arthiritis gout

34
ARTHIRITIS GOUT Dosen Pengampu : Ns. Arni Nur Rahmawati, S.Kep Disusun Oleh : 1. Melia Puspita Rini 2. Milah Ristiani 3. Mim Mahdi Su’udi 4. Mita Rina Prihastuti 5. Nita Widyasari 6. Nony Marlina 7. Novarya Dyan Armadany 8. Novi Astikasari 9. Ratna Indah Puspita Sari 10. Ratu Kasih Murni 11. Rian Diah Utami 12. Riris Irfa Anggraini 13. Rono Danu Jatmiko 14. Salman Alfarizi 15. Sri Lestari 16. Suci Aryanti 17. Suci Romanti 18. Teti Barokah 19. Tia Januarti 20. Tri Andrianto 21. Tri Khamdani Susilo Utomo 22. Vebri Tri Laksono 23. Yosi Rudianto 24. Yosinta Krishna Sari PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3 A

Upload: yabniel-lit-jingga

Post on 09-Aug-2015

101 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Arthiritis gout

ARTHIRITIS GOUT

Dosen Pengampu : Ns. Arni Nur Rahmawati, S.Kep

Disusun Oleh :

1. Melia Puspita Rini2. Milah Ristiani3. Mim Mahdi Su’udi4. Mita Rina Prihastuti5. Nita Widyasari6. Nony Marlina7. Novarya Dyan Armadany8. Novi Astikasari9. Ratna Indah Puspita Sari10. Ratu Kasih Murni11. Rian Diah Utami12. Riris Irfa Anggraini

13. Rono Danu Jatmiko14. Salman Alfarizi15. Sri Lestari16. Suci Aryanti17. Suci Romanti18. Teti Barokah19. Tia Januarti20. Tri Andrianto21. Tri Khamdani Susilo Utomo22. Vebri Tri Laksono23. Yosi Rudianto24. Yosinta Krishna Sari

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3 A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2013

Page 2: Arthiritis gout

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Arthiritis Gout”.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang telah diberikan

oleh dosen pengampu mata kuliah Clinical Nursing 3 di STIKes Harapan Bangsa.

Kami menyadari tanpa adanya bimbingan dan bantuan dari semua pihak,

penyusunan tugas makalah ini tidak dapat terlaksana dan itu semua sangat berguna

bagi kami. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima

kasih kepada :

1. Ibu Arni Nur Rahmawati, S.Kep.,Ns., selaku dosen mata kuliah Clinical Nursing 3,

yang telah membimbing, memberikan petunjuk, kepada kami dalam penyelesaian

makalah ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas

ini selesai.

3. Teman-teman semua yang telah membantu dalam melaksanakan pembuatan makalah

ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan

kelemahannya. Oleh karena itu kami sangat memerlukan kritik dan saran yang bersifat

membangun serta mendukung untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Purwokerto,

Oktober 2013

Penyusun

Page 3: Arthiritis gout

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthiritis gout atau Asam urat (AU) telah diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu,

namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik.

Selama beberapa tahun hiperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau dianggap

sama dengan gout, namun sekarang AU telah diidentifikasi sebagai marker untuk sejumlah

kelainan metabolik dan hemodinamik.

Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di Indonesia adalah penyakit

asam urat. Asam Urat sering dialami oleh banyak orang sekarang ini. Bahkan, orang yang

masih tergolong muda juga sering ditimpa penyakit ini. Sebenarnya, seperti apa penyakit

ini? Apa saja definisi, etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaa medis, penatalaksanaan keperawatan dan

komplikasi.

Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak

boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap

metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan

senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen

senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari

makanan hanya sekitar 15 persen. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas

oleh masyarakat. Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Orang

menyantap apa saja yang dia inginkan, tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya

sangat tinggi. Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang

tertentu, yang punya bakat mengalami gangguan asam urat. Jika mengonsumsi makanan

ini tanpa perhitungan, jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal.

Beberapa jenis makanan dan minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam

urat adalah alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden),

dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang tergolong jeroan bukan saja

usus melainkan semua bagian lain yang terdapat dalam perut hewan seperti hati, jantung,

babat, dan limfa.

Page 4: Arthiritis gout

B. Tujuan

- Agar mahasiswa mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan Gout.

- Mengetahui pengertian, tanda dan gejala serta patofisiologi gout.

- Mengetahui apa saja penatalaksanaan gout yang bisa d lakukan.

Page 5: Arthiritis gout

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Gout merupakan gangguan metabolik yang sudah dikenal oleh Hipokrates pada zaman

yunani kuno. Pada waktu itu Gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elit yang

disebabkan karena terlalu banyak makan, minum anggur dan seks. Arthritis gout (asam

urat) adalah asam yang berbentuk kristal – kristal yang merupakan hasil akhir metabolisme

purin (bentuk turunan nucleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang

terdapat pada inti sel – sel tubuh.

Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan

berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium

urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di

dalam darah (hiperurisemia) jadi Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang

terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai

akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn

karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis gout

adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis

akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal

monosodium urat monohidrat. Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok

gangguan metabolik, sekurang-kuranggnya ada sembilan gangguan yang ditandai oleh

meningkatnya konsentrasi asam urat atau hiperurisemia. Gout dapat bersifat primer

maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh

yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan

karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekskresi asam urat yang berkurang

akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obat tertentu.

Gout terdiri atas dua macam diantaranya :.

a. Gout primer

Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat

penurunan ekresi asam urat.

b. Gout sekunder

Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang

bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

Page 6: Arthiritis gout

B. Etiologi

Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau

ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia. Hyperuricemia

pada penyakit ini disebabakan oleh :

a) Pembentukan asam urat yang berlebihan.

Gout primer metabolic : disebabkan sistensi langsung yang bertambah. Penyebabnya

belum diketahui (idiopatik) diduga berberkaitan dengan kombinasi genetik dan

hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan

produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran

asam urat dari tubuh.

Gout skunder metabolic : disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana

penyakit lain, seperti leukemia. Disebabkan antara lain karena meningkatnya

produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin

yang tinggi.

Gout juga dapat disebabkan oleh reaksi peradangan jaringan oleh karena

pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.

b) Kurang asam urat.

Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat.

Penyabab tidak diketahui.

Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya

glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

c) Perombakan dalam usus yang berkurang.

d) Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat

berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.

e) Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat seperti : aspirin,

diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.

f) Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal

yang akan menyebabkan : Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.

C. Tanda dan gejala

1) Hiperurisemia (tingkat tinggi asam urat dalam darah).

2) Kristal asam urat dalam cairan sendi.

3) Lebih dari satu serangan arthritis akut.

4) Arthritis yang berkembang dalam 1 hari, menghasilkan sendi bengkak, merah, dan

hangat.

Page 7: Arthiritis gout

5) Serangan arthritis hanya dalam satu sendi, biasanya jari kaki, pergelangan kaki, atau

lutut.

Kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas pada perempuan

kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopouse karena ekstrogen meningkatkan

ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopouse kadar urat serum meningkat seperti

pada pria. Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati.

Tahap 1

hiperurisemia asimtomatik nilai normal asam urat serum pada laki-laki adalah 5,1 atau

lebih dari kurang lebih 1,0 dan pada perempuan adalah 4,0 , lebih dari 1,0 mg/dl.

Tahap 2

artritis gout akut pada tahap ini tejadi awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang

luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal artritis bersifat

monoartikular dan menunjukkan tanda-tanda peradangan otak mungkin terdapat demam

dan peningkatan jumlah leukosit serangan dapat dipicu oleh pembedahan trauma obat-

obatan, alkohol, atau stresss emosional. Serangan gout akut biasanya pulih tanpa

pengobatan  tetapi memakan waktu 10 sampai 14 hari. Perkembangan dari serangan

akut gout umumnya mengikuti serangkaian peristiwa sebagai berikut mula-mula terjadi

hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh. Selanjutnya diikuti oleh penimbunan

didalam dan sekeliling sendi-sendi mekanisme terjadinya kristalisasi asam urat setelah

keluar dari serum masih belum jelas di mengerti serangan gout sering kali terjadi

sesudah trauma lokal atau ruptura tofi (timbunan natrium urat) yang mengakibatkan

peningkatan cepat konsentrasi asam urat lokal.  Kristalisasi dan penimbunan asam urat

akan memicu serangan gout, kristal-krital asam urat memicu respon fagositik oleh

leukosit, sehingga leukosit memakan kristal-kristal urat dan memicu  mekanisme respon

peradangan lainnya.

Tahap 3

setelah serangan gout akut, adalah tahap interkrtis. Tidak terdapat gejala - gejala pada

masa ini yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun kebanyakan orang

mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak di obati.

Tahap keempat adalah tahan gout kronik denagn timbunan asam laktat yang terus

bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik

akibat kristal-krital asam urat megakibatkan nyeri sakit dan kaku juga pembesaran dan

penonjolan sendi yang bengkak. Gout dapat meerusk ginjal sehingga ekskresi asam urat

akan bertambah buruk. Kristal-kristal asam urat dapat terbentuk dalam interstisio

medula, papila, dan piramid sehingga timbul protein uria dan hipertensi ringan. Kriteria

Page 8: Arthiritis gout

diagnostik gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien laki-laki yang mengalami

atritis monoartikular terutama pada ibu jari kaki yang awitannya terjadi secara akut.

D. Patofosiologi

Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan.

1. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut.

Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan

tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat

menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi

sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan

lanjutan. Setelah serangan pertama, penderita akan masuk pada gout interkritikal. Pada

keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu

antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang

sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap

ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout

atau  menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit

gout.

2. Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa

gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan memasuki tahap

ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering

mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan

berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang,

serta jumlah sendi yang terserang makin banyak.

3. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila

penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi

benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus.

Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan

deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada

sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan

mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi. Banyak faktor yang

berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui

peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah.

4. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.

Presipitasi kristal monosodium urat.

Page 9: Arthiritis gout

Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma

lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler

misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan

dibungkus (coate) oleh berbagai macamprotein. Pembungkusan dengan IgG akan

merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.

Respon leukosit polimorfonukuler (PMN).

Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon

leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.

Fagositosis.

Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram

vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.

Kerusakan lisosom.

Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen

antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan

membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.

Kerusakan sel.

Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan

sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.

E. Pathway

Gout

Pembentukan asam urat yang berlebihan kurangnya asam urat

Gangguan metabolisme/penyakit

Nyeri

Hambatan mobilitas fisik kurangnya pengetahuan

Page 10: Arthiritis gout

F. Faktor resiko

Diet tinggi purin, karen asam urat dibentuk dari purin.

Kelaparan dan intake etil alkohol yang berlebih.

Penggunaan obat diuritik, anti hipertensi, salisilat dosis rendah.

G. Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :

Deformitas pada persendian yang terserang.

Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih.

Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal.

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan non medik.

Diet rendah purin.

Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging

kambing) serta banyak minum.

Tirah baring.

Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan

menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

2. Penatalaksanaan medik.

Fase akut.

Obat yang digunakan :

- Colchicine (0,6 mg).

- Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari).

- Fenilbutazon.

Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.

o Golongan urikosurik.

- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam

serum.

- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.

- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.

- Benzbromaron.

o Inhibitor xantin (alopurinol).

Page 11: Arthiritis gout

Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin

menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.

I. Askep teori secara umum

1. Pengkajian.

a. Identitas pasien.

b. Keluhan utama : nyeri pada daerah persendian.

c. Riwayat kesehatan.

- Riwayat adanya faktor resiko.

- Peningkatan kadar asam urat serum.

- Riwayat keluarga positif gout.

d. Pola ADL.

1) persepsi dan pemeliharaan kesehatan.

o Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain.

o Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi

serangan.

o riwayat gout artritis di dalam keluarga.

o obat untuk mengatasi gout

2) Pola nutrisi dan metabolic.

o Peningkatan berat badan.

o Peningkatan suhu tubuh.

o Pola aktivitas dan latihan.

o Respon sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.

o Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan kaki,

lutut atau siku).

3) Pola persepsi dan konsep diri.

o Rasa cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau aktifitas.

o Pesepsi Diri dalam melakukan mobilitas.

e. Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajin fungsi muskuluskletal dapat menunjukan :

o Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.

o Tofu dengan gout kronis. Ini temuan paling bermakna.

o Laporan episode serangan gout.

f. Pemeriksaan diagnostik.

Page 12: Arthiritis gout

o Kadar asam urat serum meningkat.

o Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.

o Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.

o Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat

monosodium yang membuat diagnosis.

o Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan

sendi.

2. Diagnosa keperawatan.

a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan

perawatan di rumah.

3. Rencana Asuhan Keperawatan

No.Dx.

KeperawatanTujuan & KH Intervensi Rasional

1. Gangguan rasa

nyaman :

Nyeri

berhubungan

dengan proses

penyakit.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... x 24

jam, diharapkan

nyeri pasien

berkurang/hilan

g.

KH :

Pasien

melaporkan

adanya

penurunan

rasa nyeri.

Pasien tau

dan mau

melakukan

tekhnik

manajemen

Kaji keluhan

nyeri, catat

lokasi dan

intensitas (skala

0-10). Catat

faktor-faktor

yang

mempercepat

dan tanda-tanda

rasa sakit yang

nonverbal.

Berikan posisi

yang nyaman,

sendi yang

nyeri (kaki)

diistirahatkan

dan diberikan

bantalan.

Berikan

kompres hangat

Membantu dalam

mengendalikan

kebutuhan

manajemen nyeri

dan keefektifan

program.

Istirahat dapat

menurunkan

metabolisme

setempat dan

mengurangi

pergerakan pada

sendi yang sakit.

Bantalan yang

empuk/lembut

akan mencegah

pemeliharaan

kesejajaran tubuh

yang tepat dan

menempatkan

Page 13: Arthiritis gout

nyeri non

farmakologi

s.

Pasien

tampak rileks

atau dingin.

Cegah agar

tidak terjadi

iritasi pada tofi,

misal

menghindari

penggunaan

sepatu yang

sempit,

terantuk benda

yang keras.

Ajarkan klien

untuk sering

mengubah

posisi tidur.

Ajarkan

penggunaan

tehnik

manajemen

stress,misalnya

relaksasi

progresif,

sentuhan

terapeutik, dan

pengendalian

nafas.

Kolaborasi

dengan dokter

dalam

pemberian

obat-obatan

colchille,

Allopurinol

(Zyloprin)

stress pada sendi

yang sakit.

Pemberian

kompres dapat

memberikan efek

vasodilatasi dan

keduanya

mempunyai efek

vasodilatasi dan

keduanya

mempunyai efek

membantu

pengeluaran

endortin dan

dingin dapat

menghambat

impuls-impuls

nyeri.

Bila terjadi iriitasi

maka akan

semakin nyeri.

Bila terjadi luka

akibat tofi yang

pecah maka

rawatlah sucara

steril dan juga

perawatan drain

yang dipasang

pada luka.

Mencegah

terjadinya

kelelahan umum

dan kekakuan

sendi.

Menstabilkan

Page 14: Arthiritis gout

sendi, mengurangi

gerakan atau rasa

sakit pada sendi.

Meningkatkan

relaksasi,

memberikan

kontrol dan

mungkin

meningkatkan

kemampuan

koping.

Menurunkan

kristal asam urat

yang mempunyai

efek samping,

nausea, vomitus,

diare, oliguri,

hematuri.Allopuri

nol menghambat

asam urat.

2. Hambatan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan nyeri

persendian

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... x 24

jam, diharapkan

tidak terdapat

hambatan

mobilitas fisik,

KH :

Pasien

melaporkan

adanya

peningkatan

aktivitas.

Kaji tingkat

inflamasi atau

rasa sakit pada

sendi.

Ajarkan pada

klien untuk

latihan ROM

pada sendi yang

terkena gout jika

memungkinka.

Pertahankan

istirahat tirah

baring/duduk

jika diperlukan.

Jadwal aktifitas

Tingkat aktifitas /

latihan tergantung

dari perkembangan

atau resolusi dan

proses inflamasi.

Meningkatkan atau

mempertahankan

fungsi sendi,

kekuatan otot dan

stamina umum.

Latihan yang tidak

adekuat dapat

menimbulkan

kakakuan sendi

dan aktifitas yang

Page 15: Arthiritis gout

pasien

mampu

beraktivitas

sesuai

kemampuann

ya.

pasien tidak

hanya

bedrest.

untuk

memberikan

periode istirahat

yang terus

menerus dan

tidur malam hari

yang tidak

terganggu.

Lakukan ambulasi

dengan bantuan

misal dengan

menggunakan

tongkat dan

berikan

lingkungan yang

aman misalnya

menggunakan

pegangan tangga

pada bak atau

pancuran dan

toilet.

Kolaborasi

dengan ahli

terapi

fisik/okupasi

dan spesialis

vokasional.

berlebihan dapat

merusak sendi.

Istirahat yang

sistemik selama

eksaserbasi akut

dan seluruh fase

penyakit yang

penting untuk

mencegah

kelelahan,

mempertahankan

kekuatan.

Menghindari

cedera akibat

kecelakaan atau

jatuh.

Berguna dalam

memformulasikan

program

latihan/aktifitas

yang berdasarkan

pada kebutuhan,

individual dan

dalam

mengidentifikasi

mobilisasi.

3. Defisit

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurangnya

pemahaman

pengobatan

dan perawatan

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... x 24

jam, diharapkan

klien dan

keluarga dapat

Kaji kemampuan

pasien dalam

mengungkapkan

instruksi yang

diberikan oleh

dokter atau

perawat.

Berikan Jadwal

mengetahui respon

dan kemampuan

kognnitif klien

dalam menerima

informasi.

Penjelasan ini

dapat

meningkatkan

Page 16: Arthiritis gout

di rumah. memahami

penggunaan

obat dan

perawatan di

rumah,

KH :

pasien

terlihat

tenang dan

rileks.

pasien tidak

nampak

cemas.

pasien jarang

bertanya

obat yang harus

di gunakan

meliputi nama

obat, dosis,

tujuan dan efek

samping.

Bantu pasien

dalam

merencanakan

program latihan

dan istirahat

yang teratur.

Berikan informasi

mengenai alat-

alat bantu yang

mungkin

dibutuhkan.

Jelaskan pada

pasien tentang

penyakitnya.

Kolaborasi

dengan sumber-

sumber

komunitas

arthritis.

koordinasi dan

kesadaran pasien

terhadap

pengobatan yang

teratur.

Memberikan

struktur dan

mengurangi

kecemasan pada

waktu menangani

proses penyakit

yang kronis

kompleks.

Mengurangi

paksaan untuk

menggunakan

sendi dan

memungkinkan

individu untuk ikut

serta secara lebih

nyaman dalam

aktifitas yang

dibutuhkan atau

diinginkan.

Memberikan

pengetahuan

pasien sehingga

pasien dapat

menghindari

terjadinya serangan

berulang.

Bantuan dan

dukungan dari

orang lain untuk

meningkatkan

Page 17: Arthiritis gout

pemulihan

maksimal.

Page 18: Arthiritis gout

BAB III

STUDI KASUS

A. Kasus

Ny. R (45 th) 1 hari dirawat di RSGT dengan keluhan akan menjalani operasi

pengangkatan tophus yang ada di siku. Ny. R mengeluh nyeri sendi ketika bergerak

terutama di bagian siku, lutut serta area pergelangan tangan dan kaki. Karena nyeri

sehingga susah bergerak. Rencana operasi besok pagi, TD 110/90mmhg, RR :

20x/mnt, N : 78x/mnt Ny. R tahu bahwa dirinya menderita asam urat sejak 5 tahun

yang lalu tetapi tidak mengetahui bagaimana caranya untuk mengontrol hal tersebut.

B. Pengkajian

1. Identitas pasien.

Nama : Ny. R

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : perempuan

2. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama : pasien mengeluh nyeri sendi saat bergerak.

2) Riwayat penyakit sekarang : pasien datang dengan keluhan nyeri sendi saat

bergerak pada bagian siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki.

3) Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan sudah 5 tahun yang lalu mendertia

asam urat.

4) Riwayat penyakit sekarang : tidak ada.

3. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Vital sign :

Tekanan darah : 110/90 mmHg

Nadi : 78 X/menit

RR : 20X/menit

Analisa data

Tanggal/jam Data Masalah Etiologi

27 oktober

2013,

08.00

DS : Pasien mengeluh nyeri

pada siku, lutut dan

pergelangan kaki tangan.

Pasien mengatakan susah

Nyeri kronis Ketunadayaan

fisik kronis

Page 19: Arthiritis gout

bergerak.

DO : Ektremitas tampak

kaku saat bergerak

27 oktober

2013,

08.00

DS : Pasien mengatakan

susah bergerak, pasien

mengeluh nyeri

DO

Hambatan

mobilitias fisik

Nyeri persendian

27 oktober

2013,

08.00

DS : pasien mengatakan

tidak mengetahui

bagaimana caranya untuk

mengontrol penyakitnya.

DO : -

Kurangnya

pengetahuan

Kurang pajanan

informasi

C. Diagnosa

1. Nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan fisik kronis.

2. Gangguan mobilitias fisik berhubungan dengan nyeri persendian.

3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.

D. Rencana

N

o

Diagnosa Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Page 20: Arthiritis gout

1. Nyeri kronis

berhubungan dengan

penyakit.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1 X 24 jam.

Diharapkan nyeri

dapat berkurang.

Dengan kriteri hasil

pain level (2102) :

Pasien

melaporkan tidak

adanya nyeri.

Mampu

mengontrol nyeri

(mampu

menggunakan

tehnik

nonfarmakologi

untuk

mengurangi

nyeri, dan

mencari bantuan).

Mampu

mengenali skala

nyeri.

Menyatakan rasa

nyaman setelah

nyeri berkurang

Pain management (1400) :

Lakukan pengkajian nyeri

secara komperhensif,

termasuk lokasi,

karakteristik, durasi waktu,

frekuensi, kualitas.

Observasi reaksi nonverbal

dari ketidaknyamanan.

Gunakan tehnik komunikasi

yang terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien.

Evaluasi nyeri pasien masa

lampau.

Control lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti :

- Suhu lingkugan yang

hangat.

- Lingkungan yang tenang

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri.

Ajarkan tentang teknik

nonfarmakologi :

- Tehnik relaksasi.

Berikan analgetik untuk

mengurangi nyeri.

Kolaborasi dengan dokter

jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2. Gangguan mobilitas

fisik berhubungan

dengan nyeri

persendian.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan selama

1 X 24 jam.

Diharapkan pasien

Exercise theraphy : ambulation

(0221)

Mintor vital sign sebelum

dan sesudah latihan.

Konsultasikan dengan terpai

Page 21: Arthiritis gout

dapat melakukan

aktivitas dengan

criteria hasil

mobility (0208) :

Aktivitas klien

meningkat.

Mengerti tujuan

dari peningkatan

mobilitas.

fisik tentang rencana

ambulasi sesuai dengan

kebutuhan.

Ajarkan pasien atau tenaga

kesehatan lain tentang

teknik ambulasi.

Kaji kemampuan pasien

dalam mobilisasi.

Berikan alat bantu jika klien

memerlukan.

Jarkan pasien bagaimana

merubah posisi dan berikan

bantuan jia perlu

3. Kurangnya

pengetahuan

berhubungan dengan

kurang pajanan

informasi.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1 x 24 jam,

diharapkan

pengetahuan pasien

meningkat dengan

criteria hasil discase

procces (1803) :

Pasien dapat

paham tetang

penyakit tersebut

secara spesifik.

Pasien dapat

mengetahui

dampak dari

penyakit.

Megetahui tanda

dan gejala tentang

penyakit.

Pasien paham

dengan factor

resiko yang akan

Teaching : disease process

(5602)

Berikan penilaian tentang

tingkat pengetahuan pasien

tentang proses penyakit yang

spesifik.

Jelaskan patologis dari

penyakit dan bagaimana hal

ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi,

dengan cara yang tepat.

Identifikasi kemungkinan

penyebab, dengan cara yang

tepat.

Sediakan informasi pada

pasien tentang kondisi,

Sediakan bagi keluarga

tentang kemajuan pasien

pasien.

Diskusikan perubahan gaya

hidup yang diperlukan untuk

mencegah komplikasi

Page 22: Arthiritis gout

muncul.

Paham dengan

perjalanan

penyakitnya.

dimasa yang akan datang

atau pengontrolan penyakit.

Diskusikan pilihan terapi

atau penanganan.

Dukung pasien untuk

mengeksplorasi atau

mendapatkan secod opinion

dengan cara yang tepat.

Intruksikan pasien tentang

tanda dan gejala untuk

melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan.

Page 23: Arthiritis gout

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukanasam urat yang

nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan

kaki bagian tengah. Artritis pirai (gout) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit

kristal asam urat di daerah persendian yang menyebabkan terjadinya serangan inflamasi

akut. Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal

asamurat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan

metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan

ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal. Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit gout

dapat memunculkan diagnosa :

1) Nyeri kronis berhubungan dengan ketunadayaan fisik kronis.

2) Gangguan mobilitias fisik berhubungan dengan nyeri persendian.

3) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami menyarankan bahwa kita harus menjaga

kesehatan yang bermula dari diri sendiri, dan membiasakan untuk membaca terutama

mengenai pengetahuan tentang kesehatan. Agar dapat menambah pengetahuan untuk

menanggulangi penyakit yang akan timbul seperti gout.

Page 24: Arthiritis gout

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.

Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta :

Salemba Medika.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima.

Jakarta : Yarsif Watampone.

Judith M . Wilkinson , 2009 . Diagnosis Keperawatan ( NIC & NOC )  . Jakarta . EGC

NANDA internasional . 2009 . Diagnosis Keperawatan . Jakarta . EGC

Lukman, Ningsih Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.