 |H a l a m a n
Gambar 2.3 Skema model-n lantai struktur dan bentuk modelnya
Kemudian dari nilai K n didapatkan drift angle (γ) pada tiap lantai dengan
persamaan berikut:
= .................................................. (3)
Dimana:
e = efesiensi gempaa = percepatan muka tanah maksimum (cm/s2)
Tahap awal analisa FSR adalah analisis spektrum Fourier yang berfungsi untuk
mengubah data mikrotremor awal yang berupa domain waktu (time series) ke domain
frekuensi. Algoritma Fast Fourier Transform (FFT), Dalam analisis spektrum,
masing-masing panjang perekaman dipisah menjadi 20 sampai 40 sekon non
overlapping window. Untuk menghaluskan hasil proses FFT, digunakan filter
smoothing Konno dan Ohmachi dengan koefisien bandwith sebesar 40. Spektrum
amplitudo rata-rata untuk masing-masing komponen dihitung dari window yang
terseleksi. Kemudian, untuk memperoleh frekuensi natural bangunan dilakukan
dengan menggunakan analisis FSR ( Floor Spectra Ratio) yang dijadikan sebagai
analisis spektrum pada pengukuran lantai bangunan terhadap tanah di bawahnya.
Hasilnya adalah rata-rata frekuensi natural bangunan dan frekuensi natural tanah.
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 10/16
[KAPIA SELEKTA]
9 |H a l a m a n
2.2.2 Analisis Mikrotremor RDM
Metoda random decrement (RDM) merupakan teknik yang digunakan untuk
identifikasi karakteristik dinamik dan deteksi kerusakan suatu bangunan dari respon
suatu gempa. Konsep RDM adalah respon dinamis dari sebuah system untuk sebuah
eksitasi acak tujuannya yaitu membatalkan komponen acak untuk mendapatkan kurva
getaran bebas yang buruk dari perkiraan damping dan frekuensi natural. RDM dikenal
sebagai metoda transform serangakaian waktu acak dalam pengurangan energi dari
getaran bebas struktur bangunan. Pada tingkat amplitude tertentu dan fixed duration
(length) mencapai rata-rata randomec. Komponen random akan di filter. Representasi
domain frekuensi menunjukkan puncak dominan dari system.
Pengolahan data mikrotrmor untuk mengetahui karakterisitik dinamik suatu
bangunan dengan menggunakan metoda RDM. Tahap awal sebelum melakukan
proses RDM yaitu menggunakan analisis band pass filter untuk menentukan frekuensi
yang diinginkan.parameter band pass filter ini di ambil dari hasil range frekuensi pada
analisis metoda RDM frekuensi dipakai mulai dari 1 Hz – 10 Hz. Menghitung
damping ratio dan frekuensi natural struktur bangunan digunakan metoda RDM(random Decrement metoda dengan menganalisis sinyal dari hasil filter. menghasilkan
getaran bebas. Dari hasil getaran bebas ini dihasilkan damping ratio dan frekuensi
natural struktur.
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 11/16
[KAPIA SELEKTA]
10 |H a l a m a n
Gambar 2.4 Skematis Random Decrement Method , respon frekuensi acak di filter
kedalam domain waktu sehingga menghasilkan respon getaran
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 12/16
[KAPIA SELEKTA]
11 |H a l a m a n
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gedung Meseum Surabaya.
Gambar 3.1 Lokasi Gedung Museum Surabaya
Sedangkan untuk skema waktu penelitian diperlihatkan oleh table 3.1
November Desember
2 3 4 1 2 3 4
Perizinan
Akuisisi
Pengolahan
Laporan
Tabel 3.1 Skema waktu Penelitian
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 13/16
[KAPIA SELEKTA]
12 |H a l a m a n
3.2 Alat dan Software
1. Software Geopsy.
2.
Mikrotremor 1 buah.3. GPS.
4. Denah Museum Surabaya.
5. Timer.
Gambar 3.2 Mikrotremor MAE
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 14/16
[KAPIA SELEKTA]
13 |H a l a m a n
3.3 Alur Kerja
Gambar 3.2 Alur kerja penelitian
3.4 Cara Akusisi
Gambar 3.3 Alur akusisi penelitian
KesimpulanInterpretasiPengolahan
DataAkuisisi
Pindah ke titikselanjutnya
Rekam selama30 menit
Amankan area
Tentukan titik
survey di
setiap lantai (3lantai)
dan di tanah
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 15/16
[KAPIA SELEKTA]
14 |H a l a m a n
3.5 Cara pengolahan
1. FSR
a.
Dianalisis Spektrum Fourier, uabh masing-masing panjangrecord menjadi 20 hingga 40 sekon non overlapping window.
Digunakan untuk mengubah data dalam domain time ke domain
frekuensi.
b. Difilter menggunakan filter smoothing Konno dan Ohmachi
dengan koefisien bandwidth 40.
c. Dihitung spektrum amplitudo rata-rata masing-masing
komponen.
d. Dilakukan analisis FSR (Floor Spectra Ratio) untuk memperoleh
frekuensi natural bangunan.
e. Dihasilkan rata-rata frekuensi natural bangunan dan frekuensi
natural tanah.
2. RDM
a. Dilakukan analisis band pass filter untuk menentukan frekuensi
yang diinginkan.
b. Dihitung dumping ratio dan frekuensi natural menggunakan
metode RDM (Random Decrement Method). Sinyal yang diolah
adalah sinyal hasil filter yang menghasilkan getaran bebas.
c. Dlakukan analisis dumping toolbox pada software Geopsy yang
menghasilkan dumping ratio dan frekuensi natural struktur.
7/23/2019 Proposal Penelitian Kapita Selekta Museum Surabaya
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-penelitian-kapita-selekta-museum-surabaya 16/16
[KAPIA SELEKTA]
15 |H a l a m a n
DAFTAR PUSTAKA
Gosar, A. 2007. Microtremor HVSR Study for Assessing Site Effects in the Bovec
Basin (NW Slovenia) Related to 1998 Mw 5.6 and 2004 Mw 5.2 Earthquake.ELSEIVER Engineering Gelogy 91 (2007) 178-193.
Laporan akhir BAPPEKO Surabaya. 2012. Kajian dan Analisa Potensi Geologi dan
Geofisika Kota Surabaya, BAPPEKO Surabaya, Juni 2012
Nakamura Y, 1989, A method for dynamic characteristics estimation of subsurface
using microtremor on the ground surface, Quarterly Report of the Railway
Technology Research Institute, Japan ;30(1):25 – 33.
Nakamura, Yutaka. Sato, Tsutomu. Nishinaga, Masayuki. 2000. Local Site Effect Of
Kobe Based OnMicrotremor Measurement. Proceedings of the Sixth
International Conference on Seismic Zonation (6ISCZ) EERI, November 12-
15, 2000/ Palm Springs. California.
Nakamura, Yutaka, 1997, Seismic vulnerability indices for ground and structures
using misrotremor. Proceedings of world congress on Railways Research.
November . Florence.
Nakamura,Yutaka, 2008, The change of the dynamic characteristics using
microtremor, Dept. of Built Environment, Tokyo Institute of Technology,
Japan
Nashir, Mochamad Abied Lutfi dan Bahri, Ayi Syaeful. (2013). Karakteristik
Kekuatan Bangunan Wilayah Surabaya Jawa Timur Menggunakan Analisa
Mikrotremor. Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol 1, No. 1, hal 1-6.
Sungkono. 2011. Evaluation Of building Strength from Microtremor analyses. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Towhata, I. 2008. Geotechnical Earthquake Engineering. Springer: Japan.
Vivi, Wulandari. 2012. Analisis Mikrotremor untuk Evaluasi Kekuatan Bangunan
Studi Kasus Gedung Perpustakaan ITS. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.