12_air laut_ro

Upload: nurul-kholifah

Post on 25-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    1/25

    REVISI MAKALAH PENGELOLAAN AIR

    DESALINASI AIR LAUT DENGAN SISTEM

    OSMOSIS BALIK (REVERSE OSMOSIS)

    Oleh:

    Kelompok 12

    PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2012

    Nurvita Tri K 101211132025

    Ika Prastiani 101211133007

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    SURABAYA

    2015

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    2/25

    i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. ii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang ........................................................................................ 1

    1.2Rumusan Masalah ................................................................................... 2

    1.3

    Tujuan ...................................................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

    Pengertian Air Laut ................................................................................. 42.2Pengertian Pengolahan Air Laut ............................................................. 4

    2.3Aplikasi Pengolahan Air Laut

    2.4.1Pengertian Desalinasi Air Laut dengan SistemReverse Osmosis. 6

    2.4.2Peralatan Desalinasi Air Laut dengan SistemReverse Osmosis.... 7

    2.4.3

    Proses Desalinasi Air Laut dengan SistemReverse Osmosis........ 8

    2.4.4Keunggulan dan Kelemahan SistemReverse Osmosis.................. 13

    BAB II PEMBAHASAN3.1Aplikasi Desalinasi Air Laut dengan Sistem Reverse Osmosis di Desa

    Tarupa Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Selayar

    3.1.1Gambaran Umum Desa Tarupa Kecamatan Taka Bonerate

    Kabupaten Selayar Pulau Selayar .................................................. 15

    3.1.2Proses Desalinasi Air Laut dengan SistemReverse Osmosis........ 16

    3.1.3

    Hasil Desalinasi Air Laut dengan SistemReverse Osmosis.......... 18

    BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 20

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    3/25

    ii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Standar Kualitas Air Baku .................................................................... 9Tabel 3.1 Perbandingan antara Standar Air Bersih dengan Air Hasil Sistem

    Reverse Osmosisdi Pulau Selayar ........................................................................ 19

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    4/25

    iii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Klasifikasi Proses Desalinasi Air Laut ............................................ 5

    Gambar 2.2 Prinsip Dasar ProsesReverse Osmosis............................................ 6

    Gambar 2.3 Pompa Tekanan TinggiReverse Osmosis ....................................... 7

    Gambar 2.4Filter Cartridge ...............................................................................7

    Gambar 2.5 Bak Penampung Air Produk ............................................................ 7

    Gambar 2.6 Modul MembranReverse Osmosis ................................................. 8

    Gambar 2.7 Tangki Reaktor, Saringan Pasir Cepat, Filter Mangan Zeolit dan Filter

    Karbon Aktif ....................................................................................................... 8

    Gambar 2.8 Skema Injeksi larutan KMnO4........................................................ 10

    Gambar 2.9 Susunan Media Saringan Pasir Cepat.............................................. 10

    Gambar 3.0 Susunan Media Saringan Mangan Zeolit ........................................ 11

    Gambar 3.1 Susunan Media dalam Karbon Aktif ............................................... 11

    Gambar 3.2 Skema ProsesReverse Osmosis ...................................................... 13

    Gambar 3.3 UnitPre-Treatment ......................................................................... 17

    Gambar 3.4 UnitReverse Osmosis...................................................................... 18

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    5/25

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara maritim, negara dengan wilayah perairan

    yang luas, bahkan melebihi luas wilayah daratannya. Tercatat bahwa

    Indonesia memiliki luas total sebesar 7,7 juta km2yang terdiri dari 1,9 juta

    km2daratan dan 5,8 juta km2perairan (Kementrian Kelautan dan Perikanan,

    2009). Dengan luas perairan yang mendominasi sebesar 75,32 % dari luas

    total membuat Indonesia memiliki banyak potensi terpendam di lautan.

    Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang paling penting bagi

    kelangsungan hidup dan kualitas hidup manusia. Namun tidak semua daerah

    mempunyai sumber daya air yang baik. Wilayah pesisir pantai dan pulau-

    pulau kecil di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat

    miskin akan sumber air bersih, sehingga timbul masalah pemenuhan

    kebutuhan air minum. Sumber daya air yang terdapat di daerah tersebut

    umumnya berkualitas buruk, misalnya air tanahnya yang payau atau asin.

    Sumber air yang secara kuantitas tidak terbatas adalah air laut, walaupun

    kualitasnya sangat buruk karena kadar garam atau TDS (Total Dissolved

    Solid) sangat tinggi.

    Pada era industrialisasi dengan kemajuan yang sangat pesat seperti

    sekarang ini juga mengakibatkan kenaikan tingkat sosial ekonomi

    masyarakat. Keadaan tersebut ditambah dengan terus meningkatnya jumlah

    penduduk akan semakin memacu peningkatan jumlah kebutuhan dasar

    manusia, khususnya air minum. Dengan meningkatnya permintaan akan airbersih dan semakin terbatasnya sumber daya air di alam, maka peningkatan

    efisiensi proses pengolahan air juga merupakan syarat utama.

    Untuk itu diperlukan suatu alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih dan

    air minum yang berkualitas dan tidak membahayakan masyarakat. Mengingat

    melimpahnya sumber daya air yang berasal dari laut, maka perlu dikaji

    tentang kemungkinan dimanfaatkannya air laut sebagai bahan baku

    pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    6/25

    2

    Air asin atau air payau adalah larutan yang mengandung beberapa jenis zat

    terlarut seperti garam-garam, yang jumlahnya rata-rata 3 sampai 4,5 %.

    Desalinasi berarti pemisahan air tawar dari air asin. Metoda yang digunakan

    pada proses ini disebut desalinasi air asin. Dalam pemisahan air tawar dari air

    asin, ada beberapa teknologi proses desalinasi yang telah banyak dikenal

    antara lain, yakni porses distilasi atau penguapan, teknologi proses dengan

    menggunakan membran, proses pertukaran ion dll. Pada proses dengan

    membran yakni pemisahan air tawar dari air laut dengan cara pemberian

    tekanan dan menggunakan membran Reverse Osmosis atau dengan cara

    elektrodialisa (Said, 2003). Berdasarkan kelebihan dan kelemahan yang

    dimiliki oleh Reverse Osmosis, menjadikannya sebagai metode yang lebih

    unggul dibandingkan dengan metode yang lainnya.

    1.2 Rumusan Masalah

    1.

    Apakah pengertian air laut?

    2. Apakah pengertian dari pengolahan air laut?

    3. Apakah pengertian dari desalinasi air laut dengan sistem Reverse

    Osmosis?

    4. Apakah peralatan yang dibutuhkan dalam desalinasi air laut dengan

    sistemReverse Osmosis?

    5. Bagaimana proses desalinasi air laut dengan sistemReverse Osmosis?

    6. Apakah keunggulan dan kelemahan sistemReverse Osmosis?

    7. Bagaimana aplikasi desalinasi air laut dengan sistemReverse Osmosis di

    Desa Tarupa Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Selayar?

    1.3 Tujuan

    1. Mengetahui pengertian air laut.

    2. Mengetahui pengertian dari pengolahan air laut.

    3.

    Mengetahui pengertian dari desalinasi air laut dengan sistem Reverse

    Osmosis.

    4. Mengetahui peralatan yang dibutuhkan dalam desalinasi air laut dengan

    sistemReverse Osmosis.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    7/25

    3

    5. Mengetahui proses desalinasi air laut dengan sistemReverse Osmosis.

    6. Mengetahui keunggulan dan kelemahan sistemReverse Osmosis.

    7.

    Mengetahui aplikasi desalinasi air laut dengan sistemReverse Osmosis di

    Desa Tarupa Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Selayar.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    8/25

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

    Pengertian Air Laut

    Menurut Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber

    Daya Air, air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah

    permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan,air tanah, air

    hujan, dan air laut yang berada di darat.

    Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang

    menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut

    merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan

    umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang

    ada di darat akan bermuara ke laut. Luas total permukaan laut ialah 361 juta

    km2, dengan rata-rata kedalaman 3.730 m dan total volume sekitar 1,347

    miliar km3. Setiap 1 km3 air laut setara dengan berat 1,12 miliar ton dan

    mengandung 40 juta ton bahan terlarut.

    Aspek paling unik dari bahan terlarut pada air laut ialah kadar garam,

    disebut juga salinitas. Salinitas ialah kadar garam yang terlarut dalam air.

    Satuan salinitas adalah per mil (), yaitu jumlah berat total (gr) material

    padat seperti NaCL yang terkandung dalam 1000 gram air laut (Wibisono,

    2004). Kisaran salinitas air laut adalah 30-35 (Nybakken, 1992).Salinitas

    35 setara dengan ukuran sekitar 3,5%. Artinya dalam setiap 1 kg air laut

    kandungan garamnya sebanyak 35 gram. Lebih dari 90% garam terlarut pada

    air laut berasal dari enam (6) elemen utama yaitu Chlorin (Cl-), Sodium

    (Na

    +

    ), Magnesium (Mg

    2+

    ), Sulfur (SO42-

    ), Calcium (Ca

    2+

    ) dan Potassium(K+). Dua elemen penting lainnya adalah Bikarbonat (HCO3

    -) dan Bromin

    (Br-).

    2.2 Pengertian Pengolahan Air Laut

    Tidak semua air yang terdapat di alam layak untuk dikonsumsi. Agar

    dapat dikonsumsi, diperlukan adanya upaya pengolahan air. Upaya

    pengolahan air merupakan upaya untuk mendapatkan air bersih dan sehat

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    9/25

    5

    untuk air minum dan keperluan sehari-hari sesuai dengan standar mutu air

    untuk kesehatan. Pengolahan air laut dapat menjadi sebuah solusi terhadap

    krisis air bersih. Dalam pengolahan air laut yang mengandung garam menjadi

    air tawar ini bisa menghasilkan garam dapur yang juga dapat dikonsumsi.

    Menurut Undang-Undang RI Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan

    Sumber Daya Air Pasal 83, pemanfaatan air laut yang berada di darat

    misalnya untuk keperluan:

    a. Pengembangan air minum, sistem pendinginan mesin, pembangkit

    listrik tenaga pasang surut yang instalasinya dan/atau operasionalnya

    berpengaruh terhadap air di darat

    b.

    Irigasi tambak

    c. Irigasi pasang surut

    Salah satu cara pengolahan air laut untuk pemenuhan kebutuhan air bersih

    dan air minum yang berkualitas adalah dengan proses desalinasi. Desalinasi

    berarti pemisahan air tawar dari air asin. Metoda yang digunakan pada proses

    ini disebut desalinasi air asin. Dalam pemisahan air tawar dari air asin, ada

    beberapa teknologi proses desalinasi yang telah banyak dikenal antara lain,

    yakni porses distilasi atau penguapan, teknologi proses dengan menggunakan

    membran, proses pertukaran ion dan lain-lain (Said, 2003).

    Gambar 2.1 Klasifikasi Proses Desalinasi Air Laut

    Sumber: Said (2003)

    Proses desalinasi dengan cara distilasi adalah pemisahan dengan cara

    memanaskan air laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya

    dikondensasi untuk menghasilkan air bersih. Sedangkan pada proses dengan

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    10/25

    6

    membran yakni pemisahan air tawar dari air laut dengan cara pemberian

    tekanan dan menggunakan membran Reverse Osmosis atau dengan cara

    elektrodialisa (Said, 2003).

    2.3 Aplikasi Pengolahan Air Laut

    2.3.1 Pengertian Desalinasi Air Laut Dengan Sistem Reverse Osmosis

    Prinsip kerja dari sistem Osmosis Balik atau Reverse Osmosis

    didasarkan pada peristiwa osmosis yang terjadi di alam. Osmosis

    merupakan peristiwa bergeraknya air dari larutan yang memiliki

    konsentrasi lebih rendah menuju larutan yang mempunyai konsentrasi

    lebih tinggi melalui membran semi permeable sampai tercapainya

    keseimbangan (Yusuf, 2009).

    Daya penggerak (driving force) yang menyebabkan terjadinya

    aliran atau difusi air tawar ke dalam air asin melalui membran semi

    permeable tersebut adalah tekanan osmosis. Tekanan osmotis normal

    air laut yang mengandung TDS 35.000 ppm dan suhu 25

    C adalah

    kira-kira 26,7 kg/cm2. Jika sistem osmosis diberikan tekanan yang

    lebih besar dari tekanan osmosisnya, maka aliran air tawar akan

    berbalik yaitu dari air asin ke air tawar melalui membran semi

    permeable, sedangkan garamnya tetap tertinggal di dalam larutan

    garammya sehingga menjadai lebih pekat. Proses inilah yang disebut

    Osmosis Balik (Reverse Osmosis) (Said, 2003). Dengan Reverse

    Osmosis, dimungkinkan untuk memproduksi air tawar dari air laut.

    Gambar 2.2 Prinsip Dasar ProsesReverse Osmosis

    Sumber: Said (2003)

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    11/25

    7

    2.3.2 Peralatan Desalinasi Air Laut Dengan Sistem Reverse Osmosis

    1. Pompa tekanan tinggiReverse Osmosis

    Gambar 2.3 Pompa Tekanan TinggiReverse Osmosis

    Sumber: Said (2003)

    2. Filter cartridge

    Gambar 2.4Filter Cartridge

    Sumber: Said (2003)

    3.

    Bak penampung air produk

    Gambar 2.5 Bak Penampung Air Produk

    Sumber: Said (2003)

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    12/25

    8

    4. Modul membranReverse Osmosis

    Gambar 2.6 Modul MembranReverse OsmosisSumber: Said (2003)

    5. Tangki reaktor, saringan pasir cepat, filter mangan zeolit dan dan

    filter karbon aktif

    Gambar 2.7 Tangki Reaktor, Saringan Pasir Cepat, Filter Mangan

    Zeolit dan Filter Karbon Aktif

    Sumber: Said (2003)

    2.3.3 Proses Desalinasi Air Laut Dengan Sistem Reverse Osmosis

    Efisiensi proses desalinasi air laut dengan Reverse Osmosisadalah

    99,5%. Pengolahan air laut menggunakan sistem Reverse Osmosis

    sangat dipengaruhi kualitas air baku yang akan diolah. Jika air baku

    tidak memenuhi persyaratan sebagai air baku Reverse Osmosis, maka

    instalasi pengolahan air nya dilengkapi dengan unit pengolahan awal

    (Pre-treatment) dan setelah air baku memenuhi persyaratan

    dilanjutkan dengan pengolahan lanjutan. Air yang masuk ke membran

    Reverse Osmosis juga memiliki persyaratan tertentu misal kekeruhan

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    13/25

    9

    harus nol, Besi dan Mangan harus < 0,1 mg/l, pH netral dan harus

    selalu dikontrol agar tidak terjadi pergerakan kalsium karbonat

    (Widayat, 2007).

    Tabel 2.1 Standar Kualitas Air Baku

    No Parameter Satuan Air Baku (Max)

    1 Warna Pt. Co Scale 100

    2 Bau - Relatif

    3 Kekeruhan NTU 20

    4 Besi mg/liter 2,0

    5 Mangan mg/liter 1,3

    6 Khlorida mg/liter 4.000

    7 Bahan Organik mg/liter 40

    8 TDS mg/liter 12.000

    Proses pengolahan air minum dengan sistem Reverse Osmosis

    terdiri dari dua bagian yaitu unit pengolahan pendahuluan untuk

    memenuhi standar kualitas air baku yang akan diolah pada unit

    Reverse Osmosisdan pengolahan lanjut untuk penghilangan garam.

    1.

    Unit pengolahan pendahuluan (Pre-treatment)

    Bahan baku air laut terkadang masih mengandung partikel padatan

    tersuspensi, mineral, plankton dan lain-lain sehingga air laut

    tersebut perlu dilakukan pengolahan pendahuluan sebelum di

    proses dalam unit Reverse Osmosis. Pengolahan pendahuluan

    terdiri dari unit proses oksidasi dan filtrasi. Proses oksidasi

    menggunakan bahan oksidator KMnO4 sedangkan proses filtrasi

    menggunakan saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan

    mangan zaolit, saringan karbon aktif dan cartridge filter (Widayat,

    2007).

    a. KMnO4 sebagai oksidator bertujuan untuk mengoksidasi besi

    dan mangan yang larut dalam air menjadi bentuk senyawa

    oksida besi atau mangan yang tak larut dalam air (Said, 2003).

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    14/25

    10

    Gambar 2.8 Skema Injeksi larutan KMnO4

    Sumber: Widayat (2007)

    b. Saringan Pasir Cepat (Rapid Sand Filter)

    Padatan yang terdapat dalam air serta oksida besi dan mangan

    yang terbentuk di dalam tangki reaktor akan tertahan di saringan

    pasir cepat. Adapun media saringan pasir cepat ini terdiri dari

    batu kerikil kasar, kerikil halus, pasir silika kasar dan pasir silika

    halus (Widayat, 2007).

    Gambar 2.9 Susunan Media Saringan Pasir Cepat

    Sumber: Widayat (2007)

    c. Saringan Mangan Zeolit

    Filter Mangan Zeolit ini berfungsi untuk menghilangkan zat

    Besi atau Mangan yang belum teroksidasi di dalam tangki

    reaktor sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat Besi dan Mangan ini

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    15/25

    11

    harus dihilangkan terlebih dahulu karena dapat menimbulkan

    kerak (scale) di dalam membran Osmosis Balik (Said, 2003).

    Media terdiri dari batu kerikil kasar, kerikil halus, pasir silika

    kasar, pasir silika halus, dan mangan zeolit (Widayat, 2007).

    Gambar 3.0 Susunan Media Saringan Mangan Zeolit

    Sumber: Widayat (2007)

    d. Saringan Karbon Aktif

    Saringan karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan warna

    senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat

    penyumbatan membranReverse Osmosis(Said, 2003).

    Gambar 3.1 Susunan Media dalam Karbon Aktif

    Sumber: Widayat (2007)

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    16/25

    12

    e. Cartridge Filter

    Cartridge Filterini berukuran 0,1 m untuk menyaring partikel

    (Said, 2003).

    2.

    Unit Reverse Osmosis

    Unit pengolahan pendahuluan diatas belum dapat

    menghilangkan kadar garam yang ada di air laut sehingga

    dilanjutkan dengan pengolahan lanjutan.UnitReverse Osmosis ini

    merupakan pengolahan lanjutan yaitu proses penyaringan dengan

    menggunakan membran. Air laut yang telah memenuhi persyaratan

    sebagai air baku dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam

    membran Reverse Osmosis dengan menggunakan pompa tekanan

    tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat

    anti biofouling(Said, 2008). Dalam Reverse Osmosis terdapat dua

    pipa keluaran, yaitu pipa keluaran untuk air tawar sebagai produk

    dan pipa keluaran untuk air garam yang telah dipekatkan sebagai

    buangan. Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki penampung

    sambil dibubuhi dengan chlorin dengan konsentrasi tertentu agar

    tidak terkontaminasi kembali oleh mikroba, sedangkan air

    garamnya dibuang lagi ke laut. Chlorin dibubuhkan pada tahap

    terakhir, setelah keluar dari membran RO karena membran RO

    tidak tahan terhadap paparan chlorin secara terus menerus. Apabila

    diberikan sebelum masuk ke membran RO dapat merusak membran

    RO tersebut.

    Proses penyaringan yang terjadi pada membran Reverse

    Osmosis ini adalah skala molekul, dimana partikel yang memilikimolekul lebih besar dari molekul air, seperti garam, akan terpisah

    dan ikut ke dalam air buangan (Widayat, 2007).

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    17/25

    13

    Gambar 3.2 Skema ProsesReverse Osmosis

    Sumber: BPPT

    Dari gambar diatas, dapat diketahui proses Reverse Osmosis

    dimulai dari air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor, sambil

    diinjeksi larutan KMnO4. Dari tangki reaktor, air dialirkan ke

    saringan pasir cepat agar senyawa Besi atau Mangan yang telah

    teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (TSS) yang berupa partikel

    halus, plankton dan lainnya dapat disaring. Air yang keluar dari

    saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit lalu ke

    filter penghilangan warna dan selanjutnya menuju filter cartridge.

    Masuk ke pengolahan lanjutan, air dialirkan ke unit Reverse

    Osmosis dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil

    diinjeksi dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat anti biofouling.

    Air yang keluar dari modul membran Reverse Osmosisberupa air

    tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan.

    2.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Sistem Reverse Osmosis

    1. Keunggulan Sistem Reverse Osmosis

    Keunggulan sistemReverse Osmosis:

    a. Kosumsi energi yang sangat rendah. Untuk instalasi dengan

    kapasitas kecil yaitu konsumsi energi yang kira-kira 8-9 kwh/T

    untuk air aut yang mempunyai 35.000 ppm TDS dan kira-kira 9

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    18/25

    14

    -11 kwh/T untuk air laut yang mempunyai 42,000 ppm TDS

    (Said, 2003).

    b.

    Pengoperasian dilakukan pada suhu kamar, tanpa instalasi

    penambah uap serta pengoperasian alat mudah (Said, 2003).

    c. Dapat mengurangi dan menghilangkan kandungan garam, zat-

    zat terlarut seperti mangan dan besi sehingga dapat menjadi air

    bersih sebagai sumber air minum.

    2. Kelemahan Sistem Reverse Osmosis

    Kelemahan sistemReverse Osmosis:

    a. Sering terjadi penyumbatan (fouling/clogging) karena bahan-

    bahan tertentu pada permukaan membran. Membran berkerak

    karena pengendapan garam terlarut dalam air yang konsentrasi

    airnya cukup pekat dan batas kelarutan terlampaui.

    b. Perawatannya lebih mahal dibandingkan dengan pengolahan

    secara konvensional.

    c. Operasi Reverse Osmosis membutuhkan material dan alat

    dengan kualitas standar yang tinggi, serta terdapat kemungkinan

    terjadi pertumbuhan bakteri pada membran itu sendiri.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    19/25

    15

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Aplikasi Desalinasi Air Laut dengan Sistem Reverse Osmosis di Desa

    Tarupa Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Selayar

    3.1.1Gambaran Umum Desa Tarupa Kecamatan Taka Bonerate

    Kabupaten Selayar Pulau Selayar

    Pulau selayar merupakan salah satu kabupaten diantara 23

    kabupaten/kota di Propinsi Sulawesi Selatan. Selayar Sebagai

    kabupeten maritim memiliki wilayah daratan seluas 1.188,28 km2

    (5,23%), wilayah laut 21.138,41 km2 (94,68%), dan jumlah pulau-

    pulau besar dan kecil sebanyak 126 buah. Pulai ini secara umum

    mempunyai permasalahan dalam pengadaan air tawar, dimana

    pemenuhan air bersih (tawar) pada umumnya mengandalkan air hujan

    atau mengambil daridaerah lain.

    Desa Tarupa terletak di salah satu pulau di kecamatan Taka

    Bonerate, Kabupaten Selayar yang berpenduduk sekitar 2.000 jiwa,

    tergolong desa tertinggal. Daerah ini sangat datar dan hanya

    mempunyai perbedaan ketinggian sangat kecil dengan permukaan laut,

    sehingga daerah ini didominasi rawa-rawa dan sangat terpengaruh

    pasang surut air laut. Sumber air utama penduduk Desa Tarupa pada

    waktu musim penghujan adalah menampung air hujan dan pada waktu

    musim kemarau kebutuhan air dipenuhi dari daerah lain yang diangkut

    dengan kapal-kapal nelayan.

    Upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah setempat

    terhambat oleh keterbatasan dana dan kualitas sumber daya manusia.

    Suplai air bersih ke lokasi mengalami banyak hambatan, misalnya

    cuaca dan waktu tempuh yang lama karena hanya dapat ditempuh

    dengan jalur laut.

    Pada kondisi kemarau panjang dan adanya intrusi air laut, kualitas

    air tanah dangkal menurun, sehingga air menjadi asin karena tingginya

    kadar garam. Pada kondisi semacam ini kadar garam (Total Dissolved

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    20/25

    16

    Solid) mencapai lebih dari 12.000 ppm. Oleh karena itu, wilayah

    tersebut sangat memerlukan instalasi pengolahan air (IPA) yang mampu

    untuk mengolah air asin menjadi air tawar.

    Salah satu cara yang memungkinkan untuk pemenuhan air bersih,

    khususnya air minum adalah pembangunan unit instalasi pengolahan air

    yang sesuai dengan kondisi air baku. Berdasarkan data kualitas air

    baku, proses yang harus diterapkan meliputi oksidasi, filtrasi dan

    desalinasi air asin dengan sistem Reverse Osmosis (Osmosis Balik).

    Instalasi pengolahan air asin dengan sistemReverse Osmosisdirancang

    sesuai dengan tingkat sosial ekonomi serta kebutuhan air minum

    masyarakat setempat.

    3.1.2Proses Desalinasi Air Laut dengan Sistem Reverse Osmosisdi Desa

    Tarupa Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Selayar

    Proses pengolahan air minum dengan sistem Reverse Osmosis terdiri

    dari dua bagian yaitu unit pengolahan pendahuluan untuk memenuhi

    standar kualitas air baku yang akan diolah pada unit Reverse Osmosis

    dan pengolahan lanjut untuk penghilangan garam.

    1.

    Unit pengolahan pendahuluan (Pre-treatment)

    Pengolahan pendahuluan terdiri dari unit proses oksidasi dan

    filtrasi. Proses oksidasi menggunakan bahan oksidator KMnO4

    sedangkan proses filtrasi menggunakan saringan pasir cepat (rapid

    sand filter), saringan mangan zaolit, saringan karbon aktif dan

    cartridge filter (Widayat, 2007).

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    21/25

    17

    Gambar 3.3 UnitPre-Treatment

    Sumber: Widayat (2007)

    2. Unit Reverse Osmosis

    Unit Reverse Osmosis ini merupakan pengolahan lanjutan yaitu

    proses penyaringan dengan menggunakan membran. Air laut yang

    telah memenuhi persyaratan sebagai air baku dipompa dengan

    tekanan tinggi ke dalam membran Reverse Osmosis dengan

    menggunakan pompa tekanan tinggi sambil diinjeksi dengan zat

    anti kerak (antiskalant) dan zat anti biofouling(Said, 2008). Dalam

    Reverse Osmosis terdapat dua pipa keluaran, yaitu pipa keluaran

    untuk air tawar sebagai produk dan pipa keluaran untuk air garam

    yang telah dipekatkan sebagai buangan. Selanjutnya air tawarnya

    dipompa ke tangki penampung sambil dibubuhi dengan chlorin

    dengan konsentrasi tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh

    mikroba, sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    22/25

    18

    Gambar 3.4 UnitReverse Osmosis

    Sumber: Widayat (2007)

    3.1.3Hasil Desalinasi Air Laut dengan Sistem Reverse Osmosisdi Desa

    Tarupa Kecamatan Taka Bonerate Kabupaten Selayar

    Aplikasi teknologi pengolahan air asin menjadi air siap minum

    dengan sistem Reverse Osmosis ini mampu memproduksi air siap

    minum 10 m3 per hari (8 jam pengoprerasian/hari). Manfaat secara

    langsung aplikasi teknologi pengolahan air asin sistemReverse Osmosis

    terhadap masyarakat setempat adalah memperoleh air minum yang

    sehat dan memenuhi persyaratan sebagai air minum.

    Berikut merupakan perbandingan antara standar air bersih dengan

    hasil sistem reverse osmosisdi Pulau Selayar.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    23/25

    19

    Tabel 3.1 Perbandingan antara Standar Air Bersih dengan Air Hasil

    SistemReverse Osmosisdi Pulau Selayar

    Manfaat secara tidak langsung penerapan aplikasi teknologi

    pengolahan air asin sistem Reverse Osmosisini adalah merupakan unit

    percontohan penerapan teknologi tinggi yang dikemas sangat sederhana

    sehingga dapat dan mudah diterapkan pada daerah lain.

    Manfaat secara umum adalah adanya peningkatan taraf kehidupan

    masyarakat, karena dengan mengkonsumsi air yang sehat dan bersih

    berarti masyarakat juga terhindar dari kemungkinan menderita sakit

    (muntaber, disentri atau thypus) dan dengan demikian kesejahteraan

    masyarakat juga semakin meningkat.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    24/25

    20

    BAB IV

    PENUTUP

    Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang paling penting bagi

    kelangsungan hidup dan kualitas hidup manusia. Namun tidak semua daerah

    mempunyai sumber daya air yang baik. Wilayah pesisir pantai dan pulau-pulau

    kecil di tengah lautan lepas merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan

    sumber air bersih. Sumber daya air yang terdapat di daerah tersebut umumnya

    berkualitas buruk, misalnya air tanahnya yang payau atau asin.

    Untuk itu diperlukan suatu alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih dan

    air minum yang berkualitas dan tidak membahayakan masyarakat. Salah satu cara

    pengolahan air laut untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum yang

    berkualitas adalah dengan proses desalinasi. Salah satu sistem pada proses

    desalinasi adalah sistem Reverse Osmosis. Osmosis merupakan peristiwa

    bergeraknya air dari larutan yang memiliki konsentrasi lebih rendah menuju

    larutan yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi melalui membran semi

    permeabel sampai tercapainya skeseimbangan (Yusuf, 2009).

    Pada sistemReverse Osmosisterdiri dari dua bagian yaitu unit pengolahan

    pendahuluan untuk memenuhi standar kualitas air baku yang akan diolah pada

    unitReverse Osmosisdan pengolahan lanjut untuk penghilangan garam.

    Salah satu wilayah yang telah mengaplikasikan sistem Reverse Osmosis

    ini adalah Desa Tarupa, Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Selayar. Sistem

    Reverse Osmosis ini mampu memproduksi air siap minum 10 m3 per hari.

    Sehingga masyarakat setempat dapat memperoleh air minum yang sehat serta

    adanya peningkatan taraf kehidupan masyarakat, karena terhindar dari

    kemungkinan menderita sakit (muntaber, disentri atau thypus) dan dengan

    demikian kesejahteraan masyarakat juga semakin meningkat.

  • 7/25/2019 12_Air Laut_RO

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP]. (2009). Kelautan dan Perikanan

    dalam Angka 2009. Jakarta: Pusat Data Statistik dan Informasi Kelautan

    dan Perikanan.

    Nybakken, W.J. (1992) Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia

    Pustaka Utama: Jakarta.

    Said, Nusa Idaman. (2003) APLIKASI TEKNOLOGI OSMOSIS BALIK

    UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM DI KAWASAN

    PESISIR ATAU PULAU TERPENCIL dalam Jurnal TeknologiLingkungan. P3TL-BPPT, 4 (2), hal. 15-34. Jakarta: BPPT.

    Said, Nusa Idaman. (2008) TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR MINUM: Teori

    dan Pengalaman Praktis. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan

    Teknologi.

    Undang-Undang RI Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

    Undang-Undang RI Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.

    Wibisono, M.S. (2004) Pengantar Ilmu Kelautan. PPPT MGB LEGIMAS.

    Widayat, (2007) APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR ASIN DESA

    TARUPA KECAMATAN TAKA BONERATE KABUPATEN SELAYAR

    dalamJAI Vol. 3, No. 1, hal. 81-95. Jakarta: BPPT.

    Yusuf, Etikasari, Tuhu Agung Rachmanto dan Rudi Laksmono. 2009.

    PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH DENGAN

    MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS dalam Jurnal

    Ilmiah Teknik Lingkungan Vol. 1 No. 1 hal. 6-15. Surabaya: Universitas

    Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.