definisi hipoalbuminemia
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Definisi Hipoalbuminemia
1/2
Definisi Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia adalah kadar albumin yang rendah/dibawah nilai normal
atau keadaan dimana kadar albumin serum < 3,5 g/dL (Muhammad Sjaifullah Noer,
Ninik Soemyarso, 2006 dan Diagnose-Me.com, 2007).Hipoalbuminemia mencerminkan
pasokan asam amino yang tidak memadai dari protein, sehingga mengganggu sintesis
albumin serta protein lain oleh hati (Murray, dkk, 2003).
Di Indonesia, datahospital malnutritionmenunjukkan 40-50% pasien
mengalami hipoalbuminemia atau berisiko hipoalbuminemia, 12% diantaranya
hipoalbuminemia berat, serta masa rawat inap pasien denganhospital
malnutritionmenunjukkan 90% lebih lama daripada pasien dengan gizi baik (Tri
Widyastuti dan M. Dawan Jamil, 2005).
B.
Klasifikasi Hipoalbuminemia
Defisiensi albumin atau hipoalbuminemia dibedakan berdasarkan selisih atau
jarak dari nilai normal kadar albumin serum, yaitu 3,55 g/dl atau total kandungan
albumin dalam tubuh adalah 300-500 gram (Albumin.htm, 2007 dan Peralta, 2006).
Klasifikasi hipoalbuminemia menurut Agung M dan Hendro W (2005) adalah sebagai
berikut:
1.
Hipoalbuminemia ringan : 3,53,9 g/dl
2.
Hipoalbuminemia sedang : 2,53,5 g/dl
3.
Hipoalbuminemia berat : < 2,5 g/dl
C.
Penyebab Hipoalbuminemia
Menurut Iwan S. Handoko (2005),Adhe Hariani (2005)dan Baron (1995)
hipoalbuminemia adalah suatu masalah umum yang terjadi pada pasien.
Hipoalbuminemia dapat disebabkan olehmasukan protein yang rendah, pencernaan
atau absorbsi protein yang tak adekuat dan peningkatan kehilangan protein yang
dapat ditemukan pada pasien dengankondisi medis kronis dan akut:
1.Kurang Energi Protein,
2.Kanker,
3.Peritonitis,
4.
Luka bakar,
5.
Sepsis,
-
7/23/2019 Definisi Hipoalbuminemia
2/2
6.Luka akibat Pre dan Post pembedahan (penurunan albumin plasma yang terjadi
setelah trauma),
7.Penyakit hati akut yang berat atau penyakit hati kronis (sintesa albumin
menurun),
8.Penyakit ginjal (hemodialisa),
9.Penyakit saluran cerna kronik,
10. Radang atau Infeksi tertentu (akut dan kronis),
11.
Diabetes mellitus dengan gangren, dan
12.
TBC paru.
D.
Terapi Hipoalbuminemia
Hipoalbuminemia dikoreksi dengan Albumin intravena dan diet tinggi albumin
(Sunanto, 2006), dapat dilakukan dengan pemberian diet ekstra putih telur, atau
ekstrak albumin dari bahan makanan yang mengandung albumin dalam kadar yang
cukup tinggi. Penangan pasien hipoalbumin di RS dr. Sardjito Yogyakarta dilakukan
dengan pemberian putih telur sebagai sumber albumin dan sebagai alternatif lain
sumber albumin adalah ekstrak ikan lele (Tri Widyastuti dan M. Dawan Jamil, 2005).
Sedangkan pada RS dr. Saiful Anwar Malang, penanganan pasien hipoalbuminemia
dilakukan dengan pemberian BSA (Body Serum Albumer), dan segi gizi telah dilakukan
pemanfaatan bahan makanan seperti estrak ikan gabus, putih telur dan tempe kedelai
(Illy Hajar Masula, 2005).