Download - Panduan Pasien Koma 2003
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
1/22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Kesadaran adalah pengatahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. Agar
sadar penuh maka diperlukan system pengaktifan retikuler yang utuh dan
fungsinya pusat-pusat otak di korteks sereberi serta utuhnya hubungan-
hubungan melalui thalamus. Kesadaran dapat didefiniskan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang mengenali diri dan lingkungannya. Serta respon
trehadap stimulus dari luar dan kebutuhan dirinya. Kesadaran mempunyai dua
komponen, yaitu derajat dan kualitas. Derajat kesadaran menunjukan tingkat
kesadaran ditentukan oleh jumlah atau kuantitas input susunan saraf pusat,
sedangkan kualitas kesadaran yang menunjukan isi pikiran dan tingkah laku
ditentukan oleh cara pengolahan input sehingga menghasilkan pola-pola
output susunan system saraf pusat. Secara sederhana derajat kesadaran dibagi
menjadi komposmentis, somnolen, spoor dan koma. Untuk menilai derajat
kesadaran dapat digunakan suatu skala yang dikenal dengan nama skala koma
glasglow. erubahan kedasaran biasanya berawal dari gangguan fungsi
diensefalon, yang ditandai oleh kebingungan, letargi dan akhirnya stupor
seiring dengan makin sulitnya seseorang untuk terjaga. enurunan kesadaran
yang berlanjut terjadi pada disfungsi otak tengah, dtandai oleh semakin
dalamnya kesadaran stupor dan pada akhirnya dapat terjadi disfungsi medulla
!
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
2/22
serta pons yang menyebabkan keadaan koma sejati. enurunan progresif
kesadaran ini digambarkan sebagai perkembangan rostralkaudal.
Koma adalah keadaan hilangnya respon fisiologis terhadap stimulus dari
luar atau kebutuhan dirinya. Koma merupakan derajat kesadaran yang
terrendah, dimana pasien tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan "erbal
maupun rangsangan nyeri.
enurunan kesadaran dan koma termasuk masalah yang paling sering
ditemui dalam kedokteran. Kedua keadaan ini tercatat sebagi kasus yang
sering menyebabkan pasien dibawa ke ruang gawat darurat rumah sakit dan
menyebabkan ketegangan dalam penanganannya. ara dokter memberikan
perhatian khusus pada gangguan tingkat kesadaran #koma$.
B. Tujuan
!. %emberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya
&. %emperbaiki keadaan patologis
'. %empertahankan sirkulasi oksigen dan sirkulasi aliran darah dalam otak
(. %empertahankan diffus dan metabolik pada otak
). %empertahankan homeostasis otak
*. Definisi.
Koma adalah suatu keadaan tidak sadar atau hilangnya kesadaran pasien,
dimana diberi rangsangan dari luar seberapa keraspun tidak bereaksi dan juga
tidak mampu berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya.
&
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
3/22
Koma bukanlah suatu penyakit tertentu akan tetapi suatu keadaan yang
mempunyai banyak macam penyebab. Serangan anoksik-iskemik akut yang
fokal atau total, gangguan traumatik, peradangan, kelainan metabolik,
perdarahan atau neoplasma, dapat mengakibatkan edema dan menurunkan
aliran darah otak #AD+$, menimbulkan gangguan neurologik dan kesadaran,
menyebabkan kerusakan otak yang menetap.
Kerusakan atau cedera pertama #lesi primer$, pada jaringan otak itu
sendiri yang tidak dapat diobati sering diikuti oleh perubahan sekunder #lesi
sekunder$ yang disebabkan oleh hipoksia, hiperkapnia, hipotensi atau
peninggian tekanan intrakranial # K$. erubahan sekunder itulah yang harus
segera di cegah dan diobati.
ang menonjol pada keadaan koma atau hilangnya kesadaran adalah
ketidakmampuan penderita untuk berkomunikasi dengan orang-orang
disekitarnya, malah dalam keadaan yang berat tidak bereaksi terhadap
rangsangan-rangsangan dari luar.
Keadaan koma berarti gangguan berat fungsi susunan syaraf pusat yang
perlu ditangani secara tepat, karena makin lama keadaan koma berlangsung,
makin parah keadaan susunan syaraf pusat dan makin kecil kemungkinan
akan penyembuhan yang baik.
'
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
4/22
BAB II
RUANG LINGKUP
Secara struktur anatomi yang berperan dalam kesadaran adalah/
A. Ascending Reticular Acti ating !"ste# $ ARA! $
0ungsi A1AS adalah menyampaikan implus ke inti nucleus intralaminaris
alami Kanan 2 kiri implus kemudian diteruskan secara difus ke seluruh
korteks serebri. 3umlah impuls yang disampaikan ke korteks serebri
menentukan derajat kesadaran. 3adi A1AS merupakan 4566A7AK
K4SADA1A5. Apabila fungsi A1AS terganggu maka akan menimbulkan
koma yang disebut Koma Diencefalik. 6angguan ini dapat disebabkan oleh
proses desak ruang di supratentorial maupun infra tentorial. Keadaan ini
sering disebabkan oleh, tumor serebri, stroke, abses serebri dan meningitis
B. K%RTEK! !EREBRI
8erfungsi mengelola impuls yang dikirim lewat A1AS. engelolaan impuls
aferen ini menentukan kualitas kesadaran. 3adi Korteks Serebri sebagai
4564%8A5 K4SADA1A5. Apabila neuron-neuron kortikal kedua
hemisferium tidak dapat bekerja akan menimbulkan koma yang disebut koma
8ihemisferik. Koma bihemisferik dapat dibedakan dua yaitu kelompok
ensepalopati metabolic primer dan ensefalopati metabolic sekunder. Keadaan
yang dapat menimbilkan koma bihemisferik adalah perdarahan
hebat,gangguan respirasi,diare hebat, toksemia dan intoksikasi. 8iasanya
koma ini didahului oleh gejala syndrome otak oraganik
(
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
5/22
Eti&l&gi Ka
Secara umum stupor dan koma dapat disebabkan menjadi tiga kategori besar/
!. Kelainan struktur intrakranial #''9$: Kebanyakan kasus ditegakkan melalui
pemeriksaan imajing otak # computed tomography ;* < or magnetic
resonance imaging ;%1 < atau melalui lumbal punksi ;7
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
6/22
enyebab koma seringkali dapat ditentukan melalui anamnesis perjalanan
penyakit melalui keluarga, teman atau orang lain yang terakhir kontak dengan
pasien dengan menanyakan/
!. Kejadian terakhir
&. 1iwayat medis pasien
'. 1iwayat psikiatrik
(. +bat-obatan
). enyalahgunaan obat-obatan atau alcohol
Dalam menangani pasien dalam keadaan stupor dan koma untuk pertama kali ada
beberapa pertanyaan sebagai pertimbangan yaitu/
!. 8agaimana tanda "ital dari pasien tersebut?
&. Apakah jalan napas baik?
asien stupor dan koma beresiko tinggi untuk terjadinya aspirasi , yang
disebabkan karena hilangnya refleks batuk dan muntah, hipoksia , yang terjadi
karena hilangnya kemampuan bernafas. emasangan endotracheal tube #4 $
dengan intubasi merupakan cara yang paling efektif untuk menjaga jalan nafas
baik dan oksigenasi yang adekuat. 8ila pasien dalam keadaan koma yang dalam
atau adanya tanda gangguan respirasi lebih baik dilakukan intubasi. ada pasien
stupor dengan pernafasan yang normal dapat kita berikan !@@ 9 oksigen dengan
face mask sampai hipoksemia tidak kita temukan.
Setelah keadaan umum pasien kita dapat langkah selanjutnya adalah memberikan
terapi emergensi dan melakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan, antara
lain/
=
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
7/22
!. Konsultasi ke anestesiologis bila diperlukan intubasi atau lakukan intubasi
bila telah mendapat pelatihan dari Advance Trauma Life Support #A 7S$
ataupun Advance Cardiac Life Support #A*7S$.
&. asang jalur intrra"ena # iv line $
'. 7akukan pemeriksaan kadar gula sewaktu dengan glucose stick . >al ini
harus dilakukan secepatnya, karena hipoglikemia merupakan kasus yang
dapat ditangani secara cepat sebagai penyebab stupor atau koma yang dapat
disertai keadaan lain seperti sepsis, henti jantung, atau trauma$
(. 7akukan pemeriksaan darah antara lain/
a. Kimia darah # glukosa darah sewaktu, elektrolit, 8U5 ureum, kreatinin$
b. >itung darah lengkap
c. Analisa gas darah
d. Kalsium dan magnesium
e. rotrombin time # $ partial thromboplastin time # $
). 8ila etiologi dari koma tidak jelas lakukan pemeriksaan skrining
toksikologi, tes fungsi tiroid, fungsi hepar, kortisol serum, dan kadar
ammonia.
=. 7akukan pemasangan folley catheter
B. 7akukan pemeriksaan urinalisa, elektrokardiogram #4K6$ dan rontgen
thoraks.
C. 8erikan terapi emergensi. >al ini dapat diberikan dilapangan atau bila
etiologi dari penyebab koma tidak jelas
B
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
8/22
Pe#eriksaan 'isik(
!. anda "ital/ hipertensi yang berat dapat disebabkan oleh lesi intrakranial
dengan peningkatan K atau ensefalopati karena hipertensi.
&. Kulit/ tanda eksternal dari trauma, neddle track , rash , cherry redness
# keracunan *+$, atau kuning
'. 5afas/ alkohol, aseton, atau fetor hepaticus dapat menjadi petunjuk
(. Kepala/ tanda fraktur, hematoma, dan laserasi
). > / otorea atau rhinorea *S0, hemotimpanum terjadi karena robeknya
duramater pada fraktur tengkorak, tanda gigitan pada lidah menandakan
serangan kejang.
=. 7eher #jangan manipulasi bila ada kecurigaan fraktur dari cer"i"al spine$/
kekakuan disebabkan oleh meningitis atau perdarahan subarakhnoid.
B. emeriksaan neurologis/ untuk menentukan dalamnya koma dan lokalisasi
dari penyebab koma.
Pe#eriksaan Neur&l&gis
!. Status generalis/ terbukannya kelopak mata dan rahang yang lemas
menandakan dalamya koma. De"iasi dari kepala dan gaEe menandakan suatu
lesi hemisfer ipsilateral yang luas. %yoklonus menandakan suatu proses
metabolik$, twitching otot yang ritmik #indikasi dari kejang$, tetani.
&. ingkat kesadaran/ dapat ditentukan melalui skala koma 6lasgow untuk
memudahkan kita untuk mencatat perkembangan pasien. Untuk lebih
C
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
9/22
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
10/22
'. ernafasan/ pola pernafasan yang abnormal dapat membantu kita menentukan
lokalisasi dari koma. Diantaranya /
a. Cheyne-Stokes / lesi bihemisfer atau ensefalopati merabolik
b. Central neurogenic hiperventilation / *5S limfoma atau kerusakan batang
otak karena herniasi tentorial
c. Apneustic breathing / kerusakan pons
d. Cluster breathing / kerusakan pons dan cerebellar
e. Ataxic breathing / kerusakan pusat pernafasarn medular #lesi di fosa
posterior$
(. 7apang pandang/ dapat diperiksa dengan melakukan refleks ancam terhadap
mata sehingga berkedip. Kehilangan refleks ancam pada salah satu sisi mata
menandakan terjadinya suatu hemianopia.
). 0unduskopi/ edema papil terjadi pada peningkatan K setelah lebih dari !&
jam dan jarang terjadi secara akut. idak adanya suatu edema papil
menyingkirkan adanya peningkatan K. ulsasi spontan dari "ena sulit
diidentifikasikan, tetapi bila kita temukan menandakan K yang normal.
erdarahan subhialoid yang berbentuk seperti globul bercak darah pada
permukaan retina biasanya berhubungan dengan terjadinya suatu perdarahan
subarakhnoid.
=. upil/ pastikan bentuk, ukuran, dan reaksi pupil terhadap rangsang cahaya.
a. Simetris dan reaktif terhadap rangsang cahaya menandakan midbrain
dalam keadaan intak. upil yang reaktif tanpa disertai respon dari kornea
!@
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
11/22
dan okulosefalik menandakan suatu keadaan koma yang disebabkan
kelainan metabolik.
b. Midposition #&-) mm$ terfiksir atau pupil ireguler menandakan suatu lesi
fokal di midbrain .
c. upil pinpoint yang reaktif menandakan kerusakan pada tingkat pons.
ntoksikasi dari opiat dan kholinergik #pilokarpin$ juga dapat
menyebabkan pupil seperti ini.
d. upil anisokor dan terfiksir terjadi pada kompresi terhadap *5 pada
herniasi unkus. tosis dan eIode"iasi juga terlihat pada kejadian tersebut.
e. upil terfiksir dan dilatasi menandakan suatu herniasi sentral, iskemia
f. hipoksia global, keracunan barbiturat, scopolamine, atau gluthethimide
B. ergerakan bola mata # ga e$/
a. erhatikan posisi saat istirahat /
o De"iasi gaEe menjauhi sisi yang hemiparesis menandakan suatu lesi
hemisper kontralateral dari sisi yang hemiparesis
o De"iasi gaEe ke arah sisi yang hemiparesis menunjukkan, lesi di pons
kontralateral hemiparesis, lesi di thalamus kontralateral dari
hemiparesia, dan akti"itas kejang pada hemisfer kontralateral dari
hemiparesis
o De"iasi mata kearah bawah menandakan suatu lesi di tectum dari
midbrain , disertai dengan gangguan reaktifitas pupil dan nistagmus
refrakter dikenal sebagai sindroma parinoud
!!
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
12/22
b. Slo! roving eye movement yang dapat konjugasi atau diskonjugae tidak
menunjukkan lokalisasi lesi yang berarti, berhubungan dengan disfungsi
hemisfer bilateral dan aktifnya refleks okulosefalik
c. "ccular bobbing# yaitu terdapat reaksi cepat dari pergerakan bola mata ke
arah bawah yang kembali ke posisi semula dengan lambat menunjukkan
kerusakan bilateral dari pusat gaEe horisontal pada pons.
d. Saccadic eye movement tidak terlihat pada pasien koma dan menunjukkan
suatu psikogenik unresponsi"e.
e. 0ase tonik tanpa disertai respons fase cepat dari nistagmus menandakan
koma disebabkan disfungsi bihemisfer
f. aresis konjugae dari gaEe menandakan lesi unilateral hemisfer atau pons
g. Kelemahan mata asimetris menandakan lesi pada batang otak
h. 1efleks okulo"estibular negatif menandakan koma yang dalam yang
mendepresi fungsi batang otak.
C. erintah "erbal/ normal
J. 1angsang nyeri/ dengan menggosokkan kepalan tangan pemeriksa pada
sternum dan penekanan pada nailbed dengan menggunakan handel dari
hammer.
!@. 1efleks okulosefalik # doll$s eye $, respons yang intak terjadi pergerakan bola
mata berlawanan dari arah pemutaran kepala. 8ila tidak terjadi refleks ini
menunjukkan disfungsi dari bilateral hemisfer serebri dan gangguan integritas
dari struktur batang otak, yang sering terlihat pada koma metabolik.
!&
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
13/22
!!. 1efleks okulo"estibular #kalori dingin$, respons yang normal terdiri dari
de"iasi tonik kearah rangsangan air dingin yang dimasukkan ke lubang
telinga dan terjadi nistagmus cepat ke arah kontralateral.
!&. 1efleks kornea/ menandakan intaknya batang otak setinggi *5 ) #aferen$ dan
*5 #eferen$
!'. 1efleks muntah/ dapat dilakukan dengan memanipulasi endotrakheal tube.
!(. 1espons motorik/ merupakan indikator terbaik dalam menentukan dalam dan
beratnya keadaan koma. ang diperhatikan yaitu/
a. ergerakan spontan/ lihat adanya suatu asimetr
b. onus otot/ peningkatan tonus otot bilateral pada ekstremitas bawah
merupakan tanda penting terjadinya suatu herniasi serebri.
c. nduksi pergerakan
!). 1espon sensoris/ respons asimetris dari stimulasi menandakan suatu
lateralisasi deficit sensori
!=. 1efleks/
a. 1efleks tendon dalam/ bila asimetris menunjukkan lateralisasi defisit
motoris yang disebabkan lesi structural
b. 1efleks plantar/ respon bilateral 8abinski s menunjukkan coma akibat
struktural atau metabolic
Pe#eriksaan Interna
!. 0rekuensi, isi, ritme nadi
&. ekanan darah
!'
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
14/22
'. Suhu badan
(. 8au ernafasan penderita
). Farna dan permukaan kulit
=. 7uka luka karena rauma
B. Selaput mulut dan bibir
C. urgor kulit
J. Kepala/ darah liLuor dari telinga, hidung, hematom dsb
!@. 7eher
!!. horaks
!&. Abdomen
)ANE*E)EN PA!IEN K%)A
enanganan emergensi dekompresi pada lesi desak ruang # space occupying
lesions S+7$ dapat menyelamatkan nyawa pasien.
!. 8ila terjadi suatu peningkatan K, berikut adalah penanganan pertamanya
/
a. 4le"asi kepala
b. ntubasi dan hiper"entilasi
c. Sedasi jika terjadi agitasi yang berat # midaEolam ! & mg i" $
d. Diuresis osmotik dengan manitol &@9 ! g kg 88 i"
e. DeIametason !@ mg i" tiap = jam pada kasus edema serebri oleh tumor
atau abses setelah terapi ini monitor * harus dipasang.
!(
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
15/22
&. Kasus encephalitis yang dicurigai oleh infeksi "irus herpes dapat diberikan
acyclo"ir !@ mg kg i" tiap C jam
'. Kasus meningitis lakukan terapi secara empiris. 7indungi pasien dengan
ceftriaIon &M! g i" dan ampicillin (M! g i" sambil menunggu hasil kultur
erawatan secara Umum
!. roteksi jalan nafas/ adekuat oksigenasi dan "entilasi
&. >idrasi intra"ena/ gunakan normal saline pada pasien dengan edema
serebri atau peningkatan K
'. 5utrisi/ lakukan pemberian asupan nutrisi "ia enteral dengan
nasoduodenal tube, hindari penggunaan naso gastrik tube karena adanya
ancaman aspirasi dan refluks
(. Kulit/ hindari dekubitus dengan miring kanan dan kiri tiap ! hingga & jam,
dan gunakan matras yang dapat dikembangkan dengan angin dan pelindung
tumit
). %ata/ hindari abrasi kornea dengan penggunaan lubrikan atau tutup mata
dengan plester
=. erawatan bowel/ hindari konstipasi dengan pelunak feses #docusate
sodium !@@ mg 'M!$ dan pemberian ranitidin )@ mg i" tiap C jam untuk
menghindari stress ulcer akibat pemberian steroid dan intubasi
B. erawatan bladder/ ind!elling cateter urin dan intermiten kateter tiap =
jam
C. %obilitas joint/ latihan pasif 1+% untuk menghindari kontraktur
!)
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
16/22
J. rofilaksis deep vein trombosis #DH $ / pemberian )@@@ iu sc tiap !& jam,
penggunaan stoking kompresi pneumatik, atau kedua-duanya
erawatan secara khusus
!. asien harus dirawat diruang intensif dengan pengawasan &( jam
&. 8ila ada gangguan pernapasan maka pasien dibantu dengan alat bantu hidup
dasar dan lanjut #"entilator$
'. Alat bantu hidup dasar untuk adalah alat untuk membantu mempertahankan
terbukanya jalan napas,dapat digunakan pada awal penangann pasien yang
tidak responsip dan dilanjutkan sepanjang pernapasan. Alat bantu jalan napas
tersebut adalah pipa orofaring dan pipa nasofaring.
+ara ,e#asangan %PA(
a. %enentukan ukuran + A yang tepat bagi pasien dengan
meletakkan + A disamping pipi pasien dan memilih + A yang
panjangnya sesuai dari sudut mulut hingga ke sudut rahang bawah
#angulus mandibulae$
b. %emasang alat, terdapat & cara/
o *ara pertama/
%embuka mulut dan memasukkan + A terbalik
%emutar merotasi + A jika telah mencapai palatum molle.
!=
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
17/22
o *ara kedua
%embuka mulut dengan spatel dengan hati-hati memasukkan
+ A hingga ke belakang.
ada anak-anak, sebaiknya memakai cara ini, karena rotasi
dapat menyebabkan patahnya gigi dan kerusakan faring
c. %engecek ketepatan pemasangan + A dengan memberikan
"entilasi pada pasien. 3ika pemasangan tepat akan tampak
pengembangan dada dan suara napas terdengar melalui auskultasi
paru dengan stetoskop selama "entilasi
+ara Pe#asangan Nas&-, aringeal Air/a" $NPA0
a. %enentukan ukuran 5 A yang tepat bagi pasien/
o %eletakkan 5 A di samping pipi pasien dan memilih 5 A
yang panjangnya sesuai dari pangkal cuping hidung sampai
cuping telinga
o 5 A yang terlalu panjang dapat menstimulasi gag refleI
sedangkan 5 A yang telalu pendek tidak dapat menjauhkan
lidah dari faring anterior
b. %elubrikasi ujung 5 A dengan lubrikan larut air #water-soluble
lubricant$ untuk meminimalkan tahanan dan menurunkan iritasi
pada saluran lubang hidung
!B
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
18/22
c. %emasukkan 5 A dengan cara memegang 5 A seperti memegang
pensil dan secara perlahan dimasukkan ke dalam lubang hidung
pasien dengan be"el menghadap ke nasal septum
d. %endorong alat sepanjang dasar lubang hidung, mengikuti lekukan
saluran lubang hidung, hingga pinggiran pangkal 5 A rata dengan
lubang hidung
e. 3ika terjadi tahanan selama insersi, merotasi 5 A bolak balik
dengan lembut di antara kedua jari
f. 3ika tahanan tetap terjadi, tidak memaksakan pemasangan alat
karena dapat menyebabkan abrasi dan laserasi mukosa hidung yang
dapat mengakibatkan perdarahan dan risiko aspirasi
g. %engecek ketepatan pemasangan 5 A dengan memberikan
"entilasi pada pasien. 3ika pemasangan tepat akan tampak
pengembangan dada dan suara napas terdengar melalui auskultasi
paru dengan stetoskop
Hentilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses "entilasi untuk mempertahankan oksigenasi.
Indikasi ,e#asangan entilat&r
!. asien dengan respiratory failure #gagal napas$
a. enyebab sentral
o rauma kepala/ *ontusio cerebri.
o 1adang otak/ 4ncepalitis.
!C
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
19/22
o 6angguan "askuler/ erdarahan otak, infark otak.
o +bat-obatan/ 5arkotika, +bat anestesi.
b. enyebab perifer
o Kelainan 5euromuskuler
o Kelainan jalan napas
o Kelainan di paru
o Kelainan tulang iga thorak
o Kelainan jantung
&. asien dengan operasi tekhik hemodilusi.
'. ost repanasi dengan black out.
(. 1espiratory Arrest.
!J
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
20/22
BAB III
TATA LAK!ANA
ata laksana pelayanan pasien koma
!. asien dilakukan pemeriksaan anamnesa, fisik dan ditentukan diagnose oleh
dokter D 3
&. Dokter menentukan apakah pasien koma ada indikasi pemakaian "entilator
atau tidak
'. 3ika pasien tidak memerlukan "entilator maka pasien dirawat di >*U
(. 8ila pasien koma memerlukan "entilator maka pasien dirujuk ke rumah sakit
yang lebih tinggi yang mempunyai fasilitas "entilator
a. Secara Umum/
!$ 8reathing/
o 8ersihkan jalan napas
o 6unakan pipa orofaring
o osisi dirubah-ubah terlentang miring
o Kepala ekstensi N&@-'@
o 7ender dihisap
&@
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
21/22
o emberian oksigen &-( lt mnt
&$ 8lood #%engatur ekanan darah$
o furosemide (@-C@ mg i"
o 5ifedipine &@-'@ mg
'$ 8lader
o %engosongkan blaas 'I hari
o Dower kateter ganti tiap (C jam
($ 8owel
o infus dan pemberian sonde makanan hr ke '-(
o nutrisi &@@@ kalori
o nutrisi parenteral / '@-(@ ml kg 88 hr
o
8A8 dengan laksati"um gliserin atau yang lain bila &-' hr pasien
tidak 8A8
b. !ecara K usus
!$ erapi etiologi
&$ asien dirawat diruang >*U bila membutuhkan alat bantu hidup dasar
atau "entilator pasien dirujuk.
&!
-
7/25/2019 Panduan Pasien Koma 2003
22/22
BAB I1
D%KU)ENTA!I
1. 7embar encatatan monitoring pasien di >*U *U
2. Semua perkembangan pelayanan pasien ditulis dalam catatan terintegrasi di
rekam medis
&&