sindrom insensitivitas androgen-ade habibi

Upload: adehabibi

Post on 17-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    1/18

    SINDROM INSENSITIVITAS ANDROGEN

    Oleh :

    Ade Habibi

    Pembimbing :

    Diana Lyrawati Dra! A"t! Ph!D

    PROGRAM PAS#A SAR$ANA %IOMEDI&

    DO'%LE DEGREE ILM' &ESEHATAN ANA&

    (A&'LTAS &EDO&TERAN 'NIVERSITAS %RA)I$A*A

    MALANG

    +,-.

    0

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    2/18

    %A% IPENDAH'L'AN

    Sindrom insensitivitas androgen (androgen insensitivity syndrome, AIS)

    adalah sekumpulan gangguan perkembangan seksual akibat mutasi gen

    penyandi reseptor androgen. Pada AIS terjadi suatu kondisi dimana terjadi

    ketidakmampuan dari sel untuk merespon terhadap androgen baik secara

    sebagian atau keseluruhan. Ketidakmampuan sel dalam merespon hormon

    androgen dapat mengganggu maskulinisasi dari genetalia laki-laki tetapi tidak

    mengganggu genitalia !anita atau perkembangan seksualnya secara signi"ikan.

    #enotip klinis pada individu ini beragam mulai dari habitus normal laki-laki

    dengan de"ek spermatogenik atau berkurangnya rambut terminal sekunder

    sampai dengan habitus !anita sepenuhnya meskipun terdapat kromosom-$. %&

    Sampai saat ini insidensi AIS di Indonesia belum diketahui. 'erdasarkan

    iveditha et al kejadian AIS komplit (complete AIS AIS) berkisar antara %

    *%+.+++ , %*+.+++ penduduk tergantung dari tingkat keparahannya. Insidens

    derajat yang lebih rendah dari resistensi androgen belum diketahui menurut

    beberapa literatur bisa lebih banyak atau bahkan lebih sedikit dari insidens

    AIS. 'ukti-bukti bah!a banyak kasus in"ertilitas pada pria yang tidak dapat

    diterangkan sebabnya ternyata merupakan derajat ringan resistensi androgen.

    AIS pada dasarnya merupakan kerancuan antara genotip dan "enotip gender.

    Secara konvensional seseorang dikatakan ber-genotip perempuan bila memiliki

    kromosom /011 dan bergenotip laki-laki bila memiilki kromosom /01$. 'erkaitan

    dengan kaidah ini individu pengidap AIS memiliki "enotip perempuan dengan

    kromosom /01$ (genotip laki-laki).%/

    Sampai saat ini penyusun belum menemukan literatur yang berkaitan

    dengan terapi gen untuk penyakit AIS ini. 2erapi hanya dilakukan sebatas pada

    bedah rekonstrukti" genitalia terapi hormon terapi psikologis serta konseling

    genetika saja. 3iharapkan kedepannya dapat dilakukan tatalaksana terapi gen

    untuk mengkoreksi de"ek genetik pada penyakit ini.

    %A% II

    1

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    3/18

    TIN$A'AN P'STA&A

    +!-! (/ng0i N1rmal Andr1gen dan Re0e"t1r Andr1gen

    4ntuk dapat memahami sindrom insensitivitas androgen harus memahami

    tentang e"ek normal testosteron pada perkembangan pria maupun !anita

    terlebih dahulu. Androgen mamalia adalah testosterone beserta metabolitnya

    yang lebih poten dihidrotestosteron (352). 6eseptor androgen adalah molekul

    protein besar yang terdiri dari 7%+ asam amino. Setiap molekul terdiri dari bagian

    yang terikat androgen yaitu bagian jari 8ing yang terikat pada 3A dalam area

    sensiti" kromatin dan area yang mengontrol transkripsi. 2estosteron pada

    sirkulasi berdi"usi ke dalam sitoplasma sel sasaran kemudian dimetabolisme

    menjadi estradiol sebagian di rubah menjadi 352 dan sisanya tetap sebagai

    testosteron. 2estosteron dan 352 dapat mengikat reseptor androgen (androgen

    receptor A6) 352 lebih poten dan bere"ek lebih lama. Kombinasi A6352

    mengalami dimerisasi dengan cara berikatan dengan A6-352 kedua lalu

    keduanya mengalami "os"orilasi dan seluruh senya!a kompleks tersebut masuk

    ke dalam inti sel untuk berikatan dengan elemen androgen pada regio promoter

    gen target yang sensiti" terhadap androgen. 2ranskripsi diampli"ikasi atau

    dihambat oleh koaktivator atau korepresor.%/0

    9alaupun testosteron dapat diproduksi langsung ataupun tidak langsung dari

    ovarium dan adrenal pada kehidupan selanjutnya sumber utama testosteron

    pada kehidupan a!al "etus adalah testis yang berperan besar dalam di"erensiasi

    seksual. Sebelum kelahiran testosteron merangsang karakteristik primer seks

    laki-laki. Saat pubertas testosteron berpengaruh terhadap ciri kelamin sekunder

    laki-laki.

    2.2. Sindr1m in0en0iti2ita0 Andr1genSindrom insensitivitas androgen (Androgen Insensitivity Syndrom, AIS)

    adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidakmampuan dari sel untuk merespon

    terhadap androgen baik secara sebagian atau keseluruhan. AIS mempunyai ciri

    khas yaitu menunjukkan "eminisasi (si"at maskulin yang rendah) dari genitalia

    eksterna saat lahir perkembangan seks sekunder yang abnormal pada saat

    pubertas dan in"ertilitas pada individu dengan karyotipe /0 1$. AIS

    menggambarkan spektrum dari de"ek pada aksi androgen dan bisa dibedakan

    lagi menjadi tiga "enotip yaitu Complete Androgen Insensitivity Syndrome(AIS)

    dengan genitalia !anita yang khas Partial Androgen Insensitivity Syndrome

    (PAIS) dengan predominan !anita predominan laki-laki atau genitalia yang

    2

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    4/18

    ambigu dan Mild Insensitivity Syndrome (:AIS) dengan genitalia laki , laki yang

    khas. %;%%

    Androgen Insensitivity Syndrom (AIS) berkaitan dengan kromosom-1 yangdisebabkan oleh mutasi dari gen reseptor androgen Sejauh ini sudah lebih dari

    ++ mutasi dari gen reseptor androgen yang telah dapat diidenti"ikasi oleh

    !orld!ide pada pasien dengan AIS. Sebagian besar AIS berpenampilan

    undervirilization dengan beragam derajat dan

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    5/18

    !anita yang normal dan jarang mempunyai tanda , tanda maskulinisasi dari

    genetalia eksterna seperti klitoromegali atau "usi labial posterior.%+;%%%&

    +!+!+! Partial androgen insensitivity syndrome3PAIS4

    PAIS adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kemampuan sel untuk

    merespon terhadap androgen tidak ber"ungsi seluruhnya. Ketidakmampuan

    sebagian dari sel untuk merespon terhadap hormone androgen mengganggu

    maskulinisasi dari genitalia laki , laki pada saat perkembangan "etus maupun

    perkembangan karakteristik seksual sekunder laki , laki pada saat pubertas

    tetapi tidak mengganggu genitalia !anita atau perkembangan seksual !anita

    secara signi"ikan. >%%

    A. Partial Androgen Insensitivity Syndrom dengan genitalia ambigu atau

    predominan genitalia laki , laki (PAIS 6ei"enstein syndrome)'. Partial Androgen Insensitivity Syndrom dengan predominan genitalia

    eksternal !anita

    +!+!5 Mild androgen insensitivity syndrome (MAIS):ild Androgen Insensitivity Syndrom adalah suatu kondisi yang berakibat

    pada gangguan ringan dari kemampuan sel dalam merespon terhadap androgen.

    3erajat dari gangguan cukup untuk mengganggu spermatogenesis dan atau

    perkembangan dari karakteristik seksual sekunder saat pubertas pada laki-laki

    tetapi tidak mempengaruhi di"erensiasi atau perkembangan genitalia. Alat

    kelamin !anita dan perkembangan seksual tidak terpengaruh secara signi"ikan

    akibat insensiti"itas dari androgen ini. :AIS hanya didiagnosa pada laki-laki.

    #enotip klinis yang dihubungkan dengan :AIS mempunyai habitus laki,laki

    normal dengan de"ek spermatogenesis yang ringan dan atau penipisan rambut

    terminal sekunder.?enitalia eksterna pada individu dengan :AIS merupakan laki,laki yang

    tidak ambigu. :ereka biasanya mengalami ginekomasti saat pubertas.

    Kemungkinan mengalami maskulinisasi yang kurang yang mencakup penipisan

    rambut pada !ajah dan tubuh dan penis yang kecil. 3apat terjadi impoten. Pada

    beberapa kasus dilaporkan terjadinya in"ertilitas sehingga :AIS dapat

    menjelaskan beberapa in"ertilitas idiopatik pada laki , laki.%&

    +!5! A0"e6 Geneti6 Sindr1m In0en0iti2ita0 Andr1gen

    Insensitivitas androgen terjadi akibat mutasi pada gen untuk reseptor

    androgen (A6) yang berlokasi pada kromosom 1@ %%-%&. 5al ini merupakanX

    lin!ed recessive trait yang penyakitnya tidak bergejala atau minimal. 2erdapat /

    4

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    6/18

    "ungsi perbagian dan > eon dalam protein reseptor androgen (6A) dengan

    berat molekul %%+-k3a. 3omain ini terdiri dari %) eon % menyandi -terminal

    transaktivasi domain (32) sebagai promoter transaktivasi dari gen target yang

    sebenarnya &) eon & dan yang menyandi 3A binding domain (3'3) yang

    mem"asilitasi ikatan protein reseptor androgen di atas area promoter dari gen

    target yang spesi"ik ) area 5inge yang mengikat 23 dan 3'3 dan terdiri dari

    0&>-007 residu dan /) eon /-> yang menyandi ligand binding domain yang

    bertanggung ja!ab pada spesi"isitas dan a"initas dari ikatan ligan./

    ?ambar %. ?en reseptor "uman androgendipetakan pada lengan panjang kromosom 1

    (1@%%%&). 2he human protein reseptro androgen dikodekan oleh > ekson (%->). Samadengan nuclear reseptor lainnya protein terdiri dari beberapa domain "ungsional. 5&-terminal domain (23) mengandung & bagian polimorpik B(?ln)n dan (?ly)nC #$A%inding domain '#( "inge regiondan ligand %inding domain &)'#(

    Sumber * ?alani A. 28eli SK. &++>.Androgen insensitivity syndrome * clinical featuresand molecular defects. 3epartement o" :edical ?enetics 4niversity o" Athens

    Kebanyakan individu yang terlahir dengan AIS me!arisi kromosom 1

    tunggal dengan de"ek gen yang diturunkan dari ibunya dan bisa mempunyai

    saudara kandung dengan kelainan yang sama (tes karier sekarang tersedia

    untuk mencari risiko relati" dalam anggota keluarga ketika diagnosis AISditegakkan). Debih dari %++ mutasi A6 dilaporkan menimbulkan beragam "enotip.

    #enotip AIS yang tergolong minimal atau ringan (sindrom in"ertilitas pada pria

    dan undervirilized fertile male syndrome) terjadi akibat salah mutasi dengan

    kodon tunggal atau asam amino yang berbeda./0

    Sedangkan bentuk komplet dan hampir komplet dihasilkan dari mutasi

    yang mempunyai e"ek besar pada bentuk dan struktur protein. Sekitar %

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    7/18

    basa tunggal dengan jumlah yang lebih banyak yang mengenalkan terminasi

    kodon premature perubahan asam amino atau sambungan m6A yang

    menyimpang. Selain itu terdapat terdapat pula abnormalitas koaktivator A#-%

    (activating factor+)./0%%

    ?ambar &. Skema mutasi AIS yang mempengaruhi si"at normal reseptor androgen.

    +!7! Pemeri60aan dan Diagn10i0

    Evaluasi ambiguitas neonatal dipaparkan secara lengkap pada artikel-artikel

    interse kebanyakan melalui pemeriksaan 4S? untuk menentukan ada atau

    tidaknya uterus< gonad kariotipe dan pengukuran kadar testosteron 352 A:5

    dan satu atau lebih steroid adrenal.. AIS merupakan salah satu jenis male

    undervirilization yang tersering. 9alaupun tidak ada uterus dan kariotipe /01$

    telah dibuktikan sejumlah kondisi lainnya yang secara anatomi mirip seperti

    hipoplasia sel Deydig beberapa de"ek sintesis testosterone (meski tidak sering)

    dan de"isiensi ; -reduktase harus disingkirkan.

    Pemeriksaan reseptor androgen sekarang sudah tersedia. Pemeriksaan

    genetic molekuler dari gen reseptor androgen yaitu gen yang diketahui

    berhubungan dengan AIS menemukan mutasi pada lebih dari 7;F dari proband

    dengan AIS yang tampak secara klinis. Sedangkan hasilnya pada individu

    dengan AIS partial atau mild belum diketahui.%%%&%

    3iagnosis dari AIS biasanya ditegakkan hanya melalui pemeriksaan klinis

    dan laboratorium. Sedangkan diagnosis dari PAIS dan :AIS juga membutuhkan

    6

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    8/18

    ri!ayat keluarga yang konsisten dengan pe!arisan kromosom 1 karena melalui

    pemeriksaan laboratorium yang berguna untuk menegakkan diagnosis belum

    tentu menampakkan hasil pada setiap individu yang menderita.%%

    +!7!-! Pemeri60aan M1le6/l Geneti66eseptor androgen adalah satu , satunya gen yang diketahui berhubungan

    dengan androgen insensitivity sindrom. Kegunaan klinis dari pemeriksaan

    molekul genetic adalah*

    - 3iagnosis- 3eteksi carier- 3iagnosis prenatal

    +!7!-!a! Anali0i0 0e8/en9eSe@uencing dari > eon dari gen reseptor androgen mendeteksi adanya

    mutasi pada lebih dari 7;F individu dengan AIS. Daju mutasi yang dideteksi

    pada "enotip yang lebih ringan tidak diketahui meskipun demikian diperkirakan

    kurang dari ;+F pada PAIS dan lebih rendah lagi pada :AIS. 'ila terjadi

    aktivitas ikatan androgen yang tidak sempurna pada "ibroblast kulit genitalia

    penemuan mutasi dari androgen binding domain dari gen reseptor androgen

    mendekati /+F. Sedangkan bila terjadi ikatan androgen yang normal pada

    "ibroblast kulit genital penemuan mutasi pada gen reseptor androgen adalah%+F atau kurang.

    +!7!-!b! Anali0i0 dele0i d/"li6a0i

    Pada individu yang menderita AIS. Analisis delesi atau duplikasi dilakukan

    untuk mendeteksi eonic multieonic dan gross delesi dan duplikasi yang

    jarang pada gen reseptor androgen pada individu yang menderita AIS.

    Pemeriksaan carier. :ultiple Digation-dependent Probe Ampli"ication

    (:DPA) dilakukan untuk mendeteksi eonic multi-eonic gross delesi dan

    duplikasi yang jarang yang tidak biasa terjadi pada gen reseptor androgenpada individu dengan kromosom 11 yang beresiko dan berhubungan

    dengan individu penderita AIS

    &.;. Pola Pe!arisan

    AIS di!ariskan berkaitan dengan kromosom 1 resesi". 6esiko pada

    anggota keluarga.

    &.;.%. Grang tua dari penderita mempunyai kromosom /0-1$

    7

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/n/gene/glossary/def-item/carrier-testing/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/n/gene/glossary/def-item/probe/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/n/gene/glossary/def-item/probe/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/n/gene/glossary/def-item/carrier-testing/
  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    9/18

    Ayah dari penderita tidak terkena dan bukan pemba!a Hika !anita

    mempunyai lebih dari satu anak yang terkena AIS dan penyakit yang

    menyebabkan mutasi tidak dapat dideteksi melalui ekstraksi 3A dari

    leukositnya dia mempunyai mosaic germline. Hika analisa pedigree menyatakan

    bah!a penderita hanya satu-satunya anggota keluarga yang terkena AIS

    beberapa kemungkinan berkaitan dengan status carrier dari ibu penderita dan

    !anita lain pemba!a /0-11 dalam keluarganya yaitu *

    %. Individu yang menderita mempunyai mutasi gen reseptor androgen de novo.

    2erdapat dua mekanisme terjadinya mutasi gen reseptor androgen de novo *

    :utasi germline. :utasi de novo terjadi pada telur pada saat konsepsi dan

    kemudian tampak pada setiap sel dari tubuh individu tersebut. Pada contoh

    ini ibu dari individu tersebut tidak mempunyai mutasi dari reseptor

    androgen dan tidak beresiko pada anggota keluarga yang lain.

    :osaicism somatic. :utasi terjadi setelah konsepsi dan kemudian tampak

    pada beberapa dari sel tubuh individu yang terkena tetapi tidak

    semuanya. Pada contoh ini kemungkinan bah!a ibu merupakan

    hetero8igot rendah tetapi lebih besar daripada yang ditemukan dalam

    populasi umum.

    &. Ibu dari penderita mempunyai mutasi gen reseptor androgen de novo.

    2erdapat dua mekanisme terjadinya mutasi gen reseptor androgen pada ibu *

    :utasi germline. :utasi yang terjadi pada telur atau sperma saat

    konsepsi tampak pada semua sel tubuh dan ekstraksi 3A dapat

    dideteksi melalui lekosit.

    :osaicism germline. :utasi hanya tampak pada ovarium dan tidak dapat

    dideteksi melalui ekstraksi 3A dari lekosit.

    :osaicism somatic. :utasi tampak pada ovarium dan beberapa dari sel

    somatic dan bisa terdeteksi melalui ekstraksi 3A dari lekosit tetapi bisa

    juga tidak terdeteksi. Pada contoh ini masing , masing keturunannya

    mempunyai resiko me!arisi mutasi reseptor androgen meskipun

    8

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    10/18

    demikian tidak satupun dari saudara perempuannya mempunyai resiko

    me!ariskan mutasi dari reseptor androgen.

    . enek dari individu dengan AIS mempunyai mutasi gen de novo. Padacontoh ini semua cucu perempuannya mempunyai resiko menjadi carier.

    ?ambar . 3iagram genetik menunjukan karier AIS yang menurunkan si"at ke

    generasi berikutnya

    Sumber * 9arne D ?arry. %77=. omplete Androgen Insensitivity Syndrom. 3epartement Endocrinology and

    3iabetes 6oyal hildrens 5ospital Australia

    +!.!+! Sa/dara 6and/ng dari "enderita

    6esiko dari saudara kandung tergantung pada status carier dari ibu.

    Hika ibu adalah carier terdapat ;+F kemungkinan transmisi mutasi kepada

    masing , masing saudara kandung.

    9

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    11/18

    -Saudara kandung dengan karyotipe /0-1$ yang me!arisi mutasi dari reseptor

    androgen akan menjadi penderita

    -

    Saudara kandung dengan karyotipe /0-11 yang me!arisi mutasi dari reseptorandrogen akan menjadi carier

    Keturunan dari penderita Individu dengan karyotipe /0-1$ dengan AIS (AIS

    PAIS atau :AIS) hampir selalu in"ertile.

    +!.!5! &et/r/nan dari wanita 9arier

    %. :asing , masing keturunan dari !anita yang diketahui sebagai carier

    (hetero8igot) mempunyai &;F resiko untuk menjadi salah satu di ba!ah ini*

    :empunyai karyotipe /0-1$ dan menderita

    :empunyai karyotipe /0-1$ dan tidak menderita

    :empunyai karyotipe /0-11 dan menjadi carier

    :empunyai karyotipe /0-11 dan tidak menjadi carier

    &. #enotip dari keturunan dengan karyotipe /0-1$ dengan AIS atau :AIS

    dapat diprediksi. %&%/

    +!;! Penatala60anaanPengungkapan diagnosis AIS secara sistematis sangat dianjurkan yaitu

    melalui lingkungan yang empati baik melalui para ahli yang pro"essional dan

    dukungan keluarga. Penyusun sampai saat ini belum mendapatkan literaraturyang dapat menunjukan langkah terapi genetik pada AIS. Penatalaksanaan yang

    ada sampai saat ini hanya terbatas pada bedah rekonstrukti" genital terapi

    hormon dan suport psikologis serta konseling genetik saja. 2erapi tersebut

    dilakukan sesuai kebutuhan dan tingkat keparahan dari AIS itu sendiri.

    +!;!-! #AIS5al yang biasa dilakukan adalah mengangkat testis setelah masa pubertas

    ketika "eminisasi telah lengkap terjadi pada pasien yang menderita AIS sejak

    "eminisasi terjadi sebagian oleh estrogen testicular dan sebagian dari konversi

    10

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    12/18

    androgen menjadi estrogen di peri"er. 3asar pemikiran untuk gonadectomi

    setelah pubertas adalah bah!a keganasan testicular yang berkembang

    biasanya pada testis kriptorkisme jarang terjadi sebelum pubertas. ?onadektomi

    sebelum pubertas diindikasikan jika testis inguinal tidak nyaman secara "isik

    maupun estetik dan jika diperlukan herniora"i inguinal. Pada kasus ini diperlukan

    terapi replacemen estrogen untuk menga!ali pubertas memelihara "eminisasi

    dan menghindari osteoporosis. Jagina biasanya cukup pendek dan diperlukan

    dilatasi sebagai usaha untuk mencegah dispareunia.

    +!;!+! PAIS dengan "red1minan genitalia wanitaPersoalan yang terjadi hampir sama dengan yang dibahas pada AIS

    kecuali bah!a gonadektomi sebelum pubertas membantu mencegah

    ketidaknyamanan emosional akibat peningkatan klitoromegali pada saat

    pubertas. 'ila diagnosis PAIS sulit ditegakkan karena adanya mosaicism

    somatic penentuan perubahan jenis kelamin dapat berakibat pada masalah

    kecocokan.Hika pasien dengan mutasi germline reseptor androgen terlahir sebagai

    !anita (AIS atau PAIS yang berat) tidak ada ketentuan kapan harus dilakukan

    gonadektomi sedini mungkin sejak lahir atau setelahnya setelah perkembangan

    pubertas spontan. Pada kasus ini jika didapatkan mosaicism somatic resiko

    terjadinya kejantanan selama pubertas harus dipertimbangkan dan dianjurkan

    dilakukan gonadektomi sebelum pubertas.

    +!;!5! PAIS dengan genitalia ambig/ ata/ "red1minan genitalia la6i < la6iPenentuan jenis kelamin pada in"ant dengan genitalia ambigu

    merupakan proses yang kompleks yang membutuhkan !aktu untuk penilaian

    oleh tim multidisiplin melalui konsultasi dengan keluarga dan harus dipecahkan

    sedini mungkin. 3isamping murni pertimbangan anatomi dan surgical pemilihan

    jenis kelamin laki , laki pada akhirnya membutuhkan percobaan terapi dengan

    dosis androgen sebagai usaha untuk memprediksi kemungkinan responsivitas

    androgen saat pubertas. Selanjutnya pertumbuhan phallic (buah 8akar) yang

    cukup besar sebagai respon dari pemberian androgen memudahkan

    pelaksanaan bedah rekonstruksi.3ianjurkan pemberian terapi percobaan dengan testosterone pada

    semua pasien dengan PAIS terutama bila mosaicism reseptor androgen dapat

    diidenti"ikasi sejak lahir. 3engan melakukan terapi tersebut kemampuan

    kejantanan dari genitalia eksternal bayi baru lahir di ba!ah pengaruh androgen

    eksogen dapat dievaluasi sebelum penentuan jenis kelamin. Sensiti"itas

    11

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    13/18

    androgen dievaluasi setelah terapi selama tiga bulan dengan cara mengukur

    penambahan panjang dari penis dan perkembangan skrotum. 6espon yang

    positi" menyokong orientasi kearah laki , laki. :eskipun demikian ahli

    Endokrinologi pediatric harus sangat hati , hati dalam menentukan jenis kelamin.

    :ereka membutuhkan berbagai pertimbangan kemungkinan karena melalui grup

    support pasien diketahui bah!a beberapa pasien kece!a dengan hasil

    keputusan dokter.?inekomasti yang berkembang saat pubertas pada akhirnya

    membutuhkan mammoplasti reduksi. Pada individu dengan PAIS yang terlahir

    sebagai !anita dan yang telah menjalani gonadektomi setelah pubertas

    membutuhkan terapi replacement kombinasi estrogen dan androgen untuk

    memelihara libido.

    +!;!7 MAISDaki , laki dengan :AIS seringkali membutuhkan mammoplasti reduksi

    sebagai terapi dari ginekomasti. 2erapi percobaan dengan androgen dianjurkan

    untuk mencoba memperbaiki kejantanan.

    &.=. Konseling

    +!=!-! &1n0eling Geneti6Ketika !anita terdiagnosis AIS atau PAIS konsultasi dengan konselor genetik

    dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai turunan resesi" terkait 1. Konseling

    genetic adalah proses untuk mempersiapkan individu dan keluarga untuk

    menerima in"ormasi secara alami. Perlu juga dilakukan konseling tentang resiko

    penentuan jenis kelamin. Selain itu harus juga dijelaskan tentang *

    Ibu dari !anita dengan AIS mungkin mengandung gen pemba!a (karier) pada

    salah satu kromosom 1-nya.

    Pada ibu karier kelainan akan diturunkan pada sekitar ;+F keturunan baik itu

    11 tau 1$. 2urunan 11 tampaknya akan tidak terpengaruh sedangkan turunan

    1$ dapat memiliki kondisi yang sama (menjadi in"ertil).

    3alam keluarga besar dapat ditemukan anggota keluarga lain yang merupakan

    penderita atau karier AIS.

    3eteksi karier oleh tes genetik sekarang ini memungkinkan.

    Keluarga perlu di beritahu bah!a saat ini sudah dapat dilakukan

    pemeriksaan genetika molekuler prenatal dapat dilakukan saat kehamilan pada

    12

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    14/18

    !anita yang diketahui merupakan carier dari mutasi gen reseptor androgen yang

    tampak dalam keluarga.=%%%/

    +!> Tera"i Geneti6 mendatang

    Sampai saat ini penyusun belum menemukan literatur mengenai tatalaksana

    terapi gen pada AIS. 3ari beberapa literature yang ada hanya mencantumkan

    pemeriksaan genetik sebatas untuk menegakan diagnosis penyakit ini saja.

    3iharapkan kedepannya dapat dilakukan tatalaksana terapi gen untuk penyakit

    ini misalnya dengan koreksi de"ek genetik

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    15/18

    %A% III

    &ESIMP'LAN

    %. Sindrom insensitivitas androgen (Androgen Insensitivity Syndrom, AIS)

    merupakan suatu kondisi dimana terjadi ketidakmampuan dari sel untuk

    merespon terhadap androgen yang terjadi akibat mutasi pada gen untuk

    reseptor androgen (A6) yang berlokasi pada kromosom 1@ %%-%&.&. AIS dibedakan lagi menjadi tiga "enotip yaitu*

    Complete Androgen Insensitivity Syndrome(AIS)

    Partial Androgen Insensitivity Syndrome(PAIS)

    Mild Insensitivity Syndrome (:AIS)

    . AIS di!ariskan berkaitan dengan kromosom 1 resesi"./. Keturunan dari !anita yang diketahui sebagai carier (hetero8igot) mempunyai

    &;F resiko untuk menjadi *

    :empunyai karyotipe /0-1$ dan menderita

    :empunyai karyotipe /0-1$ dan tidak menderita

    :empunyai karyotipe /0-11 dan menjadi carier

    :empunyai karyotipe /0-11 dan tidak menjadi carier

    ;. konsultasi dengan konselor genetik dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai

    turunan resesi" terkait 1 dan untuk resiko penentuan jenis kelamin.

    ;! Penatalaksanaan yang ada sampai saat ini hanya sebatas pada bedah

    rekonstrukti" genital terapi hormon dan psikologis support serta konseling

    genetik.

    14

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    16/18

    DA(TAR P'STA&A

    +. iveditha J Sudarshan $. &+%;. Psyc"ological Aspects of Androgen

    Insensitivity Syndrome A Case eport . - Psyc"ol Psyc"ot"er. * +/0.

    doi*+1.4+232++14/.+111+/0.

    &. :cPhaul :H. &++&.Androgen receptor mutations and androgen insensitivity.Molecular and Cellular 5ndocrinology %7>(%-&)*0%,=.

    . Gakes :'. Eyva88adeh A3. &++>. Complete Androgen Insensitivity

    Syndrome 6 A evie7s. $ort" American Society for Pediatrics andAdolescent 8ynecology* 5lsevier Inc

    /. Dee 5H hang . ecent advances in androgen receptor action. Cellularand Molecular )ife Sciences&++ 0+(>)*%0%,&&.

    . ?alani A. 28eli SK. &++>.Androgen insensitivity syndrome * clinical featuresand molecular defects. #epartement of Medical 8enetics, 9niversity ofAt"ens.

    0. itsche E: 5iort G. :"e molecular %asis of androgen insensitivity. ;ormoneesearc" 2111< 4&(*026 00.

    . Kohler '. Dumbroso S. &++/. Androgen Insensitivity Syndrome* SomaticMosaicism of t"e Androgen eceptor in Seven =amilies and Conse>uencesfor Se? Assignment and 8enetic Counseling . :"e @ournal of clinical andendocrinology.

    >. ?on8ale8 E leland H Daurence iki Karavitaki H ?rossman A'. &+%;.Partial Androgen Insensitivity Syndrome Caused %y a $ovel Mutation. - ClinCase ep * ++. doi*+1.4+232+21.+111++.

    7. Androgen insensitivity syndrome. Bnline mendelian in"eritance in man.-o"ns ;op!ins 9niversity. Availa%le from*"ttp*33777.nc%i. nlm.ni".gov3entrez3

    dispomim .cgiidD0111/ .

    15

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    17/18

    %+. Ahmed S#. heng A. %777.Assesment of t"e gonadotropingonadal a?is inandrogen insensitivity syndrome. #epartement of Pediatrics, 9niversity ofCam%ridge.

    %%. A 5ughes 5ouk. &++0. Consensus statement on management of interse?disorder. 3epartement o" pediatrics 4niversity o" ambridge.

    %&. 'oehmer AD. 'rinkmann G. &++%. 8enotype versus p"enotype in families7it" androgen insensitivity syndrome.3ivision o" Endocrinology 3epartmento" Pediatrics Sophia hildrenLs 5ospital 6otterdam.

    %. 'rinkmann AG. &++%. Molecular %asis of androgen insensitivity. #epartmentof 5ndocrinology and eproduction, Erasmus 4niversity :edical enter6otterdam.

    %/. ?ottlieb '. &++=. Androgen Insensitivity Syndrome, Androgen esistanceSyndrome, :esticular =eminization. Includes* Complete AndrogenInsensitivity Syndrome &CAIS(, Partial Androgen Insensitivity Syndrome&PAIS(, Mild Androgen Insensitivity Syndrome &MAIS(. Cell 8enetics )ady#avis Institute for Medical esearc", Montreal.

    16

  • 7/23/2019 Sindrom Insensitivitas Androgen-Ade Habibi

    18/18

    17