pedoman pelayanan pasien-doc

Upload: rinny-chameel-mdf

Post on 23-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    1/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANGPelayanan Pasien adalah hal penting yang terdapat di rumah sakit , pasien dengan

    masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak mendapat kualitas

    asuhan yang sama di rumah sakit. Untuk melaksanakan prinsip kualitas asuhan yang

    setingkat, Rumah sakit adalah organisasi yang berkiprah dalam bidang jasa pelayanan

    kesehatan perorangan. Dalam penyelenggaraan upaya pelayanan pada pasien rumah sakit

    didukung oleh banyak jenis keterampilan SDM baik yang berbentuk profesi maupun non

    profesi. Dalam menjalankan kegiatannya rumah sakit menyadari bahwa pelayanan yang

    diberikan kepada pasien dalam bentuk bermacam macam asuhan yang merupakan bagian

    dari suatu sistem pelayanan yang terintegrasi dengan para profesional di bidang

    pelayanan kesehatan. Dengan adanya pedoman ini diharapkan rumah sakit dapat

    menerapkan model pelayanan yang akan membangun suatu kontinuitas pelayanan,

    menyelaraskan kebutuhan asuhan pasien dengan pelayanan yang tersedia di rumah sakit,

    mengkoordinasikan pelayanan, kemudian merencanakan pemulangan dan tindakan

    selanjutnya. asilnya adalah meningkatnya mutu asuhan pasien dan efisiensi

    penggunaan sumber daya yang tersedia di rumah sakit. Setiap pasien yang datang

    kerumah sakit harus dijamin aksesnya untuk mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan,

    terjamin pula kontinuitas pelayanan yang didapat, serta mendapatkan pelayanan yang

    terkoordinasi dan terintegrasi dari berbagai asuhan dari para profesional pemberi asuhan

    pasien. Sehingga dapatlah diharapkan hasil pelayanan yang efektif, efisien dan menjamin

    keselamatan pasien, yang akhirnya bermuara pada kepuasan pasien dan pemenuhan hak

    pasien. !eberapa hal penting yang harus dikelola oleh rumah sakit adalah mengenali

    dengan baik kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani oleh rumah sakit,

    mengatur pemberian pelayanan yang efisien kepada pasien, dan melakukan rujukan ke

    pelayanan yang tepat baik di dalam maupun keluar rumah sakit serta mengatur

    pemulangan pasien yang tepat ke rumah.

    Rumah Sakit !ermutu, adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan melalui

    penyelenggaraan pelayanan secara paripurna pada unit unit gawat darurat, rawat jalan,

    rawat inap, ruang tindakan dan ruang perawatan khusus. Penyelenggaraan pelayanan

    dilaksanakan oleh berbagai kelompok profesi. Para profesional utama yang memberikan

    1

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    2/23

    asuhan kepada pasien di rumah sakit adalah staf medis baik dokter maupun dokter

    spesialis, staf klinis keperawatan "perawat dan bidan#, nutrisionis dan farmasis yang

    rutin dan pasti selalu berkontak dengan pasien, akan tetapi tidak kalah pentingnya

    profesional lain yang berfungsi melakukan asuhan penunjang berupa analis

    laboratorium, penata rontgen, fisioterapis. Secara garis besar ada empat kelompok SDM

    yang mendukung jalannya rumah sakit yaitu, kelompok medis memberikan pelayanan

    asuhan medis, kelompok keperawatan memberikan pelayanan asuhan keperawatan, serta

    kelompok keteknisian medis yang memberikan pelayanan penunjang medis, dan

    akhirnya adalah kelompok administrasi yang memberikan pelayanan administrasi

    manajemen.

    $.%. &U'U()Maksud dari Sasaran.

    $.*. RU()+ -)+ UPRuang lingkup Pelayanan pasien yaitu seluruh pelayanan yang berhubungan secara

    langsung maupun tidak langsung dengan pasien. Pelayanan tersebut terdiri dari /

    $.$. Pelayanan medis

    (. Pelayanan rawat inap

    a. Pelayanan rawat inap Dewasa

    b. Pelayanan rawat inap (nak

    c. Pelayanan rawat inap ebidanan

    d. Pelayanan Perinatologi

    !. Pelayanan rawat jalan

    a. Poliklinik penyakit dalam

    b. Poliklinik (nak

    c. Poliklinik ebidanan

    d. Poliklinik +igi dan Mulut

    e. Poliklinik D0&S

    f. Poliklinik !edah

    1. Pelayanan +awat Darurat

    D. Pelayanan rawat inap -solasi

    2. Pelayanan kamar !edah

    3. Pelayanan 1U

    +. Pelayanan pengelolaan rasa nyeri. Pelayanan !ank Darah

    2

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    3/23

    -. Pelayanan +i4i

    '. Pelayanan resiko tinggi

    . -nstalasi 3armasi

    . -nstalansi Rekam Medis

    M. Pelayanan diakhir kehidupan

    $.*.%. Pelayanan non medis

    (. !agian kebersihan!. !again laundry1. !agian dapur D. !agian maintenance

    $.5. ()D(S() U UM$.5.$. S Direktur RS husus !edah RS 1-macan )o. 6%78RS !SS S 8D-R89--8%6$5

    tentang kebijakan Pedoman Pelayanan pasien RS 1imacan$.5.%. Undang:Undang Republik -ndonesia )omor *; tahun %66< tentang esehatan$.5.*. Undang:Undang Republik -ndonesia )omor 55 tahun %66< tentang Rumah Sakit$.5.5. Surat eputusan Menteri kesehatan Republik -ndonesia )o.$%

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    4/23

    BAB II

    ISI

    2.1. PEMBERIAN PELAYANAN UNTUK SEMUA PASIEN

    Pelayanan berfokus pasien adalah asuhan yang menghormati dan responsif

    terhadap pilihan, kebutuhan dan nilai:nilai pribadi pasien, serta memastikan bahwa nilai:

    nilai pasien menjadi panduan bagi semua keputusan klinis . Penyediaan pelayanan yang

    paling sesuai di suatu rumah sakit untuk mendukung dan merespon setiap kebutuhan

    pasien yang unik, memerlukan perencanaan dan koordinasi tingkat tinggi. (da beberapa

    akti?itas tertentu yang bersifat dasar bagi pelayanan pasien. Untuk semua disiplin yang

    memberikan pelayanan pasien, akti?itas ini termasuk /

    A. Perencanaan dan pemberian asuhan kepada setiap8masing:masing pasien@

    B. Pemantauan pasien untuk mengetahui hasil asuhan pasien@

    C. Modifikasi asuhan pasien bila perlu@

    D. Penuntasan asuhan pasien@ dan

    2. Perencanaan tindak lanjut.

    !anyak praktisi kesehatan yaitu dokter, perawat, apoteker, nutrisionis, terapis

    rehabilitasi, dan praktisi pelayanan kesehatan lain melaksanakan akti?itas tersebut.

    Masing:masing praktisi pelayanan kesehatan mempunyai peran yang jelas dalam asuhan

    pasien. Peran tersebut ditentukan oleh lisensi@ kredensial@ sertifikat@ undang:undang dan

    peraturan@ ketrampilan (skill) khusus indi?idu, pengetahuan, pengalaman, juga kebijakan

    rumah sakit atau uraian tugas. Sebagian pelayanan bisa dilaksanakan oleh pasien,

    keluarganya, atau pembantu pelaksana asuhan lainnya yang terlatih.

    Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak

    mendapat kualitas asuhan yang sama di rumah sakit. Untuk melaksanakan prinsip

    Akualitas asuhan yang setingkatB mengharuskan pimpinan merencanakan dan

    mengkoordinasi pelayanan pasien. Secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada

    populasi pasien yang sama pada berbagai unit kerja, dipandu oleh kebijakan dan

    prosedur yang menghasilkan pelayanan yang seragam. Sebagai tambahan, pimpinan

    harus menjamin bahwa rumah sakit menyediakan tingkat kualitas asuhan yang sama

    setiap hari dalam seminggu dan pada setiap shift. ebijakan dan prosedur tersebut harus

    sesuai dengan undang:undang dan peraturan yang berlaku yang membentuk proses

    4

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    5/23

    pelayanan pasien dan dikembangkan secara kolaboratif. (suhan pasien yang seragam

    terefleksi sebagai berikut dalam/

    (. (kses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, tidak tergantung atas

    kemampuan pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan.

    !. (kses untuk asuhan dan pengobatan, serta yang memadai, yang diberikan oleh

    praktisi yang kompeten tidak tergantung atas hari:hari tertentu atau waktu

    tertentu.

    1. etepatan (acuity) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya

    untuk memenuhi kebutuhan pasien.

    D. &ingkat asuhan yang diberikan kepada pasien "misalnya pelayanan anestesia#

    sama di seluruh rumah sakit.

    2. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan

    keperawatan yang setingkat diseluruh rumah sakit.

    3. (suhan pasien yang seragam menghasilkan penggunaan sumber daya yang

    efisien dan sehingga mendapatkan e?aluasi hasil (outcome) yang sama untuk

    asuhan di seluruh rumah sakit.

    Semua proses asuhan pasien oleh Profesional Pemberi (suhan "PP(# harus

    dicatat dalam berkas rekam medis pasien secara runtut sesuai dengan perjalanan asuhan

    yang dialami pasien di RS, mulai dari (ssesmen (wal sampai pada Resume Pulang.

    Pencatatan dalam berkas rekam medis mengikuti kaidah Problem 0riented Medical

    record "P0MR# yaitu dengan pola S "subyektif, keterangan8keluhan pasien#, 0 "objektif,

    fakta yang ditemukan pada pasien melalui pemeriksaan fisik dan penunjang#, ( "analisis,

    merupakan kesimpulan8diagnose yang dibuat berdasarkan S dan 0# dan P "plan, rencana

    asuhan yang akan diterapkan pada pasien#.

    2.2. PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN

    RISIKO TINGGI%.%.$. Pengertian

    Pelayanan pasien dengan risiko tinggi merupakan pelayanan pasien dengan

    peralatan bhd, penyakit menular atau imunosuppressed, peralatan dialysis,

    peralatan pengikat atau restraint, ketergantungan bantuan dan pengobatan

    kemoterapi.

    5

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    6/23

    %.%.%. ebijakanRumah sakit memberi pelayanan bagi berbagai ?ariasi pasien dengan

    berbagai ?ariasi kebutuhan pelayanan kesehatan. !eberapa pasien yang

    digolongkan risiko:tinggi karena umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifatkritis. (nak dan lanjut usia umumnya dimasukkan dalam kelompok ini karena

    mereka sering tidak dapat menyampaikan pendapatnya, tidak mengerti proses

    asuhan dan tidak dapat ikut memberi keputusan tentang asuhannya. Demikian

    pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma tidak mampu memahami proses

    asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien. Rumah sakit juga

    menyediakan berbagai ?ariasi pelayanan, sebagian termasuk yang berisiko tinggi

    karena memerlukan peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa "pasien dialisis#, sifat pengobatan "penggunaan

    darah atau produk darah#, potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik

    dari obat berisiko tinggi "misalnya kemoterapi#.ebijakan dan prosedur merupakan alat yang sangat penting bagi staf

    untuk memahami pasien tersebut dan pelayanannya dan memberi respon yang

    cermat, kompeten dan dengan cara yang seragam. Pimpinan bertanggung jawab

    untuk /

    (. Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggap berisiko tinggi di

    rumah sakit@

    !. Menggunakan proses kerjasama "kolaborasi# untuk mengembangkan

    kebijakan dan prosedur yang sesuai@

    1. Melaksanakan pelatihan staf dalam mengimplementasikan kebijakan dan

    prosedur.

    Pasien dan pelayanan yang diidentifikasikan sebagai kelompok pasien

    risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi, apabila ada di dalam rumah sakit maka

    dimasukkan dalam daftar prosedur. Rumah sakit dapat pula melakukan

    identifikasi risiko sampingan sebagai akibat dari suatu prosedur atau rencana

    asuhan "contoh, perlunya pencegahan trombosis ?ena dalam, ulkus dekubitus dan

    jatuh#. !ila ada risiko tersebut, maka dapat dicegah dengan cara melakukan

    pelatihan staf dan mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai. Cang

    termasuk pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi/

    (. pasien gawat darurat!. pelayanan resusitasi di seluruh unit rumah sakit

    6

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    7/23

    1. pemberian darah dan produk darah.

    D. pasien yang menggunakan peralatan bantu hidup dasar atau yang koma.

    2. pasien dengan penyakit menular dan mereka yang daya tahannya menurun .

    3. pasien dialisis "cuci darah#

    +. penggunaan alat pengekang (restraint) dan pasien yang diberi pengekang 8

    penghalang.

    . pasien lanjut usia, mereka yang cacat, anak:anak dan populasi yang

    berisiko diperlakukan kasar8 kejam.

    -. pasien yang mendapat kemoterapi atau terapi lain yang berisiko tinggi.

    2.3. MAKANAN DAN TERAPI NUTRISI

    2.3.1. Pengertian )utrisi adalah makanan yang dikonsumsi untuk bertahan hidup, tumbuh,

    berkembang dan sebagai sumber energi untuk berakti?itas. Seluruh nutrisi yang

    dibutuhkan tubuh terdapat dalam makanan. &erapi nutrisi itu sendiri diperlukan

    untuk mengembalikan keseimbangan fungsi tubuh yang terganggu akibat

    kekurangan nutrisi.

    2.3.2. ebijakanMakanan dan nutrisi yang memadai penting bagi kondisi kesehatan dan proses

    pemulihan pasien. Makanan yang sesuai dengan umur pasien, budaya pasien dan

    preferensi diet, rencana pelayanan, harus tersedia secara rutin. Pasien

    berpartisipasi dalam perencanaan dan seleksi makanan, dan keluarga pasien

    dapat, bila sesuai, berpartisipasi dalam menyediakan makanan, konsisten dengan

    budaya, agama, dan tradisi dan praktik lain. !erdasarkan asesmen kebutuhan

    pasien dan rencana asuhan, DP'P atau pemberi pelayanan lainnya yang

    kompeten memesan makanan atau nutrien lain yang sesuai bagi pasien. !ila

    keluarga pasien atau pihak lain menyediakan makanan pasien, mereka diberikan

    edukasi tentang makanan yang dilarang atau kontra indikasi dengan kebutuhan

    dan rencana pelayanan, termasuk informasi tentang interaksi obat dengan

    makanan. !ila mungkin, pasien ditawarkan berbagai macam makanan yang

    konsisten dengan status gi4inya.Pada asesmen awal, pasien diperiksa untuk mengidentifikasi adanya risiko

    nutrisional. Pasien ini akan dikonsulkan ke nutrisionis untuk asesmen lebih

    lanjut. !ila ternyata ada risiko nutrisional, dibuat rencana terapi gi4i. &ingkat

    kemajuan pasien dimonitor dan dicatat dalam rekam medisnya. Dokter, perawat

    7

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    8/23

    dan ahli diet dan kalau perlu keluarga pasien, bekerjasama merencanakan dan

    memberikan terapi gi4i. al yang harus dipenuhi oleh rumah sakit terkait nutrisi

    pasien adalah /(. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara reguler

    !. Sebelum memberi makan pasien, semua pasien rawat inap telah memesan

    makanan dan dicatat.

    1. Pesanan didasarkan atas status gi4i, latar belakang agama dan budaya serta

    kebutuhan pasien

    D. (da bermacam ?ariasi pilihan makanan bagi pasien konsisten dengan

    kondisi dan pelayanannya

    2. !ila keluarga menyediakan makanan, mereka diberikan edukasi tentang

    pembatasan diet pasien

    3. Makanan disiapkan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan

    pembusukan

    +. Makanan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan

    pembusukan

    . Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik

    -. Distribusi makanan dilakukan tepat waktu, dan memenuhi sesuai permintaan

    khusus pasien terkait waktu.'. Praktik penanganan memenuhi peraturan dan perundangan yang berlaku

    . Pasien, termasuk pasien anak dan balita yang pada asesmen berada pada

    risiko nutrisional, mendapat terapi gi4i.

    . Suatu proses kerjasama dipakai untuk merencanakan, memberikan dan

    memonitor terapi gi4i.

    M. Respon pasien terhadap terapi gi4i dimonitor.

    ). Respon pasien terhadap terapi gi4i dicatat dalam rekam medisnya.

    2.4. PENGELOLAAN PELAYANAN RASA NYERI%.5.$ Pengertian

    Menurut -nternational (ssociation for the Study of Pain "-(SP#,nyeri

    adalah suatu pengalaman sensori, emosional serta kognitif yang tidak

    menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan aktual maupun potensial yang

    dapat timbul tanpa adanya injuri "(rdinata, %66 #. )yeri post operasi adalah

    nyeri yang dirasakan akibat dari hasil pembedahan. ejadian, intensitas, dan

    durasi nyeri post operasi berbeda beda. okasi pembedahan mempunyai efek

    8

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    9/23

    yang sangat penting yang hanya dapat dirasakan oleh pasien. )yeri pasca

    operasi tidak hanya terjadi setelah operasi besar, tetapi juga setelah operasi kecil.

    Selain faktor fisiologis, nyeri juga dipengaruhi oleh rasa takut atau kecemasan

    mengenai operasi "dimensi afektif#, yang dapat meningkatkan persepsi indi?idu

    terhadap intensitas nyeri "dimensi sensorik#. Meskipun semua pasien post

    operasi mengalami sensasi rasa nyeri, ada perbedaan dalam ekspresi atau reaksi

    nyeri "dimensi perilaku#, latar belakang budaya "dimensi sosiokultural# "Su4a,

    %66 #. -ndi?idu yang merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan

    mencari upaya untuk menghilangkan nyeri. Perawat menggunakan berbagai

    inter?ensi untuk menghilangkan nyeri atau mengembalikan kenyamanan.

    Perawat tidak dapat melihat atau merasakan nyeri yang klien rasakan. )yeri

    bersifat subjektif, tidak ada dua indi?idu yang mengalami nyeri yang sama

    menghasilkan respons atau perasaan yang identik pada seorang indi?idu "Potter

    E Perry, %66;#.

    %.5.%. ebijakanA. Klasifikasi Ny !i

    )yeri dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat, sifat, berat ringannya nyeri,

    dan waktu lamanya serangan "(smadi, %66=#.1. )yeri berdasarkan tempatnya/

    a. Pheriperal pain , yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh

    misalnya pada kulit, mukosa. b. Deep pain , yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih

    dalam atau pada organ:organ tubuh ?isceral.c. Refered pain , yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit

    organ8struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh

    didaerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.d. Central pain , yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada

    sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus.2. )yeri berdasarkan sifatnya/

    a. Incidental pain , yaitu nyeri yang timbul sewaktu:waktu lalu

    menghilang. b. Steady pain , yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan

    dalam waktu yang lama.c. Paroxymal pain , yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan

    kuat sekali. )yeri tersebut biasanya menetap F $6:$7 menit, lalu

    menghilang, kemudian timbul lagi.3. )yeri berdasarkan berat ringannya

    a. )yeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas yang rendah

    9

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    10/23

    b. )yeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksic. )yeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi.

    4. )yeri berdasarkan waktu lamanya serangana. )yeri akut, yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan

    berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui

    dengan jelas. b. )yeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Pola

    nyeri ada yang nyeri timbul dengan periode yang diselingi inter?al

    bebas dari nyeri lalu nyeri timbul kembali. (dapula pola nyeri kronis

    yang terus:menerus terasa makin lama semakin meningkat

    intensitasnya walaupun telah diberikan pengobatan. Misalnya, pada

    nyeri karena neoplasma.

    Perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis

    )yeri akut )yeri kronis$. Gaktu kurang dari enam

    bulan%. Daerah nyeri terlokalisasi*. )yeri terasa tajam seperti

    ditusuk, disayat, dicubit.5. Respon sistem saraf simpatis /

    takikardi, peningkatanrespirasi, peningkatan tekanan

    darah, pucat, lembab,

    berkeringat, dan dilatasi pupil.7. Penampilan klien tampak

    cemas, gelisah, dan terjadi

    ketegangan otot.

    $. Gaktu lebih dari enam

    bulan%. Daerah nyeri menyebar *. )yeri terasa tumpul

    seperti ngilu, linu.5. Respon sistem saraf

    parasimpatis / penurunantekanan darah,

    bradikardia, kulit kering,

    panas, dan pupil

    konstriksi.7. Penampilan klien tampak

    depresi dan menarik diri.B. P "y #a# Rasa Ny !i

    Penyebab rasa nyeri menurut (smadi "%66=# antara lain/$. 3isik/ &rauma "trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun elektrik#,

    neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah. &rauma mekanik

    menimbulkan nyeri karena ujung:ujung saraf bebas mengalami

    kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka. &rauma termis

    menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan

    akibat panas, dingin. &rauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena

    pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri. )yeri

    10

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    11/23

    pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung:ujung saraf reseptor

    akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.%. Psikis/ &rauma psikologis

    )yeri yang disebabkan faktor psikologis merupakan nyeri yang

    dirasakan akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.

    $. %ak&'! Ya"( M )* "(a!+,i Ny !i3aktor yang mempengaruhi nyeri menurut Potter E Perry "%66;# adalah/$. Usia merupakan ?ariabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya

    pada anak:anak dan lansia. (nak yang masih kecil mempunyai kesulitan

    memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan perawat yang

    menyebabkan nyeri. emampuan klien lansia untuk menginterpretasikan

    nyeri dapat mengalami komplikasi dengan keberadaan berbagai penyakit

    disertai gejala samar:samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang

    sama.%. 'enis kelamin secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara

    bermakna dalam berespons terhadap nyeri. !eberapa kebudayaan yang

    mempengaruhi jenis kelamin. Misalnya, menganggap bahwa seorang

    anak laki:laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan anak

    perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama.*. ebudayaan, keyakinan dan nilai:nilai budaya mempengaruhi cara

    indi?idu mengatasi nyeri. -ndi?idu mempelajari apa yang diharapkan dan

    apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. al ini meliputi bagaimana

    bereaksi terhadap nyeri.5. (nsietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

    menimbulkan suatu perasaan ansietas. (pabila rasa cemas tidak

    mendapat perhatian maka rasa cemas dapat menimbulkan suatu masalah

    penatalaksanaan nyeri yang serius. )yeri yang tidak cepat hilang akan

    menyebabkan psikosis dan gangguan kepribadian.7. Pengalaman sebelumnya, pengalaman nyeri sebelumnya tidak selalu

    berarti bahwa indi?idu tersebut akan menerima nyeri dengan lebih

    mudah pada masa yang akan datang.;. eletihan dapat meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan

    menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunkan

    kemampuan koping. )yeri seringkali lebih berkurang setelah indi?idu

    mengalami suatu periode tidur yang lelap dibandingkan pada akhir hari

    yang melelahkan.

    11

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    12/23

    D. S&!a& (i P "a&alaksa"aa" Ny !iStrategi penatalaksanaan nyeri mencakup baik secara farmakologis maupun

    secara nonfarmakologis.$. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis.

    Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis yaitu kolaborasi dengan

    dokter dalam pemberian analgesik dan anestesi. (nalgesik merupakan

    metode yang umum untuk mengatasi nyeri. (nestesi lokal dan regional,

    anestesi lokal adalah suatu keadaan hilangnya sensasi pada lokalisasi

    bagian tubuh. (nalgesia 2pidural adalah suatu anestesia lokal dan terapi

    yang efektif untuk menangani nyeri pascaoperasi akut, nyeri persalian

    dan melahirkan, dan nyeri kronik, khususnya yang berhubungan dengan

    kanker "Potter E Perry, %66;#.%. Penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologis

    Metode pereda nyeri nonfarmakologi biasanya mempunyai resiko yang

    sangat rendah. Metode ini diperlukan untuk mempersingkat episode

    nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit "Smelt4er E

    !are, %66%#. Penatalaksanaan nyeri secara nonfarmakologis untuk

    mengurangi nyeri terdiri dari beberapa teknik diantaranya adalah/

    a. DistraksiDistraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain dan

    dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri bahkan

    meningkatkan toleransi terhadap nyeri "Potter E Perry, %66;#. b. Relaksasi

    &eknik relaksasi adalah tindakan relaksasi otot rangka yang

    dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan

    ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri "&amsuri, %66 #. &eknik

    relaksasi dapat dilakukan dengan cara melakukan teknik relaksasi

    napas.

    &eknik relaksasi adalah suatu bentuk tindakan keperawatan yang

    mana perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara

    melakukan napas dalam untuk mengurangi nyeri. Pasien dapat

    memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman.

    -rama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam

    hati dan lambat bersama setiap inhalasi "Ahirup, dua, tiga# dan

    ekshalasi "hembuskan, dua, tiga#. Pada saat perawat mengajarkan

    12

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    13/23

    teknik ini, akan sangat membantu bila menghitung dengan keras

    bersama pasien pada awalnya.

    (da tiga hal yang utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi

    yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh

    disokong "misal bantal menyokong leher#, persendian fleksi, dan

    otot:otot tidak tertarik "misal tangan dan kaki tidak disilangkan#.

    Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan:pelan

    memandang sekeliling ruangan.Untuk melestarikan muka, pasien

    dianjurkan sedikit tersenyum atau membiarkan geraham bawah

    kendor "Priharjo, %66%#.

    Menurut Potter E Perry "%66;# efek relaksasi antara lain/ Penurunan

    nadi, tekanan darah, dan pernapasan, penurunan konsumsi oksigen,

    penurunan ketegangan otot, peningkatan kesadaran global, kurang

    perhatian terhadap stimulus lingkungan, tidak ada perubahan posisi

    yang ?olunteer, perasaan damai dan sejahtera, periode kewaspadaan

    yang santai, terjaga, dan dalamc. -majinasi terbimbing

    -majinasi terbimbing adalah menggunakan imajinasi seseorang

    dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek

    positif tertentu "Smelt4er E !are, %66%#d. ipnosis

    ipnosis efektif dalam meredakan nyeri atau menurunkan jumlah

    analgesik yang dibutuhkan pada nyeri akut dan kronis "Smelt4er E

    !are, %66%#.

    2.-. PELAYANAN PADA TAHAP TERMINAL AKHIR HIDUP/%.7.$. PengertianPasien yang menuju akhir hidupnya, dan keluarganya, memerlukan asuhan

    yang terfokus akan kebutuhan mereka yang unik. Pasien dalam tahap terminal

    dapat mengalami gejala yang berhubungan dengan proses penyakit atau terapi

    kuratif atau memerlukan bantuan yang berhubungan dengan masalah:masalah

    psikososial, spiritual dan budaya yang berkaitan dengan kematian dan proses

    kematian. eluarga dan pemberi pelayanan dapat diberikan kelonggaran dalam

    melayani anggota keluarga pasien yang sakit terminal atau membantumeringankan rasa sedih dan kehilangan.

    13

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    14/23

    (. ondisi &erminal adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera atau

    penyakit dimana terjadi kerusakan organ multiple yang dengan pengetahuan

    dan teknologi kesehatan terkini tak mungkin lagi dapat dilakukan perbaikan

    sehingga akan menyebabkan kematian dalam rentang waktu yang singkat.

    Pengaplikasian terapi untuk memperpanjang8mempertahankan hidup hanya

    akan berefek dan memperlama proses penderitaan8sekarat pasien.!. Pasien &ahap &erminal adalah pasien dengan kondisi terminal yang makin

    lama makin memburuk 1. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam

    keadaan sehat maupun sakit.D. Mati linis adalah henti nafas "tidak ada gerak nafas spontan# ditambah henti

    sirkulasi "jantung# total dengan semua akti?itas otak terhenti, tetapi tidak

    ire?ersibel.2. Mati !iologis adalah proses mati8 rusaknya semua jaringan, dimulai dengan

    neuron otak yang menjadi nekrotik setelah kira:kira $ jam tanpa sirkulasi,

    diikuti oleh jantung, ginjal, paru dan hati yang menjadi nekrotik selama

    beberapa jam atau hari.3. Mati !atang 0tak adalah keadaan dimana terjadi kerusakan seluruh

    isisaraf8neuronal intrakranial yang tidak dapat pulih termasuk batang otak

    dan serebelum.+. (lat !antu )apas ">entilator #adalah alat yang digunakan untuk membantu

    sebagian atau seluruh proses ?entilasi untuk mempertahankan oksigenasi.. Witholding life support adalah penundaan bantuan hidup

    -. Withdro ing life suppor t adalah penghentian bantuan hidup'. Mengelola (khir ehidupan " !nd of "ife # adalah pelayanan tindakan

    penghentian bantuan hidup" Withdro inglife suppor t# atau penundaan

    bantuan hidup " Witholding life support)#. Informed Consent dalam profesi kedokteran adalah pernyataan

    setuju (consent) atau ijin dari seseorang "pasien# yang diberikan secara bebas,rasional, tanpa paksaan ($oluntary) terhadap tindakan kedokteran yang

    akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang

    cukup" informed # tentang kedokteran yang dimaksud.. Donasi 0rgan adalah tindakan memberikan organ tubuh dari donor kepada

    resipien.M. Perawatan Paliatif adalah upaya medik untuk meningkatkan atau

    mepertahankan kualitas hidup pasien dalam kondisi terminal.

    %.7.%. &ujuan

    14

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    15/23

    Pasien yang dalam proses kematian mempunyai kebutuhan khusus untuk

    dilayani dengan penuh hormat dan kasih. Untuk mencapai ini semua staf harus

    sadar akan uniknya kebutuhan pasien dalam keadaan akhir kehidupannya.

    Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek

    asuhan slama stadium akhir hidup. (suhan akhir kehidupan yang diberikan

    rumah sakit termasuk /(. Pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien

    dan keluarga!. Menyampaikan isu yang sensiti?e seperti autopsy dan donasi organ1. Menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budayaD. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan2. Memberikan respon pada masalah H masalah psikologis, emosional,

    spiritual dan budaya dari asien dan keluarganya.Untuk mencapai tujuan ini semua staf harus menyadari akan kebutuhan

    pasien yang unik pada akhir hidupnya "lihat juga P %.7, Maksud dan

    &ujuan#. Rumah Sakit menge?aluasi mutu asuhan akhir H kehidupan,

    berdasarkan e?aluasi "serta persepsi# keluarga dan staf, terhadap asuhan yang

    diberikan.

    %.7.*. ebijakanA. As* k K * !a0a&a"

    Masalah yang melingkupi k'" isi & !)i"al *asi " , yaitu mulai dari titik

    yang aktual dimana pasien dinyatakan kritis sampai diputuskankan

    meninggal dunia atau mati. Seseorang dinyatakan meninggal8 mati apabila

    fungsi jantung dan paru berhenti, kematian sistemik atau kematian sistem

    tubuh lainnya terjadi dalam beberapa menit, dan otak merupakan organ besar

    pertama yang menderita kehilangan fungsi yang ire?ersibel, selanjutnya

    organ:organ lain akan mati. Respon pasien dalam kondisi terminal sangatindi?idual tergantung kondisi fisik, psikologis, sosial yang dialami, sehingga

    dampak yang ditimbulkan pada tiap indi?idu juga berbeda. al ini

    mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien

    terminal. Menurut Elisa# &, K #l ! R'ss , M.D. , ada 7 fase menjelang

    kematian, yaitu /$. Denial (fase penyangkalan / pengingkaran diri)

    Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia menderita penyakit yang

    parah dan dia tidak dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkan mungkin mengingkarinya. Penyangkalan ini merupakan Mekanis

    15

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    16/23

    pertahanan yang acap kali ditemukan pada hampir setiap pasien pada

    saat pertama mendengar berita mengejutkan tentang keadaan dirinya.

    %. Anger ( fase kemarahan )&erjadi ketika pasien tidak dapat lagi mengingkari kenyataan bahwa ia

    akan meninggal. Masanya tiba dimana ia mengakui, bahwa kematian

    memang sudah dekat. &etapi kesadaran ini seringkali disertai dengan

    munculnya ketakutan dan kemarahan. emarahan ini seringkali

    diekspresikan dalam sikap rewel dan mencari:cari kesalahan pada

    pelayanan di rumah sakit atau di rumah. Umumnya pemberi pelayanan

    tidak menyadari, bahwa tingkah laku pasien sebagai ekspresi dari

    frustasi yang dialaminya.Sebenarnya yang dibutuhkan pasien adalah

    pengertian,bukan argumentasi:argumentasi dari orang:orang yang

    tersinggung oleh karena kemarahannya.*. Bargaining ( fase tawar menawar ).

    -ni adalah fase di mana pasien akan mulai menawar untuk dapat hidup

    sedikit lebih lama lagi atau dikurangi penderitaannya. Mereka bisa

    menjanjikan macam:macam hal kepada &uhan, I&uhan, kalau 2ngkau

    menyatakan kasih:Mu, dan keajaiban kesembuhan:Mu, maka aku akan

    mempersembahkan seluruh hidupku untuk melayaniMu.I5. Depresion (fase depresi)

    Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase depresi. Penderita

    merasa putus asa melihat masa depannya yang tanpa harapan.7. Acceptance (fase menerima / pasrah)

    &idak semua pasien dapat terus menerus bertahan menolak

    kenyataanyang ia alami. Pada umumnya, setelah jangka waktu tertentu

    mereka akan dapat menerima kenyataan, bahwa kematian sudah dekat.

    Mereka mulai kehilangan kegairahan untuk berkomunikasi dan tidak

    tertarik lagi dengan berita dan persoalan:persoalan di sekitarnya. Pasien

    dalam kondisi terminal akan mengalami berbagai masalah baikfisik,

    psikologis, maupun sosio:spiritual, antara lain/a. P!'#l ) 'ksi( "isasi @

    )afas tidak teratur, cepat atau lambat,pernafasan cheyne stokes,

    sirkulasi perifer menurun, perubahan mental@agitasi:gelisah, tekanan

    darah menurun, hypoksia, akumulasi sekret,nadiireguler.#. P!'#l ) li)i"asi

    onstipasi,medikasi atau imobilitas memperlambat peristaltik,

    kurang diet serat dan asupan makanan juga mempengaruhi

    16

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    17/23

    konstipasi,inkontinensia fekal bisa terjadi oleh karena pengobatan

    atau kondisi penyakit "missal 1a 1olon#, retensiurin, inkontinensia

    urin terjadi akibat penurunan kesadaran atau kondisi penyakit misal

    trauma medulla spinalis, oliguria terjadi seiring penurunan intake

    cairan atau kondisi penyakit misal gagal ginjal.5. P!'#l ) "+&!isi a" 5ai!a"

    (supan makanan dan cairan menurun,peristaltic menurun, distensi

    abdomen, kehilangan !!,bibir kering dan pecah:pecah, lidah kering

    dan membengkak, mual, muntah,cegukan, dehidrasi terjadi karena

    asupan cairan menurun.. P!'#l ) s+,+

    2kstremitas dingin,kedinginan sehingga harus memakai selimut

    . P!'#l ) s "s'!iPenglihatan menjadi kabur, refleJ berkedip hilang saat mendekati

    kematian,menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran

    menurun,kemampuan berkonsentrasi menjadi menurun.Penglihatan

    kabur,pendengaran berkurang, sensasi menurun.f. P!'#l ) "y !i

    (mbang nyeri menurun, pengobatan nyeri dilakukan secara intra

    ?ena, pasien harus selalu didampingi untuk menurunkann

    kecemasan dan meningkatkan kenyamanan(. P!'#l ) k+li& a" )'#ili&as

    Seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit

    sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.,. Masala,*sik'l'(is

    Pasien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak

    respon emosi, perasaan marah dan putus asa.B. P !a0a&a" Palia&if

    Perawatan paliatif bertujuan mencapai %uality of life dan %uality of

    death# Perawatan paliatif menyangkut psikologis, spiritualis, fisik, keadaan

    sosial.&erkait hal ini, memberikan pemahaman bagi keluarga dan pasien

    sangat penting agar keluarga mengerti betul bahwa pasien tidak akan

    sembuh,sehingga mereka akan memberikan perhatian dan kasih sayang

    diakhir kehidupan pasien tersebut.$. As* k M is

    ebanyakan kalangan dalam dunia kedokteran dan hukum sekarang ini

    mendefinisikan kematian dalam pengertian mati otak "M0# walaupun

    jantung mungkin masih berdenyut dan ?entilasi buatan "?entilator#

    dipertahankan.(kan tetapi banyak pula yang memakai konsep mati batang

    17

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    18/23

    otak "M!0#sebagai pengganti M0 dalam penentuan mati.Dengan

    meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kedokteran maka

    banyak pilihan pengobatan yang berguna memberi #a"&+a" ,i +* terhadap

    pasien tahap terminal. Pilihan ini seringkali menimbulkan dilemma terutama

    bagi keluarga pasien karena mereka menyadari bahwa tindakan tersebut

    bukan upaya penyembuhan dan hanya akan menambah penderitaan pasien.

    eluarga menginginkan sebuah proses di mana berbagai inter?ensi medis

    "misalnya pemakaian ?entilator# tidak lagi diberikan kepada pasien dengan

    harapan bahwa pasien akan meninggal akibat penyakit yangmendasarinya.

    etika keluarga8 wali meminta dokter ) "(, "&ika" #a"&+a" ,i +*

    " ithdro ing life suppor t#atau ) "+" a #a"&+a" ,i +* " ithholding life

    support #terhadap pasien tersebut, maka dokter harus menghormati pilihan

    tersebut. Pada situasi tersebut, dokter memiliki legalitas dimata hukum

    dengan syarat sebelum keputusan penghentian atau penundaan bantuan

    hidup dilaksanakan, tim dokter telah memberikan i"f'!)asi kepada

    keluarga pasien tentang kondisi terminal pasien dan pertimbangan keputusan

    keluarga 8 wali tertulis dalam informed consent.

    D. TATA LAKSANA1. (spek keperawatan

    a. (ssesmen eperawatanPerawat dapat berbagi penderitaan pasien menjelang ajal dan

    menginter?ensi dengan melakukan assesmen yang tepat sebagai

    berikut /$# (ssmen tingkat pemahaman pasien dan keluarga

    a# Closed a areness / pasien dan atau keluarga percaya bahwa

    pasien akan segera sembuh. b# &utual pretense / keluarga mengetahui kondisi terminal

    pasien dan tidak membicarakannya lagi, kadang H kadang

    keluarga menghindari percakapan tentang kematian demi

    menghindarkan dari tekanan.c# 'pen a areness / keluarga telah mengetahui tentang proses

    kematian dan tidak merasa keberatan untuk

    mempebincangkannya walaupun terasa sulit dan sakit.

    esadaran ini membuat keluarga mendapatkan kesempatan

    untuk menyelesaikan masalah H masalah, bahkan dapat

    18

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    19/23

    berpartisipasi dalam merencanakan pemakaman. Pada

    tahapan ini, perawat atau dokter dapat menyampaikan isu

    yang sensiti?e bagi keluarga seperti autopsi atau donasi

    organ. b. (ssesmen factor fisik pasien

    Pada kondisi terminal atau menjelang ajal pasien dihadapkan pada

    berbagai masalah menurunya fisik, perawat harus mampu mengenali

    perubahan fisik yang terjadi pada pasien terminal meliputi /$# Pernafasan "breath#

    a# (pakah teratur atau tidak teratur. b# (pakah ada suara napas tambahan seperti ronki, whee4ing,

    stridor, crackles, dll.c# (pakah terjadi sesak nafas.d# (pakah ada batuk , bila ada apakah produktif atau tidak.e# (pakah ada sputum, bila ada bagaimana jumlah warna, bau,

    dan jenisnya.f# (pakah memakai ?entilasi mekanik "?entilator# atau tidak

    %# ardio ?arkuler "blood#a# !agaimana irama jantung, apakah regular atau ireguler.

    b# !agaimana akral, apakah hangat, kering, merah, dingin,

    basah dan pucat.c# !agaimana pulsasi, apakah sangat kuat, kuat teraba, lemah

    teraba, hilang timbul atau tidak teraba.d# (pakah ada perdarahan atau tidak, bila ada dimana lokasinya.e# (pakah ada 1>1 atau tidak, bila ada berapa ukurannya

    dalam 1m %0.f# !erapa tensi dan M(P dalam ukuran mm g.g# ain H lainnya bila ada.

    *# Persyarafan " brain #a# !agaimana ukuran +1S dan total untuk mata, ?erbal, motoric

    dan kesadaran pasien. b# !erapa ukuran -1P dalam 1m %0.c# (pakah ada tanda &- seperti nyeri kepala atau muntah

    proyektil.d# !agaimana konjungti?a, apakah anemia atau kemerahan.

    5# Perkemihan "blader#a# !agaimana area genital, apakah bersih atau kotor.

    b# !erapa jumlah cairan masuk dalam hitungan cc8hari.c# !agaimana cara buang air kecil, apakah spontan atau dengan

    bantuan dower kateter.d# !agaimana produksi urine, berapa jumlah cc8jam, bagaimana

    warnannya, bagaimana baunya.7# Pencernaan "bowel#

    19

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    20/23

    a# !agaimana nafsu makan, apakah baik atau menurun. b# !agaimana porsi makan, habis atau tidak.c# Minum berapa cc8hari, dengan jenis cairan apa.d# (pakah mulut bersih, kotor dan berbau.e# !uang air besar berapa kali sehari, apakah teratur atau tidak,

    bagaimana konsistensi, warna dan bau feses.;# Musculoskeletal 8 -ntergumen

    a# !agaimana kemampuan pergerakan sendi, bebas, atau

    terbatas. b# !agaimana warna kulit, apakah ikterus, sianotik, kemerahan

    pucat atau hiperpigmentasi .c# (pakah ada odema atau tidak, bila ada dimana lokasinya.d# (pakah ada dekubitus atau tidak, bila ada dimana lokasinya.e# (pakah ada luka atau tidak bila ada dimana lokasinya dan

    apajenis lukanya.f# (pakah ada kontraktur atau tidak, bila ada dimana lokasinya.g# (pakah ada fraktur atau tidak, bila ada dimana lokasinya dan

    apajenis frakturnya.h# (pakah ada jalur infus atau tidak bila ada dimana lokasinya.

    c. (ssesmen tingkat nyeri pasienakukan asesmenrasa nyeri pasien.!ila nyeri sangat mengganggu,

    makasegera lakukan menajemen nyeri yang memadai.d. (ssesmen faktor kulturpsikososial

    $# Ta,a* D "ial / (sesmen pengetahuan pasien, kecemasan pasien

    danpenerimaan pasien terhadap penyakit, pengobatan dan

    hasilnya.%# Ta,a* A"( ! / pasien menyalahkan semua orang, emosi

    tidakterkendali, komunikasi ada dan tiada, orientasi pada diri

    sendiri.*# Ta,a*a" Ba!(ai"i"( / pasien mulai menerima keadaan dan

    berusahauntuk mengulur waktu, rasa marah sudah berkurang.5# Ta,a*a" D *! si / (sesmen potensial bunuh diri, gunakan

    kalimatterbuka untuk mendapatkan data dari pasien .7# Ta,a*a" A55 *&a"5 /(sesmen keinginan pasien

    untukistirahat8menyendiri.e. (ssessment faktor spiritual

    (sesmen kebutuhan pasien akan bimbingan rohani atau seseorang

    yangdapat membantu kebutuhan spiritualnya, biasanya pada saat

    pasien sedang berada di tahapan bargaining.2. (spek medis

    20

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    21/23

    a. I"& !6 "si M is etika pasien mengalami cedera berat atau sakit

    yangserius,maka beberapa inter?ensi medis dapat memperpanjang

    hidup pasien, sebagai berikut/$# &indakan Resusitasi 'antung Paru 0tak "R'P0#

    Pemberian bantuan hidup dasar dan lanjut kepada pasien yangmengalami henti napas atau henti jantung. R'P0 diindikasikan

    untuk pasien yang tidak bernapas dan tidak menunjukan tanda

    Htanda sirkulasi, dan tanpa instruksi D)R di rekam medisnya.%# Pemakaian (lat >entilasi Mekanik ">entilator#

    Pemakaian ?entilator,ditujukan untuk keadaan tertentu karena

    penyakityang berpotensi atau menyebabkan gagal napas.*# Pemberian )utrisi

    a# eeding ube , Seringkali pasien sakit terminal tidak

    bisa mendapatkan makanan lewat mulut langsung,

    sehingga perlu dilakuan pemasangan feeding tube untuk

    memenuhi nutrisi pasien tersebut. b# Parenteral *utrition , adalah sebuah upaya untuk

    mengirim nutrisi secara langsung ke dalam pembuluh

    darah, yang berguna untuk menjaga kebutuhan nutrisi

    pasien5# &indakan Dialisis

    indakan dialysis diberikan pada pasien terminal yang

    mengalami penurunan fungsi ginjal, baik yang akut maupun

    yang ronik dengan 3+ K $7 m 8menit. Pada keadaan ini

    fungsi ginjal sudah sangat menurun sehingga terjadi akumulasi

    toksin dalam tubuh yang disebut sebagai uremia.7# Pemberian (ntibiotik

    Pasien terminal, memiliki risiko infeksi berat 7:$6 kali lebih

    tinggi dibandingkan pasien lainnya. -nfeksi berat ini paling

    sering ditemukan pada saluran pernapasan,

    salurankemih,peredaran darah, atau daerah trauma8operasi.

    -nfeksi tersebut menyebabkan peningkatan morbiditas dan

    mortalitas, pemanjangan masa perawatan, dan pembengkakan

    biaya perawatan. Penyebab meningkatnya risiko infeksi ini

    bersifat multifaktorial,meliputi penurunan fungsi imun,

    gangguan fungsi barrier usus,penggunaan antibiotik spektrum

    21

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    22/23

    luas, katekolamin, penggunaan preparat darah, atau dari alat

    kesehatan yang digunakan "seperti?entilator#.

    Pasien menderita penyakit terminal dengan prognose yang

    buruk hendaknya diinformasikan lebih dini untuk menolak atau

    menerima bila dilakukan resusitasi maupun ?entilator.

    #. Withdra ing life support dan ith holding life support Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian bantuan hidup

    ( ithdra ing life support) dan penundaan bantuan hidup

    ( ithholdinglife support) yang dilakukan pada pasien yang dirawat di

    ruang rawat intensif care# # eputusan ithdra ing + ithholding

    adalahkeputusan medis dan etis yang dilakukan oleh * "tiga# dokter

    yaitu dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki

    kompetensi dan % "dua#orang dokter lain yang ditunjuk oleh komite

    medis rumah sakit.(dapun persyaratan ithdra ing life support

    , ithholding life support sebagai berikut /$. Informed Consent Pada keadaan khusus, dimana perlu adanya

    tindakanpenghentian8penundaan bantuan hidup

    ( ithdra ing+ ithholding lifesupport) pada seorang pasien,

    maka harus mendapat persetujuan keluarga terdekat

    pasien.Persetujuan penghentian8penundaan bantuan hidup oleh

    keluarga terdekat pasien harus diberikan secara tertulis " ritten

    consent # dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam 3ormulir

    Pernyataan Pemberian -nformasi ondisi &erminal yang

    disimpan dalam rekam medis pasien, dimana pernyataan

    tersebut diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan dari tim

    DP'P yang bersangkutanmengenai beberapa hal sebagai berikut/%. Diagnosis / &emuan klinis dan hasil pemeriksaan medis sampai

    saat tersebut.

    22

  • 7/24/2019 Pedoman Pelayanan Pasien-doc

    23/23

    BAB III

    PENUTUP

    Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakitmaka pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit sangatlah penting. Melalui

    kegiatan akreditas ini diharapkan terjadi penurunan insiden sehingga dapat lebih

    meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit. Program eselamatan

    Pasien merupakan ne$er ending proses, karena itu diperlukan budaya termasuk moti?asi

    yang cukup tinggi untuk bersedia melaksanakan program keselamatan pasien secara

    berkesinambungan dan berkelanjutan.

    23