__1__pertama_penyiapan udara tekan.pdf
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
1/22
BAB 1
PENYIAPAN UDARA MAMPAT
Pada bab ini akan dijelaskan tentang penyediaan udara mampat, perlakuan serta
pengendaliannya sebelum didistribusikan ke komponen pneumatik. Istilah udara mampat
atau udara kompresi dipakai untuk menunjukkan kondisi udara dengan tekanan di atas
tekanan atmosfir yang dihasilkan oleh kompresor dan dapat dimanfaatkan untukmelakukan kerja. Pokok bahasan yang dicakup dalam bab ini meliputi:
1. Pendahuluan, membahas mengenai keadaan udara yang terdapat di alam bebas dan
penjelasan beberapa istilah dalam pneumatik yang sering digunakan,
2. Pengkompresian udara, membahas tentang proses pembangkitan udara mampat
dan jenis-jenis kompresor beserta prinsip kerjanya,
3. Pengendalian kapasitas, membahas metode yang digunakan untuk mengendalikan
kinerja kompresor agar sesuai dengan karakter tangki penampung dan kebutuhan
pasokan udara mampat ke sistem penumatik,
4. Perlakuan udara mampat, membahas proses perlakuan udara mampat yang
diperlukan sebelum dialirkan ke komponen pneumatik.
1.1. PENDAHULUAN
Pemahaman tentang udara bebas sangat diperlukan mengingat eratnya kaitan
antara udara bebas dan proses pengkompresiannya menjadi udara mampat. Udara bebas
didefinisikan sebagai kondisi udara atmosfir pada lokasi dan waktu tertentu. Yang harus
dicermati adalah bahwa tekanan dan kelembaban udara bisa bervariasi berdasarkan letak
geografis suatu daerah dan waktu yang berbeda. Dengan kata lain, udara bebas bukanlah
udara pada kondisi standar. Akibat dari kondisi udara bebas yang tidak seragam dan agar
komponen pneumatik nantinya dapat dikalibrasi maka diperlukan standarisasi. Terdapat
dua standar pengukuran udara bebas yang umum diterapkan dalam rekayasa, yakni
Standar Internasional yang mengadopsi European Standarddan Standar Inggris atau
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
2/22
Imperial Standar.Standar Internasional menggunakan satuan ukuran metris(metric unit)
sedangkan Standar Inggris menggunakan satuan ukuran british (british unit). Standar
Internasional untuk udara bebas didasarkan pada kondisi tekanan 101,3 kPa absolut dan
suhu 0OC, sedangkan Standar Inggris didasarkan pada tekanan 14,7 psi absolut dan suhu
15.60C.
Udara bebas pada kondisi standar berguna untuk mengukur dan membandingkan
aliran udara yang dihasilkan kompresor. Dengan demikian, jika kompresor dipasang
pada lingkungan yang memiliki tekanan dan suhu yang berbeda dari standar di atas,
maka nilai aliran udaranya akan berubah dari spesifikasi standar yang dicantumkan oleh
pabrikannya.
Kompresor selalu diukur dari aliran udar keluarannya berdasarkan laju aliran
udara bebas yang diambil secara langsung dari atmosfir melalui saluran masuk (hisap).
Sebagai misal, jika kompresor memiliki laju keluaran 4 m3/min FAD (free air delivery)
berarti setiap beroperasi selama satu menit kompresor tersebut akan menarik udara bebas
dari atmosfir dan memindahkannya ke dalam tangki sebanyak 4 m3melalui saluran
masuk (intake). Volume ini setara dengan udara yang terdapat dalam bak dengan ukuran
panjang 2 m dan lebar 2 m dengan kedalaman 1 m. Namun demikian, volume keluaran
kompresor akan jauh lebih kecil karena udara telah dikompres (dimampatkan) ke dalam
wadah dengan volume yang lebih kecil tetapi memiliki tekanan yang lebih besar.
Ilustrasi pada Gambar 1.1 menjelaskan konsep udara bebas ini.
2
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
3/22
Gambar 1.1. Konsep udara bebas. Penilaian aktuator atau piranti pneumatikdinyatakan
dengan udara bebas (F.A.D) bukanudara mampat (kompresi).
Dalam penerapannya sebagai sumber tenaga bagi komponen pneumatik, udara
mampat dikendalikan dalam hal laju aliran dan tekanan kerjanya. Laju aliran berkaitan
dengan kecepatan gerak aktuator (silinder atau motor pneumatik) sedangkan tekanan
kerja berhubungan dengan beban yang ditanggung aktuator. Untuk standar SI, satuan
aliran udara dinyatakan dalam m3/s. Namun demikian satuan ini jarang dipakai pada
kompresor dan komponen pneumatik karena akan terdapat suatu bilangan yang kecil.
Sebagian besar sistem pneumatik menggunakan satuan liter/menit untuk menyatakan
laju aliran udara.
Tekanan atmosfir sebesar 101 kPa absolut dipakai untuk mengkonversikan
tekanan terukur (guage pressure) ke tekanan absolut. Hubungan antar kedua tekanan ini
dijelaskan pada Gambar 1.2. Pengukur tekanan yang digunakan pada sistem pneumatik
dikalibrasi ke dalam tekanan terukur. Jika alat ukur dikalibrasi ke kPa A, maka piranti
ini mampu mengukur tekanan hingga dibawah tekanan atmosfir atau tekanan vakum
(huruf A dipakai untuk menyingkat kalibrasi tekanan absolut). Tetapi, jika hanya
dikalibrasi ke kPa, maka tekanan yang terukur menunjukkan tekanan udara diatas
tekanan atmosfir. Dalam buku ini, yang dimaksud tekanan udara (P) adalah tekanan
terukur (guage) dengan satuan kPa, kecuali jika disebutkan dengan satuan lainnya.
Gambar 1.2. Beberapa metode untuk mengungkapkan tekanan udara. Tekananatmosir (Patm) adala! tekanan absolut (Pa) dikurangi tekanan terukur (PG).
3
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
4/22
2. PENGKOMPRESIAN UDARA
2.1. Karakteristik Udara
Sebelum membahas proses pengkompresian udara, secara singkat akan
dijelaskan terlebih dahulu karakteristik udara. Secara fisik, udara merupakan campuran
gas dengan komposisi 78% nitrogen, 21% oksigen dan sisanya terdiri dari gas karbon
dioksida, argon, hidrogen, neon, helium, kripton dan xenon. Udara juga
mengandungkontaminan lain berupa debu dan uap air. Kohesi atau gaya tarik antar
molekul udara sangat kecil sehingga udara tidak memiliki bentuk yang pasti.
Untuk menganalisa perilaku udara dengan kondisi suhu, tekanan dan volume
yang berubah biasanya udara diperlakukan sebagai gas ideal, artinya udar tidak dianggap
sebagai campuran dari bermacam-macam gas. Dengan asumsi ini maka Hukum Boyle-
Marriotes dan Hukum Gay-Lussac berlaku untuk udara.
Hukum Boyle-Marriotes. Udara dapat dikompresi atau dimampatkan dan udara
selalu berusaha untuk mengembang. Pada suhu konstan, volume dari suatu massa gas
berbanding terbalik dengan tekanan absolut; atau perkalian antara tekanan absolut dan
volume suatu gas dengan massa tertentu adalah konstan. Gambar 1.3 mengilustrasikan
Hukum Boyle-Marriotes. Gaya F sebanding dengan tekanan P dan berbanding terbalik
dengan volume V.
Gambar 1.". #ubungan antara $olume dan tekanan udara. Tekanan udara (P) akanmeningkat %ika $olume ruang (&) yang ditempatinya berkurang. Gaya (F) yangdiperlukan untuk mengkompresikan udara sebanding dengan tekanan yang
di!asilkan.
4
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
5/22
p1 V1= p2 V2= p3V3= konstan (1.1)
Contoh berikut ini merupakan salah satu penerapan Hukum Boyle-Marriotes:
Udara pada tekanan atmosfir dimampatkan oleh kompresor hingga volumenya tinggal
10% dari volume awal. Dengan menganggap selama kompresi tidak terjadi perubahan
suhu, berapa tekanan udara yang terukur?
p1 V1= p2 V2 atau
p2=p1
V1
V2
denganV
1
V2
=100
10=10
p1= patm = tekanan atmosfir = 101 kPa 1 bar
sehingga didapat,
p2= 101 . 10 = 1010 kPa 10 bar
Dengan demikian tekanan uara terukur sebesar [10 bar 1 bar] = 9 bar. Hal ini
berarti bahwa kompresor yang menghasilkan udara mampat 9 bar harus memiliki
perbandingan kompresi 10:1.
Hukum Gay-Lussac. Pada tekanan konstan, udara akan mengembang sebesar1/273 dari volume awal jika terjadi kenaikan suhu sebesar 1oC (1 K). Merujuk pada
Hukum Gay-Lussac, volume yang dimiliki oleh suatu massa gas sebanding dengan suhu
absolutnya selama tekanan tidak berubah. Secara matematis Hukum Gay-Lussac
dinyatakan dengan persamaan:
V1
V2
=
T1
T2
atau V2=V
1
T2
T1
(1.2)
dengan, V1= volume gas pada suhu T1, m3
V2= volume gas pada suhu T2, m3
T1dan T2= suhu absolut gas, K
Perubahan volume sebesar V dihitung dengan penurunan rumus sebagai berikut:
V=V2V
1=V
1
T2T
1
T1
(1.3)
Sehingga volume gas pada suhu T2dipeloleh dengan menerapkan rumus berikut ini:
5
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
6/22
V2=V
1V=V
1
V1
T1
T2T1 (1.4)
Perlu diperhatikan bahwa rumus diatas hanya berlaku untuk suhu absolut dalam satuan
derajat Kelvin atau derajat Rakine. Sehingga, suhu gas yang dinyatakan dalam satuan
celcius ataufahrenheitperlu dikonversikan terlebih dahulu ke suhu absolutnya masing-
masing. Tabel 1.1 berikut memperlihatkan faktor konversi untuk pembacaan skala suhu.
Sebagai contoh: Udara pada suhu 25oC memiliki volume sebesar 50 liter. Udara ini
kemudian dipanaskan hingga hingga suhunya mencapai 50oC. Berapa volume udara
setelah dipanaskan?
Dengan menerapkan rumus (1.4) diperoleh volume udara setelah dipanaskan,
tetapi suhu dalam skala celcius harus dikonversi terlebih dahulu ke satuan kelvin.
T1= 25oC = (273,16 + 25)K = 298,16 K
T2= 50oC = (273,16 + 50)K = 323,16 K
V1= 50'
V2=50 50
298,16 K323,16 K298,16 K
V2= 54,2'
Jika volume udara dipertahankan konstan selama kenaikan suhu, maka akan
terjadi kenaikan tekanan udara yang sebanding dengan kenaikan suhu. Perubahan
karakter udara ketika terjadi perubahan suhu, tekanan dan/atau volume akan mengikuti
persamaan gas umum berikut ini.
p1V
1
T1
=p
2V
2
T2
=konstan (1.5)
2.2. Proses Pengkompresian Udara
Kapanpun udara dikompresi maka suhunya akan naik. Sebagai contoh, kenaikan
suhu yang dialami oleh ban sepeda ketika dipompa dapat dirasakan pada katup ban
(pentil). Kenaikan suhu ini disebabkan oleh kecepatan rata-rata molekul udara yang
meningkat yang menabrak dinding pembatas kompresi (ban). Mekanika ini akan
mengubah energi kinetik yang dimiliki oleh udara berpindah menjadi energi panas pada
ban. Pada sebuah kompresor udara, jika kenaikan suhu ini tidak bisa dikendalikan oleh
6
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
7/22
suatu mekanisme pendingin maka akan menyebabkan proses kompresi yang sangat tidak
efektif, atau terjadi keausan yang lebih buruk dan akhirnya mempercepat kerusakan
kompresor. Akibat lainnya, udara mampat yang keluar dari kompresor bisa menjadi
terlalu panas untuk digunakan.
Secara teoritis, udara dapat dikompresi dengan beberapa proses, antara lain
kompresi adiabatik, isothermal dan polytropik. Definisi dari ketiga proses tersebut
dijelaskan berikut ini.
Kompresi adiabatik adalah proses pengkompresian udara dengan kondisi udara
tekan tetap mempertahankan volumenya meskipun terjadi penambahan energi panas.
Dengan kata lain, proses ini menjaga volume agar tidak berubah selama proses
meskipun suhunya naik. Proses ini sangat teoritis serta akan membutuhkan isolasi atau
penyekat udara mampat yang sangat sempurna, sehingga memerlukan daya operasional
yang tinggi. Kenaikan daya ini merupakan konsekwensi langsung dari udara yang
mengembang akibat panas yang dibangkitkan selama proses kompresi. Proses adiabatik
mengharuskan elemen kompresor tidak hanya menurunkan volume udara atmosfir saja,
tetapi juga harus mengkompresi penambahan volume udara yang diakibatkan dari
kenaikan suhu.
Kompresi isothermal adalah proses kompresi yang membuang semua panas
tambahan yang muncul selama proses kompresi sehingga udara kompresi dipertahankan
pada suhu konstan. Proses ini memerlukan piranti pendingin yang sempurna untuk
sesegera mungkin membuang panas yang muncul selama kompresi. Daya yang
dibutuhkan untuk kompresi isothermal hanya sekitar 40% dari daya kompresi adiabatik.
Hal ini yang membuat desainer kompresor bekerja keras untuk merancang kompresor
yang dapat memampatkan udara sedekat mungkin dengan proses isothermal.
Kompresi polytropik dapat dianggap sebagai proses kompresi yang terletak
diantara kompresi adiabatik dan isothermal. Kompresi ini lebih praktis dan dalam
kenyataannya memang proses ini yang paling mungkin dibuat secara komersial.
Gambar 1.4 menunjukkan kurva kinerja teoritis dari proses adiabatik, isothermal
dan polytropic untuk kompresor torak (piston). Luasan daerah di bawah kurva dan
dibatasi oleh titik A, B, C dan D menunjukkan kerja yang diperlukan untuk setiap proseskompresi.
7
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
8/22
Gambar 1.. Kur$a teoritis pengkompresian udara dengan kompresor torak.
2.3. Kompresor
Kompresor yang bermanfaat untuk membantu kerja manusia memiliki jenis,
desain dan ukuran yang sangat banyak. Mulai dari kompresor yang sederhana seperti
yang dipakai untuk memompa ban mobil, hingga kompresor yang canggih dan besar
seperti yang terdapat pada industri manufaktur dan pertambangan. Udara mampat
digunakan pada kondisi kerja yang berbeda-beda, sehingga untuk memenuhi hal tersebut
dan agar tetap memampatkan udara secara efisien maka diperlukan kompresor dengan
jenis dan ukuran yang berbeda untuk setiap kondisi.
Pada dasarnya terdapat dua prinsip kompresor, yakni kompresor langkah positif
dan kompresor dinamis. Pembahasan dalam buku ini akan menekankan pada kompresor
langkah positif karena kompresor jenis ini paling banyak dipakai. Sementara kompresor
dinamis akan dibahas secara singkat.
Kompresor langkah positif memampatkan udara atmosfir dengan menjebak udara
pada satu ruang tertutup kemudian menaikkan tekanannya dengan cara mengurangi
volume ruang. Kompresor dinamis mengkompresi udara atmosfir dengan mengalirkan
udara secara terus menerus dengan kecepatan tinggi melalui piranti yang berputar.
8
A1B*D +sot!ermalA2B*D PolitropikA"B*D Adiabatik
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
9/22
Gambar 1.5 menunjukkan beberapa tipe kompresor yang bekerja dengan prinsip langkah
positif dan dinamis.
Tipe Kompresor
Kompresor KompresorDinamis ,angka! Positi
Bolakbalik -otari
Aksial -adial Torak Diaragma &ane
/re0
Gambar 1.. enis%enis kompresor yang umum dipakai untuk meng!asilkan udaramampat.
Untuk mendapatkan efisiensi yang lebih bagus, sebagian besar kompresor
dirancang memampatkan udara dalam beberapa tahap atau bertingkat. Dengan metode
ini, dua atau lebih elemen kompresi diperlukan untuk menaikkan tekanan udara hingga
mencapai tekanan kerja yang diinginkan. Pendinginan udara antar tahap diperlukan
untuk menurunkan suhu udara yang keluar dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Pendingin ini menyebabkan penurunan volume udara mampat dan secara langsung juga
akan mengurangi daya yang diperlukan untuk pengkompresian. Dengan demikian,
pendinginan yang dipasangkan pada kompresor bertingkat merupakan langkah untuk
mengidealkan pengkompresian udara agar mengikuti proses isothermal.
Kompresor Torak (Piston)
Kompresor torak merupakan jenis kompresor yang paling biasa dipakai dalam
industri dan kompresor ini tersedian dalam berbagai jenis dan ukuran. Kompresor ini
cukup handal dalam hal kapasitas volume dan tingkat tekanan udara yang dihasilkan.
Kompresor torak dapat memampatkan udara sampai 12 bar dalam satu tahap dan hingga
mencapai140 bar dalam pengkompresian bertahap serta mampu mengalirkan udara
hingga 600 m3/min F.A.D.
9
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
10/22
Gambar 1.3. Prinsip ker%a kompresor torak (piston)
Namun demikian, kompresor torak cenderung berisik dan menimbulkan getaran
sehingga untuk alasan ini kompresor torak kebanyakan dipasang secara permanen. Jika
dibandingkan dengan kompresor jenis rotari, maka kompresor torak jauh lebih bising
dan lebih bergetar. Dengan perkembangan bahan peredam untuk stuktur, desain
kompresor torak yang mutakhir telah berhasil menurunkan tingkat kebisingan dan
getarannya, meskipun tidak bisa sehalus kompresor rotari.
Operasional kompresor torak diilustrasikan pada Gambar 1.6. Saat langkah hisap,
torak (piston) yang bergerak ke bawah akan menghasilkan kevakuman sehingga udara
terdorong ke ruang kompresi melewati katup hisap. Katup ini akan terbuka secara
otomatis akibat perbedaan tekanan antara udara luar dan ruang kompresi yang telah
vakum. Ketika piston telah sampai pada titik mati bawah dan mulai bergerak naik, udara
yang terjebak dalam ruang kompresi menyebabkan ketidakseimbangan tekanan udara di
atas dan di bawah katup hisap, sehingga katup ini akan menutup dan pemampatan udara
di ruang kompresi mulai terjadi. Pada saat tekanan udara pada ruang kompresi telah
meningkat hingga tekanan tertentu yang dapat mendorong katup lepas (buang), maka
udara kompresi akan dialirkan keluar dari ruang kompresi. Katup hisap dan katup buang
10
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
11/22
biasanya dibebani dengan pegas agar dapat membuka dan menutup secara otomatis
berdasarkan perbedaaan tekanan udara yang bekerja pada permukaan katup. Setelah
piston mencapai titik mati atas dan mulai bergerak ke bawah lagi, maka katup buang
akan tertutup dan siklus kompresi berulang kembali.
Gambar 1.4. Kompresor torak aksi ganda
Beberapa kompresor torak bekerja dengan aksi ganda, yakni pengkompresian
terjadi dalam langkah hisap dan langkah buang, seperti yang ditunjukkan Gambar 1.7.
Kompresor ini memerlukan crossheaduntuk menghubungkan lengan engkol dan lengan
piston. Katup hisap dan katup buang dipasang pada ujung silinder bagian atas dan bawah
sehingga piston membagi ruangan dalam silinder menjadi dua ruang kompresi. Ketika
piston bergerak ke atas, udara yang berada di bagian atas silinder akan dimampatkan
sedangkan ruang di bagian bawah silinder akan menghisap udara atmosfir. Kemudian
ketika piston bergerak ke bawah, udara yang berada di bagian bawah silinder akan
terkompresi dan ruang di bagian atas silinder akan menghisap udara atmosfir.
Kompresor aksi ganda memiliki efisiensi yang lebih tinggi dan mampu menghasilkan
udara tekan lebih cepat dari pada kompresor torak lainnya.
11
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
12/22
Sebagian besar kompresor torak dengan kapasitas diatas 3 m3/menit F.A.D
memakai dua tingkat pengkompresian atau lebih (multi-stage compressor), tetapi yang
paling umum adalah jenis dua tingkat seperti pada Gambar 1.8. Kompresor jenis ini
memiliki satu ruang kompresi untuk setiap tingkat kompresi sedangkan kedua piston
digerakkan oleh satu penggerak yang sama.
Gambar 1.5. Konstruksi kompresor torak dua tingkat
Tingkat pertama (tingkat tekanan rendah) memiliki diameter piston lebih besar
dan mengambil udara langsung dari atmosfir kemudian menaikkan tekanan udara hingga
pada porsi tekanan tertentu dari total tekanan udara yang dihasilkan kompesor. Jika
tekanan udara keluaran diinginkan 700 kPa, tingkat kompresi pertama menghasilkan
kenaikan tekanan udara hingga sekitar 500 kPa. Piston pada tingkat pertama
memampatkan udara ke penukar panas (intercooler). Ketika melalui intercooler, suhu
dan volume udara akan menurun. Kapanpun udara dapat didinginkan ketika dikompresi
maka akan diperoleh penghematan tenaga akibat dari penurunan volume dan suhu.
Dalam intercoolerjuga dimungkinkan terjadi pengembunan uap air dalam udara.
Setelah meninggalkan intercooler, udara dialirkan ke ruang tekanan tingkat
kedua yang memiliki ukuran diameter piston lebih kecil. Piston tingkat tekanan kedua
memampatkan udara hingga mencapai tekanan udara akhir. Jika dibutuhkan tekanan
12
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
13/22
udara yang sangat tinggi maka perlu digunakan kompresor dengan tingkat kompresi
lebih dari dua.
Perhitungan berikut ini merupakan sebuah contoh penerapan hukum-hukum gas
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kompresor
bertingkat. Sebuah kompresor dua tingkat dengan kapasitas 0,20 m3/menit F.A.D
menghisap udara atmosfir pada tekanan 101 kPa absolut dan suhu 25oC. Kompresi
tingkat pertama mengalirkan udara mampat dengan suhu 120oC dan tekanan 500 kPa.
Pada saat melewati intercooler, udara didinginkan hingga suhu 50oC dan tekanannya
menurun menjadi 450 kPa. Udara kemudian mengalir ke ruang kompresi berikutnya
yang harus memampatkan udara hingga mencapai tekanan akhir 700 kPa. Dengan
mengasumsikan efisiensi kompresor 100%, hitung penurunan volume udara aktual
setelah melewati intercooler dalam m3/menit dan persen !
Kondisi pada saluran udara masuk dan keluar dari kompresor tingkat pertama
setelah satu menit beroperasi adalah sebagai berikut:
Pada saluran masuk: Pada saluran keluar:
p1= 101 kPa A p2= 500 + 101 = 601 kPa A
V1= 0,20 m3
V2= ?T1= 25 + 273 = 298 K (25
oC) T2= 120 + 273 = 393 K
Dengan mencari nilai V2dapat diketahui penurunan volume udara setelah melewati
kompresi tingkat pertama.
V2=
p1V
1T
2
p2T
1
V2=
101. 0,20 . 393
601. 298=0,044 m
3
Kondisi pada saat udara masuk saluran intercooler dan keluar meninggalkannya
adalah sebagai berikut;
Pada saluran masuk: Pada saluran keluar:
p2= 601 kPa A p3= 450 + 101 = 551 kPa A
V2= 0,044 m3 V3= ?
T2= 393 K (120oC) T3= 50 + 273 = 323 K
Dengan mencari nilai V3dapat diketahui volume udara setelah melewati intercooler.
13
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
14/22
V3=
p2V
2T
3
p3T
2
V3=601.0,044.323551.393=0,039 m3
Penurunan volume per menit sebesar (0,044 0,039) = 0,005 m3/menit
Persentase penurunan volume sebesar,
0,005
0,044x 100=11, 4
Contoh perhitungan di atas menunjukkan bahwa penurunan volume cukup
signifikan (11,4%) tetapi jika semua faktor praktis dan efisiensi dilibatkan dalam
perhitungan akan didapat penghematan daya hingga 15% dibandingkan dengan
kompresor satu tingkat tekanan. Kurva kompresi teoritis untuk kompresor dua tingkat
ditunjukkan pada Gambar 1.9. Dari kurva ini terlihat peningkatan tekanan sebagai akibat
langsung dari penurunan volume untuk setiap tahap kompresi, sehingga daerah yang
diarsir mewakili penghematan kerja (tekanan volume).
Gambar 1.6. Kur$a teoritis yang menun%ukkan peng!ematan ker%a ole! kompresordua tingkat.
Pada pengoperasian kompresor torak, oli yang digunakan untuk melumasi katup,
bantalan, crankshaftdan bagian lain yang bergesekan sering kali tercampur ke dalam
udara mampat. Kontaminasi oli dalam udara mampat sangat tidak ditolelir untuk
diterapkan pada industri makanan dan obat-obatan serta aplikasi di rumah sakit. Untuk
14
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
15/22
mengatasi hal ini, komponen kompresor yang saling bergesekan dibuat dari bahan yang
tahan aus seperti teflon dan grafit. Penggunaan bahan tersebut tidak memerlukan
pelumasan oli lagi sehingga udara mampat yang dihasilkan oleh kompresor terbebas dari
kontaminasi oli.
Model kompresor lain yang dapat mengisolasi oli dari udara mampat adalah
kompresor diafragma, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.10. Diafragma dipasang
pada piringan dan dinding silinder, dan bekerja seperti piston pada kompresor torak
tetapi mengisolasi ruang kompresi dari oli sehingga tidak ada kontak antara oli dengan
udara yang sedang dikompresi. Secara mekanik kompresor diafragma cukup sederhana
dan dalam prakteknya tersedia dalam debit dan tekanan keluaran yang bervariasi.
Kompresor ini juga mudah dalam perawatan dan sangat handal.
Gambar 1.17. Kompresor diaragma.
KompresorRotary Vane
Pada kompresor rotary vane,sebuah rotor yang diatur secara eksentris berputar
di dalam stator atau rumah pompa. Di dalam rotor terdapat alur (slot) sebagai tempat
15
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
16/22
vane (sudu) yang dapat bergerak secara radial, seperti ditunjukkan Gambar 1.11. Selama
berputar, gaya sentrifugal akan menggerakkan vane keluar alur sehingga menempel dan
bergerak mengikuti kontur dinding stator. Gerakan relatif vane pada rotor dan dinding
stator akan membentuk ruang kompresi. Pada saat vane berputar menuju katup lepas,
volume ruang kompresi akan berkurang sedangkan ketika vane bergerak menuju katup
hisap, volume ruang kompresi akan bertambah. Pengkompresian udara terjadi akibat dari
penurunan volume ruang kompresi.
Gambar 1.11. Ta!ap pengkompresian udara pada kompresor rotary $ane.
Kompresor rotary vane kebanyakan menggunakan oli pelumas yang
disemprotkan ke ruang kompresi. Oli yang disemprotkan ini berfungsi untuk tiga
keperluan, yakni:
a. melumasi semua komponen kompresor yang saling bergesekan,
b. menutup celah antara vane dan stator serta vane dan slot,
c. sebagai media penyerap panas.
Panas kompresi diserap oleh oli yang kemudian dibuang melalui sistem pendingin agar
suhu oli terjaga pada skala 80 90oC. Namun demikian, sebelum oli didinginkan dan
disemprotkan kembali ke ruang kompresi, oli harus dipisahkan dari udara mampat
dengan menggunakan separator (pemisah) jenisfelt padatau replaceable cartridge. Jika
beroperasi dengan benar, separator ini dapat memisahkan keseluruhan oli dalam udara
mampat. Siklus pelumasan kompresor rotary vaneditunjukkan pada Gambar 1.12.
16
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
17/22
Gambar 1.12. iklus pelumasan pada kompresor rotary $ane
Keuntungan lain dari kompresor rotary vaneyang disemprot oli yakni volume
udara yang dialirkan konstan dan hampir tidak terjadi fluktuasi tekanan. Hal ini
memungkinkan pengoperasian kompresor rotary vanetanpa tangki (reservoir), sehingga
menghasilkan konstruksi kompresor yang rapi dan ringkas. Konstruksi yang ringkas dan
didukung dengan tingkat kebisingan yang rendah dan sedikit getaran menjadikan
kompresor ini sangat ideal sebagai kompresor portabel.
Kompresor rotary vanepaling efektif jika dioperasikan pada puncak kecepatan
debit keluarannya. Beberapa kompre-sor ini diproduksi dalam dua tingkat kompresi dan
tekanan udara mampat yang dihasilkan sebesar 800 kPa untuk satu tingkat kompresi atau
1000 kPa untuk dua tingkat kompresi dengan kapasitas mulai dari 0.3 m3/menit hingga
30 m3/menit F.A.D. Kompresor rotary vanememerlukan perawatan secara periodik yang
tepat pada separator oli. Jika separator tidak efektif lagi, oli dapat keluar dari kompresor
dan masuk sistem aliran udara mampat. Hal ini bisa mengakibatkan kegagalan
pemakaian sistem kendali pneumatik karena oli yang terakumulasi akan menyumbat
saluran udara mampat.
KompresorRotary Screw
Kompresor rotary screw (ulir) mulai digunakan secara luas sekitar tahun 1950
dan pada awal kemunculannya langsung merebut pangsa pasar kompresor dan banyak
17
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
18/22
diterapkan diberbagai industri. Kompresor rotary screw terdiri dari selubung atau bodi
sebagai tempat dua ulir atau rotor; satu ulir jantan dan satu ulir betina. Ulir jantan
biasanya memiliki satu atau dua cuping sedangkan ulir betina memiliki galur sebagai
tempat bertautan dengan cuping. Kedua ulir dipertahankan tidak bersinggungan dengan
bodi tetapi memiliki celah yang sangat kecil sebagai tempat aliran udara.
Pengkompresian udara terjadi dengan menurunkan volume ruang yang dibentuk oleh
cuping, galur dan selubung kompresor.
Gambar 1.1". Prinsip ker%a kompresor rotary s/re0untuk sepasang /uping dan
galur.
Ketika ulir berputar dengan cepat, udara dihisap kedalam selubung melalui
saluran masuk. Udara yang masuk dijebak diantara cuping dan galur, dan kemudian
mengalami peningkatan tekanan bersamaan dengan penurunan volume ruang antara
cuping dan galur. Udara mampat dilepas melalui saluran keluaran dan siap dipakai untuk
kerja atau disimpan dalam tangki. Konstruksi ujung galur dan cuping dibuat sedemikian
hingga saluran udara masuk dan keluar bisa terbuka dan tertutup secara otomatis.
Volume udara kompresi ditentukan oleh ukuran cuping dan galur. Mekanisme
kompresor rotary screw ditunjukkan pada Gambar 1.13.
Kompresor rotary screwdapat dilumasi dengan menyemprotkan oli ke ruang
antara cuping dan galur atau tanpa pelumasan. Mekanisme penyemprotan oli pada
kompresor ini sama seperti mekanisme pada kompresor rotary vane.Namun demikian,
operasional kompresor ini tanpa oli lebih banyak digunakan pada industri. Karena tidak
18
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
19/22
ada oli yang disemprotkan, maka tidak ada pendinginan internal sehingga udara harus
didinginkan setelah keluar dari kompresor.
Kompresor rotary screwmemiliki karakter yang mirip dengan kompresor rotary
vane, yakni volume alirannya konstan, sedikit getaran dan kebisingannya juga rendah.
Kapasitas debit udara mampatnya berkisar mulai 1,4 m3/menit hingga 60 m3/menit
F.A.D, dengan tekanan antara 1000 kPa untuk satu tingkat tekanan hingga 2500 kPa
untuk beberapa tingkat tekanan.
Kompresor Dinamis
Kompresor dinamis dibagi menjadi dua katagori umum, yakni kompresor aliran
sentrifugal dan aliran aksial. Tekanan udara yang dihasilkan kompresor dinamis
biasanya rendah tetapi volume aliran udaranya tinggi. Untuk mendapatkan tekanan udara
yang tinggi, kompresor dinamis memerlukan paling sedikit lima tingkat kompresi.
Kompresor ini beroperasi hampir tanpa menimbulkan getaran dan suara namun tekanan
udara yang dihasilkan sangat berfluktuasi. Kompresor aksial dan sentrifugal paling
sesuai diaplikasikan pada terowongan angin (wind tunnel), pensuplai udara pada dapur
peleburan logam, terowongan ventilasi, dan pendistribusian gas. Skema konstruksi
kedua kompresor sentrifugal dan aksial ditunjukkan Gambar 1.14.
Gambar 1.1. Konstruksi kompresor dinamis sentriugal dan aksial
19
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
20/22
Pada kompresor sentrifugal, setiap tingkat kompresinya terdiri dari selubung atau
bodi (casing), impeller, diffuser, dan volute.Pada saat penggerak memutar susunan sudu
impeller pada kecepatan tinggi, udara terjebak antara impeller dan selubung dan terus
mengalir meninggalkan ujung sudu dengan tekanan dan kecepatan tinggi. Kemudian
udara ini akan masuk ke ruang diffuseryang memungkinkan udara berekspansi sehingga
menurunkan kecepatan alirnya, tetapi tekanannya tidak menurun. Dari diffuser udara
masuk ke ruang volutesebagai tempat ekspansi lanjut dan meningkatkan tekanan. Dari
ruang voluteudara langsung menuju ke tingkat kompresi berikutnya atau keluar dari
kompresor. Tekanan udara yang biasa dihasilkan oleh kompresor sentrifugal tidak lebih
dari 700 kPa.
Pada kompresor aksial, udara dialirkan melalui serangkaian sudu tetap dan sudu
putar secara bergantian dengan arah aliran paralel terhadap sumbu rotasi. Putaran sudu
yang cepat menghasilkan kecepatan aliran udara yang tinggi. Ketika sudu putar berotasi,
kecepatan udara diubah menjadi tekanan saat melewati sudu tetap yang berada didepan
aliran udara. Sudu tetap dan sudu putar diatur saling berkebalikan untuk menambah luas
penampang yang dilewati udara, sehingga kecepatannya berkurang tetapi tekanannya
meningkat. Kompresor aksial biasanya digunakan untuk kerja dengan tekanan rendah
hingga 500 kPa tetapi debit alirannya tinggi hingga mencapai 2000 m3per menit F.A.D.
3. PENGENDALIAN KAPASITAS
Instalasi kompresor harus mampu memasok udara mampat yang lebih banyak
dari pada kebutuhan yang diperlukan untuk menggerakkan sistem pneumatik pada saat
beban puncak. Untuk memenuhi kebutuhan ini, kompresor harus diatur atau
dikendalikan agar memenuhi kebutuhan sistem pneumatik secara terus menerus tanpa
menimbulkan gangguan pada kerja sistem. Hal ini biasanya dilakukan dengan
memonitor tekanan udara sistem pada suatu lokasi tertentu yang tekanan udaranya relatif
stabil atau sedikit berfluktuasi, seperti pada tangki (reservoir). Kenaikan atau penurunan
tekanan udara pada tangki digunakan untuk mengurangi atau menambah kerja
kompresor.
Faktor penting yang berkenaan dengan pengendalian kompresor adalah
menentukan proses atau piranti yang memenuhi syarat keamanan ketika sistem
20
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
21/22
beroperasi pada tekanan udara tertinggi. Sebagai contoh, jika silinder pneumatik harus
beroperasi pada 600 kPa untuk menghasilkan gaya dorong tertentu secara efisien, maka
tekanan udara dalam tangki tidak boleh turun dibawah 700 kPa sebelum kompresor
melakukan kompresi lagi. Jika penurunan tekanan operasi ini terlalu rendah hingga
dibawah atau sama dengan 600 kPa maka akan menghasilkan kerja sistem pneumatik
menjadi tidak efisien, gaya dorongnya rendah dan kecepatan geraknya juga berkurang.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan kapasitas
kompresor, tetapi semuanya merupakan pengembangan dari tiga metode dasar, yakni:
1. Pengendalian start-stop
2. Pengendalian kecepatan konstan
3. Pengendalian kecepatan variabel.
3.1. Pengendalianstart-stop
Metode start-stop menggunakan tekanan udara yang dimonitor untuk
mengoperasikan saklar listrik. Saklar ini akan menghentikan aliran listrik ke motor
penggerak kompresor ketika tekanan udara dalam tangki telah cukup kuat melawan
pegas yang digunakan untuk mengaktifkan saklar. Pengendalian jenis ini tidak cocok
untuk kompresor yang digerakkan dengan mesin (motor bakar).
Kompresor torak yang menggunakan pengendalian start-stopmemerlukan katup
yang bisa mengeluarkan udara mampat dalam ruang kompresi secara otomatis pada saat
kompresor berhenti bekerja. Hal ini dimaksudkan agar ketika kompresor beroperasi
kembali tidak tedapat beban tambahan. Metode start-stop juga bisa diterapkan pada
selain kompresor torak selama kondisinya memungkinkan, khususnya yang berkenaan
dengan volume tangki (reciever). Kompresor rotary vanedan screw compressorbekerja
sangat efektif dan efisie pada kondisi pembebanan konstan sehingga tidak cocok
menggunakan kendali start-stop.
Skema pengendalian star-stop dan elemen yang digunakan ditunjukkan pada
Gambar 1.17.
21
-
7/25/2019 __1__Pertama_PENYIAPAN udara tekan.pdf
22/22
Bersambung ke file:
pneumatik 1 Lanjutan
22