trauma tumpul abd

Upload: arief-tricahyono

Post on 04-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    1/21

    BAB II

    PENDAHULUAN

    Trauma adalah keadaan yang disebabkan oleh luka atau cidera. Trauma

    abdomen adalah keadaan pada abdomen baik bagian dalam ataupun luar yang disebabkan

    oleh luka atau cidera. Trauma tumpul abdomen yaitu trauma abdomen tanpa penetrasi ke

    dalam rongga peritoneum, dapat diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi,

    kompresi, atau sabuk pengaman. Trauma tumpul abdomen sering kali ditemui pada unit

    gawat darurat. Sebanyak 75% kasus trauma tumpul abdomen adalah sebagai akibat dari

    kecelakaan lalu lintas, baik itu kendaraan dengan kendaraan maupun kendaraan dengan

    pejalan kaki. Sedangkan trauma abdomen akibat pukulan sebanyak 15% dan jatuh

    sebanyak 9%. Selebihnya adalah sebagai akibat dari child abusedan domestic violence.

    asien dengan trauma tumpul abdomen memerlukan penatalaksanaan yang

    cepat dan e!isien. ada trauma ganda, abdomen merupakan bagian yang tersering

    mengalami cedera. Seorang pasien yang terlibat kecelakaan serius harus dianggap cedera

    abdominal sampai terbukti lain.

    Sampai saat ini cedera abdomen yang luput dari diagnosis masih merupakan

    penyebab kematian yang dapat dicegah (preventable death) pada penderita dengan

    dengan trauma batang tubuh (trunk). "urangnya data mengenai riwayat kesehatan pasien,

    kronologis kejadian, luka atau trauma lain yang dapat mengalihkan perhatian, dan

    perubahan status mental sebagai akibat dari cedera kepala atau intoksikasi, membuat

    trauma tumpul abdomen sulit untuk didiagnosis dan ditatalaksana. asien dengan trauma

    tumpul abdomen biasanya datang dengan cedera abdominal dan e#traabdominal yang

    memerlukan perawatan lanjut yang rumit.

    1

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    2/21

    BAB III

    TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

    3.1. Anatomi abdomen

    1. Anatomi abdomen luar

    a. Abdomen depan

    $elihat bahwa abdomen untuk sebagian berhubungan dengan thora# bagian

    bawah, maka abdomen pada bagian superior dibatasi oleh garis antara papila

    mamae, bagian in!erior oleh ligamentum inguinale dan sim!isis pubis, dan

    lateral oleh garis aksilaris anterior.

    b. Pinan

    aerah ini berada antara linea a#ilaris anterior dan linea aksilaris posterior,

    dan pada bagian superior dibatasi oleh S&' ( dan in!erior dibatasi oleh krista

    iliaka. )erbeda dengan dinding abdomen depan yang tipis, otot*otot dinding

    abdomen di bagian pinggang lebih tebal dan dapat merupakan perintang

    terhadap luka tembus, khususnya luka tusuk.

    !. Punun

    aerah ini bertempat di belakang linea a#ilaris posterior dari ujung scapula

    sampai krista iliaka. Sama dengan otot*otot dinding abdomen di samping, otot

    punggung dan paraspinal bertindak sebagian sebagai perintang luka tembus.

    ". Anatomi abdomen dalam

    a. Rona peritoneum

    +ongga peritoneum dibagi dalam bagain atas dan bagian bawah. bdomen

    atas atau daerah thoracoabdominal yang ditutup oleh bagian bawah dari

    bagian thora# yang bertulang, meliputi dia!ragma, hati, lien, colon

    2

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    3/21

    trans-ersum. danya tulang costa membuat daerah ini sulit untuk dicapai

    dengan palpasi dan pemeriksaan lengkap. "arena dia!ragma naik ke S&'

    saat ekspirasi penuh, patah costa bawah atau atau luka tembus di daerah itu

    dapat mencederai isi abdomen. bdomen bawah berisikan usus halus dan usus

    besar, uterus /jika gra-id0, dan 2 /jika distended0. er!orasi organ*organ ini

    berhubungan dengan penemuan pada pemeriksaan !isik dan biasanya selalu

    bermani!estasi dengan nyeri dari peritonitis.

    b. Rona pel#i$

    +ongga pel-is yang dikelilingi tulang pel-is, berada di bagian bawah ruang

    retroperitoneum dan berisikan 2, urethra, pembuluh*pembuluh iliaka,

    rectum, usus halus dan genitalia interna wanita /o-arium, tuba !alopii, dan

    uterus0. Sama seperti daerah thoracoabdominal, pemeriksaan untuk

    mengetahui cedera pada struktur pel-is dipersulit oleh tulang*tulang di

    atasnya.

    !. Rona retroperitoneum

    aerah ini meliputi aorta abdominalis, -ena ca-a in!erior, sebagian besar dari

    duodenum, pankreas, ginjal, dan saluran kencing, colon ascenden dan colon

    descenden. 'edera pada daerah ini sulit dikenali dengan pemeriksaan !isik

    maupun 3. 4-aluasi struktur pada region ini memerlukan 'T scan,

    angiography, dan intra-enous pyelogram.

    ".". Me%ani$me trauma

    Trauma tumpul abdomen paling sering mengakibatkan cedera pada lien /*

    5%0, kemudian diikuti cedera pada hepar/65*5%0 dan usus halus /5*1%0. Sebagaitambahan 15% mengalami hematoma retroperitoneal.

    )eberapa mekanisme pato!isiologi dapat menjelaskan trauma tumpul

    abdomen. Secara garis besar trauma tumpul abdomen (non penetrtaing trauma) dibagi

    menjadi 6 yaitu

    3

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    4/21

    1. Trauma %ompre$i

    Trauma kompresi terjadi bila bagian depan dari badan berhenti bergerak,

    sedangkan bagian belakang dan bagian dalam tetap bergerak ke depan. 8rgan*organ

    terjepit dari belakang oleh bagian belakang thorakoabdominal dan kolumna -etebralis

    dan di depan oleh struktur yang terjepit. Trauma abdomen menggambarkan -ariasi

    khusus mekanisme trauma dan menekankan prinsip yang menyatakan bahwa keadaan

    jaringan pada saat pemindahan energi mempengaruhi kerusakan jaringan. ada

    tabrakan, maka penderita akan secara re!leks menarik napas dan menahannya dengan

    menutup glotis. "ompresi abdominal mengkibatkan peningkatan tekanan

    intrabdominal dan dapat menyebabkan ruptur dia!ragma dan translokasi organ*organ

    abdomen ke dalam rongga thora#. Transient hepatic kongestiondengan darah sebagai

    akibat tindakan -alsa-a mendadak diikuti kompresi abdomen ini dapat menyebabkan

    pecahnya hati. "eadaan serupa dapat terjadi pada usus halus bila ada usus halus yang

    closed loop terjepit antra tulang belakang dan sabuk pengaman yang salah

    memakainya.

    ". Trauma $abu% penaman &$eat belt'

    Sabuk pengaman tiga titik jika digunakan dengan baik, mengurangi

    kematian (5%*7% dan mengurangi trauma berat sampai 1 kali. )ila tidak dipakai

    dengan benar, sabuk pengaman dapat menimbulkan trauma. gar ber!ungsi dengan

    baik, sabuk pengamna harus dipakai di bawah spina iliaka anterior superior, dan di

    atas !emur, tidak boleh mengendur saat tabrakan dan harus mengikat penumpang

    dengan baik. )ila dipakai terlalu tinggi /di atas S&S0 maka hepar, lien, pankreas,

    usus halus, diodenum, dan ginjal akan terjepit di antara sabuk pengaman dan tulang

    belakang, dan timbul burst injury atau laserasi. iper!leksi -etebra lumbalis akibat

    sabuk yangterlalu tinggi mengakibatkan !raktur kompresi anterior dan -etebra lumbal.

    3. (edera a%$elera$i ) de$elera$i.

    Trauma deselerasi terjadi bila bagian yang menstabilasi organ, seperti

    pedikel ginjal, ligamentum teres berhenti bergerak, sedangkan organ yang

    distabilisasi tetap bergerak. Shear force terjadi bila pergerakan ini terus berlanjut,

    4

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    5/21

    contoh pada ginjal dan limpa denga pedikelnya, pada hati terjadi laserasi hati bagian

    sentral, terjadi jika deselerasi lobus kanan dan kiri sekitar ligamentum teres.

    ".3. Ri*a+at trauma

    +iwayat trauma sangat penting untuk menilai penderita yang cedera dalam

    tabrakan kendaraan bermotor. "eterangan ini dapat diberikan oleh penderita, penumpang

    lain, polisi atau petugas medis gawat darurat di lapangan. "eternagan menbgenai tanda*

    tanda -ital, cedera yang kelihatan, dan respon terhadap perawatan pre*hospital juga harus

    diberikan oleh para petugas yang memberikan perawatan pre*hospital. ada trauma

    tumpul abdomen terutama yang merupakan akibat dari kecelakaan lalu lintas, petugas

    medis harus menanyakan hal*hal sebagai berikut

    * !atalitas dari kejadian :

    * tipe kendaraan dan kecepatan :

    * apakah kendaraan terguling :

    * bagaimana kondisi penumpang lainnya :

    * lokasi pasien dalam kendaraan :

    * tingkat keparahan rusaknya kendaraan :

    * de!ormitas setir :

    * apakah korban menggunakan sabuk pengaman: Tipe sabuk pengaman:

    * apakah airbag di samping dan depan korban ber!ungsi ketika kejadian:

    * apakah ada riwayat pengunaan alkohol dan obat*obatan sebelumnya:

    arahnya cedera pada pejalan kaki ber-ariasi tergantung pada kecepatan dan

    ukuran kendaraan yang menabraknya. Tinggi bemper -ersus ketinggian penderita

    merupakan !aktor kritis dalam trauma. ada orang dewasa dengan posisi berdiri, benturan

    awal dengan bemper biasanya mengenai tungkai dan pel-is. Trauma lutut terjadi sama

    seringnya dengan seperti trauma pel-is. nak*anak lebih mnunbgkin terkena truma dada

    dan abdomen. ejalan kaki sering mengalami trias cedera yaitu kaki, batang tubuh, dan

    cranium, sebagai akibat dari mekanisme trauma yaitu benturan bemper, benturan kaca

    5

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    6/21

    depan dan kap mobil, serta benturan kepala dengan tanah. 'edera pada salah satu bagian

    ini memerlukan e-aluasi yang lebih segera dibandingkan cedera pada bagian tubuh lain.

    +iwayat dan kronologis kejadian memang penting, tapi mekanisme sendiri

    tidak bisa menentukan apakah diperlukan laparotomi emergency atau tidak. $ekanisme

    dan kronologis kejadian harus disertai dengan data lain seperti -ital sign prehospital,

    pemeriksaan !isik, tes diagnostik, dan kondisi kesehatan yang mendasari.

    ".,. E#alua$i primer dan penatala%$anaan

    Initial resuscitation dan penatalaksanaan pasien trauma berdasarkan pada

    protokol d-anced Trauma 3i!e Support. enilaian awal /rimary sur-ey0 mengikuti pola

    )'4, yaitu irway, )reathing, 'irculation, isability /status neurologis0, dan

    4#posure.

    A. Intial a$$e$ment

    Trauma tumpul abdomen akan muncul dalam mani!estasi yang sangat

    ber-ariasi, mulai dari pasien dengan -ital sign normal dan keluhan minor hingga pasien

    dengan shock berat. )isa saja pasien datang dengan gejala awal yang ringan walaupun

    sebenarnya terdapat cedera intraabdominal yang parah. ;ika didapati bukti cedera

    e#traabdominal, harus dicurigai adanya cedera intraabdominal, walaupun hemodinamik

    pasien stabil dan tidak ada keluhan abdominal. ada pasien dengan hemodinamik yang

    tidak stabil, resusitasi dan penilaian harus dilakukan segera. emeriksaan !isik abdomen

    harus dilakukan secara teliti dan sistematis, dengan urutan inspeksi, auskultasi, perkusi,

    dan palpasi. enemuannya positi! dan negati! harus dicatat dengan teliti dalam rekam

    medik.

    1. In$pe%$i

    )aju penderita harus dibuka semua untuk memudahkan penilaian. )ila

    dipasang pakaianPneumatic Anti Shock Garmentdan hemodinamik penderita stabil,

    segmen abdominal dikempeskan sambil tekanan darah penderita dipantau dengan

    teliti. enurunan tekanan darah sistolik lebih adari 5 mm< adalah tanda untuk

    6

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    7/21

    menambah resusitasi cairan sebelum meneruskan pengempesan /de!lasi0. erut depan

    dan belakang, dan juga bagian bawah dada dan perineum, harus diperiksa apakah ada

    goresan, robekan, ekomosis, luka tembus, benda asing yang tertancap, keluarnya

    omentum atau usus kecil, dan status hamil. Seat belt sign, dengan tanda konstitusi

    atau abrasi pada abdomen bagian bawah, biasanya sangat berhubungna dengan cedera

    intraperitoneal. danya distensi abdominal, yang biasanya berhubungan dengan

    pneumoperitoneum, dilatasi gaster, atau ileus sebagai akibat dari iritasi peritoneal

    merupakan hal penting yang harus diperhatikan. danya kebiruan yang melibatkan

    region !lank, punggung bagian bawah (Grey Turner sign) menandakan adanya

    perdarahan retroperitoneal yang melibatkan pankreas, ginjal, atau !raktur pel-is.

    "ebiruan di sekitar umbilicus (ullen sign) menandakan adanya perdarahan

    peritoneal biasanya selalu melibatkan perdarahan pankreas, akan tetapi tanda*tanda

    ini biasanya baru didapati setelah beberapa jam atau hari. =raktur costa yang

    melibatkan dada bagian bawah, biasanya berhubungan dengan cedera lien atau li-er.

    ". Au$%ulta$i

    $elalui auskultasi ditentukan apakah bising usus ada atau tidak.

    enurunan suara usus dapat berasal dari adanya peritonitis kimiawi karena perdarahan

    atau ruptur organ berongga. 'edera pada struktur berdekatan seperti tulang iga, tulang

    belakang atau tulang panggul juga dapat mengakibatkan ileus meskipun tidak ada

    cedera intraabdominal, sehingga tidak adanya bunyi usus bukan berarti pasti ada

    cedera intrabdominal. danya suara usus pada thora# menandakan adanya cedera

    pada dia!ragma.

    3. Per%u$i

    $anu-er ini menyebabkan pergerakan peritoneum, dan dapatmenunjukkan adanya peritonitis yang masih meragukan. erkusi juga dapat

    menunjukkan adanya bunyi timpani di kuadran atas akibat dari dilatasi lambung akut

    atau bunyi redup bila ada hemoperitoneum.

    ,. Palpa$i

    7

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    8/21

    "ecenderungan untuk mengeraskan dinding abdomen (voluntary

    guarding) dapat menyulitkan pemeriksaan abdomen. Sebaliknya de!ans muskuler

    (involuntary guarding) adalah tanda yang andal dari iritasi peritoneum. Tujuan

    palpasi adalah untuk mendapatkan apakah didapati nyeri serta menentukan lokasi

    nyeri tekan super!icial, nyeri tekan dalam, atau nyeri lepas tekan. >yeri lepas tekan

    biasanya menandakan adanya peritonitis yang timbul akibat adanya darah atau isi

    usus. ada truma tumpul abdomen perlu juga disertai kecurigaan adanya !raktur

    pel-is. 2ntuk menilai stabilitas pel-is, yaitu dengan cara menekankan tangan pada

    tulang*tualng iliaka untuk membangkitkan gerakan abnormal atau nyeri tulang yang

    menandakan adanya !raktur pel-is.

    ?alaupun melalui pemeriksaan !isik dapat dideteksi cedera intraperitoneal,

    keakuratan pemeriksaan !isik pada pasien dengan trauma tumpul abdomen hanya berkisar

    antara 55@(5%. Tidak adanya tanda dan gejala yang ditemukan dalam pemeriksaan !isik

    tidak menyingkirkan adanya cedera yang serius, sehingga diperlukan pemeriksaan yang

    lebih spesi!ik lagi untuk menghindarkan missed in!ury.

    ?alaupun tidak ditemukan tanda dan gejala, adanya perubahan sensoris atau

    cedera e#traabdominal yang disertai nyeri pada pasien trauma tumpul abdomen harus

    lebih mengarahkan kepada cedera intrabdominal. 3ebih dari 1% pasien dengan cedera

    kepala tertutup, disertai dengan cedera intraabdominal, dan 7% pasien trauma tumpul

    dengan cedera e#traabdominal memiliki cedera intraabdominal, walaupun tanpa disertai

    rasa nyeri.

    ada pasien sadar tanpa cedera luar yang terlihat, gejala yang paling terlihat

    dari trauma tumpul abdomen adalah nyeri dan peritoneal findings. ada 9% kasus,

    pasien dengan cedera -isceral datang dengan nyeri lokal atau nyeri general. Tanda*tanda

    ini bukan merupakan tanda yang spesi!ik, karena dapat pula ditemukan pada isolated

    thoracoabdominal "all constitution atau pada !raktur costa bawah. an yang paling

    penting, tidak adanya nyeri pada pasien sadar dan stabil lebih menandakan tidak adanya

    8

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    9/21

    cedera. $eskipun demikian, cedera intrabdominal bisa didapati pada pasien sadar dan

    tanpa nyeri.

    ipotensi pada trauma tumpul abdomen sering sebagai akibat dari perdarahan

    organ padat abdomen atau cedera -asa abdominal. ?alaupun sumber perdarah

    e#traabdominal /misalnya, laserasi kulit kepala, cedera dada, atau !raktur tulang panjang0

    harus segera diatasi, tapi e-aluasi ca-itas peritoneal juga tidak boleh diabaikan. asien

    dengan cedera kepala ringan tidak bisa menyebabkan shock, kecuali pada pasien dengan

    cedera intracranial, atau pada bayi dengan perdarahan intracranial atau

    cephalohematoma.

    emeriksaan rectal jarang menunjukkan adanya darah atau subcutaneous

    emphysema, tapi jika didapati, tanda tersebut berkaitan dengan cedera abdomen. 4-aluasi

    tonus rectal merupakan bagian yang sangat penting untuk pasien dengan kecurigaan

    cedera spinal. alpasi high#riding prostatemengarahkan indikasi pada cedera uretra.

    B. -tudi Laboratorium

    Blood t+pin

    ada pasien trauma harus dilakukan pengecekan golongan darah dan cross#match,sebagai antisipasi jika sewaktu*waktu diperlukan trans!usi, terlebih pada pasien

    dengan perdarahan yang mengancam jiwa.

    Hemato!rit

    ematocrit dapat berguna sebagai dasar penilaian pada pasien trauma abdomen,

    terlabih untuk jika diukur secara berkala untuk melihat perdarah yang terus

    berlangsung.

    Hitun leu%o$it

    ada trauma tumpul abdomen akut, hitung leukosit tidak spesi!ik. 4phine!rin yang

    dilepaskan tibuh pada saat trauma dapat menyebabkan demarginasi dan dapat

    meningkatkan jumlah leukosit mencapai 1A*ABmm6 dengan pergeseran ke kir

    yang moderat.

    9

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    10/21

    Enim pan%rea$

    "adar amilase dan lipase dalam serum tidak terlalu memiliki arti penting untuk

    menunjang diagnostik. "adar amilase dan lipase yang normal dalam serum tidak dapt

    menyingkirkan kecurigaan adanay trauma pankreas. eningkatan mungkin mengarah

    pada cedera pankreas, tapi juga mungkin dari cedera abdomen non pankreas. ;ika ada

    kecurigaan cedera pankreas, masih diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, misal 'T

    scan.

    Te$ /un$i 0ati

    'edera hepar bisa meningkatkan kadar transaminase dalam serum, akan tetapi

    peningkatan ini tidak akan terjadi pada konstitusi minor. asien denagn komorbid

    seperti pada pasien dengan alcohol induced liver disease bisa memiliki kadartransaminase yang abnormal

    Anali$i$ to%$i%oloi

    Skrening rutin penyalahgunaan obat dan alkohol belum dilakukan pada

    penatalaksanaan trauma tumpul abdomen, terlebih pada pasien dengan status mental

    normal.

    Urinali$i$

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    11/21

    Tes radiologi dapat menyampaikan in!ormasi penting untuk penatalaksanaan

    pasien trauma tumpul abdomen. emeriksaan radiologi diindikasikan pada pasien stabil,

    jika dari pemeriksaan !isik dan lab tidak bisa disimpulkan diagnosik.

    asien yang tidak kooperati!, dapat mengganggu hasil tes radiologi dan dapat

    beresiko mengalami cedera spinal. enyebab dari pasien yang tidak koopertati! ini harus

    die-aluasi, misalnya karena hipoksia atau cedera otak. emi kelancaran, pasien tersebut

    dapat dipertimbangkan untuk diberi sedati!.

    +ontgen untuk screening adalah +o*!oto cer-ical lateral, thora# , dan pel-is

    dilakukan pada pasien trauma tumpul dengan multitrauma. +ontgen !oto abdomen 6

    posisi /telentang, setengah tegak dan lateral dekubitus0 berguna untuk melihat adanya

    udara bebas di bawah dia!ragma ataupun udara di luar lumen di retroperitoneum, yang

    kalau ada pada keduanya menjadi petunjuk untuk dilakukannya laparotomi. ilangnya

    bayangan psoas menunjukkan adanya kemungkinan cedera retroperitoneal. =oto polos

    abdomen memiliki kegunaan yang terbatas, dan sudah digantikan oleh 'T*scan dan 2S

    B. (omputed Tomorap0+ & (T$!an '

    'T merupakan prosedur diagnostik yang memerlukan transport penderita ke

    scanner, pemberian kontras oral maupun intra-ena, dan scanning dari abdomen atas

    bawah dan juga panggul. roses ini makan waktu dan hanya digunakan pada penderita

    dengan hemodinamik normal. 'T*scan mampu memberikan in!ormasi yang berhubungan

    dengan cedera organ tertentu dan tingkat keparahannya, dan juga dapat mendiagnosis

    cedera retroperitoneum dan organ panggul yang sukar diakses melalui pemeriksaan !isik

    maupun 3. "otraindikasi relati! terhadap penggunaan 'T meliputi penundaan karena

    menunggu scanner, pendrita yang tidak kooperati!, dan alergi terhdap bahan kontras.

    "euntungan 'T*scan

    1. non in-asi-e

    2. mendeteksi cedera organ dan potensial untuk penatalaksanaan non operati! cedera

    hepar dan lien

    11

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    12/21

    6. mendeteksi adanya perdarahan dan mengetahui dimana sumber perdarahan

    . retroperitoneum dan columna -etebra dapat dilihat

    5. imaging tambahan dapat dilakukan jika diperlukan

    "elemahan 'T*scan

    1. kurang sensiti! untuk cedera pankreas, dia!ragma, usus, dan mesenterium

    A. diperlukan kontras intra -ena

    6. mahal

    . tidak bisa dilakukan pada pasien yang tidak stabil

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    13/21

    menyatakan man!aat 2S pada pasien dengan hemodinamik yang stabil atau tidak stabil

    untuk mendeteksi adanya perdarahan intraperitoneal. )eberapa +'T menunjukkan

    penggunaan =ST untuk diagnostik akan menghasil pasien dengan hasil perawatan yang

    lebih baik.

    "euntungan 2S

    1. portabel

    A. dapat dilaksanakan dengan cepat

    6. tingkat sesiti!itas sebesar (5*95% dalam mendeteksi paling sedikit 1 ml cairan

    intraperitoneal.

    . spesi!ik untuk hemoperitoneum

    5. tanpa radiasi atau kotras

    (. mudah dilakuakn pemeriksaan serial jika diperlukan

    7. tekniknya mudah dipelajari

    D. non in-asi!

    9. lebih murah dibandingkan 'T*scan atau peritoneal la-age

    "elemahan 2S

    1. cedera parenkim padat, retroperitoneum, atau dia!ragma tidak bisa dilihat dengan

    baik

    A. kualitas gambar akan dipengaruhi pada pasien yang tidak kooperati!, obesitas,

    adanya gas usus, dan udara subkutan

    6. darah tidak bisa dibedakan dari ascites

    . tidak sensiti! untuk mendeteksi cedera usus.

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    14/21

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    15/21

    D. Diano$ti! Peritoneal La#ae

    iagnostic eritoneal 3a-age /30 memiliki peran besar pada

    penatalaksanaan trauma tumpul abdomen. 3 paling berguna pada pasien yangmemiliki resiko tinggi cedera organ berongga, terutama jika dari 'T*scan dan

    2S< hanya terdeteksi sedikit cairan, dan pada pasien dengan demam yang nyata,

    peritonitis, atau keduanya. "eadaan ini berlangsung selama (*1A jam setelah

    cedera organ berongga.

    Secara tradisional, 3 dialakukan melalui A tahap, tahap pertama

    adalah aspirasi darah bebas intraperitoneal /diagnostic peritoneal tap,T0. ;ika

    darah yang teraspirasi 1 ml atau lebih, hentikan prosedur karena hal ini

    menandakan adanya cedera intraperitoneal. ;ika dari T tidak didapatkan darah,

    lakukan peritoneal la-age dengan normal saline dan kirim segera hasilnya ke lab

    utuk die-aluasi.

    asien yang memerlukan laparotomy segera merupakan satu*satunya

    kontra indikasi untuk 3 atau T. +iwayat operasi abdomen, in!eksi abdomen,

    koagulopati, obesitas dan hamil trimester A atau 6 merupakn kontra indikasi

    relati!.

    "euntungan 3BT

    1. triase pasien trauma multisistem dengan hemodinamik yang tidak stabil,

    melalui pengeluaran perdarahan intapertoneal

    A. dapat mendeteksi perdarahan minor pada pasien dengan hemodinamik

    stabil.

    "elemahan dan komplikasi 3 B T

    1. in!eksi lokal atau sistemik / pada kurang dari ,6% kasus0

    A. cedera intaperitoneal

    6. positi! palsu karena insersi jarum melalui dinding abdomen dengan

    hematoma atau pada gangguan hemostasis

    Interperta$i DPL

    15

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    16/21

    ada trauma tumpul abdomen, aspirasi darah sebanyak 1 ml atau

    lebih pada T menunjukkan kecurigaan lebih dari 9% terhadap adanya cedera

    intaperitoneal. ;ika hasil la-age pasien yang dikirim ke lab menunjukkan +)'

    lebih dari 1.Bmm6 maka dapat dikatakan positi! untuk cedera intraabdominal.

    ;ika hasil aspirasi positi! dan adanya peningkatan +)' pada la-ge menunjukkan

    adanya cedera, terutama -iscera padat dan struktur -askular, namun hal ini tidak

    cukup untuk mengindikasikan laparotomi.

    ada pasien dengan !raktur pel-is, harus diwaspadai adanya positi!

    palsu pada 3. ?alaupun demikian pada lebih dari D5% kasus, pasien !raktur

    pel-is dengan aspirasi positi! pada T mengindikasikan adanya cedera

    intraperitoneal. spirasi negati! pada pasien !raktur pel-is dengan hemodinamik

    yang tidak stabil menunjukkan adanya perdarahan retroperitoneal, jika demikian

    perlu dilakukan angiography dengan embolisasi.

    eningkatan ?)' baru terjadi setelah 6@( jam setelah cedera,

    sehingga tidak terlalu penting pada interpretasi 3. eningkatan amilase juga

    tidak spesi!ik dan tidak sensiti! untuk cedra pankreas.

    ".. Penatala%$anaan lan4utan

    asien trauma tumpul abdomen harus die-alusi lanjut apakah

    diperlukan perawatan operati! atau tidak. Setelah melakukan resusitasi dan

    penatalaksanaan awal berdasarkan protokol T3S, harus dipertimbangkan

    indikasi untuk laparotomi melalui pemeriksaan !isik, ultrasound /2S0, computed

    tomography /'T0, dan TB3

    16

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    17/21

    lgoritma rosedur emeriksaan pada Trauma Tumpul bdomen

    A. Pa$ien denan 0emodinami% +an tida% $tabil

    ada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil, penatalaksanaanbergantung pada ada tidaknya perdarahan intraperitoneal. emeriksaan di!okuskan

    pada 2S abdomen atau T untuk membuat keputusan.

    ?alaupun ada banyak penelitian retrospekti! dan beberapa penelitian

    prespekti! mendukung penggunaan 2S sebagai alat untuk skrening trauma,

    beberapa ahli masih mempertanyakan 2S pada penatalaksanaan trauma. $ereka

    menekankan pada tingkat sensiti!itas dan adanya kemungkinan hasil negati! pada

    penggunaan 2S untuk mendeteksi cedera intraperitoneal. ?alaupun demikian

    kebanyakan trauma center memakai =ocused ssesment with Sonography !or

    Trauma /=ST0 untuk menge-aluasi pasien yang tidak stabil. =ST dilakukan

    secepatnya setelah primary sur-ey, atau ketika kliknisi bekerja secara paralel,

    biasanya dilakukana bersamaan dengan primary sur-ey, sebagai bagian dari '

    /'irculation0 pada )'.

    ;ika tersedia 2S, sangat disarankan penggunaan =ST pada semua

    pasien dengan trauma tumpul abdomen. ;ika hasil =ST jelek, misalnya kualitas

    17

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    18/21

    gambar yang tidak bagus, maka selanjutnya perlu dilakukan T. ;ika 2S dan

    T menunjukkan adanya hemoperitoneum, maka diperlukan laparotomi

    emergensi. emoperitoneum pada pasien yang tidak stabil secara klinis, tanpa

    cedera lain yang terlihat, juga mengindikasikan untuk dilakukan laparotomi. ;ika

    melalui 2S dan T tidak didapati adanya hemoperitoneum, harus dilakukan

    in-estigasi lebih lanjut terhadap lokasi perdarahan. ada penatalaksanaan pasien

    tidak stabil dengan !raktur pel-is mayor, harus diingat bahwa 2S tidak bisa

    membedakan hemoperitoneum dan uroperitoneum

    F*ray dada harus dilakukan sebagai bagian dari initial evalutiaon

    karena dapat menunjukkan adanay perdarah pada ca-um thora#. +adiography

    antero*posterior pel-is bisa menunjukkanadanya !raktur pel-is yang

    membutuhkan stabilisasi segera dan kemungkinan dilakukan angiography untuk

    mengkontrol perdarahan.

    B. Pa$ien denan 0emodinami% +an $tabil

    enilaian klinis pada pasien trauma tumpul abdomen dengan kondisisadar dan bebas dari intoksikasi, pemeriksaan abdomen saja biasanya akurat tapi

    tetap tidak sempurna. Satu penelitian prospecti-e obser-ational terhadap pasien

    dengan hemodinamik stabil, tanpa trauma e#ternal dan dengan pemeriksaan

    abdomen yang normal, ternyata setelah dibuktikan melalui 'T*scan ditemukan

    sebanyak 7,1% kasus abnormalitas.

    2S dan 'T sering digunakan untuk menge-aluasi pasien trauma

    tumpul abdomen yang stabil. ;ika pada 2S awal tidak terdetekdi adanya

    perdarahan intraperitoneal, maka perlu dilakukan pemeriksaan !isik, 2S, dan 'T

    secara serial. emeriksaan !isik serial dilakukan jika hasil pemeriksaan dapat

    dipercaya, misal pada pasien dengan sensoris normal, dan cedera yang

    mengganggu. enelitian prospecti-e obser-ational terhadap 57 pasien

    menunjukkan 2S kedua /=ST0 yang dilakukan selama A jam dari trauma,

    meningkatkan sensiti!itas terhadap cedra intraabdominal,

    18

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    19/21

    ;ika 2S awal mendeteksi adanya darah di intraperitoneal, maka

    kemudian dilakukan 'T scan untuk memperoleh gambaran cedera intraabdominal

    dan menaksir jumlah hemoperitoneum. "eputusan apakah diperlukan laparotomy

    segera atau hanya terapi non operati! tergantung pada cedera yang terdetaksi dan

    status klinis pasien. 'T abdominal harus dilakukan pada semua pasien dengan

    hemodinamik stabil, tapi tidak untuk pasien dengan perubahan sensoris dan status

    mental karena cedera kepala tertutup, intoksikasi obat dan alkohol, atau cedera

    lain yang mengganggu.

    ".5. Indi%a$i 2lini$ Laparotomi

    3aparotomi segera diperlukan setelah terjadinya trauma jika terdapat

    indikasi klinis sebagai berikut

    1. kehilangan darah dan hipotensi yang tidak diketahui penyebabnya, dan

    pada pasien yang tidak bisa stabil setelah resusitasi, dan jika ada

    kecurigaan kuat adanya cedera intrabdominal

    A. adanya tanda * tanda iritasi peritoneum

    6. bukti radiologi adanya pneumoperitoneum konsisten

    . dengan ruptur -iscera

    5. bukti adanya ruptur dia!ragma

    (. jika melalui nasogastic drainage atau muntahan didapati adanya

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    20/21

    2e$impulan

    o

    Semua pasien trauma tumpul dengan hemodinamik yang tidak stabil harussegera dinilai kemungkinan perdarahan intraabdominal maupun

    kontaminasi

  • 7/21/2019 Trauma Tumpul Abd

    21/21

    ;ong, ?im de. A.&uku A!ar Ilmu &edah *disi + . 4