jurnal lansia depresi dan insomnia.pdf

Post on 15-Feb-2018

218 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 JURNAL LANSIA DEPRESI DAN INSOMNIA.pdf

    1/7

    1

    Jurnal Keperawatan Oleh Ariful Rakhman,S.Kep-Tahun 2015STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

    GAMBARAN TINGKAT DEPRESI DAN INSOMNIA PADA LANSIA

    DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS BABAKAN SARI

    KOTA BANDUNG

    ABSTRAK

    Hj. Metty Widiastuti., M.Kep., Sp.Kep Jiwa1, Ns. R.Bayu K, M.Kes AIFO2,Ariful Rakhman, S.Kep3 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

    STIKes Dharma Husada Bandung, Jl. Terusan Jakarta 75 Bandung

    Kondisi lanjut usia mengalami berbagai penurunan atau kemunduran baik fungsi biologis,mental maupun psikis yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya depresi. Depresimerupakan salah satu penyebab terjadinya insomnia pada lanjut usia. Prevalensi depresi

    pada lansia adalah 15,9%, pada tahun 2020 di negara berkembang. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi (ringan, sedang, dan berat) daninsomnia pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian iniberjumlah 45 lansia yang mengalami depresi dan insomnia yang diambil secara randomsampling dengan metode cross sectional. Data penelitian ini menggunakan kuesionerGeriatric Depression Scale 15 item. Secara keseluruhan hasil penelitian ini diperolehtingkat depresi ringan 28 orang (62,2%), depresi sedang sejumlah 17 orang (37,8%) danjenis insomnia transientsejumlah 18 orang (40,0%) dari 45 responden. Berdasarkan darihal tersebut disarankan bagi pihak Puskesmas dapat mengoptimalkan kegiatan-kegiatan diPosbindu dalam memberikan konseling untuk meminimalkan masalah depresi daninsomnia yang dialami lansia

    Kata kunci : Depresi, insomnia, dan lansia

    Condition of elderly experiencing variety of decline or slowdown either biologicalfunctions, mentally and psychologically which later can lead to depression. Depression isone of the causes of insomnia in the elderly . The prevalence of depression in elderly is15.9%, in 2020 in developing countries. This research aims to describe levels ofdepression (mild, moderate, and severe) with insomnia in elderly in servise area

    Puskesmas Babakan Sari Bandung. This research uses descriptive quantitative method.The sample in this study were 45 elderly people with depression and insomnia were taken

    by random sampling with cross sectional method. This research data using GeriatricDepression Scale questionnaires 15 items. Overall results of this research is obtainedlevels of depression as mild depression 28 people (62,2%), moderate depression 17people (37,8%) and type of transient insomnia 18 people (40,0%)of the 45 respondents.Based on that recommended for the Puskesmas to optimize activities in Posbindu in

    providing counseling to minimize problems of depression and insomnia on elderly.

  • 7/23/2019 JURNAL LANSIA DEPRESI DAN INSOMNIA.pdf

    2/7

    2

    Jurnal Keperawatan Oleh Ariful Rakhman,S.Kep-Tahun 2015STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

    PENDAHULUAN

    Lanjut usia (lansia) merupakan suatukeadaan atau proses alamiah yang

    terjadi pada periode dewasa akhir atauusia tua. Keadaan tersebut ditunjukandengan perubahan, baik itu perubahanfisik dan fungsi, perubahan mental danperubahan psikososial1. Masa lansia

    menjadi salah satu keberhasilanpembangunan dan cita-cita suatu bangsayang terlihat dari peningkatan tarafhidup dan Umur Harapan Hidup(UHH)2. Menurut World Health

    Organization (WHO) terdapat 600 jutajiwa lansia pada tahun 2012 di seluruhdunia dengan perkiraan UHH di tahun2020 menjadi 71,7 tahun. Jumlah lansiadi Indonesia juga mengalamipeningkatan tiap dekade. \DiperkirakanLanjut Usia (lansia) pada tahun 2020,akan mencapai 28,28 juta jiwa atau11,34 % dari total penduduk Indonesia2.Jumlah penduduk Jawa Barat yangmasuk kategori lanjut usia bertambahbesar, yaitu 2.88 juta orang dari jumlah

    penduduk 42.8 juta orang, sedangkanjumlah lansia di Kota Bandung padatahun 2013 sebanyak 616.101 orang. Ini

    dapat dikatakan bahwa jumlah lansiamengalami peningkatan3. Peningkatanjumlah penduduk lanjut usia membawadampak terhadap berbagai aspekkehidupan, baik bagi individu lansia itu

    sendiri, keluarga, masyarakat maupunpemerintah. Berbagai dampak dari

    peningkatan jumlah lansia adalahmasalah penyakit yang sering menyertaipara lansia, bersifat kronis danmultipatologis, serta dalampenanganannya memerlukan waktu lama

    dan membutuhkan biaya cukup besar.Oleh karena itu, untuk menarik

    perhatian dunia terhadap penuaan dankesehatan, serta dampak dan tantangankesehatan akibat penambahan jumlahpopulasi lansia di masyarakat, yaitudengan cara menjalin kerjasama dengan

    pemerintah pusat, pemerintah daerah,

    organisasi kemasyarakatan, swasta dan

    organisasi internasional, untukmendapatkan komitmen dalam upaya

    peningkatan penanganan masalahkesehatan dan penuaan.2

    Masalah kesehatan pada lansia dapatdilihat dari adanya kemunduran fungsiorgan yang menyebabkan lansia rawanterhadap penyakit-penyakit degeneratifsalah satunya yaitu insomnia1. Insomnia

    adalah kesukaran dalam memulai ataumempertahankan tidur4. Insomniamerupakan suatu gangguan tidur yangdialami penderita dengan gejala-gejalaselalu merasa letih, lelah sepanjang hari,

    mengalami kesulitan tidur, selaluterbangun ditengah malam dan sulitkembali tidur5. Gangguan tidur dapatmenyerang semua golongan usia,beberapa artikel mengatakan bahwaangka kejadian insomnia akanmeningkat seiring bertambahnya usia.Dengan kata lain, gejala insomnia seringterjadi pada orang lanjut usia (lansia)bahkan hampir setengah dari jumlahlansia dilaporkan mengalami kesulitanmemulai tidur dan mempertahankan

    tidurnya.Di Indonesia gangguan tidur menyerangsekitar 50% orang yang berusia 65

    tahun. Gangguan tidur insomnia yangpaling sering ditemukan, sehinggamenyebabkan individu mengalamitekanan jiwa bagi penderitanya. Setiaptahun diperkirakan sekitar 20%-50%

    lansia melaporkan adanya insomnia dansekitar 17% mengalami gangguan tidur

    yang serius. Prevalensi insomnia inicukup tinggi yaitu sekitar 67%.2

    Insomnia pada lansia dapatmengakibatkan dampak yang cukupberat, karena pada Negara berkembang

    banyak lansia yang masih bekerja.Dengan adanya gangguan tidur

    insomnia, para lansia tidak dapatmengembalikan kondisi tubuhnyadengan baik sehingga mengakibatkankondisi mudah marah, kelelahan, cemas,rasa kantuk yang berlebihan.6

    Beberapa penyebab terjadinya insomnia

    yang dibagi menjadi 4 kelompok: 1)

  • 7/23/2019 JURNAL LANSIA DEPRESI DAN INSOMNIA.pdf

    3/7

    3

    Jurnal Keperawatan Oleh Ariful Rakhman,S.Kep-Tahun 2015STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

    penyakit fisik atau gejala, seperti nyerijangka panjang, nokturia atau berkemih

    pada malam hari, penyakit sendi sepertiarthritis atau bursitis, dan

    gastroesophageal reflux; 2) faktorlingkungan/perilaku, termasukdiet/nutrisi; 3) gaya hidup yaitupenggunaan obat-obatan, seperti kafein,alkohol, atau obat resep untuk penyakit

    kronis, dan 4) penyakit mental yang ataugejala, seperti kecemasan, gangguanemosional, kehilangan identitas pribadi,atau dapat dikatakan status kesehatanyang buruk.6

    Sesuai penelitian mengenai berbagaifaktor yang mempengaruhi terjadinyainsomnia pada lansia seperti: usia, jeniskelamin, kebiasaan tidur/pola tidur,penyakit lainnya yang mendasari, sertagangguan jiwa yang menyertai.Insomnia pada lansia di Panti WerdhaWana Seraya Denpasar merupakanpenyebab utama terjadinya insomnia,sekitar 50% lansia yang mengalamidepresi.Lansia dengan depresi biasanya lebih

    menunjukkan keluhan fisik dari padakeluhan emosi, keluhan fisik sebagaiakibat depresi kurang mudah untuk

    dikenali, sehingga sering menyebabkanketerlambatan dalam penanganannya.Prevalensi depresi pada lansia adalah15,9%, pada tahun 2020 di negaraberkembang akan menggantikan

    penyakit-penyakit infeksi sebagai urutanteratas1. Depresi merupakan salah satu

    bentuk gangguan jiwa pada alamperasaan (afektif, mood), yang ditandaidengan kemurungan, kelesuan, tidakbergairah, perasaan tidak berguna, danputus asa7. Depresi disebabkan dari

    berbagai masalah seperti masalahpensiun, gangguan fisik, kematian orang

    yang dicintai, dan kehilangan keamananekonomi7. Depresi pada lansia dikenaljuga dengan sebutan late life depression.Depresi yang sering dijumpai padalansia adalah depresi mayor menurut

    kriteria standar Diagnostic and

    Statistical Manual of Mental Disorders

    (DSM-IV)8. Gejala depresi lebihmenunjukan keluhan fisik daripada

    keluhan emosi, keluhan fisik sebagaiakibat dari depresi kurang mudah untuk

    dikenali, sehingga sering menyebabkanketerlambatan dalam penanganannya1.Hal ini akan berdampak produktivitaslansia menurun dan gangguan mentalyang sering diderita pada lanjut usia6.

    Maka dari itu, lansia yang mengalamidepresi harus ditangani dengan tepatoleh tenaga kesehatan yang professional.Dalam hal ini, perawat mempunyaiperan penting dalam memberikan

    pertolongan segera untuk mengatasidepresi dengan membantu lansia dalammemahami dan menyatakan perasaanpositif dan negatif yang menyangkutdirinya, orang lain dan apa yang terjadidi sekitarnya. Perawat juga berperandalam memberikan asuhan keperawatansehingga tercukupinya kebutuhan tidurpada lansia dengan meminimalkankondisi diri lansia yang menjadi faktorpenyebab lansia mengalami gangguanpola tidur. Dengan tingkat depresi yang

    berkurang memberikan kenyamananbagi lansia maka dapat meningkatkankebutuhan tidur secara adekuat.

    Menurut penelitian yang telah dilakukansebelumnya, dengan jumlah responden95 orang lansia hasilnya diperoleh 42%responden mengalami depresi. Sebagiankecil dari responden 24 % mengalami

    depresi ringan, 11 % mengalami depresisedang, dan 7 % mengalami depresi

    berat8. Berbeda dengan penelitian yangpernah dilakukan oleh Kartika Sari(2012), tentang gambaran tingkatdepresi dan kejadian insomnia padalansia di Panti Wredha Jakarta,

    didapatkan hasil bahwa sebagian besarlanjut usia mengalami depresi dalam

    kategori ringan sampai sedang sebanyak17 (51,5%) dan 6 (18,2%) dalamkategori berat. Sedangkan untukinsomnia sebagian besar lanjut usiamengalami insomnia dalam kategori

    sementara sebanyak 19 (57,6%) dan 7

    (21,2%) dalam kategori kronis.9

  • 7/23/2019 JURNAL LANSIA DEPRESI DAN INSOMNIA.pdf

    4/7

    4

    Jurnal Keperawatan Oleh Ariful Rakhman,S.Kep-Tahun 2015STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

    Berdasarkan data register di PuskesmasBabakan Sari terdapat 83 lansia yang

    mengalami depresi dan insomnia. Studipendahuluan yang dilakukan pada hari

    Kamis, 12 Maret 2015, dilakukanwawancara kepada 15 responden lansiadi wilayah kerja Puskesmas BabakanSari, 13 diantaranya mengalami tandadan gejala depresi, lima diantaranya

    lansia mengalami penurunan minat,sedih, mengalami kehilangan gairahhidup dikarenakan ditinggal pasanganhidup dan kurang perhatian dari oranglain, empat orang mengalami daya ingat

    yang menurun, tidak mampu untukberkonsentrasi, empat orang lansia tidakada nafsu makan, mengeluh sulit untuktidur dimalam hari dan bangun pagiterasa kurang nyaman. Sedangkan duaorang lansia lainnya tidak mengalamihal tersebut.Sesuai dengan data diatas, maka penulistertarik untuk melakukan penelitiantentang Gambaran Tingkat Depresidan Insomnia Pada Lansia Di WilayahKerja Puskesmas Babakan Sari Tahun

    2015.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan adalahstudi deskriptif kuantitatif yangbertujuan untuk menggambarkanvariabel yang diteliti. Pada penelitian iniyang ingin diketahui oleh peneliti yaitu

    tingkat depresi dengan insomnia padalansia di wilayah kerja Puskesmas

    Babakan Sari Kota Bandung.Pendekatan waktu dengan metode crosssectional, yaitu variabel sebab atauresiko akibat atau kasus yang terjadipada objek penelitian yang diukur atau

    dikumpulkan secara bersamaan.Pada penelitian ini variabel yang

    digunakan variabel independen, dimanavariabel ini sering disebut sebagaivariabelstimulus, prediktor, antecedent.Dalam bahasa Indonesia sering disebutsebagai variabel bebas. Variabel

    independen merupakan variabel yang

    mempengaruhi atau yang menjadi sebab

    perubahannya atau timbulnya variabeldependen/terikat21. Variabel pada

    penelitian ini yaitu tingkat depresidengan insomnia pada lansia.

    Populasi adalah keseluruhan objekpenelitian atau subjek yang diteliti19.Populasi adalah wilayah generalisasiyang terdiri atas objek/subjek yangmempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya22. Jumlah populasi padapenelitian ini adalah lansia yangmengalami insomnia sebanyak 83 orang

    periode Bulan November 2014-BulanApril 2015.Metode yang digunakan dalampenelitian ini menggunakaan teknikRandom sampling. Adapun rumusuntuk menentukan jumlah sampel yangakan diambil menggunakan rumusmenurutsampel minimal yang tercantumdalam buku Rianto, 2011. Sampeladalah proses penyeleksian porsi daripopulasi yang dapat mewakili populasiyang ada23. Pada penelitian ini untuk

    menentukan jumlah sampelmenggunakan rumus sebagai berikutjika diketahui N=83 :

    = (1 /2)(1 )

    + (1 /2)(1 )

    Maka sampel penelitian didapatkan 45

    orang lansia insomnia.Keterangan :n = besar sampelN = jumlah populasi (83 orang)

    Z(1-/2) = nilai sebaran normal bakudengan tingkat kepercayaan 95%

    (1,96)d = besar penyimpangan 10% (0,1)P = proporsi kejadian 5% (0,5)

    Setelah menggunakan rumus diatasmaka jumlah sampel pada penelitian ini

    adalah sebanyak 45 responden. Adapunkriteria sampel pada penelitian iniadalah :Kriteria Inklusi : Lansia yang memiliki

    riwayat depresi dan insomnia yang

  • 7/23/2019 JURNAL LANSIA DEPRESI DAN INSOMNIA.pdf

    5/7

    5

    Jurnal Keperawatan Oleh Ariful Rakhman,S.Kep-Tahun 2015STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

    terdaftar di data register PuskesmasBabakan Sari, Tidak mengalami

    penyakit kronis seperti stroke, Tinggaldengan keluarga/anak, Bersedia menjadi

    responden. Kriteria Ekslusi : Lansiayang mengkonsumsi kopi, alkohol,Lansia yang rumahnya tinggal dilingkungan lintasan kereta api, disamping pabrik, Lansia yang pikun,

    Mengalami gangguan jiwa berat(Skizofrenia)Instrument penelitian ini adalah suatualat yang digunakan untuk mengukurfenomena alam maupun sosial yang

    diamati19. Data yang diperoleh darisuatu pengukuran kemudian dianalisisdan dijadikan sebagai bukti (evidence)dari suatu penelitian. Kuesioner adalahsuatu bentuk atau dokumen yang berisibeberapa item pertanyaan ataupertanyaan yang dibuat berdasarkanindikator-indikator suatu variabel.Adapun variabel dalam penelitian iniadalah tingkat depresi dengan insomniapada lansia.Analisis univariat yang bertujuan untuk

    mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Analisisunivariat dalam penelitian ini

    menggambarkan frekuensi dari seluruhvariabel yang diteliti yaitu karakteristikresponden ( umur, jenis kelamin), jenisinsomnia dan variabel lainnya berupatingkat depresi pada lansia berdasarkan

    hasil ukur GDS.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Setelah dilakukan penelitian mengenaigambaran tingkat depresi dan insomniapada lansia di wilayah kerja PuskesmasBabakan Sari, dengan jenis penelitian

    deskriptif kuantitatif, data yangdikumpulkan berupa data primer yang

    diperoleh langsung dari responden lansiadi wilayah kerja Puskesmas BabakanSari Kota Bandung. Pada penelitian inidilakukan dengan mengetahui tingkatdepresi, insomnia, dan karakteristik

    responden pada analisis univariat yang

    disajikan sebagai berikut :

    Tabel 4.1 Gambaran KarakteristikBerdasarkan Umur Lansia Yang

    Mengalami Depresi Dengan Insomniadiwilayah kerja Puskesmas Babakan

    Sari Kota Bandung tahun 2015

    Umur f (N=44) %

    60-74 27 60,0

    75-90 18 40,0

    Total 45 100%

    Berdasarkan tabel 4.1 menunjukanbahwa hasil analisis didapatkankarakteristik lansia berdasarkan umur

    60-74 tahun sejumlah 27 orang (60,0%),usia 75-90 tahun 18 orang (40,0%).Tabel 4.2 Gambaran KarakteristikBerdasarkan Jenis Kelamin Lansia YangMengalami Depresi Dengan Insomniadiwilayah kerja Puskesmas BabakanSari Kota Bandung tahun 2015

    Jenis kelamin f (N=44) %

    Laki-laki 15 33,3

    Perempuan 30 66,7

    Total 45 100%Berdasarkan tabel 4.2 menunjukanbahwa hasil analisis didapatkankarakteristik lansia berdasarkan jeniskelamin perempuan sejumlah 30 orang(66,7%), laki-laki 15 orang (33,3%).

    Table 4.3 Distribusi frekuensi tingkatdepresi pada lansia diwilayah kerjaPuskesmas Babakan Sari Kota Bandungtahun 2015

    Tingkat depresi f (N=44) %

    Depresi ringan 28 62,2Depresi sedangDepresi berat

    170

    37,80

    Jumlah 45 100%

    Berdasarkan tabel 4.3 menunjukanbahwa hasil analisis didapatkanberdasarkan tingkat depresi ringansejumlah 28 orang (63,6%), depresisedang sejumlah 16 orang (37,8%), danyang mengalami depresi berat tidak ada.Table 4.4 Distribusi frekuensi tingkat

    insomnia pada lansia diwilayah kerja

  • 7/23/2019 JURNAL LANSIA DEPRESI DAN INSOMNIA.pdf

    6/7

    6

    Jurnal Keperawatan Oleh Ariful Rakhman,S.Kep-Tahun 2015STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

    Puskesmas Babakan Sari Kota Bandungtahun 2015

    Tingkatinsomnia

    f (N=44) %

    Insomnia

    transient18 40,0

    Short-term

    insomnia17 37,8

    Long-term

    insomnia10 22,2

    Jumlah 45 100%

    Berdasarkan tabel 4.4 menunjukanbahwa hasil analisis didapatkanberdasarkan tingkat insomnia yaituinsomnia transient 18 orang (40,0%),short-term insomnia 17 orang (37,8%),dan long-term insomnia 10 orang(22,2%).

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada penelitian ini dapat disimpulkanmengenai gambaran tingkat depresidengan insomnia pada lansia di Wilayah

    kerja Puskesmas Babakan Sari yaitusebagai berikut:1. Gambaran tingkat depresi pada

    responden lansia yang beradadiwilayah Puskesmas Babakan Sariyaitu responden mengalami depresiringan yaitu sejumlah 28 orang

    lansia (62,2%), depresi sedangsejumlah 17 orang (37,8%) dan

    tidak ada mengalami depresi berat.2. Responden lansia yang berada

    diwilayah Puskesmas Babakan Sari,

    mengalami insomnia transient yaitusejumlah 18 orang lansia (40, 0%),

    short-term insomnia 17 orang(37,8%), dan long-term insomnia10orang (22,2%).

    Saran

    1. Tugas tenaga kesehatan Puskesmasdan khususnya keperawatan yangbergerak dibidang keperawatangerontik, keperawatan komunitasdan keperawatan jiwa dengan cara

    mengoptimalkan kegiatan-kegiatan

    di Posbindu dalam memberikankonseling dan deteksi sedini

    mungkin terjadinya depresi daninsomnia pada lansia. Melakukan

    program kesehatan lansia sepertipada kegiatan Posbindu, hendaknyadalam memberikan pelayanankesehatan pada lansia lebihmenekankan psikospiritual salah

    satunya menerima konsultasikesehatan mental bagi lansia olehpetugas Puskesmas mengenaikesehatan mental pada lansia.

    2. Diharapkan lansia berperan aktif

    untuk hadir dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan olehPosbindu di lingkungan tempattinggalnya untuk dapat mengetahuicara-cara mengatasi depresi danlansia bisa memperhatikan polatidur yang baik. Hendaknya selalumenjalankan ibadah wajib maupunsunnah, agar mereka mempunyaitingkat kesehatan mental yang baikterlebih mampu dalam menghadapikemungkinan terjadinya depresi

    dengan cara melaksanakan ibadahsecara rutin. Untuk meningkatkankesehatan psikologis lansia, dalam

    hal ini peran keluarga sangatpenting yaitu denganmemperhatikan perasaan yangdialami lansia agar merasa diperhatikan, dan tidak menimbulkan

    rasa sedih pada lansia.3. Dengan adanya penelitian ini dapat

    dijadikan sebagai bahan referensitambahan yang berhubungandengan masalah depresi pada lansiadengan insomnia, kemudian dapatmeneliti dengan variabel yang

    berbeda yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

    depresi pada lansia denganinsomnia, sehingga dapat mengatasidampak yang dialami oleh lansia.

  • 7/23/2019 JURNAL LANSIA DEPRESI DAN INSOMNIA.pdf

    7/7

    7

    Jurnal Keperawatan Oleh Ariful Rakhman,S.Kep-Tahun 2015STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Azizah, 2011. Keperawatan Lanjut

    Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu2. Kementerian Kesehatan RI :2013.

    Gambaran Kesehatan Lanjut usiadi Indonesia. Jakarta : KementerianKesehatan Republik Indonesia

    3. Dinas Kesehatan Kota Bandung:2014 Seksi Pelayanan Kesehatan

    (Yankesus) Dinas Kesehatan KotaBandung: Dinas Kesehatan KotaBandung

    4. Keliat, 2012. Manajemen KasusGangguan Jiwa (intermediate

    Course).(K. d. Monica Ester S, Ed.)Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

    5. Janiwarti, Pieter, (Saragih. 2011).Pengantar Psikopatologi UntukKeperawatan.Jakarta: EGC.

    6. Surilena, 2007. Gangguan Tidurpada Lansia dan Penangananya.Yayasan Kesehatan Jiwa Dharmawangsa 2004.XXXVII(1)

    7. Kaplan H.I, Sadock V.A, Grebb J.A:2010. Sinopsis Psikiatri : IlmuPengetahuan Perilaku Psikiatri

    Klinis. Tanggerang: Bina RupaAksara.

    8. Bayu Rizky (2013), Gambaran

    Tingkat Depresi pada Lansia diwilayah Puskesmas Ibrahim Aji,skrpsi.Bandung : Fakultas IlmuKeperawatan UniversitasPadjajaran.

    9. Kartika Sari (2012), GambaranTingkat Depresi pada Lansia dan

    Kejadian Insomnia di Panti SosialTresna Wredha Budi Mulia,skrpsi.Jakarta : Fakultas IlmuKeperawatan Universitas Indonesia.

    10.Potter, P.A & Perry, A.G ( 2009).

    Fundamental Keperawatan Buku 1Edisi 7. Jakarta:EGC

    11.Videbeck, S.J., 2008, Buku AjarKeperawatan Jiwa, Jakarta : EGC

    12.Stanley & Patricia (2006). BukuAjar Keperawatan Gerontik, Edisi 2Jakarta: EGC

    13.Tamher & Noorkasiani, 2009.

    Kesehatan Usia Lanjut dengan

    Pendekatan Asuhan Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika

    14.

    Rafknowledge, 2004. Insomnia danGangguan Tidur Lainnya. Jakarta:

    Gramedia15.J. Buysse & J. Sateia. 2010.

    Insomnia Diagnosis and TreatmentMedical Psychiatry. London:Informa Healthcare.

    16.Muslim, H. M., 2009. ParasitologiUntuk Keperawatan. EGC, Jakarta

    17.Nursalam, 2005. Konsep danpenerapan Metodologi penelitianilmu Keperawatan . Edisi 2. Jakarta

    : Salemba Medika18.Nasir, 2011. Dasar-dasar

    Keperawatan Jiwa Pengantar danTeori, Jakarta: Salemba Medika

    19.Notoatmojo, 2010. MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta

    20.Arikunto, 2006.Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta

    21.Sugiyono, 2014. Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R & D.

    Bandung: Alfabeta22.Hidayat, 2012. Metode Penelitian

    Keperawatan dan Teknik Analisis

    Data. Jakarta: Salemba Medika .23.Rianto, Agus.

    2011.Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: NuhaMedika

    24.Yul, Iskandar. 2007. Insomnia,Anxietas, dan Depresi. Dalam:

    Psikiari Biologi, Vol III. Jakarta :Yayasan Dharma Graha.

top related