02 - globalisasi dan urbanisasi.doc
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
1/11
GLOBALISASI, URBANISASI DAN PERMUKIMAN KUMUH
1. TANTANGAN GLOBALISASI
2. TANTANGAN URBANISASI YANG BERKELANJUTAN3. URBANISASI DAN INDUSTRIALISASI.
1. TANTANGAN GLOBALISASI
Dengan adanya fenomena globalisasi, para pekerja terampil dan berpendidikan di berbagai negara
berkembang dapat menemukan pekerjaan di manca negara dan di perusahaan multi nasional,
dengan bayaran yang tinggi dan tingkat penghidupan yang lebih sejahtera. Sebagian masyarakat
perkotaan yang beruntung ini mampu mengakses peluang global untuk meningkatkan
penghasilannya.
Namun ternyata globalisasi tidak membuka kesempatan yang sama bagi warga penghuni
permukiman kumuh. Ketertutupan kesempatan ini sebenarnya merupakan kerugian yang besar
sekali jika pemerintah dan pemerintah kota tidak memiliki keinginan politik yang kuat untuk
meningkatkan kesejahteraan kaum miskin kota secara berarti dengan cara membuka peluang bagi
mereka di era globalisasi. Kerugian paling bear a!ala" #e"ilangan ban$a# e#ali #ee%pa&an
%en!'r'ng !an %en(ip&a#an lapangan pe#er)aan !i e#&'r *'r%al+ bai# !i e#&'r publi#%aupun !i in!u&ri,in!u&ri -a&a !engan 'rien&ai e#p'r.Sebagai hasilnya, yang tersisa
hanyalah pekerjaan-pekerjaan di sektor informal, dengan upah yang sangat rendah dan tanpa
keamanan hubungan kerja. Dengan perkataan lain, fenomena sektor informal adalah manifestasi
kegagalan menangkap peluang globalisasi untuk kesejahteraan semua golongan masyarakat.
Apakah globalisasi itu sendiri yang memilih kelompok mana yang berhak meraih peluang ataukah
tata pemerintahan di suatu negara yang berperan
Ketimpangan sosial-ekonomi kota ini akan semakin meningkat tanpa adanya strategi pembangunan
nasional perkotaan dan strategi pembangunan kota-kota yang mengarah pada isu pe%ber!a$aan
%a$ara#a& %i#in !an e#&'r in*'r%al #'&auntuk meraih peluang globalisasi. !al ini berarti
bahwa sumberdaya-sumberdaya utama kota hanya semakin meningkat dan terakumulasi dalam
lingkaran penguasaan kaum menengah atas perkotaan. Kondisi seperti ini bukan hanya
menimbulkan masalah kesenjangan dan segregasi sosial.
"ebih jauh, dalam situasi kesenjangan yang tinggi, dampak globalisasi adalah mendorong
meningkatnya harga-harga berbagai barang, dengan kata lain, mendorong meningkatnya inflasi.
#engapa Karena kaum menengah atas mampu membayar lebih banyak untuk bahan-bahan
kebutuhan pokok.
1
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
2/11
Dalam situasi pengadaan tanah untuk perumahan yang hanya diserahkan kepada mekanisme pasar
bebas, maka kesenjangan ini mendorong inflasi harga tanah kota secara drastis. !al ini diperparah
dengan adanya penghapusan penetapan harga bagi kebutuhan pokok dan peningkatan biaya-biaya
utilitas melalui pri$atisasi dan penghapusan subsidi silang. Semua keadaan yang serba liberal dan
dipengaruhi dampak globalisasi ini bermuara kepada semakin miskinnya warga miskin kota, serta
tidak menutup kemungkinan semakin rentannya warga kota secara luas untuk jatuh miskin.
Sebagai dampaknya, kelompok miskin semakin terpinggirkan ke sudut-sudut kota yang tidak layak
huni, di bawah kolong-kolong jembatan, dan di belakang gedung-gedung tinggi di tepian parit dan
kali. Dalam keadaan pengawasan yang lemah sekali dan tumbuhnya iklim pembiaran oleh
pemerintah kota, perkembangan permukiman kaum kota yang kurang beruntung ini akhirnya
mengokupasi tanah-tanah yang bukan untuk permukiman, seperti bantaran rel kereta api, bantaran
sungai, tanah-tanah negara, dan sebagainya. Keadaan ini semakin meningkatkan pemadatan danpenjalaran permukiman kumuh dan informal perkotaan, persis di tengah tengah berlangsungnya
akumulasi modal sekelompok yang beruntung untuk memanfaatkan peluang-peluang globalisasi.
Kemampuan pemerintah nasional untuk melakukan inte$ensi berdasarkan kewenangannya semakin
kecil. Di sisi lain, pemerintah kota tidak memiliki sistem redistribusi pajak kota yang efektif, yang
diperlukan untuk menangani masalah ini. Selain itu, ikatan-ikatan sosial yang ada di masyarakat
semakin rusak melalui rangkaian aksi penggusuran dan pencitraan kaum miskin kota sebagai
pelanggar ketertiban semata, sehingga semuanya memperlemah otoritas yang semata berbasis
tradisi dan cara-cara penanganan yang biasa %business as usual&.
'eori efek tetesan ke bawah % trickle-down effect)yang telah dikembangkan oleh para ahli teori pro-
pertumbuhan sebagai suatu instrumen kebijakan yang bertujuan memperbaiki penghasilan para
pekerja miskin, tidak menampakkan hasilnya. (agaimanapun, suatu efek trickle down terbatas
hanya untuk bagian masyarakat yang relatif kecil dan sangat lokal. 'eori ini tidak bekerja efektif
untuk kasus masyarakat negara dan masyarakat kota dengan jumlah penduduk satu juta lebih. Di
sisi lain, lembaga-lembaga pemberi bantuan internasional yang didukung oleh instansi pemerintah
saat ini sebatas mencari cara untuk mengatasi masalah kemiskinan global secara langsung tanpa
didukung upaya membangun kelembagaan yang efektif di tingkat kota untuk mengatasi masalah
ini.
Secara keseluruhan, tetap lebih baik bagi negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam
globalisasi daripada mengisolasi diri. Namun, negara-negara harus selektif dalam mengijinkan
proyek-proyek yang tidak memiliki dampak lokal, atau menghasilkan keuntungan yang layak, atau
yang tidak menguntungkan warga negaranya untuk berbagai alasan lainnya. Dalam hal ini
diperlukan sejumlah kejelian dan kecerdasan yang cukup untuk mengembangkan sistem
pembangunan yang terpadu dan komprehensif, yang di satu sisi responsif terhadap peluang-
peluang perkembangan global dan di sisi lain tanggap terhadap kebutuhan pemberdayaan warga
2
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
3/11
masyarakatnya.
Dari sudut pandang global ini, beberapa pertanyaan seharusnya membuat para pihak lebih
menyadari apa yang sedang berlangsung dan langkah-langkah apa yang harus diambil. Apakah
globalisasi menghancurkan institusi-institusi tradisional dan merusak tatanan sosial Apakah hanya
golongan menengah perkotaan dan paling terampil dan berpendidikan yang diuntungkan oleh
globalisasi Apakah kemiskinan yang semakin meluas dan seringkali perusakan masyarakat dan
pemerintahan di negara-negara berkembang, setimpal dengan keuntungan potensial dari tetesan
minim modal internasional Apakah terdapat beberapa peluang nyata globalisasi yang pada
akhirnya menguntungkan seluruh dunia dan seluruh warganya
Namun bagaimanapun, perhatian terhadap masalah permukiman kumuh di tingkat global telah
meningkat dari masa-masa sebelumnya. )lobalisasi membawa serta perhatian terhadap masalah
permukiman kumuh untuk diatasi oleh negara-negara yang masih bermasalah dengan isu ini. *ara
pemerhati, pegiat masyarakat hingga warga permukiman kumuh kini bisa mendapatkan akses
langsung yang lebih besar terhadap lembaga-lembaga bantuan internasional serta lembaga-lembaga
pemerintah di tingkat nasional yang mengembangkan kepedulian terhadap penanganan
permukiman kumuh. Kondisi seperti ini memberikan iklim yang lebih kondusif dalam menargetkan
program-program penanganan permukiman kumuh yang seiring sejalan dengan upaya
penanggulangan kemiskinan . Dengan informasi yang lebih baik memungkinkan penanganan
permukiman kumuh dapat mencari solusi yang lebih baik, dimana warga bisa memperoleh
kesempatan yang lebih terbuka dan penghidupan yang lebih layak.
3
Ga%bar K'n&ra an&ara pua& e#'n'%i !an #e%i#inan !i -ila$a" $ang a%a !i Ja#ar&a U&ara
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
4/11
2. TANTANGAN URBANISASI YANG BERKELANJUTAN
)ambaran umum kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya dan di +ndonesia
khususnya adalah ruang-ruang kota yang diisi oleh perkembangan kota yang tidak terarah dan
membentuk noktah-noktah permukiman kumuh yang menyebar dengan rumah-rumah yang tidak
layak huni. Ada yang mengatakan sebenarnya akarta dan kota-kota besar lain seperti Surabaya,
(andung dan #edan lebih mirip kampung yang besar ketimbang gambaran kehidupan kota yang
serba teratur dan dikelola dengan kapasitas yang tinggi. )ambaran kota-kota seperti ini sebenarnya
merupakan gambaran dinamika penduduknya, dan terkait erat dengan formasi permukiman kumuh.
Dengan demikian, proses terbentuknya permukiman kumuh tentunya tidak dapat dipisahkan dari
perubahan-perubahan demografis penduduk yang terjadi akibat pertambahan dan perpindahan
penduduk. akta ini memberikan arahan bahwa pengelolaan, perencanaan dan pengendalian
pertumbuhan dan mobilitas penduduk antar wilayah memegang peran penting.
Tabel. /er&a%ba"an /en!u!u# Ta"unan T'&al !an K'&a+ !ari &a"un 10 23
(Sumber: United Nations Population Division, 2002)
Dinamika penduduk kota akan mencapai keadaan dimana /0 dari populasi dunia bertempat
tinggal di daerah perkotaan pada tahun 1223, yang meningkat menjadi 420 pada tahun 122/. 'abel
di atas menunjukkan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan yang
semakin meningkat tajam sementara jumlah penduduk total semakin menurun. 'ingkat rata1
pertumbuhan populasi akan lebih lambat. Artinya, hampir semua peningkatan populasi akan
diserap oleh daerah perkotaan dan wilayah yang berkembang. enomena ini terutama terjadi di
Asia dan Afrika, dimana pertumbuhan populasi kota pertahun diproyeksikan 1, 0.
4
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
5/11
Tabel. /en!u!u# K'&a !an Dea !i Negara 4a)u !an Ber#e%bang+ !ari &a"un 10 23
(Sumber: United Nations Population Division, 2002)
3. URBANISASI DAN INDUSTRIALISASI.
enomena urbanisasi sebenarnya merupakan fenomena global, bukan hanya terjadi di negara-
negara berkembang, namun juga terjadi di negara-negara maju serta melatar belakangi kemajuan
itu sendiri. 5rbanisasi juga terjadi di +nggris dan 6ropa pada abad 37 dan 38, yaitu seiring dengan
perkembangan re$olusi industri. 9ang membedakan antara industrialisasi di negara maju dan
negara berkembang adalah:
3. +ndustrialisasi di negara-negara maju diselenggarakan secara terencana dan terpadu di
semua sektor yang mendukungnya, seperti sektor finansial, teknologi, pendidikan tinggi
dan riset, serta perdagangan dan sebagainya. 'ermasuk sektor penting dalam mendukung
industrialisasi adalah sektor pengelolaan lingkungan, perkotaan dan perumahan. Sebagai
contoh, pengelolaan kawasan industri yang terpadu dengan memperhatikan sektor
perkotaan, lingkungan dan perumahan tidak akan menghasilkan tatanan kota-kota industri
yang dikepung oleh kampung-kampung kumuh yang berperan menyediakan jasa bagi para
pekerja industri. Kampung-kampung kumuh ini berkembang tidak terencana dan tidak
terarah sehingga membuat perkembangan kota-kota industri menyamai perkembangan
kota-kota permukiman lainnya secara terpisah-pisah %scattered&.
1. +ndustrialisasi di negara-negara maju dikelola dengan memperhatikan pengembangan
5
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
6/11
sistem kelembagaan pengelolaan yang baik. Sebagai contohnya, selalu ada badan otoritas
pengelola kawasan industri yang merupakan badan publik. *engembangan kawasan
industri dipimpin sektor publik %public sector led industrial area development, industrial
area authority& yang berfungsi menjaga kepentingan negara terhadap pemanfaatan sumber-
sumber daya $ital serta juga bertanggung jawab terhadap kemajuan kawasan tersebut.
;. *engelolaan pembangunan industri di negara maju tersebut memberikan dampak yang
positif, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang pada gilirannya pertumbuhan
ekonomi yang tinggi ini dikelola dengan baik pula untuk memberikan manfaat bagi
keberlangsungan proses industrialisasi itu sendiri.
Sayangnya, proses industrialisasi di negara-negara berkembang tidak diurus dengan baik seperti di
atas. *enjelasan ini sebenarnya mematahkan argumen banyak kalangan yang berpandangan bahwa
untuk menangani permukiman kumuh diperlukan lebih dulu pertumbuhan ekonomi yang tinggi
sehingga menghasilkan cadangan dana dan de$isa negara. Dengan kata lain, negara harus kaya
lebih dulu baru bisa mengurus permukiman kumuh dan masala kemiskinan. *enjelasan di atas
justru menunjukkan bahwa pengelolaan proses industrialisasi yang baiklah yang dapat menghindari
proses urbanisasi yang tidak terkendali, dan pada gilirannya menghasilkan pemenuhan kebutuhan
perumahan bagi semua kalangan industri, serta menghasilkan tata lingkungan permukiman dan
proses urbanisasi yang lebih berkelanjutan.
Faktor pendorong urbanisasi dari pengabaian sektor pertanian di pedesaan.Secara umum, pilihan
terhadap proses industrialisasi didorong oleh pengabaian terhadap sektor pertanian dan pedesaan.
*ertanian yang tidak berkelanjutan hanya menghasilkan kerusakan lingkungan dan menurunnya
produkti$itas lahan untuk bercocok tanam, tanah pertanian subur yang semakin sedikit karena
kon$ersi tanah pertanian untuk permukiman dan industri, dan rendahnya di$ersifikasi kegiatan
yang berbasis pertanian sehingga lapangan pekerjaan pada sektor pertanian yang terbatas.
(agaimanapun pedesaan memiliki keterbatasan daya dukung tanah untuk menghidupi
penduduknya yang terus bertambah. Sistem pertanian yang tetap dilakukan secara tradisional di
satu sisi, dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di sisi lain, adalah faktor-faktor yangsemakin mempercepat habisnya daya dukung maksimum lahan. Ketika titik ini tercapai maka
penduduk pedesaan tergusur dari tanah-tanah pertanian yang produktif, dan mencari pilihan di
sektor industri dengan bekerja sebagai buruh.
6
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
7/11
'eknologi pertanian modern pada dasarnya merupakan terobosan yang diperlukan untuk
meningkatkan produkti$itas dan daya dukung suatu lahan, sehingga dapat meningkatkan secara
signifikan daya dukung lahan terhadap populasi di kawasan tersebut. +ntinya, lahan pertanian yang
lebih produktif akan mendukung lebih banyak orang. Namun fenomena yang la
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
8/11
'antangan pertama dalam menghadapi situasi ini adalah bagaimana teknologi dan sistem
pengelolaan produksi yang lebih maju dapat mendorong keterlibatan dan kepemilikan sumber-
sumberdaya kunci seperti tanah dan peralatan moderen yang lebih merata di lebih banyak keluarga-
keluarga. *eran serta yang lebih luas ini seiring pula dilakukan untuk tujuan peningkatan kapasitas
dan ketrampilan sumber daya manusia pedesaan dalam rangka memperbaiki produkti$itas per
orang dan seluruhnya. 'antangan alternatif lainnya adalah bagaimana peran publik atau pemerintah
dikembangkan untuk mengelola hubungan industrial pertanian yang lebih produktif di antara
pengusaha pertanian dan para petani pekerja dengan tetap memperhatikan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia pedesaan.
Faktor penarik urbanisasi dari sektor industri dan jasa perkotaan.Secara keseluruhan, perhatian
yang minor terhadap sektor pertanian ini mengakibatkan lebih rendahnya penghasilan pedesaan
dari sektor pertanian dibanding perkotaan. *endapatan yang lebih tinggi ada di daerah perkotaan,
diiringi kesempatan kerja yang lebih luas serta diiringi ketersediaan beragam pelayanan sosial,
pelayanan pendidikan dan kesehatan, infrastruktur dan pelayanan dasar seperti air minum yang
lebih baik. Kesemuanya ini pada gilirannya menjadi faktor penarik proses urbanisasi.
(anyak kalangan tetap bertanya, mengapa penduduk desa yang miskin terus pindah ke kota,
walaupun tampaknya tidak ada pekerjaan dan tempat tinggal yang layak dan terjangkau untuk
mereka di kota #engapa mereka tetap berkeinginan pindah ke kota meskipun mereka harus
tinggal di permukiman kumuh dengan kualitas kehidupan yang tampaknya lebih rendah, dalam
situasi yang serba tidak ada kepastian dan keamanan awaban yang selalu diberikan adalah adanya
gejala lampu dan laron. Kota tetap dipandang sebagai lampu yang gemerlap bagi laron-laron yang
datang dari pedesaan yang dirasakan sebagai kehidupan yang serba gelap, membosankan dan tidak
menjanjikan.
Kaum wanita memiliki tingkat ketertarikan yang cukup tinggi terhadap gemerlap kehidupan kota
karena para wanita seringkali tidak diikutsertakan dalam kepemilikan lahan. (ila sektor formal
kota tidak dapat menyediakannya, maka sektor informal siap menampung mereka. (eberapa
kejadian perdagangan wanita muda dan pengerahan mereka di tempat-tempat hiburan, serta
pengerahan tenaga kerja wanita ke luar negeri secara tidak terorganisir menunjukkan fenomena ini.
Kaum wanita tersebut ibarat laron-laron yang datang dari pedesaan, menubruk begitu saja lampu-
lampu gemerlap kota.
Kehidupan kota juga dipandang lebih baik daripada di pedesaan. Sanitasi secara umum saat ini
lebih baik, kesehatan dan pelayanan sosial lebih tersedia daripada di daerah pedesaan. Kelaparan
yang merupakan fenomena desa menemukan harapan baru pada kepraktisan hidup dan ketersediaan
8
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
9/11
makanan di perkotaan yang lebih terjamin pola distribusinya dan lebih tidak tergantung pada
kondisi tanah dan pertanian. *erkotaan adalah lingkungan yang dipandang lebih dapat dikendalikan
dan kehidupannya lebih kurang beresiko. 'ransportasi kini sudah lebih mudah diakses dari
pedalaman dan terjangkau sehingga memudahkan migrasi.
Adanya sanak famili atau kerabat di kota juga memudahkan proses transisi menetap di kota, hingga
siap untuk pindah secara permanen dimana dan bagaimana mereka akan tinggal. Adanya rumah
kontrakan yang terjangkau menjadi pilihan paling memungkinkan untuk bertahan dalam masa
transisi. (ila mereka menemukan area permukiman secara informal maka mereka akan ikut
mengokupasi suatu lahan. #ereka akan menunggui suatu tempat, sambil mengamati apa yangmungkin terjadi, untuk kemudian mengklaim menjadi penghuni tetap setelah melihat situasi yang
kondusif untuk melanjutkan pendudukan lahan secara informal, mulai membangun gubuk yang
terus semakin ditingkatkan kualitasnya.
Kota-kota juga lebih menjanjikan ragam jenis-jenis baru pekerjaan dan bentuk penghasilan.
*enyewaan permainan anak, sewa buku, sablon berbagai keperluan, berdagang makanan keliling,
jasa kebersihan, tukang parkir formal dan informal, ojek motor, ojek payung, supir dan kenek bis,
hingga beragam jenis calo mulai dari calo pengurusan surat-surat, calo tiket, calo persimpangan
dan sebagainya. Keadaan seperti ini membuat banyak orang berpikir apakah kemudahan mencari
9
Ga%bar Tranp'r&ai K'&a $ang e%a#in bai# %en)a!i %agne& ge%erlap #'&a !an *a#&'r penari#urbaniai bu-a$ !i B'g'&a $ang %en)a!i inpirai bu-a$ !i Ja#ar&a.
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
10/11
uang di kota memang merupakan solusi bagi kemiskinan di desa Namun sebagian ahli juga
mengatakan bahwa mereka tetap miskin karena tidak mampu mengakses sumberdaya kunci seperti
lahan dan perumahan serta berbagai pelayanan dasar. "ebih miskin dari mereka yang di desa, yang
masih bisa menanam bahan makanan di lahan yang masih luas.
*roses transisi dari kehidupan desa ke kota masih dapat dilihat dari permukiman kumuh dan
informal kota. Karakter dan budaya komunal hidup di desa masih terbawa di lingkungan
permukiman kumuh dan informal kota. *ersepsi ruang masyarakat tradisional pedesaan masih
terbawa, seringkali mereka menganggap ruang publik kota sama seperti ruang-ruang komunal atau
tanah-tanah adat di permukiman desa. #asyarakat transisi desa-kota belum memisahkan rumah,
tempat kerja, dan rekreasi yang merupakan ciri masyarakat kelas-menengah perkotaan.
*ola pembangunan permukiman secara informal, temporer dan menyebar tidak beraturan di ruang-
ruang kota yang tidak diawasi pemanfaatannya, menjadi pola perkembangan permukiman kumuh
dan informal yang semakin membebani pengelolaan kota. Di dalam proses permukiman informal
inilah berlangsung migrasi penduduk pedesaan yang secara terus menerus terakumulasi, memadat
dan menjalar memenuhi ruang-ruang sisa di kota. Ole" #arena i&u+ #'&a $ang paling "eba&
%eneri%a beban ini a!ala" #'&a $ang paling ban$a# %e%ili#i ruang,ruang ia !an
%e%biar#an pe%an*aa&ann$a e(ara &i!a# &eren(ana.
Semua keadaan ini, urbanisasi, industrialisasi dan kesenjangan kota dan desa, menjadikan pilihan-
pilihan pengutamaan pembangunan dilakukan dengan landasan distorsi informasi dan
ketidaksamaan pemahaman. Keadaan ini menghasilkan pembangunan sektor industri yang terpecah
%fragmented& dan tidak berkelanjutan, sehingga memperparah konflik antara industri dan pertanian,
konflik antara pembangunan kota dan pedesaan, serta antara urbanisasi dan formasi permukiman
kumuh. Ketimpangan ini menjadikan faktor pendorong dan faktor penarik urbanisasi menjadi
semakin besar dan mengarah pada ketidakberlanjutan proses urbanisasi. +nilah gambaran yang
lebih luas memperlihatkan tantangan terhadap proses urbanisasi yang tidak berkelanjutan sebagai
salah satu faktor pendorong formasi permukiman kumuh yang cepat dan masif di kawasan
perkotaan.
10Ga%bar /er%u#i%an #u%u" &u%bu" %engii ruang,ruang #'&a e(ara &i!a# &eren(ana !an%en)a!i "arapan bagi para pen!a&ang 6#au Tegal Alur+ Ja#ar&a Bara&7.
-
7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc
11/11
===
11