budi, daya dan rasa
Post on 05-Feb-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Budi, Daya Dan Rasa
1/2
Budi, Daya dan Rasa
Manusia, manusia, manusia. Secara epistimologi manusia didefnisikan ke
dalam berbagai sudut pandang. Saya tidak akan menyebutkan satu
persatunya, saya hanya akan menyebutkan salah satunya yang saya
pinjam dari epistimologinya orang Jawa tentang manusia; yaitu terdiri dari
tiga suku kata; "Menus-menus kakean dosa" yang kurang lebih berarti
elok dipandang, kelihatan sempurna dan indah tetapi tidak akan pernah
lepas dari yang namanya dosa. enar atau salah epistimologi tersebut
bukan hal yang perlu kita ketahui jawabannya sekarang dan tidak perlu
kita perbincangkan panjang lebar, yang jelas !lloh Swt. sang "encipta
memberi tiga paket lengkap kepada makhlu#$%ya yang bernama manusia
yaitu budi, daya dan rasa.
udi bisa diterjemahkan sebagai pergolakan akal manusia untukmencapai apa yang dia inginkan; keinginan ragawi, keinginan rohani
bahkan sampai keinginan hewani sekalipun ditentukan oleh yang
namanya budi. Sedangkan daya bisa dideskripsikan secara singkat
sebagai usaha akti& yang melibatkan olah badaniyah berbentuk tenaga
yang keluar lewat gerak tubuh manusia berupa pekerjaan yang dilakukan
untuk memenuhi tuntutan yang dicita$citakan oleh budi. erbeda dengan
budi dan daya, rasa lebih melibatkan hal$hal yang tidak tampak secara
inderawi tetapi mempunyai peranan yang luar biasa pentingnya dalam
menentukan arah terlaksananya budi dan daya. ahkan secara medis
sering terungkap bahwa rasa$lah yang menyebabkan seonggok tubuh
manusia menjadi sehat atau sakit hingga mencapai '( ). Sungguh
sebuah paket yang luar biasa lengkap, sungguh sempurna seperti titah$
%ya dalam surat !t$*iin ayat +, Sesungguhnya kami Telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
etiga paket yang telah diintegrasikan kepada manusia tersebut akan
hilang kesempurnaannya jika ketiganya tidak dipergunakan sebagaimana
mestinya. *idak sempurna jika digunakan tidak sesuai dengan aturan
baku yang juga telah ditetapkan oleh pencipta$%ya. *idak sempurna jikahanya digunakan secara parsial meninggalkan penerapan holistik yang
diinginkan sebagian manusia yang sadar betul bahwa untuk mencapai
kesempurnaan menghamba kepada !lloh Swt. maka secara mutlak ketiga
anugerah tersebut harus bersatu padu seiring sejalan. ukan hal yang
mudah untuk dilaksanakan, sebaliknya bukan hal yang berat untuk
diupayakan mati$matian jika manusia tidak ingin seperti surat !t$*iin ayat
(, Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka).
-
7/21/2019 Budi, Daya Dan Rasa
2/2
Manusia akan kembali menjadi rendah jika dalam tindakannya hanya
menggunakan budi dan daya, meninggalkan rasa. etika perilaku manusia
seperti itu maka sesungguhnya perbuatan baik yang dilakukannya
menjadi bukan kebaikan yang hakiki. Sebaliknya ketika budi, daya dan
rasa berjalan sinergi bahkan perbuatan burukpun akan mendatangkankebaikan hakiki. ukan berarti manusia harus berbuat buruk untuk
mendapatkan kebaikan hakiki, yang berbuat baik saja belum
mendatangkan kebaikan ketika rasa yang timbul dalam dirinya justru rasa
sombong, menghina bahkan merendahkan orang lain. "arahnya lagi
timbulnya perasaan bahwa perbuatan baiknya atas prestasi diri sendiri,
olah maksimal budi dan daya diri manusia itu sendiri, sebagai ujungnya
semua diukur atas dasar logika. -ubungan keluarga, hubungan
pertemanan dan bahkan hubungan manusia dengan *uhannya$pun
terukur secara logis dan meninggalkan rasa.
Sebaliknya perbuatan buruk yang mendatangkan kebaikan yang hakiki
akan terjadi jika manusia mampu memaksa dirinya sendiri untuk
mengompakkan ketiga potensinya diiringi rasa bahwa dirinya belum bisa
berbuat baik yang baik menurut *uhannya tanpa meninggalkan usaha
budi dan dayanya untuk menjadi baik. ia sadar sesadar$sadarnya bahwa
dia merasa hina dihadapan$%ya atas perbuatan buruknya, dia hormat
sehormat$hormatnya kepada orang yang dia anggap sudah sempurna
tindakannya. Sebagai hasilnya manusia dengan tipologi ini benar$benar
menyandarkan dirinya kepada *uhannya agar dia selalu mendapatbimbingan dan pertolongan$%ya untuk bisa dan senantiasa berbuat baik
yang sesuai dengan kriteria yang *uhan ridloi. Memakai istilah /mam /bnu
0!thoillah orang seperti ini masuk kategori orang yang iltia! ila lloh# dan
manusia seperti inilah manusia yang berupaya mati$matian untuk menjadi
manusia yang sebaik$baiknya. ia mengetahui bahwa dirinya banyak
berbuat dosa tetapi sadar akan dosanya dan selalu mau memperbaikinya.
!khirnya bukanlah berlebihan dan sangat presisi jika /mam /bnu 0!thoillah
mengajarkan kepada kita semua bahwa perbuatan maksiat tetapi
memunculkan rasa hina dan rasa sangat butuh kepada !lloh Swt. akan
jauh lebih baik ketimbang perbuatan baik tetapi bersanding
bercengkrama dengan perasaan terhormat, sombong, menghina dan
merendahkan orang lain. Mengembalikan rasa kepada &ungsi dasarnya
yaitu merasakan dan rumongso kepada !lloh adalah mutlak dan wajib
dilakukan manusia. *idak hanya itu saja, menjadikan rasa sebagai
panglima besar dalam memimpin budi dan daya adalah sebuah keharusan
dalam upaya memaksimalkan potensi yang diberikan !lloh kepada
manusia supaya manusia menjadi benar$benar sempurna dalam bentuk
ahsani ta$%iim. &allohu 'alamu bis sho%ab
top related