ca colorektal dini
TRANSCRIPT
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 1/15
TINJAUAN PUSTAKA
I. Anatomi
Kolon berjalan sepanjang katup ileosekal sampai ke anus. Secara anatomis, dibagi
menjadi kolon, rektum, dan kanalis analis. Dinding dari kolon dan rektum terdiri dari lima
lapisan: mukosa, submukosa, otot sirkular dalam, otot longitudinal luar, dan tunika serosa. Pada
kolon, otot longitudinal luarnya terbagi menjadi tiga taeniae coli, yang bertemu dengan apendiks
pada ujung proksimal dan rektum pada bagian distal. Pada rektum distal, lapisan otot polos
dalam saling menggabung sehingga membentuk sfingter anus internal pada minggu ke duabelas
masa gestasi. Kolon intraperitoneal dan sepertiga proksimal rektum terlapisi oleh serosa;
sedangkan bagian tengah dan bawah rektum kurang mengandung serosa.
Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih cm. Sumbunya mengarah ke
!entokranial yaitu ke arah umbilikus dan membentuk sudut yang nyata ke dorsal dengan rektum
dalam keadaan istirahat. Pada saat defekasi sudut ini menjadi lebih besar. "atas atas kanalis anus
disebut garis anorektum, garis mukokutan, linea pektinatum, atau linea dentatum. Di daearah ini
terdapat kripta anus dan muara kelenjar anus antara kolumna rektum. #ekukan antar$sfingter
sirkuler dapat diraba di dalam kanalis analis sewaktu melakukan colik dubur, dan menunjukkan
batas antara sfingter intern dan sfingter ekstern %garis &ilton'.
Otot Pada Rectum
(tot dasar pel!is terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian posterior disebut sebagai otot
diafragmatik dan bagian anteromedial disebut sebagai kelompok pubo!isceral. (tot diafragmatik
berasal dari membran obturator dan )schium sampai ke spinal ischiadika kemudian berlanjut ke
medial dan ke bawah masuk ke raphe anokosageal, serat anterior berlanjut ke serat posterienor
membentuk suatu lembaran otot dengan otot kontralateral. *aphe anokoksigeal berjalan ke
bawah dan ke depan dari perlekatan sacrum dan tulang koksigeus menuju otot sfingter internus
dan puborectal sling complex masuk ke canalis ani melalui mucocutaneus junction. Kelompok
pubo!isceral berasal dari bagian belakang pubis berjalan turun ke medial dan ke belakang masuk
ke !iscera pel!is dan perineal body. Di bagian posterior kelompok otot ini masuk ke kanalis ani
dan perianal membentuk otot puboanalis. +uskulus le!ator ani membentuk diafragma pel!is
serta bagian atas kanalis ani sedangkan bagian dasarnya adalah otot dan sfingter ani eksternus.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 2/15
ntara otot le!ator ani dan sfingter ani intrenus disebut sebagai muscle comple- atau !ertical
fibre. Secara rinci kanalis ani terdiri dari otot ischiococygeus, otot iliococygeus, otot
pubococygeus, otot sfiongter ekstrenus superfisialis dan profunda. Sedangkan lapisan yang
berfungsi sebagai sfingter internus pada indi!idu normal adalah ketebalan lapisan sirkuler dari
otot in!olunter usus di sekitar anorektal.
Posisi Colon
Kolon mulai berjalan dari awal ileus terminal dan sekum dan berjalan sepanjang sampai
kaki sampai ke rektum. Perbatasan rektosigmoid dapat ditentukan yaitu ketika tiga taeniae coli
membentuk otot polos longitudinal luar rektum. Sekum mempunyai diameter kolon yang paling
lebar %/, 0 1, cm' dan mempunyai dinding otot yang tipis. &al ini membuat sekum menjadi
rentan terhadap perforasi dan yang paling jarang terjadi obstruksi. Kolon asenden bagian
posterior menempel pada retroperitoneum, sedangkan bagian lateral dan anteriornya merupakan
bagian dari struktur intraperitoneal. 23hite line of 4oldt5 merupakan gabungan antara
mesenterium dengan peritoneum posterior. "agian yang halus ini membuat pembedah sebagai
panduan untuk memobilisasi kolon dan mesenterium dari retroperitoneum.
6le-ura hepatica %fle-ura coli de-tra' menjadi penanda transisi kolon asenden %panjang
7 cm' menjadi kolon trans!ersum %panjang 8 cm'. Kolon trans!ersum intraperitoneal relatif
dapat bergerak, namun terikat dengan ligamentum gastrokolika dan mesenterium kolon.
(mentum majus menempel pada ujung anterior9superior kolon trans!ersum, hal inilah yang
menyebabkan gambaran seperti segitiga pada kolon tran!ersum ketika dilihat pada kolonoskopi.
6leksura splenika %fle-ura coli sinistra' menjadi penanda transisi kolon trans!ersum
menjadi kolon desendens %panjang cm'. )katan antara fleksura kolika dan limpa %ligamentum
ileokolika' merupakan ligamen yang pendek dan tebal, yang akibatnya membuat kolektomi
menjadi cukup sulit. Kolon desenden umumnya menempel pada retroperitoneum. Kolon sigmoid
bagian dari kolon dengan panjang yang ber!ariasi %7 0 cm, rata$rata 1 cm' dan diameter
yang sempit namun mempunyai pergerakan yang luas. +eskipun kolon sigmoid terletak pada
kuadran kiri bawah, akibiat mobilitasnya yang hebat dapat berpindah ke kuadran kanan bawah.
Pergerakan ini menjelaskan mengapa !ol!ulus umum ditemukan di kolon sigmoid dan mengapa
penyakit yang mengenai kolon sigmoid, contohnya di!ertikulitis, dapat mempunyai gejala nyeri
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 3/15
pada kuadran kanan bawah. Diameter yang sempit pada kolon sigmoid membuat bagian ini
sangat rentan terhadap obstruksi.
Vaskular Kolon dan Rectum
Suplai arteri pada kolon mempunyai banyak !ariasi. Singkatnya, arteri mesenterika
superior bercabang menjadi arteri ileokolika %sebanyak < populasi tidak memiliki arteri ini',
yang menyuplai darah ke ileus terminalis dan kolon asenden proksimal, arteri kolika dekstra,
yang menyuplai darah ke kolon asenden, dan arteri kolika media yang menyuplai kolon
tran!ersum. rteri mesenterika inferior %S+' bercabang menjadi arteri kolika sinistra yang
menyuplai kolon desenden, beberapa cabang arteri sigmoid, yang menyuplai kolon sigmoid, dan
arteri rektal superior yang menyuplai rektum proksimal.
Pengecualian pada !ena mesenterika inferior, !ena$!ena pada kolon mempunyai
terminologi yang sama seperti arteri. =ena mesenterika inferior berjalan naik pada
retroperitoneum melewati muskulus psoas dan berjalan posterior ke pankreas untuk bergabung
dengan !ena splenika. Pada kolektomi, !ena ini di gerakkan secara independen dan di ligasi pada
ujung inferior pankreas. Drainase !ena pada kolon trans!ersum proksimal menuju ke !ena
mesenterika superior yang begabung dengan !ena splenika untuk membentuk !ena porta. Kolon
trans!ersum distal, kolon desenden, kolon sigmoid, dan sebagian besar rektum terdrainase oleh
!ena mensenterika inferior yang bergerak ke atas menuju !ena splenika.
Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan in!aginasi ektoderm, sedangkan
rektum berasal dari endoderm. Karena perbedaan asal anus dan rektum ini maka perdarahan,
persarafan, serta pembuluh !ena dan limfenya berbeda juga, demikian pula epitel yang
menutupinya. *ektum dilapisi oleh mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh
anoderm yang merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar. Daerah batas rektum dan
kanalis analis ditandai oleh perubahan jenis epitel. Kanalis analis dan kulit luar disekitarnya kaya
akan persarafan somatik sensoris dan peka terhadap rangsangan nyeri, diperdarahi oleh arteri
rektalis superior dan vena rektalis superior , pembuluh limfatiknya menuju ke pel!is. Sedangkan
mukosa rektum mempunyai persarafan otonom yang tidak peka terhadap rangsangan nyeri,
diperdarahi oleh arteri rektalis inferior , dan vena rektalis inferior, Pembuluh limfatiknya menuju
ke inguinal.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 4/15
Gambar 3. Drainase !ena pada kolon. Dan rektum %Sumber: >ordon P&, ?i!at!ongs S @edsA: Principles and
Practice of Surgery for the Bolon, *ectum, and nus, nd ed. St. #ouis, Cuality +edical Publishing, 7, p '.
Drainase limfatik juga dinamakan sesuai dengan arterinya. Drainase limfatik bermulai dari
jaringan$jaringan limfatik dari muskularis mukosa. Pembuluh limfa dan limfonodusnya
dinamakan sesuai dengan arteri regional yang ada. #imfonodus epikolik ditemukan pada dinding
usus dan pada epiploika. ?odus yang berdekatan pada arteri disebut limfonodus parakolika.
#imfonodus intermediet terletak pada cabang utama pembuluh darah besar; limfonodus primer
rerletak pada arteri mesenterika superior atau inferior.
Gambar 4. #apisan Kolon dan Drainasi limfatik pada kolon %Sumber: Borman +# @edA: Bolon E *ectal Surgery,
8th ed. Philadelphia, #ippincott$*a!en, 71, p 7'.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 5/15
Suplai Saraf Kolon dan Rectum
Kolon teriner!asi oleh saraf simpatis %inhibisi' dan saraf parasimpatis %eksitasi9stimulasi',
yang keduanya berjalan paralel dengan arteri. Saraf simpatis muncul dari 4F 0 47 dan
preganglion lumbal splanchnikus #7 0 #. )ner!asi parasimpatis pada bagian kanan dan kolon
trans!ersum dan berasal dari ner!us !agus de-tra %?. G'. Sedangkan iner!asi parasimpatik untuk
kolon bagian kiri bermulai dari ner!i erigentes S 0 S8. ?er!us preganglion parasimpatis
bergabung dengan ner!us postganglion simpatis yang muncul pada akhir foramina sakralis.
Serat$serat saraf ini, melalui pleksus pel!is, mengelilingi dan menginer!asi prostat, uretra, !esika
semilunaris, !esika urinaria, dan otot dasar panggul. Diseksi rektal dapat mengganggu pleksus
pel!is dan subdi!isinya, menyebabkan disfungsi neurogenik !esika urinaria dan seksual
%sebanyak 8< kasus'. Derajat dan tipe disfungsi tergantung pada derajat keparahan cedera
neurologinya. #igasi arteri mesenterika inferior yang menyuplai ner!us hipogastrium
menyebabkan disfungsi saraf simpatis yang dicirikan sebagai ejakulasi retrograde dan disfungsi
!esika urinaria. Bedera pada saraf simpatis dan parasimpatis akan menghasilkan impotensi dan
atonia !esika urinaria.
Persarafan parasimpatik dikendalikan oleh ner!us S$S8 bagian depan yang memberi
percabangan ke rektum, ner!us tersebut melanjutkan rangsangan dari ganglia pada pleksus
Auerbach. ?er!us tersebut bertindak sebagai saraf motorik pada dinding usus dan rektum,
menghambat kerja sfingter internus dan serabut sensoris pada distensi rektal.
?er!us tersbut membentuk pleksus hipogastrikus pada !ertebra lumbalis kelima, kemudian
turun melalui dinding pel!is bagian posterolateral sebagai ner!us presakralis dan bergabung
dengan dengan ganglion pel!ik di bagian posterolateral. ?er!us tersebut bekerja sebagai
penghambat kerja dinding usus dan saraf motorik dari otot sfingter internus.
Sebagian besar otot le!ator terutama pada bagian atas %kelompok ischiococcygeus' dan
bagian anterior %termasuk serabut vertical muscle complex'. Hang disebut dengan kelompok
pobococcygeus, menerima iner!asi dari cabang anterior ner!us sakralis ketiga dan keempat.
Percabangan ini membentuk persarafan yang berjalan dibagaian atas pernukaan otot le!ator.
?er!us pudendus yang berasal dari ner!us sakralis kedua, ketiga dan keempat juga memberikan
inner!asi otot le!ator. "agian bawah otot le!ator dikenal sebagai kelompok puborektalis seperti
pada otot sfingter eksternus menerima inner!asi dari cabang perineal ner!us sakralis keempat
dan dari cabang hemoroidalis inferior dan perineal dari ner!us pudendus.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 6/15
Kanalis ani termasuk 7 cm diatas garis rektinea sampai kebawah dekat kulit, sensitif
terhadap rangsang nyeri %intraepithelial', raba %korpuskulum +eissner', Dingin %bulbus Krause',
tekanan %korpuskulum paccini dan >olgi +aIIoni', serta gesekan %korpuskulum genital'.
*ektum tidak sensiti!e terhadap rangsang tersebut, tetapi adanya sensasi berupa distensi rektal
karena persarafan parasimpatis otot polos dan oleh reseptor propioseptif di otot !olunteer akan
merangsang rektum.
II. Fisiologi
Secara garis besar, fungsi kolon adalah sebagai pencerna nutrien, sedangkan dimana fungsi
rektum adalah eleminasi feses. Pencernaan nutrien tergantung pada koloni flora normal, motilitas
usus, dan absorpsi dan ekskresi mukosa. Saat terjadi proses pencernaan, nutrien yang masuk ke
dalam tubuh tercampu oleh cairan biliopankreas dan >). Jsus halus mengabsorpsi sebagian
besar nutrien, dan juga beberapa cairan garam empedu yang tersekresi ke lumen. ?amun untuk
cairan, elektrolit, dan nutrien yang sulit terabsorpsi oleh usus halus akan diabsorpsi oleh kolon
agar tidak kehilangan cairan, elektrolit, nitrogen, dan energi terlalu banyak. Jntuk mencapai ini,
kolon sangat bergantung pada flora normal yang ada. Kira$kira sebanyak < berat kering feses
mengandung bakteri sebanyak 777 sampai 77 bakteri9gram feses. (rgnasime yang paling
banyak adalah bakteri anaerob dengan spesies yang terbanuak dari kelas Bacteroides %777
sampai 77 organisme9m#'. schericia coli merupakan bakteri spesies yang paling banyak 71
sampai 77 organisme9m#'. 6lora normal ini berguna untuk memecah karbohidrat dan protein
serta mempunyai andil dalam metabolism bilirubin, asam empedu, estrogen, dan kolesterol, dan
juga !itamin K. 6lora normal juga berguna untuk menekan jumlah bakteri patogen, seperti
Clostridium difficile. Lumlah bakteri yang tinggi dapat menyebabkan sepsis pada pasien dengan
keadaan umum yang buruk dan dapat menyebabkan sepsis inta$abdomen, abses, dan infeksi pada
luka post$operasi kolektomi.
Jrea merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen. Pada manusia dan sebagian besar
mamalia tidak mempunyai enIim urease, namun flora normal bakteri pada ususnya kaya akan
enIim urease. Kondisi patologis urea yang paling umum adalah gagal hepar. Ketika hepar tidak
mampu menggunakan kembali urea nitrogen yang diabsorpsi kolon, ammonia masuk ke blood$
brain barrier dan menyebabkan gangguan neurotransmiter, dimana akan menyebabkan koma
hepatik.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 7/15
4otal luas absorpsi kolon kurang lebih sekitar cm dan air yang masuk kedalam kolon
perharinya mencapai 7 0 7. m#. ir yang tersisa di kolon hanya sekitar 7 0 7
m#9hari. bsorpsi natrium per harinya juga cukup tinggi, yaitu dari sebanyak mM9#
natrium per hari yang masuk ke kolon, pada feses hanya tersisa 0 mM9#. pitel kolon
dapat memakai berbagai macam sumber energi; namun, n$butirat akan teroksidasi ketika ada
glutamin, glukosa, atau badan keton. Karena sel mamalia tidak bisa menghasilkan n$butirat,
epitel kolon bergantung pada bakteri lumen untuk memproduksinya dengan cara fermentasi.
Kurangnya n$butirat disebabkan oleh inhibisi fermentasi akibat antibiotik spektrum luas, yang
menyebabkan kurangnya absorpsi sodium dan air sehingga menyebabkan diare.
Sebagai penyeimbang akibat kehilangan natrium dan air, mukosa kolon menyerap asam
empedu. Kolon menyerap asam empedu yang lolos terserap dari ileus terminalis, sehingga
membuat kolon menjadi bagian sirkulasi enterohepatika. Ketika absorpsi asam empedu pada di
kolon melewati batas, bakteri akan mengkonjugasi asam empedu. sam empedu yang
terkonjugasi akan mengganggu absorpsi natrium dan air, sehingga menyebabkan diare sekretoris
atau diare koleretik. Diare sekretoris dapat dilihat saat setelah hemikolektomi sebagai fenomena
transien dan lebih permanen reseksi ileus ekstensif.
6ermentasi pada kolon terbentuk sesuai morfologi$morfologi kolon. Kolon dapat dibagi
menjadi tiga segmen anatomis: kolon de-tra, kolon sinistra, dan rektum. Kolon de-tra
merupakan ruangan fermentasi pada traktus >), dengan sekum sebagai segmen kolon yang
memiliki akti!itas bakteri yang aktif. Kolon bagian kiri merupakan tempat penyimpanan
sementara dan dehidrasi feses. 4ransit pada kolon diatur oleh system saraf autonom. Sistem saraf
parasimpatis mensuplai kolon melalui ner!us !agus dan ner!us pel!ikus. Serat$serat saraf saat
mencapai kolon akan membentuk beberapa pleksus;pleksus subserosa, pleksus myenterika
%uerbach', submukosa %+eissner', dan pleksus mukosa.
+otilitas usus berbeda$beda tiap segmen anatomi. Pada kolon sebelah kanan, gelombang
antiperistaltik, atau retropulsif, menimbulkan aliran retrograd sehingga isi dari usus terdorong
kembali ke sekum. Pada kolon sebelah kiri, isi dari lumen usus terdorong ke arah kaudal oleh
kontraksi tonis, sehingga terpisah$pisah menjadi globulus$globulus. Kontraksi yang ketiga, mass
peristaltic, merupakan gabungan antara gerakan retropulsif dan tonis.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 8/15
Defekasi
Pada bayi baru lahir defekasi bersifat otonom tetapi dengan perkembangan, maturitas
defekasi dapat diatur. Pemindahan feses dari kolon sigmoid ke rektum kadang dicetuskan juga
oleh rangsang makanan terutama pada bayi. pabila rektum terisi feses maka akan dirasakan
oleh rektum sehingga menimbulkan keinginan untuk defekasi. *ektum mempunyai kemampuan
yang khas untuk mengenal dan memisahkan bahan padat, cair, dan gas.
Syarat untuk terjadinya defekasi normal adalah persarafan sensibel untuk sensasi isi
rektum dan persarafan sfingter ani untuk kontraksi dan relaksasi, peristaltik kolon dan rektum
normal, dan struktur organ panggul yang normal. Sikap badan waktu defekasi juga memegang
peranan yang penting. Defekasi terjadi akibat peristaltik rektum, relaksasi sfingter ani eksternus,
dan dibantu mengedan.
Gambar 5. *efleks pada Kolon dan *ektum
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 9/15
Distensi pada rektum akan menimbulkan stimulasi yang menginisiasi refleks defekasi.
*efleks tersebut menimbulkan kontraksi lemah pada rektum dan relaksasi sfingter ani interna.
Stimulasi parasimpatik menyebabkan kontraksi kuat pada rektum sehingga mempunyai andil
dalam refleks defekasi. ksi potensial yang disebabkan oleh distensi rektum dibawa oleh serabut
saraf aferen korda spinalis pada regio sakrum, dimana serabut saraf eferen menginisiasi kontraksi
peristaltik pada kolon bagian bawah dan rektum. *efleks defekasi mengurangi aksi potensial ke
sfingter ani internus sehingga terjadi relaksasi. Sfingter ani eksternus, yang tersusun atas otot
skelet dan dapat dikendalikan oleh otak, mencegah peregerakan feses keluar dari rektum. Ketika
sfingter ini direlaksasi secara !olunteer, maka feses akan keluar. *efleks defekasi berlangsung
selama beberapa menit dan secara gradual akan berkurang. Pergerakan luas pada kolon
diperkirakan menjadi pencetus timbulnya refleks defekasi kembali.
))). B K(#(*K4#. Definisi
Bolorectal Bancer atau dikenal sebagai Ba. Bolon atau Kanker Jsus "esar adalah
suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendi- %usus buntu'. Di
negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan
menjadi penyebab kematian yang utama di dunia barat. Jntuk menemukannya diperlukan
suatu tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah
melalui pembedahan diikuti kemoterapi.". >ejala
+ula$mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun %sebagai gejala
umum keganasan' dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung
beberapa waktu barulah muncul gejala$gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan
tumor dalam ukuran yang bermakna di usus besar. +akin dekat lokasi tumor dengan anus
biasanya gejalanya makin banyak. "ila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar,
gejala tersebut terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran
%metastasis'.
7. >ejala lokalnya adalah:
$ Perubahan kebiasaan buang air
$ Perubahan frekuensi buang air, berkurang %konstipasi' atau bertambah %diare'
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 10/15
$ Sensasi seperti belum selesai buang air, %masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar'
dan perubahan diameter serta ukuran kotoran %feses'. Keduanya adalah ciri khas dari
kanker kolorektal
$ Perubahan wujud fisik kotoran9feses
$ 6eses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang air
besar
$ 6eses bercampur lendir
$ 6eses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya perdarahan di
saluran pencernaan bagian atas
$ 4imbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
$ danya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
$ 4imbul gejala$gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih %timbul
darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll', !agina %keputihan yang berbau,
muncul lendir berlebihan, dll'. >ejala$ gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan
semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya
. >ejala umumnya adalah :
$ "erat badan turun tanpa sebab yang jelas %ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan'.
$ &ilangnya nafsu makan
$ nemia, pasien tampak pucat
$ Sering merasa lelah
$ Kadang$kadang mengalami sensasi seperti melayang
. >ejala penyebarannya adalah :
$ Penyebaran ke &ati, menimbulkan gejala :
$ Penderita tampak kuning
$ ?yeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
$ Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik . 4imbul suatu gejala lain
yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan kekentalan darah
akibat penyebaran kanker.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 11/15
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 12/15
B. 4ingkatan 9 Staging 9 Stadium Kanker Kolon
4erdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi 4?+,
klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut
%mirip dengan klasifikasi Dukes' :
Stadium 7 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon
Stadium : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
D. Diagnostik
Pemeriksaan yang dibutuhkan dalam mendiagnosis pasti kanker kolon :
Pemeriksaan rektal dengan jari %Digital *ectal -am', di mana dokter memeriksa
keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu
menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum
menyebar hingga rektum.
7. Pemeriksaan darah dalam tinja.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 13/15
. ndoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam
kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat
sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.
. Pemeriksaan barium enema dengan double contrast.
8. =irtual Bolonoscopy.
. B4 Scan.
F. Pemeriksaan kadar B %Barcino mbryonic ntigent' darah.
/. 3hole$body P4 Scan )maging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang
paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren %yang timbul kembali'.
1. Pemeriksaan D? 4inja.
. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. 4erapi
akan jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. 4ingkat kesembuhan
kanker stadium 7 dan masih sangat baik. ?amun bila kanker ditemukan pada stadium
yang lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan
sembuhnya pun akan jauh lebih sulit.
Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi (perasi masih menduduki
peringkat pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan9atau radioterapi %mungkin
diperlukan'.
7. Pembedahan
4indakan ini dibagi menjadi Burati!e, Palliati!e, "ypass, 6ecal di!ersion, dan
(pen$and$close. "edah Burati!e dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah
yang terlokalisir. )ntinya adalah membuang bagian yang terkena tumor dan
sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin diperlukan suatu tindakan yang disebut 4+
%4otal +esorectal -cision', yaitu suatu tindakan yang membuang usus dalam jumlah
yang signifikan. kibatnya kedua ujung usus yang tersisa harus dijahit kembali.
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 14/15
"iasanya pada keadaan ini diperlukan suatu kantong kolostomi, sehingga kotoran yang
melalui usus besar dapat dibuang melalui jalur lain. Pilihan ini bukanlah suatu pilihan
yang enak akan tetapi merupakan langkah yang diperlukan untuk tetap hidup,
mengingat pasien tidak mungkin tidak makan sehingga usus juga tidak mungkin tidak
terisi makanan 9 kotoran; sementara ada bagian yang sedang memerlukan
penyembuhan. pa dan bagaimana kelanjutan dari kolostomi ini adalah kondisional
dan indi!idual, tiap pasien memiliki keadaan yang berbeda$beda sehingga
penanganannya tidak sama.
"edah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak,
dengan tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita
akibat ulah tumor primer tersebut. 4erkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat
menyelamatkan jiwa. "ila penyebaran tumor mengenai organ$ organ !ital maka pembedahan pun secara teknis menjadi sulit.
"edah bypass atau fecal di!ersion %pengalihan tinja' melalui lubang. Pilihan
terakhir pada kondisi terburuk adalah open$and$close, di mana dokter membuka
daerah operasinya, kemudian secara de facto melihat keadaan sudah sedemikian rupa
sehingga tidak mungkin dilakukan apa$apa lagi atau tindakan yang akan dilakukan
tidak memberikan manfaat bagi keadaan pasien, kemudian di tutup kembali. 4indakan
ini sepertinya sudah tidak pernah dilakukan lagi mengingat sekarang sudah banyak
tersedia laparoskopi dan radiografi canggih untuk mendeteksi keberadaan dan kondisi
kanker jauh sebelum diperlukan operasi.
. ?on "edah
Kemoterapi dilakukan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi terjadinya
metastasis %penyebaran', perkembangan sel tumor, mengecilkan ukurannya, atau
memperlambat pertumbuhannya.
*adioterapi jarang digunakan untuk kanker kolon karena memiliki efek samping
dan sulit untuk ditembakkan ke bagian yang spesifik pada kolon. *adioterapi lebih
sering pada kanker rektal saja.
)munoterapi sedang dikembangkan sebagai terapi tambahan untuk kanker
kolorektal. 4erapi lain yang telah diujicoba dan memberikan hasil yang sangat
7/23/2019 CA Colorektal Dini
http://slidepdf.com/reader/full/ca-colorektal-dini 15/15
menjanjikan adalah terapi =aksin. Ditemukan pada ?o!ember F lalu sebuah !aksin
bermerek4ro=a- yang terbukti secara efektif mengatasi berbagai macam kanker.
=aksin ini bekerja dengan cara meningkatkan sistem imun penderita untuk melawan
penyakitnya. 6ase ujicobanya saat ini sedang ditujukan bagi kanker ginjal dan
direncanakan untuk kanker kolon. 4erapi lainnya adalah pengobatan yang ditujukan
untuk mengatasi metastasisnya %penyebaran tumornya'.
4erapi Suportif. Diagnosis kanker sangat sering menimbulkan pengaruh yang
sangat besar pada kejiwaan penderitanya. Karenanya dorongan dari rumah sakit,
dokter, suami9istri, kerabat, keluarga, social support group sangat penting bagi
penderitanya.