2 personal hygiene

Upload: antonramadhan

Post on 04-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    1/39

    Personal Hygiene dan Sanit

    Pertemuan II

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    2/39

    Definisi Personal Hygiene

    Hygiene adalah usaha untuk memelihara dan mempertingkesehatan, atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang bergkesehatan.

    Personal hygiene ialah usaha untuk memelihara, menjaga dmempertinggi derajat kesehatan individu mulai dari ujung rsampai ujung kaki.

    Pola hidup sehat adalah perilaku positif dalam kebiasaan hidsehari-hari yang berpengaruh baik terhadap kesehatan indiv

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    3/39

    Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkunga

    perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk m

    manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangaberbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkat

    kesehatan manusia.

    Dalam penerapannya, sanitasi meliputi penyediaan air, pengelolaan

    pengelolaan sampah, kontrol vektor, pencegahan dan pengontrolan

    pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta pencemaran udara.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    4/39

    Sehingga tubuh sehat dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspekdan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit (Definisi sehat WH

    Manusiasehat

    Jasmani Rohani

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    5/39

    Semua sudah tahu tetapi apakah Saudar

    sudah mulai melakukannya?

    Menurut sebuah penelitian

    oleh para ahli fisiologi

    Universitas Indonesia,

    Gaya hidup sehat dapat:

    1) mengurangi resiko terkena penyakit tekanan darah tingg

    2) mengurangi resiko diabetes hingga 50%

    3) Mengurangi resiko terkena tumor dan kanker hingga 35

    4) mengurangi resiko terkena serangan stroke dan jantung

    5) usia harapan hidup dapat diperpanjang hingga 10 tahun

    rata usia harapan hidup manusia Indonesia

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    6/39

    Potensi bahaya secara Umum pada Lingk

    Kerja

    a. Tersandung dan jatuh b. Terantuk benda

    c. Tertusuk dan tergores

    d. Kebakaran

    e. Terpapar bahan kimia dan tumpahan bahan kimia serta ro

    f. Reaksi kimia

    g. Terpotong

    h. Terpeleset

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    7/39

    Beberapa tips tentang kebersihan dan kerapihan yang perlu diin

    Departemen Safety Industrial Health PTFI)

    a. Jangan biarkan minyak mesin jahit berceceran atau kotorabukan saja dapat mengakibatkan noda pada kain, tetapi jugauntuk peralatan

    b. Jauhkan makanan, minuman, dan rokok dari area kerja, kmengotori dan pekerjaannya dapat terkontaminasi oleh bahmengundang serangga, dan hanya menambah polusi.

    c. Simpanlah tali dan kabel tersusun rapih. Apabila tali dan kkusut, akan rusak dan menjadi susah untuk diuraikan

    d. Pastikan semua wadah dan bahan diberi label. Jika anda tisi di dalamnya, cari tahu apa isinya

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    8/39

    e. Jaga lampu tetap bersih. Bola lampu yang kotor membuat cahdan bahkan dapat menjadi sumber bahaya kebakaran dan merus

    f. Laporkan lubang menganga, papan yang longgar, dan masalahlainnya agar dapat segera diperbaiki sebelum seseorang tersandcelaka

    g. Buang sampah segera dan pada tempatnya. Pastikan bahwa saberbahaya dan mudah terbakar masuk dalam wadah yang tepasampah juga harus dikosongkan sesering mungkin

    h. Jangan simpan sisa barang-barang yang sudah tidak dipakai dealasan masih dapat digunakan lagi. Apabila dapat Anda gunakanlabel dan tempatkan di tempat yang aman

    i. Limbah perca dapat dimanfaatkan menjadi benda fungsional y

    bernilai estetik dan ekonomi yang tinggi, oleh karena itu harus dbaik dan rapi.

    j. Menjaga area kerja bersih, rapi, dan aman adalah hal yang tidasulit/mudah, dan akan menciptakan tempat kerja yang jauh lebiproduktif.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    9/39

    Potensi Bahaya Kecelakaan Kerja pada U

    Bidang Busana

    a. Bahaya kebakaran b. Jari tangan terpotong atau tersengat arus pendek

    c. Jari terkena jarum, tersengat arus singkat, kebakaran

    d. Jari tergencet mesin kancing, tersengat arus singkat

    e. Tersengat arus singkat, kebakaran

    f. Tergores dan bahaya jatuhan

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    10/39

    Sampah

    Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dahasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nekonomis. Sumber-sumber sampah dapat berasal dari samptangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, dsampah pasar.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    11/39

    Kategori Sampah

    Sampah organik/basah

    Contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempahdapat mengalami pembusukan secara alami

    Sampah anorganik/kering

    Contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, yang tidak dapat meng

    secara alami.

    Sampah berbahaya

    Contoh: baterei, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas, dan kemasan b

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    12/39

    Pembuangan sampah yang tidak memenuhi

    kesehatan lingkungan akan dapat mengakiba

    a. tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus b. menjadi sumber polusi dan pencemaran tanah, air dan ud

    c. menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yangmembahayakan kesehatan.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    13/39

    Debu

    Kategorisasi debu berdasarkan sifatnya dapat dikelompokkan me

    (1) sifat pengendapan, yaitu debu yang cenderung selalu mengekarena adanya gravitasi bumi,

    (2) sifat permukaan basa, sifatnya selalu basah dilapisi oleh lapissangat tipis,

    (3) sifat penggumpalan, karena sifatnya selalu basah maka debudengan yang lainnya cenderung menempel membentuk gumpala

    (4) debu listrik statik, debu mempunyai sifat listrik statis yang damenarik partikel lain yang berlawanan dengan demikian partikellarutan debu mempercepat terjadinya penggumpalan,

    (5) sifat opsis, partikel yang basah atau lembab, lainnya dapatmemancarkan sinar yang dapat terlihat dalam kamar gelap.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    14/39

    Berdasarkan jenisnya maka debu dapat dikategorikan dalam (1) debu organik, contohnya: debu kapas, debu daun-dauna

    tembakau;

    (2) debu mineral (merupakan senyawa kompleks: Si02, Si03arang batu;

    (3) debu metal (debu yang mengandung unsur logam: Pb, HArsen).

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    15/39

    Berdasarkan karakter zatnya, debu terd

    atas:

    (1) debu fisik, seperti debu tanah, debu batu, mineral, dan f (2) debu kimia (mineral organik dan anorganik);

    (3) debu biologis seperti virus, bakteri, kista dan debu radio(Pusat Kesehatan Kerja Departement Kesehatan RI, 2002).

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    16/39

    Ambang Batas Debu

    Dari hasil penelitian, ukuran tersebut dapat mencapai targesebagai berikut:

    5-10 mikron akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian a

    3-5 mikron akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian te

    1-3 mikron akan tertahan sampai dipermukaan alveoli,

    0.5-1 mikron akan hinggap dipermukaan alveoli atau selapusehingga menyebabkan vibrosis paru,

    0.1-0.5 mikron akan melayang di permukaan alveoli.

    ukuran debu partikel yang membahayakan adalah berukuran

    0.1-5 atau 10 mikron

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    17/39

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    18/39

    Penyakit Akibat Kerja dan Usaha

    Pengendaliannya

    Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang mempunyai penyyang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, padumumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubunakibat antara proses penyakit dan hazarddi tempat kerja

    Faktor Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan spenyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh a

    debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    19/39

    Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas ruang linMenurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungaadalah penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengankemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan kotempat kerja.

    Penyakit-penyakit akibat kerja antara lain adalahpneumoko

    yaitu segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunadalam paru-paru.

    Namun hal ini tergantung dari jenis debu yang ditimbun, mapenyakitnya pun berlainan.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    20/39

    a. Silicosis

    Silicosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan pneumoko

    Penyebabnya adalah silica bebas (SiO2) yang terdapat pada debu wakbernapas dan ditimbun dalam paru-paru.

    Penyakit ini biasanya tedapat pada pekerja-pekerja diperusahaan yanmenghasilkan batu-batu untuk bangunan, di perusahaan granit, perus

    keramik, tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, pertempat menggerinda besi, pabrik besi dan baja, dalam proses sandbl

    Masa inkubasi penyakit silicosis adalah 2-4 tahun.

    Hal ini sangat tergantung dari banyaknya debu dan kadar silica yang dmelalui pernapasan kedalam paru-paru.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    21/39

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    22/39

    b. Asbestosis

    Asbestosis adalah salah satu jenis pneumokonioses yang disoleh debu asbes dengan masa latennya 10-20 tahun.

    Asbes adalah campuran berbagaisilikat yang terpenting adacampuran magnesium silikat.

    Pekerja yang dapatterpapar penyakit ini adalah pengelola a

    penenunan, pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbasbes. Gejala yang timbul berupa sesak napas, batuk dan bamengeluarkan. Tanda-tanda fisis adalah cyanosis (bibirberwbiru), pelebaran ujung-ujung jari, dan krepitasi halus didasapada auskultasi.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    23/39

    c. Berryliosis

    Penyebabnya adalah debu yang mengandung Berrylium berlogam, oksida, sulfat, chlorida, dan fluorida yang mengakiba

    penyakit bronchitis dan pneumonotis.

    Bronchitis ditandai dengan gejala demam sedikit, batuk ker

    sesak napas. Sedangkanpneumonitis mulai dengan sedikit dbatuk, sakit dada, sesak dan banyak dahak. Umumnya yang penyakit ini adalah para pekerja pembuat aliasi berrylium tepembuatan tabung radio, pembuatan tabungflourescen pensebagai tenaga atom.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    24/39

    d. Siderosis

    Penyebabnya adalah debu yang mengandung persenyawaan(Fe2O2).

    Penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak progresif.

    Siderosis terdapat pada pekerja-pekerja yang menghirup de

    pengolahan bijih besi. Biasanya pada siderosis murni tidak tfibrosis atau emphysema, sehingga tidak ada pula cacat/kelparu-paru.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    25/39

    e. Stannosis

    Pekerja-pekerja yang terlalu banyak menghirup debu bijih ti(SnO2). Menderitapneumoconiosis yang tidak begitu berbayaitu stannosis.

    Penyakit ini terdapat pada pekerja yang berhubungan dengapengolahan bijih timah atau industri-industri yang mengguntimah putih.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    26/39

    f. Byssinosis

    Penyebabnya adalah debu kapas atau sejenisnya yang dikenal deMonday Morning Syndroma atau Monday Fightnesi sebagiatimbulsetelah hari kerja sesudah libur, terasa demam, lemah banapas, batukbatuk, Vital capacityjelas menurun setelah 5-10 t

    bekerja dengan debu. Umumnya tejadi pada pekerja-pekerja industri tekstil dimulai da

    proses hingga akhir proses.

    Masa inkubasi penyakit bisinosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahu

    Tanda-tanda awal penyakit bisinosis ini berupa sesak napas, terapada dada.

    Reaksi alergi akibat adanya kapas yang masuk ke dalam saluran pjuga merupakan gejala awal bisinosis. Pada bisinosis yang sudahberat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit brkronis .

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    27/39

    Usaha Pengendalian Penyakit Berdasarka

    Potensi Bahaya (Hazard)

    1) seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentangkebersihan, epidemilogi dan desinfeksi,

    2) sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untukmemastikan dalam keadaan sehat badani,

    3) melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang (Good Laboratory Practice)

    4) menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunbenar,

    I. Potensi Bahaya Biologis

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    28/39

    5) sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisainfeksius dan spesimen secara benar,

    6) pengelolaan limbah infeksius dengan benar,

    7) menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.

    8) kebersihan diri dari petugas. (Chaidir Situmorang, 2003).

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    29/39

    II. Potensi Bahaya Kimia

    1) Material Safety Data Sheet (MSDS) dari seluruh bahan kimada harus diketahui oleh seluruh petugas laboratorium,

    2) menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum unmencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol,

    3) menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarungtangan,celemek, jas laboratorium) dengan benar,

    4) hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat amata dan lensa,

    5) menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    30/39

    III. Faktor Ergonomi

    Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secarkedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To Fit The Job TMan and To Fit The Man To The Job.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    31/39

    IV. Faktor Fisik

    Beberapa faktor fisik di laboratorium yang dapat menimbulkan m

    kesehatan kerja meliputi: 1) Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress d

    ketulian,

    2) Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboraruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gpenglihatan dan kecelakaan kerja.

    3) Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja 4) Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.

    5) Terkena radiasi khusus untuk radiasi, dengan berkembangnyapemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tdikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    32/39

    Usaha pengendalian penyakit berdasarkan potensi bahaya fdilakukan dengan cara sebagai berikut:

    1) pengendalian cahaya di ruang laboratorium,

    2) pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukmemadai,

    3) menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi, 4) pengaturan jadwal kerja yang sesuai,

    5) pelindung mata untuk sinar laser, dan

    6) filter untuk mikroskop.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    33/39

    V. Faktor Psikososial

    Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium yang da

    menyebabkan stress antara lain: 1) pekerja di laboratorium dituntut untuk memberikan pelay

    yang tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keratamahan,

    2) pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton,

    3) hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan batau sesama teman kerja,

    4) beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja dformal ataupun informal.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    34/39

    Solusi yang dapat ditempuh untuk mengendalikan penyakit

    berdasarkan potensi bahaya psikososial dapat dilakukan densebagai berikut dilakukan pelatihan pelayanan prima terpadmembuat kegiatan yang lebih berfariasi, penataan lingkungayang rapi; bersih; dan terawat serta membina hubungan kekomunikasi yang sehat

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    35/39

    Kecelakaan Kerja di Lab

    1) Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidadari:

    - mesin, peralatan, dan bahan kerja

    - lingkungan kerja

    - proses kerja

    - sifat pekerja

    - cara kerja

    Penyebab Kecelakaan Kerja

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    36/39

    2) Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbah

    manusia yang dapat terjadi karena:

    - kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana,

    - cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect),

    - keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh.

    - Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik.

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    37/39

    Pencegahan thd Kecelakaan

    1) secara teknis yaitu, dengan menghilangkan sumber bahay

    mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya, menyendproses kerja yang berbahaya, memagari sumber bahaya, dan

    2) secara administratif yaitu, dengan monitoring/ pengawaspendidikan dan pelatihan, pemeriksaan kesehatan, sanitasi bersih, dan fasilitas kesehatan,

    3) dengan memakai alat pelindung diri (personal protectiveequipment).

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    38/39

    Konsep Pencegahan Kecelakaan Kerja

    4 E

    Education

    Engineering

    Enforcement

    Emergency

  • 7/21/2019 2 Personal Hygiene

    39/39

    Tugas

    Cari potensi kecelakaan kerja di laboratorium di ATK

    1 orang minimal 1 (tidak boleh sama)

    Identifikasi penyebab, konsep pencegahan dengan 4 E, lengdengan foto untuk diceritakan secara detil.

    Presentasi power point@5 menit. Tugas 1 halaman.