modul diklat dasar 5 bahan ajar perawatan, gizi dan kesehatan anak usia dini
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
1/128
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan SDM di Indonesia masih mendapat tantangan besar. Data Riskesda
2010 menunjukkan masalah gizi masih merupakan masalah nasional. Hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menemukan dari total balita 21.760.200 terdapat: 35,6% anak
balita pendek (stunting), 17,9 % gizi kurang, 13,3% balita kurus, dan 14% kelebihan gizi
(overweight & obesitas) sebesar 14%. Masalah gizi lain adalah kurang vitamin A dimana
berdasarkan studi gizi mikro di 10 kota pada 10 propinsi pada tahun 2006 menunjukkan
bahwa prevalensi Xeropthalmia pada balita 0,13% dan serum retinol kurang dari 20g/dl
adalah 14,6% dari 21.760.200 balita. Anemia besi juga masih merupakan masalah gizi diIndonesia. Hasil analisis terhadap Survei Kesehatan Rumah Tangga (2001) menunjukkan
prevalensi anemia besi relatif tinggi. Terdapat 61.3% pada bayi
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
2/128
2
Jelaslah bahwa masalah gizi tidak saja berdampak jangka pendek tapi berbekas sampai
masa depan. Gizi kurang dan buruk tidak hanya meningkatkan resiko morbiditas dan
mortalitas prenatal dan bayi tapi juga mempengaruhi pertumbuhan fisik jangka panjang,
perkembangan kognitif, kapasitas belajar, prestasi sekolah dan prestasi kerja dimasa depan
(Mora dan Nestel, 2000).
Usia 0-6 tahun usia emas tumbuh kembang sehingga anak harus dijaga untuk tidak
mengalami gangguan tumbuh kembang. Kenyataan menunjukan prevalensi gizi kurang
justru tinggi pada usia kritis ini. Terdapat beberapa alasan mengapa anak usia dini justru
rentan terhadap masalah gizi kurang dibanding paska umur enam tahun.
Pertama, kebutuhan gizi per kilogram berat badan pada anak usia dini lebih besar
dibandingkan dengan kebutuhan gizi setelah masa tersebut. Hal ini disebabkan karena
dalam siklus hidup manusia kecepatan pertumbuhan paling tinggi terjadi pada masa ini.Kedua, anak usia 0-6 tahun selalu aktif, bergerak dan bermain sehingga kebutuhan
untuk aktifitas ini juga tinggi. Bayi bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan sehingga
kebutuhan makanan perlu ditambah, namun banyak ibu tidak memberikan tambahan. Hal
ini mengakibatkan output tidak sesuai dengan input.
Ketiga, aktifitas, keinginan bereksplorasi dan keingintahuannya yang tinggi
menyebabkan anak usia ini cepat berespon dengan benda-benda sekitarnya melaui melalui
sentuhan, ciuman dan kadangkala memasukan benda kemulutnya. Keadaan ini
menyebabkan anak usia dini menjadi mudah tekena infeksi dan serangan penyakit. Penyakit
dan infeksi mempengaruhi penyerapan zat gizi yang dikonsumsi. Selain itu, sakit juga
menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat makanan yang masuk dalam tubuh
menjadi terbatas sedikit
Keempat, masalah sulit makan banyak terjadi pada rentang usia ini.
Kelima.Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan sentuhan-sentuhan penuh kasih
sayang yang dapat merangsang peningkatan hormon pertumbuhan dan daya tahan tubuh.
Keadaan yang sering terjadi justru sebaliknya pemberian makan tidak diikuti dengan
suasana yang nyaman.
Keenam, anak usia ini sangat senang mengkonsumsi makanan jajanan. Makanan
jajanan cenderung dengan bahan dasar karbohidrat dan tinggi gula. Tingginya konsumsi
makanan jajanan seperti ini dapat menyebakan anak tidak berselera pada saat disajikan
makanan utama.
Ketujuh, anak usia dini beresiko tinggi terkena paparan kontaminan. Sebagai contoh
adalah paparan timbal; anak dapat menyerap hingga 50% Timbal yang masuk ke dalam
tubuh, sedangkan orang dewasa hanya 10-15%.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
3/128
3
Jaminan dan perlindungan Gizi dan Kesehatan bagi setiap anak Indonesia terdapat
beberapa pasal pada Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang
mengamanatkan masalah gizi dan kesehatan sebagai Hak Anak. Gizi dan kesehatan
merupakan prasyarat penting dalam keberhasilan Pendidikan Anak Usia dini mengingat:
1. Zat Gizi merupakan Bahan Pembentuk otak dan organ lain yang berhubungan
dengan perkembangan anak
2. Zat Gizi diperlukan sebagai neurotransmitter
3. Zat gizi berperan dalam pembentukan imunitas anak
4. Kesehatan merupakan garansi bagi kelansungan proses Pendidikan anak Usia Dini
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1
angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan Pasal 1 ini, dengan jelas tersurat bahwa ransangan
pendidikan di lembaga PAUD untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan. Dimensi
pertumbuhan juga perkembangan sangat erat kaitannya dengan gizi dan kesehatan.
Pada tahun 2009, Pasal 1 Undang-undang no 20 tahun 2003 tersebut lebih
diperkuat lagi dengan keluarnya Permendiknas no 58 tentang standar PAUD.
Permendiknas ini menyebutkan bahwa Standar Pencapaian perkembangan anak usia dini
khususnya pada kesehatan fisik antara lain:
1) Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan,
2) Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan,
3) Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan.
Berarti lembaga PAUD seharusnya membuat program Perawatan, Gizi dan Kesehatan
yang mewujudkan standar tersebut. Berbagai program dapat dibuat dilaksanakan disekolahagar standar fisik ini dapat tercapai, antara lain dengan cara:
1) mengupayakan anak mengkonsumsi zat gizi sesuai kebutuhannya
2) mencegah anak terkena infeksi,
3) memantau perumbuhan dan perkembangan anak,
4) mencegah anak mengkonsumsi pangan yang memhayakan kesehatannya,
5) menanamkan dan membangun sadar gizi dan kesehatan pada diri anak
6) membuat program parenting yang berkenaan dengan peningkatan pengetahuan,
sikap dan ketrampilan keluarga untuk melakukan perawatan, kebersihan, pemberian
makan dan pembiasaan makan yang baik
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
4/128
4
Upaya mewujudkan standar kesehatan fisik pada anak usia dini memerlukan
dampingan orang dewasa yang memiliki kompetensi dibidang Perawatan, Gizi dan
Kesehatan. Itulah sebabnya kompetensi Perawatan, Gizi dan Kesehatan dipersyaratkan
bagi seorang guru PAUD seperti yang dipersyaratkan pada Permendiknas 58 tahun 2009
tentang Standar PAUD. Terdapat 3 (tiga) level pendidik PAUD yaitu: Pengasuh,
Pendamping dan Guru PAUD dengan masing-masing tugas dan wewenangnya. Berkenaan
dengan tugas dan wewenangnya, Pengasuh PAUD diharapkan memiliki kompetensi di
bidang Perawatan, Gizi dan Kesehatan sebagai berikut:
1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.
3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.
4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.
5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.
6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak
7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
5/128
5
Tujuan Umum
Buku ajar ini diharapkan menjadi acuan bagi pelatih dan peserta Diklat Dasar PAUD
Tujuan Khusus
Buku ajar ini diharapkan menjadi acuan bagi pelatih dan peserta Diklat Dasar PAUD
khususnya untuk dalam peningkatan kompetensi Perawatan, Gizi dan Kesehatan Anak Usia
Dini
B. Ruang Lingkup dan Waktu
1. Ruang Lingkup
Modul ini berisikan tentang pengertian, konsep, Manfaat, dan teknis aplikasi
berkenaan dengan bidang perawatan, gizi dan kesehatan anak usia dini.
2. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan dengan komposisi 3 jam teori dan 2 Jam praktek.
C. Petunjuk Belajar
Materi ajar disampaikan pada Bab III terdiri dari 4 bagian. Diharapkan
peserta dan pelatih mempelajari bertahap bagian demi bagian agar dapat
mengerti, memahami, menjadi bagian pembiasaan juga trampil menerapkannya
pada anak usia dini.
Pada pelaksanaan Diklat, sebelum diklat dilaksanakan peserta diminta
membuat tugas Pra Diklat Dasar. Tugas ini menjadi bagian diskusi dan bahan
pratikum pada saat diklat dilaksanakan. Tugas ini sekaligus menjadi tugas
mandiri bagi peserta setelah mengikuti diklat
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
6/128
6
BAB II
RENCANA PENYAJIAN MATERI
A. Kompetensi: Memahami dan memiliki ketrampilan dasar Perawatan, Gizi dan
Kesehatan Anak usia Dini
B. Indikator
Peserta mengetahui kompetensi dan indikator yang dipersyaratkan Permendiknas
nomor 58 tahun 2009, yang harus dimiliki oleh Pendidik PAUD khususnya yang
berkenaan dengan Perawatan, Gizi dan Kesehatan
Peserta trampil memberikan layanan dasar Gizi dan Kesehatan Anak Usia Dini
Peserta terampil dalam melakukan perawatan kebersihan Anak Usia Dini.
Peserta dapat menjelaskan pola makan dan kebutuhan gizi anak usia dini. Peserta dapat merencanakan dan melakukan perbaikan gizi anak usia dini di
lembaga PAUD
C. Materi/Sub Materi
A. Perawatan Gizi dan Kesehatan sebahgai Kurikulum dan Kompetensi Pendidik PAUD
1. Hubungan antara Program PAUD dengan Perawatan, Gizi dan Kesehatan
2. Perawatan, Gizi dan Kesehatan dalam Standar PAUD
3. Perawatan, Gizi dan Kesehatan dalam Standar Kompetensi Pendidik PAUD
B. Layanan Dasar Kesehatan dan Kebersihan Anak
1. Definisi Sehat dan Ciri Anak Sehat
2. Layanan Dasar Kesehatan Bagi AUD di Lembaga PAUD
3. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
4. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Rumah, Bermain dan Lingkungan Sekolah
Serta Lingkungan Tempat Tinggal Anak
C. Perawatan dan Kebersihan Anak Usia Dini
1. Mandi
2. Mencuci Tangan
3. Melatih Anak Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di Toilet (Toilet
Training)
D.Upaya Pencegahan Terjadi Kecelakaan Pada Anak
E. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
7/128
7
F. Pengukuran dan Penilaian Status Gizi Anak
1. Pengukuran Berat Badan
2. Pengukuran Tinggi Badan
3. Lingkaran Kepala
4. Lingkaran Lengan Atas
G. Cara Penilaian Hasil Pengukuran
H. Pola Makan dan Kebutuhan Gizi Anak Usia Dini
1. Pola Makan
2. Prinsip Pemberian Makan
3. Jenis zat Gizi
4. Jumlah Zat dan Gizi
I. Bahan Makanan Dan Kelompok Pangan Sumber Zat Gizi
1. Bahan Makanan Sumber Zat Gizi
2. Kelompok Pangan Sumber Zat Gizi
J. Peran Penting Minum Bagi Anak
1. Pengaturan Konsumsi Air
2. Pengaturan Pengeluaran Air
K. Tahap-tahap Pemberian Makan kepada Anak Usia Dini
1. ASI Satu-satunya Makanan Terbaik Pada Usia 0-6 Bulan
2. Memperkenalkan Makanan Padat Pada Bayi
a. Makanan Bayi Umur 6-9 Bulan
b. Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan
c. Makanan Anak Umur 1224 Bulan
d. Makanan Anak Usia 24 Bulan ke Atas
e. Makanan AUD untuk Situasi Khusus
D. Metode
Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan yang melibatkan peserta secara aktif
menggunakan metode teori dan praktek. Metode yang dapat digunakan dalam kegiatan
pelatihan adalah:
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
8/128
8
1. Paparan
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Penugasan
4. Simulasi
5. Praktik
E. Penilaian
Penilaian dilakukan dua tahapan, yaitu:
1. Penilaian pada saat pelatihan, yaitu pada saat peserta mengikuti pelatihan berupa
keaktifan dan pemenuhan tugas terstruktur dan hasil mengikuti pelatihan (Pre Pos
Tes)
2. Penilaian dilaksanakan setelah peserta menyelesaikan pelatihan berupa tugas
mandiri.
F. Alokasi waktu
3 teori dan 2 jpl
G. Sumber Belajar
H. Media Pembelajaran
Media pembelajaran berupa:
Powerpoint terdiri dari Powerpoint Teori dan Powerpoint Praktik.
Alat peraga pendukung lainnya
Filem-filem yang memperkuat paparan
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
9/128
9
BAB III.
PROGRAM PERAWATAN, GIZI DAN KESEHATAN DI LEMBAGA PAUD
A. Perawatan, Gizi dan Kesehatan Sebagai Kurikulum dan Kompetensi Pendidik
Paud
1. Hubungan antara Program PAUD dengan Perawatan, Gizi dan Kesehatan
Gizi dan kesehatan adalah hak dasar manusia. Jaminan dan perlindungan Gizi dan
Kesehatan bagi setiap anak Indonesia terdapat beberapa pasal pada Undang-Undang No
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang mengamanatkan masalah gizi dan
kesehatan sebagai Hak Anak.
Gizi dan kesehatan merupakan prasyarat penting dalam keberhasilan Pendidikan Anak Usia
dini mengingat:
1. Zat Gizi merupakan Bahan Pembentuk otak dan organ lain yang berhubungan
dengan perkembangan anak
2. Zat Gizi diperlukan sebagai neurotransmitter
3. Zat gizi berperan dalam pembentukan imunitas anak
4. Kesehatan merupakan garansi bagi kelansungan proses Pendidikan anak Usia
Dini
2. Perawatan, Gizi dan Kesehatan dalam Standar PAUD
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka
14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan Pasal 1 ini, dengan jelas tersurat bahwa ransangan
pendidikan di lembaga PAUD untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan. Dimensipertumbuhan juga perkembangan sangat erat kaitannya dengan gizi dan kesehatan.
Pada tahun 2009, Pasal 1 Undang-undang no 20 tahun 2003 tersebut lebih diperkuat lagi
dengan keluarnya Permendiknas no 58 tentang standar PAUD. Permendiknas ini
menyebutkan bahwa Standar Pencapaian perkembangan anak usia dini khususnya pada
kesehatan fisik antara lain:
1. Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan,
2. Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan,
3. Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
10/128
10
Berarti lembaga PAUD seharusnya membuat program Perawatan, Gizi dan Kesehatan
yang mewujudkan standar tersebut. Kurikulum memuat program gizi dan kesehatan.
Berbagai program dapat dibuat dilaksanakan disekolah agar standar ini dapat tercapai.
Standar kesehatan fisik tersebut dapat diwujudkan dengan cara:
1. mengupayakan anak mengkonsumsi zat gizi sesuai kebutuhannya
2. mencegah anak terkena infeksi,
3. memantau perumbuhan dan perkembangan anak,
4. mencegah anak mengkonsumsi pangan yang mebhayakan kesehatannya,
5. menanamkan dan membangun sadar gizi dan kesehatan pada diri anak
Upaya mewujudkan standar kesehatan fisik pada anak usia dini memerlukan dampingan
orang dewasa yang memiliki kompetensi dibidang Perawatan, Gizi dan Kesehatan. Itulah
sebabnya kompetensi perawatan, gizi dan kesehatan dipersayaratkan bagi seorang guru
PAUD seperti yang dipersyaratkan pada Permendiknas 58 tahun 2009 tentang Standar
PAUD.
Menurut Permendiknas no. 58 tahun 2009, Pendidik PAUD diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu:
1. Pendididk sebagai Pengasuh
2. Pendidik sebagai Guru Pendamping
3. Pendidik sebagai Guru PAUD
Sub Bab berikut ini akan memaparkan kompetensi Pendidik PAUD untuk ketiga level
Pendidik PAUD. Perawatan, Gizi dan Kesehatan termasuk bagian yang dipersyaratkan
harus dimiliki oleh seorang Pendidik PAUD.
3.Gizi dan Kesehatan dalam Standar Kompetensi Pendidik PAUD
Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD bertugas di
berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal seperti TK/RA,
KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat. Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri
atas guru dan guru pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan
nonformal terdiri atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
11/128
11
1. Standar Pengasuh PAUD (Permendiknas No.58 Tahun 2009)
a. Kualifikasi Akademik
Memiliki kualifikasi akademik minimum Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
sederajat.
b. Kompetensi yang harus dimiliki Pengasuh PAUD seperti tampak pada Tabel 1.
Tabel 1. Kompetensi Pendididk pada Level Pengasuh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Kompetensi Indikator
1. Memahami dasar-
dasar pengasuhan.
1.1 Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak.
1.2 Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.
1.3 Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.
1.4 Memahami tugas dan kewenangan dalam membantu guru dan guru
pendamping.2. Terampil
melaksanakan
pengasuhan.
2.1 Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.
2.2 Terampil bermain dan berkomunikasi secara verbal dan non verbal dengan
anak.
2.3 Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.
2.4 Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak.
3. Bersikap dan
berperilaku sesuai
dengan kebutuhan
psikologis anak.
3.1 Menyayangi anak secara tulus.
3.2 Berperilaku sabar, tenang, ceria, penuh perhatian, serta melindungi anak.
3.3 Memiliki kepekaan dan humoris dalam menyikapi perilaku anak.
3.4 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bertanggung
jawab.
3.5 Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat.3.6 Berperilaku santun, menghargai, dan hormat kepada orang tua anak.Catatan: indikator yang ditebalkan dan diarsir terkait dengan Gizi dan Kesehatan
2. Standar Guru Pendamping (Permendiknas No.58 Tahun 2009)
2.1 . Kualifikasi Akademik:
1) memiliki ijazah D-II PGTK dari Perguruan Tinggi terakreditasi; atau
2) memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan
memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/ kursus PAUD yang terakreditasi.
2.2 Kompetensi yang harus dimiliki Guru Pendamping seperti pada Tabel 2
Tabel 2. Kompetensi Pendidik pada Level Pendamping Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Kompetensi/Sub
kompetensiIndikator
1. Kompetensi
Kepribadian
1.1 Bersikap dan
berperilaku sesuai
dengan kebutuhan
psikologis anak.
1.1.1Menyayangi anak secara tulus.
1.1.2Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian.1.1.3Memiliki kepekaan, responsif dan humoris terhadap perilaku anak.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
12/128
12
Kompetensi/Sub
kompetensiIndikator
1.1.4Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana.
1.1.5Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi.
1.1.6Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak.1.2 Bersikap danberperilaku sesuai
dengan norma
agama, budaya dan
keyakinan anak.
1.2.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut,
suku, budaya, dan jender.
1.2.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, dan norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat.
1.2.3 Mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya
lain.
1.3 Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
berbudi pekerti
luhur
1.3.1 Berperilaku jujur.
1.3.2 Bertanggungjawab terhadap tugas.
1.3.3 Berperilaku sebagai teladan.
2. Kompetensi
Profesional
2.1 Memahami
tahapan
perkembangan
anak.
2.1.1 Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 06 tahun.
2.1.2 Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak.
2.1.3 Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda.
2.1.4 Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian
perkembangan.
2.2 Memahami
pertumbuhan dan
perkembangan
anak.
2.2.1 Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa,
sosial-emosi, dan moral agama.
2.2.2 Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-
aspek perkembangan di atas.2.2.3 Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak.
2.2.4 Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia.
2.2.5 Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak.
2.2.6 Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak.
2.2.7 Mengenal keunikan anak.
2.3 Memahami
pemberian
rangsangan
pendidikan,
pengasuhan, dan
perlindungan.
2.3.1 Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan,
pengasuhan, dan perlindungan secara umum.
2.3.2 Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada
setiap aspek perkembangan.
2.4 Membangun
kerjasama dengan
orang tua dalam
pendidikan,
pengasuhan, dan
perlindungan anak.
2.4.1 Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga, dan
sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan
anak.
2.4.2 Mengkomunikasikan program lembaga (pendidikan, pengasuhan, dan
perlidungan anak) kepada orang tua.
2.4.3 Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di lembaga.
2.4.4 Meningkatkan kesinambungan progran lembaga dengan lingkungan
keluarga.
3. Kompetensi
Pedagogik
1.1 Merencanakan
kegiatan program
1.1.1 Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan,
dan harian.
1.1.2 Menetapkan kegiatan bermain yang mendu-kung tingkat pencapaian
perkembangan anak.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
13/128
13
Kompetensi/Sub
kompetensiIndikator
pendidikan,
pengasuhan, dan
perlindungan
1.1.3 Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia.
1.2 Melaksanakanproses pendidikan,
pengasuhan, dan
perlindungan.
1.2.1 Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkankelompok usia.
1.2.2 Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan
karakteristik anak.
1.2.3 Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan
kondisi anak.
1.2.4 Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam
kegiatan.
1.2.5 Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak.
1.3 Melaksanakanpenilaian terhadap
proses dan hasil
pendidikan,
pengasuhan, dan
perlindungan.
1.3.1 Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.1.3.2 Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah
ditetapkan.
1.3.3 Mengolah hasil penilaian.
1.3.4 Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan
pendidikan.
1.3.5 Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian.
4. Kompetensi Sosial
4.1 Beradaptasi dengan
lingkungan.
1.1.1 Menyesuaikan diri dengan teman sejawat.
1.1.2 Menaati aturan lembaga.
1.1.3 Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar.
1.1.4 Akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai
latar belakang budaya dan sosial ekonomi.
1.2 Berkomunikasi
secara efektif
1.2.1 Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik.
1.2.2 Berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik secara fisik, verbal maupun
non verbal.
Catatan: indikator yang ditebalkan dan diarsir terkait dengan Gizi dan Kesehatan
3. Standar Guru PAUD
Kualifikasi dan kompetensi guru PAUD didasarkan pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru beserta lampirannya. Adapun kompetensi
yang harus dikuasai oleh seorang Guru PAUD seperti tampak pada Tabel 3
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
14/128
14
Tabel 3. Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA (Permendiknas No.16 Th 2007
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
Kompetensi Pedagodik
1. Menguasai karakteristik
peserta didik dari aspek
fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan
intelektual.
1.1Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang
berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,
moral, dan latar belakang sosial-budaya.
1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia TK/PAUD dalamberbagai bidang pengembangan.
1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia TK/PAUDdalam berbagai bidang pengembangan.
1.4Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam
berbagai bidang Pengembangan.
2. Menguasai teori belajar
dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang
mendidik.
2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermainsambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai bidang
pengembangan di TK/PAUD.
2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknikbermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik, dan
bemakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di
TK/PAUD.
3. Mengembangkankurikulum yang terkait
dengan bidang
pengembangan yang
diampu.
3.1
3.2
Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.
Menentukan tujuan kegiatan pengembangan yang mendidik.
3.3
Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk
mencapai tujuan pengembangan.
3.4
Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu
kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan
pengembangan
3.5
Menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam
berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD.
3.6
Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.
4. Menyelenggarakan
kegiatan pengembangan
yang mendidik
4.1 Memahami prinsip-prinsip peran- cangan kegiatan pengembangan
yang mendidik dan menyenangkan.
4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan
pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
15/128
15
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
4.3 Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik
yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, maupun di luar
kelas.
4.4 Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, danbermakna.
4.5 Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan, inklusif, dan
demokratis
4.6 Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan
pendekatan bermain sambil belajar.
4.7 Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan
pengembangan di TK/PAUD.
4.8 Mengambil keputusan transaksional dalam kegiatan
pengembangan di TK/PAUD sesuai dengan situasi yangberkembang.
5. Memanfaatkan teknologi
informasi dan
komunikasi untuk
kepentingan
penyelenggaraan
kegiatan pengembangan
yang mendidik.
5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.
6. Memfasilitasi
pengembangan potensi
peserta didik untukmengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimiliki.
6.1 Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untuk
mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara
optimal termasuk kreativitasnya.
7. Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun dengan peserta
didik.
7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik
dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.
7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang
terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis
peserta didik, (b) memberikan
pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik
untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar
8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
16/128
16
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata
pelajaran SD/MI.
8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasilbelajar.
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.
8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar.
9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.
9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasipembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
10 Melakukan tindakan
reflektif untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran.
10.1
10.2
Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan
lima mata pelajaran SD/MI.
10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaranlima mata pelajaran SD/MI.
Kompetensi Kepribadian
11 Bertindak sesuai dengan
norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang
dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.
11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan
norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan
nasional Indonesia yang beragam.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
17/128
17
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
12 Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta
didik dan masyarakat.
12.1
12.2
12.3
Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.
Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan, dan akhlak mulia.
Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggotamasyarakat di sekitarnya
13 Menampilkan diri
sebagai pribadi yang
mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
13.1
13.2
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.
14 Menunjukkan etos kerja,
tanggungjawab yang
tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasapercaya diri.
14.1
14.2
14.3
Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
Bekerja mandiri secara profesional.
15 Menjunjung tinggi kode
etik profesi guru.
15.1
15.2
Memahami kode etik profesi guru. Menerapkan kode etik profesi
guru.
15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
Kompetensi Sosial
16 Bersikap inklusif,
bertindak objektif, serta
tidak diskriminatif
karena pertimbangan
jenis kelamin, agama,
ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi.
16.1
16.2
Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman
sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
pembelajaran.
Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga,
dan status sosial-ekonomi.
17 Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun dengan sesama
pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua,
dan masyarakat.
17.1
17.2
Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah
lainnya secara santun, empatik dan efektif.
Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran
dan kemajuan peserta didik.
17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
18/128
18
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
18 Beradaptasi di tempat
bertugas di seluruh
wilayah Republik
Indonesia yang memiliki
keragaman sosialbudaya.
18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami
bahasa daerah setempat.
18.2 Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah
yang bersangkutan.
19 Berkomunikasi dengan
komunitas profesi
sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan
atau bentuk lain.
19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan
komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan.
19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajarankepada
komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Kompetensi Profesional
20 Menguasai materi,
struktur, konsep, dan
pola pikir keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang diampu.
20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,
pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan
dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang
pengembangan anak TK/PAUD.
20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk
mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai
moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.
20.3 Menguasai berbagai permainan anak.
21 Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar matapelajaran/bidang
pengembangan yang
diampu.
21.1
21.2
21.3
Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang
pengembangan.
Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di
TK/PAUD.
Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan.
22 Mengembangkan materi
pembelajaran yang
diampu secara kreatif.
22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
19/128
19
No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD
22.2 Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
23 Mengembangkan
keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan
melakukan tindakan
reflektif.
23.1
23.2
Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.
Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan.
23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan.
23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.
24 Memanfaatkan teknologi
informasi dankomunikasi untuk
berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
24.1
24.2
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
berkomunikasi.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
pengembangan diri.
Catatan: indikator yang ditebalkan dan diarsir terkait dengan Gizi dan Kesehatan
Tampak jelas bahwa sebagai pendidik PAUD pada semua level harus memiliki
kompetensi Perawatan, Gizi dan Kesehatan sehingga pendidik mampu menjadi teladan dan
melaksanakan serta mengembangkan Program Gizi dan Kesehatan di Lembaga PAUD.
Bagi Pengasuh PAUD diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut
1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.
3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.
4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.
5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.
6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak
7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat
Bagi Guru pendamping diharapkan memiliki kemampuan di bidang Perawatan, Gizi dan
Kesehatan sebagai berikut:
1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.
3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.
4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.
5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.
6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
20/128
20
8. Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi,
dan moral agama.
9. Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek
perkembangan di atas.
10. Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak,
11. Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia,
12. Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak,
13. Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak,
14. Mengenal keunikan anak.
Bagi pendidik PAUD dengan level Guru PAUD dipersyaratkan memiliki kemampuan di
bidang Perawatan, Gizi dan Kesehatan sebagai berikut:
1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.
3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.
4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.
5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.
6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak
7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat
8. Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi,
dan moral agama.
9. Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek
perkembangan di atas.
10. Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak,
11. Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia,
12. Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak,
13. Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak,
14. Mengenal keunikan anak.
15. Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek
fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya.
16. Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama,
seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan
untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
21/128
21
Mengingat bahan ajar ini adalah bahan ajar yang akan menjadi acuan dalam Diklat Dasar
PAUD yang bertujuan mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi Pendidik PAUD
sebagai Pengasuh maka uraian dan pembahasan lebih lanjut dibatasi pada hal-hal yang
perlu dikuasai oleh Pendidik pada level Pengasuh PAUD adalah sebagai berikut:
1. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.
a. Definisi Pola makan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola Makan
c. Definisi Gizi
d. Zat Gizi yang dibutuhkan anak usia dini
e. Kebutuhan Gizi menurut kelompok umur
f. Pedoman Sederhana Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak usia Dini
2. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.
a. Definisi Anak Sehat
b. Layanan Dasar Kesehatan dan Kebersihan anak
c. Cara memandikan Anak Usia Dini dengan benar
d. Cara mencuci Tangan yang Benar
e. Cara melatih anak untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil
(BAK) di toilet serta melatih hal lain yang berkaitan dengan kegiatan BAB
dan BAK ini
3. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.
a. Komponen Perawatan Kebersihan pada anak
b. Teknis Perawatan dan Kebersihan Anak
4. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak
a. Alasan perlunyanya merawat kebersihan fasilitas bermain
b. Teknis merawat kebersihan fasilitas bermain
5. Dapat Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat
a. Definisi Rapi, Bersih dan Sehat
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru agar penampilan rapi, bersih dan
sehat
2. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.
a. Kondisi yang membuat anak tidak nyaman
b. Faktor Penyebab Ketidaknyamanan anak
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
22/128
22
c. Cara mengenali ketidaknyamanan pada anak
d. Cara mengatasi ketidaknyamanan pada anak
3. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak
a. Alasan perlunyanya merawat kebersihan fasilitas bermain
b. Pembagian jenis alat main sesuai dengan bahan dasar penyusunan dan
kaitannya dengan sumber penyakit
c. Teknis merawat kebersihan fasilitas bermain
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
23/128
23
B. Layanan Dasar Kesehatan dan Kebersihan Anak
1. Definisi Sehat dan Ciri Anak Sehat
WHO menyatakan definisi kesehatan ini adalah keadaan sempurna secara fisik, mental dan
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan. Kesehatan secara sosial diartikan
diartikan kemampuan seseorang dalam hidup bersama di dalam suatu kelompok
masyarakat (American Heritage College Dictionary, 1997 dalam Nies & McEwen, 2001).
Dengan demikian kesehatan dapat disimpulkan keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental, sosial dan spiritual, tidak hanya bebas dari penyakit, kelemahan dan kecatatan yang
memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23
Tahun 1992 ; American Heritage College Dictionary, 1997 dalam Nies & McEwen, 2001 ;
Sreevani, 2004).
Kesehatan anak berdasarkan indikator dari Depkes 2009, anak sehat memiliki kriteria
yaitu :
1. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada Kartu Menuju
2. Sehat (KMS), atau naik ke pita warna di atasnya.
3. Anak bertambah tinggi
4. Kemampuan bertambah sesuai usia
5. Jarang sakit
6. Ceria, aktif, lincah
Soegeng Santoso dan Ranti (2004) juga mengungkapkan ciri-ciri anak sehat menurut
Departemen Kesehatan RI tahun 2003, yaitu:
1. Tumbuh dengan baik, dapat dilhat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara
teratur dan proporsional.
2. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.3. Tampak aktif / gesit dan gembira.
4. Mata bersih dan bersinar.
5. Nafsu makan baik.
6. Bibir dan lidah tampak segar.
7. Pernapasan tidak berbau.
8. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering.
9. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
24/128
24
Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain segi fisik, segi psikis, dan segi
sosialisasi (Santoso dan Ranti, 2004) :
1. Dilihat dari segi fisik ditandai dengan sehatnya badan dan pertumbuhan jasmani yang
normal.
2. Segi psikis, anak yang sehat jiwanya berkembang secara wajar, pikiran bertambah
cerdas, dan perasaan bertambah peka.
3. Dari segi sosialisasi, anak tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Berbagai definisi tersebut maka ciri-ciri anak sehat dapat dikelompok manjadi 4 (empat)
kelompok, yaitu:
1. Sehat secara Fisik:
a. Berat badan dan Tinggi badan normal sesuai standar pertumbuhan.
b. Kemampuan bertambah sesuai usia
c. Jarang sakit
d. Aktif / gesit dan gembira.
e. Mata bersih dan bersinar.
f. Nafsu makan baik.
g. Bibir dan lidah tampak segar.
h. Pernapasan tidak berbau.
i. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering
2. Sehat Secara Mental atau Psikis
a. Perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya
b. Jiwa berkembang secara wajar,
c. pikiran bertambah cerdas,
d. perasaan bertambah peka
3. Sehat secara sosial
a. Ceria
b. Mudah menyesuaikan dengan lingkungannya
2. Layanan Dasar Kesehatan bagi Anak Usia Dini di Lembaga PAUD
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai adalah mewujudkan anak sehat maka layanan
dasar kesehatan bagai anak usia dini meliputi semua kegiatan prioritas yang dapat
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
25/128
25
mewujudkan anak usia dini yang memiliki ciri anak sehat tersebut diatas. Beberapa layanan
dasar kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menimbang anak minimal sekali sebulan (lihat penjelasan Bab Penilaian Status Gizi )
b. Mengukur tinggi badan anak minimal sekali sebulan (lihat penjelasan Bab Penilaian
status gizi)
c. Memeriksa secara sederhana keadaan kuku, kulit, rambut, mata, mulut dan gigi
d. Mengupayakan anak usia dini mendapatkan imunisasi dasar
e. Memberikan layanan dasar kebersihan (lihat penjelasan pada sub bab berikutnya)
f. Pemberian dan atau Pendidikan gizi bagi anak usia Dini
g. Pencegahan terhadap makanan yang tidak aman bagi kesehatan anak usia dini
h. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri sehingga sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat.
3.1. Indikator PHBS untuk anak usia dini
Beberapa indikator PHBS Individu anak usia dini meliputi:
1) Mandi 2 kali sehari pagi dan sore ;
2). ganti pakaian sekali sehari ;3). Menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan ;
4). Mencuci tangan sebelum makan ;
5). Mencuci tangan setelah buang air besar ;
6). Mencuci tangan setelah bermain
7) Keramas 2 kali seminggu ;
8). Memakai alas kaki saat di jalan ;
9). Makan 3 kali sehari ;
10). Tidur 7-8 jam/hari di tempat yg layak ;
10). Olah raga - 1 jam sehari ;
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
26/128
26
11). Membuang sampah pada tempatnya ;
12). Menggunakan jamban dan air bersih. 1
13) Mengkonsumsi jajanan sehat, 1
14) Menimbang Berat Badan dan Tinggi badan secara teratur,
15) Memakan makanan yang memenuhi kecukupan gizinya dan aman bagi kesehatannya.
Indikator tersebut diatas dapat dijadikan dasar oleh lembaga PAUD untuk merumuskan
tujuan yang ingin dicapai pada anak usia dini. Kurikulum dan program juga evaluasi
didasarkan pada pencapaian indikator tersebut
3.2. Indikator PHBS di sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta
berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai
sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :
1. Lembaga Pendidikan memiliki sarana mencuci tangan dan warga sekolah terbiasa
mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Lembaga Pendidikan melakukan Program Gizi Holistik dalam rangka pemenuhan
gizi anak dan menghindari makanan yang tidak aman bagi anak usia dini
3. Lembaga Pendidikan menyediakan dan warga sekolah menggunakan jamban yang
bersih dan sehat
4. Lembaga Pendidikan memiliki Program Olahraga yang teratur dan terukur
5. Lembaga Pendidikan memberantas jentik nyamuk secara berkala
6. Lembaga Pendidikan tidak mengizinkan ada yang merokok di sekolah
7. Lembaga Pendidikan melaksanakan penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan minimal 1 (satu) bulan sekali
8. Lembaga Pendidikan menyediakan tong sampah dan warga sekolah membuang
sampah pada tempatnya
3.3. Pesan Dasar Hidup Bersih dan Sehat
Pesan Dasar Hidup Bersih dan Sehat adalah pesan-pesan yang diharapkan menjadi
perhatian dan diterapkan lalu menjadi kebiasaan pada anak usia dini. Pesan ini harus
disampaikan kepada anak sesuai tahap perkembangannya dan mengacu pada prinsip
pendidikan anak usia dini. Secara singkat beberapa pesan mendasar yang perlu
diupayakan dalam pembinaan hidup sehat bagi anak usia dini :
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
27/128
27
1. Mengkonsumsi Makanan yang Aman, Bergizi, Berimbang dan Beragam
- Membangun prilaku dan pola makan anak yang sehat, aman dan bergizi
- Menyampaikan makan yang aman dan tidak aman bagi anak dan apa dampaknya
- Mendidik anak selalu berhati-hati mengkonsumsi jajanan, makanan dan minuman.
Gambar 2. Program Cooking Class dan Program Makan Bersama di Lembaga PAUDmerupakan cara ffektif untuk membangun pola makan anak yang baik
2. Mengkonsumsi Makanan lokal akan meningkatkan gizi anak usia dini sekaligus
mengajarkan anak cinta budaya dan sebagai upaya membangun ketahanan pangan
3. Menjaga Kebersihan Diri Sendiri (mandi, menggosok gigi, mencuci tangan, BAB
dan BAK di toilet, keramas, membersihkan kuku, membersihkan telinga dan
menggunakan sendal)
- Memandikan anak usia dini dengan benar dan secara bertahap dilatih kemandirian
untuk mandi sendiri
- Memberitahu cara mencuci tangan, sebelum dan setelah melakukan kegiatan.
- Menyampaikan waktu dan teknik menggosok gigi yang baik dan benar.
4. Menjaga Kebersihan Lingkungan Anak Usia Dini (lingkungan: sekolah, bermain,
tempat tinggal anak)
Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia. Dan mengadakan upaya
kebersihan di ruangan kelas dan sekitar halaman sekolah juga mengingatkan anak untuk
menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya.
5. Melakukan Olahraga Secara Teratur
6. Mengatur Waktu Istirahat Dengan Baik.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
28/128
28
Gambar 3. Kegiatan Bazar Makanan Tradisional untuk memperkenalkan danmenumbuhkan kecintaan terhadap makanan local
3.4. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah
Semua dan apapun yang berada di dekat anak adalah guru bagi anak dan juga dapat
mempengaruhi kesehatan anak karena bisa menjadi sumber infeksi bagi anak sehingga
sasaran pembinaan PHBS di sekolah meliputi semua komponen sekolah:
- anak,
- warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orangtua siswa, kantin),
- Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)
C. Perawatan dan Kebersihan Anak Usia Dini
Perawatan dan kebersihan anak usia dini merupakan kegiatan penting yang
dilakukan untuk menjaga dan menjamin proses tumbuh, kembang dan pembelajaran bisa
berlansung dengan baik. Anak usia dini yang tidak bersih dan terawat akan cenderung
mudah diserang kuman dan penyakit. Jika anak saki maka akan mengganggu proses
bermain, proses berpikir juga keceriaan anak usia dini. Berkenaan dengan mewujudkan
anak usia dini yang sehat dan terawat tidak lepas dari kondisi pendidik/pengasuh juga
lingkungan dimana anak berada.
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,
sampah,danbau.Di zaman modern, setelahLouis Pasteurmenemukan proses penularan
penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus,
bakteripatogen,danbahan kimiaberbahaya (Wikipedia, 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kotoranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotoranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobahttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobahttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotoran -
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
29/128
29
Hal-hal yang perlu dijaga kebersihannya:
1. Kebersihan diri pengasuh/pendidik/tenaga pendidik
2. Kebersihan lingkungan meliputi: kebersihan lingkungan luar dan dalam sekolah
termasuk kebersihan udara dilingkungan sekolah
3. Kebersihan sarana, prasarana dan alat permainan disekolah
4. Kebersihan Anak usia dini sebagai peserta didik di PAUD
Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa hal yang meliputi perawatan dan kebersihan
anak usia dini meliputi:
- Mandi
- Mencuci tangan
- Membersihkan Kuku
- Membersihkan rambut
- Membersihkan mulut dan gigi
- Membersihkan telinga
- Toilet Training.
Dalam rangka membangun kemandirian anak untuk dapat merawat dan
membersihkan diri setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) maka
pendidik perlu melakukan Toilet Training.
Salah satu kompetensi pendidik PAUD adalah berpenampilan rapi, bersih dan sehat.
Hal ini penting diwujudkan sebelum pendidik melakukan perawatan dan kebersihan anak
didinya. Pengasuh/Pendidik harus memberi tauladan kepada anak didiknya karena anak
akan meniru dan mencontoh apa yang dilakukan dan ditampilkan pendidik. Selain itu,
pendidik adalah orang yang paling sering dan cukup lama berinteraksi dengan anak. Jika
pendidik tidak bersih dan terawat maka pendidik dapat menjadi sumber kuman dan penyakit
yang akan menular pada anak-anak didiknya
Teknis dan pelaku Perawatan dan kebersihan menyesuaikan umur dan kondisi anak.
Pada bayi kegiatan tersebut dilakukan dengan bantuan pengasuh lalu secara bertahap anak
diajarkan untuk melakukannya secara mandiri
1. Mandi
Pengertian : Membersihkan badan dengan air, sabun mandi, dan bahan pendukung
kebersihan lainnya.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
30/128
30
Tujuan :
1. Membersihkan kotoran. Lemak di kulit
2. Memberikan rasa nyaman dan segar
3. Merangsang peredaran darah, otot-otot dan saraf perifer.
Kegiatan mandi anak usia dini disesuaikan dengan kondisi dan umur anak. Secara
bertahap anak akan dibimbing untuk melakukan kegiatan mandi secara mandiri.
Berdasarkan kondisi anak usia dini, kegiatan mandi ini dapat dibagi sebagai berikut:
- Mandi bagi bayi yang masih sangat kecil.
Mengingat anak yang masuk ke Lembaga PAUD umumnya umur 3-6 bulan
keatas maka bagaimana memandikan bayi yang masih kecil tidak dibahas
pada buku ini
- Memandikan bayi yang sudah berumur beberapa bulan
- Memandikan anak sudah bisa berdiri
Memandikan bayi yang sudah berumur beberapa bulan
a. Persiapan alat
1. 1 bak mandi berisi air hangat-hangat kuku
2. 1 baskom kecil berisi air hangat-hangat kuku
3. Sabun bayi pada tempatnya
4. Waslap 2 buah (1 untuk membasuh muka,
membasuh kepala, badan dan menyabun,
1 untuk membersihkan busa)
5. Handuk 2 buah
6. Kapas minyak pada tempatnya
7. Kapas lidi pada tempatnya
8. Sisir bayi
9. Pakaian bayi dan selimut
10. Ember untuk tempat pakaian kotor
11. Bengkok untuk tempat kotoran
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
31/128
31
b. Persiapan bayi
1. Mengajak bayi berbicara tentang
kegiatan mandi yang menyenangkan
2. Menyiapkan posisi bayi
3. Menjaga kehangatan bayi
c. Pelaksanaan
1. Alat-alat dibawa ke dekat bayi (bak mandi di sebelah kanan pendidik/pengasuh
perawat)
2. Pendidik/pengasuh cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat
3. Perhatikan lingkungan bayi, jangan sampai kedinginan
4. Mengatur tempat untuk memandikan sesuai dengan kebutuhan
5. Buka selimut bayi
6. Bersihkan mata dengan kapas air masak sekali pakai
7. Bersihkan dengan kapas minyak (terutama daerah lipatan-lipatan)
8. Sabun dengan waslap ke seluruh tubuh kecuali muka
9. Bersihkan busa sabun dengan waslap basah dari tubuh bayi
10. Masukan tubuh bayi kedalam bak mandi, dengan cara tengkuk bayi berada di lengan
kiri, bagian bawah ketiak bayi dikait dengan ibu jari dan telunjuk, pantat bayi ditopang
dengan tangan kanan.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
32/128
32
11. Basuh kepala, leher, ketiak dan lipatan-lipatan dan seluruh badan bayi sampai bersih
(air jangan sampai masuk ke telinga)
12. Bayi diangkat dan dibungkus dengan handuk dan keringkan, dari kepala, lipatan-
lipatan tubuh dan badan seluruhnya.
13. Pakaikan baju dan popok bayi, kemudian digendong
14. Sisir rambut bayi
15.Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
33/128
33
a. Memandikan Anak sebelum bisa berdiri Sempurna
Persiapkan alat mandi
Bak mandi warna-warni
Air hangat-hangat kuku atau
dingin sesuai dengan kebiasaan
Air mengalir
Sabun bayi
Shampo bayi
Bedak bayi
Waslap
Handuk kecil warna-warni dan tiap hari dicuci
Sikat gigi : lunak
Pasta gigi sesuai anak
Minyak telon / kayu putih
Sisir
Teknik Pelaksanaan :
1. Anak diajak bicara tentang kegiatan mandi, tujuan mandi serta diinfokan bahwa anaktersebut akan dimandikan segera serta dikomunikasi tentang anak perlu belajar
mandi sendiri.
2. Kegiatan harus dilakukan dengan cara menyenangkan
Jaga jangan sampai kedinginan
Jangan biarkan anak berendam
3. Ajak anak berbicara tentang tahapan mandi yang akan dilakukannya untuk
merangsang kemampuan bahasa.
4. Mandikan dengan guyuran pelan sehingga anak tidak terkejut5. Disabun, dibilas dengan gosokan lembut
6. Dimasukan bak berikan kesenangan anak sebentar
7. Keringkan dengan handuk,olesi minyak telon/kayu putih lalu diberi baju dan rambut
disisir.
Memandikan anak yang sudah bisa berdiri
Sejak anak bisa berdiri sempurna, anak sudah bisa diajak dan diajarkan mandi sendiri.
Penting untuk mengkomunikasikan beberapa hal kepada anak sebelum anak diajak mandi:
- Tujuan mandi
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
34/128
34
- Akibat jika tidak mandi
- Berapa kali mandi dalam sehari
- Alat-alat mandi
- Cara mandi yang tepat. Perlu disampaikan apa saja kegiatan yang dilakukan
sebelum, saat dan sesudah mandi
- Hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi anak
2. Mencuci tangan
Pada umumnya, baik orang dewasa apalagi anak-anak cenderung
mencuci tangan dengan air. Beberapa penelitian menunjukan
mencuci tangan saja tanpa sabun tidak efektif untuk kebersihan
terutama untuk membunuh kuman. Padahal mencuci tangan dengan
sabun merupakan salah satu upayapencegahan penyakit.
Tangan merupakan bagian tubuh yang banyak bersentuhan dengan sumber-sumber kuman
baik secara lansung maupun tidak lansung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan
kotoran manusia dan binatang (faeses), air seni (urin), ataupun cairan tubuh lain (seperti
ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat
memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya
sedang ditularkan. Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat dicegah
dengan mencuci tangan dengan benar dan bersih: diare, cacingan, Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), TBC, Penyakit yang mematikan seperti SARS,Flu burung (H5N1)
dan flu babi (H1N1).
Selain untuk membunuh kuman yang menempel pada tangan, sabun juga berperan
dalam melepaskan lemak dan kotoran yang menempel. Didalam lemak dan kotoran yang
menempel inilah terdapat kuman penyakit hidup. Mencuci tangan membutuhkan waktu lebih
lama sedikit. Waktu yang diperlukan mencuci tangan dengan sabun lebih kurang 1 (satu)
menit. Hal ini yang menyebabkan kadangkala anak usia dini bahkan orang dewasa
cenderung mencuci tangan tanpa sabun.
Untuk mencegah infeksi pada anak usia dini apalagi bayi yang sangat rentan
terhadap infeksi maka pendidik/pengasuh harus memastikan bahwa tangannya selalu dalam
keadaan bersih dan kuku sebaiknya terpotong pendek. Mencuci tangan harus menjadi
kebiasaan secara teratur pengasuh/pendidik, khususnya pada waktu-waktu berikut :
1. Ketika tiba ditempat kerja dan meninggalkan tempat kerja
2. Sebelum dan sesudah merawat bayi
3. Apabila tangan terpecik cairan tubuh
4. Sesudah atau setelah dari kamar mandi dan membersihkan hidung atau batuk
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencegahan_penyakit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ingushttp://id.wikipedia.org/wiki/Ingushttp://id.wikipedia.org/wiki/Ingushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencegahan_penyakit&action=edit&redlink=1 -
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
35/128
35
5. Memegang barang, tempat kotor.
6. Sebelum makan
Selain untuk pembiasaan diri pengasuh/pendidik sendiri, pengasuh/pendidik harusmengajarkan dan membangun pembiasaan mencuci tangan pada anak usia dini. Khusus
bagi anak yang sudah bisa berdiri sempurna, sudah bisa didorong melakukan cuci tangan
sendiri. Fasilitas mencuci tangan harus disediakan di lembaga PAUD yang tinggi, bentuk
dan kenyamanannya menyesuaikan dengan usia dan kondisi anak.
Gambar 7. Cara Mencuci Tangan yang Benar
Waktu mencuci tangan bagi Anak Usia Dini:
- Sebelum dan sesudah makan
- Sesudah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK)
- Sesudah atau setelah dari kamar mandi dan membersihkan hidung atau batuk
- Sesudah bermain
- Sesudah memegang atau bersentuhan semua benda yang menjadi sumber kuman
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
36/128
36
3.Melatih Anak Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di Toilet (Toilet
Training)
Kemandirian dalam mengurusi diri sendiri secara bertahap perlu dibangun pada anak
usia dini. Salah satunya adalah Toilet Training atau Latihan untuk Buang Air Besar (BAB)
dan Buang Air Kecil (BAK). Latihan ini harus dilakukan dalam bentuk interaksi yang
menyenangkan antara pendidik dan anak usia dini. Selain itu pengenalan pendidik
terhadap anak didik yang sedang dilatih.
Toilet training bukan sekedar melatih anak menggunakan toilet karena pendidik bisa
saja menuntun anak ke toilet tapi tidak dapat memaksa anak BAB atau BAK disana. Intinya
lebih kepada menumbuhkan pada diri anak terhadap pengenalan rasa ingin BAB dan BAK
serta tempat juga cara sehat menggunakan toilet. Anak harus mengenal tanda-tanda
tekanan di kandung kemihnya dan adanya rasa mulas ingin BAB. Kemudian anak diajarkan
untuk membuat hubungan antara perasaan tersebut dengan hal apa yang sedang terjadi di
dalam tubuhnya. Selanjutnya, anak diajarkan belajar menanggapi dengan tepat rasa
tersebut. Berarti terlebih dulu anak sudah diajarkan tentang cara melepaskan pakaian.
Penting juga mengajarkan anak cara menahan keinginannya sampai semua sudah kondusif
untuk proses BAK dan BAB. Selain itu, anak juga dilatih bagaimana membersihkan alat
kelamin atau pantatnya, turun dari toilet dengan aman, memakai celana kembali, menyiram,
mencuci tangan dengan cara yang benar
Gambar 8. Latihan BAB dan BAK di Toilet dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan
bagi anakmerupakan upaya melatih kemandirian anak mengurus dirinya sendiri.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
37/128
37
Langkah-langkah Berlatih Toilet (Toilet Training)
Langkah-langkah berlatih toilet (Toilet Training) berikut ini sebagian besar diambil
dari buku The baby Book karangan Wiliam Sears, M.D dan Martha Sears, R. N (2007)
Langkah Pertama: Pendidik harus memastikan bahwa anak Telah Siap
Menurut Sears dan Sears (2007), kita sudah dapat mengajak anak Toilet Training jika
anak sudah menunjukan tanda-tanda berikut:
Meniru tingkah laku orang dewasa ketika menggunakan toilet
Sudah dapat mengutarakan rasa secara lisan seperti lapar, haus.
Sudah bisa mengerti permintaan yang sederhana seperti Ambil bola itu
Mulai mendorong celana sampai lepas ketika basah atau kotor, atau ketika ia
dapat mengatakan kepada andaaaa bahwa ia kotor.
Sudah dapat duduk di atas pispot atau kloset
Bayi sudah tidak BAB atau BAK di celana selama tiga jam
Mulai meneliti anggota tubuhnya
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Toilet Training
berhubungan dengan berbagai aspek perkembangan pada anak. Kapan waktu yang tepatmelakukan toilet training harus mengacu pada kematangan 4 aspek yaitu:
Perkembangan fisiologis. Toilet training berhubungan dengan kemampuan
pengendalian otot-otot yang mengelilingi ujung usus besar dan kantung kemih.
Pada usia 12-24 bulan anak sudah matang untuk mengatur otot-otot ini.
Pengendalian otot yang mengelilingi kantung kemih lebih sulit dibanding ujung
usus besar. BAK lebih sulit kendalikan sehingga latihan BAB harus lebih dahulu
dilakukan. Kapan waktu yang tepat harus diawali dengan pengamatan orangtua
dan pendidik terhadap tingkahlaku anak dan gerakan yang dilakukan anak
Keterampilan motorik. Baik ketrampilan motorik kasar dan halus diperlukan saat
kegiataan toilet. Keterampilan motorik halus yang diperlukan adalah
keterampilan koordinasi tangan dan jari jemari untuk berpakaian
Perkembangan kognitif dan bahasa. Proses Toilet Trainingmerupakan kombinasi
yang kompleks antara tugas fisik dan kognitif. Anak harus belajar dan mengenali
fungsi-fungsi anggota tubuhnya, mengasosiasikan sensasi fisik dengan respon
yang sesuai, memiliki gambaran tentang apa yang ingin dikerjakan, merencanakan
untuk pergi ke WC, melepas pakaian dalam dan menggunakan WC. Kemudiananak juga harus tahu kapan ia berhenti. Semua ini membutuhkan ingatan,
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
38/128
38
konsentrasi juga pengendalian diri. Anak harus memiliki kemampuan untuk
memahami penjelasan, perintah dan respon dari kita dan mampu untuk
menggabungkan semuanya agar memahami proses keseluruhan Toilet Training.
Kesadaran emosional dan sosial. Pada usia 2 (dua) tahun anak menjadi sadar
akan bagian-bagian tubuhnya maka pendidik/orangtua harus berperan untuk
mengajarkan pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan BAB dan
BAK seperti rasa BAK dan BAB yang disimbolkan dengan kata-kata pipis dan eek
untuk BAB. Juga pengenalan dan menamakan penis, vagina, WC, basah, kering,
pakaian dalam. Istilah yang diperkenalkan adalah yang nyaman nyaman untuk
keluarga. Tahap berikutnya adalah anak perlu memiliki kapasitas untuk berfikir
simbolik, merencanakan atau memecahkan masalah dan mengingat. Lalu anak
belajar mengetahui kapan ingin BAK-BAB, pergi kesana, melepas pakaian dan
mengeluarkan di WC
Pencatatan waktu kapan anak melakukan BAB atau BAK penting dilakukan sebelum
kegiatan Toilet Trainingsehingga pendidik bisa mengetahui pola dan waktu anak akan BAB
dan BAK. Catatan ini menjadi dasar melihat kesiapan anak memulai Toilet Training juga
menjadi panduan waktu yang tepat kapan mengingatkan dan mengajak anak ke
pispot/jamban. Menurut Sears dan Sears (2007), pola BAB berubah secara bertahap dari
satu atau dua kali sehari saat berusia satu tahun menjadi sekali sehari saat berusia dua
tahun. Jumlah BAB setiap hari menurun tapi volumenya meningkat. Pada saat usia enam
bulan sampai satu tahun, anak sudah jarang atau tidak BAB lagi di malam hari. Pada usia 1-2
tahun, anak batita semakin jarang BAK di celana. Jika Pendidik tidak bisa menemukan
polanya maka anak diajak dan ditaruh di pispot/jamban setiap 2 (dua) jam atau lebih sering
lagi. Tabel berikut ini salah satu Contoh Tabel Pengamatan dengan keterangannya sbb:
Untuk kolom pants diisi:
K artinya Kering
BAK jika basah karena air kencing
BAB jika basah karena kotoran
BAK/BAB jika keduanya
Untuk kolom Toilet dicontreng waktu dia BAK/BAB di kamar mandi
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
39/128
39
Tabel 4. Contoh catatan pengamatan BAK dan BAK pada Anak Usia Dini
Child's Name: Date Begun:
Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5 Day 6 Day 7
Time Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet
7:00
8:00
9:00
10:00
11:00
dstnya
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
40/128
40
Langkah Kedua: Siapkan Diri Anda sebagai Pelatih yang Baik
Jika pendidik sudah memastikan bahwa saat Toilet Training sudah tibawaktunya maka pendidik juga harus menyiapkan diri sebaik mungkin. alat-alat
yang akan dibutuhkan adalah:
Teknik komunikasi dengan anak sesuai tahap perkembangan anak
Kesungguh-sungguhan dan Kesabaran
Cara memotivasi dan mengajak yang kreatif.
Pispot atau jamban yang ukuran dan bentuknya cocok untuk anak.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pispot adalah:
diperkirakan anak menyukainya, mudah dibersihkan, keamanan, stabilitas
dan desain.
Celana khusus untuk latihan ke toilet
Gambar 9. Ukuran jamban anak ukurannya disesuaikan dengan kondisi anak
Langkah Ketiga: Ajari Anak Arah yang Harus Dituju dan Cara untuk
Menyebutkan Hal itu
Anak dikenalkan tempat BAB dan BAK bersamaan dengan memberikan
penamaan pada kegiatan BAB dan BAK juga perlu disampaikan dengan tepat dan
spesifik, misalnya BAB dinamai e-e dan BAK dinamai pipis. Selain itu anak
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
41/128
41
perlu diajarkan sekaligus memberikan penamaan bagian tubuhnya. Berikan
nama-nama yang wajar dan umum diterima anak dan keluarga untuk penamaan
bagian tubuh (penis, testis, vagina, dll) yang terlibat dalam BAB dan BAK. Kata-
kata tersebut diucapkan pendidik dengan nada yang wajar seperti menyebutkan
anggota tubuh lainnya.
Langkah Keempat: Ajari Anak Hubungan Antara Rasa Ingin Buang Air dan Pergi
ke Toilet
Salah satu kegiatan dari Toilet Training adalah mengajarkan anak tentang
cara menghubungkan antara rasa ingin BAB atau BAK dan pergi ketoilet lalu
duduk di pispot atau jamban yang berujung dengan melakukan BAB atau BAKdiatas pispot. Ketika anak menunjukan tanda-tanda akan BAB atau BAK maka
pendidik harus segera merespon dengan memperkuat penamaan tentang apa
yang dirasakan anak lalu mengajak anak ke pispot/jamban. Data pola BAK dan
BAK anak dapat dipakai untuk mengingatkan anak tentang rasa ingin BAB dan BAK
ini. Bersamaan dengan itu anak juga ditanamkan hubungan mental antara rasa
dan menyampaikan rasa tersebut kepada pendidik, misalnya: sayang, mau e -e
yaa, bilang ke ibu guru yaa. Setelah anak memahami rasa mau BAB atau BAK,
lalu mampu menamainya dan menyampaikannya kepada Pendidik maka anak
mulai ditingkatkan kemampuannya kearah kemandirian, misalnya denganmengatakan: sudah terasa mau e-e yaa, ayoo pergi ke pispot meskipun pada
tahap awal masih ditemani namun secara bertahap anak mulai diajarkan BAB
atau BAK secara mandiri.
Langkah Kelima: Beralihlah dari popok ke Celana yang Mudah Dilepas
Pendidik perlu melepaskan semua hal yang akan memperlambat kegiatan
latihan ini. Pemakain popok sekali pakai dapat membuat anak tidak dapat
membuat hubungan antara keinginan BAB atau BAK dan tindakan yang perlu
dilakukannya. Saat ini semakin banyak popok yang diproduksi denganmempertimbangkan segera agak kering setelah BAK di popok tersebut. Anak
dibuat nyaman dan tetap tertidur di malam hari meskipun sudah beberapa kali
BAK. Ini cukup berbahaya bagi kegiatan toilet training. Akhirnya banyak pendidik
dan orangtua yang membiarkan anak dalam keadaan sudah beberapa kali BAK di
popoknya. Lama-lama anak merasa terbiasa dengan kondisi ini. Keadaan ini
merpersulit dan memperlama waktu kegiatan Toilet Training.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
42/128
42
Selain itu anak juga sebaiknya tidak menggunakan celana yang sulit atau
butuh waktu yang lebih lama jika akan dibuka, misalnya: celana jins, celana
panjang yang sempit di ujung pergelangan kaki. Setelah anak sudah beberapa
minggu tidak BAB atau BAK di popoknya maka ini saatnya mengganti popok sekali
pakainya dengan celana yang cukup longgar dan mudah dilepaskan anak
Langkah Keenam: Ajari Anak Anda untuk Membasuh, Menyiram, Mengenakan
Celana dan Mencuci Tangan
Bagian terakhir yang dilatih pada anak saat Toilet Training yaitu
serangkaian kegiatan: Membasuh, Menyiram, Mengenakan Celana dan Mencuci
Tangan dengan cara yang tepat. Cara membasuh yang baik adalah dari depan kebelakang. Ini bertujuan mencegah kuman yang dapat menyebabkan infeksi
saluran kencing. Perlu kesabaran dan kreatif dalam memotivasi anak untuk
membasuh sendiri. Kemampuan membasuh berhubungan dengan kemampuan
motorik anak. Anak berumur 2 (dua) tahun jarang memiliki ketrampilan tangan
untuk mengelap dengan layak bahkan beberapa anak tidak siap untuk melakukan
ini sampai berumur 4 (empat) atai 5 (lima) tahun.
Penyiraman dapat berjalan dengan mudah atau sulit tergantung anak.
Ada yang senang dengan kegiatan ini tapi ada juga yang takut dengan suara air di
kloset yang agak kecang saat tinja atau urin menghilang ke dalam lubang kloset.
Mengenakan celana akan lebih mudah dan nyaman dilakukan anak jika orangtua
tidak mengenakan celana yang mempersulit anak melepaskan dan
memasangkannya. Anak memiliki kecenderungan kurang sabar dan selalu ingin
cepat. Dipenghujung semua kegiatan Toilet Training adalah mencuci tangan
dengan sabun dengan cara yang tepat (lihat sub Bab tentang mencuci Tangan).
Seluruh kegiatan Toilet Trainig dilakukan dengan suasana, sikap dan kata-
kata pendidik yang membuat anak merasa nyaman dan dihargai. Sama halnya
saat ketika kita melatih anak berjalan, yang biasanya penuh suka cita dan
menganggap anak yang jatuh atau takut-taku saat mau melangkahkan kaki
pertamanya. Tidak diperkenankan hukuman atau kata-kata kasar dan penuh
ancaman jika anak sangat lamban memahami kegiatan Toilet Training ini. Kata-
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
43/128
43
kata positif yang memotivasi dan kata-kata pujian selalu diberikan kepada anak
saat Toilet Training ini.
4. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Rumah, Bermain dan
Lingkungan sekolah serta lingkungan tempat tinggal anak
Lingkungan kotor dapat menjadi sumber kuman penyakit bagi anak.
Kebersihan harus diupayakan dan dijaga di Lingkungan di dalam
sekolah/rumah, Lingkungan di luar sekolah/rumah (pekarangan),
Lingkungan sekitar sekolah/rumah
Lingkungan yang pengap akan menjadi sarang nyamuk
Genangan air tempat berkembang biak nyamuk. Nyamuk demam
berdarah dan malaria dapat mematikan. Nyamuk lainnya akan menghisap
zat gizi darah anak dan menganggu kenyamanan tidur anak
Sinar matahari dapat mematikan kuman penyakit maka usahakan jendela
terbuka dan sinar pagi masuk kedalam rumah. Rumah dan lingkungan
sekolah yang lembab akan menyebabkan anak terkena Infeksi Saluran
Pernafasan
Kandang hewan/ternak merupakan sumber penyakit
Sampah diseputar rumah menjadi sarang lalat, ulat dan tikus yang dapat
menyebarkan penyakit
Orang yang merokok disekitar anak akan menyebabkan anak keracunan
asap rokok yang berbahaya
Kebersihan dapur, alat-alat dapur, makan harus dijaga selalu karena dapat
menjadi sumber kuman dan penyakit.
Kamar mandi, WC dan air yang terkontaminasi dapat menjadi sumber
penyakit
Alat Permainan yang digunakan di lembaga PAUD harus dipilih yang
mudah untuk dibersihkan. Alat permainan ini harus dibersihkan secara
berkala.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
44/128
44
D. Upaya Pencegahan Terjadi Kecelakaan pada Anak
Anak usia dini selalu aktif bereksplorasi dengan keingintahuan yang amat
tinggi. Semua benda baru dan menarik akan diamati dan dipelajarinya. Mereka
belum mengetahui dan menyadari jika ada hal yang membahayakan dirinya.
Keinginantahuannya yang besar akan mendorong anak untuk memanjat furniture,
memasuki lemari, meraih apapun yang menarik, memasukan benda kedalam
mulut dan hidungnya, menggoyang-goyang dan mendorong TV, bahkan akan
memasukan tanggannya ke colokan listrik. Ini adalah perilaku positif untuk
mereka menjadi lebih cerdas dari waktu ke waktu. Tugas pendidik dan pengelola
adalah memastikan semua yang berada di dekat anak aman dan edukatif.
Aturan umum untuk menciptakan lingkungan aman bagi anak usia dini
adalah semua area dan benda-benda yang berada dalam radius jangkauannya
harus aman menjadi pusat perhatian dan bahan eksplorasi anak.
Keamanan area dan benda-benda di lembaga PAUD akan mencegah
terjadinya kecelakaan pada anak. Namun kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan
dengan selalu melakukan pengawasan penuh pada setiap anak karena kecelakaan
juga bisa ditimbulkan oleh hal lain seperti interaksi antar anak atau gerakan anak
yang melampaui batas dan berbagai penyebab lainnya. Selain itu, anak perlupengenalan dan penjelasan setiap benda dan kejadian-kejadian yang berpeluang
dapat mencelakakan anak. Anak perlu dididik untuk disiplin memenuhi aturan
yang berlaku dan secara bertahap anak ditumbuhkan kesadarannya bahwa
disiplin mematuhi aturan akan menyelamatkan diri sendiri dan juga
mengamankan orang lain
Terdapat dua tindakan utama yang berkenaan dengan kecelakaan yang
terjadi di lembaga PAUD yaitu:
1. Tindakan Preventif melalui: a. penyiapan lingkungan yang aman, b.membuat aturan. c. memberi penjelasan kepada anak tentang bahaya
disekitar anak dan bagaimana mencegahnya
2. Tindakan Penanganan Pertama Pada Kecelakaan
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
45/128
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
46/128
46
o Resiko dari air yang tidak dijaga: kolam ikan, kolam renang,
bathtub, kloset dan air mancur
o Terpotong, tergores dan hal lain yang menyebabkan terluka.
Memilih Mainan yang Aman bagi Anak Usia Dini.
Mainan yang disediakan bagi anak sesuai dengan tahap perkembangan
dan kebutuhan mainnya. Bagi 0-2 tahun, sangat berbahaya jika meletakan
mainan berupa manik-manik kecil karena akan dimakan dan dimasukan
kehidung. Balok berbahan kayu juga berbahaya karena mainan tersebutakan dilempar .
Mainan dan wadah atau lemari tempat mainan tidak memiliki bagian tepi
yang tajam atau bagian yang mudah masuk ke kulit
Hindari menyediakan mainan plastik yang mudah patah lalu patahan
tersebut berpotensi melukai anak. Ada baiknya ketika membeli mainan
palstik, kita mecoba membengkokkannya untuk melihat apakah mudah
patah atau tidak
Mainan sebaiknya tidak dibuat dan dicat dengan bahan yang bersifat
toksik.
Alat bantu berjalan (baby walker) tidak perlu digunakan karena tidak aman
bagi anak dan sebenarnya alat ini juga tidak dapat membantu anak
bisacepat berjalan
Penataan mainan di rak mainan harus mempertimbangkan apakah jika
diraih anak akan tumpah dan dapat melukai anak
Rak mainan selain tidak berujung tajam juga tidak bersiat ringan dan
mudah tumbang
Alat mainan luar upayakan dari bahan plastik bukan besi terutama untuk
bahan ayunan. Sudah banyak kejadian dimana ayunan besi melukai anak
saat bermain.
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
47/128
47
Kursi anak sebaiknya yang berat sehingga tidak mudah terbalik kebelakang
saat diduduki anak. Begitu juga meja, ujungnya diupayakan tidak runcing
juga berat.
Kamar Mandi yang Aman bagi Anak Usia Dini
Bathtub lantai kamar mandi dan jalan menuju kamar mandi diberi alas
antilicin
Kunci pintu bagian dalam tidak dalam jangkauan anak untuk menghindari
anak terkunci di dalam kamar mandi
Alat dan bahan-bahan pembersih yang tidak aman harus jauh dari
jangkauan anak
Keran mandi panas harus dilengkapi pengaman.
Kamar Tidur yang Aman bagi Anak
Halaman yang Aman
Alat mainan luar upayakan dari bahan plastik bukan besi terutama untuk
bahan ayunan. Sudah banyak kejadian dimana ayunan besi melukai anak
saat bermain.
Amat dianjurkan ayunan dengan duduk seperti pelana karena mencegah
anak terlempar juga membatasi anak untuk tidak berdiri sambil berayun
Ayunan dipasang dengan ketinggian berbeda untuk kelompok umur anak
yang berbeda
Peralatan ayunan sebaiknya dipasang sedikitnya dua meter dari
penghalang (pagar atau dinding) dan permukaan dibawah ayunan harus
rata dan lembut untuk mengurangi resiko kecelakaan saat anak terjatuh
Simpanlah tangga sehabis dipakai agar anak tidak menggunakannya
-
7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini
48/128
48
Jangan memotong rumput dengan mesin pemotong rumput saat anak
bermain di halaman dan simpan segera mesin pemotong ketempat yang
tidak bisa ditemukan anak.
Sudah beberapa kejadian di lembaga PAUD, anak tanpa diketahui guru
bermain sendiri dikolam renang lalu mengalami kecelakaan. Bahkan pada
tahun 2010, pernah ditemukan anak yang sudah mengambang di kolam
renang sementara gurunya sedang mengerjakan pekerjaan lain. Pastikan
kolam renang dirancang dengan tingkat keamanan dan pengawasan yang
baik. Lembaga PAUD yang punya kolam harus ekstra hati-hati jika ada
anak didiknya berumur dibawah lima tahun. Saat ini ada alat sensor
gerakan yang dapat memberikan tanda jika anak terjatuh ke kolam.
E. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Tindakan yang utama adalah mencegah anak tidak mengalami kecelakaan.
Namun, kadangkala ada saja hal-hal yang tidak bisa kita hindarkan terjadi.
Berkenaan dengan hal tersebut maka setiap lembaga PAUD harus memiliki Kotak
P3K. Kota P3K ini berisi alat, bahan dan obat-obatan yang diperlukan menangani
pertama saat kecelakaan. Selain Kotak P3K, pendidik PAUD seharusnya
menguasai juga tindakan sederhana pada pertolongan pertama saat kecelakaan
terjadi.
Isi Kotak P3K (Sears and Sears, 2007)
Penghilang rasa sakit, asetaminofen, baik yang merupakan cairan maupun
supositoria (obat yang dimasukan ke dubur)
Pe