02 - globalisasi dan urbanisasi.doc

Upload: irfie-santoso

Post on 10-Feb-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    1/11

    GLOBALISASI, URBANISASI DAN PERMUKIMAN KUMUH

    1. TANTANGAN GLOBALISASI

    2. TANTANGAN URBANISASI YANG BERKELANJUTAN3. URBANISASI DAN INDUSTRIALISASI.

    1. TANTANGAN GLOBALISASI

    Dengan adanya fenomena globalisasi, para pekerja terampil dan berpendidikan di berbagai negara

    berkembang dapat menemukan pekerjaan di manca negara dan di perusahaan multi nasional,

    dengan bayaran yang tinggi dan tingkat penghidupan yang lebih sejahtera. Sebagian masyarakat

    perkotaan yang beruntung ini mampu mengakses peluang global untuk meningkatkan

    penghasilannya.

    Namun ternyata globalisasi tidak membuka kesempatan yang sama bagi warga penghuni

    permukiman kumuh. Ketertutupan kesempatan ini sebenarnya merupakan kerugian yang besar

    sekali jika pemerintah dan pemerintah kota tidak memiliki keinginan politik yang kuat untuk

    meningkatkan kesejahteraan kaum miskin kota secara berarti dengan cara membuka peluang bagi

    mereka di era globalisasi. Kerugian paling bear a!ala" #e"ilangan ban$a# e#ali #ee%pa&an

    %en!'r'ng !an %en(ip&a#an lapangan pe#er)aan !i e#&'r *'r%al+ bai# !i e#&'r publi#%aupun !i in!u&ri,in!u&ri -a&a !engan 'rien&ai e#p'r.Sebagai hasilnya, yang tersisa

    hanyalah pekerjaan-pekerjaan di sektor informal, dengan upah yang sangat rendah dan tanpa

    keamanan hubungan kerja. Dengan perkataan lain, fenomena sektor informal adalah manifestasi

    kegagalan menangkap peluang globalisasi untuk kesejahteraan semua golongan masyarakat.

    Apakah globalisasi itu sendiri yang memilih kelompok mana yang berhak meraih peluang ataukah

    tata pemerintahan di suatu negara yang berperan

    Ketimpangan sosial-ekonomi kota ini akan semakin meningkat tanpa adanya strategi pembangunan

    nasional perkotaan dan strategi pembangunan kota-kota yang mengarah pada isu pe%ber!a$aan

    %a$ara#a& %i#in !an e#&'r in*'r%al #'&auntuk meraih peluang globalisasi. !al ini berarti

    bahwa sumberdaya-sumberdaya utama kota hanya semakin meningkat dan terakumulasi dalam

    lingkaran penguasaan kaum menengah atas perkotaan. Kondisi seperti ini bukan hanya

    menimbulkan masalah kesenjangan dan segregasi sosial.

    "ebih jauh, dalam situasi kesenjangan yang tinggi, dampak globalisasi adalah mendorong

    meningkatnya harga-harga berbagai barang, dengan kata lain, mendorong meningkatnya inflasi.

    #engapa Karena kaum menengah atas mampu membayar lebih banyak untuk bahan-bahan

    kebutuhan pokok.

    1

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    2/11

    Dalam situasi pengadaan tanah untuk perumahan yang hanya diserahkan kepada mekanisme pasar

    bebas, maka kesenjangan ini mendorong inflasi harga tanah kota secara drastis. !al ini diperparah

    dengan adanya penghapusan penetapan harga bagi kebutuhan pokok dan peningkatan biaya-biaya

    utilitas melalui pri$atisasi dan penghapusan subsidi silang. Semua keadaan yang serba liberal dan

    dipengaruhi dampak globalisasi ini bermuara kepada semakin miskinnya warga miskin kota, serta

    tidak menutup kemungkinan semakin rentannya warga kota secara luas untuk jatuh miskin.

    Sebagai dampaknya, kelompok miskin semakin terpinggirkan ke sudut-sudut kota yang tidak layak

    huni, di bawah kolong-kolong jembatan, dan di belakang gedung-gedung tinggi di tepian parit dan

    kali. Dalam keadaan pengawasan yang lemah sekali dan tumbuhnya iklim pembiaran oleh

    pemerintah kota, perkembangan permukiman kaum kota yang kurang beruntung ini akhirnya

    mengokupasi tanah-tanah yang bukan untuk permukiman, seperti bantaran rel kereta api, bantaran

    sungai, tanah-tanah negara, dan sebagainya. Keadaan ini semakin meningkatkan pemadatan danpenjalaran permukiman kumuh dan informal perkotaan, persis di tengah tengah berlangsungnya

    akumulasi modal sekelompok yang beruntung untuk memanfaatkan peluang-peluang globalisasi.

    Kemampuan pemerintah nasional untuk melakukan inte$ensi berdasarkan kewenangannya semakin

    kecil. Di sisi lain, pemerintah kota tidak memiliki sistem redistribusi pajak kota yang efektif, yang

    diperlukan untuk menangani masalah ini. Selain itu, ikatan-ikatan sosial yang ada di masyarakat

    semakin rusak melalui rangkaian aksi penggusuran dan pencitraan kaum miskin kota sebagai

    pelanggar ketertiban semata, sehingga semuanya memperlemah otoritas yang semata berbasis

    tradisi dan cara-cara penanganan yang biasa %business as usual&.

    'eori efek tetesan ke bawah % trickle-down effect)yang telah dikembangkan oleh para ahli teori pro-

    pertumbuhan sebagai suatu instrumen kebijakan yang bertujuan memperbaiki penghasilan para

    pekerja miskin, tidak menampakkan hasilnya. (agaimanapun, suatu efek trickle down terbatas

    hanya untuk bagian masyarakat yang relatif kecil dan sangat lokal. 'eori ini tidak bekerja efektif

    untuk kasus masyarakat negara dan masyarakat kota dengan jumlah penduduk satu juta lebih. Di

    sisi lain, lembaga-lembaga pemberi bantuan internasional yang didukung oleh instansi pemerintah

    saat ini sebatas mencari cara untuk mengatasi masalah kemiskinan global secara langsung tanpa

    didukung upaya membangun kelembagaan yang efektif di tingkat kota untuk mengatasi masalah

    ini.

    Secara keseluruhan, tetap lebih baik bagi negara-negara berkembang untuk berpartisipasi dalam

    globalisasi daripada mengisolasi diri. Namun, negara-negara harus selektif dalam mengijinkan

    proyek-proyek yang tidak memiliki dampak lokal, atau menghasilkan keuntungan yang layak, atau

    yang tidak menguntungkan warga negaranya untuk berbagai alasan lainnya. Dalam hal ini

    diperlukan sejumlah kejelian dan kecerdasan yang cukup untuk mengembangkan sistem

    pembangunan yang terpadu dan komprehensif, yang di satu sisi responsif terhadap peluang-

    peluang perkembangan global dan di sisi lain tanggap terhadap kebutuhan pemberdayaan warga

    2

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    3/11

    masyarakatnya.

    Dari sudut pandang global ini, beberapa pertanyaan seharusnya membuat para pihak lebih

    menyadari apa yang sedang berlangsung dan langkah-langkah apa yang harus diambil. Apakah

    globalisasi menghancurkan institusi-institusi tradisional dan merusak tatanan sosial Apakah hanya

    golongan menengah perkotaan dan paling terampil dan berpendidikan yang diuntungkan oleh

    globalisasi Apakah kemiskinan yang semakin meluas dan seringkali perusakan masyarakat dan

    pemerintahan di negara-negara berkembang, setimpal dengan keuntungan potensial dari tetesan

    minim modal internasional Apakah terdapat beberapa peluang nyata globalisasi yang pada

    akhirnya menguntungkan seluruh dunia dan seluruh warganya

    Namun bagaimanapun, perhatian terhadap masalah permukiman kumuh di tingkat global telah

    meningkat dari masa-masa sebelumnya. )lobalisasi membawa serta perhatian terhadap masalah

    permukiman kumuh untuk diatasi oleh negara-negara yang masih bermasalah dengan isu ini. *ara

    pemerhati, pegiat masyarakat hingga warga permukiman kumuh kini bisa mendapatkan akses

    langsung yang lebih besar terhadap lembaga-lembaga bantuan internasional serta lembaga-lembaga

    pemerintah di tingkat nasional yang mengembangkan kepedulian terhadap penanganan

    permukiman kumuh. Kondisi seperti ini memberikan iklim yang lebih kondusif dalam menargetkan

    program-program penanganan permukiman kumuh yang seiring sejalan dengan upaya

    penanggulangan kemiskinan . Dengan informasi yang lebih baik memungkinkan penanganan

    permukiman kumuh dapat mencari solusi yang lebih baik, dimana warga bisa memperoleh

    kesempatan yang lebih terbuka dan penghidupan yang lebih layak.

    3

    Ga%bar K'n&ra an&ara pua& e#'n'%i !an #e%i#inan !i -ila$a" $ang a%a !i Ja#ar&a U&ara

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    4/11

    2. TANTANGAN URBANISASI YANG BERKELANJUTAN

    )ambaran umum kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya dan di +ndonesia

    khususnya adalah ruang-ruang kota yang diisi oleh perkembangan kota yang tidak terarah dan

    membentuk noktah-noktah permukiman kumuh yang menyebar dengan rumah-rumah yang tidak

    layak huni. Ada yang mengatakan sebenarnya akarta dan kota-kota besar lain seperti Surabaya,

    (andung dan #edan lebih mirip kampung yang besar ketimbang gambaran kehidupan kota yang

    serba teratur dan dikelola dengan kapasitas yang tinggi. )ambaran kota-kota seperti ini sebenarnya

    merupakan gambaran dinamika penduduknya, dan terkait erat dengan formasi permukiman kumuh.

    Dengan demikian, proses terbentuknya permukiman kumuh tentunya tidak dapat dipisahkan dari

    perubahan-perubahan demografis penduduk yang terjadi akibat pertambahan dan perpindahan

    penduduk. akta ini memberikan arahan bahwa pengelolaan, perencanaan dan pengendalian

    pertumbuhan dan mobilitas penduduk antar wilayah memegang peran penting.

    Tabel. /er&a%ba"an /en!u!u# Ta"unan T'&al !an K'&a+ !ari &a"un 10 23

    (Sumber: United Nations Population Division, 2002)

    Dinamika penduduk kota akan mencapai keadaan dimana /0 dari populasi dunia bertempat

    tinggal di daerah perkotaan pada tahun 1223, yang meningkat menjadi 420 pada tahun 122/. 'abel

    di atas menunjukkan pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan yang

    semakin meningkat tajam sementara jumlah penduduk total semakin menurun. 'ingkat rata1

    pertumbuhan populasi akan lebih lambat. Artinya, hampir semua peningkatan populasi akan

    diserap oleh daerah perkotaan dan wilayah yang berkembang. enomena ini terutama terjadi di

    Asia dan Afrika, dimana pertumbuhan populasi kota pertahun diproyeksikan 1, 0.

    4

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    5/11

    Tabel. /en!u!u# K'&a !an Dea !i Negara 4a)u !an Ber#e%bang+ !ari &a"un 10 23

    (Sumber: United Nations Population Division, 2002)

    3. URBANISASI DAN INDUSTRIALISASI.

    enomena urbanisasi sebenarnya merupakan fenomena global, bukan hanya terjadi di negara-

    negara berkembang, namun juga terjadi di negara-negara maju serta melatar belakangi kemajuan

    itu sendiri. 5rbanisasi juga terjadi di +nggris dan 6ropa pada abad 37 dan 38, yaitu seiring dengan

    perkembangan re$olusi industri. 9ang membedakan antara industrialisasi di negara maju dan

    negara berkembang adalah:

    3. +ndustrialisasi di negara-negara maju diselenggarakan secara terencana dan terpadu di

    semua sektor yang mendukungnya, seperti sektor finansial, teknologi, pendidikan tinggi

    dan riset, serta perdagangan dan sebagainya. 'ermasuk sektor penting dalam mendukung

    industrialisasi adalah sektor pengelolaan lingkungan, perkotaan dan perumahan. Sebagai

    contoh, pengelolaan kawasan industri yang terpadu dengan memperhatikan sektor

    perkotaan, lingkungan dan perumahan tidak akan menghasilkan tatanan kota-kota industri

    yang dikepung oleh kampung-kampung kumuh yang berperan menyediakan jasa bagi para

    pekerja industri. Kampung-kampung kumuh ini berkembang tidak terencana dan tidak

    terarah sehingga membuat perkembangan kota-kota industri menyamai perkembangan

    kota-kota permukiman lainnya secara terpisah-pisah %scattered&.

    1. +ndustrialisasi di negara-negara maju dikelola dengan memperhatikan pengembangan

    5

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    6/11

    sistem kelembagaan pengelolaan yang baik. Sebagai contohnya, selalu ada badan otoritas

    pengelola kawasan industri yang merupakan badan publik. *engembangan kawasan

    industri dipimpin sektor publik %public sector led industrial area development, industrial

    area authority& yang berfungsi menjaga kepentingan negara terhadap pemanfaatan sumber-

    sumber daya $ital serta juga bertanggung jawab terhadap kemajuan kawasan tersebut.

    ;. *engelolaan pembangunan industri di negara maju tersebut memberikan dampak yang

    positif, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang pada gilirannya pertumbuhan

    ekonomi yang tinggi ini dikelola dengan baik pula untuk memberikan manfaat bagi

    keberlangsungan proses industrialisasi itu sendiri.

    Sayangnya, proses industrialisasi di negara-negara berkembang tidak diurus dengan baik seperti di

    atas. *enjelasan ini sebenarnya mematahkan argumen banyak kalangan yang berpandangan bahwa

    untuk menangani permukiman kumuh diperlukan lebih dulu pertumbuhan ekonomi yang tinggi

    sehingga menghasilkan cadangan dana dan de$isa negara. Dengan kata lain, negara harus kaya

    lebih dulu baru bisa mengurus permukiman kumuh dan masala kemiskinan. *enjelasan di atas

    justru menunjukkan bahwa pengelolaan proses industrialisasi yang baiklah yang dapat menghindari

    proses urbanisasi yang tidak terkendali, dan pada gilirannya menghasilkan pemenuhan kebutuhan

    perumahan bagi semua kalangan industri, serta menghasilkan tata lingkungan permukiman dan

    proses urbanisasi yang lebih berkelanjutan.

    Faktor pendorong urbanisasi dari pengabaian sektor pertanian di pedesaan.Secara umum, pilihan

    terhadap proses industrialisasi didorong oleh pengabaian terhadap sektor pertanian dan pedesaan.

    *ertanian yang tidak berkelanjutan hanya menghasilkan kerusakan lingkungan dan menurunnya

    produkti$itas lahan untuk bercocok tanam, tanah pertanian subur yang semakin sedikit karena

    kon$ersi tanah pertanian untuk permukiman dan industri, dan rendahnya di$ersifikasi kegiatan

    yang berbasis pertanian sehingga lapangan pekerjaan pada sektor pertanian yang terbatas.

    (agaimanapun pedesaan memiliki keterbatasan daya dukung tanah untuk menghidupi

    penduduknya yang terus bertambah. Sistem pertanian yang tetap dilakukan secara tradisional di

    satu sisi, dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di sisi lain, adalah faktor-faktor yangsemakin mempercepat habisnya daya dukung maksimum lahan. Ketika titik ini tercapai maka

    penduduk pedesaan tergusur dari tanah-tanah pertanian yang produktif, dan mencari pilihan di

    sektor industri dengan bekerja sebagai buruh.

    6

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    7/11

    'eknologi pertanian modern pada dasarnya merupakan terobosan yang diperlukan untuk

    meningkatkan produkti$itas dan daya dukung suatu lahan, sehingga dapat meningkatkan secara

    signifikan daya dukung lahan terhadap populasi di kawasan tersebut. +ntinya, lahan pertanian yang

    lebih produktif akan mendukung lebih banyak orang. Namun fenomena yang la

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    8/11

    'antangan pertama dalam menghadapi situasi ini adalah bagaimana teknologi dan sistem

    pengelolaan produksi yang lebih maju dapat mendorong keterlibatan dan kepemilikan sumber-

    sumberdaya kunci seperti tanah dan peralatan moderen yang lebih merata di lebih banyak keluarga-

    keluarga. *eran serta yang lebih luas ini seiring pula dilakukan untuk tujuan peningkatan kapasitas

    dan ketrampilan sumber daya manusia pedesaan dalam rangka memperbaiki produkti$itas per

    orang dan seluruhnya. 'antangan alternatif lainnya adalah bagaimana peran publik atau pemerintah

    dikembangkan untuk mengelola hubungan industrial pertanian yang lebih produktif di antara

    pengusaha pertanian dan para petani pekerja dengan tetap memperhatikan peningkatan kapasitas

    sumber daya manusia pedesaan.

    Faktor penarik urbanisasi dari sektor industri dan jasa perkotaan.Secara keseluruhan, perhatian

    yang minor terhadap sektor pertanian ini mengakibatkan lebih rendahnya penghasilan pedesaan

    dari sektor pertanian dibanding perkotaan. *endapatan yang lebih tinggi ada di daerah perkotaan,

    diiringi kesempatan kerja yang lebih luas serta diiringi ketersediaan beragam pelayanan sosial,

    pelayanan pendidikan dan kesehatan, infrastruktur dan pelayanan dasar seperti air minum yang

    lebih baik. Kesemuanya ini pada gilirannya menjadi faktor penarik proses urbanisasi.

    (anyak kalangan tetap bertanya, mengapa penduduk desa yang miskin terus pindah ke kota,

    walaupun tampaknya tidak ada pekerjaan dan tempat tinggal yang layak dan terjangkau untuk

    mereka di kota #engapa mereka tetap berkeinginan pindah ke kota meskipun mereka harus

    tinggal di permukiman kumuh dengan kualitas kehidupan yang tampaknya lebih rendah, dalam

    situasi yang serba tidak ada kepastian dan keamanan awaban yang selalu diberikan adalah adanya

    gejala lampu dan laron. Kota tetap dipandang sebagai lampu yang gemerlap bagi laron-laron yang

    datang dari pedesaan yang dirasakan sebagai kehidupan yang serba gelap, membosankan dan tidak

    menjanjikan.

    Kaum wanita memiliki tingkat ketertarikan yang cukup tinggi terhadap gemerlap kehidupan kota

    karena para wanita seringkali tidak diikutsertakan dalam kepemilikan lahan. (ila sektor formal

    kota tidak dapat menyediakannya, maka sektor informal siap menampung mereka. (eberapa

    kejadian perdagangan wanita muda dan pengerahan mereka di tempat-tempat hiburan, serta

    pengerahan tenaga kerja wanita ke luar negeri secara tidak terorganisir menunjukkan fenomena ini.

    Kaum wanita tersebut ibarat laron-laron yang datang dari pedesaan, menubruk begitu saja lampu-

    lampu gemerlap kota.

    Kehidupan kota juga dipandang lebih baik daripada di pedesaan. Sanitasi secara umum saat ini

    lebih baik, kesehatan dan pelayanan sosial lebih tersedia daripada di daerah pedesaan. Kelaparan

    yang merupakan fenomena desa menemukan harapan baru pada kepraktisan hidup dan ketersediaan

    8

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    9/11

    makanan di perkotaan yang lebih terjamin pola distribusinya dan lebih tidak tergantung pada

    kondisi tanah dan pertanian. *erkotaan adalah lingkungan yang dipandang lebih dapat dikendalikan

    dan kehidupannya lebih kurang beresiko. 'ransportasi kini sudah lebih mudah diakses dari

    pedalaman dan terjangkau sehingga memudahkan migrasi.

    Adanya sanak famili atau kerabat di kota juga memudahkan proses transisi menetap di kota, hingga

    siap untuk pindah secara permanen dimana dan bagaimana mereka akan tinggal. Adanya rumah

    kontrakan yang terjangkau menjadi pilihan paling memungkinkan untuk bertahan dalam masa

    transisi. (ila mereka menemukan area permukiman secara informal maka mereka akan ikut

    mengokupasi suatu lahan. #ereka akan menunggui suatu tempat, sambil mengamati apa yangmungkin terjadi, untuk kemudian mengklaim menjadi penghuni tetap setelah melihat situasi yang

    kondusif untuk melanjutkan pendudukan lahan secara informal, mulai membangun gubuk yang

    terus semakin ditingkatkan kualitasnya.

    Kota-kota juga lebih menjanjikan ragam jenis-jenis baru pekerjaan dan bentuk penghasilan.

    *enyewaan permainan anak, sewa buku, sablon berbagai keperluan, berdagang makanan keliling,

    jasa kebersihan, tukang parkir formal dan informal, ojek motor, ojek payung, supir dan kenek bis,

    hingga beragam jenis calo mulai dari calo pengurusan surat-surat, calo tiket, calo persimpangan

    dan sebagainya. Keadaan seperti ini membuat banyak orang berpikir apakah kemudahan mencari

    9

    Ga%bar Tranp'r&ai K'&a $ang e%a#in bai# %en)a!i %agne& ge%erlap #'&a !an *a#&'r penari#urbaniai bu-a$ !i B'g'&a $ang %en)a!i inpirai bu-a$ !i Ja#ar&a.

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    10/11

    uang di kota memang merupakan solusi bagi kemiskinan di desa Namun sebagian ahli juga

    mengatakan bahwa mereka tetap miskin karena tidak mampu mengakses sumberdaya kunci seperti

    lahan dan perumahan serta berbagai pelayanan dasar. "ebih miskin dari mereka yang di desa, yang

    masih bisa menanam bahan makanan di lahan yang masih luas.

    *roses transisi dari kehidupan desa ke kota masih dapat dilihat dari permukiman kumuh dan

    informal kota. Karakter dan budaya komunal hidup di desa masih terbawa di lingkungan

    permukiman kumuh dan informal kota. *ersepsi ruang masyarakat tradisional pedesaan masih

    terbawa, seringkali mereka menganggap ruang publik kota sama seperti ruang-ruang komunal atau

    tanah-tanah adat di permukiman desa. #asyarakat transisi desa-kota belum memisahkan rumah,

    tempat kerja, dan rekreasi yang merupakan ciri masyarakat kelas-menengah perkotaan.

    *ola pembangunan permukiman secara informal, temporer dan menyebar tidak beraturan di ruang-

    ruang kota yang tidak diawasi pemanfaatannya, menjadi pola perkembangan permukiman kumuh

    dan informal yang semakin membebani pengelolaan kota. Di dalam proses permukiman informal

    inilah berlangsung migrasi penduduk pedesaan yang secara terus menerus terakumulasi, memadat

    dan menjalar memenuhi ruang-ruang sisa di kota. Ole" #arena i&u+ #'&a $ang paling "eba&

    %eneri%a beban ini a!ala" #'&a $ang paling ban$a# %e%ili#i ruang,ruang ia !an

    %e%biar#an pe%an*aa&ann$a e(ara &i!a# &eren(ana.

    Semua keadaan ini, urbanisasi, industrialisasi dan kesenjangan kota dan desa, menjadikan pilihan-

    pilihan pengutamaan pembangunan dilakukan dengan landasan distorsi informasi dan

    ketidaksamaan pemahaman. Keadaan ini menghasilkan pembangunan sektor industri yang terpecah

    %fragmented& dan tidak berkelanjutan, sehingga memperparah konflik antara industri dan pertanian,

    konflik antara pembangunan kota dan pedesaan, serta antara urbanisasi dan formasi permukiman

    kumuh. Ketimpangan ini menjadikan faktor pendorong dan faktor penarik urbanisasi menjadi

    semakin besar dan mengarah pada ketidakberlanjutan proses urbanisasi. +nilah gambaran yang

    lebih luas memperlihatkan tantangan terhadap proses urbanisasi yang tidak berkelanjutan sebagai

    salah satu faktor pendorong formasi permukiman kumuh yang cepat dan masif di kawasan

    perkotaan.

    10Ga%bar /er%u#i%an #u%u" &u%bu" %engii ruang,ruang #'&a e(ara &i!a# &eren(ana !an%en)a!i "arapan bagi para pen!a&ang 6#au Tegal Alur+ Ja#ar&a Bara&7.

  • 7/22/2019 02 - Globalisasi dan Urbanisasi.doc

    11/11

    ===

    11