modul diklat dasar 5 bahan ajar perawatan, gizi dan kesehatan anak usia dini

Upload: surya-laga

Post on 26-Feb-2018

402 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    1/128

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pembangunan SDM di Indonesia masih mendapat tantangan besar. Data Riskesda

    2010 menunjukkan masalah gizi masih merupakan masalah nasional. Hasil Riset Kesehatan

    Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menemukan dari total balita 21.760.200 terdapat: 35,6% anak

    balita pendek (stunting), 17,9 % gizi kurang, 13,3% balita kurus, dan 14% kelebihan gizi

    (overweight & obesitas) sebesar 14%. Masalah gizi lain adalah kurang vitamin A dimana

    berdasarkan studi gizi mikro di 10 kota pada 10 propinsi pada tahun 2006 menunjukkan

    bahwa prevalensi Xeropthalmia pada balita 0,13% dan serum retinol kurang dari 20g/dl

    adalah 14,6% dari 21.760.200 balita. Anemia besi juga masih merupakan masalah gizi diIndonesia. Hasil analisis terhadap Survei Kesehatan Rumah Tangga (2001) menunjukkan

    prevalensi anemia besi relatif tinggi. Terdapat 61.3% pada bayi

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    2/128

    2

    Jelaslah bahwa masalah gizi tidak saja berdampak jangka pendek tapi berbekas sampai

    masa depan. Gizi kurang dan buruk tidak hanya meningkatkan resiko morbiditas dan

    mortalitas prenatal dan bayi tapi juga mempengaruhi pertumbuhan fisik jangka panjang,

    perkembangan kognitif, kapasitas belajar, prestasi sekolah dan prestasi kerja dimasa depan

    (Mora dan Nestel, 2000).

    Usia 0-6 tahun usia emas tumbuh kembang sehingga anak harus dijaga untuk tidak

    mengalami gangguan tumbuh kembang. Kenyataan menunjukan prevalensi gizi kurang

    justru tinggi pada usia kritis ini. Terdapat beberapa alasan mengapa anak usia dini justru

    rentan terhadap masalah gizi kurang dibanding paska umur enam tahun.

    Pertama, kebutuhan gizi per kilogram berat badan pada anak usia dini lebih besar

    dibandingkan dengan kebutuhan gizi setelah masa tersebut. Hal ini disebabkan karena

    dalam siklus hidup manusia kecepatan pertumbuhan paling tinggi terjadi pada masa ini.Kedua, anak usia 0-6 tahun selalu aktif, bergerak dan bermain sehingga kebutuhan

    untuk aktifitas ini juga tinggi. Bayi bertambah aktif ketika mulai belajar berjalan sehingga

    kebutuhan makanan perlu ditambah, namun banyak ibu tidak memberikan tambahan. Hal

    ini mengakibatkan output tidak sesuai dengan input.

    Ketiga, aktifitas, keinginan bereksplorasi dan keingintahuannya yang tinggi

    menyebabkan anak usia ini cepat berespon dengan benda-benda sekitarnya melaui melalui

    sentuhan, ciuman dan kadangkala memasukan benda kemulutnya. Keadaan ini

    menyebabkan anak usia dini menjadi mudah tekena infeksi dan serangan penyakit. Penyakit

    dan infeksi mempengaruhi penyerapan zat gizi yang dikonsumsi. Selain itu, sakit juga

    menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga zat makanan yang masuk dalam tubuh

    menjadi terbatas sedikit

    Keempat, masalah sulit makan banyak terjadi pada rentang usia ini.

    Kelima.Anak-anak memerlukan kata-kata lembut dan sentuhan-sentuhan penuh kasih

    sayang yang dapat merangsang peningkatan hormon pertumbuhan dan daya tahan tubuh.

    Keadaan yang sering terjadi justru sebaliknya pemberian makan tidak diikuti dengan

    suasana yang nyaman.

    Keenam, anak usia ini sangat senang mengkonsumsi makanan jajanan. Makanan

    jajanan cenderung dengan bahan dasar karbohidrat dan tinggi gula. Tingginya konsumsi

    makanan jajanan seperti ini dapat menyebakan anak tidak berselera pada saat disajikan

    makanan utama.

    Ketujuh, anak usia dini beresiko tinggi terkena paparan kontaminan. Sebagai contoh

    adalah paparan timbal; anak dapat menyerap hingga 50% Timbal yang masuk ke dalam

    tubuh, sedangkan orang dewasa hanya 10-15%.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    3/128

    3

    Jaminan dan perlindungan Gizi dan Kesehatan bagi setiap anak Indonesia terdapat

    beberapa pasal pada Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang

    mengamanatkan masalah gizi dan kesehatan sebagai Hak Anak. Gizi dan kesehatan

    merupakan prasyarat penting dalam keberhasilan Pendidikan Anak Usia dini mengingat:

    1. Zat Gizi merupakan Bahan Pembentuk otak dan organ lain yang berhubungan

    dengan perkembangan anak

    2. Zat Gizi diperlukan sebagai neurotransmitter

    3. Zat gizi berperan dalam pembentukan imunitas anak

    4. Kesehatan merupakan garansi bagi kelansungan proses Pendidikan anak Usia Dini

    Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

    angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya

    pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

    dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

    perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

    pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan Pasal 1 ini, dengan jelas tersurat bahwa ransangan

    pendidikan di lembaga PAUD untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan. Dimensi

    pertumbuhan juga perkembangan sangat erat kaitannya dengan gizi dan kesehatan.

    Pada tahun 2009, Pasal 1 Undang-undang no 20 tahun 2003 tersebut lebih

    diperkuat lagi dengan keluarnya Permendiknas no 58 tentang standar PAUD.

    Permendiknas ini menyebutkan bahwa Standar Pencapaian perkembangan anak usia dini

    khususnya pada kesehatan fisik antara lain:

    1) Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan,

    2) Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan,

    3) Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan.

    Berarti lembaga PAUD seharusnya membuat program Perawatan, Gizi dan Kesehatan

    yang mewujudkan standar tersebut. Berbagai program dapat dibuat dilaksanakan disekolahagar standar fisik ini dapat tercapai, antara lain dengan cara:

    1) mengupayakan anak mengkonsumsi zat gizi sesuai kebutuhannya

    2) mencegah anak terkena infeksi,

    3) memantau perumbuhan dan perkembangan anak,

    4) mencegah anak mengkonsumsi pangan yang memhayakan kesehatannya,

    5) menanamkan dan membangun sadar gizi dan kesehatan pada diri anak

    6) membuat program parenting yang berkenaan dengan peningkatan pengetahuan,

    sikap dan ketrampilan keluarga untuk melakukan perawatan, kebersihan, pemberian

    makan dan pembiasaan makan yang baik

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    4/128

    4

    Upaya mewujudkan standar kesehatan fisik pada anak usia dini memerlukan

    dampingan orang dewasa yang memiliki kompetensi dibidang Perawatan, Gizi dan

    Kesehatan. Itulah sebabnya kompetensi Perawatan, Gizi dan Kesehatan dipersyaratkan

    bagi seorang guru PAUD seperti yang dipersyaratkan pada Permendiknas 58 tahun 2009

    tentang Standar PAUD. Terdapat 3 (tiga) level pendidik PAUD yaitu: Pengasuh,

    Pendamping dan Guru PAUD dengan masing-masing tugas dan wewenangnya. Berkenaan

    dengan tugas dan wewenangnya, Pengasuh PAUD diharapkan memiliki kompetensi di

    bidang Perawatan, Gizi dan Kesehatan sebagai berikut:

    1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

    2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.

    3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.

    4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.

    5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.

    6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak

    7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    5/128

    5

    Tujuan Umum

    Buku ajar ini diharapkan menjadi acuan bagi pelatih dan peserta Diklat Dasar PAUD

    Tujuan Khusus

    Buku ajar ini diharapkan menjadi acuan bagi pelatih dan peserta Diklat Dasar PAUD

    khususnya untuk dalam peningkatan kompetensi Perawatan, Gizi dan Kesehatan Anak Usia

    Dini

    B. Ruang Lingkup dan Waktu

    1. Ruang Lingkup

    Modul ini berisikan tentang pengertian, konsep, Manfaat, dan teknis aplikasi

    berkenaan dengan bidang perawatan, gizi dan kesehatan anak usia dini.

    2. Waktu Pelaksanaan

    Pelaksanaan dengan komposisi 3 jam teori dan 2 Jam praktek.

    C. Petunjuk Belajar

    Materi ajar disampaikan pada Bab III terdiri dari 4 bagian. Diharapkan

    peserta dan pelatih mempelajari bertahap bagian demi bagian agar dapat

    mengerti, memahami, menjadi bagian pembiasaan juga trampil menerapkannya

    pada anak usia dini.

    Pada pelaksanaan Diklat, sebelum diklat dilaksanakan peserta diminta

    membuat tugas Pra Diklat Dasar. Tugas ini menjadi bagian diskusi dan bahan

    pratikum pada saat diklat dilaksanakan. Tugas ini sekaligus menjadi tugas

    mandiri bagi peserta setelah mengikuti diklat

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    6/128

    6

    BAB II

    RENCANA PENYAJIAN MATERI

    A. Kompetensi: Memahami dan memiliki ketrampilan dasar Perawatan, Gizi dan

    Kesehatan Anak usia Dini

    B. Indikator

    Peserta mengetahui kompetensi dan indikator yang dipersyaratkan Permendiknas

    nomor 58 tahun 2009, yang harus dimiliki oleh Pendidik PAUD khususnya yang

    berkenaan dengan Perawatan, Gizi dan Kesehatan

    Peserta trampil memberikan layanan dasar Gizi dan Kesehatan Anak Usia Dini

    Peserta terampil dalam melakukan perawatan kebersihan Anak Usia Dini.

    Peserta dapat menjelaskan pola makan dan kebutuhan gizi anak usia dini. Peserta dapat merencanakan dan melakukan perbaikan gizi anak usia dini di

    lembaga PAUD

    C. Materi/Sub Materi

    A. Perawatan Gizi dan Kesehatan sebahgai Kurikulum dan Kompetensi Pendidik PAUD

    1. Hubungan antara Program PAUD dengan Perawatan, Gizi dan Kesehatan

    2. Perawatan, Gizi dan Kesehatan dalam Standar PAUD

    3. Perawatan, Gizi dan Kesehatan dalam Standar Kompetensi Pendidik PAUD

    B. Layanan Dasar Kesehatan dan Kebersihan Anak

    1. Definisi Sehat dan Ciri Anak Sehat

    2. Layanan Dasar Kesehatan Bagi AUD di Lembaga PAUD

    3. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    4. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Rumah, Bermain dan Lingkungan Sekolah

    Serta Lingkungan Tempat Tinggal Anak

    C. Perawatan dan Kebersihan Anak Usia Dini

    1. Mandi

    2. Mencuci Tangan

    3. Melatih Anak Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di Toilet (Toilet

    Training)

    D.Upaya Pencegahan Terjadi Kecelakaan Pada Anak

    E. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    7/128

    7

    F. Pengukuran dan Penilaian Status Gizi Anak

    1. Pengukuran Berat Badan

    2. Pengukuran Tinggi Badan

    3. Lingkaran Kepala

    4. Lingkaran Lengan Atas

    G. Cara Penilaian Hasil Pengukuran

    H. Pola Makan dan Kebutuhan Gizi Anak Usia Dini

    1. Pola Makan

    2. Prinsip Pemberian Makan

    3. Jenis zat Gizi

    4. Jumlah Zat dan Gizi

    I. Bahan Makanan Dan Kelompok Pangan Sumber Zat Gizi

    1. Bahan Makanan Sumber Zat Gizi

    2. Kelompok Pangan Sumber Zat Gizi

    J. Peran Penting Minum Bagi Anak

    1. Pengaturan Konsumsi Air

    2. Pengaturan Pengeluaran Air

    K. Tahap-tahap Pemberian Makan kepada Anak Usia Dini

    1. ASI Satu-satunya Makanan Terbaik Pada Usia 0-6 Bulan

    2. Memperkenalkan Makanan Padat Pada Bayi

    a. Makanan Bayi Umur 6-9 Bulan

    b. Makanan Bayi Umur 9-12 Bulan

    c. Makanan Anak Umur 1224 Bulan

    d. Makanan Anak Usia 24 Bulan ke Atas

    e. Makanan AUD untuk Situasi Khusus

    D. Metode

    Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan yang melibatkan peserta secara aktif

    menggunakan metode teori dan praktek. Metode yang dapat digunakan dalam kegiatan

    pelatihan adalah:

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    8/128

    8

    1. Paparan

    2. Diskusi dan Tanya jawab

    3. Penugasan

    4. Simulasi

    5. Praktik

    E. Penilaian

    Penilaian dilakukan dua tahapan, yaitu:

    1. Penilaian pada saat pelatihan, yaitu pada saat peserta mengikuti pelatihan berupa

    keaktifan dan pemenuhan tugas terstruktur dan hasil mengikuti pelatihan (Pre Pos

    Tes)

    2. Penilaian dilaksanakan setelah peserta menyelesaikan pelatihan berupa tugas

    mandiri.

    F. Alokasi waktu

    3 teori dan 2 jpl

    G. Sumber Belajar

    H. Media Pembelajaran

    Media pembelajaran berupa:

    Powerpoint terdiri dari Powerpoint Teori dan Powerpoint Praktik.

    Alat peraga pendukung lainnya

    Filem-filem yang memperkuat paparan

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    9/128

    9

    BAB III.

    PROGRAM PERAWATAN, GIZI DAN KESEHATAN DI LEMBAGA PAUD

    A. Perawatan, Gizi dan Kesehatan Sebagai Kurikulum dan Kompetensi Pendidik

    Paud

    1. Hubungan antara Program PAUD dengan Perawatan, Gizi dan Kesehatan

    Gizi dan kesehatan adalah hak dasar manusia. Jaminan dan perlindungan Gizi dan

    Kesehatan bagi setiap anak Indonesia terdapat beberapa pasal pada Undang-Undang No

    23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang mengamanatkan masalah gizi dan

    kesehatan sebagai Hak Anak.

    Gizi dan kesehatan merupakan prasyarat penting dalam keberhasilan Pendidikan Anak Usia

    dini mengingat:

    1. Zat Gizi merupakan Bahan Pembentuk otak dan organ lain yang berhubungan

    dengan perkembangan anak

    2. Zat Gizi diperlukan sebagai neurotransmitter

    3. Zat gizi berperan dalam pembentukan imunitas anak

    4. Kesehatan merupakan garansi bagi kelansungan proses Pendidikan anak Usia

    Dini

    2. Perawatan, Gizi dan Kesehatan dalam Standar PAUD

    Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka

    14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan

    yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

    melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

    perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

    pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan Pasal 1 ini, dengan jelas tersurat bahwa ransangan

    pendidikan di lembaga PAUD untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan. Dimensipertumbuhan juga perkembangan sangat erat kaitannya dengan gizi dan kesehatan.

    Pada tahun 2009, Pasal 1 Undang-undang no 20 tahun 2003 tersebut lebih diperkuat lagi

    dengan keluarnya Permendiknas no 58 tentang standar PAUD. Permendiknas ini

    menyebutkan bahwa Standar Pencapaian perkembangan anak usia dini khususnya pada

    kesehatan fisik antara lain:

    1. Memiliki kesesuaian antara usia dengan berat badan,

    2. Memiliki kesesuaian antara usia dengan tinggi badan,

    3. Memiliki kesesuaian antara tinggi dengan berat badan.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    10/128

    10

    Berarti lembaga PAUD seharusnya membuat program Perawatan, Gizi dan Kesehatan

    yang mewujudkan standar tersebut. Kurikulum memuat program gizi dan kesehatan.

    Berbagai program dapat dibuat dilaksanakan disekolah agar standar ini dapat tercapai.

    Standar kesehatan fisik tersebut dapat diwujudkan dengan cara:

    1. mengupayakan anak mengkonsumsi zat gizi sesuai kebutuhannya

    2. mencegah anak terkena infeksi,

    3. memantau perumbuhan dan perkembangan anak,

    4. mencegah anak mengkonsumsi pangan yang mebhayakan kesehatannya,

    5. menanamkan dan membangun sadar gizi dan kesehatan pada diri anak

    Upaya mewujudkan standar kesehatan fisik pada anak usia dini memerlukan dampingan

    orang dewasa yang memiliki kompetensi dibidang Perawatan, Gizi dan Kesehatan. Itulah

    sebabnya kompetensi perawatan, gizi dan kesehatan dipersayaratkan bagi seorang guru

    PAUD seperti yang dipersyaratkan pada Permendiknas 58 tahun 2009 tentang Standar

    PAUD.

    Menurut Permendiknas no. 58 tahun 2009, Pendidik PAUD diklasifikasikan menjadi tiga

    yaitu:

    1. Pendididk sebagai Pengasuh

    2. Pendidik sebagai Guru Pendamping

    3. Pendidik sebagai Guru PAUD

    Sub Bab berikut ini akan memaparkan kompetensi Pendidik PAUD untuk ketiga level

    Pendidik PAUD. Perawatan, Gizi dan Kesehatan termasuk bagian yang dipersyaratkan

    harus dimiliki oleh seorang Pendidik PAUD.

    3.Gizi dan Kesehatan dalam Standar Kompetensi Pendidik PAUD

    Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan,

    melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan

    pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD bertugas di

    berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal seperti TK/RA,

    KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat. Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri

    atas guru dan guru pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan

    nonformal terdiri atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    11/128

    11

    1. Standar Pengasuh PAUD (Permendiknas No.58 Tahun 2009)

    a. Kualifikasi Akademik

    Memiliki kualifikasi akademik minimum Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

    sederajat.

    b. Kompetensi yang harus dimiliki Pengasuh PAUD seperti tampak pada Tabel 1.

    Tabel 1. Kompetensi Pendididk pada Level Pengasuh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Kompetensi Indikator

    1. Memahami dasar-

    dasar pengasuhan.

    1.1 Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan

    perkembangan anak.

    1.2 Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.

    1.3 Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.

    1.4 Memahami tugas dan kewenangan dalam membantu guru dan guru

    pendamping.2. Terampil

    melaksanakan

    pengasuhan.

    2.1 Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.

    2.2 Terampil bermain dan berkomunikasi secara verbal dan non verbal dengan

    anak.

    2.3 Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.

    2.4 Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak.

    3. Bersikap dan

    berperilaku sesuai

    dengan kebutuhan

    psikologis anak.

    3.1 Menyayangi anak secara tulus.

    3.2 Berperilaku sabar, tenang, ceria, penuh perhatian, serta melindungi anak.

    3.3 Memiliki kepekaan dan humoris dalam menyikapi perilaku anak.

    3.4 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bertanggung

    jawab.

    3.5 Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat.3.6 Berperilaku santun, menghargai, dan hormat kepada orang tua anak.Catatan: indikator yang ditebalkan dan diarsir terkait dengan Gizi dan Kesehatan

    2. Standar Guru Pendamping (Permendiknas No.58 Tahun 2009)

    2.1 . Kualifikasi Akademik:

    1) memiliki ijazah D-II PGTK dari Perguruan Tinggi terakreditasi; atau

    2) memiliki ijazah minimal Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat dan

    memiliki sertifikat pelatihan/pendidikan/ kursus PAUD yang terakreditasi.

    2.2 Kompetensi yang harus dimiliki Guru Pendamping seperti pada Tabel 2

    Tabel 2. Kompetensi Pendidik pada Level Pendamping Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)Kompetensi/Sub

    kompetensiIndikator

    1. Kompetensi

    Kepribadian

    1.1 Bersikap dan

    berperilaku sesuai

    dengan kebutuhan

    psikologis anak.

    1.1.1Menyayangi anak secara tulus.

    1.1.2Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian.1.1.3Memiliki kepekaan, responsif dan humoris terhadap perilaku anak.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    12/128

    12

    Kompetensi/Sub

    kompetensiIndikator

    1.1.4Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan bijaksana.

    1.1.5Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi.

    1.1.6Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak.1.2 Bersikap danberperilaku sesuai

    dengan norma

    agama, budaya dan

    keyakinan anak.

    1.2.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut,

    suku, budaya, dan jender.

    1.2.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, dan norma

    sosial yang berlaku dalam masyarakat.

    1.2.3 Mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan budaya

    lain.

    1.3 Menampilkan diri

    sebagai pribadi yang

    berbudi pekerti

    luhur

    1.3.1 Berperilaku jujur.

    1.3.2 Bertanggungjawab terhadap tugas.

    1.3.3 Berperilaku sebagai teladan.

    2. Kompetensi

    Profesional

    2.1 Memahami

    tahapan

    perkembangan

    anak.

    2.1.1 Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia 06 tahun.

    2.1.2 Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak.

    2.1.3 Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan pencapaian

    perkembangan yang berbeda.

    2.1.4 Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat pencapaian

    perkembangan.

    2.2 Memahami

    pertumbuhan dan

    perkembangan

    anak.

    2.2.1 Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa,

    sosial-emosi, dan moral agama.

    2.2.2 Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-

    aspek perkembangan di atas.2.2.3 Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak.

    2.2.4 Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia.

    2.2.5 Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak.

    2.2.6 Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak.

    2.2.7 Mengenal keunikan anak.

    2.3 Memahami

    pemberian

    rangsangan

    pendidikan,

    pengasuhan, dan

    perlindungan.

    2.3.1 Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan,

    pengasuhan, dan perlindungan secara umum.

    2.3.2 Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan pada

    setiap aspek perkembangan.

    2.4 Membangun

    kerjasama dengan

    orang tua dalam

    pendidikan,

    pengasuhan, dan

    perlindungan anak.

    2.4.1 Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi keluarga, dan

    sosial kemasyarakatan yang mendukung dan menghambat perkembangan

    anak.

    2.4.2 Mengkomunikasikan program lembaga (pendidikan, pengasuhan, dan

    perlidungan anak) kepada orang tua.

    2.4.3 Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di lembaga.

    2.4.4 Meningkatkan kesinambungan progran lembaga dengan lingkungan

    keluarga.

    3. Kompetensi

    Pedagogik

    1.1 Merencanakan

    kegiatan program

    1.1.1 Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan, mingguan,

    dan harian.

    1.1.2 Menetapkan kegiatan bermain yang mendu-kung tingkat pencapaian

    perkembangan anak.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    13/128

    13

    Kompetensi/Sub

    kompetensiIndikator

    pendidikan,

    pengasuhan, dan

    perlindungan

    1.1.3 Merencanakan kegiatan yang disusun berdasarkan kelompok usia.

    1.2 Melaksanakanproses pendidikan,

    pengasuhan, dan

    perlindungan.

    1.2.1 Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkankelompok usia.

    1.2.2 Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan

    karakteristik anak.

    1.2.3 Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan

    kondisi anak.

    1.2.4 Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam

    kegiatan.

    1.2.5 Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak.

    1.3 Melaksanakanpenilaian terhadap

    proses dan hasil

    pendidikan,

    pengasuhan, dan

    perlindungan.

    1.3.1 Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.1.3.2 Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah

    ditetapkan.

    1.3.3 Mengolah hasil penilaian.

    1.3.4 Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan

    pendidikan.

    1.3.5 Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian.

    4. Kompetensi Sosial

    4.1 Beradaptasi dengan

    lingkungan.

    1.1.1 Menyesuaikan diri dengan teman sejawat.

    1.1.2 Menaati aturan lembaga.

    1.1.3 Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar.

    1.1.4 Akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat dari berbagai

    latar belakang budaya dan sosial ekonomi.

    1.2 Berkomunikasi

    secara efektif

    1.2.1 Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik.

    1.2.2 Berkomunikasi efektif dengan anak didik, baik secara fisik, verbal maupun

    non verbal.

    Catatan: indikator yang ditebalkan dan diarsir terkait dengan Gizi dan Kesehatan

    3. Standar Guru PAUD

    Kualifikasi dan kompetensi guru PAUD didasarkan pada Peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar

    Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru beserta lampirannya. Adapun kompetensi

    yang harus dikuasai oleh seorang Guru PAUD seperti tampak pada Tabel 3

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    14/128

    14

    Tabel 3. Standar Kompetensi Guru PAUD/TK/RA (Permendiknas No.16 Th 2007

    No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

    Kompetensi Pedagodik

    1. Menguasai karakteristik

    peserta didik dari aspek

    fisik, moral, sosial,

    kultural, emosional, dan

    intelektual.

    1.1Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang

    berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional,

    moral, dan latar belakang sosial-budaya.

    1.2 Mengidentifikasi potensi peserta didik usia TK/PAUD dalamberbagai bidang pengembangan.

    1.3 Mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik usia TK/PAUDdalam berbagai bidang pengembangan.

    1.4Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam

    berbagai bidang Pengembangan.

    2. Menguasai teori belajar

    dan prinsip-prinsip

    pembelajaran yang

    mendidik.

    2.1 Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermainsambil belajar yang mendidik yang terkait dengan berbagai bidang

    pengembangan di TK/PAUD.

    2.2 Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknikbermain sambil belajar yang bersifat holistik, otentik, dan

    bemakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan di

    TK/PAUD.

    3. Mengembangkankurikulum yang terkait

    dengan bidang

    pengembangan yang

    diampu.

    3.1

    3.2

    Memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

    Menentukan tujuan kegiatan pengembangan yang mendidik.

    3.3

    Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk

    mencapai tujuan pengembangan.

    3.4

    Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu

    kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan

    pengembangan

    3.5

    Menyusun perencanaan semester, mingguan dan harian dalam

    berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD.

    3.6

    Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian.

    4. Menyelenggarakan

    kegiatan pengembangan

    yang mendidik

    4.1 Memahami prinsip-prinsip peran- cangan kegiatan pengembangan

    yang mendidik dan menyenangkan.

    4.2 Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatan

    pengembangan yang mendidik dan menyenangkan.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    15/128

    15

    No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

    4.3 Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik

    yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, maupun di luar

    kelas.

    4.4 Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistik, otentik, danbermakna.

    4.5 Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan, inklusif, dan

    demokratis

    4.6 Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan

    pendekatan bermain sambil belajar.

    4.7 Menerapkan tahapan bermain anak dalam kegiatan

    pengembangan di TK/PAUD.

    4.8 Mengambil keputusan transaksional dalam kegiatan

    pengembangan di TK/PAUD sesuai dengan situasi yangberkembang.

    5. Memanfaatkan teknologi

    informasi dan

    komunikasi untuk

    kepentingan

    penyelenggaraan

    kegiatan pengembangan

    yang mendidik.

    5.1 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

    meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik.

    6. Memfasilitasi

    pengembangan potensi

    peserta didik untukmengaktualisasikan

    berbagai potensi yang

    dimiliki.

    6.1 Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untuk

    mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara

    optimal termasuk kreativitasnya.

    7. Berkomunikasi secara

    efektif, empatik, dan

    santun dengan peserta

    didik.

    7.1 Memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik

    dan santun, baik secara lisan maupun tulisan.

    7.2 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

    didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang

    terbangun secara siklikal dari (a) penyiapan kondisi psikologis

    peserta didik, (b) memberikan

    pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik

    untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru

    terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.

    8. Menyelenggarakan

    penilaian dan evaluasi

    proses dan hasil belajar

    8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil

    belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    16/128

    16

    No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

    8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting

    untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata

    pelajaran SD/MI.

    8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasilbelajar.

    8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan

    hasil belajar.

    8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara

    berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.

    8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk

    berbagai tujuan.

    8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.

    9. Memanfaatkan hasil

    penilaian dan evaluasi

    untuk kepentingan

    pembelajaran.

    9.1 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

    menentukan ketuntasan belajar.

    9.2 Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk

    merancang program remedial dan pengayaan.

    9.3 Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada

    pemangku kepentingan.

    9.4 Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasipembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

    10 Melakukan tindakan

    reflektif untuk

    peningkatan kualitas

    pembelajaran.

    10.1

    10.2

    Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah

    dilaksanakan.

    Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan

    lima mata pelajaran SD/MI.

    10.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas

    pembelajaranlima mata pelajaran SD/MI.

    Kompetensi Kepribadian

    11 Bertindak sesuai dengan

    norma agama, hukum,

    sosial, dan kebudayaan

    nasional Indonesia.

    11.1 Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang

    dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

    11.2 Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan

    norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan

    nasional Indonesia yang beragam.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    17/128

    17

    No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

    12 Menampilkan diri

    sebagai pribadi yang

    jujur, berakhlak mulia,

    dan teladan bagi peserta

    didik dan masyarakat.

    12.1

    12.2

    12.3

    Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

    Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan, dan akhlak mulia.

    Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggotamasyarakat di sekitarnya

    13 Menampilkan diri

    sebagai pribadi yang

    mantap, stabil, dewasa,

    arif, dan berwibawa.

    13.1

    13.2

    Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

    Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan

    berwibawa.

    14 Menunjukkan etos kerja,

    tanggungjawab yang

    tinggi, rasa bangga

    menjadi guru, dan rasapercaya diri.

    14.1

    14.2

    14.3

    Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

    Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

    Bekerja mandiri secara profesional.

    15 Menjunjung tinggi kode

    etik profesi guru.

    15.1

    15.2

    Memahami kode etik profesi guru. Menerapkan kode etik profesi

    guru.

    15.3 Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.

    Kompetensi Sosial

    16 Bersikap inklusif,

    bertindak objektif, serta

    tidak diskriminatif

    karena pertimbangan

    jenis kelamin, agama,

    ras, kondisi fisik, latar

    belakang keluarga, dan

    status sosial ekonomi.

    16.1

    16.2

    Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman

    sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan

    pembelajaran.

    Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman

    sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena

    perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga,

    dan status sosial-ekonomi.

    17 Berkomunikasi secara

    efektif, empatik, dan

    santun dengan sesama

    pendidik, tenaga

    kependidikan, orang tua,

    dan masyarakat.

    17.1

    17.2

    Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah

    lainnya secara santun, empatik dan efektif.

    Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat

    secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran

    dan kemajuan peserta didik.

    17.3 Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam

    program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar

    peserta didik.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    18/128

    18

    No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

    18 Beradaptasi di tempat

    bertugas di seluruh

    wilayah Republik

    Indonesia yang memiliki

    keragaman sosialbudaya.

    18.1 Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka

    meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami

    bahasa daerah setempat.

    18.2 Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk

    mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah

    yang bersangkutan.

    19 Berkomunikasi dengan

    komunitas profesi

    sendiri dan profesi lain

    secara lisan dan tulisan

    atau bentuk lain.

    19.1 Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan

    komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka

    meningkatkan kualitas pendidikan.

    19.2 Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajarankepada

    komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

    Kompetensi Profesional

    20 Menguasai materi,

    struktur, konsep, dan

    pola pikir keilmuan yang

    mendukung mata

    pelajaran yang diampu.

    20.1 Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa,

    pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan

    dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang

    pengembangan anak TK/PAUD.

    20.2 Menguasai penggunaan berbagai alat permainan untuk

    mengembangkan aspek fisik, kognitif, sosial-emosional, nilai

    moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD.

    20.3 Menguasai berbagai permainan anak.

    21 Menguasai standar

    kompetensi dan

    kompetensi dasar matapelajaran/bidang

    pengembangan yang

    diampu.

    21.1

    21.2

    21.3

    Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang

    pengembangan.

    Memahami kemajuan anak dalam setiap bidang pengembangan di

    TK/PAUD.

    Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan.

    22 Mengembangkan materi

    pembelajaran yang

    diampu secara kreatif.

    22.1 Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat

    perkembangan peserta didik.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    19/128

    19

    No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/PAUD

    22.2 Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai

    dengan tingkat perkembangan peserta didik.

    23 Mengembangkan

    keprofesionalan secara

    berkelanjutan dengan

    melakukan tindakan

    reflektif.

    23.1

    23.2

    Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus.

    Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan

    keprofesionalan.

    23.3 Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan

    keprofesionalan.

    23.4 Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber.

    24 Memanfaatkan teknologi

    informasi dankomunikasi untuk

    berkomunikasi dan

    mengembangkan diri.

    24.1

    24.2

    Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

    berkomunikasi.

    Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

    pengembangan diri.

    Catatan: indikator yang ditebalkan dan diarsir terkait dengan Gizi dan Kesehatan

    Tampak jelas bahwa sebagai pendidik PAUD pada semua level harus memiliki

    kompetensi Perawatan, Gizi dan Kesehatan sehingga pendidik mampu menjadi teladan dan

    melaksanakan serta mengembangkan Program Gizi dan Kesehatan di Lembaga PAUD.

    Bagi Pengasuh PAUD diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut

    1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

    2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.

    3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.

    4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.

    5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.

    6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak

    7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat

    Bagi Guru pendamping diharapkan memiliki kemampuan di bidang Perawatan, Gizi dan

    Kesehatan sebagai berikut:

    1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

    2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.

    3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.

    4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.

    5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.

    6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    20/128

    20

    8. Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi,

    dan moral agama.

    9. Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek

    perkembangan di atas.

    10. Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak,

    11. Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia,

    12. Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak,

    13. Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak,

    14. Mengenal keunikan anak.

    Bagi pendidik PAUD dengan level Guru PAUD dipersyaratkan memiliki kemampuan di

    bidang Perawatan, Gizi dan Kesehatan sebagai berikut:

    1. Memahami peran pengasuhan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

    2. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.

    3. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.

    4. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.

    5. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.

    6. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak

    7. Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat

    8. Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosi,

    dan moral agama.

    9. Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung aspek-aspek

    perkembangan di atas.

    10. Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek perkembangan anak,

    11. Mengenal kebutuhan gizi anak sesuai dengan usia,

    12. Memahami cara memantau nutrisi, kesehatan dan keselamatan anak,

    13. Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak,

    14. Mengenal keunikan anak.

    15. Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek

    fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya.

    16. Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama,

    seni, pendidikan jasmani, kesehatan dan gizi sebagai sarana pengembangan

    untuk setiap bidang pengembangan anak TK/PAUD.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    21/128

    21

    Mengingat bahan ajar ini adalah bahan ajar yang akan menjadi acuan dalam Diklat Dasar

    PAUD yang bertujuan mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi Pendidik PAUD

    sebagai Pengasuh maka uraian dan pembahasan lebih lanjut dibatasi pada hal-hal yang

    perlu dikuasai oleh Pendidik pada level Pengasuh PAUD adalah sebagai berikut:

    1. Memahami pola makan dan kebutuhan gizi masing-masing anak.

    a. Definisi Pola makan

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola Makan

    c. Definisi Gizi

    d. Zat Gizi yang dibutuhkan anak usia dini

    e. Kebutuhan Gizi menurut kelompok umur

    f. Pedoman Sederhana Memenuhi Kebutuhan Gizi Anak usia Dini

    2. Memahami layanan dasar kesehatan dan kebersihan anak.

    a. Definisi Anak Sehat

    b. Layanan Dasar Kesehatan dan Kebersihan anak

    c. Cara memandikan Anak Usia Dini dengan benar

    d. Cara mencuci Tangan yang Benar

    e. Cara melatih anak untuk Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil

    (BAK) di toilet serta melatih hal lain yang berkaitan dengan kegiatan BAB

    dan BAK ini

    3. Terampil dalam melakukan perawatan kebersihan anak.

    a. Komponen Perawatan Kebersihan pada anak

    b. Teknis Perawatan dan Kebersihan Anak

    4. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak

    a. Alasan perlunyanya merawat kebersihan fasilitas bermain

    b. Teknis merawat kebersihan fasilitas bermain

    5. Dapat Berpenampilan rapi, bersih, dan sehat

    a. Definisi Rapi, Bersih dan Sehat

    b. Hal-hal yang perlu diperhatikan guru agar penampilan rapi, bersih dan

    sehat

    2. Mengenali dan mengatasi ketidaknyamanan anak.

    a. Kondisi yang membuat anak tidak nyaman

    b. Faktor Penyebab Ketidaknyamanan anak

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    22/128

    22

    c. Cara mengenali ketidaknyamanan pada anak

    d. Cara mengatasi ketidaknyamanan pada anak

    3. Terampil merawat kebersihan fasilitas bermain anak

    a. Alasan perlunyanya merawat kebersihan fasilitas bermain

    b. Pembagian jenis alat main sesuai dengan bahan dasar penyusunan dan

    kaitannya dengan sumber penyakit

    c. Teknis merawat kebersihan fasilitas bermain

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    23/128

    23

    B. Layanan Dasar Kesehatan dan Kebersihan Anak

    1. Definisi Sehat dan Ciri Anak Sehat

    WHO menyatakan definisi kesehatan ini adalah keadaan sempurna secara fisik, mental dan

    sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan. Kesehatan secara sosial diartikan

    diartikan kemampuan seseorang dalam hidup bersama di dalam suatu kelompok

    masyarakat (American Heritage College Dictionary, 1997 dalam Nies & McEwen, 2001).

    Dengan demikian kesehatan dapat disimpulkan keadaan yang sempurna baik secara fisik,

    mental, sosial dan spiritual, tidak hanya bebas dari penyakit, kelemahan dan kecatatan yang

    memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No. 23

    Tahun 1992 ; American Heritage College Dictionary, 1997 dalam Nies & McEwen, 2001 ;

    Sreevani, 2004).

    Kesehatan anak berdasarkan indikator dari Depkes 2009, anak sehat memiliki kriteria

    yaitu :

    1. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada Kartu Menuju

    2. Sehat (KMS), atau naik ke pita warna di atasnya.

    3. Anak bertambah tinggi

    4. Kemampuan bertambah sesuai usia

    5. Jarang sakit

    6. Ceria, aktif, lincah

    Soegeng Santoso dan Ranti (2004) juga mengungkapkan ciri-ciri anak sehat menurut

    Departemen Kesehatan RI tahun 2003, yaitu:

    1. Tumbuh dengan baik, dapat dilhat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara

    teratur dan proporsional.

    2. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.3. Tampak aktif / gesit dan gembira.

    4. Mata bersih dan bersinar.

    5. Nafsu makan baik.

    6. Bibir dan lidah tampak segar.

    7. Pernapasan tidak berbau.

    8. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering.

    9. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    24/128

    24

    Ciri-ciri anak sehat dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain segi fisik, segi psikis, dan segi

    sosialisasi (Santoso dan Ranti, 2004) :

    1. Dilihat dari segi fisik ditandai dengan sehatnya badan dan pertumbuhan jasmani yang

    normal.

    2. Segi psikis, anak yang sehat jiwanya berkembang secara wajar, pikiran bertambah

    cerdas, dan perasaan bertambah peka.

    3. Dari segi sosialisasi, anak tampak aktif, gesit, dan gembira serta mudah

    menyesuaikan diri dengan lingkungan.

    Berbagai definisi tersebut maka ciri-ciri anak sehat dapat dikelompok manjadi 4 (empat)

    kelompok, yaitu:

    1. Sehat secara Fisik:

    a. Berat badan dan Tinggi badan normal sesuai standar pertumbuhan.

    b. Kemampuan bertambah sesuai usia

    c. Jarang sakit

    d. Aktif / gesit dan gembira.

    e. Mata bersih dan bersinar.

    f. Nafsu makan baik.

    g. Bibir dan lidah tampak segar.

    h. Pernapasan tidak berbau.

    i. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering

    2. Sehat Secara Mental atau Psikis

    a. Perkembangan sesuai dengan tahap perkembangannya

    b. Jiwa berkembang secara wajar,

    c. pikiran bertambah cerdas,

    d. perasaan bertambah peka

    3. Sehat secara sosial

    a. Ceria

    b. Mudah menyesuaikan dengan lingkungannya

    2. Layanan Dasar Kesehatan bagi Anak Usia Dini di Lembaga PAUD

    Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai adalah mewujudkan anak sehat maka layanan

    dasar kesehatan bagai anak usia dini meliputi semua kegiatan prioritas yang dapat

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    25/128

    25

    mewujudkan anak usia dini yang memiliki ciri anak sehat tersebut diatas. Beberapa layanan

    dasar kesehatan tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Menimbang anak minimal sekali sebulan (lihat penjelasan Bab Penilaian Status Gizi )

    b. Mengukur tinggi badan anak minimal sekali sebulan (lihat penjelasan Bab Penilaian

    status gizi)

    c. Memeriksa secara sederhana keadaan kuku, kulit, rambut, mata, mulut dan gigi

    d. Mengupayakan anak usia dini mendapatkan imunisasi dasar

    e. Memberikan layanan dasar kebersihan (lihat penjelasan pada sub bab berikutnya)

    f. Pemberian dan atau Pendidikan gizi bagi anak usia Dini

    g. Pencegahan terhadap makanan yang tidak aman bagi kesehatan anak usia dini

    h. Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS)

    3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

    menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan

    membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk

    meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan

    mengatasi masalahnya sendiri sehingga sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.

    PHBS disekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat

    lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif

    dalam mewujudkan sekolah sehat.

    3.1. Indikator PHBS untuk anak usia dini

    Beberapa indikator PHBS Individu anak usia dini meliputi:

    1) Mandi 2 kali sehari pagi dan sore ;

    2). ganti pakaian sekali sehari ;3). Menggosok gigi sebelum tidur dan sesudah makan ;

    4). Mencuci tangan sebelum makan ;

    5). Mencuci tangan setelah buang air besar ;

    6). Mencuci tangan setelah bermain

    7) Keramas 2 kali seminggu ;

    8). Memakai alas kaki saat di jalan ;

    9). Makan 3 kali sehari ;

    10). Tidur 7-8 jam/hari di tempat yg layak ;

    10). Olah raga - 1 jam sehari ;

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    26/128

    26

    11). Membuang sampah pada tempatnya ;

    12). Menggunakan jamban dan air bersih. 1

    13) Mengkonsumsi jajanan sehat, 1

    14) Menimbang Berat Badan dan Tinggi badan secara teratur,

    15) Memakan makanan yang memenuhi kecukupan gizinya dan aman bagi kesehatannya.

    Indikator tersebut diatas dapat dijadikan dasar oleh lembaga PAUD untuk merumuskan

    tujuan yang ingin dicapai pada anak usia dini. Kurikulum dan program juga evaluasi

    didasarkan pada pencapaian indikator tersebut

    3.2. Indikator PHBS di sekolah

    PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru

    dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,

    sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta

    berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa indikator yang dipakai

    sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :

    1. Lembaga Pendidikan memiliki sarana mencuci tangan dan warga sekolah terbiasa

    mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun

    2. Lembaga Pendidikan melakukan Program Gizi Holistik dalam rangka pemenuhan

    gizi anak dan menghindari makanan yang tidak aman bagi anak usia dini

    3. Lembaga Pendidikan menyediakan dan warga sekolah menggunakan jamban yang

    bersih dan sehat

    4. Lembaga Pendidikan memiliki Program Olahraga yang teratur dan terukur

    5. Lembaga Pendidikan memberantas jentik nyamuk secara berkala

    6. Lembaga Pendidikan tidak mengizinkan ada yang merokok di sekolah

    7. Lembaga Pendidikan melaksanakan penimbangan berat badan dan pengukuran

    tinggi badan minimal 1 (satu) bulan sekali

    8. Lembaga Pendidikan menyediakan tong sampah dan warga sekolah membuang

    sampah pada tempatnya

    3.3. Pesan Dasar Hidup Bersih dan Sehat

    Pesan Dasar Hidup Bersih dan Sehat adalah pesan-pesan yang diharapkan menjadi

    perhatian dan diterapkan lalu menjadi kebiasaan pada anak usia dini. Pesan ini harus

    disampaikan kepada anak sesuai tahap perkembangannya dan mengacu pada prinsip

    pendidikan anak usia dini. Secara singkat beberapa pesan mendasar yang perlu

    diupayakan dalam pembinaan hidup sehat bagi anak usia dini :

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    27/128

    27

    1. Mengkonsumsi Makanan yang Aman, Bergizi, Berimbang dan Beragam

    - Membangun prilaku dan pola makan anak yang sehat, aman dan bergizi

    - Menyampaikan makan yang aman dan tidak aman bagi anak dan apa dampaknya

    - Mendidik anak selalu berhati-hati mengkonsumsi jajanan, makanan dan minuman.

    Gambar 2. Program Cooking Class dan Program Makan Bersama di Lembaga PAUDmerupakan cara ffektif untuk membangun pola makan anak yang baik

    2. Mengkonsumsi Makanan lokal akan meningkatkan gizi anak usia dini sekaligus

    mengajarkan anak cinta budaya dan sebagai upaya membangun ketahanan pangan

    3. Menjaga Kebersihan Diri Sendiri (mandi, menggosok gigi, mencuci tangan, BAB

    dan BAK di toilet, keramas, membersihkan kuku, membersihkan telinga dan

    menggunakan sendal)

    - Memandikan anak usia dini dengan benar dan secara bertahap dilatih kemandirian

    untuk mandi sendiri

    - Memberitahu cara mencuci tangan, sebelum dan setelah melakukan kegiatan.

    - Menyampaikan waktu dan teknik menggosok gigi yang baik dan benar.

    4. Menjaga Kebersihan Lingkungan Anak Usia Dini (lingkungan: sekolah, bermain,

    tempat tinggal anak)

    Membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia. Dan mengadakan upaya

    kebersihan di ruangan kelas dan sekitar halaman sekolah juga mengingatkan anak untuk

    menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya.

    5. Melakukan Olahraga Secara Teratur

    6. Mengatur Waktu Istirahat Dengan Baik.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    28/128

    28

    Gambar 3. Kegiatan Bazar Makanan Tradisional untuk memperkenalkan danmenumbuhkan kecintaan terhadap makanan local

    3.4. Sasaran pembinaan PHBS di sekolah

    Semua dan apapun yang berada di dekat anak adalah guru bagi anak dan juga dapat

    mempengaruhi kesehatan anak karena bisa menjadi sumber infeksi bagi anak sehingga

    sasaran pembinaan PHBS di sekolah meliputi semua komponen sekolah:

    - anak,

    - warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orangtua siswa, kantin),

    - Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)

    C. Perawatan dan Kebersihan Anak Usia Dini

    Perawatan dan kebersihan anak usia dini merupakan kegiatan penting yang

    dilakukan untuk menjaga dan menjamin proses tumbuh, kembang dan pembelajaran bisa

    berlansung dengan baik. Anak usia dini yang tidak bersih dan terawat akan cenderung

    mudah diserang kuman dan penyakit. Jika anak saki maka akan mengganggu proses

    bermain, proses berpikir juga keceriaan anak usia dini. Berkenaan dengan mewujudkan

    anak usia dini yang sehat dan terawat tidak lepas dari kondisi pendidik/pengasuh juga

    lingkungan dimana anak berada.

    Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu,

    sampah,danbau.Di zaman modern, setelahLouis Pasteurmenemukan proses penularan

    penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga berarti bebas dari virus,

    bakteripatogen,danbahan kimiaberbahaya (Wikipedia, 2012)

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kotoranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotoranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobahttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Patogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobahttp://id.wikipedia.org/wiki/Louis_Pasteurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Debuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotoran
  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    29/128

    29

    Hal-hal yang perlu dijaga kebersihannya:

    1. Kebersihan diri pengasuh/pendidik/tenaga pendidik

    2. Kebersihan lingkungan meliputi: kebersihan lingkungan luar dan dalam sekolah

    termasuk kebersihan udara dilingkungan sekolah

    3. Kebersihan sarana, prasarana dan alat permainan disekolah

    4. Kebersihan Anak usia dini sebagai peserta didik di PAUD

    Pada Bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa hal yang meliputi perawatan dan kebersihan

    anak usia dini meliputi:

    - Mandi

    - Mencuci tangan

    - Membersihkan Kuku

    - Membersihkan rambut

    - Membersihkan mulut dan gigi

    - Membersihkan telinga

    - Toilet Training.

    Dalam rangka membangun kemandirian anak untuk dapat merawat dan

    membersihkan diri setelah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) maka

    pendidik perlu melakukan Toilet Training.

    Salah satu kompetensi pendidik PAUD adalah berpenampilan rapi, bersih dan sehat.

    Hal ini penting diwujudkan sebelum pendidik melakukan perawatan dan kebersihan anak

    didinya. Pengasuh/Pendidik harus memberi tauladan kepada anak didiknya karena anak

    akan meniru dan mencontoh apa yang dilakukan dan ditampilkan pendidik. Selain itu,

    pendidik adalah orang yang paling sering dan cukup lama berinteraksi dengan anak. Jika

    pendidik tidak bersih dan terawat maka pendidik dapat menjadi sumber kuman dan penyakit

    yang akan menular pada anak-anak didiknya

    Teknis dan pelaku Perawatan dan kebersihan menyesuaikan umur dan kondisi anak.

    Pada bayi kegiatan tersebut dilakukan dengan bantuan pengasuh lalu secara bertahap anak

    diajarkan untuk melakukannya secara mandiri

    1. Mandi

    Pengertian : Membersihkan badan dengan air, sabun mandi, dan bahan pendukung

    kebersihan lainnya.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    30/128

    30

    Tujuan :

    1. Membersihkan kotoran. Lemak di kulit

    2. Memberikan rasa nyaman dan segar

    3. Merangsang peredaran darah, otot-otot dan saraf perifer.

    Kegiatan mandi anak usia dini disesuaikan dengan kondisi dan umur anak. Secara

    bertahap anak akan dibimbing untuk melakukan kegiatan mandi secara mandiri.

    Berdasarkan kondisi anak usia dini, kegiatan mandi ini dapat dibagi sebagai berikut:

    - Mandi bagi bayi yang masih sangat kecil.

    Mengingat anak yang masuk ke Lembaga PAUD umumnya umur 3-6 bulan

    keatas maka bagaimana memandikan bayi yang masih kecil tidak dibahas

    pada buku ini

    - Memandikan bayi yang sudah berumur beberapa bulan

    - Memandikan anak sudah bisa berdiri

    Memandikan bayi yang sudah berumur beberapa bulan

    a. Persiapan alat

    1. 1 bak mandi berisi air hangat-hangat kuku

    2. 1 baskom kecil berisi air hangat-hangat kuku

    3. Sabun bayi pada tempatnya

    4. Waslap 2 buah (1 untuk membasuh muka,

    membasuh kepala, badan dan menyabun,

    1 untuk membersihkan busa)

    5. Handuk 2 buah

    6. Kapas minyak pada tempatnya

    7. Kapas lidi pada tempatnya

    8. Sisir bayi

    9. Pakaian bayi dan selimut

    10. Ember untuk tempat pakaian kotor

    11. Bengkok untuk tempat kotoran

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    31/128

    31

    b. Persiapan bayi

    1. Mengajak bayi berbicara tentang

    kegiatan mandi yang menyenangkan

    2. Menyiapkan posisi bayi

    3. Menjaga kehangatan bayi

    c. Pelaksanaan

    1. Alat-alat dibawa ke dekat bayi (bak mandi di sebelah kanan pendidik/pengasuh

    perawat)

    2. Pendidik/pengasuh cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perasat

    3. Perhatikan lingkungan bayi, jangan sampai kedinginan

    4. Mengatur tempat untuk memandikan sesuai dengan kebutuhan

    5. Buka selimut bayi

    6. Bersihkan mata dengan kapas air masak sekali pakai

    7. Bersihkan dengan kapas minyak (terutama daerah lipatan-lipatan)

    8. Sabun dengan waslap ke seluruh tubuh kecuali muka

    9. Bersihkan busa sabun dengan waslap basah dari tubuh bayi

    10. Masukan tubuh bayi kedalam bak mandi, dengan cara tengkuk bayi berada di lengan

    kiri, bagian bawah ketiak bayi dikait dengan ibu jari dan telunjuk, pantat bayi ditopang

    dengan tangan kanan.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    32/128

    32

    11. Basuh kepala, leher, ketiak dan lipatan-lipatan dan seluruh badan bayi sampai bersih

    (air jangan sampai masuk ke telinga)

    12. Bayi diangkat dan dibungkus dengan handuk dan keringkan, dari kepala, lipatan-

    lipatan tubuh dan badan seluruhnya.

    13. Pakaikan baju dan popok bayi, kemudian digendong

    14. Sisir rambut bayi

    15.Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    33/128

    33

    a. Memandikan Anak sebelum bisa berdiri Sempurna

    Persiapkan alat mandi

    Bak mandi warna-warni

    Air hangat-hangat kuku atau

    dingin sesuai dengan kebiasaan

    Air mengalir

    Sabun bayi

    Shampo bayi

    Bedak bayi

    Waslap

    Handuk kecil warna-warni dan tiap hari dicuci

    Sikat gigi : lunak

    Pasta gigi sesuai anak

    Minyak telon / kayu putih

    Sisir

    Teknik Pelaksanaan :

    1. Anak diajak bicara tentang kegiatan mandi, tujuan mandi serta diinfokan bahwa anaktersebut akan dimandikan segera serta dikomunikasi tentang anak perlu belajar

    mandi sendiri.

    2. Kegiatan harus dilakukan dengan cara menyenangkan

    Jaga jangan sampai kedinginan

    Jangan biarkan anak berendam

    3. Ajak anak berbicara tentang tahapan mandi yang akan dilakukannya untuk

    merangsang kemampuan bahasa.

    4. Mandikan dengan guyuran pelan sehingga anak tidak terkejut5. Disabun, dibilas dengan gosokan lembut

    6. Dimasukan bak berikan kesenangan anak sebentar

    7. Keringkan dengan handuk,olesi minyak telon/kayu putih lalu diberi baju dan rambut

    disisir.

    Memandikan anak yang sudah bisa berdiri

    Sejak anak bisa berdiri sempurna, anak sudah bisa diajak dan diajarkan mandi sendiri.

    Penting untuk mengkomunikasikan beberapa hal kepada anak sebelum anak diajak mandi:

    - Tujuan mandi

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    34/128

    34

    - Akibat jika tidak mandi

    - Berapa kali mandi dalam sehari

    - Alat-alat mandi

    - Cara mandi yang tepat. Perlu disampaikan apa saja kegiatan yang dilakukan

    sebelum, saat dan sesudah mandi

    - Hal-hal yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi anak

    2. Mencuci tangan

    Pada umumnya, baik orang dewasa apalagi anak-anak cenderung

    mencuci tangan dengan air. Beberapa penelitian menunjukan

    mencuci tangan saja tanpa sabun tidak efektif untuk kebersihan

    terutama untuk membunuh kuman. Padahal mencuci tangan dengan

    sabun merupakan salah satu upayapencegahan penyakit.

    Tangan merupakan bagian tubuh yang banyak bersentuhan dengan sumber-sumber kuman

    baik secara lansung maupun tidak lansung. Tangan yang bersentuhan langsung dengan

    kotoran manusia dan binatang (faeses), air seni (urin), ataupun cairan tubuh lain (seperti

    ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat

    memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya

    sedang ditularkan. Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat dicegah

    dengan mencuci tangan dengan benar dan bersih: diare, cacingan, Infeksi Saluran

    Pernapasan Akut (ISPA), TBC, Penyakit yang mematikan seperti SARS,Flu burung (H5N1)

    dan flu babi (H1N1).

    Selain untuk membunuh kuman yang menempel pada tangan, sabun juga berperan

    dalam melepaskan lemak dan kotoran yang menempel. Didalam lemak dan kotoran yang

    menempel inilah terdapat kuman penyakit hidup. Mencuci tangan membutuhkan waktu lebih

    lama sedikit. Waktu yang diperlukan mencuci tangan dengan sabun lebih kurang 1 (satu)

    menit. Hal ini yang menyebabkan kadangkala anak usia dini bahkan orang dewasa

    cenderung mencuci tangan tanpa sabun.

    Untuk mencegah infeksi pada anak usia dini apalagi bayi yang sangat rentan

    terhadap infeksi maka pendidik/pengasuh harus memastikan bahwa tangannya selalu dalam

    keadaan bersih dan kuku sebaiknya terpotong pendek. Mencuci tangan harus menjadi

    kebiasaan secara teratur pengasuh/pendidik, khususnya pada waktu-waktu berikut :

    1. Ketika tiba ditempat kerja dan meninggalkan tempat kerja

    2. Sebelum dan sesudah merawat bayi

    3. Apabila tangan terpecik cairan tubuh

    4. Sesudah atau setelah dari kamar mandi dan membersihkan hidung atau batuk

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencegahan_penyakit&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ingushttp://id.wikipedia.org/wiki/Ingushttp://id.wikipedia.org/wiki/Ingushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencegahan_penyakit&action=edit&redlink=1
  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    35/128

    35

    5. Memegang barang, tempat kotor.

    6. Sebelum makan

    Selain untuk pembiasaan diri pengasuh/pendidik sendiri, pengasuh/pendidik harusmengajarkan dan membangun pembiasaan mencuci tangan pada anak usia dini. Khusus

    bagi anak yang sudah bisa berdiri sempurna, sudah bisa didorong melakukan cuci tangan

    sendiri. Fasilitas mencuci tangan harus disediakan di lembaga PAUD yang tinggi, bentuk

    dan kenyamanannya menyesuaikan dengan usia dan kondisi anak.

    Gambar 7. Cara Mencuci Tangan yang Benar

    Waktu mencuci tangan bagi Anak Usia Dini:

    - Sebelum dan sesudah makan

    - Sesudah Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK)

    - Sesudah atau setelah dari kamar mandi dan membersihkan hidung atau batuk

    - Sesudah bermain

    - Sesudah memegang atau bersentuhan semua benda yang menjadi sumber kuman

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    36/128

    36

    3.Melatih Anak Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di Toilet (Toilet

    Training)

    Kemandirian dalam mengurusi diri sendiri secara bertahap perlu dibangun pada anak

    usia dini. Salah satunya adalah Toilet Training atau Latihan untuk Buang Air Besar (BAB)

    dan Buang Air Kecil (BAK). Latihan ini harus dilakukan dalam bentuk interaksi yang

    menyenangkan antara pendidik dan anak usia dini. Selain itu pengenalan pendidik

    terhadap anak didik yang sedang dilatih.

    Toilet training bukan sekedar melatih anak menggunakan toilet karena pendidik bisa

    saja menuntun anak ke toilet tapi tidak dapat memaksa anak BAB atau BAK disana. Intinya

    lebih kepada menumbuhkan pada diri anak terhadap pengenalan rasa ingin BAB dan BAK

    serta tempat juga cara sehat menggunakan toilet. Anak harus mengenal tanda-tanda

    tekanan di kandung kemihnya dan adanya rasa mulas ingin BAB. Kemudian anak diajarkan

    untuk membuat hubungan antara perasaan tersebut dengan hal apa yang sedang terjadi di

    dalam tubuhnya. Selanjutnya, anak diajarkan belajar menanggapi dengan tepat rasa

    tersebut. Berarti terlebih dulu anak sudah diajarkan tentang cara melepaskan pakaian.

    Penting juga mengajarkan anak cara menahan keinginannya sampai semua sudah kondusif

    untuk proses BAK dan BAB. Selain itu, anak juga dilatih bagaimana membersihkan alat

    kelamin atau pantatnya, turun dari toilet dengan aman, memakai celana kembali, menyiram,

    mencuci tangan dengan cara yang benar

    Gambar 8. Latihan BAB dan BAK di Toilet dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan

    bagi anakmerupakan upaya melatih kemandirian anak mengurus dirinya sendiri.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    37/128

    37

    Langkah-langkah Berlatih Toilet (Toilet Training)

    Langkah-langkah berlatih toilet (Toilet Training) berikut ini sebagian besar diambil

    dari buku The baby Book karangan Wiliam Sears, M.D dan Martha Sears, R. N (2007)

    Langkah Pertama: Pendidik harus memastikan bahwa anak Telah Siap

    Menurut Sears dan Sears (2007), kita sudah dapat mengajak anak Toilet Training jika

    anak sudah menunjukan tanda-tanda berikut:

    Meniru tingkah laku orang dewasa ketika menggunakan toilet

    Sudah dapat mengutarakan rasa secara lisan seperti lapar, haus.

    Sudah bisa mengerti permintaan yang sederhana seperti Ambil bola itu

    Mulai mendorong celana sampai lepas ketika basah atau kotor, atau ketika ia

    dapat mengatakan kepada andaaaa bahwa ia kotor.

    Sudah dapat duduk di atas pispot atau kloset

    Bayi sudah tidak BAB atau BAK di celana selama tiga jam

    Mulai meneliti anggota tubuhnya

    Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan Toilet Training

    berhubungan dengan berbagai aspek perkembangan pada anak. Kapan waktu yang tepatmelakukan toilet training harus mengacu pada kematangan 4 aspek yaitu:

    Perkembangan fisiologis. Toilet training berhubungan dengan kemampuan

    pengendalian otot-otot yang mengelilingi ujung usus besar dan kantung kemih.

    Pada usia 12-24 bulan anak sudah matang untuk mengatur otot-otot ini.

    Pengendalian otot yang mengelilingi kantung kemih lebih sulit dibanding ujung

    usus besar. BAK lebih sulit kendalikan sehingga latihan BAB harus lebih dahulu

    dilakukan. Kapan waktu yang tepat harus diawali dengan pengamatan orangtua

    dan pendidik terhadap tingkahlaku anak dan gerakan yang dilakukan anak

    Keterampilan motorik. Baik ketrampilan motorik kasar dan halus diperlukan saat

    kegiataan toilet. Keterampilan motorik halus yang diperlukan adalah

    keterampilan koordinasi tangan dan jari jemari untuk berpakaian

    Perkembangan kognitif dan bahasa. Proses Toilet Trainingmerupakan kombinasi

    yang kompleks antara tugas fisik dan kognitif. Anak harus belajar dan mengenali

    fungsi-fungsi anggota tubuhnya, mengasosiasikan sensasi fisik dengan respon

    yang sesuai, memiliki gambaran tentang apa yang ingin dikerjakan, merencanakan

    untuk pergi ke WC, melepas pakaian dalam dan menggunakan WC. Kemudiananak juga harus tahu kapan ia berhenti. Semua ini membutuhkan ingatan,

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    38/128

    38

    konsentrasi juga pengendalian diri. Anak harus memiliki kemampuan untuk

    memahami penjelasan, perintah dan respon dari kita dan mampu untuk

    menggabungkan semuanya agar memahami proses keseluruhan Toilet Training.

    Kesadaran emosional dan sosial. Pada usia 2 (dua) tahun anak menjadi sadar

    akan bagian-bagian tubuhnya maka pendidik/orangtua harus berperan untuk

    mengajarkan pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan BAB dan

    BAK seperti rasa BAK dan BAB yang disimbolkan dengan kata-kata pipis dan eek

    untuk BAB. Juga pengenalan dan menamakan penis, vagina, WC, basah, kering,

    pakaian dalam. Istilah yang diperkenalkan adalah yang nyaman nyaman untuk

    keluarga. Tahap berikutnya adalah anak perlu memiliki kapasitas untuk berfikir

    simbolik, merencanakan atau memecahkan masalah dan mengingat. Lalu anak

    belajar mengetahui kapan ingin BAK-BAB, pergi kesana, melepas pakaian dan

    mengeluarkan di WC

    Pencatatan waktu kapan anak melakukan BAB atau BAK penting dilakukan sebelum

    kegiatan Toilet Trainingsehingga pendidik bisa mengetahui pola dan waktu anak akan BAB

    dan BAK. Catatan ini menjadi dasar melihat kesiapan anak memulai Toilet Training juga

    menjadi panduan waktu yang tepat kapan mengingatkan dan mengajak anak ke

    pispot/jamban. Menurut Sears dan Sears (2007), pola BAB berubah secara bertahap dari

    satu atau dua kali sehari saat berusia satu tahun menjadi sekali sehari saat berusia dua

    tahun. Jumlah BAB setiap hari menurun tapi volumenya meningkat. Pada saat usia enam

    bulan sampai satu tahun, anak sudah jarang atau tidak BAB lagi di malam hari. Pada usia 1-2

    tahun, anak batita semakin jarang BAK di celana. Jika Pendidik tidak bisa menemukan

    polanya maka anak diajak dan ditaruh di pispot/jamban setiap 2 (dua) jam atau lebih sering

    lagi. Tabel berikut ini salah satu Contoh Tabel Pengamatan dengan keterangannya sbb:

    Untuk kolom pants diisi:

    K artinya Kering

    BAK jika basah karena air kencing

    BAB jika basah karena kotoran

    BAK/BAB jika keduanya

    Untuk kolom Toilet dicontreng waktu dia BAK/BAB di kamar mandi

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    39/128

    39

    Tabel 4. Contoh catatan pengamatan BAK dan BAK pada Anak Usia Dini

    Child's Name: Date Begun:

    Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5 Day 6 Day 7

    Time Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet Pants Toilet

    7:00

    8:00

    9:00

    10:00

    11:00

    dstnya

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    40/128

    40

    Langkah Kedua: Siapkan Diri Anda sebagai Pelatih yang Baik

    Jika pendidik sudah memastikan bahwa saat Toilet Training sudah tibawaktunya maka pendidik juga harus menyiapkan diri sebaik mungkin. alat-alat

    yang akan dibutuhkan adalah:

    Teknik komunikasi dengan anak sesuai tahap perkembangan anak

    Kesungguh-sungguhan dan Kesabaran

    Cara memotivasi dan mengajak yang kreatif.

    Pispot atau jamban yang ukuran dan bentuknya cocok untuk anak.

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pispot adalah:

    diperkirakan anak menyukainya, mudah dibersihkan, keamanan, stabilitas

    dan desain.

    Celana khusus untuk latihan ke toilet

    Gambar 9. Ukuran jamban anak ukurannya disesuaikan dengan kondisi anak

    Langkah Ketiga: Ajari Anak Arah yang Harus Dituju dan Cara untuk

    Menyebutkan Hal itu

    Anak dikenalkan tempat BAB dan BAK bersamaan dengan memberikan

    penamaan pada kegiatan BAB dan BAK juga perlu disampaikan dengan tepat dan

    spesifik, misalnya BAB dinamai e-e dan BAK dinamai pipis. Selain itu anak

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    41/128

    41

    perlu diajarkan sekaligus memberikan penamaan bagian tubuhnya. Berikan

    nama-nama yang wajar dan umum diterima anak dan keluarga untuk penamaan

    bagian tubuh (penis, testis, vagina, dll) yang terlibat dalam BAB dan BAK. Kata-

    kata tersebut diucapkan pendidik dengan nada yang wajar seperti menyebutkan

    anggota tubuh lainnya.

    Langkah Keempat: Ajari Anak Hubungan Antara Rasa Ingin Buang Air dan Pergi

    ke Toilet

    Salah satu kegiatan dari Toilet Training adalah mengajarkan anak tentang

    cara menghubungkan antara rasa ingin BAB atau BAK dan pergi ketoilet lalu

    duduk di pispot atau jamban yang berujung dengan melakukan BAB atau BAKdiatas pispot. Ketika anak menunjukan tanda-tanda akan BAB atau BAK maka

    pendidik harus segera merespon dengan memperkuat penamaan tentang apa

    yang dirasakan anak lalu mengajak anak ke pispot/jamban. Data pola BAK dan

    BAK anak dapat dipakai untuk mengingatkan anak tentang rasa ingin BAB dan BAK

    ini. Bersamaan dengan itu anak juga ditanamkan hubungan mental antara rasa

    dan menyampaikan rasa tersebut kepada pendidik, misalnya: sayang, mau e -e

    yaa, bilang ke ibu guru yaa. Setelah anak memahami rasa mau BAB atau BAK,

    lalu mampu menamainya dan menyampaikannya kepada Pendidik maka anak

    mulai ditingkatkan kemampuannya kearah kemandirian, misalnya denganmengatakan: sudah terasa mau e-e yaa, ayoo pergi ke pispot meskipun pada

    tahap awal masih ditemani namun secara bertahap anak mulai diajarkan BAB

    atau BAK secara mandiri.

    Langkah Kelima: Beralihlah dari popok ke Celana yang Mudah Dilepas

    Pendidik perlu melepaskan semua hal yang akan memperlambat kegiatan

    latihan ini. Pemakain popok sekali pakai dapat membuat anak tidak dapat

    membuat hubungan antara keinginan BAB atau BAK dan tindakan yang perlu

    dilakukannya. Saat ini semakin banyak popok yang diproduksi denganmempertimbangkan segera agak kering setelah BAK di popok tersebut. Anak

    dibuat nyaman dan tetap tertidur di malam hari meskipun sudah beberapa kali

    BAK. Ini cukup berbahaya bagi kegiatan toilet training. Akhirnya banyak pendidik

    dan orangtua yang membiarkan anak dalam keadaan sudah beberapa kali BAK di

    popoknya. Lama-lama anak merasa terbiasa dengan kondisi ini. Keadaan ini

    merpersulit dan memperlama waktu kegiatan Toilet Training.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    42/128

    42

    Selain itu anak juga sebaiknya tidak menggunakan celana yang sulit atau

    butuh waktu yang lebih lama jika akan dibuka, misalnya: celana jins, celana

    panjang yang sempit di ujung pergelangan kaki. Setelah anak sudah beberapa

    minggu tidak BAB atau BAK di popoknya maka ini saatnya mengganti popok sekali

    pakainya dengan celana yang cukup longgar dan mudah dilepaskan anak

    Langkah Keenam: Ajari Anak Anda untuk Membasuh, Menyiram, Mengenakan

    Celana dan Mencuci Tangan

    Bagian terakhir yang dilatih pada anak saat Toilet Training yaitu

    serangkaian kegiatan: Membasuh, Menyiram, Mengenakan Celana dan Mencuci

    Tangan dengan cara yang tepat. Cara membasuh yang baik adalah dari depan kebelakang. Ini bertujuan mencegah kuman yang dapat menyebabkan infeksi

    saluran kencing. Perlu kesabaran dan kreatif dalam memotivasi anak untuk

    membasuh sendiri. Kemampuan membasuh berhubungan dengan kemampuan

    motorik anak. Anak berumur 2 (dua) tahun jarang memiliki ketrampilan tangan

    untuk mengelap dengan layak bahkan beberapa anak tidak siap untuk melakukan

    ini sampai berumur 4 (empat) atai 5 (lima) tahun.

    Penyiraman dapat berjalan dengan mudah atau sulit tergantung anak.

    Ada yang senang dengan kegiatan ini tapi ada juga yang takut dengan suara air di

    kloset yang agak kecang saat tinja atau urin menghilang ke dalam lubang kloset.

    Mengenakan celana akan lebih mudah dan nyaman dilakukan anak jika orangtua

    tidak mengenakan celana yang mempersulit anak melepaskan dan

    memasangkannya. Anak memiliki kecenderungan kurang sabar dan selalu ingin

    cepat. Dipenghujung semua kegiatan Toilet Training adalah mencuci tangan

    dengan sabun dengan cara yang tepat (lihat sub Bab tentang mencuci Tangan).

    Seluruh kegiatan Toilet Trainig dilakukan dengan suasana, sikap dan kata-

    kata pendidik yang membuat anak merasa nyaman dan dihargai. Sama halnya

    saat ketika kita melatih anak berjalan, yang biasanya penuh suka cita dan

    menganggap anak yang jatuh atau takut-taku saat mau melangkahkan kaki

    pertamanya. Tidak diperkenankan hukuman atau kata-kata kasar dan penuh

    ancaman jika anak sangat lamban memahami kegiatan Toilet Training ini. Kata-

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    43/128

    43

    kata positif yang memotivasi dan kata-kata pujian selalu diberikan kepada anak

    saat Toilet Training ini.

    4. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Rumah, Bermain dan

    Lingkungan sekolah serta lingkungan tempat tinggal anak

    Lingkungan kotor dapat menjadi sumber kuman penyakit bagi anak.

    Kebersihan harus diupayakan dan dijaga di Lingkungan di dalam

    sekolah/rumah, Lingkungan di luar sekolah/rumah (pekarangan),

    Lingkungan sekitar sekolah/rumah

    Lingkungan yang pengap akan menjadi sarang nyamuk

    Genangan air tempat berkembang biak nyamuk. Nyamuk demam

    berdarah dan malaria dapat mematikan. Nyamuk lainnya akan menghisap

    zat gizi darah anak dan menganggu kenyamanan tidur anak

    Sinar matahari dapat mematikan kuman penyakit maka usahakan jendela

    terbuka dan sinar pagi masuk kedalam rumah. Rumah dan lingkungan

    sekolah yang lembab akan menyebabkan anak terkena Infeksi Saluran

    Pernafasan

    Kandang hewan/ternak merupakan sumber penyakit

    Sampah diseputar rumah menjadi sarang lalat, ulat dan tikus yang dapat

    menyebarkan penyakit

    Orang yang merokok disekitar anak akan menyebabkan anak keracunan

    asap rokok yang berbahaya

    Kebersihan dapur, alat-alat dapur, makan harus dijaga selalu karena dapat

    menjadi sumber kuman dan penyakit.

    Kamar mandi, WC dan air yang terkontaminasi dapat menjadi sumber

    penyakit

    Alat Permainan yang digunakan di lembaga PAUD harus dipilih yang

    mudah untuk dibersihkan. Alat permainan ini harus dibersihkan secara

    berkala.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    44/128

    44

    D. Upaya Pencegahan Terjadi Kecelakaan pada Anak

    Anak usia dini selalu aktif bereksplorasi dengan keingintahuan yang amat

    tinggi. Semua benda baru dan menarik akan diamati dan dipelajarinya. Mereka

    belum mengetahui dan menyadari jika ada hal yang membahayakan dirinya.

    Keinginantahuannya yang besar akan mendorong anak untuk memanjat furniture,

    memasuki lemari, meraih apapun yang menarik, memasukan benda kedalam

    mulut dan hidungnya, menggoyang-goyang dan mendorong TV, bahkan akan

    memasukan tanggannya ke colokan listrik. Ini adalah perilaku positif untuk

    mereka menjadi lebih cerdas dari waktu ke waktu. Tugas pendidik dan pengelola

    adalah memastikan semua yang berada di dekat anak aman dan edukatif.

    Aturan umum untuk menciptakan lingkungan aman bagi anak usia dini

    adalah semua area dan benda-benda yang berada dalam radius jangkauannya

    harus aman menjadi pusat perhatian dan bahan eksplorasi anak.

    Keamanan area dan benda-benda di lembaga PAUD akan mencegah

    terjadinya kecelakaan pada anak. Namun kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan

    dengan selalu melakukan pengawasan penuh pada setiap anak karena kecelakaan

    juga bisa ditimbulkan oleh hal lain seperti interaksi antar anak atau gerakan anak

    yang melampaui batas dan berbagai penyebab lainnya. Selain itu, anak perlupengenalan dan penjelasan setiap benda dan kejadian-kejadian yang berpeluang

    dapat mencelakakan anak. Anak perlu dididik untuk disiplin memenuhi aturan

    yang berlaku dan secara bertahap anak ditumbuhkan kesadarannya bahwa

    disiplin mematuhi aturan akan menyelamatkan diri sendiri dan juga

    mengamankan orang lain

    Terdapat dua tindakan utama yang berkenaan dengan kecelakaan yang

    terjadi di lembaga PAUD yaitu:

    1. Tindakan Preventif melalui: a. penyiapan lingkungan yang aman, b.membuat aturan. c. memberi penjelasan kepada anak tentang bahaya

    disekitar anak dan bagaimana mencegahnya

    2. Tindakan Penanganan Pertama Pada Kecelakaan

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    45/128

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    46/128

    46

    o Resiko dari air yang tidak dijaga: kolam ikan, kolam renang,

    bathtub, kloset dan air mancur

    o Terpotong, tergores dan hal lain yang menyebabkan terluka.

    Memilih Mainan yang Aman bagi Anak Usia Dini.

    Mainan yang disediakan bagi anak sesuai dengan tahap perkembangan

    dan kebutuhan mainnya. Bagi 0-2 tahun, sangat berbahaya jika meletakan

    mainan berupa manik-manik kecil karena akan dimakan dan dimasukan

    kehidung. Balok berbahan kayu juga berbahaya karena mainan tersebutakan dilempar .

    Mainan dan wadah atau lemari tempat mainan tidak memiliki bagian tepi

    yang tajam atau bagian yang mudah masuk ke kulit

    Hindari menyediakan mainan plastik yang mudah patah lalu patahan

    tersebut berpotensi melukai anak. Ada baiknya ketika membeli mainan

    palstik, kita mecoba membengkokkannya untuk melihat apakah mudah

    patah atau tidak

    Mainan sebaiknya tidak dibuat dan dicat dengan bahan yang bersifat

    toksik.

    Alat bantu berjalan (baby walker) tidak perlu digunakan karena tidak aman

    bagi anak dan sebenarnya alat ini juga tidak dapat membantu anak

    bisacepat berjalan

    Penataan mainan di rak mainan harus mempertimbangkan apakah jika

    diraih anak akan tumpah dan dapat melukai anak

    Rak mainan selain tidak berujung tajam juga tidak bersiat ringan dan

    mudah tumbang

    Alat mainan luar upayakan dari bahan plastik bukan besi terutama untuk

    bahan ayunan. Sudah banyak kejadian dimana ayunan besi melukai anak

    saat bermain.

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    47/128

    47

    Kursi anak sebaiknya yang berat sehingga tidak mudah terbalik kebelakang

    saat diduduki anak. Begitu juga meja, ujungnya diupayakan tidak runcing

    juga berat.

    Kamar Mandi yang Aman bagi Anak Usia Dini

    Bathtub lantai kamar mandi dan jalan menuju kamar mandi diberi alas

    antilicin

    Kunci pintu bagian dalam tidak dalam jangkauan anak untuk menghindari

    anak terkunci di dalam kamar mandi

    Alat dan bahan-bahan pembersih yang tidak aman harus jauh dari

    jangkauan anak

    Keran mandi panas harus dilengkapi pengaman.

    Kamar Tidur yang Aman bagi Anak

    Halaman yang Aman

    Alat mainan luar upayakan dari bahan plastik bukan besi terutama untuk

    bahan ayunan. Sudah banyak kejadian dimana ayunan besi melukai anak

    saat bermain.

    Amat dianjurkan ayunan dengan duduk seperti pelana karena mencegah

    anak terlempar juga membatasi anak untuk tidak berdiri sambil berayun

    Ayunan dipasang dengan ketinggian berbeda untuk kelompok umur anak

    yang berbeda

    Peralatan ayunan sebaiknya dipasang sedikitnya dua meter dari

    penghalang (pagar atau dinding) dan permukaan dibawah ayunan harus

    rata dan lembut untuk mengurangi resiko kecelakaan saat anak terjatuh

    Simpanlah tangga sehabis dipakai agar anak tidak menggunakannya

  • 7/25/2019 Modul Diklat Dasar 5 Bahan Ajar Perawatan, Gizi Dan Kesehatan Anak Usia Dini

    48/128

    48

    Jangan memotong rumput dengan mesin pemotong rumput saat anak

    bermain di halaman dan simpan segera mesin pemotong ketempat yang

    tidak bisa ditemukan anak.

    Sudah beberapa kejadian di lembaga PAUD, anak tanpa diketahui guru

    bermain sendiri dikolam renang lalu mengalami kecelakaan. Bahkan pada

    tahun 2010, pernah ditemukan anak yang sudah mengambang di kolam

    renang sementara gurunya sedang mengerjakan pekerjaan lain. Pastikan

    kolam renang dirancang dengan tingkat keamanan dan pengawasan yang

    baik. Lembaga PAUD yang punya kolam harus ekstra hati-hati jika ada

    anak didiknya berumur dibawah lima tahun. Saat ini ada alat sensor

    gerakan yang dapat memberikan tanda jika anak terjatuh ke kolam.

    E. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

    Tindakan yang utama adalah mencegah anak tidak mengalami kecelakaan.

    Namun, kadangkala ada saja hal-hal yang tidak bisa kita hindarkan terjadi.

    Berkenaan dengan hal tersebut maka setiap lembaga PAUD harus memiliki Kotak

    P3K. Kota P3K ini berisi alat, bahan dan obat-obatan yang diperlukan menangani

    pertama saat kecelakaan. Selain Kotak P3K, pendidik PAUD seharusnya

    menguasai juga tindakan sederhana pada pertolongan pertama saat kecelakaan

    terjadi.

    Isi Kotak P3K (Sears and Sears, 2007)

    Penghilang rasa sakit, asetaminofen, baik yang merupakan cairan maupun

    supositoria (obat yang dimasukan ke dubur)

    Pe