rangkuman mpt

34
5/20/2018 rangkumanmpt-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/rangkuman-mpt 1/34 Bismillahirrahmanirrahim Rangkuman slide MPT putri handalasakti ayogo  ALERGI MAKANAN  Dibagi menjadi 2 kategori:  1. Terjadi melalui mekanisme imunologis, yaitu: - Diperantarai oleh Ig E  alergi kacang  terjadi saat atau segera setelah makan - Tidak diperantarai Ig E  misalnya protein-induced enterocolitis syndrome )  terjadi dalam beberapa jam 2. Intoleransi makanan  intoleransi laktosa, keracunan makanan yang mengandung bakteri - Patofisiologi  Sebagian besar alergi makanan diperantarai oleh Ig E  Alergen makanan biasanya berupa glikoprotein yang tahan terhadap pemanasan dan proteolisis  Mempunyai berat molekul rendah (10-70kD) sehingga dapat menembus mukosa  Contoh alergen makanan: kacang, putih telur, ikan, udang, soybean  dapat terjadi reaksi silang dengan alergen lain misalnya putik sari bunga  Mediator yang dilepaskan: histamin, prostaglandin, leukotrien, chemotactic factor , sitokin  Reaksi yang terjadi: vasodilatasi, kontraksi otot polos, dan sekresi mukus,dll  - Epidemiologi  Insiden alergi makanan di Amerika sekitar 6% pada bayi dan anak, 3,7% pada dewasa  2,5% alergi susu sapi, 1.3% alergi telur, 0,8% kacang, 0,4% wheat , 0,4% soy   Kematian biasanya disebabkan oleh reaksi anafilaksis yang hebat  edema laring, irreversible bronchospasm, refractory hypotension, atau kombinasi ketiganya   Alergi makanan tercatat sebagai 1/3 penyebab kasus reaksi anafilaksis  

Upload: handalasakti-surya-jumarno

Post on 10-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kumpulan slide

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    1/34

    Bismillahirrahmanirrahim

    Rangkuman slide MPT

    putri handalasakti ayogo

    ALERGI MAKANAN

    Dibagi menjadi 2 kategori:

    1. Terjadi melalui mekanisme imunologis, yaitu:

    - Diperantarai oleh Ig E alergi kacangterjadi saat atau segera setelah makan

    - Tidak diperantarai Ig E misalnyaprotein-induced enterocolitis syndrome) terjadi dalam beberapa jam

    2. Intoleransi makanan intoleransi laktosa, keracunan makanan yang mengandung

    bakteri

    - Patofisiologi

    Sebagian besar alergi makanan diperantarai oleh Ig E Alergen makanan biasanya berupa glikoprotein yang tahan terhadap

    pemanasan dan proteolisis

    Mempunyai berat molekul rendah (10-70kD) sehingga dapatmenembus mukosa

    Contoh alergen makanan: kacang, putih telur, ikan, udang, soybeandapat terjadi reaksi silang dengan alergen lain misalnya putik sari

    bunga

    Mediator yang dilepaskan: histamin, prostaglandin, leukotrien,chemotactic factor, sitokin

    Reaksi yang terjadi: vasodilatasi, kontraksi otot polos, dan sekresimukus,dll

    - Epidemiologi

    Insiden alergi makanan di Amerika sekitar 6% pada bayi dan anak, 3,7% pada dewasa

    2,5% alergi susu sapi, 1.3% alergi telur, 0,8% kacang, 0,4% wheat, 0,4% soy

    Kematian biasanya disebabkan oleh reaksi anafilaksis yang hebat edema laring, irreversible bronchospasm, refractory hypotension, atau kombinasi

    ketiganya Alergi makanan tercatat sebagai 1/3 penyebab kasus reaksi anafilaksis

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    2/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Cara menegakan Diagnosis

    Anamnesis Kulit Saluran pencernaan Saluran pernafasan

    - Telaah semua daftar makanan yang

    mungkin menjadi penyebab- Bagaimana cara penyajian?

    - Berapa banyak yang dimakan?

    - Catat semua reaksi yang terjadi :

    - cara terpapar (ditelan, skin contact,inhalasi, suntikan) dan dosis?

    - onset terjadinya reaksi?

    - catat semua gejala dan tingkat

    keparahannya

    - lama reaksi terjadi?- terapi yang diberikan dan responnya?

    - reaksi yang paling sering terjadi

    - mulai dari urtikaria akut (palingsering),flushing, angioedema,

    eksaserbasi dermatitis atopi, dermatitis

    herpetiformis

    - Alergi makanan jarang menimbulkanurtikaria kronik atau angioedema

    - Termasuk didalamnya reaksi

    hipersensitivitas cepat danpollen-food allergy syndrome(oral

    allergy syndrome)

    - Gejala: mual, muntah, nyeri

    perut, diare (jarang terjadi)- Oral allergy syndrometimbul

    rasa gatal di bibir, lidah, palatum,

    dan tenggorokan disertai edema3% kasus berkembang

    menjadi edema laring atauhipotensi

    - URTKongesti hidung,

    bersin, hidung terasa gatal, ataurinorebiasanya terjadi

    bersamaan dengan gejala pada

    mata, kulit, dan GIT

    - LRTedema laring, batuk,bronkospasme

    - Asmapatogenesisnya masih

    kontroversialreaksi utama

    bukanlah bronkospasme akut,

    tapi timbul gejala asma kronikatau kesulitan untuk mengatasi

    serangan asma

    * Mixed IgE/non-IgE

    gastrointestinal

    food allergy (eosinophilic

    * Food-induced pulmonary

    hemosiderosis

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    3/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    gastroenteritis)

    Gejala:- mual, nyeri perut, tanda khas

    pada anakBB danfailure to

    thrive- Lab darah: eosinofilia

    - Endoskopi dan biopsi

    ditemukan eosinofil di salurancerna

    - Terapi biasanya dengan diet

    makanan yang merupakanalergen tidak berhasil

    kortikosteroid

    - Disebut juga Heiner syndrome

    - Jarang terjadi

    - Ditandai pneumonia berulang,hemosiderosis, perdarahan GIT,

    anemia defisiensi besi, dan FTT(pada bayi)- Mekanisme imunologis masih

    belum jelassekunder

    terhadap non-IgE

    hypersensitivity

    * Non-IgE mediated

    gastrointestinalfood allergy

    - Dietary protein enterocolitisterjadi pada bulan pertama

    kehidupanmuntah proyektil

    yang hebat, diare, FTTbayi

    tampak lemah dan dapat terjadidehidrasi

    - Biasanya disebabkan oleh susu

    sapi atau protein kedelai- Reaksi terjadi setelah 2 jam

    ingesti makanan

    - Untuk menegakkan diagnosis

    oral foodchallenge

    * Food induced anaphylaxis

    - Gelaja :

    Orofaringeal pruritus,

    angioedema (edema laring),urtikaria, ocular injection,

    ocular pruritus, edema

    konjungtiva,periocular swelling,

    kongesti nasal, nasal pruritus,rinore, bersin, stridor, disfonia,

    batuk, dyspnea, wheezing,

    bronkospasme, mual, muntah,nyeri perut, diare, kegagalam

    kardiovaskular

    Pemeriksaan penunjang

    Eosinofilia (darah atau jaringan)hitung jenis eosinofil >3%, eosinofil total >300/ml

    Pemeriksaan IgE total dan spesifik IgE RASTpositif bila hasilnya 1 dan hasil yang positif berkorelasi baik dengan uji tusuk kulit (prick test)

    Epicutaneous (prick) test

    Double blind food challenges

    Pharmacin CAP system~ ELISA positif bila hasilnya >32kUa/L dan berkorelasi baik dengan double blind placebo controlled food challenge (DBPCFC)

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    4/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Pemeriksaan Penunjang

    Uji kulit Uji Provokasi susu sapi DBPCCMC Elimination challenge test

    - Uji tusuk, uji gores, serta ujiintradermal

    - Akurasi hasil positif 2

    tahun berarti positif

    - Merupakan pemeriksaan lanjutanbila dari A/, PF, salah satu

    pemeriksaan Ig E total, Ig E spesifik,

    dan uji kulit menunjukkan hasil yangpositif

    - Baku emas diagnosis alergi susu sapi

    adalah DBPCFCmahaldoubleblind placebo controlled cows milk

    challenge (DBPCMC)

    Elimisasi susu sapi ataumakanan yang mengandung

    susu sapi minimal 14 hari

    sebelum tes Antihistamin tidak boleh

    diberikan 3 hari sebelumnya,steroid dan bronkodilator

    sejak 1 hari sebelumnya

    Dosis awal harus

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    5/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Penatalaksanaan

    Eliminasi makanan

    Terapi farmakologi

    Pada pasien malabsorpsipemberian nutrisi lain harus optimal

    Imunoterapi dan hiposensitisasi oral

    Edukasi pasien- Terapi farmakologi

    diberikan bila tidak ada perbaikan dengan eliminasi makanan, tidak dapat menghindari makanan tersebut, alergen makanannya tidak dapat t eridentifikasi

    1. H1receptor antihistamine(t,u untuk reaksi yang melepaskan histaminurtikaria, angioedema, konjungtivitis, rinitis, pada kasus GIT masih kontroversial)pemberian sebelum makan bisa mengurangi gejala tapi tidak mencegah terjadinya reaksi anafilaksis

    2. H2receptor antihistaminesimetidin, ranitidinperannya masih belum jelas3. Adrenergic agentepinefrin4. Jika reaksinya ringan (urtikaria atau pruritus saja cukup antihistamin oral5. Reaksi anafilaksisepinefrin

    Epinefrin Antihistamin H1 Antihistamin H2 Bronkodilator

    Merupakan obat pilihan untuk reaksianafilaksis

    - Albuterol (ventolin) 2,5-5 mgnebulisasi

    Cara kerja: resistensi vaskuler sistemik, tek diastolik, bronkodilator,aktivitasinotropik dan kronotropik jantung

    mengurangi urtikaria, angioedema, edema

    laring, dan gejala anafilaksis yang lain

    Melalui reseptor H1mencegahkontraksi otot polos, permeabilitas kapiler, mencegah

    timbulnya edema

    Contoh : difenhidramin

    Histamin-2 blockerranitidin,simetidinuntuk ulkus gaster

    - Metaproterenolefekterhadap HR kecil0,3 ml

    nebulisasi

    Dosis: 0,3 ml s.k atau i.m (1:1000) untuk i.v

    (1:10.000)

    Dosis dewasa: 25-50 mg p.o tiap

    6 jam atau 50-75mg iv/im tiap 6

    jam, atau 5mg/kgBB/hari iv,

    maksimal 300 mg/hari

    Dosis ranitidin dewasa: 150mg

    p.o tiap 8-12 jam, atau 50mg i.v

    tiap 6-8 jamPada anak tidak

    dianjurkan

    - Teofilin5-6 mg/kg i.v

    dilarutkan dalam Dx 5% hingga

    20 ml, diberikan dalam 15-20

    menit, diikuti dosis

    maintenance 0,5-1

    mg/kgBB/jam

    Dosis anak: 0,01ml/kgBB/dosis (1:1000)

    MAKSIMAL 0,3 ML

    Dosis anak: 1-2 mg/kgBB/dosis,

    tiap 6 jam, p.o/i.v/i.m, drip5mg/kgBB/hari

    Dosis simetidin 300 mg p.o/i.v

    tiap 6-8 jam

    anak>16 tahun20-40 mg/kgBB/hari p.o/i.v

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    6/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Kortikosteroid

    Metilprednisolon Hidrokortison Prednison

    antiinflamasi, mengembalikan

    permeabilitas vaskular yang meningkat

    Dosis: 60-80 mg i.v, 1 dosis, diulang setelah6 jam

    Dosis: 100-200 mg i.v tiap 6-8jam

    Dosis: 20-40 mg p.o kemudian tapp off

    Dosis anak: 1-2 mg/kgB/dosis i.v tiap 6

    jam, maksimal 60-80 mg

    Dosis anak: tidak lebih dari 5-

    10 mg/kg i.v tiap 6-8 jam

    Dosis anak: 1-2 mg/kg/hari p.o

    kemudian tapp. off, tidak lebih dari 2 mg

    - Kondisi yang menyerupai reaksi alergi makanan

    Kelainan dengan muntah sebagai salah satu gejalagastroesofageal refluks (GER)

    Diare karena sebab lain (infeksi)

    Intoleransi laktosa

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    7/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    ALERGI SUSU SAPI

    Reaksi hipersensitivitas tipe I fase cepat atau fase lambat Angka kejadian menurun sejalan dengan ebrtambahnya umur Biasanya terjadi pada bayi dari ibu dengan riwayat atopi Tindakan pencegahan :

    - ASI ekslusif

    - Diet penghindaran susu sapi pada ibu menyusui bayi yang mempunyai risiko atopi

    - Pemberian formula hipoalergenik, casein free, protein hidrolisat- Pemberian formula susu kedelai

    Diagnosis- Anamnesis:

    Gejala timbul didahului minum susu sapi Ada riwayat penyaki atopi di keluarga atau pasien sendiri (asma, rinitis alergi, dermatitis atopi, urtikaria, alergi makanan, alergi obat Keluhan utama berupa gejala klinis, misalnya pada kulit (urtikaria, dermatitis atopik), GIT (muntah, diare, kolik, obstipasi, diare berdarah)

    - Pemeriksaan Fisik Kulit kering, urtikaria, dermatitis atopik Alergic schiners, nasal creases, geographic tongue, mukosa pucat, mengi

    - Pemeriksaan penunjang

    Darah tepi: hitung jenis eosinofil >3%, eosinofil total >300/ml

    Kadar Ig E total (menurut umur)

    Kadar Ig E spesifik susu sapi

    Radioallegroorbent Test (RAST) yang dinyatakan positif bila hasilnya 1 dan hasil yang positif berkorelasi baik dengan uji tus uk kulit

    Pharmacin CAP system~ ELISApositif bila hasilnya >32kUa/L dan berkorelasi baik dengan do uble blind placebo controlled food challenge (DBPCFC)

    Uji kulit, uji provokasi susu sapi, DBPCCMC, dan Elimination challenge test (sama dengan alergi makanan)

    Penatalaksanaan ASI eksklusif dan penghindaran susu sapi pada ibu Jika tidak mungkin diberi ASIberi susu formula bebas susu sapi pada bayi berisiko tinggi yang diketahui mempunyai riwayat atopi Melakukan eliminasi susu sapi dan produknya pada diet ibu menyusui yang berisiko atopi. Tidak dianjurkan untuk mengganti dengan susu kambing atau

    hewan lain, karena takut ada reaksi silang Terapi medikamentosa sesuai dengan gejala yang timbul

    http://www.dermis.net/bilder/CD032/550px/img0100.jpg
  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    8/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    VAKSINASI

    IMUNISASI

    Prinsipnya adalah :- membentuk antibodi

    - mengaktifkan sel limfosit dan makrofag

    Tujuan imunisasi

    Mengapa perlu jadwal? - Untuk mengetahui pertama kali vaksinasi dimulai- Agar hasilnya maksimal : interval suntikan, imunisasi dan booster

    - Menyesuaikan dengan tahapan imunologik : catch-up

    Mengapa jadwal vaksin harus diatur? Agar mendapat respon imun teratur, keseragaman

    Melindungi seseorang terhadap

    penyakit tertentu(intermediate goal)

    Menurunkan prevalensi penyakit

    Eradikasi penyakit

    (final goal)

    Vaksin hidup mencegah

    infeksi

    Mencegah penyakit

    Mencegah transmisipenularan

    di masyarakatcakupan imunisasi 80%

    Herd immunity

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    9/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    BCG HEPATITIS B POLIO (oral polio vaccine) IPV

    - Diberikan 3 bln

    perlu uji tuberkulin dulu

    - Manfaat BCG diragukan??

    - Daya lindung hanya 42% (WHO 50-

    78%)- 70% TB berat mempunyai parut BCG

    - dewasa: BTA (+) 25-36%

    WALAUPUN PERNAH BCG Masa depan ditunggu vaksin

    TB baru

    Setelah dilarutkan, dalamsuhu 2-8C (bukanfreezer),

    hanya boleh 3 jam Dalam keadaan kering

    simpan dalamfreezer

    Penularan infeksi virus Hepatitis B- Perinatal/vertikal: ibu ke bayi saat

    lahir

    - 70-90% bayi yang terinfeksi menjadikarier 25% diantaranya meninggal

    - chronic carrier sebagai sumber

    infeksi

    - Horisontal: bayi ke bayi/anak ke

    dewasa

    - Parenteral, perkutan: unsafe

    injection, transfusi darah- Sexual transmission

    * Bayi lahir dari ibu dengan HbsAg (-)atau tidak diketahui atau negatif

    - HB-1 diberikan vaksin rekombinan

    HB, 10 mg i.m, dalam waktu 12 jamsetelah lahir

    - HB-2 diberikan umur 1 bulan dan

    dosis ketiga umur 3-6 bulan

    - Apabila pada pemeriksaan

    - Jadwal: saat lahir, 2,4,6,18 bulan, 5tahun

    - Dosis: 2 tetes p.o

    - Ada resiko VAPP dan cVDPVOPVharus diubah menjadi IPV

    - Kasus polio terakhir di Indonesia:

    Februari 2005

    - Perhatikan warna Vaccine Vial

    Monitor(VVM)

    - Setelah pemberian OPV boleh

    langsung diberi ASI, tetapi kalaukolostrum harus ditunda dahulu karena

    mengandung Ig yang tinggi

    Kapan IPV digunakan?- Cakupan imunisasi OPV tinggi, >90%

    - Cakupan AFP tetap tinggi (AFP

    rate2)- Tidak ada virus polio liar yang

    bersirkulasi selama 3 tahun berturut-

    turut

    * Keuntungan

    - Tidak ada resiko VAPP dan cVDPV

    - Imunitas konstan, menetap, tinggi- Pasien imunokompromais

    - Ada kemasan kombinasi

    - Herd immunity- Termostabil

    * Kerugian Imunitas intestinal sedang Tidak ada contact immunity Mahal/single dose Produksi bar

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    10/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Jangan kena sinar matahari selanjutnya diketahui ibu HBsAg-nya(+), segera berikan 0,5 ml HBIg

    (sebelum 1 minggu)

    - Daya perlindungan Hep B s/d 15

    tahun bila diberikan 3 kali

    * Bayi lahir dari ibu HBsAg (+)

    - Dalam waktu 12 jam setelah lahir:

    - diberikan 0,5 ml HBIG dan vaksin

    rekombinan Hep. B secara bersamaan

    - i.m, di sisi tubuh yang berlainan

    - Hep B-2 diberikan umur 1 bulan dan

    dosis ketiga umur 3-6 bulan

    Penting:

    - Jarak antara HepB-1 ke HepB-2 : 4-8minggu (terbaik 4 mgg)

    - Jarak antara HepB-2 ke HepB-3: 2-

    12 bulan (terbaik 5 bulan)

    OPV TETANUS DTwP atau DTaP Vaksin pertusis (whole cell)* Keuntungan

    Diperoleh imunitas humoraldan lokal

    Imunitas mukosa usus Pemberian mudah Murah Herd immunity Contact immunity

    * Kerugian Resiko VAPP, resipien dan

    - Eliminasi tetanus neonatorum tahun

    2000 (?)

    - Target imunisasi tetanus 3x:- 3 dosis saat bayi setara 2 dosis

    toksoid dewasa

    - Dosis ke-4 (18-24 bulan) kekebalan + 5 tahun

    - Dosis ke-5 (masuk SD) kekebatan

    + 10 tahun

    - Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)

    kekebalan +20 tahun

    - minimal 6 minggu), interval 4-6

    minggu

    - Ulangan:- 18-24 bulan

    - 5 tahun (dianjurkan DPT bukan DT)

    - 12 tahun (program BIAS) DTP merupakan core vaksin

    kombinasi

    Di Indonesia: DPT/Hep.B,DPT/Hib

    - Vaksin klasik dibuat dari bakteri utuh

    (whole bacteria) melalui biakan dan

    inaktivasi

    - Efikasi 87-93%

    - Masalah (kontroversi global)

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    11/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    kontak Resiko cVDPV KI pada pasien

    imunokompromais Kegagalan vaksinasi (pada

    diare, muntah) Diperlukan cold chain Menimbulkan pencemaran

    CAMPAK MMR (Measles, Mumps,

    Rubella)

    Vaksin polisakarida Vaksin pneumokokus Vaksin Meningokokus

    * Data:

    - umur 10-12 tahun: 50% titer

    antibodi di atas ambang

    pencegahan

    - umur 5-7 tahun: 29,3%pernah menderita campak

    walaupun pernah diimunisasi- kantong daerah campak

    - BIAS: ulangan campak saat

    masuk SD

    - Program: reduksi kematian

    campak

    - Dosis: 0,5 ml s.k pada usia 9

    bulan, ulangan usia 6 tahun

    - Diperlukan untuk catch-up

    measles, membentuk antibodi

    terhadap mumps dan rubella- MMR 2 diberikan sebelum

    usia pubertas- MMR tidak terbuktiberhubungan dengan kejadian

    autis

    - Dosis: 0,5 ml sk atau i.m

    - Waktu: 15-18 bulan, ulangan

    usia 6 tahun MMR (Measles,

    Mumps, Rubella)

    - Vaksin berasal dari kapsul

    bakteri

    * Kentungan: aman, satu kali

    pemberian

    * Kerugian: tidak efektif 2 tahun

    - vaksin meningokokus

    polisakarida konjugasi dapatdiberikan pada bayi2

    tahun

    - Antibodi terbentuk 10-14

    hari kemudian

    - Perlindungan 3 tahun

    - Dosis: 0,5 ml sub kutan

    dalam

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    12/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Varicella Vaksin Influenza Vaksin rotavirus Vaksin HPV Vaksin Kombinasi

    - Pertimbangan:

    - penularan terutama terjadidi sekolah

    - tujuan utama: mencegah

    varisela kongenital

    - varisela dewasa lebih berat

    - Kebijaksanaan IDAI:diberikan pada saat masuk

    sekolah (>5 tahun), atau atas

    permintaan orangtua

    - Populasi target: anak sehat,

    imunokompromais, kontakdalam 72 jam

    - Diberikan pada bayi dan

    anak sejak umur 6 bulan ataulebih pada semua individu,

    tidak memandang ada

    tidaknya faktor resiko

    - Dianjurkan diberikan pada

    bulan September-Oktober (3

    bulan sebelum puncakprevalensi influenza)

    - Diulang tiap tahun

    - Vaksin Rotavirus sedang

    dalam proses negosiasidengan BPOM (Rotarix,

    Rotateq)

    - Diberikan pada sejak umur 2

    bulan, 2 dosis oral, interval 4

    minggu

    - Dapat bersama vaksin lain

    - Infeksi HPV diperkirakan

    terjadi pada 50-80% wanitaselama hidupnya, 50%

    diantaranya mempunyai sifat

    onkogenik

    - Tidak semua wanita yang

    terinfeksi HPV ditemukan

    kelainan pada mukosa serviks,

    sekitar 80% infeksi HPVbersifat transien,

    asimptomatik, dan sembuh

    secara spontan- Sudah mendapat ijin edar di

    Indonesia karena

    imunogenitas sangat efektifuntuk mencegah kanker

    serviks, aman- Ada 2 jenis vaksin: cervarix

    dan gardasil- Vaksinasi HPV ditujukan

    untuk pencegahan, bukan

    untuk mengobati kanker

    serviks

    *Kapan vaksin HPV diberikan?

    - Dianjurkan diberikan saatremaja, sebelum melakukan

    aktifitas seksual

    - ACIP: remaja putri 11-12

    tahun dan catch upumur 13-26 tahun

    - Australia : umur 10-45 tahun

    - Antibodi yang terbentuk saat

    remaja lebih tinggi

    - Gabungan beberapa antigen

    tunggal menjadi satu jenisproduk antigen untuk

    mencegah penyakit yang

    berbeda

    - Diberikan pada saat dan

    lokasi yang sama

    - Contoh vaksin kombo

    tradisional: DPT, MMR, danPolio 1,2,3

    * Dasar kombinasi DPT

    - Quadrivalent

    - DTwP/HepB

    - DTwP/Hib atau DTaP/Hib- DTaP/IPV

    - Pentavalent

    - DTaP/Hib/IPV- DTaP/HepB/Hib

    - Hexavalent

    - DTaP/HepB/Hib/IPV

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    13/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Vaksin KomboKeuntungan

    Me(-) jumlah suntikan, jumlah kunjungan, ketidaknyamananbayi/dokter

    Memudahkan mengejar imunisasi yang tertunda, manambah vaksinbaru dalam jadwal

    Mengurangi pengadaan spuit

    Kerugian Menurunkan respons imun tiap antigen Jadwal harus disesuaikan Mempengaruhi suplai dan harga vaksin Menambah ruang penyimpanan Dapat membingungkan perawat dalam membantu dokter Mengurangi kunjungan dokter

    Susunan penyimpanan vaksin di lemari es Rak I (paling atas) : Polio, campak BCG

    Rak II (tengah) : DPT, Hep B Rak III (bawah) : DT, TT Jarak menyusun dus vaksin 1-2 cm atau 1 jari Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung Sirkulasi udara cukup Tidak terlalu sering dibuka-tutup, tidak menyimpan bersamaan dengan makanan/minuman

    Vaksin hidup: sensitif (tidak tahan panas), tahan beku Vaksin Mati: sensitif (tidak tahan) beku, tahan panas

    dibandingkan orangtua

    - Rekomendai IDAIsejakusia 10 tahun

    -Perlu sosialisi lebih lanjut

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    14/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Prosedur pemberian vaksin

    Informed consent Peralatan vaksin Alat penanganan kedaruratan (adrenalin, kortikosteroid, selang dan cairan infus, oksigen) Pencatatan vaksin (buku KIA, KMS, blangko vaksinasi)

    Pemantauan setelah vaksinasi: perhatikan keadaan umum, tunggu 30 menit di ruang tunggu

    Vaksinasi pada keadaan khusus Lahir dari ibu dengan HBsAg (+) Pasien imunokompromaispada umumnya tidak diberikan vaksin hidup Pasien mendapat obat yang menekan sistem imun (misalnya prednison >2 mg/kgBB/hari, >14 hari) ditunda Vaksinasi pada anak dengan penyakit kronis semua vaksin dibolehkan kecuali pada imunodefisiensi sekunder, vaksin hidup dipertimbangkan Vaksin pneumokokus dan influenza diperlukan terutama pada penyakit kardiovaskular, sal. nafas kronik, ginjal, metabolik, hematoonkologi

    Jadwal catch-up immunization

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    15/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Stigma & Hak Asasi Manusia (HAM) pada KESEHATAN

    Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat.

    Salah satu hambatan dalam penanggulangan epidemik HIV/AIDS adalah masih adanyastigma

    Stigmaterhadap status HIV/AIDS adalah hambatan terbesar pada pelaksanaan pencegahan, penyediaan perawatan, dukungan dan pengobatan sertadampak pada epidemi penyakit HIV/AIDS.

    Stigma adalah stempel yang menimbulkan kesan jijik, kotor, antipati dan berbagai perasaan negatif lainnya. Sayangnya stigmatisasi juga bisa timbul karena persepsi masyarakat yang keliru.

    Dampak dari stigma, perlakuan salah, diskriminasi & pelayanan yang minimal :- Pada perjalanan penyakit Kronis- Menyulitkan proses pemulihan.

    - Produktivitas penderita menurun

    - Beban psikososial & ekonomi keluarga.

    Dari hasil penelitian yang dilakukan di Makassar pada tahun 2007 ditemukan bahwa stigma terhadap Orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) :

    - lingkungan masyarakat (71,4%),- di tempat pelayanan kesehatan (35,5%)- di lingkungan keluarga (18,5%).

    Peningkatan pengetahuan masyarakat, penyedia layanan kesehatan dan anggota keluarga menjadi hal yang perlu dilakukan untuk me ningkatkan pemahaman

    akan penyakit HIV/ AIDS.

    Pelaku diskriminasi, bisa keluarga, masyarakat, pers, rumah sakit, dokter paramedis, serta lembaga swadaya masyarakat (LSM).

    Bentuk diskriminasi dalam keluarga: dikucilkan, ditempatkan dalam ruang atau rumah khusus, diberi makanan secara terpisah, ba hkan ada yang diborgoldan dijaga satpam.

    Media/Pers : memuat foto, nama, dan alamat tanpa izin.

    Diskriminasi yang dilakukan perusahaan : PHK, mutasi atau pelarangan kerja ke luar negeri.

    Bentuk diskriminasi RS dan tenaga kesehatan adalah penolakan untuk merawat, mengoperasi atau menolong persalinan, diskriminasi dalam pemberianperawatan serta penolakan untuk memandikan jenazah.

    KESEHATAN SEBAGAI HAK FUNDAMENTAL

    (Konvensi PBB)

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    16/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Kesehatan adalah HAM yang fundamental dan tak ternilai demi terlaksananya HAM yang lain.Setiap manusia mempunyai hak atas standar kehidupan yang cukup bagi kesehatan dirinya dan keluarganya, yang mencakup makanan, tempat tinggal, pakaian danpelayanan kesehatan serta pelayanan sosial yang penting

    PENGERTIAN HAM

    Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat

    dan martabat manusia (UU No. 39/1999)

    PENGERTIAN PELANGGARAN HAM

    Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang, termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian,yang melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU ini dan tidakmendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

    PENGERTIAN KESEHATAN

    Menurut UU No. 23 Tahun 1992

    Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

    Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

    TUJUAN KEBIJAKAN KESEHATAN

    Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan

    berkesinambungan.

    HAK UNTUK SEHAT

    Hak untuk sehat bukan berarti hak untuk menjadi sehat juga bukan berarti pemerintah yang miskin harus menanggung beban atas biaya kesehatan yangtinggi, sementara mereka tak memiliki sumber daya (dana) untuk itu. Tetapi, pemerintah dan pemegang kewenangan publik harus mengambil kebijakan

    dan rencana tindakan yang akan mampu mendorong ketersediaan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan untuk semua dalam waktu secepat-cepatnya

    yang dimungkinkan. Untuk memastikan itu bisa terwujud, inilah tantangan yang dihadapi oleh komunitas HAM dan para profesional kesehatan masyarakat.(United Nation High Commissioner for Human Right, Mary Robinson).

    KEBIJAKAN KESEHATAN BERPENDEKATAN HAM

    Menggunakan hak asasi manusia sebagai kerangka kerja dalam pembangunan kesehatan

    Menetapkan dan memusatkan perhatian atas implikasi dari HAM pada setiap kebijakan, program dan legislasi kesehatan

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    17/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Menggunakan HAM sebagai dimensi utama dalam membuat desain, implementasi, monitoring da n evaluasi dari setiap kebijakan dan program kesehatan didalam segala keadaan, termasuk dimensi politik, ekonomi dan sosial.

    ELEMEN SUBSTANTIF

    Memelihara harkat dan martabat manusia

    Memberikan perhatian kepada kelompok masyarakat rentan dalam penetapan kebijakan, program dan strategi: anak-anak, remaja, lanjut usia, perempuan,masyarakat adat, etnis, kelompok minoritas, pengungsi, imigran dan migran, cacat, tahanan, orang miskin dan kelompok marjinal lain.

    Memastikan sistem (pelayanan) kesehatan yang dibangun bisa diakses oleh semua orang, lebih khusus masyarakat marjinal dan rentan, tanpa adadiskriminasi.

    Memperhatikan perspektif gender

    Memastikan berlakunya kesetaraan dan bebas dari diskriminasi dalam mendesaian dan mengimplementasikannya.

    Memastikan prinsip partisipasi dalam mengembangkan kebijakan dan program kesehatan yang efektif dan bermanfaat bagi masyarakat

    Memajukan dan melindungi hak atas pendidikan dan hak untuk memperoleh, menerima dan memanfaatkan informasi dan gagasan tentang kesehatan.

    PRINSIP BEBAS DARI DISKRIMINASI

    Fasilitas kesehatan, barang dan jasa harus bisa dimanfaatkan oleh semuanya. Pembayaran untuk pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan yang berkaitandengan faktor awal penentu kesehatan, harus didasarkan atas prinsip kewajaran,apakah itu berbentuk fasilitas pelayanan publik atau swasta, harus

    mampu dimanfaatkan oleh semua orang.

    Aksesibilitas yang dimaksud, termasuk di dalamnya hak itu mencari, menerima dan memperoleh informasi dan gagasan berkaitan dengan masalahkesehatan. Akan tetapi, aksesibilitas terhadap informasi tidak boleh merusak hak untuk kerahasiaan data pribadi.

    Konsepsi bahwa sehat adalah Hak Asasi Manusia (HAM) dapat dijabarkan ke dalam 3 (tiga) kategorial (Moeloek, 2002), yaitu bahwa:

    1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan kesehatan.2. Setiap warga negara berhak mendapatkan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.

    3. Setiap upaya, usaha, produk yang mengakibatkan kesakitan atau kematian adalah melanggar Hak Asasi Manusia.

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    18/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    IMUNOLOGIPendahuluanImunologi adalah ilmu yang mempelajari kekebalan tubuh, terutama terhadap penyakit infeksi

    IMUNOLOGI adalah ilmu yg mempelajari imunitas atau kekebalan yg terjadi setelah organisme kontak dengan mikroba atau bahan asing lainnya.

    Tubuh manusia mempunyai kemampuan membedakan bahan asing (non-self ANTIGEN) dari bahan yang berasal dari tubuh sendiri (self)

    Kekebalan selain menguntungkan juga ada yang berakibat negatif pada tubuh IMUNITAS dapat dibedakan menjadi

    IMUNITAS ALAMIAH ( natural, nonspesifik) IMUNITAS DIDAPAT (acquired, spesifik, adaptif)

    PENTINGNYA SISTEM KEKEBALAN TUBUH

    Peran system kekebalan tubuh Implikasi

    Pertahanan terhadap infeksi Hasil kekebalan kekurangan peningkatan kerentanan terhadap infeksi;dicontohkan oleh AIDSpenguat vaksinasi pertahanan kekebalan tubuh dan melindungi terhadapinfeksi

    Sistem kekebalan tubuh mengenali dan merespon cangkok jaringan dan

    protein baru diperkenalkan

    Respon imun hambatan penting untuk transplantasi dan terapi gen

    Pertahanan terhadap tumor Potensi imunoterapi kanker

    Antibodi reagen sangat spesifik untuk mendeteksi setiap kelas molekul Pendekatan imunologi untuk pengujian laboratorium secara luas digunakandalam pengobatan klinis dan penelitian

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    19/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    GAMBARAN DARI SISTEM KEKEBALAN TUBUH

    SISTEM IMUN

    SPESIFIK

    HUMORAL SELULER

    SEL B SEL T

    NON SPESIFIK

    FIFIK/MEKANIK

    - Kulit

    - Selaput lender

    - Batuk, bersin

    - Dll

    LARUT

    - As. Lambung

    - Interferon

    - Komplemen

    SEULER

    - Fagosit

    - Sel NK

    Sistem Imun

    Pembawaan lahir

    (non-spesifik)

    Pertahanan pertama

    Adaptif

    (spesifik)

    Pertahanan kedua

    Men a a embon karan

    Komponen seluler Komponen humoral Komponen seluler Komponen humoral

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    20/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Organ yang berperan dalam Imunitas Organ limfoid primer atau sentral

    Sumsum tulang Kelenjar timus

    Organ limfoid sekunder atau perifer

    Adenoid, tonsil, kelenjar limfe, limpa, apendiks LimfonodiBALT, MALT, Peyers patch

    SEL-SEL SISTEM KEKEBALAN TUBUH

    SISTEM IMUN

    Sel Myeloid Sel Limfoid

    Granulosit Monosit

    Neutrofil

    Basofil

    Eosinofil

    Sel Kupffer

    Sel Dendritik

    Sel T Sel B Sel NK

    Sel Helper

    Sel Supresor

    Sel Sitotoxic

    Sel Plasma

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    21/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    SEL yang terlibat dalam sistem imun:

    Limfosit Limfosit B Limfosit T

    FAGOSIT MONONUKLEAR

    SEL DENDRITIK GRANULOSIT

    Sel yang terlibat dalam system imun Sel yang berperan dalam system imun

    perbandingan imunitas bawaan dan adaptif Perkembangan sel-sel system kekebalan tubuh

    Imunitas bawaan Kekebalan adaptif

    - Tidak ada waktu lag- Tidak antigen spesifik- Tidak ada memori

    - Periode lag- Antigen spesifik- Pengembangan memori

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    22/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Mekanisme imunitas bawaan dan kekebalan adaptive Kekebalan natural Kekebalan natural = alamiah = non-spesifik

    Dipunyai sejak lahir

    Pertahanan pertama dari bahan asing atau antigen dari luar

    Bersifat non-spesifik karena tidak ditujukan terhadap

    mikroorganisme tertentu

    Responnya cepat- Barier fisik: Kulit, selaput lendir, batuk, bersin

    Bahan yang terlarut:- asam lambung, laktoferin, asam lemak- Komplemen, interferon (IFN), dll.

    Sel:- sel makrofag, netrofil, sel natural killer ( sel NK)

    Imunitas natural & didapat

    Imunitas natural Imunitas didapat Kulit, membran mukosa Komplemen Fagosit (makrofag,netrofil), sel NK Sitokin yang dihasilkan makrofag

    Sistem imun kulit & mukosa, Ab dlm sekret Antibodi (Ab) Limfosit T dan B Sitokin yang dihasilkan limfosit

    Inflamasi Fagositosis

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    23/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Respon fagositosis terhadap infeksi- Sinyal SOS

    N-formil metionin mengandung peptide Peptida sistem pembekuan

    Produk pelengkap

    Sitokin dilepaskan oleh makrofag jaringan

    - Respon fagosit

    Kepatuhan vaskular

    diapedesis

    kemotaksis

    aktivasi

    Fagositosis dan pembunuhan

    a. attachment melalui reseptor - FCR, comlement R, pemulung R,Pulsa seperti Rb. ekstensi pseudopodc. pembentukan phagosomed. granul fusi dan pembentukan phagolysosome

    KOMPLEMEN

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    24/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    - Kekebalan didapat (adaptif)Kekebalan didapat = spesifik = adaptifDibentuk sesudah kontak dengan bahan asing (non-self);

    antigen/imunogen/alergenKekebalan terbentuk sesudah:

    SakitInfeksi subklinikImunisasi:

    Imunisasi pasifVaksinasi atau imunisasi aktifKekebalan didapat berdasar

    komponen sistem imun diklasifikasikan:Kekebalan Humoral (Antibody Mediated Immunity), ditandai denganterbentuknya antibodi / imunoglobulin (Ig)

    Kekebalan seluler (Cell Mediated Immunity), ditandai dengan adanya limfosit Tyang dapat menghancurkan sel yang terinfeksi virus atau menghancurkan sel

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    25/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    kanker / sel tumorKekebalan didapat berdasar proses terjadinya kekebalan:1. Imunitas AKTIF

    Individu aktif merespon antigen (Ag) yang masuk. eg. Vaksinasi, Infeksi (klinis / subklinis)2. Imunitas PASIF

    Individu memperoleh kekebalan setelah mendapat serum atau sel dari individuyang telah kebal. eg. Pemberian ATSCiri Kekebalan didapat / spesifik / adaptif1. Mampu membedakan self dan non-self2. Bersifat spesifik3.4. Self-limitation5. Diversity (keaneka-antigen, karena variabilitas struktur reseptor antigen

    PK IMUNODIAGNOSTIK

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    26/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    DASAR PEMERIKSAAN LABORATORIUM IMUNOLOGI SECARA UMUM

    Uji respon imunologik non spesifik Uji respon imunologik spesifik Menilai respon tubuh terhadap bendaasing secara non-spesifik (inflamasi,fagositosis)

    Indikasi: penyakit autoimun dan imunodefisiensi kelainan imunoproliferatif

    tumor ganas seleksi donor untuk transplantasi organ dugaan reaksi penolakan jaringan transplantasi

    Kuantitatif :penambahan atau pengurangan

    jumlah leukosit, hitung jenis leukosit(limfopenia, neutrofilia, eosinofilia), LEDcepat.

    Kualitatif :uji fungsi fagositosis, uji

    kemampuan metabolismeoksidatif sel.

    Penetapan reaksi inflamasi:

    Kadar CRP (C-Reactive Protein;protein fase akut)meningkat >100x pada infeksi,kerusakan jaringan.

    Kadar Komplemen t.u C3 dan C4menurun karena terpakai dalam

    proses inflamasi.

    A. Uji respon imun seluler A1. Uji Kuantitatif:- Hitung jumlah limfosit & subset nya- Subset limfosit mengekspresikan CD (cluster ofdifferentiation) dihitung dengan flowsitometri.CD4< 400 sel/L progresif AIDS dalam 4 tahun

    A2. Uji Kualitatif (uji fungsi)Uji transformasi blast:Limfosit T mampu memberikan respon terhadap stimulasi

    dengan antigen phytohaemaglutinin (PHA) & concovalen A(Con A) Uji kemampuan produksi sitokin:

    Limfosit Th1 menghasilkan IL-2, IFN-, TNF-/ Limfosit Th2menghasilkan IL-4, IL-5, IL-6, IL-10, dan IL-13B. Uji respon imun humoral

    Pengukuran kadar imunoglobulin

    Menguji fungsi sel B untuk membentuk Ig.Cara: imunoelektroforesis, imunonefelometri,

    imunodifusiradial, dll.

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    27/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA HIV1. Evaluasi awala. Anamnesisb. Pemeriksaan fisikc. Pemeriksaan laboratorium:

    - Hematologi lengkap + gambaran darah tepi.- Urinalisis + tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin).- Tes fungsi hati (SGOT, SGPT, LDH, Alkali Pospa-tase, bilirubin).- Pemeriksaan feses lengkap.

    Hasil laboratorium bervariasi sesuai keadaan klinis pasien.

    2. Diagnosis pastia. Tes langsung- Menemukan adanya virus HIV.- Sensitif dan spesifik.- Rumit dan mahal.

    - Window period: 12 hari- Cara: Nucleic acid based-Test (NAT)Reverse Transcriptase-RNA (RT-PCR)

    b. Tes tidak langsung- Menemukan antigen atau antibodi terhadapvirus HIV.- Lebih murah, lebih cepat, mempunyai spesifisitasyang setara dengan tes langsung.- window period: 16 hari (antigen) 3 minggu6 bulan (antibody)

    TABEL PENGGUNAAN STRATEGI PEMERIKSAAN HIV

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    28/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    DIAGNOSIS HIV

    A1: Untuk pemeriksaan pertama, biasanya digunakanrapid test untuk uji saring.Tes dipilih yang memiliki sensitifitas paling tinggi.

    A2: Bila hasil A1(+) --> periksa ulang dengan tes yangmemillikiprinsip dasar tes yang berbeda dan / menggunakanpreparasI antigen yang berbeda dari tes pertama.Biasanya dengan cara Enzym-l inked immunos orbentassay (ELISA) atau rapid test yang mempunyaispesifisitas lebih tinggi daripada tes pertama.A3: Tes konfirmasi dapat menggunakan Western Blot(WB),Radio Immunoprecip i ta t ion Assay (RIPA), atauImmunof luorescense assay (IFA)

    Faktor Risiko epidemiologis:1. Perilaku berisiko (sekarang atau masa lalu)- hubungan seks dgn mitra seks risiko tinggi tanpa kondom.- pecandu narkotika suntikan- hubungan seks tidak aman:

    - memiliki banyak mitra seks- mitra seks adalah pasien HIV/AIDS- mitra seks dari daerah dgn prevalensi HIV/AIDS tinggi

    - homoseks2. Pekerja dan pelanggan tempat hiburan, seperti panti pijat, diskotik, karaoke atau tempat prostitusi terselubung.3. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual.4. Riwayat menerima transfusi darah berulang.5. Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik, atau sirkumsisi dengan alat yang tidak steril.

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    29/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Hasil tes indeterminate (meragukan):*Dapat terjadi pada stadium awal serokonversi.*Harus diperiksa kembali 14 hari kemudian, lebih baik bila dilakukan dengan cara WB.*Bila hasil tetap sama, harus periksa lab secara serial setiap 3 bulan selama sedikitnya 6 bulan.*Bila dgn tes WB terus menghasilkan indeterminate selama 6 bulan tanpa faktor risiko epidemiologi atau tanpa gejala klinis maka dapat dianggap negative

    dan dilakukan pemeriksaanpolymerase chain reaction (PCR).

    3. Pemeriksaan untuk monitoring dan prognosisa. Memantau jumlah CD4 atau limfosit total- Dilaporkan dalam bentuk jumlah total atau persentase.b. Memantau viral load- Jumlah partikel virus HIV per mililiter darah- makin banyak viral load makin rendah CD4 prognosis makin buruk.- Cara : RT-PCR

    DEFINISI KASUS DEWASASeorang dewasa (>12 tahun) dianggap AIDS apabila menunjukkan tes HIV (+) dengan strategi pemeriksaan yang sesuai dengan sekurang-kurangnya 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, dan gejala ini bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

    Gejala mayor Gejala minor

    Berat badan turun drastis lebih dari 10% dalam 1 bulan. Diare kronislebih dari 1 bulan.

    Demam kronis lebih dari 1 bulan.Penurunan kesaadaran dan gangguan neurologis. Demensia/HIV

    ensefalopati.

    Batuk kronis lebih dari 1 bulan. Dermatitis generalisata.Herpes zoster multisegmental / berulang. Kandidiasis orofaringeal.Herpes simpleks kronis progresif. Limfadenopati generalisata.Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita. Retinitis virus

    (CMV)

    DEFINISI KASUS ANAKa. Anak umur > 18 bulan, menunjukkan tes HIV (+) dengan ibu HIV (+), didapatkan minimal 2 gejala mayor dan 2 gejala minor, dan gejala tersebut bukandisebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.b. Anak umur 18 bulan, ditemukan 2 gejala mayor yang berkaitan dan 2 gejala minor dengan ibu HIV (+). Gejala tersebut bukan disebabkan oleh keadaanlain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.

    Bayi yang dilahirkan dari ibu HIV (+):1. Tes HIV (+) pada bayi 18 bulan- Karena antibodi HIV (IgG) dari ibunya ditransfer melalui plasenta.

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    30/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    - -).- Bila hasil tetap (+) berarti bayi terinfeksi HIV.2. Tes konfirmasi infeksi HIV pada bayi < 18 bulan:- Deteksi virus dengan metode PCR.- Deteksi antibodi IgA (tidak menembus plasenta). - Pemeriksaan antigen p24.

    PENYAKIT AUTOIMUN Normal : sistim imun dapat membedakan antigen self dan non-self.

    timbul respon imun terhadap jaringan tubuh sendiri.sendiri (disebut: AUTOANTIBODI)

    DIAGNOSIS LABORATORIUM PENYAKIT AUTOIMUN Berdasarkan adanya autoantibodi, baik yang spesifikorgan maupun non spesifik organ. Dapat digunakan untuk mendiagnosis, memantauaktifitas penyakit, dan memantau hasil terapi Berdasarkan adanya reaksi inflamasi dan kelainanfungsi organ terkait.

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA PENYAKIT AUTOIMUN1. Pemeriksaan Laboratorium Awal.a. Hematologi- Anemia.- Peningkatan atau penurunan jumlah leukosit dan atau trombosit.b. Hemostasis- ada penyakitAntiphospholipid syndrome ada inhibitor terhadap faktor pembekuan.c. Kimia- Kelainan kadar enzim yang dihasilkan organ tertentu atau kelainan proses metabolisme tertentu.mis:

    * Sarcoidosis*Autoimmune inflammatory myopathies

    d. Urinalisis* proteinuria, hematuria, silinder granula

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    31/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    2. Pemeriksaan Penanda inflamasi (= acute phase reactant)- Merupakan protein serum yang dihasilkan terutama oleh hati sebagai respon terhadap inflamasi, infeksi,keganasan, dan penyakit autoimun.a. Laju endap darah (LED)

    * Dipengaruhi berbagai faktor (jumlah dan bentuk eritrosit, protein plasma terutama fibrinogen & globulin, dan faktor teknis).* Untuk memonitor aktivitas penyakit dan respon terapi. * Nilai normal: < 10 mm < 15 mm

    b. C- Reactive Protein (CRP) high sensi t ive CRP (hs-CRP)* Protein yang mempunyai aktivitas terhadap C- Polysaccharide dinding sel S. Pneumoniae

    katkan opsonisasi, fagositosis, aktivasi komplemen.* Sintesis CRP diatur oleh sitokin pro-inflamasi (IL-1, IL-6, TNF-) Bila ada inflamasi, perubahan kadar CRP/hs-CRP lebih cepat daripada LED dan waktu pemeriksaan lebih cepat (< 1 jam)

    pada LED.* Nilai normal: < 0,2 mg/dL.

    c. Ferritin

    - Protein cadangan besi tubuh.- Sintesis diatur oleh besi intrasel, sitokin pro-inflamasi dan faktor pertumbuhan.- Kadar meningkat pada sepsis akut/kronik, inflamasi, keganasan.- Nilai normal : 15 200 ng/mL 30 300 ng/mL- Fibrinogen, albumin, haptoglobin.

    d. Penanda lain:3. Pemeriksaan Autoantibodi dan Imunologia. Autoantibodi non spesifik organa1. Anti-nuclear antibody (ANA)- Antibodi terhadap komponen inti sel, mis. DNA, RNA, histon dan centromer.- Dapat dilakukan dengan cara IFA atau ELISA.- ANA sensitif tapi tidak spesifik, dapat ditemukan pada beberapa penyakit autoimun (SLE, RA, hepatitis autoimun)

    - Titer rendah dapat ditemukan pada orang normal, tu wanita > 60 thn, peny. infeksi (hepatitis virus, lepra), keganasan(leukemia, limfoma), sirosis bilier.- Titer ANA tidak berhubungan dengan aktifitas penyakit, tidak dianjurkan untuk menilai beratnya penyakit. Terdiri dari berbagai pola: homogen, perifer,speckled, nukleolar, centromer- ANA (+) pada beberapa penyakit autoimun: SLE, Sindroma Sjogren, Scleroderma, Rheumatoid Artrhitis, Mixed Connective Tissue Disease

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    32/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    a2. Anti Neutrofil Cytoplasmic (ANCA) Antibodi terhadap antigen sitoplasma neutrofil. Ada 2 tipe: cytoplasmic (c-ANCA) dan perinuclear (p-ANCA). Dapat dijumpai pada Wegener's granulomatosis, polyartritis nodosa, crescentic glomerulonephritis, Crohn's disease, ulcerative colitis, primary sclerosingcholangitisa3. Antifosfolipid Ada 2 jenis: anti-cardiolipin (ACA) dan lupus antikoagulan (LA). ACA: Paling sensitif untuk sindroma antifosfolipid, tapi tidak spesifik Faktorrisiko terjadinya trombosis. LA: Erat hubungannya dengan trombosis.

    b. Autoantibodi spesifik organb1. Autoantibodi tiroid- Anti tiroperoksidase (anti-TPO)

    tiroid autoimun- Anti reseptor TSH (TRAb)

    - Anti tiroglobulin (anti-Tg)penderita dgn goiter noduler.

    b2. Autoantibodi hati- Anti smooth muscle (SMA)

    spesifik krn dapat dijumpai pada beberapa penyakit hepar dan non-hepar.- Anti actin.

    - Anti mitochondrial antibodies (AMA)

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    33/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    SISTEMIC LUPUS ERYTEMATOSUS (SLE)

    ANA Sangat sensitif untuk SLE, ditemukan pada 90-100% penderita. Bila ANA (+) dan gejala klinik khas, tidak diperlukan pemeriksaantambahan. Bila ANA (+) tapi gejala klinik tidak khas,diperlukan minimal 2 pemeriksaantambahan (anti ds-DNA dan anti Sm). Bila ANA (-) dan gejala klinik khas, diperlukan minimal 2 pemeriksaan tambahan(anti ds-DNA dan anti Sm).

    Anti ds-DNA Cukup sensitif untuk SLE, ditemukan pada 60-70% penderita. Sangat spesifik untuk SLE terutama pada titer tinggi. Bila titer rendah atau sedang, menunjang diagnosis

    Dapat digunakan untuk menentukan aktifitas penyakitdan adanya lupus nefritis

    Anti Sm Cukup spesifik untuk SLE, terutama bila titer tinggi. Kurang sensitif, hanya dijumpai pada 20-40% penderita SEL LE

    sedian hapus sumsum tulang.-DNA.

    KomplemenC3 dan C4.

    Dapat digunakan untuk memantau aktifitas penyakit

    Kelainan ginjal proteinuria > 0,5 g/hari atau >3+ silinder granula, atau eritrosit dalam sedimen urin.

  • 5/20/2018 rangkuman mpt

    34/34

    Putri handalasakti ayogo

    MPT

    Kelainan hematologi Anemia normositik normokrom akibat penekanan sumtul. Kadang dijumpai anemia hemolitik autoimun. Retikulositosis Leukopenia < 4000/ul Limfopenia < 1500/ul Trombositopenia