bakteriologi air

18
 engertian dan Standard Kualitas Air Bersih Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang ”Syaratsyarat !an Penga"asan Kualitas Air#$ air %ersih adalah air yang digunakan untuk ke&erluan seharihari yang kualitasnya 'e'enuhi syarat kesehatan dan da&at di'inu' a&a%ila telah di'asak. Ada&un syaratsyarat kesehatan air %ersih adalah( a. Persyaratan Biologis Pers yaratan %iologis %erarti air %ersih itu tidak 'engandung 'ikroorganis'e yan g nantin ya 'en )ad i in*iltran tu%uh 'anusia. Mikroorganis'e itu da&at di%agi dala' e'&at grou&$ yakni &arasit$ %akteri$ +irus$ dan ku'an. !ari kee'&at )enis 'ikroorganis'e terse%ut u'u' ny a ya ng 'en)adi &ara'eter kualitas air adalah %akteri se&erti ,s-heri-ia -oli. %. Persyaratan isik Persyaratan *isik air %ersih terdiri dari kondisi *isik air &ada u'u'nya$ yakni der a) at keasa'an$ suhu$ ke)ernih an$ "arna$ %au. As&ek *isik ini sesungguhnya selain &enting untuk as&ek kesehatan langsung yang terkait dengan kualitas *isik

Upload: gina-ruqbah

Post on 16-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

AIR LIMBAH

Pengertian dan Standard Kualitas Air BersihBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Adapun syarat-syarat kesehatan air bersih adalah:

a. Persyaratan Biologis

Persyaratan biologis berarti air bersih itu tidak mengandung mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia. Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam empat group, yakni parasit, bakteri, virus, dan kuman. Dari keempat jenis mikroorganisme tersebut umumnya yang menjadi parameter kualitas air adalah bakteri seperti Eschericia coli.b. Persyaratan Fisik

Persyaratan fisik air bersih terdiri dari kondisi fisik air pada umumnya, yakni derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna, bau. Aspek fisik ini sesungguhnya selain penting untuk aspek kesehatan langsung yang terkait dengan kualitas fisik seperti suhu dan keasaman tetapi juga penting untuk menjadi indikator tidak langsung pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna air dan bau.

c. Persyaratan Kimia

Persyaratan kimia menjadi penting karena banyak sekali kandungan kimiawi air yang memberi akibat buruk pada kesehatan karena tidak sesuai dengan proses biokimiawi tubuh. Bahan kimiawi seperti nitrat, arsenic, dan berbagai macam logam berat khususnya air raksa, timah hitam, dan cadmium dapat menjadi gangguan pada faal tubuh dan berubah menjadi racun.

d. Persyaratan Radioaktif

Persyaratan radioaktif sering juga dimasukkan sebagai bagian persyaratan fisik, namun sering dipisahkan karena jenis pemeriksaannya sangat berbeda, dan pada wilayah tertentu menjadi sangat serius seperti di sekitar reaktor nuklir.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Eschericia coliDalam Air

1) Sumber air yang berbeda seperti air hujan, air laut, air permukaan dan air tanah mengandung mikroorganisme dalam jumlah dan jenis yang berbeda pula. Air permukaan yang tercemar oleh kotoran hewan dan manusia akan mengandung bakteri Eschericia coli.2) Suhu, Pertumbuhan mikroba memerlukan kisaran suhu tertentu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi untuk kehidupan mikroba. Eschericia colimerupakan mikroba yang tahan hidup pada suhu tinggi (mikroba termofi). Kelompok ini mempunyai suhu minimum 400C, optimum pada suhu 55-600C dan suhu maksimum untuk pertumbuhannya 750C (Anonim, 2009).3) pH, Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Eschericia colimerupakan mikroba alkalifil yaitu kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5. (Anonim, 2009).4) Kerusakan atau kebocoran pipa, Adanya kerusakan atau kebocoran pipa dapat menyebabkan masuknya air tanah ke dalam sistem distribusi terutama bila tekanan airnya rendah dan lebih kecil dari tekanan air tanah. Dengan masuknya air tanah ke dalam sistem distribusi akan menyebabkan pencemaran baik secara kimiawi maupun pencemaran bakteriologis. (Said, 2002).

http://sinarkesehatan.blogspot.com/2013/09/laporan-lengkap-bakteriologis.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/indikator-kualitas-biologis-air-bersih.htmlC. Tinjauan Umum Tentang Bakteri ColiformBakteri Coliform merupakan jenis bakteri yang berasal dari saluran pencernaan manusia (terdapat pada tinja) dan paling tinggi tingkat ketahanan hidupnya dibandingkan jenis bakteri lainnya. Apabila bakteri Coliform ditemukan dalam jumlah besar pada air, menandakan bahwa air tersebut mengalami pencemaran. Bakteri Coliform berbentuk batang, ada yang bersifat aerob maupun anaerob, tidak membentuk spora, bersifat gram negatif, dan mampu meragikan lactose dengan membentuk gas dalam waktu 2 x 24 jam pada suhu 35 oC (Ane, 2013).Contoh bakteri Coliform adalah E. coli dan Klebsiella aerogeus. Keberadaan E. coli pada sumber air mengindikasikan bahwa pasti terjadi kontaminasi oleh tinja manusia dan berarti bahwa air tersebut tercemar. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat E. coli pada air minum adalah 0 (nol) koloni per 100 ml. Semakin tinggi tingkat kontaminasi E. coli semakin tinggi pula resiko kehadiran bakteri patogen lainnya yang biasa hidup dalam kotoran manusia yang dapat menyebabkan diare (Suprihatin, 2004 dalam Boekoesoe, 2010).E. coli mempunyai bentuk batang pendek, gram negatif, tidak berspora, ukuran 0,4 0,7 mikron, sebagian besar gerak positif dengan flagel peritrich dan mempunyai kapsul. E. coli merupakan flora normal saluran pencernaan dan merupakan salah satu kuman yang menghasilkan indol positif dan tergolong kuman yang cepat meragi laktosa.E. coli memiliki beberapa antigen, yaitu (1) antigen O (somatic) yang bersifat tahan panas atau termostabil, dan terdiri dari lipopolisakarida yang mengandung glukosamin dan terdapat pada dinding sel bakteri gram negative; (2) antigen H (flagel) yang bersifat tdak tahan panas atau termolabil dan akan rusak pada suhu 100C; (3) antigen K (kapsul). Antigen ini terdapat pada permukaan luar bakteri, terdiri dari polosakarida dan bersifat tidak tahan panas (Purbowarsito, 2011).Ada beberapa alasan mengapa bakteri Coliform dipilih sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja manusia dibandingkan bakteri patogen lainnya di saluran pencernaan manusia antara lain (Chandra, 2007): 1. Jumlah bakteri Coliform cukup banyak dalam usus manusia. Sekitar 200-400 miliar bakteri ini dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena jarang ditemukan pada air, keberadaan bakteri patogen ini menunjukkan bahwa adanya kontaminasi tinja manusia. 2. Bakteri Coliform lebih mudah dideteksi dibandingkan bakteri patogen lainnya. 3. Bakteri Coliform lebih tahan hidup pada kondisi yang tidak menguntungkan dibandingkan bakteri patogen lainnya. 4. Bakteri Coliform resisten terhadap purifikasi air secara alamiah. Karena itu, jika bakteri Coliform ditemukan pada sampel air, dapat disimpulkan bahwa bakteri patogen lainnya yang terdapat dalam usus manusia juga ditemukan pada sampel air tersebut, meskipun dalam juml ah sedikit.Berdasarkan ketetapan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliformyang diperbolehkan pada air bukan perpipaan dalah maksimum 50 MPN/100 ml, sedangkan pada air perpipaan adalah maksimum 10 MPN/100 ml.Penyakit penyakit yang ditimbulkan oleh kuman E. coli adalah infeksi saluran kemih mulai dari sistitis sampai pielofritis, infeksi ini dapat terjadi akibat sumbatan saluran kemih karena adanya pembesaran prostat, baru dan kehamilan. Infeksi piogenik seperti infeksi luka, peritoritis, kolesistis dan meningitis, epidemic diarchea pada bayi dan neonates (Hastomo, 2010).D. Tinjauan Umum Tentang Medium PertumbuhanMedium pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium untuk menyusun komponen sel dirinya. Dalam pembuatan medium pertumbuhan perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan aseptis untuk menghindari kontaminasi pada medium. Dua jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar yang pembentuknya, yaitu (Bapelkes Cikarang, 2012):1. Medium kompleksMedium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak diketahui secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak) berbagai jenis jaringan tumbuhan /daging /ragi yang kaya akan polipeptida, asam amino, vitamin dan mineral. 2. Medium yang tersusun dari bahan kimia tertentuMedium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan konsentrasi tertentu. Bahan kimia yang digunakan berasal dari:a. Sumber C : glukosa, dekstrosa, dan sukrosab. Sumber N : NH4NO3,NH4Cl, dan ureac. Sumber P : KH2PO4d. Sumber vitamine. Sumber mineral : Fe, Mn, dan SAdapun media pertumbuhan pada pemeriksaan bakteriologis air adalah sebagai berikut:

1. Media LaktosaLaktosa adalah karbohidrat yang hanya terdapat dalam susu. Laktosa dibutuhkan oleh beberapa spesies bakteri. Beberapa bakteri ada yang mampu memfermentasi laktosa dan beberapa laktosa. Fermentasi laktosa menghasilkan asam (Nuryanto, 2011).2. Media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni Coliform yang bereaksi dengan BGLB. merupakan bakteri fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda. Larutan BGLB terbuat dari (Purbowarsito, 2011):a. Peptone 10 g b. Laktosa 10 gc. Oxgall 20 gd. Brilliant green 0,0133 ge. Aquades 1 literE. Tinjauan Umum Tentang Most Probable Numbers (MPN)Most Probable Numbers (MPN) adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau massa sampel. Misalnya dengan larutan yang berisi 1.000 sel/ml, diencerkan 10 kali menjadi larutan yang berisi 100 sel/ml. Lalu diencerkan lagi 10 kali, sehingga jumlah sel adalah 10 sel/ml, dan diencerkan 10 kali lagi, sehingga hanya terdapat 1 sel/ml, dan diencerkan lagi 10 kali tinggal 0,1 sel/ml (Hastomo, 2010).Pengujian air untuk pemeriksaan bakteriologis air dilakukan dalam beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut (Ane, 2013):1. Uji Perkiraan (Presumptive Test)Uji perkiraan merupakan uji pendahuluan untuk mengetahui apakah sampel air mengandung bakteri. Jika terbentuk gelembung pada tabung peragian (tabung media laktose) setelah inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 35 oC, terdapat indikasi bahwa sampel air mengandung bakteri jenis Coliform. Untuk lebih memastikan bahwa yang terdapat pada sampel air adalah bakteri Coliform, perlu dilakukan uji penegasan ke dalam media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Jika dalam media tersebut terbentuk gas, sampel air benar-benar positif mengandung bakteri Coliform.2. Uji Penegasan (Confirmed Test)Uji penegasan merupakan uji lanjutan dari uji perkiraan pada tabung media laktosa yang positif mengandung gelembung. Pada uji penegasan, digunakan media Brilliant Green Lactose Broth (BGLB). Jika dalam media tersebut terbentuk gas setelah inkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 35 oC, sampel air benar-benar positif mengandung bakteri Coliform. Untuk mendapatkan kemantapan hasil analisis, perlu dilanjutkan ke uji pelengkap.3. Uji Pelengkap (Completed Test)Uji pelengkap merupakan uji terakhir yang dijadikan indikator untuk membuktikan adanya kontaminasi tinja manusia pada sampel air. Pada uji ini, dilakukan analisis bakteri Coliform tinja (bakteri fecal) melalui perhitungan Most Probable Number (MPN). MPN ditentukan dengan mencocokkan tabel Hoskin J.K dan hasilnya dinyatakan dalam MPN Coliform/100 ml air (Sartika, 2005).Outputmetode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 Coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Hastomo, 2010).AIR LIMBAH

Manusia sangat membutuhkan air dalam hidupnya, baik untuk keperluan minum, memasak mencuci, dan sebagainya. Menurut perhituingan kebutuhan, dalam satu hari, seorang dewasa membutuhkan sekitar 1,6 liter air untuk dikonsumsi, sehingga penyediaan air minum yang aman mutlak diupayakan. Bahaya laten yang selalu mengancam kita lewat media air bersih dan air minum ini adalah bakteri e-coli.Bakteri yang sangat identik dengan pencemaran tinja.Mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram tinja dapat mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius. Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu : virus, Protozoa, cacing dan bakteri yang umumny diwakili oleh jenis Escherichia coli (E-coli).Menurut catatan Badan Kesehatan dunia (WHO), air limbah domestik yang belum diolah memiliki kandungan virus sebesar 100.000 partikel virus infektif setiap liternya, lebih dari 120 jenis virus patogen yang terkandung dalam air seni dan tinja.

Sebagian besar virus patogen ini tidak memberikan gejala yang jelas sehingga sulit dilacak penyebabnya. Bakteri penghuni usus manusia dan hewan berdarah panas ini telah mengkontaminasi hampir keseluruhan air baku air minum, sungai, sumur.

Setelah tinja memasuki badan air, E-coli akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada kondis tertentu E-coli dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal di dalam pelvix ginjal dan hati.

AIR MINUM

Sesuai Permenkes Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, dipersyaratkan bahwa angka E.coli dalam air minum adalah Nol per 100 ml air harus dipenuhi.

Berdasarkan data Depkes diketahui, persyaratan yang harus dipenuhi PDAM untuk kualitas bakteriologis air minum PDAM menggunakan indikator coliform 0 per 100 ml air. Sedangkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap 46,858 sampel air minum dari 27 propinsi pada tahun 1995 diketahui, hanya 42,5 persen yang memenuhi syarat (coliform 0 per 100 ml air). Artinya 57,5 persen air minum dari PDAM tidak memenuhi syarat (teh terkontaminasi bakteri e-coli). Faktor dominan terjadinya pencemaran air PDAM oleh bakteri e-coli adalah kebocoran pipa serta kondisi air baku.

Standar air minum di Indonesia mengikuti standar WHO yang dalam beberapa hal disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Pada tahun 2002, Departemen Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 tahun 2002 bahwa air minum tidak diperbolehkan mengandung bakteri coliformdan Escherichia coli. Sedangkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-2006, air minum dalam kemasan selain tidak boleh mengandung bakteri pathogen yaitu Salmonelladan Pseudomonas aeruginosa, juga tidak boleh mengandung cemaran mikroba lebih besar dari 100 koloni/ml. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan air minum adalah produksi air minum isi ulang yang pada saat ini telah berkembang pesat di seluruh daerah di Indonesia, utamanya di perkotaan seiring dengan pertumbuhan industri air dalam kemasan. Usaha ini ditempuh untuk memberikan pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan air minum yang baik ditengah-tengah semakin mahalnya harga air minum dalam kemasan (Radji dkk, 2008).

Sebagai air minum, air minum isi ulang harus memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Hampir di setiap jalan terdapat depo yang menjual air minum isi ulang. Namun kualitas air minum isi ulang masih diragukan karena diduga dapat terkontaminasi mikroba pathogen jika penanganan dan pengolahannya kurang baik. Pemeriksaan kualitas bakteriologis air minum dalam kemasan termasuk air minum isi ulang harus dilakukan pemeriksaan cemaran bakterinya secara berkala. Dalam lampiran Kepmenkes No. 907 tahun 2002 ditetapkan bahwa pemeriksaan kualitas bakteriologi air minum dalam kemasan dan air minum isi ulang disebutkan bahwa pemeriksaan bakteriologis air baku untuk air minum harus dilakukan setiap 3 bulan sekali sedangkan untuk air minum yang siap dimasukkan ke dalam kemasan minimal 1 kali setiap bulan (Radji dkk, 2008).

BADAN AIR

Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang pada dasarnya semua makhluk hidup di dunia ini sangat menggantungkan hidupnya pada air. Untuk manusia, air selain sebagai konsumsi makan dan minum juga diandalkan untuk keperluan pertanian, industri dan lain lain.

Pada dasarnya bakteri yang hidup di dalam air dibedakan atas bakteri patogen dan non-patogen. Bakteri patogen yang hidup di dalam air dapat menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan. Beberapa contohnya adalah Salmonella thyposa, Shigella dysenteriae, Vibrio colerae, Salmonella parathypi, Salmonella thypi. Untuk bakteri non-patogen terdiri atas golongan bakteri Coliform, Fecal streptococci, Iron bakteri, Actinomycetes (Purbowarsito, 2011).Tingginya kandungan bakteri dalam suatu badan air akan menurunkan kualitas air tersebut dan keberadaan bakteri Coliform menjadi salah satu indikator adanya pencemaran pada badan air. Salah satu contohnya, yaitu E. coli. E.coli dapat menyebabkan penyakit pada manusia seperti diare (Astawan, 2007 dalam Mahdi & Hadi, 2011) di mana sampai tahun 2001 diare masih merupakan penyebab kematian bayi ketiga di Indonesia (ISSDP, 2006 dalam Mahdi & Hadi, 2011). Sedangkan menurut baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP 82/2001 tentang Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum kandungan E-coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari 10.000. Menurut salah satu penelitian (Kajian Dhani Arnantha staf peneliti Lembaga kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah) jumlah E-coli dalam 100 ml air Kali Mas Surabaya mencapai 1600 milyar

Pengetahuan masyarakat terhadap bakteri E. coli agaknya memang masih kurang. Bakteri jenis ini merupakan indikator utama terjadinya pencemaran suatau media oleh tinja, sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagai kita.

Berikut beberapa informasi yang terkait dengan jenis bakteri ini :Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia. Oleh karena itu, dikenal juga dengan istilah koli tinja, sedangkan Enterobacter aerogenes biasanya ditemukan pada hewan atau tanam-tanaman yang telah mati. Bakteri Escherechia coli merupakan mikroorganisme normal yang terdapat dalam kotoran manusia, baik sehat maupun sakit. Dalam satu gram kotoran manusia terdapat sekitar seratus juta bakteri E. coli. Bakteri berasal dari kata Bakterion (Yunani = batang kecil). Berdasarkan Klasifikasi, bakteri digolongkan dalam Divisio Schizomycetes. Escherichia coli (E. coli ) adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif, ditemukan oleh Theodor Escherich (tahun 1885). Hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya. Bakteri ini banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

Secara garis besar klasifikasi bakteri E.coli , berasal dari Filum Proteobacteria, Kelas Gamma Proteobacteria, Ordo Enterobacteriales, Familia Enterobacteriaceae, Genus Escherichia, Spesies Escherichia coli. Secara morfologi E.coli merupakan kuman berbentuk batang pendek, gemuk, berukuran 2,4 x 0,4 sampai 0,7 , Gram-negatif, tak bersimpai , Bergerak aktif dan tidak berspora. Bakteri E.coli merupakan organisme penghuni utama di usus besar, hidupnya komensal dalam kolon manusia dan diduga berperan dalam pembentukan vitamin K yang berperan penting untuk pembekuan darah. Dari berbagai penelitian menunjukkan, beberapa galur atau strain dari bakteri E. coli juga dapat menyebabkan wabah diare atau muntaber, terutama pada anak-anak. Bakteri penyebab penyakit yang cukup berbahaya ini diklasifikasikan berdasarkan karakteristik sifat-sifat virulensinya. Setiap kelompok dapat menyebabkan penyakit diare melalui mekanisme yang berbeda-beda. Kelompok E. coli tersebut di antaranya adalah sebagai berikut ( sebagian besar tulisan merupakan kutipan dari buku manual pemberantasan penyakit menular)

http://hidayahberbagipengetahuan.blogspot.com/2012/05/pemeriksaan-kualitas-bakteriologis-air.html1. Uji PerkiraanPada uji perkiraan ini diperoleh bahwa ada 5 tabung yang mengalami perubahan media (memiliki gelembung). Gelembung gas yang terbentuk merupakan hasil dari peragian laktosa yang dilakukan oleh bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa kelima tabung tersebut positif mengandung bakteri Coliform.Sampel pada percobaan ini adalah air danau Universitas Hasanuddin. Diketahui bahwa danau merupakan salah sumber air yang memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan bahwa air danau Universitas Hasanuddin mengandung bakteri Coliform. Keberadaan bakteri Coliform pada air danau Universitas Hasanuddin menandakan bahwa air danau tersebut telah mengalami pencemaran secara biologis. Hal ini didukung oleh letak danau yang dekat dengan kegiatan pertanian (pemupukan), rumah sakit, saluran pembuangan dari perkantoran dan gedung lainnya serta dekat dengan pemukiman padat penduduk. 2. Uji PenegasanSetelah memastikan bahwa pada 5 tabung sampel air danau Universitas Hasanuddin mengandung bakteri Coliform maka dilakukan lagi uji penegasan untuk membuktikan ada tidaknya bakteri fecal coli yang terkandung di dalam air danau tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan bahwa kelima-limanya terdapat gelembung pada tabung durham, sehingga dapat dinyatakan bahwa air danau unhas positif mengandung bakteri fecal coli.Keberadaan bakteri fecal coli merupakan indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Hal ini sangat erat kaitannya dengan letak danau yang berada di sekitar pemukiman padat penduduk serta saluran pembuangan limbah dari rumah sakit maupun dari perkantoran. Tercemarnya air danau Universitas Hasanuddin juga ditandai dengan banyaknya tanaman eceng gondong di sekitar danau sebagai bentuk bahwa danau tersebut memiliki air yang tidak jernih (keruh) dengan unsur hara yang tinggi akibat tingginya tingkat pencemaran limbah cair ataupun padat.Air danau tidak memiliki aliran atau diam dan tersimpan dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengandung sisa-sisa pembusukan dialam seperti pembusukan akar-akar, rumput-rumput serta mengandung alga, fungi dan jasad-jasad renik lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa tingginya aktivitas dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri pada danau.3. Perhitungan Jumlah BakteriHasil dari perhitungan jumlah bakteri dengan melihat tabel MPN / JPT adalah adalah 64 MPN/100 ml maka terdapat nilai MPN 64/gram dalam setiap sampel air. Artinya bahwa dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 64 Coliformpada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka kualitas air tersebut makin tinggi. Berdasarkan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa total Coliformyang diperbolehkan pada air bukan perpipaan adalah maksimum 50 MPN/100 ml. Hal ini menunjukkan bahwa total Coliformyang terkandung pada air danau Universitas Hasanuddin melampaui ambang batas, sehingga tidak layak digunakan sesuai peruntukannya.http://mawedmd.blogspot.com/2013/04/pemeriksaan-bakteriologis-pada-air-danau.html