studi aspek standar mutu dan pengemasan manisan buah dan sayuran kering di industri manisan toeniel...
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
1/37
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Buah dan sayur merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah dan sayur buah cepat sekali
berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta pengaruh biologis
(jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Pengolahan buah menjadi salah satu cara untuk
memperpanjang masa simpan. Selama ini buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman (sari
buah dan sirup) dan makanan lain seperti manisan, dodol, keripik, dan sale. Bentuk olahan manisan
buah dan sayur yang sudah ada yaitu manisan basah dan manisan kering. Manisan basah diperoleh
setelah penirisan buah dari larutan gula, sedangkan manisan kering diperoleh bila manisan yang
pertama kali dihasilkan (manisan basah) dijemur sampai kering. Buah-buahan yang biasa digunakan
untuk membuat manisan basah adalah jenis buah yang cukup keras, seperti pala, mangga, kedondong,
kolang-kaling, dan lain-lainnya. Buah-buahan yang biasa digunakan untuk membuat manisan kering
adalah jenis buah yang lunak seperti pepaya, sirsak, dan lain-lainnya.
Produk yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan keamanan (safety) dan mutu (quality)
dalam memenuhi tuntutan konsumen dan persyaratan yang berlaku. Produk manisan buah dan sayur
kering lebih cepat terkontaminasi mikroorganisme seperti kapang dan jamur jika dalam pembuatannya
tidak dijaga mutunya. Pengolahan produk pangan yang sangat memperhatikan pengawasan dan
keamanan mutunya. Terutama jika ingin membangun sebuah industri misalnya manisan buah dan
sayur kering. Pengusaha industri tersebut dapat dilakukan pengamatan langsung di industri manisan
yang telah ada. Industri manisan sebagai tempat praktik lapangan yaitu di industri manisan CV.
Toeniel Surabaya berskala rumah tangga. Jaminan mutu yang lebih baik akan diberikan sehingga
dapat membangun kepercayaan terhadap konsumen.Setelah proses akhir dari pengolahan selesai, produk sebelum sampai kepada konsumen
dilakukan proses berikutnya yaitu pengemasan. Pengemasan dilakukan sebagai salah satu cara
pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan agar makanan atau bahan pangan baik yang belum
diolah maupun yang telah mengalami pengolahan. Technopreneurship merupakan proses dan
pembentukan usaha baru yang melibatkan teknologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa
penciptaan strategi dan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor
untuk pengembangan ekonomi nasional. Nantinya setelah melihat langsung proses pengemasan yang
dilakukan pada industri manisan CV. Toeniel Surabaya, diharapkan dapat timbul suatu inovasi
khususnya pada aspek pengembangan teknologi pengemasan yang sesuai dengan produk manisan
kering terkait program technopreneurship.
1.2. TUJUAN
Tujuan instruksional dari praktik lapangan di industri manisan CV. Toeniel Surabaya adalah:
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa melalui latihan praktik lapangan
dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuai dengan bidang keahliannya.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan memecahkan
permasalahan sesuai dengan bidang keahliannya di lapangan secara sistematis dan interdisiplin.
1
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
2/37
Tujuan institusional dari praktik lapangan di industri manisan CV. Toeniel Surabaya adalah :
Memperkenalkan dan mendekatkan IPB, khususnya Fakultas Teknologi Pertanian IPB dengan
masyarakat, mendapatkan masukan bagi penyusunan kurikulum serta peningkatan kualitas pendidikan
yang sesuai dengan kemajuan IPTEK dan kebutuhan masyarakat pengguna.
Adapun tujuan khusus dari kegiatan praktik lapangan ini yaitu :a. Mempelajari pengemasan manisan buah dan sayuran kering di industri manisan CV. Toeniel,
Surabaya.
b. Menganalisis, melakukan observasi, dan memberikan usulan solusi terhadap masalah yang ada
dalam industri berdasarkan disiplin ilmu yang dipelajari.
c. Mengembangkan jiwa seorang technopreneurship dalam mengidentifikasi masalah dalam standar
mutu dan teknologi pengemasan khususnya.
d. Mampu mengembangkan teknologi pengemasan untuk produk manisan buah dan sayur kering.
1.3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Praktik lapangan dilakukan pada 25 Juli-3 Agustus 2012 dengan masa kerja selama 40 hari.
Pelaksanaan kegiatan bertempat di industri manisan CV. Toeniel. Lokasi di Jalan Tanjung Karang
No.80-82 Perak Barat, Surabaya.
1.4. METODA
Dalam pelaksanaan praktik lapangan akan digunakan metode dibawah sebagai panduan untuk
menghasilkan data dan analisis yang tepat, yaitu:
a. Penjelasan Singkat
Penjelasan singkat dari pembimbing lapangan atau wakil dari perusahaan. Hal ini bertujuan untukmemberikan wacana awal.
b. Pengamatan di Lapangan
Pengamatan langsung di lapangan dilakukan dengan mengamati dan berpartisispasi aktif secara
langsung pada proses produksi manisan buah dan sayuran sehingga dapat mengembangkan teknologi
pengemasan yang baik dalam pengolahannya.
c. Wawancara dan Diskusi dengan Pihak Terkait
Kegiatan wawancara ini dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan data primer yang
berhubungan dengan aspek yang dipelajari. Wawancara dilakukan untuk menjelaskan,
mengklarifikasi, serta menerangkan masalah-masalah teknis yang ada di lapangan yang berguna untuk
mendapatkan informasi tambahan. Wawancara ini dilakukan terhadap pihakpihak terkait meliputi
aspek teknis penanganan, penggunaan teknologi, proses produksi hingga pengemasan.
d. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan dan membandingkan dengan situasi yang terjadi di lapangan.
e. Pengolahan dan Analisa Data
Metoda dilakukan dengan mengolah data yang didapat dari praktik lapangan dan kemudian dilakukan
analisis data sehingga diperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan.
f. Perumusan dan Penulisan Laporan
Kegiatan ini dilakukan setelah data yang diperoleh dianalisis dan dirumuskan yang kemudian dapat
dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.
2
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
3/37
II. KEADAAN UMUM INDUSTRI CV. TOENIEL
2.1. PROFIL DAN RUANG LINGKUP INDUSTRI
Toeniel adalah industri rumah tangga yang bergerak dalam pembuatan aneka manisan, sirup,
jenang atau dodol, kerupuk, keripik dari sayur dan buah, aneka camilan seperti kacang, kue kering,
dan lain-lain. Selain itu Toeniel juga memproduksi aneka teh herbal yang resepnya warisan dari orang
tua Ny. Hj. Alicce Hanafi selaku pemilik industri manisan CV. Toeniel. Produk usaha yang
dikembangkan terfokus pada industri manisan buah dan sayur kering, serta teh herbal.
Toeniel didirikan oleh Ny. Alicce Havana Marlis (Alicce Hanafi) sejak tahun 2005
dikarenakan adanya keinginan untuk membuat camilan atau minuman yang sehat dan dapat
dikonsumsi oleh segala usia terutama untuk anak-anak yang tidak suka akan sayur dan buah. Beliau
yang saat ini berprofesi sebagai notaris yang berkantor di daerah Gresik memulai usahanya dari
pembuatan manisan terong dan kacang bawang yang akhirnya berkembang menjadi berbagai macam
produk dan kesemuanya telah mendapat ijin dari Dinas Kota Surabaya dalam bentuk PIRT
(Perusahaan Industri Rumah Tangga).
Kapasitas bahan baku sekali produksi sebesar 200 kg buah dan sayur. Kini, ada 15 item mulai
dari terong ungu, tomat, pare, cabai, belimbing wuluh, belimbing buah, mangga, nanas, salak, creme,
labu siam, kedondong, wortel, kulit jeruk bali, putihan kulit semangka hingga blonceng. Pembuatan
manisan buah dan sayur buatan beliau memang berbeda dengan lainnya. Beliau tetap berusaha untuk
mempertahankan rasa buah dan sayur aslinya walaupun hanya sedikit. Manisan buah dan sayur kering
ini hanya menggunakan gula pasir sebagai bahan pengawetnya.
Produk-produk Toeniel terbuat dari sayur dan buah segar serta bahan-bahan alami yang cocok
untuk dijadikan camilan atau minuman sehat disegala waktu. Produk-produk Toeniel dikemas dalamkotak dan botol yang cantik sehinga produk Toeniel dijadikan buah tangan untuk siapa saja.
Jangkauan pasar manisan buah dan sayur kering CV. Toeniel saat ini telah menerima permintaan baik
dari dalam maupun luar Pulau Jawa.
Saat ini CV. Toeniel berada dibawah binaan Dinas Perindustrian Provinsi Jawa Timur, Dinas
Koperasi Provinsi Jawa Timur dan Bank Rakyat Indonesia Cabang Tanjung Perak Surabaya. Toeniel
juga sering mengikuti berbagai eventatau pameran yang diadakan di tingkat kota, provinsi maupun
nasional. Toeniel telah diliput oleh berbagai media cetak seperti Tabloid Nova, Majalah Pengusaha
Indonesia, Harian Pagi Surya, Koran Kontan, Harian Kedaulatan Rakyat, Tabloid Lezat maupun
media televisi seperti Trans 7 untuk acara Si Unyil, Cita-citaku, Koki Cilik, Trans TV, Arek TV, B-
Channel, dan SBO TV.
2.2. LOKASI DAN LETAK GEOGRAFIS INDUSTRI
Produksi industri manisan berlokasi di Jalan Tanjung Karang 80-82 Perak Barat Surabaya
60177 merupakan rumah dari pemilik CV. Toeniel. Wilayah industri ini berdekat dengan Pelabuhan
Tanjung Perak. Lokasi cabang berada di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 68 Gresik sekaligus menjadi
tempat kantor notaris Ny. Alicce Hanafi. Lokasi pemasaran produk berada di Dupak Grosir Surabaya
lantai dasarstandNo. 4-5.
3
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
4/37
2.4. STRUKTUR ORGANISASI INDUSTRI
Struktur organisasi Industri Manisan CV. Toeniel masih sempit dimana terbagi menjadi 2 yaitu
struktur organisasi pemasaran, struktur organisasi produksi. Struktur organisasi pemasaran dipegang
oleh adik Ny. Alicce Hanafi yaitu Ny. Lisa Rofijandri. Beliau yang bertugas untuk menerima order
baik via telepon maupun email dari konsumen, mengantarkan serta mengirimkan produk-produk ke
konsumen maupun ke tempat penjualan (stand) mereka. Struktur organisasi produksi dipegang sendiri
oleh pemilik industri CV. Toeniel yaitu Ny. Alicce Hanafi. Beliau berperan langsung dalam
pengadaan bahan baku, proses produksi, pengemasan serta berhubungan dengan instansi untuk
melakukan kerjasama maupun mengikuti pameran-pameran. Meskipun beliau telah memiliki orang
yang dipercaya untuk melakukan proses produksi, beliau tetap turun langsung jika beliau sedang tidak
berkantor. Hal ini dilakukan untuk menjaga mutu dan kualitas produk manisan yang dihasilkan.
Karyawan beliau yang menjadi kepercayaan membantu tugas Ny. Alicce Hanafi selama beliau
bekerja. Karyawan tersebut telah dibekali cara-cara untuk mengolah manisan buah dan sayur kering
sebelumnya. Kantor yang digunakan untuk mengurus administrasi berada di Gresik yang jugamerupakan kantor notaris Ny. Alicce Hanafi.
2.4. KETENAGAKERJAAN
Karyawan industri Toeniel dibedakan menjadi karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.
Jumlah tenaga kerja berjumlah 10 orang tetap. Karyawan tetap dibagi pada bagian proses produksi,
penjagastand, serta pengantar barang. Perekrutan karyawan harian dilakukan berdasarkan kebutuhan
yang terkait dengan produksi. Mereka sebagai karyawan tidak tetap dimana ibu-ibu rumah tangga 3-5
orang yang berada disekitar lokasi proses produksi. Mereka bekerja untuk mengupas buah dan sayur
dengan upah dari berapa kg buah dan sayur yang dapat dikupas. Mereka dipekerjakan saat industrimengalami ordermeningkat.
Pembagian jam kerja karyawan tidak terbagi dalam shift namun mulai bekerja pada pukul
09.00-16.00 WIB bagi bagian selama produksi. Waktu kerja penjagastanddi Dupak Grosir Surabaya
mulai dari jam 08.00-17.00. Karyawan bagian produksi bekerja selama seminggu mulai proses
produksi berlangsung sampai pengemasan. Kerja lembur dilakukan saat melakukan packaging
(pengemasan), meningkatkan permintaan dan ikut serta dalam kegiatan pameran makanan.
4
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
5/37
III. PROSES PRODUKSI MANISAN BUAH DAN SAYUR
KERING DI CV. TOENIEL
3.1. BAHAN DASAR DAN BAHAN PENOLONG
Industri Toeniel menghasilkan berbagai macam produk dari aneka manisan, sirup, jenang atau
dodol, kerupuk, keripik dari sayur dan buah, aneka camilan seperti kacang, kue kering, dan lain-lain.
Selama praktik lapangan proses yang dilakukan oleh industri manisan CV. Toeniel melakukan proses
produksi manisan buah dan sayur kering. Manisan buah dan sayur kering yang diproduksi selama
praktik lapangan yaitu manisan cabai, mangga, tomat, belimbling wuluh, dan pepaya. Setiap manisan
memiliki nama dagang tersendiri. Manisan cabai diberi nama Sanbe, manisan mangga (Sanciet),
manisan tomat dengan Tomakura (manisan tomat rasa kurma), manisan belimbling wuluh (Bingluh),
serta manisan pepaya (Sanpaya).Bahan dasar adalah bahan baku atau bahan utama yang digunakan dalam pembuatan buah dan
sayur kering. Bahan baku (raw material) merupakan hal terpenting untuk berlangsungnya proses
produksi manisan. Bahan baku seperti cabai, mangga, tomat, dan pepaya diperoleh dari Pasar
Keputran yang merupakan pasar induk sayur di Surabaya. Lokasi pasar terletak di jalan Keputran
yang terletak dalam wilayah Surabaya Pusat. Pasar ini merupakan tempat pengepulan atau pusat
penjualan sayur mayur untuk sebagian besar kota Surabaya dan buka mulai pukul 18.00 sore sampai
pukul 05.00 pagi.
Bahan baku dibeli secara kiloan dalam plastik, tidak dalam tandan-tandan atau peti karena
dipilih ukuran buah yang seragam. Buah dan sayur yang telah dibeli tersebut langsung dipindahkan
pada wadah besar. Buah tomat yang dipilih adalah buah tomat segar mengkal, ukuran sedang,
berbentuk bulat, warna orange sampai merah, rasa manis, buahnya berdaging dan banyak
mengandung air. Buah mangga yang dipilih adalah mangga muda setengah masak, ukuran besar dan
rasa asam. Buah cabai dipilih adalah buah cabai merah atau lombok yang ukuran besar. Cabai tersebut
telah dibuang tangkai dan bijinya, sehingga harganya dinaikkan Rp 1.000,- per kilogramnya. Buah
pepaya yang digunakan untuk membuat manisan adalah buah pepaya mengkal (setengah matang).
Buah belimbling wuluh tidak didapatkan di pasar namun diperoleh dari pohon yang ditanam dirumah
Ny. Alicce Hanafi, juga diperoleh dari tetangga rumah serta bersifat musiman. Buah dipilih yang telah
matang, warnanya masih hijau kekuningan dan dagingnya masih keras.
Buah-buah yang telah sampai di tempat industri tersebut, kemudian langsung diolah dengan
menggunakan sistem first in first out. Pada buah tomat, buah dicuci bersih, dibuang pangkal atau
tempat tangkai tomat, biji tomat dikeluarkan sampai bersih. Kemudian rendam dalam larutan air kapurselama 24 jam. Buah mangga (pencit) terlebih dahulu dicuci bersih buahnya, dikupas dan dipotong-
potong tipis memanjang sekitar 3-4 cm. Air sebanyak dua liter dicampurkan dengan satu sendok
makan garam selama satu jam. Kemudian potongan mangga dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam
air kapur selama satu hari.
Selanjutnya untuk buah cabai, dilakukan perlakuan dengan mencuci buah sampai bersih. Cabai
tersebut dilarutkan satu sendok makan garam ke dalam dua liter air selama satu jam. Kemudian cabai
dicuci bersih dan dimasukkan ke dalam air kapur, rendam cabai ke dalamnya selama satu hari. Buah
belimbing wuluh dicuci bersih, dibuang bagian pinggirnya, kemudian tusuk-tusuk dengan garpu
sampai tampak memar. Buah belimbing yang telah memar, direndam dalam air garam selama dua
jam, setelah itu cuci bersih sampai garam tidak melekat lagi, diangkat, dan ditiriskan. Selanjutnya
5
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
6/37
dilarutkan kapur dalam air dan rendam belimbing wuluh dalam air kapur selama dua hari. Buah
pepaya dimana buah tersebut dibuang kulit dan bijinya sampai bersih kemudian dipotong tipis
memanjang sekitar 3-4 cm. Pepaya dicuci bersih dan direndam dalam larutan air kapur selama 24 jam.
Semua buah-buah tersebut dicuci sampai bersih dari garam dan kapur yang masih tersisa.
Bahan penolong atau bahan bantu adalah bahan yang diperlukan untuk mendukung pembuatanproduk selama proses pengolahan. Bahan penolong untuk produksi manisan kering adalah :
a. Gula Pasir
Gula digunakan sebagai pemanis. Pemberian gula dengan kadar yang tinggi pada manisan buah,
selain bertujuan untuk memberikan rasa manis, juga untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme
(jamur, kapang). Gula yang digunakan dalam pembuatan manisan kering adalah dalam bentuk larutan
gula yang dibuat dengan mencampurkan gula pasir dan air dengan perbandingan satu kilogram gula
dengan satu liter air. Gula pasir dalam bentuk padatan digunakan untuk menaburi manisan yang telah
dikeringkan dengan mesin oven pengering. Gula tabur tersebut berfungsi sebagai pengawet alami,
sehingga manisan kering hanya dapat bertahan 34 bulan.
b. AirAir berfungsi untuk merendam, mencuci dan mengolah bahan baku. Air yang digunakan diperoleh
dari air PDAM (Perusahaan Air Minum Daerah) Surabaya. Besar volume yang digunakan untuk
merebus sebanyak dua liter untuk satu kali perebusan buah atau sayur. Air yang dipergunakan untuk
membuat manisan buah dan sayur harus memenuhi beberapa persyaratan:
- Syarat fisik: tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau.
- Syarat kimia: tidak mengandung senyawa-senyawa yang membahayakan bagi kesehatan tubuh.
- Syarat mikrobiologis: tidak mengandung bakteri coli.
- Syarat radiologis: air tersebut harus bebas dari radiasi.
c. Kapur Sirih
Kapur sirih diperlukan dalam pembuatan manisan terutama dalam proses perendaman dengan
tujuan untuk memperkuat tekstur sehingga tidak mudah hancur. Kapur sirih yang digunakan dalam
pembuatan manisan adalah dalam bentuk larutan. Pemberian larutan kapur sirih pada pembuatan
manisan dengan konsentrasi 1 % dari banyaknya air dan lama perendaman dalam larutan kapur sirih
selama sehari.
d. Garam
Garam dapur dalam pembuatan manisan kering berfungsi sebagai pembentuk tekstur. Garam dapur
sebanyak dilarutkan ke dalam air untuk merendam bahan baku selama 1 jam.
e. Bahan Makanan Tambahan
Bahan makanan tambahan adalah bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan
biasanya bukan merupakan komposisi atau ingredien khas makanan, dapat bernilai gizi atau tidak
bernilai gizi. Bahan tambahan makanan ditambahkan ke dalam makanan dengan sengaja untuk
membantu teknik pengolahan makanan baik dalam proses pembuatan, pengadaan, penyimpanan,
perlakuan, pengepakan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan produk makanan olahan agar
menghasilkan atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut. Adapun bahan tambahan yang
digunakan untuk membuat manisan kering terdiri dari pewarna makanan dan asam sitrat.
f. Pewarna Makanan
Daya tarik suatu makanan sangat dipengaruhi oleh penampakan fisik salah satunya adalah warna.
Zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada
makanan. Bahan tambahan makanan tersebut dalam pewarna makanan cair yang terdaftar di BPOM
RI. Pewarna makanan food grade dengan kemasan botol plastik yang berat bersih (netto) satu
kilogram terdapat di toko bahan makanan. Pewarna makanan tersebut bisa digunakan untuk segala
6
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
7/37
jenis makanan seperti pudding, buttercream, cake, kue kering, dan lainnya. Warna yang digunakan
adalah merah tua (pewarna tomat, cabai merah), kuning muda (pewarna mangga, belimbing wuluh),
serta orange (pepaya). Bahan pewarna makanan ditambahkan pada bahan baku sehingga warna yang
dihasilkan menjadi seragam. Pewarna makanan tersebut digunakan sebanyak 1-2 sendok makan dalam
dua liter air rebusan. Pewarna buatan jenis ini memiliki kelebihan yaitu warna lebih cerah, kestabilanwarna, keseragaman, cara penyimpanan lebih mudah dan lebih tahan lama.
g. Asam Sitrat
Penambahan asam sitrat dilakukan jika bahan baku yang digunakan tidak atau kurang terasa asam,
sehingga dalam pembuatannya digunakan asam sitrat. Asam sitrat berbentuk kristal seperti gula pasir
tetapi mempunyai rasa asam. Pembuatan manisan kering dengan bertambahan asam sitrat berfungsi
untuk memberikan sedikit rasa asam, menjernihkan larutan gula pasir, mencegah terjadinya
kristalisasi gula atau kembang gula, mengimbangi rasa manis, dan mengawetkan pada manisan
mangga kering. Asam sitrat dalam bentuksachet, berat bersih 20 gram yang digunakan telah terdaftar
di BPOM RI MD 163613002321 P13321. Penggunaan asam sitrat pada manisan kering 0,5 % dari
banyaknya gula pasir.
3.2. BAHAN KEMASAN
Setelah proses pembuatan manisan buah dan sayur kering selesai, selanjutnya adalah dilakukan
pengemasan. Pengemasan digunakan untuk melindungi produk agar mencegah terjadinya kerusakan
mekanis, kerusakan kimiawi, serta kerusakan mikrobiologis. Kemasan dapat dibedakan atas kemasan
primer, kemasan sekunder dan kemasan tersier. Kemasan primer adalah kemasan yang langsung
kontak dengan bahan atau produk pangan. Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah
kemasan primer, dengan tujuan untuk lebih memberikan perlindungan kepada produk. Kemasan
tersier adalah kemasan lapis ketiga setelah kemasan sekunder, dengan tujuan untuk memudahkanproses transportasi agar lebih praktis dan efisien. Manisan buah dan sayur kering yang telah di oven,
kemudian disimpan pada wadah toples kaca besar yang kedap udara (Gambar 1). Hal ini bertujuan
agar manisan kering tidak terkontaminasi udara luar dan lebih mudah dimasukkan ke berbagai
kemasan yang lebih kecil.
Gambar 1. Penyimpanan buah dan sayur kering dalam toples kaca besar kedap udara
7
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
8/37
Kemasan retail yang digunakan untuk mengemas manisan buah dan sayur kering produksi
CV. Toeniel adalah:
3.2.1.Toples Plastik
Manisan kering akan dikemas terlebih dahulu disimpan pada toples besar dengan tutup toples
kedap udara setelah proses pengolahan selesai, kemudian baru dimasukkan dalam kemasan-kemasan
kecil. Pada toples kecil dengan netto 100 gram (Gambar 2), memiliki dimensi selimut 5,3 cm, tinggi
9,5 cm, jenis plastik PET (Polyethylene Terephthalate), tembus pandang, jenis plastik HDPE (High
Density Polyethylene), serta tutup toples.
Gambar 2. Toples plastik kecil ukuran 100 gram
Bagian badan toples terdapat label kemasan dari nama produk, merk dagang (ToenielTM),
nomor Depkes RI (Departemen Kesehatan RI), berat bersih (netto), masa kadaluarsa, komposisi,
tulisan Asli Suroboyo dan Tanpa Bahan Pengawet, serta nama dan tempat produksi. Tutup toples
diberi segel plastik jenis HDPE (High Density Polyethylene) agar terjaga kualitas produknya. HDPE
juga digunakan pada segel tutup toples manisan sebagai kemasan tersier yang melindungi kotak
kardus.
Toples plastik ini dipesan ke tempat pembuatan kemasan plastik, sehingga menjadi toples yang
siap pakai. Tutup toples yang digunakan berbentuk lingkaran dengan jenis plastik LDPE (Low
Density Polyethylene). Toples plastik yang akan digunakan, mengalami perlakuan terlebih dahulu.
Toples tersebut dicuci dengan air kemudian dimasukkan pada air hangat selama 12 menit kemudian
diangkat dan dikeringkan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan mencegah tumbuhnya
mikroorganisme yang ada dalam toples. Harga produk manisan kering 100 gram dijual dengan harga
Rp 10.000,- per 100 gram, terkecuali untuk manisan kering dengan harga Rp 15.000,- (netto 100
gram).
3.2.2.Kotak Kardus
Produk yang dikemas dengan kotak kardus berisi 200 gram, produk mengalami 3 lapisan
kemasan. Kemasan pertama, bersentuhan langsung dengan produk (kemasan primer) yang digunakan
adalah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene). LDPE yang digunakan adalah transparan,
lebar 14 dan tebal 8, bentukrolldan belum dipotongpotong sesuai ukuran yang diperlukan. Kemasan
manisan kering dalam plastik tersebut dimasukkan silika gel. Silika gel (Gambar 3) tidak untuk
dimakan melainkan sebagai pengering dalam kemasan agar terhindar dari lembab dan timbulnya
8
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
9/37
jamur pada produk manisan kering tersebut. Butiran-butiran silika gel dikemas dalam kantung-
kantung plastik kecil berukuran 2 x 4 cm.
Gambar 3. Silika gel
Setelah siap, plastik LDPE disealdengan alat hand sealer. Alat ini memiliki sumber tegangan220-240 volt, 50/60 Hz, dan daya sebesar 300 watt. Penyegelan dengan hand sealer dilakukan dua
kali yaitu pada sisi atas dan bawah plastik. Kemasan plastik kemudian dilapisi dengan kemasan
sekunder yang digunakan adalah kotak kardus.
Kotak kardus yang digunakan memiliki panjang 12,4 cm, lebar 10 cm dan tinggi 4,5 cm
(Gambar 4). Kotak kardus tersebut dapat diperoleh di toko kue. Biasanya kotak kardus masih berupa
kardus yang masih dilipat dan belum dibentuk menjadi kotak yang siap pakai. Kardus tersebut
memiliki 5 bagian untuk atas, bawah, samping kanan dan kiri serta bagian penutup kardus. Bagian
samping memiliki ukuran panjang 12,4 cm, lebar 4,5 cm dan tinggi 4,4 cm. Bagian atas dan bawah
kardus berukuran 12,4 cm untuk panjang, lebar 4,5 cm dan tinggi 9,8 cm.
Gambar 4. Kotak karton yang berbentuk lembaran
Kotak kardus telah dibentuk oleh para karyawan kemudian diberi lapisan gambar. Lapisan
tersebut disesuaikan dengan ukuran karton. Penampilan gambar kemasan pada berbagai jenis produk
manisan buah dan sayur kering (Gambar 5) disesuaikan dengan bahan baku buah atau sayur, misalnya
manisan Tomakura (tomat kurma) diberi gambar buah tomat dan kurma. Kemasan manisan cabai
(Sanbe) telah menggunakan kardus dengan print gambar, sedangkan kotak kardus lain masih
menggunakan lapisan gambar. Dalam penempelan kotak kardus dengan stiker atau lapisan gambar
memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga banyak memakan waktu dalam pengemasan.
9
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
10/37
Gambar 5. Kotak karton dengan berbagai produk manisan kering
Kardus karton terdapat deskripsi produk yaitu nama produk, merk dagang (Toeniel TM), nomor
Depkes RI (Departemen Kesehatan RI), berat bersih (netto), masa kadaluarsa, cap Asli Suroboyo,
tulisan Tanpa Bahan Pengawet, manfaat produk yang dikonsumsi, komposisi, nama, dan tempat
produksi. Harga semua manisan buah dan sayur kering sebesar Rp 20.000,- per 200 gram kecualimanisan cabai kering seharga Rp 25.000,- dengan netto 200 gram.
3.2.3.Plastik LDPE
Plastik LDPE (Low Density Polyethylene) selain digunakan untuk kemasan kotak kardus,
industri manisan tersebut membuat ukuran yang lebih ringan dengan berat isi sebanyak 100 gram.
Plastik LDPE ini dalam rolldan belum ada batas pemotongan yang digunakan untuk membungkus
manisan sesuai ukuran (Gambar 6), sehingga perlu perkiraan pemotongan lembaran plastik dengan
gunting manual.
Gambar 6. Plastik LDPE dalam bentukroll
10
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
11/37
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
12/37
Gambar 8. Wrapping sealer
3.3.3.Hand Sealer
Hand sealer(Gambar 9) adalah mesin pengemas yang pengoperasiannya menggunakan tangan.
Mesin ini menggunakan sistem pemanas induksi sehingga hasilnya cepat dan rata. Panas pada mesin
diatur dengan skala 1-9. Selain itu juga dilengkapi dengan lampu led yang menyala selama proses
sealer berlangsung dan akan otomatis mati yang menandakan proses sealer sudah selesai. Alat ini
digunakan untuk merekatkan plastik sehingga udara tidak masuk ke dalam plastik. Sumber tegangan
sebesar 220-240 volt, 50/60 Hz, dan daya sebesar 300 watt. Penyegelan kemasan dengan sealer
dilakukan 2 kali yaitu pada sisi atas dan bawah plastik. Sealermemiliki tingkatan panas yang berbeda-
beda sesuai plastik yang akan diseal. Panas yang digunakan untuk jenis plastik LDPE adalah tiga,
sehingga plastik lebih cepat terseal.
Gambar 9.Hand sealer
Kekurangan hand sealer pada kemasan plastik LDPE (Low Density Polyethylene) yangdigunakan adalah kemasan plastik tersebut kurang merekatkan plastik, sehingga ada bagian dari
plastik yang belum terekat. Hal ini menjadi suatu kendala dalam waktu dan energi yang harus
dikeluarkan dimana pekerja harus melakukan penyegelan ulang kemasan plastik.
12
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
13/37
3.4. PROSES PEMBUATAN MANISAN KERING
Buah dan sayur yang digunakan pada produksi manisan CV. Toeniel adalah cabai, tomat,
mangga, belimbing wuluh, serta pepaya. Bahan baku dibeli secara kiloan dalam plastik, tidak dalam
tandan-tandan atau peti karena dipilih ukuran buah yang seragam. Buah dan sayur yang telah dibeli
tersebut langsung dipindahkan pada wadah besar. Pada umumnya diagram alir proses pengolahan
maisan kering adalah sama, mulai dari proses pensortiran buah sampai pengemasan manisan kering.
Diagram alir proses pengolahan buah dan sayur kering produksi CV.Toeniel terdapat pada Lampiran
1-5. Pensortiran buah biasanya dilakukan saat bahan baku sampai di tempat proses produksi.
Selanjutnya dilakukan pencucian buah. Pencucian buah bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
masih menempel pada kulit buah. Proses selanjutnya adalah perendaman buah dengan larutan garam
dengan konsentrasi 50 % selama satu jam atau biasa disebut dengan penggaraman. Proses ini
berfungsi sebagai pembentuk tekstur dan mencegah timbulnya bercak hitam pada bahan baku karena
sifat bahan baku yang cepat dan mudah mengalami proses pembusukan. Setelah proses penggaraman
selesai buah dicuci kembali dengan air bersih.Tahap proses selanjutnya dengan pengkapuran. Proses ini dilakukan dengan merendamkan
buah pada larutan kapur 4 %. Kapur diperlukan dalam pembuatan manisan terutama dalam proses
perendaman dengan tujuan untuk memperkuat tekstur sehingga tidak mudah hancur. Setelah
dilakukan proses pengkapuran, buah dilakukan pencucian sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan agar
buah terbebas dari kapur yang menempel pada daging buah. Tahapan proses selanjutnya adalah
pembuatan larutan gula dimana perebusan gula dan bahan-bahan lainnya seperti garam, gula pasir,
pewarna makanan, perasan air jeruk nipis, air, serta asam sitrat. Proses ini dilakukan selama 15 menit
dengan suhu 80-90oC. Penambahan asam sitrat hanya ditambahkan pada buah mangga. Asam sitrat
berbentuk kristal seperti gula pasir tetapi mempunyai rasa asam. Pembuatan manisan kering dengan
bertambahan asam sitrat berfungsi untuk memberikan sedikit rasa asam, menjernihkan larutan gula
pasir, mencegah terjadinya kristalisasi gula atau kembang gula, mengimbangi rasa manis, dan
mengawetkan pada manisan mangga kering. Pewarna makanan yang ditambahkan bertujuan agar
warna lebih cerah, kestabilan dan keseragaman warna.
Proses selanjutnya yaitu proses perebusan buah bersamaan dengan larutan gula selama 5 menit
pada suhu 85-95oC. Perebusan buah ini dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini dilakukan untuk
memberi rasa manis pada buah, selain itu diharapkan mencapai tingkat kemanisan yang telah
ditentukan. Setelah proses perebusan selesai, buah mengalami proses penyaringan. Buah dipisahkan
dari air rebusannya dengan alat saring sederhana Hasil samping berupa air rebusan dapat disimpan
menjadi sirup atau sari buah. Sirup dan sari buah tersebut oleh CV. Toeniel dijual dalam ukuran 500
ml. Proses selanjutnya adalah penyusunan buah di loyang aluminium. Proses ini nantinya akan
digunakan untuk mempermudah proses pengeringan. Pengeringan manual yaitu dilakukan dibawah
sinar matahari selama 4-5 jam. Tujuan proses pengeringan ini untuk mengurangi kadar air pada buah.
Setelah pengeringan manual selesai, ada buah yang harus dilakukan pengeringan kembali
dengan mesin oven. Buah yang dilakukan pengovenan adalah mangga, belimbing wuluh, dan pepaya.
Pengeringan lebih lanjut ini memungkinkan pengurangan kadar air yang jauh lebih besar. Proses
pengeringan yang telah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan proses penaburan gula pasir. Proses
ini dilakukan pada manisan cabai, mangga, belimbing wuluh, serta pepaya, sedangkan manisan tomat
tidak diberi taburan gula pasir. Setelah semua proses selesai dilakukan, manisan kering tersebut siap
dikemas dalam suatu wadah besar kemudian akan dimasukkan dalam kemasan retail.
13
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
14/37
IV. PEMBAHASAN
4.1. MANISAN KERING, MUTU, DAN PENGEMASAN
4.1.1.Manisan Kering
Manisan kering berbeda dengan manisan buah basah. Manisan kering merupakan salah satu
produk makanan awetan yang dibuat dengan metode penggulaan dan pengeringan. Teknik penggulaan
mempunyai beberapa keunggulan yaitu memperkaya rasa (terutama rasa manis), memperbaiki tekstur
dan menambah nilai gizi. Pembuatan manisan ini setelah direndam air gula pekat kemudian
dikeringkan dibawah sinar matahari atau menggunakan oven pengering. Sehingga daya awet manisan
kering jauh lebih lama akibat kadar air yang lebih rendah dan kadar gula yang lebih tinggi
dibandingkan dengan manisan buah basah.Salah satu buah yang dapat dijadikan manisan kering adalah pepaya kering. Menurut
Muljohardjo (1984), pepaya kering merupakan salah satu alternatif pengolahan buah pepaya. Pepaya
kering mempunyai ukuran dan bentuk yang tidak perlu simetris, tetapi mempunyai dimensi tidak
kurang dari 1 cm dan tidak lebih dari 3,5 cm. Manisan pepaya kering dibuat dengan beberapa tahapan,
yaitu pencucian, pemotongan, perendaman dalam larutangaram 10 %, pendaman dengan larutan asam
sitrat 3 %, perendaman dalam gula 20oBrix, penirisan, dan pengringan dengan sinar matahari. Tahapan
tersebut menghasilkan produk akhir yang keras, liat, berkerut, dan berwarna kusam (Wijono 1993).
Manisan kering memerlukan pengemasan yang baik agar tetap terjaga kualitasnya.
4.1.2.Mutu
Mutu adalah kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa dengan standar yang
ditetapkan berdasarkan syarat, kebutuhan dan keinginan konsumen. Standar yang dimaksudkan
mengacu pada definisi standar yang bersifat dinamis, meningkat seiring dengan peningkatan teknologi
dan tuntutan konsumen (Muhandri 2012). Mutu kemasan dan labeljuga mempengaruhi ketertarikan
konsumen pada produk yang dilihat. Penetuan umur simpan manisan buah dan sayur kering
dipengaruhi pada proses pengeringan. Dasar proses peringan adalah penguapan air ke udara karena
perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Tujuan pengeringan
adalah mengurangi bahan sampai aktivitas mikroorganisme dan kegiatan enzim dapat dihambat
sehingga bahan memiliki masa simpan yang lebih lama (Taib et al. 1988).
Buckle et al. (1985) menyatakan bahwa aktivitas air (Aw = water activity) adalah jumlah air
bebas bahan yang dapat digunakan oleh mikrooganisme untuk pertumbuhannya. Besarnya nilai Aw
bahan harus diatur karena mikroba hanya dapat tumbuh pada kisaran nilai aw tertentu. Nilai Aw suatu
produk dinyatakan dalam skala 0 sampai 1. Nilai 0 berarti dalam makanan tersebut tidak bebas air,
sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa produk tersebut hanya terdiri dari air murni (Estiasih 2011).
Makin tinggi nilai Aw maka resiko bahan pangan tersebut semakin besar, sebab jenis dan peluang
kerusakan akibat aktivitas mikroba meningkat Manisan kering yang merupakan produk pangan
berkadar gula tinggi cenderung rusak oleh khamir dan kapang. Di antara kapang, khamir dan bakteri,
ternyata bakteri memerlukan nilai Aw paling tinggi untuk pertumbuhannya. Khamir dan kapang
memiliki Aw minimum sebesar 0,80 (Effendi 2009). Pengawatan produk pangan dapat dilakukan
14
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
15/37
dengan menurunkan nilai Aw. Salah satu cara menurunkan nilai Aw antara lain dengan menambahkan
suatu senyawa yang dapat mengikat air seperti gula.
Faktor yang mempengaruhi dalam pengeringan adalah kelembaban udara (RH = Relative
Humidity). Kelembaban udara berbanding lurus dengan waktu pengeringan. Semakin tinggi
kelembaban udara, proses pengeringan akan berlangsung lebih lama (Brooker et al. 1981). Berbedadengan RH, kecepatan aliran udara berbanding terbalik dengan waktu pengeringan. Semakin tinggi
kecepatan aliran udara, proses pengeringan akan berjalan lebih cepat.
Kandungan air dalam bahan makanan memengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap
serangan mikroba. Semakin tinggi kandungan airnya, maka semakin besar kemungkinan makanan
tersebut cepat rusak, dimana kandungan air yang tinggi dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme
khususnya kapang untuk tumbuh dan berkembang biak sehingga dapat membahayakan kesehatan
tubuh akibat keracunan (Fellows dan Hampton 1992). Penetapan kandungan air perlu dilakukan untuk
mengetahui kondisi bahan pangan atau makanan yang dibandingkan dengan kondisi standar, misalnya
pada Syarat mutu manisan kering buah-buahan (SII 0525-2008), kandungan air maksimal 25 %.
Kadar air yang rendah maka manisan kering dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama.Pendugaan umur simpan perlu dilakukan penelitian terhadap produk manisan buah dan sayur kering.
4.1.3.Pengemasan
Pengemasan adalah suatu cara atau suatu perlakuan pengamanan terhadap bahan atau produk
agar bahan atau produk tersebut baik yang belum maupun yang sudah mengalami pengolahan sampai
ke tangan konsumen dengan selamat. Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau
pengepakan memegang peranan penting dalam pengawetan bahan hasil pertanian. Prinsip dasar
pengemasan dimana dapat memberi efek perlindungan pengemas terhadap bahan yang dikemas
terutama disebabkan oleh kemampuan pengemas tersebut untuk mengisolasi dan melindungi bahandari pengaruh luar atau pengaruh lingkungan. Efektifitas pengemas dalam melindungi bahan yang
dikemas tidak hanya tergantung dari kondisinya, tetapi juga kondisi bahan dan perlakuan yang
diberikan pada bahan. Secara ideal pengemas dapat melindungi bahan yang dikemas dengan cara
mencegah terjadinya kerusakan mekanis, kerusakan kimiawi dan kerusakan mikrobiologis. Namun
demikian tidak semua jenis pengemas dapat mencegah ketiga tipe kerusakan tersebut dengan baik,
karena masing-masing pengemas mempunyai ambang batas kemampuan dan spesifikasi kegunaan
yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan penilaian dan pemilihan pengemas yang tepat jika ingin
mendapatkan efek perlindungan yang optimal.
Pengemas dapat menahan dan menghindarkan kerusakan mekanis terutama terjadi jika
pengemas yang digunakan kuat dan tegar (rigid) sehingga mampu menahan benturan dan goncangan
selama pengangkutan dan distribusi. Buah-buahan, sayuran dan berbagai hasil olahan dapat dikemas
dengan pengemas dari logam, kayu atau plastik keras yang tahan benturan. Produk yang bersifat
lengket (mudah lekat) arti pengemas juga sangat penting karena dapat menahan dan membatasi
perubahan bentuk dan kerusakan bahan. Pengemas yang kuat dan licin dapat mencegah penetrasi
hama atau serangga dan mengisolasi keluarnya bau bahan yang dikemas sehingga tidak mengundang
serangga pemangsa atau perusak.
Umumnya pengemasan berfungsi untuk menempatkan bahan atau hasil pengolahan atau hasil
industri ada dalam bentuk-bentuk yang memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan distribusi ke
masyarakat pembeli. Pengemasan memiliki fungsi antara lain:
a. Melindungi bahan terhadap kontaminasi dari luar, baik dari mikroorganisme maupun kotoran-
kotoran serta gigitan serangga dan binatang pengerat.
15
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
16/37
b. Menghindarkan terjadinya penurunan atau peningkatan kadar air bahan yang dikemas. Jadi bahan
yang dikemas tersebut tidak boleh berkurang kadar airnya karena merembes keluar atau bertambah
kadar airnya karena menyerap uap air dari atmosfer.
c. Menghindarkan terjadinya penurunan kadar lemak bahan yang dikemasnya seperti pada
pengemasan mentega digunakan pengemas yang tidak bisa ditembus lemak.d. Mencegah masuknya bau dan gas-gas yang tidak diinginkan dan mencegah keluarnya bau dan gas-
gas yang diinginkan.
e. Melindungi bahan yang dikemas terhadap pengaruh sinar. Hal ini terutama ditujukan untuk bahan
pangan yang tidak tahan terhadap sinar seperti minyak dikemas dalam pengemas yang tidak
tembus sinar. Melindungi bahan dari bahaya pencemaran dan gangguan fisik seperti : gesekan,
benturan dan getaran.
f. Membantu konsumen untuk dapat melihat produk yang diinginkan. Misalnya dengan digunakan
pengemas yang transparan (tembus pandang).
g. Merangsang atau meningkatkan daya tarik pembeli, sehingga bentuk, warna dan dekorasi
pengemas perlu direncanakan dengan baik.
4.2. KLASIFIKASI PENGEMASAN PRODUK
Klasifikasi pengemas sangat perlu diketahui karena pemilihan pengemas yang baik dan tepat
dapat memenuhi tujuan penggunaannya. Dengan mengetahui klasifikasi pengemas beserta sifatnya,
maka dapat diketahui jenis dan kreasi pengemas yang tepat untuk suatu jenis bahan pangan tertentu.
Pengemas bahan pangan atau produk dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi atau kedudukannya
dan berdasarkan sifat dan jenis bahan.
4.2.1.Klasifikasi Pengemas Menurut Fungsi atau Kedudukan
Berdasarkan atas fungsinya dalam penanganan bahan pangan, pengemas dibedakan menjadi
dua tipe yaitu pengemas primer (pengemas utama) dan pengemas non primer baik pengemas
sekunder, tersier dan lain-lain. Pengemas primer adalah pengemas yang langsung berhubungan atau
bersentuhan dengan bahan yang dikemas, sedangkan pengemas non primer adalah pengemas yang
tidak langsung berhubungan atau bersentuhan dengan bahan yang dikemas. Pengemas non primer
adalah bahan yang sudah dikemas oleh pengemas primer. Pengemas non primer mempunyai ukuran
relatif lebih besar dibanding pengemas primer. Ketahanan tekan dan kekuatan pengemas non primer
juga harus diperhatikan, karena pengemas ini digunakan untuk menjamin keamanan produk selama
transportasi dan distribusi. Oleh karena itu harus diupayakan yang tahan benturan/tekanan, ringan,
kuat dan mudah diatur.
Keberadaan pengemas non primer kadang kala tidak diperlukan, terutama jika kondisi
pengemas primer telah dipandang memadai untuk kepentingan distribusi dan transportasi. Bahan yang
biasa digunakan sebagai pengemas primer adalah kaleng, gelas, plastik, kertas, kain blacu, karung
goni dan lapisan tipis yang dapat dimakan (edible film misal pada sosis, permen). Sebagai pengemas
non primer dapat digunakan kotak dari besi, kayu, karton dan bambu. Pada umumnya bentuk dari
pengemas non primer berupa peti-peti empat persegi dari berbagai ukuran dan kapasitas sesuai dengan
bahan yang dikemasnya. Pengemas non primer dari besi, meskipun kuat dan tahan kerusakan mekanis
jarang digunakan karena terlalu berat sehingga menyusahkan proses transportasi dan distribusi. Di
samping itu proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama.
16
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
17/37
4.2.2.Syarat Bahan yang Dikemas
Beberapa persyaratan umum dari bahan yang akan mengalami pengemasan adalah sebagai
berikut :
a. Bahan harus sudah bersih, bebas dari kotoran-kotoran yang melekat dan bagian-bagian yang tidak
diinginkan.
b. Bahan yang akan dikemas bebas dari serangga dan hama.
c. Bahan yang akan dikemas bebas dari bahan-bahan yang rusak.
d. Bahan yang akan dikemas sebaiknya yang bermutu prima, mengingat untuk pengemasan
diperlukan biaya tambahan.
e. Sebaiknya bahan yang dikemas adalah bahan yang mempunyai ukuran atau bentuk yang seragam,
sehingga pengaturan di dalam wadah pengemas mudah. Dengan demikian jumlah bahan yang
dikemas persatuan berat atau per wadah relatif seragam.
Produk manisan kering yang akan dikemas harus diperhatikan lagi apakah produk tersebut
memiliki mutu dan kualitas produk yang baik. Jaminan mutu yang baik dari produsen ke konsumenakan menciptakan sebuah kepercayaan dari konsumen.
4.2.3.Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Pengemasan
Cara-cara pengemasan bahan pangan sangat erat hubungannya dengan keadaan bahan yang
akan dikemas dan proses transportasi yang akan dilakukan. Pada prinsipnya pengemas harus
memberikan suatu kondisi yang cocok dan merupakan pelindung bagi bahan-bahan yang dikemas
terhadap kemungkinan perubahan keadaan yang dapat merusak bahanbahan tersebut. Pertimbangan-
pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pengemas untuk suatu bahan adalah sebagai
berikut :1. Konstruksi dan material pengemas yang akan dipergunakan harus sesuai dengan jenis, ukuran dan
bentuk bahan yang dikemas. Jika pengemas tersebut akan digunakan dalam sistem yang mengandung
pemanasan, maka pengemas tersebut harus dibuat dari bahan tahan panas atau sekurang-kurangnya
dilapisi oleh bahan tahan panas.
2. Desain pengemas merupakan perwujudan dari konstruksi pengemas. Desain pengemas yang
menyangkut bentuk, umumnya sudah tertentu bagi pengemas yang bersifat rigiddan semi rigid, tetapi
untuk yang tidak rigid (kaku) biasanya disesuaikan dengan bentuk bahan yang akan dikemas dan
proses yang akan dilalui. Desain pengemas rigiddan semi rigidantara lain berbentuk kotak, silinder,
dan model botol.
3. Pengemas yang dipergunakan harus cocok dengan kondisi pengangkutan yang ada dan juga harus
diterima pasaran di mana produk itu dijual. Biaya bahan pengemas harus murah supaya tidak merubah
harga jual produk.
4. Pengisian bahan ke dalam pengemas jangan melebihi ukuran kapasitas pengemas (Anonim 2012).
4.2.4.Syarat Bahan Pengemas
Bahan pengemas yang akan digunakan untuk membungkus produk, memiliki beberapa
persyaratan yang perlu mendapat perhatian adalah :
a. Permeabilitasnya terhadap udara (oksigen dan gas lain).
b. Bersifat tidak toksik dan tidak bereaksi (inert), sehingga tidak terjadi reaksi kimia yang dapat
menyebabkan atau menimbulkan perubahan warna, flavor dan citarasa produk yang dikemas.
17
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
18/37
c. Mampu menjaga produk yang dikemas agar tetap bersih dan merupakan pelindung terhadap
pengaruh panas, kotoran dan kontaminan lain.
d. Mampu melindungi produk yang dikemasnya dari kerusakan fisik, perubahan kadar air dan
gangguan dari cahaya (penyinaran).
e. Mempunyai fungsi yang baik, efisien dan ekonomis khususnya selama proses penempatan bahanke dalam kemasan.
f. Mudah dibuka dan ditutup dan dapat meningkatkan kemudahan penanganan, pengangkutan dan
distribusi.
g. Memiliki ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah
dibuang dan mudah dicetak atau dibentuk kembali.
h. Mampu menjelaskan identifikasi dan informasi dari bahan yang dikemasnya, sehingga dapat
membantu promosi atau memperlancar proses penjualan.
4.3. BAHAN KEMASAN PLASTIK, KERTAS, DANLABELLING
4.3.1.Plastik
Kemasan yang digunakan untuk mengemas manisan kering pada industri CV. Toeniel adalah
kemasan kertas karton dan kemasan plastik (dalam bentuk lembaran dan toples plastik kecil). Plastik
adalah suatu polimer yang mempunyai sifat elastis. Kemasan plastik dibuat melalui proses
polimerisasi dengan menggunakan bahan monomer yang tersusun sambung-menyambung menjadi
satu dalam bentuk polimer. Proses pembuatan plastik perlu ditambahkan bahan penambah (aditif)
untuk memperbaiki sifat-sifat kimia plastik tersebut. Bahan aditif yang ditambahkan berfungsi sebagai
penyerap sinar UV, antioksida, pewarna, dan anti lekat. Beberapa macam kemasan plastik yang ada
adalah:
a. Poly ethylene (PE)
Bahan kemasan ini fleksibel lemas yang murah dengan kekuatan tarik yang sedang dan berwarna
sedang. PE dapat menahan pemindahan uap air tetapi kurang baik untuk menahan pemindahan O 2
(migrasi gas), dapat disambung atau direkatkan dengan panas (heat seal).
b. Polyester
Bahan kemasan fleksibel yang mempunyai keunggulan sifat yaitu kekuatan tarik dan sobek yang
tinggi (sangat kuat). Metalisasi kemasan (pelapisan dengan metal) polyester ini, sekarang banyak
digunkan untuk kemasan kopi dan snack (makanan ringan).
c. Poly anida (Nylon)
Bahan kemasan fleksibel yang mempunyai sifat sulit disealpanas. Nylon 6, merupakan nylon yang
mempunyai ketahanan terhadap abrasi dan mudah dalam penanganan. Nylon 11 dan 12 sangat baik
dapat menahan O2 (oksigen) dan air tetapi agak sulit diseal (direkat). Nylon 66 sangat sulit untuk
meleleh, serta sulit untuk disealpanas.
d. Poly Venyl Chloride (PVC)
Bahan kemasan ini agak kaku, tetapi didalam proses pembuatan dengan adanya penambahan yang
bersifat plastis, makan diperoleh bahan kemasan yang fleksibel. PVC dipakai untuk kemasan yang
mudah terkerut sesuai dengan kondisi perlakuan. Biasanya dipakai untuk kemasan susu atau produk
keju, daging, manisan, serta minuman.
e. Poly benyldene cholide (PVC)
18
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
19/37
Bahan kemasan seperti PVC, mengandung lebih sedikit bahan plastis, juga mengandung bahan pelicin
dan stabilisator. Selain itu, sifat kekuatan mekanik yang tinggi dan dapat menahan pemindahan uap
air, air dan gas. Biasanya digunakan untuk produk keju, daging, sosis, dan pembungkus buah kering
(Anonim 2012).
4.3.2. Kertas
Kertas adalah kemasan paling sederhana dan tertua yang terbuat dari kulit kayu. Kertas
memiliki keunggulan yaitu mudah didaur ulang, sehingga pemakaiannya lebih ramah lingkungan.
Pembuatan kertas dengan penambahan resin yang dikenal dengan sebutan size bersama aluminium
sulphatmembuat kertas tahan air. Pelapisan kertas dengan pati akan menutup permukaan kertas dan
meningkatkan kekuatannya. Penambahan bahan kimia juga dapat membuat kertas tahan terhadap
minyak dan sebagainya.
Kertas dapat dibuat menjadi karton. Bahan disebut karton jika terbuat dari board dengan
ketebalan 250-1.000 mikron. Tebal di bawah 250 mikron disebut kertas dan kertas kaku (paperboard). Jika di atas 1.000 mikron disebut fibre board. Karton dapat dibentuk menjadi bermacam-
macam dan dicetak dengan berbagai teknik. Karton juga dapat dilapisi berbagai material untuk
meningkatkan ketahanannya terhadap kelembaban. Salah satu varian adalah multiply board(duplex),
terbuat dari bubur kayu dengan dua lapisan permukaan (Anonim 2012).
Kerusakan kimiawi dapat terjadi karena stimulasi udara, panas, air dan cahaya. Faktor-faktor
yang menstimulasi kerusakan tersebut dapat dikendalikan dengan tehnik pengemasan yang tepat dan
baik. Air dan udara dapat dicegah pengaruhnya secara langsung dengan pengemas yang kedap udara,
sehingga terjadi isolasi terhadap bahan yang dikemas. Dengan demikian air dan udara tidak dapat
keluar masuk pengemas, sehingga sebagian besar kegiatan enzimatis terhenti dan kerusakan bahan
dapat dihambat. Panas dapat dihambat penetrasinya, karena pengemas dapat berfungsi sebagai isolator
yang kurang baik. Akibatnya efek panas dalam meningkatkan aktivitas reaksi dapat dikurangi,
sehingga proses oksidasi, autolisis dan degradasi senyawa di dalam bahan tidak banyak terjadi.
Cahaya dapat menyebabkan kerusakan sebagian bahan pangan yang sensitif terhadap panjang
gelombang sinar tampak. Oleh karena itu bahan tersebut perlu dilindungi dengan pengemas yang tidak
tembus cahaya.
Efek perlindungan dari pengemas terhadap kerusakan mikrobiologis sangat berarti.
Kontaminasi bahan pangan oleh lingkungan mudah terjadi jika tidak terhalangi oleh pengemas.
Dengan adanya pengemas maka dapat dijamin bahwa para pekerja, pedagang dan peralatan lain tidak
menyentuh langsung bahan yang dikemas. Kontrol udara dan air juga dapat dilakukan oleh pengemas
yang baik. Jika pengemas tersebut tertutup rapat, maka sedikitnya pengemas tersebut telah
menghambat pertumbuhan dan penyebaran mikroorganisme aerob non fermentatif, sehingga
kerusakan mikrobiologis dapat dihindarkan.
Ada dua jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas yang
digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk kertas
tulis yaitu untuk buku dan kertas sampul. Kertas kemasan yang paling kuat adalah kertas kraft dengan
warna alami, yang dibuat dari kayu lunak dengan proses sulfat.
a. Kertas Glasin dan Kertas Tahan Minyak (grease proof)
Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp
sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer
bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk
mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unttuk memperlambat
19
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
20/37
ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai
permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan
minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan
lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.
b. Kertas PerkamenKertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarin, biskuit yang
berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau
dimasak), hasil ternak lain, the dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamen adalah :
- Mempunyai ketahanan lemak yang baik.
- Mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air mendidih.
- Permukaannya bebas serat.
- Tidak berbau dan tidak berasa.
- Transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin.
- Tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan
tertentu.c. Kertas Lilin
Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya adalah lilin parafin dengan
titik cair 46-74oC dan dicampur polietilen (titik cair 100-124oC) atau petrolatum (titik cair 40-52oC).
Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin
digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.
d. Daluang (Container board)
Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Ada dua jenis kertas daluang,
yaitu :
- Line boarddisebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara (kayu lunak).
- Corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat.
e. Chipboard
Chipboarddibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas kelas
ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada
barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya
rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan-bahan tambahan
tertentu.
f. Tyvek
Kertas tyvekadalah kertas yang terikat dengan HDPE (High Density Polyethylene). Dibuat pertama
sekali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin
dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini
bersifat :
- No grain yaitu tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban.
- Tahan terhadap kotoran, bahan kimia bebas dari kontaminasi kapang.
- Mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan.
g. Kertas Soluble
Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas soluble diperkenalkan pertama sekali
oleh Gilbreth Company, Philadelphia dengan nama dagang Dissolvo. Kertas ini digunakan untuk
tulisan dan oleh FDA (Food and Drug Administration) tidak boleh digunakan untuk pangan. Sifat-
sifat kertas soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air.
h. Kertas Plastik
20
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
21/37
Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang
terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
- Daya sobek dan ketahanan lipat yang baik.
- Daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan maslaah dalam pencetakan
label.- Tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH).
- Tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang.
- Dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi, karena polistirena akan lunak
pada suhu 80oC (Anonim 2012).
4.3.3.Labelling
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan, tag, gambar atau deskripsi lain yang tertulis,
dicetak, distensil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada wadah atau pengemas.
Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukanmengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh
sinar matahari. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 yang dimaksud dengan label
pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada,
atau merupakan bagian kemasan pangan.
Tujuan pelabelan pada kemasan adalah memberi informasi tentang isi produk yang diberi label
tanpa harus membuka kemasan sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang
hal-hal dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata atau yang tidak
diketahui secara fisik memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk
yang optimum sarana periklanan bagi konsumen memberi rasa aman bagi konsumen. Informasi yang
diberikan pada labeltidak boleh menyesatkan konsumen.
Pada label kemasan, khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya
dicantumkan hal-hal berikut (Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang pangan):
a. Nama Produk
Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat dicantumkan. Produk dalam negeri
ditulis dalam bahasa Indonesia, dan dapat ditambahkan dalam bahasa Inggris bila perlu. Produk dari
luar negeri boleh dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Nama produk manisan buah dan sayur
kering telah dicantumkan misanya nama manisan cabe Sanbe, manisan mangga Sanciet, dan lain
lain. Nama yang diberikan unik karena merupakan singkatan nama manisan sehingga membuat
konsumen untuk mengetahui produk apa yang dijual.
b. Daftar Bahan yang Digunakan
Ingredients (komposisi) termasuk bahan tambahan makanan yang digunakan harus dicantumkan
secara lengkap. Urutan komposisi dimulai dari yang terbanyak, kecuali untuk vitamin dan mineral
adalah untuk komposisi yang diketahui secara umum makanan dengan luas permukaan tidak lebih dari
100 cm2, maka ingredients tidak perlu dicantumkan. Pada label telah dicantumkan komposisi yang
digunakan dalam pembuatan manisan buah dan sayur kering. Komposisi terdiri dari jenis buah atau
sayur, gula pasir dan bahan tambahan (asam sitrat pada mangga). Namun komposisi bahan tambahan
seperti pewarna makanan tidak dicantumkan. Hal ini dapat mengurangi informasi komposisi produk
terhadap konsumen.
c. Berat Bersih atau Isi Bersih (Netto)
21
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
22/37
Berat bersih dinyatakan dalam satuan metrik. Makanan padat dinyatakan dengan satuan berat,
sedangkan makanan cair dengan satuan volume. Untuk makanan semi padat atau kental dinyatakan
dalam satuan volume atau berat. Untuk makanan padat dalam cairan dinyatakan dalam bobot tuntas.
Netto yang tercantum pada labeltidak beri keterangan (gram atau kilogram) dari produk yang dijual.
d. Nama dan Alamat ProduksiPihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia label pembuat,
pengepak, atau importir. Makanan impor harus dilengkapi dengan kode negara asal. Nama jalan tidak
perlu dicantumkan apabila sudah tercantum dalam buku telepon. Beberapa perkecualiannya harus
mencantumkan nama dan alamat pabrik. Pemilik telah mencantumkan namanya dan kota tempat
diproduksi manisan tersebut.
e. Keterangan Tentang Halal
Pencantuman tulisan halal diatur oleh keputusan bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama Mo.
427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan halal adalah makanan yang tidak mengandung unsur atau
bahan yang terlarang/haram dan atau yang diolah menurut hukum-hukum agama Islam.
mencantumkan tulisan halal pada label atau penandaan makanan produknya bertanggung jawabterhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam. Saat ini kehalalan suatu produk harus
melalui suatu prosedur pengujian yang dilakukan oleh tim akreditasi oleh LP POM MUI, badan POM
dan Departemen Agama. Produk manisan buah dan sayur kering telah terdaftar pada Departemen
Kesehatan RI dalam bentuk PIRT (Perusahaan Industri Rumah Tangga), sehingga produk tersebut
aman untuk di konsumsi.
f. Tanggal, Bulan dan Tahun Kadaluwarsa
Umur simpan produk pangan harus dicantumkan mengingat produk pangan yang diolah memiliki
waktu tenggang untuk dikonsumsi.Expired(masa kadaluarsa) biasa dituliskan sebagai :
a) Best before date (baik digunakan sebelum) dimana produk masih dalam kondisi baik dan masih
dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati.
b) Use by date adalah produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan manusia
(produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang tercantum terlewati.
Permenkes 180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
wajib dicantumkan secara jelas pada label, setelah pencantuman best before atau use by date. Produk
pangan yang memiliki umur simpan 3 bulan dinyatakan dalam tanggal, bulan, dan tahun, sedang
produk pangan yang memiliki umur simpan lebih dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun.
Manisan buah dan sayur kering tanpa bahan pengawet ini hanya memiliki waktu 3 bulan setelah masa
produksi. Keterangan yang ada telah dicantumkan tanggal, bulan dan tahunnya.
Selain itu keterangan-keterangan lain yang dapat dicantumkan pada labelkemasan adalah nomor
pendaftaran, kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyimpanan,
nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus.
g. Nomor Pendaftaran
Produk dalam negeri diberi kode MD, sedangkan produk luar negeri diberi kode ML. Nomor
pendaftaran industri manisan buah dan sayur kering adalah nomor yang didapatkan dari Departemen
Industri melalui nomor PIRT (Perusahaan Industri Rumah Tangga). Semua produk manisan buah dan
sayur kering hanya terdaftar dalam 1 nomor PIRT. Setiap produk harus terdaftar dalam satu nomor
PIRT.
h. Kode Produksi
Kode produksi meliputi tanggal produksi dan angka atau huruf lain yang mencirikan batch produksi.
Produk-produk yang wajib mencantumkan kode produksi adalah susu pasteurisasi, sterilisasai,
fermentasi dan susu bubuk makanan atau minuman yang mengandung susu makanan bayi makanan
22
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
23/37
kaleng yang komersial daging dan hasil olahannya. Kode produksi manisan tersebut tidak
dicantumkan.
i. Petunjuk Penggunaan dan PenyimpananPetunjuk penggunaan diperlukan untuk makanan yang perlu penanganan khusus sebelum digunakan,
sedangkan petunjuk penyimpanan diperlukan untuk makanan yang memerlukan cara penyimpanan
khusus, misalnya harus disimpan pada suhu dingin atau suhu beku. Produk manisan ini tidak
dijelaskan petunjuk penggunaan atau penyimpanan. Manisan buah dan sayur kering ini setidaknya
segera dihabiskan karena bila kemasan primer telah dibuka, akan mudah terkontaminasi dengan
mikroorganisme.
j. Nilai Gizi (Nutrition Facts)
Nilai gizi diharuskan dicantumkan bagi makanan dengan nilai gizi yang difortifikasi, makanan diet
atau makanan lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Informasi gizi yang harus dicantumkan
meliputi energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral atau komponen lain. Untuk makananlain boleh tidak dicantumkan. Tulisan atau pernyataaan khusus harus dicantumkan untuk produk-
produk sebagai berikut :
a) Susu kental manis, harus mencantumkan tulisan Perhatikan, Tidak cocok untuk bayi dibawah 1
tahun.
b) Makanan bayi pemanis buatan makanan dengan iradiasi ditulis : RADURA dan logo iradiasi.
c) Makanan Halal, tulisan halal ditulis dalam bahasa Indonesia atau Arab.
Tujuan pencantuman informasi gizi adalah memberikan informasi kepada konsumen meliputi
informasi jumlah zat gizi yang terkandung (bukan petunjuk berapa harus dimakan). Tidak boleh
menyatakan seolah-olah makanan yang berlabelgizi mempunyai kelebihan daripada makanan yang
tidak berlabel. Informasi nilai gizi (Nutrition Facts) pada manisan tidak dicantumkan. Manisan kering
yang banyak mengandung gula juga harus diperhatikan, terlebih takaran gula yang sesuai dengan
AKG (Angka Kecukupan Gizi).
k. Pernyataan (Klaim)
Pernyataan tidak boleh dibuat adanya nilai khusus, bila nilai khusus tersebut tidak dikombinasikan
dengan produk lain. Misalnya sereal disebut kaya protein, yang ternyata karena dicampur dengan susu
pada saat dikonsumsi. Pernyataan bermanfaat bagi kesehatan harus benar-benar didasarkan pada
komposisi dan jumlahnya yang dikonsumsi per hari.
l. Gambar atau Logo
Pada label tidak boleh menyesatkan dalam hal asal, isi, bentuk, komposisi, ukuran atau warna.
Misalnya adalah:
a) Gambar buah tidak boleh dicantumkan bila produk pangan tersebut hanya mengandung perisa
buah.
b) Gambar jamur utuh tidak boleh untuk menggambarkan potongan jamur.
c) Gambar untuk memperlihatkan makanan di dalam wadah harus tepat dan sesuai dengan isinya.
Saran untuk menghidangkan suatu produk dengan bahan lain harus diberi keterangan dengan jelas
bila bahan lain tersebut tidak terdapat dalam wadah.
Gambar kemasan dan logo pada CV. Toeniel mengambarkan buah dan sayur yang digunakan dan
tidak menampakkan gambar fisik dari produk yang ada dalam kemasan tersebut (kemasan kotak
kardus). Namun kemungkinan kemasan gambar tersebut untuk menarik minat pembeli, karena produk
manisan kering yang dihasilkan memiliki bentuk yang sederhana.
23
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
24/37
4.4. PERMINTAAN PASAR TERHADAP PRODUK MANISAN KERING
Indonesia merupaka negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi terutama
buah-buahan. Buah lokal Indonesia memiliki keanekaragamandengan nilai eksotika yang cukup
tinggi, baik dalam bentuk buah, rasa, maupun aroma, seperti buah manggis, pepaya, pisang, nenas,
salak, dan mangga. Tabel 1 dapat dilihat bahwa buah tropis eksotik Indonesia mempunyai
kemampuan untuk diterima di pasar ekspor (pisang, nenas, jambu biji, mangga manggis, dan pepaya).
Namun, beberapa mengalami penurunan kualitas (tahun 2002 ke tahun 2004), antara lain buah nenas,
manggis, dan durian. Upaya peningkatan potensi sangat diperlukan untuk meningkatkan pasar ekspor
buah lokal.
Tabel 1. Data ekspor buah segar tahun 2002 (kiri) dan 2004 (kanan)
(Sumber : BPS tahun 2002 dan 2004)
Berdasarkan Tabel 2, Indonesia mempunyai potensi dari segi produksi buah segar. Potensi ini
menunjang partisipasi Indonesia untuk ikut serta dalam pasar buah global, baik dalam bentuk buah
segar maupun buah olahan. Di Indonesia sangatlah mudah menemukan bahan baku yang memberikan
kesempatan yang besar dalam pemanfaatannya. Manisan adalah salah satu bentuk pengolahan buah
yang banyak disukai oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur dengan rasa khas buah dan
sayur sangat cocok untuk dinikmati diberbagai kesempatan. Pengolahan manisan buah dan sayur
dibuat menjadi manisan kering. Hal ini bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk buah
24
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
25/37
tanpa harus menggunakan bahan pengawet, karena pengawet yang digunakan adalah pengawet alami
berupa gula.
Tabel 2. Produksi buah segar Indonesia tahun 2004
(Sumber: BPS tahun 2004)
Pemanfaatan buah dan sayur dibuat manisan kering selain lebih awet juga dapat memberikan
nilai tambah bagi produsen manisan itu sendiri. Konsumen tentu saja mengkonsumsi manisan kering
buah dan sayur akan lebih menarik karena lebih praktis tinggal makan yang pada akhirnya akan
bermanfaat bagi kesehatan konsumen itu sendiri. Dewasa ini di Indonesia pengolahan manisan kering
belum diproduksi secara besar-besaran, namun demikian dengan semakin sadarnya akan kesehatan
dengan mengkonsumsi buah dan sayur maka kebutuhan konsumen terhadap manisan terus meningkat.
Sekitar 40 % penduduk Indonesia tahun 2010 diperkirakan akan mengkonsumsi hasil olahan dari buah
dan sayur di antaranya manisan, karena masyarakat Indonesia umumnya menggemari jenis makanan
yang praktis dan instan (Sutrisno 2007).
Manisan kering buah dan sayur juga diperlukan untuk ekspor karena ada beberapa negara di
luar negeri menggemari manisan, misalnya Jepang, Korea dan beberapa negara di Timur Tengah
sehingga bisa mendatangkan devisa dan keuntungan bagi Negara ditengah situasi ekonomi dunia yang
tidak menentu. Menurut Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian
(2007), ekspor manisan buah pada tahun 2006 mencapai 1.024,77 ton, dari jumlah tersebut 50 %
adalah manisan mangga dan salak, selebihnya adalah pala, tomat dan lain-lain yang diprediksikansetiap tahunnya akan meningkat.
Permintaan pasar dalam negeri untuk produk olahan pala seperti manisan pala secara khusus
belum terdata, namun berdasarkan hasil survai di daerah sampel, penjualan rata-rata
perbulan/unit usaha berkisar 1-2 ton. Permintaan manisan pala akan meningkat
pada bulan-bulan tertentu, seperti pada saat lebaran, dan akhir tahun.
Berdasarkan wawancara dengan seorang pedagang lokal di kota Bogor,
penjualan perhari mencapai 90 kg/hari atau sekitar 2,7 ton perbulan. Umumnya
pengusaha manisan pala di kota Bogor baru melayani permintaan dari dalam
provinsi saja.
25
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
26/37
Berdasarkan bahan dasar produk manisan kering yang mudah diperoleh sehingga dapat terus-
menerus berproduksi. Adapun berdasarkan demografis, produk ini tidak dikelompokkan ke dalam
kriteria tertentu karena produk ini aman dimakan oleh siapa saja. Melihat prospek tersebut maka
pengembangan pengolahan tentang pembuatan manisan kering buah dan sayur perlu dilakukan, ini
lebih karena kebutuhan konsumen akan produk manisan setiap tahunnya meningkat tetapiprodusennya belum begitu banyak. Hal ini dapat menjadi ladang usaha yang baik untuk terus
mengembangkan produk manisan kering dari berbagai jenis buah dan sayur.
4.5. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGEMASAN PADA PRODUK
MANISAN BUAH DAN SAYUR KERING
Produk manisan buah dan sayur kering tersebut merupakan pengolahan pangan dengan
ditambahkan bahan-bahan kimia. Penambahan bahanbahan kimia merupakan faktor krusial yang
dimana dengan penambahan gula. Proses penambahan bahan-bahan kimia tersebut memengaruhi
perubahan yang terjadi selama pengolahan. Gula digunakan pada produk yang bertujuan selain
menggunakan rasa manis, gula dalam konsentrasi tinggi berperan sebagai pengawet. Konsentrasi gula
yang tinggi (sampai 70 %) sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba perusak makanan.
Kemasan merupakan satu dari sekian komponen penting diterima atau tidaknya suatu produk
dipasar. Bila didesain secara atraktif dan segar, bukan tidak mungkin desain sebuah kemasan menjadi
daya tarik tersendiri bagi konsumen. Kemasan juga akan membuat konsumen mengenal, memberi
image dan fanatik. Oleh karenanya, kemasan harus memiliki desain yang eye cacthingagar mampu
menarik minat pembeli (Hidayat 2012).
Setelah melakukan pengamatan terhadap pengemasan yang digunakan pada produk olahan
manisan buah dan sayur kering, banyak hal yang dapat diperbaiki dalam penggunaan kemasan di
industri manisan CV. Toeniel. Kemasan yang digunakan oleh CV. Toeniel terdiri dari 3 lapisan
kemasan dari kemasan primer sampai tersier. Salah satu hal yang dapat diperhatikan dari kemasanplastik (LDPE atau HDPE) dan kemasan karton. Penggunaan plastik tersebut dalam jumlah besar dan
banyak sisa plastik yang terbuang akibat plastik masih dalam bentuk roll dan ukuran plastik untuk
kemasan belum ditentukan. Kemudian kotak karton yang digunakan memakan biaya untuk
pengemasan yang cukup besar karena kotak karton tersebut diberiprintgambar.
Hal-hal dari produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata atau yang
tidak diketahui secara fisik dalam bentuklabelsehingga memberi petunjuk yang tepat pada konsumen
hingga diperoleh fungsi produk yang optimum sarana periklanan bagi konsumen memberi rasa aman
bagi konsumen. Informasinya harus dijelaskan dengan selengkap mungkin. Informasi yang kurang
diberikan pada labelling adalah komposisi yang harus mencantumkan semua bahanbahan yang
dipakai pada produk tersebut, netto (berat bersih) yang harus dicantumkan juga dalam bentuk gram
atau kilogram (produk manisan kering). Nomor pendaftaran untuk semua produk yang dihasilkan
tidak hanya dicantumkan dalam 1 nomor PIRT (Perusahaan Industri Rumah Tangga) saja melainkan
setiap produk harus mendapatkan 1 nomor PIRT. Petunjuk penyimpanan ada baiknya dicantumkan
pula mengingat produk manisan kering sangat rentan dengan mikroorganisme yang masuk ke produk.
Nilai gizi produk harus memenuhi AKG (Angka Kecukupan Gizi) sehingga diperlukan perlukan
penelitian untuk mendapatkan informasi nilai gizi dalam jumlah per sajian.
Dari uraian-uraian mengenai kemasan yang digunakan pada industri manisan CV. Toeniel,
sebagai seorang technopreneurharus memiliki inovasi-inovasi pengemasan yang akan diaplikasikan
dalam produk mansian buah dan sayur kering. Alternatif-alternatif inovasi kemasan yang dapat
diaplikasikan sebagai pengemasan produk manisan buah dan sayur kering adalah :
26
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
27/37
4.5.1.Kemasan Plastik dan Karton Lipat
Kemasan ini menggunakan dengan kemasan plastik PVDC sebagai kemasan primer dan
kemasan sekundernya berupa karton lipat dengan penutup kemasan elips. PVDC merupakan
kopolimer dari vinil klorida dan viniliden klorida (-(CH2-CCl2)n-), yang dibuat dengan cara menarik
dari dua arah secara simultan, sehingga molekul PVDC berorientasi paralel dengan permukaannya.
Sifat-sifat umum dari PVDC adalah :
a. Transparan dan luwes dengan kejernihan yang bervariasi.
b. Tahan terhadap bahan kimia, asam, basa dan minyak.
c. Barrieryang baik untuk sinar ultraviolet, sehingga baik digunakan untuk bahan-bahan yang peka
terhadap sinar ultraviolet seperti daging segar dan keju.
d. Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah, sehingga baik digunakan untuk produk-produk yang
peka terhadap oksigen seperti daging, keju dan produk kering (buah-buahan, candy).
e. Dapat menahan aroma.
f. Tahan terhadap pemanasan yang kering atau basah (perebusan).g. Tidak baik untuk kemasan beku.
Kemasan plastik PVDC dilakukan pengisian atau filling manisan kering sebesar 250 gram.
Ukuran kemasan plastik yaitu 10 15 cm. Kemasan plastik diberi tanda gunting untuk mempermudah
terbukanya plastik. Kerugian dari kemasan plastik tersebut adalah plastik agak sulit untuk dibuka
dengan tangan biasa, sehingga perlu dibuka dengan alat bantu seperti gunting. Plastik tersebut
kemudian di sealdengan mesin hand sealer atau mesin band sealer. Harga mesin hand sealer jauh
lebih murah jika dibandingkan dengan mesin band sealer. Mesin band sealer memiliki feature dan
keunggulan :
a. Full stainless steel.
b. Emergency stop, untuk menghentikan mesin seketika.
c. MCB, pelindung komponen saat gangguan listrik.
d. Komponengeardalam mesin dari besi, bukan plastik serta lebih kokoh.
e. Bisa diubah menjadi horizontal.
Spesifikasi mesin band sealerini adalah :
a. Model : FRB-770 II (hualian).
b. Listrik : 650 watt.
c. Kecepatan (sealing speed) :0-12 (0-16) m/min.
d. Lebar seal: 8-10 mm.
e. Temperatur : 0-300oC (bisa diatur).
f. Sealing Film Thickness : 0,02-0,08mm.
g. Dimensi : 840 x 380 x 550 mm.
h. Berat : 37 kg (Anonim 2012).
Kemasan sekunder karton lipat (Gambar 10) sebagai pelindung wadah utama selama distribusi,
penjualan, atau penyimpanan. Tampilan kemasan tersebut memodifikasi bentuk dasar persegi panjang
menjadi setengah elips pada bagian penutupnya menghasilkan bentuk unik dan kreatif. Dominasi
warna yang akan dibuat cerah dan full colorditambah dengan gambar buah yang menarik menjadikan
tampilan kemasan terlihat atraktif dan sedap dipandang mata (Hidayat 2012).
27
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
28/37
(a) (b)
Gambar 10.Layout(a) kemasan utuh tampak depan (b) model lipatan karton (Hidayat 2012).
Kemasan karton lipat yang juga di sebut sebagai FC (Folding Carton) ini merupakan kemasan
yang populer karena pemakaian luas, bahan ekonomis, butuh ruangan sedikit untuk penyimpanan,
dapat dibuat berbagai bentuk dan ukuran, dapat dicetak, ukuran kecil, tebal karton 0,014-0,032 in dan
relatif kuat. Bahan yang banyak digunakan untuk membuat karton lipat adalah cylinder boardyang
terdiri dari beberapa lapisan, dan bagian tengahnya terbuat dari kertas-kertas daurulang, sedangkan
kedua sisi lainnya berupa kertas koran murni dan bahan murni yangdipucatkan. Dalam memperbaiki
sifat-sifat karton lipat, maka dapat dilapisi dengan selulosa asetat dan polivinil klorida (PVC) yang
diplastisasi. Kasein yang dicampurkanpada permukaan kertas akan memberikan permukaan cetak
yang lebih halus danputih.Keuntungan dari karton lipat adalah dapat digunakan untuk transportasi,
dan dapat dihias dengan bentuk yang menarik sehingga menimbulkan kesan mewah pada produk.
Kelemahannya adalah kecenderungan untuk sobek di bagian tertentu (Anonim 2012). Keuntungan
lain dari kemasan ini adalah saat kemasan ditutup, secara otomatis bagian ini akan berfungsi sebagai
penutup kemasan sekaligus pengaman bagi produk yang ada didalamnya.
Contoh rancangan desain kemasan karton lipat yang dibuat untuk produk manisan pepaya
kering (Gambar 11) yang memiliki dimensi ukuran 10 4 20 cm (panjang, lebar, dan tinggi).
Layoutkemasan ini dimana dua buah sisi depan yang berbentuk persegi panjang dimodifikasi menjadi
bentuk elips.Kemasan dari karton dengan warna-warni, terdapat nama produk yaitu Sanbuke yang
dimaksudkan adalah manisan buah kering. Kemasan karton lipat ada bagian yang terdapat plastik
transparan dimana digunakan untuk melihat isi produk manisan kering tersebut.
Gambar 11. Layoutkemasan manisan pepaya kering
28
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
29/37
Hal-hal dari kemasan produk yang perlu diketahui oleh konsumen, terutama yang kasat mata
(isi produk) atau yang tidak diketahui secara fisik dalam bentuk label sehingga memberi petunjuk
yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum sarana periklanan bagi
konsumen memberi rasa aman bagi konsumen. Informasi yang diberikan pada luar kemasan adalah
pencantuman komposisi semua bahanbahan yang dipakai pada produk tersebut, netto (berat bersih)dalam bentuk gram atau kilogram yaitu sebesar 250 gram. Nomor pendaftaran untuk semua produk
yang dihasilkan tidak hanya dicantumkan dalam satu nomor PIRT (Perusahaan Industri Rumah
Tangga) saja melainkan setiap produk harus mendapatkan satu nomor PIRT. Petunjuk penyimpanan
ada baiknya dicantumkan pula mengingat produk manisan kering sangat rentan dengan
mikroorganisme yang masuk ke produk. Nilai gizi produk harus memenuhi AKG (Angka Kecukupan
Gizi) sehingga diperlukan perlukan penelitian untuk mendapatkan informasi nilai gizi dalam jumlah
per sajian. Keterangan kemasan selanjutnya terdapat gambar buah, tanggal kadaluarsa.
4.5.2.KemasanStanding Pouch Kombi
Kemasan standing pouch kombi (Gambar 12) terbuat dari kombinasi bahan depan plastik,
bahan belakang untuk kemasan dengan aluminium foil. Bahan plastik yang digunakan dapat berupa
PP (Poly propilene) dengan setengah transparan, sedangkan aluminium foil sangat cocok untuk
kemasan produk kering, aneka keripik, kemasan abon, kemasan kopi, serbuk dan powder, kemasan
standing pouch ini dibuat dengan mesin sehingga lebih rapi dan higenis. Ukuran kemasan standing
pouch kombi adalah 10 15 cm (panjang dan lebar). Plastik PP (poly propilene) adalah bahan plastik
terbaik terutama untuk produk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik plastik PP
antara lain ringan, mudah dibentuk, transparan, jernih, kekuatan tarik lebih besar dari PE (poly
ethilen), suhu rendah, rapuh, mudah pecah, lebih kaku dari PE, tidak mudah, sobek permeabilitas uap
air rendah, permeabilitas gas sedang, tahan suhu tinggi (200 oC) terutama untuk makanan sterilisasi,
titik leleh tinggi, sulit dibuat kantung; tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak pada suhu tinggi
bereaksi dengan benzena, siklen, toluen, terpentin, asam nitrat kuat.
Gambar 12. Contoh kemasan standingpouch kombi (Anonim 2012).
Kemasan aluminium foilmerupakan bahan kemasan yang paling sedikit permeabilitas (dapat
dilalui) terhadap sinar UV, uap air, oksigen dan mikroba. Oleh karena sifatnya yang dapat
memberikan perlindungan produk dari luar (fisik, uap air, oksigen dan sinar), maka aluminium foil
29
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
30/37
digabung atau dilaminasi dengan bahan kemasan lain (plastik) menjadi kemasan multi lapis. Kendala
kemasan multi lapis adalah menggabungkan beberapa sifat-sifat unggul dari bahan kemasannya
(Anonim 2012).
4.5.3.Kemasan PlastikResealable Zipper Pouch dengan Full Color
Kemasan ini dengan desain kemasan yang menarik dan sederhana. Keunggulan kemasan
menggunakan kemasan resealable zipper dengan penuh warna sehingga praktis untuk dibuka dan
ditutup kembali kemasannya (Gambar 13). Sebelumnya kemasan resealable zippertersebut disealer
sehingga pada saatsealdibuka masih ada penutup kemasan jika manisan kering yang di makan tidak
langsung dihabiskan.
Gambar 13. Contoh kemasan plastikresealable zipper pouch denganfull color(Anonim 2012).
Rancangan desain kemasan plastikresealable zipper pouch dengan full color (Gambar 14)
untuk tampak depan kemasan (sebelah kiri gambar) dan tampak belakang kemasan (sebelah kanangambar). Nama produk yaitu sanbuke (manisan buah kering) dengan berbagai rasa buah seperti
gambar (a) mancab (manisan cabai), gambar (b) mamang (manisan mangga), gambar (c) matom
(manisan tomat), gambar (d) mabel (manisan belimbing wuluh) dan gambar (e) mapay (manisan
pepaya). Tampak belakang gambar terdapat komposisi dan nilai gizi dari produk manisan kering.
(a) (b)
30
-
7/22/2019 Studi Aspek Standar Mutu Dan Pengemasan Manisan Buah Dan Sayuran Kering Di Industri Manisan Toeniel Suraba
31/37
(c) (d)
(e)Gambar 14.Layoutkemasan (a) manisan cabai, (b) manisan mangga, (c) manisan tomat, (d) manisan
belimbing wuluh, dan (e) manisan pepaya
Bagian kemasan ini hampir semuanya menggunakan plastik jenis PP dengan full print.Kemasan ini dibuat full color untuk lebih menarik konsumen. Dimana kemasan tersebut merupaka
bahan kemasan fleksibel yang sedikit lebih kaku dari pada PE (poly ethilen), ringan dari PE, dapat
menahan pemindahan (transmisi) uap air, tahan terhadap minyak (grease), stabil pada suhu tinggi dan
memiliki permukaan yang halus, sehingga aman un