rangkuman ibu

30
INSTRUMEN BEDAH Drh. Ajeng Aeka Satu unit alat operasi standar : - 1 gagang skalpel dan pisau skalpel - 2 gunting (lurus dan bengkok) - 1 needle holder - 2 pinset (anatomis dan chirurgis) - 6 mosquito forceps - 6 allis forceps - 6 forceps (Rochester-pean, carmalt, ochsner) - 6 towel clamps - 6 towel - Jarum jahit segitiga dan jarum bulat Scalpel Fungsi : mengiris jaringan Terdiri atas : batang scalpel, pisau scalpel (blade) - ada yang melekat jadi satu - disposable blade Syarat irisan menggunakan scalpel blade : -Trauma jaringan seminimal mungkin -Irisan tunggal, tidak berulang Cara memegang scalpel : - Ibu jari, jari tengah dan jari manis digunakan untuk memegang batang scalpel - Jari telunjuk diletakkan di punggung pisau scalpel. Fungsi : untuk mengendalikan arah incisi dan memperkirakan kedalaman incisi - Batang scalpel dipegang erat dengan membentuk sudut 30-40⁰C dari garis incisi Gunting Fungsi : memotong jaringan, jahitan Klasifikasi berdasarkan : - Bentuk : lurus, bengkok - Ujung : tumpul – tumpul (tu-tu) tajam – tajam (ta-ta)

Upload: nanda-ayu-cindy-kashiwabara

Post on 28-Sep-2015

345 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Ilmu Bedah Umum

TRANSCRIPT

INSTRUMEN BEDAH

Drh. Ajeng Aeka

Satu unit alat operasi standar :

- 1 gagang skalpel dan pisau skalpel

- 2 gunting (lurus dan bengkok)

- 1 needle holder

- 2 pinset (anatomis dan chirurgis)

- 6 mosquito forceps

- 6 allis forceps

- 6 forceps (Rochester-pean, carmalt, ochsner)

- 6 towel clamps

- 6 towel

- Jarum jahit segitiga dan jarum bulat

Scalpel

Fungsi : mengiris jaringan

Terdiri atas : batang scalpel, pisau scalpel (blade)

ada yang melekat jadi satu

disposable blade

Syarat irisan menggunakan scalpel blade :

-Trauma jaringan seminimal mungkin

-Irisan tunggal, tidak berulang

Cara memegang scalpel :

- Ibu jari, jari tengah dan jari manis digunakan untuk memegang batang scalpel

- Jari telunjuk diletakkan di punggung pisau scalpel. Fungsi : untuk mengendalikan arah incisi dan memperkirakan kedalaman incisi

- Batang scalpel dipegang erat dengan membentuk sudut 30-40C dari garis incisi

Gunting

Fungsi : memotong jaringan, jahitan

Klasifikasi berdasarkan :

- Bentuk : lurus, bengkok

- Ujung : tumpul tumpul (tu-tu)

tajam tajam (ta-ta)

tajam tumpul (ta-tu)

- Fungsi : gunting operasi

gunting benang

gunting pembalut

Teknik penggunaan gunting

- Jari manis dan ibu jari dimasukkan ke dalam ring gunting

- Jari tangan tidak melewati persendian terakhir agar pegangan lebih kuat

- Jari telunjuk sebagai penunjuk arah ditempatkan di sisi luar batang atau bladenya

Cutting motion

- Lubang gagang gunting dipegang dengan menggunakan jari manis dan ibu jari pada sedangkan jari telunjuk menahan tangkai gunting

- Satu sisi blade yang berujung tumpul disisipkan di bawah jaringan yang akan digunting

- Tekan gagang gunting secara bersamaan untuk bertemu 2 bagian blade gunting

- Gunting digerakkan ke depan dan ujung gunting tidak boleh dikatupkan sempurna jika irisan masih perlu diteruskan (agar tepi luka rata)

Gunting Operasi

Fungsi : memotong jaringan

preparasi tumpul

Berdasarkan bentuk ujungnya

Yang sering digunakan :

1. Mayo scissor

Memotong jaringan lunak

Panjang 14 21,5 cm

Ujung Lurus, bengkok

2. Metzenbaum scissor

Memotong jaringan lunak

14 -21,5 cm

Long handle, short blade

Cara preparasi tumpul

- Posisi ujung gunting tertutup sempurna kemudian sisipkan blade dalam posisi mendatar

- Setelah blade didorong masuk ke dalam jaringan yang akan dipreparir, ujung gunting dibuka biasanya pada muskulus, lemak, kulit

3. Sistrunk scissor

Gunting benang

1. Untuk memotong benang :

memotong benang katun, nilon, sutera

pendek, berat, blade mempunyai sisi ketajaman

yang bergerigi

Cara penggunaan gunting benang

- Dipegang dengan satu tangan dengan posisi ujung yang bengkok menghadap ke atas

- Tangan lainnya menahan bagian bawah agar stabil

2. Untuk mengambil benang :

ringan, tajam, ujungnya tipis

dekat ujung gunting dari salah satu sisi blade

terdapat lekukan ke dalam untuk mengangkat benang

Mengambil sisa benang jahitan

9 -13 cm

Lebih ringan, memiliki ujung tipis dan tajam untuk mempermudah memasuki bagian bawah jahitan

Salah satu permukaan yang tajam dan cekung untuk mencegah penarikan benang yang berlebihan

3.untuk memotong jahitan

Cenderung pendek, lebih berat

Bergerigi tajam untuk memotong benang yang kuat atau kawat

4. Gunting pembalut (bandage)

Blade yang lebih pendek mempunyai ujung tumpul

Blade satunya lebih panjang karena di bagian ujungnya dilengkapi suatu kepingan bulat pipih dan terletak mendatar

Membuka balutan

Tipis, sisi ujung yang tumpul terletak di bagian bawah sisi yang tajam

Ujung tumpul diletakkan di bawah balutan agar tidak melukai kulit

Forceps

1. Hemostatic forceps

Memiliki kunci pada bagian gagang

Fungsi :

untuk menjepit pembuluh darah yang terpotong

Berdasarkan bentuk batang :

lurus

bengkok

Berdasarkan pola alur :

a. Rochester-pean : alur transversal dari ujung hingga pangkal untuk menjepit pembuluh besar dan jaringan yangbesar

b. Ochsner : modifikasi Rochester-pean

alur Rochester-pean tetapi ujung bergerigi bergerigi untuk mencegah terjadinya slip ketika digunakan untuk menjepit pembuluh darah besar

dan jaringan besar

c. Carmalt : Alur longitudinal sepanjang bagian ujung dan alur transversal pada bagian akhir dari ujung Alur transversal di bagian ujung untuk memudahkan melepaskan forceps setelah digunakan untuk ligasi

d. Kelly : Alur transversal pada bagian ujung

Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah kecil

e. Mosquito : Alur transversal pada bagian ujung

Fungsi : untuk menjepit pembuluh darah kecil

2. Tissue forceps/ Thumb forceps(Pinset)

Fungsi :

Memegang jaringan pada waktu operasi

Memegang jaringan ketika menjahit tepi luka

Memegang jarum ketika menjahit tepi luka

Berdasarkan :

Bentuk ujung forceps :

Pinset anatomis : ujung tidak bergerigi untuk memegang jaringan berlumen organ visceral

Pinset chirurgis : ujung bergerigi untuk memegang jaringan padat dan kulit

Berdasarkan jenisnya:

Standard forceps

Ewald tissue forceps : handling soft tissue

Rat tooth forceps : Handling hard tissue (kulit)

Continental standard forceps (end toothed)

Brown Adson tissue forceps

Russian thumb forceps : handling soft tissue

Debakey tissue forceps

Fungsi : handling viscera (untuk bedah abdominal dan thorax)

Ukuran 15,18, dan 19,5 cm

Cara memegang pinset :

- ibu jari ditempatkan pada salah satu sisi luar batang, tepat di bagian yang beralur

- Keempat jari lain ditempatkan di sisi luar batang yang lain (seperti memegang pensil)

3. Tissue forceps dengan box lock

Berdasarkan jenis

- Allis forceps

Fungsi : untuk menjepit jaringan atau organ tidak berlumen

Ujung bergerigi dan tidak beralur untuk meminimalkan trauma

- Bubcock tissue forceps

Menyerupai allis forceps

Tidak untuk organ viscera (trauma jaringan)

- Vulsellum forceps

Ujung forceps memiliki ujung runcing (lebih bertrauma)

- Duval dan Lovelace lung grasping forceps

Fungsi : untuk menjepit paru-paru

Ujung berbentuk segitiga dan lembut sehingga tidak menimbulkan trauma pada paru-paru

- Alligator forceps

Ujung forceps memiliki gerigi yang lembut

Forceps dapat disisipkan melalui celah yang sempit untuk menjepit jaringan yang terletak di dalam

Ujung handle terdapat engsel untuk membuka dan menutup ujung forceps

- Serrefine forceps

Sebagai hemostatik selama nefrotomi

Handle datar, permukaan dalam bergerigi, bagian luar berbentuk konveks

Needle holder

Fungsi : untuk memegang jarum

Mirip dengan hemostatic forceps, dengan ujung lebih pendek dan terdapat lubang di antara alur

Macam :

- Model panjang (Mayo-heegar NH, Metzenbaum NH)

- Model pendek (Derf NH)

- Olson-heegar NH(gabungan gunting dan needle holder)

- McPhail NH : Bagian handle melengkung dengan disertai pengunci (18 cm)

Towel/duk/drapes

Bahan untuk :

- melindungi pasien dari kontaminan

- sebagai alas untuk meletakkan alat- alat operasi yang digunakan selama operasi berlangsung

Bahan :

katun, okspord, bahan untuk gorden

Warna drapes tidak menyilaukan mata (hijau, abu-abu, biru)

Ukuran standar :

panjang 60 inchi (150 cm)

lebar 36 inchi (90 cm)

Lubang drape :

1 x 2 inchi

1,5 x 3,5 inchi

2 x 5,5 inchi

Operasi besar 4 drapes

Operasi sederhana 1 drape yang diberi celah ditengah dengan ukuran bervariasi

Cara melipat drape :

- Drape dilipat memanjang menjadi 2, sehingga lebarnya menjadi setengahnya

- Masing-masing tepi memanjang drape dilipat keluar, sehingga lebarnya menjadi seperempatnya

- Drape dilipat seperti membuat akordion, lebar lipatan 4 inchi

Cara membungkus drape :

- Drape diletakkan di tengah-tengah bahan pembungkus dalam posisi diagonal

- Sudut pertama pembungkus dilipatkan ke atas drape, kemudian ujungnya dilipat keluar

- Dengan cara yang sama, sudut kedua (sudut yang berlawanan dengan sudut pertama) juga dilipat ke atas drape

- Sudut ketiga juga dilipat ke atas drape, tetapi ujung pembungkus dilipat ke dalam

- Dengan cara yang sama dengan sudut ketiga, sudut keempat juga dilipat keatas drape dan supaya tidak lepas bendel diberi peniti

Cara memasang drape (pada abdomen) :

- Hewan terlentang

- 4 kaki terfixir

-Drape diletakkan di bagian bawah

- Drape diletakkan di kanan atau kiri, dijepit dengan towel clamp

- Drape di tubuh bagian atas, jepit dengan towel clamp

- Drape diletakkan di kiri atau kanan, kemudian dijepit dengan towel clamp

Towel clamp (duk klem)

Fungsi : untuk menjepit atau mengaitkan drapes / duk kepada pasien agar dapat melekat pada kulit

Memiliki ujung runcing berbentuk kurva, jika kedua ujung menyatu berbentuk meyerupai pengait sebagai penahan drapes pada kulit

Diletakkan pada sudut 45 area incisi dan dikaitkan pada 4 ujung tepi

Macam :

- Plain backhaus towel clamps

- Backbaus towel clamps with ball stop

- Cross action towel clamps

Retractor

Fungsi :

membantu mengekspos bagian atau tempat yang akan dioperasi sehingga trauma dapat ditekan sekecil mungkin

Berdasarkan jenis :

- Handheld retractor (Langenback retr, Hohmann retr, Volkmann retr, Senn retr)

- Self- retaining retractor ( Gelpi muscle retr, Weitlaner Mastoid retr, Frazier retr, Balfour retr, Finochietto retr)

Handheld Retractor

Bagian ujung dan pangkal melengkung berlawanan Pada ujung berbentuk seperti kait, lengkung, bergigi / berbentuk mirip spatula

Fungsi : retraksi Soft tissue, viscera, tulang

Langenbeck Retr

Fungsi : retraksi soft tissue

Berbentuk L, tipis

Hohmann Retr

Fungsi : retraksi persendian

Memiliki ujung lancip

Volkmann Retr

Ujung seperti pengeruk dengan gagang bulat

Senn retr

Fungsi : retraksi tendo dan muskulus

Self-retaining Retractor

Gelpi Muscle Retr

Dalam bentuk tajam dan tumpul

18 cm

Fungsi :

retraksi muskulus dan persendian

Weitlaner Mastoid Retr

Bergerigi pada ujungnya

20 cm

Frazier Retr

Fungsi : retraksi cervical dan lateral lumbal

Balfour Retr

Fungsi : retraksi abdominal muskulatur, liver

Mampu meretraksi 3 tempat

Finochietto Retr

Fungsi : retraksi costae Pada thoracotomy

PERSIAPAN OPERASI DAN STERILISASI

Drh. Tiara

PERSIAPAN OPERASI meliputi:

PERSIAPAN ALAT, BAHAN DAN OBAT

PERSIAPAN RUANG OPERASI

PERSIAPAN PASIEN (hewan)

PERSIAPAN OPERATOR

1. Persiapan alat bahan dan obat

Alat dan bahan harus steril menghindari kontaminasi pada operasi menghambat kesembuhan luka.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara: autoklav, alkohol 70 %.

Alat yang dipersiapkan disesuaikan dengan jenis operasi yang akan dilaksanakan.

Bahan yang harus disiapkan :

Kapas

Kain kasa

Tampon

Plester

Anti septik

Sarung tangan. Dll

Obat-obat yang perlu disiapkan :

Premedikasi

Anestesi

Antibiotika

Hemostatika

Antiradang

Analgetika

Cairan infus(Laktat Ringer(LR),dekstrose 5 %)

2. Persiapan ruang operasi

Ruang operasi harus bersih.

Semua peralatan yang ada dalam ruang operasi dibersihkan.

Lantai dan meja operasi dibersihkan dan didesinfeksi.

Di dalam ruang operasi disiapkan alas kaki yang khusus digunakan hanya diruang operasi.

Ruang operasi harus mendapat penerangan yang cukup.

Lampu operasi harus disediakan.

3. Persiapan pasien (hewan)

Hewan harus disiapkan dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama operasi dan sesudahnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

Anamnesa yang cermat

Pemeriksaan fisik secara menyeluruh: temperatur, frekuensi nafas.

Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan darah, urin, feses.

Pemeriksaan rontgen.

Pasien harus dalam kondisi betul-betul stabil (menghindari pengaruh dari premedikasi dan anestesi).

Stabilisasi tergantung dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium:

Dehidrasi: terapi cairan (LR / dextrose 5 %)

Infeksi: pemberian antibiotika

Penderita penyakit kronis: peningkatan status gizi

Perdarahan / shock: terapi cairan (40 ml / kg bb / jam IV)

Hewan mengalami anemia: perbaikan gizi, vit penambah darah (fe, B complek, B12)

Bila kondisi stabil siap dioperasi hewan direstrain.

Kemudian dilakukan pencukuran bulu di daerah situs operasi, cuci sampai bersih dan beri antiseptik.

Hewan di berikan anestesi di dalam ruang operasi.

Hewan dibaringkan sesuai dengan jenis dan lokasi operasi.

Hewan ditutup dengan kain drape, sehingga yang tampak hanya site operasi.

4. Persiapan operator

Seseorang dapat melakukan operasi, harus memiliki kompetensi berikut:

Memahami prosedur operasi.

Operator harus betul-betul memahami teknik operasi yang akan dijalankan.

Dapat memprediksi hal-hal yang akan terjadi.

Harus siap bila terjadi sock atau perdarahan.

Dapat memperkirakan hasil operasi.

Bisa di katagorikan :

Sangat baik (excelent) :bila dapat sembuh seperti semula

Good :Bila kemungkinan sembuh sangat besar tetapi ada beberapa komplikasi

Fair :Bila terjadi komplikasi dan pasien sembuh dalam jangka waktu yang lama.

Buruk: Bila terjadi komplikasi dan tidak dapat sembuh bahkan mati selama atau setelah pembedahan.

Seorang operator harus mempunyai personal hygiene

Operator harus sehat

Mencuci tangan dengan sabun dan antiseptik

Memakai baju operasi, sarung tangan, topi,dan masker

Siap fisik dan mental

Fisik Berdiri dalam jangka waktu yang lama.

Mental Bila terjadi perdarahan hebat.

Terampil

Menguasai teknik operasi dan teknik menjahit.

TAHAPAN OPERASI

Hewan dipuasakan dari makan dan minum.

Kandung kemih harus kosong (terutama pada pembedahan laparatomy).

Hewan diberi premedikasi.

Bulu dicukur didaerah yang akan dilakukan insisi (kurang lebih 5cm).

1. Pakai alat cukur listrik.

2. Alat pencukur manual (silet).

3. Penyedot debu yang kecil

Kotoran dan lemak dikulit harus dihilangkan

Posisi hewan dimeja operasi harus memberi cukup kemudahan bagi operator.

Dagu harus diangkat agar lidah tidak menutupi saluran nafas.

Posisi terlentang adalah yang paling umum dipakai, hewan berbaring pada punggungnya.

Bantal pasir/bantal tengkuk mungkin diperlukan untuk stabilitas hewan.

Untuk operasi tulang punggung dan tengkorak hewan ditidurkan tertelungkup.

Bila operasi berlangsung lama harus diperhatikan suhu badan.

Hewan harus diletakkan di atas selimut.

Suhu ruangan operasi 21-22C

Dokter bedah harus memakai baju operasi, sarung tangan, memakai penutup rambut dan hidung .

Semua arloji, cincin dan gelang dilepas, kemudian mencuci tangan dan lengan terutama dibawah kuku dengan antiseptik .

Antiseptik yang digunakan adalah alkohol 70 % , iodine 2 %, betadine.

Pakailah kain steril untuk menutupi daerah yang tidak dioperasi, juga untuk menutupi meja dorong tempat alat alat steril diletakkan.

Kain steril biasanya berwarna biru, hijau, atau abu abu.

TEKNIK PEMOTONGAN

Tujuan : memisahkan struktur yang diminati dari jaringan disekitarnya.

Ada 2 cara : tajam dan tumpul.

1. Pemotongan tajam adalah pemakaian alat seperti pisau atau gunting untuk memisahkan jaringan dan untuk memotong kulit dan struktur yang kuat.

2. Pemotongan tumpul adalah untuk memisahkan struktur jaringan.

HAEMOSTASIS

Kegunaan mengonrol pendarahan pada saat operasi:

1. Menghindari volume darah turun.

2. Agar daerah operasi bersih agar memudahkan pemotongan.

3. Penghimpunan darah pada luka memperlambat penyembuhan.

CARA-CARA :

Pemakaian tourniquet.

Menutup arteri yang mengalirkan darah.

Memberi tekanan setempat dengan kain kasa.

Menyentuh bagian yang berdarah dengan logam panas (cautery).

Dengan pengikatan pembuluh darah.

STERILISASI UNTUK OPERASI

Drh. Tiara

PRINSIP ASEPTIS

Definisi aseptis

Kondisi dimana tidak ada mikroorganisme patogen pada jaringan

ASAL MIKROORGANISME

Endogenous flora from patient

Exogenous flora from operating room, personnel, and from the environment

PLICATION

Facilities and environment

Surgical site

Surgical team

Surgical equipment

STERILISASI

DEFINISI

Proses destruksi seluruh mikroorganisme (bakteri, virus, spora) pada suatu obyek

DESINFEKTAN (untuk objek tak hidup)

Contoh :

Phenol, and its derivatives

Alcohols

Halides

Aldehydes

Chloroform

Ethylene oxide (EtO)

ANTISEPTIK (Untuk objek hidup)

Contoh :

Alcohols

Povidone Iodine

Chlorhexidine

RUANG OPERASI

Masuk ruangan, ganti alas kaki khusus untuk di dalam (ada ruang persiapannya).

Ventilasi baik

Ruang mudah dibersihkan

Lantai, langit-langit, dinding harus rata, tidak berpori dan terbuat dari bahan tahan api

Pembersihan lantai dengan sistem pel, vacuum cleaner, dan desinfektan

PERALATAN

Perlengkapan dari kain dicuci bersih dengan sabun dan dikeringkan. Disterilkan dengan Autoclave.

Operation Aparatus logam disterilkan dengan :

- Rebus air mendidih

- Autoclave (steam~uap panas)

- Alkohol 70%

Peralatan lain bisa dengan Desinfektan

BOILING

100C selama 15-30 menit

Kelemahan : jika alat tidak terendam semua maka sebagian m.o tidak mati, korosi

Efek korosi ditekan dengan penambahan sodium karbonat 2% atau sodium hidroxid 0,1%, penggunaan air alkalis

Tidak boleh untuk alat gelas, karet

Untuk gunting/jarum

AUTOCLAVE

Moist heat

121C selama 15-20 menit

OVEN

Dryt heat

160-180C selama 1-2 jam

gelas, botol

Kelemahan : temperatur tinggi menurunkan ketajaman jarum, gunting

HEWAN

Persiapan bedah :

1. Persiapan awal (nonsteril)

2. Persiapan akhir (steril)

Cukur rambut pada daerah yang akan dibedah (sesuai kebutuhan)

Bersihkan dengan antiseptik non flammable

Draping

PETUGAS OPERASI

Seorang operator harus mempunyai personal hygiene

Operator harus sehat

Mencuci tangan dengan sabun dan antiseptik

Memakai baju operasi, sarung tangan, topi,dan masker

Operator Utama ---- Steril.

Asisten Operator ---- Steril.

Asisten Alat steril ---- Steril.

Petugas Peralatan Non Steril.

Anaestesiolog ---- Steril / Non Steril.

PETUGAS OPERASI

SCRUBING (sterilisasi tangan)

Pemakaian baju operasi dan sarung tangan

SESUDAH OPERASI

Material sampah biologi kumpulkan untuk masuk incenerator

Material sampah non biologi daur ulang.

* a. Perlengkapan dari kain kumpulkan untuk dicuci.

* b. Peralatan operasi (surgery) masukkan bak air desinfektan, bersihkan dgn kapas beralkohol. (atau direbus air mendidih).

* a dan b lakukan sterilisasi Autoclave.

* Bersihkan lantai sistem Pel dan Sedot debu

Restrain

Drh. Fauzi

Restrain adalah menghalangi gerak/aksi dari hewan sehingga dapat menghindari/ mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun hewan itu sendiri.

Casting adalah menguasai hewan dengan cara merebahkan hewan tersebut.

Dikenal ada 2 metode :

1. Metode Burley

2. Metode Rope Squeeze

Restrain & handling

upaya membuat keadaan aman (tidak membahayakan)

bagi hewan dan manusia

serta lingkungan

sebelum , saat dan sesudah

Perlakuan (operasi) pada hewan.

Tujuan

Menjadikan hewan lebih mudah untuk diperlakukan dalam persiapan menjelang operasi.

Hewan mudah diatur.

Operator nyaman kerjanya.

Pos operatif , hewan berada dalam keadaan yang tidak akan merusak hasil operasi.

Proses kesadaran hewan bisa pulih baik.

Penyembuhan bisa lancar.

Alat alat (PRE OPE)

* Tali dan Kalung leher.

Tali dan Kalung leher untuk hewan yang agresif, agar tidak banyak tingkah ataupun menggigit.

Tali panjang biasa , untuk fixasi kaki atau ekor di meja operasi agar posisi hewan tidak berubah (mencegah gerakan tiba2 hewan selama operasi).

Tali secukupnya, untuk ikatan tracheal tube pada rahang atas .

* Brongsong (ikat mulut).

Mencegah hewan menggigit.

Tersedia beberapa model :

Bisa dipasangkan oleh Pemilik hewan / asisten.

Bisa dibuat dari tali yang dilingkarkan didepan Stop melingkar dibawah Mandibula dan simpul dibelakang tengkuk.

* Kandang Jepit.

Untuk Hewan yang sangat agresif dan sulit dipegang.

Dipancing dengan makanan yang ditaruh didalam kandang.

Setelah hewan masuk , pintu kandang ditutup, kisi2 jeruji ditekan agar hewan kejepit tak berdaya, baru diberikan anaestesi.

* Papan Tandu.

Untuk mengangkat hewan yang mengalami accident.

Membuat posisi hewan pada keadaan tidak memperburuk kerusakan yang sudah terjadi.

Alat alat (POST OPE)

Membatasi ruang gerak hewan agar hasil ope tidak rusak. ukuran disesuaikan.

Hewan lebih nyaman , lebih cepat sembuh.

Petugas medis mudah melakukan pengobatan.

Neck Collar/ Ellyzabeth Krach

Mencegah hewan menjilati/menggigit bagian yang dioperasi.

Mencegah kaki hewan menggaruk .

Ditempatkan melingkari leher dengan batas kedepan harus melebihi moncong.

Bisa dibuat dari corong plastik yang dipotong, di amplas agar tepinya tidak tajam.

Premedikasi

Premedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anastesia.

Premedikasi disebut juga preanestesi atau preoprative medication

Kebanyakan obat premedikasi diberikan secara injeksi : IM, IV.

Tujuan pemberian premedikasi

Membantu mengendalikan hewan.

Memudahkan pemberian anaestesi.

Supaya lebih tenang pada waktu sadar kembali dari anaestesi.

Mengurangi dosis anaestesi umum.

Mengurangi efek samping akibat anaestesi.

Obat premedikasi pada dasarnya dibagi menjadi dua :

Nonsedativ

A. Anticholinergic

Atropin

Scopolamin

Aminopentamide

Glycopyrrolate

B. Muscle Paraliza

Curare

Gallamine

Pancuranium

Succinylcholine

Sedative

A. Tranquilizers

Golongan Phenothiazine (Promazine, Acetyl Promazine

Chlorpromazine, Acepromazine Maleate)

Golongan Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam)

Xylazine

B. Narcotics

Morphine

Apomarphine

Mepiridine

Etorpine

Nalorphine

Fentanyl

C. Dissociative agents

Phencyclidine

Ketamine

Tiletamine

Macam obat yang sering digunakan untuk premedikasi :

1. Anticholenergic

Atropin

Indikasi:

Untuk mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronchial

Mencegah bradikardi yang disebabkan oleh beberapa anestetika tertentu (methoxy flurane, halothane)

Kontraindikasi:

Pada sapi karena sekresinya akan makin kental sehingga sulit dikeluarkan dari mulut dan saluran pernafasan

Pada anjing dan kucing yang muda, karena akan memperberat tachycardia

Dosis:

Anjing / Kucing : 0,02 - 0,04 mg/Kg BB/SC/IM, diberikan 20 30 menit sebelum induksi anestetika umum

Duration of action: 60 90 menit

2. Traquilizer

Golongan Phenotiazine: Acepromazine Maleate (ACP)

Sediaan: injeksi = 1 % (10 mg/ml); tablet = 10 25 mg

KEUNTUNGAN

Efek sedasi cukup bagus

Mempunyai efek anti aritmia, antihistamin dan anti emetik

Batas keamanannya luas

Toksisitasnya rendah

Relaksasi otot cukup baik, dan jika dikombinasi dengan dissociative dapat menurunkan kekejangan / kekakuan otot

Kerugian

Dapat menyebabkan hipotensi dan hipotermia

Dosis

0,1 0,2 mg/Kg BB/IM/SC, diberikan 15 30 menit sebelum induksi anestetika umum

Dosis maximum tidak boleh lebih dari 3 mg

Duration of action: 1 jam (efek sedasinya)

Golongan Benzodiazepin : Diazepam

Sediaan: Injeksi = 5 mg/ml; tablet 2,5 dan 10 mg

Keuntungan:

Efek sedative pada anjing cukup bagus, meskipun pada kucing kurang

Pada hewan-hewan yang mempunyai riwayat gangguan cardiovascular, diazepam cukup aman digunakan karena efek depresi pada jantung dan pembuluh darah perifer sangat kecil dibanding golongan traquilizer lainnya

Efektif dalam menurunkan kejang- kejang

Dapat digunakan pada hewan-hewan dengan riwayat epilepsi

Kerugian:

Cara pemberiannya sulit karena harus lewat IV, karena pemberian IM/SC kurang efektif,hanya efektif bila diberikan secara intravena

Diazepam tidak dapat dicampur dengan atropin pada spuit yang sama

Diazepam tidak mepunyai efek anti emetik

Dosis: 0,1 0,5 mg/kg BB

Onset of action: 2 5 menit

Reseptor Agonist : Xylazine

Sediaan: 2 % solution (20 mg/ml); 10% solution (100 mg/ml)

Keunggulan:

Pada penggunaan dosis tunggal, efek analgesia dan relaksasi ototnya bagus

Bila dikombinasikan dengan anestetika barbiturat secara siknifikan dapat menurunkan dosis barbiturat 25-75 %

Kerugian:

Dapat menyebabkan bradikardia, hipotensi dan hipoventilasi

Efek sedasisnya terlalu dalam, pada beberapa anjing dan kucing, untuk mengembalikannya bisa diberikan dopram

Onset of Action :

10 15 menit sesudah injeksi IM

3 5 menit sesudah injeksi per IV

Duration: 1 jam (efek sedasi), tapi efek analgesia hanya singkat

Anaestesia

Drh. Iman

Tujuan pemberian anaestesia adalah: penderita menjadi tidak peka terhadap rasa sakit sehingga penderita menjadi tenang dan mudah dikendalikan.

Macam-macan anaestesia:

Anaestesia lokal

Anaestesia regional

Anaestesia umum

ANAESTESIA LOKAL

Tujuannya: mempengarui sel-sel syaraf dengan kontak langsung pada membran sel dan sitoplasma

Penggunaannya:

Operasi ringan: kastrasi, tail docking, pencabutan gigi, enuclasio bulbi, pungsi, eksisi

Cara pemberian :

Anaestesia pada permukaan kulit

Cara kerjanya dengan mendinginkan permukaan kulit

Efek anaestesia sangat super fisial dan singkat

Contoh : Ethyl chlorida spray dan Ether spray

Anaestesia Intrasinovial

Penyuntikan kedalam rongga sinovial

Contohnya: Procaine Hcl, Lidocaine Hcl, lignocaine Hcl, Xylocaine Hcl

Anaestesia Infiltrasi

Pemberian melalui sub cutan, sub mucosa, sub musculus

Infiltrasi linier untuk insisi

Infiltrasi linier untuk sekeliling pada tumor

Inflinasi sub cutan, sub mucosa, sub musculus pada laparotomi (sectio cesar)

Preparat yang diberikan procaine Hcl, Lidocaine, Lignocaine Hcl, Xylocaine Hcl

ANAESTESIA REGIONAL

Tujuannya adalah : untuk menghambat atau memblokade syaraf sensorif atau syaraf-syaraf yang menginervasi daerah yang akan dioprasi.

CARA PEMBERIAN

Sub Arachnoid

Pemberian dilakukan melalui durameter dan arachnoid dimana cairan anaestesia masuk kedalam cairan cerebrospinal.

Epidural

Pemberian dilakukan melalui canalis spinalis

ANAESTESIA LUMBAL EPIDURAL

Sering dilakukan pada sapi

Indikasi untuk operasi sectio cesar

Operasi daerah flank dan mammae

Lokasi anaestesia diantara lumbal 1 dan 2

Dosis pemberian: Lignocaine Hcl 2 % atau Procaine Hcl 2 % 10-15 cc

Pada anjing :

Indikasi operasi daerah abdomen

operasi flaktura kaki belakang

Lokasi operasi pada daerah Lumbo Sacral (diantara Prominentia iliaca)

Dosis pemberian Procaine Hcl 2% atau Lignocaine Hcl 2% 1cc / 5 lb/BB

Pada kuda : jenis anaestesia epidural tidak dianjurkan dikarenakan spasium epidural pada kuda lebih sulit ditemukan dari pada sapi

ANAESTESIA UMUM

Adalah tindakan meniadakan rasa nyeri yang diikuti hilangnya rasa kesadaran dan terjadinya relaksasi otot pada sipenderita

TEORI ANAESTESIA UMUM

Pemberian obat anaestesia yang masuk kedalam pembuluh darah / sistim sirkulasi akan menyebar kejaringan, utamanya adalah jaringan yang kaya akan pembuluh darah seperti otak sehingga terjadi penurunan atau hilangnya rasa sakit, hilangnya kesadaran penderita.

METODE PEMBERIAN

Parenteral: IV, IM

Perinhalasi:

Menggunakan cairan anaestesia yang mudah menguap

Anaestesia masuk melalui inspirasi dan masuk kedalam peredaran darah sampai kejaringan otak

STADIUM ANAESTESIA:

STADIUM I:

Disebut sebagai stadium analgesia atau disorientasi

Berlangsung antara induksi sampai hilangnya kesadaran

STADIUM II:

Disebut stadium hipersekresi atau eksitasi atau delirium

Dimulai dari hilangnya kesadaran, terjadi depresi pada gangglia basalis sehingga terjadi reflex yang tidak terkendali terhadap segala rangsangan

STADIUM III:Disebut sebagai stadium pembedahan pada stadium ini dibagi menjadi 4 plane:

PLANE 1:

Ventilasi teratur bersifat torako abdominal anak mata terfixasi pupil meosis, reflex cahaya positif,lakrimasi meningkat, reflex faring dan muntah negatif, tonus otot mulai menurun

PLANE 2:

Ventilasi teratur bersifat abdominotorakal,frekuensi nafas meningkat, pupil midriasis, reflex cahaya menurun dan reflex kornea negatif

PLANE 3:

Ventilasi teratur bersifat abdominal karena terjdi kelumpuhan syaraf interkostal,pupil melebar reflex laring dan peritonium negatif, tonus otot makin menurun

PLANE 4:

Ventilasi tidak teratur, pupil midriasis, tonus otot menurun, reflex spincter ani dan kelenjar air mata negatif

STADIUM IV:

Disebut stadium over dosis, penderita mengalami henti nafas dan henti jantung mati

OBAT OBAT ANESTESIA UMUM DIBAGI ATAS:

Anestetika inhalasi: Desflurane (Suprane), Halothane (Fluothane), Isoflurane (forane), Methoxyflurane (Penthrane), Nitrous oxide.

Anestetika parental yang sering digunakan antara lain:

a. Golongan Barbiturat: Pentobarbitural Sodium.

Aplikasi : hanya bisa diberikan melalui intravena.

Dosis : 25 30 mg/kg BB, bila menggunakan premedikasi dosis harus diturunkan 30 50%.

Induksi : 5 menit.

Durasi : 30 menit 2 jam.

Recovery : 6 24 jam.

Keuntungan : murah, dapat digunakan untuk semua spesies, tidak memerlukan alat alat khusus.

Kerugian : cenderung menyebabkan eksitasi selama induksi dan recovery, efek analgesiknya tidak ada, kedalaman anastesinya sulit dikontrol, induksinya relativ lama 5 10 menit.

b. Golongan Anestetika Kataleptik : Ketamine hydrochloride.

Bentuk sediaan : 10 mg, 50 mg, 100 mg/ml.

Dapat diberikan secara intravena dan intra muscular.

Dosis.

Dosis :

Intravena :

Preanestesia/chemical restraint : 1 2 mg/Kg BB.

Minor surgery : 2 8 mg/Kg BB.

Induksi : 30 60 detik.

Durasi : 5 15 menit.

Recovery time : 1 3 jam.

Intramuskular :

Preanestesia/chemical restraint : 5 10 mg/Kg BB.

Minor surgery : 10 30 mg/Kg BB.

Induksi : 3 5 menit.

Durasi : 20 30 menit.

Recovery time : 4 6 jam.

Keuntungan:

Harga lebih murah dibandingkan dengan anestesia inhalasi.

Tidak membutuhkan alat alat khusus dalam pemakaian.

Efek analgesianya bagus.

Induksinya cepat.

Batas keamanan luas.

Depresi pernafasan ringan.

Tidak menstimulasi untuk muntah.

Kerugian :

Mempunyai efek eksitasi dan halusinasi.

Tidak cocok untuk anjing, karena ada konvulsi selama masa recovery.

Relaksasi otot jelek.

Recovery membutuhkan waktu yang lama.

Dapat menyebabkan kekeringan pada kornea mata, karena selama proses berlangsung mata tidak tertutup.

c. Propofol.

Pemberian harus secara intravena.

Dosis : anjing/kucing tanpa premedikasi : 8 10 mg/Kg BB, jika menggunakan premedikasi : 4 6 mg/Kg BB.

Induksi : 60 90 detik.

Recovery :

Anjing : 20 menit.

Kucing : 30 menit.

Keuntungan : proses recoverynya bagus, cepat dan tenang.

d. Zoletil.

Isi : Tiletamin sebagai tranquilizer mayor dan zolazepam sebagai muscle relaxant.

Memberikan anestesi general dengan waktu induksi yang singkat.

Efek samping yang dimilki sedikit.

Durasi : 20 60 menit tergantung dosis yang diberikan.

Pemberian kembali bila diperlukan hanya menggunakan setengah dari dosis awal.

Dosis :

Anjing :

Intramuskular : 7 25 mg/Kg.

Intravena : 5 10 mg/Kg.

Kucing :

Intramuskular : 10 15 mg/Kg.

Intravena : 5 7,5 mg/Kg.

Primata : 4 6 mg/Kg.

Felidae : 4 7,5 mg/Kg.

Canidae : 5 11 mg/Kg.

Ursidae : 3,5 8 mg/Kg.

Bovidae : 3,5 33 mg/Kg.

Viverridae : 2,5 6 mg/Kg.

Mouse : 50 75 mg/Kg.

Rat : 50 75 mg/Kg.

Cobaye : 20 mg/Kg.

Hamster : 50 mg/Kg.

Pada primata sampai hamster hanya diberikan melalui intramuskular

Formula/komposisi :

Zoletil 20 tiletamin 50 mg dan zolazepam 50 mg.

Zoletil 50 tiletamin 125 mg dan zolazepam 125 mg.

Zoletil 100 tiletamin 250 mg dan zolazepam 250 mg.

SUTURE MATERIALS

drh. Analis Wisnu Wardhana, M.Biomed

Benang menimbulkan dampak/efek pasca operasi pada umur jahitan 5 hari. Sebelum melakukan operasi, tanyakan status vaksinnya. Karena biasanya jika belum divaksin kemudian di lakukan operasi, kondisinya akan menurun sehingga mikroorganisme (bakteri/virus) akan lebih mudah menyerang system kekebalan tubuh.

Suture materials ideal :

1. Benang non reaktif terhadap jaringan

2. Mudah digunakan

3. Monofilamen (tidak terpilin)

4. Mudah disterilisasi

5. Kecil dan kuat

6. Jika diikat tidak mudah lepas

7. Dapat diserap dalam waktu yang ditentukan

8. Harga murah

Untuk luka purulent : perlu pertimbangan dalam penjahitan, seperti penambahan ukuran benang,apabila jahitan lepas maka dijahit ulang dengan jarak yang lebih jauh.

Ketika menjahit luka yang berair, biasanya akan busuk, karena akan terjadi nekrosis, sehingga lebih baik tidak dijahit berikan antibiotic saja.

Bahan benang : polyglycolic acid, polypropylene, polyethylene (sintetis)

Anus masih bergerak ketika sudah dianastesi karena bersifat sensitive

1. ABSORBABLE SUTURE

Dicerna dan diasimilasi oleh tubuh selama dan setelah penyembuhan berasal dari bahan asal hewan (usus domba,tendon sapi,tendon kangguru) ataupun asal sintetis . Terdegradasi terutama oleh makrofag.

A. Surgical Gut / cut gut

Berasal dari lapisan submukosa domba atau serosa usus sapi,yang dipanen,dimurnikan dan disterilkan.Diklasifikasikan berdasarkan tingkat kromatisasi atau tanning.4 jenis surgical gut :Tipe A - polos ( diserap dalam 3-7 hari )Tipe B - pengobatan kromat Mild ( diserap dalam waktu 14 hari )Jenis C - pengobatan kromat Medium ( diserap dalam waktu 20 hari )Tipe D - pengobatan ekstra kromat ( diserap dalam waktu 40 hari )Surgical gut tersedia di USP ukuran 3 (terberat) untuk 7-0 (tertipis). Jangan digunakan pada vesica urinaria / jahit urogenital dan kulit ataupun jaringan saraf karena sangat bereaksi dengan air sehingga masa hidup benang pendek, kurang lebih 2 hari.

B. Collagen

Disusun dari tendon sapi sebagai ekstrusi homogen dari serat kolagenukuran seragam,menimbulkan inflamasi lebih kecil dari pada cut gut,mudah diserap.

C. Polyglycolic acid (PGA)

Tenunan dari benang filementous halus diekstrak dari asam hydroacetic. Ukuran jahitan yang menentukan dengan jumlah helai anyaman. Dapat dihandle dengan baik, namun dalampenyimpulan cenderung aga sulit. Diserap dalam 40-60 hari. Cenderung tajam dengan jaringan yang memungkinkan dilakukan penjahitan kembali. Tidak digunakan pada vesika urinaria.

D. Polyglactic acid (PLA)

Baik digunakan untuk menjahit organ viscera karena diserap dalam waktu yang sangat panjang yaitu kurang lebih 3 bulan, sehingga luka benar-benar sembuh. Dan hargapun mahal.

E. Polydioxanone (PDS)

Synthetic monofilament absorbable suture, aman digunakan untuk operasi vesica urinaria, absorbable suture materials lainnya tendon kangguru (ekor), fascia lata dan dura.

2. NON ABSORBABLE SUTURE

Tidak diserap atau dicerna oleh jaringan, terbuat dari bahan yang minimal reaksi pada jaringan.Pembagian :

1. Kelas I ( sutra atau benang serat sintetis yang baik telah dipelintir atau monofilamen)

2. Kelas II ( terdiri dari katun atau linen serat atau dilapisi serat alami atau sintetis yang lapisan menambahkan ketebalan tetapi tidak cukup kuat

3. Kelas III terdiri dari monofilamen atau logam multifilamen kawat

A. Metals

Emas , perak , tembaga , perunggu , dan tatalum(-), paling sering digunakan stainless steel, kekuatan tarik tinggi baik monofilamen atau multifilament, mudah disterilkan, inexpensif, sulit untuk penanganan , elastisitas kurang , sulit untuk simpul, monofilamen satisfatory baja untuk digunakan pada luka yang terinfeksi tetapi tidak multifilament. Cocok untuk clossure umum , jahitan retensi, penutupan kulit dan perbaikan tendon. Dapat menimbulkan bekas jahitan yang terlihat.Klip logam seperti staples digunakan untuk ligase,luka tepi. Mudah digunakan dan disterilkan,cenderung meningkatkan jaringan parut dalam jaringanB. Sutures of natural origin1. Silk-Banyak digunakan bahan jahit nonabsorbable

-Murah , tersedia secara universal , mudah disterilkan

-Sebaiknya tidak digunakan pada luka yang terinfeksi

-Digunakan pada kardiovaskuler , pada mata , dan bedah gastrointestinal

2.Dermal Suture

Digunakan terutama dalam operasi plastic

3.Virgin silk

Terbuat dari beberapa serat sutera alam untuk membentuk untai tunggal yang berdiameter kecil. Digunakan dengan hati-hati.

4.Cotton

-Terbuat dari serat kapas yang dipelintir menjadi sebuah untaian

-Harus dibasahi

-Ditolerir oleh jaringan

-Mudah digunakan

-Mudah disterilkan

-Penyimpulan baik

5. Linen

- Kekuatan tarik yang lebih rendah, jarang digunakan

C. Sutures of synthetic origin

Bentuk monofilament (reaksi jaringan kecil)

Noncapilary dan memiliki kekuatan tarik tinggi

Memiliki derajat plastisitas (kompensasi pembengkakan jaringan)

1. Nilon

Reaksi jaringan minimal

Kekuatan tarik tinggi

Digunakan dalam jahitan kulit

4 atau lebih ikatan untuk penyimpulan

2. Polymerazed caprolactum

Kekuatan tarik tinggi dan menyebabkan reaksi jaringan kecil

Sterilisasi uap

Penanganan lebih sulit

3. Polyester fiber

Kekuatan yang lebih besar , reaksi jaringan kecil

Cocok untuk kulit dan bedah kardiovaskular

4. Polyethylene dan polypropylene

Lebih mudah ditangani dan diikat

-Pada dasarnya inert dalam jaringan dan mempertahankan kekuatan tarik tinggi

-Pengikatan beberapa kali untuk keamanan simpul

PENGGUNAAN KLINIS BAHAN JAHIT

Karakteristik fisik :

Daya tahan

- Fasia ( 2-0 atau 0 ) , hewan besar ( 0-2 )

- Ligasi pembuluh besar (0 to 2-0)

- Jaringan ikat padat (0 to 3-0) hewan kecil , 0-2 pada hewan besar

- Kulit dan jaringan subkutan (0 to 4-0)

- Kulit tipis , cangkok kulit , pembuluh darah kecil ( 3-0 to 4-0 )

-Gastrointestinal dan operasi urogenital (3-0 to 4-0 )

- Jahitan vaskular ( 3-0 to 6-0 )

- Sheats saraf ( 5-0 untuk 6-0 )

Penanganan dan keamanan penyimpulan

- Jahitan kuat memiliki kualitas penyimpulan terkecil

- Aman pada penggunaan autoclav, jika dilakukan tidak lebih dari tiga kali pada : nilon , poliester , polypropylene dan stainless steel

- Sterilisasi dengan etilen oksida aman untuk semua jahitan.

Karakteristik Biologi :

Semua jahitan menghasilkan reaksi jaringan yang berlangsung setidaknya 5 hari , setelah 7 hari reaksi jahitan nonabsobable menjadi minimal

Asam Polyglyconic dan polydioxanone lebih baik dari surgical gut dalam mengurangi kejadian infeksi luka

Jahitan di dekat saraf harus dgn sedikit mungkin peradangan

Bedah vaskular ; sutra , dilapisi nilon , polypropylene

Organ berongga : catgut kromat , polydioxanone , asam polyglactic

Saluran kemih : jahitan nonabsorbable

Gastrointestinal : catgut kromat , polypropylene , nilon monofilamen

Fasia dan tendon : stainless steel , nilon , polypropylene

Kulit : jahitan noncapillary

SUTURE NEEDLE

Kaku

Fleksibel

Tajam

Bersih dan korosi tahan

Halus dilapisi

Tubuh atau batang jarum jahit bervariasi dalam berbagai : ukuran , panjang , bentuk

Dan mungkin : bulat , oval , datar , sudut , bergaris

Ukuran bentuk jarum

Curved- deep tissue

Straught / setengah melengkung - jaringan superfisial

Poin jarum umumnya diklasifikasikan sebagai :

-taper ( cutting )

-blunt ( noncutting)

(penjahitan hati/ginjal)

Cutting point :

- triangular cutting

- reverse cutting

- side cutting

- flat spatula

- modified spatula

JAHIT MENJAHIT

drh . Iman Setyowati K

DRH. IMAN JAHIT MENJAHIT

Jahit menjahit Adalah proses mempertautkan tepi luka dengan benar dalam ilmu bedah di sebut aposisi.Baik buruknya jahitan sangat berpengaruh pada perlekatan luka .

Kesembuhan luka tergantung dari :

Lamanya luka.

Macam atau tipe benang yang di pakai.

Pola jahitan yang di gunakan.

Penanganan dan perawatan luka..

Pemilihan jarum operasi.

Teknik menjahit.

Pemilihan jarum operasi berdasarkan:

Jenis jaringan yang akan di jahit .

Topografi luka.

Tipe jarum operasi.

Jarum operasi yang di gunakan di bedakan berdasarkan:

Pangkal jarum.

Badan jarum.

Ujung jarum.

MACAM-MACAM JARUM OPERASI

Pola jahitan secara umum ada:

Jahitan menerus sederhana (simple continous suture)

Jahitan terputus sederhana (simple interupted suture)

Jahitan khusus modifikasi kedua jahitan tersebut.

Dalam melaksanakan penjahitan harus memperhatikan:

Waktu menjahit pengambilan jaringan pada tepi luka/insisi harus secukupnya (0,2 - 0,3 cm).

Letak benang jahit pada jahitan bersebrangan harus sejajar,agar pertautan kedua tepi permukaan luka dapat sempurna.

Jarak jahitan pada masing masing jahitan sebaiknya tidak terlalu dekat atau jauh kurang lebih sejarak 0,3 0,5 cm, untuk menghindari adanya tegangan jahitan.

Simpul jangan terlalu erat karena jaringan akan teriris oleh benang.

JAHITAN TERPUTUS (INTERUPTED SUTURE).

a. Jahitan terputus sederhana.

b. Jahitan matras.

Matras horizontal

Matras vertikal

Matras silang

c. Stent and quilled.

d. Near and far.

a. Jahitan terputus sederhana

Di gunakan untuk menjahit muskulus,jaringan lemak dan kulit.

Keuntungan:

Lebih baik dan aman di pakai dalam menunjang proses penyembuhan luka, karena lebih sempurna dalam mempertautkan kedua tepi permukaan luka.

Apabila ada salah satu simpul jahitan yang lepas tidak akan berpengaruh terhadap luka secara keseluruhan.

Kerugian:

Waktu yang di perlukan dalam pelaksanaan penjahitan lebih lama dan membutuhkan bahan benang yang lebih banyak.

(pola jahitan simple interrupted)

b. Jahitan matras

Di gunakan untuk menjahit kulit pada bedah kosmetik karena pembentukan jaringan granulasi sangat minim, khususnya pada anjing, kuda dan sapi.

b.1. matras horizontal

Menghasilkan pola jahitan yang sejajar dengan garis insisi.

Keuntungan : cepat dalam pelaksanaannya dan membutuhkan bahan (benang) hanya sedikit.

Kerugian : tingkat kesulitan tinggi sehingga butuh konsentrasi yang tinggi.

(pola jahitan matrass horizontal)

b.2. matras vertikal

menghasilkan pola jahit yang tegak lurus dengan garis insisi.

keuntungan : kekuatan menahan luka lebih bagus dari matras horizontal dan tingkat eversinya lebih kecil.

kerugian : waktu yang di butuhkan untuk proses menjahit lebih lama dan materi (benang) yang di butuhkan lebih banyak.

(pola jahitan matrass vertikal)

b.3. matras silang

menghasilkan pola jahitan menyilang dengan garis insisi.

keuntungan : pola jahitan ini menghasilkan kekuatan yang cukup bagus dan tingkat eversinya kecil.

biasanya di gunakan untuk menjahit ujung ekor,lengan dan kaki (operasi amputasi ekor dan kaki ).

(pola jahitan matrass silang)

c. stent and quilled

Jahitan operasi yang di gunakan untuk menghilangkan space dan mengontrol haemorhage.

Teknik : pasang gulungan kassa di atas kulit kemudian di jahit dengan kulit menggunakan pola jahitan simple interrupted atau matras vertikal.

(pola jahitan stent and quilled)

d. Near and far

Merupakan modifikasi dari jahitan matras vertikal.

Biasanya di gunakan untuk menjahit kulit.

(pola jahitan near and far)

2. JAHITAN MENERUS(CONTINOUS SUTURE).

Jahitan menerus sederhana.

Jahitan ford interlocking (lock stitch).

Continous everting mattres (matras everting menerus), baik horizontal maupun vertikal.

Pola jahitan menerus untuk jahitan gastrointestinal :

-Lambert

-Cushing

-Connell

-Parker-kerr

-Halstead

Jahitan menerus sederhana

Jahitan ini di gunakan untuk lemak dan fasia.

Pola ini lebih rapat.

Hanya boleh dipakai jika sobekan tidak lebih dari 13 cm , karena bila sembuh akan menimbulkan kerutan.

Keuntungan : pola jahitan ini lebih praktis karena waktu yang di butuhkan juga lebih sedikit.

Kerugian :

Penggunaannya terbatas karena pada pola jahitan ini tepi permukaan luka tidak dapat di pertautkan dengan baik sehingga pembentukan jaringan granulasi akan lebih banyak dan membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama.

Apabila terjadi lepasnya simpul maka jahitan akan terbuka secara keseluruhan.

(Jahitan menerus sederhana (simple continouse) )

Jahitan ford interlocking (lock stitch).

Jahitan ini sangat stabil dan di gunakan untuk penjahitan kulit.

Keuntungan :

Lebih kuat dalam mempertahankan tepi luka.

Waktu yang di butuhkan cukup singkat.

Kerugian : bahan (benang) yang di butuhkan lebih banyak.

(Jahitan ford interlocking (lock stitch))

Continous everting mattres (matras everting menerus), baik horizontal maupun vertikal

Pola jahitan ini jarang di gunakan di dunia kedokteran hewan, tapi pola ini sangat di butuhkan karena kemampuannya yang cukup bagus dalam mempertautkan tepi luka, biasanya di gunakan sebagai jahitan sepanjang kulit.

(Continous everting mattres (matras everting menerus), baik horizontal maupun vertikal)

Pola jahitan menerus untuk jahitan gastrointestinal

Lambert.

Cushing.

Connell.

Parker-kerr.

Halstead.

Lambert

Di gunakan untuk menjahit jaringan dari organ viscera dan merupakan pola dasar jahitan grastrointestinal.

Cukup bagus untuk dalam mencegah terjadinya kebocoran.

Mempercepat proses kesembuhan luka dengan inversi jaringan serosa grastrointestinal.

Pola jahitan ini hanya sampai menembus lapisan muskular (seromuskular), tidak sampai menembus mukosa .jarum di tusukkan dengan arah tegak lurus dengan garis insisi.

(Lambert)

Cushing

Pola jahitan ini merupakan modifikasi dari pola jahitan lambert, tapi dengan arah jarum sejajar (paralel) dengan garis insisi.

Termasuk pola jahitan seromuskular, hanya menembus lapisan muskular.

(Cushing)

Connell

Pola jahitan ini merupakan modifikasi dari pola jahitan cushing, tapi jarum di tembuskan sampai mukosa (lumen).

Kerugian dari pola jahitan ini adalah kenungkinan terjadinya stenosis cukup besar.

(Connell)

Parker-kerr

Pola jahitan ini adalah modifikasi dari pola jahitan cushing, dengan modifikasi menggunakan bantuan alat (clamp).

Pola jahitan ini biasanya di gunakan untuk menutup organ yang berbentuk saluran (usus, uterus).

(parker-kerr)

Halstead

Merupakan modifikasi dari pola jahitan lambert, tapi dengan teknik terputus.

(Halstead)

NOTE : maaf ya rek kalo rangkumannya jauh dari kesempurnaan :) SEMANGAT BELAJAR !!! by : TIM IBU

KONTAMINASI

Infeksi

Waktu penyembuhan bertambah

Rasa sakit

Perubahan bentuk fisik