pengaruh latihan peregangan terhadap fleksibilitas lansia

Upload: renold-cristian

Post on 23-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    1/69

    PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP

    FLEKSIBILITAS LANSIA

    SKRIPSI

    Oleh

    Renold Cristian Ibrahim

    110111299

    Dosen Pembimbing

    dr. H. I. S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO

    dr. Hedison Polii, MKes, AIFM, AIFO

    BAGIAN FISIOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    MANADO

    2015

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    2/69

    i

    PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP

    FLEKSIBILITAS LANSIA

    SKRIPSI

    Oleh

    RENOLD CRISTIAN IBRAHIM

    110111299

    SKRIPSI SARJANA KEDOKTERAN

    Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelarSARJANA KEDOKTERAN

    BAGIAN FISIOLOGI

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SAM RATULANGI

    MANADO

    2015

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    3/69

    ii

    PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP

    FLEKSIBILITAS LANSIAOleh :

    Renold Cristian Ibrahim

    110111299

    Telah di ajukan pada Ujian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam

    Ratulangi pada 28 Januari 2015 serta di setujui Oleh :

    dr. H. I. S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO

    Dosen Pembimbing I

    dr. H Hedison Polii, MKes, AIFM, AIFO

    Dosen Pembimbing II

    dr. H. I. S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO

    Ketua Bagian Fisiologi

    Prof. Dr. dr. Adrian Umboh, Sp. A(K)

    Dekan Fakultas Kedokteran

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    4/69

    iii

    ABSTRACT

    EFFECT OF FLEXIBILITY STRETCHING EXERCISES ELDERLY

    Renold Cristian Ibrahim 1), Hedison Polii 2), Herlina Wungouw 2)

    Background: Flexibility is the ability of a joint, muscles, and ligaments around it

    to move freely and comfortably in the space for the expected maximum. Flexibility

    is influenced by many factors. These factors are the muscles, tendons, ligaments,

    age, gender, body temperature and joint structure. Less flexibility may lead to a

    slower movement and injury prone to muscles, ligaments, and other tissues. With

    increasing age, the person will be reduced flexibility. The best way to increase the

    flexibility is stretching exercises. This study aims to look at the effect of stretching

    exercises for flexibility among the elderyMethods: This study is an experimental field with the design of pre-post test design.

    Samples were 30 elderly people who are in BPLU Senjah Cerah, Paniki Bawah.

    Samples were measured using a goniometer flexibility before doing stretching

    exercises, after stretching exercises for 3 weeks in doing measurements returned by

    using the goniometer.

    Results : The results obtained are stretching the influence of motion on the

    flexibility of the elderly (p 0.05)

    Conclusion: Stretching exercises can improve joint flexibility.

    Keywords: Flexibility, Stretching Exercises, Elderly

    1) Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi

    2) Lecturer Part Physiology Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    5/69

    iv

    ABSTRAK

    PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP FLEKSIBILITAS

    LANSIA

    Renold Cristian Ibrahim 1), Hedison Polii 2), Herlina Wungouw 2)

    Latar Belakang : Fleksibilitas merupakan kemampuan dari sebuah sendi,otot dan

    ligamen di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam ruang

    gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibiltas dipengaruhi oleh banyak faktor.

    Faktor-faktor tersebut adalah otot, tendon, ligamen, usia, jenis kelamin, suhu tubuh

    dan struktur sendi. Fleksibilitas yang kurang dapat menyebabkan gerakan lebih

    lamban dan rentan terhadap cedera otot, ligamen, dan jaringan lainnya. Dengan

    bertambahnya usia maka fleksibilitas seseorang akan berkurang. Cara terbaikmeningkatkan fleksibilitas adalah dengan latihan peregangan. Penelitian ini

    bertujuan untuk melihat pengaruh latihan peregangan terhadap fleksibilitas.

    Metode : Penelitian ini bersifat eksperimental lapangan dengan rancangan pre-post

    test design. Sampel berjumlah 30 orang Lansia yang berada di BPLU Senjah Cerah,

    Paniki Bawah. Sampel di ukur fleksibilitasnya dengan menggunakan Goniometer

    terlebih dahulu sebelum melakukan latihan peregangan, setelah dilakukan latihan

    peregangan selama 3 minggu di lakukan pengukuran kembali dengan menggunakan

    Goniometer.

    Hasil: Hasil yang didapatkan terdapat pengaruh peregangan lingkup gerak sendi

    pada fleksibilitas lansia (p0,05)

    Kesimpulan : Latihan Peregangan dapat meningkatkan Fleksibilitas Sendi.

    Kata Kunci : Fleksibilitas, Latihan Peregangan, Lansia1)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi2)Dosen Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    6/69

    v

    LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

    ( UNTUK PROGRAM SARJANA)

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    Skripsi ini adalah asli dan belum pernah di ajukan untuk mendapatkan gelar

    sarjana, baik di Universitas Sam Ratulangi maupun di Perguruan Tinggi

    lainnya.

    Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa

    bantuan pihak lain kecuali tim komisi pembimbing dan penguji

    Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat uyang ditulis atau

    dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

    sebagai acuan dalam naskah disebutkan nama pengarang dan dicantumkan

    dalam daftar pustaka.

    Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

    terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini yang telah

    di peroleh karena skripsi ini, saya bersedia untuk menerima sanksi akademik

    serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi

    ini.

    Manado, 28 Januari 2015

    Yang membuat pernyataan :

    Renold Cristian Ibrahim

    110111299

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    7/69

    vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    Sebagai civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi,

    saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : Renold Cristian Ibrahim

    NIM : 110111299

    Program Studi : Pendidikan Dokter

    Fakultas : Kedokteran

    Jenis Karya : Skripsi

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju untuk memberikan kepada

    Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Hak Bebas Royalti Nonekslusif

    (Nonexclusive Royalty Free Right ) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

    Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    Beserta perangkat yang ada ( Jika Perlu ). Dengan hak Royalti Noneksklusif ini

    Fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi berhak menyimpan, mengalih

    media / formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,

    dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Manado

    Pada tanggal : 28 Januari 2015

    Yang menyatakan

    Renold Cristian Ibrahim

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    8/69

    vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan

    penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan

    skripsi di Bagian Fisiolgi Universitas Sam Ratulangi Manado yang berjudul :

    Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    Maksud dari penulisan skripsi (penelitian) ini adalah untuk menyelesaikan

    program pendidikan S1 (strata satu) sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

    Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan

    dukungan dari berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini

    penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya

    kepada :

    Prof. Dr. Ir. Ellen Kumaat, MSc, DEA selaku Rektor Universitas Sam

    Ratulangi

    Prof. Dr. dr. Adrian Umboh, Sp. A(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran

    Universitas Sam Ratulangi

    dr. H. I. S. Wungouw, MsAppSc, MMedEd, AIFM, AIFO selaku Ketua

    Bagian Fisiologi dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu

    untuk memberikan bimbingan dan waktunya bagi penulis

    dr. Hedison Polii, MKes, AIFM, AIFO selaku Dosen Pembimbing II yang

    telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan waktunya bagi

    penulis

    dr. J. J. V. Rampengan, AIFM dan dr. Sylvia Marunduh, MMed, AIFM

    Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, masukan dan

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    9/69

    viii

    banyak nasehat bagi penulis

    Kepada Keluarga terutama Papa, Mama, Cece Reni, Rikal selalu

    memberikan doa, semangat, kasih sayang, motivasi, dukungan selama

    kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado kepada

    penulis yang tak dapat terbalaskan

    Seluruh teman-teman saya, Mercy, Feby, Faldy, Martinus, Gideon, Ezra,

    Gusti, Julian, Ramdhan, Keke, Ranita dan teman seperjuangan skripsi di

    bagian Fisiologi yang telah memberikan semangat, dukungan, doa, dan

    motivasi kepada penulis

    Seluruh teman- teman EFFECT angkatan 2011

    Kepala BPLU beserta staf dan juga Oma dan Opa yang telah menunjang

    penelitian ini sehingga dapat berjalan dengan baik dan bersedia menjadi

    subjek penelitian

    Semua pihak yang baik secara langsung dan tidak langsung menumbuhkan

    ide atau gagasan dalam pemikiran penulis sehingga dapat menyelesaikan

    skripsi ini.

    Akhir dari semuanya ini, semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis, para

    sejawat, mahasiswa serta bagi kemajuan Ilmu Kedokteran.

    Manado, Januari 2015

    Penulis

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    10/69

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

    ABSTRACT ............................................................................................................ ii

    ABSTRAK ............................................................................................................. iv

    LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ........................................... v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

    A.

    Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B.

    Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2

    D.

    Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

    A. Lansia ........................................................................................................... 4

    1.

    Definisi Lansia ....................................................................................... 4

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    11/69

    x

    2. Klasifikasi Lansia ................................................................................... 4

    B. Penuaan ........................................................................................................ 5

    C. Definisi Fleksibilitas .................................................................................... 9

    D. Hubungan fleksibilitas dengan lansia ......................................................... 10

    E.

    Sendi ........................................................................................................... 11

    1. Pengertian Sendi ................................................................................... 11

    2.

    Klasifikasi Sendi .................................................................................. 11

    3.

    Gerakan sendi ...................................................................................... 13

    F. Otot ............................................................................................................. 14

    1. Pengertian Otot .................................................................................... 14

    2. JenisJenis Otot ................................................................................. 15

    G. Ligamen dan Tendon

    1.

    Pengertian Ligamen dan Fungsinya ..................................................... 17

    2. Pengertian Tendon ............................................................................... 18

    3. Fungsi Tendon ..................................................................................... 19

    H.

    Metodemetode latihan untuk meningkatkan Fleksibilitas ...................... 19

    1.

    Metode latihan pergerakan dinamis ..................................................... 19

    2.

    Metode latihan pergerakan statis .......................................................... 20

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 22

    A.

    Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 22

    B.

    Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 22

    C. Populasi Sampel ......................................................................................... 22

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    12/69

    xi

    D. Variable Penelitian ..................................................................................... 22

    E. Definisi Operasional Penelitian .................................................................. 23

    F. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 23

    G. Pengelolahan Data ...................................................................................... 25

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 26

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 26

    B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 26

    C. Pembahasan ............................................................................................... 31

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 34

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 36

    LAMPIRAN ........................................................................................................... 39

    DOKUMENTASI PENELITIAN .......................................................................... 52

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS ............................................................. 54

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    13/69

    xii

    DAFTAR GAMBAR

    1.

    Otot Polos ................................................................................................... 15

    2.

    Otot Lurik ................................................................................................... 16

    3.

    Otot Jantung ............................................................................................... 17

    4. Ligament .................................................................................................... 18

    5. Tendon........................................................................................................ 18

    6. Metode latihan peregangan dinamis........................................................... 19

    7. Metode latihan peregangan statis ............................................................... 21

    8. Alur Penelitian ........................................................................................... 25

    9. Grafik Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin ................................ 27

    10.

    Grafik Distribusi Responden menurut Umur ............................................ 27

    11.

    Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Lengan .............. 28

    12.

    Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Bahu .................. 29

    13.

    Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Lutut.................. 30

    14.Saat Peregangan ekstensi bahu................................................................... 52

    15.Saat Peregangan ekstensi lengan ................................................................ 52

    16.Saat Peregangan ekstensi lengan ................................................................ 52

    17.

    Saat Peregangan abduksi bahu ................................................................... 53

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    14/69

    xiii

    DAFTAR TABEL

    Hasil uji t berpasangan pada fleksi lengan sinistra dan dextra ................... 44

    Hasil uji t berpasangan pada ekstensi lengan sinistra dan dextra ............... 45

    Hasil uji t berpasangan pada fleksi bahu sinistra dan dextra...................... 46

    Hasil uji t berpasangan pada ekstensi bahu sinistra dan dextra.................. 47

    Hasil uji t berpasangan pada abduksi lengan sinistra dan dextra ............... 48

    Hasil uji t berpasangan pada fleksi lutut sinistra dan dextra ...................... 49

    Hasil uji t berpasangan pada ekstensi lutut sinistra dan dextra .................. 50

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    15/69

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1.

    Surat Persetujuan Penelitian ( Informent Consent Form )......................... 39

    2.

    Data Hasil Olahan SPSS ............................................................................ 40

    3.

    Data Hasil Pengukuran Fleksibilitas .......................................................... 51

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    16/69

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

    Penuaan adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan

    jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

    normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

    kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus

    berlanjut secara alamiah dimulai sejak lahir dan dialami oleh semua mahkuk hidup.

    Lanjut usia menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 adalah mereka yang

    telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Diseluruh dunia penduduk lansia (usia 60

    tahun ke atas) tumbuh sangat cepat bahkan tercepat dibandingkan kelompok usia

    lainnya. Badan kesehatan dunia WHO menunjukan bahwa presentase penduduk

    lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan

    menjadi 11,34 persen pada tahun 2020.(1)

    Lanjut usia sering dikaitakan dengan usia yang sudah tidak produktif, bahkan

    dikatakan menjadi beban bagi yang berusia produktif. Hal ini terjadi karena pada

    lansia secara fisiologis mengalami kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh yang

    menyebabkan lansia rentan terkena gangguan kesehatan. Memasuki lanjut usia

    akan mengalami kemunduran secara fisik, kemunduran secara fisik akan terjadi

    penurunan massa otot serta fleksibilitasnya. Sehingga, dapat mempengaruhi

    kemampuan lansia dalam memenuhi aktivitasnya. Kemunduran secara fisik akibat

    proses penuaan dapat dicegah pada lansia dengan melakukan berbagai komponen

    latihan. Komponen latihan pada lansia dapat diberikan dengan latihan

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    17/69

    2

    fleksibilitas.(2)

    Fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan otot,

    serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam

    ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibiltas dipengaruhi oleh banyak

    faktor. Faktor-faktor tersebut adalah otot, tendon, ligamen, usia, jenis kelamin, suhu

    tubuh dan struktur sendi. Fleksibilitas yang kurang dapat menyebabkan gerakan

    lebih lamban dan rentan terhadapa cedera otot, ligamen, dan jaringan lainnya.

    Dengan bertambahnya usia maka fleksibilitas seseorang akan berkurang. Cara

    terbaik meningkatkan fleksibilitas adalah dengan latihan peregangan.(3)

    Latihan peregangan penting untuk mencegah kemunduran massa otot. Latihan-

    latihan itu dibagi atas dua jenis latihan yaitu latihan peregangan statis dan latihan

    peregangan dinamis. Dengan melakukan kedua latihan ini maka dapat

    meningkatkan fleksibilitas.(4)

    Berdasarkan pembahasan diatas penulis tertarik untuk meneliti latihan

    peregangan terhadap fleksibilitas lansia.

    B.

    Rumusan masalah

    Bagaimana pengaruh latihan peregangan terhadap fleksibilitas lansia.

    C.

    Tujuan penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah :

    Untuk mengetahui latihan peregangan terhadap fleksibilitas lansia

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    18/69

    3

    D.Manfaat Penelitian

    Untuk bidang akademik / ilmiah :

    Diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang latihan

    peregangan terhadap fleksibilitas lansia

    Untuk pengembangan penelitian :

    Sebagai suatu bahan acuan penelitian dasar yang diharapkan dapat menjadi

    bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut.

    Untuk pengabdian masyarakat :

    Diharapkan dapat memberikan informasi dan edukasi tentang latihan

    peregangan terhadap fleksibilitas lansia

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    19/69

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.Lansia

    Definisi Lansia

    Menurut undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

    mendefinisikan lanjut usia adalah seorang yangg karena usianya mengalami

    perubahan biologis, fisis, kejiwaan dan sosial.(3)

    Pengertian dan pengelolahan lansia meliputi:

    Lansia adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

    Lansia usia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan

    pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.

    Lansia tak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah

    sehingga hidupnya tergantung pada orang lain.

    Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam

    mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi

    Keluarga Berencana Nasional (1998) ada tiga aspek yang perlu

    dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial.(1,2)

    Klasifikasi Lansia

    Klasifikasi lansia berdasarkan Depkes RI:

    Pralansia (prasenilis)

    Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun

    Lansia

    Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    20/69

    5

    Lansia beresiko tinggi

    Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia

    60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan

    Lansia potensial

    Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang

    dapat menghasilkan barang atau jasa

    Lansia tidak potensial

    Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

    bergantung pada bantuan orang lain

    WHO (World Health Organization) membagi masa usia lanjut sebagai

    berikut:

    Usia 45-60 tahun, disebut middle age(setengah baya)

    Usia 60-75 tahun, disebut elderly(usia lanjut)

    Usia 75-90 tahun, disebut old( tua)

    Usia diatas 90 tahun, disebut very old( tua sekali) (7,8)

    B.

    Penuaan

    Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem

    akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Proses menua setiap individu

    pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya dan sangat individual. Banyak faktor

    yang mempengaruhi penuaan seseorang seperti genetic, asupan gizi, kondisi

    mental, pola hidup, lingkungan dan pekerjaan sehari-hari.(1,2,9)

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    21/69

    6

    Terdapat beberapa teori tentang penuaan:

    Teori Genetik Clock

    Menurut teori ini menua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies

    tertentu. Tiap spesies mempuyai jam genetik didalam nuclei (inti sel) yang telah

    diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan

    menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut ini bila jam kita

    berhenti akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan

    atau penyakit akhir yang faal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan

    bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies

    terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. Secara teoritis dapat

    dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan

    pengaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan

    penyakit dengan obat-obatan atau tindakan-tindakan tertentu.(2,7,8)

    Mutasi somatic (teoriError Catastrophe)

    Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-

    faktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang

    menyebabkan terjadinya proses mutasi somatik. Menurut teori ini, terjadinya

    mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan penurunan

    kemampuan fungsional sel tersebut. Salah satu hipotesis yang berhubungan

    dengan mutasi sel somatic adalah HipotesisError Catastrophe.

    Menurut hipotesis tersebut, menua disebabkan oleh kesalahan- kesalahan

    yang beruntun sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang

    cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transkripsi, maupun dalam proses

    translasi. Kesalahan tersebut akan menyebabkan terbentuknya enzim yang

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    22/69

    7

    salah, sebagai reaksi dari kesalahan-kesalahan lain yang berkembang secara

    eksponensial dan akan menyebabkan terjadinya reaksi metabolism yang salah,

    sehingga akan mengurangi fungsional sel. Walaupun dalam batas-batas tertentu

    kesalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan

    memperbaiki diri sendiri itu sifatnya terbatas pada kesalahan dalam proses

    transkripsi (pembentukan RNA) yang tentu akan menyebabkan kesalahan

    dalam proses translasi (pembuatan protein), maka akan terjadilah kesalahan

    yang makin banyak, sehingga terjadi katastrop.(1,2,15)

    Kerusakan akibat radikal bebas

    Radikal bebas terbentuk dialam bebas, dan dalam tubuh jika fagosit pecah

    dan sebagai produk sampingan didalam rantai pernapasan didalam mitokondria.

    Untuk organisme aerobic, radikal bebas terutama terbentuk pada waktu

    respirasi (aerob) didalam mitokondria, karena 90% oksigen diambil tubuh,

    masuk kedalam mitokondria. Waktu terjadi proses tersebut oksigen dilibatkan

    dalam mengubah bahan bakar menjadi ATP, melalui enzim-enzim respirasi

    didalam mitokondria, maka radikal bebas akan dihasilkan sebagai zat antara.

    Radikal bebas yang terbentuk tersebut adalah: superoksida (O2), radikal

    hidroksil (OH), dan juga hidrogen peroksida (H2O2). Radikal bebas bersifat

    merusak, karena sangat reaktif sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein,

    asam lemak tak jenuh, seperti dalam membrane sel. Tubuh sendiri sebenarnya

    mempunyai kemampuan untuk menangkal radikal bebas, dalam bentuk enzim.

    Disamping itu radikal bebas dapat juga dinetralkan menggunakan senyawa non

    enzimatik, seperti: vitamin C, provitain A, dan vitamin E.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    23/69

    8

    Walaupun telah ada sistem penangkal, namun sebagian radikal bebas tetap

    lolos, bahkan makin banyak radikal bebas terbentuk sehingga proses

    pengrusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin banyak dan akhrnya sel

    mati.(2,7,10)

    Teori Wear And Tear (Dipakai dan Rusak)

    Teori ini menyatakan bahwa pemakaian dan keausan lambat akan

    menimbulkan detoriorisasi. Teori Wear And Tear mengajukan akumulasi

    sampah metabolic atau zat nutrisi dapat merusak sintesis DNA. Sel somatik

    normal memiliki kemampuan yang terbatas dalam bereplikasi dan menjalankan

    fungsinya. Kematian sel terjadi karena jaringan yang sudah tua tidak

    beregenerasi. Teori Wear And Tear mengungkapkan bahwa organisme

    memiliki energi tetap yang tersedia dan akan habis sesuai dengan waktu yang

    diprogramkan.(2,8,17)

    Teori imunitas

    Teori imunitas berhubungan langsung dengan proses penuaan. Selama

    proses penuaan, sistem imun juga akan mengalami kemunduran dalam

    pertahanan terhadap organism easing yang masuk kedalam tubuh sehingga

    lansia akan sangat mudah mengalami infeksi dan kanker. Perubahan sistem

    imun ini diakibatkan perubahan pada jaringan limfoid sehingga tidak adanya

    keseimbangan dalam sel T untuk memproduksi antibodi dalam kekebalan tubuh

    menurun. Pada sistem imun akan terbentuk autoimun tubuh. Perubahan yang

    terjadi merupakan integritas sistem tubuh untuk melawan sistem imun itu

    sendiri.(1,8,9)

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    24/69

    9

    Teori Neuroendokrin

    Teori neuroendokrin merupakan teori yang mencoba menjelaskan tentang

    terjadinya proses penuaan melalui hormon. Penuaan terjadi karena adanya

    keterlambatan dalam sekresi hormon tertentu sehingga berakibat pada sistem

    saraf. Hormon dalam tubuh berperan dalam mengorganisasi organ-organ tubuh

    melaksanakan tugasnya dan menyeimbangkan fungsi tubuh apabila terjadi

    gangguan dalam tubuh.

    Pengeluaran hormon diatur oleh hipotalamus dan hipotalamus juga

    merespon tingkat hormon tubuh sebagai panduan untuk aktivitas hormonal.

    Pada lansia, hipotalamus kehilangan kemampuan dalam pengaturan dan sebagai

    reseptor yang mendeteksi hormone individu menjadi kurang sensitif. Oleh

    karena itu, pada lansia banyak hormon yang tidak dapat disekresi dan

    mengalami penurunan kreefektivitasan. Penurunan kemampuan hipotalamus

    dikaitkan dengan hormon kortisol. Kortisol dihasilkan dari kelenjar adrenal

    (terletak diginjal) dan kortisol bertanggung jawab untuk stress.

    Hal ini dikenal sebagai salah satu dari beberapa hormon yang meningkat

    dengan usia. Jika kerusakan kortisol hipotalamus, maka seiring waktu

    hipotalamus akan mengalami kerusakan. Kerusakan ini kemudian dapat

    menyebabkan ketidakseimbangan hormon sebagai hipotalamus kehilangan

    kemampuan untuk mengendalikan sistem.(2,16,17)

    C.Definisi Fleksibilitas

    Fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah sendi dan otot,

    serta tali sendi di sekitarnya untuk bergerak dengan leluasa dan nyaman dalam

    ruang gerak maksimal yang diharapkan. Fleksibilitas ada dua macam yaitu,

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    25/69

    10

    Fleksibilitas statis dan Fleksibilitas dinamis. Pada fleksibilitas statis ditentukan oleh

    ukuran dari luas gerak satu persendian atau beberapa persendian. Sedangkan

    fleksibilitas dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan

    kecepatan tinggi.(4,6)

    Istilah fleksibilitas pada dasarnya mencakup dua hal yang saling berhubungan,

    yaitu kelentukan dan kelenturan. Kelentukan terkait erat dengan keadaan tulang dan

    persendian sedangkan kelenturan terkait erat dengan tingkat elastilitas otot, tendon

    dan ligamen. Dengan demikin unsur kelentukan dan kelenturan akan menjamin

    keluasan gerak pada persendian dan memudahkan otot, tendon dan ligamen serta

    persendian pada saat melakukan gerak.(4,6,22)

    D.Hubungan fleksibilitas dengan lansia

    Fleksibilitas membuat tubuh memiliki kemampuan untuk melakukan berbagai

    gerakan. Beberapa faktor dapat mempengaruhi fleksibilitas di antaranya otot,

    tendon, ligamen, usia, jenis kelamin, suhu tubuh dan struktur sendi(4,6). Usia

    merupakan hal yg mempengaruhi fleksibilitas, semakin tua usia seseorang semakin

    menurun fleksbilitas. Memasuki lanjut usia akan mengalami kemunduran secara

    fisik, kemunduran secara fisik akan terjadi penurunan massa otot dan sendi. Otot

    dan sendi merupakan hal terpenting dalam fleksibilitas. Sehingga, dapat

    mempengaruhi kemampuan lansia dalam melakukan aktivitasnya. Kemunduran

    secara fisik akibat proses penuaan dapat dicegah pada lansia dengan melakukan

    berbagai komponen latihan. Komponen latihan pada lansia dapat diberikan dengan

    latihan fleksibilitas.(12-14)

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    26/69

    11

    E. Sendi

    Pengertian Sendi

    Sendi, persambungan atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk

    menunjukan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka

    Klasifikasi Sendi

    Sendi sinartrosis atau sendi mati. Secara struktural, persendian ini di

    bungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.

    i. Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat

    fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh

    sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.

    ii. Sinkondrosis adalah sendi yang tulang tulangnya dihubungkan

    dengan kartilago hialin. Salah satu contohnya adalah lempeng

    epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang

    seorang anak. Saat sinkondrosis sementara berosifikasi, maka

    bagian tersebut dimanakan sinostosis.(4,18,19,)

    Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang

    memungkinkan terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap

    torsi dan kompresi.

    i. Simfisis adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan

    diskus kartilago. Yang menjadi bantalan sendi yang memungkinkan

    terjadinya sedikit gerakan. Contoh simfisis adalah simfisis pubis

    antara tulang tulang pubis dan diskus intervebralis antar badan

    vertebra yang berdekatan.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    27/69

    12

    ii. Sindesmosis terbentuk saat tulang tulang yang berdekatan

    dihubungkan dengan serat serat jaringan ikat kolagen. Contoh

    sindesmosis dapat ditemukan pada tulang yang terletak bersisian dan

    dihubungkan dengan membran interoseus, seperti pada tulang radius

    dan ulna, serta tibia dan fibula.

    iii. Gomposis adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk

    dengan pas dalam kantong tulang. Seperti pada gigi yang tertanam

    pada alveoli (kantong) tulang rahang. Pada contoh tersebut, jaringan

    ikat fibrosa yang terlihat adalah ligamen peridontal.(4,18,21)

    Diartrosis adalah sendi yang dapat bergerak bebas , disebut juga sendi

    sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial,

    suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung kedua tulang, dan

    ujung tulang pada sendi sinovial dilapisi kartilago artikular. Ada

    beberapa jenis sendi sinovial, yaitu :

    i. Sendi peluru, yaitu memungkinkan gerakan bebas penuh. Misalnya:

    persendian panggul dan bahu.

    ii. Sendi engsel, yaitu memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu

    arah. Contoh : siku dan lutut.

    iii. Sendi pelana (sendi pelana dua sumbu), yaitu memungkinkan

    gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Contoh : sendi

    pada dasar ibu jari.

    iv. Sendi pivot, yaitu memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas

    seperti memutar pegangan pintu. Contoh : sendi antara radius dan

    ulna.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    28/69

    13

    v. Sendi peluncur, yaitu memungkinkan gerakan terbatas kesemua

    arah. Contoh : sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan

    tangan.(4,20)

    Gerakan pada Sendi

    a. Fleksi adalah gerakan yang memperkecil sudut antara 2 tulang atau 2

    bagian tubuh, seperti saat menekuk siku (menggerakkan lengan ke arah

    depan). Menekuk lutut (menggerakkan tungkai ke arah belakang).

    b. Dorsofleksi yaitu gerakan menekuk telapak kaki di pergelangan ke arah

    depan (meninggikan bagian dorsal kaki).

    c. Plantar fleksi yaitu gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan

    kaki.

    d. Ekstensi adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang atau

    dua bagian tubuh.

    e. Hiperekstensi mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada

    bagian-bagian tubuh melebihi 180, seperti gerakan menekuk torso atau

    kepala ke arah belakang.

    f. Abduksi adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh,

    seperti saat merebahkan lengan

    g. Aduksi adalah gerakan bagian tubuh saat kembali ke aksis utama tubuh

    atau aksis longitudinal tungkai.

    h. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar di sekitar aksis pusat tulang

    itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat

    menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak.

    i. Pronasi adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    29/69

    14

    mengakibatkan telapak tangan menghadap ke belakang.

    j. Supinasi adalah rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan

    telapak tangan menghadap ke depan.

    k. Sirkumduksi adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar

    untuk membuat ruang membentuk kerucut, seperti saat mengayunkan

    lengan membentuk putaran. Gerakan seperti ini dapat berlangsung pada

    persendian panggul, bahu, trunkus, pergelangan tangan, dan persendian

    lutut.

    l. Inversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan

    telapak kaki menghadap ke dalam atau ke arah medial.

    m. Eversi adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan

    telapak kaki menghadap ke arah luar. Gerak inversi dan eversi pada kaki

    sangat berguna untuk berjalan di atas daerah yang rusak dan berbatu.

    n. Protraksi adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan

    rahang bawah ke depan.

    o. Retraksi adalah gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang, seperti

    meretraksi mandibula, atau meretraksi girdel pektoral untuk

    membusungkan dada.

    p. Elevasi adalah pergerakan struktur ke arah superior, seperti saat

    mengatupkan mulut atau mengangkat bahu.(4,18)

    F. Otot

    Pengertian Otot

    Otot adalah suatu jaringan yang mempunyai kemampuan untuk

    berkontraksi. Otot pada tubuh manusia mencapai amper separuh berat tubuh.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    30/69

    15

    Fungsi otot yang utama adalah sebagai alat gerak aktif.(19,20)

    Jenis-jenis otot

    Otot manusia dibedakan menjadi tiga jenis yaitu otot rangka, otot jantung

    dan otot polos

    Otot polos

    Otot Polos adalah otot yang bersifat involunter yang berarti otot ini bekerja

    secara tidak sadar / tidak menurut kehendak. Otot ini berkontraksi secara

    lambat, namun dapat bekerja dalam waktu yang lama. Penggunaan energi

    saat kontraksi pada otot polos ini sangat efisien.Otot polos memiliki 1 inti

    sel yang terletak di tengah. Serat otot polos berbentuk gelendong. Otot ini

    tersusun atas sel-sel yang berbentuk lancip dan memanjang. Contoh organ

    yang disusun oleh otot polos adalah sebagian besar organ pencernaan seperti

    esophagus, intestinum dan kolon.

    Gambar 1 : Otot Polos(19)

    Ada dua jenis otot polos berdasarkan cara serabut saraf otot distimulasi

    untuk berkontraksi, yaitu:

    i. Otot Polos Unit Ganda, otot ini memerlukan stimulus saraf eksternal

    untuk melakukan kontraksi. Contoh otot ini terdapat pada otot mata

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    31/69

    16

    yang memfokuskan lensa dan menyesuaikan ukuran pupil.

    ii. Otot Polos Unit Tunggal (viseral), otot ini tidak memerlukan

    stimulus saraf eksternal untuk melakukan kontraksi, contoh otot ini

    terdapat pada lapisan dinding organ berongga (visera).(18,19)

    Otot Rangka

    Otot rangka ini merupakan kebalikan dari otot polos. Otot rangka

    bekerja secara sadar, artinya bekerja menurut kehendak, setiap kerja dari

    otot rangka tergantung kepada keinginan seseorang. Otot rangka memiliki

    banyak inti sel , itulah yang membuat nya mampu bekerja kuat, namun otot

    ini mudah lelah. Mudah lelah disini artinya tidak bisa melakukan suatu

    pekerjaan secara terus menerus tanpa istirahat. Beda halnya dengan otot

    jantung. Otot ini memiliki sel-sel berbentuk silinder yang sangat panjang.

    Disebut otot rangka karena melekat pada rangka tubuh. Strukturnya dapat

    dilihat pada gambar di bawah.(18-20)

    Gambar 2 : Otot Lurik(18,19)

    Otot Jantung

    Otot jantung biasanya disebut juga myocardium, myo artinya otot, dan

    cardium artinya jantung. Jadi seperti namanya otot ini merupakan yang otot

    yang terdapat di jantung. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa otot

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    32/69

    17

    jantung merupakan gabungan dari otot polos dan otot rangka (otot lurik).

    Bentuk dari otot jantung ini serupa dengan otot rangka (berbentuk silinder

    panjang namun memiliki inti di tengah) tapi sifat nya serupa dengan otot

    polos (bekerja secara involunter). Otot ini bekerja secara terus menerus

    tanpa lelah dan tidak pernah beristirahat, kerjanya tidak diatur oleh sistem

    persarafan, namun suatu sistem pengatur aliran listrik jantunglah yang

    membuat otot ini bekerja tanpa henti.(18,19,21)

    Gambar 3 : Otot Jantung(18,19)

    G.Ligamen dan Tendon

    Pengertian dan Fungsi Ligamen

    Ligamen (ligamentum) adalah suatu jaringan berbentuk pita yang tersusun

    dari serabut-serabut liat yang terdiri dari jaringan ikat keadannya kenyal dan

    fleksibel yang mengikat tulang satu dengan tulang lain. Jaringan pengikat

    tersebut mengikat ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamen

    mempertemukan kedua ujung tulang dan mempertahankan stabilitas. Salah satu

    komponen penunjang sendi yaitu ligamen adalah jaringan pengikat yang

    mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian, sehingga tanpa

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    33/69

    18

    adanya ligamen maka antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya tidak

    akan menyatu dan tidak mungkin bisa melakukan gerak saat otot berkontraksi.

    Walaupun bisa, gerakan yang ditimbulkan tidak akan sempurna (11,22)

    Gambar 4 : Ligament(16)

    Pengertian Tendon

    Tendon adalah jaringan lunak yang menghubungkan jaringan otot dengan

    tulang, mirip dengan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang.

    Tendon terdiri dari kolagen, protein berserat, dan sering disebut sebagai

    jaringan kolagen. Dengan adanya tendon akan memudahkan pergerakan tubuh

    untuk melakukan aktifitas.

    Gambar 5 : Tendon(16)

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    34/69

    19

    Fungsi Tendon

    Fungsi tendon adalah untuk bertindak sebagai peregangan dan mekanisme

    rekoil (kembali) yang mentransmisikan gaya yang dihasilkan oleh otot ke tulang

    atau sendi yang terpasang. Saat kontraksi otot, tendon akan meregang dan

    kemudian menarik kembali panjang ke ukuran pendek atau mundur. Rekoil ini

    mentransmisikan energi dari kontraksi otot pada sendi dan menghasilkan

    gerakan.(11,22)

    H.

    Metode-metode Latihan Untuk Meningkatkan Fleksibilitas

    Kelenturan dapat dikembangkan melalui latihan-latihan peregangan otot serta

    harus dilatih secara khusus, karena perbaikan pada komponen ini akan mendukung

    terhadap kelincahan, serta dapat juga menghindari timbulnya cedera.

    Ada dua metode latihan untuk mengembangkan fleksiblitas.(5,23,28)

    Metode latihan peregangan dinamis

    Metode pergerakan dinamis disebut juga metode balistik. Metode ini

    dilakukan sendiri tanpa memerlukan bantuan dari pihak lain. Adapun mengenai

    pelaksanaan gerakannya sebagai berikut :

    Gambar 6 : Metode Peregangan Dinamis(23,24)

    Peregangan dinamis biasanya dilakukan dengan menggerak-gerakkan tubuh

    atau angota-anggota tubuh secara ritmis (berirama) dengan gerakan-gerakan

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    35/69

    20

    memutarkan anggota tubuh sedemikian rupa sehingga otot-otot terasa

    terenggangkan, maksudnya adalah untuk secara bertahap meningkatkan secara

    progresif ruang gerak sendi-sendi. Metode peregangan dinamis dapat di lihat

    pada gambar 6 di atas.

    Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan latihan

    peregangan dinamis :

    Lakukanlah pemanasan (warm-up)

    Lakukan gerakan penuh konsentrasi dan hati-hati(25,27)

    Metode dinamis merupakan salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan

    fleksibilitas. Gerakan-gerakan peregangan yang cepat dan kuat akan

    menyebakan terjadinya refleks regang. Oleh karena gerakan yang dinamis,

    refleks ini yang berfungsi untuk melindungi otot dari cedera akibat peregangan

    yang berlebihan, akan menyebabkan otot yang teregang tadi untuk berkontraksi

    jadi memendek kembali. Dan kontraksi ini justru akan menghalangi otot untuk

    bisa meregang secara maksimal.(26,27)

    Metode latihan peregangan statis

    Metode peregangan statis merupakan salah satu metode latihan peregangan

    yang dapat meningkatkan fleksibilitas. Metode ini juga dilakukan sendiri tanpa

    bantuan dari pihak lain seperti pada metode peregangan dinamis. Yang

    membedakannya adalah pada peregangan dinamis terjadi gerakan merenggut-

    renggutkan badan, namun dalam peregangan statis, pelaku mengambil sikap

    sedemikian rupa dan mempertahankan sikap tersebut secara statis selama 20

    detik sehingga meregangkan suatu kelompok otot tertentu. Metode peregangan

    statis dapat di lihat pada gambar 7.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    36/69

    21

    Gambar 7 : Metode peregangan Statis(23,24)

    Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan latihan

    peregangan statis adalah sebagai berikut :

    Regangkan otot secara perlahan-lahan dan tanpa kejutan

    Segera terasa regangan pada otot, berhentilah sebentar, kemudian

    lanjutkan regangan sampai terasa agak sakit; berhenti lagi; kemudian

    lanjutkan regangan sampai sedikit melewati titik rasa sakit, bukan

    sampai terasa sakit yang ekstrim

    Pertahankan sikap terakhir ini secara statis selama 20-30 detik

    Seluruh tubuh lainnya tinggal rileks, terutama otot-otot antagonisnya

    (yang diregangkan), agar ruang gerak sendi mampu untuk meregang

    lebih luas

    Bernapaslah terus, jangan menahan napas

    Selama mempertahankan sikap statis selama 20-30 detik, kembalilah ke

    sikap semula secara perlahan-lahan, agar ototnya tidak berkontraksi.

    Sebab kontraksi ini akan memberikan rangsangan kepada otot yang baru

    kita panjangkan tadi memendek kembali.(23,24,29)

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    37/69

    22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini bersifat eksperimental lapangan dengan rancangan pre-post test

    design.

    B. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada bulan NovemberDesember 2014 dengan lokasi

    penelitian yaitu di Badan Penyaluran Lanjut Usia (BPLU) Senja Cerah Manado,

    Paniki Bawah

    C.

    Populasi Sampel

    Populasi :

    Seluruh lansia yang berada di BPLU Senja Cerah

    Sampel :

    Lansia yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut :

    Tidak sedang mengalami sakit otot dan sendi

    Sehat saat dilakukan penelitian

    Berumur 60-80 tahun

    Bersedia menjadi subjek penelitian

    D.Variabel Penelitian

    Variabel bebas : Latihan peregangan

    Variabel terikat : Fleksibilitas

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    38/69

    23

    E. Definisi Operasional Variabel

    Lansia : Seorang yang berumur 60 tahun ke atas

    Fleksibilitas: kemampuan melakukan gerakan dalam ruang lingkup gerak

    sendi setelah itu lihat dengan menggunakan goniometer

    F. Prosedur Penelitian

    Tahap Persiapan:

    Penjelasan kepada subjek penelitian; Sebelum penelitian, Lansia

    diberikan penjelasan tentang rencana penelitian dan kriteria inklusi

    penelitian.

    Pemeriksaan kesehatan; Lansia sebelumn di jadikan subjek di periksa

    kesehatannya, apakah lansia sedang mengalami sakit sendi, otot atau

    tidak.

    Pengisian kertas persetujuan (informed consent); Lansia yg memenuhi

    kriteria inklusi

    Pelaksanaan Penelitian:

    Datang ke BPLU Senja Cerah.

    Dilakukan sosialisasi kepada perawat atau kepala bagian BPLU untuk

    mendata lansia manakah yg memenuhi kriteria inklusi.

    Usahakan lansia tidak mendapatkan program latihan peregangan di

    BPLU

    Lansia tidak sedang mengalami sakit otot dan sendi sebelum di lakukan

    penelitian

    Di lakukan pengukuran fleksibilitas dengan goniometer pada lansia

    Pengukuran fleksibilitas sebelumnya dilakukan untuk membandingkan

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    39/69

    24

    hasil pengukuran setelah dilakukan latihan peregangan.

    Pengukuran dimulai dengan pengukuran fleksi lengan, ekstensi lengan,

    fleksi bahu, ekstensi bahu, abduksi bahu, fleksi lutut, ekstesi lutut

    Setelah dilakukan pengukuran, latihan peregangan mulai dilaksanakan

    dengan edukasi terlebih dahulu kepada lansia mengenai langkah-

    langkah metode latihan peregangan

    Dalam latihan peregangan di pakai 2 metode yaitu, metode dinamis dan

    statis. Metode dinamis dilakukan dengan menggerakan anggota tubuh

    secara berulangkali tapi teratur dan metode statis dilakukan dengan

    meregangkan otot secara perlahan-lahan dengan menahan 20-30 detik.

    Edukasi pada lansia untuk melakukan latihan peregangan untuk

    berulang kali.

    Dilakukan 1 kali 1 hari tiap bangun tidur selama 3 minggu setelah itu

    dilakukan pengukuran kembali

    Kemudian ukur fleksibilitas dengan goniometer

    Hasil di dapatkan di catat.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    40/69

    25

    Gambar 8 : Alur Penelitian

    G.Pengelolahan Data

    Data di ambil kemudian dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan

    perangkat lunak SPSS dan dilakukan uji statistik.

    Lansia

    Dilakukan pengukuran

    Fleksibilitas sebelum latihan

    Lakukan latihan peregangan

    Edukasi sampai berapa hari

    Ukur Kembali Fleksibilitas

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    41/69

    26

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Penelitian ini bersifat eksperimental lapangan dengan rancangan pre post

    design yang dilakukan sejak bulan November 2014 sampai bulan Januari 2015 di

    BPLU Senja Cerah Paniki bawah, pada awal penelitian terlebih dahulu meminta

    izin kepada kepala BPLU untuk melakukan penelitian dengan membawa surat izin

    penelitian yang dikeluarkan dari bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas

    Sam Ratulangi. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan sosialisasi kepada

    lansia yang berada di BPLU Senja Cerah.

    Pada penelitian ini, peneliti mengambil 30 orang lansia yang sesuai dengan

    kriteria inklusi dari jumlah 40 orang lansia yang tinggal di BPLU. Sebelum

    dilakukan penelitian 30 orang lansia telah mengisi informed consent, setelah itu

    dilakukan pengukuran lingkup gerak sendi (LGS) terlebih dahulu sebelum

    melakukan latihan peregangan.

    B. Hasil Penelitian

    Hasil analisis data secara univariat menjelaskan tentang distribusi frekuensi

    responden berdasarkan jenis kelamin dan umur responden.

    Jenis Kelamin

    Berdasarkan analisis data deskriptif, dari 30 responden penelitian telah

    diperoleh data jenis kelamin seperti gambar berikut.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    42/69

    27

    Gambar 9: Grafik Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin

    Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden lansia

    yang diambil adalah berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 18

    responden (60%) dan laki-laki berjumlah 12 responden (40%).

    Umur

    Berdasarkan analisis data deskriptif, dari 30 responden penelitian telah

    diperoleh data umur seperti gambar berikut.

    Gambar 10 : Grafik Distribusi Responden menurut Umur

    1240,0%18

    60,0%

    Jenis Kelamin

    Laki-laki Perempuan

    13

    43,3%17

    56,7%

    Umur

    60-74 thn 75-90 thn

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    43/69

    28

    Berdasarkan gambar 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

    lansia yang diambil adalah mempunyai golongan umur 75-90 tahun dengan

    jumlah 17 responden (56,7%) dan golongan umur 60-74 tahun berjumlah 13

    responden (43,3%)

    Perbandingan MeanPre PostLatihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas

    Lansia

    Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Lengan

    Perbandingan nilai rata-rata fleksibilitas pada lengan lansia dapat dilihat

    pada gambar 11 berikut.

    Gambar 11. Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Lengan

    Berdasarkan gambar 11 dapat dilihat perbandingan nilai fleksibilitas

    lengan pada lansia, dimana sebelum dilakukan latihan peregangan nilai

    fleksibilitas fleksi lengan sinistra adalah 38,20, setelah dilakukan latihan

    peregangan menjadi 39,13. Nilai fleksibilitas fleksi lengan dextra sebelum

    latihan peregangan adalah 38,56, setelah dilakukan latihan peregangan

    menjadi 38,73. Nilai fleksibilitas ekstensi lengan sinistra sebelum

    0

    50

    100

    150

    200

    Fleksi Lengan

    Sinistra

    Fleksi Lengan

    Dextra

    Ekstensi

    Lengan

    Sinistra

    Ekstensi

    Lengan

    Dextra

    Pre 38,2 38,56 178,36 178,33

    Post 39,13 38,73 179,36 179,33

    Flexibilitas

    Pre Post

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    44/69

    29

    peregangan adalah 178,36, setelah dilakukan latihan peregangan menjadi

    179,36. Nilai fleksibilitas ekstensi lengan dextra sebelum peregangan

    adalah 178,33, setelah dilakukan latihan peregangan menjadi 179,33.

    Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Bahu

    Perbandingan nilai rata-rata fleksibilitas pada bahu lansia dapat dilihat

    pada gambar 12 berikut.

    Gambar 12. Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Bahu

    Berdasarkan gambar 12 dapat dilihat perbandingan nilai fleksibilitas

    bahu pada lansia, dimana sebelum dilakukan latihan peregangan nilai

    fleksibilitas fleksi bahu sinistra adalah 178,36, setelah dilakukan latihan

    peregangan menjadi 179,36. Nilai fleksibilitas fleksi bahu dextra sebelum

    latihan peregangan adalah 178,40, setelah dilakukan latihan peregangan

    menjadi 179,26. Nilai fleksibilitas ekstensi bahu sinistra sebelum

    peregangan adalah 91,83, setelah dilakukan latihan peregangan menjadi

    58,00. Nilai fleksibilitas ekstensi bahu dextra sebelum peregangan adalah

    0

    50

    100

    150

    200

    Fleksi

    Bahu

    Sinistra

    Fleksi

    Bahu

    Dextra

    Ekstensi

    Bahu

    Sinistra

    Ekstensi

    Bahu

    Dextra

    Abduksi

    Bahu

    Sinistra

    Abduksi

    Bahu

    Dextra

    Pre 178,36 178,4 91,83 91,66 178,23 178,3

    Post 179,36 179,26 58 58,2 179,3 179,23

    Flexibilitas

    Pre Post

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    45/69

    30

    91,66, setelah dilakukan latihan peregangan menjadi 58,20. Nilai

    fleksibilitas abduksi bahu sinistra sebelum peregangan adalah 178,23,

    setelah dilakukan latihan peregangan menjadi 179,30. Nilai fleksibilitas

    abduksi bahu dextra sebelum peregangan adalah 178,30, setelah dilakukan

    latihan peregangan menjadi 179,23.

    Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Lutut

    Perbandingan nilai rata-rata fleksibilitas pada lutut lansia dapat dilihat

    pada gambar 13 berikut.

    Gambar 13. Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Fleksibilitas pada Lutut

    Berdasarkan gambar 13 dapat dilihat perbandingan nilai fleksibilitas

    lutut pada lansia, dimana sebelum dilakukan latihan peregangan nilai

    fleksibilitas fleksi lutut sinistra adalah 132,53, setelah dilakukan latihan

    peregangan menjadi 133,33. Nilai fleksibilitas fleksi lutut dextra sebelum

    latihan peregangan adalah 132,53, setelah dilakukan latihan peregangan

    menjadi 133,43. Nilai fleksibilitas ekstensi lutut sinistra sebelum

    0

    50

    100

    150

    200

    Fleksi Lutut

    Sinistra

    Fleksi Lutut

    Dextra

    Ekstensi

    Lutut Sinistra

    Ekstensi

    Lutut Dextra

    Pre 132,53 132,53 178,23 178,3

    Post 133,33 133,43 179,36 179,26

    Flexibilitas

    Pre Post

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    46/69

    31

    peregangan adalah 178,23, setelah dilakukan latihan peregangan menjadi

    179,36. Nilai fleksibilitas ekstensi lutut dextra sebelum peregangan adalah

    178,30, setelah dilakukan latihan peregangan menjadi 179,26.

    C.Pembahasan

    Hasil karakteristik univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden

    lansia adalah perempuan sebanyak 18 responden (60%) dan laki-laki sebanyak 12

    responden (40%). Sedangkan dari segi umur, berdasarkan kategori lansia menurut

    World Health Organization, rentang umur 60-74 tahun yaitu termasuk dalam

    golongan lanjut usia berjumlah 13 responden (43,3%) dan rentang umur > 75 tahun

    yaitu termasuk golongan lanjut usia tua sebanyak 17 responden (56,7%). Pada

    lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk

    memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara

    perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

    kerusakan yang terjadi.

    Analisis statistik digunakan untuk melihat pengaruh latihan peregangan

    terhadap fleksibilitas lansia berdasarkan pengukuran lingkup gerak sendi (LGS).

    Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan Uji t berpasangan , terdapat

    pengaruh peregangan pada beberapa lingkup gerak sendi pada lansia di BPLU Senja

    Cerah Manado. Lingkup gerak sendi yang ada pengaruhnya adalah pada fleksi

    lengan sinistra,, ekstensi lengan sinistra, ekstensi lengan sinistra, ekstensi lengan

    dextra, fleksi bahu sinistra, fleksi bahu dextra, ekstensi bahu sinistra, ekstensi bahu

    dextra, abduksi bahu sinistra dan abduksi bahu dextra, fleksi lutut sinistra, fleksi

    lutut dextra, ekstensi lutut sinistra dan ekstensi lutut dextra. Sedangkan lingkup

    gerak sendi yang tidak ada pengaruh peregangan adalah pada fleksi lengan dextra

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    47/69

    32

    Hasil tersebut menunjukkan bahwa kecuali pada fleksi lengan dextra p=0,134

    (p>0,05), semua lingkup gerak sendi ternyata fleksibilitas pada lansia dapat

    dipengaruhi oleh peregangan (p < 0,05). Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk

    membantu mempertahankan kisaran gerak sendi, yang diperlukan untuk melakukan

    aktivitas fisik dan tugas sehari-hari secara teratur. Latihan fleksibilitas dianjurkan

    dilakukan 1 hari 1 kali selama 3 minggu hari pada saat bangun tidur. Latihan dengan

    melibatkan peregangan otot dan sendi. Intensitas latihan dilakukan dengan

    memperhatikan rasa tidak nyaman atau nyeri. Peregangan dilakukan 1-2 kali, untuk

    masing-masing gerakan dipertahankan 10-30 detik. Peregangan dilakukan terutama

    pada kelompok otot-otot besar, dimulai dari otot-otot kecil. Dari hasil penelitian

    yang dilakukan pada lansia di BPLU Senja Cerah Manado sebelum dan setelah

    peregangan dapat dilihat perkembangan fleksibilitas dengan menggunakan

    goniometer.

    Kesoema dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat peningkatan

    kemampuan kontraksi maksimal otot dasar panggul pada wanita lansia. Dalam

    penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh senam lansia terhadap

    kemampuan fungsional pada lansia yang mengalami nyeri punggung. Berbagai

    latihan sebisa mungkin dilakukan pada lansia dengan memperhatikan faktor

    keamanan pada lansia. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan efektifitas

    anggota gerak badan pada lansia. (31)

    Pemaron menyatakan ada pengaruh peregangan statis dan dinamis terhadap

    perubahan intensitas nyeri sendi lutut pada lansia dengan osteoarthritis. Sendi lutut

    merupakan struktur tulang dari tungkai atas dan tungkai bawah yaitu tulang femur,

    tibia, fibula dan patella serta dibentuk dari beberapa ligamen dan minikus. Sendi

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    48/69

    33

    lutut mempunyai gerakan diantaranya fleksi, ekstensi, eksternal rotasi. Gerakan

    fleksi dari posisi full ekstensi, dimulai gerakan rotasi secara simultan tibia terhadap

    femur melalui kontraksi otot popliteus, selanjutnya terjadi gerakan fleksi aktiv

    akibat kontraksi M. Hamsting. Pada gerakan fleksi-ekstensi maka meniscus akan

    menguat terhadap tibia yang bergerak terhadap femur. Pada gerakan rotasi dengan

    fleksi lutut, maka meniscus akan bergerak mengikuti femur terhadap tibia.

    Ligamentum cruciatum anterior akan mengalami penegangan saat ekstensi dan

    mengendor saat fleksi. Gerakan rotasi eksternal tibia terhadap femur pada 20 derajat

    menuju posisi ekstensi disebut mekanisme screw home dan keaadan tersebut

    dipengaruhi susunan kondilus dan pengendalian struktur ligamentosa. Ligamentum

    yang berhubungan dengan kapsula sendi akan tertarik kearah anterior dan keatas,

    sehinggga mencegah terjadinya pergerakan antara condylus pada sisi yang

    berlawanan. (30)

    Ada tiga facet sendi pada permukaan persendian dari femur. Pada pergerakan

    menuju fleksi menuju ekstensi, maka hubungan antara permukaan sendi melalui

    dari facet medial dan selanjutnya kefacet interior. Kerja otot pada pergerakan

    ekstensi dilakukan oleh kelompok otot bicep femoris. Struktur ligament akan

    membantu ekstensi lutu ketika tibia menguat pada posisi menumpu berat badan.

    Saat lutut bergerak dari fleksi ke ekstensi, gerakan kondylus lateral akan dihentikan

    pada gerak sendi 160 derajat oleh ligamen cruciatum anterior dan ligamentum

    colateralis. Selanjutnya dari kontraksi quadriceps menyebabkan kondylus medialis

    akan menambah jangkauan jarak gerak sendi sebesar 20 derajat (untuk menambah

    full fleksi menjadi 180 derajat) dan menimbulkan gerakan internal rotasi tibia

    terhadap femur.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    49/69

    34

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A.Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan, dengan

    uji statistik konfidensi interval 95% (

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    50/69

    35

    Lansia dianjurkan untuk melakukan latihan peregangan sesuai dengan

    metode-metode latihan peregangan

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    51/69

    36

    DAFTAR PUSTAKA

    Azizah M, Lilik. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2011.

    H 1-10

    Padila. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Medical Book.

    2013. H 4-6 ; 89-90

    Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: Badan

    Pusat Statistik; 2009.

    Susanto, Rudy. Meningkatkan fleksibilitas tubuh dengan gerakansederhana.2013. Avaible From:

    http://www.indotopinfo.com/meningkatkan-fleksibilitas-tubuh.html

    Herdiansyah B, Akbar D. Bentuk-bentuk latihan Streatching.

    Bandung.2012. Avaible From

    http://herdiansyahagus.blogspot.com/2013/03/bentuk-bentuk-latihan-

    fleksibilitas_26.html

    Anderson, Bob. 2005. Streatching ( Peregangan ). Jakarta : PT Serambi Ilmu

    Semesta

    Pudjiastuti SS, Utomo B. Fisioterapi pada lansia. Jakarta.ECG.2002

    Tamher S, Noorkasiani. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan

    Keperawatan.Salemba Medika. Jakarta.2009

    Maryam, Sitti. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta. Salemba

    Medika.2008.h.74-76.

    Jin K. Modern Biological Theories of Aging. Aging and Disease.

    2010;1:72-4.

    Wibowo S, Daniel. Anatomi Fungsional Elementer & Penyakit yang

    menyertainya. Jakarta. Grasindo. 2013

    http://www.indotopinfo.com/meningkatkan-fleksibilitas-tubuh.htmlhttp://www.indotopinfo.com/meningkatkan-fleksibilitas-tubuh.html
  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    52/69

    37

    Aswin S. Pengaruh Proses Menua Terhadap Sistem Muskuloskletal.

    Yogyakarta: Fakultas Kedokteran UGM; 2003, h.10-20.

    Suryanto. Sehat di Usia Lanjut. Yogyakarta: Majora; 1998.

    Pranarka K. Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang

    Sehat. Fakultas Diponegoro. 2006;25. h.190-2.

    Setiati, dkk. Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan. Edisi1. Jakarta: FKUI;

    2000.

    Abdul, N, dkk. Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika;

    2009.h.5

    Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik

    dalam Keperrawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009

    Watson, Roger. Anatomi & Fisiologi Untuk Perawat.edisi 10.Jakarta.

    ECG.2002.h.180-200

    Silverthorn D. Fisiologi Manusia:Sebuah Pendekatan Integrasi. 6 th ed.

    Jakarta.EGC.2012.p.414.

    Ganong WF. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC;

    2008. H.67-75.

    Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;

    2007. H.82-83.

    Sridianti.Fungsi ligament dan Tendon bagi tubuh. Jakarta. PT

    Gramedia.2011.h.203

    Mukholid A. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:

    Yudhistira; 2007.

    Agus S, Setyawan. Latihan fisik fleksibilitas terhadap peningkatan tingkat

    kemandirian.Universitas Airlangga. Nodate [ cited 13 Okt 2014 ]. Available

    from:http://saif-fisip07.web.unair.ac.id

    Daley D. 30 menit untuk bugar & sehat. Jakarta. PT. Buana Ilmu Populer.

    2011.

    http://saif-fisip07.web.unair.ac.id/http://saif-fisip07.web.unair.ac.id/http://saif-fisip07.web.unair.ac.id/
  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    53/69

    38

    Rohman W, S. Muskuloskeletal Fitness. Nodate [cited 2014 Okt 14].

    Available from: http://www.ilmufisioterapi.info/muskuloskeletal-

    fitness.html

    Sugani, Surya & P, Lucia. Cara Cerdas untuk sehat tanpa dokter. Jakarta.

    Trans Media Pustaka.2010.h.121

    Mukholid A. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:

    Yudhistira; 2007.

    Yudha, Maza. Beri Tenaga Hidup anda Fitnes. Jakarta. Penebar plus+.

    2006.h.38 & 68

    Paramihta P. Latihan peregangan statis dan dinamis terhadap perubahan

    intensitas sendi lutut pada lansia.2014.vol 2, h.3

    Kesoema,Tanti Ajoe. Perbandingan hasil aplikasi tens dan latihan volunteer

    terhadap kemampuan dan durasi kontraksi maksimal otot dasar panggul

    pada wanita lansia.2004.Master thesis, Program Pascasarjana Universitas

    Diponegoro

    http://www.ilmufisioterapi.info/muskuloskeletal-fitness.htmlhttp://www.ilmufisioterapi.info/muskuloskeletal-fitness.htmlhttp://www.ilmufisioterapi.info/muskuloskeletal-fitness.htmlhttp://www.ilmufisioterapi.info/muskuloskeletal-fitness.html
  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    54/69

    39

    Lampiran 1.

    SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

    (INFORMEND CONSENTS FORM)

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama :

    Umur :

    Jenis Kelamin :

    Alamat :

    Pekerjaan :

    Setelah mendapat keterangan secukupnya dengan mengetahui manfaat

    penelitian yang berjudul PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP

    FLEKSIBILITAS LANSIA maka saya dengan sukarela menyetujui diikutsertakan

    dalam penelitian tersebut diatas dengan catatan, bila suatu waktu merasa dirugikan

    dalam bentuk apapun saya berhak membatalkan persetujuan ini.

    Manado, 2014

    Mengetahui

    Penanggung Jawab Penelitian Yang Bersangkutan

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    55/69

    40

    Lampiran 2.

    Lampiran

    Output SPSS

    Frequency Table

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    56/69

    41

    T_test

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    57/69

    42

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    58/69

    43

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    59/69

    44

    Paired Samples Statistic

    Mean NStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    Pair 1 Pre Fleksi LenganSinistra

    38,2000 30 1,54026 ,28121

    Post Fleksi LenganSinistra

    39,1333 30 ,81931 ,14958

    Pair 2 Pre Fleksi LenganDextra

    38,5667 30 1,27802 ,23333

    Post Fleksi LenganDextra

    38,7333 30 1,17248 ,21406

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t dfSig.(2-

    tailed)MeanStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair1

    Pre Fleksi LenganSinistra - PostFleksi LenganSinistra

    -,93333 ,94443 ,17243 -1,28599 -,58068 -5,413 29 ,000

    Pair2

    Pre Fleksi LenganDextra - PostFleksi LenganDextra

    -,16667 ,59209 ,10810 -,38776 ,05442 -1,542 29 ,134

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    60/69

    45

    Paired Samples Statistic

    Mean NStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    Pair 3 Pre Ekstensi LenganSinistra

    178,3667 30 ,76489 ,13965

    Post EkstensiLengan Sinistra

    179,3667 30 ,71840 ,13116

    Pair 4 Pre Ekstensi LenganDextra

    178,3333 30 ,95893 ,17508

    Post EkstensiLengan Dextra

    179,3333 30 ,75810 ,13841

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t dfSig.(2-

    tailed)MeanStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair3

    Pre EkstensiLengan Sinistra -Post EkstensiLengan Sinistra

    -1,0000 ,69481 ,12685 -1,25945 -,74055 -7,883 29 ,000

    Pair4

    Pre EkstensiLengan Dextra -Post EkstensiLengan Dextra

    -1,0000 1,08278 ,19769 -1,40432 -,59568 -5,058 29 ,000

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    61/69

    46

    Paired Samples Statistic

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t dfSig.(2-

    tailed)MeanStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair5

    Pre Fleksi BahuSinistra- PostFleksi BahuSinistra

    -1,0000 1,11417 ,20342 -1,41604 -,58396 -4,916 29 ,000

    Pair6

    Pre Fleksi BahuDextra - PostFleksi BahuDextra

    -,86667 1,35782 ,24790 -1,37369 -,35965 -3,496 29 ,002

    Mean NStd.

    DeviationStd. Error

    Mean

    Pair 5

    Pre Fleksi Bahu Sinistra 178,3667 30 ,66868 ,12208

    Post Fleksi BahuSinistra

    179,3667 30 ,71840 ,13116

    Pair 6Pre Fleksi Bahu Dextra 178,4000 30 ,93218 ,17019

    Post Fleksi Bahu Dextra 179,2667 30 ,78492 ,14331

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    62/69

    47

    Paired Samples Statistic

    Mean NStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    Pair 7 Pre Ekstensi BahuSinistra

    91,8333 30 38,76462 7,07742

    Post Ekstensi BahuSinistra

    58,0000 30 ,83045 ,15162

    Pair 8 Pre Ekstensi BahuDextra

    91,6667 30 38,92197 7,10615

    Post Ekstensi BahuDextra

    58,2000 30 ,84690 ,15462

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t dfSig.(2-

    tailed)MeanStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair7

    Pre Ekstensi BahuSinistra - PostEkstensi BahuSinistra

    33,833 38,77885 7,08002 19,35307 48,3135 4,779 29 ,000

    Pair8

    Pre Ekstensi BahuDextra - PostEkstensi BahuDextra

    33,46638,91701 7,10524 18,93482 47,9985 4,710 29 ,000

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    63/69

    48

    Paired Samples Statistic

    Mean NStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    Pair 9 Pre Abduksi BahuSinistra

    178,2333 30 ,72793 ,13290

    Post Abduksi BahuSinistra

    179,3000 30 ,74971 ,13688

    Pair 10 Pre Abduksi BahuDextra

    178,3000 30 ,95231 ,17387

    Post Abduksi BahuDextra

    179,2333 30 ,77385 ,14129

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t dfSig.(2-

    tailed)MeanStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair9

    Pre Abduksi BahuSinistra - Post

    Abduksi BahuSinistra

    -1,0666 1,01483 ,18528 -1,44561 -,68772 -5,757 29 ,000

    Pair10

    Pre Abduksi BahuDextra - Post

    Abduksi BahuDextra

    -,93333 1,20153 ,21937 -1,38199 -,48467 -4,255 29 ,000

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    64/69

    49

    Paired Samples Statistic

    Mean NStd.

    DeviationStd. Error

    Mean

    Pair 11 Pre Fleksi Lutut Sinistra 132,5333 30 ,57135 ,10431

    Post Fleksi Lutut Sinistra 133,3333 30 ,47946 ,08754

    Pair 12 Pre Fleksi Lutut Dextra 132,5333 30 ,50742 ,09264

    Post Fleksi Lutut Dextra 133,4333 30 ,50401 ,09202

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t dfSig.(2-

    tailed)MeanStd.

    Deviation

    Std.Error

    Mean

    95% ConfidenceInterval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair11

    Pre Fleksi LututSinistra - PostFleksi LututSinistra

    -,80000 ,76112 ,13896 -1,08421 -,51579 -5,757 29 ,000

    Pair12 Pre Fleksi Lutut

    Dextra - PostFleksi Lutut Dextra

    -,90000 ,71197 ,12999 -1,16585 -,63415 -6,924 29 ,000

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    65/69

    50

    Paired Samples Statistic

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t df

    Sig.

    (2-tailed)Mean

    Std.Deviation

    Std.ErrorMean

    95% Confidence

    Interval of theDifference

    Lower Upper

    Pair13

    Pre Ekstensi LututSinistra - PostEkstensi LututSinistra

    -1,1333 ,86037 ,15708 -1,45460 -,81207 -7,215 29 ,000

    Pair14

    Pre Ekstensi LututDextra - PostEkstensi LututDextra

    -,96667 1,15917 ,21163 -1,39951 -,53382 -4,568 29 ,000

    Mean NStd.

    Deviation

    Std.ErrorMean

    Pair 13 Pre Ekstensi LututSinistra 178,2333 30 ,81720 ,14920

    Post Ekstensi LututSinistra

    179,3667 30 ,71840 ,13116

    Pair 14 Pre Ekstensi LututDextra

    178,3000 30 ,95231 ,17387

    Post Ekstensi LututDextra

    179,2667 30 ,78492 ,14331

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    66/69

    51

    Lampiran 3.

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    67/69

    52

    DOKUMENTASI PENELITIAN

    Gambar 14 : Saat Peregangan ekstensi bahu Gambar 15 : Saat Pereganganekstensi lengan

    Gambar 16 : Saat Peregangan ekstensi lengan

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    68/69

    53

    Gambar 17 : Saat Peregangan abduksi bahu

  • 7/24/2019 Pengaruh Latihan Peregangan Terhadap Fleksibilitas Lansia

    69/69

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama lengkap Renold Cristian Ibrahim.

    Dilahirkan di Kendari, 6 November 1994. Penulis

    merupakan anak kedua dari 2 bersaudara pasangan

    Ronald Anton Ibrahim (Ayah) dan Rini Yohanis (Ibu)

    dengan saudara bernama Reni Christiani Ibrahim.

    Penulis beragama Kristen Pantekosta. Riwayat

    pendidikan dari penulis yaitu:

    TK Kuncup Mekar Kendari, tamat tahun 1999.

    SD Kristen Kendari, tamat tahun 2005.

    SMP Frater Kendari, tamat tahun 2008.

    SMA Katolik Rajawali Makassar, tamat tahun 2011.

    Diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Program Studi

    Kedokteran Umum Universitas Sam Ratulangi Manado pada tahun 2011

    dengan NRI 110 111 299.