trauma ugd dr ekost 1
Post on 22-Feb-2018
271 Views
Preview:
TRANSCRIPT
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 1/113
BAB I
INITIAL ASSESSMENT DAN PENGELOLAANNYA
Penderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian dan pengelolaan
yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita. Waktu berperan
sangat penting, oleh karena itu diperlukan cara yang mudah, cepat dan tepat.
Proses awal ini dikenal dengan Initial assessment ( penilaian awal ).
Penilaian awal meliputi:
1. Persiapan
2. Triase
3. Primary survey (!"#$)
4. %esusitasi
5. Tambahan terhadap primary survey dan resusitasi
6. Secondary survey
7. Tambahan terhadap secondary survey
8. Pemantauan dan re&e'aluasi berkesinarnbungan
9. Transer ke pusat rujukan yang lebih baik
rutan kejadian diatas diterapkan seolah&seolah berurutan namun dalam
praktek sehari&hari dapat dilakukan secara bersamaan dan terus menerus.
*. P$%+*P. -ase Pra&%umah +akit
. oordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dan petugas
lapangan
0. +ebaiknya terdapat pemberitahuan terhadap rumah sakit
sebelum penderita mulai diangkut dari tempat kejadian.
1. Pengumpulan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit
seperti waktu kejadian, sebab kejadian, mekanisme kejadian
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 2/113
dan riwayat penderita.
!. -ase %umah +akit
. Perencanaan sebelum penderita tiba
0.Perlengkapan airway sudah dipersiapkan, dicoba dan diletakkan
di tempat yang mudah dijangkau
1. "airan kristaloid yang sudah dihangatkan, disiapkan dan
diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau
2. Pemberitahuan terhadap tenaga laboratorium dan radiologi
apabila sewaktu&waktu dibutuhkan.
3. Pemakaian alat&alat proteksi diri
**. T%*+$
Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi
dan sumber daya yang tersedia. #ua jenis triase :
. !ultiple "asualties
4umlah penderita dan beratnya trauma tidak melampaui
kemampuan rumah sakit. Penderita dengan masalah yang
mengancam jiwa dan multi trauma akan mendapatkan prioritas
penanganan lebih dahulu.
#. !ass "asualties
4umlah penderita dan beratnya trauma melampaui kemampuanrumah sakit. Penderita dengan kemungkinan sur'i'al yang terbesar
dan membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga yang paling
sedikit akan mendapatkan prioritas penanganan lebih dahulu.
Pemberian label kondisi pasien pada musibah massal :
. 5abel hijau
Penderita tidak luka . #itempatkan di ruang tunggu untuk
0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 3/113
dipulangkan.
!. 5abel kuning
Penderita hanya luka ringan. #itempatkan di kamar bedah minor
6#.
". 5abel merah
Penderita dengan cedera berat. #itempatkan di ruang resusitasi
6# dan disiapkan dipindahkan ke kamar operasi mayor 6#
apabila sewaktu&waktu akan dilakukan operasi
#. 5abel biru
Penderita dalam keadaan berat terancam jiwanya. #itempatkan di
ruang resusitasi 6# disiapkan untuk masuk intensi'e care unit
atau masuk kamar operasi.
$. 5abel hitam
Penderita sudah meninggal. #itempatkan di kamar jena7ah.
Gambar 1
Alur Skema Triase
1
kur Tanda 8ital dan Tingkat esadaran
6"+92 atau Tek. #arah +istolik9; atau
%%9; atau <0 atau %T+9 atau PT+9
YA. Panggil tim trauma TIDAK . ilai anatomi cedera
-lail chest Paralisis ekstremitas -raktur /lebih raktur tulang -raktur pel'is
Panjang ombinasi trauma&luka bakar
mputasi proks. Wrist/ankle 5uka bakar luas
"edera Tembus kepala, leher, toraks
abdomen, proksimal lutut/siku
-r. Tengkorak, terbuka dan impresi
YA. Panggil tim trauma TIDAK . ilai mekanisme
cedera dan bukti benturan keras
Terlempar dari mobil Waktu ekstrikasi <0; menit =eninggal di mobil yang sama 4atuh < > m
Pejalan kaki terlempar/terlindas =obil terbalik
=obil kecepatan tinggi Pejalan kaki ? =obil kecepatan
ecepatan <>2 km/jam < @ km/jam
=obil penyok <3; cm 55 motor kecepatan <
10 km/jam
*nstruksi dalam kabin < 1; cm atau moto&pengendara
terpisah
YA. Panggil tim trauma atau
rujuk ke pusat trauma
TIDAK
mur 9 3 atau < 33 tahun Penyakit jantung&paru
Aamil *##=, +irosis
*munosupresi morbid obesity, koagulopati
YA. Panggil tim traumarujuk ke pusat trauma
TIDAK, %e e'aluasi bersamacontrol medik
LANGKAH 1
LANGKAH 2
LANGKAH 3
LANGKAH
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 4/113
***. P$I!$% S&$'(%
. Airway dengan kontrol ser'ikal
. Penilaian
a. =engenal patensi airway ( inspeksi, auskultasi, palpasi)
). Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
0. Pengelolaan airway
a. 5akukan c*in li+t dan atau ,aw t*rust dengan kontrol ser'ikal
in-line immo)ilisasi
). !ersihkan airway dari benda asing bila perlu suctionin
dengan alat yang rigid
2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 5/113
c. & Pasang pipa nasoaringeal atau oroaringeal
& Pasang air!a" #e$ini%i$ sesuai indikasi ( lihat tabel )
1. -iksasi leher
2. nggaplah bahwa terdapat kemungkinan raktur ser'ikal pada
setiap penderita multi trauma, terlebih bila ada gangguan
kesadaran atau perlukaan diatas kla'ikula.
3. $'aluasi
Tabel 1& In#ikasi Air!a" De$ini%i$
Kebu%u'an un%uk
(erlin#un)an air!a"
Kebu%u'an un%uk *en%ilasi
Tidak sadar pnea
B Paralisis neuromuskuler
B Tidak sadar
-raktur maksiloasial saha naas yang tidak adekuat
B Takipnea
B Aipoksia
B Aiperkarbia
B +ianosis
!ahaya aspirasi
B Perdarahan
B =untah & muntah
"edera kepala tertutup berat yang
membutuhkan hiper'entilasi singkat,
bila terjadi penurunan keadaan
neurologis
!ahaya sumbatan
B Aematoma leher
B "edera laring, trakea
B +tridor
Gambar 2
Al)+ri%me Air!a"
Ke(erluan Se)era irway #einiti
3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 6/113
ecurigaan cedera ser'ikal
Oksi)enasi-en%ilasi
A(nei. Berna$as
*ntubasi orotrakeal *ntubasi asotrakeal
dengan imobilisasi atau orotrakeal
ser'ikal segaris dengan imobilisasi
ser'ikal segarisC
"edera
maksiloasial berat
Tidak dapat intubasi Tidak dapat intubasi Tidak dapat intubasi
Tambahan armakologik
*ntubasi orotrakeal
Tidak dapat intubasi
Air!a" Sur)i.al
C erjakan sesuai pertimbangan klinis dan tingkat ketrampilan/pengalaman
>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 7/113
!. Breathing dan 8entilasi&Dksigenasi
. Penilaian
a. !uka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikankontrol ser'ikal in-line immo)ilisasi
). Tentukan laju dan dalamnya pernapasan
c. *nspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali
kemungkinan terdapat de'iasi trakhea, ekspansi thoraks
simetris atau tidak, pemakaian otot&otot tambahan dan tanda&
tanda cedera lainnya.d. Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor
e. uskultasi thoraks bilateral
0. Pengelolaan
a. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi ( nonre)reat*er mas/
&0 liter/menit)
). 8entilasi dengan #a 'alve !as/
c. =enghilangkan tension pneumot*ora0
d. =enutup open pneumot*ora0
e. =emasang pulse o0ymeter
1. $'aluasi
". Circulation #en)an k+n%r+l (er#ara'an
. Penilaian
a. =engetahui sumber perdarahan eksternal yang atal
). =engetahui sumber perdarahan internal
c. Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus
paradoksus. Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar
merupakan pertanda diperlukannya resusitasi masi segera.
d. Periksa warna kulit, kenali tanda&tanda sianosis.
E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 8/113
e. Periksa tekanan darah
0. Pengelolaan
a. Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
). enali perdarahan internal, kebutuhan untuk inter'ensi
bedah serta konsultasi pada ahli bedah.
c. Pasang kateter *8 0 jalur ukuran besar sekaligus mengambil
sampel darah untuk pemeriksaan rutin, kimia darah, tes
kehamilan (pada wanita usia subur), golongan darah dan
cross-matc* serta nalisis 6as #arah (!6).
d. !eri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan
tetesan cepat.
e. Pasang P+6/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan
pada pasien&pasien raktur pel'is yang mengancam nyawa.
+. "egah hipotermia
1. $'aluasi
#. Disabili%"
. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor 6"+/PT+
0. ilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, relek cahaya dan
awasi tanda&tanda lateralisasi
1. $'aluasi dan %e&e'aluasi aiway, oksigenasi, 'entilasi dan
circulation.$. E/(+sureEn*ir+nmen%
. !uka pakaian penderita
0. "egah hipotermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada
ruangan yang cukup hangat.
*8.%$++*T+*
. %e&e'aluasi !"#$
@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 9/113
!. #osis awal pemberian cairan kristaloid adalah ;;;&0;;; ml pada
dewasa dan 0; m5/kg pada anak dengan tetesan cepat ( lihat tabel
0 )
". $'aluasi resusitasi cairan
. ilailah respon penderita terhadap pemberian cairan awal ( lihat
gambar 1, tabel 1 dan tabel 2 )
0. ilai perusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran dan produksi
urin ) serta awasi tanda&tanda syok
#. Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap
pemberian cairan awal.
. %espon cepat
& Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan
maintenance
& Tidak ada indikasi bolus cairan tambahan yang lain atau
pemberian darah
& Pemeriksaan darah dan cross-matc* tetap dikerjakan
& onsultasikan pada ahli bedah karena inter'ensi operati
mungkin masih diperlukan
0. %espon +ementara
& Pemberian cairan tetap dilanjutkan, ditambah dengan
pemberian darah
& %espon terhadap pemberian darah menentukan tindakanoperati
& onsultasikan pada ahli bedah ( lihat tabel 3 ).
1. Tanpa respon
& onsultasikan pada ahli bedah
& Perlu tindakan operati sangat segera
& Waspadai kemungkinan syok non hemoragik seperti
tamponade jantung atau kontusio miokard
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 10/113
& Pemasangan "8P dapat membedakan keduanya ( lihat
tabel > )
Gambar 3a0 a(i# res(+nse
b0 Transien% res(+nse
.0 N+ res(+nse
Tabel 2& Perkiraan Ke'ilan)an airan #an Dara',
Ber#asarkan Presen%asi Pen#eri%a Semula
;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 11/113
KELAS I Kelas II Kelas III Kelas I-
ehilangan
#arah (m5)
+ampai E3; E3;&3;; 3;;&0;;; <0;;;
ehilangan
#arah (F
'olume darah)
+ampai 3F 3F&1;F 1;F&2;F <2;F
#enyut adi 9;; <;; <0; <2;
Tekanan #arah ormal ormal =enurun =enurun
Tekanan nadi
(mm Ag)
ormal atau
aik
=enurun =enurun =enurun
-rekuensi
Pernaasan
2&0; 0;&1; 1;&2; <13
Produksi rin
(m5/jam)
<1; 0;&1; 3&3 Tidak berarti
"+/ +tatus
=ental
+edikit
cemas
gak
cemas
"emas,
bingung
!ingung,lesu
let*aric
Penggantian
"airan
(Aukum 1:)
ristaloid ristaloid ristaloid
dan darah
ristaloid
dan darah
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 12/113
Table 3&Penilaian A!al #an Pen)el+laan S"+k
D#*+* P$*5*
(Pemeriksaan -isik)
P$6$5D5
Tension
PneumothoraG
B #e'iasi Tracheal
B #istensi 'ena leher
B Aipersonor
B !ising naas (&)
B eedle
decompression
B Tube thoracostomy
=assi'e hemothoraG B H #e'iasi Tracheal
B 8ena leher kolaps
B Perkusi : dullness
B !ising naas (&)
B 8enous access
B Perbaikan 8olume
B onsultasi bedah
B Tube thoracostomy
"ardiac tamponade B #istensi 'ena leher
B !unyi jantung jauh
B ltrasound
Pericardiocentesis
B 8enous access
B Perbaikan 8olume
B Pericardiotomy
B Thoracotomy
Perdarahan
*ntraabdominal
B #istensi abdomen
B terine lit, bila
hamil
B
#P5/ultrasonography
B Pemeriksaan 8aginal
B 8enous access
B Perbaikan 8olume
B onsultasi bedah
B 4auhkan uterus dari
'ena ca'a
Perdarahan 5uar Benali sumber
perdarahan
ontrol Perdarahan
B #irect pressure
B !idai / +plints
B 5uka ulit kepala
yang
0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 13/113
berdarah : 4ahit
1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 14/113
Tabel &Penilaian A!al #an Pen)el+laan S"+k
KONDISI IAGE
4INDINGS
SIGNI4IANE INTE-ENSI
-raktur
Pel'is
Pel'ic G&ray
B -raktur %amus
Pubic
B ehilangan darah
kurang
dibanding jenis
lain
B =ekanisme
ompresi 5ateral
B Perbaikan
8olume
B =ungkin
Transuse
BAindari
manipulasi
berlebih
B Dpen book B Pel'ic 'olume 5 BPerbaikan 8olume
B =ungkin
Transusi
B Pel'ic 'olume
B%otasi *nternal
Panggul
BP+6
B 8ertical shear B +umber
perdarahan banyak
B$Gternal iGator
Bngiography
BTraksi +keletal
Bonsultasi
Drtopedi
"edera
Drgan
#alam
"T scan
B Perdarahan
intraabdomimal
B Potensial
kehilangan darah
B Aanya dilakukan
bila
hemodinamikstabil
BPerbaikan 8olume
B=ungkin
Transusi
Bonsultasi !edah
2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 15/113
3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 16/113
Tabel 6&Transien% es(+n#er
ETIOLOGI PE04ISIK PE0DIAGNOSTI
K
TABAHAN
INTE-ENSI
#ugaan 4umlah
perdarahan
kurang atau
Perdarahan
!erlanjut
B #istensi
bdomen
B -raktur Pel'is
B -raktur Pel'is
B Perdarahan 5uar
B #P5 atau
ultrasonograi
B onsultasi
!edah
B Perbaikan
8olume
B =ungkin
Transusi
B Pasang bidai
onhemorrhagic
B "ardiac
tamponade
B#istensi 'ena
leher
B !unyi jantung
jauh
B ltrasound
B !ising naas
normal
B Pericardiocentesis B %ee'aluasi
toraks
B #ekompresi
jarum
Tube
thoracostomy
B %ecurrent/
persistent
tension
pneumothoraG
B#e'iasi Tracheal
B #istensi
'ersa leher
BAipersonor
B!ising naas (&)
>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 17/113
Tabel 7&N+n res(+n#er
ETIOLOGI PE04ISIK PE0DIAGNO
STIK
TABAHAN
INTE-ENSI
=assi'e blood
loss
("lass *** atau
*8)
B*ntraabdominal
bleeding
B #istensi
bdomen
B #P5/+6 B*nter'ensi segera
(ahli bedah)
BPerbaikan 8olume
B%esusitasi
Dperati
onhemorrhagi
c
BTension
pneumothoraG
B #istensi 8ena
5eher
B Trachea
tergeser
B +uara naas
menghilang
B Aipersonor
B "hest
#ecompresion
(eedle
thoracocentesis
diteruskan
dengan tube
thoracostomy)
B=ungkin
diperlukan
penggunaan
monitoring
in'asi'e
onhemorrhagi
c
B"ardiac
tamponade
B #istensi 'ena
leher
B !unyi jantung
jauh
B ltrasound
B!ising naas
BPericardiocente
sis
B ilai ulang
!"#$
B ilai ulang
jantung
B Pericardiocentesis
E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 18/113
normal
B "edera tumpul
jantung
B adi I teratur
B Perusi jelek
B $6 :
kelainan
iskemik
B
Transesophageal
echocardiograph
y
B
ltrasonograph
y
(pericardial)
B Persiapan D
B *n'asi'e
monitoring
B *notropic support
B Pertimbangkan
operasi
8. T=!A P# P$I!$% S&$'(% # %$++*T+*
. Pasang $6. !ila ditemukan bradikardi, konduksi aberan atau ekstrasistole
harus dicurigai adanya hipoksia dan hipoperusi
0. Aipotermia dapat menampakkan gambaran disritmia
!. Pasang kateter uretra
. ecurigaan adanya ru(%ur ure%ra merupakan k+n%ra in#ikasi
pemasangan kateter urine
0. !ila terdapat kesulitan pemasangan kateter karena s%rik%ur
ure%ra atau BPH, 8an)an #ilakukan mani(ulasi a%au
ins%rumen%asi, segera konsultasikan pada bagian bedah
1. mbil sampel urine untuk pemeriksaan urine rutine
2. Produksi urine merupakan indikator yang peka untuk menilai
perusi ginjal dan hemodinamik penderita
3. Dutput urine normal sekitar ;,3 ml/kg!!/jam pada orang
@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 19/113
dewasa, ml/kg!!/jam pada anak&anak dan 0 ml/kg!!/jam
pada bayi
". Pasang kateter lambung
. !ila terdapat kecurigaan $rak%ur basis kranii atau %rauma
maksil+$a.ial yang merupakan k+n%rain#ikasi pemasangan
nasogastric tube, gunakan orogastric tube.
0. +elalu tersedia alat suction selama pemasangan kateter
lambung, karena bahaya aspirasi bila pasien muntah.
#. =onitoring hasil resusitasi dan laboratorium
=onitoring didasarkan atas penemuan klinisJ nadi, laju naas,
tekanan darah, nalisis 6as #arah (!6), suhu tubuh dan output
urine dan pemeriksaan laboratorium darah.
$. Pemeriksaan oto rotgen dan atau -+T
. +egera lakukan oto thoraks, pel'is dan ser'ikal lateral,
menggunakan mesin G&ray portabel dan atau -+T bila terdapat
kecurigaan trauma abdomen.
0. Pemeriksaan oto rotgen harus selekti dan jangan sampai
menghambat proses resusitasi. !ila belum memungkinkan,
dapat dilakukan pada saat secondary survey.
1. Pada wanita hamil, oto rotgen yang mutlak diperlukan, tetap
harus dilakukan.
8*.S("$% S&$'(% . namnesis
namnesis yang harus diingat :
A : Alergi
: ekanisme dan sebab trauma
: edikasi ( obat yang sedang diminum saat ini)
P : Past illness
L : Last meal (makan minum terakhir)
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 20/113
E : E'ent/En'irontment yang berhubungan dengan kejadian
perlukaan.
!. Pemeriksaan -isik ( lihat tabel E )
Tabel 9& Pemeriksaan 4isik (a#a Secondary Survey
Hal "an)
#inilai
I#en%i$ikasi
%en%ukanPenilaian
Penemuan
Klinis
K+n$irmasi
#en)an
Tin)ka%Kesa#ara
n
B !eratnyatrauma
kapitis
B +kor 6"+ B ≤
@, cederakepala berat
B &0, cedera
kepala
sedang
B 1&3, cedera
kepala ringan
B "T +canB langi tanpa
relaksasi Dtot
Pu(il B 4enis cedera
kepala
B 5uka pada
mata
B kuran
B !entuk
B %eaksi
B Kmass eectK
B #iuse
aGional
injury
B Perlukaan
mata
B "T +can
Ke(ala B 5uka pada
kulit kepala
B -raktur
tulang
tengkorak
B *nspeksi
adanya luka
dan raktur
B Palpasi
adanya
raktur
B 5uka kulit
kepala
B -raktur
impresi
B -raktur basis
B "T +can
aksil+$a
sial
B 5uka
jaringan
B *nspeksi :
deormitas
B -raktur
tulang wajah
B -oto tulang
wajah
0;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 21/113
lunak
B -raktur
B erusakan
syara
B 5uka dalam
mulut/gigi
B =aloklusi
B Palpasi :
krepitus
B "edera
jaringan
lunak
B "T +can
tulang wajah
Le'er B "edera pada
aring
B -raktur
ser'ikalB erusakan
'askular
B "edera
esoagus
B 6angguan
neurologis
B *nspeksi
B Palpasi
B uskultasi
B #eormitas
aring
B $misema
subkutanB Aematoma
B =urmur
B Tembusnya
platisma
B yeri, nyeri
tekan " spine
B -oto ser'ikal
B ngiograi/
#oppler
B $soagoskopiB 5aringoskopi
T+raks B Perlukaan
dinding
toraks
B $misema
subkutan
B Pneumo/
hematotoraks
B "edera
bronchus
B ontusio
paru
B erusakan
aorta
torakalis
B *nspeksi
B Palpasi
B uskultasi
B 4ejas,
deormitas,
gerakan
B Paradoksal
B yeri tekan
dada,
krepitus
B !ising naas
berkurang
B !unyi
jantung jauh
B repitasi
mediastinum
B yeri
B -oto toraks
B "T +can
B ngiograi
B
!ronchoskop
iB Tube
torakostomi
B Perikardio
sintesis
B +6 Trans&
$soagus
0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 22/113
punggung
hebat
Tabel 9& Pemeriksaan 4isik (a#a Secondary Survey : lan8u%an ;
Hal "an)
Dinilai
I#en%i$ikasi
%en%ukan
Penilaian Penemuan
klinis
K+n$irmasi
#en)an
Ab#+men
(in))an)
B Perlukaan dd.
bdomen
B "edera intra&
peritoneal
B "edera
retroperitonea
l
B *nspeksi
B Palpasi
B uskultasi
B Tentukan
arah
penetrasi
B yeri, nyeri
tekan abd.
B *ritasi
peritoneal
B "edera organ
'iseral
B "edera
retroperitone
al
B #P5
B -+T
B "T +can
B 5aparotomi
B -oto dengan
kontras
B ngiograi
Pel*is B "edera
6enito&
urinarius
B -raktur pel'is
B Palpasi
simisis
pubis untuk
pelebaran
B yeri tekan
tulang el'is
B Tentukan
instabilitas pel'is (hanya
B "edera
6enito&
rinarius
(hematuria)
B -raktur
pel'is
B Perlukaan
perineum,rektum,
B -oto pel'is
B rogram
B retrogram
B +istogram
B *8P
B "T +can
dengan
kontras
00
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 23/113
satu kali)
B *nspeksi
perineum
B Pem.
%ektum/'agi
na
'agina
e#ula
s(inalis
B Trauma
kapitis
B Trauma
medullaspinalis
B Trauma syara
perier
B Pemeriksaan
motorik
B Pemeriksaan
sensorik
B Kmass eectK
unilateral
B Tetraparesis
ParaparesisB "edera
radiks syara
B -oto polos
B =%*
K+lumna
*er%ebrali
s
B -raktur
B lnstabilitas
kolumna
8ertebralis
B erusakan
syara
B %espon
'erbal
terhadap
nyeri,
tanda
lateralisasi
B yeri tekan
B #eormitas
B -raktur atau
dislokasi
B -oto polos
B "T +can
Eks%remi%
as
B "edera
jaringan lunak B -raktur
B erusakan
sendi
B #eisit neuro&
'ascular
B *nspeksi
B Palpasi
B 4ejas,
pembengkak an, pucat
B =al&
alignment
B yeri, nyeri
tekan,
repitasiB Pulsasi
B -oto ronsen
B #oppler B Pengukuran
tekanan
kompartemen
B ngiograi
01
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 24/113
hilang/
berkurang
B
omparteme
n
B #eisit
neurologis
8**. T=!A P# S("$% S&$'(%
. +ebelum dilakukan pemeriksaan tambahan, periksa keadaan
penderita dengan teliti dan pastikan hemodinamik stabil
!. +elalu siapkan perlengkapan resusitasi di dekat penderita karena
pemeriksaan tambahan biasanya dilakukan di ruangan lain
". Pemeriksaan tambahan yang biasanya diperlukan :
. "T scan kepala, abdomen
0. +6 abdomen, transoesoagus
1. -oto ekstremitas
2. -oto 'ertebra tambahan
3. rograi dengan kontras
8***.%$&$85+* P$#$%*T
. Penilaian ulang terhadap penderita, dengan mencatat dan
melaporkan setiap perubahan pada kondisi penderita dan respon
terhadap resusitasi.
!. =onitoring tanda&tanda 'ital dan jumlah urin
". Pemakaian analgetik yang tepat diperbolehkan
*?. T%+-$% $ P+T %4 L6 5$!*A !*
. Pasien dirujuk apabila rumah sakit tidak mampu menangani pasien
02
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 25/113
karena keterbatasan +#= maupun asilitas serta keadaan pasien
yang masih memungkinkan untuk dirujuk.
!. Tentukan indikasi rujukan, prosedur rujukan dan kebutuhan
penderita selama perjalanan serta komunikasikan dengan dokter
pada pusat rujukan yang dituju.
03
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 26/113
TA<A -ETEBA
I0 PIAY S<-EY DAN ES<SITASI & PENILAIAN EDEA
T<LANG BELAKANG
Penderita harus dipertahankan dalam keadaan berbaring, posisi netral
dengan menggunakan tehnik imobilisasi yang baik.
A. Airway
ilai airway sewaktu mempertahankan posisi tulang leher. =embuat
airway deiniti apabila diperlukan.
B. Breathing
=enilai dan memberikan oksigenasi yang adekuat dan bantuan
'entilasi bila diperlukan.
C. Circulation
. !ila terdapat hipotensi, harus dibedakan antara syok hipo'olemik
(penurunan tekanan darah, peningkatan denyut jantung,
ekstremitas yang dingin) dari syok neurogenik (penurunan
tekanan darah, penurunan denyut jantung, ekstremitas hangat).
0. Penggantian cairan untuk menanggulangi hipo'olemia
1. !ila terdapat cedera medula spinalis, pemberian cairan harus
dipandu dengan monitor "8P.( "atatan : !eberapa penderita
membutuhkan pemberian inotropik )
0>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 27/113
2. !ila melakukan pemeriksaan colok dubur sebelum memasang
kateter, harus dinilai sensasi serta kekuatan sinkter.
D0 Disabili%"& Pemeriksaan neur+l+)is sin)ka%
1. Tentukan tingkat kesadaran dan menilai pupil.
2. Tentukan 8P atau lebih baik dengan lasow "oma Scale
3. enali paralisis / paresis.
II0 S<-EY SEK<NDE & PENILAIAN NE<OLOGIS
A0 em(er+le' anamnesis APLE
. namnesis dan mekanisme trauma
0. %iwayat medis
1. *dentiikasi dan mencatat obat yang diberikan kepada penderita
sewaktu datang dan selama pemeriksaan dan penatalaksanaan.
B0 Penilaian ulan) Tin)ka% Kesa#aran #an Pu(il
0 Penilaian ulan) Sk+r GS
D0 Penilaian Tulan) Belakan)
. Palpasi
%abalah seluruh bagian posterior tulang belakang dengan
melakukan lo roll penderita secara hati&hati . Lang dinilai
a. #eormitas dan / atau bengkak
b. repitus
c. Peningkatan rasa nyeri sewaktu dipalpasi
0E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 28/113
d. ontusi dan laserasi/luka tusuk.
0. yeri, paralisis, paresthesia
a. ada/ tidak
b. 5okasi
c. 5e'el neurologis
1. +ensasi
Tes pinpric/ untuk mengetahui sensasi, dilakukan pada seluruh
dermatom dan dicatat bagian paling kaudal dermatom yang
memberikan sensasi rasa.
2. -ungsi =otoris
3. %eleks tendo dalam (kurang memberikan inormasi pada keadaan
emergensi)
>. Pencatatan dan pemeriksaan ulang
"atat pemeriksaan neurologis dan ulangi pemeriksaan sensoris dan
motoris secara reguler sampai datang spesialis terkait.
E0 E*aluasi ulan) akan a#an"a .e#era (en"er%a .e#era "an)
%ersembun"i
III0 PEEIKSAAN <NT<K LE-EL EDEA ED<LA
SPINALIS
Penderita cedera medula spinalis mungkin mempunyai deisit neurologis
dengan le'el yang ber'ariasi. 5e'el ungsi motoris dan sensasi harus
0@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 29/113
dinilai ulang secara berkala dan secara hati&hati, dan didokumentasikan,
karena tidak terlepas kemungkinan terjadi perubahan level
A0 Pemeriksaan +%+ris
10 enen%ukan le*el kua#ri(le)ia, le*el ra#iks sara$
a. =engangkat siku sampai setinggi bahu & #eltoid, "3
b. -leksi lengan bawah & !iceps, ">
c. $kstensi lengan bawah & Triceps, "E
d. -leksi pergelangan tangan dan jari & "@
e. =embuka jari & T
20 enen%ukan le*el (ara(le)ia, le*el ra#iks sara$
a. -leksi panggul & iliopsoas, 50
b. $kstensi lutut & uadriseps, 5&1,2
c. -leksi lutut & Aamstring, 52,3 sampai +
d. #orsoleksi jempol kaki & $kstensor Aallusis 5ongus, 53
e. Plantar leksi ankle & 6astroknemius, +
B0 Pemeriksaan Sens+ris
=enentukan le'el sensasi dilakukan terutama dengan melakukan
penilaian pada dermatom. Aarap diingat, dermatom sensoris ser'ikal
dari "&0 sampai "&2 membentuk mantel yang meluas ke bawah
sampai ke papilla mammae. Dleh karena gambaran yang tidak la7im
ini, pemeriksa jangan tergantung dari ada atau tidaknya sensasi pada
0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 30/113
daerah leher dan kla'ikula, dan le'el sensasi harus sesuai dengan
le'el respons motoris.
Tabel =0 Dera8a% Kekua%an O%+%
+kor Aasil Pemeriksaan
;
0
1
2
3
T
elumpuhan Total
Teraba atau terasanya kontraksi
6erakan tanpa menahan gays berat
6erakan melawan gays berat
6erakan kesegala arch, tetapi kekuatan
kurang
ekuatan normal
Tak dapat diperiksa
I-0 PINSIP TEAPI BAGI PENDEITA EDEA ED<LA
SPINALIS
A0 Perlin#un)an %er'a#a( %rauma lebi' lan8u%
Penderita yang diduga mengalami cedera tulang belakang harus
dilindungi terhadap trauma lebih lanjut. Perlindungan ini meliputi,
pemasangan kolar ser'ikal semi riid dan lon )ac/ )oard
melakukan modiikasi teknik lo roll untuk mempertahankan
kesegarisan bagi seluruh tulang belakang, dan melepaskan lon spine
)oard secepatnya. *mobilisasi dengan lon spine )oard pada
1;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 31/113
penderita yang mengalami paralisis akan meningkatkan resiko
terjadinya ulcus dekubitus pada titik penekanan. arenanya , lon
spine )oard harus dilepaskan secepatnya setelah diagnosa cedera
tulang belakang ditegakkan, contoh, dalam waktu 0 jam.
B0 esusi%asi airan #an +ni%+rin)
. =onitoring "8P
"airan intra'ena yang dibutuhkan umumnya tidak terlampau
banyak, hanya untuk maintenance saja, kecuali untuk keperluan
pengelolaan syok. "8P harus dipasang untuk memonitor
pemasukan cairan secara hati hati.
0. ateter urin
Pemasangan kateter dilakukan pada primary survey dan resusitasi,
untuk memonitor output urine dan mencegah terjadinya distensi
kandung kencing.
1. ateter 5ambung
ateter lambung harus dipasang pada seluruh penderita dengan
paraplegia dan kuadriplegia untuk mencegah distensi gaster dan
aspirasi.
0 Pen))unaan S%er+i#
Penggunaan kortikosteroid, bila memungkinkan dipergunakan bagi
penderita dengan deisit neurologist yang disebabkan bukan karena
luka tembus kurang dari @ jam pasca trauma. Dbat pilihan adalah
1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 32/113
metilprednisolon (1; mg/kg), diberikan secara intra'ena dalam waktu
kurang lebih 3 menit. #osis awal dilanjutkan dengan dosis
maintenance 3,2 mg/kg per jam untuk 02 jam berikutnya dimulai
antara 1 jam pasca trauma, atau untuk 2@ jam bila pemberian awal
antara 1 dan @ jam pasca trauma, kecuali jika ditemukan adanya
komplikasi.
-0 PINSIP ELAK<KAN IOBILISASI T<LANG BELAKANG
DAN LOG ROLL
A. Pen#eri%a #e!asa
$mpat orang dibutuhkan untuk melakukan prosedur modiikasi lo
roll dan imobilisasi penderita, seperti pada lon spine )oard () satu
untuk mempertahankan imobilisasi segaris kepala dan leher penderitaJ
(0) satu untuk badan (termasuk pel'is dan panggul)J (1) satu untuk
pel'is dan tungkaiJ dan (2) satu mengatur prosedur ini dan mencabut
spine )oard. Prosedur ini mempertahankan seluruh tubuh penderita
dalam kesegarisan, tetapi masih terdapat gerakan minimal pada tulang
belakang. +aat melakukan prosedur ini, imobilisasi sudah dilakukan
pada ekstremitas yang diduga mengalami raktur.
. on spine )oard dengan tali pengikat dipasang pada sisi
10
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 33/113
penderita. Tali pengikat ini dipasang pada bagian toraks, diatas
krista iliaka, paha, dan diatas pergelangan kaki. Tali pengikat atau
plester dipergunakan untuk memiksir kepala dan leher penderita
ke lon spine )oard.
0. #ilakukan in line imobilisasi kepala dan leher secara manual,
kemudian dipasang kolar ser'ikal semiriid.
1. 5engan penderita diluruskan dan diletakkan di samping badan.
2. Tungkai bawah penderita diluruskan secara hati&hati dan
diletakkan dalam posisi kesegarisan netral sesuai dengan tulang
belakang. edua pergelangan kaki diikat satu sama lain dengan
plester.
3. Pertahankan kesegarisan kepala dan leher penderita sewaktu orang
kedua memegang penderita pada daerah bahu dan pergelangan
tangan. Drang ke tiga memasukkan tangan dan memegang panggul
penderita dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain
memegang plester yang mengikat ke dua pergelangan kaki.
>. #engan komando dari penolong yang mempertahankan kepala dan
leher, dilakukan lo roll sebagai satu unit ke arah ke dua penolong
yang berada pada sisi penderita, hanya diperlukan pemutaran
minimal untuk meletakkan spine )oard di bawah penderita.
esegarisan badan penderita harus dipertahankan sewaktu
menjalankan prosedur ini.
11
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 34/113
E. Spine )oard diletakkan dibawah penderita, dan dilakukan log roll
ke arah spine )oard. Aarap diingat, spine )oard hanya digunakan
untuk transer penderita dan jangan dipakai untuk waktu lama.
@. ntuk mencegah terjadinya hiperekstensi leher dan kenyamanan
penderita, maka diperlukan bantalan yang diletakkan dibawah
kepala penderita.
. !antalan, selimut yang dibulatkan atau alat penyangga lain
ditempatkan di kiri dan kanan kepala dan leher penderita, dan
kepala penderita diikat ke lon spine )oard. 4uga dipasang plester
di atas kolar ser'ikal untuk menjamin tidak adanya gerakan pada
kepala dan leher.
B. Pen#eri%a Anak&anak
. ntuk imobilisasi anak diperlukan long spine )oard pediatrik. !ila
tidak ada, maka dapat menggunakan long spine )oard untuk
dewasa dengan gulungan selimut diletakkan di seluruh sisi tubuh
untuk mencegah pergerakan ke arah lateral.
0. Proporsi kepala anak jauh lebih besar dibandingkan dengan orang
dewasa, oleh karena itu harus dipasang bantalan dibawah bahu
untuk menaikkan badan, sehingga kepala yang besar pada anak
tidak menyebabkan leksi tulang leher, sehingga dapat
mempertahankan kesegarisan tulang belakang anak. !antalan
12
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 35/113
dipasang dari tulang lumbal sampai ujung bahu dan kearah lateral
sampai di ujung )oard .
C. K+m(likasi
!ila penderita dalam waktu lama (kurang lebih 0 jam atau lebih lama
lagi) diimobilisasi dalam long spine )oard penderita dapat
mengalami dekubitus pada oksiput, skapula, sakrum, dan tumit. Dleh
karena itu, secepatnya bantalan harus dipasang dibawah daerah ini,
dan apabila keadaan penderita mengi7inkan secepatnya long spine
)oard dilepas.
. ele(as Long S!ine "oard
Pergerakan penderita yang mengalami cedera tulang belakang yang
tidak stabil akan menyebabkan atau memperberat cedera medula
spinalisnya. ntuk mengurangi resiko kerusakan medula spinalis,
maka diperlukan pencegahan secara mekanis untuk seluruh penderita
yang mempunyai resiko. Proteksi harus dipertahankan sampai adanya
cedera tulang belakang yang tidak stabil di singkirkan.
1. +eperti sebelumnya dibicarakan, melakukan imobilisasi penderita
dengan lon spine )oard adalah teknik dasar membidai splintin
tulang belakang. +ecara umum hal ini dilaksanakan pada saat
penanggulangan prehospital dan penderita datang ke rumah sakit
sudah dalam sarana transer yang aman. Spine )oard tanpa
13
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 36/113
bantalan akan menyebabkan rasa tidak nyaman pada penderita
yang sadar dan mempunyai resiko terhadap terjadinya dekubitus
pada daerah dengan penonjolan tulang (oksiput, skapula, sakrum,
tumit ). Dleh karena itu penderita harus dipindahkan dari lon
spine )oard ke tempat dengan bantalan yang baik dan permukaan
yang nyaman secepatnya bisa dilakukan secara aman. +ebelum
dipindahkan dari spine )oard pada penderita dilakukan
pemeriksaan oto ser'ikal, toraks, pel'is sesuai dengan
indikasinya, karena penderita akan mudah diangkat beserta dengan
spine )oardnya. +ewaktu penderita di imobilisasi dengan spine
)oard sangat penting untuk mempertahankan imobilisasi kepala
dan leher dan badan secara berkesinambungan sebagai satu unit.
Tali pengikat yang dipergunakan untuk imobilisasi penderita ke
spine )oard janganlah dilepas dari badan penderita sewaktu kepala
masih teriksir ke bagian atas spine )oard.
2. Spine )oard harus dilepaskan secepatnya, waktu yang tepat untuk
melepas lon spine )oard adalah sewaktu dilakukan tindakan log
roll untuk memeriksa bagian belakang penderita.
3. Pergerakan yang aman bagi penderita dengan cedera yang tidak
stabil atau potensial tidak stabil membutuhkan kesegarisan
anatomik kolumna 'ertebralis yang dipertahankan secara kontinyu.
%otasi, leksi, ekstensi, bending lateral, pergerakan tipe s*earin
1>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 37/113
ke berbagai arah harus dihindarkan. Lang terbaik untuk
mengontrol kepala dan leher adalah dengan imobilisasi inline
manual. Tidak ada bagian tubuh penderita yang boleh melekuk
sewaktu penderita dilepaskan dari spine )oard.
4. =odiikasi teknik log roll,
=odiikasi tehnik log roll, dipergunakan untuk melepas lon spine
)oard. #iperlukan empat asisten: () satu untuk mempertahankan
imobilisasi in line kepala dan leherJ (0) satu untuk badan penderita
( termasuk pel'is dan panggul )J (1) satu untuk pel'is dan tungkai
bawahJ dan (2) satu untuk menentukan arah prosedur ini dan
melepas lon spine )oard.
5. Tandu +ekop (Scoop Stretc*er )
lternati melakukan modiikasi teknik lo roll adalah dalam
penggunaan scoop stretcher untuk transer penderita. Penggunaan
yang tepat alat ini akan mempercepat transer secara aman dari
lon spine )oard ke tempat tidur. +ebagai contoh alat ini dapat
digunakan untuk transer penderita dari satu alat traspor ke alat
lain atau ke tempat khusus misalnya meja ronsen.
Hara( #iin)a%, penderita harus tetap dalam imobilisasi sampai cedera
tulang belakang disingkirkan. +etelah penderita ditranser dari
)ac/)oard ke tempat tidur dan scoop stretc*er dilepas, penderita
harus di reimobilisasi secara baik ke ranjang/tandu. Scoop stretc*er
1E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 38/113
bukanlah alat untuk imobilisasi penderita. Scoop stretc*er bukanlah
alat transport, dan jangan mengangkat scoop stretc*er hanya pada
ujung&ujungnya saja, karena akan melekuk di bagian tengah dengan
akibat kehilangan kesegarisan dari tulang belakang.
E. Im+bilisasi un%uk (en#eri%a #en)an kemun)kinan .e#era %ulan)
belakan)
Penderita umumnya datang ke bagian gawat darurat dengan alat
perlindungan tulang belakang. lat ini menyebabkan pemeriksa harus
memikirkan adanya cedera tulang 'ertebra ser'ikal atau
torakolumbal, berdasarkan dari mekanisme cedera. Pada penderita
dengan cedera multipel dengan penurunan tingkat kesadaran, alat
perlindungan harus dipertahankan sampai cedera pada tulang
belakang disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan radiologis. !ila
penderita diimobilisasi dengan spine )oard dan paraplegia, harus
diduga adanya ketidakstabilan tulang belakang dan perlu dilakukan
pemeriksaan radiologis untuk mengetahui letak dari cedera tulang
belakang. !ila penderita sadar, neurologis normal, tidak mengeluh
adanya nyeri leher atau nyeri pada tulang belakang, dan tidak terdapat
nyeri tekan pada saat palpasi tulang belakang, pemeriksaan radiologis
tulang belakang dan imobilisasi tidak diperlukan.
Penderita yang menderita cedera multipel dan dalam keadaan koma
harus tetap diimobilisasi pada usungan dan dilakukan tindakan log
1@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 39/113
roll untuk mengetahui oto yang diperlukan untuk menyingkirkan
adanya suatu raktur. emudian penderita dapat ditranser secara hati&
hati dengan menggunakan prosedur tersebut di atas ke tempat tidur
untuk bantuan 'entilasi yang lebih baik.
Tabel 1> & Pan#uan Skrinin) Pen#eri%a #en)an Du)aan e#era Ser*i.al
. danya paraplegia atau Muadriplegia adalah bukti
pendahuluan adanya instabilitas ser'ikal
0. Penderita sadar, tidak mabuk, neurologis normal dan tanpa
nyeri leher, atau nyeri tekan di bagian tengah leher:
Penderita seperti ini sangat jarang menderita cedera ser'ikal
akut atau instabilitas. #engan penderita dalam posisi
terlentang, lepaskan kolar dan lakukan palpasi tulang leher.
!ila tidak ada nyeri tekan, mintalah penderita uuntuk
melakukan latero&leksi. 4angan memaksa menggerakkan
leher penderita. 6erakan ini aman bila dilakukan oleh
penderita sendiri. !ila gerakan ini tanpa nyeri, mintalah
kembali agar penderita melakukan leksi dan ekstensi
lehernya. !ila inipun tanpa nyeri, tidak perlu dilakukan oto
ser'ikal.1. Penderita sadar, neurologis normal, koperati, namun ada
nyeri leher atau nyeri tekan di bagian tengah leher.
Tugas dokter adalah untuk menyingkirkan adanya cedera
ser'ikal. +emua penderita seperti ini memerlukan oto
ser'ikal P, 5ateral dan pen mout* dengan aksial "T scan
pada daerah yang dicurigai atau tulang leher bawah yang
tidak dapat terlihat dengan baik hanya dengan oto polos
1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 40/113
saja. Lang dinilai pada oto cer'ical : (a). deormitas tulang,
(b). raktur korpus 'ertebra atau prosesus, (c). hilangnya
kesegarisan alinment aspek posterior korpus 'ertebra
( bagian anterior kanalis 'ertebralis), (d). meningkatnya
jarak antar prosesus spinosus pada level 'ertebra, (e).
menyempitnya kanalis 'ertebralis dan (). meningkatnya
ruangan jaringan lunak pre'ertebral. !ila oto ini normal,
lepaskan kolar, dan dibawah pengawasan seorang dokter
yang menguasai masalah, lakukan leksi dan ekstensi pada
leher dan kemudian dilakukan oto leksi lateral dari leher.
!ila pada oto ini tidak ditemukan subluksasi, dianggap
tidak ada cedera ser'ikal dan kolar dapat dilepaskan. !ila
salah satu dari oto di atas mencurigakan akan adanya
cedera ser'ikal, pasanglah kolar kembali, dan konsultasikan
dengan seorang spesialis orthoped spine.
2. Penderita dengan gangguan kesadaran atau anak kecil yang
tidak dapat menerangkan dengan jelas.
+emua penderita di atas memerlukan oto ser'ikal lateral,
P dan open mout* disertai tambahan pemeriksaan "T scan
pada daerah yang dicurigai (" dan "0, dan didaerah
cer'ical bawah yang tidak dapat dinilai dengan tepat dengan
oto polos) . Pemeriksaan "T pada anak adalah pemeriksaantambahan. !ila seluruh 'ertebra ser'ikal dapat terlihat, dan
tanpa kelainan, maka setelah dilakukan pemeriksaan oleh
ahli bedah syara atau ortopedi, kolar dapat dilepas.
3. !ila ragu&ragu pertahankan kolar.
>. onsul:
!ila curiga atau menemukan cedera ser'ikal selalu
konsultasikan dengan dokter yang mempunyai keahlian
2;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 41/113
dalam menge'aluasi serta melakukan tindakan terhadap
penderita yang mengalami cedera 'ertebra.
E. !ackboard
Penderita dengan deicit neurologis (kuadriplegia atau
paraplegia) harus die'aluasi secara cepat dan dilepaskan
dari backboard secepat mungkin. Penderita seperti ini bila
tidur di atas backboard lebih dari 0 jam ber&resiko tinggi
untuk dekubitus.
@. eadaan gawat&darurat
Penderita cedera yang membutuhkan !edah darurat
sebelum pemeriksaan tulang belakang secara lengkap
dikerjakan, harus ditranspor dan digerakkan secara hati&hati
dengan asumsi terdapat cedera 'ertebra yang tidak stabil.
#alam keadaan ini kolar harus dipertahankan, penderita
dipindahkan ke meja operasi dengan cara logroll. Team
!edah harus berhati&hati dalam memproteksi leher sewaktu
melakukan tindakan operasi. hli nestesi harus
diberitahukan sejauh mana pemeriksaan untuk adanya
cedera ser'ikal sudah dilakukan.
2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 42/113
Tabel 11 & Pan#uan Skrinin) Pen#eri%a #en)an Du)aan
e#era -er%ebra T'+rak+lumbal
. danya paraplegia atau kehilangan sensasi di daerah dada
atau abdomen, membuktikan adanya bukti instabilitas.
0. Penderita sadar, tidak mabuk, neurogis normal, tidak
terdapat rasa nyeri atau nyeri tekan di garis tengah thorak
dan lumbal: +eluruh tulang belakang harus dipalpasi dan di
inspeksi. !ila tidak terdapat rasa nyeri sewaktu di palpasi
atau ekimosis di daerah prosesus spinosus, maka tidak ada
raktur 'ertebra sehingga sehingga tidak diperlukan
pemeriksaan ronsen 'ertebra thorakolumbal.
1. Penderita dengan nyeri tulang belakang, atau nyeri tekan,
terdapat deicit neurologis, dan penurunan tingkat
kesadaran, atau dicurigai mabuk : Pemeriksaan ronsen
seluruh 'ertebra thorakal dan lumbal harus dilakukan. "T
scan aksial dengan inter'al 1 mm harus dilakukan di daerah
yang dicurigai yang telah di identiikasi dengan oto polos.
+emua oto ronsen harus dengan kualitas baik dan
dinyatakan normal oleh seorang dokter yang
berpengalaman sebelum melepaskan imobilisasi tulang
belakang.
2. onsul ke dokter yang mempunyai keterampilan dalammenge'aluasi dan melakukan pengelolaan cedera tulang
belakang apabila dicurigai atau dideteksi adanya cedera
tulang belakang.
20
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 43/113
TA<A <S<LOSKELETAL
I 0 PEEIKSAAN 4ISIK
A0 eli'a%, Gambaran <mum
Perdarahan luar dapat diketahui dengan jelas dari perdarahan pada
ekstremitas, kumpulan darah pada lantai atau brankar, balutan yang
penuh darah, dan perdarahan yang terjadi selama ditranspor ke rumah
sakit. Pemeriksa perlu menanyakan karakteristik terjadinya trauma
dan pelayanan pra rumah sakit.
1. 5uka terbuka mungkin sudah tidak berdarah, tetapi bisa terdapat
trauma sara atau raktur terbuka.
2. #eormitas pada ekstremitas menunjukkan adanya raktur atau
trauma sendi. 4enis trauma ini harus dibidai sebelum penderita
dirujuk atau segera setelah aman.
3. Warna ekstremitas perlu diperiksa. danya memar menunjukkan
adanya trauma otot atau jaringan lunak diatas tulang atau sendi.
Perubahan ini mungkin disertai bengkak atau hematoma.
6angguan 'askular mula&mula ditandai dengan pucat pada
ekstremitas distal.
4. Posisi ekstremitas dapat membantu membedakan sejumlah pola
trauma. !ila ada trauma sara akan menampilkan posisi
21
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 44/113
ekstremitas yang khas, misalnya trauma sara radialis
menimbulkan wrist drop dan trauma sara peroneus menimbulkan
drop +oot.
5. Pengawasan aktiitas spontan penderita dapat membedakan
beratnya trauma. #alam pengawasan, adanya gerakan spontan
dapat menunjukkan adanya trauma yang tampak atau terselubung.
=isalnya pada trauma kepala penderita tidak mengikuti perintah
dan tidak ada gerakan spontan ekstremitas, penderita ini mungkin
ada trauma torakal atau lumbal.
6. 4enis kelamin dan usia penting untuk menentukan potensi trauma
nak&anak dapat terjadi trauma lempeng epiisis atau patah tulang
tersembunyi (misalnya )uc/le raktur). Pada wanita dengan trauma
pel'is, lebih besar kemungkinan cedera 'agina dibandingkan
cedera uretra.
7. rin yan keluar dari kateter harus dilihat. 4ika urin berdarah atau
jika pemasangan kateter sulit, penderita mungkin menderita
raktur pel'is dan trauma traktus urinarius.
B0 aba
ncaman jiwa dan ancaman ekstremitas disingkirkan terlebih dahulu.
. Pel'is dipalpasi anterior dan posterior akan adanya deormitas,
pergerakan, dan jarak yan menunjukkan potensi pel'is tidak
stabil. Tes kompresi&distraksi seperti menarik&mendorong pel'is
22
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 45/113
dikerjakan sekali saja. Tes ini berbahaya karena terlepasnya
bekuan darah dapat menimbulkan perdarahan baru.
0. Pulsasi ekstremitas dipalpasi dan penemuannya dicatat. danya
perbedaan atau abnormalitas harus dicatat. Pengisian kapiler yang
normal (kurang dari 0 detik) di bawah kuku atau telapak tangan
menandakan aliran darah di ekstremitas distal baik. Ailangriya
pulsasi dengan pengisian kapiler normal menandakan ekstremitas
via)le walaupun demikian konsultasi bedah perlu dilakukan. 4ika
pulsasi dan pengisian kapiler tidak ada diperlukan pembedahan
gawat darurat.
1. ompartemen otot seluruh ekstremitas dipalpasi untuk
menentukan adanya raktur atau sindroma kompartemen.
#ilakukan dengan palpasi yang lembut. 4ika terdapat raktur,
penderita sadar akan mengeluh nyeri. 4ika penderita tidak sadar,
hanya teraba gerak abnormal. +indroma kompartemen dicurigai
jika teraba keras&tegang dan nyeri. +indroma kompartemen dapat
disertai raktur.
2. +tabilitas sendi diperiksa dengan meminta penderita
menggerakkan sendi secara akti. Aal ini tidak perlu dikerjakan
jika terdapat raktur yang nyata atau deormitas, atau penderita
tidak kooperati. +etiap sendi dipalpasi untuk nyeri, bengkak, dan
adanya cairan intar&artikular. +tabilitas sendi diperiksa dengan
23
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 46/113
melakukan regangan lateral, medial, dan anterior &posterior. +egala
deormitas atau dislokasi sendi harus dibidai dan dilakukan
pemeriksaan ronsen sebelum melakukan pemeriksaan akan
stabilitas.
3. Pemeriksaan neurolgi secara cepat dan menyeluruh dilakukan dan
dicatat pada ekstremitas. Pemeriksaan diulang dan dicatat sesuai
indikasi dan keadaan klinis penderita. +ensasi diperiksa dengan
rabaan/sentuhan dan tusukan pada setiap ekstremitas. danya
trauma neurologis yan progresi menunjukkan ada masalah besar.
a. "3 & +isi lateral dari lengan atas (juga .aGilaris)
b. "> & +isi palmar ibu jari dan telunjuk (.medianus)
c. "E & +isi palmar jari tengah.
d. "@ & +isi palmar jari kelingking (.ulnaris).
e. T & +isi dalam lengan bawah.
. 51 & +isi dalam paha.
g. 52 & +isi dalam tungkai bawah,terutama diatas maleolus
medialis.
h. 53 & #orsal kaki diantara ibu jari dan jari kedua (peroneus
communis)
i. +i & +isi lateral kaki.
>. Pemeriksaan motorik ekstremitas yang harus dikerjakanJ
a. bduksi bahu & . aGilaris, "3.
2>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 47/113
b. -leksi siku & . muskulokutaneus, "3 dan ">
c. $kstensi siku & .radialis, ">, "E, dan "@.
d. Tangan dan pergelangan & ekuatan genggaman dorsoleksi
pergelangan (. radialis, ">) dan leksi jari jari ( medianus
dan ulnaris, "E dan "@).
e. duksi dan abduksi jari & ulnaris, " @ dan Ti.
. $kstremitas bawah& dorsoleksi ibu jari dan pergelangan kaki
memeriksa .peroneus proundus, 53, dan plantar leksi
memeriksa .tibialis posterior, +.
g. Pemeriksaan tingkat kekuatan otot menurut standar.
Pemeriksaan ini spesiik sesuai dengan gerakannya. (lihat tabel
)
E. Pemeriksaan releks tendo.
@. 4angan lupa memeriksa punggung.
II0 PINSIP IOBILISASI EKSTEITAS
. Periksa !"#$ dan terapi keadaan yan mengancam nyawa terlebih
dahulu.
!. !uka semua pakaian seluruhnya termasuk ekstremitas. 5epaskan
jam, cincin, kalung dan semua yang dapat menjepit. *ngat cegah
terjadinya hipotermia.
". Periksa keadaan neuro'askular sebelum memasang bidai. Periksa
2E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 48/113
pulsasi perdarahan eksternal yang harus dihentikan, dan periksa
sensorik dan motorik dari ekstremitas.
#. Tutup luka dengan balutan steril.
$. Pilih jenis dan ukuran bidai yang sesuai dengan ekstremitas yang
trauma. !idai harus mencakup sendi di atas dan di bawah ekstremitas
yang trauma.
-. Pasang bantalan di atas tonjolan tulang.
6. !idai ekstremitas pada posisi yang ditemukan jika pulsasi distal ada.
4ika pulsasi distal tidak ada, coba luruskan ekstremitas. Traksi secara
hati&hati dan pertahankan sampai bidai terpasang.
A. !idai dipasang pada ekstremitas yang telah lurus, jika belum lurus
coba luruskan.
*. 4angan meluruskan secara paksa, jika mengalami kesulitan, pasang
bidai pada posisi yang ditemukan.
4. onsulkan ke ahli Drthopedi.
. "atat status neuro'askular sebelum dan setelah pemasangan bidai
atau manipulasi.
5. !erikan proilaksis Tetanus.
III0 EL<<SKAN DE4OITAS
Pemeriksaan isik membedakan deormitas karena dislokasi atau raktur.
Prinsip meluruskan ekstremitas yang patah adalah mengembalikan
2@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 49/113
panjang ekstremitas secara hati&hati dengan tarikan lurus mengoreksi
angulasi dan rotasi. #engan mempertahankan secara manual pasang
bidai dengan bantuan asisten.
A0 Eks%remi%as A%as
. Aumerus
Pegang siku dan tarik ke bawah, setelah lurus bidai dipasang dan
lengan dipertahankan dengan slin dan swat* ke dinding dada.
0. 5engan bawah
Tarik pergelangan tangan ke bawah dengan siku ditahan sebagai
kontraksi. !idai dipasang di lengan bawah dan diele'asikan.
B0 Eks%remi%as Ba!a'
. -emur
5uruskan emur dengan melakukan traksi di daerah an/le jika tibia
dan ibula tidak raktur. +etelah spasme otot diatasi tungkai
diluruskan dan rotasi dikoreksi. Tindakan ini memerlukan waktu
beberapa menit tergantung dari besarnya penderita.
0. Tibia
5akukan traksi di daerah an/le dan kontra&traksi di atas lutut,
dikerjakan bila emur utuh.
0 Gan))uan -askular #an Neur+l+)is
2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 50/113
-raktur disertai trauma neuro'askular perlu diluruskan dengan hati&
hati. onsultasi bedah segera dikerjakan. 4ika trauma neuro'askular
bertambah setelah diluruskan dan dibidai, bidai dilepas dan tungkai
dikembalikan keposisi semula dimana aliran darah dan status
neurologi maksimal. $kstremitas diimobilisasi dalam posisi ini.
I-0 PEASANGAN TRACTION S#LINT
. Pemasangan alat ini perlu dua orang, satu orang mempertahankan
posisi tungkai dan seorang lagi memasang splint.
#. 5epaskan pakaian, termasuk sepatu agar seluruh ekstremitas terlihat.
Tutup luka dengan balut steril, dan periksa neuro'askular distal.
". !ersihkan tonjolan tulang dan otot dari kotoran sebelum memasang
traksi. "atat jika ada tulang yang keluar dan masuk ke jaringan lunak
setelah ditraksi.
. kur panjang splint melalui kaki yang sehat. !agian atas dari ring
diletakkan di bawah bokong dan tuberositas iskhium. !agian distal
splint dibawah an/le sepanjang 3 cm. Strap dipasang untuk
menahan paha dan betis.
(. -emur diluruskan dengan menarik an/le kemudian diangkat dan
splint diletakkan di bawahnya. ProGimal splint diletakkan pada
tuberositas iskhium. Periksa ulang keadaan neuro'askular distal
tungkai yan mengalami cedera.
3;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 51/113
:. lat pengikat traksi dipasang di ankle dengan asisten tetap
mempertahankan tarikan tungkai dengan strap terbawah lebih pendek
dari atasnya.
. Pasang penarik an/le pada pengait traksi, asisten tetap
mempertahankan tarikan. Tarik traksi sampai tungkai stabil, atau
nyeri dan spasme otot hilang.
;. Periksa status neuro'askular, jika perusi distal menjadi buruk setelah
pemasangan traksi, lepaskan / kurangi tarikan.
I. Pasang strap.
<. +tatus neuro'askular die'aluasi ulang secara terus menerus, dan
dicatat setiap tindakan manipulasi tungkai.
=. !erikan pencegahan tetanus bila ada indikasi.
-0 PEEIKSAAN DAN PENGELOLAAN SINDOA
KOPATEEN
. Lang penting diperhatikan
. +indroma kompartemen dapat timbul perlahan dan berakibat berat.
0. #apat timbul pada ekstremitas karena kompresi atau remuk dan
tanpa cedera luar atau raktur yang jelas.
1. %ee'aluasi yan sering sangat penting.
2. Penderita dengan hipotensi atau tidak sadar meningkatkan resiko
terjadinya sindroma kompartemen.
3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 52/113
3. Tidak sadar atau dalam intubasi tidak dapat mengkomunikasikan
tanda awal dari iskemia ekstremitas.
>. yeri merupakan tanda awal mulainya iskemia kompartemen,
terutama nyeri pada tarikan otot secara pasi.
E. Ailangnya pulsasi dan tanda iskemia lain merupakan gejala lanjut,
setelah kerusakan yang menetap telah terjadi.
!. Palpasi kompartemen otot, dibandingkan ketegangannya tungkai yang
cedera dengan yang normal.
. simetri adalah tanda penemuan yang penting
0. Pemeriksaan berulang dari ekstremitas yang cedera adalah hal
pokok.
1. Pengukuran tekanan intra kopartemen sangat membantu.
2. 4ika curiga sindroma kompartemen segera konsultasi bedah.
". #apatkan konsultasi bedah atau ortopedi segera.
-10 IDENTI4IKASI DAN PENGELOLAAN 4AKT< PEL-IS
. *dentiikasi mekanisme trauma yang menyebabkan
kemungkinan raktur pel'is misalnya terlempar dari sepeda motor,
crus* in,ury pejalan kaki ditabrak kendaraan, tabrakan sepeda motor.
!. Periksa daerah pel'is adanya ekhimosis, perianal atau hematoma
skrotal, darah di meatus uretra.
". Periksa tungkai akan adanya perbedaan panjang atau asimetri rotasi
30
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 53/113
panggul.
#. 5akukan pemeriksaan rektum, posisi dan mobilitas kelenjar prostat,
teraba raktur, atau adanya darah pada kotoran.
$. 5akukan pemeriksaan 'agina, raba raktur, ukuran dan konsistensi
uterus, adanya darah. Perlu diingat bahwa penderita mungkin hamil.
-. 4ika dijumpai kelainan pada ! sampai $, jika mekanisme trauma
menunjang terjadinya raktur pel'is, lakukan pemeriksaan ronsen
pel'is P (mekanisme trauma dapat menjelaskan tipe raktur).
6. 4ika ! sampai $ normal, lakukan palpasi tulang pel'is untuk
menemukan tempat nyeri.
A. Tentukan stabilitas pel'is dengan hati&hati melakukan tekanan
anterior& posterior dan lateral& medial pada +*+.Pemeriksaan
mobilitas aksial dengan melakukan dorongan dan tarikan tungkai
secara hati&hati, tentukan stabilitas kranial & kaudal.
*. Perhatian pemasangan kateter urine, jika tidak ada kontraindikasi,
atau lakukan pemeriksaan retrograd uretrogram jika terdapat
kecurigaan trauma uretra.
4. Penilaian oto ronsen pel'is, perhatian kusus pada raktur yang sering
disertai kehilangan darah banyak, misalnya raktur yang
meningkatkan 'olume pel'is.
. "ocokan identitas penderita pada ilm.
0. Periksa oto secara sistematikJ
31
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 54/113
a. 5ebar simisis pubis & pemisahan lebih dari cm menunjukan
ada trauma pel'is posterior.
b. *ntegritas ramus superior dan inerior pubis bilateral.
c. *ntegritas asetabulum, kaput dan kolum emur.
d. +imetri ileum dan lebarnya sendi sakroiliaka.
e. +imetri oramen sakrum dengan e'aluasi linea arkuata. -
. -raktur prosesus trans'ersus 53.
1. *ngat, karena tulang pel'is berbentuk lingkaran jarang kerusakan
hanya pada satu tempat saja.
2. *ngat raktur yang meningkatkan 'olume pel'is, misalnya vertical
s*ear dan raktur open-)oo/ sering disertai perdarahan banyak.
. Teknik mengurangi perdarahan dari raktur pel'is.
1. "egah manipulasi berlebihan atau berulang&ulang.
2. Tungkai bawah di rotasi kedalam untuk menutup raktur open&
book. Pasang bantalan pada tonjolan tulang dan ikat kedua
tungkai yang dilakukan rotasi. Tindakan ini akan mengurangi
pergeseran simpisis, mengurangi 'olume pel'is, bermanaat untuk
tindakan sementara menunggu pegobatan deiniti.
3. Pasang dan kembangkan P+6. lat ini bermanaat untuk
membawa/ transpor penderita.
4. Pasang e0ternal +i0ator pel'is (konsultasi orthopedi segera).
5. Pasang traksi skeletal (konsultasi orthopedi segera)
32
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 55/113
6. $mbolisasi pembuluh darah pel'is melalui angiograi.
7. 5akukan segera konsultasi bedah / orthopedi untuk menentukan
prioritas.
8. 5etakkan bantal pasir dibawah bokong kiri&kanan jika tidak
terdapat trauma tulang belakang atau cara menutup pel'is yang
lain tidak tersedia.
9. Pasang pelvic )inder.
1>.=engatur untuk transer ke asilitas terapi deiniti jika tidak
mampu melakukannya.
-II0 IDENTI4IKASI TA<A ATEI
. =engetahui bahwa iskemia merupakan ancaman tungkai dan
mempunyai potensi ancaman nyawa.
!. Palpasi pulsasi perier bilateral (dorsalis pedis, tibialis anterior,
emoral, radial dan brakialis) akan simetri dan kualitas.
". "atat dan e'aluasi adanya asimetri pulsasi perier.
#. %ee'aluasi pulsasi perier yang sering, terutama jika terdapat
asimetri.
$. onsultasi bedah segera.
33
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 56/113
TA<A KEPALA
I0 S<-EI PIE
. !"#$
!. *mobilisasi dan +tabilisasi +er'ikal
". =elakukan Pemeriksaan eurologis +ingkat
. %espon Pupil
0. =enentukan ilai 6"+
II0 S<-EY SEK<NDE DAN PENATALAKSANAAN
A0 Ins(eksi Keseluru'an Ke(ala, Termasuk ?a8a'
. 5aserasi
0. danya 5"+ dari lubang hidung dan telinga
B0 Pal(asi Keseluru'an Ke(ala, Termasuk ?a8a'
. -raktur
0. 5aserasi dengan raktur di bawahnya
3>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 57/113
0 Ins(eksi Semua Laserasi Kuli% Ke(ala
. 4aringan otak
0. -raktur depresi tulang tengkorak
1. #ebris
2. ebocoran 5"+
D0 enen%ukan Nilai GS #an es(+n Pu(il
. %espon buka mata
0. %espon motorik terbaik anggota gerak
1. %espon 'erbal
2. %espon pupil
E0 Pemeriksaan -er%ebra Ser*ikal
. Palpasi untuk mencari adanya rara nyeri dan pakaikan kolar
ser'ikal semirigid bila perlu.
0. Pemeriksaan oto ronsen 'ertebra ser'ikalis proyeksi cross-ta)le
lateral bila perlu.
40 Penilaian Bera%n"a e#era
G0 Pemeriksaan <lan) Se.ara K+n%in"u&Obser*asi Tan#a&%an#a
Perburukan
. -rekuensi
0. Parameter yang dinilai
1. *ngat, pemeriksaan ulang !"#$
3E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 58/113
Ill0 E-AL<ASI T SAN KEPALA
#iagnosis abnormalitas pada "T scan dapat sangat samar dan sulit.
arena kompleksnya penilaian "T scan, maka penilaian awal singkat
oleh ahli bedah sara atau radiologi sangatlah penting. Tahap&tahap cara
e'aluasi "T scan kepala berikut ini bertujuan terutama untuk
memudahkan mengenal kelainan patologi yang mengancam jiwa
penderita dalam waktu singkat. Aarus diingat, pemeriksaan "T scan
kepala tidak boleh menunda tindakan resusitasi atau rujukan penderita ke
pusat trauma.
I-0 ELEPAS HEL
Penderita yang memakai helm dan memerlukan penatalaksanaan jalan
napas harus dijaga kedudukan kepala dan leher dalam posisi netral saat
helm dilepaskan oleh 0 penolong.
. +atu orang menstabilkan kepala dan leher pasien dengan meletakkan
tangan pada setiap sisi helm dengan jari terletak pada mandibula
pasien. Posisi ini mencegah tergelincirnya helm bila tall pengikat
lepas.
!. Penolong kedua memotong atau melepaskan tali helm pada cincin #&
nya.
". Penolong kedua meletakkan satu tangan pada angulus mandibula
dengan ibu jari pada satu sisi dan jari&jari lainnya pada sisi lain.
3@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 59/113
+ementara tangan yang lain melakukan penekanan di bawah kepala
pada regio oksipitalis. =anu'er ini mengalihkan tanggung jawab
imobilisasi lurus kepada penolong kedua.
#. Penolong pertama kemudian melebarkan helm ke lateral untuk
membebaskan kedua daun telinga dan secara hati&hati melepas helm.
!ila helm yang digunakan mempunyai penutup wajah, maka penutup
ini harus dilepaskan dulu. !ila helm yang dipakai mempunyai
penutup wajah yang lengkap, maka hidung penderita dapat terhimpit
dan menyulitkan melepaskan helm. ntuk membebaskan hidung,
helm harus didorong ke belakang lalu dinaikkan ke atas melewati
hidung penderita.
$. +elama tindakan ini penolong kedua harus tetap mempertahankan
imobilisasi dari bawah guna menghindari tertekuknya kepala.
-. +etelah helm terlepas, imobilisasi lurus manual dimulai dari atas,
kepala dan leher penderita diamankan selama penatalaksanaan
pertolongan jalan napas.
6. !ila upaya melepaskan helm menimbulkan rasa nyeri dan parestesia
maka helm harus dilepas dengan menggunakan gunting gips. !ila
dijumpai tanda&tanda cedera 'ertebra ser'ikalis pada oto ronsen,
maka melepaskan helm harus menggunakan gunting gips.
3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 60/113
Tabel 2& Glas)+! +ma S.ale :GS;
@enis (emeriksaan Nilai
%espon buka mata (ye openin (
+pontan
Terhadap suaraTerhadap nyeri
Tidak ada
2
10
%espon motorik terbaik (=)
*kut perintah
=elokalisir nyeri
-leksi normal (menarik anggauta yang
dirangsang)
-leksi abnormal (dekortikasi)
$kstensi abnormal (deserebrasi)
Tidak ada (Aasid)
>
3
2
1
0
%espon 'erbal (8)
!erorientasi baik
!erbicara mengacau (bingung)ata&kata ticsk teratur
+uara tidak jelas
Tidak ada
3
21
0
Table 2& Pe#ia%ri. Trauma S.+re
Ba)ian Nilai
>;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 61/113
Pemeriksaan N0 N &
!erat <0; kg ;&0; kg 9; kg
irway ormal Dro/nasoaringe
al ;0
*ntubasiJ
cricot*yroidotomy
atau trac*eostomy
Tekanan #arah
+ystolic
<; mm AgJ
atau nadi dan
perusi perier
baik
3;&; mm AgJ
pulsasi
karotis
/emoralis teraba
93; mm AgJ
pulsasi lemah atau
tidak
ada
Tingkat
kesadaran
+adar eadaan yang
memburuk atau
kehilangan
kesadaran
lainnya
omaJ
Tidak bereaksi
Patch tulang Tidak tampak
atau conga
Tunggal atau
tertutup
Terbuka atau
multiple
ulit Tidak tampak ontusi, abrasiJ
laserasi
9E cmJ tidak
tembus
asia
ehilangan
jaringanJ luka
tembak/tusukJ
menembus
ascia
@umla'
Al)+ri%me 1
Pena%alaksanaan e#era Ke(ala in)an
#einisi : Penderita sadar dan berorientasi (6"+ 2&3)
%iwayat
B ama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan B Tingkat
kewaspadaan
B =ekanisme cedera B mnesia: %etrograde,
ntegrade
>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 62/113
B Waktu cedera B +akit kepala: ringan, sedang,
berat
B Tidak sadar segera setelah cedera
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik. Pemeriksaan neurologis terbatas.
Pemeriksaan rontgen 'ertebra ser'ikal dan lainnya sesuai indikasi.
Pemeriksaan kadar alkohol darah dan 7at toksik dalam urine
Pemeriksaan "T scan kepala sangat ideal pada setiap penderita,
kecuali bila memang sama sekali asimtomatik dan pemeriksaan neurologis
normal
Obser*asi a%au #ira!a% #i S Di(ulan)kan #ari S
B "T scan tidak ada B Tidak memenuhi kriteria rawat.
B "T scan abnormal B #iskusikan kemungkinan
kembali
B +emua cedera tembus e rumah sakit bila memburuk
dan
B %iwayat hilang kesadaran berikan lembar obser'asiB esadaran menurun B 4adwalkan untuk kontrol ulang
B +akit kepala sedang&berat
B *ntoksikasi alkohol/obat&obatan
B ebocoran likuor: %hinorea&otorea
B "edera penyerta yang bermakna
B Tak ada keluarga di rumah
B 6"+93
B #eisit neurologis okal
>0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 63/113
Tabel 3& Ins%ruksi Ba)i Pen#eri%a e#era Ke(ala Di Luar S
ami telah memeriksa dan ternyata tidak ditemukan indikasi
bahwa cedera kepala anda serius. amun gejala&gejala baru dankomplikasi yan tidak terduga dapat muncul dalam beberapa jam
atau beberapa hari setelah cedera. 02 jam pertama adalah waktu
yang kritis dan anda harus tinggal bersama keluarga atau kerabat
dekat anda sedikitnya dalam waktu itu. !ila kelak timbul gejala&
gejala berikut seperti tertera di bawah *ni maka anda harus
segera menghubungi dokter anda atau kembali ke %+.
.=engantuk berat atau sulit dibangunkan (penderita harus
dibangunkan setiap 0 jam selama periode tidur).0.=ual dan muntah.
1.ejang.
2.Perdarahan atau keluar cairan dari hidung atau telinga.
3.+akit kepala hebat.
>.elemahan atau rasa baal pada lengan atau tungkai.
E.!ingung atau perubahan tingkah laku.
@.+alah satu pupil mata (bagian mata yang gelap) lebih besar
dari yang lain, gerakan gerakan aneh bola mats, melihat dobel
atau gangguan penglihatan lain.
.#enyut nadi yang sangat lambat atau sangat cepat, atau pola
naas yang tidak teratur.
!ila timbul pembengkakan pada tempat cedera, letakkan
kantung es di atas selembar kain/handuk pada kulit tempat
cedera. !ila pembengkakan semakin hebat walau telah dibantu
dengan kantung es, segera hubungi %+.
nda boleh makan dan minum seperti biasa namun tidak
diperbolehkan minum minuman yang mengandung alkoholsedikitnya 1 had setelah cedera.
4angan minum obat tidur atau obat penghilang nyeri yang lebih
kuat dari cetaminophen sedikitnya 02 jam setelah cedera.
4angan minum obat mengandung aspirin.
!ila ada hal yang ingin anda tanyakan, atau dalam keadaan
gawat darurat, kami dapat dihubungi di nomor telepon :
OOOOOOO
>1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 64/113
ama dokter : OOOOOOOOOOOOOO
>2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 65/113
Al)+ri%me 2
Pena%alaksanaan e#era Ke(ala Se#an)
#einisi : Penderita biasanya tampak kebingungan atau mengantuk,namun masih mampu menuruti perintah
(6"+ : &1).
Pemeriksaan awal
B +ama dengan untuk cedera kepala ringan ditambah pemeriksaan
darah sederhana
B Pemeriksaan "T scan kepala pads semua kasus
B #irawat untuk obser'asi
+etelah dirawat
B Pemeriksaan neurologis periodik
B Pemeriksaan "T scan ulang bila kondisi penderita memburuk atau
bila penderita akan dipulangkan.
Bila k+n#isi membaik :=>; Bila k+n#isi memburuk :1>;
B Pulang bila memungkinkan B !ila penderita tidak mampu
melakukan
B ontrol di poliklinik perintah lagi, segera lakukan
pemeriksaan
"T scan ulang dan penatalaksanaan
sesuai protokol cedera kepala berat.
>3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 66/113
Tabel & Pena%alaksanaan A!al e#era O%ak Bera%
#einisi : Penderita tidak mampu melakukan perintah sederhana
karena kesadaran yang menurun (6"+ 1&@)
Pemeriksaan dan penatalaksaan
• !"#$
• Primary Survey dan resusitasi
• Secondary Survey dan riwayat =P5$
• %awat pada asilitas yang mampu melakukan tindakan
perawatan deiniti !edah sara
• %ee'aluasi neurologis: 6"+
• %espon buka mata
• %espon motorik
• %espon 'erbal
• %eleks cahaya pupil
• Dbat&obatan
• =anitol
• Aiper'entilasi sedang (P"D0913 mmAg)
• ntikon'ulsan
Tes #iagnostik (sesuai urutan)
• "T +can
• 8entrikulograi udara
• ngiogram
>>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 67/113
Tabel 6& Pri+ri%as E*aluasi A!al Dan Triase
Pen#eri%a Den)an e#era O%ak Bera%
. +emua penderita cedera otak dengan koma harus segera
diresusitasi (!"#$) setibanya di unit gawat darurat.
0. +egera setelah tekanan darah normal, pemeriksaan neurologis
dilakukan (6"+ dan releks pupil). !ila tekanan darah tidak
bisa mencapai normal, pemeriksaan neurologis tetap dilakukan
dan dicatat adanya hipotensi.
1. !ila tekanan darah sistolik tidak bisa < ;; mmAg setelah&
dilakukan resusitasi agresi, prioritas tindakan adalah untuk
stabilisasi penyebab hipotensinya, dengan pemeriksaan
neurologis menjadi prioritas kedua.
Pada kasus ini penderita dilakukan #P5 dan ultrasound di
6# atau langsung ke kamar operasi untuk seliotomi. "T scan
kepala dilakukan setelah seliotomi. !ila timbul tanda&tanda
klinis suatu massa intracranial maka dilakukan 'entrikulograi,
)urr *ole eksplorasi atau kraniotomi di kamar operasi
sementara seliotomy sedang berlangsung.
2. !ila T#+ < ;; mmAg setelah resusitasi dan terdapat tanda
klinis suatu lesi intrakranial (pupil anisokor, hemiparesis),
maka prioritas pertama adalah "T +can kepala. #P5 dapat
dilakukan di 6#, ruang "T +can atau di kamar operasi,
namun e'aluasi neurologis dan tindakannya tidak boleh
>E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 68/113
tertunda.
3. Pada kasus yang meragukan, misalnya tekanan darah dapat
terkoreksi tapi cenderung untuk turun, upayakan utuk
membawa ke ruang "T scan sebelum ke kamar operasi untuk
seliotomi atau thorakotomi.
!eberapa kasus membutuhkan koordinasi yang kuat antara ahli
bedah trauma dengan ahli bedah sara.
>@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 69/113
TINDAKAN AI?AY
I0 PEASANGAN AI?AY OO4AINGEAL
. Prosedur ini digunakan untuk 'entilasi sementara pada penderita yang
tidak sadar sementara intubasi penderita sedang dipersiapkan.
#. Pilih airway yang cocok ukurannya. kuran yang cocok sesuai
dengan jarak dari sudut mulut penderita sampai kanalis auditi'us
eksterna.
". !uka mulut penderita dengan manu'er c*in li+t atau teknik cross-
+iner scissors tec*ni?ue.
. +isipkan spatula lidah diatas lidah penderita, cukup jauh untuk
menekan lidah, hati&hati jangan merangsang penderita sampai
muntah.
(. =asukkan airway ke posterior, dengan lembut diluncurkan diatas
lengkungan lidah sampai sayap penahan berhenti pada bibir
penderita. irway tidak boleh mendorong lidah sehingga menyumbat
airway.
:. Tarik spatula lidah.
. 8entilasi penderita dengan alat )a-valve-mas/.
II0 PEASANGAN AIR$A% NASO4AINGEAL
>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 70/113
. Prosedur ini digunakan apabila penderita terangsang untuk muntah
pada penggunaan airway oroaringeal.
#. 5ubang hidung dinilai untuk melihat adanya penyumbatan (seperti
polip, raktur, perdarahan).
". Pilih airway yang ukurannya cocok.
. 5umasi airway nasoaringeal dengan pelumas yang dapat larut dalam
air atau dengan air.
(. =asukkan ujung airway kedalam lubang hidung dan arahkan ke
posterior dan menuju ke arah telinga.
:. #engan hati&hati masukkan airway oroaringeal menuju hipoaring
dengan sedikit gerakan memutar, sampai sayap penahan berhenti pada
lubang hidung.
. 8entilasi penderita dengan alat )a-valve-mas/.
III0 -ENTILASI BAG&-AL-E&ASK & TEKNIK D<A OANG
. Pilih ukuran masker yang cocok dengan wajah penderita.
!. Aubungkan selang oksigen dengan alat bag&'al'e&mask, dan atur
aliran oksigen sampai 0 5/ menit.
". Pastikan airway penderita terbuka dan dipertahankan dengan teknik&
teknik yang telah dijelaskan sebelumnya.
#. Drang pertama memegang masker pada wajah penderita, dan menjaga
agar rapat dengan dua tangan.
E;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 71/113
$. Drang kedua memberikan 'entilasi dengan memompa kantong
dengan dua tangan.
-. ecukupan 'entilasi dinilai dengan memperhatikan gerakan dada
penderita.
6. Penderita diberi 'entilasi dengan cara seperti ini tiap 3 detik.
I-0 INT<BASI OOTAKEAL DE?ASA
. Pastikan bahwa 'entilasi yang adekuat dan oksigenasi tetap berjalan,
dan peralatan penghisap berada pada tempat yang dekat sebagai
kesiagaan bila penderita muntah.
#. embangkan balon pipa endotrakeal untuk memastikan bahwa balon
tidak bocor, kemudian kempiskan balon.
". +ambungkan daun laryngoskop pada pemegangnya, dan periksa
terangnya lampu.
. =inta seorang asisten mempertahankan kepala dan leher dengan
tangan. 5eher penderita tidak boleh di&hiperekstensi atau di&
hiperleksi selama prosedur ini.
(. Pegang laringoskop dengan tangan kiri.
:. =asukkan laringoskop pada bagian kanan mulut penderita , dan
menggeser lidah kesebelah kiri.
. +ecara 'isual identiikasi epiglotis dan kemudian pita suara.
;. #engan hati&hati masukkan pipa endotrakeal kedalam trakea tanpa
E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 72/113
menekan gigi atau jaringan&jaringan di mulut.
I. embangkan balon dengan udara secukupnya agar tidak bocor.
4angan mengembangkan balon secara berlebihan.
<. Periksa penempatan pipa endotrakeal dengan cara memberi 'entilasi
dengan )a-valve tu)e.
=. +ecara 'isual perhatikan pengembangan dada dengan 'entilasi.
. uskultasi dada dan abdomen dengan stetoskop untuk memastikan
letak pipa.
!. mankan pipa (dengan plester). pabila penderita dipindahkan, letak
pipa harus dinilai ulang.
. pabila intubasi endotrakeal tidak bisa diselesaikan dalam beberapa
detik atau selama waktu yang diperlukan untuk menahan napas
sebelum ekshalasi, hentikan percobaan intubasinya, 'entilasi
penderita dengan alat )a-valve-mas/ dan coba lagi.
. Penempatan pipa harus diperiksa dengan teliti. -oto toraks berguna
untuk menilai letak pipa, tetapi tidak dapat menyingkirkan intubasi
esoageal.
P. Aubungkan alat kolorimetris "D0 ke pipa endotrakeal antara adaptor
dengan alat 'entilasi. Penggunaan alat kolorimetrik merupakan suatu
cara yang dapat diandalkan untuk memastikan bahwa letak pipa
endotrakeal berada dalam airway.
@. Pasang alat pulse o0ymeter pada salah satu jari penderita (perusi
E0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 73/113
perier harus masih ada) untuk mengukur dan memantau tingkat
saturasi oksigen penderita. Pulse o0ymeter berguna untuk memantau
tingkat saturasi oksigen secara terus menerus dan sebagai cara
menilai segera tindakan inter'ensi.
-0 INT<BASI NASOTAKEAL DE?ASA
*ngat: *ntubasi nasotrakeal membuta )lind merupakan k+n%rain#ikasi
pada penderita apnea dan pada keadaan raktur mid+ace yang berat atau
apabila ada kecurigaan raktur basis kranii. ntuk meniru penderita yang
bernaas dengan menggunakan manikin dewasa, instruktur dianjurkan
memasang alat bag&'al'e pada ujung akhir trakea manikin.
. pabila dicurigai ada raktur ruas tulang leher, biarkan cer'ical collar
ditempatnya untuk membantu menjaga immobilisasi leher.
#. Pastikan 'entilasi dan oksigenasi yang cukup tetap berjalan.
". embangkan balon pipa endotrakeal untuk memastikan bahwa balon
tidak bocor, kemudian kempiskan.
. pabila penderita sadar, semprot lorong lubang hidung dengan
anestetika dan 'asokonstriktor untuk memati&rasakan dan
mengempiskan mukosa. pabila penderita tidak sadar, cukup
menyemprot dengan 'asokonstriktor saja.
(. =inta asisten menjaga immobilisasi kepala dan leher secara manual.
:. 5umasi pipa nasotrakeal dengan gel anestetika lokal dan masukkan
E1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 74/113
pipa kedalam lubang hidung.
. #orong pipa pelan&pelan tetapi pasti kedalam lorong lubang hidung,
ke arah atas hidung (untuk menghindari concha inerior yang besar)
dan kemudian kebelakang dan kebawah ke nasoaring. 5engkungan
pipa harus sesuai untuk memudahkan masuknya kelorong yang
melengkung.
;. +ewaktu pipa melewati hidung dan ke nasoaring, harus dibelokkan
kebawah untuk masuk kedalam aring.
I. !egitu pipa telah masuk ke aring, dengarkan aliran udara yang
berasal dari pipa endotrakeal. #orong pipa sampai suara aliran udara
maksimal, yang memberi kesan ujung pipa berada pada mulut trakea.
+ambil mendengarkan gerakan udara, pastikan saat inhalasi dan
dorong pipa dengan cepat. pabila penempatan pipa tidak berhasil,
ulangi prosedur dengan memberikan tekanan ringan pada cartilago
thyroidea. *ngat untuk melakukan 'entilasi dan oksigenasi penderita
secaraberkala.
<. embangkan balon secukupnya sehingga tidak bocor. "egah
pengembangan yang berlebihan.
=. Periksa letak pipa endotrakeal dengan cara memberi 'entilasi )a-
valve-tu)e.
. Perhatikan secara 'isual pengembangan dada dengan 'entilasi.
!. uskultasi dada dan abdomen dengan stetoskop untuk memastikan
E2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 75/113
letak pipa.
. mankan pipa. pabila penderita dipindahkan posisinya, letak pipa
haris dinilai ulang.
. pabila intubasi endotrakeal tidak bisa diselesaikan dalam 1; detik
atau selama waktu yang diperlukan untuk menahan napas sebelum
ekshalasi, hentikan percobaan intubasinya, 'entilasi penderita dengan
alat bag&'al'e&mask, dan coba lagi.
P. Penempatan pipa harus diperiksa dengan teliti. -oto toraks berguna
untuk menilai letak pipa, tetapi tidak dapat menyingkirkan intubasi
esoageal.
@. Aubungkan alat kolorimetris "D0 ke pipa endotrakeal antara adapter
dengan alat 'entilasi. Penggunaan alat kolorimetrik merupakan suatu
cara yang dapat diandalkan untuk memastikan letak pipa endotrakeal
berada dalam airway.
$. Pasang alat pulse o0ymeter pada salah satu jari penderita (perusi
perier harus masih ada) untuk mengukur dan memantau tingkat
saturasi oksigen penderita. Pulse o0ymeter berguna untuk memantau
tingkat saturasi oksigen secara terus menerus dan sebagai cara menilai
segera tindakan inter'ensi.
P(%&IA P IA&#SI $A$=( S-A$=(
1. Intu)asi eso+aeal dapat menye)a)/an *ipo/sia dan /ematian
E3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 76/113
2. Intu)asi )ron/us utama /anan )era/i)at ventilasi *anya pada paru
/anan sa,a dan /olaps paru /iri
3. =etida/ mampuan intu)asi menye)a)/an *ipo/sia dan /ematian
4. Aeransannya munta* menye)a)/an aspirasi *ipo/sia dan
/ematian
5. Arauma pada ,alan napas menye)a)/an perdara*an dan )a*aya
aspirasi
6. ii peca* atau oya* a/i)at menuna/an ii se)aai landasan
daun larynos/op
7. #alon pipa endotra/eal peca*B)ocor mena/i)at/an /e)ocoran
ventilasi dan memerlu/an intu)asi ulan
8. #eru)a*nya cedera servi/al le*er tan pa de+isit neurolois men,adi
cedera servi/al denan de+isit neuroloist
-I0 INT<BASI OOTAKEAL ANAK
. Pastikan 'entilasi dan oksigenasi yang cukup tetap berjalan.
#. Pilih pipa tanpa balon dengan ukuran yan cocok, yan umumnya
sama ukurannya dengan lubang hidung anak atau kelingkingnya.
". Pasang daun laringoskop dengan pemegangnya, periksa terangnya
sinar lampu.
. Pegang laringoskop dengan tangan kiri.
(. =asukkan daun laringoskop melalui sebelah kanan mulut, menggeser
E>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 77/113
lidah kekiri.
:. Perhatikan epiglottis, kemudian pita suara.
. =asukkan pipa endotrakeal tidak lebih 0 cm melalui pita suara.
;. Periksa penempatan pipa dengan 'entilasi )a-valve-tu)e.
I. Periksa penempatan pipa endotrakeal dengan cara memperhatikan
pengembangan paru dan auskultasi dada dan abdomen dengan
stetoskop.
<. mankan pipa. pabila penderita dipindahkan, penempatan pipa
harus dinilai ulang.
=. pabila intubasi endotrakeal tidak bisa diselesaikan dalam 1; detik
atau selama waktu yang diperlukan untuk menahan naas sebelum
ekshalasi, hentikan percobaan intubasinya, 'entilasi penderita dengan
alat )a-valve-mas/ dan coba lagi.
. Penempatan pipa harus diperiksa dengan teliti. -oto toraks berguna
untuk menilai letak pipa, tetapi tidak dapat menyingkirkan intubasi
esoageal.
!. Aubungkan alat kolorimetris ";0 ke pipa endotrakeal antara adaptor
dengan alat 'entilasi. Penggunaan alat kolorimetrik merupakan suatu
cara yang dapat diandalkan untuk memastikan letak pipa endotrakeal
berada dalam airway.
. Pasang alat pulse o0ymeter pada salah satu jari penderita (perusi
perier harus masih ada) untuk mengukur dan memantau tingkat
EE
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 78/113
saturasi oksigen penderita. Pulse o0ymeter berguna untuk memantau
tingkat saturasi oksigen secara terus menerus dan sebagai cara untuk
menilai tindakan inter'ensi.
-II0 PEANTA<AN OKSIETI P<LSA
Pulse o0ymeter didesain untuk mengukur saturasi oksigen dan laju nadi
pada sirkulasi perier. pabila menilai hasil pulse o0ymeter nilailah
pembacaan&pembacaan awal. pakah laju nadi sesuai dengan monitor
$6 pakah saturasi oksigen cocok/sesuai pabila pulse o0ymeter
memberikan hasil yang rendah atau sangat sulit membaca penderita,
carilah penyebab isiologisnya, jangan menyalahkan alatnya.
-III0 NEEDLE IOTHYOIDOTOY
.%akit dan siapkan selang oksigen dengan cara membuat sebuah lubang
pada salah satu ujungnya. Aubungkan ujung satunya pada sum her
oksigen, yang mampu mengeluarkan tekanan pada nipplenya 5> psi
atau lebih, dan pastikan oksigen mengalir dengan lancar melalui
selangnya.
!.!aringkan penderita.
". Pasang cateter over-t*e-needle ukuran I0 atau I2, 8.5 cm pada
semprit >& sampai 0&m.
#.+iapkan secara bedah leher dengan kapas antiseptik.
E@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 79/113
$. Palpasi membrana krikoidea, sebelah anterior antara kartilago tiroid
dan krikoid. Pegang trakea dengan ibu jari dan telunjuk salah satu
tangan untuk mencegah pergerakan trakea ke lateral pada waktu
prosedur.
-. Tusuk kulit pada garis tengah (midline) dengan jarum ukuran I0
sampai I2 yang telah dipasang pada semprit, langsung di atas
membrana krikoidea (yaitu midsagittal). *ncisi kecil dengan pisau
ukuran I mempermudah masknya jarum melewati kulit.
6.rahkan jarum dengan sudut 23o kearah caudal, sambil mengisap
semprit (memberikan tekanan negati).
A.#engan hati&hati tusukkan jarum melewati setengah bagian bawah
membrana krikoidea, sambil melakukan aspirasi waktu mendorong.
*. spirasi udara menunjukkan masuknya jarum kedalam lumen trakea.
4. 5epas semprit dan tarik stylet sambil dengan lembut mendorong
kateter kearah bawah ke posisinya, dengan hati&hati untuk tidak
melubangi dinding belakang trakea.
.+ambungkan selang oksigen pada ujung kateter yang di luar, dan
plester kateter pada leher penderita.
5. 8entilasi berkala dapat dicapai dengan menutup lubang yang terbuka
dengan ibu jari selama detik dan membukanya selama 2 detik.
+etelah ibu jari dilepaskan dari lubang selang, terjadi ekshalasi pasi.
"atatan: PaD0 yang adekuat dapat dipertahankan selama hanya 1;
E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 80/113
sampai 23 merit, dan penumpukan "D0 dapat terjadi lebih cepat.
=. 5anjutkan memperhatikan pengembangan paru dan lakukan
auskultasi dada untuk mengetahui 'entilasi yang cukup.
Pen"uli%&Pen"uli% Nee#le Krik+%ir+i#+%+mi
1. 'entilasi yan tida/ ade/uat a/an menim)ul/an *ipo/sia dan
/ematian 2. spirasi dara*
2. aserasi eso+aeal
3. ;ematoma
4. Per+orasi dindin posterior tra/ea
5. (m+isema su)/utan danBatau mediastinal
6. Per+orasi t*yroid
IC0 S<GIAL IOTHYOIDOTOY
. !aringkan penderita dengan leher pada posisi netral. Palpasi
cekungan thyroid (thyroid notch), sela krikotiroid, dan cekungan
sternal (sternal notch) untuk orientasi. %akit peralatan yang
diperlukan.
0. Persiapkan lapangan bedah dan beri anestesi lokal, apabila penderita
masih sadar.
1. +tabilisasi kartilago tiroidea dengan tangan kiri dan pertahankan
sampai trakea diintubasi.
@;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 81/113
2. !uat insisi kulit melintang (trans'ersal) diatas membrana
krikotiroidea, dan dengan hati&hati iris melintang menembus
membrana.
3. +isipkan gagang pisau pada masuk pada irisan dan putar ;; untuk
membuka airway. (#apat juga digunakan hemostat atau tra/eal
spreader sebagai ganti gagang pisau.)
>. +isipkan pipa endotrakeal atau pipa trakeostomi dengan cu dengan
ukuran yan sesuai (biasanya I3 atau I>) masuk ke irisan membrana,
dengan mengarahkan pipa kedalam trakea sebelah distal.
E. embangkan cu dan 'entilasi penderita.
@. Perhatikan pengembangan paru dan auskultasi dada untuk mengetahui
'entilasi yang cukup.
. Plester pipa endotrakeal atau ikat pipa trakeostomi pada penderita
untuk mencegahnya tercabut.
;.Perhatian: 4angan memotong kartilago krikoidea.
#enyulit&#enyulit 'ri(otiroidoto)i Surgi(al
1. spirasi misalnya dara*
2. Sala* masu/ /edalam ,arinan
3. StenosisBedema su)lottic
4. Stenosis larineal
5. Perdara*an atau *ematoma
6. aserasi eso+aus
@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 82/113
7. aserasi tra/ea
8. (m+isema mediastinal
9. Paralisis pita suara suara parau
TINDAKAN I<LATION
I0 AKSES -ENA PEI4E
. Pilih tempat yang baik di salah satu anggota badan, misalnya
pembuluh di sebelah depan dari siku, lengan depan, pembuluh kaki
sa+ena.
#. Pasang turniket elastis di atas tempat punktur yang dipilih.
". !ersihkan tempat itu dengan larutan antiseptis.
. Tusuklah pembuluh tersebut dengan kateter kaliber besar dengan
plastik di atas jarum, dan amatilah kembalinya darah.
(. =asukkan kateter ke dalam pembuluh di atas jarum kemudian
keluarkan jarum dan buka torniketnya.
:. Pada saat ini boleh ambil contoh darah untuk pemeriksaan
laboratorium.
. +ambunglah kateter dengan pipa inus intra'ena dan mulailah inusi
larutan kristaloid yang dipanasi.
;. matilah iniltrasi yang mungkin terjadi dari cairan ke jaringan. *.
Tambatkan kateter dan pipa ke kulit anggota badan.
@0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 83/113
II0 -ENA SEKSI
.+iapkan kulit pergelangan kaki dengan larutan antiseptis dan tutup
daerahnya dengan kain.
!. *niltrasi kulit di atas pembuluh dengan lidocaine ;,3F.
". *nsisi kulit melintang setebalnya dibuat di daerah anestesia sepanjang
0,3 cm.
#. #isseksi tumpul, dengan menggunakan klem hemostat yang lengkung,
'ena diidentiikasi dan dipotong dan dibebas dari semua jaringan
sekitarnya.
$. ngkat dan diseksi 'ena tsb sepanjang kira&kira 0 cm untuk
melepaskannya dari dasarnya.
-. *kat 'ena bagian distal, dan mobilisasi 'ena, tinggalkan jahitan di
tempat untuk ditarik (traction).
6. Pasang pengikat keliling pembuluhnya, arah cepal.
A.!uat 'enotomi yang kecil melintang dan dilatasi perlahan&lahan
dengan ujung klem hemostat yang ditutup.
*. =asukkan kanul plastik melalui 'enotomi dan ikat dengan ligasi
proksimal keliling pembuluh dan kanul. anul harus dimasukkan
dengan panjang yang cukup untuk mencegah terlepas.
4. +ambung pipa intra'ena dengan kanul dan tutuplah insisinya dengan
jahitan interupsi. . Pasang pembalut steril dengan salep antibiotik
topikal.
@1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 84/113
III0 P<NKSI -ENA 4EOAL
TEKNIK SELDINGE
. Terlentangkan penderita.
#. !ersihkan kulit keliling punktur pembuluh dan pasang kain keliling
daerah ini. alau melakukan prosedur ini harus menggunakan sarong
tangan yang steril.
". #apatkan 'ena emoral dengan meraba denyut arteri emoral.
8enanya terletak tepat di medial dari arteri emoral (syara, arteri
'ena, ruang kosong). +atu jari tetap di arteri untuk memudahkan
lokasi anatomis dan untuk mencegah pemasukan kateter ke dalam
arteri.
. alau penderitanya sadar, gunakan anestesi lokal di tempat punksi.
(. =asukkan jarum kaliber besar yang dihubungkan dengan suatu
semprit 0 ml berisikan ;,3 sampai ml air garam (saline). 4arumnya,
diarahkan ke kepala penderita, harus memasuki kulit langsung di atas
'ena emoralis.
:. 4arum dan semprit dipegang paralel dengan permukaan depan +rontal
plane.
. #engan mengarahkan jarum ke arah kranial dan ke belakang
posteriorly majukanlah jarum dengan lambat sambil dengan pelan
menarik tutup penyedot pluner semprit.
@2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 85/113
;. alau tampak aliran darah bebas di dalam semprit, cabut semprit dan
tutup jarumnya untuk mencegah emboli udara.
I. =asukkan kawat pemandu dan keluarkan jarum. emudian
masukkan kateter melalui kawat pemandu.
<. eluarkan kawat pemandu dan hubungkan kateter dengan pembuluh
intra'ena.
=. Tambatkan kateter di tempat (yaitu, dengan jahitan), berikan salep
antibiotika, dan menata daerahnya.
. *katlah pipa intra'ena dengan plester.
!. 5akukan oto toraks dan abdomen untuk penentuan posisi kateter
. ateter harus diganti segera bila keadaan memungkinkan.
'o)!li(a*i A(*e* +ena ,e)oral %ang #enting
1. Arom)ose di vena pro+unda
2. "edera arteri atau syara+
3. In+e/si
4. :istula vena dan arteri
I-0 P<NKSI -ENA S<BLA-IA PENDEKATAN DI BA?AH
T<LANG LA-I<LA
. Penderita dalam posisi terlentang, kepala lebih rendah 3 derajad ke
bawah untuk menggembungkan pembuluh leher dan mencegah
emboli udara. Aanya bila tidak terdapat cedera ser'ikal, maka kepala
@3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 86/113
penderita dapat diputar menjauhkan tempat punksi.
#. !ersihkan kulit keliling 'enipunktur dengan baik dan pasang kain
keliling daerah ini. alau melakukan prosedur ini harus
menggunakan sarung tangan yang steril.
". alau penderitanya sadar, gunakan anestesi lokal di sekitar tempat
punksi.
. 6unakan jarum kaliber besar yang terpasang pada suatu semprit 0
ml, masukkan ;,3 sampai ml saline, cm di bawah perbatasan
sepertiga tengah dan sepertiga medial tulang selangka.
(. +etelah kulit ditembus, arahkan sudut jarum ke atas, untuk mencegah
jaringan kulit menyumbat jarum.
:. 4arum dan semprit dipegang paralel dengan permukaan depan.
. rahkan jarum ke tengah, sedikit ke arah kepala, dan posterior di
belakang tulang selangka mengarah ke belakang, dengan sudut
superior ke ujung tulang dada sternal (mengarah ke jari yang
ditempatkan di sela suprasternal).
;. =ajukan jarum dengan lambat sambil menarik mundur tutup semprit
dengan perlahan.
I. alau tampak aliran darah bebas di dalam semprit, cabut semprit dan
tutup jarumnya untuk mencegah emboli udara.
<. =asukkan kawat pemandu sambil memantau electrocardiogram
untuk ketidak&normalan irama. emudian cabut jarum sambil
@>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 87/113
menahan kawat pemandu di tempat.
=. =asukkan kateter melalui kawat pemandu sampai kedalaman yang
ditentukan sebelumnya (ujung kateter harus berada di atas atrium
kanan untuk menjalankan cairan)
. +ambungkan kateter dengan pipa intra'ena.
!. Tambatkan kateter dengan baik kepada kulit (yaitu, dengan jahitan),
berikan salep antibiotika, dan menata daerahnya.
. *katlah pipa intra'ena dengan plester.
. #apatkan oto dada untuk mengetahui posisi kateter intra'ena dan
mungkin terjadinya pneumot*ora0.
-0 P<NKSI -ENA @<G<LAIS INTENA AAH TENGAH ATA<
SENTAL
"atatan: ateterisasi 'ena jugularis interna seringkali sukar pada
penderita yang cedera karena tindakan pencegahan yang diperlukan
untuk melindungi ser'ikal.
. Terlentangkan penderita, dengan sedikit&dikitnya kepala turun 3Q
untuk menggembungkan pembuluh leher dan untuk mencegah
emboli udara. !ila telah dipastikan tidak ada cedera ser'ikal, maka
kepala penderita dapat diputar menjauhi tempat punksi 'ena.
!.!ersihkan kulit sekeliling tempat punksi 'ena dan pasang kain steril
keliling daerah ini #alam melakukan prosedur ini harus
@E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 88/113
menggunakan sarung tangan yang steril.
".!ila penderitanya sadar, gunakan anestesi lokal di tempat punksi 'ena.
#. 6unakan jarum kaliber besar yang disambung kepada suatu semprit
0 ml, masukkan ;,3 sampai ml air garam (saline), ke dalam pusat
segitiga yang dibentuk oleh kedua caput otot sternocleidomastoideus
dan tulang cla'icula.
$.+etelah kulit dipunksi, arahkan sudut jarum ke atas, untuk mencegah
jaringan kulit plu menyumbat jarum.
-. rahkan jarum ke ujung bawah (ekor), paralel dengan permukaan
sagittal, dengan sudut 1;o posterior dengan permukaan depan.
6. =ajukan jarum dengan lambat sambil mencabut tutup semprit
dengan perlahan.
A. alau tampak aliran darah bebas di dalam semprit, cabut semprit dan
tutup jarumnya untuk mencegah emboli udara. alau pembuluh
belum dimasuki, cabut jarum dan arahkan jarumnya kembali dengan
3o sampai ;o ke lateral.=asukkan kawat pemandu sambil memantau
electrocardiogram untuk ketidak&normalan irama.
*. "abut jarum sambil menahan kawat pemandu dan majukan kateter
melalui kawat pemandu. +ambunglah kateter dengan tubing
intra'ena.
4. Tambatkan kateter ke kulit (misalnya dengan jahitan), berikan salep
antibiotik dan merata didaerah tsb.
@@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 89/113
. Pasang pipa intra'ena dengan plester.
5.#apatkan ilm dada untuk mengetahui posisi kateter intra'ena dan
pneumothoraG yan mungkin terjadi.
'o)!li(a*i an #un(*i +ena Sentral
1. Pneumo- atau *emot*ora0
2. Arom)osis vena
3. "edera arteri atau syara+
4. :istula arteriovena
5. "*ylot*ora0
6. In+e/si
7. (m)oli udara
-I0 P<NKSI IN4<S INTAOSSEO<S LE?AT T<LANG TIBIA
POKSIAL
Prosedur ini terbatas pada anak&anak berusia > tahun atau kurang,
dimana akses pembuluh tidak mungkin didapat karena kolapsnya
sirkulasi, atau dimana kanulasi ke 'ena perier gagal dua kali. *nus
intraosseous harus dibatasi pada resusitasi darurat sang anak, dan
dihentikan segera kalau diperoleh akses pembuluh darah lain.
. Tempatkan penderita dengan posisi telentang. Pilih anggota badan
bawah yang tidak cedera, taruh lapisan paddin secukupnya di
@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 90/113
bawah lutut untuk mendapatkan bengkokan lutut sekitar 1;Q dan
biarkan tumit penderita terletak dengan santai di atas usungan.
!. Tentukan tempat punksi & permukaan anteromedial dan proksimal
tulang betis, sekitar satu jari (&1 cm) di bawah tuberositas.
". !ersihkan kulit sekeliling daerah punksi dengan baik dan pasang
kain steril sekelilingnya. !ila melakukan prosedur ini harus
menggunakan sarung tangan yang steril.
#. !ila penderitanya sadar, gunakan anestesi lokal di tempat punksi.
$. Pada permulaan dengan sudut ;Q, masukkan jarum aspirasi sumsum
tulang yang kaliber besar (atau jarum spinal pendek berukuran I@
dengan stilet) ke dalam kulit dan periosteum dengan sudut jarum
diarahkan ke kaki dan menjauh lapisan epihysis.
-. +etelah memperoleh tempat masuk di tulang, arahkan jarum 23Q
sampai >;Q menjauh dari lapisan epiphysis.
6. eluarkan stilet dan sambungkan suatu 0 ml semprit dengan kira&
kira >m saline yang steril kepada jarum. Tarik tutup semprit dengan
perlahan. spirasi sumsum tulang ke dalam semprit berarti telah
masuk ke dalam rongga medulla.
A. +untikkan satin ke dalam jarum untuk mengeluarkan bekuan yang
mungkin menyumbat jarum. !ila satin disuntikkan dengan mudah
dan tidak ada bukti pembengkakan, jarumnya berada di tempat yang
benar. !ila sumsum tulang tidak diaspirasi seperti diuraikan di butir
;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 91/113
6, tetapi saline yang diinjeksi mengalir dengan mudah tanpa bukti
pembengkakan, jarumnya berada di tempat yang benar. +ebagai
tambahan, penempatan jarum yang benar tertanda bila jarum tetap
tegak lures tanpa didukung dan larutan intra'ena mengalir bebas
tanpa bukti iniltrasi di bawah kulit.
*. Aubungkan jarum kepada pipa intra'ena dengan kaliber besar dan
mulailah inus cairan. 4arumnya kemudian diputar masuk lebih jauh
ke dalam ca'um medula sampai pusat jarum berada di kulit
penderita. !ila digunakan jarum licin, jarum itu harus distabilkan
dengan sudut 23Q sampai >;Q dengan permukaan anteromedial dari
kaki anak.
4. !erikanlah salep antibiotika dan perban 1 G 1 steril. Tambatkan jarum
dan pipanya.
. +ecara rutin lakukan e'aluasi ulang mengenai tempat jarum
intraosseous, dengan memastikan bahwa jarumnya tetap di dalam
korteks tulang dan di saluran medulla. *ngat, inus intraosseous harus
dibatasi pada resusitasi darurat si anak dan dihentikan segera begitu
terdapat akses 'ena lain.
KOPLIKASI P<NKSI INTAOSSEO<S
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 92/113
1. In+e/si
2. Penetrasi tulan t*rou* and t*rou*
3. In+iltrasi su)cutan atau su)periosteum
4. e/rosis Cit /arena te/anan
5. "edera pada lapisan epi+isis.
6. ;ematoma
TINDAKAN PADA TA<A THOAKS
I0 TOAKSOSENTESIS @A<
"atatan : Prosedur ini untuk tindakan penyelamatan pada tension
pneumotoraks. 4ika tindakan ini dilakukan pada penderita bukan tension
0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 93/113
pneumotoraks, dapat terjadi pneumotoraks dan/ atau kerusakan pada
parenkim paru.
. *dentiikasi toraks penderita dan status respirasi.
!. !erikan oksigen dengan aliran tinggi dan 'entilasi sesuai kebutuhan.
". *dentiikasi sela iga **, di linea midkla'ikula di sisi tension
pneumotoraks.
#. sepsis dan antisepsis dada.
$. nestesi lokal jika penderita sadar atau keadaan mengijinkan.
-. Penderita dalam keadaan posisi tegak jika raktur ser'ikal sudah
disingkirkan.
6. Pertahankan 5uer&5ok di ujung distal kateter, insersi jarum kateter
(panjang 1&> cm) ke kulit secara langsung tepat di atas iga kedalam
sela iga.
A. Tusuk pleura parietal.
*. Pindahkan 5uer&5ok dari kateter dan dengar keluarnya udara ketika
jarum memasuki pleura parietal, menandakan tension pneumotoraks
telah diatasi.
4. Pindahkan jarum dan ganti 5uer&5ok di ujung distal kateter.
Tinggalkan kateter plastik di tempatnya dan ditutup dengan plaster
atau kain kecil.
. +iapkan chest tube, jika perlu. "hest tube harus dipasang setinggi
puting susu anterior linea midaksilaris pada hemitoraks yang terkena.
1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 94/113
5. Aubungkan chest tube ke W+# atau katup tipe lutter dan cabut
kateter yang digunakan untuk dekompresi tension pneumotoraks.
=. 5akukan rontgen toraks.
'o)!li(a*i tora(*o*ente*i*
1. ;ematom lo/al
2. In+e/si pleura empiema
-. #neu)otora(*
II0 INSESI HEST T<BE
. %esusitasi cairan melalui paling sedikit satu kateter intra'ena kaliber
besar, dan monitor tanda&tanda 'ital harus dilakukan.
!. Tentukan tempat insersi, biasanya setinggi puting (sela iga 8) anterior
linea midaksilaris pada area yang terkena. "hest tube kedua mungkin
dipakai pads hemotoraks.
". +iapkan pembedahan dan tempat insersi ditutup dengan kin.
#. nestesi lokal kulit dan periosteum iga.
$. *nsisi trans'ersal (horisontal) 0&1 cm pada tempat yang telah
ditentukan dan diseksi tumpul melalui jaringan subkutan, tepat di atas
iga.
-. Tusuk pleura parietal dengan ujung klem dan masukkan jari ke dalam
tempat insisi untuk mencegah melukai organ yang lain dan
2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 95/113
melepaskan perlekatan, bekuan darah dll.
6. *em ujung proksimal tube toraksostomi dan dorong tube ke dalam
rongga pleura sesuai panjang yang diinginkan.
A. "ari adanya KoggingK pada chest tube pada saat ekspirasi atau dengar
aliran udara.
*. +ambung ujung tube toraksostomi ke W+#.
4. 4ahit tube di tempatnya.
. Tutup dengan kain/kasa dan plester.
5. !uat -oto ronsen toraks.
=. Pemeriksaan analisa gas darah sesuai kebutuhan.
'o)!li(a*i
1. aserasi atau menusu/ intratora/sBatau oran a)domen yan dapat
dicea* denan te*ni/ ,ari se)elum dila/u/an insersi
2. In+e/si pleura empiema
3. =erusa/an sara+ inter/ostal arteri vena
a. Pneumotora/s men,adi *emotora/s
). euritis inter/ostalBneuralia
4. Posisi tu)e yan /eliru e/stratora/s6ntratora/s
5. epasnya c*est tu)e dari dindin dada atau lepasnya sam)unan
denan CS
6. Pneumotora/s persisten
). =e)ocoran primer yan )esar
3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 96/113
c. =e)ocoran di Cit se/itar c*est tu)eD penisapan pada tu)e terlalu
/uat
d. CS yan )ocor
7. (m+isema su)/utis
8. Pneumotora/s re/uren sesuda* penca)utan tu)eD penutupan lu/a
tora/sostomi tida/ seera dila/u/an
9. aalnya paru untu/ menem)an a/i)at adanya pla/ )ron/usD
perlu )ron/os/opi
1>.$ea/si ana+ila/ti/ atau aleri o)at anestesi atau persiapan )eda*
III0 PEIKADIOSENTESIS
. =onitor tanda 'ital penderita, "8P, dan $6 sebelum, selama, dan
sesudah prosedur.
!. Pesiapan bedah pada area Giphoid dan subGiphoid, jika waktu
mengijinkan.
". nestesi lokal di tempat pungsi, jika perlu.
#. 6unakan I>&I@ gauge, > inchi (3 cm) atau kateter jarum yang
lebih panjang, terpasang pada tabung jarum yang kosong 13 ml
dengan 1 way stopcock.
$. *dentiikasi adanya pergeseran mediastinum yang menggeser jantung
secara bermakna.
-. Tusuk kulit &0 cm inerior Giphokondrial junction kiri, dengan sudut
>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 97/113
23 derajat.
6. #orong jarum dengan hati&hati ke arah sealad dan ditujukan ke ujung
skapula kiri.
A. 4ika jarum didorong terlalu jauh (ke otot 'entrikular) pola cedera
(mis, perubahan ekstrim gelombang +T&T atau melebar dan
membesarnya kompleks R%+) muncul pada monitor $6. Pola ini
mengindikasikan jarum perikardiosentesis harus ditarik sampai pola
$6 sebelumnya muncul kembali. ontraksi 'entrikular prematur
dapat terjadi juga, sekunder terhadap iritasi pada miokard 'entrikel.
*. etika ujung jarum memasuki perikard yang terisi darah, hisap
sebanyak mungkin.
4. +elama aspirasi, epikardium kembali mendekat dengan permukaan
dalam perikard, juga mendekati ujung jarum. kibatnya pola cedera
pada $6 muncul kembali. Aal ini menandakan jarum
perikardiosentesis harus ditarik sedikit. 4ika pola cedera ini persisten,
tarik seluruh jarum keluar.
. +esudah aspirasi selesai, cabut tabung jarum, dan sambungkan ke 1
way stopcock, tinggalkan stopcock tertutup. Pertahankan posisi
kateter di tempatnya.
5. 4ika gejala tamponade jantung persisten, buka stopcock dan perikard
diaspirasi ulang. 4arum plastik perikardiosentesis dapat dijahit atau
diplester dan ditutup dengan kain/kasa kecil untuk memungkinkan
E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 98/113
dilakukan dekompresi berulang atau pada saat pemindahan penderita
ke asilitas medis yang lain.
'o)!li(a*i
1. spirasi dara* ventri/el dan )u/an dara* peri/ardium
2. aserasi ventri/el epi/ardBmio/ard
3. aserasi arteriBvena /oroner
4. ;emoperi/ardium )aru se/under ter*adap laserasi arteriBvena
/oroner dan atau ventri/el epi/ardBmio/ard
5. :i)rilasi ventri/el
6. Pneumotora/s se/under ter*adap punsi paru
7. Penusu/an pem)ulu* dara* )esar denan a/i)at mem)uru/nya
tamponade <antun
8. Penusu/an eso+aus denan a/i)at mediastinitis
9. Penusu/an peritoneum denan a/i)at peritonitis atau aspirasi
cairan yan +alse positive
@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 99/113
TINDAKAN PADA TA<A ABDOEN
I0 IAGNOSTIC #ERITONEAL LA+AGE TEHNIK TEB<KA
A0 urangi tekanan kandung kencing dengan memasang kateter urin.
B0 urangi tekanan abdomen stomac* dengan memasang pipa Kgastric
tubeK.
0 +iapkan abdomen depan untuk pembedahan (misalnya tepi iga sampai
daerah pubis dan pinggang kiri sampai pinggang kanan)
D0 *njeksikan anestesia lokal di garis tengah dan sepertiga jarak dari
umbilicus ke symphysis pubis. 6unakan lidocaine dengan
epinephrine untuk mencegah kontaminasi darah dari kulit dan tisyu
bawah kulit.
E0 !uat insisi 'ertikal di kulit dan jaringan bawah kulit sampai ke ascia.
40 Pegang pinggir&pinggir ascia dengan klem, angkat, dan bust insisi di
peritoneum.
G0 =asukkan kateter dialisis pertoneum ke dalam rongga peritoneum.
H0 +etelah kateter dimasukkan ke peritoneum, majukan kateter ke daerah
pel'is.
I0 Aubungkan kateter dialisis kepada sebuah syring dan sedot.
@0 !ila tidak terdapat darah ross )lood masukkan ; ml per kilo berat
badan larutan %inger 5aktat /normal saline yang dipanasi (sampai
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 100/113
liter) ke dalam peritoneum melalui tubing intra'ena yan disambung
kateter dialisis.
K0 6uncang abdomen perlahan&lahan untuk menyalurkan cairan ke
seluruh rongga peritoneum dan meningkatkan pencampurannya
dengan darah.
L0 alau kondisi penderita stabil, biarkan cairan selama 3 sampai ;
merit sebelum dialirkan keluar drain. *ni dilakukan dengan menaruh
tempat larutan %inger 5aktat /normal saline di lantai dan membiarkan
cairan perut mengalir keluar abdomen. Pastikan bahwa tempat itu
diberi lubang udara supaya aliran cairan dari abdomen lancar.
0+etelah cairannya kembali, kirimlah contoh ke laboratorium untuk
penghitungan eritrosit (%!") dan leukosit (W!") (tanpa diputar
-unspun. Tes positi dan memerlukan tindakan pembedahan ditandai
oleh ;;,;;; %!"/mm1 atau lebih dan lebih besar dari 3;;
W!"/mm1.
N0 amun, pencucian yang negati tidak berarti tidak ada cedera
retroperitoneum, yaitu pankreas atau usus duabelas jari, perorasi
'iscera yang berongga yang terisolasi, atau robekan diaragma.
II0 IAGNOSTIC #ERITONEAL LA+A GE TEHNIK TET<T<P
. urangi tekanan kandung kencing dengan memasang kateter urin.
#. urangi tekanan abdomen stomac* dengan memasang pipa gaster
;;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 101/113
(gastric tube).
". +iapkan abdomen depan untuk pembedahan (misalnya, tepi iga
sampai daerah pubis dan pinggang kiri sampai pinggang kanan, ke
depan)
. *njeksikan anestesia lokal di garis tengah dan sepertiga jarak dari
umbilicus ke symphysis pubis. 6unakan lidocaine dengan
epinephrine untuk mencegah kontaminasi darah dari kulit dan
jaringan bawah kulit.
(. ngkat kulit di kedua sisi tempat untuk pemasukan jarum dengan jari
atau dengan tang +orceps.
:. =asukkan jarum )eveled berukuran I@ yang disambung dengan
semprit tembus kulit dan jaringan bawah kulit. +etelah tiba di ascia,
akan terdapat tahanan. #engan menambah tekanan langsung, ascia
akan ditembus. emudian jarum didorong masuk ke rongga
peritoneum, biasanya tidak lebih dari cm.
. emudian ujung kawat pemandu yan lentur dimasukkan melalui
jarum ukuran I@ sampai ketemu perlawanan atau masih ada 1 cm di
luar jarum. emudian jarumnya dikeluarkan dari rongga abdomen
sehingga hanya kawat pemandu yang tinggal.
;. #ibuat insisi kulit yang kecil di tempat masuknya kateter, dan kateter
dianostic peritoneal lavae dimasukkan di atas kawat pemandu ke
dalam rongga peritoneum. emudian kawat pemandu dikeluarkan
;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 102/113
dari rongga abdomen sehingga yang tinggal hanya kateter pencucian.
*. +ambung kateter dialisis kepada suatu semprit dan sedot.
I. !ila tidak terdapat darah ross )lood masukkan ; ml per kilo berat
badan larutan %inger laktat / normal saline yan dipanasi (sampai
liter) ke dalam peritoneum melalui tubing intra'ena yang disambung
kepada kateter dialisis.
<. 6uncangan abdomen perlahan&lahan akan menyalurkan cairan ke
seluruh rongga peritoneum dan meningkatkan pencampurannya
dengan darah.
=. alau kondisi penderita stabil, biarkan cairan selama 3 sampai ;
menit sebelum dialirkan keluar drain. *ni dilakukan dengan
menaruh tempat larutan %inger 5actate /saline normal di lantai dan
membiarkan cairan perut mengalir keluar abdomen. Pastikan bahwa
tempat itu diberi lubang udara supaya aliran cairan dari abdomen
lancar.
. +etelah cairannya kembali, kiriunlah contoh ke laboratorium untuk
penghitungan eritrosit (%!") dan lekosit (W!") (tanpa diputar
-unspun. Tes positi dan kebutuhan inter'ensi pembedah ditandai
oleh ;;,;;; %!"/mm1 atau lebih dan lebih besar dari 3;;
W!"/mm1.
'OM#LI'ASI ART #ENC/CIAN #ERITONE/M
;0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 103/113
1. Pendara*an se/under pada in,e/si anestesia lo/al insisi /ulit atau
,arinan )awa* /ulit yan a/an mem)eri/an studi semu-positi+
+alse-positive.
2. Peritonitis a/i)at per+orasi usus.
3. $o)e/ /andun /encin /alau /andun /encin tida/ di/oson/an
se)elum prosedur
4. "edera pada stru/tur a)domen dan retroperitoneum lain yan
memerlu/an perawatan pem)eda*an.
5. In+e/si lu/a di daera* pencucian /ompli/asi tertunda - late
complication
;1
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 104/113
Tabel 2&+n%+' 4+rmulir u8ukan
:Da%a "an) #ian8urkan un%uk #iba!a;
;2
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 105/113
A0 Da%a (en#eri%a
ama
lamat
otamur +eG !eratbadan
ama keluarga terdekat
lamat
ota
o. telpon
B0 ?ak%u
Tanggal :Tanggal cedera
Waktu masuk 6#
Waktu masuk kamar operasi
Waktu saat dirujuk
0 i!a"a% APLE
D0 Kea#aan saa% #a%an)
adi
Tekanan darah
5aju Pernaasan
40 Pemeriksaan #ia)n+s%ik
#ata lab.: terlampir
-oto ronsen : terlampir
$6: terlampir "ontoh darah, cairan 5"+
terlampir
G0 Tera(i "an) #iberikan
=edikasi yang telah
diberikan,
jumlah, waktu
"airan yang diberikan: jenis,
jumlah5ain&lain
H0 Kea#aan (en#eri%a saa%
#iru8uk
I0 Pen)el+laan selama
%rans(+r%
@0 Da%a ruma' saki% "an)
meru8uk
ama dokter
%umah +akit
o. Telpon
;3
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 106/113
+n%+' Lembar a%a%an #an Obser*asi Pasien Trauma
Nama
Tan))al
?ak%u #a%an)
KEL<HAN <TAA
IN4OASI TANSPOTASI
PEHOSPITAL
EKANISE KEELAKAAN
ejadian
mbulans Aelikopter Polisi endaraan pribadi
!erjalan
ursi rodaSSSSSSSSSSSSSSSSSS
5ain&lain
#okter yg merujukSSSSSSSSSSS
%+. yg merujukSSSSSSSSSSSSSS
*normasi lainSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
=obil: Pengemudi
Penumpang #epan !lkng Pakai sabuk pengaman
antung udara terkembang
=otor: Pengemudi
Pembonceng
!erhelm
!erpakaian pelindung
Pejalan kaki G kendaraan
ecepatan kendaraan
SSSSSSSSSSSSS km/jam
4atuhSSSSSSSSSSSSmeter
5uka tembak 5uka tusuk
Aancur ombustio
Penganiayaan Aypothermia
5ain&lain
4alan naas oral
4alannaas nasal $D/PT5
$TTI TTI %+*
rikoI ;0SSSSSS5/min 'ia
SSSSSSSS
+uara naas : +in : #eG:
*8I Pener
+entral *ntraoseous
"airan *8 0 1 2 3 >
#arah 0 1 2 3
"P% P+6:
llergi:SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS =edikasi:SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
Penyakit yang lalu :SSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
=akan terakhir:SSSSSSSSSTetanus
terakhir :SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
ejadian&kejadian:SSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
Aamil
La
Tidak
=ens terakhirSSSSSSSSSSSSSSSSSS
Proteksi spinal dilepas SSSSSSSS
;>
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 107/113
Tungkai bdomen
ateter rine
Pipa gaster
Pipa toraks: +in
#eG !ilateral
Proteksi spinal&" Proteksi
spinal, mulai jam :
4enis bidai :SSSSSSSSSSSSSSSSS
=edikasi :SSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
Prosedur lain :SSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
BANT<AN <NIT LAIN
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
ESPONS PET<GAS
PET<GA
S
NAA @A
PANGG
IL
@A
TIB
A
#okter
6#
!edah
+yara !.
Drthopaed
i
(4am dipanggil dan jam tiba) nesthesi
a
Pediatri
TAT!=
!. Plastik
!.rologi
Perawat
Perawat
5ainnya
;E
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 108/113
PENILAIAN INISIAL PENOOAN IDENTI4IKASI
LOKASI TA<A
45 -+/P$%-+
!ebas Tersumbat +imetrik
simetrik Tidak sesak
+esak
Trachea di median La
Tidak
+uara naas: da +in
#eG
4elas +in #eG
=enurun +in #eG
Tidak ada +in #eG
%onkhi +in #eG
repitus La Tidak
SIK<LASI . 5aserasi >. -G terbuka. $dema
0. brasi E. 5uka tembak 0.
mputasi
1. Aematoma @. 5uka tusuk
1. 'ulsi2. ontusio . 5uka bakar
2. yeri
3. #eormita ;. 5uka dingin
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
epala :
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSS
=aksiloacial :
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
Tulang leher :
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
ulit/=ukosa : ormal
Pucat
Wama membran : =erah
4amdice
bu&abu
ebiruan
Pulse : ormal, +ite
=elewati batas, +ite
=enurun, +ite
Tidak ada, +ite
%ata&rataSSSSSSSSSSSS/menit
%itmeSSSSSSSSSSS Temp. kulit : Aangat
Panas #ingin
6amb. kulit : #! ering
!asah
KETIDAK AP<AN
+kor 6"+ : !uka mats,SSSSSSSSSSSS
!icara,SSSSSSSSSSSSSSS ekuatan
;@
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 109/113
motorikSSSSSSSSSSS
+D% TDT5 6"+ :
SSSSSSSSSSSSSSSS
+kor %T+ :
PernaasanSSSSSSSSSSSSSS Tekanan
sistolikSSSSSSSSSSSSS
6"+SSSSSSSSSSSSSSSS
+D% TDT5
6"+SSSSSSSSSSSSSSSSSSS
%eaksi pupil kuran D+ kuran
D#
"epat SSSSSSSSmm
SSSSSSSSmm ontriksi SSSSSSSSmm
SSSSSSSSmm
5ambat SSSSSSSSmm
SSSSSSSSmm
#ilatasi SSSSSSSSmm
SSSSSSSSmm
Tak bereaksi SSSSSSSSmm
SSSSSSSSmm
Paru&paru/nadi :
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
bdomen :
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
Perineum :
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
=usculoskeletal :
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSS
2
3
6
7
9
=
;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 110/113
<<TAN ES<SITASI TA<A4= 5!D%TD%
*=
4
=
?&%L 4= P%D+$#%
&
&&&
N &
&
& &
=+ $5%
Total pra%+SSSSSml
rineSSSSSmlTotal cairanSSSSS
6asterSSSSSml
Total darahSSSSSml
#arahSSSSSml
Total P%!" di 6#SSml
TDT5SSSSSml
--P TotalSSSSSSSSSmlTrombositSSSSSSSSSml
5ain&lain:
;0 5P= pA Pco0 Po0 4=
PENGOBATAN
D!T #D+*+ D5$
A
%T$ 4=
Tetanus
;
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 111/113
TDT5: SSSSSSSSSml
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 112/113
@A
N N
DISPOSISI Aidup : 4am keluar :SSSSSSSSSS ke : SSSSSSSSSSSSS
Pelayanan :SSSSSSSSSSSS
=ati : 4am :SSSSSSSSSS ke : SSSSSSSSSSSSSSSSS
*7in operasi =emberitahu keluarga =emberitahu ulama
=emberitahu dinas sosial
!arang berharga/baju : SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS!arang bukti
orensikSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
Tanda tangan dokter
:SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
SSSSSSSSSSSSSSSSSS
0
7/24/2019 Trauma Ugd Dr Ekost 1
http://slidepdf.com/reader/full/trauma-ugd-dr-ekost-1 113/113
C"TT : 5embar catatan ini hanya contoh inormasi yang mungkin
diperlukan. +emua institusi yang menerima pasien trauma dapat
mengembangkan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan institusi
tersebut.
top related